BAGAIMANA MEMILIH JENIS KABEL LISTRIK YANG BENAR

Jenis-jenis kabel dan Spesifikasinya
Kabel Listrik merupakan hal yang paling utama pada suatu Instalasi Listrik, dan masih ada berbagai jenis kabel listrik yang bisa kita gunakan buat instalasi listrik.
Namun perlu diingat bahwa jenis kabel yg akan kita pakai harus sinkron menggunakan spesifikasi kabel tersebut.
Penggunaan Kabel listrik yang tidak sesuai menggunakan pemakaian di lapangan, bisa menyebabkan aneka macam kerugian, bahkan bisa menyebabkan kerusakan yang fatal
Oleh karena itu, penggunaan kabel listrik wajib sahih-benar diperhatikan, pada memilih jenis kabel serta buat apa kabel tadi dipakai.
Apa itu Kabel listrik ?

Kabel listrik merupakan suatu bahan jenis penghantar yang dipakai sebagai wadah buat menghantarkan listrik dalam suatu jaringan listrik berdasarkan satu tempat ke loka lain.
Kabel Listrik adalah Bagian yg paling krusial pada setiap instalasi listrik.
Dalam setiap instalasi listrik pasti memerlukan kabel, serta pemakaian kabel listrik ini wajib disesuaikan menggunakan kebutuhan serta kegunaannya.
Ada poly jenis kabel listrik yg tersedia, berbagai jenis kabel listrik ini memiliki perbedaan serta manfaatnya masing – masing.
Baik disparitas kabel listrik menurut bentuk, berukuran, jenis bahan penghantarnya serta jenis isolasi yg menyelubungi penghantar tadi.
Kabel listrik juga dapat dibedakan dari seberapa akbar Tegangan listrik yang mengalir dalam kabel tadi.
Klasifikasi besar tegangan Listrik
  • LV (Low Voltage)
Kabel listrik (Low Voltage) sekitar 50 volt – 1000 volt (1 KV)
  • MV (Medium Voltage)
Kabel listrik tegangan menengah (Medium Voltage) sekitar 1000 Volt (1 KV) – 36.000 Volt (36 KV)
  • HV (High Voltage)
Kabel listrik tegangan Tinggi (High Voltage) sekitar 36.000 Volt (36 KV) – 150.000 Volt (150 KV)
Baca juga: Cara menentukan berukuran kabel
Kabel listrik LV.
Tegangan yang paling banyak kita gunakan merupakan jaringan listrik menggunakan tegangan rendah atau LV (Low Voltage) menggunakan kisaran tegangan 50 Volt sampai menggunakan 1000 Volt (1 KV).
Secara umum beberapa jenis kabel yg paling acapkali kita gunakan pada suatu instalasi listrik khususnya buat jaringan listrik bertegangan rendah (Low Voltage) adalah sebagai berikut :

Jenis Kabel Listrik menggunakan Spesifikasi LV (Low Votage)

Berikut beberapa jenis Kabel listrik buat Tegangan rendah atau Low Voltage (LV), baik kabel yg berbahan tembaga dan yg berbahan Aluminium.
Kabel Listrik tipe NYA
Spesifikasi :
  • Kabel NYA terbuat menurut bahan Tembaga
  • Kabel jenis ini biasa digunakan buat instalasi tempat tinggal .
  • Kabel jenis ini digunakan buat instalasi jaringan udara (bukan buat kabel tanah).
  • Dipasang didalam pipa conduit atau bisa jua dipasang terbuka tanpa pipa namun pada tempat yang kemarau.
  • Berbahan isolasi PVC (Poly Vinyl Chloride) satu lapis.
  • Penghantar berbahan tembaga tunggal.

Kabel Listrik tipe NYM
Spesifikasi :
  • Kabel NYM terbuat berdasarkan bahan Tembaga
  • Kabel ini tak jarang digunakan buat instalasi tempat tinggal .
  • Dapat digunakan buat pemasangan kabel di dalam beton kemarau (Plasteran).
  • Pemasangan menggunakan pipa conduit atau mampu juga dipasang terbuka tetapi di tempat yang kemarau.
  • Berbahan isolasi PVC (Poly Vinyl Chloride) tiga lapisan.
  • Penghantar berbahan tembaga tunggal.

Kabel Listrik tipe NYAF
Spesifikasi :
  • Kabel NYAF terbuat berdasarkan bahan Tembaga.
  • Kabel ini seringkali digunakan jua untuk instalasi tempat tinggal . Dan dipakai buat kabel didalam alat-alat listrik.
  • Pemasangan kabel pada dalam pipa PVC buat pemasangan kabel pada dalam beton kemarau (Plasteran).
  • Pemasangan menggunakan pipa conduit atau mampu juga dipasang terbuka tetapi di tempat yang kemarau.
  • Berbahan isolasi PVC (Poly Vinyl Chloride) satu lapis.
  • Penghantar berbahan tembaga serabut fleksibel.

Kabel Listrik tipe NYMHY
Spesifikasi :
  • Kabel NYMHY terbuat dari bahan Tembaga
  • Kabel ini seringkali jua dipakai buat instalasi tempat tinggal .
  • Pemasangan dapat dipakai buat kabel tanah.
  • Dapat digunakan di tempat yang kemarau maupun loka lembab / basah.
  • Berbahan isolasi PVC (Poly Vinyl Chloride) 2 lapis.
  • Penghantar berbahan tembaga serabut fleksibel.

Kabel Listrik tipe NYY
Spesifikasi :
  • Kabel NYY terbuat menurut bahan Tembaga.
  • Dapat dipakai buat pada pada ruangan maupun diluar ruangan.
  • Pemasangan dapat dipakai buat kabel tanah.
  • Dapat digunakan di tempat yang kemarau maupun loka lembab / basah.
  • Berbahan isolasi PVC (Poly Vinyl Chloride) 2 lapis.
  • Penghantar berbahan tembaga tunggal atau lilitan tembaga keras.

Kabel Listrik tipe NYFGbY
Spesifikasi :
  • Kabel NYFGbY terbuat berdasarkan bahan Tembaga
  • Dapat dipakai buat pada pada ruangan maupun diluar ruangan.
  • Pemasangan spesifik digunakan buat kabel tanah (kabel tanam).
  • Dapat digunakan di tempat yang kemarau maupun loka lembab / basah.
  • Berbahan isolasi PVC (Poly Vinyl Chloride) berlapis, dan satu lapisan dilindungi plat logam atau lilitan dawai baja menjadi pelindung dari tekanan atau benturan.
  • Penghantar berbahan tembaga tunggal atau lilitan tembaga keras.

Kabel Listrik tipe NFA2X
Spesifikasi :
  • Kabel NFA2X terbuat menurut bahan Aluminium.
  • Khusus dipakai buat pemakaian diruangan terbuka (Outdoor)
  • Pemakaian kabel ini dibuat khusus buat jaringan udara (Kabel gantung)
  • Berbahan isolasi XLPE (crosslinked polyethylene) satu lapis.
  • Penghantar berbahan aluminium berlilit.

Kabel Listrik tipe NFA2X-T
Spesifikasi :
  • Kabel NFA2X-T terbuat menurut bahan Aluminium.
  • Khusus dipakai buat pemakaian diruangan terbuka (Outdoor)
  • Pemakaian kabel ini didesain spesifik untuk jaringan udara (kabel gantung)
  • Berbahan isolasi XLPE (crosslinked polyethylene) satu lapis.
  • Penghantar berbahan aluminium berlilit
  • Kabel NFA2X dengan Kabel NFA2X-T mempunyai disparitas, yaitu kabel NFA2X-T memiliki kabel netral menggunakan inti yg spesifik dirancang sebagai penggantung kabel tadi.

Lalu bagaimana menentukan jenis kabel listrik yang sinkron?
Sebagai contoh:
1. Jika kita hendak menentukan kabel listrik yg akan dipasang didalam tanah (Kabel Tanam), maka sebaiknya menentukan jenis Kabel yg tahan terhadap genangan air, tahan terhadap tekanan mekanis, tahan benturan, memiliki Isolasi yg berlapis.
Kabel listrik yang sangat cocok untuk kable tanam didalam tanah adalah Kabel listrik dengan Tipe NYFGbY.
2. Apabila kita hendak menentukan Kabel Listrik yang akan dipasang diatas Tiang-tiang listrik.
Atau menggunakan kata lain kita hendak memilih kabel listrik untuk dipasang pada jaringan udara.
Maka kita wajib menentukan jenis kabel yang lentur, ringan, nir mudah putus, bisa digantung, serta memiliki isolasi yang tebal.
Kabel listrik yg sangat sinkron buat pemasangan diatas tiang atau Jaringan Udara adalah Kabel listrik yang berbahan Aluminium dengan Tipe NFA2X atau NFA2X-T.
Demikianlah penerangan mengenai kegunaan beberapa jenis kable LV yg biasa kita pakai, semoga bisa menambah pengetahuan serta menjadi liputan yang berguna buat kita semua.
cara flexi
Dikutip dari berbagai sumber

BAGAIMANA CARA MENENTUKAN UKURAN KABEL LISTRIK YANG BENAR

Memilih ukuran kabel yg sesuai menggunakan KHA.
Apa yg dimaksud menggunakan memilih Kabel listrik sesuai dengan KHA?
Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampangnya masing-masing, semakin besar penampang kabel tentunya kemampuan hantar arusnya pula semakin akbar.
KHA adalah:
Seberapa akbar arus listrik yg dapat dibebankan dalam suatu kabel listrik diklaim menggunakan Kemampuan Hantar Arus atau KHA.
Sebelum kita memasang suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 3 (3) phase juga instalasi listrik 1 (satu) phase, dibutuhkan banyak sekali perhitungan yang benar buat memilih bahan – bahan listrik yg akan digunakan.
Hal yg paling penting pada suatu instalasi listrik, adalah bagaimana menentukan jenis dan ukuran Penghantar kabel listrik yg tepat.
Baca jua: Rumus menghitung daya listrik

