WIRING DIAGRAM RANGKAIAN STARDELTA UNTUK STARTING MOTOR 3PH

Rangkaian STAR-DELTA sistem Starter Motor tiga Ph, Wiring diagram serta penjelasannya.
Terdapat berbagai sistem rangkaian motor starter yg digunakan buat mengoperasikan Elektro motor dengan tujuan untuk mengurangi lonjakan arus starting yang sangat tinggi.
Rangkaian STAR-DELTA atau (Bintang-Segitiga) merupakan Salah satu sistem starter elektronik motor 3 ph yg bertujuan buat meminimalkan lonjakan arus yang terjadi ketika elektro motor dioperasikan (Starting).
Berbagai Wiring diagram rangkaian Starting Motor 3 fase
Baca juga: Rangkaian DOL (Direct On Line)
Sistem Rangkaian/Hubungan Gulungan (Winding) dalam elektronik motor:
  • Star (Bintang)
  • Delta (Segitiga)

Sistem Starter Motor 3ph menggunakan rangkaian STAR-DELTA memakai kedua jenis rangkaian dalam Gulungan Elektro motor secara bergantian.
Elektro motor 5,5KW s/d 22KW = STAR-DELTA

STAR-DELTA
Pada ketika pertama kali dioperasikan, sistem rangkaian STAR-DELTA akan menghubungkan sumber tegangan ke Elektro motor dengan sistem rangkaian Gulungan STAR (Bintang), sehingga lonjakan Arus waktu starting mampu diminimalkan atau dikurangi, karena tegangan yg mengalir ke Elektro motor wajib melewati 2 Gulungan “Rangkaian Star (Bintang)”, atau satu gulungan hanya menerima tegangan sebanyak 380V / √tiga = 220 Volt.
Baca jua: Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase
Hubungan STAR dalam Elektro Motor

Setelah Elektro motor berputar Normal (Perpindahan diatur menggunakan TIMER), kemudian sistem Rangkaian STAR-DELTA akan bekerja dan mengubah rangkaian/hubungan Gulungan sebagai DELTA (Bintang), dan Elektro motor beroperasi dengan Normal. Setiap satu gulungan mendapat tegangan 380V.
Hubungan DELTA pada Elektro Motor

Perbedaan Hubungan Star dengan Hubungan Delta pada Gulungan Elektro motor:
Star : Arus starting mini , Torsi (Tenaga) kurang.
Delta : Arus Starting tinggi, Torsi (Tenaga) kuat.
Untuk detail bagaimana rangkaian STAR-DELTA tersebut, berikut Wiring Diagram Motor Starting STAR-DELTA bersama penerangan cara kerjanya.
Baca jua: Wiring diagram Auto trafo 4 step, lengkap

Wiring Diagram STAR-DELTA


Prinsip Kerja Rangkaian STAR-DELTA:
  • Push Button"On" ditekan,Tegangan dari MCB mengalir menuju Coil Magnetic Contactor K1, Magnetic Contactor K1 terhubung, Terminal NO dalam K1 juga terhubung serta mengalirkan tegangan berdasarkan Push Button"Off" menuju Coil K1 (Sebagai pengunci), Saat Push Button"On" dilepas, Magnetic Contactor K1 permanen terhubung lantaran menerima tegangan menurut "Pengunci".
  • Disaat yg bersamaan, TIMER jua mendapatkan tegangan menurut terminal Coil K1.
  • Tegangan berdasarkan terminal NC pada TIMER mengalirkan tegangan menuju Coil Magnetic Contactor K3, sehingga Magnetic Contactor K3 pula terhubung.
  • Magnetic Contactor K1 terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Elektro Motor, Sedangkan Magnetic Contactor K3 terhubung buat menghubungkan terminal menjadi hubungan Star (bintang).
  • Proses ini mengakibatkan Elektro motor beroperasi dengan hubungan Bintang (Star) untuk start pertama kali.
  • Setelah beberapa waktu, sinkron dengan settingan TIMER yg terdapat, Maka TIMER pun bekerja sebagai akibatnya Terminal NC terputus, serta Terminal NO dalam TIMER terhubung.
  • Saat Terminal NC pada TIMER terputus, maka Magnetic Contactor K3 pula terputus.
  • Kemudian, Terminal NO pada TIMER terhubung mengalirkan tegangan menuju Coil Magnetic Contactor K2, sebagai akibatnya Magnetic Contactor K2 terhubung., sedangkan Magnetic Contactor K1 permanen terhubung.
  • Magnetic Contactor K1 permanen terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Elektro motor.
  • Magnetic Contactor K2 terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Electro motor.
  • Proses ini menyebabkan elektro motor yg semula beroperasi dengan interaksi Star (Bintang) berubah sebagai beroperasi menggunakan interaksi Delta (Segitiga).
  • Jika Push Button"Off" ditekan,asal tegangan ke semua Coil Magnetic Contactor terputus, serta Elektro motor berhenti beroperasi.

Komponen pada Rangkaian STAR-DELTA:
  • MCCB
MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung utama pada rangkaian STAR-DELTA.
Selain itu MCCB jua berfungsi menjadi pengaman waktu terjadi Arus lebih atau Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada rangkaian atau Electro motor.
Ukuran pengaman MCCB umumnya sebanyak 125% x In.elektro Motor.
  • Magnetic Contactor
Pada rangkaian STAR-DELTA, masih ada 3 butir Magnetic Contactor.
Magnetic Contactor K1, berfungsi menjadi penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.
Magnetic Contactor K2, disebut sebagai Penghubung rangkaian DELTA, pula berfungsi menjadi penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.
Magnetic Contactor K3, berfungsi hanya sebagai penghubung terminal buat menerima hubungan STAR pada gulungan Elektro motor, serta tidak mengalirkan Tegangan.
Menentukan Ukuran Magnetic Contactor
Untuk memilih berukuran Magnetic Contactor K1 dan K2 digunakan Rumus:
Magnetic Contactor Delta = In / √3
Untuk memilih ukuran Magnetic Contactor K3 dipakai Rumus:
Magnetic Contactor buat Star = In / 3
Contoh Perhitungan:
Jika Elektro Motor dengan daya 11Kw (11.000 Watt),380V, Cosphi 0,80, memakai sistem start rangkaian STAR-DELTA, maka kebutuhan Magnetic Contactornya, adalah:
P = V x I x Cosphi x √3
11.000 Watt = 380V x I x 0,80 x 1,73
In = 11.000 Watt / 525,92
In = 20,91 Ampere.
Magnetic Contactor K1 & K2 (DELTA):
In / √3
20,91 A / 1,73
12,08 Ampere.
Magnetic Contactor K3 (STAR):
In / 3
20,91 A / 3
6,97 Ampere
Untuk pemilihan berukuran Magnetic Contactor, kita dapat memakai berukuran yg sesuai menggunakan perhitungan diatas.
  • TOR (Thermal Overload Relay)
TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi buat mengamankan Elektro motor waktu terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan melengkung saat dilalui Arus yang melebihi settingan dari berukuran TOR (Thermal Overload Relay) tadi.
Untuk menentukan ukuran TOR (Thermal Overload Relay) pada rangkaian STAR-DELTA, kita dapat menggunakan berukuran Maksimal sebanyak:
TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2
Untuk memberikan proteksi yg lebih baik pada Elektro motor, sebaiknya settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah menurut perhitungan diatas sebesar 10%, buat menghindari bila elektronik motor bekerja aporisma terus menerus, tentu akan memperpendek Life Time Elektro motor tadi.
  • TIMER
Timer dalam Rangkaian STAR-DELTA berfungsi menjadi pengatur saat perpindahan Magnetic Contactor K3 serta K2.
Settingan Timer dapat disesuaikan dengan syarat kerja dan beban berdasarkan masing-masing Elektro motor yang dipakai.
Pada umumnya Settingan Timer yang digunakan sekitar 4-lima Sekon. Namun pada syarat eksklusif settingan mungkin dibutuhkan lebih lama .
Semoga berguna!
CARA FLEXI

WIRING DIAGRAM RANGKAIAN STARDELTA UNTUK STARTING MOTOR 3PH

Rangkaian STAR-DELTA sistem Starter Motor 3 Ph, Wiring diagram serta penjelasannya.
Terdapat banyak sekali sistem rangkaian motor starter yang digunakan buat mengoperasikan Elektro motor menggunakan tujuan untuk mengurangi lonjakan arus starting yang sangat tinggi.
Rangkaian STAR-DELTA atau (Bintang-Segitiga) adalah Salah satu sistem starter elektronika motor tiga ph yg bertujuan untuk meminimalkan lonjakan arus yg terjadi waktu elektronika motor dioperasikan (Starting).
Berbagai Wiring diagram rangkaian Starting Motor tiga fase
Baca juga: Rangkaian DOL (Direct On Line)
Sistem Rangkaian/Hubungan Gulungan (Winding) pada elektronik motor:
  • Star (Bintang)
  • Delta (Segitiga)

Sistem Starter Motor 3ph dengan rangkaian STAR-DELTA memakai ke 2 jenis rangkaian dalam Gulungan Elektro motor secara bergantian.
Elektro motor 5,5KW s/d 22KW = STAR-DELTA

STAR-DELTA
Pada waktu pertama kali dioperasikan, sistem rangkaian STAR-DELTA akan menghubungkan asal tegangan ke Elektro motor menggunakan sistem rangkaian Gulungan STAR (Bintang), sehingga lonjakan Arus saat starting sanggup diminimalkan atau dikurangi, karena tegangan yang mengalir ke Elektro motor harus melewati dua Gulungan “Rangkaian Star (Bintang)”, atau satu gulungan hanya menerima tegangan sebesar 380V / √tiga = 220 Volt.
Baca pula: Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga Phase
Hubungan STAR dalam Elektro Motor

Setelah Elektro motor berputar Normal (Perpindahan diatur menggunakan TIMER), kemudian sistem Rangkaian STAR-DELTA akan bekerja dan mengganti rangkaian/hubungan Gulungan sebagai DELTA (Bintang), dan Elektro motor beroperasi dengan Normal. Setiap satu gulungan mendapat tegangan 380V.
Hubungan DELTA pada Elektro Motor

