PENGERTIAN CRM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT MENURUT AHLI

Pengertian CRM (Customer Relationship Management)
CRM diartikan menjadi satu kesatuan penjualan, pemasaran dan strategi pelayanan yg mencegah terjadinya aktivitas pekerjaan yg tidak terkoordinasi antar bagian dengan baik serta itu tergantung pada aksi-aksi perusahaan yang terkoordinasi (Kalakota, 2001). 

CRM berkonsentrasi dalam apa yg dievaluasi oleh pelanggan, bukan dalam apa yang perusahaan ingin jual. Pelanggan nir menginginkan diperlakukan secara sama. Akan namun mereka ingin diperlakukan secara individual. Namun, pada dasarnya CRM adalah suatu cara untuk menganalisa konduite pelanggan yang dimiliki perusahaan, dimana melalui output analisa tersebut, perusahaan dapat menentukan cara bagaimana agar bisa melayani para pelanggannya secara lebih personal, sehingga menimbulkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Sasaran utama CRM bukan terletak dalam kepuasan pelanggan, tetapi lebih menunjuk pada loyalitas pelanggan. Maksudnya merupakan agar pelanggan tidak hanya puas saat memakai produk perusahaan, melainkan menaikkan loyalitas pelanggan dalam perusahaan. (Strene, 2000). 

Sasaran dari kerangka kerja bisnis CRM merupakan menggunakan hubungan yang terdapat buat menaikkan penghasilan, memakai kabar yg terintegrasi buat pelayanan yg baik, memperkenalkan konsisten, proses serta prosedur chanel yang replicable. (Kalakota, 2001)

Keuntungan Penggunaan CRM 
Keuntungan menurut penggunaan CRM merupakan servis yg lebih cepat, mengurangi harga, memperbesar keuntungan, mempunyai rasa memiliki, menaikkan koordinasi tim, taraf kepuasan pelanggan sebagai lebih tinggi, menaikkan loyalitas pelanggan. (Widjaja, 2000)

Manfaat dan Tantangan CRM
Potensi manfaat usaha menurut manajemen hubungan pelanggan sangat banyak. Contohnya, CRM memungkinkan sebuah perusahaan buat mengidentifikasi dan serius pada para pelanggan terbaik mereka, yaitu mereka yang paling menguntungkan bagi perusahaan, supaya mereka dapat dipertahankan sebagi pelanggan seumur hayati untuk layanan yg lebih besar serta menguntungkan. Manajemen interaksi pelanggan memungkinkan penyesuaian serta personalisasi real-time atas berbagai produk serta jasa dari dalam impian, kebutuhan, norma membeli dan siklus hayati para pelanggan. CRM juga dapat menelusuri waktu ketika pelanggan menghubungi perusahaan, darimana pun titik hubungannya. Sistem CRM juga memungkinkan perusahaan buat memberi pengalaman yg konsisten dan layanan dan dukungan superior bagi pelanggan, di seluruh titik kontak yg dipilih oleh pelanggan. Semua manfaat ini akan memberi nilai bisnis strategis bari perusahaan dan nilai pelanggan yg akbar bagi para pelanggannya. (O’Brien, 2005)

Tiga Fase CRM 
Tiga fase yg dilakukan pada CRM adalah mengakuisisi pelanggan baru (acquire). Pelanggan baru didapatkan menggunakan memberikan kemudahan pengaksesan liputan, penemuan baru, serta pelayanan yg menarik. Meningkatkan laba berdasarkan pelanggan yang telah ada (enhance). Perusahaan berusaha menjalin interaksi dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan yg baik terhadap pelanggannya. Mempertahankan pelanggan yg menguntungkan (retain). Dengan memperlihatkan apa yang diharapkan sang pelanggan spesifik bukan yang diperlukan oleh pelanggan pasar, lantaran nilai jasa bagi pelanggan merupakan nilai agresif yang paling sinkron menggunakan kebutuhannya. Fokus perusahaan waktu ini adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang telah terdapat niscaya memberikan keuntungan bagi perusahaan dari pada bagaimana menerima pelanggan baru yg belum tentu menguntungkan serta loyal terhadap perusahaan. (Kalakota, 2001)

Klasifikasi CRM
Aplikasi yg menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche, 2002), yaitu:

CRM Operasional 
CRM Operasional dikenal menjadi “front office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam hubungan menggunakan pelanggan. CRM Operasional meliputi proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses usaha, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, serta pelayanan. 

Salah satu penerapan CRM yg termasuk dalam kategori operasional CRM merupakan pada bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan bisa menaruh pelayanan kepada pelanggan. Beberapa model pelayanan yang diberikan melalui web, antara lain:
1) Menyediakan pencarian produk. Pelanggan acapkali kali mengalami kesulitan pada mencari produk yg mereka inginkan, karenanya diharapkan fasilitas search
2) Menyediakan produk atau pelayanan perdeo, sesuatu yg bisa menarik pelanggan buat mengunjungi web adalah tersedianya produk atau pelayanan gratis
3) Menyediakan pelayanan atau liputan tentang penggunaan produk
4) Menyediakan pemesanan on line
5) Menyediakan fasilitas berita status pemesanan 

CRM Analitik 
CRM Analitik dikenal sebagai “back office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam tahu kebutuhan pelanggan. CRM Analitik berperan pada melaksanakan analisis pelanggan serta pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM Analitik adalah data yang dari menurut CRM Operasional.

Fokus Bisnis pada CRM
Mengelola banyak sekali interaksi pelanggan melibatkan 2 tujuan yang saling berkaitan : pertama, memberi organisasi serta semua karyawannya yang berhadapan menggunakan pelanggan, satu pelanggan lengkap mengenai setiap pelanggan di setiap hal serta pada lintas semua saluran; dan, ke 2, memberi pelanggan satu pandangan lengkap tentang perusahaan dan saluran-salurannya yg luas. CRM memakai teknologi kabar buat menciptakan sistem lintas fungsi perusahaaan yg mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses layanan pada pelanggan dalam penjualan, pemasaran, serta layanan pelanggan yg berinteraksi menggunakan pelanggan perusahaan. Sistem CRM pula menciptakan kerangka kerja TI software serta database yang dijalankan melalui Web, yg mengintegrasikan proses-proses ini menggunakan operasi bisnis perusahaan lainnya, dan mendukung kolaborasi antara perusahaan dengan para pelanggan, dan mitranya.(O’Brien, 2005).

Pemasaran serta Pemenuhan Pesanan dalam CRM
Sistem CRM membantu para praktisi pemasaran menuntaskan kampanye pemasaran pribadi dengan mengotomatisasi tugas-tugas misalnya pengkualifikasian pemasaran pada sasaran, serta penjadwalan serta penelusuran pengiriman surat pemasaran eksklusif. Kemudian, aplikasi CRM akan membantu para praktisi pemasaran buat menangkap serta mengelola data respons pelanggn serta calon pelanggan pada database CRM, serta menganalisis nilai pelanggan serta nilai usaha dari kampanye pemasaran langsung perusahaan. CRM pula membantu dalam pemenuhan respons calon pelanggan dan pelanggan dengan secara sempurna menjadwalkan hubungan penjualan serta memberi informasi yg sempurna atas produk serta jasa bagi mereka, sementara sambil menangkap warta yang relevan buat disimpan ke pada database CRM. (O’Brien, 2005)

Layanan serta Dukungan buat Pelanggan
Sistem CRM memberi para staf penjualan alat software dan akses real-time ke database umum pelanggan yang dapat dibagi beserta menggunakan para praktisi penjualan dan pemasaran. CRM membantu para manajer layanan pelanggan membuat, memutuskan, serta mengelola berbagai permintaan atas layanan dari pelanggan. Software call center mengirimkan semua panggilan ke para staf dukungan buat pelanggan dari dalam keahlian serta otoritas mereka buat menangani permintaan layanan tertentu. Software help desk membantu para staf layanan buat pelanggan membantu para pelanggan yang mempunyai perkara dengan suatu produk atau jasa, menggunakan memberi data layanan serta saran yang relevan untuk mengatasi masalah tersebut. Layanan mandiri berbasis web memungkinkan para pelanggan mengakses dengan mudah fakta pendukung eksklusif di situs Web perusahaan, dengan tetap memberi mereka pilihan untuk mendapat bantuan lebih jauh secara online atau melalui telepon menurut personel layanan pelanggan.(O’ Brien, 2005)

Aktivitas Utama menurut Konsep CRM
Aktivitas CRM dalam dasarnya betujuan agar perusahaan Unilever dapat mengenali pelanggan secara lebih lebih jelasnya dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secara generik, beberapa aktifitas primer berdasarkan konsep CRM adalah menjadi berikut:

1. Membangun database pelanggan yg kuat
Database pelanggan yg bertenaga adalah kunci primer aplikasi CRM. Ada poly alasan mengapa perusahaan perlu membentuk database pelanggan yang kuat. Pertama, database pelaggan merupakan keliru satu aset primer perusahaan, yang pula bisa dihitung performanya sebagaimana performa finansial yang lain. Kedua, database pelanggan dapat dijadikan berukuran mengenai nilai perusahaan sekarang serta kemungkinan performanya pada masa mendatang.

Untuk perusahaan yang menangani pelanggan corporate mungkin akan lebih gampang karena jumlah pelaggannya terbatas. Tetapi bagi perusahaan yg menangani pelanggan retail tentu saja diperlukan sistem serta prosedur pengumpulan database yg lebih kompleks.

Banyak cara yg dapat dilakukan untuk mengumpulkan database pelanggan. Misalnya melalui pengambilan kartu garansi yg datanya harus diisi menggunakan lengkap oleh pelanggan, melalui form aplikasi buat pengajuan kredit ataupun permintaan suatu layanan serta yg paling terkenal tentu saja adalah dengan menerbitkan katu keanggotaan.

Beberapa perusahaan retail akbar di Indonesia menerbitkan kartu keanggotaan buat kepentingan pemasaran mereka seperti Matahari menerbitkan Matahari Club Card, Makro menerbitkan kartu anggota Makro, Carrefour menerbitkan kartu belanja yg sekaligus berfungsi menjadi kartu kredit serta bekerja sama menggunakan GE Finance.

