APA ITU KORSLETING LISTRIK DAN APA SAJA PENYEBABNYA

Apa sebenarnya yg dimaksud menggunakan Korsleting Listrik, serta apa saja yang mengakibatkan terjadinya Korsleting Listrik tersebut?
Tentunya kita telah nir asing lagi, dengan istilah atau kata “Korsleting Listrik” yang bisa terjadi kapan saja pada Instalasi listrik kita pada rumah.
Lalu apa sebenarnya yg dimaksud menggunakan Korsleting Listrik?
Dan Apa saja yang mengakibatkan terjadinya Korsleting Listrik di rumah?
Pada artikel kali ini, kita akan coba membahas secara sederhana mengenai Penjelasan Tentang Apa itu Korsleting Listrik, dan apa saja penyebab terjadinya korsleting Listrik di tempat tinggal .
Apa Itu Korsleting Listrik, serta apa penyebabnya?

Penjelasan Mengenai Apa itu Korsleting Listrik, dan Beberapa penyebab terjadinya


Apa itu Korsleting Listrik?
Korsleting Listrik atau biasa diklaim dengan Istilah Short Circuit (Hubungan Pendek) adalah suatu keadaan dimana terjadinya Aliran Listrik yg mengalir tidak sesuai dengan yg diinginkan dengan nilai Tahanan (Hambatan) yang sangat kecil, serta menyebabkan terjadinya Lonjakan Arus Listrik yg cukup Besar.
Akibat besarnya Arus yang mengalir ini akan mengakibatkan Percikan api atau Bahkan Ledakan yang relatif akbar karena Penampang atau penghantar Listrik sudah tidak bisa lagi mengalirkan arus listrik yang besar tersebut.
Beberapa penyebab terjadinya Percikan Api dalam Instalasi Listrik pada tempat tinggal kita
Korsleting Listrik bisa terjadi saat dimana keliru satu Kabel listrik baik itu Phase (Positif) mengalir Menuju Kabel lainnya yg bermuatan Netral (Negatif) maupun kebalikannya, baik secara Langsung maupun melalui benda lainnya yg bersifat penghantar dengan Nilai Tahanan yang mini .
Sebagai Contoh:
Rangkaian Sumber Listrik yg mengalir menuju sebuah Lampu, pada keadaan Normal seharusnya merupakan Kabel Phase (Positif) mengalir melewati rangkaian Tahanan yg ada pada Lampu sebelum terhubung dengan Kabel yang bermuatan Netral (Negatif), Namun lantaran suatu hal menyebabkan kabel positif terhubung ke Kabel Netral (Negatif) secara eksklusif tanpa melalui Lampu, maka ini akan menyebabkan terjadinya "Korsleting Listrik", atau Hubungan Pendek (Short Circuit).
Kenapa Korsleting ini dapat menyebabkan Arus Listrik yg relatif besar ?
Jawabannya sangat sederhana, coba kita ingat kembali dengan Hukum Ohm, yaitu:
Baca Juga: Hukum Ohm serta rangkaian Seri/Paralel
V = I x R
Tegangan = Arus x Tahanan (resistan)
I = V/R
Arus = Tegangan / Tahanan (resistan)
Sebagai Contoh:
Jika sebuah lampu mempunyai tahanan (resistan) sebesar 220 Ohm, dialiri Tegangan Listrik sebanyak 220Volt, maka Arus Listrik yg mengalir merupakan sebesar:
I = V/R
I = 220Volt/200 Ohm
I = 1 Ampere.
Bagaimana jika terjadi Korsleting, berapa besar Arus Listrik yg mengalir?
Saat Korsleting listrik terjadi, mengakibatkan Kabel Phase dan Kabel Netral terhubung menggunakan Nilai tahanan yang sangat kecil, kita ambil model Tahanan kabel sebesar 0,1 Ohm, maka Arus Listrik yg mengalir adalah sebanyak:
I = V/R
I = 220Volt/0,1 Ohm
I = 2.200 Ampere
Bayangkan besarnya Arus Listrik yang terjadi saat terjadi Korsleting (Hubungan singkat), sanggup mencapai 2.200 Ampere?
Baca jua: Tahanan Jenis banyak sekali Penghantar Listrik
Tentunya menggunakan Arus Listrik sebesar ini, Kabel Listrik yg terdapat akan meleleh, dan menyebabakan terjadinya percikan dan Ledakan yg relatif akbar.
Lalu, Apa saja yang menyebabkan terjadinya Korsleting listrik tersebut?
Beberapa Penyebab terjadinya Korsleting listrik
Penyebab Utama terjadinya Korsleting Listrik adalah:
Kerusakan dalam Isolasi kabel penghantar listrik maupun Peralatan Listrik lainnya, yang menyebabkan kebocoran genre listrik serta mengalir ke loka yang nir diinginkan, menggunakan Nilai Hambatan yang sangat mini .
Korsleting Listrik bisa terjadi pada Instalasi Listrik di rumah kita, menggunakan banyak sekali penyebab, antara lain:
  • Isolasi (Pembungkus) Kabel pada Instalasi Listrik dirumah kita rusak, akibat digigit Tikus
  • Usia kabel sudah relatif usang (Life Time) sehingga Isolasi rusak/bocor.
  • Kabel yg dipakai tidak memenuhi baku baik Ukuran kabel juga pemilihan jenis/tipenya.
  • Penyambungan kabel yang tidak memenuhi baku Instalasi listrik, sebagai akibatnya terjadi kebocoran listrik.
  • Alat listrik yang digunakan tersiram air, basah/lembab.
  • Alat listrik yg digunakan sudah rusak/bocor (Short).
  • Kabel Overheating (panas berlebih), dampak beban listrik yang hiperbola maupun akibat terkena benda lain yg memiliki suhu tinggi.
  • Kabel Listrik terkena benda tajam, terpotong, Tertimpa dan sebagainya.
  • Pemasangan Instalasi listrik yg tidak memenuhi Standar pemasangan Instalasi Listrik yang aman serta sahih. Baca pula: Sudah amankah Instalasi Listrik di rumah anda?
  • dan banyak sekali penyebab korsleting listrik lainnya.
Bagaimana menentukan Ukuran Kabel yg benar?
Bagaimana Memilih Jenis Kabel yg Sesuai?

Korsleting Listrik di tempat tinggal , sangat berbahaya bisa menyebabkan terjadinya kebakaran, Oleh karena itu Pastikan Instalasi listrik pada rumah anda, terpasang dengan Benar dan sesuai dengan Standar Instalasi listrik.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

BELAJAR MERAKIT PANEL MOTOR LISTRIK 3 PHASE PANDUAN LENGKAP PART3

Bagaimana Cara Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase, Berikut Panduan lengkapnya! [Part-3]
Bagi anda yang ingin belajar sedikit pengetahuan tentang bagaimana cara merakit panel Motor listrik tiga-phase, maka pada kesempatan kali ini kita akan coba memberikan sedikit penjelasan lanjutan tentang bagaimana cara merakit panel Motor listrik 3 Phase, dan Artikel ini sudah memasuki Bagian ketiga [Part-3], Oleh karena itu apabila anda belum membaca artikel sebelumnya, sebaiknya anda ikuti terlebih dahulu artikel tentang:
Belajar Merakit Panel Listrik tiga Phase, Part-1
Belajar Merakit Panel Listrik 3 Phase, Part-2
Artikel mengenai Cara merakit Panel Listrik tiga Phase, Part-3 ini adalah kelanjutan dari 2 Artikel sebelumnya Part-1 dan Part-2, dan hanya menjadi pelengkap atau tambahan pengetahuan Mengenai Panel listrik 3 Phase serta melengkapi Bagaimana Belajar merakit Panel Listrik.
Artikel kali ini, bertujuan buat melengkapi, serta lebih mendalami tentang cara merakit panel listrik, menggunakan dasar yang utama berawal dari Pemahaman fungsi NO dan NC yang ada pada setiap komponen panel listrik.

Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga Phase, Part-3


Pemahaman fungsi NO-NC
Sistem kerja Panel Listrik buat Motor Listrik 3 Phase, nir sanggup terlepas dari fungsi NO serta NC, yg selalu ada di Setiap Komponen-komponen Panel Listrik, dan Ini adalah Hal terpenting buat bisa merakit Panel motor listrik maupun panel-panel listrik lainnya.
Komponen-Komponen Panel Listrik
Setiap Komponen Panel Listrik, Bekerja menurut Prinsip kerja NO dan NC, dan pengembangan penggunaannya bisa lebih luas serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan pemahaman kita tentang fungsi dan prinsip kerja NO serta NC menurut aneka macam Komponen yang ada.
Mengenal Fungsi Kontaktor, Push Button, NO dan NC

Sebagai Contoh MCCB (Moulded Case Circuit Breaker), berfungsi menjadi Pengaman menggunakan sistem kerja waktu terjadi Over Current, maka secara Otomatis, MCCB akan menetapkan rangkaian Listrik.
Prinsip kerja MCCB sebagai Pengaman arus Lebih ini, sanggup mengkategorikan sama dengan Prinsip kerja NC (Normally Close), dalam keadaan Normal syarat rangkaian tersambung (Close), kemudian waktu terjadi gangguan Arus lebih (Over Current), maka rangkaian MCCB akan terputus (Open).
Begitu jua menggunakan berbagai Komponen atau Alat listrik lainnya, yg bekerja berdasarkan Prinsip kerja NO (Normally Open), maupun NC (Normally Close).
Dari pemahaman tentang bagaimana prinsip kerja NO dan NC menurut aneka macam komponen Panel Listrik inilah, sanggup dikembangkan aneka macam sistem rangkaian Panel Listrik, maupun sistem Otomatis lainnya.
Berbagai Sistem rangkaian Panel bekerja secara Otomatis, berawal berdasarkan prinsip kerja NO/NC, dan dapat diadaptasi menggunakan kebutuhan berbagai jenis pengoperasian Motor Listrik dan Mesin-mesin lainnya.
Sebagai Contoh:
Jika kita ingin menciptakan Rangkaian Sederhana, sistem otomatis perpindahan Listrik dari PLN ke Genset atau kebalikannya listrik Genset ke PLN, bila kita sudah memahami fungsi berdasarkan berbagai komponen panel Listrik, serta Memahami prinsip kerja NO dan NC pada komponen tadi, maka kita dapat menggunakan mudah membuat rangkaian Panel ini yang biasa diklaim menggunakan panel ATS (Automatic Transfer Switch).
Lakukan beberapa percobaan buat memahami lebih jauh mengenai prinsip kerja NO serta NC, dengan memakai 1 buah Magnetic Contactor, dan menciptakan berbagai rangkaian yg tidak sama sesuai menggunakan kebutuhan serta harapan kita. (Yang perlu diperhatikan dalam melakukan banyak sekali percobaan ini, adalah Pastikan Kabel Power Phase tidak terhubung menggunakan Kabel Netral), lantaran hal ini akan menyebabkan terjadi Korsleting (Short Circuit).
Dengan membaca memahamai Artikel mengenai "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase menurut mulai Part-1, dua serta 3", semoga anda sudah bisa Merakit Panel Motor Listrik sendiri, bahkan lebih berdasarkan itu, dapat menciptakan rangkaian-rangkaian lainnya sinkron kebutuhan di lapangan.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

BEBERAPA PENYEBAB KERUSAKAN PADA AVR DAN CARA MENCEGAHNYA

Beberapa penyebab kerusakan pada AVR Genset, serta beberapa cara untuk mencegahnya
AVR (Automatic Voltage Regulator), adalah suatu alat yang terpasang pada sebuah Pembangkit Listrik (Generator) yang berfungsi buat mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) supaya tetap Stabil sesuai menggunakan besaran Tegangan listrik yg dipakai.
Namun, pada penggunaannya tentu terdapat kalanya akan mengalami kerusakan yang disebabkan sang aneka macam Faktor, maka pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas mengenai apa saja Kerusakan yg mungkin terjadi pada AVR Genset, Apa saja Penyebabnya, serta bagaimana cara mencegah kerusakan pada AVR tadi.
Mengenal Fungsi AVR generator 3Ph
Untuk Lebih tahu mengenai AVR dan kerusakannya, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana Prinsip kerja AVR secara sederhana, dalam kegunaannya buat mengatur kestabilan tegangan listrik menurut suatu pembangkit listrik (Generator).
Prinsip Kerja AVR secara Umum
Ada 3 bagian krusial pada AVR, yaitu:
  1. Power Supply
  2. Sensing
  3. Output Voltage (Control)
Seperti halnya Alat listrik lainnya, Sebuah AVR juga memerlukan Power supply (Suplai Tegangan) buat dapat bekerja,  Tegangan ini didapat berdasarkan gulungan utama (Main Field) generator waktu Generator tadi mulai berputar (Beroperasi).
Setelah mendapatkan Tegangan, maka Mulailah AVR bekerja buat Membaca seberapa besar tegangan yg dihasilkan Generator (Genset) tersebut yg diterima dalam bagian (Sensing atau Sensor), kemudian AVR Mulai bekerja buat menstabilkan Tegangan dengan mengirimkan Sinyal berupa tegangan listrik ke bagian Exciter pada Generator.
Mengenal Wiring Diagram AVR
Saat Tegangan yg didapatkan generator masih rendah, maka AVR akan mengirimkan sinyal tegangan yg lebih ke Gulungan Exciter, begitu jua kebalikannya waktu Tegangan berdasarkan generator telah melebihi dari besar Tegangan yang diinginkan, maka secara berkelanjutan AVR akan menurunkan Sinyal tegangan ke Exciter, Begitu seterusnya sehingga tercapai tegangan yg stabil.
Karena Prinsip kerja inilah, maka ketika generator berputar dalam putaran rendah, maka kerja AVR akan lebih berat hingga tercapai Putaran yang Normal, Oleh karenanya sistem pengoperasian Genset dibutuhkan jangan terlalu usang di putaran Idle, serta segera mungkin dioperasikan pada putaran Normal/Run, Agar AVR lebih awet dan nir bekerja secara extra.
Pengaturan Apa saja yang terdapat dalam AVR?
Dari Prinsip kerja AVR ini, kita mulai sedikit tahu salah satu penyebab kerusakan dalam AVR, dan cara mencegahnya.

Apa saja Penyebab kerusakan AVR dalam sebuah generator (genset), dan bagaimana cara mencegahnya?


Beberapa penyebab Kerusakan pada AVR, diantaranya:
Putaran Mesin Genset nir stabil
Saat mesin genset beroperasi dengan putaran yg tidak stabil, Maka AVR juga akan bekerja lebih berat, serta kinerjanya pula mengalami fluktuasi yang tidak stabil, tentu hal ini akan mengakibatkan kerusakan dalam AVR tersebut, sang karena itu pastikan Putaran mesin/genset permanen stabil agar AVR sanggup lebih awet dan nir kerja ekstra.
Beban daya berlebihan (Over Load)
Saat Sebuah Generator diberi Beban/Daya, maka terjadi penurunan kecepatan mesin dan tentunya berdampak jua terjadinya penurunan tegangan. Pada ketika inilah AVR mulai bekerja buat mengatur tegangan agar permanen Stabil.
Namun bila beban yang diberikan dalam generator berlebihan (Overload), maka akan mengakibatkan kecepatan putaran mesin berkurang hingga mesin tidak sanggup lagi menambah putarannya karena sudah melampaui batas kemampuannya, maka pada keadaan ini AVR akan bekerja berat untuk menaikkan tegangan yang turun, sampai melebihi batasan kemampuan AVR tadi, Oleh karenanya Pastikan Genset yang anda gunakan nir menanggung Beban hiperbola.
Lonjakan Beban daya yang Besar
Jika Generator mengalami Lonjakan Beban/Daya yang cukup akbar serta terjadi secara datang-tiba, Maka AVR pula akan mengalami kejutan dan tidak Mampu secara Spontan menstabilkan tegangan yg berubah secara datang-tiba pada ukuran daya yg besar , Oleh karenanya Hindari terjadi Lonjakan Daya yg relatif akbar pada generator.
Hubungan pendek (Short Circuit)
Terjadinya Hubungan pendek (Short Circuit), bisa mengakibatkan Fatal dan menyebabkan aneka macam kerusakan pada generator juga pada AVR, sang karena itu Pastikan Instalasi Listrik dalam keadaan Baik dan memiliki tahanan isolasi yang Bagus, agar terhindar menurut Hubungan pendek (Short Circuit).
Life Time (Masa pakai)
Seperti pula halnya aneka macam Alat listrik lainnya, AVR pula akan mengalami kerusakan pada bagian-bagian komponen didalamnya seiring menggunakan Masa pemakaian, dan Masanya akan lebih pendek bila AVR tak jarang mengalami kerja yg berat. Oleh karenanya Penggunaan Generator harus sesuai dengan petunjuk yg terdapat agar AVR mempunyai masa pakai (Life Time) yang lebih usang/Awet.
Demikianlah Artikel tentang "Berbagai Penyebab Kerusakan AVR dalam Generator", Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MEMBACA NAME PLATE MOTOR LISTRIK BERIKUT PENJELASANNYA

Bagaimana cara membaca warta yang ada pada Name Plate sebuah Motor Listrik, berikut penjelasannya!
Kita dapat menjumpai aneka macam jenis, Tipe, Model dan Ukuran Motor Listrik (Electromotor), serta tentunya ini diadaptasi menggunakan kebutuhan konsumen yg juga beraneka ragam.
Motor Listrik (Electro motor), dapat kita jumpai baik dalam penggunaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya contohnya Kipas Angin, Pompa air, Blender, Mixer, dan lain sebagainya, Selain itu penggunaan Motor Listrik pada skala akbar pada bidang industri. Di bidang industri Motor listrik sebagai penggerak beroperasinya suatu Pabrik/Industri, Berbagai contoh penggunaan Motor listrik pada dunia industri seperti Penggerak Blower, Conveyor, Elevator, Agitator, Stirrer, Pompa, dan lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Jenis-jenis Motor Listrik juga sangat beraneka ragam, berdasarkan mulai berukuran yang paling kecil hingga menggunakan yg paling akbar, tidak hanya berukuran, Motor listrik pula berbeda beda berdasarkan penggunaan dayanya, Kebutuhan tegangannya, Kecepatan putarannya, Ketahanannya, Pemasangannya, Frekuensi listrik yg digunakan, Faktor dayanya, serta lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Penjelasan mengenai spesifikasi lengkap sebuah Motor Listrik (Electromotor), bisa kita temukan dalam Name-Plate yang melekat dalam Motorlistrik tadi.
Setiap Motor Listrik yg diproduksi dari Pabrikannya Masing-masing, tentunya dilengkapi dengan keterangan lengkap mengenai Motor Listrik tersebut, yang secara detail dituliskan pada Name Plate Motor listrik tadi.
Lalu Apa-apa saja data yang tertera dalam Name Plate Motor listrik tersebut?
Dan Bagaimana cara membaca Name Plate, bersama penjelasan dari data yg terdapat dalam Name Plate Motor Listrik?
cara membaca name plate pada motorl listrik

Cara Membaca Name Plate Motor Listrik, beserta penjelasannya


Gambar diatas merupakan salah satu contoh bentuk Name plate dan susunan data di dalamnya, meski ada aneka macam jenis name plate dan susunan data yg terlampir didalamnya, tetapi keliru satu contoh diatas bisa menjadi gambaran secara umum mengenai fakta yang terdapat dalam sebuah name plate motor listrik serta akan kita jabarkan satu persatu tentang data pada name plate tadi serta cara membacanya.
3-PHASE INDUCTION MOTOR
Data pertama yang berada pada bagian atas Name Plate menyebutkan bahwa motor listrik tadi jenis motor induksi dan memakai listrik tiga Phase.
CODE
Data pada name plate yang kedua, yakni CODE, ini menunjukkan tipe/model menurut motor listrik tadi.
4 POLE
Data selanjutnya tertulis 4 POLE, ini menampakan bahwa motor listrik memiliki gulungan menggunakan sistem kerja 4 Kutub.
15 HP
Keterangan selanjutnya yg selalu terdapat dalam Name Plate merupakan berukuran konsumsi daya motor listrik tadi, tertulis dalam contoh diatas yaitu 15 HP, ini memperlihatkan bahwa daya motor listrik tadi merupakan 15 HP.
11 KW
Selanjutnya tertulis 11 KW, ini menunjukkan bahwa daya Motor listrik tadi merupakan sebesar 11 KW, data ini kegunaannya sama menggunakan data sebelumnya yakni 15 HP = 11 KW, hanya berbeda satuan dayanya.
50 HZ
Data yg tertulis pada name plate selanjutnya merupakan 50 HZ, ini menerangkan besaran Frekuensi yg dipakai buat motor listrik tersebut merupakan 50 Hertz (HZ).
1450 RPM
1450RPM, maksudnya adalah motor listrik tadi memiliki kecepatan putaran sebanyak 1450 putaran per mnt (1450 RPM).
Data ini jua berkaitan dengan data sebelumnya yakni 4 POLE serta 50HZ, karena setiap motoran yang memiliki gulungan dengan sistem 4 POLE, 50HZ, maka putarannya adalah berkisar 1500RPM.
INS.clasS  F
INS.clasS merupakan singkatan dari Insulation Class (Kelas Isolasi), serta Motor ini mempunyai kelas isolasi (Ins,Class) F.
Untuk lebih jelasnya tentang Kelas Isolasi (Insulation Class), bisa dilihat pada artikel:
Penjelasan mengenai Insulation Class

AMB. 40°C
Keterangan tentang AMB. 40°C ini adalah mengungkapkan tentang suhu ruangan tempat dimana Motor Listrik tersebut dipasang atau biasa diklaim menggunakan suhu Ambient, Pada name Plate tertulis AMB. 40°C, berarti suhu ruangan yang diperbolehkan buat pengoperasian Motor listrik ini adalah 40°C.
CONT. RATING
Keterangan ini menjelaskan bahwa Motor Listrik tadi bisa dioperasikan menggunakan terus menerus (Continuous Rating) pada syarat semua parameter yang terdapat pada name plate telah diubahsuaikan atau nir melebih ambang batas yang terdapat.
BRG 6309ZZ  6308ZZ
Data ini menyebutkan tentang Nomor/tipe bearing yg dipakai menjadi bantalan shaft pada motor listrik tersebut. Motor Listrik ini menggunakan Bearing 6309ZZ buat bantalan shaft depan, serta bearing 6308ZZ buat bantalan shaft belakang.
SER. NO 12345678
Ini adalah informasi tentang Nomor Seri (Serial Number), Motor listrik tersebut yang dimuntahkan serta Pabrikannya.
IP 54
Ini adalah berita yg menyebutkan tentang tingkat perlindungan Motor listrik tersebut dari banyak sekali gangguan, IP (Ingress Protection) ada beberapa tingkat proteksi terhadap motor listrik, buat detail bisa ditinjau pada artikel:
KODE IP Tingkat perlindungan kelistrikan

Lambang SEGITIGA (Delta)
Lambang ini menyebutkan bahwa Motor Listrik ini bisa dioperasikan menggunakan sistem sambungan DELTA (Segitiga).
Lambang BINTANG (Star)
Lambang ini berbentuk seperti huruf Y terbalik, menyebutkan bahwa Motor listrik ini pula dapat dioperasikan menggunakan sistem sambungan Star (Bintang)
Jika hanya satu lambang saja yang ada dalam Name Plate, contohnya hanya lambang Bintang (Star), maka Motor listrik tadi dioperasikan hanya secara Bintang (Star).
Jika kedua lambang ini terdapat dalam name plate motor listrik, maka berarti motor listrik tadi bisa dioperasikan secara sistem DELTA, secara sistem STAR, dan bisa jua dioperasikan dengan Sistem STAR/DELTA.
220-240V
Data selanjutnya yg tetap berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), merupakan mengungkapkan bahwa Tegangan yg mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun Tegangan lebih kurang 10% (220V s/d 240V)
380-415V
Sama halnya dengan data sebelumnya, Data selanjutnya yg tetap berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), merupakan mengungkapkan bahwa Tegangan yg mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun tegangan kurang lebih 10% (380V s/d 415V).
Rangkaian STAR & DELTA
Selanjutnya dalam name plate, tertera gambar sistem rangkaian sinkron dengan urutan sejajar kebawah, Rangkain yg tepat dibawah lambang segitiga adalah rangkaian sambungan sistem Segitiga (Delta), serta yang sejajar dibawah simbole Star (Bintang) adalah rangkaian sistem sambungan Star (Bintang).
WT. 80Kg
Data ini menyebutkan mengenai bobot menurut Motor listrik tadi, WT (Weight) 80Kg, merupakan merupakan Motor listrik tadi memiliki bobot 80Kg.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

PANDUAN MEMASANG POMPA OTOMATIS TANPA PELAMPUNG

Bagaimana cara Memasang rangkaian otomatis pompa tanpa pelampung?
Pada umumnya, pemasangan sistem Automatis Pompa menggunakan indera pelampung, serta ini adalah cara yang paling poly kita jumpai, namun sebenarnya kita sanggup memasang sistem Automatis pompa tanpa menggunakan Pelampung, sehingga lebih simple serta praktis.
Kita bisa menggunakan indera sensor yg dianggap menggunakan Floatless Level switch, menurut namanya kita bisa mengetahui bahwa indera otomatis ini nir memakai pelampung (Floatless), yang berfungsi buat sensor level dan bisa dipakai untuk sistem Automatis Pompa.

Floatless Level switch ini bisa bekerja hanya menggunakan memakai 3 kabel sensor yg ditenggelamkan langsung kedalam loka penampungan air.
Baca Juga: Fungsi Floatless Level Switch Lainnya

Relay (Contact Point)
Alat ini dilengkapi dengan 2 jenis Contact Point, yaitu NO (Normally Open) serta NC (Normally Close), yang dapat dipakai sinkron dengan kebutuhan dilapangan.
Bagaimana cara memasangnya?, serta bagaimana rangkaian kabel-kabelnya?
Pada kesempatan kali ini, kita akan coba menyebutkan mengenai cara pemasangan Alat Floatless Level switch, Fungsi dan Rangkaian kabelnya.

