PENGATURAN ATAU SETTINGAN APA SAJA YANG TERDAPAT PADA AVR GENSET

Beberapa fungsi pengaturan kontrol yang terdapat pada AVR generator.
Seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwa listrik yang banyak digunakan baik buat pemakaian di rumah atau untuk industri merupakan jenis listrik arus bolak-kembali atau listrik AC.
Listrik AC atau arus bolak-balik pada umumnya didapatkan menurut sebuah indera pembangkit listrik atau Generator AC yang biasa atau tak jarang kita sebut dengan Genset.
Genset sebenarnya adalah singkatan menurut Generator Set.
Generator Set maksudnya adalah sebuah indera yg bisa membentuk listrik lengkap menggunakan indera atau mesin penggeraknya.
Baca pula: Beberapa Penyebab kerusakan dalam AVR dan cara mencegahnya
Sebenarnya buat mengungkapkan suatu indera yang bisa mengganti energi mobilitas atau tenaga putar menjadi energi listrik AC (arus bolak-pulang) disebut dengan Generator.
Dan Generator yg membuat listrik AC (Alternating Current) disebut menggunakan Alternator.
Alternator adalah singkatan dari Alternating Current Generator.
Generator bisa membentuk energi listrik, dengan memanfaatkan tenaga gerak menurut asal penggerak. Prinsip kerja Pembangkit listrik / Genset
Sumber penggerak dalam sebuah Generator listrik bisa berupa Mesin diesel, Turbin uap, energi kincir Angin, tenaga Air, Tenaga gas, serta lainnya.
Namun, pada dasarnya listrik yang dihasilkan berdasarkan sebuah generator listrik AC, mempunyai tegangan listrik yg naik turun (Tidak stabil).
Besar tegangan listrik yg didapatkan sebuah generator bisa berubah-ubah (nir stabil), dan ini ditimbulkan sang beberapa faktor, antara lain :
Penyebab tegangan listrik genset naik-turun
Penyebab Tegangan Genset Naik-turun dan solusinya
  • Kecepatan putaran (Rpm) dari mesin penggerak yg tidak tetap
Umumnya penggerak suatu pembangkit listrik atau Generator memiliki kecepatan putar atau Rpm sebanyak 1500 Rpm.
Pada saat kecepatan putaran konstan / stabil yaitu 1500 Rpm, maka tegangan listrik yg dihasilkan sebanyak 220 Volt / 380 Volt.
Namun ada kalanya kecepatan putaran mesin berubah-ubah, melebihi 1500 Rpm maka tegangan listrik yg dihasilkan akan meningkat melebihi 220 volt / 380 volt.
Begitu pula sebaliknya jika kecepatan putaran kurang dari 1500 Rpm, maka tegangan listrik yang dihasilkan akan kurang berdasarkan 220 Volt / 380 Volt.
  • Beban listrik yang berubah-ubah
Perubahan beban listrik yg ditanggung sang suatu pembangkit listrik atau Genset, pula dapat menghipnotis akbar kecilnya tegangan listrik yg dihasilkan.
Semakin akbar beban listrik yg ditanggung suatu Genset atau pembangkit listrik, akan berdampak pada menurunnya tegangan listrik yg dihasilkan.
Saat beban listrik mengalami perubahan mengakibatkan tegangan listrik pula akan berubah-ubah.
Bagaimana cara mengatur supaya Tegangan listrik berdasarkan sebuah Genset pembangkit listrik tetap stabil?
Untuk menjaga agar besar tegangan listrik yg didapatkan suatu generator pembangkit listrik (Genset) tetap stabil pada tegangan 220 Volt / 380 Volt.
Maka pada setiap pembangkit listrik atau Generator listrik (genset), dilengkapi menggunakan indera pengatur tegangan yg diklaim dengan AVR. Beberapa Fungsi AVR pada Genset

AVR atau Automatic Voltage Regulator merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis buat mengatur tegangan tetap stabil.
AVR (Automatic Voltage Generator) dalam sebuah generator listrik AC 3 Phase.

Setiap pembangkit listrik atau Generator AC 3 Phase dilengkapi dengan sebuah indera buat menstabilkan tegangan keluaran (Output Voltage) yg diklaim menggunakan AVR (Automatic Voltage Generator).
AVR pada Generator atau genset memiliki banyak sekali jenis dan contoh.
Beberapa model AVR, antara lain:
  • AVR Stamford MX-321
  • AVR Stamford MX-341
  • AVR AVK New Age MA-330
  • AVR Leroy Somer R-449
  • AVR Bestron
  • AVR Marcon
  • Dan lainnya

Pada setiap AVR yang dipakai untuk Genset, masih ada beberapa hal yg perlu dilakukan pengaturan atau setting terlebih dahulu.
Saat akan menggunakan AVR dalam generator menggunakan tujuan untuk menerima kinerja AVR yg lebih baik.
Jenis- jenis settingan bisa saja berbeda-beda sesuai menggunakan tipe dan contoh menurut masing-masing AVR yg kita pakai.

Beberapa fungsi settingan kontrol yang umumnya terdapat dalam sebuah AVR genset tadi antara lain :
  • Volts
  • Stability
  • UFRO
  • Droop
  • V/Trim
  • EXC
  • DIP
  • Over / V
  • I / Limit
  • Dwell
  • Ramp

Apa saja fungsi settingan kontrol yang masih ada dalam AVR tadi?

