PENGERTIAN PEMASARAN MENURUT AHLI

Pengertian Pemasaran
Pemasaran (Marketing) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tidak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yg dihasilkan perusahaan jasa, dimana kegiatan tersebut hanya berorientasi pada perkara penjualan akan namun jauh lebih mendalam menurut itu aktivitas pemasaran adalah aktivitas yg dilakukan pada ketika sebelum maupun selesainya aktivitas penjualan barang atau jasa terjadi, dengan proses yg dilakukan sejak mulai direncanakannya produk tadi sampai dengan cara penyampaian produk dalam pelanggan. 

Definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) seperti yg dikutip sang Kasali (2005:53) adalah : “ Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan serta eksekusi, mulai dari termin konsepsi, penetapan harga,kenaikan pangkat , sampai distribusi barang-barang, inspirasi-wangsit serta jasa, buat melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan forum-lembaganya.

Beberapa pakar juga mengemukakan pendapatnya tentang definisi pemasaran. Nitisemito dalam Lupiyoadi (2006:31), mengemukakan pemasaran adalah “Semua aktivitas yg bertujuan buat memperlancar arus barang atau jasa dari penghasil ke konsumen secara paling efisien dengan maksud buat membangun permintaan efektif”.

Konsep inti pemasaran dari pendapat di atas menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yg harus dipenuhi pada terjadinya proses pemasaran. Dalam pemasaran masih ada produk sebagai kebutuhan serta asa orang lain yang mempunyai nilai sehingga diminta serta terjadinya proses permintaan lantaran ada yang melakukan pemasaran.

Adapun definisi pemasaran menurut Kotler (2008:10) yaitu : “Pemasaran merupakan proses sosial yang dengan mana individu serta gerombolan mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan menggunakan membentuk, memberikan, serta secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.”

Dari definsi pada atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial yg bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan gerombolan dengan membentuk pertukaran sehingga menaruh kepuasan yang maksimal .

Pertukaran mempunyai makna penting dalam definisi pemasaran. Konsep pertukaran sebenarnya sangat sederhana. Maksudnya bahwa seseorang menaruh sesuatu buat menerima sesuatu yg lain berdasarkan pihak lain tadi.

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:6) terdapat lima syarat yg wajib dipenuhi supaya pertukaran bisa terjadi :
  • Harus paling nir terdiri menurut 2 pihak.
  • Tiap pihak harus memiliki sesuatu buat dihargai sang pihak lainnya.
  • Tiap pihak harus sanggup melakukan komunikasi dengan pihak lainnya dan mengirimkan barang atau jasa yang diharapkan sang pihak yg melakukan perdagangan tersebut.
  • Tiap pihak wajib bebas untuk mendapat atau menolak penawaran menurut pihak lain tersebut.
  • Tiap pihak wajib mau serta setuju melakukan transaksi yang sudah disepakati sebelumnya.
ARTIKEL LAINNYA :

PENGERTIAN PEMASARAN MENURUT AHLI

Pengertian Pemasaran
Pemasaran (Marketing) merupakan suatu rangkaian proses aktivitas yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yg dihasilkan perusahaan jasa, dimana kegiatan tadi hanya berorientasi pada masalah penjualan akan tetapi jauh lebih mendalam menurut itu kegiatan pemasaran adalah kegiatan yg dilakukan pada saat sebelum maupun setelah aktivitas penjualan barang atau jasa terjadi, menggunakan proses yang dilakukan sejak mulai direncanakannya produk tadi sampai dengan cara penyampaian produk pada pelanggan. 

Definisi pemasaran dari American Marketing Association (AMA) seperti yg dikutip sang Kasali (2005:53) adalah : “ Pemasaran adalah suatu proses perencanaan serta eksekusi, mulai berdasarkan tahap konsepsi, penetapan harga,kenaikan pangkat , hingga distribusi barang-barang, inspirasi-inspirasi serta jasa, buat melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya.

Beberapa ahli pula mengemukakan pendapatnya tentang definisi pemasaran. Nitisemito pada Lupiyoadi (2006:31), mengemukakan pemasaran adalah “Semua aktivitas yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa menurut produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud buat membentuk permintaan efektif”.

Konsep inti pemasaran dari pendapat pada atas menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang wajib dipenuhi dalam terjadinya proses pemasaran. Dalam pemasaran masih ada produk sebagai kebutuhan dan keinginan orang lain yang mempunyai nilai sehingga diminta serta terjadinya proses permintaan karena terdapat yg melakukan pemasaran.

Adapun definisi pemasaran dari Kotler (2008:10) yaitu : “Pemasaran adalah proses sosial yang menggunakan mana individu dan grup menerima apa yg mereka butuhkan dan inginkan menggunakan membentuk, memperlihatkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai menggunakan pihak lain.”

Dari definsi pada atas bisa disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok dengan menciptakan pertukaran sehingga menaruh kepuasan yang maksimal .

Pertukaran mempunyai makna krusial dalam definisi pemasaran. Konsep pertukaran sebenarnya sangat sederhana. Maksudnya bahwa seseorang memberikan sesuatu buat menerima sesuatu yg lain dari pihak lain tadi.

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:6) terdapat 5 kondisi yang wajib dipenuhi supaya pertukaran mampu terjadi :
  • Harus paling tidak terdiri menurut 2 pihak.
  • Tiap pihak wajib mempunyai sesuatu buat dihargai sang pihak lainnya.
  • Tiap pihak wajib bisa melakukan komunikasi dengan pihak lainnya dan mengirimkan barang atau jasa yg diharapkan sang pihak yg melakukan perdagangan tersebut.
  • Tiap pihak harus bebas buat menerima atau menolak penawaran menurut pihak lain tadi.
  • Tiap pihak wajib mau dan setuju melakukan transaksi yg sudah disepakati sebelumnya.
ARTIKEL LAINNYA :

PENGERTIAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN

Pengertian Pemasaran serta Manajemen Pemasaran 
Pengertian pemasaran menurut pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya tidak selaras meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran antara lain dikemukakan sang (William J. Stanton,1994) yaitu:
  • Pemasaran merupakan sistem holistik dari kegiatan bisnis yg ditujukan buat merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang serta jasa yg dapat memuaskan kebutuhan pada pembeli yang terdapat maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tadi di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yg dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu.
  • Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran menurut pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya tidak selaras meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran antara lain dikemukakan sang (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). 
Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran meliputi usaha perusahaan yg dimulai diantaranya menggunakan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran memilih keberhasilan perusahaan. Untuk itu aktivitas pemasaran harus dikoordinasikan serta dikelola dengan cara yg baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran merupakan analisis perencanaan, penerapan serta pengendalian terhadap program yg dirancang buat membentuk, menciptakan, serta mempertahankan pertukaran serta hubungan yg menguntungkan pasar target menggunakan maksud buat mencapai tujuan organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi pada atas, manajemen pemasaran dirumuskan menjadi suatu proses manajemen yg meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan pada memenuhi kebutuhan dan hasrat pasar, dan mendorong proses pertukaran secara sempurna dan menguntungkan pihak-pihak yg terlibat.konsep Pemasaran Pemasaran merupakan faktor krusial bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan menjadi faktor krusial yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep pemasaran dapat didefinisikan menjadi berikut: Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah usaha yg menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur adalah kondisi ekonomis serta sosial bagi kelangsungan hayati perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan definisi tersebut, bisa diambil makna bahwa semua kegiatan pada perusahaan harus ditujukan pada pemuas kebutuhan debitur, sehingga bisa diperoleh keuntungan maksimum pada jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta pada bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada 3 faktor yang mendasari konsep pemasaran, yaitu: 
1.seluruh perencanaan serta aktivitas perusahaan wajib berorientasi dalam debitur atau pasar. 
2.volume penjualan yang menguntungkan wajib menjadi tujuan perusahaan.
3.seluruh kegiatan perusahaan pada pemasaran wajib dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.berdasarkan hal tersebut, maka konsep pemasaran ini memiliki hubungan yang erat menggunakan perkembangan manajemen pemasaran. Sejak terjadinya revolusi industri, manajemen pemasaran sudah mengalami beberapa tahap perkembangan, yaitu:

1.tahap Orientasi Produksi
Pada tahap ini perusahaan memiliki perkara utama bagaimana caranya buat mempertinggi produksi, faktor layanan yg baik menggunakan harga yang layak agar bisa diperoleh keuntungan yg akbar. Konsep yg dianut sang perusahaan yang berada pada tahap ini adalah konsep produk, yang menyatakan bahwa produk yang dijual dengan harga yang layak, serta diharapkan sedikit bisnis pemasaran supaya tercapai penjualan yang memuaskan.

2.tahap Orientasi Penjualan
Setelah masalah produksi teratasi jumlah produk sebagai berlimpah. Oleh lantaran pangsa pasarnya terbatas, maka muncul perseteruan bagaimana supaya dapat menjual produk-produk yg telah didapatkan. Perusahaan yg berada pada tahap ini menganut sebuah konsep yaitu konsep penjualan, yang menyatakan bahwa debitur nir akan bersedia membeli suatu produk dalam jumlah yg cukup banyak tanpa didorong menggunakan usaha-bisnis kenaikan pangkat yang bertenaga. Perusahaan yang mengaplikasikan konsep ini lebih mementingkan penjualan berdasarkan pada kepuasan debitur. Cara misalnya ini dalam hakekatnya justru merugikan perusahaan sendiri, karena pembeli merasa tertipu serta kecewa sehingga tidak akan mengulang pembeliannya. 

3.tahap Orientasi Pemasaran
Dengan adanya aneka macam perubahan rakyat yang cepat, kemajuan teknologi yang semakin maju serta rasa jenuh debitur, maka orientasi penjualan tidak dapat lagi memberikan pemecahan atau jawaban secara keseluruhan terhadap bisnis-usaha buat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan wajib lebih mementingkan kebutuhan serta keinginan debitur. Perusahaan yg demikian ini menganut orientasi pemasaran, yg menyatakan bahwa kunci buat mencapai tujuan perusahaan terdiri berdasarkan penentuan kebutuhan dan impian debitur dan anugerah kepuasaan yang diinginkan secara lebih efektif serta efisien berdasarkan yang dilakukan sang pesaing. Jadi konsep pemasaran merupakan suatu orientasi dalam debitur yang didukung sang pemasaran yg terpadu dan ditujukan untu mecapai kepuasan yang semakin semakin tinggi menjadi kunci tercapainya tujuan perusahaan.

4.orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang berupaya memberikan kepuasan pada debitur serta kemakmuran masyarakat pada jangka panjang menganut konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan harus membentuk kepuasan debitur serta kesejahteraan warga pada jangka panjang sebagai kunci buat mencapai tujuan perusahaan yg banyak herbi kasus penciptaan serta pencapaian faktor hidup yang lebih baik, maka konsep ini dilihat sebagai konsep pemasaran yang baru.perkembangan warga dan teknlogi telah mengakibatkan perkembangan konsep pemasaran. Sekarang ini perusahaan dituntut buat dapat menanggapi cara-cara atau norma warga . Perusahaan tidak hanya berorientasi pada debitur saja, namun pula harus berorientasi kepada rakyat. Dengan konsep pemasaran sosial (Social Market Concept), perusahaan berusaha memberikan kepuasan debitur dan kesejahteraan masyarakat buat jangka panjang.artikel from: //mm.unsoed.net/index.php

PENGERTIAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN

Pengertian Pemasaran serta Manajemen Pemasaran 
Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli sudah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan lantaran mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat tentang definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu:
  • Pemasaran adalah sistem holistik menurut aktivitas usaha yg ditujukan buat merencanakan, memilih harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pada pembeli yg terdapat juga pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut pada atas terlihat bahwa pemasaran meliputi usaha perusahaan yang dimulai diantaranya menggunakan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yg bermutu.
  • Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli sudah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan lantaran mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat tentang definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). 
Dari definisi tadi di atas terlihat bahwa pemasaran meliputi bisnis perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran memilih keberhasilan perusahaan. Untuk itu aktivitas pemasaran wajib dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran dari Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, penerapan serta pengendalian terhadap acara yg dirancang buat membangun, membangun, serta mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan pasar target dengan maksud buat mencapai tujuan organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi di atas, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yg meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan supervisi terhadap aktivitas yg dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan serta asa pasar, dan mendorong proses pertukaran secara paripurna serta menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.konsep Pemasaran Pemasaran adalah faktor krusial bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan sebagai faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep pemasaran bisa didefinisikan sebagai berikut: Konsep pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis yg menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hayati perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan definisi tersebut, dapat diambil makna bahwa semua kegiatan pada perusahaan wajib ditujukan kepada pemuas kebutuhan debitur, sebagai akibatnya dapat diperoleh laba maksimum pada jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta pada bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada 3 faktor yg mendasari konsep pemasaran, yaitu: 
1.seluruh perencanaan dan aktivitas perusahaan harus berorientasi dalam debitur atau pasar. 
2.volume penjualan yang menguntungkan wajib menjadi tujuan perusahaan.
3.seluruh aktivitas perusahaan dalam pemasaran harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.berdasarkan hal tersebut, maka konsep pemasaran ini memiliki interaksi yg erat dengan perkembangan manajemen pemasaran. Sejak terjadinya revolusi industri, manajemen pemasaran sudah mengalami beberapa tahap perkembangan, yaitu:

1.tahap Orientasi Produksi
Pada termin ini perusahaan mempunyai perkara utama bagaimana caranya untuk mempertinggi produksi, faktor layanan yang baik menggunakan harga yang layak supaya bisa diperoleh laba yg besar . Konsep yg dianut sang perusahaan yang berada pada termin ini adalah konsep produk, yang menyatakan bahwa produk yg dijual dengan harga yang layak, dan dibutuhkan sedikit bisnis pemasaran agar tercapai penjualan yg memuaskan.

2.tahap Orientasi Penjualan
Setelah masalah produksi teratasi jumlah produk menjadi berlimpah. Oleh karena pangsa pasarnya terbatas, maka muncul pertarungan bagaimana supaya bisa menjual produk-produk yg telah dihasilkan. Perusahaan yg berada pada tahap ini menganut sebuah konsep yaitu konsep penjualan, yang menyatakan bahwa debitur nir akan bersedia membeli suatu produk dalam jumlah yang cukup poly tanpa didorong menggunakan bisnis-usaha kenaikan pangkat yg kuat. Perusahaan yang mengaplikasikan konsep ini lebih mementingkan penjualan dari pada kepuasan debitur. Cara misalnya ini dalam hakekatnya justru merugikan perusahaan sendiri, sebab pembeli merasa tertipu dan kecewa sehingga nir akan mengulang pembeliannya. 

3.tahap Orientasi Pemasaran
Dengan adanya berbagai perubahan rakyat yg cepat, kemajuan teknologi yg semakin maju serta rasa jenuh debitur, maka orientasi penjualan nir bisa lagi menaruh pemecahan atau jawaban secara holistik terhadap usaha-usaha buat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan wajib lebih mementingkan kebutuhan serta asa debitur. Perusahaan yang demikian ini menganut orientasi pemasaran, yang menyatakan bahwa kunci buat mencapai tujuan perusahaan terdiri berdasarkan penentuan kebutuhan serta harapan debitur serta anugerah kepuasaan yg diinginkan secara lebih efektif dan efisien berdasarkan yang dilakukan sang pesaing. Jadi konsep pemasaran adalah suatu orientasi dalam debitur yang didukung oleh pemasaran yg terpadu dan ditujukan untu mecapai kepuasan yang semakin meningkat menjadi kunci tercapainya tujuan perusahaan.

4.orientasi Manusia serta Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yg berupaya memberikan kepuasan kepada debitur dan kemakmuran rakyat pada jangka panjang menganut konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan harus membuat kepuasan debitur serta kesejahteraan warga pada jangka panjang menjadi kunci buat mencapai tujuan perusahaan yg poly herbi masalah penciptaan dan pencapaian faktor hidup yg lebih baik, maka konsep ini ditinjau menjadi konsep pemasaran yg baru.perkembangan masyarakat serta teknlogi sudah mengakibatkan perkembangan konsep pemasaran. Sekarang ini perusahaan dituntut buat bisa menanggapi cara-cara atau kebiasaan masyarakat. Perusahaan tidak hanya berorientasi dalam debitur saja, tetapi jua harus berorientasi pada warga . Dengan konsep pemasaran sosial (Social Market Concept), perusahaan berusaha menaruh kepuasan debitur serta kesejahteraan warga buat jangka panjang.artikel from: //mm.unsoed.net/index.php

PENGERTIAN PEMASARAN

I.PENGERTIAN PEMASARAN

                  Pemasaranadalah jalan yg harus ditempuh sang produk yg dihasilkan oleh produser agardapat sampai pada konsumen .
                  Pemasaranhanya terdapat pada usaha-bisnis yang sifatnya komersial artinyausaha yangberorientasi pasar alam tetapi pada usaha perkebunan yang tujuannya ada untukmemenuhi kebutuhan hayati serta juga yang kadang-kadang buat berorientasi kepadapasar.
                  Didalamusaha perkebunan ada yg berskala mini ini arahnya buat dapat memenuhikebutuhan hayati. Adajuga yg berskala akbar ini orientasinya kepada pasar.
                  Tetapiusaha komersial, perencanaan produksi dan pelaksaannya diadaptasi dengankebutuhan pasar.
Misalnya :
  1. Jenis produknya apa saja
  2. Berapa jumlahnya
  3. Bagaimana Kwalitasnya
  4. Bagaimana pemilihannya
  5. Bagaimana pengupahannya
  6. Bagaimana pengangkutannya
  7. Kapan diperlukannya
  8. Siapa yang terlibat pada pesanan
  9. Berapa harga pasarannya.

                  Pemasarankomoditi perkebunan merupakan kegiatan pengusaha perkebunan buat bisa menjualproduknya supaya bisa memperoleh laba yg sebanyak-besarnya.
Pemasaran dapat dilakukan sang penghasil sendiri (petani)atau oleh pengusaha hasil perkebunan (misalnya tengkulak, pedagangan pengumpul,pengecer serta lain-lain).

II.  PELUANGPASAR DAN PEMASARAN KOMODITI PERKEBUNAN

                  Padaera persaingan pasar global yang semakin kompetitif menggunakan hampir tidakjelasnya lagi batasan pasar suatu daerah Negara, maka daya saing produkmerupakan keharusan buat mampu merebut pasar.
                  Letakgeografis Aceh yg berada pada paling ujung barat Indonesia, merupakan suatutantangan bagi pengembangan pemasaran komoditas buat pasar domistik, terutamakomoditas non migas, buat itu pengembangan komoditas seharusnya lebihdiarahkan pada komoditi yang memiliki prospek pasaran buat ekspor. Sedangkanuntuk kebutuhan pasar domestik diarahkan terhadap produk yg mempunyaikeunggulan komperatif sebagai bahan bakuindustri pada pada negeri. Untuk itu kesediaan data dan penyebaran informasiharga pasar komoditi merupakan salah satu sarana bagi penilaian / Analisispeluang pasar suatu komoditi.
                  Dilihatdari segi daerah tujuan pemasaran komoditi, maka sekmen pasar komoditi Acehadalah menjadi berikut:
a.   Pasaran lokal
      Merupakanpemasaran buat memenuhi kebutuhan warga setempat, seperti    output pertanian/perkebunan rakyat skala kecildan lain-lain  sebagainya.
b.   Pasaran antarpulau
      Merupakanpemasaran buat memenuhi kebutuhan pasar di provinsi lain/antar        pulau. Komiditi ini terutama berhubungandengan bahan bakuindustri serta barang komsumsi erti udangsegar, sirip ikan hiu, jagung, rotan serta lain-lain.
c.   pasaran ekspor
      Merupakanpemasaran buat memenuhi kebutuhan pasar pada luar negeri. Sampai      saat ini komoditi ekspor Aceh masihdidominasi produk migas, walaupun            demikianekspor non migas mengalami pemugaran. Komoditi ekspor non migas          antara lain, karet, coklat, kopi,pinang serta lain-lain. Permasalahan ekspor Aceh       terletakpada suasana dan prasarana pelabuhan, sehingga sebagian besar      pelaksanaan ekspor dilakukan melaluipelabuhan Belawan pada Sumatra Utara. Jadi         dengandemikian dapat kita ketahui yang bahwa peluang pasar dan pemasaran         komoditi perkebunan di Aceh sangat baik,baik buat kebutuhan local juga       untukdi ekspor.

III. Kesimpulan
1.   PerekonomianAceh sampai ketika ini masih bertumpu pada sector pertambangan      serta industri migas, yang merupakan komoditiyang tidak diperbaharui. Sedangkan          potensisumber daya alam bagi pengembangan produk komoditi non migas masih            sangat kecil yang telah dimanfaatkan, dilain pihak peluang pasar masih sangat        terbuka.
2. Perlu adanya upaya yang lebih berfokus dari kita semuadalam penyediaan,       penyebaran danpertukaran data fakta harga pasar komoditi, sehingga             masing-masing provinsi dapatmenganalisis peluang pasar buat menaikkan        transaksiperdagangan dalam negeri.



PENGERTIAN SALURAN PEMASARAN DAN JENISJENIS SALURAN PEMASARAN

Pengertian Saluran Pemasaran Dan Jenis-Jenis Saluran Pemasaran
Pemasaran hasil pertanian merupakan suatu aktivitas yang bertujuan buat menaikkan serta berbagi kegiatan pemasaran suatu produk, kita harus mempertimbangkan saluran pemasaran yang dapat digunakan buat menyalurkan produk berdasarkan pembuat ke konsumen. Menurut Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yg saling tergantung dan terlibat pada proses menjadikan suatu produk atau jasa siap buat dipakai atau di konsumsi.

Sedangkan dari Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yang dipakai oleh penghasil buat menyalurkan barang tadi dari pembuat sampai kekonsumen atau pemakai industry.

Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa saluran pemasaran merupakan serangkaian organisasi yg saling tergantung pada rangka proses penyaluran barang berdasarkan produsen kepada konsumen.

suatu barang bisa berpindah melalui beberapa tangan sejak menurut pembuat hingga kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang bisa dipakai buat menyalurkan barang-barang yang terdapat.

Jenis saluran distribusi bisa diklasifikasikan menjadi berikut :
a. Saluran distribusi langsung, Saluran ini adalah saluran distribusi yang paling sederhana serta paling rendah yakni saluran distribusi menurut pembuat ke konsumen tanpa amenggunakan mediator. Disni produsen dapat menjual barangnya melalui pos atau mendangi pribadi rumah konsumen, saluran ini bisa jua diberi istilah saluran nol taraf (zero stage chanel).

b. Saluran disrtibusi yg menggunakan satu mediator yakni melibatkan produsen serta pengecer. Disini pengecer akbar eksklusif membeli barang kepada produsen, lalu menjualnya pribadi kepada konsumen. Saluran ini biasa diklaim dengan saluran satu taraf (one stage chanel).

c. Saluran distribusi yang menggunakan dua grup pedagang akbar dan pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang poly dipakai oleh penghasil. Disini produsen hanya melayani penjualan pada jumlah besar pada pedagang besar saja, nir menjual kepada pengecer pembelian sang pengecer dilayani sang pedagang besar serta pembelian oleh konsumen hanya dilayani sang pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini diklaim juga saluran distribusi 2 tingkat (two stage chanel).

d. Saluran distribusi yg menggunakan tiga pedagang perantara. Dalam hal ini produsen memilih agen menjadi mediator buat menyalurkan barangnya pada pedagang besar yang kemudian menjualnya pada took-toko mini . Saluran distribusi seperti ini dikenal pula menggunakan kata saluran distribusi tiga taraf (three stage chanel), Philip Kotler (1996).

Beberapa Fungsi Dalam Proses Pemasaran Hasil Pertanian 
Dalam proses pemasaran, output pertanian terdapat beberapa fungsi yang harus ditampung oleh pihak pembuat dan elemen-elemen terlibat dalam penyaluran yang acapkali funsi-fungsi ini menimbulkan perkara yg wajib dibutuhkan oleh produsen maupun elemen-elemen yang terlibat dalam rantai pemesaran. Fungsi-fungsi tersebut terdiri berdasarkan :
a. Pembelian serta pengumpulan ini merupakan fungsi ysng bersangkutan menggunakan pemendihan atau mempunyai sejumlah barang yg dimaksudkan sebagai persedian produksi atau buat mencukupi kebutuhan. Dalam menganalisa pembelian ini ada beberapa tindakan yg harus diperhatikan yaitu penatapan kebutuhan, pencarian sumber kebutuhan, negosiasi harga dan transaksi resmi.

b. Penjualan serta penyebaran ini adalah aktivitas buat mencari serta mengusahakan agar barang-barang yg sudah diproduksi atau dimiliki bisa dipasarkan secara menguntungkan.

c. Pengangkutan serta transportasi, merupakan suatu fungsi yg berarti memindahkan suatu produk menurut asal penghasilanya ke pasar atau konsumen pada waktu tertentu yg tepat diubahsuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan pasar atau konsumen. Jadi transportasi membentuk kegunaan tempat serta kegunaan ketika.

d. Menyimpan produk (storage), fungsi ini adalah fungsi yang hampir ditemukan dalam setiap forum pemasaran, ini merupakan suatu pengumpulan sementara produk sebelum dipasarkan.

e. Pengolahan produk, dalam tataniaga pemasaran disini bukan pengolahan bentuk, berukuran luar dan sebagainya, tetapi berupa penyortiran produk-produk tersebut.

f. Pendanaan atau pembiayaan (financing), yaitu penyediaan sejumlah uang guna suatu transaksi jual beli produk.

g. Resiko, adalah fungsi yang bersangkutan menggunakan kerugian yg muncul akibat kurang matangnya pertimbangan dalam pembuatan rencana.

h. Keterangan pasar, yaitu fungsi pencarian liputan mengenai pasar yg diharapkan buat penyusunan kebijakan pemasaran produk, Mubyarto (1997)

Pengertian Margin Pemasaran dan Faktor Yang Mempengaruhi
Mergin pemasaran adalah perbedaan antara harga yg diterima sang petani penghasil dengan harga yang harus dibayarkan sang konsumen akhir. Besar kecilnya perbedaan harga ditingkat konsumen akhir akan dipengaruhi sang:banyak forum pemasaran yang ikut pada proses pemasaran, panjang atau pendeknya saluran yang dilalui dan jeda pasar, Nurlan F (1986).

Menurut Khol serta Uhl pada Astin Akitasan (2004) mendefinisikan marjin pemasaran merupakan rasio antara nilai tambah yg diperoleh pelaku pemasaran eksklusif dan harga yang dibayarkan oleh konsumen.

Sementara itu Downey dan Trocke (1981) margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga penjualan produk pada 2 tahapan yang berurutan pada saluran distribusi pemasaran produk yg bersangkutan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa margin pemasaran adalah disparitas atau selisih antara harga penjualan yang diterima setiap forum pemasaran dalam dua tahapan yang berurutan pada saluran pemasaran mulai dari produsen sampai pada konsumen akhir.

Ada beberapa faktor yg mensugesti besarnya kecilnya margin rapikan pemasaran antara lain banyaknya forum yg terlibat dalam proses pemasaran produk tersebut, atau panjang produk yg dilalui buat mencapai pasar.

Menurut Rashit dan Caudry dalam Basirun dkk (1991) mengumumkan bahwa ada dua unsur yang menghipnotis margin pemasaran , yaitu:1) porto yang dimuntahkan buat menjalankan fungsi tata niaga seperti mengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengepakan, pengangkutan dan lain-lain, dua) akbar keuntungan menurut pasar-pasar mediator atau keuntungan pedagang mediator. Selanjutnya Buse serta Brandow pada Basirun dkk (1991) sudah melakukan penelitian tentang hubungan antara volume, porto dan harga masih ada margin menggunakan memakai ordinary square regrestion. Dimana dari output ketiga variable yang diteliti memperlihatkan dampak yg signifikan terhadap margin rapikan niaga pemasaran.

1. Kajian Empirik
Penelitian terdahulu yg relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wa Ode Astuti (2006) dengan judul”Analisis Pemasaran Rumput Laut Di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Muna”. Dengan menggunakan analalisis marjin pemasaran. Hasil penelitian ini menampakan bahwa marjin pemasaran rumput laut pada kecamatan kulisusu kabupaten muna sangat besar . 

Penelitian lain yg dilakukan sang Yusri (2007) menggunakan judul”Studi Pendapatan Kakao Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka”. Dengan memakai analisis Ï€ = TR –TC dimana Ï€ merupakan Pendapatan Bersih, TR= Total Revenue (Pendapatan Kotor), TC= Total Cost (Totaol Biaya). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan bersih yg diperoleh petani kakao sinkron kriteria yang ditetapkan BPS, tergolong warga berpendapatan tinggi.

2. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis pada atas, maka kerangka pikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa budidaya rumput bahari yang dilakukan petani rumput laut pada Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton dimaksudkan buat memperoleh produksi, pendapatan serta mengungkapkan pemasaran. 

Dimana ketiga (produksi, pendapatan dan pemasaran) variable diatas akan dianalisis menggunakan alat analisis deskptif buat menjawab perseteruan yg dikemukakan sebagai akibatnya bisa memberikan kesimpulan serta rekomendasi peningkatan pendapatan untuk kesejateraan petani rumput bahari pada Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton. Untuk lebih jelasnya bisa dipandang dalam skema kerangka pikir penelitian di bawah ini:

Gambar Skema Kerangka Pikir Penelitian

3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan kasus pada atas, maka penelitian ini merumuskan hipotesisi menjadi berikut:
1. Diduga bahwa produksi dan pendapatan petani rumput bahari pada Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton nisbi besar .
2. Diduga bahwa pemasaran rumput laut yang terdapat di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton memakai saluran distribusi pribadi serta saluran distribusi satu taraf.

PENGERTIAN SALURAN PEMASARAN DAN JENISJENIS SALURAN PEMASARAN

Pengertian Saluran Pemasaran Dan Jenis-Jenis Saluran Pemasaran
Pemasaran output pertanian merupakan suatu aktivitas yang bertujuan buat menaikkan dan menyebarkan kegiatan pemasaran suatu produk, kita wajib mempertimbangkan saluran pemasaran yang bisa dipakai buat menyalurkan produk menurut pembuat ke konsumen. Menurut Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran merupakan serangkaian organisasi yg saling tergantung serta terlibat pada proses menjadikan suatu produk atau jasa siap buat digunakan atau di konsumsi.

Sedangkan dari Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yg dipakai oleh pembuat buat menyalurkan barang tersebut dari pembuat hingga kekonsumen atau pemakai industry.

Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa saluran pemasaran merupakan serangkaian organisasi yg saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang berdasarkan pembuat kepada konsumen.

suatu barang bisa berpindah melalui beberapa tangan sejak berdasarkan penghasil hingga kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan buat menyalurkan barang-barang yg ada.

Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan menjadi berikut :
a. Saluran distribusi pribadi, Saluran ini adalah saluran distribusi yg paling sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi berdasarkan produsen ke konsumen tanpa amenggunakan mediator. Disni penghasil bisa menjual barangnya melalui pos atau mendangi eksklusif tempat tinggal konsumen, saluran ini sanggup pula diberi kata saluran nol tingkat (zero stage chanel).

b. Saluran disrtibusi yg menggunakan satu mediator yakni melibatkan produsen serta pengecer. Disini pengecer besar eksklusif membeli barang kepada produsen, kemudian menjualnya eksklusif pada konsumen. Saluran ini biasa diklaim dengan saluran satu taraf (one stage chanel).

c. Saluran distribusi yang menggunakan 2 gerombolan pedagang besar dan pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang poly dipakai sang produsen. Disini penghasil hanya melayani penjualan pada jumlah besar pada pedagang akbar saja, nir menjual pada pengecer pembelian sang pengecer dilayani oleh pedagang akbar serta pembelian sang konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut pula saluran distribusi 2 taraf (two stage chanel).

d. Saluran distribusi yang memakai 3 pedagang mediator. Dalam hal ini penghasil memilih agen menjadi perantara buat menyalurkan barangnya pada pedagang akbar yang lalu menjualnya pada took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal pula dengan kata saluran distribusi 3 tingkat (three stage chanel), Philip Kotler (1996).

Beberapa Fungsi Dalam Proses Pemasaran Hasil Pertanian 
Dalam proses pemasaran, hasil pertanian terdapat beberapa fungsi yg wajib ditampung sang pihak produsen dan elemen-elemen terlibat dalam penyaluran yang seringkali funsi-fungsi ini mengakibatkan masalah yg wajib diperlukan sang penghasil juga elemen-elemen yang terlibat dalam rantai pemesaran. Fungsi-fungsi tadi terdiri berdasarkan :
a. Pembelian dan pengumpulan ini merupakan fungsi ysng bersangkutan dengan pemendihan atau mempunyai sejumlah barang yg dimaksudkan sebagai persedian produksi atau buat mencukupi kebutuhan. Dalam menganalisa pembelian ini terdapat beberapa tindakan yg wajib diperhatikan yaitu penatapan kebutuhan, pencarian asal kebutuhan, negosiasi harga serta transaksi resmi.

b. Penjualan dan penyebaran ini merupakan aktivitas buat mencari dan mengusahakan supaya barang-barang yg sudah diproduksi atau dimiliki bisa dipasarkan secara menguntungkan.

c. Pengangkutan serta transportasi, merupakan suatu fungsi yg berarti memindahkan suatu produk menurut asal penghasilanya ke pasar atau konsumen dalam saat eksklusif yang sempurna disesuaikan dengan kebutuhan serta kepentingan pasar atau konsumen. Jadi transportasi menciptakan kegunaan tempat dan kegunaan ketika.

d. Menyimpan produk (storage), fungsi ini merupakan fungsi yang hampir ditemukan pada setiap lembaga pemasaran, ini adalah suatu pengumpulan sementara produk sebelum dipasarkan.

e. Pengolahan produk, pada tataniaga pemasaran disini bukan pengolahan bentuk, ukuran luar dan sebagainya, namun berupa penyortiran produk-produk tersebut.

f. Pendanaan atau pembiayaan (financing), yaitu penyediaan sejumlah uang guna suatu transaksi jual beli produk.

g. Resiko, merupakan fungsi yg bersangkutan dengan kerugian yang timbul akibat kurang matangnya pertimbangan pada pembuatan planning.

h. Keterangan pasar, yaitu fungsi pencarian berita tentang pasar yang diperlukan buat penyusunan kebijakan pemasaran produk, Mubyarto (1997)

Pengertian Margin Pemasaran dan Faktor Yang Mempengaruhi
Mergin pemasaran adalah disparitas antara harga yg diterima sang petani penghasil dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen akhir. Besar kecilnya disparitas harga ditingkat konsumen akhir akan dipengaruhi sang:poly forum pemasaran yang ikut dalam proses pemasaran, panjang atau pendeknya saluran yang dilewati dan jeda pasar, Nurlan F (1986).

Menurut Khol serta Uhl dalam Astin Akitasan (2004) mendefinisikan marjin pemasaran merupakan rasio antara nilai tambah yang diperoleh pelaku pemasaran eksklusif dan harga yang dibayarkan sang konsumen.

Sementara itu Downey serta Trocke (1981) margin pemasaran merupakan disparitas antara harga penjualan produk pada dua tahapan yg berurutan pada saluran distribusi pemasaran produk yang bersangkutan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa margin pemasaran merupakan disparitas atau selisih antara harga penjualan yang diterima setiap lembaga pemasaran pada 2 tahapan yg berurutan pada saluran pemasaran mulai menurut pembuat sampai pada konsumen akhir.

Ada beberapa faktor yg mensugesti besarnya kecilnya margin rapikan pemasaran diantaranya banyaknya lembaga yg terlibat pada proses pemasaran produk tersebut, atau panjang produk yg dilewati buat mencapai pasar.

Menurut Rashit dan Caudry dalam Basirun dkk (1991) mengumumkan bahwa ada dua unsur yg mensugesti margin pemasaran , yaitu:1) porto yang dikeluarkan buat menjalankan fungsi rapikan niaga seperti mengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengepakan, pengangkutan dan lain-lain, dua) akbar keuntungan dari pasar-pasar mediator atau keuntungan pedagang perantara. Selanjutnya Buse dan Brandow pada Basirun dkk (1991) telah melakukan penelitian mengenai hubungan antara volume, biaya serta harga terdapat margin menggunakan memakai ordinary square regrestion. Dimana berdasarkan hasil ketiga variable yg diteliti menerangkan impak yg signifikan terhadap margin tata niaga pemasaran.

1. Kajian Empirik
Penelitian terdahulu yang relevan menggunakan penelitian ini adalah penelitian yg dilakukan oleh Wa Ode Astuti (2006) dengan judul”Analisis Pemasaran Rumput Laut Di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Muna”. Dengan menggunakan analalisis marjin pemasaran. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa marjin pemasaran rumput laut pada kecamatan kulisusu kabupaten muna sangat akbar. 

Penelitian lain yang dilakukan oleh Yusri (2007) menggunakan judul”Studi Pendapatan Kakao Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka”. Dengan menggunakan analisis Ï€ = TR –TC dimana Ï€ merupakan Pendapatan Bersih, TR= Total Revenue (Pendapatan Kotor), TC= Total Cost (Totaol Biaya). Hasil penelitian ini menerangkan bahwa tingkat pendapatan higienis yang diperoleh petani kakao sinkron kriteria yang ditetapkan BPS, tergolong warga berpendapatan tinggi.

2. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis pada atas, maka kerangka pikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa budidaya rumput bahari yg dilakukan petani rumput laut pada Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton dimaksudkan buat memperoleh produksi, pendapatan dan menyebutkan pemasaran. 

Dimana ketiga (produksi, pendapatan dan pemasaran) variable diatas akan dianalisis menggunakan alat analisis deskptif buat menjawab permasalahan yg dikemukakan sehingga bisa memberikan konklusi serta rekomendasi peningkatan pendapatan buat kesejateraan petani rumput laut di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton. Untuk detail dapat dilihat pada skema kerangka pikir penelitian di bawah ini:

Gambar Skema Kerangka Pikir Penelitian

3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan kasus di atas, maka penelitian ini merumuskan hipotesisi menjadi berikut:
1. Diduga bahwa produksi serta pendapatan petani rumput bahari di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton nisbi besar .
2. Diduga bahwa pemasaran rumput bahari yang terdapat pada Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton memakai saluran distribusi langsung dan saluran distribusi satu taraf.

PENGERTIAN PEMASARAN HOLISTIK MENURUT PARA AHLI

Pengertian Pemasaran Holistik Menurut Para Ahli
Kotler dan Keller (2006) mengungkapkan bahwa pemasaran keseluruhan adalah konsep yg berbasis pengembangan, desain, implementasi dan aktivitas proses pemasaran yang dikenali memiliki nilai ketergantungan yang tinggi. Pendekatan keseluruhan didasari pada cara buat mengatasi berbagi perseteruan pemasaran yg kompleks serta luas. Karakteristik pemasaran keseluruhan merupakan integrasi dari empat konsep pemasaran, yaitu konsep pemasaran internal (internal marketing), pemasaran integrasi (integrated marketing), pemasaran relasional (relationship marketing) dan pemasaran sosial (societal marketing). 

Pemasaran sosial (societal marketing) merupakan konsep yg memandang bahwa organisasi berusaha memilih apa cita-cita, kebutuhan, serta ketertarikan atau kepentingan berdasarkan sasaran pasar. Organisasi kemudian memberikan nilai superior pada konsumen dengan cara-cara yg bisa mempertahankan atau menaikkan kesejahteraan konsumen serta masyarakat secara lebih luas. Konsep societal marketing menuntut pasar buat bisa menyeimbangkan tiga pertimbangan pada merogoh keputusan tentang kebijakan pemasaran, yaitu keuntungan perusahaan, kepuasan konsumen, dan kepentingan rakyat. Konsep segmentasi pasar, riset konsumen, pengembangan konsep, komunikasi, fasilitasi, insentif dan teori pertukaran dipakai untuk memaksimalkan respon yg bersifat komersial (Kotler serta Lee, 2005). 

Pemasaran sosial menggunakan konsep-konsep segmentasi pasar, riset konsumen, pengembangan dan pengujian konsep produk, komunikasi yg diarahkan, hadiah fasilitas, insentif-insentif dan perubahan teori buat memaksimumkan tanggapan gerombolan sasaran. Asumsi dasar penelitian ini adalah bahwa konsep pemasaran sosial yg condong buat kegiatan komersial, sesungguhnya dapat jua dikembangkan bagi aktivitas pengembangan warga yg bersifat non profit. Kotler dan Keller (2006) menyebutkan:

“Social marketing is a strategy for changing behaviour. It combines the best elements of traditional approaches to social change in an integrated rencana and action framework and utilities advances in communication technology and marketing skills”

Pemasaran sosial akan dibawa ke masyarakat oleh institusi yg berkepentingan untuk mengganti konduite masyarakat, yaitu suatu produk sosial. Bentuk dari produk sosial diantaranya berupa ide sosial, yaitu bentuk menurut keyakinan, sikap atau nilai. Ide sosial yang dipasarkan bisa juga adalah sebuat perilaku atau sebuah nilai.

Belch dan Belch (2004) mengungkapkan bahwa pertukaran nilai sebagai konsep sentral berdasarkan societal marketing dan pertukaran ini tidak hanya terbatas pada pertukaran uang untuk barang atau jasa. Sebagai model misalnya pada hubungan antara perusahaan donor dan lembaga nirlaba terkait dengan suatu informasi sosial. Lembaga nirlaba akan mendapat sejumlah bantuan menurut perusahaan, namun demikian perusahaan sponsor tidak menerima bentuk keuntungan material dan donasi yg diberikan. Donasi yg diberikan sang perusahaan adalah pertukaran untuk keperluan sosial dan psikologis bagi perusahaan, seperti contohnya feelings of goodwill dan altruisme. 

Cause-Related Marketing 
Permulaan dari frase cause-related marketing ditujukan kepada perusahaan kartu kredit American Express yang menjalankan strategi pemasarannya pada tahun 1983. Tujuan awal perusahaan merupakan mempertinggi jumlah pengguna kartu kredit, yg kemudian berkembang dengan strategi pemasaran lanjutan buat berkomitmen buat mendonasikan sebagian dana, guna restorasi patung Liberty di Amerika Serikat. Perusahaaan berjanji untuk mendonasikan uang sejumlah satu cent berdasarkan penggunaan kartu kredit, serta satu dollar menurut penerbitan kartu kredit baru, selama empat bulan pada tahun 1983. Perusahaan American Express memperoleh peningkatan penggunaan kartu kredit sebesar 28 persen, dibandingkan menggunakan periode yg sama tahun sebelumnya. Kampanye yg dilakukan American Express buat memperbaiki patung Liberty membuat dana sebesar US$ 1,7 Milyar (Westberg, 2004). 

Varadarajan serta Menon (1988) mempublikasikan literatur akademis yg herbi cause-related marketing yg menyebutkan munculnya konsep sejalan dengan teori yg hampir sama dengan corporate social responsibility:

Cause-related marketing is the process of formulating and implementing marketing activities that are characterized by an offer from the firm to contribute a specific amount to a designated cause when customers engage in revenue-providing exchanges that satisfy organizational and individual objectives 

Cause-related marketing adalah aktivitas yg khusus yaitu perusahaan berjanji pada konsumen buat mendonasikan sumberdaya perusahaan menurut setiap penjualan produk atau jasa kepada orang-orang yang membutuhkan donasi. Kampanye cause-related marketing memiliki dua tujuan, yaitu buat mendukung aktivitas sosial serta buat menaikkan output pemasaran. Program cause-related marketing dilaksanakan setidaknya sang 3 stakeholders, yaitu konsumen perusahaan, shareholders serta satu stakeholder yg tidak berafiliasi langsung dengan kegiatan komersial berdasarkan perusahaan (Varadarajan dan Menon, 1988). 

Menurut Polonski serta Speed (2001), poly laba yg sanggup diperoleh oleh perusahaan dan atau mitranya menggunakan melakukan cause-related marketing. Keuntungan pertama merupakan menarik para konsumen baru, yaitu orang yang sedari awal telah tertarik buat melakukan cause yg lalu dipromosikan sang perusahaan. Keuntungan ke 2 merupakan tersedianya dana untuk membiayai aktivitas sosial tertentu. Manfaat ketiga, kegiatan sosial sanggup dipengaruhi sang perusahaan, yg melihat keterkaitan antara produknya menggunakan aktivitas sosial tertentu. Perusahaan yang melakukan cause-related marketing akan sanggup menerima ceruk pasarnya menggunakan lebih tepat. Cause-related marketing akan menghubungkan antara produk dengan gosip eksklusif, serta konsumen yang tertarik menggunakan info tadi akan mengetahui asosiasi antara produk eksklusif menggunakan info yang menjadi perhatiannya. Keempat, hasil penjualan bisa semakin tinggi karena tambahan konsumen serta ceruk pasar, terbentuknya kemitraan dengan pihak-pihak yang mempunyai kepedulian yg sama. Keuntungan yang terakhir adalah perusahaan akan menikmati bukti diri merek yang positif.

Sundar (2007) menyatakan adanya klarifikasi yang kentara perbedaan diantara cause-related marketing menggunakan philanthropy perusahaan serta sponsorship. Cause-related marketing nir termasuk dalam philanthropy perusahaan dan sponsorship. Program cause-related marketing mendonasikan uang pada pihak nonprofit, berdasar pada jumlah produk yg bisa terjual kepada konsumen. Program spesifik yang dilakukan dalam cause-related marketing merupakan penjualan dan promosi suatu produk. Donasi acara murni dipengaruhi oleh perusahaan. Sponsorship adalah aktivitas yg melibatkan uang serta barang pada pihak lain yang bertujuan mengenalkan produk eksklusif serta nama perusahaan melalui kegiatan yang diadakan sang pihak lain. Perusahaan melakukan Sponsorship menggunakan pihak lain melalui perjanjian yg sudah disepakati oleh kedua pihak mengenai jumlah serta cara donasinya. 

Menurut Kotler serta Lee (2005), terdapat banyak sekali macam cara buat melakukan cause-related marketing, umunya merupakan menjadi berikut: 
  1. jumlah uang eksklusif setiap produk terjual, 
  2. jumlah uang eksklusif setiap pelaksanaan terhadap produk jasa eksklusif, 
  3. persentase tertentu berdasarkan penjualan produk, 
  4. proporsi yang tidak ditentukan sebelumnya dari penjualan produk, 
  5. perusahaan menaruh donasi sejumlah kontribusi dari konsumen, 
  6. persentase eksklusif menurut keuntungan bersih, 
  7. penawarannya mungkin terkait menggunakan satu produk saja, atau beberapa hingga semua produk, 
  8. penawarannya mungkin berlaku buat kerangka ketika tertentu atau nir dibatasi, atau 
  9. perusahaan menetapkan batas atas berdasarkan kontribusi (bukan menggunakan waktu).
Dari berbagai model cause-related marketing pada Indonesia, terdapat kesamaan memakai jumlah uang eksklusif pada setiap produk yg terjual, seperti yg dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk terhadap produk sabun Lifebouy serta produk es krim Walls. PT. Unilever Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan yang mempunyai perhatian lebih terhadap kegiatan tanggung jawab sosial. PT. Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan membuatkan, bukan semata buat menaikkan reputasi, tetapi membantu perusahaan buat terus tumbuh serta berkembang. Bagi Unilever Indonesia (UI), tanggung jawab sosial tidak terpisahkan berdasarkan bisnis. Setiap hari, begitu poly orang Indonesia menggunakan produknya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, kesehatan, serta kebersihan. Mereka ikut membantu perusahaan buat terus tumbuh dan menjadi perusahaan fast moving consumer goods terkemuka. Berbagai manfaat berdasarkan pertumbuhan usaha telah menjadi bagian menurut budaya perusahaan yg sudah diwujudkan menggunakan mengikutsertakan usaha mini menengah (UKM) pada aktivitas produksi, membangun kesempatan kerja, dan memberikan keuntungannya pulang kepada masyarakat (Susanto, 2007).

Program “Lifebouy Berbagi Sehat” menaruh kesempatan bagi keluarga Indonesia buat mendukung acara peningkatan pencerahan masyarakat tentang kesehatan. Konsumen secara otomatis menaruh sumbangan Rp. 10- pada setiap pembelian sabun btg Lifebouy. Hasil yang terkumpul sejauh ini telah dirasakan keuntungannya oleh 10.000 murid SD yg memperoleh modul interaktif mengenai perawatan kesehatan langsung. Bahkan dana tadi relatif buat membiayai acara menurut sekolah ke sekolah, yang mengajak anak-anak sebagai agen perubahan dalam keluarga mereka dan mendorong terciptanya gaya hayati yg lebih sehat. Ribuan anak turut serta dalam menaruh cap kedua tangan mereka pada atas sebuah spanduk sebagai ungkapan tekad mereka buat mendukung peningkatan kebersihan. Perusahaan nir saja berbagi iklan serta kenaikan pangkat yg bertanggung jawab, namun pula memadukan kampanye sosial kesehatan bersama kenaikan pangkat produk. Di pada komunikasi, perusahaan nir saja mengungkapkan mengenai manfaat produk itu sendiri, tetapi juga pesan-pesan pendidikan mengenai kesadaran hayati sehat (Susanto, 2007). 

Selain program “Lifebouy Berbagi Sehat”, PT. Unilever Indonesia jua melakukan program cause-related marketing melalui produk es krim Walls. Berangkat berdasarkan rasa keprihatinan dan kepedulian terhadap kemajuan pendidikan anak Indonesia ketika ini, Unilever menyelenggarakan program “Wall’s Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta” yang bertujuan buat membantu menyekolahkan anak-anak kurang bisa dengan dana yang didapat dari hasil penjualan es krim Walls serta akan disumbangkan melalui Dompet Dhuafa. Melalui acara “Wall’s Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta”, Wall’s akan menyumbangkan Rp 1.000 menurut setiap kotak es krim Viennetta Kurma serta varian lainnya yg terjual, pada 1.000 anak kurang sanggup yang berprestasi di 33 propinsi pada Indonesia melalui lembaga terpercaya, Dompet Dhuafa. Program “Wall’s Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta” diselenggarakan mulai September 2007, menjelang bulan kudus Ramadhan, yang merupakan momen istimewa untuk membuatkan serta memberi pada sesama. 

PENGERTIAN PEMASARAN HOLISTIK MENURUT PARA AHLI

Pengertian Pemasaran Holistik Menurut Para Ahli
Kotler serta Keller (2006) menyebutkan bahwa pemasaran holistik adalah konsep yang berbasis pengembangan, desain, implementasi serta aktivitas proses pemasaran yg dikenali mempunyai nilai ketergantungan yg tinggi. Pendekatan holistik didasari dalam cara buat mengatasi mengembangkan konflik pemasaran yg kompleks dan luas. Karakteristik pemasaran keseluruhan merupakan integrasi dari empat konsep pemasaran, yaitu konsep pemasaran internal (internal marketing), pemasaran integrasi (integrated marketing), pemasaran relasional (relationship marketing) serta pemasaran sosial (societal marketing). 

Pemasaran sosial (societal marketing) adalah konsep yg memandang bahwa organisasi berusaha memilih apa hasrat, kebutuhan, serta ketertarikan atau kepentingan dari sasaran pasar. Organisasi kemudian memberikan nilai superior pada konsumen menggunakan cara-cara yang bisa mempertahankan atau mempertinggi kesejahteraan konsumen serta masyarakat secara lebih luas. Konsep societal marketing menuntut pasar buat dapat menyeimbangkan tiga pertimbangan dalam merogoh keputusan mengenai kebijakan pemasaran, yaitu keuntungan perusahaan, kepuasan konsumen, dan kepentingan warga . Konsep segmentasi pasar, riset konsumen, pengembangan konsep, komunikasi, fasilitasi, insentif dan teori pertukaran digunakan buat memaksimalkan respon yg bersifat komersial (Kotler serta Lee, 2005). 

Pemasaran sosial menggunakan konsep-konsep segmentasi pasar, riset konsumen, pengembangan dan pengujian konsep produk, komunikasi yg diarahkan, hadiah fasilitas, insentif-insentif serta perubahan teori buat memaksimumkan tanggapan gerombolan target. Asumsi dasar penelitian ini merupakan bahwa konsep pemasaran sosial yang condong buat kegiatan komersial, sesungguhnya bisa jua dikembangkan bagi kegiatan pengembangan masyarakat yang bersifat non profit. Kotler dan Keller (2006) menyebutkan:

“Social marketing is a strategy for changing behaviour. It combines the best elements of traditional approaches to social change in an integrated rencana and action framework and utilities advances in communication technology and marketing skills”

Pemasaran sosial akan dibawa ke warga oleh institusi yg berkepentingan buat mengganti konduite rakyat, yaitu suatu produk sosial. Bentuk dari produk sosial antara lain berupa pandangan baru sosial, yaitu bentuk menurut keyakinan, perilaku atau nilai. Ide sosial yang dipasarkan bisa juga adalah sebuat perilaku atau sebuah nilai.

Belch serta Belch (2004) menyebutkan bahwa pertukaran nilai sebagai konsep sentral menurut societal marketing serta pertukaran ini tidak hanya terbatas dalam pertukaran uang buat barang atau jasa. Sebagai contoh contohnya pada hubungan antara perusahaan donor serta lembaga nirlaba terkait dengan suatu berita sosial. Lembaga nirlaba akan menerima sejumlah bantuan dari perusahaan, tetapi demikian perusahaan sponsor tidak mendapat bentuk laba material dan kontribusi yg diberikan. Donasi yg diberikan oleh perusahaan merupakan pertukaran untuk keperluan sosial dan psikologis bagi perusahaan, misalnya misalnya feelings of goodwill serta altruisme. 

Cause-Related Marketing 
Permulaan dari frase cause-related marketing ditujukan pada perusahaan kartu kredit American Express yg menjalankan strategi pemasarannya pada tahun 1983. Tujuan awal perusahaan merupakan menaikkan jumlah pengguna kartu kredit, yang kemudian berkembang dengan taktik pemasaran lanjutan buat berkomitmen buat mendonasikan sebagian dana, guna restorasi patung Liberty di Amerika Serikat. Perusahaaan berjanji buat mendonasikan uang sejumlah satu cent berdasarkan penggunaan kartu kredit, serta satu dollar menurut penerbitan kartu kredit baru, selama empat bulan di tahun 1983. Perusahaan American Express memperoleh peningkatan penggunaan kartu kredit sebanyak 28 %, dibandingkan dengan periode yg sama tahun sebelumnya. Kampanye yang dilakukan American Express untuk memperbaiki patung Liberty membuat dana sebesar US$ 1,7 Milyar (Westberg, 2004). 

Varadarajan serta Menon (1988) mempublikasikan literatur akademis yang herbi cause-related marketing yg menjelaskan keluarnya konsep sejalan dengan teori yg hampir sama dengan corporate social responsibility:

Cause-related marketing is the process of formulating and implementing marketing activities that are characterized by an offer from the firm to contribute a specific amount to a designated cause when customers engage in revenue-providing exchanges that satisfy organizational and individual objectives 

Cause-related marketing adalah kegiatan yang khusus yaitu perusahaan berjanji kepada konsumen buat mendonasikan sumberdaya perusahaan dari setiap penjualan produk atau jasa kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan. Kampanye cause-related marketing memiliki dua tujuan, yaitu buat mendukung kegiatan sosial dan buat meningkatkan hasil pemasaran. Program cause-related marketing dilaksanakan setidaknya oleh tiga stakeholders, yaitu konsumen perusahaan, shareholders serta satu stakeholder yg tidak berhubungan pribadi menggunakan kegiatan komersial menurut perusahaan (Varadarajan dan Menon, 1988). 

Menurut Polonski dan Speed (2001), poly laba yg bisa diperoleh oleh perusahaan dan atau mitranya menggunakan melakukan cause-related marketing. Keuntungan pertama adalah menarik para konsumen baru, yaitu orang yang sedari awal telah tertarik buat melakukan cause yang kemudian dipromosikan oleh perusahaan. Keuntungan ke 2 adalah tersedianya dana buat membiayai kegiatan sosial eksklusif. Manfaat ketiga, aktivitas sosial sanggup dipengaruhi oleh perusahaan, yg melihat keterkaitan antara produknya dengan kegiatan sosial tertentu. Perusahaan yang melakukan cause-related marketing akan sanggup mendapatkan ceruk pasarnya menggunakan lebih sempurna. Cause-related marketing akan menghubungkan antara produk dengan gosip eksklusif, serta konsumen yang tertarik menggunakan informasi tadi akan mengetahui asosiasi antara produk eksklusif menggunakan gosip yang sebagai perhatiannya. Keempat, output penjualan bisa semakin tinggi karena tambahan konsumen dan ceruk pasar, terbentuknya kemitraan dengan pihak-pihak yg mempunyai kepedulian yg sama. Keuntungan yang terakhir merupakan perusahaan akan menikmati bukti diri merek yg positif.

Sundar (2007) menyatakan adanya klarifikasi yang kentara disparitas diantara cause-related marketing menggunakan philanthropy perusahaan serta sponsorship. Cause-related marketing tidak termasuk dalam philanthropy perusahaan dan sponsorship. Program cause-related marketing mendonasikan uang kepada pihak nonprofit, berdasar kepada jumlah produk yg bisa terjual pada konsumen. Program spesifik yang dilakukan dalam cause-related marketing merupakan penjualan dan kenaikan pangkat suatu produk. Donasi program murni ditentukan sang perusahaan. Sponsorship merupakan aktivitas yang melibatkan uang dan barang pada pihak lain yg bertujuan mengenalkan produk tertentu dan nama perusahaan melalui kegiatan yang diadakan oleh pihak lain. Perusahaan melakukan Sponsorship dengan pihak lain melalui perjanjian yg telah disepakati sang kedua pihak tentang jumlah dan cara donasinya. 

Menurut Kotler serta Lee (2005), masih ada banyak sekali macam cara buat melakukan cause-related marketing, umunya adalah sebagai berikut: 
  1. jumlah uang eksklusif setiap produk terjual, 
  2. jumlah uang eksklusif setiap pelaksanaan terhadap produk jasa eksklusif, 
  3. persentase eksklusif dari penjualan produk, 
  4. proporsi yang tidak ditentukan sebelumnya berdasarkan penjualan produk, 
  5. perusahaan menaruh kontribusi sejumlah kontribusi dari konsumen, 
  6. persentase tertentu menurut keuntungan higienis, 
  7. penawarannya mungkin terkait dengan satu produk saja, atau beberapa hingga seluruh produk, 
  8. penawarannya mungkin berlaku buat kerangka ketika eksklusif atau tidak dibatasi, atau 
  9. perusahaan tetapkan batas atas berdasarkan donasi (bukan dengan saat).
Dari banyak sekali model cause-related marketing di Indonesia, masih ada kecenderungan memakai jumlah uang tertentu pada setiap produk yg terjual, seperti yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk terhadap produk sabun Lifebouy serta produk es krim Walls. PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan galat satu perusahaan yang mempunyai perhatian lebih terhadap aktivitas tanggung jawab sosial. PT. Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan mengembangkan, bukan semata buat meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan buat terus tumbuh serta berkembang. Bagi Unilever Indonesia (UI), tanggung jawab sosial tidak terpisahkan dari usaha. Setiap hari, begitu poly orang Indonesia menggunakan produknya buat memenuhi kebutuhan nutrisi, kesehatan, dan kebersihan. Mereka ikut membantu perusahaan buat terus tumbuh serta menjadi perusahaan fast moving consumer goods terkemuka. Berbagai manfaat dari pertumbuhan usaha telah menjadi bagian menurut budaya perusahaan yg sudah diwujudkan menggunakan mengikutsertakan usaha kecil menengah (UKM) dalam kegiatan produksi, membentuk kesempatan kerja, dan menaruh keuntungannya balik kepada warga (Susanto, 2007).

Program “Lifebouy Berbagi Sehat” memberikan kesempatan bagi keluarga Indonesia buat mendukung acara peningkatan pencerahan warga mengenai kesehatan. Konsumen secara otomatis memberikan sumbangan Rp. 10- pada setiap pembelian sabun batang Lifebouy. Hasil yg terkumpul sejauh ini sudah dirasakan manfaatnya oleh 10.000 anak didik Sekolah Dasar yg memperoleh modul interaktif mengenai perawatan kesehatan pribadi. Bahkan dana tersebut relatif buat membiayai acara dari sekolah ke sekolah, yang mengajak anak-anak sebagai agen perubahan pada famili mereka serta mendorong terciptanya gaya hidup yang lebih sehat. Ribuan anak turut serta pada menaruh cap ke 2 tangan mereka di atas sebuah spanduk sebagai ungkapan tekad mereka buat mendukung peningkatan kebersihan. Perusahaan tidak saja membuatkan iklan serta promosi yang bertanggung jawab, tetapi pula memadukan kampanye sosial kesehatan bersama promosi produk. Di pada komunikasi, perusahaan tidak saja mengungkapkan mengenai manfaat produk itu sendiri, namun jua pesan-pesan pendidikan mengenai pencerahan hidup sehat (Susanto, 2007). 

Selain program “Lifebouy Berbagi Sehat”, PT. Unilever Indonesia juga melakukan acara cause-related marketing melalui produk es krim Walls. Berangkat menurut rasa keprihatinan serta kepedulian terhadap kemajuan pendidikan anak Indonesia ketika ini, Unilever menyelenggarakan acara “Wall’s Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta” yang bertujuan buat membantu menyekolahkan anak-anak kurang bisa menggunakan dana yang didapat dari hasil penjualan es krim Walls serta akan disumbangkan melalui Dompet Dhuafa. Melalui acara “Wall’s Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta”, Wall’s akan menyumbangkan Rp 1.000 menurut setiap kotak es krim Viennetta Kurma dan varian lainnya yang terjual, pada 1.000 anak kurang mampu yg berprestasi pada 33 propinsi di Indonesia melalui forum terpercaya, Dompet Dhuafa. Program “Wall’s Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta” diselenggarakan mulai September 2007, menjelang bulan suci Ramadhan, yg merupakan momen istimewa buat membuatkan serta memberi kepada sesama. 

MANAJEMEN PEMASARAN KONSEP DAN STRATEGI

Manajemen Pemasaran Konsep Dan Strategi 
Pengertian Manajemen Strategis
Definisi manajemen taktik dari David (2006 : 6) merupakan sebagai seni serta ilmu buat memformulasikan, mengimplementasi, serta mengevaluasi keputusan lintas fungsi yg memungkinkan organisasi bisa mencapai tujuannya. Seperti implisit dalam definisi, manajemen strategis serius dalam mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem liputan computer untuk mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya Pearce serta Robinson (2008 : lima) mendefinisikan Manajemen strategis sebagai satu set keputusan serta tindakan yang membentuk formulasi serta impelementasi rencana yg dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan/organisasi.

Perencanaan adalah tindakan awal pada aktifitas manajerial setiap organisasi. Perencanaan strategis merupakan instrumen kepemimpinan serta suatu proses. Sebagai suatu proses, ia menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi dimasa depan serta bagaimana bisnis mencapainya. Seperti yang ditegaskan oleh Steiss yg disadur sang Salusu (2006 : 500) bahwa perencanaan strategis menjadi komponen dari manajemen strategis bertugas buat memperjelas tujuan dan target, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama pada memperoleh dan mengalokasikan asal daya serta menciptakan suatu pedoman pada menerjemahkan kebijaksanaan organiasi.

Manfaat Manajemen Strategis
Perencanaan menjadi galat satu fungsi menurut manajemen yang pertama memiliki peranan yg sangat penting. Dengan perencanaan yang mengagumkan, sebuah organisasi akan memiliki arah serta langkah yg kentara.

Dengan menggunakan manajemen strategis sebagai suatu kerangka kerja untuk menyelsesaikan setiap kasus strategis di pada organisasi, maka para pemimpin organisasi diajak buat berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik. Ada beberapa manfaat yg diperoleh organisasi apabila menerapkan manajemen strategis, yaitu :
1) Memberikan arah jangka panjang yg akan dituju
2) Membantu organisasi mengikuti keadaan dalam perubahan-perubahan yang terjadi
3) Membuat suatu organisasi sebagai lebih efektif
4) Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi pada lingkungan yang semkin beresiko
5) Aktifitas pembuatan taktik akan menaikkan kemampuan organisasi untuk mencegah keluarnya kasus dimasa mendatang
6) Keterlibatan karyawan/anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka dalam tahap pelaksanaannya
7) Aktifitas tumpang tindih akan dikurangi
8) Keengganan buat berubah menurut karyawan/anggota organisasi akan dapat dikurangi

Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Porter yg dikutip oleh Umar (2005) Lingkungan eksternal dibagi kedalam 2 katagori yaitu lingkungan makro serta lingkungan industri. Penjelasan kedua katagori eksternal yakni menjadi berikut :

1) Lingkungan Makro
Elemen-elemen yang terdapat dalam lingkungan ini memberikan efek yg nir eksklusif dalam perusahaan. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan merupakan sebagai berikut :

a) Elemen Perekonomian
Perekonomian berkaitan menggunakan bagaimana orang atau bangsa memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi banyak sekali barang dan jasa. Perusahaan perlu memperhatikan sejauh mana perekonomian bisa mensugesti perusahaan/organisasi berdasarkan segi upah energi kerja, inflasi, perpajakan, pengangguran, serta harga barang yang dikelola.

b) Elemen Politik dan Legal
Situasi politik, perpolitikan, serta kasus sah sangat terkait menggunakan keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Situasi perpolitikan yg kondusif menaruh kenyamanan bagi para organisasi/pelaku usaha.

c) Elemen Sosial-Budaya
Kondisi sosial yang dimaksud merupakan seperti syarat demografi, perilaku, gaya hayati, adat norma, dan kebiasaan dari orang-orang eksternal perusahaan. Begitupula dari syarat budaya misalnya ekologis, demografis, religious, pendidikan dan etnis.

d) Elemen Lingkungan Teknologi
Ilmu serta pengetahuan manusia terus berkembang menurut waktu ke saat. Ini menciptakan teknologi juga berkembang pesat. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan yg baru saja, tetapi jua mencakup cara-cara pelaksanaanya atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, merupakan teknologi memberikan suatu gambaran yang luas mencakup mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan.

2) Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan pada-mana bisnis perusahaan berada. 

a) Ancaman Pelaku Bisnis Baru
Masuknya perusahaan menjadi pendatang baru akan menimbulkan sejumlah akibat bagi perusahaan yg telah ada.

b) Ancaman Produk Substitusi
Perusahaan-perusahaan yang berada pada industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti.

c) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Pembeli ini biasanya mampu memaksa perusahaan buat menurunkan harga atau menuntut menaikkan kualitas produk/jasa, dan mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

d) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Bila pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat, maka semakin kurang menarik industrinya.

e) Persaingan Dalam Industri

Persaingan pada industri akan mempengaruhi kebijakan serta kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yg oligopoly, perusahaan memiliki kekuatan yang cukup akbar buat mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar persaingan sempurna umumnya akan memaksa perusahaan sebagai follower termasuk pada hal harga produk.

Analisis Lingkungan Internal
Secara garis akbar, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang hendaknya diamati dapat dipandang menurut beberapa pendekatan, yakni menjadi berikut :

1) Pendekatan Fungsional
Pada pendekatan ini, pegkatagorian analisis internal seringkali diarahkan pada pasar serta pemasaran, syarat keuangan serta akunting, produksi, sumber daya insan, dan struktur organisasi serta manajemen.

2) Pendekatan Rantai Nilai (Value Chains)
Analisis dengan pendekatan Rantai Nilai didasarkan dalam serangkaian aktivitas yg berurutan dari sekumpulan kegiatan nilai (value activities) yg dilaksanakan buat mendesain, menghasilkan, memasarkan, mengirimkan, dan mendukung produk serta jasa mereka pada perusahaan yang terdiri dari satu SBU saja.

Analisis SWOT
Menurut David (2006), buat menganalisis penentuan strategi menjadi kentara, terdapat sembilan macam matriks yang dapat dipakai yakni menjadi berikut :
a. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
b. Matriks Internal Factor Evalution (IFE)
c. Matriks Competitive Profile (CP)
d. Matriks SWOT
e. Matriks Strategic Position and Action Evalution (SPACE)
f. Matriks Internal-Exsternal (IE)
g. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
h. Matriks Grand Strategy
i. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSP)

Pengertian Pemasaran 
Definisi pemasaran menurut Gitosudarmo (2001 : 1) merupakan suatu aktivitas yg mengusahakan agar produknya yang dipasarkan bisa diterima serta disenangi oleh pasar.

Kemudian menurut pengertian yg dikemukakan sang Stanton yang disadur sang Swastha (2001 : 6), pemasaran merupakan sistem holistik pada kegiatan usaha yg ditujukan buat merencanakan, memilih harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa yg dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yg ada juga pembeli potensial.

Pengertian Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran dari Kotler (2000 : 9), manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan serta aplikasi konsepsi, penentuan harga, kenaikan pangkat serta distribusi barang, jasa dan gagasan untuk membangun pertukaran dengan kelompok sasaran yg memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Bauran Pemasaran
Menurut Kotler (2000), Bauran pemasaran adalah suatu perangkat pemasaran yang bisa dipakai oleh perusahaan pada mencapai tujuan pemasaran dalam target pasarnya.

Bauran pemasaran adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti menurut sistem pemasaran perusahaan yaitu product, price, promotion, place, disingkat sebagai 4P.
1) Product (produk)
2) Price (harga)
3) Promotion (promosi)
4) Place (loka/saluran distribusi)

Strategi Pemasaran
Berikut strategi pemasaran menurut unsur-unsur bauran pemasaran adalah menjadi berikut :

1) Strategi produk
Dalam bahasan ini akan diuraikan proses pengembangan serta pemasaran produk-produk baru dihubungkan menggunakan tujuh tahap siklus hidup suatu produk. Ketujuh termin siklus hidup produk tadi merupakan :

a) Membangkitkan serta menyaring konsep atau gagasan
Produk-produk baru dimulai dari gagasan atau konsep. Tahap pertama dalam berbagi produk baru meliputi membangkitkan serta menyarig konsep atau gagasan.

b) Perencanaan dan pengembangan produk
Dalam termin ini mencakup evaluasi yang lebih mendalam, perencanaan, serta pengembangan konsep produk yang lolos dari proses penyaringan konsep atau gagasan.

c) Uji pemasaran atau stimulasi pasar
Dalam tahapan ini, reaksi konsumen terhadap produk diselidiki. Produk-produk diuji pasar di wilayah tertentu untuk menentukan potensi penjualannya. Uji pasar ini berdasarkan pada sampel mini menurut sebagian warga konsumen potensial.

d) Tahap komersialisasi atau pengenalan
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses pengembangan produk baru dan adalah tahap awal berdasarkan daur hidup produk. Sasaran primer dalam produk ini merupakan menciptakan konsumen mengetahui produk tersebut serta mencoba membelinya.

e) Tahap pertumbuhan pasar
Dalam termin pertumbuhan, penjualan produk mulai meningkat secara cepat serta produk tersebut mulai member sedikit laba. Pasar semakin luas disebabkan semakin meningkatnya pembelian ulang oleh pembeli sebelumnya dan pembeli-pembeli baru pada jumlah akbar yang ditentukan oleh para pembeli sebelumnya.

f) Tahap kejenuhan atau kedewasaan
Dalam termin kejenuhan, pertumbuhan penjualan mulai berkurang atau melambat dan semakin usang semakin mendekati pertumbuhan nol. Kebanyakan konsumen yg pernah melakukan pembelian produk mungkin akan melanjutkan pembelian produk tadi, atau mungkin mulai mencoba produk merek lainnya.

g) Tahap penurunan atau penghapusan produk
Dalam tahap ini, pasar produk nir normal lagi dan penjualan mulai turun secara cepat atau drastis. Dalam tahap ini produk mungkin dapat dihapus atau tidak diproduksi lagi.

2) Strategi harga
Terdapat tiga hal krusial yang mempengaruhi strategi harga yaitu menjadi berikut:
a) Karakteristik konsumen
b) Karakteristik perusahaan
c). Karakteristik persaingan
3) Strategi saluran distribusi

Pilihan pasar, segmentasi pasar, serta sasaran pasar sangat terkait menggunakan saluran distribusi. Dalam saluran eksklusif, pabrikasi atau perusahaan menjual secara pribadi pada pemakai akhir. Dalam saluran tidak pribadi, pabrik atau perusahaan memakai satu atau lebih mediator buat menjual produk ke pemakai akhir. Jenis-jenis mediator pemasaran, yaitu :
a) Perantara
b) Agen
c) Perwakilan perusahaan
d) Pedagang besar
e) Pengecer
f) Pedagang perantara
g) Agen penjualan
h) Distributor atau perantara
i) Dealer
j) Pemborong
4) Strategi promosi
a) Periklanan
b) Promosi penjualan
c) Publisitas
d) Penjualan personal