Panduan Memasang Floatless Level Switch (Pompa Otomatis tanpa pelampung)



Sebagai galat satu contoh Floatless Level switch yg digunakan adalah Merek Omron Tipe 61F-G.
Terminal-terminal Kabel yg terdapat pada Floatless Level switch
  • Terminal Relay Unit
Ta – Tb – Tc
Terminal Tc berfungsi sebagai terminal Common (asal), apakah rangkaian yg kita butuhkan merupakan Normally Open atau Normally Close.
Tc & Ta (Relay NO)
Jika kita memasang kabel common (asal) dalam terminal Tc, serta kabel keluarannya kita pasang pada Terminal Ta, maka rangkaian ini dalam syarat tidak terhubung (terputus) pada keadaan Normal (Normally Open), serta akan terhubung ketika sensor terkena air.
Tc & Tb (Relay NC)
Sebaliknya, Jika kita memasang kabel common (sumber) pada terminal Tc, dan kabel keluarannya kita pasang pada Terminal Tb, maka rangkaian ini dalam syarat terhubung dalam keadaan Normal (Normally Close), dan akan terputus waktu sensor terkena air.
  • Terminal Power Supply
S0 -  S1 -  S2
Floatless Level switch ini dapat dinyalakan dengan memakai 2 jenis Power Supply, yakni 220Volt, serta 110 Volt.
Jika menggunakan tegangan listrik 110Volt, maka pasang kabel power dalam terminal S0 serta S1
Jika menggunakan tegangan listrik 220Volt, maka pasang kabel Power pada terminal S0 serta S2
  • Terminal Sensor
E1 - E2 - E3
Alat ini mempunyai 3 Terminal sensor, yang cukup dipasangi kabel dan dipasang di pada bagian atas air yang ketinggiannya diubahsuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
  • Terminal E1 utk sensor level tertinggi
  • Terminal E2 buat sensor Level terendah
  • Terminal E3 dihubungkan ke Grounding


Mengenal 2 Jenis Fungsi Floatless Level Switch
1. Sebagai Sensor otomatis buat menjaga Level Air pada sebuah Tangki agar permanen Penuh.
  • Prinsip kerjanya:
Pada ketika Air pada dalam Tangki kosong, maka Pompa suplai air akan menyala buat mengisi Air ke dalam tangki tersebut, serta selanjutnya saat air dalam Tangki telah mencapai Level yang diinginkan, maka pompa secara otomatis akan berhenti.
Untuk Fungsi ini, maka kita dapat memakai Relay Unit NC (Normally Close) yang terdapat dalam Floatless Level Switch, dalam terminal Tc dan Tb.
2. Sebagai Sensor Otomatis untuk menjaga Level air dalam sebuah tangki supaya tetap kosong (level air rendah)
  • Prinsip kerjanya:
Pada ketika Air di dalam Tangki mulai berisi penuh (dalam level eksklusif), maka Pompa akan menyala buat mengurangi Air yg terdapat di dalam tangki tadi, dan selanjutnya waktu air pada Tangki sudah berkurang atau mencapai Level yang diinginkan, maka pompa secara otomatis akan berhenti.
Untuk Fungsi ini, maka kita dapat menggunakan Relay Unit NO (Normally Open) yang ada dalam Floatless Level Switch, dalam terminal Tc dan Ta
Semoga berguna!
CARA FLEXI

3 JENIS RANGKAIAN PANEL LISTRIK UNTUK POMPA AIR SECARA MANUAL DAN OTOMATIS

Rangkaian Panel Listrik Pompa Air, secara Manual, Otomatis dan Manual/Otomatis
Bagaimana Rangkaian Listrik buat Pompa yg beroperasi secara Manual?
Bagaimana Rangkaian Listrik buat Pompa yg bisa beroperasi secara Otomatis?
Dan bagaimana pula menciptakan rangkaian listrik supaya Pompa bisa dioperasikan baik secara manual juga secara Otomatis?
Pompa Air banyak dipakai, baik pada kehidupan sehari, keperluan perseorangan juga keperluan Perusahaan atau Industri.
Pompa Air yang banyak digunakan khususnya pada dunia Industri dalam umumnya menggunakan Pompa menggunakan pengerak Motor Listrik 3 Phase.
Sesuai menggunakan penggunaan Pompa air 3 Phase pada global Industri, terdapat yang hanya dibutuhkan bisa beroperasi secara Manual, tetapi ada jua yg harus dapat beroperasi secara otomatis.
Oleh karena itu, Pada kesempatan kali ini, kita akan coba menyebarkan:

3 jenis rangkaian listrik utk Pompa menggunakan motor 3Phase:

  • Rangkaian listrik Pompa secara Manual
  • Rangkaian Listrik Pompa secara Otomatis
  • Rangkaian Listrik Pompa secara Manual dan Otomatis

1.rangkaian Panel Listrik buat Pompa beroperasi secara Manual.

Penjelasannya:
Rangkaian ini bekerja secara Manual, Pompa akan menyala waktu Tombol On (Hijau) ditekan, dan buat Memberhentikan, tekan Tombol Off (Merah).
2. Rangkaian Panel Listrik buat Pompa beroperasi secara Otomatis

Penjelasannya:
Rangkaian ini bekerja secara Otomatis, Pompa akan menyala waktu terminal dalam Sensor terhubung, dan Pompa akan berhenti ketika terminal sensor terputus.
Sensor yg dipakai ada banyak sekali jenis dan tergantung kebutuhan, yang generik digunakan adalah sensor Level pelampung, ataupun sensor level air tanpa Pelampung (Floatless Level Switch).
Baca pula: Panduan Memasang Otomatis Pompa tanpa Pelampung

3. Rangkaian Panel Listrik buat pompa bisa beroperasi secara manual serta Otomatis

Penjelasannya:
Rangkaian Panel ini mempunyai 2 fungsi, yaitu:
  • Manual: jika selektor switch diputar kearah kiri (Manual), maka Pompa beroperasi secara Manual, Pompa akan menyala saat Tombol On (Hijau) ditekan, dan buat Memberhentikan, dengan menekan Tombol Off (Merah).
  • Auto: apabila Selektor Switch diputar kearah kanan (Auto), maka pompa akan beroperasi secara otomatis, Pompa akan menyala saat Tombol terminal dalam Sensor terhubung, dan Pompa akan berhenti ketika terminal sensor terputus.

Demikianlah Artikel tentang tiga Jenis Rangkaian Panel Listrik, khususnya utk Pompa dengan penggerak Motor Listrik tiga Phase
Semoga berguna!
CARA FLEXI

APA BEDA MCB MCCB DAN ACB BERIKUT PENJELASANNYA

Apa yg dimaksud dengan MCB, MCCB serta ACB, dan apa perbedaannya?
Penjelasan MCB, MCCB, dan ACB serta perbedaanya
Terdapat aneka macam jenis alat Pemutus sekaligus Pengaman dalam sistem kelistrikan yg generik digunakan, antara lain: MCB, MCCB serta ACB, dan Tentunya antara MCB, MCCB, serta ACB ini mempunyai perbedaan dalam berbagai hal, termasuk bentuk serta pemasangannya.
Saat kita ingin memasang suatu alat yg dapat digunakan buat pemutus sekaligus pengaman dalam rangkaian listrik yg kita miliki, tentunya kita wajib memilih diantara ketiga jenis indera tadi, serta bagaimana kita memilih Alat pemutus serta Pengaman yg sempurna diantara ketiga alat tersebut?
Mungkin masih banyak diantara kita yg masih galau pada memilih alat pengaman mana yang harus digunakan, apakah MCB, MCCB atau ACB, sang karenanya Untuk lebih mengenal apa fungsi serta disparitas antara ketiga alat tadi, Terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yg dimaksud menggunakan MCB, MCCB, dan ACB, serta apa perbedaannya.

Apa Beda MCB, MCCB serta ACB


MCB
MCB merupakan singkatan menurut Miniature Circuit Breaker, Dari namanya MCB (Miniature Circuit Breaker) dapat diartikan bahwa MCB adalah suatu alat pemutus rangkaian listrik yg mempunyai ukuran atau bentuk yg mini .
MCB tak hanya berfungsi sebagai Pemutus dan Penghubung dalam suatu rangkaian Listrik, selain itu MCB pula dilengkapi menggunakan sistem pengaman yang akan menetapkan rangkaian listrik secara otomatis ketika terjadi arus lebih (Over Current).
Arus Lebih (Over Current) bisa terjadi lantaran adanya kelebihan pemakaian beban listrik, atau karena adanya interaksi singkat (Short Circuit) dalam rangkaian listrik.
Batasan Arus listrik yg bisa dibebankan  pada suatu MCB, umumnya sesuai menggunakan spesifikasi yg tertera dalam MCB tersebut, menjadi model, jika sebuah MCB tertulis 2A berarti MCB ini akan memutus rangkaian ketika arus yg dialiri melebihi 2A.
Kemampuan hantar Arus maksimal MCB tidak misalnya MCCB maupun ACB yang dapat digunakan buat Arus mencapai diatas 1000A, batasan arus maksimal yang dimiliki MCB hanya lebih kurang 63A, Selain itu, Batasan Arus yang tertera dalam MCB tidak mampu disetting sesuai kebutuhan misalnya yang ada dalam sebagian MCCB dan ACB.
MCB mempunyai berbagai pilihan jumlah kutub (Pole), antara lain MCB 1P, MCB 2P, MCB 3P, MCB 4P, dan MCB pula dapat digunakan buat beberapa pilihan Tegangan listrik, misalnya 220V hingga 400V.
MCB nir didukung Untuk penambahan Aksesoris lainnya, seperti UVT, SHT, Switch, Relay, serta beberapa aksesoris tambahan lainnya yg biasa dipakai dalam MCCB atau ACB.
MCB biasanya dipakai buat pengaman dalam Instalasi tempat tinggal , sebagai pengaman rangkaian kontrol, lampu-lampu dan indera ukur  pada sebuah panel MCC, dan sebagai pengaman dalam panel LCC.


MCCB
MCCB adalah singkatan menurut Moulded Case Circuit Breaker, menurut namanya bisa diartikan bahwa MCCB merupakan suatu alat pemutus rangkaian yang berbentuk kotak/persegi.
Ada juga yg mengartikan MCCB menjadi singkatan dari Molded Case Circuit Breaker, meski tidak sama, namun Moulded dan Molded tetap memiliki pengertian yg sama.
Seperti halnya MCB, MCCB pula tidak hanya berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian listrik, selain itu MCCB pula mempunyai kemampuan memutus secara otomatis saat dibebani menggunakan arus yg melebih kapasitas aporisma MCCB tadi.
MCCB memiliki kemampuan hantar Arus aporisma yg jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan MCB, Kemampuan MCCB ada yang mencapai 1000A.
Beberapa model MCCB memiliki kelebihan, yakni dilengkapi menggunakan selektor pilihan batas Arus maksimal MCCB, dengan selektor ini bisa diatur berapa persentase batasan Arus maksimal untuk MCCB terputus.
MCCB masih ada dalam beberapa pilihan jumlah kutub (Pole), ada MCCB 2P, MCCB 3P, MCCB 4P, meski tersedia MCCB 1P, tetapi jarang digunakan.
MCCB dapat dipakai untuk aneka macam jenis Tegangan Listrik, menurut mulai LV (Low Voltage) sampai MV (Medium Voltage).
Beberapa jenis MCCB dapat dipasangkan aksesoris tambahan lainnya, misalnya UVT (Under Voltage Trip), Switch, Auxiliary Contact.
Sebagian besar MCCB dipakai untuk keperluan sistem kelistrikan industri yg memiliki daya relatif besar dan umumnya dipakai buat listrik tiga fasa, yang memerlukan kapasitas pemutus (Breaking Capacity) yg lebih besar .
ACB
ACB adalah singkatan menurut Air Circuit Breaker, dari namanya ACB dapat diartikan menjadi suatu Alat yg berfungsi menjadi pemutus rangkaian dan memanfaatkan Udara buat meredam timbulnya busur barah ketika ACB dinyalakan.
Seperti halnya MCB dan MCCB, ACB pula tidak hanya berfungsi sebagai pemutus serta penghubung rangkaian listrik, selain itu ACB jua memiliki kemampuan memutus secara otomatis waktu dibebani menggunakan arus yg melebih kapasitas aporisma ACB tersebut.
Selain itu ACB jua mempunyai beberapa fungsi lainnya, yaitu: bisa dilengkapi menggunakan UVT (Under Voltage Trip) yg berfungsi buat menaruh perlindungan pada ketika nir terdapat tegangan listrik maka ACB nir dapat dioperasikan.
ACB juga dapat dilengkapi menggunakan CC (Closing Coil), yg berfungsi untuk menyalakan ACB secara otomatis.
ACB memiliki kemampuan hantar Arus aporisma yang jauh lebih akbar jika dibandingkan dengan MCB serta MCCB, Kemampuan ACB terdapat yang mencapai lebih menurut 6000A.
ACB pula dilengkapi dengan selektor pilihan batas Arus maksimal ACB, dengan selektor ini bisa diatur berapa persentase batasan Arus maksimal untuk ACB terputus (Trip).
ACB hanya tersedia pada dua pilihan jumlah kutub (Pole), yakni ACB 3P, serta ACB 4P.
ACB dapat digunakan buat aneka macam jenis Tegangan Listrik, menurut mulai LV (Low Voltage) hingga HV (High Voltage).
ACB bisa dipasangkan dengan aneka macam aksesoris tambahan lainnya, misalnya UVT (Under Voltage Trip), Switch, Auxiliary Contact, SHT, CC, serta lainnya, dan jua dapat difungsikan menggunakan sistem "Automatic Close / Open".
ACB hanya digunakan untuk keperluan sistem kelistrikan industri yang mempunyai daya relatif besar dan umumnya digunakan untuk listrik 3 fasa, yang memerlukan kapasitas pemutus (Breaking Capacity) yg lebih besar .
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

KENAPA KABEL LISTRIK UMUMNYA TERBUAT DARI TEMBAGA

Kenapa Kabel listrik terbuat menurut TEMBAGA?, Mungkin sebagian dari kita pernah bertanya, mengapa kabel yg biasanya digunakan buat instalasi listrik terbuat menurut Tembaga?
Meskipun sebenarnya terdapat banyak sekali bahan lainnya yg pula dipakai buat bahan penghasil Kabel listrik, seperti contohnya yang paling umum dipakai yaitu Kabel dengan bahan Tembaga serta Aluminium.
Kabel adalah segala sesuatu yang digunakan buat menghantarkan Listrik dari suatu loka ke loka lain, serta tentunya bahan yg digunakan untuk pembuatan kabel tersebut merupakan bahan yg bisa menghantarkan Listrik (Konduktor Listrik).
Konduktor adalah Setiap bahan yg dapat menggunakan gampang digunakan buat menghantarkan listrik.
Terdapat berbagai jenis bahan Konduktor, dan dalam umumnya terbuat menurut bahan jenis logam, misalnya:
  • Besi
  • Tembaga
  • Kuningan
  • Aluminium
  • Nikel
  • Stainless steel
  • Emas
  • Perak
  • Seng
  • Platina
  • Dan berbagai bahan jenis Logam lainnya.

Meski terdapat berbagai pilihan bahan Konduktor (yang bisa menghantarkan Listrik), tetapi yang paling generik dipakai dalam instalasi kelistrikan merupakan Kabel berbahan Tembaga.

Kenapa Kabel Listrik pada umumnya menggunakan bahan Tembaga?

Jawabannya adalah
1. Karena Bahan Tembaga termasuk jenis Konduktor yg cukup baik dalam menghantarkan arus Listrik, menggunakan Nilai hambatan jenis (rho) yg lebih kecil,dan tentunya semakin kecil tahanan jenis (Rho), akan semakin sedikit kerugian listrik yang akan terjadi.
Mengenal Tahanan Jenis berbagai bahan konduktor
Hal ini adalah alasan pertama mengapa Tembaga baik dipakai menjadi Kabel penghantar listrik, kemudian, pertanyaannya, apakah tembaga memiliki Tahanan jenis (rho) yang paling mini dibanding Bahan Konduktor lainnya? Jawabannya: Tidak.
Meskipun masih masih ada bahan Konduktor lainnya yang mempunyai nilai Hambatan jenis (rho) yg lebih kecil dibanding Tembaga, namun mengapa Tembaga yg umum dipakai menjadi bahan penghantar listrik?
2. Alasan ke 2 adalah dari segi hemat.
sebagai model bahan Perak yg mempunyai tahanan jenis lebih mini dibanding tembaga, sebagai akibatnya seharusnya Perak akan lebih baik digunakan buat menghantarkan listrik menggunakan kerugian tegangan yang tentunya kebih sedikit, tetapi mengapa kabel berbahan Perak jarang digunakan?
Jawabannya adalah Harga bahan Perak lebih mahal dibanding Tembaga, sebagai akibatnya Tembaga dievaluasi lebih hemat dipakai sebagai Bahan Kabel penghantar Listrik.
3. Alasan ketiga, merupakan lantaran bahan Tembaga termasuk bahan yang gampang melebur, mudah menyerap panas, dan pula gampang melepaskan Panas tadi, sebagai akibatnya waktu dialiri arus listrik apabila terjadi gangguan kabel bisa putus, atau terjadi peningkatan suhu yang cukup cepat.
Peningkatan suhu bahan tembaga yang cukup cepat ini, akan digunakan menjadi pemicu berfungsi banyak sekali alat pengaman listrik yg bekerja berdasarkan Thermo (Panas), misalnya MCB, Sekring, dan lain sebagainya.
4. Alasan keempat, Tembaga memiliki kelenturan yg relatif baik, sebagai akibatnya mudah dipakai waktu pemasangan jaringan atau instalasi listrik.
5. Alasan kelima, Tembaga memiliki Massa jenis yang cukup mini , sebagai akibatnya memiliki bobot cukup ringan.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

PENYEBAB LISTRIK DI RUMAH NAIK TURUN TIDAK STABIL DAN SOLUSINYA

Apa sebenarnya yg menyebabkan Listrik dirumah tidak stabil (Naik Turun), serta bagaimana cara memperbaikinya?
Penyebab Listrik pada tempat tinggal Naik Turun dan cara mengatasinya
Salah satu Masalah Listrik pada tempat tinggal yang tak jarang kita alami merupakan Tegangan listriknya tidak stabil atau Naik turun, Tegangan Listrik yang tidak stabil (Naik Turun) akan menyebabkan berbagai kerugian serta kerusakan dalam peralatan listrik yg kita pakai.
Saat Lampu pada rumah tiba-tiba redup, serta lalu terperinci balik , ini menandakan adanya gangguan yang mengakibatkan tegangan listrik kerumah kita menjadi tidak stabil (Naik turun).
Tegangan Listrik nir Stabil atau Naik Turun, terdapat yang terjadi dalam semua instalasi listrik di tempat tinggal , dan ada juga yg terjadi hanya dalam salah satu bagian alat-alat listrik saja.
Lalu, apa saja penyebab listrik pada tempat tinggal kita jadi tidak stabil atau Naik Turun?

Beberapa Penyebab Listrik di rumah Naik Turun, dan cara mengatasinya


Ada beberapa penyebab terjadinya Listrik di rumah Naik turun,antara lain:
Terjadi Gangguan pada jaringan listrik PLN
Jika Tegangan Listrik tidak Stabil (naik turun) dialami pada seluruh Instalasi Listrik yang terdapat pada rumah, ini mampu disebabkan lantaran adanya gangguan dalam jaringan asal listrik PLN.
Misalnya:
Adanya Gangguan dalam Kabel-kabel, Longgar, kabel terkena benda lain (Bocor), Beban melebihi kemampuan pembangkit (Genset) yang ada, serta lainnya.
Jika hal ini terjadi, tentu perbaikannya hanya mampu dilakukan oleh Pihak PLN sendiri, kita relatif melapor serta menunggu sampai pemugaran dilakukan.
Selain itu, buat mengantisipasi Hal ini terjadi, serta buat mencegah terjadinya Tegangan Listrik di rumah kita tidak stabil (Naik turun), maka kita bisa menambahkan alat Penstabil Tegangan (Stabilizer Voltage) di Sumber primer Instalasi Listrik di rumah kita.
Terjadi Gangguan pada Instalasi Listrik di rumah
Tegangan Listrik nir stabil (Naik Turun) dapat pula ditimbulkan karena adanya gangguan pada instalasi Listrik di rumah kita sendiri.
Misalnya:
Kabel yang terpasang dalam MCB Utama Longgar/kendur, sehingga Aliran listrik menjadi nir maksimal , serta jika ini terjadi maka Tegangan dalam seluruh instalasi Listrik dirumah sebagai nir stabil.
Solusinya: periksa MCB serta kabel-kabelnya, Jika terlihat kendur, Gosong, berpijar, atau suhu nir normal, segera perbaiki atau Ganti MCB menggunakan yang baru.
Selain itu, apabila Tegangan Listrik tidak stabil (Naik Turun), pada salah satu atau sebagian alat-alat listrik, kemungkinan penyebabnya, antara lain:
Kabel dalam terminal Saklar, Fiting, Stop hubungan, Steker dalam keadaan kendur/longgar, berpijar, Short atau Bocor (terkelupas dan menyentuh benda lain), gosong, suhu panas dan sebagainya.
Solusinya: periksa peralatan listrik yang terdapat, serta segera perbaiki apabila terdapat kondisi tidak normal tersebut diatas.
Demikianlah beberapa penyebab terjadinya tegangan listrik naik turun (tidak stabil) dalam instalasi listrik di rumah kita, serta bagaimana cara mengatasinya.
Ingat: Jika anda merasa kurang yakin menggunakan kemampuan serta pengetahuan anda tentang Listrik, sebaiknya Minta bantuan Teknisi listrik yang sudah berpengalaman untuk melakukan pemugaran Listrik tersebut.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

RANGKAIAN SEDERHANA MENGUBAH LISTRIK AC MENJADI DC

Cara membuat Rangkaian Sederhana, buat mengganti Listrik AC menjadi Listrik DC, menggunakan menggunakan 4 buah Dioda penyearah.
Bagaimana cara mengganti Listrik AC sebagai DC?
Seperti yg kita ketahui, Listrik dibagi menjadi dua Jenis, yaitu:
  • Listrik DC
  • Listrik AC

Bagaimana cara mengganti Listrik AC sebagai DC?
Listrik yg bisa kita pakai di rumah, baik yg dari berdasarkan PLN juga dari Genset merupakan Listrik AC.
Baca jua: Beda Listrik AC dan AC

Listrik AC
AC (Alternating Current), biasa disebut dengan Listrik Arus Bolak-kembali.
Namun Terkadang, kita membutuhkan Listrik DC buat berbagai keperluan alat-alat listrik, sebagai akibatnya bila kita membutuhkan Arus Listrik DC, sedangkan Listrik yg pada tempat tinggal adalah Listrik AC, maka kita perlu membarui Arus Listrik AC tadi Menjadi Listrik DC, menggunakan rangkaian sederhana, dan bisa kita rangkai sendiri pada rumah sesuai kebutuhan.
Listrik DC
DC (Direct Current), biasa dianggap menggunakan Listrik Arus Searah
Rangkaian yg dibuat untuk mengganti Listrik AC menjadi DC disebut dengan menggunakan ADAPTOR AC-DC, atau biasa disebut jua dengan Konverter AC ke DC.
Bagaimana cara membuat rangkaian buat mengubah Listrik AC menjadi Listrik DC?
Sebenarnya rangkaian buat mengubah Listrik AC menjadi DC, atau menyearahkan listrik AC, sangat sederhana dan mudah dibuat, cukup menggunakan memakai 4 butir Dioda penyearah, yang berfungsi buat menyerahkan Listrik AC (Arus Bolak-kembali), menjadi Listrik DC (Arus Searah).

Rangkaian Penyearah, membarui listrik AC menjadi DC


Penjelasan:
Dioda penyearah berfungsi buat menyearahkan Listrik AC menjadi DC, dengan mengalirkan Listrik menggunakan Polaritas sinkron dengan jenis Muatan listrik yang diterimanya.
Muatan Listrik ada dua, yaitu:
  • Positif (+)
  • Negatif (-)

Dioda penyearah memiliki 2 kaki, yaitu Katoda dan Anoda.
  • Katoda Negatif
  • Anoda Positif

Listrik AC adalah Listrik bolak-kembali, serta memiliki Gelombang tegangan yang berubah-ubah (Bolak-kembali), sehingga terkadang Listrik Positif dapat berada pada posisi negatif (Nol).
Baca jua: Cara mengukur Dioda
Katoda (Input), Anoda (Output)
Saat Listrik AC dalam posisi Bertegangan (bermuatan Positif) dialirkan dalam terminal Katoda dalam Dioda penyearah, maka Dioda akan Mengganggu atau nir mengalirkan Listrik Positif tersebut, tetapi kebalikannya saat Listrik AC pada Posisi nol (bermuatan negatif), maka listrik muatan negatif tadi akan mengalir melewati Dioda menuju terminal Anoda, sebagai akibatnya saat terminal Katoda dijadikan terminal input (Masukan), maka Output yang mengalir dalam terminal Anoda dipastikan hanya listrik bermuatan Negatif (-).
Anoda (Input), Katoda (Output)
Saat Listrik AC dalam posisi Bertegangan (bermuatan Positif) dialirkan dalam terminal Anoda pada Dioda penyearah, maka Dioda akan mengalirkan Listrik bermuatan Positif tadi menuju terminal Katoda, namun kebalikannya waktu Listrik AC dalam Posisi Nol (bermuatan negatif) dialirkan melalui terminal Anoda pada Dioda, maka Listrik tersebut tidak dapat mengalir atau terhambat. Sebagai akibatnya ketika Terminal Anoda dijadikan terminal Input (Masukan), maka Output yang mengalir dalam terminal Katoda dipastikan hanya listrik bermuatan Positif (+).
Dengan rangkaian sederhana ini, maka output dalam rangkaian ini, akan membuat Listrik DC (Searah), muatan listrik Positif, serta muatan listrik Negatif tetap dalam posisinya (Searah).
Selanjutnya buat menurunkan Besar tegangan 220Vac sesuai kebutuhan menjadi 12VAC, 24VAC, 42VAC, serta sebagainya, diperlukan tambahan komponen berupa Voltage Transformer step-down.
dan untuk menstabilkan tegangan, dapat digunakan komponen tambahan berupa Kapasitor, yang dapat diubahsuaikan menggunakan kebutuhan.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

WIRING DIAGRAM MOTOR LISTRIK 3PHASE DENGAN 2 ARAH PUTARAN

Contoh Rangkaian Panel buat Motor Listrik 3 Phase, dengan 2 Pilihan Arah putaran (Forward-Reverse)
Rangkaian Panel Motor Listrik tiga Phase dengan 2 arah putaran
Penggunaan Panel buat Motor Listrik yg dapat dipakai untuk 2 arah putaran (Forward-Reverse), Khususnya di global Industri, Beberapa Aplikasi atau penggunaan Motor Listrik, membutuhkan dua Arah Putaran yang dapat dioperasikan secara bergantian sinkron kebutuhannya.
Baca jua: Panduan Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase
Beberapa model Mesin/alat-alat yang memakai Motor Listrik menggunakan 2 Arah Putaran, antara lain:
  • Hoisting Crane
  • Transfer Carriage
  • Mesin Bor
  • Mesin Bubut
  • dan lainnya

Seperti yg kita ketahui bahwa Motor Listrik merupakan suatu alat yang memakai tenaga listrik dan mengubahnya sebagai energi putar (gerak).
Putaran yang bisa dihasilkan suatu Motor Listrik terdapat 2 arah, yaitu:
  • CW (Clockwise) atau searah putaran jarum jam, atau putaran kearah kanan
  • CCW (Counter Clockwise) atau antagonis arah putaran jarum jam, atau putaran kearah kiri

Bagaimana cara membuat rangkaian Panel Motor Listrik 3 Phase, menggunakan dua arah putaran?
Untuk lebih memahaminya, ada baiknya dipandang terlebih dahulu dalam artikel sebelumnya mengenai cara membarui arah Putaran motor listrik 3 Phase.
Baca jua: Cara Memutar Balik Motor Listrik 3Phase serta 1Phase
Selanjutnya, setelah kita memahami mengenai cara mengganti arah  putaran Motor Listrik, maka selanjutnya tentu akan lebih mudah bagi kita buat menciptakan rangkaian Motor Listrik 3 Phase menggunakan 2 Arah putaran, yang dapat disesuaikan menggunakan aplikasi serta kebutuhan pada dilapangan.
Berikut ini Contoh Rangkaian Sederhana, dilengkapi dengan Line Diagram dan Control Diagram, buat Motor Listrik tiga Phase dengan 2 pilihan Arah Putaran, khususnya buat Motor Listrik menggunakan rangkaian start DOL.
Baca jua: Wiring diagram Direct On Line (DOL) serta penjelasannya

Wiring Diagram (Rangkaian Motor Listrik dengan 2 Arah putaran)


WIRING LINE-DIAGRAM

WIRING CONTROL-DIAGRAM

Penjelasannya:
Saat Push Button On 1 ditekan, maka listrik akan mengalir menuju terminal NC (Normally Close) yang terdapat dalam Magnetic Contactor 2, ini bertujuan supaya memberikan pengaman supaya nir terjadi syarat Magnetic Contactor menyala kedua-duanya, serta menyebabkan Short Circuit.
Baca jua: Mengenal Prinsip kerja Magnetic Contactor, Push Button dan NO serta NC
Selanjutnya Listrik akan mengalir ke terminal Coil dalam Magnetic Contactor no.1, serta Magnetic Contactor tadi akan menyala, selanjutnya terminal NO juga akan mengalirkan Listrik menuju Coil dan berfungsi menjadi pengunci, sebagai akibatnya waktu Push Button On dilepas, Magnetic Contactor permanen menyala.
Magnetic Contactor akan berhenti beroperasi, saat Tombol OFF ditekan, serta memutuskan semua aliran listrik menuju Magnetic Contactor, atau apabila terjadi Gangguan (Overload), maka Terminal NC pada Overload akan terputus dan mengakibatkan Magnetic Contactor berhenti beroperasi, kebalikannya terminal NO dalam Thermal Overload akan terhubung dan mengakibatkan Lampu Trip menyala, sebagai Indikator bahwa terjadi masalah dalam Motor.
Fungsi Interlock (Pengaman):
Jika Magnetic Contactor No.1 sedang menyala (Beroperasi), maka Magnetic Contactor No.2 nir bisa dinyalakan, begitu pula kebalikannya, bila Magnetic Contactor No.dua pada keadaan menyala (beroperasi), maka Magnetic Contactor No.1 tidak dapat dinyalakan.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MEMBEDAKAN KABEL FASA NETRAL DAN ARDE PADA INSTALASI LISTRIK DI RUMAH

Bagaimana Cara membedakan Kabel Phase, Netral serta Arde dalam Instalasi Listrik pada rumah?
Mungkin banyak diantara anda yang penasaran bagaimana caranya membedakan antara Kabel phase (Positif), Netral (Negatif), dan kabel Arde pada Instalasi Listrik pada rumah.
Baca jua: Sudah Amankah Instalasi Listrik pada rumah anda?
Ingat!, Instalasi Listrik yg baik serta Aman harus terdiri dari tiga jenis kabel, yaitu:
  • Kabel Phase biasa disebut juga menggunakan Kabel Fasa, Kabel Positip (+) atau Kabel api
  • Kabel Netral biasa disebut pula menggunakan Kabel Negatif (-) atau Kabel badan.
  • Kabel arde biasa dianggap jua menggunakan Kabel pentanahan atau Grounding

Mungkin masih banyak pemasangan instalasi listrik yang hanya terdiri dari 2 jenis kabel, yaitu Kabel Phase dan Kabel Netral, maka sebaiknya lengkapi instalasi listrik anda dengan Kabel Arde.
Kembali ke pembahasan semula, yaitu cara membedakan Kabel Phase, Kabel Netral dan Kabel Arde.
Karena Instalasi Listrik terdiri berdasarkan tiga jenis Kabel tentunya harus dibedakan, lalu, bagaimana cara membedakannya?
Oleh karenanya, pada artikel kali ini, kita akan coba membahas tentang bagaimana cara membedakan Kabel Fasa, Netral serta arde pada Instalasi Listrik pada tempat tinggal .

Cara Membedakan Kabel Phase, Netral serta Arde


Pembahasan kali ini meliputi 2 hal tentang cara membedakan Kabel, yaitu:
  1. Cara Membedakan Kabel Fasa (Positif), Netral (negatif) dan Arde, saat hendak memasang Instalasi Listrik di rumah.
  2. Cara Membedakan Kabel Fasa (Positif), Netral (negatif) dan Arde, pada Instalasi Listrik pada rumah yang telah terpasang.

1. Cara Membedakan Kabel Phase, Netral serta Arde, pada pemasangan Instalasi Listrik di rumah.
Saat anda hendak memasang Instalasi Listrik di rumah, maka perlu diketahui bagaimana cara membedakan Ketiga jenis kabel tersebut.
Membedakan Warna Kabel
Ketiga jenis kabel tadi bisa dibedakan menggunakan memakai Kabel dengan Warna yang tidak selaras, serta pemilihan rona kabel yang sahih merupakan:
New Cable Colour Code
  • Kabel Phase: memakai Kabel berwarna Merah, Hitam, Coklat, Abu-abu atau selain warna Biru, Hijau, atau Kuning-Hijau.
  • Kabel Netral: menggunakan Kabel berwarna Biru
  • Kabel Arde: memakai Kabel Kuning-Hijau

Perbedaan Warna Kabel diatas merupakan standar rona kabel yang modern, dan yg waktu ini berlaku, tetapi masih poly instalasi listrik yang masih menggunakan baku rona kabel yg usang, yaitu:
Old Cable Colour Code
  • Kabel Phase: memakai Kabel berwarna Merah, Kuning atau Biru
  • Kabel Netral: memakai Kabel berwarna Hitam
  • Kabel Arde: memakai Kabel Kuning-Hijau

Membedakan Ukuran Kabel
Bagaimana Jika kita hanya memiliki satu warna kabel, contohnya Kabel Warna Merah, bagaimana cara membedakannya?
Ingat, Sebaiknya Pemasangan Instalasi Listrik harus mengikuti mekanisme yg terdapat, tetapi tidak mampu dipungkiri masih banyak diantara kita yang memakai satu warna kabel buat seluruh Instalasi Listrik di tempat tinggal .
Jika kita memang terpaksa menggunakan satu rona kabel, Cara yang paling generik untuk membedakan Kabel Fasa dan Netral adalah menggunakan membedakan Ukuran Kabelnya.
Umumnya Kabel Fasa mempunyai Ukuran yg lebih besar dibanding Kabel Netral.
Baca jua: Cara menentukan ukuran Kabel
Bagaimana menggunakan Kabel Arde?, Untuk Kabel Arde, tetap wajib menggunakan Kabel berwarna Kuning-Hijau, serta ukurannya sama menggunakan Ukuran Kabel Fasa.
Memberi garis/jepitan dalam ujung kabel
Cara terakhir adalah menggunakan memberi Garis di ujung Kabel dengan cara menjepitnya sedikit dengan menggunakan Tang.
Cara ini dilakukan jika Warna serta ukuran Kabel sama, serta Cara ini pula paling seringkali dilakukan sang teknisi Listrik buat mempermudah membedakan Kabel Fasa berdasarkan Sumber, Netral, dan Kabel fasa ke masing-masing Fiting Lampu.

Anda mampu membedakan Masing-masing kabel dengan menjepit Ujung Kabel menggunakan tang, dan jumlah Garis jepitan tadi harus dibedakan pada setiap kabel.
Contoh:
  • Kabel Netral. Tidak terdapat garis/jepitan
  • Kabel Fasa. Satu Garis/jepitan
  • Kabel Fasa ke Lampu. 2 garis/jepitan
  • dan seterusnya

Cara ini pula perlu dilakukan, meski rona Kabel Fasa, Netral dan Arde berbeda, tujuannya adalah buat membedakan mana ujung serta Pangkal dari masing-masing kabel ketika dimasukkan kedalam pipa-pipa.
2. Cara Membedakan Kabel Phase, Netral serta Arde, pada Instalasi Listrik yang sudah terpasang di rumah.
Saat kita memeriksa Instalasi Listrik di tempat tinggal , terkadang kita mengalami kesulitan buat membedakan yang mana Kabel Fasa, Netral dan Arde.
Bagaimana cara membedakannya?
Melihat rona Kabel
Jika Instalasi Listrik pada tempat tinggal dipasang menggunakan benar, serta mengikuti mekanisme yg terdapat, tentunya kita tidak merasa kesulitan buat membedakan, mana Kabel Fasa, Netral atau Arde.
Kita dapat membedakannya dengan melihat Warna-rona Kabel sinkron dengan Penjelasan diatas.
Bagaimana bila rona Kabelnya nir sesuai, atau warna kabelnya sama seluruh?
Menggunakan Testpen
Jika rona Kabel yang digunakan nir sinkron menggunakan Standar Warna Kabel diatas atau rona kabelnya sama seluruh, cara selanjutnya merupakan menggunakan menggunakan Tespen.
Baca jua: Cara Menggunakan Testpen
Dengan memakai Tespen, kita bisa menggunakan mudah membedakan Kabel Fasa dan Netral, Caranya yaitu:
  • Pastikan Posisi MCB utama menyala
  • Kabel Fasa, jika ditespen maka tespen akan menyala
  • Kabel Netral, bila ditespen maka tespen nir menyala
  • Kabel Arde, jua jika ditespen maka tespen tidak menyala.

Jika Kabel Netral serta Arde, sama-sama tidak menyala waktu pada testpen, kemudian bagaimana membedakannya?
Cara Membedakan Kabel Netral serta Kabel Arde
1. Cara membedakan Kabel Netral dan Arde dengan Langsung menelusuri masing-masing kabel tersebut, darimana asal, atau dimana Pangkal Kabelnya.
  • Kabel Netral asal berdasarkan asal listrik (PLN atau Genset).
  • Kabel Arde merupakan jalur tersendiri dan bukan asal dari asal listrik (PLN atau Genset), yg pangkal kabelnya pada hubungkan ke pada tanah, serta ujungnya dipasangkan ke terminal Arde pada setiap Stopkontak.

2. Cara lainnya, adalah menggunakan menggunakan Alat Ukur Multi Tester (AVO-meter).
Baca jua: Cara memakai Multitester
Untuk cara ini, Pastikan MCB Utama sudah dimatikan, dan nir terdapat lagi Listrik yg mengalir pada seluruh Instalasi.

Gunakan Multitester, menggunakan cara mengatur penggunaan dalam selektor pengukuran x1 Ohm (Tahanan), lalu keliru satu ujung probe dihubungkan ke ujung Kabel, dan Probe lainnya dihubungkan ke tanah.
Baca jua: Cara memasang Arde yg benar
Jika jarum ukur Multitester berkecimpung ke kanan, maka Kabel tadi adalah kabel Arde, tetapi jika jarum nir berkecimpung, berarti kabel tersebut merupakan Kabel Netral.
Baca jua: Kenapa Arde harus dihubungkan ke Tanah?
Jika setelah ke 2 Kabel diukur, namun jarum ukur multitester tidak terdapat yang bergerak, berarti Kabel Arde nir tersambung ke tanah.
Baca jua: Cara mengukur Arde/pentanahan

Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA MUDAH MENGUKUR DIODA UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Cara Mengukur Dioda buat mengetahui kondisinya, apakah masih indah atau telah rusak
Dioda adalah keliru satu komponen Elektronik yg paling tak jarang digunakan dalam banyak sekali indera elektronika, serta seiring penggunaannya tentunya Dioda jua bisa mengalami kerusakan.
Dioda yang telah rusak memang terkadang bisa dilihat langsung menurut fisiknya, seperti terlihat gosong, Retak, Pecak, putus serta sebagainya, tetapi tak sporadis kerusakan Dioda tidak terlihat secara fisik (Visual), maka perlu dilakukan pengukuran buat mengetahui syarat sebuah Dioda, apakah masih rupawan atau sudah rusak.
Bagaimana cara mengetahui kondisi sebuah Dioda, apakah masih mengagumkan atau telah rusak serta tidak bisa digunakan lagi?
Baca pula: Cara mengukur Kapasitor
Selain Dioda terdapat berbagai jenis Komponen Elektronika yang jua acapkali kita temukan dalam berbagai rangkaian elektronik, Komponen Elektronik tersebut misalnya Resistor, ELCO, Kapasitor, Transistor, dan sebagainya.
Baca pula: Mengenal 6 Jenis Komponen dasar Elektronika
Selain itu, Dioda juga memiliki banyak sekali jenis, diantaranya:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

Diantara aneka macam Jenis Dioda diatas, Dioda penyearah adalah yg paling poly dipakai, dan seperti namanya Dioda ini dipakai buat mengganti Listrik AC (Bolak-Balik), menjadi listrik searah (DC) atau Menyearahkan.
Dioda penyearah poly kita jumpai pada berbagai rangkaian Elektronika, seperti Adaptor AC-DC, Power Supply, Charger, dan lainnya, selain itu Dioda penyearah pula dipakai dalam setiap Pembangkit Listrik atau Generator set (Genset).
Seperti yg kita jelaskan sebelumnya, bahwa seiring dengan penggunaannya, Dioda tentunya dapat mengalami kerusakan, dan kita dapat mengetahui kondisi sebuah Dioda menggunakan cara mengukurnya dengan menggunakan alat ukur Ohm-meter, Multimeter, Multitester Analog maupun Digital.
Baca pula: Cara menggunakan Multitester Analog
Berikut ini, Cara mengukur Dioda menggunakan menggunakan Multitester, buat mengetahui syarat dioda apakah masih mengagumkan atau telah rusak.

Cara mengukur Dioda


Persiapkan Alat ukur Multitester
Persiapkan indera ukur yg bisa mengukur nilai tahanan (Ohm meter), seperti contohnya Multitester Analog, serta pengukuran ini akan lebih gampang dilakukan menggunakan memakai Multitester analog.
Putar selektor yang ada dalam Multitester dalam posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
Baca pula: Tips memilih Mutitester yang bagus
Pastikan indera ukur pada syarat indah, dengan mencobanya terlebih dahulu, menggunakan cara menghubungkan kedua ujung pengukur (Probe) Merah dan Hitam.
Multi tester yg bagus adalah:
  • Saat kedua ujung probe belum terhubung, maka jarum pengukuran berada sempurna disebelah kiri, skala pengukuran ohm tak terhingga.
  • Kemudian saat Kedua ujung Probe dihubungkan, maka jarum akan berkecimpung ke sebelah kanan, tepat pada posisi 0 Ohm.
  • Jika terlihat nir sinkron, maka lakukan pengaturan (Kalibrasi) menggunakan memutar settingan Zero Position Adjuster, dan settingan Zero Ohm Adjuster.

Persiapkan Dioda yg akan diukur
Untuk melakukan pengukuran Dioda dengan sahih, maka pastikan kedua kaki Dioda dilepas terlebih dahulu dari tempatnya sebelum dilakukan pengukuran.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda mempunyai dua Terminal atau Kaki, yaitu Kaki Anoda (Positif) serta Kaki Katoda (Negatif).
Kaki atau Terminal Katoda umumnya diberi indikasi garis (Gelang), sedangkan Kaki atau Terminal Anoda nir diberi indikasi (Polos).
Pengukuran Dioda menggunakan Multitester
  • Persiapkan Alat ukur Multitester yg sudah dikalibrasi.
  • Persiapkan Dioda yang sudah dilepas menurut tempatnya.
  • Putar selektor yg Multitester pada posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran dalam Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen pada posisi sebelah kiri, berarti Dioda telah Rusak.
  • Jika jarum pengukuran dalam Multitester berdasarkan posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, perlu dilakukan pengukuran selanjutnya dengan posisi terminal dibalik.

Pengukuran dengan terminal DIODA dibalik
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran dalam Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester menurut posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, berarti Dioda sudah rusak atau jebol.
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen dalam posisi sebelah kiri, berarti Dioda masih cantik.

Semoga berguna!
CARA FLEXI