Penjelasan mengenai fungsi serta cara buat mengatur beberapa settingan yg terdapat dalam AVR, yaitu:
1. VOLTS
Apa fungsi setingan potensio VOLTS pada AVR?
Pada setiap AVR terdapat setting potensio untuk VOLTS yang dapat kita atur sesuai kebutuhan.
Fungsi settingan potensio VOLTS pada AVR merupakan buat mengatur besaran tegangan listrik keluaran (Output Voltage) yang dihasilkan berdasarkan generator tadi.
Jika diputar searah jarum jam tegangan listrik yg didapatkan akan semakin besar , kebalikannya jika diputar berlawanan arah jarum jam tegangan listrik yang didapatkan akan semakin kecil.
Pengaturan VOLTS ini sebenarnya telah diatur sang orisinil pabrik AVR, tetapi jika memang diperlukan sesuai menggunakan kondisi di lapangan, dapat diatur buat penyesuaian.
Pengaturan tegangan ini jua dapat kita atur melalui terminal 1 & dua yg masih ada dalam AVR, dengan menghubungkan sebuah potensio meter dalam terminal 1 & dua pada panel kontrol.
Untuk pengaturan VOLTS pada AVR, umumnya dilakukan pada waktu penggantian AVR lama dengan yg baru atau lantaran memang dibutuhkan untuk pengaturan ulang Voltage.
Pengaturan potensio Volts dalam AVR wajib mengikuti mekanisme ini dia :
  • Sebelum Generator dioperasikan, putar settingan VOLTS dalam AVR berlawanan arah jarum jam sampai penuh (Settingan Voltage dalam posisi terendah).
  • Putar potensio meter yang masih ada pada panel kontrol yang terhubung dari terminal 1 & dua dalam AVR, dalam posisi tengah (Mid Position) biasanya putaran sepenuhnya adalah 10 putaran, maka putar potensio tadi sebesar 5 putaran buat menerima posisi tengah (Middle).
  • Atur settingan Stability juga pada Mid Position (Posisi tengah) atau sebanyak 5 putaran sama dengan settingan Voltage dalam Potensio meter.
  • Hubungkan alat pengukur tegangan buat mengukur tegangan keluaran generator dalam kabel Netral dan Phase (Volt meter 0 – 300 Volt).
  • Lalu operasikan Generator atau Genset tadi dalam frekuensi Nominal 50 Hertz. Tanpa diberikan beban.
  • Lalu atur settingan VOLTS pada AVR sampai menerima nilai tegangan keluaran 220 Volt (Phase dan Netral), sinkron menggunakan output ukur alat Volt meter yang telah kita hubungkan sebelumnya.
Ingat : Jangan pernah mengatur besaran tegangan melebihi batas tegangan yg diperbolehkan berdasarkan Generator tadi.
2. STABILITY
Apa fungsi setingan potensio STABILITY yg ada pada AVR?
Setting Stability ini berfungsi buat mengatur ketidak stabilan (Hunting) tegangan listrik yg didapatkan sebuah Generator.
Jika diputar searah jarum jam akan meningkatkan taraf kestabilan tegangan, sebaliknya apabila diputar antagonis arah jarum jam akan menurunkan taraf kestabilan tegangan.
Untuk menerima pengaturan STABILITY secara optimal, operasikan Generator pada keadaan normal serta tanpa beban.
Lalu putar settingan potensio STABILITY berlawanan arah jarum jam hingga Tegangan keluaran Generator mendekati syarat nir stabil (Unstable).
Lalu putar sedikit searah jarum jam hingga tegangan pulang stabil (Posisikan pengaturan pada posisi stabil namun hampir mendekati posisi tidak stabil).
3. UFRO
Apa fungsi setingan potensio UFRO yang terdapat pada AVR?
Pada sebuah AVR generator (Genset), umumnya masih ada settingan UFRO.
UFRO merupakan singkatan berdasarkan Under Frequency Roll Off Knee Point. Atau berfungsi buat mengatur besaran berdasarkan sudut Frekuensi.
Jika diputar searah jarum jam akan mengurangi besaran sudut Frekwensi, sebaliknya jika diputar berlawanan arah jarum jam akan memperbesar besaran sudut Frekuensi.
Untuk mengetahui apakah pengaturan UFRO pada AVR ini sudah sahih, operasikan Generator dengan Frekwensi rendah dibawah 50 HZ (lebih kurang 47 HZ), maka lampu LED dalam AVR akan menyala.
4. DROOP
Apa fungsi setingan potensio DROOP yg terdapat pada AVR?
Pengaturan DROOP pada AVR berfungsi buat mengatur tegangan drop (Tegangan jatuh) dalam generator atau Genset sampai 5 %.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran tegangan drop, kebalikannya apabila diputar berlawanan arah jarum jam akan mengurangi besaran tegangan drop.
Pengaturan DROOP ini sangat penting khususnya dalam ketika Generator (Genset) dioperasikan secara Paralel.
Agar nilai besaran tegangan drop pada masing-masing Generator bisa diubahsuaikan.
Untuk dapat mengatur DROOP pada AVR, wajib dilengkapi menggunakan alat yang dianggap dengan DROOP kit.
Namun apabila Generator hanya digunakan secara single (Tidak diparalel). Pengaturan ini nir diharapkan.
Pengaturan DROOP normalnya merupakan tegangan droop sebesar lima % pada ketika beban puncak .
lima. V / TRIM
Apa fungsi setingan V/TRIM yg ada pada AVR?
Setingan ini berfungsi buat menyesuaikan input AVR terhadap Accessory Output.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Accessory Output dalam AVR, kebalikannya apabila diputar berlawanan arah jarum jam akan memperkecil besaran Accessory Output pada AVR.
6. EXC TRIP (Over Excitation Adjusment)
Apa fungsi potensio EXC TRIP yang terdapat pada AVR?
Settingan EXC-TRIP ini berfungsi buat mengatur batasan pengaman Over Excitation.
Jika memutar searah jarum jam akan memperbesar batasan pengaman Over Excitation, sebaliknya bila diputar berlawanan arah jarum jam akan memperkecil batasan Over Excitation.
Pengaturan atau Reset pada EXC-TRIP ini dilakukan dalam ketika Generator tidak beroperasi.
7. DIP
Apa fungsi DIP pada AVR Genset?
DIP berfungsi buat mengatur besaran Frekuensi yg berhubungan Voltage DIP.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Voltage DIP, kebalikannya jika diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran Voltage DIP.
8. OVER / V
Apa fungsi Over/V dalam AVR?
Settingan ini berfungsi buat mengatur besaran pengaman waktu terjadi Over Voltage.
jika diputar searah jarum jam akan memperbesar nilai batasan pengaman Over Voltage, sebaliknya bila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran batasan pengaman Over Voltage.
Generator harus dalam keadaan nir beroperasi untuk mengatur OVER/V.
9. I / LIMIT
Apa fungsi setingan I/LIMIT pada AVR?
I/LIMIT berfungsi buat mengatur batasan pengaman Arus saat terjadi interaksi singkat (Short Circuit).
Jika diputar searah jarum jam akan memperbesar batasan arus saat terjadi interaksi singkat (Short circuit), kebalikannya jika diputar berlawanan arah jarum jam, akan mengurangi besaran batasan Arus hubung singkat (Short Circuit).
Pada umumnya, pengaturan I/LIMIT ini sudah dilakukan sang penyedia AVR (Pabrikan), dan sudah disegel agar nir diatur ulang.
10. DWELL
Apa fungsi setingan DWELL dalam AVR?
DWELL berfungsi untuk mengatur Recovery atau Delay time antara Speed recovery menggunakan Voltage Recovery.
Jika diputar searah jarum jam akan menaikkan delay time, sebalikny jika diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi delay time antara Speed Recovery serta Voltage Recovery.
Beberapa settingan ini mungkin bhineka sinkron dengan tipe berdasarkan masing-masing AVR, tetapi secara umum pengaturan atau settingan ini yang terdapat dalam sebuah AVR Genset khusunya Generator listrik AC tiga Phase.
11. RAMP
Apa fungsi pengaturan RAMP pada AVR?
Pengaturan RAMP pada AVR berfungsi buat mengatur soft start Ramp time antara 0,4 dtk - 4 dtk.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah waktu (Ramp Time), sebaliknya jika diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi saat Ramp Time.
RAMP umumnya telah diatur dari awal orisinil pabrik, sebesar 3 dtk. Buat hasil yang lebih optimal.
Demikianlah sedikit penerangan tentang pengaturan atau settingan yg terdapat dalam sebuah AVR genset, semoga bisa menaruh tambahan pengetahuan bagi kita seluruh !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai asal

PENGATURAN ATAU SETTINGAN APA SAJA YANG TERDAPAT PADA AVR GENSET

Beberapa fungsi pengaturan kontrol yg ada pada AVR generator.
Seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwa listrik yg banyak dipakai baik buat pemakaian pada tempat tinggal atau buat industri adalah jenis listrik arus bolak-kembali atau listrik AC.
Listrik AC atau arus bolak-pulang pada biasanya dihasilkan berdasarkan sebuah alat pembangkit listrik atau Generator AC yang biasa atau tak jarang kita sebut menggunakan Genset.
Genset sebenarnya adalah singkatan dari Generator Set.
Generator Set maksudnya merupakan sebuah alat yg bisa membentuk listrik lengkap menggunakan alat atau mesin penggeraknya.
Baca jua: Beberapa Penyebab kerusakan pada AVR serta cara mencegahnya
Sebenarnya buat menjelaskan suatu alat yg dapat mengganti tenaga mobilitas atau energi putar sebagai energi listrik AC (arus bolak-kembali) disebut menggunakan Generator.
Dan Generator yang menghasilkan listrik AC (Alternating Current) diklaim dengan Alternator.
Alternator merupakan singkatan berdasarkan Alternating Current Generator.
Generator dapat membentuk energi listrik, dengan memanfaatkan tenaga gerak menurut sumber penggerak. Prinsip kerja Pembangkit listrik / Genset
Sumber penggerak dalam sebuah Generator listrik dapat berupa Mesin diesel, Turbin uap, energi kincir Angin, energi Air, Tenaga gas, dan lainnya.
Namun, dalam dasarnya listrik yg didapatkan berdasarkan sebuah generator listrik AC, mempunyai tegangan listrik yg naik turun (Tidak stabil).
Besar tegangan listrik yang didapatkan sebuah generator dapat berubah-ubah (nir stabil), dan ini ditimbulkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
Penyebab tegangan listrik genset naik-turun
Penyebab Tegangan Genset Naik-turun serta solusinya
  • Kecepatan putaran (Rpm) dari mesin penggerak yg nir tetap
Umumnya penggerak suatu pembangkit listrik atau Generator mempunyai kecepatan putar atau Rpm sebanyak 1500 Rpm.
Pada ketika kecepatan putaran konstan / stabil yaitu 1500 Rpm, maka tegangan listrik yang didapatkan sebesar 220 Volt / 380 Volt.
Namun terdapat kalanya kecepatan putaran mesin berubah-ubah, melebihi 1500 Rpm maka tegangan listrik yang dihasilkan akan semakin tinggi melebihi 220 volt / 380 volt.
Begitu pula sebaliknya bila kecepatan putaran kurang menurut 1500 Rpm, maka tegangan listrik yg didapatkan akan kurang menurut 220 Volt / 380 Volt.
  • Beban listrik yang berubah-ubah
Perubahan beban listrik yg ditanggung oleh suatu pembangkit listrik atau Genset, juga bisa mensugesti akbar kecilnya tegangan listrik yang dihasilkan.
Semakin besar beban listrik yang ditanggung suatu Genset atau pembangkit listrik, akan berdampak pada menurunnya tegangan listrik yang didapatkan.
Saat beban listrik mengalami perubahan menyebabkan tegangan listrik pula akan berubah-ubah.
Bagaimana cara mengatur supaya Tegangan listrik berdasarkan sebuah Genset pembangkit listrik tetap stabil?
Untuk menjaga supaya akbar tegangan listrik yang didapatkan suatu generator pembangkit listrik (Genset) permanen stabil dalam tegangan 220 Volt / 380 Volt.
Maka pada setiap pembangkit listrik atau Generator listrik (genset), dilengkapi menggunakan alat pengatur tegangan yang dianggap dengan AVR. Beberapa Fungsi AVR dalam Genset

AVR atau Automatic Voltage Regulator adalah suatu indera yg bekerja secara otomatis buat mengatur tegangan tetap stabil.
AVR (Automatic Voltage Generator) pada sebuah generator listrik AC 3 Phase.

Setiap pembangkit listrik atau Generator AC tiga Phase dilengkapi menggunakan sebuah indera buat menstabilkan tegangan keluaran (Output Voltage) yang dianggap menggunakan AVR (Automatic Voltage Generator).
AVR pada Generator atau genset mempunyai aneka macam jenis serta model.
Beberapa model AVR, diantaranya:
  • AVR Stamford MX-321
  • AVR Stamford MX-341
  • AVR AVK New Age MA-330
  • AVR Leroy Somer R-449
  • AVR Bestron
  • AVR Marcon
  • Dan lainnya

Pada setiap AVR yg dipakai untuk Genset, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan pengaturan atau setting terlebih dahulu.
Saat akan memakai AVR dalam generator menggunakan tujuan buat menerima kinerja AVR yang lebih baik.
Jenis- jenis settingan bisa saja bhineka sinkron dengan tipe serta model dari masing-masing AVR yang kita gunakan.

Beberapa fungsi settingan kontrol yg umumnya terdapat dalam sebuah AVR genset tersebut diantaranya :
  • Volts
  • Stability
  • UFRO
  • Droop
  • V/Trim
  • EXC
  • DIP
  • Over / V
  • I / Limit
  • Dwell
  • Ramp

Apa saja fungsi settingan kontrol yang terdapat dalam AVR tadi?

Penjelasan tentang fungsi serta cara untuk mengatur beberapa settingan yang masih ada dalam AVR, yaitu:
1. VOLTS
Apa fungsi setingan potensio VOLTS pada AVR?
Pada setiap AVR terdapat setting potensio buat VOLTS yg bisa kita atur sesuai kebutuhan.
Fungsi settingan potensio VOLTS pada AVR adalah untuk mengatur besaran tegangan listrik keluaran (Output Voltage) yang didapatkan menurut generator tadi.
Jika diputar searah jarum jam tegangan listrik yg didapatkan akan semakin akbar, sebaliknya jika diputar berlawanan arah jarum jam tegangan listrik yg dihasilkan akan semakin mini .
Pengaturan VOLTS ini sebenarnya sudah diatur oleh pabrikan AVR, tetapi bila memang diperlukan sinkron menggunakan kondisi pada lapangan, bisa diatur buat penyesuaian.
Pengaturan tegangan ini pula bisa kita atur melalui terminal 1 & 2 yg terdapat dalam AVR, menggunakan menghubungkan sebuah potensio meter pada terminal 1 & 2 di panel kontrol.
Untuk pengaturan VOLTS dalam AVR, umumnya dilakukan pada saat penggantian AVR usang menggunakan yang baru atau lantaran memang dibutuhkan untuk pengaturan ulang Voltage.
Pengaturan potensio Volts pada AVR harus mengikuti mekanisme berikut ini :
  • Sebelum Generator dioperasikan, putar settingan VOLTS pada AVR antagonis arah jarum jam hingga penuh (Settingan Voltage pada posisi terendah).
  • Putar potensio meter yang masih ada di panel kontrol yg terhubung berdasarkan terminal 1 & 2 dalam AVR, pada posisi tengah (Mid Position) umumnya putaran sepenuhnya merupakan 10 putaran, maka putar potensio tadi sebesar 5 putaran buat menerima posisi tengah (Middle).
  • Atur settingan Stability juga dalam Mid Position (Posisi tengah) atau sebanyak lima putaran sama dengan settingan Voltage pada Potensio meter.
  • Hubungkan alat pengukur tegangan buat mengukur tegangan keluaran generator dalam kabel Netral serta Phase (Volt meter 0 – 300 Volt).
  • Lalu operasikan Generator atau Genset tadi pada frekuensi Nominal 50 Hertz. Tanpa diberikan beban.
  • Lalu atur settingan VOLTS pada AVR hingga mendapatkan nilai tegangan keluaran 220 Volt (Phase serta Netral), sesuai menggunakan output ukur alat Volt meter yang telah kita hubungkan sebelumnya.
Ingat : Jangan pernah mengatur besaran tegangan melebihi batas tegangan yang diperbolehkan dari Generator tersebut.
2. STABILITY
Apa fungsi setingan potensio STABILITY yang ada dalam AVR?
Setting Stability ini berfungsi buat mengatur ketidak stabilan (Hunting) tegangan listrik yang didapatkan sebuah Generator.
Jika diputar searah jarum jam akan menaikkan tingkat kestabilan tegangan, sebaliknya jika diputar berlawanan arah jarum jam akan menurunkan taraf kestabilan tegangan.
Untuk mendapatkan pengaturan STABILITY secara optimal, operasikan Generator pada keadaan normal serta tanpa beban.
Lalu putar settingan potensio STABILITY antagonis arah jarum jam sampai Tegangan keluaran Generator mendekati syarat nir stabil (Unstable).
Lalu putar sedikit searah jarum jam sampai tegangan kembali stabil (Posisikan pengaturan dalam posisi stabil tetapi hampir mendekati posisi nir stabil).
3. UFRO
Apa fungsi setingan potensio UFRO yg ada pada AVR?
Pada sebuah AVR generator (Genset), biasanya masih ada settingan UFRO.
UFRO adalah singkatan dari Under Frequency Roll Off Knee Point. Atau berfungsi buat mengatur besaran dari sudut Frekuensi.
Jika diputar searah jarum jam akan mengurangi besaran sudut Frekwensi, sebaliknya jika diputar antagonis arah jarum jam akan memperbesar besaran sudut Frekuensi.
Untuk mengetahui apakah pengaturan UFRO dalam AVR ini telah benar, operasikan Generator menggunakan Frekwensi rendah dibawah 50 HZ (lebih kurang 47 HZ), maka lampu LED dalam AVR akan menyala.
4. DROOP
Apa fungsi setingan potensio DROOP yg terdapat dalam AVR?
Pengaturan DROOP pada AVR berfungsi buat mengatur tegangan drop (Tegangan jatuh) dalam generator atau Genset hingga lima %.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran tegangan drop, sebaliknya apabila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran tegangan drop.
Pengaturan DROOP ini sangat penting khususnya dalam ketika Generator (Genset) dioperasikan secara Paralel.
Agar nilai besaran tegangan drop dalam masing-masing Generator dapat disesuaikan.
Untuk bisa mengatur DROOP dalam AVR, harus dilengkapi menggunakan alat yang dianggap menggunakan DROOP kit.
Namun bila Generator hanya dipakai secara single (Tidak diparalel). Pengaturan ini tidak dibutuhkan.
Pengaturan DROOP normalnya merupakan tegangan droop sebesar lima % pada saat beban zenit.
lima. V / TRIM
Apa fungsi setingan V/TRIM yang ada pada AVR?
Setingan ini berfungsi buat menyesuaikan input AVR terhadap Accessory Output.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Accessory Output dalam AVR, kebalikannya jika diputar antagonis arah jarum jam akan memperkecil besaran Accessory Output pada AVR.
6. EXC TRIP (Over Excitation Adjusment)
Apa fungsi potensio EXC TRIP yg ada dalam AVR?
Settingan EXC-TRIP ini berfungsi untuk mengatur batasan pengaman Over Excitation.
Jika memutar searah jarum jam akan memperbesar batasan pengaman Over Excitation, sebaliknya apabila diputar berlawanan arah jarum jam akan memperkecil batasan Over Excitation.
Pengaturan atau Reset dalam EXC-TRIP ini dilakukan pada saat Generator tidak beroperasi.
7. DIP
Apa fungsi DIP dalam AVR Genset?
DIP berfungsi buat mengatur besaran Frekuensi yg bekerjasama Voltage DIP.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Voltage DIP, kebalikannya bila diputar berlawanan arah jarum jam akan mengurangi besaran Voltage DIP.
8. OVER / V
Apa fungsi Over/V dalam AVR?
Settingan ini berfungsi buat mengatur besaran pengaman saat terjadi Over Voltage.
jika diputar searah jarum jam akan memperbesar nilai batasan pengaman Over Voltage, sebaliknya bila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran batasan pengaman Over Voltage.
Generator wajib pada keadaan tidak beroperasi buat mengatur OVER/V.
9. I / LIMIT
Apa fungsi setingan I/LIMIT pada AVR?
I/LIMIT berfungsi buat mengatur batasan pengaman Arus saat terjadi interaksi singkat (Short Circuit).
Jika diputar searah jarum jam akan memperbesar batasan arus saat terjadi hubungan singkat (Short circuit), sebaliknya jika diputar antagonis arah jarum jam, akan mengurangi besaran batasan Arus hubung singkat (Short Circuit).
Pada umumnya, pengaturan I/LIMIT ini sudah dilakukan sang penyedia AVR (Pabrikan), serta telah disegel supaya tidak diatur ulang.
10. DWELL
Apa fungsi setingan DWELL pada AVR?
DWELL berfungsi buat mengatur Recovery atau Delay time antara Speed recovery menggunakan Voltage Recovery.
Jika diputar searah jarum jam akan mempertinggi delay time, sebalikny bila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi delay time antara Speed Recovery dan Voltage Recovery.
Beberapa settingan ini mungkin bhineka sinkron dengan tipe menurut masing-masing AVR, namun secara umum pengaturan atau settingan ini yang terdapat pada sebuah AVR Genset khusunya Generator listrik AC 3 Phase.
11. RAMP
Apa fungsi pengaturan RAMP dalam AVR?
Pengaturan RAMP pada AVR berfungsi untuk mengatur soft start Ramp time antara 0,4 dtk - 4 dtk.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah ketika (Ramp Time), sebaliknya apabila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi waktu Ramp Time.
RAMP umumnya sudah diatur menurut awal pabrikan, sebanyak tiga dtk. Untuk hasil yang lebih optimal.
Demikianlah sedikit penjelasan tentang pengaturan atau settingan yg masih ada dalam sebuah AVR genset, semoga bisa menaruh tambahan pengetahuan bagi kita seluruh !
CARA FLEXI
dikutip menurut banyak sekali asal

PENYEBAB GENSET SULIT DI PARALEL DAN CARA MENGATASINYA

Beberapa Masalah yg terjadi ketika 2 butir Generator dioperasikan secara Paralel (Sinkron) dan cara mengatasinya
Saat sebuah generator nir mampu lagi menanggung seluruh Beban listrik yang terdapat, solusi yg tak jarang dilakukan adalah dengan menambah unit generator dan mengoperasikan kedua Generator tersebut secara bersamaan atau yang biasa kita sebut menggunakan di Paralel atau di Sinkron.
Namun, perlu diingat bahwa buat dapat mengoperasikan dua butir genset (generator) secara bersamaan atau di Paralel, terdapat beberapa syarat yang wajib dipenuhi ke 2 Genset tadi supaya proses paralel genset (generator) dapat dilakukan.
Penjelasan mengenai kondisi-syarat Paralel Genset
Syarat-kondisi umum Paralel Generator (Genset)
  • Memiliki nilai tegangan yang sama
  • Memiliki Nilai Frekuensi Yang sama
  • Mempunyai Urutan Phase Yang Sama
  • Mempunyai Sudut Gelombang Sinusoida Yang Sefase

Pertanyaannya, apakah selesainya keempat kondisi tadi tercapai, proses Pengoperasian Generator secara bersamaan (Paralel) akan berjalan terus menerus secara normal serta seimbang?

Beberapa Masalah Saat Genset pada Paralel (Sinkron)
Meski kondisi-kondisi paralel generator (genset) sudah terpenuhi, terdapat beberapa kasus atau kendala yg seringkali dihadapi saat dua buah generator dioperasikan secara Paralel.
Beberapa kasus yang paling acapkali terjadi adalah:
  • Beban tidak sanggup dipindahkan, atau beban listrik lebih mayoritas menuju ke salah satu Generator.
  • Cosphi nir stabil dan ketika beban ditambah, selisih cosphi antara kedua Generator semakin jauh serta akhirnya beban hanya ditanggung oleh keliru satu generator.
  • Saat terjadi Beban kejut, salah satu Generator Trip serta beban berpindah ke satu generator, dan akhirnya kedua generator trip.
  • Reverse Power atau Salah satu generator menjadi beban (Motor) pada Generator lainnya

Penyebab Generator (Genset) sulit di Paralel, serta cara mengatasinya

Lalu, apa yang menyebabkan proses Paralel generator (Genset) tersebut Gagal atau nir dapat berjalan beserta dengan normal?
Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan buat mencapai syarat Paralel Genset beroperasi menggunakan normal.
Meski proses menyatukan (Paralel) dua buah Generator sudah berhasil dilakukan, sesudah kedua generator tadi berjalan secara bersamaan untuk menanggung beban listrik, terdapat beberapa hal lagi yang harus diperhatikan agar proses paralel tetap berjalan menggunakan baik.
Ada tiga hal yg harus diperhatikan yaitu:
  • Pengaturan putaran mesin (Droop Speed)
  • Pengaturan Tegangan Drop (Droop Voltage)
  • Pengaturan Tegangan yang Stabil (Stability)

1. Pengaturan putaran mesin (Droop Speed)
Setelah 2 butir Generator diparalelkan, selanjutnya hal yg wajib diperhatikan adalah seberapa besar Droop Speed pada masing-masing mesin Generator tersebut.
Saat 2 buah Generator diparalelkan serta belum diberi beban, maka syarat paralel akan permanen berjalan normal, tetapi pada saat kedua generator tersebut diberi beban listrik maka akan terjadi penurunan kecepatan putaran dalam mesin atau yang disebut dengan Droop Speed, serta apabila terjadi disparitas Droop Speed antara ke 2 Generator maka proses Paralel akan mengalami kegagalan.
Pengaturan Putaran mesin ini biasa jua disebut dengan Pengaturan Droop Speed (Berkurangnya Kecepatan putaran).
Pengaturan Droop speed ini bertujuan untuk menyesuaikan seberapa besar persentase turunnya kecepatan putaran mesin ketika terjadi perubahan beban juga beban kejut.
Untuk menjaga kondisi Paralel Genset permanen berjalan menggunakan baik, maka pengaturan Droop Speed dalam kedua Mesin Generator yg diparalelkan harus memiliki nilai yang sama.
Pengaturan Droop speed ini berada dalam sistem pengaturan bahan bakar mesin serta alat yg umumnya digunakan pada mesin genset adalah Governor atau EFC (Electronic Fuel Control).
Penjelasan tentang Governor atau EFC pada mesin genset
Pengaturan Droop Speed ini harus diubahsuaikan agar ketika terjadi perubahan beban listrik, maka ke 2 generator permanen mempunyai besar Frekuensi yg sama (Kecepatan putaran mesin herbi nilai Frekuensi).
2. Pengaturan Tegangan Drop (Droop Voltage)
Untuk menjaga supaya Proses berjalannya paralel 2 butir generator, maka hal yang pula wajib diperhatikan merupakan seberapa akbar Drop tegangan (Droop Voltage) saat terjadi perubahan beban daya yang diterima ke 2 generator tadi.
Saat terjadi perubahan beban daya, maka masing-masing generator akan mengalami penurunan tegangan atau disebut dengan Droop Voltage, bila persentase Droop Voltage yang terjadi pada kedua generator terdapat perbedaan, maka proses paralel akan mengalami kegagalan.
(Perbedaan Droop Voltage pada masing-masing Generator akan menyebabkan disparitas Cosphi yang signifikan atau Cosphi nir stabil)
Oleh karenanya pastikan pengaturan Droop Voltage yang dalam masing-masing generator sudah sinkron, dan pengaturan Droop Voltage ini terdapat pada pengaturan di AVR masing-masing Generator.
Pengaturan yg ada dalam AVR
Pengaturan Droop Voltage pada AVR umumnya sebesar 5% Droop ketika beban puncak .
Droop Kit (Droop CT)
Untuk Generator yg akan dioperasikan secara paralel, maka harus dilengkapi dengan perangkat buat sensor perubahan beban arus listrik pada generator yang diklaim dengan Droop Kit.
Droop Kit adalah sebuah CT (Current Transformer) yg dipasang pada Gulungan primer generator sebagai sensor buat mengetahui nilai arus yg melewati Gulungan tersebut sinkron menggunakan beban daya yg ditanggungnya, dan Droop Kit ini terhubung ke terminal AVR serta bisa disesuaikan dengan melakukan pengaturan pada potensio DROOP di AVR.
Mengenal fungsi AVR pada Generator
Besaran Tegangan Drop (Droop Voltage) akan disesuaikan menggunakan seberapa besar arus listrik yg dibebankan pada Generator, serta persentase Droop dalam masing-masing Generator ketika diparalel harus mempunyai nilai yg sama, supaya Cosphi permanen stabil serta Paralel bisa berjalan menggunakan baik.
3. Pengaturan Stabilitas Tegangan (Stability)
Untuk menjaga supaya proses Paralel Generator bisa berjalan dengan baik, maka stabilitas tegangan pada masing-masing Generator jua wajib diatur serta diadaptasi agar tercapai kondisi besar tegangan yg selalu seimbang pada masing-masing generator.
Pengaturan Stability berada dalam settingan pada AVR masing-masing Generator, dan pengaturan Stability ini wajib dilakukan dengan benar sampai tercapai syarat yang diinginkan.
Cara melakukan Pengaturan Stability dalam AVR
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

PENYEBAB GENSET SULIT DI PARALEL DAN CARA MENGATASINYA

Beberapa Masalah yg terjadi ketika dua butir Generator dioperasikan secara Paralel (Sinkron) dan cara mengatasinya
Saat sebuah generator tidak bisa lagi menanggung semua Beban listrik yg terdapat, solusi yg acapkali dilakukan merupakan menggunakan menambah unit generator dan mengoperasikan kedua Generator tersebut secara bersamaan atau yg biasa kita sebut dengan pada Paralel atau pada Sinkron.
Namun, perlu diingat bahwa buat dapat mengoperasikan dua buah genset (generator) secara bersamaan atau pada Paralel, ada beberapa syarat yg wajib dipenuhi kedua Genset tersebut supaya proses paralel genset (generator) bisa dilakukan.
Penjelasan mengenai syarat-kondisi Paralel Genset
Syarat-syarat umum Paralel Generator (Genset)
  • Memiliki nilai tegangan yg sama
  • Memiliki Nilai Frekuensi Yang sama
  • Mempunyai Urutan Phase Yang Sama
  • Mempunyai Sudut Gelombang Sinusoida Yang Sefase

Pertanyaannya, apakah setelah keempat kondisi tadi tercapai, proses Pengoperasian Generator secara bersamaan (Paralel) akan berjalan terus menerus secara normal serta seimbang?

Beberapa Masalah Saat Genset di Paralel (Sinkron)
Meski syarat-syarat paralel generator (genset) sudah terpenuhi, masih ada beberapa perkara atau hambatan yg sering dihadapi ketika dua butir generator dioperasikan secara Paralel.
Beberapa kasus yang paling sering terjadi merupakan:
  • Beban tidak sanggup dipindahkan, atau beban listrik lebih lebih banyak didominasi menuju ke salah satu Generator.
  • Cosphi tidak stabil dan ketika beban ditambah, selisih cosphi antara kedua Generator semakin jauh serta akhirnya beban hanya ditanggung oleh keliru satu generator.
  • Saat terjadi Beban kejut, salah satu Generator Trip serta beban berpindah ke satu generator, serta akhirnya kedua generator trip.
  • Reverse Power atau Salah satu generator sebagai beban (Motor) dalam Generator lainnya

Penyebab Generator (Genset) sulit pada Paralel, dan cara mengatasinya

Lalu, apa yang menyebabkan proses Paralel generator (Genset) tersebut Gagal atau nir bisa berjalan bersama menggunakan normal?
Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan buat mencapai kondisi Paralel Genset beroperasi dengan normal.
Meski proses menyatukan (Paralel) 2 butir Generator telah berhasil dilakukan, sehabis kedua generator tersebut berjalan secara bersamaan untuk menanggung beban listrik, ada beberapa hal lagi yg harus diperhatikan supaya proses paralel permanen berjalan dengan baik.
Ada tiga hal yg harus diperhatikan yaitu:
  • Pengaturan putaran mesin (Droop Speed)
  • Pengaturan Tegangan Drop (Droop Voltage)
  • Pengaturan Tegangan yang Stabil (Stability)

1. Pengaturan putaran mesin (Droop Speed)
Setelah 2 butir Generator diparalelkan, selanjutnya hal yg wajib diperhatikan merupakan seberapa besar Droop Speed pada masing-masing mesin Generator tadi.
Saat dua buah Generator diparalelkan serta belum diberi beban, maka kondisi paralel akan tetap berjalan normal, tetapi pada saat ke 2 generator tadi diberi beban listrik maka akan terjadi penurunan kecepatan putaran dalam mesin atau yang diklaim menggunakan Droop Speed, serta bila terjadi perbedaan Droop Speed antara kedua Generator maka proses Paralel akan mengalami kegagalan.
Pengaturan Putaran mesin ini biasa juga diklaim menggunakan Pengaturan Droop Speed (Berkurangnya Kecepatan putaran).
Pengaturan Droop speed ini bertujuan buat menyesuaikan seberapa akbar persentase turunnya kecepatan putaran mesin waktu terjadi perubahan beban maupun beban kejut.
Untuk menjaga kondisi Paralel Genset tetap berjalan dengan baik, maka pengaturan Droop Speed pada ke 2 Mesin Generator yg diparalelkan wajib memiliki nilai yg sama.
Pengaturan Droop speed ini berada pada sistem pengaturan bahan bakar mesin serta alat yg umumnya dipakai pada mesin genset adalah Governor atau EFC (Electronic Fuel Control).
Penjelasan mengenai Governor atau EFC pada mesin genset
Pengaturan Droop Speed ini harus diadaptasi agar waktu terjadi perubahan beban listrik, maka ke 2 generator permanen memiliki besar Frekuensi yg sama (Kecepatan putaran mesin berhubungan dengan nilai Frekuensi).
2. Pengaturan Tegangan Drop (Droop Voltage)
Untuk menjaga agar Proses berjalannya paralel dua buah generator, maka hal yg pula wajib diperhatikan merupakan seberapa akbar Drop tegangan (Droop Voltage) saat terjadi perubahan beban daya yang diterima ke 2 generator tersebut.
Saat terjadi perubahan beban daya, maka masing-masing generator akan mengalami penurunan tegangan atau dianggap menggunakan Droop Voltage, bila persentase Droop Voltage yg terjadi pada ke 2 generator masih ada perbedaan, maka proses paralel akan mengalami kegagalan.
(Perbedaan Droop Voltage pada masing-masing Generator akan mengakibatkan perbedaan Cosphi yang signifikan atau Cosphi tidak stabil)
Oleh karena itu pastikan pengaturan Droop Voltage yg pada masing-masing generator telah sesuai, dan pengaturan Droop Voltage ini masih ada pada pengaturan pada AVR masing-masing Generator.
Pengaturan yang ada dalam AVR
Pengaturan Droop Voltage pada AVR umumnya sebanyak lima% Droop ketika beban zenit.
Droop Kit (Droop CT)
Untuk Generator yg akan dioperasikan secara paralel, maka wajib dilengkapi menggunakan perangkat buat sensor perubahan beban arus listrik dalam generator yg diklaim menggunakan Droop Kit.
Droop Kit merupakan sebuah CT (Current Transformer) yg dipasang pada Gulungan primer generator menjadi sensor buat mengetahui nilai arus yang melewati Gulungan tersebut sinkron menggunakan beban daya yang ditanggungnya, dan Droop Kit ini terhubung ke terminal AVR dan bisa diubahsuaikan menggunakan melakukan pengaturan pada potensio DROOP di AVR.
Mengenal fungsi AVR pada Generator
Besaran Tegangan Drop (Droop Voltage) akan diubahsuaikan dengan seberapa besar arus listrik yg dibebankan dalam Generator, serta persentase Droop pada masing-masing Generator ketika diparalel harus mempunyai nilai yg sama, agar Cosphi tetap stabil dan Paralel bisa berjalan menggunakan baik.
3. Pengaturan Stabilitas Tegangan (Stability)
Untuk menjaga supaya proses Paralel Generator dapat berjalan dengan baik, maka stabilitas tegangan dalam masing-masing Generator jua wajib diatur dan diadaptasi supaya tercapai kondisi akbar tegangan yg selalu seimbang dalam masing-masing generator.
Pengaturan Stability berada pada settingan pada AVR masing-masing Generator, serta pengaturan Stability ini wajib dilakukan dengan sahih hingga tercapai syarat yg diinginkan.
Cara melakukan Pengaturan Stability pada AVR
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI