CARA MEMBACA NAME PLATE MOTOR LISTRIK BERIKUT PENJELASANNYA

Bagaimana cara membaca warta yang ada pada Name Plate sebuah Motor Listrik, berikut penjelasannya!
Kita dapat menjumpai aneka macam jenis, Tipe, Model dan Ukuran Motor Listrik (Electromotor), serta tentunya ini diadaptasi menggunakan kebutuhan konsumen yg juga beraneka ragam.
Motor Listrik (Electro motor), dapat kita jumpai baik dalam penggunaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya contohnya Kipas Angin, Pompa air, Blender, Mixer, dan lain sebagainya, Selain itu penggunaan Motor Listrik pada skala akbar pada bidang industri. Di bidang industri Motor listrik sebagai penggerak beroperasinya suatu Pabrik/Industri, Berbagai contoh penggunaan Motor listrik pada dunia industri seperti Penggerak Blower, Conveyor, Elevator, Agitator, Stirrer, Pompa, dan lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Jenis-jenis Motor Listrik juga sangat beraneka ragam, berdasarkan mulai berukuran yang paling kecil hingga menggunakan yg paling akbar, tidak hanya berukuran, Motor listrik pula berbeda beda berdasarkan penggunaan dayanya, Kebutuhan tegangannya, Kecepatan putarannya, Ketahanannya, Pemasangannya, Frekuensi listrik yg digunakan, Faktor dayanya, serta lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Penjelasan mengenai spesifikasi lengkap sebuah Motor Listrik (Electromotor), bisa kita temukan dalam Name-Plate yang melekat dalam Motorlistrik tadi.
Setiap Motor Listrik yg diproduksi dari Pabrikannya Masing-masing, tentunya dilengkapi dengan keterangan lengkap mengenai Motor Listrik tersebut, yang secara detail dituliskan pada Name Plate Motor listrik tadi.
Lalu Apa-apa saja data yang tertera dalam Name Plate Motor listrik tersebut?
Dan Bagaimana cara membaca Name Plate, bersama penjelasan dari data yg terdapat dalam Name Plate Motor Listrik?
cara membaca name plate pada motorl listrik

Cara Membaca Name Plate Motor Listrik, beserta penjelasannya


Gambar diatas merupakan salah satu contoh bentuk Name plate dan susunan data di dalamnya, meski ada aneka macam jenis name plate dan susunan data yg terlampir didalamnya, tetapi keliru satu contoh diatas bisa menjadi gambaran secara umum mengenai fakta yang terdapat dalam sebuah name plate motor listrik serta akan kita jabarkan satu persatu tentang data pada name plate tadi serta cara membacanya.
3-PHASE INDUCTION MOTOR
Data pertama yang berada pada bagian atas Name Plate menyebutkan bahwa motor listrik tadi jenis motor induksi dan memakai listrik tiga Phase.
CODE
Data pada name plate yang kedua, yakni CODE, ini menunjukkan tipe/model menurut motor listrik tadi.
4 POLE
Data selanjutnya tertulis 4 POLE, ini menampakan bahwa motor listrik memiliki gulungan menggunakan sistem kerja 4 Kutub.
15 HP
Keterangan selanjutnya yg selalu terdapat dalam Name Plate merupakan berukuran konsumsi daya motor listrik tadi, tertulis dalam contoh diatas yaitu 15 HP, ini memperlihatkan bahwa daya motor listrik tadi merupakan 15 HP.
11 KW
Selanjutnya tertulis 11 KW, ini menunjukkan bahwa daya Motor listrik tadi merupakan sebesar 11 KW, data ini kegunaannya sama menggunakan data sebelumnya yakni 15 HP = 11 KW, hanya berbeda satuan dayanya.
50 HZ
Data yg tertulis pada name plate selanjutnya merupakan 50 HZ, ini menerangkan besaran Frekuensi yg dipakai buat motor listrik tersebut merupakan 50 Hertz (HZ).
1450 RPM
1450RPM, maksudnya adalah motor listrik tadi memiliki kecepatan putaran sebanyak 1450 putaran per mnt (1450 RPM).
Data ini jua berkaitan dengan data sebelumnya yakni 4 POLE serta 50HZ, karena setiap motoran yang memiliki gulungan dengan sistem 4 POLE, 50HZ, maka putarannya adalah berkisar 1500RPM.
INS.clasS  F
INS.clasS merupakan singkatan dari Insulation Class (Kelas Isolasi), serta Motor ini mempunyai kelas isolasi (Ins,Class) F.
Untuk lebih jelasnya tentang Kelas Isolasi (Insulation Class), bisa dilihat pada artikel:
Penjelasan mengenai Insulation Class

AMB. 40°C
Keterangan tentang AMB. 40°C ini adalah mengungkapkan tentang suhu ruangan tempat dimana Motor Listrik tersebut dipasang atau biasa diklaim menggunakan suhu Ambient, Pada name Plate tertulis AMB. 40°C, berarti suhu ruangan yang diperbolehkan buat pengoperasian Motor listrik ini adalah 40°C.
CONT. RATING
Keterangan ini menjelaskan bahwa Motor Listrik tadi bisa dioperasikan menggunakan terus menerus (Continuous Rating) pada syarat semua parameter yang terdapat pada name plate telah diubahsuaikan atau nir melebih ambang batas yang terdapat.
BRG 6309ZZ  6308ZZ
Data ini menyebutkan tentang Nomor/tipe bearing yg dipakai menjadi bantalan shaft pada motor listrik tersebut. Motor Listrik ini menggunakan Bearing 6309ZZ buat bantalan shaft depan, serta bearing 6308ZZ buat bantalan shaft belakang.
SER. NO 12345678
Ini adalah informasi tentang Nomor Seri (Serial Number), Motor listrik tersebut yang dimuntahkan serta Pabrikannya.
IP 54
Ini adalah berita yg menyebutkan tentang tingkat perlindungan Motor listrik tersebut dari banyak sekali gangguan, IP (Ingress Protection) ada beberapa tingkat proteksi terhadap motor listrik, buat detail bisa ditinjau pada artikel:
KODE IP Tingkat perlindungan kelistrikan

Lambang SEGITIGA (Delta)
Lambang ini menyebutkan bahwa Motor Listrik ini bisa dioperasikan menggunakan sistem sambungan DELTA (Segitiga).
Lambang BINTANG (Star)
Lambang ini berbentuk seperti huruf Y terbalik, menyebutkan bahwa Motor listrik ini pula dapat dioperasikan menggunakan sistem sambungan Star (Bintang)
Jika hanya satu lambang saja yang ada dalam Name Plate, contohnya hanya lambang Bintang (Star), maka Motor listrik tadi dioperasikan hanya secara Bintang (Star).
Jika kedua lambang ini terdapat dalam name plate motor listrik, maka berarti motor listrik tadi bisa dioperasikan secara sistem DELTA, secara sistem STAR, dan bisa jua dioperasikan dengan Sistem STAR/DELTA.
220-240V
Data selanjutnya yg tetap berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), merupakan mengungkapkan bahwa Tegangan yg mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun Tegangan lebih kurang 10% (220V s/d 240V)
380-415V
Sama halnya dengan data sebelumnya, Data selanjutnya yg tetap berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), merupakan mengungkapkan bahwa Tegangan yg mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun tegangan kurang lebih 10% (380V s/d 415V).
Rangkaian STAR & DELTA
Selanjutnya dalam name plate, tertera gambar sistem rangkaian sinkron dengan urutan sejajar kebawah, Rangkain yg tepat dibawah lambang segitiga adalah rangkaian sambungan sistem Segitiga (Delta), serta yang sejajar dibawah simbole Star (Bintang) adalah rangkaian sistem sambungan Star (Bintang).
WT. 80Kg
Data ini menyebutkan mengenai bobot menurut Motor listrik tadi, WT (Weight) 80Kg, merupakan merupakan Motor listrik tadi memiliki bobot 80Kg.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MEMBACA NAME PLATE MOTOR LISTRIK BERIKUT PENJELASANNYA

Bagaimana cara membaca informasi yang terdapat dalam Name Plate sebuah Motor Listrik, berikut penjelasannya!
Kita dapat menjumpai banyak sekali jenis, Tipe, Model dan Ukuran Motor Listrik (Electromotor), dan tentunya ini diubahsuaikan menggunakan kebutuhan konsumen yg pula beraneka ragam.
Motor Listrik (Electro motor), bisa kita jumpai baik pada penggunaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya misalnya Kipas Angin, Pompa air, Blender, Mixer, dan lain sebagainya, Selain itu penggunaan Motor Listrik dalam skala besar di bidang industri. Di bidang industri Motor listrik sebagai penggerak beroperasinya suatu Pabrik/Industri, Berbagai contoh penggunaan Motor listrik di dunia industri misalnya Penggerak Blower, Conveyor, Elevator, Agitator, Stirrer, Pompa, dan lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Jenis-jenis Motor Listrik jua sangat beraneka ragam, berdasarkan mulai berukuran yg paling mini sampai dengan yg paling besar , tak hanya ukuran, Motor listrik pula tidak sama beda menurut penggunaan dayanya, Kebutuhan tegangannya, Kecepatan putarannya, Ketahanannya, Pemasangannya, Frekuensi listrik yg digunakan, Faktor dayanya, serta lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Penjelasan tentang spesifikasi lengkap sebuah Motor Listrik (Electromotor), bisa kita temukan dalam Name-Plate yang menempel pada Motorlistrik tadi.
Setiap Motor Listrik yang diproduksi berdasarkan Pabrikannya Masing-masing, tentunya dilengkapi dengan keterangan lengkap tentang Motor Listrik tersebut, yg secara lebih jelasnya dituliskan dalam Name Plate Motor listrik tadi.
Lalu Apa-apa saja data yg tertera pada Name Plate Motor listrik tadi?
Dan Bagaimana cara membaca Name Plate, beserta penerangan berdasarkan data yang terdapat dalam Name Plate Motor Listrik?
cara membaca name plate pada motorl listrik

Cara Membaca Name Plate Motor Listrik, beserta penjelasannya


Gambar diatas adalah salah satu contoh bentuk Name plate dan susunan data di dalamnya, meski ada berbagai jenis name plate serta susunan data yang terlampir didalamnya, tetapi galat satu model diatas bisa sebagai gambaran secara umum tentang warta yang terdapat pada sebuah name plate motor listrik serta akan kita jabarkan satu persatu mengenai data dalam name plate tersebut dan cara membacanya.
3-PHASE INDUCTION MOTOR
Data pertama yang berada pada bagian atas Name Plate menjelaskan bahwa motor listrik tersebut jenis motor induksi serta memakai listrik tiga Phase.
CODE
Data pada name plate yg kedua, yakni CODE, ini memperlihatkan tipe/model berdasarkan motor listrik tersebut.
4 POLE
Data selanjutnya tertulis 4 POLE, ini menerangkan bahwa motor listrik mempunyai gulungan dengan sistem kerja 4 Kutub.
15 HP
Keterangan selanjutnya yang selalu ada pada Name Plate merupakan ukuran konsumsi daya motor listrik tadi, tertulis pada model diatas yaitu 15 HP, ini menerangkan bahwa daya motor listrik tadi merupakan 15 HP.
11 KW
Selanjutnya tertulis 11 KW, ini menunjukkan bahwa daya Motor listrik tersebut adalah sebesar 11 KW, data ini manfaatnya sama dengan data sebelumnya yakni 15 HP = 11 KW, hanya berbeda satuan dayanya.
50 HZ
Data yang tertulis dalam name plate selanjutnya merupakan 50 HZ, ini memberitahuakn besaran Frekuensi yang digunakan buat motor listrik tadi merupakan 50 Hertz (HZ).
1450 RPM
1450RPM, maksudnya merupakan motor listrik tadi memiliki kecepatan putaran sebanyak 1450 putaran per mnt (1450 RPM).
Data ini juga berkaitan menggunakan data sebelumnya yakni 4 POLE dan 50HZ, karena setiap motoran yg memiliki gulungan dengan sistem 4 POLE, 50HZ, maka putarannya adalah berkisar 1500RPM.
INS.clasS  F
INS.clasS merupakan singkatan dari Insulation Class (Kelas Isolasi), dan Motor ini memiliki kelas isolasi (Ins,Class) F.
Untuk detail tentang Kelas Isolasi (Insulation Class), bisa ditinjau pada artikel:
Penjelasan mengenai Insulation Class

AMB. 40°C
Keterangan mengenai AMB. 40°C ini merupakan mengungkapkan mengenai suhu ruangan loka dimana Motor Listrik tadi dipasang atau biasa dianggap menggunakan suhu Ambient, Pada name Plate tertulis AMB. 40°C, berarti suhu ruangan yg diperbolehkan buat pengoperasian Motor listrik ini merupakan 40°C.
CONT. RATING
Keterangan ini menyebutkan bahwa Motor Listrik tadi dapat dioperasikan menggunakan terus menerus (Continuous Rating) dalam syarat seluruh parameter yg ada pada name plate telah diadaptasi atau nir melebih ambang batas yang terdapat.
BRG 6309ZZ  6308ZZ
Data ini menjelaskan mengenai Nomor/tipe bearing yg digunakan menjadi bantalan shaft dalam motor listrik tersebut. Motor Listrik ini menggunakan Bearing 6309ZZ buat bantalan shaft depan, dan bearing 6308ZZ buat bantalan shaft belakang.
SER. NO 12345678
Ini merupakan kabar tentang Nomor Seri (Serial Number), Motor listrik tersebut yang dikeluarkan serta Pabrikannya.
IP 54
Ini adalah keterangan yang menyebutkan tentang taraf perlindungan Motor listrik tadi dari aneka macam gangguan, IP (Ingress Protection) ada beberapa tingkat perlindungan terhadap motor listrik, buat detail dapat dicermati pada artikel:
KODE IP Tingkat proteksi kelistrikan

Lambang SEGITIGA (Delta)
Lambang ini menyebutkan bahwa Motor Listrik ini bisa dioperasikan dengan sistem sambungan DELTA (Segitiga).
Lambang BINTANG (Star)
Lambang ini berbentuk seperti huruf Y terbalik, menyebutkan bahwa Motor listrik ini jua bisa dioperasikan menggunakan sistem sambungan Star (Bintang)
Jika hanya satu lambang saja yang terdapat pada Name Plate, contohnya hanya lambang Bintang (Star), maka Motor listrik tersebut dioperasikan hanya secara Bintang (Star).
Jika ke 2 lambang ini terdapat pada name plate motor listrik, maka berarti motor listrik tersebut dapat dioperasikan secara sistem DELTA, secara sistem STAR, serta bisa juga dioperasikan dengan Sistem STAR/DELTA.
220-240V
Data selanjutnya yang permanen berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), adalah mengungkapkan bahwa Tegangan yang mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun Tegangan kurang lebih 10% (220V s/d 240V)
380-415V
Sama halnya dengan data sebelumnya, Data selanjutnya yang permanen berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), adalah mengungkapkan bahwa Tegangan yang mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun tegangan sekitar 10% (380V s/d 415V).
Rangkaian STAR & DELTA
Selanjutnya dalam name plate, tertera gambar sistem rangkaian sinkron menggunakan urutan sejajar kebawah, Rangkain yg tepat dibawah lambang segitiga merupakan rangkaian sambungan sistem Segitiga (Delta), dan yg sejajar dibawah simbole Star (Bintang) merupakan rangkaian sistem sambungan Star (Bintang).
WT. 80Kg
Data ini menjelaskan mengenai bobot dari Motor listrik tersebut, WT (Weight) 80Kg, artinya adalah Motor listrik tersebut mempunyai bobot 80Kg.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

KODE IP TINGKAT PERLINDUNGAN KELISTRIKAN

Apa yang dimaksud dengan kode - IP pada ilmu kelistrikan?
Kode IP (Ingress Protection)
Seperti yang kita ketahui bersama, listrik adalah suatu energi yg banyak kita gunakan, baik pada kehidupan sehari-hari juga dalam global industri.
Oleh karena itu, sebisa mungkin setiap peralatan listrik yang digunakan wajib mempunyai perlindungan atas keselamatan baik terhadap penggunanya maupun buat keselamatan alat listrik itu sendiri.
Setiap hal yang herbi listrik, berdasarkan mulai cara pemasangan, bahan, fungsi pengaman, bentuk dan ukurannya, harus dilindungi dari segala macam resiko bahaya terhadap keselamatan serta kerusakan.
Dalam sistem kelistrikan kita mengenal sebuah kata yg diklaim menggunakan IP. Sebagai standarisasi mengenai Tingkat perlindungan banyak sekali peralatan listrik yang kita pakai.

Apa itu kode IP?

Apa yg dimaksud dengan kode IP pada sistem kelistrikan?
IP merupakan singkatan dari Ingress Protection atau International Protection.
IP merupakan suatu kode yang umumnya terdiri menurut Kode IP diikuti dengan dua nomor tertentu serta terkadang diikuti jua menggunakan satu atau 2 kode alfabet .
Kode IP ini mempunyai arti yang berbeda-beda sinkron dengan kode yang tertulis buat menunjukkan tingkat perlindungan suatu alat listrik terhadap banyak sekali asal bahaya.
Perlindungan yang diatur dalam IP meliputi aneka macam kemungkinan potensi bahaya yang mungkin terjadi, seperti :
Perlindungan alat listrik terhadap bahaya sentuhan langsung, proteksi terhadap masuknya benda ke pada alat listrik misalnya Air, debu , serangga, dan fakta tambahan lainnya yg berkaitan menggunakan proteksi listrik.
Kode IP sangat diharapkan untuk memberikan liputan tentang keselamatan serta seberapa besar taraf perlindungan yg dapat diberikan suatu indera listrik.
Selain itu, dengan mengetahui Kode IP, dapat menjadi panduan buat memilih pemilihan alat listrik yang baik sinkron dengan kebutuhan serta keselamatan penggunanya.
Kode IP (Ingress Protection)
Sebagai model :
Jika kita ingin membeli suatu indera listrik misalnya lampu penjelasan jalan yang pastinya di pasang diluar ruangan (Out door), kita wajib memilih lampu yang dilengkapi dengan penutup yang tahan terhadap siraman air hujan.
Perlindungan epilog lampu berdasarkan siraman air hujan ini akan dituliskan dalam epilog lampu tadi sebagai simbol IP, dan biasanya IP yang baik buat lampu out door adalah lampu dengan taraf proteksi minimal IP55.
Untuk mengetahui aneka macam taraf perlindungan pada sistem kelistrikan, kita bisa melihat penjelasan tentang Arti aneka macam kode IP dibawah ini:
Penjelasan Tingkat proteksi kelistrikan menurut Kode IP (ingress Protection) yg tertera:
Kode Utama digit pertama
Kode IP (Ingress Protection)
Pada setiap kode IP masih ada 2 digit kode nomor , kode nomor yang pertama disebut dengan kode primer digit pertama, kode ini menerangkan seberapa besar taraf perlindungan suatu alat-alat listrik terhadap gangguan masuknya benda padat kedalam indera listrik tadi.
Arti kode nomor digit pertama pada kode IP
  • Angka 0 mempunyai arti bahwa indera listrik tadi Tidak memiliki proteksi terhadap kontak serta masuknya objek.
  • Angka 1 memiliki arti bahwa indera listrik tersebut mempunyai Perlindungan berdasarkan benda menggunakan berukuran lebih besar menurut 50 mm, misalnya tangan, tapi tidak terdapat proteksi terhadap hubungan langsung yg disengaja menggunakan bagian tubuh (model tanpa sengaja tersentuh oleh tangan).
  • Angka 2 memiliki arti bahwa indera listrik tadi memiliki Perlindungan berdasarkan benda dengan berukuran lebih besar dari 12,5 mm, seperti jari atau benda semacam itu.
  • Angka 3 memiliki arti bahwa indera listrik tadi memiliki Perlindungan dari benda dengan ukuran lebih besar dari 2,5 mm, misalnya indera-indera, kabel tebal, serta lainnya.
  • Angka 4 mempunyai arti bahwa indera listrik tadi memiliki Perlindungan menurut benda menggunakan ukuran lebih akbar berdasarkan 1 mm, misalnya sekrup, baut, kabel, serta lainnya.
  • Angka 5 memiliki arti bahwa alat listrik tadi memiliki Perlindungan menurut masuknya debu serta perlindungan lengkap terhadap hubungan eksklusif. Pada tingkatan ini debu masih dapat dijinkan masuk namun pada batas normal selama nir mengganggu pengoperasian alat-alat.
  • Angka 6 memiliki arti bahwa indera listrik tersebut memiliki Perlindungan secara ketat dari masuknya debu dan perlindungan lengkap terhadap hubungan langsung.

Kode utama Digit kedua
Kode IP (Ingress Protection)
Pada setiap kode IP terdapat 2 digit kode angka, kode nomor yg kedua disebut menggunakan kode utama digit kedua, kode ini menampakan tingkat perlindungan peralatan listrik terhadap masuknya air.
  • Angka 0 mempunyai arti bahwa indera listrik tersebut tidak mempunyai proteksi.
  • Angka 1 memiliki arti bahwa alat listrik tadi memiliki Perlindungan terhadap tetesan air yg jatuh eksklusif secara vertikal.
  • Angka 2 mempunyai arti bahwa indera listrik tadi mempunyai Perlindungan terhadap tetesan air yg jatuh langsung dengan kemiringan 15°.
  • Angka 3 memiliki arti bahwa indera listrik tersebut memiliki Perlindungan terhadap percikan air yang jatuh menggunakan kemiringan 60°.
  • Angka 4 mempunyai arti bahwa alat listrik tadi memiliki Perlindungan terhadap percikan air yg datang dari segala arah.
  • Angka 5 memiliki arti bahwa indera listrik tersebut memiliki Perlindungan terhadap semprotan air yang tiba dari segala arah, misalnya semprotan air menurut pipa air atau keran.
  • Angka 6 memiliki arti bahwa alat listrik tadi mempunyai Perlindungan terhadap semprotan air bertekanan yg tiba dari segala arah, contohnya semprotan air menurut water jet.
  • Angka 7 memiliki arti bahwa indera listrik tersebut memiliki Perlindungan akibat perendaman dalam air dalam kedalaman air antara 15 cm sampai menggunakan 1 m.
  • Angka 8 memiliki arti bahwa alat listrik tadi mempunyai Perlindungan akibat perendaman pada air yang bertekanan serta dilakukan dalam jangka waktu tertentu ataupun monoton. Biasanya, ini berarti bahwa indera ini tertutup rapat. Tetapi, pada beberapa jenis alat-alat, itu dapat berarti bahwa air bisa masuk tetapi hanya dalam sedemikian rupa sebagai akibatnya nir menyebabkan dampak yang berbahaya.

Kode Tambahan berupa kode huruf
Kode IP (Ingress Protection)
Selain 2 digit kode nomor yg terdapat dalam setia kode IP, terkadang terdapat juga suatu kode tambahan berupa satu atau 2 kode alfabet , yang berada dalam Digit ketiga kode IP tadi.
Kode huruf digit ketiga ini adalah kode tambahan pertama berupa notasi alfabet yg memberitahuakn perlindungan bagian-bagian berbahaya dari akses insan.
  • A - Tangan
  • B - Jari
  • C - alat-alat
  • D - kabel

Kode alfabet yg berada dalam Digit keempat dalam kode IP, merupakan kode tambahan kedua yang juga berupa notasi alfabet buat menaruh berita tambahan kepada pengguna yg terkait menggunakan perlindungan alat-alat tadi.
  • H - perangkat tegangan tinggi.
  • M - perangkat beranjak (selama uji air).
  • S - perangkat membisu (selama uji air).
  • W- syarat cuaca

Kode IK
Kode IP (Ingress Protection)
Selain empat digit yg terdapat pada kode IP, terdapat kode tambahan buat memilih ketahanan perlatan listrik terhadap imbas mekanis yang diklaim menggunakan kode IK.
Kode IK, merupakan kode angka tambahan yg dipakai buat memilih ketahanan alat-alat untuk efek mekanis.
Dampak mekanis ini diidentifikasi menggunakan energi yang diperlukan buat memenuhi kondisi tingkat ketahanan yg ditentukan, yg diukur pada joule (J), berdasarkan pada EN 50102 - VDE 0470 Part 100 dan EN 62262 serta telah menggantikan baku kode IP buat ketahanan peralatan yang dinotasikan menggunakan nomor 0 s/d 9.
Kita bisa mengetahui penerangan tentang Kode IK pada tabel di bawah ini:

Sebagai model :
Dalam mengetahui taraf proteksi suatu peralatan listrik terhadap keselamatan menggunakan membaca KODE IP yang tertera dalam alat listrik tadi, yaitu :
Jika kita melihat sebuah elektro motor atau motor listrik, pada name plate tertera kode IP 55.
Kita bisa melihat dari keterangan mengenai arti kode IP diatas, bahwa Kode IP 55 ini memiliki arti :
Kode angka pertama adalah 5
Ini berarti bahwa elektromotor atau motor listrik tadi mempunyai Perlindungan dari masuknya debu serta proteksi lengkap terhadap hubungan pribadi. Pada strata ini debu masih dapat dijinkan masuk namun pada batas normal selama nir mengganggu pengoperasian peralatan
Kode nomor ke 2 merupakan 5
Ini berarti bahwa elektromotor atau motor listrik tadi memiliki Perlindungan terhadap semprotan air yg tiba menurut segala arah, contohnya semprotan air berdasarkan pipa air atau keran. Mempunyai arti bahwa indera listrik tadi memiliki Perlindungan terhadap semprotan air yg datang dari segala arah, misalnya semprotan air menurut pipa air atau keran.
Dengan kata lain sebuah elektronik motor atau motor listrik yang memiliki kode IP 55, memiliki proteksi menurut masuknya debu serta tahan terhadap semprotan air yg tiba dari segala arah.
Setelah kita mengetahui arti kode IP suatu peralatan listrik, tentunya hal ini sangat memudahkan kita buat menentukan peralatan listrik yg sesuai dengan kebutuhan kita.
Demikianlah Artikel mengenai penerangan Kode Ingress Protection (IP) dalam ilmu kelistrikan.
Semoga berguna !
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan aneka macam sumber

KODE IP TINGKAT PERLINDUNGAN KELISTRIKAN

Apa yg dimaksud menggunakan kode - IP dalam ilmu kelistrikan?
Kode IP (Ingress Protection)
Seperti yg kita ketahui beserta, listrik adalah suatu tenaga yg banyak kita pakai, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada dunia industri.
Oleh karena itu, sebisa mungkin setiap peralatan listrik yg dipakai wajib memiliki proteksi atas keselamatan baik terhadap penggunanya maupun buat keselamatan alat listrik itu sendiri.
Setiap hal yang berhubungan dengan listrik, berdasarkan mulai cara pemasangan, bahan, fungsi pengaman, bentuk dan ukurannya, wajib dilindungi dari segala macam resiko bahaya terhadap keselamatan dan kerusakan.
Dalam sistem kelistrikan kita mengenal sebuah istilah yg diklaim dengan IP. Menjadi standarisasi mengenai Tingkat proteksi banyak sekali peralatan listrik yg kita gunakan.

Apa itu kode IP?

Apa yang dimaksud dengan kode IP dalam sistem kelistrikan?
IP adalah singkatan dari Ingress Protection atau International Protection.
IP merupakan suatu kode yang umumnya terdiri berdasarkan Kode IP diikuti menggunakan dua angka tertentu serta terkadang diikuti jua menggunakan satu atau 2 kode alfabet .
Kode IP ini memiliki arti yg berbeda-beda sesuai menggunakan kode yg tertulis buat memberitahuakn taraf perlindungan suatu indera listrik terhadap banyak sekali sumber bahaya.
Perlindungan yg diatur pada IP mencakup aneka macam kemungkinan potensi bahaya yang mungkin terjadi, misalnya :
Perlindungan alat listrik terhadap bahaya sentuhan langsung, proteksi terhadap masuknya benda ke dalam alat listrik misalnya Air, debu , serangga, serta berita tambahan lainnya yg berkaitan menggunakan proteksi listrik.
Kode IP sangat diperlukan buat menaruh keterangan tentang keselamatan serta seberapa besar tingkat proteksi yg dapat diberikan suatu alat listrik.
Selain itu, dengan mengetahui Kode IP, dapat menjadi panduan untuk memilih pemilihan alat listrik yang baik sinkron menggunakan kebutuhan serta keselamatan penggunanya.
Kode IP (Ingress Protection)
Sebagai model :
Jika kita ingin membeli suatu indera listrik seperti lampu penjelasan jalan yg pastinya pada pasang diluar ruangan (Out door), kita wajib menentukan lampu yang dilengkapi menggunakan penutup yang tahan terhadap siraman air hujan.
Perlindungan penutup lampu menurut siraman air hujan ini akan dituliskan dalam penutup lampu tadi menjadi simbol IP, dan biasanya IP yang baik untuk lampu out door adalah lampu dengan taraf proteksi minimal IP55.
Untuk mengetahui aneka macam tingkat perlindungan pada sistem kelistrikan, kita dapat melihat penjelasan tentang Arti berbagai kode IP dibawah ini:
Penjelasan Tingkat perlindungan kelistrikan berdasarkan Kode IP (ingress Protection) yg tertera:
Kode Utama digit pertama
Kode IP (Ingress Protection)
Pada setiap kode IP masih ada 2 digit kode angka, kode nomor yg pertama diklaim dengan kode primer digit pertama, kode ini memperlihatkan seberapa akbar tingkat proteksi suatu peralatan listrik terhadap gangguan masuknya benda padat kedalam indera listrik tadi.
Arti kode angka digit pertama dalam kode IP
  • Angka 0 mempunyai arti bahwa indera listrik tersebut Tidak memiliki proteksi terhadap kontak serta masuknya objek.
  • Angka 1 mempunyai arti bahwa indera listrik tadi memiliki Perlindungan dari benda menggunakan ukuran lebih akbar dari 50 mm, seperti tangan, akan tetapi nir ada proteksi terhadap hubungan langsung yg disengaja dengan bagian tubuh (contoh tanpa sengaja tersentuh sang tangan).
  • Angka 2 mempunyai arti bahwa alat listrik tersebut mempunyai Perlindungan menurut benda menggunakan ukuran lebih besar dari 12,5 mm, seperti jari atau benda semacam itu.
  • Angka 3 mempunyai arti bahwa alat listrik tadi mempunyai Perlindungan dari benda menggunakan ukuran lebih besar dari dua,lima mm, seperti indera-alat, kabel tebal, serta lainnya.
  • Angka 4 mempunyai arti bahwa indera listrik tersebut memiliki Perlindungan dari benda menggunakan ukuran lebih besar dari 1 mm, seperti sekrup, baut, kabel, dan lainnya.
  • Angka 5 memiliki arti bahwa alat listrik tersebut memiliki Perlindungan menurut masuknya debu serta proteksi lengkap terhadap kontak langsung. Pada tingkatan ini debu masih bisa dijinkan masuk tetapi dalam batas normal selama nir mengganggu pengoperasian alat-alat.
  • Angka 6 memiliki arti bahwa indera listrik tersebut mempunyai Perlindungan secara ketat menurut masuknya debu dan perlindungan lengkap terhadap hubungan langsung.

Kode utama Digit kedua
Kode IP (Ingress Protection)
Pada setiap kode IP terdapat 2 digit kode nomor , kode nomor yang kedua diklaim dengan kode utama digit ke 2, kode ini menunjukkan tingkat proteksi peralatan listrik terhadap masuknya air.
  • Angka 0 memiliki arti bahwa indera listrik tersebut tidak mempunyai perlindungan.
  • Angka 1 mempunyai arti bahwa alat listrik tadi mempunyai Perlindungan terhadap tetesan air yang jatuh eksklusif secara vertikal.
  • Angka 2 mempunyai arti bahwa alat listrik tadi memiliki Perlindungan terhadap tetesan air yg jatuh langsung dengan kemiringan 15°.
  • Angka 3 memiliki arti bahwa indera listrik tadi memiliki Perlindungan terhadap percikan air yg jatuh dengan kemiringan 60°.
  • Angka 4 mempunyai arti bahwa indera listrik tadi mempunyai Perlindungan terhadap percikan air yang tiba dari segala arah.
  • Angka 5 mempunyai arti bahwa indera listrik tadi memiliki Perlindungan terhadap semprotan air yang datang menurut segala arah, contohnya semprotan air menurut pipa air atau keran.
  • Angka 6 mempunyai arti bahwa alat listrik tersebut memiliki Perlindungan terhadap semprotan air bertekanan yg datang dari segala arah, contohnya semprotan air berdasarkan water jet.
  • Angka 7 mempunyai arti bahwa indera listrik tersebut mempunyai Perlindungan dampak perendaman dalam air dalam kedalaman air antara 15 centimeter sampai dengan 1 m.
  • Angka 8 memiliki arti bahwa indera listrik tadi mempunyai Perlindungan dampak perendaman pada air yg bertekanan serta dilakukan dalam jangka saat eksklusif ataupun terus-menerus. Biasanya, ini berarti bahwa alat ini tertutup rapat. Tetapi, pada beberapa jenis peralatan, itu bisa berarti bahwa air mampu masuk tetapi hanya dalam sedemikian rupa sehingga nir menimbulkan pengaruh yg berbahaya.

Kode Tambahan berupa kode huruf
Kode IP (Ingress Protection)
Selain dua digit kode angka yang terdapat dalam setia kode IP, terkadang masih ada jua suatu kode tambahan berupa satu atau 2 kode huruf, yang berada dalam Digit ketiga kode IP tersebut.
Kode alfabet digit ketiga ini merupakan kode tambahan pertama berupa notasi huruf yg memperlihatkan perlindungan bagian-bagian berbahaya dari akses manusia.
  • A - Tangan
  • B - Jari
  • C - indera-alat
  • D - kabel

Kode huruf yg berada pada Digit keempat pada kode IP, adalah kode tambahan kedua yg juga berupa notasi alfabet buat memberikan liputan tambahan pada pengguna yang terkait dengan perlindungan peralatan tersebut.
  • H - perangkat tegangan tinggi.
  • M - perangkat berkecimpung (selama uji air).
  • S - perangkat membisu (selama uji air).
  • W- syarat cuaca

Kode IK
Kode IP (Ingress Protection)
Selain empat digit yang masih ada dalam kode IP, terdapat kode tambahan buat memilih ketahanan perlatan listrik terhadap impak mekanis yg diklaim dengan kode IK.
Kode IK, merupakan kode angka tambahan yg dipakai buat memilih ketahanan peralatan buat impak mekanis.
Dampak mekanis ini diidentifikasi dengan energi yang diperlukan buat memenuhi syarat tingkat ketahanan yg dipengaruhi, yg diukur dalam joule (J), berdasarkan pada EN 50102 - VDE 0470 Part 100 serta EN 62262 dan sudah menggantikan baku kode IP buat ketahanan alat-alat yg dinotasikan menggunakan nomor 0 s/d 9.
Kita dapat mengetahui penjelasan tentang Kode IK pada tabel di bawah ini:

Sebagai model :
Dalam mengetahui tingkat perlindungan suatu alat-alat listrik terhadap keselamatan menggunakan membaca KODE IP yang tertera pada alat listrik tadi, yaitu :
Jika kita melihat sebuah elektronik motor atau motor listrik, pada name plate tertera kode IP 55.
Kita bisa melihat berdasarkan liputan mengenai arti kode IP diatas, bahwa Kode IP 55 ini memiliki arti :
Kode angka pertama adalah 5
Ini berarti bahwa elektromotor atau motor listrik tadi memiliki Perlindungan menurut masuknya debu serta perlindungan lengkap terhadap kontak eksklusif. Pada tingkatan ini debu masih bisa dijinkan masuk namun dalam batas normal selama nir mengganggu pengoperasian peralatan
Kode nomor ke 2 adalah 5
Ini berarti bahwa elektromotor atau motor listrik tersebut mempunyai Perlindungan terhadap semprotan air yg datang berdasarkan segala arah, contohnya semprotan air dari pipa air atau keran. Memiliki arti bahwa indera listrik tadi mempunyai Perlindungan terhadap semprotan air yg tiba dari segala arah, misalnya semprotan air dari pipa air atau keran.
Dengan kata lain sebuah elektro motor atau motor listrik yang mempunyai kode IP 55, memiliki proteksi dari masuknya debu dan tahan terhadap semprotan air yg datang menurut segala arah.
Setelah kita mengetahui arti kode IP suatu peralatan listrik, tentunya hal ini sangat memudahkan kita buat menentukan peralatan listrik yg sinkron menggunakan kebutuhan kita.
Demikianlah Artikel tentang penerangan Kode Ingress Protection (IP) pada ilmu kelistrikan.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI
dikutip dari banyak sekali asal

TABEL INSULATION CLASS MOTOR LISTRIK DAN PENJELASAN LENGKAP

Mengenal Tabel Insulation Class dan kegunaannya sebagai panduan memilih suhu maksimum elektro motor.
Pada ilmu kelistrikan kita pasti mengenal istilah kelas Isolasi atau Insulation Class, Seperti contohnya pada sebuah elektro motor, mungkin kita pernah membaca fakta mengenai Insulation Class atau kelas isolasi yang tertera pada name plate elektronika motor tadi.
Ada yang mempunyai kelas isolasi atau Insulation Class A, kelas isolasi atau Insulation Class B, kelas isolasi atau Insulation Class F, kelas isolasi atau Insulation Class H.
Pengertian Insulation Class atau kelas isolasi
Keterangan tentang Insulation Class atau kelas Isolasi ini mengungkapkan mengenai seberapa baik kemampuan isolasi yg dipakai dalam kawat gulungan (Winding) suatu elektronika motor terhadap perubahan atau kenaikan suhu atau panas.
Atau dengan kata lain, Insulation Class atau kelas isolasi merupakan seberapa besar temperature atau suhu panas yang dapat pada toleransi oleh bahan isolasi kawat gulungan elektro motor tersebut.
Sehingga tetap bisa berfungsi menjadi bahan isolator (Isolasi) sebelum melebihi batas tembus tegangan dan Mengalami kegagalan isolasi atau terjadi kebocoran arus atau tegangan listrik.

Insulation Class standard NEMA
Insulation Class atau kelas isolasi merupakan pengelompokan atau pembagian kelas buat ketahanan dawai gulungan suatu electro motor dalam suhu / temperatur tertentu
Standar NEMA (The National Electrical Manufacture Association ) membagi Insulation Class menjadi 4 yaitu:
  • Insulation Class A
  • Insulation Class B
  • Insulation Class F
  • Insulation Class H

Terdapat 3 hal yg harus kita perhatikan buat memilih Insulation Class.
1. Ambient Temperature
Seperti yg kita ketahui bahwa ketika elektronika motor belum dioperasikan, maka suhu motor tadi adalah sama menggunakan suhu sekitarnya, atau yang biasa disebut menjadi Suhu Ruangan (Ambient Temperature).
NEMA memberi nilai baku untuk suhu ruangan yg dipakai merupakan 40 derajat Celcius.
2. Rise Temperature
Kemudian, ketika elektro motor tersebut dioperasikan, maka akan terjadi peningkatan suhu dalam kawat gulungan atau winding elektronik motor tersebut, hal ini diklaim dengan Peningkatan Suhu (Rise Temperature).
3. Hot spot
Selain itu suatu margin berdasarkan titik ditengah lilitan biasanya lebih tinggi yg diklaim sebagai Hot Spot.
Atau menggunakan kata lain Hot spot adalah titik terpanas yg terdapat pada gulungan Elektro motor.
Insulation group atau Kelas isolasi ini, sebagai pedoman bagi kita buat memilih kelas mana yg akan kita pakai, diubahsuaikan dengan suhu atau temperatur maksimal ketika suatu elektro motor tersebut di operasikan.
Sebelum kita dapat memilih antara Insulation Class A, B, F atau Insulation Class H, yg akan kita pakai, terlebih dahulu kita harus mengetahui penjelasan mengenai masing-masing Insulation Class tersebut.

Insulation Class

Seperti yg kita ketahui, insulation Class atau kelas isolasi mempunyai empat kelas yg umumnya digunakan, yaitu:
  • Insulation Class A
  • Insulation Class B
  • Insulation Class F
  • Insulation Class H

Sistem Isolasi menurut Insulation Class ini diambil dari baku nilai NEMA (National Electrical Manufacturers Association).
Klasifikasi Insulation Class ini diambil menurut seberapa besar batas maksimum temperatur atau suhu operasi yang masih ditoleransi atau diperbolehkan.
Insulation Class A
Temperatur operasional maksimum yg diperbolehkan buat Insulation Class-A, adalah:
105 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit adalah:
60 derajat celcius. Pada service faktor 1.0
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit adalah:
70 derajat celcius. Pada service faktor 1.15
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 5 derajat celcius
Insulation Class B
Temperatur operasional maksimum yang diperbolehkan buat Insulation Class-B, merupakan:
130 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit adalah: 80 derajat celcius.
Pada service faktor 1.0
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit adalah:
90 derajat celcius. Pada service faktor 1.15
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 10 derajat celcius.
Insulation Class F
Temperatur operasional maksimum yang diperbolehkan untuk Insulation Class-F, merupakan:
155 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit adalah:
105 derajat celcius. Pada service faktor 1.0
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit adalah:
115 derajat celcius. Pada service faktor 1.15
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 10 derajat celcius.
Insulation Class H
Temperatur operasional maksimum yg diperbolehkan buat Insulation Class-H, adalah:
180 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit adalah:
125 derajat celcius. Pada service faktor 1.0
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 15 derajat celcius.
Penjelasan mengenai perhitungan suhu maksimum operasi yg dapat ditoleransi, sesuai menggunakan Insulation Class masing-masing
Insulation Class A
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat berdasarkan penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah menggunakan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai contoh, perhitungan suhu maksimum buat Insulation Class A:
Temperatur maksimum yang diperbolehkan merupakan 105 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
Nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan (60 derajat celcius) ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot (5 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius + 60 derajat celcius + lima derajat celcius = 105 derajat celcius
Insulation Class B
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat berdasarkan penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah menggunakan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai contoh, perhitungan suhu maksimum buat Insulation Class B:
Temperatur maksimum yang diperbolehkan adalah 130 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah menggunakan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan (80 derajat celcius) ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot (10 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius+ 80 derajat celcius + 10 derajat celcius = 130 derajat celcius.
Insulation Class F
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat berdasarkan penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah menggunakan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai contoh, perhitungan suhu maksimum untuk Insulation Class F:
Temperatur maksimum yang diperbolehkan adalah 155 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan (105 derajat celcius) ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot (10 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius+ 105 derajat celcius + 10 derajat celcius = 155 derajat celcius.
Insulation Class H
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat berdasarkan penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah menggunakan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai contoh, perhitungan suhu maksimum untuk Insulation Class F:
Temperatur maksimum yg diperbolehkan adalah 180 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yang diperbolehkan (125 derajat celcius) ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot (15 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius+ 125 derajat celcius + 15 derajat celcius = 180 derajat celcius.
Sebaiknya suhu pengoperasian elekto motor nir melebihi batas maksimum suhu yang diperbolehkan sinkron menggunakan Insulation Class elektronik motor tersebut.
Setiap peningkatan 10 derajat dari batasan suhu maksimum yg diperbolehkan, akan menurunkan life time elektro motor tadi. Hal ini merupakan hal yang sangat penting buat dihindari lantaran Insulation Class berafiliasi lengsung terhadap Life time Elektromotor.
Sebagai model:
Jika elektronika motor beroperasi pada suhu 180 derajat celcius, maka:
  • Jika menggunakan Insulation Class A, life time elektronika motor tadi hanya kurang lebih 300 jam operasi.
  • Jika menggunakan Insulation Class B, life time elektronika motor tersebut hanya sekitar 1.800 jam operasi.
  • Jika menggunakan Insulation Class F, life time elektronik motor tadi kurang lebih 8.500 jam operasi.
  • Jika memakai Insulation Class H, life time elektro motor tersebut bisa mencapai 10.000 jam operasi.

Catatan:
Insulation Class-B
Pada umumnya, Insulation Class B digunakan buat elektronika motor produksi Amerika (US) menggunakan menggunakan frekwensi 60 Hertz
Insulation Class-F
Pada umumnya, Insulation Class F dipakai untuk elektronika motor produksi internasional dengan menggunakan frekwensi 50 Hertz.
Demikianlah artikel tentang penerangan lengkap tentang Insulation Class A, Insulation Class B, Insulation Class F, Insulation Class H.
Semoga dapat bermanfaat buat kita semua!
CARA FLEXI
dikutip menurut Insulation Class standard NEMA

TABEL INSULATION CLASS MOTOR LISTRIK DAN PENJELASAN LENGKAP

Mengenal Tabel Insulation Class dan kegunaannya sebagai pedoman memilih suhu maksimum elektronika motor.
Pada ilmu kelistrikan kita pasti mengenal kata kelas Isolasi atau Insulation Class, Seperti contohnya pada sebuah elektronika motor, mungkin kita pernah membaca informasi tentang Insulation Class atau kelas isolasi yang tertera dalam name plate elektro motor tersebut.
Ada yg mempunyai kelas isolasi atau Insulation Class A, kelas isolasi atau Insulation Class B, kelas isolasi atau Insulation Class F, kelas isolasi atau Insulation Class H.
Pengertian Insulation Class atau kelas isolasi
Keterangan mengenai Insulation Class atau kelas Isolasi ini menjelaskan mengenai seberapa baik kemampuan isolasi yang digunakan pada dawai gulungan (Winding) suatu elektro motor terhadap perubahan atau kenaikan suhu atau panas.
Atau menggunakan kata lain, Insulation Class atau kelas isolasi merupakan seberapa besar temperature atau suhu panas yang dapat di toleransi sang bahan isolasi kawat gulungan elektronika motor tadi.
Sehingga permanen bisa berfungsi menjadi bahan isolator (Isolasi) sebelum melebihi batas tembus tegangan dan Mengalami kegagalan isolasi atau terjadi kebocoran arus atau tegangan listrik.

Insulation Class standard NEMA
Insulation Class atau kelas isolasi merupakan pengelompokan atau pembagian kelas buat ketahanan dawai gulungan suatu electro motor pada suhu / temperatur tertentu
Standar NEMA (The National Electrical Manufacture Association ) membagi Insulation Class menjadi 4 yaitu:
  • Insulation Class A
  • Insulation Class B
  • Insulation Class F
  • Insulation Class H

Terdapat tiga hal yg wajib kita perhatikan buat menentukan Insulation Class.
1. Ambient Temperature
Seperti yg kita ketahui bahwa waktu elektronika motor belum dioperasikan, maka suhu motor tadi merupakan sama dengan suhu sekitarnya, atau yang biasa disebut menjadi Suhu Ruangan (Ambient Temperature).
NEMA memberi nilai standar untuk suhu ruangan yg dipakai merupakan 40 derajat Celcius.
2. Rise Temperature
Kemudian, ketika elektronik motor tadi dioperasikan, maka akan terjadi peningkatan suhu dalam dawai gulungan atau winding elektronik motor tadi, hal ini diklaim dengan Peningkatan Suhu (Rise Temperature).
3. Hot spot
Selain itu suatu margin berdasarkan titik ditengah lilitan umumnya lebih tinggi yg disebut menjadi Hot Spot.
Atau dengan kata lain Hot spot merupakan titik terpanas yang masih ada dalam gulungan Elektro motor.
Insulation class atau Kelas isolasi ini, sebagai panduan bagi kita buat menentukan kelas mana yg akan kita gunakan, disesuaikan menggunakan suhu atau temperatur maksimal waktu suatu elektronik motor tersebut di operasikan.
Sebelum kita dapat memilih antara Insulation Class A, B, F atau Insulation Class H, yg akan kita gunakan, terlebih dahulu kita wajib mengetahui penerangan mengenai masing-masing Insulation Class tersebut.

Insulation Class

Seperti yang kita ketahui, insulation Class atau kelas isolasi memiliki empat kelas yang umumnya digunakan, yaitu:
  • Insulation Class A
  • Insulation Class B
  • Insulation Class F
  • Insulation Class H

Sistem Isolasi menurut Insulation Class ini diambil menurut baku nilai NEMA (National Electrical Manufacturers Association).
Klasifikasi Insulation Class ini diambil dari seberapa akbar batas maksimum temperatur atau suhu operasi yg masih ditoleransi atau diperbolehkan.
Insulation Class A
Temperatur operasional maksimum yang diperbolehkan buat Insulation Class-A, adalah:
105 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit merupakan:
60 derajat celcius. Pada service faktor 1.0
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit merupakan:
70 derajat celcius. Pada service faktor 1.15
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 5 derajat celcius
Insulation Class B
Temperatur operasional maksimum yg diperbolehkan buat Insulation Class-B, adalah:
130 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit merupakan: 80 derajat celcius.
Pada service faktor 1.0
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit merupakan:
90 derajat celcius. Pada service faktor 1.15
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 10 derajat celcius.
Insulation Class F
Temperatur operasional maksimum yg diperbolehkan buat Insulation Class-F, adalah:
155 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit merupakan:
105 derajat celcius. Pada service faktor 1.0
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit merupakan:
115 derajat celcius. Pada service faktor 1.15
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 10 derajat celcius.
Insulation Class H
Temperatur operasional maksimum yang diperbolehkan untuk Insulation Class-H, adalah:
180 derajat Celcius.
Peningkatan temperatur yang diperbolehkan ketika beban zenit merupakan:
125 derajat celcius. Pada service faktor 1.0
Hot spot atau titik suhu terpanas bertambah sebanyak 15 derajat celcius.
Penjelasan tentang perhitungan suhu maksimum operasi yg bisa ditoleransi, sinkron menggunakan Insulation Class masing-masing
Insulation Class A
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat menurut penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai model, perhitungan suhu maksimum buat Insulation Class A:
Temperatur maksimum yang diperbolehkan adalah 105 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
Nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yang diperbolehkan (60 derajat celcius) ditambah lagi dengan titik terpanas atau Hot spot (5 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius + 60 derajat celcius + lima derajat celcius = 105 derajat celcius
Insulation Class B
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat menurut penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai model, perhitungan suhu maksimum buat Insulation Class B:
Temperatur maksimum yg diperbolehkan merupakan 130 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan (80 derajat celcius) ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot (10 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius+ 80 derajat celcius + 10 derajat celcius = 130 derajat celcius.
Insulation Class F
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat menurut penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai contoh, perhitungan suhu maksimum buat Insulation Class F:
Temperatur maksimum yg diperbolehkan merupakan 155 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah menggunakan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan (105 derajat celcius) ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot (10 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius+ 105 derajat celcius + 10 derajat celcius = 155 derajat celcius.
Insulation Class H
Temperature operasional maksimum yg diperbolehkan didapat menurut penjumlahan nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot.
Sebagai contoh, perhitungan suhu maksimum buat Insulation Class F:
Temperatur maksimum yg diperbolehkan merupakan 180 derajat celcius.
Nilai ini didapat menurut:
nilai suhu ambient (40 derajat celcius) ditambah dengan rise temperature atau peningkatan temperatur yg diperbolehkan (125 derajat celcius) ditambah lagi menggunakan titik terpanas atau Hot spot (15 derajat celcius)
Atau sama menggunakan:
40 derajat celcius+ 125 derajat celcius + 15 derajat celcius = 180 derajat celcius.
Sebaiknya suhu pengoperasian elekto motor tidak melebihi batas maksimum suhu yang diperbolehkan sinkron menggunakan Insulation Class elektronika motor tadi.
Setiap peningkatan 10 derajat menurut batasan suhu maksimum yang diperbolehkan, akan menurunkan life time elektronika motor tersebut. Hal ini merupakan hal yg sangat penting untuk dihindari karena Insulation Class berhubungan lengsung terhadap Life time Elektromotor.
Sebagai model:
Jika elektronika motor beroperasi dalam suhu 180 derajat celcius, maka:
  • Jika memakai Insulation Class A, life time elektro motor tadi hanya lebih kurang 300 jam operasi.
  • Jika menggunakan Insulation Class B, life time elektro motor tadi hanya lebih kurang 1.800 jam operasi.
  • Jika menggunakan Insulation Class F, life time elektronika motor tadi kurang lebih 8.500 jam operasi.
  • Jika memakai Insulation Class H, life time elektro motor tersebut dapat mencapai 10.000 jam operasi.

Catatan:
Insulation Class-B
Pada umumnya, Insulation Class B dipakai buat elektronik motor produksi Amerika (US) menggunakan menggunakan frekwensi 60 Hertz
Insulation Class-F
Pada umumnya, Insulation Class F digunakan buat elektronik motor produksi internasional dengan menggunakan frekwensi 50 Hertz.
Demikianlah artikel mengenai penerangan lengkap tentang Insulation Class A, Insulation Class B, Insulation Class F, Insulation Class H.
Semoga dapat berguna buat kita seluruh!
CARA FLEXI
dikutip dari Insulation Class standard NEMA