MENGENAL PANEL LISTRIK DAN KOMPONENKOMPONEN DI DALAMNYA

Mengenal Panel listrik dan banyak sekali Komponen atau alat-alat listrik yang terdapat didalamnya.
Panel listrik adalah suatu wadah yg berbentuk persegi menjadi tempat terpasangnya berbagai komponen atau peralatan listrik.
Panel listrik tersedia pada banyak sekali ukuran, bahan, model dan spesifikasi lainnya. Dilengkapi menggunakan pintu di bagian depan yg bisa dibuka-tutup serta bisa dikunci, Memiliki bentuk persegi dan tertutup berdasarkan segala sisi agar terlindungi menurut masuknya benda-benda lain berdasarkan luar.
Baca pula: Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga Phase
Panel listrik mempunyai aneka macam fungsi masing-masing sesuai menggunakan keperluannya, begitu juga menggunakan Komponen alat-alat listrik yg terdapat didalamnya.

Panel Listrik dan Komponen di dalamnya

Apa saja Komponen yang ada pada dalam Panel Listrik?
Komponen peralatan listrik yg umumnya terdapat pada dalam sebuah Panel listrik, diantaranya:

ACB (Air Circuit Breaker)
ACB merupakan singkatan menurut Air Circuit Breaker, yg bila diartikan sama dengan Pemutus rangkaian listrik dengan memanfaatkan Udara untuk meredam busur barah.
ACB berfungsi sebagai Penghubung / pemutus yang dapat dioperasikan secara manual juga otomatis.
ACB adalah sebuah komponen primer pada dalam sebuah Panel listrik, serta umumnya ACB terdapat dalam Panel distribusi utama atau Main distribution Panel (MDP), dan umumnya dipakai buat pemutus Rangkaian listrik yang mempunyai nilai arus yang cukup besar .
MDP (Main Distribution Panel)
Selain dapat dioperasikan secara Manual, yaitu dengan menekan Tombol Open/Close pada ACB.
ACB pula bisa berfungsi menjadi pengaman dengan menetapkan Rangkaian waktu terjadi Over current (Arus lebih), Short Circuit.
UVT (Under Voltage Trip)
Selain itu dalam ACB biasa dilengkapi menggunakan UVT (Under Voltage Trip) yang berfungsi apabila tegangan yg masuk rendah/tidak ada tegangan, maka ACB akan terputus secara otomatis.
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
MCCB adalah singkatan berdasarkan Moulded Case Circuit Breaker (Pemutus rangkaian yg berbentuk persegi / kotak).
MCCB terkadang diartikan menjadi singkatan berdasarkan Molded Case Circuit Breaker, Meski tidak sinkron namun Moulded dan Molded mempunyai pengertian yang sama.
MCCB biasanya digunakan buat asal listrik bertegangan 0-1000V.
MCCB berfungsi menjadi pemutus/penghubung rangkaian listrik secara manual.
MCCB pula berfungsi sebagi pengaman saat terjadi arus lebih (Over current) juga Hubungan singkat (Short Circuit).
Selain itu MCCB pula sanggup dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip) yang berfungsi bila tegangan yg masuk rendah/nir terdapat tegangan, maka MCCB akan terputus secara otomatis.
Pada prinsipnya fungsi MCCB serta ACB adalah sama, hanya berbeda dalam sistem kerjanya, dan ACB biasa mempunyai kemampuan pemutus arus menggunakan nilai arus aporisma yang lebih tinggi.
MCC (Motor Control Centre)
MCCB dapat dijumpai dalam panel MDP (Main Distribution Panel), Panel MCC (Motor Control Centre) serta dalam Panel LCC (Ligthing Control Center).
LCC (Lighting Control Centre)

MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB Miniature Circuit Breaker (Pemutus rangkaian yg berbentuk mini ).
Cara menentukan ukuran MCB yg benar
MCB mempunyai fungsi yang sama menggunakan MCCB yaitu buat tetapkan/menghubungkan rangkaian listrik.
MCB pula berfungsi menjadi pengaman waktu terjadi arus lebih juga Short circuit (Hubungan singkat).
Namun, MCB tidak bisa dilengkapi menggunakan UVT (Under Voltage Trip), serta MCB hanya dipakai buat Arus listrik kecil (<100Amp).
MCB dapat dijumpai pada panel MDP (Main Distribution Panel), Panel MCC (Motor Control Centre) dan pada Panel LCC (Ligthing Control Center).
MCB dalam panel listrik umumnya digunakan hanya buat pengaman rangkaian control, lampu-lampu, serta instrumen alat ukur.
Pilot Lamp
Pilot lamp dalam panel listrik umumnya berfungsi menjadi lampu indikasi fase R-S-T, lampu tanda Run-Stop dalam panel MCC (Motor Control Centre), dan buat lampu pertanda lainnya.
Pilot Lamp mempunyai aneka macam rona, misalnya Merah, kuning, Hijau, Biru.
Pilot Lamp mempunyai tegangan kerja yang beragam, terdapat yg 220Volt, 24Vdc, 12Vdc.
Push Button
Push button atau diklaim pula dengan Tombol.
Komponen Push Button terdiri atas 2 jenis sinkron menggunakan fungsinya. Yaitu:
  • Push Button On (Run)
Berwarna hijau menggunakan sistem NO (Normally Open)
  • Push Button Off (Stop)
Berwarna Merah dengan sistem NC (Normally Close).
Amperemeter
Panel listrik jua umumnya dilengkapi menggunakan komponen alat ukur, salah satunya adalah Ampere meter.
Ampere meter dalam panel berfungsi menjadi alat ukur arus listrik dan biasanya terhubung menggunakan sensor arus yang diklaim menggunakan CT (Current Transformator).
CT (Current Transformator)
CT (Current Transformator) berfungsi buat mengukur arus yg melewatinya, kemudian mengirimkan nilai arus tersebut ke Ampere meter.
Volt meter
Salah satu komponen indera ukur yang jua masih ada dalam panel listrik adalah Voltmeter.
Sesuai dengan namanya, voltmeter berfungsi buat mengukur besar tegangan listrik.
Berbeda dengan Amperemeter yg harus memakai CT agar dapat mengukur arus listrik, Voltmeter dapat mengukur tegangan langsung menurut asal listriknya.
Magnetic Contactor
Magnetic contactor merupakan keliru satu komponen primer dalam panel listrik.
Magnetic Contactor berfungsi menjadi penghubung atau pemutus rangkaian dengan prinsip kerja induksi magnetik.
Magnetic contactor paling poly dijumpai dalam panel MCC (Motor Control Centre).
Pada panel MCC, masih ada aneka macam rangkaian motor starting misalnya rangkaian DOL, rangkaian Star-Delta, Rangakaian Auto Transformer, serta lainnya, serta semua rangkaian tersebut memakai Magnetic Contactor.
Berbagai sistem Motor Starter & rangkaian wiring diagram
Thermal Overload Relay (TOR).
Thermal Overload Relay berfungsi sebagai pengaman elektromotor pada panel MCC (Motor Control Centre).
Therma Overload Relay bekerja memutuskan rangkaian ketika terjadi arus lebih dalam Elektro motor, prinsip kerja Thermal Overload Relay memakai bahan Bimetal yang akan melengkung saat suhunya meningkat (Thermal).
Komponen Panel Lainnya
Selain banyak sekali komponen yang sudah disebutkan diatas, masih poly lagi aneka macam komponen atau alat-alat listrik yang masih ada pada sebuah panel Listrik, seperti:
  • KWH-meter, Relay
  • Timer
  • EFR (Earth Fault Relay)
  • RPR (Reverse Power Relay)
  • OCR (Over Current Relay)
  • Synchronous Meter
  • Cosphi meter
  • GFCI (Ground Fault Circuit Interruption)
  • ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
  • RCD (Residual Current-operated Devices)
  • Capasitor Bank
  • Selector Switch
  • Hour Meter
  • Busbar
  • HZ-Meter
  • KW-meter

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGENAL PANEL LISTRIK DAN KOMPONENKOMPONEN DI DALAMNYA

Mengenal Panel listrik serta banyak sekali Komponen atau peralatan listrik yang terdapat didalamnya.
Panel listrik merupakan suatu wadah yang berbentuk persegi menjadi tempat terpasangnya banyak sekali komponen atau alat-alat listrik.
Panel listrik tersedia pada aneka macam ukuran, bahan, model serta spesifikasi lainnya. Dilengkapi dengan pintu pada bagian depan yg bisa dibuka-tutup serta bisa dikunci, Memiliki bentuk persegi serta tertutup berdasarkan segala sisi supaya terlindungi berdasarkan masuknya benda-benda lain berdasarkan luar.
Baca juga: Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga Phase
Panel listrik memiliki banyak sekali fungsi masing-masing sesuai dengan keperluannya, begitu jua dengan Komponen alat-alat listrik yang terdapat didalamnya.

Panel Listrik serta Komponen pada dalamnya

Apa saja Komponen yg ada pada dalam Panel Listrik?
Komponen alat-alat listrik yg umumnya terdapat pada dalam sebuah Panel listrik, diantaranya:

ACB (Air Circuit Breaker)
ACB adalah singkatan menurut Air Circuit Breaker, yg jika diartikan sama dengan Pemutus rangkaian listrik dengan memanfaatkan Udara buat meredam busur api.
ACB berfungsi menjadi Penghubung / pemutus yg dapat dioperasikan secara manual juga otomatis.
ACB merupakan sebuah komponen utama pada dalam sebuah Panel listrik, serta umumnya ACB terdapat dalam Panel distribusi primer atau Main distribution Panel (MDP), serta umumnya dipakai buat pemutus Rangkaian listrik yang mempunyai nilai arus yg relatif besar .
MDP (Main Distribution Panel)
Selain bisa dioperasikan secara Manual, yaitu menggunakan menekan Tombol Open/Close dalam ACB.
ACB juga dapat berfungsi sebagai pengaman menggunakan menetapkan Rangkaian ketika terjadi Over current (Arus lebih), Short Circuit.
UVT (Under Voltage Trip)
Selain itu pada ACB biasa dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip) yg berfungsi jika tegangan yang masuk rendah/tidak terdapat tegangan, maka ACB akan terputus secara otomatis.
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker (Pemutus rangkaian yang berbentuk persegi / kotak).
MCCB terkadang diartikan menjadi singkatan dari Molded Case Circuit Breaker, Meski tidak selaras tetapi Moulded serta Molded memiliki pengertian yg sama.
MCCB umumnya digunakan buat sumber listrik bertegangan 0-1000V.
MCCB berfungsi menjadi pemutus/penghubung rangkaian listrik secara manual.
MCCB jua berfungsi sebagi pengaman ketika terjadi arus lebih (Over current) maupun Hubungan singkat (Short Circuit).
Selain itu MCCB juga mampu dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip) yang berfungsi bila tegangan yg masuk rendah/nir ada tegangan, maka MCCB akan terputus secara otomatis.
Pada prinsipnya fungsi MCCB serta ACB adalah sama, hanya berbeda pada sistem kerjanya, serta ACB biasa memiliki kemampuan pemutus arus dengan nilai arus maksimal yang lebih tinggi.
MCC (Motor Control Centre)
MCCB dapat dijumpai pada panel MDP (Main Distribution Panel), Panel MCC (Motor Control Centre) serta pada Panel LCC (Ligthing Control Center).
LCC (Lighting Control Centre)

MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB Miniature Circuit Breaker (Pemutus rangkaian yg berbentuk mini ).
Cara memilih ukuran MCB yang benar
MCB memiliki fungsi yang sama dengan MCCB yaitu buat tetapkan/menghubungkan rangkaian listrik.
MCB pula berfungsi menjadi pengaman saat terjadi arus lebih juga Short circuit (Hubungan singkat).
Namun, MCB tidak dapat dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip), serta MCB hanya digunakan untuk Arus listrik kecil (<100Amp).
MCB dapat dijumpai pada panel MDP (Main Distribution Panel), Panel MCC (Motor Control Centre) serta pada Panel LCC (Ligthing Control Center).
MCB pada panel listrik umumnya digunakan hanya untuk pengaman rangkaian control, lampu-lampu, serta instrumen alat ukur.
Pilot Lamp
Pilot lamp dalam panel listrik umumnya berfungsi sebagai lampu indikasi fase R-S-T, lampu indikasi Run-Stop pada panel MCC (Motor Control Centre), serta untuk lampu tanda lainnya.
Pilot Lamp mempunyai aneka macam warna, misalnya Merah, kuning, Hijau, Biru.
Pilot Lamp mempunyai tegangan kerja yg majemuk, terdapat yg 220Volt, 24Vdc, 12Vdc.
Push Button
Push button atau diklaim jua menggunakan Tombol.
Komponen Push Button terdiri atas dua jenis sesuai menggunakan kegunaannya. Yaitu:
  • Push Button On (Run)
Berwarna hijau dengan sistem NO (Normally Open)
  • Push Button Off (Stop)
Berwarna Merah menggunakan sistem NC (Normally Close).
Amperemeter
Panel listrik juga umumnya dilengkapi menggunakan komponen alat ukur, salah satunya adalah Ampere meter.
Ampere meter pada panel berfungsi sebagai alat ukur arus listrik serta biasanya terhubung dengan sensor arus yang disebut dengan CT (Current Transformator).
CT (Current Transformator)
CT (Current Transformator) berfungsi buat mengukur arus yg melewatinya, kemudian mengirimkan nilai arus tadi ke Ampere meter.
Volt meter
Salah satu komponen indera ukur yang jua masih ada dalam panel listrik merupakan Voltmeter.
Sesuai dengan namanya, voltmeter berfungsi buat mengukur akbar tegangan listrik.
Berbeda menggunakan Amperemeter yg wajib memakai CT supaya dapat mengukur arus listrik, Voltmeter dapat mengukur tegangan eksklusif dari asal listriknya.
Magnetic Contactor
Magnetic contactor merupakan salah satu komponen utama dalam panel listrik.
Magnetic Contactor berfungsi menjadi penghubung atau pemutus rangkaian dengan prinsip kerja induksi magnetik.
Magnetic contactor paling banyak dijumpai dalam panel MCC (Motor Control Centre).
Pada panel MCC, terdapat berbagai rangkaian motor starting misalnya rangkaian DOL, rangkaian Star-Delta, Rangakaian Auto Transformer, serta lainnya, serta semua rangkaian tersebut menggunakan Magnetic Contactor.
Berbagai sistem Motor Starter & rangkaian wiring diagram
Thermal Overload Relay (TOR).
Thermal Overload Relay berfungsi sebagai pengaman elektromotor dalam panel MCC (Motor Control Centre).
Therma Overload Relay bekerja menetapkan rangkaian ketika terjadi arus lebih pada Elektro motor, prinsip kerja Thermal Overload Relay menggunakan bahan Bimetal yang akan melengkung waktu suhunya semakin tinggi (Thermal).
Komponen Panel Lainnya
Selain aneka macam komponen yang telah disebutkan diatas, masih poly lagi banyak sekali komponen atau peralatan listrik yg masih ada pada sebuah panel Listrik, misalnya:
  • KWH-meter, Relay
  • Timer
  • EFR (Earth Fault Relay)
  • RPR (Reverse Power Relay)
  • OCR (Over Current Relay)
  • Synchronous Meter
  • Cosphi meter
  • GFCI (Ground Fault Circuit Interruption)
  • ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
  • RCD (Residual Current-operated Devices)
  • Capasitor Bank
  • Selector Switch
  • Hour Meter
  • Busbar
  • HZ-Meter
  • KW-meter

Semoga berguna!
CARA FLEXI

MENGENAL PRINSIP KERJA MAGNETIC CONTACTOR PUSH BUTTON DAN NO/NC

Penjelasan tentang Prinsip Kerja Magnetic Contactor (Kontaktor), serta Terminal kontak (Contact Point), Tipe NO (Normally Open) dan NC (Normally Close), serta contoh penggunaannya
Mengenal Prinsip Kerja Magnetic Contactor serta terminal NO/NC
Magnetic Contactor adalah salah satu dari sekian poly Komponen-komponen yang dipakai pada Panel Listrik.
Baca pula: Mengenal aneka macam Komponen Panel Listrik
Magnetic Contactor memiliki fungsi yg seperti misalnya saklar yang biasa kita pakai di rumah buat menyalakan serta memadamkan lampu, Saat lampu menyala, berarti Saklar tersebut pada keadaan terhubung dan mengalirkan Listrik menuju Lampu, sebaliknya saat saklar tidak terhubung maka lampu akan padam, lantaran genre listrik tidak mengalir.
Magnetic contactor jua memiliki fungsi buat menghubungkan atau menetapkan genre listrik menurut asal listrik menuju alat-alat listrik lainnya, namun prinsip kerjanya berbeda dengan Saklar yg kita gunakan di rumah, bila Saklar memerlukan bantuan tangan kita supaya dapat bekerja tetapkan ataupun menghubungkan suatu rangkaian listrik, sedangkan Magnetic Contactor membutuhkan Tegangan Listrik buat bisa bekerja menetapkan atau menghubungkan suatu rangkaian.

Mengenal Prinsip kerja Magnetic Contactor dan NO/NC

Prinsip kerja Magnetic Contactor:
Didalam sebuah Magnetic Contactor terdapat Coil (gulungan) yang bisa sebagai Magnet waktu Coil tadi dialiri tegangan, lalu Magnet dari Coil tadi akan menarik Kutub saklar (Contact Point) yg ada pada Magnetic Contactor tadi, serta akan menggerakkan Kutub yang sebelumnya dalam keadaan tidak terhubung (terputus) menjadi terhubung, serta kebalikannya kutub yg sebelumnya terhubung sebagai terputus.
Baca pula: Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga Phase [Panduan Lengkap]
Jadi disini dapat kita ambil konklusi dasar, bahwa Magnetic Contactor merupakan sebuah Alat Listrik yg memerlukan Tegangan Listrik agar bisa bekerja Memutuskan atau menghubungkan Kutub-kutub didalamnya.
Kutub NO dan NC pada Magnetic Contactor
Fungsi Magnetic contactor adalah buat menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian Listrik, serta Kutub Saklar (Contact Point) pada sebuah Magnetic Contactor terdapat 2 jenis, yaitu:
  • Kutub NO (Normally Open)
  • Kutub NC (Normally Close)

Terminal NO (Normally Open)
NO (Normally Open) merupakan Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini pada keadaan tidak terhubung (Terbuka), lalu saat Coil dalam magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terhubung (tertutup).
Terminal NC (Normally Close)
NC (Normally Close) merupakan Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini dalam keadaan terhubung (Tertutup), lalu saat Coil dalam magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terputus (terbuka) atau nir terhubung.
Kutub atau Terminal NO dan NC tak hanya terdapat dalam Magnetic Contactor, Kutub atau Terminal NO serta NC dapat pula kita temukan dalam TIMER, RELAY, Thermal Overload Relay, Push Button, Controller, Sensor Electric, serta banyak sekali Komponen-komponen listrik lainnya.
Mengenal Fungsi dan Prinsip Kerja Magnetic Contactor dan NO-NC
Percobaan sederhana:
Persiapkan beberapa bahan ini dia:
  • 1 buah Magnetic Contactor
  • 1 buah MCB
  • Kabel secukupnya
  • 1 butir Pilot Lamp
  • 1 buah Push button On
  • 1 buah Push Button Off

Percobaan pertama, Coba anda buat rangkaian (Seperti gambar diatas).
Pasang kabel dalam terminal yg bertuliskan NO (Normally Open) pada Magnetic Contactor, hasilnya saat Magnetic contactor pada keadaan Normal (Belum diberi tegangan listrik) maka lampu nir menyala lantaran terminal yang digunakan berjenis NO (Normally Open) yg artinya Teminal masih terputus bila Magnetic contactor belum bekerja (Belum dialiri listrik).
Kemudian, Coba Alirkan listrik menuju Coil dalam Magnetic contactor dengan menekan Push Button On, maka Magnetic Contactor akan bekerja, dan mengganti terminal NO menjadi Terhubung, dan mengalirkan listrik menuju Pilot Lamp, sebagai akibatnya lampu pun menyala.
Percobaan Kedua, Coba anda buat rangkaian (Seperti gambar diatas).
Pasang kabel dalam terminal yg bertuliskan NC (Normally Close) dalam Magnetic Contactor, hasilnya ketika Magnetic contactor pada keadaan Normal (Belum diberi tegangan listrik) maka lampu langsung menyala lantaran terminal yg dipakai berjenis NC (Normally Close) yg adalah Teminal sudah pada keadaan terhubung meski Magnetic contactor belum bekerja (Belum dialiri listrik).
Kemudian, Coba Alirkan listrik menuju Coil pada Magnetic contactor menggunakan menekan Push Button On, maka Magnetic Contactor akan bekerja, dan membarui terminal NC yg sebelumnya terhubung sebagai Terputus, dan aliran listrik ke lampu sebagai terputus, sehingga lampu sebagai padam.
Catatan:
Jika anda ingin saat Magnetic Contactor belum bekerja, lampu padam, lalu waktu Magnetic contactor diberi tegangan maka lampu menyala, maka pakai terminal NO, Sebaliknya apabila anda menginginkan sebuah lampu menyala meski Magnetic contactor belum bekerja, serta lampu akan padam saat Magnetic Contactor bekerja (Diberi tegangan), maka gunakan terminal NC.
Contoh prinsip kerja NO, contohnya misalnya Tombol Starter dalam sepeda motor, saat tombol Starter ditekan maka Starter akan menyala, lalu saat Tombol dilepas maka starter berhenti menyala.
Contoh prinsip kerja NC, contohnya lampu Emergency pada rumah, waktu listrik menyala maka lampu padam, kemudian waktu listrik padam, Lampu emergency tersebut akan menyala.
Push Button adalah keliru satu komponen Panel listrik yang memiliki fungsi misalnya saklar, namun bedanya Push button mempunyai pegas pada dalamnya, dan akan balik ke posisi semula waktu tidak ditekan.
Berbicara mengenai Push Button (Tombol), balik lagi kita menemukan Prinsip Kerja NO dan NC pada Push button tadi.
Push Button On, merupakan Tombol jenis NO (Normally Open), saat Push button dalam keadaan Normal (tidak ditekan), maka posisi terminal didalamnya pada keadaan nir terhubung (Terbuka), sebaliknya saat Push Button On pada tekan maka Terminal didalamnya akan terhubung (Tertutup).
Push Button Off, merupakan Tombol jenis NC (Normally Close), saat Push button pada keadaan Normal (nir ditekan), maka posisi terminal didalamnya pada keadaan terhubung (Tertutup), sebaliknya saat Push Button Off di tekan maka Terminal didalamnya akan terputus (Terbuka).
Dari penjelasan diatas, ada pertanyaan mengenai Rangkaian yang kita buat sebelumnya, bila Push Button On ditekan maka Aliran listrik akan mengalir menuju Coil serta Magnetic contactor akan bekerja, selanjutnya ketika Push Button dilepas, maka aliran listrik menuju coil akan terputus dan mengakibatkan Magnetic Contactor balik dalam keadaan normal (Tidak bekerja), lalu pertanyaannya adalah:
Bagaimana caranya agar Magnetic contactor permanen bekerja, meski Push Button On dilepas?, atau Bagaimana Caranya agar Coil Pada Magnetic contactor permanen menerima Aliran Listrik?

"Pengunci" dalam Magnetic Contactor
Oleh karena itu, pada setiap Rangkaian Panel Listrik hal ini biasa disebut menggunakan kata Pengunci, yg berfungsi buat mengalirkan Aliran Listrik menuju Coil dalam Magnetic contactor, dan Magnetic contactor tetap bekerja meski Push Button On sudah dilepas.
Pengunci merupakan kabel bertegangan listrik yg dipasang di terminal NO dalam Magnetic contactor, Tegangan Listrik pengunci dialirkan berdasarkan Terminal Push Button Off.
Prinsip kerja Pengunci dalam Magnetic Contactor
Saat Push Button On ditekan, maka Tegangan Listrik akan mengalir menuju Coil pada Magnetic contactor, serta mengakibatkan Magnetic contactor bekerja.
Saat Magnetic Contactor bekerja, maka semua Terminal NO yang terdapat pada magnetic contactor tersebut akan terhubung.
Karena pada terminal NO juga sudah dipasang kabel yg bertegangan, maka disaat bersamaan, Listrik jua akan mengalir menuju Coil Magnetic Contactor melalui Terminal NO ini.
Kemudian, meski Push Button On telah dilepas, Magnetic Contactor tetap bekerja lantaran Coil tetap menerima Tegangan listrik dari Pengunci yg berasal dari Terminal NO.
Lalu bagaimana cara menetapkan Listrik yg mengalir ke Coil supaya Magnetic contactor berhenti bekerja?
Disinilah fungsi Push Button Off yang bersifat NC (Normally Close), karena pada keadaan belum ditekan, Push Button Off akan mengalirkan Listrik menuju Coil Magnetic contactor, buat menghentikan genre listrik tersebut, kita bisa menekan Push Button Off sehingga rangkaian terputus, dan Magnetic Contactor berhenti bekerja karena Coil tidak mendapatkan Tegangan Listrik lagi.
Dari prinsip dasar Magnetic Contactor, Pengunci, Terminal NO (Normally Open), NC (Normally Close) ini, kita bisa mengembangkannya sebagai berbagai sistem rangkaian Panel Listrik yang lebih bervariasi serta sinkron menggunakan kebutuhan yg diinginkan.
Berbagai Rangkaian Panel lainnya, yg memakai Magnetic contactor, Push Button, NO, NC, Pengunci bisa anda lihat pada:

Semoga berguna!
CARA FLEXI

MENGENAL PRINSIP KERJA MAGNETIC CONTACTOR PUSH BUTTON DAN NO/NC

Penjelasan mengenai Prinsip Kerja Magnetic Contactor (Kontaktor), serta Terminal kontak (Contact Point), Tipe NO (Normally Open) serta NC (Normally Close), serta contoh penggunaannya
Mengenal Prinsip Kerja Magnetic Contactor serta terminal NO/NC
Magnetic Contactor merupakan galat satu dari sekian poly Komponen-komponen yg dipakai pada Panel Listrik.
Baca pula: Mengenal berbagai Komponen Panel Listrik
Magnetic Contactor memiliki fungsi yang seperti misalnya saklar yg biasa kita gunakan pada tempat tinggal buat menyalakan serta memadamkan lampu, Saat lampu menyala, berarti Saklar tadi pada keadaan terhubung serta mengalirkan Listrik menuju Lampu, sebaliknya saat saklar nir terhubung maka lampu akan padam, karena genre listrik nir mengalir.
Magnetic contactor juga memiliki fungsi buat menghubungkan atau memutuskan aliran listrik menurut asal listrik menuju alat-alat listrik lainnya, tetapi prinsip kerjanya tidak selaras dengan Saklar yang kita gunakan di rumah, bila Saklar memerlukan bantuan tangan kita supaya dapat bekerja tetapkan ataupun menghubungkan suatu rangkaian listrik, sedangkan Magnetic Contactor membutuhkan Tegangan Listrik buat bisa bekerja memutuskan atau menghubungkan suatu rangkaian.

Mengenal Prinsip kerja Magnetic Contactor serta NO/NC

Prinsip kerja Magnetic Contactor:
Didalam sebuah Magnetic Contactor masih ada Coil (gulungan) yg dapat menjadi Magnet saat Coil tadi dialiri tegangan, lalu Magnet berdasarkan Coil tadi akan menarik Kutub saklar (Contact Point) yg ada pada Magnetic Contactor tadi, dan akan menggerakkan Kutub yang sebelumnya pada keadaan nir terhubung (terputus) sebagai terhubung, serta kebalikannya kutub yang sebelumnya terhubung sebagai terputus.
Baca pula: Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga Phase [Panduan Lengkap]
Jadi disini bisa kita ambil konklusi dasar, bahwa Magnetic Contactor adalah sebuah Alat Listrik yang memerlukan Tegangan Listrik agar bisa bekerja Memutuskan atau menghubungkan Kutub-kutub didalamnya.
Kutub NO dan NC dalam Magnetic Contactor
Fungsi Magnetic contactor adalah buat menghubungkan atau menetapkan suatu rangkaian Listrik, serta Kutub Saklar (Contact Point) pada sebuah Magnetic Contactor terdapat dua jenis, yaitu:
  • Kutub NO (Normally Open)
  • Kutub NC (Normally Close)

Terminal NO (Normally Open)
NO (Normally Open) merupakan Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini pada keadaan tidak terhubung (Terbuka), lalu waktu Coil dalam magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terhubung (tertutup).
Terminal NC (Normally Close)
NC (Normally Close) merupakan Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini pada keadaan terhubung (Tertutup), lalu ketika Coil dalam magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terputus (terbuka) atau tidak terhubung.
Kutub atau Terminal NO dan NC tidak hanya ada dalam Magnetic Contactor, Kutub atau Terminal NO dan NC bisa pula kita temukan dalam TIMER, RELAY, Thermal Overload Relay, Push Button, Controller, Sensor Electric, dan aneka macam Komponen-komponen listrik lainnya.
Mengenal Fungsi serta Prinsip Kerja Magnetic Contactor serta NO-NC
Percobaan sederhana:
Persiapkan beberapa bahan berikut ini:
  • 1 buah Magnetic Contactor
  • 1 buah MCB
  • Kabel secukupnya
  • 1 butir Pilot Lamp
  • 1 butir Push button On
  • 1 butir Push Button Off

Percobaan pertama, Coba anda buat rangkaian (Seperti gambar diatas).
Pasang kabel pada terminal yg bertuliskan NO (Normally Open) pada Magnetic Contactor, hasilnya saat Magnetic contactor pada keadaan Normal (Belum diberi tegangan listrik) maka lampu nir menyala lantaran terminal yg dipakai berjenis NO (Normally Open) yang ialah Teminal masih terputus jika Magnetic contactor belum bekerja (Belum dialiri listrik).
Kemudian, Coba Alirkan listrik menuju Coil pada Magnetic contactor menggunakan menekan Push Button On, maka Magnetic Contactor akan bekerja, serta membarui terminal NO sebagai Terhubung, serta mengalirkan listrik menuju Pilot Lamp, sehingga lampu pun menyala.
Percobaan Kedua, Coba anda buat rangkaian (Seperti gambar diatas).
Pasang kabel pada terminal yg bertuliskan NC (Normally Close) pada Magnetic Contactor, hasilnya waktu Magnetic contactor pada keadaan Normal (Belum diberi tegangan listrik) maka lampu pribadi menyala karena terminal yang digunakan berjenis NC (Normally Close) yang adalah Teminal sudah pada keadaan terhubung meski Magnetic contactor belum bekerja (Belum dialiri listrik).
Kemudian, Coba Alirkan listrik menuju Coil pada Magnetic contactor menggunakan menekan Push Button On, maka Magnetic Contactor akan bekerja, serta mengganti terminal NC yang sebelumnya terhubung sebagai Terputus, serta aliran listrik ke lampu menjadi terputus, sebagai akibatnya lampu menjadi padam.
Catatan:
Jika anda ingin waktu Magnetic Contactor belum bekerja, lampu padam, lalu waktu Magnetic contactor diberi tegangan maka lampu menyala, maka gunakan terminal NO, Sebaliknya apabila anda menginginkan sebuah lampu menyala meski Magnetic contactor belum bekerja, dan lampu akan padam ketika Magnetic Contactor bekerja (Diberi tegangan), maka gunakan terminal NC.
Contoh prinsip kerja NO, misalnya misalnya Tombol Starter pada sepeda motor, waktu tombol Starter ditekan maka Starter akan menyala, kemudian saat Tombol dilepas maka starter berhenti menyala.
Contoh prinsip kerja NC, misalnya lampu Emergency pada tempat tinggal , ketika listrik menyala maka lampu padam, kemudian saat listrik padam, Lampu emergency tadi akan menyala.
Push Button merupakan keliru satu komponen Panel listrik yg mempunyai fungsi seperti saklar, namun bedanya Push button mempunyai pegas pada dalamnya, serta akan kembali ke posisi semula waktu nir ditekan.
Berbicara tentang Push Button (Tombol), pulang lagi kita menemukan Prinsip Kerja NO serta NC dalam Push button tadi.
Push Button On, merupakan Tombol jenis NO (Normally Open), waktu Push button pada keadaan Normal (tidak ditekan), maka posisi terminal didalamnya dalam keadaan nir terhubung (Terbuka), kebalikannya saat Push Button On pada tekan maka Terminal didalamnya akan terhubung (Tertutup).
Push Button Off, adalah Tombol jenis NC (Normally Close), waktu Push button dalam keadaan Normal (nir ditekan), maka posisi terminal didalamnya dalam keadaan terhubung (Tertutup), kebalikannya saat Push Button Off pada tekan maka Terminal didalamnya akan terputus (Terbuka).
Dari penerangan diatas, timbul pertanyaan mengenai Rangkaian yg kita buat sebelumnya, bila Push Button On ditekan maka Aliran listrik akan mengalir menuju Coil serta Magnetic contactor akan bekerja, selanjutnya saat Push Button dilepas, maka genre listrik menuju coil akan terputus dan mengakibatkan Magnetic Contactor pulang dalam keadaan normal (Tidak bekerja), kemudian pertanyaannya adalah:
Bagaimana caranya agar Magnetic contactor permanen bekerja, meski Push Button On dilepas?, atau Bagaimana Caranya supaya Coil Pada Magnetic contactor permanen menerima Aliran Listrik?

"Pengunci" pada Magnetic Contactor
Oleh karenanya, pada setiap Rangkaian Panel Listrik hal ini biasa disebut menggunakan kata Pengunci, yg berfungsi buat mengalirkan Aliran Listrik menuju Coil pada Magnetic contactor, dan Magnetic contactor tetap bekerja meski Push Button On sudah dilepas.
Pengunci adalah kabel bertegangan listrik yang dipasang di terminal NO pada Magnetic contactor, Tegangan Listrik pengunci dialirkan berdasarkan Terminal Push Button Off.
Prinsip kerja Pengunci dalam Magnetic Contactor
Saat Push Button On ditekan, maka Tegangan Listrik akan mengalir menuju Coil pada Magnetic contactor, serta menyebabkan Magnetic contactor bekerja.
Saat Magnetic Contactor bekerja, maka semua Terminal NO yang terdapat pada magnetic contactor tadi akan terhubung.
Karena pada terminal NO pula sudah dipasang kabel yang bertegangan, maka disaat bersamaan, Listrik juga akan mengalir menuju Coil Magnetic Contactor melalui Terminal NO ini.
Kemudian, meski Push Button On sudah dilepas, Magnetic Contactor permanen bekerja karena Coil permanen mendapatkan Tegangan listrik berdasarkan Pengunci yang berasal dari Terminal NO.
Lalu bagaimana cara tetapkan Listrik yg mengalir ke Coil agar Magnetic contactor berhenti bekerja?
Disinilah fungsi Push Button Off yang bersifat NC (Normally Close), karena pada keadaan belum ditekan, Push Button Off akan mengalirkan Listrik menuju Coil Magnetic contactor, untuk menghentikan genre listrik tadi, kita bisa menekan Push Button Off sebagai akibatnya rangkaian terputus, serta Magnetic Contactor berhenti bekerja karena Coil tidak menerima Tegangan Listrik lagi.
Dari prinsip dasar Magnetic Contactor, Pengunci, Terminal NO (Normally Open), NC (Normally Close) ini, kita dapat mengembangkannya sebagai aneka macam sistem rangkaian Panel Listrik yg lebih bervariasi dan sinkron dengan kebutuhan yang diinginkan.
Berbagai Rangkaian Panel lainnya, yang memakai Magnetic contactor, Push Button, NO, NC, Pengunci bisa anda lihat pada:

Semoga berguna!
CARA FLEXI

AMPERE METER CT CURRENT TRANSFORMER DAN PERHITUNGANNYA

Mengenal Prinsip kerja Ampere Meter serta CT (Current Transformer), dan perhitungannya
Ampere Meter merupakan indera buat mengukur Arus listrik yg mengalir pada suatu rangkaian listrik tertutup, dan CT adalah suatu indera yg dipakai buat menerima induksi magnet dari suatu penghantar saat dialiri arus listrik, dan mengubahnya sebagai nilai arus listrik yg lebih kecil sinkron dengan perbandingan Ratio CT tersebut.
Ampere merupakan satuan buat menyatakan besaran Arus listrik, serta besarnya arus listrik yg mengalir pada suatu rangkaian listrik bisa diukur menggunakan memakai alau ukur arus listrik yg biasa disebut dengan Ampere meter.
Pada sebuah Panel Listrik, masih ada berbagai komponen-komponen, baik itu komponen utama, Kendali (Control), dan instrumen alat ukur, dan  Ampere Meter merupakan keliru satu instrumen indera ukur yang seringkali digunakan dalam sebuah Panel listrik.
Baca juga: Mengenal Komponen-komponen pada Panel listrik

Ampere Meter, CT (Current Transformer), Rasio serta Cara perhitungannya


Ampere Meter
Ampere meter digunakan buat mengukur seberapa besar Arus listrik (pada satuan Ampere) yg mengalir dalam suatu rangkaian listrik tertutup, dan umumnya Alat ukur ini dipasang dan dihubungkan secara seri dalam suatu rangkaian listrik.
Prinsip kerja Ampere Meter
Ampere meter bekerja menurut gaya induksi magnetik yang dihasilkan pada kumparan didalamnya, ketika arus listrik mengalir serta melewati kumparan tadi maka akan membentuk induksi magnetik, lalu gaya magnet yg dihasilkan akan dipakai buat menggerakkan Jarum ukur sinkron dengan besaran Arus yang mengalir.
Pemasangan Ampere Meter buat nilai mengukur akbar Arus (Ampere) yg mengalir dihubungan secara seri pada pada rangkaian listrik yg akan diukur, namun bila Arus yang diukur mempunyai nilai yang cukup akbar maka umumnya Ampere meter akan membutuhkan CT (Current Transformer) buat mengkonversikan hasil pengukuran Arus listrik yg akbar menjadi lebih kecil, buat lalu dikonversi kembali menjadi nilai arus listrik sebenarnya.
Mengingat semakin akbar Arus listrik yg akan diukur, maka semakin akbar juga Ampere Meter yg diperlukan sebagai indera ukur, maka dipakai CT (Current Transformer) buat mengukur nilai Arus listrik yg besar , namun dikonversi sebagai lebih kecil sebelum dialirkan ke Ampere Meter.

CT (Current Transformer)
CT (Current Transformer) merupakan salah satu jenis Trafo yg memiliki dua jenis gulungan didalamnya, yakni Gulungan Primer berupa susunan lempengan plat yang berlapis-lapis buat menerima induksi magnetik menurut Arus listrik sebenarnya, serta Gulungan Sekunder buat menerima induksi magnetik yang dihasilkan sang Gulungan Primer dan mengubahnya sebagai nilai Arus listrik (Ampere) yang lebih mini sesuai dengan ratio (Perbandingan) gulungan dalam CT tersebut.
Perhitungan Rasio CT serta Arus listrik yg diukurnya
Pada sebuah Ampere meter yg memakai CT (Current Transformer) buat melakukan pengukuran Arus listrik, masih ada nilai Ratio (perbandingan), dan nilai Rasio CT dan Ampere meter yang banyak dipakai adalah .../5A.
Apa yg dimaksud dengan rasio .../5A?
Nilai Rasio .../5A pada sebuah CT (Current Transformer) dan Ampere Meter ini mempunyai pengertian, menjadi berikut:
  • ... merupakan nilai aporisma kemampuan pengukuran Arus pada sebuah Ampere meter atau CT.
  • /5A merupakan nilai Arus maksimal yang diterima Ampere meter atau yg didapatkan CT adalah sebesar 5Ampere, pada saat Nilai arus maksimal terukur.

Sebagai model:
Pada sebuah Panel listrik, menggunakan Ampere Meter dengan nilai 100/5A, dan CT yang terpasang pula memiliki nilai 100/5A.
Kemudian waktu arus listrik dalam rangkaian panel listrik tersebut mengalir sebesar 100Ampere, maka CT akan menangkap induksi berdasarkan rangkaian listrik tersebut sebanyak 100 Ampere dalam Gulungan Primer, kemudian Gulungan Sekunder menurunkan Nilai arus listrik menjadi 5A, dan mengirimkan arus listrik sebanyak 5Ampere tersebut ke Ampere Meter, serta selanjutnya Alat ukur ampere meter akan mengkonversi lagi arus listrik 5 Ampere yang diterimanya, menjadi 100Ampere sesuai dengan hasil pengukuran sebenarnya.
100/5A adalah "Setiap arus listrik terukur sebesar 100Ampere, maka dikonversi sebagai 5Ampere"
Lalu, ketika arus listrik yg mengalir merupakan sebesar 80 Ampere, maka CT akan mengubah nilai 80 Ampere tersebut menjadi: 4 ampere, dengan perhitungan, sebagai berikut:
  • 80Ampere : (100/5A)
  • 80 Ampere : 20 = 4 Ampere.

Jika Nilai Arus yg sebenarnya adalah sebesar 80Ampere, maka CT 100/lima akan mengkonversinya menjadi 4 Ampere, dan lalu nilai arus listrik tadi dialirkan menuju Ampere Meter buat dikonversi kembali buat ditampilkan sebagai nilai arus sebenarnya yaitu 80 Ampere.

Lalu bagaimana perhitungan buat CT 1000/5A?
Sebuah CT dengan rasio 1000/5A, ini berarti nilai konversinya adalah sebesar 1000 dibagi 5 sama dengan 200.
Jadi setiap arus listrik yg mengalir sebesar 200 Ampere, maka CT akan mengubahnya sebagai nilai arus sebanyak 1 A, begitu pula jika arus listrik yg mengalir sebesar 400 Ampere maka CT akan mengubahnya menjadi dua Ampere.
Rumus perhitungannya:
Besar Arus listrik dibagi rasio (.../5A)
  • Jika CT yang dipakai tertulis 1000/lima, berarti nilai konversinya merupakan 200 (Setiap arus listrik yang diukur sebanyak 200Ampere, maka CT akan menghasilkan arus listrik sebanyak 1Ampere)
  • Jika CT yang dipakai tertulis 4000/5, berarti nilai konversinya merupakan 800 (Setiap arus listrik yang diukur sebanyak 800Ampere, maka CT akan membentuk arus listrik sebesar 1Ampere)

Begitu juga menggunakan Prinsip kerja CT, yg terpasang pada sebuah KWH meter tiga fasa, buat melakukan perhitungan pemakaian daya listrik (KWH), Hasil pengukuran yang ditunjukkan KWH meter harus dikalikan lagi menggunakan rasio CT yang digunakan.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGENAL 6 KOMPONEN ELEKTRONIKA SERTA PENJELASANNYA

Terdapat beraneka ragam Komponen-komponen Elektronika, antara lain terdapat 6 Komponen Elektronika dasar, yang perlu diketahui.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu mengenal berbagai jenis Alat-indera Elektronik, misalnya Televisi, DVD, Digital Receiver, Amplifier, dan sebagainya.
Alat-alat Elektronik ini dibuat menurut prinsip Elektronika, yang terdiri menurut berbagai jenis komponen-komponen Elektronika didalamnya, yg mempunyai fungsi dan fungsinya masing-masing.
Terdapat Banyak sekali jenis-jenis Komponen Elektronika, dan masing-masing Komponen Elektronika tadi memiliki kegunaan dan fungsi yg berbeda-beda.
Bagi kita yg masih termin pemula, dan ingin mulai mengenal tentang Ilmu Elektronika dan komponen-komponennya, terdapat beberapa Komponen dasar pada Elektronika yang wajib kita ketahui terlebih dahulu, sebelum lebih mendalami ilmu elektronik.
Apa saja Komponen-komponen dasar dalam Elektronika serta apa saja kegunaan berdasarkan Komponen-komponen Elektronika tersebut?, dapat kita lihat daftarnya dibawah ini.
  • Resistor
  • Kapasitor (ELCO)
  • DIODA
  • Transistor
  • Induktor
  • IC (Integrated Circuit)

Mengenal 6 Jenis Komponen Elektronik


1. Resistor

Resistor atau disebut pula Tahanan (Hambatan), adalah Komponen Elektronika yang berfungsi buat Mengganggu Arus listrik yang mengalir pada suatu Rangkaian, besaran hambatan (Tahanan) yg dimiliki Resistor dikenal menggunakan istilah Resistansi, pada satuan Ohm (Ω).
Terdapat beragam nilai besaran Ohm (Ω) dalam sebuah Resistor, seperti contohnya Resistor 10Ω, 25Ω, 50Ω, 100Ω, 1000Ω (1KΩ), 2KΩ, serta poly lainnya, dan Resistor ini termasuk pada jenis Komponen Elektronika Pasif.
Selain aneka macam berukuran Ohm pada sebuah Resistor, masih ada juga aneka macam Resistor yg mempunyai ukuran, bentuk, serta model yg berbeda-beda sesuai dengan jenis-jenisnya.
Beberapa Jenis Resistor:
Resistor menggunakan Nilai tahanan tetap
Resistor jenis ini mempunyai nilai tahanan yang telah permanen, misalnya misalnya Resistor 100Ω, berarti Resistor ini memiliki nilai tahanan permanen 100Ω.
Resistor dengan Nilai tahanan bisa diatur (Variable)
Resistor jenis ini memiliki nilai tahanan yang bervariasi, serta memiliki rentang nilai yang dapat diubahsuaikan sesuai kebutuhan, Resistor jenis ini biasa diklaim menggunakan Variable Resistor atau Potensio.
Seperti misalnya Potensio 0Ω - 5KΩ, berarti Resistor jenis ini dapat diatur nilai tahanannya mulai 0Ω sampai dengan 5000Ω (5KΩ)
Resistor dengan sensor cahaya (LDR)
Resistor menggunakan sensor cahaya, atau diklaim menggunakan LDR (Light Dependent Resistor), biasa dipakai buat Lampu otomatis menyala dimalam hari (Cahaya Gelap), serta padam saat Cahaya mulai Terang.
Resistor ini memiliki nilai Tahanan yg akan berubah sinkron menggunakan intensitas cahaya yag diterimanya.
Resistor menggunakan sensor suhu (Thermistor)
Resistor jenis ini biasa juga dianggap menggunakan Thermistor, biasa dipakai buat pengaman Motor listrik, waktu suhu Motor listrik melebihi batas normal, maka Nilai Tahanan Thermistor akan semakin besar , serta menyebabkan Rangkaian listrik menuju panel Kontrol motor listrik terputus.
Selain itu Thermistor pula poly dipakai pada Alat listrik dirumah, misalnya dalam AC, Rice cooker, Pemasak Air listrik, dan sebagainya.
Resistor dengan sensor Tegangan (Varistor)
Resistor jenis ini biasa disebut dengan VDR (Voltage Dependent Resistor), atau tak jarang disebut pula menggunakan Varistor, Nilai Hambatan Resistor ini dapat berubah sesuai menggunakan besar Tegangan yg dialiri, Semakin tinggi tegangan maka semakin rendah nilai Hambatannya.
2. Kapasitor

Kapasitor biasa juga diklaim dengan Kondensator, atau ELCO (Elektrolit Condensator), serta merupakan Komponen Elektronika yang bisa menyimpan Energi atau muatan Listrik, dalam beberapa waktu.
Baca jua: Cara mengukur Kapasitor
Kapasitor mempunyai satuan Farad (F), Satuan Farad ini diambil berdasarkan nama Michael Faraday, yg pertama kali menemukan Kapasitor.
Terdapat berbagai nilai kapasitor, misalnya Kapasitor 16 mikro Farad (16µF), 30µF, 100µF, 1000µF, dan aneka macam ukuran kapasitor lainnya.
1 F = 1.000.000 µF
1 µF = 0,000001F
Kapasitor poly digunakan dalam berbagai alat listrik pada rumah, misalnya pada Pompa air, AC, Mesin cuci, Lampu, Amplifier, Kipas Angin, dan sebagainya.
Beberapa Jenis Kapasitor:
Kapasitor Tetap Non-Polaritas
Kapasitor jenis ini diklaim pula menggunakan Kapasitor biasa, pemasangannya lebih gampang lantaran nir memerlukan Polaritas (Tidak ada Positif atau Negatif), dan memiliki nilai Farad yg sudah Tetap.
Kapasitor Tetap Polaritas
Kapasitas jenis ini biasa diklaim menggunakan ELCO (Electrolit Condensator), mempunyai nilai Farad yg permanen, serta memerlukan Polaritas sehingga pemasangannya wajib diperhatikan posisi Positif maupun Negatifnya, tidak boleh terbalik.
Variable Kapasitor
Kapasitor jenis ini mempunyai rentang nilai (Range) Farad yg bervariasi (Variable), sehingga lebih memudahkan kita buat memilih Nilai Farad sinkron menggunakan kebutuhan, seperti contohnya Variable Capasitor 100pF - 250pF, ini berarti nilai Kapasitor bisa diatur mulai 100pF sampai 250pF.
  • pF = piko Farad
  • 1Farad= 1.000.000.000.000 piko Farad

3. Dioda

Dioda (Diode) diklaim jua Semi Konduktor, yaitu komponen Elektronik yang mempunyai 2 jenis Elektroda yakni Anoda dan Katoda, Dioda bisa menghantarkan arus listrik pada satu arah, dan dalam arah kebalikannya Dioda menjadi kendala.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda mampu kita temukan dalam suatu rangkaian Elektronik sederhana, misalnya misalnya Adaptor yang menggunakan Dioda buat menyearahkan Arus (AC sebagai DC), selain itu jenis Dioda lainnya dapat dipakai sebagai Pengaman rangkaian, Saklar (Switching), Sensor, Control, dan sebagainya.
Baca jua: Cara Mengukur Dioda
Beberapa jenis Dioda
Selain jenis Dioda penyearah, terdapat banyak sekali jenis Dioda lainnya yang generik dipakai, misalnya:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

4. Transistor

Transistor termasuk bahan Semi Konduktor serta dari berdasarkan 2 kata, yaitu Transfer (pemindah) serta Resistor (Hambatan), serta Transistor merupakan Komponen Elektronika yg dapat mengalirkan arus serta menghambat pada suatu keadaan tertentu.
Transistor memiliki tiga kaki (terminal), yaitu:
  • B (Basis/Base)
  • E (Emittor)
  • C (Collector)

Transistor merupakan komponen Elektronika yang sangat krusial serta memiliki banyak sekali fungsi, diantaranya:
  • Sebagai penyearah (Rectifier)
  • Saklar (Switching)
  • Penguat arus (Amplifier)
  • Penstabil tegangan (Stabilizer)
  • Penyeimbang Arus
  • Modulasi sinyal
  • Penguat frekuensi
  • dan aneka macam fungsi Transistor lainnya.

Ada 2 jenis Transistor yang umum dipakai, yaitu:
  • Transistor NPN
Transistor jenis N-P-N disebut jua Transistor Positif, dan dapat mengalirkan arus listrik bila terminal B (Basis) diberi tegangan Positif.
  • Transistor PNP
Transistor jenis P-N-P disebut pula Transistor Negatif, serta dapat mengalirkan arus listrik jika terminal B (Basis) diberi tegangan Negatif.
5. Induktor

Induktor (Inductor) adalah suatu belitan (kumparan) kawat penghantar, buat menghasilkan beban Induktif dalam suatu rangkaian, serta Induktor ini mempunyai Nilai Induktansi dalam satuan Henry (H).
Induktor merupakan Komponen Elektronika yg mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
  • Penyimpan energi
  • Pengatur Frekuensi
  • Penyaring (Filter)
  • Penyambung (Couple)
Induktor terdapat yang mempunyai nilai Induktansi tetap, serta ada yang Variable.
6. IC (Integrated Circuit)

IC adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari Gabungan beberapa komponen lain pada dalamnya seperti Transistor, Resistor, serta komponen lainnya, serta Terintegrasi satu menggunakan lainnya.
IC adalah solusi buat menggabungkan berbagai komponen Elektronika dalam satu Komponen menggunakan ukuran yg lebih kecil, dan mempunyai aneka macam fungsi yang lebih kompleks.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

AMPERE METER CT CURRENT TRANSFORMER DAN PERHITUNGANNYA

Mengenal Prinsip kerja Ampere Meter dan CT (Current Transformer), serta perhitungannya
Ampere Meter adalah indera buat mengukur Arus listrik yg mengalir dalam suatu rangkaian listrik tertutup, dan CT merupakan suatu indera yg digunakan untuk menerima induksi magnet berdasarkan suatu penghantar waktu dialiri arus listrik, dan mengubahnya menjadi nilai arus listrik yg lebih kecil sesuai menggunakan perbandingan Ratio CT tersebut.
Ampere merupakan satuan untuk menyatakan besaran Arus listrik, serta besarnya arus listrik yg mengalir dalam suatu rangkaian listrik bisa diukur dengan memakai alau ukur arus listrik yang biasa disebut dengan Ampere meter.
Pada sebuah Panel Listrik, terdapat banyak sekali komponen-komponen, baik itu komponen utama, Kendali (Control), serta instrumen indera ukur, serta  Ampere Meter merupakan keliru satu instrumen indera ukur yg seringkali digunakan dalam sebuah Panel listrik.
Baca pula: Mengenal Komponen-komponen pada Panel listrik

Ampere Meter, CT (Current Transformer), Rasio dan Cara perhitungannya


Ampere Meter
Ampere meter dipakai buat mengukur seberapa akbar Arus listrik (pada satuan Ampere) yang mengalir pada suatu rangkaian listrik tertutup, dan umumnya Alat ukur ini dipasang serta dihubungkan secara seri dalam suatu rangkaian listrik.
Prinsip kerja Ampere Meter
Ampere meter bekerja menurut gaya induksi magnetik yang dihasilkan pada kumparan didalamnya, ketika arus listrik mengalir dan melewati kumparan tersebut maka akan membuat induksi magnetik, kemudian gaya magnet yg didapatkan akan dipakai buat menggerakkan Jarum ukur sesuai menggunakan besaran Arus yg mengalir.
Pemasangan Ampere Meter buat nilai mengukur akbar Arus (Ampere) yg mengalir dihubungan secara seri pada pada rangkaian listrik yg akan diukur, namun apabila Arus yang diukur memiliki nilai yang cukup akbar maka umumnya Ampere meter akan membutuhkan CT (Current Transformer) buat mengkonversikan output pengukuran Arus listrik yang akbar sebagai lebih kecil, buat lalu dikonversi kembali sebagai nilai arus listrik sebenarnya.
Mengingat semakin akbar Arus listrik yang akan diukur, maka semakin besar jua Ampere Meter yg dibutuhkan menjadi alat ukur, maka digunakan CT (Current Transformer) buat mengukur nilai Arus listrik yg akbar, tetapi dikonversi sebagai lebih mini sebelum dialirkan ke Ampere Meter.

CT (Current Transformer)
CT (Current Transformer) merupakan galat satu jenis Trafo yang mempunyai dua jenis gulungan didalamnya, yakni Gulungan Primer berupa susunan lempengan plat yang berlapis-lapis buat mendapat induksi magnetik menurut Arus listrik sebenarnya, dan Gulungan Sekunder buat menerima induksi magnetik yang dihasilkan sang Gulungan Primer dan mengubahnya sebagai nilai Arus listrik (Ampere) yg lebih mini sesuai menggunakan ratio (Perbandingan) gulungan pada CT tadi.
Perhitungan Rasio CT serta Arus listrik yg diukurnya
Pada sebuah Ampere meter yg menggunakan CT (Current Transformer) buat melakukan pengukuran Arus listrik, terdapat nilai Ratio (perbandingan), serta nilai Rasio CT dan Ampere meter yang poly dipakai adalah .../5A.
Apa yg dimaksud dengan rasio .../5A?
Nilai Rasio .../5A pada sebuah CT (Current Transformer) serta Ampere Meter ini mempunyai pengertian, sebagai berikut:
  • ... adalah nilai aporisma kemampuan pengukuran Arus dalam sebuah Ampere meter atau CT.
  • /5A merupakan nilai Arus maksimal yang diterima Ampere meter atau yg dihasilkan CT merupakan sebesar 5Ampere, pada waktu Nilai arus aporisma terukur.

Sebagai model:
Pada sebuah Panel listrik, memakai Ampere Meter menggunakan nilai 100/5A, dan CT yg terpasang jua mempunyai nilai 100/5A.
Kemudian waktu arus listrik dalam rangkaian panel listrik tersebut mengalir sebesar 100Ampere, maka CT akan menangkap induksi berdasarkan rangkaian listrik tersebut sebanyak 100 Ampere dalam Gulungan Primer, lalu Gulungan Sekunder menurunkan Nilai arus listrik menjadi 5A, serta mengirimkan arus listrik sebanyak 5Ampere tadi ke Ampere Meter, serta selanjutnya Alat ukur ampere meter akan mengkonversi lagi arus listrik 5 Ampere yang diterimanya, sebagai 100Ampere sesuai menggunakan output pengukuran sebenarnya.
100/5A adalah "Setiap arus listrik terukur sebanyak 100Ampere, maka dikonversi sebagai 5Ampere"
Lalu, saat arus listrik yang mengalir merupakan sebesar 80 Ampere, maka CT akan membarui nilai 80 Ampere tadi sebagai: 4 ampere, dengan perhitungan, menjadi berikut:
  • 80Ampere : (100/5A)
  • 80 Ampere : 20 = 4 Ampere.

Jika Nilai Arus yg sebenarnya adalah sebanyak 80Ampere, maka CT 100/lima akan mengkonversinya sebagai 4 Ampere, serta lalu nilai arus listrik tersebut dialirkan menuju Ampere Meter buat dikonversi balik buat ditampilkan sebagai nilai arus sebenarnya yaitu 80 Ampere.

Lalu bagaimana perhitungan buat CT 1000/5A?
Sebuah CT dengan rasio 1000/5A, ini berarti nilai konversinya adalah sebanyak 1000 dibagi 5 sama menggunakan 200.
Jadi setiap arus listrik yg mengalir sebesar 200 Ampere, maka CT akan mengubahnya menjadi nilai arus sebanyak 1 A, begitu juga apabila arus listrik yg mengalir sebanyak 400 Ampere maka CT akan mengubahnya sebagai 2 Ampere.
Rumus perhitungannya:
Besar Arus listrik dibagi rasio (.../5A)
  • Jika CT yg dipakai tertulis 1000/lima, berarti nilai konversinya merupakan 200 (Setiap arus listrik yang diukur sebesar 200Ampere, maka CT akan membuat arus listrik sebesar 1Ampere)
  • Jika CT yg dipakai tertulis 4000/5, berarti nilai konversinya adalah 800 (Setiap arus listrik yg diukur sebanyak 800Ampere, maka CT akan membuat arus listrik sebanyak 1Ampere)

Begitu juga menggunakan Prinsip kerja CT, yg terpasang dalam sebuah KWH meter 3 fasa, buat melakukan perhitungan pemakaian daya listrik (KWH), Hasil pengukuran yg ditunjukkan KWH meter harus dikalikan lagi menggunakan rasio CT yang dipakai.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGENAL 6 KOMPONEN ELEKTRONIKA SERTA PENJELASANNYA

Terdapat beraneka ragam Komponen-komponen Elektronika, diantaranya masih ada 6 Komponen Elektronika dasar, yang perlu diketahui.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu mengenal aneka macam jenis Alat-indera Elektronik, seperti Televisi, DVD, Digital Receiver, Amplifier, serta sebagainya.
Alat-alat Elektronik ini dibentuk berdasarkan prinsip Elektronika, yang terdiri dari aneka macam jenis komponen-komponen Elektronika didalamnya, yg mempunyai fungsi dan manfaatnya masing-masing.
Terdapat Banyak sekali jenis-jenis Komponen Elektronika, dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut mempunyai kegunaan serta fungsi yg bhineka.
Bagi kita yang masih tahap pemula, serta ingin mulai mengenal mengenai Ilmu Elektronika dan komponen-komponennya, terdapat beberapa Komponen dasar pada Elektronika yg wajib kita ketahui terlebih dahulu, sebelum lebih mendalami ilmu elektronik.
Apa saja Komponen-komponen dasar dalam Elektronika serta apa saja kegunaan menurut Komponen-komponen Elektronika tersebut?, bisa kita lihat daftarnya dibawah ini.
  • Resistor
  • Kapasitor (ELCO)
  • DIODA
  • Transistor
  • Induktor
  • IC (Integrated Circuit)

Mengenal 6 Jenis Komponen Elektronik


1. Resistor

Resistor atau diklaim jua Tahanan (Hambatan), merupakan Komponen Elektronika yang berfungsi buat Mengganggu Arus listrik yg mengalir pada suatu Rangkaian, besaran kendala (Tahanan) yang dimiliki Resistor dikenal menggunakan kata Resistansi, dalam satuan Ohm (Ω).
Terdapat beragam nilai besaran Ohm (Ω) dalam sebuah Resistor, misalnya contohnya Resistor 10Ω, 25Ω, 50Ω, 100Ω, 1000Ω (1KΩ), 2KΩ, serta poly lainnya, serta Resistor ini termasuk pada jenis Komponen Elektronika Pasif.
Selain berbagai berukuran Ohm pada sebuah Resistor, terdapat jua berbagai Resistor yang mempunyai berukuran, bentuk, serta contoh yg berbeda-beda sinkron dengan jenis-jenisnya.
Beberapa Jenis Resistor:
Resistor menggunakan Nilai tahanan tetap
Resistor jenis ini mempunyai nilai tahanan yang sudah permanen, misalnya contohnya Resistor 100Ω, berarti Resistor ini mempunyai nilai tahanan permanen 100Ω.
Resistor dengan Nilai tahanan bisa diatur (Variable)
Resistor jenis ini mempunyai nilai tahanan yg bervariasi, serta mempunyai rentang nilai yg dapat disesuaikan sesuai kebutuhan, Resistor jenis ini biasa diklaim menggunakan Variable Resistor atau Potensio.
Seperti misalnya Potensio 0Ω - 5KΩ, berarti Resistor jenis ini dapat diatur nilai tahanannya mulai 0Ω sampai dengan 5000Ω (5KΩ)
Resistor menggunakan sensor cahaya (LDR)
Resistor menggunakan sensor cahaya, atau diklaim menggunakan LDR (Light Dependent Resistor), biasa digunakan buat Lampu otomatis menyala dimalam hari (Cahaya Gelap), dan padam saat Cahaya mulai Terang.
Resistor ini memiliki nilai Tahanan yang akan berubah sesuai menggunakan intensitas cahaya yag diterimanya.
Resistor dengan sensor suhu (Thermistor)
Resistor jenis ini biasa juga disebut menggunakan Thermistor, biasa digunakan untuk pengaman Motor listrik, ketika suhu Motor listrik melebihi batas normal, maka Nilai Tahanan Thermistor akan semakin besar , serta menyebabkan Rangkaian listrik menuju panel Kontrol motor listrik terputus.
Selain itu Thermistor juga poly digunakan dalam Alat listrik dirumah, misalnya dalam AC, Rice cooker, Pemasak Air listrik, dan sebagainya.
Resistor menggunakan sensor Tegangan (Varistor)
Resistor jenis ini biasa disebut dengan VDR (Voltage Dependent Resistor), atau acapkali disebut pula dengan Varistor, Nilai Hambatan Resistor ini dapat berubah sinkron menggunakan besar Tegangan yg dialiri, Semakin tinggi tegangan maka semakin rendah nilai Hambatannya.
2. Kapasitor

Kapasitor biasa juga diklaim dengan Kondensator, atau ELCO (Elektrolit Condensator), dan merupakan Komponen Elektronika yang dapat menyimpan Energi atau muatan Listrik, pada beberapa ketika.
Baca juga: Cara mengukur Kapasitor
Kapasitor mempunyai satuan Farad (F), Satuan Farad ini diambil berdasarkan nama Michael Faraday, yg pertama kali menemukan Kapasitor.
Terdapat berbagai nilai kapasitor, seperti Kapasitor 16 mikro Farad (16µF), 30µF, 100µF, 1000µF, serta berbagai ukuran kapasitor lainnya.
1 F = 1.000.000 µF
1 µF = 0,000001F
Kapasitor poly dipakai pada banyak sekali indera listrik pada tempat tinggal , seperti pada Pompa air, AC, Mesin cuci, Lampu, Amplifier, Kipas Angin, dan sebagainya.
Beberapa Jenis Kapasitor:
Kapasitor Tetap Non-Polaritas
Kapasitor jenis ini disebut pula menggunakan Kapasitor biasa, pemasangannya lebih mudah lantaran nir memerlukan Polaritas (Tidak ada Positif atau Negatif), dan memiliki nilai Farad yang sudah Tetap.
Kapasitor Tetap Polaritas
Kapasitas jenis ini biasa dianggap dengan ELCO (Electrolit Condensator), memiliki nilai Farad yg tetap, dan memerlukan Polaritas sehingga pemasangannya wajib diperhatikan posisi Positif juga Negatifnya, nir boleh terbalik.
Variable Kapasitor
Kapasitor jenis ini mempunyai rentang nilai (Range) Farad yang bervariasi (Variable), sebagai akibatnya lebih memudahkan kita buat memilih Nilai Farad sinkron menggunakan kebutuhan, seperti misalnya Variable Capasitor 100pF - 250pF, ini berarti nilai Kapasitor bisa diatur mulai 100pF sampai 250pF.
  • pF = piko Farad
  • 1Farad= 1.000.000.000.000 piko Farad

3. Dioda

Dioda (Diode) dianggap juga Semi Konduktor, yaitu komponen Elektronik yg mempunyai 2 jenis Elektroda yakni Anoda dan Katoda, Dioda dapat menghantarkan arus listrik dalam satu arah, dan dalam arah sebaliknya Dioda menjadi kendala.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda sanggup kita temukan dalam suatu rangkaian Elektronik sederhana, misalnya contohnya Adaptor yang menggunakan Dioda buat menyearahkan Arus (AC menjadi DC), selain itu jenis Dioda lainnya dapat dipakai menjadi Pengaman rangkaian, Saklar (Switching), Sensor, Control, serta sebagainya.
Baca juga: Cara Mengukur Dioda
Beberapa jenis Dioda
Selain jenis Dioda penyearah, masih ada aneka macam jenis Dioda lainnya yang generik dipakai, seperti:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

4. Transistor

Transistor termasuk bahan Semi Konduktor serta asal dari dua kata, yaitu Transfer (pemindah) serta Resistor (Hambatan), serta Transistor adalah Komponen Elektronika yang bisa mengalirkan arus serta merusak pada suatu keadaan eksklusif.
Transistor memiliki tiga kaki (terminal), yaitu:
  • B (Basis/Base)
  • E (Emittor)
  • C (Collector)

Transistor merupakan komponen Elektronika yang sangat krusial serta mempunyai banyak sekali fungsi, antara lain:
  • Sebagai penyearah (Rectifier)
  • Saklar (Switching)
  • Penguat arus (Amplifier)
  • Penstabil tegangan (Stabilizer)
  • Penyeimbang Arus
  • Modulasi sinyal
  • Penguat frekuensi
  • dan berbagai fungsi Transistor lainnya.

Ada 2 jenis Transistor yang umum dipakai, yaitu:
  • Transistor NPN
Transistor jenis N-P-N diklaim jua Transistor Positif, dan bisa mengalirkan arus listrik apabila terminal B (Basis) diberi tegangan Positif.
  • Transistor PNP
Transistor jenis P-N-P dianggap pula Transistor Negatif, serta dapat mengalirkan arus listrik apabila terminal B (Basis) diberi tegangan Negatif.
5. Induktor

Induktor (Inductor) adalah suatu belitan (kumparan) dawai penghantar, buat menghasilkan beban Induktif pada suatu rangkaian, serta Induktor ini memiliki Nilai Induktansi dalam satuan Henry (H).
Induktor merupakan Komponen Elektronika yg mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
  • Penyimpan energi
  • Pengatur Frekuensi
  • Penyaring (Filter)
  • Penyambung (Couple)
Induktor terdapat yg mempunyai nilai Induktansi permanen, serta terdapat yg Variable.
6. IC (Integrated Circuit)

IC adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari Gabungan beberapa komponen lain di dalamnya seperti Transistor, Resistor, serta komponen lainnya, serta Terintegrasi satu menggunakan lainnya.
IC adalah solusi buat menggabungkan banyak sekali komponen Elektronika pada satu Komponen dengan ukuran yang lebih kecil, serta mempunyai banyak sekali fungsi yg lebih kompleks.
Semoga berguna!
CARA FLEXI