CARA MENGUKUR TAHANAN GROUNDING ATAU PENTANAHAN YANG BENAR

Apakah sistem grounding atau pentanahan yg kita pasang telah sahih?, dan Bagaimana cara mengukur grounding yang baik dan benar?
Pentanahan atau Grounding umumnya dipasang buat mengamankan Suatu instalasi listrik dari bahaya sambaran petir.
Namun sebelum kita membahas tentang Grounding serta bagaimana sebenarnya Grounding yang baik, terdapat baiknya terlebih dahulu kita mengenal bahaya menurut petir itu sendiri.
Apakah anda mengetahui bahwa Petir memiliki tenaga listrik yang sangat besar ? Bahkan ada petir yang menghasilkan listrik mencapai seratus ribu lebih bahkan jutaan Volt.
Apakah listrik menggunakan tegangan mencapai ratusan ribu volt itu berbahaya, dan seberapa akbar bahaya listrik dari petir tersebut ?
Kita bayangkan saja apabila kita tersengat listrik yang terdapat di rumah kita, listrik yg ada dirumah kita saja bisa menyebabkan bahaya terhadap insan dan bisa menyebabkan kebakaran.
Padahal tegangan listrik yang biasa kita gunakan di rumah masih tergolong listrik menggunakan tegangan rendah yaitu sebanyak 220 Volt.
Apalagi jika tersambar petir yg membuat listrik dengan tegangan hingga seratus ribu lebih volt !!
"Listrik 220 Volt saja bisa membahayakan keselamatan, apalagi Petir menggunakan tegangan listrik ribuan Volt"

Apa itu PETIR?
Petir adalah suatu gejala alam yang seringkali terjadi dalam ketika akan turun hujan, Petir biasa pula disebut dengan Halilintar atau kilat, Petir bisa menyebabkan energi listrik yang sangat besar , bahkan mampu mencapai jutaan Volt.
Energi listrik yang dihasilkan Petir ini terjadi lantaran adanya konvoi awan secara terus menerus yg mengakibatkan bergesekan antara 2 lempengan, baik itu antara lempengan awan menggunakan awan maupun lempengan awan dengan bumi.
Yang masing-masing menurut 2 lempengan yang bergesekan tersebut mempunyai nilai potensial yang tidak selaras.
Lempengan awan terdapat yang memiliki energi potensial yg bermuatan Positif dan ada yang bermuatan Negatif, sedangkan lempengan bumi mempunyai tenaga potensial yang bermuatan negatif.
Petir yg memiliki energi listrik menggunakan tegangan yg sangat akbar ini, bisa menyambar ke segala arah dan bahkan sampai menyambar ke bumi. Dampak petir dalam instalasi listrik
Sambaran petir yang menunjuk ke bumi dapat mengenai berbagai benda yg terdapat pada bumi, gedung, bangunan, pohon – pohon, jaringan listrik, serta lainnya.
Sambaran Petir ini dapat dibagi sebagai 2 jenis, yaitu:
  • Sambaran Petir langsung
  • Sambaran petir nir langsung

A. Sambaran Petir Langsung
Sambaran petir pribadi adalah sambaran petir yang eksklusif mengenai benda yg terdapat dibumi, misalnya gedung, tower, tempat tinggal , pohon, jaringan listrik dan lainnya.
Sambaran listrik pribadi mempunyai imbas kerusakan yang sangat besar .
Untuk mencegah bahaya dari sambaran listrik langsung ini, umumnya dipasang Penangkal Petir (Lightning Protection) disekitar area atau loka yang ingin dilindungi berdasarkan sambaran petir eksklusif.
Penangkal Petir (Lightning Protection)
Sistem pengaman yg biasa dipakai untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik dampak sambaran petir eksklusif adalah dengan memasang peralatan penangkal petir (Ligthning Protection).
Penangkal petir akan menerima tegangan listrik berdasarkan sambaran petir dan mengalirkan tegangan listrik tadi ke tanah (Bumi) melalui pentanahan (Grounding).
B. Sambaran Petir nir pribadi.
Selain sambaran petir yg eksklusif menyambar benda yg terdapat pada bumi, sambaran petir terdapat pula secara tidak pribadi.
Saat terjadi sambaran petir pada dekat rumah kita, terkadang dapat mengakibatkan kerusakan berbagai alat listrik atau alat elektronika seperti televisi, personal komputer , dan lainnya.
Padahal petir tadi tidak pribadi tentang rumah atau peralatan listrik kita.
Lalu bagaimana sambaran petir tersebut bisa menyebabkan kerusakan ?
Ini yg disebut menggunakan sambaran petir nir langsung, sambaran petir tadi nir tentang benda-benda yang ada dibumi, tetapi gelombang induksi berdasarkan listrik yg dibawa petir tersebut mengalir melalui kabel-kabel pada rumah kita dan sampai dalam alat-alat listrik yg kita miliki.
Induksi listrik menurut petir inilah yg menyebabkan kerusakan peralatan listrik tadi.
Dan buat menghindari kerusakan peralatan listrik dari sambaran petir nir eksklusif ini, instalasi listrik dan peralatan listrik harus dilengkapi dengan Surge Arrester.
Surge Arrester
Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan serta perlengkapan listrik akibat sambaran listrik nir pribadi (Induksi) merupakan dengan memasang peralatan Arrester (Surge Arrester).
Baca pula: Mengenal fungsi serta prinsip kerja Surge Arrester
Arrester berfungsi buat membuang tegangan listrik yang melebihi batasan normal serta akan mengalirkan tegangan listrik berlebih tersebut menuju pentanahan (Grounding).
Bagaimana petir yang mempunyai tegangan listrik yang akbar dapat dinetralisir atau dinetralkan ?
Bumi merupakan sistem netral yg paling baik, dan bisa meredam dan membuang tegangan listrik berdasarkan sambaran petir tadi.
Oleh karena itulah, baik Lightning Protection (Penangkal petir) serta surge Arrester takkan bisa berfungsi menggunakan baik, bila sistem pentanahan atau Grounding tidak terpasang menggunakan baik dan benar.
Bagaimana sebenarnya system grounding atau pentanahan yg baik serta sahih?

Cara Mengukur Tahanan Grounding yg baik dan benar

Untuk menerima suatu sistem grounding, pentanahan (pembumian) yang baik, maka kabel penghantar yang ditanamkan harus benar-sahih terhubung ke bumi.
Untuk mengetahui apakah sistem Grounding atau pentanahan yang kita pasang sudah benar-benar terhubung ke bumi, yaitu sebisa mungkin wajib tidak memiliki hambatan atau resistan antara kabel grounding menggunakan bumi.
Namun apabila tidak bisa dipastikan sahih-benar 100% persen terhubung ke bumi, maka dibuatlah nilai baku maksimum berdasarkan kendala atau resistan kabel grounding ke bumi, yaitu dibawah 2 ohm atau dibawah 1 ohm.
Sebaiknya Nilai Tahanan Grounding terhadap Bumi merupakan < 2 Ohm
Bagaimana caranya kita mengetahui apakah nilai kendala atau resistan pentanahan atau Tahanan grounding yang kita pasang telah mencapai nilai baku, sebagai akibatnya dapat dikatakan sistem grounding yg kita pasang sudah baik serta sahih.
Untuk mengetahui hal ini, maka kita harus melakukan pengukuran sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yg kita pasang menggunakan memakai alat ukur grounding atau pentanahan (pembumian).
Alat ukur ini biasa diklaim menggunakan Grounding Tester atau Earth Tester.
Berbagai jenis tipe, merek serta model alat ukur grounding atau pentanahan yg dijual pada pasaran.
Salah satunya kita bisa menggunakan Grounding tester atau Earth Tester merek Kyoritsu menggunakan model 4102A.
Bagaimana cara memakai alat ukur grounding tester atau earth tester buat mengetahui syarat sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yg kita pasang ?
Pengukuran sistem grounding atau pentanahan memang harus dilakukan dengan sahih buat mendapatkan output pengukuran yg benar.
Cara menggunakan alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester yang benar

Alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester ini, dilengkapi tiga (3) buah lubang konektor dan 3(3) kabel ukur yg akan digunakan.
Ketiga kabel tersebut yaitu:
  • Kabel berwarna merah (C), dihubungkan ke lubang konektor berwarna merah dalam alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia serta telah ditancapkan ke bumi/tanah.
Usahakan jarak antara stick atau tongkat besi yg satu menggunakan yang lainnya lebih kurang 5m – 10 m.
  • Kabel berwarna kuning (P), dihubungkan ke lubang konektor berwarna kuning pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah. Usahakan jarak antara stick atau tongkat besi yg satu menggunakan yang lainnya lebih kurang 5m – 10 m.
Begitu pula jarak antara masing-masing stick / tongkat besi menggunakan titik grounding atau pentanahan yang diukur juga wajib mempunyai jeda antara 5m – 10 m.
  • Kabel berwarna hijau (E), Kabel berwarna Hijau (E), dihubungkan ke lubang konektor berwarna Hijau pada indera ukur (Earth Tester), dan ujung satunya dihubungkan ke kabel penghantar dalam titik Grounding atau pentanahan yg sudah kita pasang.


  • Setelah itu putar selektor pada indera ukur (Earth Tester) buat kita arahkan dalam pengukuran dengan nilai tertinggi (skala 100 Ω) terlebih dahulu, lalu tekan tombol test.
  • Jika jarum ukur belum berkiprah atau beranjak namun sangat mini , putar selektor buat mengganti satuan skala yang lebih kecil (10 Ω).
  • Jika jarum ukur masih bergerak hanya sedikit juga, maka sanggup kita coba lagi menggunakan skala ukur yg lebih mini (1 Ω), buat mendapatkan output pengukuran yang lebih akurat.

Menghitung output pengukuran:
  • Jika pada skala ukur 1 Ω, jarum ukur beranjak dalam nomor 2, maka hasil pengukuran merupakan :
2 x 1 Ω = dua Ω. (Tahanan grounding baik serta sahih memenuhi nilai standar)
  • Jika skala ukur yang kita gunakan dalam pilihan selektor 10 Ω, dan jarum ukur berkiprah memilih angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 10 Ω = 20 Ω. (Tahanan Grounding jelek)

  • Jika skala ukur yang kita pakai pada pilihan selektor 100 Ω, serta jarum ukur berkecimpung memilih angka 2, maka output pengukuran adalah :
2 x 100 Ω = 200 Ω. (Tahanan Grounding sangat Buruk, bahkan mungkin nir terpasang)
Ingat : ketika akan mulai melakukan pengukuran, jangan lupa buat menekan Tombol test dalam alat tadi buat mulai pengukuran.
Demikianlah artikel mengenai bagaimana cara mengukur tahanan grounding atau pentanahan (Pembumian) yg sahih.
Semoga dapat menambah pengetahuan yang berguna buat kita seluruh !
CARA FLEXI
Dikutip berdasarkan aneka macam sumber
Dan asal : Kyoritsu Earth Tester

CARA MENGUKUR TAHANAN GROUNDING ATAU PENTANAHAN YANG BENAR

Apakah sistem grounding atau pentanahan yg kita pasang telah benar?, dan Bagaimana cara mengukur grounding yang baik dan benar?
Pentanahan atau Grounding umumnya dipasang buat mengamankan Suatu instalasi listrik menurut bahaya sambaran petir.
Namun sebelum kita membahas mengenai Grounding dan bagaimana sebenarnya Grounding yang baik, ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal bahaya berdasarkan petir itu sendiri.
Apakah anda mengetahui bahwa Petir mempunyai tenaga listrik yang sangat besar ? Bahkan ada petir yang menghasilkan listrik mencapai seratus ribu lebih bahkan jutaan Volt.
Apakah listrik menggunakan tegangan mencapai seratus ribu lebih volt itu berbahaya, dan seberapa akbar bahaya listrik dari petir tersebut ?
Kita bayangkan saja jika kita tersengat listrik yang terdapat pada rumah kita, listrik yang terdapat dirumah kita saja bisa mengakibatkan bahaya terhadap manusia dan dapat menyebabkan kebakaran.
Padahal tegangan listrik yang biasa kita gunakan pada rumah masih tergolong listrik dengan tegangan rendah yaitu sebanyak 220 Volt.
Apalagi bila tersambar petir yang menghasilkan listrik dengan tegangan hingga seratus ribu lebih volt !!
"Listrik 220 Volt saja mampu membahayakan keselamatan, apalagi Petir menggunakan tegangan listrik ribuan Volt"

Apa itu PETIR?
Petir adalah suatu tanda-tanda alam yg sering terjadi dalam waktu akan turun hujan, Petir biasa pula dianggap menggunakan Halilintar atau kilat, Petir dapat menyebabkan tenaga listrik yg sangat akbar, bahkan mampu mencapai jutaan Volt.
Energi listrik yang didapatkan Petir ini terjadi karena adanya konvoi awan secara terus menerus yg mengakibatkan bergesekan antara dua lempengan, baik itu antara lempengan awan dengan awan maupun lempengan awan menggunakan bumi.
Yang masing-masing berdasarkan dua lempengan yang bergesekan tersebut memiliki nilai potensial yg tidak sinkron.
Lempengan awan ada yang memiliki tenaga potensial yg bermuatan Positif serta terdapat yang bermuatan Negatif, sedangkan lempengan bumi mempunyai tenaga potensial yg bermuatan negatif.
Petir yg memiliki energi listrik dengan tegangan yg sangat akbar ini, bisa menyambar ke segala arah dan bahkan sampai menyambar ke bumi. Dampak petir pada instalasi listrik
Sambaran petir yg menunjuk ke bumi bisa mengenai banyak sekali benda yg terdapat di bumi, gedung, bangunan, pohon – pohon, jaringan listrik, dan lainnya.
Sambaran Petir ini bisa dibagi sebagai 2 jenis, yaitu:
  • Sambaran Petir langsung
  • Sambaran petir tidak langsung

A. Sambaran Petir Langsung
Sambaran petir eksklusif merupakan sambaran petir yang pribadi mengenai benda yg terdapat dibumi, seperti gedung, tower, rumah, pohon, jaringan listrik serta lainnya.
Sambaran listrik langsung memiliki dampak kerusakan yang sangat akbar.
Untuk mencegah bahaya berdasarkan sambaran listrik pribadi ini, umumnya dipasang Penangkal Petir (Lightning Protection) disekitar area atau loka yg ingin dilindungi menurut sambaran petir pribadi.
Penangkal Petir (Lightning Protection)
Sistem pengaman yg biasa dipakai buat mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran petir eksklusif merupakan dengan memasang alat-alat penangkal petir (Ligthning Protection).
Penangkal petir akan menerima tegangan listrik menurut sambaran petir serta mengalirkan tegangan listrik tersebut ke tanah (Bumi) melalui pentanahan (Grounding).
B. Sambaran Petir nir pribadi.
Selain sambaran petir yang eksklusif menyambar benda yg ada pada bumi, sambaran petir terdapat juga secara nir eksklusif.
Saat terjadi sambaran petir pada dekat rumah kita, terkadang bisa mengakibatkan kerusakan banyak sekali indera listrik atau indera elektro misalnya televisi, personal komputer , serta lainnya.
Padahal petir tadi tidak pribadi tentang tempat tinggal atau peralatan listrik kita.
Lalu bagaimana sambaran petir tadi bisa mengakibatkan kerusakan ?
Ini yang disebut menggunakan sambaran petir nir langsung, sambaran petir tersebut tidak tentang benda-benda yang ada dibumi, namun gelombang induksi berdasarkan listrik yg dibawa petir tersebut mengalir melalui kabel-kabel pada rumah kita serta hingga dalam peralatan listrik yang kita miliki.
Induksi listrik berdasarkan petir inilah yg mengakibatkan kerusakan peralatan listrik tadi.
Dan untuk menghindari kerusakan peralatan listrik menurut sambaran petir nir pribadi ini, instalasi listrik serta alat-alat listrik wajib dilengkapi dengan Surge Arrester.
Surge Arrester
Sistem pengaman yg biasa dipakai buat mencegah kerusakan jaringan serta perlengkapan listrik dampak sambaran listrik tidak pribadi (Induksi) adalah menggunakan memasang peralatan Arrester (Surge Arrester).
Baca juga: Mengenal fungsi dan prinsip kerja Surge Arrester
Arrester berfungsi buat membuang tegangan listrik yang melebihi batasan normal serta akan mengalirkan tegangan listrik berlebih tersebut menuju pentanahan (Grounding).
Bagaimana petir yg memiliki tegangan listrik yg besar bisa dinetralisir atau dinetralkan ?
Bumi adalah sistem netral yang paling baik, serta bisa meredam dan membuang tegangan listrik berdasarkan sambaran petir tadi.
Oleh karena itulah, baik Lightning Protection (Penangkal petir) dan surge Arrester takkan dapat berfungsi menggunakan baik, apabila sistem pentanahan atau Grounding nir terpasang dengan baik serta benar.
Bagaimana sebenarnya system grounding atau pentanahan yg baik dan benar?

Cara Mengukur Tahanan Grounding yang baik dan benar

Untuk menerima suatu sistem grounding, pentanahan (pembumian) yg baik, maka kabel penghantar yang ditanamkan wajib benar-benar terhubung ke bumi.
Untuk mengetahui apakah sistem Grounding atau pentanahan yang kita pasang sudah sahih-sahih terhubung ke bumi, yaitu sebisa mungkin harus tidak mempunyai kendala atau resistan antara kabel grounding menggunakan bumi.
Namun apabila tidak bisa dipastikan benar-benar 100% % terhubung ke bumi, maka dibuatlah nilai baku maksimum dari kendala atau resistan kabel grounding ke bumi, yaitu dibawah 2 ohm atau dibawah 1 ohm.
Sebaiknya Nilai Tahanan Grounding terhadap Bumi adalah < 2 Ohm
Bagaimana caranya kita mengetahui apakah nilai kendala atau resistan pentanahan atau Tahanan grounding yang kita pasang telah mencapai nilai baku, sebagai akibatnya bisa dikatakan sistem grounding yang kita pasang sudah baik serta benar.
Untuk mengetahui hal ini, maka kita harus melakukan pengukuran sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yg kita pasang menggunakan menggunakan indera ukur grounding atau pentanahan (pembumian).
Alat ukur ini biasa diklaim menggunakan Grounding Tester atau Earth Tester.
Berbagai jenis tipe, merek dan model alat ukur grounding atau pentanahan yg dijual pada pasaran.
Salah satunya kita bisa memakai Grounding tester atau Earth Tester merek Kyoritsu dengan contoh 4102A.
Bagaimana cara menggunakan indera ukur grounding tester atau earth tester buat mengetahui syarat sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yg kita pasang ?
Pengukuran sistem grounding atau pentanahan memang wajib dilakukan dengan benar untuk menerima output pengukuran yg benar.
Cara memakai alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester yg benar

Alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester ini, dilengkapi 3 (3) buah lubang konektor serta 3(3) kabel ukur yang akan digunakan.
Ketiga kabel tersebut yaitu:
  • Kabel berwarna merah (C), dihubungkan ke lubang konektor berwarna merah dalam alat ukur, serta ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah.
Usahakan jeda antara stick atau tongkat besi yang satu dengan yg lainnya sekitar 5m – 10 m.
  • Kabel berwarna kuning (P), dihubungkan ke lubang konektor berwarna kuning pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah. Usahakan jeda antara stick atau tongkat besi yang satu dengan yg lainnya sekitar 5m – 10 m.
Begitu pula jarak antara masing-masing stick / tongkat besi dengan titik grounding atau pentanahan yang diukur juga wajib mempunyai jeda antara 5m – 10 m.
  • Kabel berwarna hijau (E), Kabel berwarna Hijau (E), dihubungkan ke lubang konektor berwarna Hijau pada alat ukur (Earth Tester), serta ujung satunya dihubungkan ke kabel penghantar pada titik Grounding atau pentanahan yg sudah kita pasang.


  • Setelah itu putar selektor pada indera ukur (Earth Tester) buat kita arahkan pada pengukuran menggunakan nilai tertinggi (skala 100 Ω) terlebih dahulu, lalu tekan tombol test.
  • Jika jarum ukur belum beranjak atau beranjak tetapi sangat mini , putar selektor buat membarui satuan skala yg lebih kecil (10 Ω).
  • Jika jarum ukur masih berkecimpung hanya sedikit juga, maka sanggup kita coba lagi dengan skala ukur yg lebih mini (1 Ω), buat mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat.

Menghitung output pengukuran:
  • Jika pada skala ukur 1 Ω, jarum ukur bergerak dalam angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 1 Ω = 2 Ω. (Tahanan grounding baik dan sahih memenuhi nilai standar)
  • Jika skala ukur yang kita pakai pada pilihan selektor 10 Ω, serta jarum ukur beranjak menunjuk nomor 2, maka output pengukuran merupakan :
2 x 10 Ω = 20 Ω. (Tahanan Grounding buruk)

  • Jika skala ukur yang kita pakai dalam pilihan selektor 100 Ω, serta jarum ukur beranjak menunjuk angka dua, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 100 Ω = 200 Ω. (Tahanan Grounding sangat Buruk, bahkan mungkin tidak terpasang)
Ingat : waktu akan mulai melakukan pengukuran, jangan lupa untuk menekan Tombol test pada alat tadi buat mulai pengukuran.
Demikianlah artikel tentang bagaimana cara mengukur tahanan grounding atau pentanahan (Pembumian) yang sahih.
Semoga dapat menambah pengetahuan yg berguna untuk kita semua !
CARA FLEXI
Dikutip dari aneka macam sumber
Dan sumber : Kyoritsu Earth Tester

CARA MENGUKUR RESISTANSI GROUNDING DENGAN BENAR

Resistansi Grounding-Artikel kali ini kita akan membahas bagaimana cara mengukur resistansi  GROUNDING (pembumian) dengan baik serta benar. Menggunakan perangkat elektronic yg biasa dinamai "EARTH TESTER". Yuk kita simak cara penggunaan Alat pengukur resistansi  GROUNDING (Earth tester) ini
Pada dasarnya GROUNDING atau pembumian pada pakai buat mengamankan alat listrik atau elektro dari induksi listrik waktu terjadi konsleting yang diakibatkan oleh sambaran petir. Hal ini  bisa kita lihat menggunakan kentara di gedung-gedung bertingkat yang menggunakn sistem pembumian atau grounding. Sekarang mungkin timbul pertanyaan kenapa peralatan  GROUNDING menggunakan tembaga? Karena tembaga merupakan koduktor yang paling efektif buat dilewati arus listrik itulah kenapa seluruh perangkat  GROUNDING menggnakan tembaga, selain itu tembaga jua nir mudah berkarat, tembaga sangat cocok sekali digunakan pada semua syarat, baik digunakan ditanah yang kering atau digunakan tanah yg lembab atau berair.

GAMBAR BATANG ROD GROUNDING

Lalu bagai mana cara mengukur resistansi grounding dengan sahih? 
Untuk mengetahui berapa ukuran yg harus dicapai atau nilai yang baik buat pembumian kita harus menggunakan indera ukur yang bernama EARTH TESTER, indera ini dibuat khusus buat mengukur sistem pembumian.

LIHAT GAMBAR DIATAS
  • Pertama tama kita Periksa syarat kabel grounding BC yang akan diukur. Bila kotor bersihkan dahulu permukaan kabel tersebut menggunakan lap bersih / kertas amplas, supaya jepitan kabel probe dapat menyentuh langsung bagian permukaan tembaga yang sudah higienis dan buat mencegah terjadinya kesalahan pembacaan dalam alat ukur.
  • Periksa kondisi dan perlengkapan penunjang indera ukur digital earth resistance digital.
  • Earth Tester memiliki 3 kabel diantaranya adalah kebel merah, kuning serta hijau.
  • Silahkan hubungkan kabel ke Earth Tester dengan warna yg telah di tentukan dalam indera ukur.
  • Hubungkan kabel merah setra kuning ke tanah menggunakan masing-masing jarak kurag lebih 5-10 meter berdasarkan pentanahan atau grounding.
  • Hubungkan juga kabel hijau ke grounding yang sudah terpasang.
  • Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat ukur pada poisisi 200 ohm atau 2000 ohm tergantung menurut kondisi tanah pada area setempat yang akan diukur.
  • Kemudian tekan tombol tester buat mengetahui resistansi grounding umumnya berwarna kuning/merah dan pada displai alat ukur akan timbul nilai tahanan pentanahan.
  • Dan finish  nilai resistansi grounding telah di ketahui. Lihat angka yang pada tunjuk oleh jarum tester
NOTE:
Apa jika angka yang di tunjuk sang jarum earth tester nir memenuhi standard atau lebih dari angga satu maca cobalah untuk mem Paralel kan btg rod grounding atau memperdalam penanaman batang rod hingga menerima kan nila angka 0,5 ohm (nol koma 5 ohm) serta tidak boleh lebih sinkron menggunakan UUD pasal 54 TENTANG PEMBUMIAN (PENANGKAL PETIR)
TUKANG LISTRIK PANGGILAN BATAM  Jasa instalasi listrik dan servis
Nama saya   :  Abdul somad
Alamat         :  BATU AJI perum genta 2


Propesi        :TUKANG LISTRIK


No Hp           : +0812-6104-3687
tentang saya   : Hidup bukan hanya tentang uang saja,kerja sama yg baik akan mehasil kan sesuatu yang baik juga. bermanfaat buat orang lain adalah rona hayati yang paling menyenang kan.....

PEMASANGAN ARDE ATAU PENTANAHAN DALAM INSTALASI LISTRIK

Pentingnya pemasangan sistem pentanahan yg baik dalam setiap instalasi listrik
Setiap instalasi listrik, terdapat beberapa bagian penting dan tak boleh kita lupakan. Salah satu bagian yg sangat krusial dalam setiap instalasi listrik tadi merupakan sistem pentanahan, arde atau grounding.
Baca pula: Cara mengukur tahanan Grounding
Istilah pentanahan biasa diklaim jua menggunakan Pembumian, Arde atau pada bahasa inggris diklaim dengan Grounding.

Definisi Pentanahan atau Arde

Suatu kabel penghantar (konduktor) yg terhubung eksklusif menuju tanah (Bumi) serta dihubungkan pada suatu titik tertentu dalam jalur – jalur instalasi listrik atau langsung dipasangkan dalam suatu perlengkapan listrik.

Fungsi pentanahan atau Arde (Grounding)
Secara umum, Pentanahan atau Arde mempunyai fungsi sebagai pengaman suatu instalasi listrik dari berbagai macam gangguan, bahaya atau kerusakan yang ada ditimbulkan banyak sekali faktor, misalnya sambaran petir, kebocoran listrik, lonjakan tegangan, serta lainnya.
Dampak petir pada instalasi listrik
Seperti kita ketahui, Bumi mempunyai netral yang paling baik, dan dapat menetralisir tegangan tinggi yang didapatkan dari sambaran petir.
Penangkal petir (Lightning Protection)
Oleh lantaran itulah, setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem pentanahan yg terhubung dengan baik ke Bumi.
Baca Juga: Perlindungan instalasi listrik dengan Surge Arrester
Pemasangan sistem pentanahan
"Tingkat kehandalan sebuah grounding terdapat pada nilai konduktivitas logam terhadap tanah yg ditancapinya. Semakin konduktif tanah terhadap benda logam, maka semakin baik. Kelayakan grounding harus mampu mendapatkan nilai tahanan sebaran aporisma lima ohm (PUIL 2000 : 68) menggunakan memakai earth ground tester. Tetapi begitu, buat daerah yang resistans jenis tanahnya sangat tinggi, resistans pembumian total semua sistem boleh mencapai 10 ohm (PUIL 2000 : 68).untuk menerima fungsi pentanahan yg maksimal , pemasangan sistem pentanahan pada suatu instalasi atau pelengkapan listrik wajib dipastikan terpasang dengan sahih"
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemasangan sistem pentanahan pada suatu instalasi listrik, diantaranya:
1. Kabel konduktor yg digunakan untuk pentanahan yang baik merupakan berbahan tembaga (Kabel BC / BCC)
2. Untuk kabel pentanahan yang dipasang buat penangkal petir menuju ke titik bumi, diupayakan mempunyai ukuran diameter yang besar (minimal kabel tembaga (BC) diameter 50 mm2).
3. Untuk kabel pentanahan yg dipasang berdasarkan suatu instalasi listrik menuju titik bumi, diupayakan mempunyai ukuran diameter sinkron dengan daya maksimal instalasi tadi.
4. Bahan penghantar yg dipakai buat ditanam di pada bumi / tanah, sebagai penghubung dari kabel pentanahan instalasi listrik pribadi ke titik bumi menggunakan grounding rod lima ohm (berbahan tembaga padu).
5. Apabila pemasangan satu butir grounding rod yg tertanam ke bumi telah menerima nilai tahanan pentanahan yg baik, cukup menggunakan satu titik, tetapi jika nir memungkinkan perlu ditambah penanaman grounding rod pada beberapa titik serta dihubungkan secara paralel hingga nilai resistan pentanahan yg diinginkan tercapai.
6. Nilai resistan pentahanan (grounding) yang baik adalah sebisa mungkin benar – benar terhubung dengan bumi, atau aporisma mempunyai nilai resistan dibawah lima ohm, diukur dengan memakai indera ukur pentanahan (Earth tester atau grounding tester).
"Nilai standar mengacu dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yang sesuai serta berlaku hingga saat ini) yaitu kurang menurut atau sama menggunakan 5 (5) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebanyak 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari output resistan pembumian (grounding) yang masih sanggup ditoleransi. Nilai yg berada pada range 0 ohm - lima ohm adalah nilai aman menurut suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tersebut berlaku buat seluruh sistem serta instalasi yang terdapat pembumian (grounding) pada dalamnya"
7. Kedalaman penanaman grounding rod dipengaruhi dengan pencapaian nilai resistan pentanahan, umumnya semakin dalam ditanam, semakin kecil nilai resistannya. Dan hal ini pula dipengaruhi sang jenis tanah dan lokasi pemasangan.

8. Pemasangan jalur kabel pentanahan atau arde pada setiap instalasi serta perlengkapan listrik, misalnya halnya pemasangan kabel pentanahan atau arde pada stop kontak, saklar, kwh meter, setrika, steker, serta perlengkapan listrik lainnya. Dipastikan terpasang menggunakan benar pada terminal yang biasanya telah tersedia disetiap peralatan listrik tadi, serta umumnya ditandai dengan simbol atau lambang pentanahan atau arde.
Selain faktor jenis tanah serta lokasi pemasangan, beberapa hal lainnya yang mensugesti keberhasilan suatu sistem pentanahan,
Beberapa faktor berikut jua mempunyai efek yang akbar pada menentukan tercapai atau tidaknya nilai resistan pentanahan yg baik agar sistem pentanahan yang pada pasang sahih – sahih terhubung dengan bumi, antara lain :
1. Kedalaman atau panjang grounding rod tertanam pada tanah
Dikarenakan jenis tanah dan lokasi pemasangan yang tidak sinkron – beda, mengakibatkan tahanan tanah tersebut tidak sama satu sama lain, oleh karenanya kedalaman penanaman grounding rod pada pada tanah juga tidak sama – beda, namun semakin pada penanaman grounding rod tadi, semakin mini juga resitan pentanahan ke bumi. Secara generik, menggandakan panjang elektroda sanggup mengurangi tingkat resistan 40%.
2. Diameter grounding rod
Meski memiliki impak yg nir terlalu besar , namun menambah atau memperbesar diameter penampang grounding rod juga bisa dilakukan buat membantu mencapai nilai resistan pentanahan yg baik.
3. Menanam grounding rod lebih dari satu
Cara ini terbukti efekti, bila dengan menanam satu grounding rod belum menerima nilai resistan pentanahan yg baik, bisa dilakukan menggunakan cara menambah titik penanaman grounding rod, kemudian setiap titik penanaman dihubungkan satu menggunakan lainnya hingga menerima nilai resistan pentanahan yang baik.
Sebagai contoh :
Jika penanaman grounding rod pada satu titik, mendapatkan nilai pengukuran resistansi ke bumi sebanyak 5 ohm, maka bisa dilakukan penambahan titik penanaman grounding rod sebesar 3 titik menggunakan jarak antara titik sedekat-dekatnya berjarak dua meter.
Maka akan dihasilkan nilai resistan total menurut ketiga titik pentanahan tadi sebanyak : 1,6 ohm.

Demikianlah artikel mengenai Sistem pentanahan atau Arde (Grounding) yang benar, semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan serta warta yg berguna buat kita semua.
Mohon maaf bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam artikel ini. Dan dibutuhkan koreksi dan masukannya buat bisa dilakukan pemugaran.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI
Dikutip menurut banyak sekali sumber

PEMASANGAN ARDE ATAU PENTANAHAN DALAM INSTALASI LISTRIK

Pentingnya pemasangan sistem pentanahan yang baik pada setiap instalasi listrik
Setiap instalasi listrik, terdapat beberapa bagian krusial serta tidak boleh kita lupakan. Salah satu bagian yg sangat penting pada setiap instalasi listrik tadi adalah sistem pentanahan, arde atau grounding.
Baca pula: Cara mengukur tahanan Grounding
Istilah pentanahan biasa disebut pula dengan Pembumian, Arde atau pada bahasa inggris diklaim dengan Grounding.

Definisi Pentanahan atau Arde

Suatu kabel penghantar (konduktor) yg terhubung langsung menuju tanah (Bumi) dan dihubungkan dalam suatu titik eksklusif dalam jalur – jalur instalasi listrik atau eksklusif dipasangkan dalam suatu perlengkapan listrik.

Fungsi pentanahan atau Arde (Grounding)
Secara umum, Pentanahan atau Arde mempunyai fungsi menjadi pengaman suatu instalasi listrik menurut banyak sekali macam gangguan, bahaya atau kerusakan yang timbul disebabkan berbagai faktor, seperti sambaran petir, kebocoran listrik, lonjakan tegangan, serta lainnya.
Dampak petir pada instalasi listrik
Seperti kita ketahui, Bumi mempunyai netral yang paling baik, dan bisa menetralisir tegangan tinggi yg didapatkan dari sambaran petir.
Penangkal petir (Lightning Protection)
Oleh karena itulah, setiap instalasi listrik wajib dilengkapi menggunakan sistem pentanahan yg terhubung dengan baik ke Bumi.
Baca Juga: Perlindungan instalasi listrik menggunakan Surge Arrester
Pemasangan sistem pentanahan
"Tingkat kehandalan sebuah grounding ada pada nilai konduktivitas logam terhadap tanah yg ditancapinya. Semakin konduktif tanah terhadap benda logam, maka semakin baik. Kelayakan grounding harus bisa menerima nilai tahanan sebaran aporisma 5 ohm (PUIL 2000 : 68) menggunakan menggunakan earth ground tester. Namun begitu, buat daerah yg resistans jenis tanahnya sangat tinggi, resistans pembumian total seluruh sistem boleh mencapai 10 ohm (PUIL 2000 : 68).untuk menerima fungsi pentanahan yg aporisma, pemasangan sistem pentanahan dalam suatu instalasi atau pelengkapan listrik harus dipastikan terpasang menggunakan sahih"
Beberapa hal yg perlu diperhatikan buat pemasangan sistem pentanahan dalam suatu instalasi listrik, diantaranya:
1. Kabel konduktor yg dipakai buat pentanahan yang baik merupakan berbahan tembaga (Kabel BC / BCC)
2. Untuk kabel pentanahan yg dipasang buat penangkal petir menuju ke titik bumi, diupayakan mempunyai berukuran diameter yang akbar (minimal kabel tembaga (BC) diameter 50 mm2).
3. Untuk kabel pentanahan yang dipasang dari suatu instalasi listrik menuju titik bumi, diupayakan memiliki ukuran diameter sinkron menggunakan daya aporisma instalasi tersebut.
4. Bahan penghantar yg dipakai buat ditanam pada dalam bumi / tanah, menjadi penghubung menurut kabel pentanahan instalasi listrik eksklusif ke titik bumi menggunakan grounding rod lima ohm (berbahan tembaga padu).
5. Jika pemasangan satu buah grounding rod yang tertanam ke bumi sudah mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang baik, relatif memakai satu titik, namun bila nir memungkinkan perlu ditambah penanaman grounding rod pada beberapa titik dan dihubungkan secara paralel hingga nilai resistan pentanahan yang diinginkan tercapai.
6. Nilai resistan pentahanan (grounding) yang baik merupakan sebisa mungkin benar – sahih terhubung menggunakan bumi, atau aporisma memiliki nilai resistan dibawah 5 ohm, diukur menggunakan menggunakan indera ukur pentanahan (Earth tester atau grounding tester).
"Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yg sinkron serta berlaku sampai saat ini) yaitu kurang berdasarkan atau sama dengan lima (5) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebanyak 5 ohm adalah nilai maksimal atau batas tertinggi berdasarkan output resistan pembumian (grounding) yang masih sanggup ditoleransi. Nilai yang berada dalam range 0 ohm - lima ohm adalah nilai aman menurut suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tadi berlaku buat semua sistem serta instalasi yg terdapat pembumian (grounding) pada dalamnya"
7. Kedalaman penanaman grounding rod ditentukan menggunakan pencapaian nilai resistan pentanahan, umumnya semakin pada ditanam, semakin mini nilai resistannya. Dan hal ini juga dipengaruhi sang jenis tanah dan lokasi pemasangan.

8. Pemasangan jalur kabel pentanahan atau arde pada setiap instalasi dan perlengkapan listrik, misalnya halnya pemasangan kabel pentanahan atau arde dalam stop kontak, saklar, kwh meter, setrika, steker, dan perlengkapan listrik lainnya. Dipastikan terpasang dengan sahih dalam terminal yg umumnya telah tersedia disetiap alat-alat listrik tersebut, serta umumnya ditandai menggunakan simbol atau lambang pentanahan atau arde.
Selain faktor jenis tanah dan lokasi pemasangan, beberapa hal lainnya yg menghipnotis keberhasilan suatu sistem pentanahan,
Beberapa faktor berikut jua memiliki imbas yang akbar dalam memilih tercapai atau tidaknya nilai resistan pentanahan yang baik supaya sistem pentanahan yg di pasang sahih – benar terhubung dengan bumi, diantaranya :
1. Kedalaman atau panjang grounding rod tertanam pada tanah
Dikarenakan jenis tanah serta lokasi pemasangan yang tidak selaras – beda, menyebabkan tahanan tanah tadi tidak sama satu sama lain, oleh karena itu kedalaman penanaman grounding rod di dalam tanah jua tidak sama – beda, tetapi semakin pada penanaman grounding rod tadi, semakin mini juga resitan pentanahan ke bumi. Secara generik, menggandakan panjang elektroda sanggup mengurangi tingkat resistan 40%.
2. Diameter grounding rod
Meski mempunyai dampak yang nir terlalu akbar, tetapi menambah atau memperbesar diameter penampang grounding rod juga dapat dilakukan buat membantu mencapai nilai resistan pentanahan yang baik.
3. Menanam grounding rod lebih dari satu
Cara ini terbukti efekti, apabila menggunakan menanam satu grounding rod belum mendapatkan nilai resistan pentanahan yg baik, bisa dilakukan dengan cara menambah titik penanaman grounding rod, lalu setiap titik penanaman dihubungkan satu dengan lainnya hingga mendapatkan nilai resistan pentanahan yang baik.
Sebagai model :
Jika penanaman grounding rod dalam satu titik, mendapatkan nilai pengukuran resistansi ke bumi sebanyak 5 ohm, maka bisa dilakukan penambahan titik penanaman grounding rod sebanyak 3 titik menggunakan jarak antara titik sedekat-dekatnya berjarak dua meter.
Maka akan didapatkan nilai resistan total dari ketiga titik pentanahan tadi sebesar : 1,6 ohm.

Demikianlah artikel tentang Sistem pentanahan atau Arde (Grounding) yg benar, semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan fakta yang berguna buat kita semua.
Mohon maaf jika masih ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini. Dan diperlukan koreksi serta masukannya buat dapat dilakukan perbaikan.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI
Dikutip dari aneka macam asal