Perbedaan Hubungan Star dengan Hubungan Delta pada Gulungan Elektro motor:
Star : Arus starting kecil, Torsi (Tenaga) kurang.
Delta : Arus Starting tinggi, Torsi (Tenaga) bertenaga.
Untuk lebih jelasnya bagaimana rangkaian STAR-DELTA tersebut, berikut Wiring Diagram Motor Starting STAR-DELTA beserta penjelasan cara kerjanya.
Baca pula: Wiring diagram Auto trafo 4 step, lengkap

Wiring Diagram STAR-DELTA


Prinsip Kerja Rangkaian STAR-DELTA:
  • Push Button"On" ditekan,Tegangan berdasarkan MCB mengalir menuju Coil Magnetic Contactor K1, Magnetic Contactor K1 terhubung, Terminal NO pada K1 pula terhubung dan mengalirkan tegangan berdasarkan Push Button"Off" menuju Coil K1 (Sebagai pengunci), Saat Push Button"On" dilepas, Magnetic Contactor K1 tetap terhubung lantaran mendapat tegangan dari "Pengunci".
  • Disaat yang bersamaan, TIMER juga mendapatkan tegangan dari terminal Coil K1.
  • Tegangan dari terminal NC dalam TIMER mengalirkan tegangan menuju Coil Magnetic Contactor K3, sehingga Magnetic Contactor K3 juga terhubung.
  • Magnetic Contactor K1 terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Elektro Motor, Sedangkan Magnetic Contactor K3 terhubung buat menghubungkan terminal menjadi interaksi Star (bintang).
  • Proses ini menyebabkan Elektro motor beroperasi menggunakan hubungan Bintang (Star) buat start pertama kali.
  • Setelah beberapa ketika, sinkron menggunakan settingan TIMER yang terdapat, Maka TIMER pun bekerja sebagai akibatnya Terminal NC terputus, dan Terminal NO pada TIMER terhubung.
  • Saat Terminal NC dalam TIMER terputus, maka Magnetic Contactor K3 pula terputus.
  • Kemudian, Terminal NO pada TIMER terhubung mengalirkan tegangan menuju Coil Magnetic Contactor K2, sehingga Magnetic Contactor K2 terhubung., sedangkan Magnetic Contactor K1 tetap terhubung.
  • Magnetic Contactor K1 tetap terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Elektro motor.
  • Magnetic Contactor K2 terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Electro motor.
  • Proses ini mengakibatkan elektro motor yang semula beroperasi dengan interaksi Star (Bintang) berubah sebagai beroperasi dengan interaksi Delta (Segitiga).
  • Jika Push Button"Off" ditekan,asal tegangan ke semua Coil Magnetic Contactor terputus, dan Elektro motor berhenti beroperasi.

Komponen dalam Rangkaian STAR-DELTA:
  • MCCB
MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung primer dalam rangkaian STAR-DELTA.
Selain itu MCCB pula berfungsi menjadi pengaman saat terjadi Arus lebih atau Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada rangkaian atau Electro motor.
Ukuran pengaman MCCB umumnya sebanyak 125% x In.elektro Motor.
  • Magnetic Contactor
Pada rangkaian STAR-DELTA, terdapat tiga buah Magnetic Contactor.
Magnetic Contactor K1, berfungsi menjadi penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.
Magnetic Contactor K2, diklaim menjadi Penghubung rangkaian DELTA, pula berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.
Magnetic Contactor K3, berfungsi hanya sebagai penghubung terminal untuk mendapatkan hubungan STAR dalam gulungan Elektro motor, dan nir mengalirkan Tegangan.
Menentukan Ukuran Magnetic Contactor
Untuk memilih berukuran Magnetic Contactor K1 dan K2 dipakai Rumus:
Magnetic Contactor Delta = In / √3
Untuk memilih ukuran Magnetic Contactor K3 digunakan Rumus:
Magnetic Contactor untuk Star = In / 3
Contoh Perhitungan:
Jika Elektro Motor dengan daya 11Kw (11.000 Watt),380V, Cosphi 0,80, memakai sistem start rangkaian STAR-DELTA, maka kebutuhan Magnetic Contactornya, adalah:
P = V x I x Cosphi x √3
11.000 Watt = 380V x I x 0,80 x 1,73
In = 11.000 Watt / 525,92
In = 20,91 Ampere.
Magnetic Contactor K1 & K2 (DELTA):
In / √3
20,91 A / 1,73
12,08 Ampere.
Magnetic Contactor K3 (STAR):
In / 3
20,91 A / 3
6,97 Ampere
Untuk pemilihan berukuran Magnetic Contactor, kita bisa memakai ukuran yg sesuai dengan perhitungan diatas.
  • TOR (Thermal Overload Relay)
TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan Elektro motor waktu terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan melengkung saat dilewati Arus yang melebihi settingan menurut ukuran TOR (Thermal Overload Relay) tersebut.
Untuk memilih berukuran TOR (Thermal Overload Relay) dalam rangkaian STAR-DELTA, kita dapat menggunakan berukuran Maksimal sebanyak:
TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2
Untuk memberikan perlindungan yg lebih baik dalam Elektro motor, sebaiknya settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah berdasarkan perhitungan diatas sebanyak 10%, buat menghindari bila elektro motor bekerja maksimal terus menerus, tentu akan memperpendek Life Time Elektro motor tersebut.
  • TIMER
Timer pada Rangkaian STAR-DELTA berfungsi sebagai pengatur saat perpindahan Magnetic Contactor K3 dan K2.
Settingan Timer bisa diubahsuaikan menggunakan kondisi kerja serta beban menurut masing-masing Elektro motor yang digunakan.
Pada umumnya Settingan Timer yg digunakan lebih kurang 4-lima Sekon. Namun pada syarat eksklusif settingan mungkin dibutuhkan lebih usang.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

BELAJAR MERAKIT PANEL MOTOR LISTRIK 3 PHASE PANDUAN LENGKAP PART1

Bagaimana cara merakit sebuah Panel buat Motor Listrik tiga fasa?
Untuk dapat mengoperasikan sebuah Elektro motor (Motor Listrik) 3 fasa tentunya diharapkan sebuah Panel yg berfungsi sebagai sentra kendali motor supaya bisa dioperasikan menggunakan gampang, aman dan dilengkapi menggunakan Proteksi yg baik.
Panel Kontrol Motor Listrik tiga Fasa umumnya ditempatkan pada satu butir panel utama serta bisa dipakai buat pengoperasian beberapa Motor Listrik, panel buat beberapa Motor Listrik ini biasa dianggap dengan MCC (Motor Control Centre).
Lalu, Bagaimana cara merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa?

"Panduan Lengkap" Cara Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase


Bagi anda yang ingin belajar cara merakit Panel motor Listrik 3 Phase, agar lebih mudah dimengerti maka kita akan bagi menjadi beberapa Tahapan/langkah untuk sanggup merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa.
1. Motor Listrik berapa KW?
Langkah pertama yg wajib kita ketahui terlebih dahulu sebelum merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa merupakan Berapa Daya Motor Listrik 3 Fasa yang akan dikendalikan sang Panel tadi.
Hal ini sangat krusial, untuk dapat menentukan Komponen-komponen yg akan kita persiapkan buat menciptakan Panel Motor Listrik tersebut.
Selain itu, Besar Daya (KW) sebuah Elektro Motor menentukan rangkaian apa yg akan kita buat untuk Sistem Starting Motor tadi.
Baca pula: Beberapa Sistem Starting Motor Listrik 3 phase serta penjelasannya

Sistem Starting Motor
Beberapa sistem starting Motor Listrik tiga phase disesuaikan menggunakan besar Daya Motor, diantaranya:
1. Elektro Motor dengan daya lebih kecil dari lima,5kw menggunakan sistem Starting Rangkain "Direct On Line" (DOL) .
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian DOL

2. Elektro Motor dengan daya lima,5Kw sampai 22Kw menggunakan sistem Starting "Star Delta".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Star Delta

3. Elektro Motor menggunakan Daya 22Kw sampai 150Kw menggunakan Sistem Starting "Auto Transformer".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Auto Trafo

Sebagai Contoh: Jika kita ingin menciptakan Panel buat Elektro Motor lima,5Kw, maka Panel yang akan kita untuk memakai Rangkaian Direct On Line (DOL), serta Rangkaian ini merupakan Rangkaian yg paling sederhana.
2. Mempersiapkan Komponen Panel
Setelah kita mengetahui bahwa Elektro Motor yg akan kita buatkan Panel adalah Elektro Motor lima,5KW, serta Rangkaian yg diperlukan adalah Rangkain DOL, maka selanjutnya kita wajib memilih Bahan-bahan (Komponen) yg dibutuhkan Untuk pembuatan Panel rangkaian DOL, diantaranya:
Baca pula: Mengenal Komponen-komponen Panel Listrik 3 phase

Komponen Panel yg diperlukan:
  • Box Panel
  • Kabel Power dari Panel ke Motor
  • Kabel Power buat Rangkaian pada pada Panel
  • Kabel buat Rangkaian kontrol pada pada Panel (Wiring)
  • MCCB
  • MCB
  • Magnetic Contactor
  • Timer (Untuk Rangkaian DOL nir memakai Timer)
  • Thermal OverLoad Relay (TOR)
  • Pilot Lamp
  • Push Button
  • Ampere Meter
  • CT
  • Skun kabel
  • Heat Shrink
  • Pembungkus Kabel (Wrapping Band)

3. Menentukan Jenis serta Ukuran Komponen Panel
Setelah kita mengetahui Komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan buat pembuatan sebuah Panel Kontrol Motor listrik tiga phase, selanjutnya merupakan memilih jenis serta ukurannya.
Hal yang paling krusial kita ketahui sebelum memilih ukuran berbagai Komponen adalah menghitung In (Arus Nominal) menurut sebuah Elektro Motor yg akan dibuatkan Panel.
Menghitung In (Arus Nominal) Elektro Motor 3 phase
In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In: Arus Nominal (Ampere)
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • Cosphi: Faktor daya ( 0,80 atau sesuaikan dengan Spesifikasi yang tertera dalam Elektro Motor tersebut).
Sebagai model: Jika Spesifikasi Elektro Motor yang digunakan merupakan 5,5Kw (5500Watt), 380Volt, Cosphi 0,8 , maka Arus Nominalnya, adalah:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 5500Watt : (380Volt x 0,8 x 1,73)
  • In = 5500Watt : 525,92
  • In = 10,45 Ampere.

Setelah kita mengetahui Elektro Motor lima,5Kw, memiliki Arus Nominal (In) sebesar 10,45 Ampere, maka selanjutnya kita akan menentukan Ukuran Komponen-komponen Panel yang akan kita persiapkan.
Box Panel
Jika kita akan merakit Panel Motor dalam sebuah MCC yg sudah tersedia, maka kita tidak perlu lagi menyediakan Box Panel, namun jika kita akan merakit Panel baru dan hanya untuk satu panel Motor, maka kita dapat menyesuaikan Ukuran Box Panel ini menggunakan seberapa banyak Komponen yang akan kita rakit, buat panel motor lima,5Kw sistem DOL, maka ukuran panelnya nir terlalu akbar, relatif menggunakan Box Panel ukuran Lebar 30cm x Tinggi 40cm x Tebal 20cm, serta jika kita akan memasang panel ini diluar Ruangan, maka pilihlah Panel tipe Outdoor dengan IP65.
Baca pula: Mengenal Kode IP menjadi proteksi Listrik

Kabel Power menurut Panel Ke Elektro Motor
Untuk mengalirkan Listrik menurut Panel ke Motor Listrik, maka kita membutuhkan Kabel, Kabel jenis apa serta berukuran berapa yg kita butuhkan?
Baca pula: Arti Kode Huruf pada Kabel Listrik
Jenis Kabel disesuaikan menggunakan pemasangan kabel tersebut, bila kabel ditanam di pada tanah bisa memakai Kabel NYRGbY atau NYFGbY, atau jika dipasang diatas (di pada Kabel Tray) dapat menggunakan Kabel NYY.
Baca pula: Bagaimana memilih Jenis Kabel
Selanjutnya, merupakan memilih Ukuran Kabel yg akan dipakai, cara menghitungnya merupakan:
In x 125% (Safety Factor), kemudian hasilnya diadaptasi dengan Kemampuan Hantar Arus (KHA) yg bisa dicermati dalam Tabel KHA.
Baca pula: Cara Menentukan Ukuran Kabel
Sebagai model: jika sebuah Elektro Motor lima,5Kw memiliki Arus Nominal 10,45Ampere, maka:
10,45Ampere x 125% = 13,06Ampere.
Lihat: TABEL KHA (Lengkap)
Kemudian kita lihat dalam Tabel KHA, ukuran Kabel listrik buat Arus sebesar 13,06A, apabila nilai 13,06A tidak ada dalam tabel, maka kita bisa menggunakan ukuran yg paling mendekati, yaitu 18A, dengan berukuran kabel 1,5mm².
Sebagai model: Kabel Power yang diperlukan buat Elektro Motor lima,5Kw, adalah:
  • Kabel NYY 4 x 1,5mm² (Jaringan Udara)
  • Kabel NYRGbY 4 x 1,5mm² (Dalam Tanah).

Kabel Power pada dalam Panel
Untuk merakit Panel, tentunya kita membutuhkan Kabel Power yang akan dipakai buat penghubung berdasarkan MCCB ke Magnetic Contactor, ke Overload Relay, serta sebagainya.
Kabel yg biasa dipakai buat Power di dalam Panel adalah Jenis Kabel NYAF.
Ukuran Kabel disesuaikan menggunakan In (Arus Nominal) motor yg dipakai, jika Elektro Motor yang dipakai adalah lima,5KW menggunakan In 10,45, maka cara menentukannya sama menggunakan memilih Ukuran Kabel Power ke Motor Listrik.
Jadi, Kabel yg digunakan adalah Kabel NYAF 1,5mm, serta Panjang Kabel diubahsuaikan menggunakan Kebutuhan Rangkaian panel tadi.
Namun, buat menentukan Kabel Power buat Magnetic Contactor dalam Rangkaian Star Delta, dapat memakai ukuran 1/2 menurut Kabel Power menurut MCCB.
Kabel buat rangkaian Kontrol (Wiring)
Kabel buat rangkaian kontrol(Wiring), memakai Kabel NYAF menggunakan berukuran yang lebih kecil, dapat memakai Kabel NYAF 0,75mm, karena Arus yg dialiri pada Kabel kontrol ini hanya untuk menyalakan Magnetic Contactor, Pilot Lamp, Relay, Timer, bukan untuk Power Motor.
Panjang Kabel diadaptasi menggunakan Kebutuhan, Panjang kabel buat rangkaian DOL lebih sedikit, dibanding Kabel kontrol buat rangkaian Star Delta juga Auto Trafo.
MCCB
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) merupakan suatu Komponen Panel yg berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian berdasarkan Sumber (Power) menuju Komponen-komponen panel berikutnya, dan jua berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi Arus lebih serta Hubung singkat (Short Circuit).
Baca pula: Beda MCB, MCCB serta ACB
Untuk menentukan Ukuran MCCB pada sebuah Panel Motor Listrik 3 phase, caranya adalah:
Ukuran MCCB = In x 125persen
Sebagai model: Jika Elektro Motor yang digunakan adalah 5,5Kw, maka Arus Nominalnya adalah: 10,45Ampere, dan untuk menentukan ukuran MCCB untuk Panel adalah:
  • Ukuran MCCB = In x 125persen
  • Ukuran MCCB = 10,45A x 125%
  • Ukuran MCCB = 13,06A
Karena berukuran MCCB 13,06A nir terdapat dipasaran, maka kita bisa menggunakan MCCB menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih akbar sedikit, yaitu MCCB 15A
MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pengaman arus lebih, serta dalam panel digunakan buat pengaman rangkaian kontrol panel (Bukan buat power Motor), jadi ukuran MCB yg diperlukan tidak perlu terlalu besar , buat kebutuhan kontrol Panel umumnya bisa menggunakan MCB 4Ampere.
Magnetic Contactor
Magnetic Contactor adalah keliru satu komponen Panel listrik yang berfungsi seperti misalnya saklar, yaitu buat menghubungkan atau memutuskan Aliran Listrik, dengan prinsip kerja Magnetik.
Baca pula: Mengenal Prinsip Kerja Magnetic Contactor, Push Button dan NO, NC
Magnetic Contactor yg dipakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik tiga phase mempunyai berbagai jenis serta berukuran.
Untuk jalur listrik utama (power), biasa juga disebut "Line", bisa memakai Magnetic Contactor yg memiliki 3 Terminal "Line" jenis NO (Normally Opened), serta tambahan terminal (Aksesories) buat kontrol 2 terminal NO serta 2 Terminal NC (Normally Clossed).
Selain itu pastikan jua berapa Tegangan buat Coil yang ada dalam Magnetic Contactor, karena Coil pada Magnetic Contactor terdapat beberapa jenis Tegangan, terdapat Coil 220V, 380V, 24Vdc, 42Vac, dan sebagainya, sesuaikan Tegangan Coil Magnetic Contactor dengan Tegangan Kontrol yg anda pakai pada Panel tersebut, serta Biasanya panel menggunakan Tegangan 220V buat rangkaian Kontrol.
Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Rangkaian DOL:
Selanjutnya memilih berukuran Magnetic Contactor yang sesuai menggunakan Daya Electro motor yg dipakai, untuk rangkaian DOL hanya membutuhkan 1 buah Magnetic Contactor, dan rumus memilih Ukuran Magnetic Contactornya sama dengan cara menentukan berukuran MCCB, yaitu:
Magnetic Contactor (Rangkaian DOL) = In x 125%
Sebagai model: Jika Panel yang akan kita buat untuk Motor 5,5Kw (Rangkaian DOL), maka ukuran Magnetic Contactornya, adalah:
  • Magnetic Contactor = In x 125%
  • Magnetic Contactor = 10,45A x 125%
  • Magnetic Contactor = 13,06A
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,06A tidak terdapat dipasaran, maka kita bisa memakai MAgnetic Contactor menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya dapat memakai Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar berukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor akan semakin bagus, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
Menentukan berukuran Magnetic contactor buat Rangkaian Star Delta:
Berbeda menggunakan Rangkaian DOL yg hanya menggunakan 1 Buah Magnetic contactor, pada Rangkaian Star Delta kita memakai tiga buah Magnetic contactor yg kegunaannya, merupakan:
  • 2 butir Magnetic Contactor buat Line (Power eksklusif ke Motor)
  • 1 buah Magnetic Contactor buat Star (Hanya buat menghubungkan Kabel ke terminal Motor secara Bintang/Star, dan tidak untuk dialiri Tegangan Listrik berdasarkan Sumber).

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Line (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Line) = In : √3

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Star (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Star) = In : 3

Sebagai Contoh: Kita akan merakit Panel untuk Motor Listrik 22Kw (22000Watt), maka rangkaian sistem starting yang akan dibuat adalah Rangkaian Star Delta, magnetic contactor yg diperlukan merupakan:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 22000 : (380V x 0,80 x 1,73)
  • In = 22000 : 525,92
  • In = 41,83Ampere

Ukuran Magnetic Contactor buat Line = In : √3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 1,73
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 24,17 Ampere
Karena ukuran Magnetic Contactor 24,17 Ampere nir ada dipasaran, maka kita dapat memakai Magnetic Contactor dengan berukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya memakai Magnetic Contactor Mitsubishi SN-25 (Atau Ekuivalennya).
Ukuran Magnetic Contactor buat Star = In : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 13,94 Ampere
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,94 Ampere tidak terdapat dipasaran, maka kita dapat menggunakan Magnetic Contactor menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya menggunakan Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau Ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar ukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor, akan semakin mengagumkan, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
TIMER
Untuk merakit panel motor menggunakan sistem starting menggunakan Rangkaian Direct On Line (DOL), tidak memerlukan Timer.
Timer dipakai buat sistem starting Motor dengan Rangkaian Star Delta serta Sistem Auto Transformer.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Star Delta, membutuhkan satu buah Timer, menggunakan pengaturan ketika antara 4-lima detik atau tergantung aplikasi pemasangan Motor dilapangan.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Auto Trafo, membutuhkan beberapa Timer, sinkron menggunakan kebutuhan, serta berapa Step perpindahan Auto Trafo.
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 3 Step, menggunakan 2 butir Timer
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 4 Step, menggunakan tiga butir Timer
dan pengaturan masing-masing Timer, diadaptasi dengan kebutuhan Aplikasi pada lapangan
Thermal Overload Relay (TOR)
Thermal Overload Relay merupakan keliru satu Komponen pada pembuatan Panel Motor listrik 3 phase, dan berfungsi sebagai Proteksi (Pengaman) waktu terjadi Arus Lebih, untuk melindungi Motor dari kerusakan lantaran mengalami beban Lebih.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian DOL
Untuk memilih Ukuran Thermal Overload Relay yang akan kita pakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik, usahakan kita mengetahui terlebih dahulu berapa usahakan Settingan Overload buat pengaman Arus Lebih dalam Motor listrik (Rangkaian DOL)
Settingan Thermal Overload relay = In x 80persen
Kenapa settingan nya lebih mini berdasarkan Arus Nominal?
Arus Nominal Motor merupakan batasan besar Arus tertinggi saat Elektro Motor dioperasikan, serta tidak disarankan buat penggunaan secara terus menerus.
Jika Sebuah Elektro Motor dioperasikan terus menerus dalam beban yang aporisma, menggunakan nilai arus sama menggunakan atau mendekati In (Arus Nominal) Motor tadi, akan menyebabkan suhu Motor menjadi semakin tinggi serta bisa mengakibatkan kerusakan isolasi Gulungan, dan akhirnya Motor rusak (Gulungan Short).
Oleh Karena itu, sebaiknya settingan Overload lebih kecil (80%) dari besar In (Arus Nominal) Motor Listrik, untuk menjaga agar Motor nir dioperasikan melebihi Arus Nominal, dan menjaga Suhu motor permanen.
Setelah kita mengetahui settingan Thermal Overload buat pengaman Elektro motor, maka selanjutnya kita sanggup menentukan berukuran Thermal Overload yang akan kita gunakan.
Sebagai Contoh, Untuk Panel Motor 5,5KW, arus nominalnya 10,45A, serta settingan Overload yg disarankan, merupakan:
  • 10,45A x 80% = 8,36 Ampere.
Selanjutnya kita dapat memilih Ukuran Overload yg memiliki Nilai tengah 8,36 Ampere., misalnya anda mampu menentukan Thermal Overload Relay 7-9A.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian Star Delta
Sebelum Menentukan berukuran Thermal Overload buat Motor Listrik Rangkaian Star Delta, kita terlebih dahulu menentukan settingan Overload relay buat Rangkaian Star Delta, yaitu:
Settingan Thermal Overload Relay = 1/2 x In x 80persen
Sebagai model: Settingan Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Listrik 22Kw, menggunakan rangkaian Star Delta, merupakan:
In motor 22Kw = 41,83A
Settingan Overload = 1/dua x 41,83A x 80% = 16,73A
Selanjutnya kita dapat memilih Ukuran Overload yg memiliki Nilai tengah 16,73 Ampere., misalnya anda mampu menentukan Thermal Overload Relay 12-18A.
Selain itu, buat menentukan berukuran Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Rangkaian Star Delta, bisa jua menggunakan rumus misalnya menentukan berukuran Thermal Overload Relay rangkaian DOL, dengan syarat posisi pemasangan Thermal Overload diletakkan pada Kabel Power (Line) sesudah MCCB (Sebelum Magnetic contactor Line).
Sampai disini dulu pembahasan mengenai "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-1, karena pembahasannya cukup panjang serta luas, oleh karenanya kita akan bagi sebagai beberapa Artikel (Bagian), dan lanjutannya akan kita uraikan pada Artikel selanjutnya "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-2".
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

BELAJAR MERAKIT PANEL MOTOR LISTRIK 3 PHASE PANDUAN LENGKAP PART1

Bagaimana cara merakit sebuah Panel untuk Motor Listrik tiga fasa?
Untuk dapat mengoperasikan sebuah Elektro motor (Motor Listrik) 3 fasa tentunya dibutuhkan sebuah Panel yang berfungsi menjadi pusat kendali motor agar dapat dioperasikan dengan gampang, aman dan dilengkapi menggunakan Proteksi yang baik.
Panel Kontrol Motor Listrik tiga Fasa umumnya ditempatkan pada satu buah panel primer dan bisa digunakan buat pengoperasian beberapa Motor Listrik, panel buat beberapa Motor Listrik ini biasa disebut menggunakan MCC (Motor Control Centre).
Lalu, Bagaimana cara merakit sebuah Panel Motor Listrik tiga fasa?

"Panduan Lengkap" Cara Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase


Bagi anda yg ingin belajar cara merakit Panel motor Listrik tiga Phase, supaya lebih mudah dimengerti maka kita akan bagi menjadi beberapa Tahapan/langkah untuk sanggup merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa.
1. Motor Listrik berapa KW?
Langkah pertama yang harus kita ketahui terlebih dahulu sebelum merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa merupakan Berapa Daya Motor Listrik tiga Fasa yang akan dikendalikan oleh Panel tadi.
Hal ini sangat krusial, buat dapat menentukan Komponen-komponen yg akan kita persiapkan untuk membuat Panel Motor Listrik tersebut.
Selain itu, Besar Daya (KW) sebuah Elektro Motor memilih rangkaian apa yang akan kita buat untuk Sistem Starting Motor tersebut.
Baca pula: Beberapa Sistem Starting Motor Listrik 3 phase dan penjelasannya

Sistem Starting Motor
Beberapa sistem starting Motor Listrik 3 phase diadaptasi menggunakan besar Daya Motor, diantaranya:
1. Elektro Motor dengan daya lebih kecil dari lima,5kw memakai sistem Starting Rangkain "Direct On Line" (DOL) .
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian DOL

2. Elektro Motor menggunakan daya lima,5Kw sampai 22Kw memakai sistem Starting "Star Delta".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Star Delta

3. Elektro Motor menggunakan Daya 22Kw hingga 150Kw memakai Sistem Starting "Auto Transformer".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Auto Trafo

Sebagai Contoh: apabila kita ingin membuat Panel buat Elektro Motor lima,5Kw, maka Panel yang akan kita buat memakai Rangkaian Direct On Line (DOL), serta Rangkaian ini adalah Rangkaian yang paling sederhana.
2. Mempersiapkan Komponen Panel
Setelah kita mengetahui bahwa Elektro Motor yg akan kita buatkan Panel adalah Elektro Motor lima,5KW, dan Rangkaian yg dibutuhkan adalah Rangkain DOL, maka selanjutnya kita wajib memilih Bahan-bahan (Komponen) yg dibutuhkan Untuk pembuatan Panel rangkaian DOL, antara lain:
Baca pula: Mengenal Komponen-komponen Panel Listrik tiga phase

Komponen Panel yg diperlukan:
  • Box Panel
  • Kabel Power dari Panel ke Motor
  • Kabel Power untuk Rangkaian pada dalam Panel
  • Kabel buat Rangkaian kontrol pada dalam Panel (Wiring)
  • MCCB
  • MCB
  • Magnetic Contactor
  • Timer (Untuk Rangkaian DOL nir menggunakan Timer)
  • Thermal OverLoad Relay (TOR)
  • Pilot Lamp
  • Push Button
  • Ampere Meter
  • CT
  • Skun kabel
  • Heat Shrink
  • Pembungkus Kabel (Wrapping Band)

3. Menentukan Jenis dan Ukuran Komponen Panel
Setelah kita mengetahui Komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan untuk pembuatan sebuah Panel Kontrol Motor listrik 3 phase, selanjutnya adalah menentukan jenis dan ukurannya.
Hal yg paling krusial kita ketahui sebelum memilih berukuran berbagai Komponen adalah menghitung In (Arus Nominal) berdasarkan sebuah Elektro Motor yg akan dibuatkan Panel.
Menghitung In (Arus Nominal) Elektro Motor tiga phase
In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In: Arus Nominal (Ampere)
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • Cosphi: Faktor daya ( 0,80 atau sesuaikan dengan Spesifikasi yang tertera pada Elektro Motor tersebut).
Sebagai contoh: Jika Spesifikasi Elektro Motor yg dipakai merupakan lima,5Kw (5500Watt), 380Volt, Cosphi 0,8 , maka Arus Nominalnya, adalah:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 5500Watt : (380Volt x 0,8 x 1,73)
  • In = 5500Watt : 525,92
  • In = 10,45 Ampere.

Setelah kita mengetahui Elektro Motor lima,5Kw, memiliki Arus Nominal (In) sebesar 10,45 Ampere, maka selanjutnya kita akan menentukan Ukuran Komponen-komponen Panel yang akan kita persiapkan.
Box Panel
Jika kita akan merakit Panel Motor pada sebuah MCC yang telah tersedia, maka kita nir perlu lagi menyediakan Box Panel, tetapi bila kita akan merakit Panel baru serta hanya buat satu panel Motor, maka kita dapat menyesuaikan Ukuran Box Panel ini dengan seberapa poly Komponen yang akan kita rakit, untuk panel motor lima,5Kw sistem DOL, maka berukuran panelnya nir terlalu akbar, relatif menggunakan Box Panel berukuran Lebar 30cm x Tinggi 40cm x Tebal 20cm, dan apabila kita akan memasang panel ini diluar Ruangan, maka pilihlah Panel tipe Outdoor menggunakan IP65.
Baca pula: Mengenal Kode IP sebagai proteksi Listrik

Kabel Power menurut Panel Ke Elektro Motor
Untuk mengalirkan Listrik dari Panel ke Motor Listrik, maka kita membutuhkan Kabel, Kabel jenis apa dan ukuran berapa yang kita butuhkan?
Baca pula: Arti Kode Huruf dalam Kabel Listrik
Jenis Kabel diubahsuaikan menggunakan pemasangan kabel tadi, bila kabel ditanam pada pada tanah dapat memakai Kabel NYRGbY atau NYFGbY, atau apabila dipasang diatas (di dalam Kabel Tray) bisa memakai Kabel NYY.
Baca pula: Bagaimana menentukan Jenis Kabel
Selanjutnya, adalah menentukan Ukuran Kabel yg akan dipakai, cara menghitungnya adalah:
In x 125% (Safety Factor), lalu hasilnya disesuaikan dengan Kemampuan Hantar Arus (KHA) yang dapat dipandang pada Tabel KHA.
Baca pula: Cara Menentukan Ukuran Kabel
Sebagai contoh: jika sebuah Elektro Motor lima,5Kw memiliki Arus Nominal 10,45Ampere, maka:
10,45Ampere x 125% = 13,06Ampere.
Lihat: TABEL KHA (Lengkap)
Kemudian kita lihat dalam Tabel KHA, berukuran Kabel listrik untuk Arus sebanyak 13,06A, jika nilai 13,06A tidak ada dalam tabel, maka kita bisa menggunakan berukuran yang paling mendekati, yaitu 18A, dengan ukuran kabel 1,5mm².
Sebagai contoh: Kabel Power yang diperlukan buat Elektro Motor lima,5Kw, adalah:
  • Kabel NYY 4 x 1,5mm² (Jaringan Udara)
  • Kabel NYRGbY 4 x 1,5mm² (Dalam Tanah).

Kabel Power di pada Panel
Untuk merakit Panel, tentunya kita membutuhkan Kabel Power yg akan digunakan buat penghubung menurut MCCB ke Magnetic Contactor, ke Overload Relay, serta sebagainya.
Kabel yang biasa dipakai untuk Power pada dalam Panel merupakan Jenis Kabel NYAF.
Ukuran Kabel diubahsuaikan dengan In (Arus Nominal) motor yg digunakan, bila Elektro Motor yang digunakan adalah lima,5KW menggunakan In 10,45, maka cara menentukannya sama dengan memilih Ukuran Kabel Power ke Motor Listrik.
Jadi, Kabel yang digunakan adalah Kabel NYAF 1,5mm, serta Panjang Kabel diubahsuaikan dengan Kebutuhan Rangkaian panel tadi.
Namun, untuk memilih Kabel Power buat Magnetic Contactor pada Rangkaian Star Delta, bisa memakai berukuran 1/dua dari Kabel Power berdasarkan MCCB.
Kabel buat rangkaian Kontrol (Wiring)
Kabel buat rangkaian kontrol(Wiring), menggunakan Kabel NYAF dengan berukuran yang lebih mini , dapat memakai Kabel NYAF 0,75mm, karena Arus yg dialiri dalam Kabel kontrol ini hanya buat menyalakan Magnetic Contactor, Pilot Lamp, Relay, Timer, bukan buat Power Motor.
Panjang Kabel diubahsuaikan menggunakan Kebutuhan, Panjang kabel buat rangkaian DOL lebih sedikit, dibanding Kabel kontrol buat rangkaian Star Delta juga Auto Trafo.
MCCB
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) adalah suatu Komponen Panel yang berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian berdasarkan Sumber (Power) menuju Komponen-komponen panel berikutnya, serta pula berfungsi sebagai pengaman saat terjadi Arus lebih serta Hubung singkat (Short Circuit).
Baca pula: Beda MCB, MCCB dan ACB
Untuk menentukan Ukuran MCCB dalam sebuah Panel Motor Listrik 3 phase, caranya adalah:
Ukuran MCCB = In x 125persen
Sebagai contoh: apabila Elektro Motor yang digunakan merupakan lima,5Kw, maka Arus Nominalnya adalah: 10,45Ampere, dan untuk memilih berukuran MCCB buat Panel adalah:
  • Ukuran MCCB = In x 125persen
  • Ukuran MCCB = 10,45A x 125persen
  • Ukuran MCCB = 13,06A
Karena ukuran MCCB 13,06A nir ada dipasaran, maka kita dapat memakai MCCB dengan ukuran yang mendekati atau lebih akbar sedikit, yaitu MCCB 15A
MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pengaman arus lebih, serta dalam panel digunakan untuk pengaman rangkaian kontrol panel (Bukan buat power Motor), jadi berukuran MCB yang diharapkan nir perlu terlalu besar , untuk kebutuhan kontrol Panel umumnya dapat menggunakan MCB 4Ampere.
Magnetic Contactor
Magnetic Contactor merupakan salah satu komponen Panel listrik yg berfungsi seperti seperti saklar, yaitu buat menghubungkan atau menetapkan Aliran Listrik, menggunakan prinsip kerja Magnetik.
Baca pula: Mengenal Prinsip Kerja Magnetic Contactor, Push Button dan NO, NC
Magnetic Contactor yang dipakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 phase mempunyai banyak sekali jenis serta ukuran.
Untuk jalur listrik primer (power), biasa juga dianggap "Line", bisa menggunakan Magnetic Contactor yg mempunyai 3 Terminal "Line" jenis NO (Normally Opened), serta tambahan terminal (Aksesories) buat kontrol 2 terminal NO serta 2 Terminal NC (Normally Clossed).
Selain itu pastikan jua berapa Tegangan buat Coil yg ada dalam Magnetic Contactor, karena Coil dalam Magnetic Contactor terdapat beberapa jenis Tegangan, terdapat Coil 220V, 380V, 24Vdc, 42Vac, serta sebagainya, sesuaikan Tegangan Coil Magnetic Contactor dengan Tegangan Kontrol yg anda gunakan dalam Panel tersebut, serta Biasanya panel menggunakan Tegangan 220V buat rangkaian Kontrol.
Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Rangkaian DOL:
Selanjutnya memilih ukuran Magnetic Contactor yg sesuai menggunakan Daya Electro motor yang digunakan, buat rangkaian DOL hanya membutuhkan 1 buah Magnetic Contactor, serta rumus memilih Ukuran Magnetic Contactornya sama menggunakan cara memilih ukuran MCCB, yaitu:
Magnetic Contactor (Rangkaian DOL) = In x 125%
Sebagai contoh: apabila Panel yg akan kita buat buat Motor lima,5Kw (Rangkaian DOL), maka ukuran Magnetic Contactornya, merupakan:
  • Magnetic Contactor = In x 125persen
  • Magnetic Contactor = 10,45A x 125%
  • Magnetic Contactor = 13,06A
Karena ukuran Magnetic Contactor 13,06A nir ada dipasaran, maka kita dapat menggunakan MAgnetic Contactor menggunakan berukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya dapat menggunakan Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau ekuivalennya).
Ingat: Semakin besar ukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor akan semakin bagus, namun tentunya kurang Ekonomis.
Menentukan ukuran Magnetic contactor buat Rangkaian Star Delta:
Berbeda menggunakan Rangkaian DOL yg hanya memakai 1 Buah Magnetic contactor, dalam Rangkaian Star Delta kita menggunakan 3 butir Magnetic contactor yg manfaatnya, merupakan:
  • 2 butir Magnetic Contactor untuk Line (Power eksklusif ke Motor)
  • 1 buah Magnetic Contactor untuk Star (Hanya buat menghubungkan Kabel ke terminal Motor secara Bintang/Star, serta nir buat dialiri Tegangan Listrik berdasarkan Sumber).

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Line (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Line) = In : √3

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Star (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Star) = In : 3

Sebagai Contoh: Kita akan merakit Panel buat Motor Listrik 22Kw (22000Watt), maka rangkaian sistem starting yang akan dibentuk adalah Rangkaian Star Delta, magnetic contactor yang diperlukan adalah:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 22000 : (380V x 0,80 x 1,73)
  • In = 22000 : 525,92
  • In = 41,83Ampere

Ukuran Magnetic Contactor buat Line = In : √3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 1,73
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 24,17 Ampere
Karena berukuran Magnetic Contactor 24,17 Ampere tidak terdapat dipasaran, maka kita dapat memakai Magnetic Contactor dengan ukuran yang mendekati atau lebih akbar sedikit, misalnya memakai Magnetic Contactor Mitsubishi SN-25 (Atau Ekuivalennya).
Ukuran Magnetic Contactor buat Star = In : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 13,94 Ampere
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,94 Ampere nir ada dipasaran, maka kita bisa memakai Magnetic Contactor dengan ukuran yg mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya menggunakan Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau Ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar berukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor, akan semakin rupawan, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
TIMER
Untuk merakit panel motor dengan sistem starting memakai Rangkaian Direct On Line (DOL), nir memerlukan Timer.
Timer dipakai buat sistem starting Motor menggunakan Rangkaian Star Delta serta Sistem Auto Transformer.
Untuk Rangkaian Panel Motor menggunakan sistem Star Delta, membutuhkan satu butir Timer, dengan pengaturan ketika antara 4-lima dtk atau tergantung aplikasi pemasangan Motor dilapangan.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Auto Trafo, membutuhkan beberapa Timer, sesuai menggunakan kebutuhan, serta berapa Step perpindahan Auto Trafo.
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 3 Step, menggunakan 2 buah Timer
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 4 Step, memakai 3 butir Timer
dan pengaturan masing-masing Timer, disesuaikan menggunakan kebutuhan Aplikasi di lapangan
Thermal Overload Relay (TOR)
Thermal Overload Relay merupakan keliru satu Komponen pada pembuatan Panel Motor listrik 3 phase, serta berfungsi sebagai Proteksi (Pengaman) waktu terjadi Arus Lebih, buat melindungi Motor dari kerusakan karena mengalami beban Lebih.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian DOL
Untuk menentukan Ukuran Thermal Overload Relay yg akan kita pakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu berapa usahakan Settingan Overload buat pengaman Arus Lebih pada Motor listrik (Rangkaian DOL)
Settingan Thermal Overload relay = In x 80persen
Kenapa settingan nya lebih kecil menurut Arus Nominal?
Arus Nominal Motor adalah batasan besar Arus tertinggi waktu Elektro Motor dioperasikan, serta tidak disarankan buat penggunaan secara terus menerus.
Jika Sebuah Elektro Motor dioperasikan terus menerus dalam beban yang maksimal , menggunakan nilai arus sama menggunakan atau mendekati In (Arus Nominal) Motor tersebut, akan menyebabkan suhu Motor menjadi meningkat dan dapat mengakibatkan kerusakan isolasi Gulungan, serta akhirnya Motor rusak (Gulungan Short).
Oleh Karena itu, sebaiknya settingan Overload lebih mini (80%) berdasarkan besar In (Arus Nominal) Motor Listrik, buat menjaga agar Motor nir dioperasikan melebihi Arus Nominal, dan menjaga Suhu motor tetap.
Setelah kita mengetahui settingan Thermal Overload buat pengaman Elektro motor, maka selanjutnya kita mampu memilih ukuran Thermal Overload yg akan kita gunakan.
Sebagai Contoh, Untuk Panel Motor lima,5KW, arus nominalnya 10,45A, serta settingan Overload yg disarankan, adalah:
  • 10,45A x 80% = 8,36 Ampere.
Selanjutnya kita dapat menentukan Ukuran Overload yg mempunyai Nilai tengah 8,36 Ampere., misalnya anda bisa menentukan Thermal Overload Relay 7-9A.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian Star Delta
Sebelum Menentukan ukuran Thermal Overload buat Motor Listrik Rangkaian Star Delta, kita terlebih dahulu memilih settingan Overload relay buat Rangkaian Star Delta, yaitu:
Settingan Thermal Overload Relay = 1/2 x In x 80persen
Sebagai contoh: Settingan Thermal Overload Relay untuk Proteksi Motor Listrik 22Kw, menggunakan rangkaian Star Delta, merupakan:
In motor 22Kw = 41,83A
Settingan Overload = 1/2 x 41,83A x 80% = 16,73A
Selanjutnya kita dapat menentukan Ukuran Overload yg mempunyai Nilai tengah 16,73 Ampere., misalnya anda bisa menentukan Thermal Overload Relay 12-18A.
Selain itu, buat menentukan ukuran Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Rangkaian Star Delta, bisa pula menggunakan rumus misalnya menentukan ukuran Thermal Overload Relay rangkaian DOL, dengan syarat posisi pemasangan Thermal Overload diletakkan dalam Kabel Power (Line) sesudah MCCB (Sebelum Magnetic contactor Line).
Sampai disini dulu pembahasan mengenai "Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga phase" Part-1, lantaran pembahasannya relatif panjang serta luas, oleh karenanya kita akan bagi sebagai beberapa Artikel (Bagian), serta lanjutannya akan kita uraikan pada Artikel selanjutnya "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-2".
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

WIRING DIAGRAM RANGKAIAN AUTO TRAFO AUTO TRANSFORMER DENGAN SISTEM 4 STEPS

Wiring Diagram Rangkaian Auto Trafo (Auto Transformer) sistem 4 Steps untuk Starting Motor 3phase.
Terdapat aneka macam sistem rangkaian yang digunakan buat mengoperasikan (starting) elektro motor 3ph, diantaranya merupakan:
Starter Motor Listrik 3Ph

Selain Rangkaian DOL (Direct On Line), aneka macam sistem starting Motor listrik 3ph diatas bertujuan buat meminimalkan Lonjakan Arus yang dapat mencapai 4 s/d 6 kali Arus Nominal dalam ketika pertama kali Elektro motor dioperasikan (Start).
Berbagai sistem starting motor 3ph
Rangkaian Auto Trafo Motor Starter
Salah satu sistem rangkaian Starting Motor listrik 3ph yang poly dipakai adalah dengan menggunakan sistem Auto Transformer (Auto Trafo).
Umumnya Auto Trafo digunakan buat Elektro motor dengan besaran daya sekitar 22Kw s/d 150Kw.
ElektroMotor 22kw s/d 150kw = Auto Trafo
Auto Transformer yg digunakan bersifat VT (Voltage Transformator), Terdapat tiga gulungan buat Phase R-S-T yg masing-masing Gulungan didalamnya terbagi dalam beberapa Steps persentase penurunan tegangan.
Baca juga: Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3Phase
Pada Auto Transformer yg poly digunakan terdapat beberapa pilihan Steps buat starting Motor, persentase penurunan tegangan setiap Step berkisar 40%, 60%, 80%.
Rangkaian Auto trafo Motor Starter dibentuk sedemikian rupa, agar dapat beroperasi secara otomatis mengalirkan tegangan Sumber melalui Auto transformer yg terpasang mulai dari gulungan auto trafo yang memiliki tahanan tertinggi (Arus terendah), sampai akhirnya Elektro motor mendapatkan suplai tegangan 100% eksklusif berdasarkan sumber (380V).
Saat tegangan asal mengalir melewati gulungan menggunakan nilai tahanan tertinggi pada Auto trafo, maka Tegangan yg masuk pada elektromotor sebagai rendah, semakin rendah tahanan yang dilewati, semakin akbar tegangan yg masuk ke elektronika motor.
Berikut ini model Gambar Wiring diagram untuk rangkaian motor starting dengan Auto trafo 4 steps.
Rangkaian Auto trafo dengan 4 step sistem starting motor, yaitu 40%, 60%, 80% sampai terakhir 100% (Tegangan sumber 380V).

Wiring Diagram Auto Trafo 4 Steps


Cara kerja Auto trafo:
  • Saat Push Button"On" ditekan, Tegangan menurut MCB mengalir menuju Coil K2, serta Coil K5. Sebagai akibatnya Magnetic Contactor K2 serta K5 terhubung.
  • Magnetic Contactor K2 terhubung serta mengalirkan tegangan 3phase menuju Auto trafo, lalu tegangan tadi melewati auto trafo.
  • STEP-1. Magnetic Contactor K5 terhubung buat mengalirkan tegangan menggunakan nilai 40% menuju Elektro motor, sebagai akibatnya Elektro motor mulai beroperasi menggunakan 40% tegangan berdasarkan Auto trafo.
  • Selanjutnya sinkron dengan Waktu yg sudah diatur dalam Timer T1, sesudah waktu tercapai lalu Timer T1 bekerja, menetapkan tegangan ke Coil K5, dan menghubungkan tegangan menuju Coil K4.
  • Magnetic Contactor K2 permanen terhubung.
  • STEP-2. Tegangan dari Auto trafo mengalir Ke Elektro motor melalui Magnetic contactor K4, menggunakan nilai tegangan sebanyak 60%. Disini Elektro motor mulai mengalami peningkatan tegangan menurut 40% sebagai 60%.
  • Selanjutnya sinkron menggunakan Waktu yg sudah diatur pada Timer T2, sehabis saat tercapai kemudian Timer T2 bekerja, menetapkan tegangan ke Coil K4, serta menghubungkan tegangan menuju Coil K3.
  • Magnetic Contactor K2 permanen terhubung.
  • STEP-3. Tegangan menurut Auto trafo mengalir Ke Elektro motor melalui Magnetic contactor K3, dengan nilai tegangan sebesar 80%. Disini Elektro motor mulai mengalami peningkatan tegangan berdasarkan 40% menjadi 60%, semakin tinggi menjadi 80%.
  • Selanjutnya sinkron dengan Waktu yg telah diatur dalam Timer T3, setelah saat tercapai lalu Timer T3 bekerja, memutuskan tegangan ke Coil K3, dan menghubungkan tegangan menuju Coil K1.
  • Saat Magnetic Contactor K1 terhubung, Menyebabkan Magnetic Contactor K2 Terputus, serta semua Timer juga berhenti bekerja lantaran tegangan ke coil diputuskan melalui terminal NC dalam Magnetic contactor K1.
  • STEP-4. Tegangan dari Sumber mengalir Ke Elektro motor melalui Magnetic contactor K1, dengan nilai tegangan sebanyak 100%. Sehingga Elektro motor telah beroperasi normal menggunakan tegangan penuh.
  • Pada Step-4 ini, hanya Magnetic contactor K1 yang terhubung, sedangkan Magnetic Contactor lainnya terputus, sebagai akibatnya syarat Auto trafo tidak ada tegangan sama sekali.
  • Rangkaian ini dilengkapi menggunakan sistem pengaman, menggunakan sistem kerja saat tegangan menuju ke Coil keliru satu Magnetic Contactor, terlebih dahulu melewati terminal NC Magnetic Contactor sebelumnya buat menghindari terjadinya ukiran tegangan masuk berdasarkan 2 Magnetic Contactor yg tidak sinkron tegangan.

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

RANGKAIAN DOL DIRECT ON LINE STARTER MOTOR 3 PH WIRING DIAGRAM DAN PENJELASAN LENGKAP

Wiring Diagram Rangkaian DOL (Direct On Line) buat Starting Motor listrik AC tiga Phase, bersama penjelasannya.
Lonjakan Arus dalam waktu Elektro motor dioperasikan atau biasa dianggap arus Starting mampu mencapai 4-7 kali dari Arus normal elektro motor tadi.
Arus Starting motor listrik = 4 s/d 7 x In
Mengingat besarnya lonjakan arus listrik waktu sebuah Elektro motor dioperasikan (Starting Motor), maka dipakai berbagai sistem buat meminimalkan Lonjakan Arus starting tadi.
Berbagai Sistem Rangkaian Motor Starter
Namun buat Elektro motor yg mempunyai daya mini dalam umumnya tidak membutuhkan sistem starting yang berfungsi buat mengurangi lonjakan arus starting.
Oleh lantaran itulah, salah satu sistem rangkaian starting buat elektro motor dengan daya yang mini , relatif menggunakan menggunakan rangkaian Direct On line (DOL).
Baca juga; Rangkaian STAR-DELTA
Sistem kerja rangkaian Direct On Line (DOL) yaitu: Elektro motor langsung menerima supplai tegangan sebanyak 100 % menurut besar tegangan asal (380 Volt).
Baca jua: Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3Phase
Sistem starter Elektro Motor menggunakan memakai rangkaian Direct On Line atau DOL adalah Sistem starting elektronik motor yg paling sederhana, serta biasa digunakan untuk elektronik motor yg mempunyai daya lebih mini menurut 5,lima Kw (< lima,lima KW).
Elektro motor < 5,5KW = DOL (Direct On Line).
Untuk mengenal lebih kentara tentang bagaimana prinsip kerja rangkaian motor starter dengan sistem DOL (Direct On Line), berikut wiring diagram rangkaian DOL (Direct On line), rangkaian diagram Line serta diagram Control, beserta penjelasannya.
Baca jua: Wiring Diagram Auto-Trafo, lengkap

Wiring Diagram Rangkaian DOL (Direct On Line).


Prinsip Kerja Rangkaian DOL (Direct On Line):
  • Pada saat Push Button"On" ditekan , maka tegangan asal menurut MCB akan mengalir menuju Coil Magnetic Contactor K1 serta menyebabkan Magnetic Contactor bekerja menghubungkan terminal utama (LINE) serta mengalirkan asal tegangan melewati TOR (Thermal OverLoad Relay) serta menuju ke Elektro Motor.
  • Karena prinsip kerja Push Button (Tombol) ON dalam waktu dilepas akan balik terputus, maka ditambahkan rangkaian "Pengunci".
  • "Pengunci" berfungsi buat mengalirkan asal tegangan dari MCB melewati rangkaian Push Button"OFF", menuju eksklusif ke terminal bantu NO (Normally Open) dalam Magnetic contactor serta selanjutnya terminal tersebut dihubungkan menuju Coil.
  • Jadi, saat Push Button"On" ditekan, tegangan dari Push Button"On" akan mengalir ke coil, serta magnetic contactor pun bekerja, saat magnetic contactor bekerja, terminal bantu NO pada Magnetic contactor tersebut akan terhubung serta juga mengalirkan sumber tegangan dari Push Button"Off" menuju coil.
  • Karena asal tegangan dari pengunci telah dialirkan menuju coil, dalam saat Push button"ON" dilepas, magnetic contactor tetap bekerja karena masih menerima asal tegangan menurut Push Button"Off".
  • Kemudian pada ketika Push Button"Off ditekan, Sumber tegangan yg melewati terminal bantu"NO" (Pengunci) akan terputus, serta Magnetic contactor pun akan berhenti beroperasi serta tetapkan rangkaian utama.

Kesimpulan:
  • Push Button"On" ditekan-Magnetic Contactor bekerja-Tegangan mengalir ke Elektromotor-Elektromotor beroperasi-Pilot Lamp Hijau menyala (RUN).
  • Push Button"On" dilepas-Magnetic contactor tetap bekerja karena mendapat tegangan dari "Pengunci"-Elektro motor tetap beroperasi.
  • Push Button"Off" ditekan-sumber tegangan ke pengunci terputus-Magnetic contactor berhenti-rangkaian terputus-Elektro motor berhenti beroperasi (STOP).

Komponen yg diharapkan buat rangkaian DOL (Direct On Line), antara lain:
  • MCCB (No-Fuse Breaker)
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) atau biasa diklaim dengan No-Fuse Breaker, berfungsi menjadi pengaman utama pada rangkaian.
MCCB akan bekerja menggunakan tetapkan asal listrik ke rangkaian dalam waktu terjadi Over Current (Arus Lebih) juga waktu terjadi Short Circuit (Hubungan Singkat).
Selain itu, MCCB pula berfungsi menjadi pemutus/penghubung rangkaian secara manual menggunakan menurunkan atau menaikkan tuas yg ada dalam MCCB tersebut.
Ukuran MCCB yg digunakan buat rangkaian DOL (Direct On Line) diadaptasi dengan besar daya Elektro motor.
Cara memilih berapa Ampere MCCB (Breaker) yg dipakai dalam Rangkaian DOL, merupakan:
125% x In (125 % kali arus nominal elektro motor yang dipakai).
MCCB = 125% x In
Contoh:
Jika Elektro motor yang dipakai mempunyai daya sebanyak lima,5kw (P = 5500 Watt), tegangan kerja 380 Volt, Cosphi 0,80.
Maka arus nominal (In) elektromotor tersebut, merupakan:
P = V x I x Cosphi x akar3
5500 watt = 380Volt x I x 0,80 x 1,73
I = 5500 watt / 525,92
In = 10,45 Amp.
MCCB (Breaker) yg diharapkan buat Rangkaian DOL, buat Starting Elektro motor 5,5kw merupakan: 125% x In
125/100 x 10,45 = 13 Ampere.
Karena MCCB 13 Amp tidak tersedia dipasaran , maka dapat memakai MCCB 15A.
  • Magnetic Contactor
Magnetic Contactor adalah komponen yang berfungsi buat tetapkan atau menghubungkan rangkaian dengan prinsip kerja Induksi magnetik.
Magnetic Contactor mempunyai Gulungan (Coil) yang berfungsi buat membarui arus listrik menjadi medan magnet, waktu Coil diberi tegangan, maka akan menghasilkan magnet yg akan menarik Elemen logam yang berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Terminal penghubung (Contact-Point).
Terminal "Coil" dalam Magnetic Contactor umumnya diberi simbol A1 serta A2.
Terminal primer dalam Magnetic Contactor yang digunakan pada rangkaian terdiri menurut 3 terminal buat penghubung phase R,S,T berdasarkan sumber tegangan menuju Elektro motor.
Terminal primer ini bersifat NO (Normally Open), ketika magnetic contactor nir diberi tegangan posisi terminal pada keadaan terbuka atau tidak terhubung, Terminal primer akan terhubung ketika coil magnetic contactor diberi tegangan.
(Besar tegangan sesuai menggunakan spesifikasi magnetic contactor yg digunakan).
Selain terminal utama, pada magnetic contactor pula masih ada terminal (Contact point) tambahan yang bersifat NO (Normally Open), maupun NC (Normally Close).
NO = Normally Open
NC = Normally Close
NO = Normally Open, Magnetic contactor dalam posisi normal atau nir mendapat supplai tegangan, terminal ini pada kondisi terbuka (tidak terhubung), terminal ini akan terhubung (tertutup) saat coil magnetic contactor diberi tegangan.
NC = Normally Close, Magnetic contactor dalam posisi normal atau nir menerima supplai tegangan, terminal ini pada kondisi tertutup (terhubung), terminal ini akan terputus (terbuka) waktu coil magnetic contactor diberi tegangan.
  • TOR (Thermal Overload Relay)
TOR atau Thermal Overload Relay, adalah komponen yg berfungsi sebagai pengaman elektronik motor saat terjadi Overload (Kelebihan beban).
Thermal Overload relay bekerja dari arus listrik yg melewati bagian Bimetal yang ada di pada Thermal Overload relay, bila besaran arus listrik yg melewati bimetal melebihi settingan yg sudah diatur, maka suhu bimetal meningkat sebagai akibatnya bimetal melengkung.
Melengkungnya bimetal akan menyentuh tuas yang ada, serta menyebabkan terminal pada Thermal Overload relay tersebut bekerja, terminal NO akan terhubung serta sebaliknya terminal NC akan terputus.
  • MCB
MCB atau Miniature Circuit Breaker pada rangkaian DOL (Direct On line) motor starter, berfungsi sebagai pengaman rangkaian control.
Jika terjadi hubung singkat pada rangkaian control, maka MCB akan menetapkan sumber listrik ke rangkaian control.
Jadi, MCB disini hanya untuk mengamankan rangkaian, serta komponen-komponen yang ada, seperti Magnetic Contactor, Pilot Lamp, serta kabel rangkaian.
(Bukan buat mengamankan arus lebih pada Elektro motor).
Ukuran MCB yang biasa digunakan dalam rangkaian DOL motor starter, umumnya tidak terlalu akbar.
Ukuran MCB yang biasa dipakai merupakan MCB 3 Ampere.
  • Push Button (On & Off)
Push button biasa dianggap juga menggunakan istilah Tombol.
Push Button On (Start) bersifat NO (Normally Open)
Saat tombol On (Start) ditekan, maka rangkaian atau contact point yg semula terputus akan terhubung, lalu jika tombol dilepas rangkaian atau contact point yg ada akan terputus balik .
Push Button Off (Stop) bersifat NC (Normally Close)
Saat tombol Off (Stop) ditekan, maka rangkaian atau contact point yg semula terhubung akan terputus, lalu bila tombol dilepas rangkaian atau contact point yang ada akan terhubung kembali.
Ingat:
Prinsip kerja Push button hanya bekerja sesaat saat ditekan, ketika tekanan dilepas (Tidak ditekan) maka push button akan kembali dalam posisi semula.
  • Pilot Lamp (Hijau & Merah)
Pilot lamp dalam rangkaian DOL (Direct On Line) motor Starter berfungsi menjadi lampu tanda (Isyarat).
Jika lampu Hijau menyala mengindikasikan bahwa electro motor dalam keadaan beroperasi (RUN).
Jika lampu merah menyala menandakan bahwa electro motor berhenti beroperasi (TRIP) yang disebabkan oleh beban lebih (Over load).
Semoga berguna!
CARA FLEXI

RANGKAIAN DOL DIRECT ON LINE STARTER MOTOR 3 PH WIRING DIAGRAM DAN PENJELASAN LENGKAP

Wiring Diagram Rangkaian DOL (Direct On Line) buat Starting Motor listrik AC tiga Phase, beserta penjelasannya.
Lonjakan Arus dalam ketika Elektro motor dioperasikan atau biasa dianggap arus Starting sanggup mencapai 4-7 kali menurut Arus normal elektronika motor tersebut.
Arus Starting motor listrik = 4 s/d 7 x In
Mengingat besarnya lonjakan arus listrik ketika sebuah Elektro motor dioperasikan (Starting Motor), maka dipakai banyak sekali sistem buat meminimalkan Lonjakan Arus starting tadi.
Berbagai Sistem Rangkaian Motor Starter
Namun buat Elektro motor yg memiliki daya mini dalam umumnya nir membutuhkan sistem starting yg berfungsi buat mengurangi lonjakan arus starting.
Oleh lantaran itulah, salah satu sistem rangkaian starting buat elektro motor dengan daya yg kecil, relatif menggunakan menggunakan rangkaian Direct On line (DOL).
Baca juga; Rangkaian STAR-DELTA
Sistem kerja rangkaian Direct On Line (DOL) yaitu: Elektro motor langsung mendapatkan supplai tegangan sebanyak 100 % dari akbar tegangan sumber (380 Volt).
Baca juga: Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3Phase
Sistem starter Elektro Motor menggunakan memakai rangkaian Direct On Line atau DOL merupakan Sistem starting elektronik motor yang paling sederhana, dan biasa digunakan buat elektronik motor yg mempunyai daya lebih kecil berdasarkan 5,lima Kw (< lima,lima KW).
Elektro motor < lima,5KW = DOL (Direct On Line).
Untuk mengenal lebih kentara mengenai bagaimana prinsip kerja rangkaian motor starter menggunakan sistem DOL (Direct On Line), berikut wiring diagram rangkaian DOL (Direct On line), rangkaian diagram Line dan diagram Control, beserta penjelasannya.
Baca jua: Wiring Diagram Auto-Trafo, lengkap

Wiring Diagram Rangkaian DOL (Direct On Line).


Prinsip Kerja Rangkaian DOL (Direct On Line):
  • Pada ketika Push Button"On" ditekan , maka tegangan asal berdasarkan MCB akan mengalir menuju Coil Magnetic Contactor K1 dan mengakibatkan Magnetic Contactor bekerja menghubungkan terminal utama (LINE) serta mengalirkan sumber tegangan melewati TOR (Thermal OverLoad Relay) dan menuju ke Elektro Motor.
  • Karena prinsip kerja Push Button (Tombol) ON dalam waktu dilepas akan pulang terputus, maka dibubuhi rangkaian "Pengunci".
  • "Pengunci" berfungsi buat mengalirkan asal tegangan menurut MCB melewati rangkaian Push Button"OFF", menuju pribadi ke terminal bantu NO (Normally Open) pada Magnetic contactor dan selanjutnya terminal tersebut dihubungkan menuju Coil.
  • Jadi, saat Push Button"On" ditekan, tegangan dari Push Button"On" akan mengalir ke coil, dan magnetic contactor pun bekerja, saat magnetic contactor bekerja, terminal bantu NO pada Magnetic contactor tersebut akan terhubung dan juga mengalirkan sumber tegangan dari Push Button"Off" menuju coil.
  • Karena sumber tegangan berdasarkan pengunci telah dialirkan menuju coil, dalam saat Push button"ON" dilepas, magnetic contactor tetap bekerja karena masih mendapatkan sumber tegangan dari Push Button"Off".
  • Kemudian dalam saat Push Button"Off ditekan, Sumber tegangan yang melewati terminal bantu"NO" (Pengunci) akan terputus, dan Magnetic contactor pun akan berhenti beroperasi serta menetapkan rangkaian primer.

Kesimpulan:
  • Push Button"On" ditekan-Magnetic Contactor bekerja-Tegangan mengalir ke Elektromotor-Elektromotor beroperasi-Pilot Lamp Hijau menyala (RUN).
  • Push Button"On" dilepas-Magnetic contactor tetap bekerja karena mendapat tegangan dari "Pengunci"-Elektro motor tetap beroperasi.
  • Push Button"Off" ditekan-sumber tegangan ke pengunci terputus-Magnetic contactor berhenti-rangkaian terputus-Elektro motor berhenti beroperasi (STOP).

Komponen yang diharapkan buat rangkaian DOL (Direct On Line), antara lain:
  • MCCB (No-Fuse Breaker)
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) atau biasa dianggap dengan No-Fuse Breaker, berfungsi menjadi pengaman primer dalam rangkaian.
MCCB akan bekerja dengan tetapkan asal listrik ke rangkaian dalam saat terjadi Over Current (Arus Lebih) juga ketika terjadi Short Circuit (Hubungan Singkat).
Selain itu, MCCB pula berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian secara manual menggunakan menurunkan atau mempertinggi tuas yg terdapat dalam MCCB tadi.
Ukuran MCCB yang dipakai buat rangkaian DOL (Direct On Line) diubahsuaikan menggunakan besar daya Elektro motor.
Cara menentukan berapa Ampere MCCB (Breaker) yang dipakai dalam Rangkaian DOL, adalah:
125% x In (125 % kali arus nominal elektronika motor yg dipakai).
MCCB = 125% x In
Contoh:
Jika Elektro motor yg dipakai mempunyai daya sebesar lima,5kw (P = 5500 Watt), tegangan kerja 380 Volt, Cosphi 0,80.
Maka arus nominal (In) elektromotor tadi, adalah:
P = V x I x Cosphi x akar3
5500 watt = 380Volt x I x 0,80 x 1,73
I = 5500 watt / 525,92
In = 10,45 Amp.
MCCB (Breaker) yg dibutuhkan buat Rangkaian DOL, buat Starting Elektro motor 5,5kw merupakan: 125% x In
125/100 x 10,45 = 13 Ampere.
Karena MCCB 13 Amp nir tersedia dipasaran , maka bisa memakai MCCB 15A.
  • Magnetic Contactor
Magnetic Contactor adalah komponen yang berfungsi buat memutuskan atau menghubungkan rangkaian dengan prinsip kerja Induksi magnetik.
Magnetic Contactor mempunyai Gulungan (Coil) yg berfungsi buat mengubah arus listrik menjadi medan magnet, saat Coil diberi tegangan, maka akan membuat magnet yang akan menarik Elemen logam yang berfungsi buat menghubungkan/tetapkan Terminal penghubung (Contact-Point).
Terminal "Coil" dalam Magnetic Contactor umumnya diberi simbol A1 dan A2.
Terminal primer dalam Magnetic Contactor yang dipakai dalam rangkaian terdiri dari tiga terminal buat penghubung phase R,S,T dari sumber tegangan menuju Elektro motor.
Terminal primer ini bersifat NO (Normally Open), saat magnetic contactor nir diberi tegangan posisi terminal dalam keadaan terbuka atau nir terhubung, Terminal primer akan terhubung ketika coil magnetic contactor diberi tegangan.
(Besar tegangan sinkron dengan spesifikasi magnetic contactor yang dipakai).
Selain terminal primer, dalam magnetic contactor juga masih ada terminal (Contact point) tambahan yg bersifat NO (Normally Open), juga NC (Normally Close).
NO = Normally Open
NC = Normally Close
NO = Normally Open, Magnetic contactor pada posisi normal atau tidak mendapat supplai tegangan, terminal ini pada syarat terbuka (nir terhubung), terminal ini akan terhubung (tertutup) saat coil magnetic contactor diberi tegangan.
NC = Normally Close, Magnetic contactor dalam posisi normal atau tidak mendapat supplai tegangan, terminal ini dalam kondisi tertutup (terhubung), terminal ini akan terputus (terbuka) ketika coil magnetic contactor diberi tegangan.
  • TOR (Thermal Overload Relay)
TOR atau Thermal Overload Relay, merupakan komponen yg berfungsi menjadi pengaman elektronik motor waktu terjadi Overload (Kelebihan beban).
Thermal Overload relay bekerja dari arus listrik yg melewati bagian Bimetal yg ada pada pada Thermal Overload relay, apabila besaran arus listrik yang melewati bimetal melebihi settingan yg telah diatur, maka suhu bimetal semakin tinggi sebagai akibatnya bimetal melengkung.
Melengkungnya bimetal akan menyentuh tuas yang terdapat, serta menyebabkan terminal pada Thermal Overload relay tadi bekerja, terminal NO akan terhubung dan sebaliknya terminal NC akan terputus.
  • MCB
MCB atau Miniature Circuit Breaker dalam rangkaian DOL (Direct On line) motor starter, berfungsi menjadi pengaman rangkaian control.
Jika terjadi hubung singkat dalam rangkaian control, maka MCB akan memutuskan sumber listrik ke rangkaian control.
Jadi, MCB disini hanya buat mengamankan rangkaian, serta komponen-komponen yang ada, misalnya Magnetic Contactor, Pilot Lamp, serta kabel rangkaian.
(Bukan buat mengamankan arus lebih dalam Elektro motor).
Ukuran MCB yang biasa digunakan dalam rangkaian DOL motor starter, biasanya tidak terlalu besar.
Ukuran MCB yang biasa digunakan adalah MCB tiga Ampere.
  • Push Button (On & Off)
Push button biasa dianggap jua dengan istilah Tombol.
Push Button On (Start) bersifat NO (Normally Open)
Saat tombol On (Start) ditekan, maka rangkaian atau contact point yang semula terputus akan terhubung, kemudian jika tombol dilepas rangkaian atau contact point yg ada akan terputus pulang.
Push Button Off (Stop) bersifat NC (Normally Close)
Saat tombol Off (Stop) ditekan, maka rangkaian atau contact point yg semula terhubung akan terputus, kemudian bila tombol dilepas rangkaian atau contact point yang terdapat akan terhubung balik .
Ingat:
Prinsip kerja Push button hanya bekerja sesaat saat ditekan, saat tekanan dilepas (Tidak ditekan) maka push button akan balik pada posisi semula.
  • Pilot Lamp (Hijau & Merah)
Pilot lamp dalam rangkaian DOL (Direct On Line) motor Starter berfungsi sebagai lampu tanda (Isyarat).
Jika lampu Hijau menyala menandakan bahwa electro motor dalam keadaan beroperasi (RUN).
Jika lampu merah menyala mengindikasikan bahwa electro motor berhenti beroperasi (TRIP) yg disebabkan oleh beban lebih (Over load).
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI