Dewasa ini Pemerintah terus-menerus berupayamendorong peningkatan ekspor nonmigas. Peranan ekspor nonmigas dalammeningkatkan pendapatan devisa negara selama ini belum maksimal , tetapi relatifcukup stabil. Adapun komoditi yang poly berperan pada ekspor nonmigas iniadalah komoditi perkebunan. Salah satu diantaranya yg pula telah berkembangdi wilayah Bali dari tahun 1990 merupakan komoditi kakao. Komoditi ini diusahakanoleh petani dalam bentuk organisasi gerombolan tani (Subak Abian) berupa kebunrakyat menggunakan sistem diversivikasi dibawah flora kelapa.
Sebagaimana diketahui bahwa pada biasanya produksiperkebunan rakyat baik kuantitas maupun mutunya relatif lebih rendah biladibandingkan dengan produksi kakao yang didapatkan oleh perkebunan besarswasta, sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan sering kurang memenuhistandar mutu ekspor (Disbun Bali, 1988). Halini tidak terlepas berdasarkan beberapafaktor diantaranya : masih kurangnya pengetahuan petani pada budidaya kakaosecara benar sinkron dengan perkembangan teknologi waktu ini, misalnya teknologipemupukan yang sempurna sinkron menggunakan karakteristik serta tingkat kesuburan tanah.terlebih lagi varietas kakao yg ditanam petani tergolong kakao hibrida yang rakusdengan unsur hara, sehingga memerlukan anugerah pupuk (input) yg lebihbanyak (Suyoto, 1993).
Sentra tanaman kakao di Bali terdapat di KabupatenTabanan serta Jemberana. Di Kabupaten Tabanan, kebun kakao paling luas terdapatdi Kecamatan Selemadeg yaitu mencapai luas 1.095,134 hektar menggunakan produksibiji kemarau lebih kurang 1.139,41 kg per hektar setiap tahun, yg diusahakan dalambentuk gerombolan tani (Subak Abian) (Wibowo, 2002). Hasil kakao yg dicapaioleh petani tersebut masih tergolong rendah, dan sebenarnya masih dapatditingkatkan, baik jumlah juga mutunya. Hal ini disebabkan lantaran tingkatpengetahuan petani kakao khususnya dibidang teknologi pemupukan berimbang,pemeliharaan, serta pengendalian hama/penyakit masih relatif rendah (PengamatanLangsung, 2008).
Sesuai dengan hasil penelitian (Wibowo, 2002) dan(Supadma, 2004) pada kecamatan Selemadeg dan Pupuan Tabanan, bahwa karaktersistiktanah di kecamatan tersebut mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadapproduksi kakao yang bisa dicapai, karena karakteristik tanah mencerminkanstatus kesuburan tanah yg ada pada tempat tadi. Status kesuburan tanah yangada saat ini, sangat memilih keberhasilan pada upaya meningkatkan output danmutu output kakao pada lokasi tersebut secara maksimal . Untuk itu perludilakukan upaya-upaya buat mempertinggi pengetahuan petani dibidang pemupukanberimbang antara pupuk anorganik dan pupuk organik (pupuk kompos). Dalam halini maka para petani sangat perlu diberikan pengetahuan praktis mengenaiteknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi untuk tumbuhan kakao, serta carapemeliharaan dan pengendalian hama/penyakit terpadu.
Kondisi kesuburan tanah pada kecamatan Selemadegkhususnya dalam beberapa kebun kakao petani memperlihatkan kesuburan yang relatifrendah. Ini terbukti berdasarkan output analisis tanah yang dilakukan tahun 2008menunjukkan pH (relatif asam), C-organik (rendah-sedang), kadar N-total (rendah),P-tersedia dan K-tersedia (rendah-sedang) (Supadma, 2008). Menurut Sunanto(1992) bahwa kondisi tanah yg baik buat tumbuhan kakao merupakan : solum tanahminimal 90 centimeter, gembur, mengandung bahan organik tinggi, mengandung unsur harayang tinggi serta berimbang, memiliki pH tanah netral (6-7,5). Oleh lantaran ituuntuk mencapai pertumbuhan dan output kakao yg baik di kecamatan Selemadegperlu dilakukan tindakan pemupukan yang tepat dan berimbang sinkron dengantingkat kesuburan tanah yang terdapat waktu ini.
Pemupukan yang dimaksud adalah pemupukan berimbangspesifik lokasi yaitu : pemupukan dengan menaruh pupuk anorganik atau pupukbuatan dan pupuk organik atau pupuk kompos secara berimbang, termasuk pulajenis unsur dan dosisnya sinkron dengan syarat kesuburan tanah dan kebutuhantanaman kakao. Hal ini sangat krusial, mengingat rekomendasi pemupukan tanamankakao yang ada pada Kabupaten Tabanan sangat umum serta telah berlaku semenjak tahun1990, sebagai akibatnya perlu diadaptasi lagi menggunakan kondisi status kesuburan tanahsaat ini di masing-masing lokasi, supaya pemupukan yang dilakukan mampumeningkatkan output serta mutu hasil secara efisien.
Berdasarkankarakteristik dan tingkat kesuburan tanah di wilayah kecamatan Selemadeg Timur,dan output uji takaran pemupukan yg telah dilakukan, maka dapatdirekomendasikan pemupukan berimbang khusus lokasi menjadi berikut : untuktanaman kakao yg sudah membentuk (umur > lima tahun) : Urea (dua x 270 g),SP-36 (dua x 150 - 180 g), KCl (dua x 150 g), pupuk sangkar atau kompos (2 x tiga kg)serta pupuk Dolomit (2 x 80 g) per pohon setiap tahun (Tabel 1). Pemberian pupukdilakukan 2 kali pada setahun yaitu awal animo penghujan (kurang lebih bulanOktober) dan akhir isu terkini penghujan (sekitar bulan April), menggunakan caramembenamkan pupuk pada parit (10 centimeter) melingkar pada piringan tanaman , kemudianpupuk ditimbun balik dengan tanah.
Agar petani dapat menyerap teknologi pemupukantersebut, maka sosialisasi serta aplikasi pengetahuan teknologi pemupukanberimbang spesifik lokasi sangat penting diberikan kepada para petani kakao dikecamatan Selemadeg Timur, melalui penyuluhan dan demonstrasi plot pemupukan tanamankakao langsung dalam kebun petani.
Kelompok Tani (Subak Abian Buana Sari) Dusun Megati,terletak pada KecamatanSelemadeg Timur, mempunyai anggota sebesar 91 orang, danrata-homogen memilikikebun kakao yg sudah membentuk seluas : 35 – 50 are.tetapi pemeliharaannyamasih bersifat tradisional (belum intensif), sang karenaitu pelaksanaan pengabdiankepada warga , khususnya penerapan Ipteksteknologi pemupukan berimbangspesifik lokasi buat tumbuhan kakao pada daerah ini,sangat mendesak untukdilaksanakan, guna bisa mempertinggi pengetahuan petanidibidang pemupukan sertapemeliharaan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
Hasil kegiatan ini menerangkan bahwa respon parapetani Subak Abian BuanaSari Dusun Megati Kelod Desa Megati cukup baik. Hal initerbukti menurut banyaknyapetani yg hadir pada acara penyuluhan juga dalampelaksanakan demplot yaitusebanyak 48 orang menurut 50 orang petani yang diundang.pada acara penyuluhantersebut yang hadir merupakan Kelian Subak Abian Buana Sari (I Gede Supartana ), 4orang petani pelopor ( I Nyoman Suartana, I KetutSugiarta, I NyomanGuna Antara, IWayan Budiada ), kepala Tempek dan para petanilahan kemarau atau petani kakao.pada ketika acara penyuluhan diberikan berupamakalah ringkas yg memuatpetunjuk simpel pada budidaya tumbuhan kakao,pemupukan flora kakao,pengendalian penyakit tanaman pisang. Para petanimengikuti penjelasan yangdiberikan secara tekun serta benar-benar benar-benar selama 3jam.
Materi yangdisuluhkan meliputi :
1.perkembangankemajuan teknologi serta budidaya tumbuhan kakao oleh Ir. IWayan Sudarka,MP.selama 30 mnt.
2. Penjelasan tentang karakteristik tanah ataukesuburan tanah kebun kakao yangada pada daerah Desa Megati , KecamatanSelemadeg Timur oleh Ir. I NyomanDibia,MSi., selama 30 m
3.penjelasanmengenai perkembagan teknologi pemupukan berimbang spesifiklokasi untuktanamankakao dalam unit lahan kakao yang ada pada SelemadegTimur khususnya pada DusunMegati Kelod, Desa Megati serta penjelasanmengenai manfaat hadiah pupukkandang atau kompos serta pupuk mineralDolomit oleh Ir. A.A.nyoman Supadma,MP,selama 30 mnt.
4.pengetahuanmengenai upaya buat menaikkan hasil serta mutu hasil kakaosecaraberkelanjutan, termasuk pengendalian hama/penyakit secara terpadu danpenangananpasca panen butir kakao buat memperoleh mutu yg lebih baikoleh Ir I GustiNgurah Bagus , MP., selama 30 mnt .
5.dilanjutkandengan diskusi selama kurang lebih 30-45 menit.pada saat diskusi terdapat 6 orangpetani mengajukan pertanyaan seputar tanamankakao dan pisang.pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diantaranya : 1)Bagaimana cara memilihbibit tumbuhan kakao yg baik agar mau nantinyaberbuah lebat, 2) Bagaimanacara memangkas flora kakao sesudah berunur lebih berdasarkan 4 tahun dan berapatingkat dibiarkan cabang jorquetnya, tiga) Pupuk apasaja yg wajib diberikan agartanaman mau berbuah poly dan akbar-akbar serta berapa takaran yang tepat, 4)Penyakit atau hama apa yg menyerang buahkakao, dimana buahnya menjadi hitam ,keras serta nir mau berkembang, lima)Kenapa flora pisang seringkali mangkat serta busuksebelum berbuah, serta bagaimana cara pengendaliannya?
Semua pertanyaan-pertanyaan yg diajukan tersebutdapat dijawab dandijelaskan dengan baik oleh tim penyuluh, baik dari bidangbididaya,pemupukan, juga hama/penyakit kakao dan pisang, sebagai akibatnya petanimerasasangat puas dan mengerti atas penerangan yg diberikan. Denganpenjelasantersebut petani akhirnya mengetahui budidaya tanaman kakao yangbenar, paketdosis pemupukan khusus lokasi buat flora kakao di dusun MegatiKelod,dan cara pengendalian hama terpadu pada flora kakao dan pisang.
Khusus tentang pelaksanaan demplot pemupkan tanamankakao, telahdilaksanakan mulai lepas 17 Juni 2008 seluas 50 are pada lahanpetanipelopor, yang disebar menjadi 4 lokasi demplot masing-masing 12,lima aredengantanaman kakao yang sudah berumur > 4 tahun. Peserta demplot pemupukanyaitu I Nyoman Suartana, I Ketut Sugiarta, I Nyoman Guna Antara, dan IGedeSupartana, dengan paket takaran pemupukan misalnya Tabel 2, yg diberikanpada
akhirmusim hujan.
TABEL
Berdasarkan penerapan paket pemupukan tadi,dengan pemupukan satu kalipada akhir animo hujan, serta selesainya pemupukanpemupukan berjalan 3 bulan yaitu daritanggal : 17 Juni 2008 sampai 16 September2008, selanjutnya dilakukan pengamatanke lapangan buat melihat pertumbuhan danhasil tanaman kakao, dan respon petani kakao disekitar demplot
Berdasarkan output pengamatan oleh petani pesertademplot, ternyata output butir kakao mengalami peningkatan yg signifikan yaitusebelum demplot pemupukanhasilnya rata-rata 45 kg biji kemarau per bulan per12,lima are, mengalami peningkatanmenjadi 80 kg biji kemarau per bulan per 12,lima areatau semakin tinggi kurang lebih 78 %. Demikianpula serangan hama/penyakit butir mengalamipenurunan, lantaran dahan tanaman kakaotelah dipangkas secara sahih. Jadi untukmencapai taraf produksi kakao yang tinggidengan kualitas yg baik, mutlakdiperlukan pemupukan yang sempurna serta kultur tehnis yang sahih.
Menurut Soepardi (1985) bahwa penggunaan pupuksecara rasional danberimbang wajib memperhatikan kadar unsur hara dalam tanah,jenis pupuk, mutupupuk, serta mempertimbangkan kebutuhan hara flora untukpertumbuhan serta hasilyang optimal. Ini berarti bahwa keberhasilan pemupukanyang dilakukan untukmeningkatkan output dan mutu output kakao, sangat ditentukanoleh syarat kesuburan tanah yang ada ketika kini . Selain itu pemangkasantanaman kakao yang telah berproduksi sangat memilih keberhasilan bungamenjadi buah pentil, dan yangdewasa, lantaran sangat kondisi ini berhubungan eratdengan jumlah sinar surya yang masuk serta sirkulasi udara di areal kebunagar kondisi kebun tidak terlalu lembab. Apabila syarat kebun terlalu lembab dansirkulasi udara pada areal kebun jelek, makatanaman akan mudah diserang olehpenyakit busuk buah yang ditimbulkan sang fungi,serta serangan hama Helopeltisyang menyerang buah menjelang dewasa (Disbun Bali,1995).
Hasil pengamatan langsung menunjukkan bahwa responpetani anggota subakabian Buana Sari sangat baik serta antusias terhadappelaksanaan dan hasil demplotpemupukan, hal ini bisa ditinjau bahwa kebunpetani diluar demplot nampak sudah baikpemangkasannya serta beberapa petanitelah melakukan pemupukan menggunakan pupuk kotoran sapi yang mereka miliki.
Dari output kegiatan pengabdian pada rakyat ini,diperlukan dapatmemotivasi para petani anggota subak, buat menerapkanpengetahuan dan pengalamanyang diperoleh, sebagai akibatnya hasil tanaman kakao dapatditingkatkan serta kesuburan tanah bisa terpelihara secara berkelanjutan.