Kabel yang terdapat pada suatu instalasi listrik, memiliki jumlah yg tidak sinkron menurut jenis instalasi yg dipasang, baik itu instalasi listrik 1 Phase dan tiga Phase.
Dua jenis Instalasi listrik:
  • Instalasi listrik 1 (satu) phase
Instalasi listrik 1 (satu) phase adalah instalasi listrik yg biasanya memakai jaringan 3 (3) kabel penghantar utama, yaitu:
  1. Kabel Phase (umumnya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  3. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 1 phase biasanya yg paling poly kita pakai pada instalasi listrik dirumah.
Listrik 1 (satu) phase umumnya mempunyai tegangan antara Phase menggunakan Netral sebanyak 220 Vac.
  • Instalasi listrik 3 (3) phase
Instalasi listrik 3 (3) phase adalah instalasi listrik dengan menggunakan jaringan 5 (lima) kabel penghantar utama, yaitu:
Old Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (umumnya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Phase S (umumnya memakai kabel berwarna kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya memakai kabel berwarna biru)
  4. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)
New Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (umumnya menggunakan kabel berwarna Merah)
  2. Kabel Phase S (biasanya menggunakan kabel berwarna Kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya menggunakan kabel berwarna Hitam)
  4. Kabel Netral (umumnya memakai kabel berwarna Biru)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 3 (3) phase biasanya digunakan khusus untuk kebutuhan suatu usaha, pabrik atau industri, dan memiliki tegangan sebesar 380 Volt
Ingat :
Pastikan disetiap instalasi listrik yg terpasang dilengkapi dengan kabel grounding.

Setiap instalasi diharapkan mempunyai standarisasi warna kabel penghantar, ini bertujuan buat mempermudah dalam pemasangan dan perbaikan nantinya.
Hal yang terpenting pada pemasangan suatu instalasi listrik, merupakan bagaimana memilih dan menentukan ukuran kabel penghantar listrik.
Kabel listrik yg akan digunakan dalam instalasi listrik tersebut wajib bisa dibebani menggunakan banyak sekali daya listrik berdasarkan banyak sekali peralatan listrik yg dipakai.
Mengapa berukuran kabel wajib diadaptasi menggunakan beban yg ada?
Kabel listrik berfungsi buat menghantarkan arus listrik berdasarkan asal listrik menuju beban daya suatu indera listrik.
Semakin akbar daya dari banyak sekali indera listrik yang digunakan tentunya akan membutuhkan ukuran kabel yang akbar juga.
Karena apabila beban arus yg akbar ditanggung oleh penghantar yang memiliki ukuran kecil atau melebihi kemampuan hantarnya, ini akan mengakibatkan suhu kabel sebagai panas, bahkan bisa menyebabkan kabel tadi terbakar.
Karena itulah dalam menentukan berukuran kabel buat suatu instalasi listrik merupakan hal yg sangat penting.
Kesalahan pada menentukan berukuran kabel yang terlalu kecil bisa menyebabkan resiko bahaya yg fatal (kebakaran).
Baca jua: memilih jenis kabel
Bagaimana bila kabel yang kita pakai memiliki ukuran yg lebih mini berdasarkan beban arus yg ditanggungnya ?
Seperti yg kita bahas sebelumnya, bila ukuran kabel terlalu mini dapat mengakibatkan suhu kabel penghantar tadi menjadi panas serta bahkan sanggup terbakar.
Selain itu berukuran kabel yg terlalu kecil pula bisa menyebabkan kerugian tegangan yang lebih besar (Tegangan Drop).
Bagaimana bila kita menggunakan kabel yg mempunyai berukuran jauh lebih akbar, melebihi Total Arus listrik yang ada ?
Jika kita menggunakan kabel penghantar listrik yang lebih besar , dan bahkan jauh melebihi kebutuhan total arus listrik yg akan ditanggung kabel tersebut, hal ini memang jauh lebih baik.
Jika kemampuan hantar Arus kabel yang dipakai jauh lebih besar melebihi beban arus maksimal dalam instalasi tersebut, Kabel nir akan mengalami peningkatan suhu.
Namun apabila dicermati menurut segi porto (ekonomi), Harga beli kabel akan sebagai meningkat, serta hal ini menjadi suatu pemborosan porto.
Apa yg dimaksud dengan ukuran kabel listrik

Lalu bagaimana menentukan berukuran kabel penghantar yg sahih?

Untuk menentukan ukuran kabel yang akan kita gunakan buat pemasangan suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 1 (satu) phase juga instalasi listrik 3 (tiga) phase, wajib diketahui terlebih dahulu seberapa besar beban arus (Ampere) aporisma yg akan ditanggung kabel penghantar tersebut.
Cara menghitung arus listrik dengan Hukum Ohm
Setelah beban arus maksimal diketahui, selanjutnya kita bisa memilih ukuran kabel penghantar sinkron dengan Tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA) di bawah ini :
Tabel Kemampuan Hantar Arus suatu kabel penghantar

Sebagai model :
1. Suatu instalasi listrik 1 phase, memiliki beban arus listrik maksimal sebesar 100 Ampere, maka kita bisa memakai kabel dengan kemampuan hantar arus yang lebih akbar kurang lebih 125 % menurut 100 Ampere.
125 % x Arus maksimal
125 % x 100 Ampere = 125 Ampere.
Kemudian kita sanggup lihat di tabel KHA diatas, berukuran kabel yang mampu menghantarkan arus sebesar 125Amp.
Jika pada tabel tidak ada yg 125Amp, kita bisa memilih akbar arus yg mendekati , namun ingat jangan menentukan nilai arus yang lebih rendah berdasarkan 125Amp.
Dari Tabel KHA diatas, maka yang mendekati adalah 135 Amp.
Maka kita mampu menentukan kabel yg mampu menghantarkan arus sebesar 135 Amp, yaitu kabel menggunakan ukuran penampang sebesar 35 mm2.
Maka usahakan kita menggunakan Kabel listrik dengan berukuran 35 mm2.
2. Suatu instalasi listrik 3 Phase, memiliki beban maksimal tiap phasenya merupakan sebesar 200 Ampere, maka berukuran Kabel listrik yg akan kita pakai usahakan yang mempunyai kemampuan Hantar Arus sebesar :
125 % x Arus maksimal
125 % x 200 = 250 Ampere.
Sama halnya menggunakan perhitungan pertama, kita sanggup lihat dari Tabel KHA diatas, Kabel yang bisa menghantarkan arus sebanyak 250 Amp adalah Kabel menggunakan berukuran penampang 95 mm2.
Maka berukuran kabel yg sinkron buat Instalasi listrik tersebut adalah kabel menggunakan berukuran 95mm2.
Demikianlah artikel tentang bagaimana cara memilih berukuran kabel penghantar listrik yang benar dari kemampuan hantar arus (KHA) kabel tadi.
Selain itu, hal yg perlu kita perhatikan jua, merupakan menentukan jenis penghantar yang sinkron dengan kebutuhan suatu instalasi, serta hal ini akan kita bahas pada artikel yg berikutnya.
Jenis-jenis Kabel listrik serta kegunaannya
Semoga berguna !
CARA FLEXI
Dikutip dari banyak sekali sumber

BAGAIMANA CARA MENENTUKAN UKURAN KABEL LISTRIK YANG BENAR

Memilih ukuran kabel yang sesuai dengan KHA.
Apa yg dimaksud menggunakan menentukan Kabel listrik sesuai menggunakan KHA?
Kabel listrik memiliki berukuran luas penampangnya masing-masing, semakin akbar penampang kabel tentunya kemampuan hantar arusnya juga semakin besar .
KHA adalah:
Seberapa akbar arus listrik yang bisa dibebankan pada suatu kabel listrik diklaim dengan Kemampuan Hantar Arus atau KHA.
Sebelum kita memasang suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 3 (3) phase maupun instalasi listrik 1 (satu) phase, diharapkan berbagai perhitungan yg benar untuk menentukan bahan – bahan listrik yang akan dipakai.
Hal yg paling penting pada suatu instalasi listrik, adalah bagaimana memilih jenis dan ukuran Penghantar kabel listrik yang tepat.
Baca jua: Rumus menghitung daya listrik

Kabel yang masih ada dalam suatu instalasi listrik, memiliki jumlah yg tidak selaras berdasarkan jenis instalasi yang dipasang, baik itu instalasi listrik 1 Phase dan tiga Phase.
Dua jenis Instalasi listrik:
  • Instalasi listrik 1 (satu) phase
Instalasi listrik 1 (satu) phase merupakan instalasi listrik yg umumnya memakai jaringan tiga (3) kabel penghantar primer, yaitu:
  1. Kabel Phase (biasanya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  3. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 1 phase biasanya yang paling banyak kita gunakan pada instalasi listrik dirumah.
Listrik 1 (satu) phase biasanya memiliki tegangan antara Phase menggunakan Netral sebesar 220 Vac.
  • Instalasi listrik 3 (3) phase
Instalasi listrik 3 (3) phase adalah instalasi listrik dengan menggunakan jaringan 5 (lima) kabel penghantar utama, yaitu:
Old Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (biasanya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Phase S (umumnya memakai kabel berwarna kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya memakai kabel berwarna biru)
  4. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)
New Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (biasanya memakai kabel berwarna Merah)
  2. Kabel Phase S (umumnya memakai kabel berwarna Kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya menggunakan kabel berwarna Hitam)
  4. Kabel Netral (umumnya memakai kabel berwarna Biru)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 3 (3) phase biasanya digunakan khusus untuk kebutuhan suatu usaha, pabrik atau industri, dan memiliki tegangan sebesar 380 Volt
Ingat :
Pastikan disetiap instalasi listrik yang terpasang dilengkapi menggunakan kabel grounding.

Setiap instalasi diperlukan memiliki standarisasi warna kabel penghantar, ini bertujuan buat mempermudah pada pemasangan serta perbaikan nantinya.
Hal yang terpenting dalam pemasangan suatu instalasi listrik, merupakan bagaimana menentukan serta memilih berukuran kabel penghantar listrik.
Kabel listrik yg akan dipakai dalam instalasi listrik tersebut wajib bisa dibebani menggunakan aneka macam daya listrik menurut banyak sekali peralatan listrik yang dipakai.
Mengapa berukuran kabel wajib diadaptasi menggunakan beban yang ada?
Kabel listrik berfungsi buat menghantarkan arus listrik berdasarkan asal listrik menuju beban daya suatu alat listrik.
Semakin akbar daya menurut banyak sekali indera listrik yang dipakai tentunya akan membutuhkan ukuran kabel yg akbar juga.
Karena bila beban arus yg akbar ditanggung sang penghantar yang memiliki ukuran kecil atau melebihi kemampuan hantarnya, ini akan mengakibatkan suhu kabel menjadi panas, bahkan dapat mengakibatkan kabel tersebut terbakar.
Karena itulah dalam menentukan ukuran kabel buat suatu instalasi listrik merupakan hal yang sangat krusial.
Kesalahan pada menentukan ukuran kabel yang terlalu mini dapat menyebabkan resiko bahaya yang fatal (kebakaran).
Baca jua: memilih jenis kabel
Bagaimana bila kabel yang kita pakai memiliki ukuran yang lebih mini dari beban arus yang ditanggungnya ?
Seperti yg kita bahas sebelumnya, jika berukuran kabel terlalu mini bisa mengakibatkan suhu kabel penghantar tersebut menjadi panas serta bahkan bisa terbakar.
Selain itu ukuran kabel yg terlalu kecil pula bisa mengakibatkan kerugian tegangan yang lebih besar (Tegangan Drop).
Bagaimana kalau kita menggunakan kabel yang memiliki ukuran jauh lebih besar , melebihi Total Arus listrik yg terdapat ?
Jika kita memakai kabel penghantar listrik yg lebih besar , serta bahkan jauh melebihi kebutuhan total arus listrik yang akan ditanggung kabel tadi, hal ini memang jauh lebih baik.
Jika kemampuan hantar Arus kabel yang digunakan jauh lebih akbar melebihi beban arus aporisma dalam instalasi tersebut, Kabel tidak akan mengalami peningkatan suhu.
Namun jika ditinjau menurut segi biaya (ekonomi), Harga beli kabel akan sebagai meningkat, dan hal ini menjadi suatu pemborosan porto.
Apa yg dimaksud menggunakan berukuran kabel listrik

Lalu bagaimana memilih ukuran kabel penghantar yg sahih?

Untuk memilih berukuran kabel yg akan kita pakai buat pemasangan suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 1 (satu) phase maupun instalasi listrik 3 (3) phase, wajib diketahui terlebih dahulu seberapa akbar beban arus (Ampere) aporisma yang akan ditanggung kabel penghantar tadi.
Cara menghitung arus listrik dengan Hukum Ohm
Setelah beban arus maksimal diketahui, selanjutnya kita mampu memilih berukuran kabel penghantar sesuai dengan Tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA) di bawah ini :
Tabel Kemampuan Hantar Arus suatu kabel penghantar

Sebagai model :
1. Suatu instalasi listrik 1 phase, mempunyai beban arus listrik aporisma sebesar 100 Ampere, maka kita dapat memakai kabel menggunakan kemampuan hantar arus yg lebih besar lebih kurang 125 % dari 100 Ampere.
125 % x Arus maksimal
125 % x 100 Ampere = 125 Ampere.
Kemudian kita sanggup lihat pada tabel KHA diatas, ukuran kabel yang mampu menghantarkan arus sebesar 125Amp.
Jika pada tabel tidak ada yang 125Amp, kita dapat menentukan akbar arus yang mendekati , tetapi jangan lupa jangan memilih nilai arus yang lebih rendah menurut 125Amp.
Dari Tabel KHA diatas, maka yang mendekati adalah 135 Amp.
Maka kita bisa menentukan kabel yg sanggup menghantarkan arus sebesar 135 Amp, yaitu kabel menggunakan ukuran penampang sebanyak 35 mm2.
Maka sebaiknya kita menggunakan Kabel listrik menggunakan berukuran 35 mm2.
2. Suatu instalasi listrik 3 Phase, memiliki beban maksimal tiap phasenya adalah sebesar 200 Ampere, maka berukuran Kabel listrik yg akan kita gunakan sebaiknya yang memiliki kemampuan Hantar Arus sebesar :
125 % x Arus maksimal
125 % x 200 = 250 Ampere.
Sama halnya menggunakan perhitungan pertama, kita sanggup lihat menurut Tabel KHA diatas, Kabel yang bisa menghantarkan arus sebesar 250 Amp adalah Kabel dengan ukuran penampang 95 mm2.
Maka berukuran kabel yang sinkron untuk Instalasi listrik tersebut merupakan kabel menggunakan berukuran 95mm2.
Demikianlah artikel mengenai bagaimana cara memilih ukuran kabel penghantar listrik yg benar menurut kemampuan hantar arus (KHA) kabel tersebut.
Selain itu, hal yang perlu kita perhatikan juga, merupakan menentukan jenis penghantar yang sesuai dengan kebutuhan suatu instalasi, dan hal ini akan kita bahas pada artikel yang berikutnya.
Jenis-jenis Kabel listrik serta kegunaannya
Semoga berguna !
CARA FLEXI
Dikutip dari berbagai asal

BELAJAR MEMASANG INSTALASI LISTRIK DI RUMAH PANDUAN LENGKAP

Panduan bagi anda yg ingin belajar bagaimana caranya memasang Instalasi Listrik di tempat tinggal .
Bagi anda yg memiliki hasrat buat belajar bagaimana caranya memasang Instalasi Listrik pada Rumah, pada artikel kali ini kita akan coba menyebarkan tentang Panduan Lengkap Memasang Instalasi Listrik di rumah.
Baca pula: Sudah Amankah Instalasi Listrik di tempat tinggal anda
Listrik mempunyai aneka macam manfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, dan pemasangan instalasi listrik pada rumah tentunya bisa diubahsuaikan menggunakan berbagai kebutuhan pemilik tempat tinggal itu sendiri.
Oleh karenanya sebelum memasang Instalasi listrik pada tempat tinggal , hal pertama yg wajib kita lakukan adalah Apa saja kebutuhan alat listrik pada tempat tinggal anda?

Belajar Memasang Instalasi Listrik pada rumah


Langkah Pertama
Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memasang Instalasi Listrik pada tempat tinggal , adalah:
A. Ukuran Rumah
Berapa berukuran Panjang dan Lebar rumah anda?
Hal ini perlu diketahui untuk menentukan seberapa panjang kabel-kabel yang diperlukan untuk jalur primer Instalasi Listrik.
B. Ukuran Ruangan
Berapa ukuran masing-masing ruangan pada dalam tempat tinggal anda?
Baca pula: Cara sederhana menghitung kebutuhan Lampu suatu Ruangan
Ukuran ruangan ini penting diketahui buat memilih seberapa banyak Kabel, Lampu, Fiting dan Saklar yg akan dipasang pada masing-masing ruangan tersebut.
C. Jumlah Ruangan
Berapa banyak Ruangan yg terdapat pada dalam rumah anda?
Banyaknya ruangan akan menentukan seberapa banyak Stop kontak yang dibutuhkan, serta diadaptasi menggunakan seberapa banyak stop kontak yg akan anda pasang di masing-masing ruangan di rumah, Kebutuhan Stop hubungan pada rumah tentunya berbeda-beda sesuai dengan impian pemilik rumah.
D. Daya Listrik terpasang
Berapa daya listrik yang terpasang dirumah anda?
Besar Daya juga krusial diketahui buat menentukan ukuran MCB yang akan dipakai pada pada rumah, dan untuk menentukan berukuran Kabel yg akan dipakai pada Instalasi listrik.
Baca pula: Menentukan Ukuran Kabel
Baca pula: Menentukan Ukuran Ampere MCB
Untuk Rumah bertingkat, atau yg mempunyai berukuran cukup luas sebaiknya Pemasangan Instalasi dibagi sebagai beberapa Grup, dengan menggunakan beberapa MCB yang dipasang dalam satu loka yg disebut menggunakan PHB (Papan Hubung Bagi).
Tujuan Pembagian Instalasi Listrik menjadi beberapa Grup, antara lain:
  • Memudahkan kita melakukan pemugaran serta mengidentifikasi perkara, saat terjadi gangguan dalam Instalasi listrik di rumah.
  • Saat terjadi Gangguan pada pada tempat tinggal , maka yg padam hanya grup instalasi yg mengalami gangguan tadi, sedangkan Grup lainnya permanen menyala.

Langkah Kedua
Menghitung Kebutuhan Material buat pemasangan Instalasi Listrik di rumah.
Baca pula: Contoh perhitungan Material Instalasi Listrik pada rumah
Beberapa Material atau Alat listrik yg digunakan pada setiap Instalasi Listrik, diantaranya:
  • Box MCB/ELCB
  • MCB
  • ELCB
  • Saklar tunggal
  • Saklar Ganda
  • Stop hubungan (Colokan)" Memilih Stop kontak yg indah serta aman"
  • Fiting Lampu
  • Lampu
  • Kabel-kabel
  • Isolasi
  • Pipa 5/8” PVC
  • Klem Pipa
  • Kotak Sambungan (Embodus)
  • Wire Nut
  • Tedus
  • dan sebagainya
Berbagai Bahan Instalasi Listrik pada atas, bisa anda sesuaikan jumlahnya dengan kebutuhan Instalasi listrik pada rumah anda, serta Pastikan Bahan-bahan yang dipakai buat Instalasi Listrik di tempat tinggal , wajib yang rupawan dan kondusif.
Baca pula: Berbagai bahan Instalasi Listrik yang mengagumkan serta Aman dan cara memasangnya

Langkah Ketiga
Pemasangan Bahan-bahan instalasi Listrik
Setelah aneka macam kebutuhan material buat Instalasi Listrik sudah kita sediakan, selanjutnya adalah mulai melakukan pemasangan Instalasi Listrik tadi.
Tentunya diharapkan berbagai Alat kerja buat bisa memasang Instalasi Listrik, Alat-indera kerja yan dibutuhkan diantaranya:
Alat membobok dinding untuk tempat pemasangan Saklar, Stop kontak, Pipa-pipa:
  • Palu (Martil)
  • Pahat

Alat Kerja listrik buat pemasangan bahan-bahan Instalasi Listrik:
  • Testpen
  • Tang Kombinasi
  • Tang Potong
  • Obeng plus (+)
  • Obeng Minus (-)
  • Pisau Cutter
  • Pengupas Kabel (Opsional)
Baca pula: Berbagai Alat kerja Tukang Listrik serta kegunaannya
Setelah Alat kerja disediakan, selanjutnya kita mampu mulai memilih titik-titik tempat pemasangan Saklar serta Stop hubungan yang dipasang pada Tembok/dinding, serta pastikan jeda pemasangannya minimal 125cm berdasarkan lantai buat menghindari jangkauan anak-anak.
1. Membuat Lubang pada dinding buat loka Saklar serta Stopkontak
Pembuatan Lubang (membobok) di dinding ini berfungsi buat loka pemasangan Tedus (Kotak Saklar/Stopkontak), dan jumlah lubang yang dibentuk diadaptasi dengan kebutuhan anda.
Pemasangan Saklar buat lampu terdapat 2 pilihan, yaitu:
  • Saklar Tunggal (buat 1 buah lampu)
  • Saklar Ganda (buat 2 buah lampu)

Pemilihan saklar ini juga bisa anda sesuaikan menggunakan kebutuhan anda, jika dalam sebuah ruangan akan dipasang 2 butir lampu, maka sebaiknya anda memakai saklar Ganda, agar lebih ekonomis serta lubang ditembok yang dibentuk relatif 1 lubang.
Baca pula: Cara Memasang Saklar Tunggal serta Ganda buat 2 butir lampu

2. Membobok dinding buat jalur Kabel dan Pipa
Setelah kita membobok dinding tempat pemasangan Saklar serta Stopkontak, selanjutnya kita membobok dinding dari Lubang Saklar/stopkontak menuju keatas (Plafon), Lubang ini bermanfaat buat tempat jalur kabel dan pipa.
Setelah lubang-lubang buat jalur kabel terselesaikan dibobok, dapat eksklusif dipasang Pipa 5/8" PVC serta dijepit menggunakan klem pipa, Pipa ini berfungi buat pengaman jalur kabel-kabel yan akan dipasang pada dalamnya.
3. Pemasangan Box MCB/ELCB
Box MCB umumnya dipasang di tembok dekat pintu primer dan dekat dengan Sumber listrik dari KWHmeter, hal ini bertujuan buat memudahkan pemasangan kabel berdasarkan asal, dan supaya seluruh Instalasi Listrik terlindungi.
Baca pula: Beda MCB serta ELCB
Sebaiknya setiap instalasi Listrik di rumah dilengkapi pula menggunakan ELCB, untuk melindungi anda serta famili menurut bahaya sengatan listrik.
Baca pula: Seberapa akbar Bahaya Sengatan Listrik dalam Manusia
Untuk lebih mengenal mengenai apa itu ELCB, bisa dipandang dalam beberapa artikel berikut adalah:

4. Pemasangan Kabel jalur Utama
Selanjutnya adalah Pemasangan kabel-kabel dalam instalasi listrik, serta pastikan kabel yang dipakai ada 3 jenis kabel, yaitu:
  • Kabel Phase (+) berwarna Merah
  • Kabel Netral (-) berwarna Biru
  • Kabel Arde berwarna Kuning strip hijau
Pastikan Setiap Instalasi dilengkapi menggunakan Kabel arde, dan dipasang dengan baik serta sahih agar dapat berfungsi menggunakan baik.
Panduan mengenai pemasangan serta fungsi Arde pada Instalasi Listrik, dapat anda lihat dalam beberapa artikel berikut ini:

Pasang terlebih dahulu jalur kabel primer yg terdiri menurut tiga kabel (Phase, Netral serta Arde), berdasarkan MCB/ELCB primer menuju Instalasi listrik tempat tinggal yg posisinya paling ujung, supaya memudahkan kita buat selanjutnya menyambung kabel utama menuju lokasi pemasangan Stopkontak, Saklar dan fiting lampu, dan jangan lupa sebaiknya seluruh kabel dipasang di pada Pipa PVC.

5. Pemasangan Kabel-kabel instalasi menuju Fiting, Saklar dan Stopkontak
Selanjutnya adalah pemasangan kabel-kabel yang diharapkan buat Saklar, Fiting lampu serta Stopkontak.
Untuk pemasangan Kabel berdasarkan sumber menuju banyak sekali alat instalasi listrik lainnya, tentunya memerlukan sambungan-sambungan, serta usahakan setiap sambungan kabel dipasang didalam kotak sambungan (Embodus) dan sambungan kabel memakai Wire Nut agar sambungan lebih bertenaga, aman dan rapi.
6. Menyambung kabel pada MCB, Saklar, Fiting serta Stopkontak
Setelah kabel-kabel yang diharapkan selesai dipasang, selanjutnya merupakan memasang/menyambung kabel-kabel tersebut pada masing-masing baut terminal yang terdapat dalam MCB, ELCB, Fiting, Saklar dan Stopkontak, serta lalu kita bisa menempelkan MCB, ELCB, Fiting, Saklar, Stopkontak dalam tempatnya masing-masing.
Petunjuk tentang pemasangannya, dapat ditinjau dalam beberapa artikel ini dia:

Setelah seluruh Kabel dipastikan terpasang menggunakan benar, serta indera listrik lainnya (Stopkontak, Saklar) telah ditempelkan dalam tempatnya, selanjutnya adalah menutup (pada semen) balik jalur-jalur kabel yg terdapat di dinding.
Langkah Keempat
Selanjutnya merupakan langkah terakhir yaitu Menyambung kabel menurut Sumber Listrik yang asal berdasarkan MCB utama pada KWH meter.
Matikan MCB Utama, serta Pastikan Aliran Listrik telah Padam, menggunakan menggunakan Tespen, sebelum anda memasang Kabel menurut Sumber menuju MCB di dalam tempat tinggal .
Setelah pemasangan kabel sudah terselesaikan, selanjutnya adalah menyalakan MCB utama, dan mencoba Seluruh Instalasi Listrik yang telah anda pasang.
Menguji Stopkontak
Uji satu persatu kabel yang ada pada Stopkontak menggunakan menggunakan Tespen, pemasangan yg baik serta sahih, adalah: Salah satu lubang ditespen akan menyala, lubang lainnya di tespen nir menyala, dan kabel arde ketika ditespen jua tidak menyala.
Baca pula: Cara memakai Testpen yang Benar serta aman

Menguji Saklar serta Lampu
Pasang Lampu dalam masing-masing Fiting, dan Coba satu persatu dengan menggunakan saklar yang telah anda pasang. Pastikan Lampu bisa menyala ketika saklar dihidupkan (On), dan Lampu Padam Saat posisi saklar dimatikan (Off).
Menguji Fungsi MCB
Saat MCB Utama dimatikan, Pastikan seluruh Instalasi Listrik di tempat tinggal nir terdapat lagi tegangan listrik yg mengalir, menggunakan mengujinya memakai Testpen, serta Saat MCB dihidupkan pastikan juga semua Instalasi Listrik menyala serta dapat digunakan menggunakan baik.
Menguji fungsi ELCB
Untuk menguji fungsi ELCB, bisa dilakukan secara manual atau dengan memakai Alat Ukur khusus yg dianggap dengan ELCB Tester.
Baca pula: Cara menguji ELCB apakah berfungsi atau tidak
Setelah Semua telah dipastikan berfungsi menggunakan baik dan benar, berarti pekerjaan Pemasangan Instalasi Listrik sudah selesai.
Namun terkadang ada kendala yg dijumpai pada Instalasi Listrik, antara lain:

UTAMAKAN KESELAMATAN
Listrik bisa menyebabkan Bahaya yang sangat Fatal, sang karenanya bila anda merasa ragu, usahakan minta donasi Teknisi Listrik yang berpengalaman, dan berkompeten.

Semoga berguna!
CARA FLEXI

BELAJAR MEMASANG INSTALASI LISTRIK DI RUMAH PANDUAN LENGKAP

Panduan bagi anda yang ingin belajar bagaimana caranya memasang Instalasi Listrik pada rumah.
Bagi anda yang mempunyai hasrat untuk belajar bagaimana caranya memasang Instalasi Listrik di Rumah, dalam artikel kali ini kita akan coba menyebarkan mengenai Panduan Lengkap Memasang Instalasi Listrik pada tempat tinggal .
Baca jua: Sudah Amankah Instalasi Listrik di tempat tinggal anda
Listrik memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, dan pemasangan instalasi listrik di tempat tinggal tentunya bisa diubahsuaikan menggunakan aneka macam kebutuhan pemilik rumah itu sendiri.
Oleh karenanya sebelum memasang Instalasi listrik di rumah, hal pertama yg wajib kita lakukan adalah Apa saja kebutuhan indera listrik pada tempat tinggal anda?

Belajar Memasang Instalasi Listrik di rumah


Langkah Pertama
Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memasang Instalasi Listrik di rumah, adalah:
A. Ukuran Rumah
Berapa berukuran Panjang serta Lebar rumah anda?
Hal ini perlu diketahui buat menentukan seberapa panjang kabel-kabel yg diperlukan buat jalur primer Instalasi Listrik.
B. Ukuran Ruangan
Berapa ukuran masing-masing ruangan pada dalam tempat tinggal anda?
Baca jua: Cara sederhana menghitung kebutuhan Lampu suatu Ruangan
Ukuran ruangan ini krusial diketahui buat memilih seberapa poly Kabel, Lampu, Fiting serta Saklar yg akan dipasang pada masing-masing ruangan tersebut.
C. Jumlah Ruangan
Berapa poly Ruangan yang terdapat pada pada tempat tinggal anda?
Banyaknya ruangan akan memilih seberapa poly Stop kontak yang dibutuhkan, serta diubahsuaikan dengan seberapa poly stop hubungan yang akan anda pasang di masing-masing ruangan di tempat tinggal , Kebutuhan Stop kontak pada tempat tinggal tentunya bhineka sinkron dengan harapan pemilik tempat tinggal .
D. Daya Listrik terpasang
Berapa daya listrik yang terpasang dirumah anda?
Besar Daya jua krusial diketahui untuk memilih ukuran MCB yang akan digunakan pada dalam tempat tinggal , dan buat memilih ukuran Kabel yg akan dipakai pada Instalasi listrik.
Baca jua: Menentukan Ukuran Kabel
Baca jua: Menentukan Ukuran Ampere MCB
Untuk Rumah bertingkat, atau yang memiliki berukuran cukup luas usahakan Pemasangan Instalasi dibagi menjadi beberapa Grup, dengan memakai beberapa MCB yang dipasang pada satu tempat yang diklaim dengan PHB (Papan Hubung Bagi).
Tujuan Pembagian Instalasi Listrik menjadi beberapa Grup, antara lain:
  • Memudahkan kita melakukan pemugaran serta mengidentifikasi masalah, waktu terjadi gangguan pada Instalasi listrik di rumah.
  • Saat terjadi Gangguan pada dalam rumah, maka yang padam hanya kelompok instalasi yang mengalami gangguan tadi, sedangkan Grup lainnya tetap menyala.

Langkah Kedua
Menghitung Kebutuhan Material buat pemasangan Instalasi Listrik di tempat tinggal .
Baca jua: Contoh perhitungan Material Instalasi Listrik di rumah
Beberapa Material atau Alat listrik yang dipakai pada setiap Instalasi Listrik, diantaranya:
  • Box MCB/ELCB
  • MCB
  • ELCB
  • Saklar tunggal
  • Saklar Ganda
  • Stop kontak (Colokan)" Memilih Stop hubungan yg indah dan aman"
  • Fiting Lampu
  • Lampu
  • Kabel-kabel
  • Isolasi
  • Pipa lima/8” PVC
  • Klem Pipa
  • Kotak Sambungan (Embodus)
  • Wire Nut
  • Tedus
  • dan sebagainya
Berbagai Bahan Instalasi Listrik pada atas, dapat anda sesuaikan jumlahnya menggunakan kebutuhan Instalasi listrik di rumah anda, serta Pastikan Bahan-bahan yg digunakan buat Instalasi Listrik di tempat tinggal , wajib yang mengagumkan dan kondusif.
Baca jua: Berbagai bahan Instalasi Listrik yang bagus serta Aman dan cara memasangnya

Langkah Ketiga
Pemasangan Bahan-bahan instalasi Listrik
Setelah banyak sekali kebutuhan material untuk Instalasi Listrik sudah kita sediakan, selanjutnya adalah mulai melakukan pemasangan Instalasi Listrik tersebut.
Tentunya dibutuhkan aneka macam Alat kerja buat bisa memasang Instalasi Listrik, Alat-alat kerja yan diharapkan antara lain:
Alat membobok dinding untuk tempat pemasangan Saklar, Stop kontak, Pipa-pipa:
  • Palu (Martil)
  • Pahat

Alat Kerja listrik buat pemasangan bahan-bahan Instalasi Listrik:
  • Testpen
  • Tang Kombinasi
  • Tang Potong
  • Obeng plus (+)
  • Obeng Minus (-)
  • Pisau Cutter
  • Pengupas Kabel (Opsional)
Baca jua: Berbagai Alat kerja Tukang Listrik serta kegunaannya
Setelah Alat kerja disediakan, selanjutnya kita sanggup mulai menentukan titik-titik tempat pemasangan Saklar serta Stop kontak yg dipasang di Tembok/dinding, dan pastikan jeda pemasangannya minimal 125cm menurut lantai untuk menghindari jangkauan anak-anak.
1. Membuat Lubang pada dinding buat loka Saklar serta Stopkontak
Pembuatan Lubang (membobok) di dinding ini berfungsi buat loka pemasangan Tedus (Kotak Saklar/Stopkontak), dan jumlah lubang yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
Pemasangan Saklar buat lampu ada 2 pilihan, yaitu:
  • Saklar Tunggal (untuk 1 butir lampu)
  • Saklar Ganda (buat dua butir lampu)

Pemilihan saklar ini pula dapat anda sesuaikan dengan kebutuhan anda, jika dalam sebuah ruangan akan dipasang 2 butir lampu, maka usahakan anda menggunakan saklar Ganda, agar lebih ekonomis dan lubang ditembok yang dibuat relatif 1 lubang.
Baca jua: Cara Memasang Saklar Tunggal serta Ganda buat dua buah lampu

2. Membobok dinding buat jalur Kabel serta Pipa
Setelah kita membobok dinding loka pemasangan Saklar serta Stopkontak, selanjutnya kita membobok dinding menurut Lubang Saklar/stopkontak menuju keatas (Plafon), Lubang ini berguna buat loka jalur kabel serta pipa.
Setelah lubang-lubang untuk jalur kabel selesai dibobok, dapat pribadi dipasang Pipa lima/8" PVC serta dijepit memakai klem pipa, Pipa ini berfungi buat pengaman jalur kabel-kabel yan akan dipasang di dalamnya.
3. Pemasangan Box MCB/ELCB
Box MCB umumnya dipasang pada tembok dekat pintu utama serta dekat dengan Sumber listrik dari KWHmeter, hal ini bertujuan buat memudahkan pemasangan kabel dari sumber, dan supaya seluruh Instalasi Listrik terlindungi.
Baca jua: Beda MCB dan ELCB
Sebaiknya setiap instalasi Listrik di rumah dilengkapi jua menggunakan ELCB, buat melindungi anda serta famili berdasarkan bahaya sengatan listrik.
Baca jua: Seberapa besar Bahaya Sengatan Listrik pada Manusia
Untuk lebih mengenal mengenai apa itu ELCB, bisa dilihat pada beberapa artikel ini dia:

4. Pemasangan Kabel jalur Utama
Selanjutnya adalah Pemasangan kabel-kabel pada instalasi listrik, serta pastikan kabel yang digunakan ada 3 jenis kabel, yaitu:
  • Kabel Phase (+) berwarna Merah
  • Kabel Netral (-) berwarna Biru
  • Kabel Arde berwarna Kuning strip hijau
Pastikan Setiap Instalasi dilengkapi dengan Kabel arde, dan dipasang menggunakan baik serta benar agar dapat berfungsi dengan baik.
Panduan mengenai pemasangan serta fungsi Arde pada Instalasi Listrik, dapat anda lihat pada beberapa artikel ini dia:

Pasang terlebih dahulu jalur kabel utama yang terdiri dari 3 kabel (Phase, Netral serta Arde), dari MCB/ELCB utama menuju Instalasi listrik rumah yang posisinya paling ujung, agar memudahkan kita untuk selanjutnya menyambung kabel primer menuju lokasi pemasangan Stopkontak, Saklar serta fiting lampu, serta jangan lupa usahakan seluruh kabel dipasang di pada Pipa PVC.

5. Pemasangan Kabel-kabel instalasi menuju Fiting, Saklar serta Stopkontak
Selanjutnya merupakan pemasangan kabel-kabel yg diharapkan buat Saklar, Fiting lampu serta Stopkontak.
Untuk pemasangan Kabel dari asal menuju banyak sekali indera instalasi listrik lainnya, tentunya memerlukan sambungan-sambungan, serta usahakan setiap sambungan kabel dipasang didalam kotak sambungan (Embodus) serta sambungan kabel memakai Wire Nut agar sambungan lebih kuat, aman dan rapi.
6. Menyambung kabel pada MCB, Saklar, Fiting dan Stopkontak
Setelah kabel-kabel yang dibutuhkan terselesaikan dipasang, selanjutnya adalah memasang/menyambung kabel-kabel tersebut pada masing-masing baut terminal yg ada pada MCB, ELCB, Fiting, Saklar dan Stopkontak, serta lalu kita dapat menempelkan MCB, ELCB, Fiting, Saklar, Stopkontak dalam tempatnya masing-masing.
Petunjuk tentang pemasangannya, bisa dicermati pada beberapa artikel ini dia:

Setelah seluruh Kabel dipastikan terpasang menggunakan sahih, serta indera listrik lainnya (Stopkontak, Saklar) telah ditempelkan dalam tempatnya, selanjutnya merupakan menutup (di semen) balik jalur-jalur kabel yg terdapat pada dinding.
Langkah Keempat
Selanjutnya adalah langkah terakhir yaitu Menyambung kabel berdasarkan Sumber Listrik yang dari berdasarkan MCB primer pada KWH meter.
Matikan MCB Utama, serta Pastikan Aliran Listrik sudah Padam, dengan memakai Tespen, sebelum anda memasang Kabel menurut Sumber menuju MCB di pada tempat tinggal .
Setelah pemasangan kabel sudah selesai, selanjutnya merupakan menyalakan MCB utama, serta mencoba Seluruh Instalasi Listrik yang telah anda pasang.
Menguji Stopkontak
Uji satu persatu kabel yg terdapat dalam Stopkontak menggunakan memakai Tespen, pemasangan yang baik serta sahih, merupakan: Salah satu lubang ditespen akan menyala, lubang lainnya di tespen tidak menyala, dan kabel arde saat ditespen pula tidak menyala.
Baca jua: Cara menggunakan Testpen yang Benar dan aman

Menguji Saklar serta Lampu
Pasang Lampu dalam masing-masing Fiting, dan Coba satu persatu menggunakan memakai saklar yang telah anda pasang. Pastikan Lampu bisa menyala ketika saklar dihidupkan (On), serta Lampu Padam Saat posisi saklar dimatikan (Off).
Menguji Fungsi MCB
Saat MCB Utama dimatikan, Pastikan seluruh Instalasi Listrik di tempat tinggal nir terdapat lagi tegangan listrik yang mengalir, dengan mengujinya memakai Testpen, dan Saat MCB dihidupkan pastikan jua semua Instalasi Listrik menyala serta dapat dipakai dengan baik.
Menguji fungsi ELCB
Untuk menguji fungsi ELCB, dapat dilakukan secara manual atau menggunakan menggunakan Alat Ukur khusus yg dianggap dengan ELCB Tester.
Baca jua: Cara menguji ELCB apakah berfungsi atau tidak
Setelah Semua telah dipastikan berfungsi menggunakan baik serta sahih, berarti pekerjaan Pemasangan Instalasi Listrik telah selesai.
Namun terkadang terdapat kendala yang dijumpai pada Instalasi Listrik, diantaranya:

UTAMAKAN KESELAMATAN
Listrik bisa menyebabkan Bahaya yg sangat Fatal, oleh karena itu jika anda merasa ragu, sebaiknya minta bantuan Teknisi Listrik yang berpengalaman, serta berkompeten.

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

BELAJAR MERAKIT PANEL MOTOR LISTRIK 3 PHASE PANDUAN LENGKAP PART1

Bagaimana cara merakit sebuah Panel buat Motor Listrik tiga fasa?
Untuk dapat mengoperasikan sebuah Elektro motor (Motor Listrik) 3 fasa tentunya diharapkan sebuah Panel yg berfungsi sebagai sentra kendali motor supaya bisa dioperasikan menggunakan gampang, aman dan dilengkapi menggunakan Proteksi yg baik.
Panel Kontrol Motor Listrik tiga Fasa umumnya ditempatkan pada satu butir panel utama serta bisa dipakai buat pengoperasian beberapa Motor Listrik, panel buat beberapa Motor Listrik ini biasa dianggap dengan MCC (Motor Control Centre).
Lalu, Bagaimana cara merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa?

"Panduan Lengkap" Cara Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase


Bagi anda yang ingin belajar cara merakit Panel motor Listrik 3 Phase, agar lebih mudah dimengerti maka kita akan bagi menjadi beberapa Tahapan/langkah untuk sanggup merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa.
1. Motor Listrik berapa KW?
Langkah pertama yg wajib kita ketahui terlebih dahulu sebelum merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa merupakan Berapa Daya Motor Listrik 3 Fasa yang akan dikendalikan sang Panel tadi.
Hal ini sangat krusial, untuk dapat menentukan Komponen-komponen yg akan kita persiapkan buat menciptakan Panel Motor Listrik tersebut.
Selain itu, Besar Daya (KW) sebuah Elektro Motor menentukan rangkaian apa yg akan kita buat untuk Sistem Starting Motor tadi.
Baca pula: Beberapa Sistem Starting Motor Listrik 3 phase serta penjelasannya

Sistem Starting Motor
Beberapa sistem starting Motor Listrik tiga phase disesuaikan menggunakan besar Daya Motor, diantaranya:
1. Elektro Motor dengan daya lebih kecil dari lima,5kw menggunakan sistem Starting Rangkain "Direct On Line" (DOL) .
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian DOL

2. Elektro Motor dengan daya lima,5Kw sampai 22Kw menggunakan sistem Starting "Star Delta".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Star Delta

3. Elektro Motor menggunakan Daya 22Kw sampai 150Kw menggunakan Sistem Starting "Auto Transformer".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Auto Trafo

Sebagai Contoh: Jika kita ingin menciptakan Panel buat Elektro Motor lima,5Kw, maka Panel yang akan kita untuk memakai Rangkaian Direct On Line (DOL), serta Rangkaian ini merupakan Rangkaian yg paling sederhana.
2. Mempersiapkan Komponen Panel
Setelah kita mengetahui bahwa Elektro Motor yg akan kita buatkan Panel adalah Elektro Motor lima,5KW, serta Rangkaian yg diperlukan adalah Rangkain DOL, maka selanjutnya kita wajib memilih Bahan-bahan (Komponen) yg dibutuhkan Untuk pembuatan Panel rangkaian DOL, diantaranya:
Baca pula: Mengenal Komponen-komponen Panel Listrik 3 phase

Komponen Panel yg diperlukan:
  • Box Panel
  • Kabel Power dari Panel ke Motor
  • Kabel Power buat Rangkaian pada pada Panel
  • Kabel buat Rangkaian kontrol pada pada Panel (Wiring)
  • MCCB
  • MCB
  • Magnetic Contactor
  • Timer (Untuk Rangkaian DOL nir memakai Timer)
  • Thermal OverLoad Relay (TOR)
  • Pilot Lamp
  • Push Button
  • Ampere Meter
  • CT
  • Skun kabel
  • Heat Shrink
  • Pembungkus Kabel (Wrapping Band)

3. Menentukan Jenis serta Ukuran Komponen Panel
Setelah kita mengetahui Komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan buat pembuatan sebuah Panel Kontrol Motor listrik tiga phase, selanjutnya merupakan memilih jenis serta ukurannya.
Hal yang paling krusial kita ketahui sebelum memilih ukuran berbagai Komponen adalah menghitung In (Arus Nominal) menurut sebuah Elektro Motor yg akan dibuatkan Panel.
Menghitung In (Arus Nominal) Elektro Motor 3 phase
In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In: Arus Nominal (Ampere)
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • Cosphi: Faktor daya ( 0,80 atau sesuaikan dengan Spesifikasi yang tertera dalam Elektro Motor tersebut).
Sebagai model: Jika Spesifikasi Elektro Motor yang digunakan merupakan 5,5Kw (5500Watt), 380Volt, Cosphi 0,8 , maka Arus Nominalnya, adalah:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 5500Watt : (380Volt x 0,8 x 1,73)
  • In = 5500Watt : 525,92
  • In = 10,45 Ampere.

Setelah kita mengetahui Elektro Motor lima,5Kw, memiliki Arus Nominal (In) sebesar 10,45 Ampere, maka selanjutnya kita akan menentukan Ukuran Komponen-komponen Panel yang akan kita persiapkan.
Box Panel
Jika kita akan merakit Panel Motor dalam sebuah MCC yg sudah tersedia, maka kita tidak perlu lagi menyediakan Box Panel, namun jika kita akan merakit Panel baru dan hanya untuk satu panel Motor, maka kita dapat menyesuaikan Ukuran Box Panel ini menggunakan seberapa banyak Komponen yang akan kita rakit, buat panel motor lima,5Kw sistem DOL, maka ukuran panelnya nir terlalu akbar, relatif menggunakan Box Panel ukuran Lebar 30cm x Tinggi 40cm x Tebal 20cm, serta jika kita akan memasang panel ini diluar Ruangan, maka pilihlah Panel tipe Outdoor dengan IP65.
Baca pula: Mengenal Kode IP menjadi proteksi Listrik

Kabel Power menurut Panel Ke Elektro Motor
Untuk mengalirkan Listrik menurut Panel ke Motor Listrik, maka kita membutuhkan Kabel, Kabel jenis apa serta berukuran berapa yg kita butuhkan?
Baca pula: Arti Kode Huruf pada Kabel Listrik
Jenis Kabel disesuaikan menggunakan pemasangan kabel tersebut, bila kabel ditanam di pada tanah bisa memakai Kabel NYRGbY atau NYFGbY, atau jika dipasang diatas (di pada Kabel Tray) dapat menggunakan Kabel NYY.
Baca pula: Bagaimana memilih Jenis Kabel
Selanjutnya, merupakan memilih Ukuran Kabel yg akan dipakai, cara menghitungnya merupakan:
In x 125% (Safety Factor), kemudian hasilnya diadaptasi dengan Kemampuan Hantar Arus (KHA) yg bisa dicermati dalam Tabel KHA.
Baca pula: Cara Menentukan Ukuran Kabel
Sebagai model: jika sebuah Elektro Motor lima,5Kw memiliki Arus Nominal 10,45Ampere, maka:
10,45Ampere x 125% = 13,06Ampere.
Lihat: TABEL KHA (Lengkap)
Kemudian kita lihat dalam Tabel KHA, ukuran Kabel listrik buat Arus sebesar 13,06A, apabila nilai 13,06A tidak ada dalam tabel, maka kita bisa menggunakan ukuran yg paling mendekati, yaitu 18A, dengan berukuran kabel 1,5mm².
Sebagai model: Kabel Power yang diperlukan buat Elektro Motor lima,5Kw, adalah:
  • Kabel NYY 4 x 1,5mm² (Jaringan Udara)
  • Kabel NYRGbY 4 x 1,5mm² (Dalam Tanah).

Kabel Power pada dalam Panel
Untuk merakit Panel, tentunya kita membutuhkan Kabel Power yang akan dipakai buat penghubung berdasarkan MCCB ke Magnetic Contactor, ke Overload Relay, serta sebagainya.
Kabel yg biasa dipakai buat Power di dalam Panel adalah Jenis Kabel NYAF.
Ukuran Kabel disesuaikan menggunakan In (Arus Nominal) motor yg dipakai, jika Elektro Motor yang dipakai adalah lima,5KW menggunakan In 10,45, maka cara menentukannya sama menggunakan memilih Ukuran Kabel Power ke Motor Listrik.
Jadi, Kabel yg digunakan adalah Kabel NYAF 1,5mm, serta Panjang Kabel diubahsuaikan menggunakan Kebutuhan Rangkaian panel tadi.
Namun, buat menentukan Kabel Power buat Magnetic Contactor dalam Rangkaian Star Delta, dapat memakai ukuran 1/2 menurut Kabel Power menurut MCCB.
Kabel buat rangkaian Kontrol (Wiring)
Kabel buat rangkaian kontrol(Wiring), memakai Kabel NYAF menggunakan berukuran yang lebih kecil, dapat memakai Kabel NYAF 0,75mm, karena Arus yg dialiri pada Kabel kontrol ini hanya untuk menyalakan Magnetic Contactor, Pilot Lamp, Relay, Timer, bukan untuk Power Motor.
Panjang Kabel diadaptasi menggunakan Kebutuhan, Panjang kabel buat rangkaian DOL lebih sedikit, dibanding Kabel kontrol buat rangkaian Star Delta juga Auto Trafo.
MCCB
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) merupakan suatu Komponen Panel yg berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian berdasarkan Sumber (Power) menuju Komponen-komponen panel berikutnya, dan jua berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi Arus lebih serta Hubung singkat (Short Circuit).
Baca pula: Beda MCB, MCCB serta ACB
Untuk menentukan Ukuran MCCB pada sebuah Panel Motor Listrik 3 phase, caranya adalah:
Ukuran MCCB = In x 125persen
Sebagai model: Jika Elektro Motor yang digunakan adalah 5,5Kw, maka Arus Nominalnya adalah: 10,45Ampere, dan untuk menentukan ukuran MCCB untuk Panel adalah:
  • Ukuran MCCB = In x 125persen
  • Ukuran MCCB = 10,45A x 125%
  • Ukuran MCCB = 13,06A
Karena berukuran MCCB 13,06A nir terdapat dipasaran, maka kita bisa menggunakan MCCB menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih akbar sedikit, yaitu MCCB 15A
MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pengaman arus lebih, serta dalam panel digunakan buat pengaman rangkaian kontrol panel (Bukan buat power Motor), jadi ukuran MCB yg diperlukan tidak perlu terlalu besar , buat kebutuhan kontrol Panel umumnya bisa menggunakan MCB 4Ampere.
Magnetic Contactor
Magnetic Contactor adalah keliru satu komponen Panel listrik yang berfungsi seperti misalnya saklar, yaitu buat menghubungkan atau memutuskan Aliran Listrik, dengan prinsip kerja Magnetik.
Baca pula: Mengenal Prinsip Kerja Magnetic Contactor, Push Button dan NO, NC
Magnetic Contactor yg dipakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik tiga phase mempunyai berbagai jenis serta berukuran.
Untuk jalur listrik utama (power), biasa juga disebut "Line", bisa memakai Magnetic Contactor yg memiliki 3 Terminal "Line" jenis NO (Normally Opened), serta tambahan terminal (Aksesories) buat kontrol 2 terminal NO serta 2 Terminal NC (Normally Clossed).
Selain itu pastikan jua berapa Tegangan buat Coil yang ada dalam Magnetic Contactor, karena Coil pada Magnetic Contactor terdapat beberapa jenis Tegangan, terdapat Coil 220V, 380V, 24Vdc, 42Vac, dan sebagainya, sesuaikan Tegangan Coil Magnetic Contactor dengan Tegangan Kontrol yg anda pakai pada Panel tersebut, serta Biasanya panel menggunakan Tegangan 220V buat rangkaian Kontrol.
Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Rangkaian DOL:
Selanjutnya memilih berukuran Magnetic Contactor yang sesuai menggunakan Daya Electro motor yg dipakai, untuk rangkaian DOL hanya membutuhkan 1 buah Magnetic Contactor, dan rumus memilih Ukuran Magnetic Contactornya sama dengan cara menentukan berukuran MCCB, yaitu:
Magnetic Contactor (Rangkaian DOL) = In x 125%
Sebagai model: Jika Panel yang akan kita buat untuk Motor 5,5Kw (Rangkaian DOL), maka ukuran Magnetic Contactornya, adalah:
  • Magnetic Contactor = In x 125%
  • Magnetic Contactor = 10,45A x 125%
  • Magnetic Contactor = 13,06A
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,06A tidak terdapat dipasaran, maka kita bisa memakai MAgnetic Contactor menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya dapat memakai Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar berukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor akan semakin bagus, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
Menentukan berukuran Magnetic contactor buat Rangkaian Star Delta:
Berbeda menggunakan Rangkaian DOL yg hanya menggunakan 1 Buah Magnetic contactor, pada Rangkaian Star Delta kita memakai tiga buah Magnetic contactor yg kegunaannya, merupakan:
  • 2 butir Magnetic Contactor buat Line (Power eksklusif ke Motor)
  • 1 buah Magnetic Contactor buat Star (Hanya buat menghubungkan Kabel ke terminal Motor secara Bintang/Star, dan tidak untuk dialiri Tegangan Listrik berdasarkan Sumber).

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Line (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Line) = In : √3

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Star (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Star) = In : 3

Sebagai Contoh: Kita akan merakit Panel untuk Motor Listrik 22Kw (22000Watt), maka rangkaian sistem starting yang akan dibuat adalah Rangkaian Star Delta, magnetic contactor yg diperlukan merupakan:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 22000 : (380V x 0,80 x 1,73)
  • In = 22000 : 525,92
  • In = 41,83Ampere

Ukuran Magnetic Contactor buat Line = In : √3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 1,73
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 24,17 Ampere
Karena ukuran Magnetic Contactor 24,17 Ampere nir ada dipasaran, maka kita dapat memakai Magnetic Contactor dengan berukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya memakai Magnetic Contactor Mitsubishi SN-25 (Atau Ekuivalennya).
Ukuran Magnetic Contactor buat Star = In : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 13,94 Ampere
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,94 Ampere tidak terdapat dipasaran, maka kita dapat menggunakan Magnetic Contactor menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya menggunakan Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau Ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar ukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor, akan semakin mengagumkan, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
TIMER
Untuk merakit panel motor menggunakan sistem starting menggunakan Rangkaian Direct On Line (DOL), tidak memerlukan Timer.
Timer dipakai buat sistem starting Motor dengan Rangkaian Star Delta serta Sistem Auto Transformer.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Star Delta, membutuhkan satu buah Timer, menggunakan pengaturan ketika antara 4-lima detik atau tergantung aplikasi pemasangan Motor dilapangan.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Auto Trafo, membutuhkan beberapa Timer, sinkron menggunakan kebutuhan, serta berapa Step perpindahan Auto Trafo.
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 3 Step, menggunakan 2 butir Timer
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 4 Step, menggunakan tiga butir Timer
dan pengaturan masing-masing Timer, diadaptasi dengan kebutuhan Aplikasi pada lapangan
Thermal Overload Relay (TOR)
Thermal Overload Relay merupakan keliru satu Komponen pada pembuatan Panel Motor listrik 3 phase, dan berfungsi sebagai Proteksi (Pengaman) waktu terjadi Arus Lebih, untuk melindungi Motor dari kerusakan lantaran mengalami beban Lebih.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian DOL
Untuk memilih Ukuran Thermal Overload Relay yang akan kita pakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik, usahakan kita mengetahui terlebih dahulu berapa usahakan Settingan Overload buat pengaman Arus Lebih dalam Motor listrik (Rangkaian DOL)
Settingan Thermal Overload relay = In x 80persen
Kenapa settingan nya lebih mini berdasarkan Arus Nominal?
Arus Nominal Motor merupakan batasan besar Arus tertinggi saat Elektro Motor dioperasikan, serta tidak disarankan buat penggunaan secara terus menerus.
Jika Sebuah Elektro Motor dioperasikan terus menerus dalam beban yang aporisma, menggunakan nilai arus sama menggunakan atau mendekati In (Arus Nominal) Motor tadi, akan menyebabkan suhu Motor menjadi semakin tinggi serta bisa mengakibatkan kerusakan isolasi Gulungan, dan akhirnya Motor rusak (Gulungan Short).
Oleh Karena itu, sebaiknya settingan Overload lebih kecil (80%) dari besar In (Arus Nominal) Motor Listrik, untuk menjaga agar Motor nir dioperasikan melebihi Arus Nominal, dan menjaga Suhu motor permanen.
Setelah kita mengetahui settingan Thermal Overload buat pengaman Elektro motor, maka selanjutnya kita sanggup menentukan berukuran Thermal Overload yang akan kita gunakan.
Sebagai Contoh, Untuk Panel Motor 5,5KW, arus nominalnya 10,45A, serta settingan Overload yg disarankan, merupakan:
  • 10,45A x 80% = 8,36 Ampere.
Selanjutnya kita dapat memilih Ukuran Overload yg memiliki Nilai tengah 8,36 Ampere., misalnya anda mampu menentukan Thermal Overload Relay 7-9A.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian Star Delta
Sebelum Menentukan berukuran Thermal Overload buat Motor Listrik Rangkaian Star Delta, kita terlebih dahulu menentukan settingan Overload relay buat Rangkaian Star Delta, yaitu:
Settingan Thermal Overload Relay = 1/2 x In x 80persen
Sebagai model: Settingan Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Listrik 22Kw, menggunakan rangkaian Star Delta, merupakan:
In motor 22Kw = 41,83A
Settingan Overload = 1/dua x 41,83A x 80% = 16,73A
Selanjutnya kita dapat memilih Ukuran Overload yg memiliki Nilai tengah 16,73 Ampere., misalnya anda mampu menentukan Thermal Overload Relay 12-18A.
Selain itu, buat menentukan berukuran Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Rangkaian Star Delta, bisa jua menggunakan rumus misalnya menentukan berukuran Thermal Overload Relay rangkaian DOL, dengan syarat posisi pemasangan Thermal Overload diletakkan pada Kabel Power (Line) sesudah MCCB (Sebelum Magnetic contactor Line).
Sampai disini dulu pembahasan mengenai "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-1, karena pembahasannya cukup panjang serta luas, oleh karenanya kita akan bagi sebagai beberapa Artikel (Bagian), dan lanjutannya akan kita uraikan pada Artikel selanjutnya "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-2".
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

TRIK SEDERHANA MEMPERBAIKI LAMPU LED YANG RUSAK


Cara Memperbaiki lampu LED yang rusak – tanda-tanda yg ditimbulkan yaitu terdapat ledakan kemudian lampu mangkat .bahkan menyebabkan mcb anjlok. Ada jua tanpa ada pertanda-indikasi tersebuttiba-tiba tewas. Dan terkadang hanya perkara Led redup.〄

Memperbaiki lampu led akan lebih mudah daripada lampujari-jari. Alasanya karena lampu led tegangan yang digunakan hanya tegangan dcbiasa. Berbeda menggunakan lapu jari-jari yang tidak secara pasti berapa volt yangmeski diukur pada bagian outputnya.

LED lighting emithing dioda yg Artinya cahaya pancarandioda. Jadi lampu led merupakan sebuah dioda yg menyala. Sehingga memakandaya yg lebih hemat. LED memiliki dua kutub yaitu anaoda serta katoda. Artinyakutup positif dan Kutub negatif. Led ini adalah jenis komponen berpolaritas,sebagai akibatnya jika memasangnya terbalik maka akan terjadi kerusakan. Led juga sangatsensitive terhadap lonjakan arus, sebagai akibatnya mudah rusak bila terjadi lonjakanmelebihi kemampuan maximum volt led.

Ada 2 jenis lampu LED dari suplay kerjanya, yaitulampu LED AC 220V serta LED dc 5v yg memanfaatkan batrai. Kali ini kita akanmembahas keduanya.

Cara Memperbaiki Lampu LED yang Rusak


Macam model lampu led dalam dasar kerjanya sama yangmembedakan hanyalah dalam sistim suplay. Selain itu pula terdapat jenis led biasa adajuga lampu emergensi. Led dengan jenis biasa mungkin lebih gampang diperbaikikarena rangkaianya lebih simple. Tetapi apabila lampu led emergensi nampaknya agaksedikit rumit, melihat bahwa rangkaianya sanggup dibilang, rangkaian doble.

sebelum melangkah ke teknik bahan yang perlu disiapkanadalah solder, multitester, tinol komponen dioda, hambatan, serta elko 100v-160v.

Memperbaiki jenis lampuLED AC 220V biasa

led 220 biasa yang saya maksut merupakan led yg diaplikasikanpada pitingan listrik 220. Lampu led 220 Ada beberapa ukuran namun sistemnyatetap sama yang membedakan hanyalah jumlah led yang dipakai.

Sistem kerja

Pada bagian primer masih ada pelawan dan capasitor ukura 400volt. Resistor pada bagian input berfungsi sebagai pembatas ac 220 ukuranya 474atau 470k ohm buat membatasi tegangan yang masuk. Dan ada sebuah capasitorukuran 115j 400v kegunaannya penyetabil arus masuk ke rangkaian led.

Setelah melalui penahan pembatas tegangan pribadi menujudioda bridge yang berfungsi menyearahkan tegangan ac sebagai tegangan dc atauplus dan min. Sesudah melalui dioda bridge terdapat sebuah elko filter sebagaipenyetabil output menurut dioda bridge ukuran …uf100v.

Kemudian terdapat sebuah resistor lagi. Ukuran 70 berfungsi menahanarus menuju led.

Dan baru tegangan sampai ke led. Led dirakit secara serisehingga lebih tahan terhadap arus yg lebih tinggi.

Gejala kerusakan dancara memperbaiki lampu LED 

Gejala; LED tiba-tIbamati total tanpa gejala apapun

Penanganan;
cek penahan pembatas ac220 berukuran 470k ohm, dan cek ledsatu persatu. Menggunakan ohm meter. Bagi yg nir mempunyai multi tester bisamelihat secara kasat mata pada bagian micro led didalamnya terdapat bercak hitam.jika salah satu led putus maka semuanya akan nir bekerja. Ini berlaku padajenis led yg dirakit secara seri. Bagi yag dirakit secara paralel mungkinjika meninggal satu lampu akan permanen hayati meski salah satu nir menyala.

Gejala; Elko ukuran 100v meledak
SOLUSI; Ganti elko menggunakan yg berkualitas bisa jua menggunakanelko menggunakan volt yg lebih tinggi.

Gejala; Mcb jeglek saat lampu dihidupkan
Solusi; ganti dioda bridge.

Gejala; Led mati satu Mengakibatkan gejala led meninggal total.
Solusi ;
Buang cungkil menggunakan obeng dalam led yang mati. Kemudiansatukan kedua kaki led yg meninggal tersebut memakai timah/dijumpermenggunakan kabel.

Cara memperbaiki Lampu emergency mati

Lampu darurat bermanfaat buat menerangi saat terjadi padamlistrik. Ada 2 contoh jenis lampu led emergency yaitu model seperti lampu AC220V dan juga ada yg model tempel pada tembok. Kali ini yang kita bahas adalahlampu emergency yg jadi satu menggunakan lampu led biasa. Bisa dikatakan satu paket.

Fiturnya saat listrik menyala, lampu utama yg menyala,namun bila listrik padam maka lampu emergency yang menyala. Jenis inilah yangsekarang poly tersebar dipasaran. Yang sebenarnya tidak begitu awet dibandingyang tempel ditembok.

Kerusakan akan tak jarang terjadi dalam lampu led yg jadi satudengan lampu biasa. Alasanya waktu listrik menyala maka secara otomatis batraiterisi. Padahal cas btrai terdapat batas waktunya. Akibatnya terjadi keruskan beruparesistor yg menuju btrai tak jarang terbakar.pada akhirnya led yg berfungsisebagai lampu emergensi tidak bekerja saat terjadi kerusakan dalam sistembatrai.

Langkah memperbaikiled emergency 

·Pertama cek menggunakan multitester padaresistor pertama yg menurut soket kabel listrik AC 220V ukuran sekitar jikatertulis 334 berati berukuran 330k ohm atau ukuran 474 berarti 470K ohm, ukuranini disesuaikan dengan daya led yg digunakan sehingga ukuranya nir samasetiap watt nya. Tetapi ukuranya nir jauh dari nilai 100k ohm lebih. Karenaresistor ini berfungsi pembatas arus yg masuk ke pada rangkai dalam bentukac.

·Cek diOda bridge. Cara mengecek dioda bridgeukur secara pasif/ tidak terhubung rangkaian. Lepaskan menggunakan menggunakansolder baru kemudian bisa dicek secara pasti. Dioda bridge pada lampu ledsejenis umumnya memakai smd komponen sebagai akibatnya perlu ketlatenan saatmencopot kompoen yang berada pada board lampu terutama dioda


·Ganti elko kemungkinan kemarau. Ukuranya sekitar47uf 100v. Ini umumnya bila lampu led mengalami kerusakan led redup

·Amati led apakah ada yg terlihat hitamterbakar pada bagian tengan bila ia, berati itu mangkat . Apabila rangkaian leddirakit secara seri maka mati galat satu led semua tidak akan bekerja. Silahkanganti apabila terdapat. Apabila tidak bisa eksklusif menjumpernya dengan dioda biasa ataulangsung disambung. Tetapi untuk yang ingin menyambung secara langsung hendaknyamemperbesar nilai pelawan pembatas berdasarkan output dioda bridge menuju led untukmemperpanjang umur led. Jikapun tidak ada hambatan penggantinya nir pada ganti nir masalah. Misalnya gambar dibawah ini.


·Lampu emegensi tidak menyala ketika listrik mati.kemungkinan terjadi keruskan dalam batrai ataupun LED. Perlu anda ketahui bahwaled emergency memiliki dua led rangkaian terpisah. Sehingga perlu pemahamanantara yg mana emeregency serta lampu utama.

·Cek semua lampu led menggunakan multitesteruntuk memastikan bahwa led nir tewas. Lantaran bentuknya masih mengagumkan ternyataada yg meninggal. Sehingga bila tidak mempunyai multitester saat memperbaiki lampuled 50% Akan gagal.

Memperbaiki lampu led biasa yg rusak akan lebih mudahdaripada lampu emergency yg jadi satu dengan lampu biasa. Lantaran rangkaianyaakan sebagai doble lebih poly yang emergency sebagai akibatnya perlu perlu pemahamanyang lebih lagi.karena masih banyak lagi jenis kerusakan yang telah aku paparkan di atas itu hanya mencakup sebagian lantaran contoh lampu led masih banyak lagi.