Contoh lainnya merupakan Telkomsel yg mengeluarkan layanan SimpatiZone buat pelanggan pra bayarnya. Ini dilakukan lantaran yg terdaftar pada Telkomsel tentu saja merupakan pelanggan pasca bayar, ad interim pelanggan pra bayar nir terdaftar profilnya.

Salah satu faktor krusial supaya pelanggan menaruh data-datanya kepada perusahaan adalah dengan menaruh penawaran benefit buat pelanggan. Kebanyakan ritel menaruh reward point serta pula bonus bila mereka manjadi anggota contohnya Telkomsel memberikan laba kepada pelanggan Simpati jika kartu mereka hilang serta pelanggan masih dapat memakai nomor yg sama menggunakan hanya membayar 50% menurut harga perdana.

2. Membuat profil berdasarkan setiap pelanggan 
Langkah selanjutnya merupakan membuat profil berdasarkan masing-masing pelanggan. Ini adalah pengembangan lebih lanjut menurut proses segmentasi konsumen yang sudah dilakukan perusahaan.

Profil pelanggan menyangkut segala aktifitas yg dilakukan oleh pelanggan mengenai penggunaan produk ataupun layanan perusahaan. Profil pelanggan akan menaruh citra mengenai kebutuhan, impian, dan jua concern mereka mengenai produk atau layanan perusahaan.

Ada 2 hal yang bisa sebagai parameter perusahaan dalam menentukan profiling pelanggan adalah usage dan uses. Usage menyangkut seberapa poly mereka menggunakan produk atau layanan perusahaan, kapan menggunakannya dan produk atau layanan apa saja yang dipakai. Sedangkan uses menyangkut bagaimana pelanggan memakai produk atau jasa perusahaan.

Digabungkan dengan data-data demografis, psikografis dan berbagai data pendukung lain, profilling semacam ini akan memberikan citra yang lebih komprehensif tentang kebutuhan serta asa pelanggan. Profil inilah yg kemudian dapat digunakan oleh perusahaan buat menentukan aktifitas marketing misalnya apa yang cocok diaplikasikan kepada pelanggan

3. Analisis profitabilitas menurut tiap-tiap pelanggan
Dalam analisis profitabilitas terdapat 2 hal yang dievaluasi dari masing-masing pelanggan. Pertama merupakan penerimaan ( revenue ) yang dihasilkan berdasarkan masing-masing pelanggan dan kedua merupakan biaya ( cost ) yang harus dikeluarkan buat melayani masing-masing pelanggan.

Aspek revenue dipandang dari beberapa hal :
(1) Dari penggunaan produk atau layanan perusahaan yg mereka konsumsi kini .
(2) Menghitung seberapa poly kemungkinan penggunaan produk atau layanan tersebut padan tahun-tahun mendatang
(3) Kemungkinan penggunaan produk atau layanan lain yang disediakan sang perusahaan

Sedangkan berdasarkan aspek biaya , yang perlu dihitung adalah mulai dari porto akuisisi ( acquisition cost ) sampai porto buat mempertahankan mereka ( retention cos ). Satu lagi porto yg perlu diperhitungkan adalah opportunity cost, biaya berdasarkan kesempatan yg hilang lantaran melayani pelanggan tersebut.

Dengan menghitung serta membandingkan antara aspek penerimaan serta porto yg harus dikeluarkan, perusahaan bisa mulai memilih pelanggan mana yang memberikan keuntungan yg lebih poly serta mana yg nir terlalu menaruh keuntungan yang akbar. Pemilihan ini sebagai indera yang krusial supaya perusahaan dapat menaruh layanan yang sinkron dengan tingkat profitabilitas dari setiap pelanggan.

4. Interaksi dengan pelanggan yg lebih targeted dan customized
Dengan profil yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah buat melihat kebutuhan yang bhineka berdasarkan setiap pelanggan. Informasi ini tentu saja akan memudahkan perusahaan buat memberikan penawaran tentang produk dan layanan yg diadaptasi kebutuhan mereka.

Dengan taraf kebutuhan yang dipetakan, perusahaan pula bisa menaruh komunikasi pemasaran terpadu yg lebih personal serta customized. Pelanggan akan merasa lebih diharapkan secara individual dan tentu saja akan menaruh pengalaman yg lebih menarik dan mendukung proses kepuasan pelanggan. Dan tentu saja buat jangka panjang merupakan bagaimana hal tersebut bisa membangun loyalitas pelanggan buat terus menggunakan produk atau layanan perusahaan.

Selain aktifitas komunikasi yang lebih targeted, perusahaan pula dapat memberikan penawaran produk ataupun layanan yang secara spesifik dibuat tidak sama buat setiap pelanggan. Dengan demikian lantaran perusahaan sudah bisa mengenali kebutuhan pelanggan tentunya akan lebih mudah bagi mereka buat melakukan respond serta transaksi.

Berhubungan dengan hal di atas, perusahaan dapat mendesain acara loyalitas ( loyality acara ) yang sesuai menggunakan pelanggannya. Program loyalitas ini akan sangat membantu perusahaan di dalam mempertahankan pelanggan, menaikkan kepuasan dan menjaga supaya pelanggan tidak tergoda oleh banyak sekali tawaran yang diberikan oleh kompetitor lain.

Program customer retention inilah yg sebagai galat inti utamadari aktifitas Customer Relationship Management ( CRM ). Paradigma dan cara berpikir perusahaan nir lagi didominasi dalam bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tetapi lebih ke bagaimana mempertahankan pelanggan usang. Karena dari informasi lapangan, biaya buat mempertahankan pelanggan lama jauh lebih murah menurut biaya buat menerima pelanggan baru

Apalagi pelanggan lama mempunyai potensi yg akbar bukan hanya dalam pengunaan produk atau layanan perusahaanyang mereka gunakan sekarang, namun jua produk serta layanan perusahaan yang lain. Asal pelanggan puas, perusahaan punya potensi buat melakukan penjualan produk atau layanan yg berbeda melalui cross selling ataupun up selling.

Peran software pelaksanaan CRM
Software/aplikasi CRM ini sudah banyak beredar di pasaran, kebanyakan dibentuk oleh perusahaan Amerika serta Eropa yang lebih dulu mengimplemtasikan aplikasi CRM pada perusahaan mereka.

Aplikasi CRM bermanfaat bagi perusahaan pada poly hal. 
Pertama, proses otomatisasi menurut semua data yang ingin dipakai perusahaan dalam membangun database pelanggan. Dapat dibayangkan betapa sulitnya mengumpulkan data-data pelanggan, mencatat berapa kali mereka menghubungi perusahaan dalam satu bulan, berapa kali memakai produk atau layanan perusahaan serta banyak sekali data lain bila dilakukan secara manual.

Kedua, aplikasi CRM menaruh laporan-laporan menurut data yg dikumpulkan sebagai akibatnya dapat menjadi liputan yg bermanfaat bagi manajemen buat proses pengambilan keputusan. Aplikasi CRM akan sebagai Decision Support System(DSS) dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan lagi dalam urusan teknis dalam menciptakan laporan dan menyusun liputan yg diperlukan.

Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan tidaklah semata hanya berhenti pada implementasi pelaksanaan CRM. Aplikasi CRM hanyalah sekedar teknologi yg menjadi indera ( tool ) bagi perusahaan. Untuk menamin implementasi CRM yg sukses, banyak faktor yang wajib dibenahi terlebih dahulu oleh perusahaan.

Ada empat kemampuan primer dalam strategis CRM yaitu :
Technology ( teknologi ) 
Teknologi yang mendukung CRM
People ( Manusia ) 
Kemampuan insan serta sifatnya pada mengelola CRM
Process ( Proses ) 
Proses perusahaan yg digunakan buat mengakses serta berinteraksi dengan pelanggan buat mengetahui kebutuhan serta memenuhi kepuasan pelanggan
Kowledge and Insight ( Pengetahuan dan Wawasan ) 
Memberikan masukan dalam perusahaan dalam menaruh nilai pada data pelanggan sehingga mereka membutuhkan pengetahuan serta wawasan buat menaikkan hubungannya dengan pelanggan

Aspek orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani konsumen. Visi implementasi CRM wajib kentara terlebih dahulu serta dipahami secara benar sang semua karyawan pada perusahaan. Selanjutnya adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan serta ketrampilan. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan-pelatihan serta proses belajar yang membuat karyawan lebih siap dalam proses implementasi CRM.

Aspek kedua merupakan proses dan mekanisme. Perusahaan wajib mendefinisikan secara lebih jelas target market yg akan dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih rinci dalam melayani konsumen. Hal ini penting karena karyawan bekerjasama pribadi dengan konsumen mempunyai aturan yg jelas tentang bagaimana melayani pelanggan.

Aspek ketiga adalah sistem serta teknologi. Perusahaa perlu menciptakan cetak biru tentang teknologi CRM seperti apa yg akan digunakan, bagaimana proses implementasinya, pelatihan dan jua penerapannya yang herbi sistem yg telah ada sekarang.

Penerapan Strategi CRM
Tujuan menurut strategi CRM merupakan buat membentuk interaksi antara perusahaan serta pelanggannya dengan cara memaksimalkan nilai hidup pelanggan buat perusahaan. Hal inii juga mencerminkan filosofi bahwa tidak seluruh pelanggan diciptakan sama.

Gambar : Komponen Strategi CRM

Penjelasan Gambar
Strategi CRM membutuhkan empat komponen :
  • Customer-management orientation 
  • Customer-management orientation meliputi sekumpulan nilai-nilai perusahaan dan taktik serta aksinya pada mengimplementasikan customer management principles
  • Integration and alignment of organizational processes 
  • Integration and alignment of organizational processes dikelola dengan memahami nilai yang akan diberikan dalam pelanggan yang telah ditargetkan sinkron dengan prosesnya. Komponen ini bisa digunakan buat mengungkapkan serta merancang proses organisasinya
  • Information capture and alignment of technology 
  • Information capture and alignment of technology dikarakteristikan oleh kemampuan dalam mentransfer data sebagai pada bentuk informasi
  • CRM strategy implementation 
  • Pengimplementasian CRM dalam proses dan kegiatan dibutuhkan buat menyukseskan taktik CRM

PENGERTIAN SUPERVISI MANAJERIAL MENURUT PARA AHLI

Pengertian Supervisi Manajerial Menurut Para Ahli
Supervisi merupakan kegiatan professional yg dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam rangka membantu ketua Sekolah, pengajar dan tenaga kependidikan lainnya guna menaikkan mutu serta efektivitas penyelenggaraan pendidikan serta pembelajaran. Supervisi ditujukan pada 2 aspek yakni: manajerial serta akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan dalam pengamatan dalam aspek-aspek pengelolaan serta administrasi Sekolah yang berfungsi menjadi pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran. 

Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial merupakan pengawasan yang berkenaan dengan aspek pengelolaan Sekolah yang terkait langsung menggunakan peningkatan efisiensi dan efektivitas Sekolah yg mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya insan (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas Sekolah/madrasah berperan menjadi: (1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen Sekolah, (dua) asesor pada mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi Sekolah, (3) sentra warta pengembangan mutu Sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil supervisi.

Prinsip-Prinsip, Metode dan Teknik Supervisi Manajerial
1). Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
Prinsip-prinsip pengawasan manajerial pada hakikatnya tidak tidak selaras menggunakan supervisi akademik, yaitu:
a. Wajib menjauhkan diri dari sifat otoriter, misalnya ia bertindak sebagai atasan dan ketua Sekolah/guru sebagai bawahan.
b. Supervisi harus sanggup membangun hubungan kemanusiaan yang serasi. Hubungan kemanusiaan yg diciptakan wajib bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal (Dodd, 1972).
c. Supervisi wajib dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu apabila ada kesempatan (Alfonso dkk., 1981 serta Weingartner, 1973). 
d. Supervisi wajib demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan pengawasan. Titik tekan pengawasan yang demokratis adalah aktif serta kooperatif. 
e. Program supervisi harus integral. . Di pada setiap organisasi pendidikan terdapat beragam sistem konduite dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan (Alfonso, dkk., 1981). 
f. Supervisi wajib komprehensif. Program supervisi harus mencakup holistik aspek, lantaran hakikatnya suatu aspek niscaya terkait menggunakan aspek lainnya. 
g. Supervisi wajib konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali buat mencari kesalahan-kesalahan kepala Sekolah/ pengajar. 
h. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, serta mengevaluasi, keberhasilan acara supervisi harus obyektif. Obyektivitas pada penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun dari persoalan dan kebutuhan nyata yg dihadapi Sekolah. 

2). Metode serta Teknik Supervisi Manajerial
Berikut ini akan diuraikan mengenai beberapa metode supervisi manajerial, yaitu: monitoring dan penilaian, refleksi serta FGD, metode Delphi, serta Workshop.

a. Monitoring serta Evaluasi
Metode primer yg harus dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam pengawasan manajerial adalah monitoring serta evaluasi. 

1). Monitoring
Monitoring merupakan suatu kegiatan buat mengetahui perkembangan aplikasi penyelenggaraan Sekolah, apakah telah sesuai dengan planning, acara, dan/atau baku yang sudah ditetapkan, dan menemukan hambatan-kendala yang harus diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115). Monitoring lebih berpusat dalam pengontrolan selama acara berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan pulang bagi Sekolah atau pihak lain yg terkait buat menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dipandang pada monitoring merupakan hal-hal yg dikembangan serta dijalankan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas wajib melengkapi diri menggunakan parangkat atau daftar isian yg memuat seluruh indikator Sekolah yg harus diamati dan dinilai. 

2). Evaluasi
Kegiatan evaluasi buat mengetahui sejauhmana kesuksesan aplikasi penyelenggaraan Sekolah atau sejauhmana keberhasilan yg sudah dicapai pada kurun saat tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah buat (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan acara, (b) mengetahui keberhasilan acara, (c) mendapatkan bahan/masukan pada perencanaan tahun berikutnya, serta (d) menaruh penilaian (judgement) terhadap Sekolah.

b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)
Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara terbuka pada pihak Sekolah, terutama kepala Sekolah, komite Sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak Sekolah bisa melakukan refleksi terhadap data yang ada, serta menemukan sendiri faktor-faktor penghambat dan pendukung yg selama ini mereka rasakan. Forum buat ini bisa berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yg melibatkan unsur-unsur stakeholder Sekolah. Diskusi gerombolan terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan FGD merupakan buat menyatukan pibu/bapangan stakeholder mengenai empiris syarat (kekuatan dan kelemahan) Sekolah, serta memilih langkah-langkah strategis maupun operasional yg akan diambil buat memajukan Sekolah. Peran pengawas dalam hal ini merupakan sebagai fasilitator sekaligus menjadi narasumber jika diharapkan, buat menaruh masukan dari pengetahuan serta pengalamannya. 

Agar FGD dapat berjalan efektif, maka dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud diskusi dan permasalahan yang akan dibahas.
2) Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur, sebagai akibatnya diperoleh pandangan yg majemuk dan komprehensif.
3) Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran/pandangan peserta berdasarkan sudut pandangan masing-masing unsur. 
4) Notulen hendaknya sahih-benar teliti pada mendokumentasikan usulan atau pandangan seluruh pihak.
5) Pimpinan FGD hendaknya bisa mengontrol saat secara efektif, serta mengarahkan pembicaraan supaya tetap penekanan dalam perseteruan.
6) Jika dalam satu pertemuan belum diperoleh konklusi atau kesepakatan , maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diharapkan catatan tentang hal-hal yang sudah dan belum disepakati. 

c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat dipakai oleh pengawas pada membantu pihak Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah Sekolah wajib mempunyai rumusan visi, misi serta tujuan yang kentara serta realistis yg digali menurut syarat Sekolah, siswa, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder. 

Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada ketua Sekolah waktu hendak mengambil keputusan yg melibatkan banyak pihak. Langkah-langkahnya dari Gordon (1976: 26-27) adalah menjadi:
1). Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dipercaya tahu masalah serta hendak dimintai pendapatnya tentang pengembangan Sekolah;
2). Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/bukti diri;
3). Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang beropini sama.
4). Menyampaikan balik daftar rumusan pendapat berdasarkan banyak sekali pihak tersebut buat diberikan urutan prioritasnya.
5). Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, serta mengungkapkan output akhir prioritas keputusan berdasarkan seluruh peserta yg dimintai pendapatnya. 

d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan galat satu metode yg bisa ditempuh pengawas dalam melakukan pengawasan manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok serta dapat melibatkan beberapa kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah serta/atau perwakilan komite Sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan menggunakan tujuan atau urgensinya, dan bisa diselenggarakan bersama menggunakan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai model, pengawas dapat merogoh inisiatif buat mengadakan workshop mengenai pengembangan KTSP, sistem administrasi, kiprah dan masyarakat, sistem evaluasi serta sebagainya.

Agar pelaksanaan workshop berjalan efektif, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan materi atau substansi yang akan dibahas pada workshop. Materi workshop umumnya terkait dengan sesuatu yang bersifat praktis, walaupun tidak terlepas dari kajian teori yg diharapkan menjadi acuannya.
b. Menentukan peserta. Peserta workshop hendaknya mereka yang terkait dengan materi yang dibahas.
c. Menentukan penyaji yang membawakan kertas kerja. Kriteria penyaji workshop diantaranya:
1) Seorang praktisi yang benar-benar melakukan hal yang dibahas.
2) Memiliki pemahaman dan libu/bapasan teori yang memadai.
3) Memiliki kemampuan menulis kertas kerja, disertai model-model praktisnya.
4) Memiliki kemampuan presentasi yg baik.
5) Memiliki kemampuan buat memfasilitasi/membimbing peserta.
d. Mengalokasikan ketika yg relatif.
e. Mempersiapkan wahana serta fasilitas yang memadai.

Dalam pelaksanaan pengawasan manajerial, pengawas bisa menerapkan teknik pengawasan individual dan grup. Teknik supervisi individual di sini adalah aplikasi pengawasan yang diberikan pada ketua Sekolah atau personil lainnya yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. 

Teknik pengawasan gerombolan adalah satu cara melaksanakan program pengawasan yang ditujukan dalam dua orang atau lebih. Kepala-ketua Sekolah yg diduga, sesuai menggunakan analisis kebutuhan, mempunyai masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan sebagai satu/bersama-sama. Kemudian pada mereka diberikan layanan pengawasan sesuai menggunakan konflik atau kebutuhan yang mereka hadapi. 

PENGERTIAN PENELITIAN KUALITATIF MENURUT PARA AHLI

Pengertian Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli
Metode penelitian kualitatif acapkali diklaim sebagai metode penelitian naturalistik lantaran penelitiannya dilakukan pada syarat yang alamiah (natural setting) diklaim juga menjadi metode etnographi, lantaran dalam awalnya metode ini banyak dipakai buat penelitian bidang antropologi budaya, diklaim jua menjadi metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian kualtatif adalah penelitian yg nir memakai contoh-contoh matematik, statistik atau personal komputer . Proses penelitian dimulai dengan menyusun perkiraan dasar serta anggaran berpikir yg akan digunakan pada penelitian. Penelitian kualitatif adalah penelitiian yg pada kegiatannya peneliti tidak memakai nomor pada mengumpulkan data dan pada menaruh penafsiran terhadap hasilnya.

Bogdan serta taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yg menghasilkan data naratif berupa istilah-kata tertulis atau mulut dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan kirk serta miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara mendasar bergantung pada pengamatan dalam insan pada kawasannya sendiri dan herbi orang-orang tadi pada bahasannya serta pada peristilahannya.

Metodologi penelitian adalah sesuatu yg berusaha membahas konsep teoristik banyak sekali metode, kelebihan dan kelemahan-kelemahannya yang pada karya ilmiah dilanjutkan menggunakan pemilihan metode yanng akan dipakai. Dalam hal ini metode lebih bersifat teknis aplikasi lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis dan teoritisnya. Oleh karena itu penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung implikasi melekat di pada diri filsafat yang dianutnya. Sebab filsafat ilmu yg melandasi aneka macam metodologi penelitian yang terdapat. Maka menurut itu menggunakan mengetahui metodologi penelitian yang dipakai, filsafat ilmu serta kajian teoritisnya, kelemahan dan kelebihannya diperlukan akan mampu memberikan kesesuaian metodologi dengan fokus masalah penelitian.

Objek penelitian kualitatif merupakan semua bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang ditentukan insan. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang dianggap ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, kepercayaan dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yg pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (akal) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.

Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan pada berpikir, tentang interaksi datta yang satu menggunakan data yg lain dan konteksnya pada perkara yg akan diungkapkan. Beberapa alasan tentang maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
  1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng misalnya yang dialami oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yg ada pada data dapat diungkap.
  2. Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data realitas menggunakan tujuan menandakan kebenaran hipotesis dari berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
  3. Untuk menanggulangi kesamaan restriksi variabel yg sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal konflik serta variabel pada kasus sosial sangat kompleks.
  4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti pada penelitian kuantitatif yang memakai pengukuran enumirasi (perhitungan) realitas, padahal inti sebenarnya berada dalam konsep-konsep yg muncul berdasarkan data.
Perbedaan Penelititan Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan penelitian kuantitatif serta penelitian kualitatif menurut suharsini arikunto
Penelitian kuantitatif
Penelitian kualitatif
1.kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek sumber data telah mantap dan rinci semenjak awal.


2.langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang saat persiapan disusun.
3.dapat menggunakan sampel dan output penelitiannya diberlakukan buat populasi.






4.hipotesis: (jika memang perlu)
a.mengajukan hipotesis yang akan diuji pada penelitian
b.hipotesis memilih output yg diramalkan........A priori


5.desain: pada desain kentara langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.


6.pengumpulan data: kegiatan pada pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
7.analisis data: dilakukan setelah seluruh data terkumpul
1.kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap serta rinci, masih fleksibel, muncul serta berkembangnya sambil jalan (emergent).
2.langkah penelitian: baru diketahui menggunakan mantap serta jelas sesudah penelitian terselesaikan.
3.tidak dapat memakai pendekatan populasi serta sampel. Dengan kata lain, pada penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yg digunakan adalah setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yg bersangkutan.
4.hipotesis:
a.tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung ......tentotif
b.hasil penelitian terbuka
5.desain: desain penelitiannya adalah fleksibel menggunakan langkah dan output yg nir dapat dippastikan sebelumnya.

6.pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data selalu wajib dilakukan sendiri sang peneliti
7.analisis data: dilakukan bersamaan menggunakan pengumpulan data.

Perbedaan penelitian kuantitatif serta kualitatif berdasarkan hamid potilima
Penelitian kualitatif
Penelitian kuantitatif
1.satuan-satuan individual tidak dipilah-pilah pada variabel-variabel

2.tidak terdapat konsep sampel


3.data dalam bentuk narasi atau angka
4.analisis data dijadikan bukti untuk mendukung kebenaran berdasarkan hipotesa yang dibuat

5.instrumen penelitian adalah diri sendiri
1.satuan individu digolongkan ke dalam variabel-variabel menggunakan karakteristik tertentu sinkron kepentingan panalitian.
2.karena besarnya populasi maka dalam penelitian kuantitatif digunakan sampel
3.data dalam bentuk angka

4.analisis data dijadikan pembuktian yg dapat digunakan buat menerima atau menolak hiipotesa yang dibuat
5.instrumen penelitian adalah kuisioner

Perbedaan istilah pada pengujian keabsahan data antara metode kualitatif serta kuantitatif 
Aspek
Metode kualitatif
Metode kuantitatif
1.nilai kebenaran
2.penerapan

3.konsistensi
4.netralisasi
Validitas internal
Validitas eksternal/ generalisasi
Reliabilitas
Objektivitas
Kreadibilitas (credibility)
Transferability/ keteralihan

Auditability dependability
Confirmability (bisa di konfirmasi)

Karakteristik Umum Penelitian Kualitatif 
Dari hasil penelaahan pustaka yg dilakukan Moleong atas output menurut mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln serta Guba (1985:39-44) terdapat sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
  1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks berdasarkan suatu keutuhan (enity)
  2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan donasi orang lain
  3. Penelitian kualitatif memakai metode kualitatif
  4. penelitian kualitatif memakai analisis data secara induktif
  5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data
  6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (istilah-istilah, gambar) bukan angka-angka
  7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
  8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas pada penelitiannya atas dasar penekanan yg timbul sebagai perkara dalam penelitian
  9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas pada versi lain dibandingkan menggunakan yang lazim dipakai pada penelitian klasik
  10. Penelitian kualitatif menyusun desain yg secara terus menerus diadaptasi dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
  11. Penelitian kualitatif menghendaki supaya pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati sang insan yang dijadikan asal data.
Ciri-karakteristik penelitian kualitatif:
  1. Lingkungan alamiah menjadi asal data langsung
  2. Manusia merupakan alat (instrumen) primer pengumpulan data
  3. Analisis data dilakukan secara induktif
  4. Penelitian bersifat deskriptif analitik (data berupa istilah-istilah, gambar, perilaku) nir dituangkan pada bentuk bilangan/ nomor statistik
  5. Tekana penalitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada output.
  6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
  7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
  8. Hasil penelitian merupakan konvensi bersama
  9. Pembentukan teori berasal berdasarkan dasar
  10. Pendekatan penelitian memakai metode kualitatif
  11. Teknik sampling cenderung bersifat purposive
  12. Penelitian bersifat menyeluruh (keseluruhan)
  13. Makna sebagai perhatian utama penelitian
Karakteristik penelitian kualitatif:
1) Latar alamiah
  • Penelitian kualitatif melakukan penelitian dalam latar alamiah atau dalam konteks berdasarkan suatu keutuhan
  • Peneliti memasuki serta melibatkan sebagian waktunya di sekolah, keluarga, tetangga serta lokasi lainnya buat meneliti maslaah pendidikan atau sosiologi
2) Manusia sebagai alat (instrumen)
Peneliti/ dengan bantuan orang lain adalah indera pengumpul data utama.

3) Metode kualitatif
  • Menyesuaikan metode kualitatif lebih gampang bila berhadapan menggunakan fenomena ganda
  • Menyajikan secara pribadi hakikat interaksi antara peneliti serta responden
  • Metode ini lebih peka serta lebih bisa menyesuaikan diri dengan poly penyamaan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
4) Analisis data secara induktif
  • Proses induktif lebih bisa menemukan fenomena-fenomena ganda sebagian yg terdapat dalam data
  • Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh serta bisa menciptakan keputusan-keputusan tentang bisa-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya
  • Analisis induktif lebih bisa menemukan efek bersama yg mempertajam interaksi-hubungan
  • Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga bagian berdasarkan struktur analitik
5) Teori menurut dasar 
6) Deskriptif
7) Lebih mementingkan proses daripada hasil
8) Adanya batas yg dipengaruhi sang fokus
9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10) Desain yang bersifat sementara

Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif mempunyai susunan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memilih masalah
2. Studi pendahuluan
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan hipotesis
5. Menentukan pendekatan
6. Menentukan variabel dan asal data
7. Menentukan serta menyusun instrumen
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik kesimpulan
11. Menulis laporan

Teknik Pengumpulan Data
Berbagai cara pengumpulan data buat penellitian kualitatif terus berkembang, namun demikian dalam dasarnya ada empat cara yang fundamental buat mengumpulkan informasi yaitu:

1. Observasi
Observasi yaitu tindakan yang adalah penafsiran dari teori (karl popper). Tetapi pada penelitian, dalam waktu memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi, sebaiknya meninggalkan teori-teori buat menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah. Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan berita melalui media pengamatan.

Observasi yaitu teknik pengumpulan yg mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan menggunakan ruang, loka, pelaku, kegiatan, waktu, insiden, tujuan dan perasaan.

Observasi yg paling efektif adlaah melengkapinya menggunakan format atau blangko pengamatan menjadi instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang insiden atau tingkah laris yg digambarkan akan terjadi.

Metode observasi dibedakan menjadi:
a. Observasi biasa
Menurut prof. Parsudi suparlan, pada observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat pada interaksi emosi pelaku yg menjadi target penelitian

b. Observasi terkendali
Menurut prof. Parsudi suparlan, para pelaku yg akan diamati serta dikondisi-kondisi yg ada dalam loka kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti

c. Observasi terlibat
Menurut prof. Parsudi suparlan, observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yg mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan menurut rakyat yang pada teliti buat dapat melihat dan tahu gejala yang ada, sinkron maknanya dengan yang diberikan dipahami sang para warga yg ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya mengamati tanda-tanda yg terdapat pada masyarakat yang diteliti, namun jua melakukan wawancara, mendengarkan, memahamidan pada batas-batas tertentu mengikuuti kegiatan yg dilakukan oleh warga yang diteliti.

Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empatkelompok yaitu:
  • Keterlibatan pasif: peneliti nir terlibat pada aktivitas yang dilakukan oleh pelaku yang diamati serta tidak terjadi interaksi sosial menggunakan pelaku yang diamati
  • Keterlibatan setengah-1/2: peneliti merogoh sesuatu kedudukan yg berada dalam 2 hubungan struktural yang tidak sinkron, yaitu antara struktur yg menjadi wadah bagi aktivitas yang diamati serta struktur dimana pelaku sebagai pendukung
  • Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari
  • Keterlibatan penuh/ lengkap: apabila kegiatan peneliti sudah menjadi bagian dari kehidupan pelaku yg diamati.
Hal-hal yg wajib diperhatikan dalam melakukan observasi:
  • Memperhatikan fokus penelitian, aktivitas apa yg wajib diamati apakah yang generik atau yang spesifik.
  • Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu mendiskusikan berukuran-berukuran apa yg akan digunakan.
Fase-fase pada observasi:
  • Pertemuan perencanaan
  • Observasi kelas
  • Diskusi balikan
Ada aneka macam keterbatasan observasi, yaitu menjadi berikut:
  • Banyak peristiwa yang tidak dapat dicapai dengan observasi eksklusif, misalnya kehidupan eksklusif seseorang yang sangat rahasia
  • Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin menggunakan maksud-maksud eksklusif dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan atau kebalikannya dalam observer.
  • Timbul insiden yg nir selalu bisa diramalkan sehingga observer dapat hadir buat mengobservasi peristiwa itu. Apabila penelitian dilakukan terhadap typical behavior, menunggu timbulnya behavior yang diperlukan itu secara spontan kerapkali memakan ketika yang panjang serta sangat membosankan.
  • Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-ketika terdapat peristiwa yang nir terduga-duga, contohnya keadaan cuaca.
  • Terbatasi sang lamanya kelangsungan suatu kejadian
Kelebihan observasi:
a) Merupakan metode yang bisa pribadi dipakai buat meneliti bermacam-macam tanda-tanda. Banyak aspek tingkah laku insan yg hanya bisa diteliti melalui observasi pribadi.
b) Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-orang yang selalu sibukpun mungkin nir berkeberatan buat diamat-amati, walau beliau mungkin keberatan menjawab kuesioner.
c) Memungkinkkan pencatatan yang serempak menggunakan terjadinya sesuatu gejala.
d) Tidak tergantung pada self-report
e) Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang keseluruhan/ menyeluruh terhadap responden yg diteliti
f) Peneliti bisa memakai variasi pendekatan termasuk pendekatan inductive discovery (yaitu pengamatan yang mendasarkan pada insiden spesifik mendalam dan realistik dan merefleksikan keadaan responden)
g) Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik lain termasuk konduite biasa
h) Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang konduite responden yang biasa maupun diluar konteks permasalahan yg hendak diteliti.

Hambatan-hambatan dalam pengamatan dari berdasarkan 2sumber, yaitu:
a. Hambatan menurut pada, termasuk diantaranya:
  • Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi dengan responden
  • Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden
  • Kurang bisanya peneliti menyesuaikan diri menggunakan aktivitas, kebiasaan,serta tata cara hidup responden
  • Tidak bisa memanfaatkan peran informan pada lapangan.

b. Hambatan yg dari dari luar, antara lain:
  • Peneliti larut menggunakan responden dan kehilangan arah mengenai liputan apa yg perlu diambil berdasarkan interaksi dengan responden
  • Peneliti nir bisa mengidentifikasi tanda-tanda yg diinginkan karena adanya aturan yg harus ditaati pada lapangan
  • Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi pada lapangan

2. Wawancara
Wawancara yaitu rendezvous yang pribadi direncanakan antara pewawancara dan yg diwawancarai buat memberikan/ menerima keterangan tertentu. Menurut Moleong (1988:148) wawancra adalah aktivitas dialog dengan maksud tertentu yg dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yg diwawancarai.

Wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara lisan kepada orang-orang yang dianggap bisa memberikan liputan atau penerangan hal-hal yg dilihat perlu. Ada 3 teknik wawancara yaitu:
  • Wawancara baku serta terjadwal
  • Wawancara standar dan tidak terjadwal
  • Wawancara tidak baku

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung efektik:
¨ Bersikaplah sebagai pewawancara yg simpatik, yg berperhatian serta pendengar baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk memberitahuakn bahwa anda menghargai pendapat anak
¨ Bersikaplah netral pada relevansinya menggunakan pelajaran
¨ Bersikaplah damai, nir terburu-buru atau ragu-ragu serta anak akan menerangkan sikap yang sama.
¨ Secara khusus perhatikan bahasa yang anda pakai buat wawancara

Ada beberapa bentuk wawancara:
  • Wawancara terstruktur yaitu jika pewawancara sudah mempersiapkan bahan wawancara terrlebih dahulu
  • Wawancara nir terstruktur yaitu jika prakarsa pemilihan topik bahasan diambil oleh orang yang di wawancarai
  • Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang telah dipersiapkan, akan namun menaruh keleluasaan pada responden buat menerangkan relatif panjang mungkin tidak langsung ke penekanan bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selam wawancara berlangsung.

3. Dokumen
Menurut Goetz dan Le compte (1984), dokumen yg menyangkut para partisipan penelitian akan menyedeikan kerangka bagi data yang fundamental, yg termasuk didalamnya:
a. Koleksi dan analisis buku teks
b. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya
c. Arsip penerimaan siswa baru
d. Catatan rapat
e. Catatan mengenai siswa
f. Rencana pelajran dan catatan guru
g. Hasil karya siswa
h. Kumpulan dokumen pemerintah
i. Koleksi arsip pengajar berupa buku harian, catatan insiden krusial (logs) dan kenang-kenangan menurut anak didik angkatan lama

Macam-macam dokumen menurut Elliot (1991:78):
  • Silabi serta rencana pembelajaran
  • Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
  • Berbagai macam ujian dan tes
  • Laporan rapat
  • Laporan tugas siswa
  • Bagian-bagian berdasarkan kitab teks yang digunakan pada pembelajaran
  • Contoh essay yang ditulis siswa
4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan asal data yang telah ada, tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran mengenai beberapa kenyataan, namun lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Validitas Dan Reliabilitas
Validitas indera ukur diselidiki menggunakan (1) akal (2) statistik validitas terdapat macam-macam yaitu validitas isi, validitas prediktif dan validitas construct (konstruk)

1. Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yg diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yg diuji.

Validitas diperoleh menggunakan menagadakan sampling yang baik, yakni menentukan item-item yang representatif berdasarkan keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yg tentang bahan pelajaran mungkin tidka sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi merupakan pilihanitem dilakukan secara subjektif yakni dari logika si peneliti.

2. Validitas prediktif
Dengan validitas prediktif di maksudkan adanaya kesesuaian antara ramalan (prediksi) mengenai kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang konkret.

3. Validitas konstruk
Digunakan jika kita sangsikan apakah gejala yg dites hanya mengandung satu dimensi, bila ternyata tanda-tanda itu mengandung lebih berdasarkan satu dimensi, maka validitas itu bisa diragukan. Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-komponen sikap/sifat yg diukur menggunakan tes itu.

Validitas adalah derajad ketepatan antara data yg terjadi dalam objek penelitian menggunakan data yang bisa dilaporkan sang peneliti. Jadi data yg valid merupakan data yg tidak tidak sinkron antara data yang dilaporkan sang peneliti menggunakan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Validitas dibedakan menjadi:
  • Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian menggunakan hasil yang dicapai.
  • Validitas eksternal: berkenaan menggunakan derajat akurasi apakah output penelitian bisa digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.
Reliabilitas
Berkenaan menggunakan derajat konsistensi serta stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel bila dua atau lebih peneliti pada objek yang sama atau peneliti sama dalam saat yanng tidak selaras akan membentuk data yang sama atau sekelompok data bila dipecah sebagai 2 menjadi data yang nir tidak sinkron. Suatu data yg reliabel akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.

Suatu alat pengukur dikatakan reliable apabila alat itu pada mengukru suatu gejala dalam waktu yang berlainan senantiasa memperlihatkan hasil yg sama. Jadi alat yanng reliable secara konsisten memberi output ukuran yg sama. Reliabilitas adalah syarat absolut buat menentukan efek variabel yg satu terhadap variabel yangsatu lagi. Reliabilitas jua merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang nir reliable dengan sendirinya tidak valid.

Pengujian validitas serta reliabilitas
Dalam uji keabsahan data mencakup::
1) Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau agama terhadap data output penelitian dapat dilakukan menggunakan;
  • Perpanjangan pengamatan
  • Meningkatkan ketekunan
  • Triagulasi (pengecekan data dari aneka macam sumber menggunakan berbagai cara serta banyak sekali ketika)
  • Analisis perkara negatif
  • Menggunakan bahan referensi
  • Mengadakan member check (proses pengecekan data yang diperoleh peneliti pada pemberi data). 
Tujuan dari member check merupakan agar berita yang diperoleh dan dipakai dalam penulisan laporan sinkron dengan apa yanng dimaksud asal data atau informan.

2) Pengujian transferability
Transferability adalah validitas eksternal

3) Pengujian depenability
Dilakukan denga melakukan audit terhadap holistik proses penelitian.

4) Pengujian konfirmability
  • Uji konfirmability seperti dengan uji depenobility, sebagai akibatnya pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.
  • Uji konfirmability berarti menguji output penelitian dikaitkan dengan proses yg dilakukan.

PENGERTIAN KOMPENSASI COMPENSATION MENURUT AHLI

Pengertian Kompensasi (Compensation)
Manajemen asal daya manusia nir akan terlepas menurut energi kerja, atau karyawan perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki energi kerja yang mempunyai peran serta tugas yg bhineka. Setiap perusahaan jua niscaya mempunyai energi kerja yg berpotensi, yg selalu memberikan hasil yang positif, ataupun tenaga kerja yang tidak banyak menaruh donasi.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003, p117) karyawan adalah setiap orang yg bekerja menggunakan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa sinkron dengan peraturan serta perjanjian. Seorang karyawan memberikan suatu kinerja serta donasi kepada perusahaan, lalu perusahaan memberikan suatu balas jasa kepada karyawan tersebut. Besarnya balas jasa tadi dikemukakan sebelum karyawan mulai bekerja, sebagai akibatnya karyawan tahu seberapa akbar balas jasa yang akan diberikan dari tugas yg sudah diberikan kepadanya. Balas jasa atau kompensasi inilah yang menjadi tumpuan para karyawan buat memenuhi kebutuhan famili dan hidupnya. Dan bagi karyawan itu sendiri, seberapa besar kompensasi yg diterima manjadi suatu gambaran akan status kerja serta pengakuan sang perusahaan. 

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2004, p419) sistem kompensasi pada organisasi wajib sinkron dengan tujuan serta taktik organisasi, dan pula wajib diseimbangkan biaya kompensasinya pada satu taraf yang menjamin daya saing organisasional dan memberikan menaruh penghargaan yg memadai buat para karyawan atas pengetahuan, keterampilan, kemampuan, serta kinerja para karyawan. Jadi, mampu disimpulkan bahwa sistem kompensasi mempunyai manfaat yg sangat penting, baik buat perusahaan, juga untuk karyawan itu sendiri. Adapun sistem kompensasi yang efektif memiliki empat tujuan :
  • Kepatuhan dalam aturan serta peraturan yg berlaku
  • Efektivitas biaya bagi organisasi
  • Keadilan internal, eksternal, serta individual bagi para karyawan
  • Peningkatan kinerja bagi organisasi
Di pada pembahasan berikutnya, teori mengenai kompensasi ini akan bermanfaat di dalam mengartikan kompensasi, memilih jenis-jenis kompensasi yg sesuai dengan keadaan perusahaan, penentuan subvariabel di pada penyusunan survey, dan akan sebagai landasan dasar menurut tetapkan imbas kompensasi terhadap turnover intention karyawan perusahaan PT. Swatama Mega Teknik.

Pengertian Kompensasi
Banyak definisi kompensasi yg lahir berdasarkan para ahli. Menurut Husein Umar (2005, p16) kompensasi didefinisikan sebagai suatu yg diterima karyawan sebagai balas jasa tehadap mereka, yang didahuli sang proses kompensasi. Proses kompensasi itu sendiri adalah suatu jaringan banyak sekali sub-proses untuk menaruh balas jasa kepada karyawan buat aplikasi pekerjaan dan buat memotivasi mereka supaya mencapai taraf prestasi yg diinginkan.

Menurut Justin T. Sirait (2004, p181) kompensasi adalah sesuatu yang diperoleh karyawan, baik itu berupa uang atau bukan uang menjadi balas jasa yang diberikan bagi upaya pegawai (donasi pegawai) yg diberikannya buat organisasi. Dalam kompensasi itu sendiri, lebih lanjut dijelaskan sang beliau bahwa kompensasi bukan sekedar honor atau upah, melainkan masih ada suatu sistem kesejahteraan pegawai serta insentif di dalamnya yg bisa menaikkan produktivitas.

Menurut Griffin (2004, p432) kompensasi adalah remunerasi finansial yang diberikan oleh organisasi pada karyawannya menjadi imbalan atas kerja mereka. Menurut William B. Wether serta Keith Davis (dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan, 2003, p119) kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan menurut pekerjaan yang diberikan, baik upah perjam atau gaji periodik yg didesain dan dikelola sang bagian personalia perusahaan.

Menurut Veithzal Rivai (2004, p357) kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti donasi jasa mereka pada perusahaan. Adapun faktor-faktor yang menghipnotis kebijakan kompensasi merupakan :

· Pasar energi kerja
Pasar tenaga kerja menghipnotis desain kompensasi pada dua cara. Pertama, taraf persaingan tenaga kerja sebagian memilih batas rendah taraf pembayaran. Apabila taraf pembayaran suatu perusahaan terlalu rendah, energi kerja yg memenuhi syarat tidak akan bersedian di perusahaan itu,mereka akan mencari alternatif pilihan perusahaan yg lebih tinggi. Kedua, dalam ketika yang sama mereka menekan pengusaha buat mencari alternatif, seperti penyedia tenaga kerja asing, yang harganya mungkin lebih rendah, atau teknologi yg mengurangi kebutuhan akan energi kerja.

· Kondisi ekonomi
Salah satu aspek yang mensugesti kompensasi sebagai salah satu faktor eksternal merupakan syarat-syarat ekonomi industri, terutama wilayah taraf persaingan, yang mempengaruhi kesanggupan buat membayar perusahaan itu dengan gaji tinggi. Semakin kompetitif situasinya, semakin rendah kemampuan perusahaan buat membayar gaji lebih tinggi.

· Peraturan pemerintah
Pemerintah secara eksklusif menghipnotis tingkat kompensasi melalui pengendalian upah serta petunjuk yang melarang peningkatan pada kompensasi untuk para pekerja eksklusif dalam ketika tertentu, dan hukum yg menetapkan tingkat tarif upah minimum, honor , pengaturan jam kerja, serta mencegah subordinat. Pemerintah jua melarang perusahaan memperkerjakan pekerja di bawah umur.

· Serikat kerja
Pengaruh eksternal penting lain pada suatu program kompensasi kerja adalah serikat kerja. Kehadiran serikat pekerja pada perusahaan sektor partikelir diperkirakan menaikkan upah 10 hingga 15 % serta menaikkan tunjangan kurang lebih 20 sampai 30 %. Serikat pekerja sudah cenderung buat menjadi penentu upah, manfaat, serta menaikkan syarat kerja.

Ketika seseorang karyawan nir dapat mendapat sistem pembayaran kompensasi yg diberikan, maka karyawan akan cenderung meninggalkan perusahaan, dan akan menaruh dampak negatif pada perusahaan. Menurut Justin T. Sirait (2004, p182) ketidakpuasan karyawan pada hal pembayaran kompensasi bisa menimbulkan :
  • Keinginan buat mencari imbalan yg lebih
  • Berkurangnya rasa tertarik pada diri pegawai akan pekerjaannya yg sekarang
  • Pegawai mencari pekerjaan sambilan pada tempat lain, sehingga mutu pekerjaannya yg sekarang tidak diperhatikan
  • Mogok kerja
  • Sering mengeluarkan keluhan-keluhan yg tidak berarti
  • Pegawai mencari pekerjaan yg memberikan gaji lebih tinggi
Namun lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dampak negatif bagi karyawan waktu kompensasi yg diterima sang karyawan sangat tinggi dibandingkan menggunakan standar perusahaan. Ketika karyawan merasa kompensasi overpaid, maka karyawan akan merasa cemas lantaran di tempat lain beliau nir dibayar setinggi itu serta akan berpikir bahwa perusahaan menaruh terlalu banyak tuntutan kepada karyawan tadi.

Dari pengertian yg dikemukakan sang para peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan suatu balas jasa yg diterima oleh karyawan, yang diberikan berdasarkan kinerja karyawan, serta bertujuan buat menaikkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan.

PENGERTIAN SALURAN PEMASARAN DAN JENISJENIS SALURAN PEMASARAN

Pengertian Saluran Pemasaran Dan Jenis-Jenis Saluran Pemasaran
Pemasaran output pertanian merupakan suatu aktivitas yang bertujuan buat menaikkan dan menyebarkan kegiatan pemasaran suatu produk, kita wajib mempertimbangkan saluran pemasaran yang bisa dipakai buat menyalurkan produk menurut pembuat ke konsumen. Menurut Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran merupakan serangkaian organisasi yg saling tergantung serta terlibat pada proses menjadikan suatu produk atau jasa siap buat digunakan atau di konsumsi.

Sedangkan dari Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yg dipakai oleh pembuat buat menyalurkan barang tersebut dari pembuat hingga kekonsumen atau pemakai industry.

Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa saluran pemasaran merupakan serangkaian organisasi yg saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang berdasarkan pembuat kepada konsumen.

suatu barang bisa berpindah melalui beberapa tangan sejak berdasarkan penghasil hingga kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan buat menyalurkan barang-barang yg ada.

Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan menjadi berikut :
a. Saluran distribusi pribadi, Saluran ini adalah saluran distribusi yg paling sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi berdasarkan produsen ke konsumen tanpa amenggunakan mediator. Disni penghasil bisa menjual barangnya melalui pos atau mendangi eksklusif tempat tinggal konsumen, saluran ini sanggup pula diberi kata saluran nol tingkat (zero stage chanel).

b. Saluran disrtibusi yg menggunakan satu mediator yakni melibatkan produsen serta pengecer. Disini pengecer besar eksklusif membeli barang kepada produsen, kemudian menjualnya eksklusif pada konsumen. Saluran ini biasa diklaim dengan saluran satu taraf (one stage chanel).

c. Saluran distribusi yang menggunakan 2 gerombolan pedagang besar dan pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang poly dipakai sang produsen. Disini penghasil hanya melayani penjualan pada jumlah besar pada pedagang akbar saja, nir menjual pada pengecer pembelian sang pengecer dilayani oleh pedagang akbar serta pembelian sang konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut pula saluran distribusi 2 taraf (two stage chanel).

d. Saluran distribusi yang memakai 3 pedagang mediator. Dalam hal ini penghasil memilih agen menjadi perantara buat menyalurkan barangnya pada pedagang akbar yang lalu menjualnya pada took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal pula dengan kata saluran distribusi 3 tingkat (three stage chanel), Philip Kotler (1996).

Beberapa Fungsi Dalam Proses Pemasaran Hasil Pertanian 
Dalam proses pemasaran, hasil pertanian terdapat beberapa fungsi yg wajib ditampung sang pihak produsen dan elemen-elemen terlibat dalam penyaluran yang seringkali funsi-fungsi ini mengakibatkan masalah yg wajib diperlukan sang penghasil juga elemen-elemen yang terlibat dalam rantai pemesaran. Fungsi-fungsi tadi terdiri berdasarkan :
a. Pembelian dan pengumpulan ini merupakan fungsi ysng bersangkutan dengan pemendihan atau mempunyai sejumlah barang yg dimaksudkan sebagai persedian produksi atau buat mencukupi kebutuhan. Dalam menganalisa pembelian ini terdapat beberapa tindakan yg wajib diperhatikan yaitu penatapan kebutuhan, pencarian asal kebutuhan, negosiasi harga serta transaksi resmi.

b. Penjualan dan penyebaran ini merupakan aktivitas buat mencari dan mengusahakan supaya barang-barang yg sudah diproduksi atau dimiliki bisa dipasarkan secara menguntungkan.

c. Pengangkutan serta transportasi, merupakan suatu fungsi yg berarti memindahkan suatu produk menurut asal penghasilanya ke pasar atau konsumen dalam saat eksklusif yang sempurna disesuaikan dengan kebutuhan serta kepentingan pasar atau konsumen. Jadi transportasi menciptakan kegunaan tempat dan kegunaan ketika.

d. Menyimpan produk (storage), fungsi ini merupakan fungsi yang hampir ditemukan pada setiap lembaga pemasaran, ini adalah suatu pengumpulan sementara produk sebelum dipasarkan.

e. Pengolahan produk, pada tataniaga pemasaran disini bukan pengolahan bentuk, ukuran luar dan sebagainya, namun berupa penyortiran produk-produk tersebut.

f. Pendanaan atau pembiayaan (financing), yaitu penyediaan sejumlah uang guna suatu transaksi jual beli produk.

g. Resiko, merupakan fungsi yg bersangkutan dengan kerugian yang timbul akibat kurang matangnya pertimbangan pada pembuatan planning.

h. Keterangan pasar, yaitu fungsi pencarian berita tentang pasar yang diperlukan buat penyusunan kebijakan pemasaran produk, Mubyarto (1997)

Pengertian Margin Pemasaran dan Faktor Yang Mempengaruhi
Mergin pemasaran adalah disparitas antara harga yg diterima sang petani penghasil dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen akhir. Besar kecilnya disparitas harga ditingkat konsumen akhir akan dipengaruhi sang:poly forum pemasaran yang ikut dalam proses pemasaran, panjang atau pendeknya saluran yang dilewati dan jeda pasar, Nurlan F (1986).

Menurut Khol serta Uhl dalam Astin Akitasan (2004) mendefinisikan marjin pemasaran merupakan rasio antara nilai tambah yang diperoleh pelaku pemasaran eksklusif dan harga yang dibayarkan sang konsumen.

Sementara itu Downey serta Trocke (1981) margin pemasaran merupakan disparitas antara harga penjualan produk pada dua tahapan yg berurutan pada saluran distribusi pemasaran produk yang bersangkutan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa margin pemasaran merupakan disparitas atau selisih antara harga penjualan yang diterima setiap lembaga pemasaran pada 2 tahapan yg berurutan pada saluran pemasaran mulai menurut pembuat sampai pada konsumen akhir.

Ada beberapa faktor yg mensugesti besarnya kecilnya margin rapikan pemasaran diantaranya banyaknya lembaga yg terlibat pada proses pemasaran produk tersebut, atau panjang produk yg dilewati buat mencapai pasar.

Menurut Rashit dan Caudry dalam Basirun dkk (1991) mengumumkan bahwa ada dua unsur yg mensugesti margin pemasaran , yaitu:1) porto yang dikeluarkan buat menjalankan fungsi rapikan niaga seperti mengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengepakan, pengangkutan dan lain-lain, dua) akbar keuntungan dari pasar-pasar mediator atau keuntungan pedagang perantara. Selanjutnya Buse dan Brandow pada Basirun dkk (1991) telah melakukan penelitian mengenai hubungan antara volume, biaya serta harga terdapat margin menggunakan memakai ordinary square regrestion. Dimana berdasarkan hasil ketiga variable yg diteliti menerangkan impak yg signifikan terhadap margin tata niaga pemasaran.

1. Kajian Empirik
Penelitian terdahulu yang relevan menggunakan penelitian ini adalah penelitian yg dilakukan oleh Wa Ode Astuti (2006) dengan judul”Analisis Pemasaran Rumput Laut Di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Muna”. Dengan menggunakan analalisis marjin pemasaran. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa marjin pemasaran rumput laut pada kecamatan kulisusu kabupaten muna sangat akbar. 

Penelitian lain yang dilakukan oleh Yusri (2007) menggunakan judul”Studi Pendapatan Kakao Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka”. Dengan menggunakan analisis π = TR –TC dimana π merupakan Pendapatan Bersih, TR= Total Revenue (Pendapatan Kotor), TC= Total Cost (Totaol Biaya). Hasil penelitian ini menerangkan bahwa tingkat pendapatan higienis yang diperoleh petani kakao sinkron kriteria yang ditetapkan BPS, tergolong warga berpendapatan tinggi.

2. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis pada atas, maka kerangka pikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa budidaya rumput bahari yg dilakukan petani rumput laut pada Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton dimaksudkan buat memperoleh produksi, pendapatan dan menyebutkan pemasaran. 

Dimana ketiga (produksi, pendapatan dan pemasaran) variable diatas akan dianalisis menggunakan alat analisis deskptif buat menjawab permasalahan yg dikemukakan sehingga bisa memberikan konklusi serta rekomendasi peningkatan pendapatan buat kesejateraan petani rumput laut di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton. Untuk detail dapat dilihat pada skema kerangka pikir penelitian di bawah ini:

Gambar Skema Kerangka Pikir Penelitian

3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan kasus di atas, maka penelitian ini merumuskan hipotesisi menjadi berikut:
1. Diduga bahwa produksi serta pendapatan petani rumput bahari di Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton nisbi besar .
2. Diduga bahwa pemasaran rumput bahari yang terdapat pada Desa Wawoncusu Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton memakai saluran distribusi langsung dan saluran distribusi satu taraf.

PENGERTIAN DAN FUNGSI SKALA PENGUKURAN MENURUT AHLI

Pengertian Dan Fungsi Skala Pengukuran
Skala bisa diartikan garis atau titik pertanda yg berderet-berderet serta menjadi­nya yang sama jarak antaranya, dipakai buat mengukur atau menentukan strata atau banyaknya sesuatu . Jadi skala adalah mekanisme hadiah nomor -nomor atau symbol lain pada sejumlah karakteristik dari suatu objek

Pengukuran merupakan proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik pada menilai dan membedakan sesuatu obyek yg diukur atau pemberian nomor terhadap objek atau fenomena dari aturan eksklusif. Pengukuran tadi diatur dari kaidah-kaidah eksklusif. Kaidah-kaidah yg tidak selaras menghendaki skala dan pengukuran yang berbeda pula. Misalnya, orang bisa digambarkan berdasarkan beberapa karakteristik: umur, taraf pendidikan, jenis kelamin, taraf pendapatan.

Tiga buah istilah kunci yg dibutuhkan dalam memberikan definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka, penetapan, dan aturan. Pengukuran yang baik, wajib mempunyai sifat isomorphism dengan realita. Prinsip isomorphism, merupakan masih ada kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti menggunakan ”nilai” yg diperoleh berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik jika hasilnya dapat merefleksikan secara sempurna empiris berdasarkan kenyataan yang hendak diukur.

Skala pengukuran adalah seperangkat anggaran yg diperlukan buat mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variable. Dalam melakukan analisis statistik, perbedaan jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan model atau indera uji statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat digunakan oleh indera uji eksklusif. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi matematik /peralatan statistik yang dipakai akan membentuk konklusi yang bias serta nir tepat/relevan.

Macam-macam Skala Pengukuran
a) . Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan buat menklasifikasi obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, kepercayaan , pekerjaan, serta area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan nomor -nomor menjadi symbol. Apabila kita memakai skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik dipakai untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan pada bentuk persentase. Sebagai model kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin sebagai menjadi berikut: pria kita beri simbol nomor 1 dan wanita angka 2. Kita tidak bisa melakukan operasi arimatika dengan nomor -angka tersebut, karena nomor -angka tadi hanya menampakan eksistensi atau ketidak-adanya karaktersitik tertentu. Skala nominal akan membentuk data yg dianggap data nominal atau data diskrit, yaitu data yg diperoleh dari mengkategorikan, memberi nama dan menghitung liputan-warta berdasarkan objek yg diobservasi

Skala Nominal adalah skala yg paling lemah/rendah di antara keempat skala pengukuran. Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala nominal hanya sanggup membedakan benda atau insiden yang satu menggunakan yang lainnya dari nama (predikat). Sebagai contoh, klasifikasi barang yg dihasilkan dalam suatu proses produksi menggunakan predikat cacat atau nir cacat. Atau, bayi yang baru lahir bisa laki-laki atau wanita. Tidak jarang dipakai nomor -angka yg dipilih sekehendak hati sebagai pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, untuk membedakan benda-benda atau insiden-peristiwa menurut beberapa karakteristik.. Skala nominal umumnya juga digunakan bila peneliti berminat terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke dalam masing-masing kategori nominal. Data semacam ini sering diklaim data hitung ( count data) atau data frekuensi. Contoh lain yang dapat mendekatkan pemahaman kita terhadap skala pengukuran nominal dapat dicermati sebagai berikut : Pertama Penggunaan nomor “1” buat menyebut kelompok barang yang stigma menurut suatu proses produksi serta nomor “0” buat menyebut kelompok barang yang nir stigma menurut suatu proses produksi, Kedua :Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yg bersifat kategorikal dapat diberi symbol nomor -nomor sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan “tidak” diberi angka 2.

b) . Skala Ordinal (Ranking) 
Skala Ordinal terjadi apabila obyek yang terdapat dalam satu katagori suatu skala tidak hanya tidak sama dengan obyek-obyek itu, namun juga memiliki hubungan satu menggunakan yang lain. Hubungan yang ada biasa kita jumpai diantara kelas-kelas merupakan : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih tak jarang, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya

Skala pengukuran ordinal menaruh liputan mengenai jumlah nisbi karakteristik tidak sama yang dimiliki sang obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini memiliki keterangan skala nominal ditambah menggunakan wahana peringkat nisbi tertentu yg menaruh kabar apakah suatu obyek mempunyai karakteristik yang lebih atau kurang namun bukan berapa poly kekurangan dan kelebihannya.

Pengukuran yang dilakukan pada skala ordinal merupakan obyek dibedakan berdasarkan persamaanya dan menurut urutannya. Jadi dapat dibentuk urutan atau rangking yang lengkap serta teratur diantar kelas-kelas. 

Skala Ordinal merupakan skala yg merupakan taraf ukuran kedua, yang berjenjang sesuatu yang menjadi ‘lebih’ atau ‘kurang’ menurut yang lainnya, berukuran ini dipakai untuk mengurutkan objek menurut yang terendah sampai tertinggi serta sebaliknya yg berarti peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap variable yang diteliti. Contoh : mengukur kejuaraan olah raga, prestasi kerja, senioritas pegawai. Misalnya : Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak putusan bulat, netral, putusan bulat serta sangat sepakat dapat diberi symbol angka 1, dua,3,4 serta 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.

Skala ordinal, lambang-lambang sapta hasil pengukuran memberitahuakn urutan atau strata obyek yang diukur menurut karakteristik yang dipelajari. Misal, kita ingin mengetahui preferensi responden terhadap merek indomie goreng: merek Sarimi, Indomie, Mie Sedap, Gaga Mie lalu responden diminta buat melakukan ranking terhadap merek mie goreng dengan memberi angka 1 buat merek yg paling disukai, nomor dua buat rangking ke 2, dst. Rangkuman hasil Rangking Merek mie goreng menjadi berikut : Indomie = 1 , Mie Sedap = dua, Sarimi = 3, Gaga Mie = 4

Tabel ini menunjukkan bahwa merek Indomie lebih disukai daripada Mie Sedap, merek Mie Sedap lebih disukai daripada Sarimi, dsb. Walaupun perbedaan nomor antara preferensi satu dengan lainnya sama, namun kita tidak bisa memilih besarnya nilai preferensi dari suatu merek terhadap merek lainnya. Uji statistik yg sinkron adalah modus, median, distribusi frekuensi serta statistik non-parametrik seperti rank order correlation.

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, serta tak jarang juga disebut menggunakan skala peringkat. Hal ini lantaran pada skala ordinal, lambang-lambang bilangan output pengukuran selain memperlihatkan pembedaan pula memperlihatkan urutan atau tingkatan obyek yg diukur dari karakteristik eksklusif. Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri nomor dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=nir puas serta 1=sangat nir puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,tiga dstnya.

Dalam skala ordinal, nir misalnya skala nominal, saat kita ingin mengganti nomor -angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau menurut kecil ke akbar. Jadi, tidak boleh di buat 1=sangat puas, 2=nir puas, tiga=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, dua=puas, 3=kurang puas dstnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan dari ciri skala ordinal adalah meskipun nilainya telah mempunyai batas yg jelas tetapi belum mempunyai jarak (selisih). Kita nir memahami berapa jarak kepuasan menurut nir puas ke kurang puas. Dengan kata lain jua, walaupun sangat puas kita beri angka 5 serta sangat tidak puas kita beri nomor 1, kita nir mampu berkata bahwa kepuasan yang sangat puas 5 kali lebih tinggi dibandingkan yg sangat tidak puas.

Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita jua nir bisa menerapkan operasi matematika baku (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yg sesuai menggunakan skala ordinal jua merupakan peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi misalnya modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa alat-alat statistik non-parametrik lainnya

c) . Skala Interval 
Skala interval mempunyai karakteristik misalnya yang dimiliki sang skala nominal serta ordinal menggunakan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yg tetap. Dengan demikian peneliti bisa melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek menggunakan lainnya. Disparitas ciri antara obyek yg berpasangan menggunakan lambang bilangan satu dengan lambang bilangan berikutnya selalu permanen. Apabila dalam pengukuran preferensi responden terhadap merek indomie goreng tadi diasumsikan bahwa urutan kategori menunjukkan preferensi yang sama, maka kita dapat mengungkapkan bahwa disparitas indomie goreng merek urutan ke 1 menggunakan dua merupakan sama dengan perbedaan merek 2 menggunakan lainnya. Namun demikian, kita nir sanggup menyampaikan 3 bahwa merek yang menerima ranking lima nilainya lima kali preferensi daripada merek 1. Uji statistik yang sinkron merupakan semua uji statistik kecuali uji yang mendasarkan pada rasio misalnya koefisien variasi.

Dengan demikian, skala interval telah mempunyai nilai intrinsik, sudah memiliki jeda, namun jeda tadi belum adalah kelipatan. Pengertian “jeda belum adalah kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval nir memiliki nilai nol mutlak. Angka 0 (nol) buat thermometer mempunyai makna yang sangat berpengaruh serta bukan berarti bisa diabaikan. 

Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau terdapat tiga wilayah menggunakan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15oC serta wilayah C=20oC. Kita sanggup berkata bahwa selisih suhu wilayah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, serta selisih suhu daerah C dengan wilayah B merupakan 5oC. (Ini memberitahuakn pengukuran interval sudah mempunyai jeda yang tetap). Tetapi, kita tidak mampu mengatakan bahwa suhu wilayah C 2 kali lebih panas dibandingkan wilayah A (merupakan nir mampu jadi kelipatan). Kenapa ? Lantaran dengan pengukuran yg lain, contohnya dengan Fahrenheit, di wilayah A suhunya merupakan 50oF, di daerah B = 59oF dan wilayah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit, wilayah C nir 2 kali lebih panas dibandingkan wilayah A, serta ini terjadi lantaran pada derajat Fahrenheit titik nolnya dalam 32, sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0. 

d) . Skala Rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapa semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat absolut. Nilai nol mutlak ini merupakan merupakan nilai dasar yang nir sanggup diubah meskipun memakai skala yang lain. Oleh karena itu, dalam skala ratio, pengukuran telah memiliki nilai perbandingan/rasio. Pengukuran ratio umumnya pada bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek eksklusif menggunakan lainnya. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yg acapkali dipakai adalah pengukuran tinggi serta berat. Misalnya Berat : Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding menggunakan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. Atau berat benda A merupakan 30 kg, sedangkan benda B merupakan 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.

Dua skala Pengukuran Pertama (Nominal serta Ordinal) merupakan skal pengukuran Kualitatif lantaran karakteristiknya tidak namuric, (model : Jenis Kelamin, pekerjaan, serta lain-lain). Sedangkan 2 skala terakhir (Interval dan Rasio) adalah skala kuantitatif yg diekspresikan lewat numeric (model : berat, tinggi, biaya , pendapatan dan lain-lain)

Macam-macam Skala Pengukuran Untuk Instrument
Keempat skala diatas apabila akan dipakai dalam kuisioner dapat dilakukan menggunakan pendekatan, misalnya Skala Likert , Skala Guttman, dan Semantic Differential, Rating Scale

1 . Skala Likert
Skala Likert digunakan buat mengukur perilaku, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan menjadi titik tolak buat menyusun item-item instrumen yg dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yg memakai Skala Likert mempunyai gradasi menurut sangat positif hingga sangat negatif, yg dapat berupa kata-kata diantaranya: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP). Untuk evaluasi ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu bisa diberi skor, contohnya: Sangat Penting (SP) = 5, Penting (P)= 4, Ragu-ragu (R) : tiga, Tidak Penting (TP) : dua , Sangat Tidak Penting (STP) : 1. Sedangkan buat evaluasi persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, contohnya: Sangat Baik (SB) : 5, Baik (B) : 4, Ragu-ragu (R): tiga, Tidak Baik (TB) : dua Sangat Tidak Baik (STB) : 1

Instrumen penelitian yang memakai skala Likert bisa dibuat pada bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Keuntungan skala Likert adalah :
a. Praktis dibentuk dan diterapkan
b. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai menggunakan konteks permasalahan
c. Jawaban suatu item bisa berupa alternative, sehingga berita tentang item tersebut diperjelas.
d. Reliabilitas pengukuran mampu diperoleh menggunakan jumlah item tersebut diperjelas

2) Skala Guttman 
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. Diantaranya : ‘ya’ serta ‘tidak’; ‘sahih-keliru’, dan lain-lain. Data yg diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua cara lain ). Jadi, bila pada Skala Likert masih ada 1,2,tiga,4,5 interval, menurut kata ‘sangat setuju’ hingga ‘sangat nir sepakat’, maka dalam Skala Guttman hanya ada 2 interval yaitu ‘putusan bulat’ atau ‘tidak setuju’. Penelitian memakai Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

3) Skala Thurstone
Pernyataan yg diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone buat tidak terlalu b-anyak, diperkirakan antara 5 sampai 10 butir pertanyaan atau pernyataan. Pembuatan skala Thurstone bisa dilakukan menggunakan langkah-langkah seperti berikut.
1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 tingkatan yg merepresentasikan secara luas disparitas tingkat, disenangi, netral, serta nir disenangi terhadap suatu objek atau subjek yg hendak diteliti.
2) Pernyataan ini diberikan pada sejumlah responden misal 50 orang atau lebih yg relatif mengenal terhadap objek atau subjek supaya bisa menentukan ke pada 11 tingkatan kategori tadi. Kategori A terdiri atas pernyataan yg dipercaya disenangi atau favorit, E F netral, serta J K merupakan kategori tidak disenangi atau tidak favorit.
3) Klasifikasi pernyataan ke dalam kategori, menggunakan pertimbangan penilaian terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
4) Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang, serta pernyataan yang memiliki nilai bersamaan dipakai untuk pembuatan skala.

Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat berpretensi terhadap sifat yg ingin diteliti. Skor terendah berarti responden memiliki sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.

Skala Thurstone nir terlalu banyak digunakan sebagai instrumen pada bidang pendidikan karena model ini memiliki beberapa kelemahan yang pada antaranya seperti berikut.
a) Memerlukan terlalu poly pekerjaan buat membuat skala.
b) Nilai dalam skala yg sudah dibentuk memungkinkan dalam skor sama memiliki perilaku tidak selaras.
c) Nilai yang dibentuk ditentukan sang perilaku para juri atau penilai. D. Memerlukan tim penilai yang objektif.

4). Semantic Differential 
Skala ini merupakan galat satu dari skala factor yang dikembangkan buat menganalisis 2 kasus :
Pengukuran populasi dan multidimensional 
Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui 

Metode skala ini dikembangkan khususnya buat mengukur arti psikologis menurut suatu objek di mata seorang. Metode ini didasarkan dalam proporsi bahwa suatu objek mempunyai berbagai dimensi pengertian konotatif yg berada dalam ruang cirri multidimensi yang dianggap ruang semantic.

Metode ini dibuat menggunakan menempatkan 2 (2) skala penilaian pada titik ekstrim yg antagonis yg biasa disebut bipolar. Biasanya pada antara titik ekstrim pada dadapati lima atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih dalam setiap buah skala.

Untuk lebih jelasnya tampilan buah-butir skala semantic diffrensial menjadi berikut :
Baik —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Buruk
Lambat —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Cepat

Skala pengukuran yg berbentuk Semantic Differensial dikembangkan sang Osgood. Skala ini jua digunakan buat mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda juga checklist, tetapi tersusun dalam satu garis konstan yg jawaban “sangat positifnya” terletak pada bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yg diperoleh adalah data interval, serta umumnya skala ini digunakan buat mengukur perilaku/ciri tertentu yang dipunyai oleh seseorang.