PEMANFAATAN TRICHODERMA

Trichoderma sp.merupakan sejenis cendawan/ jamur/fungi yg termasukkelas ascomycetes.Trichoderma sp. memiliki aktivitas antifungal.di alam, trichoderma poly ditemukan di tanah hutanmaupun tanah pertanian atau pada substrat berkayu.
            Pada sebuahpenelitian ditemukan bahwa trichoderma merupakan keliru satu jamuryang dapat menjadi agen biokontrolkarena bersifat antagonis bagi jamurlainnya, terutama yg bersifat patogen.aktivitasantagonis yang dimaksud dapat meliputipersaingan, parasitisme, predasi, atau pembentukkan toksin misalnya antibiotik. Untuk keperluan bioteknologi, agen biokontrol ini dapatdiisolasi dari trichoderma serta dipakai buat menangani masalahkerusakan tanaman dampak patogen.
            Trichoderma memproduksimetabolit yg bersifat volatil dan nonvolatil. Metabolit non volatil lebih efektif dibandingkan menggunakan yang volatil.metabolit yang didapatkan trichoderma bisa berdifusi melalui membran dialisisyang lalu bisa merusak pertumbuhan beberapa patogen. Salah satu contohmetabolit tersebut merupakan monooksigenase yang muncul ketika adanya kontak antarjenis trichoderma, serta semakin optimal dalam pH 4. Ketiadaan metabolit ini tidakakan mengganti morfologi dari Trichoderma tetapi hanya akan menurunkan kemampuanpenghambatan patogen.
            Potensi jamur trichoderma sebagaiagensia pengendali hayati sudah tidak terbantahkan. Beberapa penyakit tanamansudah dapat dikendalikan menggunakan pelaksanaan fungi trichoderma. Diantaranya adalahbusuk pangkal btg dalam flora vanili yg disebabkan oleh jamur fusarium,Jamur Akar Putih (JAP) yang menyerang tumbuhan lada dan karet serta beberapapenyakit terbawa tanah (soil borne) lainnya.
            Jamur trichoderma sebagai jamurantagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit flora telahmenjadikan jamur tersebut semakin luas dipakai oleh petani pada usahapengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Kemampuan dan mekanisme trichodermadalam menghambat pertumbuhan patogen secara rinci bervariasi dalam setiapspesiesnya. Perbedaan kemampuan ini disebabkan oleh faktor ekologi yg membuatproduksi bahan metabolit yg bervariasipula.






1.FUNGSI EKOLOGIS

            Trichodermaharzianum merupakan keliru satu contoh yang palingbanyak dipelajari karena memiliki aktivitas antifungal yang tinggi. Trichodermaharzianum dapat memproduksi enzim litik serta antibiotik antifungal. Selain itu Trichodermaharzianum pula dapat berkompetisi dengan patogen serta bisa membantupertumbuhan flora. Tricoderma harzianum mempunyai kisaran penghambatanyang luas karena bisa merusak berbagai jenis fungi.
            Trichodermaharzianum memproduksi metabolit misalnya asam sitrat, etanol, serta berbagai enzimseperti urease, selulase,glukanase, serta kitinase.hasil metabolit ini dipengaruhi kandungan nutrisi yg terdapat dalam media. Trichodermaharzianum bisa memproduksi beberapa pigmen yang bervariasi pada media tertentu sepertipigmen ungu yang didapatkan pada media yangmengandung amoniumoksalat, serta pigmen jingga yang dihasilkanpada media yg mengandung gelatin atau glukosa, serta pigmen merah dalam medium cairyang mengandung glisin dan urea.
            Saat berada padakondisi yg kaya akan kitin, Trichodermaharzianum memproduksi protein kitinolitikdan enzim kitinase.Enzim ini bermanfaat untuk meningkatkanefisiensi kegiatan biokontrolterhadap patogen yang mengandung kitin.
            Sebagai agensiahayati, Trichoderma berpotensi menjaga sistem ketahanan tanaman misalnyadari serangan patogen misalnya cendawan patogen. Pada pertanaman sengon yangrentan yang terserang penyakit busuk akar (Ganodermasp.), pertanaman kubis yang rentan penyakit akar gada, penggunaan trichoderma menjadi agen antagonismerupakan keliru satu alternatif pengendalian yang direkomendasikan.

2.PERBANYAKAN TRICHODERMA

            Disampingkarakternya menjadi berlawanan diketahui pula bahwa trichoderma juga berfungsi menjadi dekomposer dalam pembuatan pupukorganik. Aplikasi jamur trichodermapada pembibitan tanaman guna mengantisipasi agresi OPT sedini mungkinmembuktikan bahwa taraf kesadaran petani akan arti krusial perlindunganpreventif perlahan telah tumbuh.
            Penggunaan fungi trichoderma secara luas dalam usahapengendalian OPT perlu disebarluaskan lebih lanjut agar petani dapatmemproduksi fungi trichoderma secaramandiri. Diharapkan sehabis mengetahui langkah-langkah perbanyakan massal jamurtrichoderma, petani dapatmempraktikkan dan mengaplikasikannya.
            Berikut dijelaskanlangkah-langkah perbanyakan massal fungi trichodermayang menggunakan gampang dilakukan oleh petani. Alat dan bahan yg diharapkan untukperbanyakan massal fungi trichodermaadalah:
Alat:
1)Dandang (lebih baik bila adapanci/dandang presto)
2)Kompor gas/kompor minyak
3)Bak plastik
4)Plastik meteran (plastikterpal)
5)Centong/spatula kayu
Bahan:
1)Sekam
2)Bekatul (dedak)
3)Air
4)Alkohol 96 %
5)Isolat (bibit) jamur trichoderma.
Langkah-langkahperbanyakan jamur trichoderma:
1)Campurkan media (sekam danbekatul) menggunakan perbandingan 1 : 3 pada bak plastik
2)Berikan air kedalam mediatersebut kemudian aduk rata sampai rata
3)Tambahkan air hingga kelembabanmedia mencapai 70 % (dapat di cek dengan meremas media tadi, tidak ada airyang menetes tetapi media menggumpal)
4)Masukkan media kedalam kantongplastik
5)Siapkan dandang untukmensterilkan media
6)Isi dandang menggunakan air sebanyak1/3 volume dandang
7)Masukkan media kedalam dandang
8)Sterilkan media denganmenggunakan dandang selama 1 (satu) jam sesudah air mendidih. Sterilisasidiulang dua (dua) kali, sesudah media dingin sterilkan kembali media selama 1jam. Sterilisasi bertingkat ini bertujuan buat membunuh mikroorganisme yangmasih dapat bertahan dalam proses sterilisasi pertama
9)Tiriskan media pada dalam ruanganyang lantainya telah beralas plastik. Sebelum digunakan semprot alas plastikmenggunakan Alkohol 96persen
10)Ratakan permukaan media dengan ketebalan 1-lima cm
11)Semprot media dengan suspensi fungi trichoderma (isolat fungi trichodermayang telah dilarutkan kedalam air, 1 (satu) isolat dilarutkan menggunakan 500 mlair)
12)Tutup dengan plastik lalu inkubasikan selama 7 (tujuh) hari. Ruanganinkubasi diusahakan minim cahaya, menggunakan suhu ruangan berkisar 25-27 derajatcelcius
13)Amati pertumbuhan jamur trichoderma,fungi telah dapat dipanen selesainya semua permukaan media sudah ditumbuhi jamurtrichoderma, (koloni fungi berwarnahijau).
Kunci keberhasilan perbanyakan massal fungi trichoderma adalah:
1)Aseptisitas proses produksi;artinya petani selaku pembuat harus mengetahui titik-titik kritis dimana prosesproduksi wajib dilakukan secara aseptis (bersih). Penyiapan dan prosessterilisasi media merupakan titik kritis pertama yang wajib diperhatikan;
2)Kualitas isolat jamur trichoderma; isolat fungi trichoderma yg diperbanyak secaramassal harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya jumlah serta viabilitasspora tinggi, umur biakan tidak lebih berdasarkan 3 (tiga) bulan serta isolat dalamkeadaan segar (baru dipindahkan ke media yg baru);

3)Inkubasi; Ruangan inkubasiharus mendukung pertumbuhan jamur trichoderma.intensitas cahaya, suhu serta kelembaban ruangan wajib diatur sedemikian rupaagar pertumbuhan jamur berjalan optimal.
            Dengan berkembangnyapenggunaan jamur trichoderma sebagaiAgensia Pengendali Hayati oleh para petani dibutuhkan pemakaian fungisida kimiayang dipakai buat mengendalikan penyakit tanaman bisa ditekan dan dapatmenurun tiap tahunnya.
3.PEMANFAATAN TRICHODERMA

            Untukmemanfaatkannya, trichoderma dapatdiaplikasikan secara tunggal maupun digunakan sebagai starter pembuatan kompos. Kompos yg menggunakan starter trichoderma dikenal dengan namatrichokompos. Berikut akan dijelaskan teknik pembuatan trichokompos.

a.Bahan dasar KotoranTernak
      Bahan :
1)Kotoran ternak lima karung
2)Arang sekam 1karung  
3)Trichoderma padat 500 gram atau cair 500ml
4)Air secukupnya



Cara menciptakan:

1)Campurkan kotoran ternak,arangsekam dan Trichoderma
2)Aduk sampai rata serta lembabkandengan air secukupnya
3)Tutup menggunakan plastikhitam/karung
4)inkubasi 7-10 hari
5)Trichokompos siapdiaplikasikan.
CaraAplikasi Trichokompos:
1)Dapat digunakan menjadi pupuk dasar dengan takaran 200-300gr/lubang tanam buat flora sayuran buah
2)Dapat dipakai menjadi pupuk dasar serta susulan menggunakan takaran 3-4kg/m²

b.Bahan dasarRumput/Gulma/Dedaunan

     Bahan:

1)Rumput/gulma/daun-daunan 1m3
2)Kotoran ternak 1 karung
3)Trichoderma padat ½ kg  atau cair500 ml
4)Air secukupnya
Cara menciptakan:

1)Tumpuk bahan 1 setinggi 10 cm,siram menggunakan konsentrat/larutan Trichodermakemudian hamparkan kotoran ternak pada atasnya selanjutnya siram dengan trichoderma lagi, demikian seterusnyadisusun tumpuk hingga habis
2)Lembabkan menggunakan air secukupnya
3)Tutup menggunakan plastikhitam/karung
4)Inkubasi 10-20 hari
5)Trichokompos siapdiaplikasikan.
Caraaplikasi Trichokompos:
1)Dapat digunakan menjadi pupuk dasar menggunakan dosis 200-300gram/lubang tanam
2)Dapat dipakai sebagai pupukdasar dan susulan menggunakan takaran tiga-4 kg/m².


c.Bahan dasar Jerami Padi

            Bahan:
1)Jerami padi 6-9 ton (sebaiknyadicincang)
2)Kotoran ternak 10 karung
3)Trichoderma padat 5 kg  atau cair 5liter
4)Air secukupnya

            Cara menciptakan:
1)Kumpulkan jerami yang akandijadikan trichokompos, sebaiknya dicincang-cincang supaya lebih mudahterdekomposisi
2)Hamparkan jerami denganketinggian 20-30 centimeter siram dengan konsentrat/larutan Trichoderma lalu hamparkan kotoran ternak di atasnyaselanjutnya siram dengan trichodermalagi, demikian seterusnya disusun tumpuk hingga habis
3)Lembabkan menggunakan air secukupnya
4)Tutup menggunakan plastikhitam/karung
5)Inkubasi selama 10-20 hari
6)Trichokompos bahan jerami yangtelah matang siap digunakan dipadukan menjadi pupuk dasar bagi tanaman padi
7)Penggunaan dalam huma sawahsebaiknya diberikan ketika pengolahan tanah.





Comments