PENGERTIAN DEFINISI LOYALITAS PELANGGAN MENURUT AHLI

Pengertian, Definisi Loyalitas Pelanggan Menurut Ahli
Definisi customer (pelanggan) menaruh pandangan mendalam yg penting buat tahu mengapa perusahaan wajib menciptakan dan memelihara pelanggan serta bukan hanya menarik pembeli. Pelanggan adalah seseorang yg menjadi terbiasa buat membeli berdasarkan anda. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan hubungan yang sering selama periode ketika eksklusif. Tanpa adanya track record hubungan yg kuat dan pembelian berulang, orang tadi bukanlah pelanggan anda, ia merupakan pembeli. Pelanggan yang sejati tumbuh seiring menggunakan ketika.

Banyak pelaku bisnis akan sepakat bahwa mencapai loyalitas pelanggan merupakan hal yang baik. Pelanggan yang loyal lebih baik daripada pelanggan yg kurang loyal. Dan mempunyai pelanggan yg loyal umumnya membentuk dividen sepanjang bepergian bisnis perusahaan tersebut.

Pengertian loyalitas pelanggan berdasarkan Fandy Tjiptono (2000:110) adalah:
“loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok berdasarkan perilaku yg sangat positif serta tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.”

Menurut Amin Widjaja (2008:6) menyatakan bahwa : 
“customer loyalty adalah kelekatan pelanggan dalam suatu merek, toko, orisinil pabrik, pemberi jasa, atau entitas lain menurut sikap yg menguntungkan serta tanggapan yg baik misalnya pembelian ulang”.

Sedangkan Griffin (2005:5) menyatakan pendapatnya mengenai loyalitas pelanggan diantaranya :

”Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan konduite (Behavior) daripada menggunakan sikap. Jika seseorang adalah pelanggan loyal, ia memberitahuakn konduite pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang diungkapkan berdasarkan saat ke saat sang beberapa unit pengambilan keputusan”.

Kemudian Griffin (2005:11), mengemukakan bahwa loyalitas yg meningkat dapat berhemat porto perusahaan setidaknya pada 6 bidang, diantaranya:
  • Biaya pemasaran sebagai berkurang (biaya pengambilalihan pelanggan lebih tinggi daripada porto mempertahankan pelanggan). 
  • Biaya transaksi sebagai lebih rendah, misalnya negosiasi kontak dan pemprosesan order. 
  • Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang (lebih sedikit pelanggan hilang yg harus digantikan). 
  • Keberhasilan cross-selling sebagai meningkat, menyebabkan pangsa pelanggan yg lebih besar . 
  • Pemberitaan menurut mulut ke mulut menjadi lebih positif ; dengan perkiraan para pelanggan yang loyal juga merasa puas. 
  • Biaya kegagalan menjadi menurun (pengurangan pengerjaan ulang, klaim garansi serta sebagainya). 
Karakteristik dan Tahapan-Tahapan Loyalitas Pelanggan
Pelanggan mendemonstrasikan loyalitas mereka dalam suatu perusahaan atau merek menggunakan membeli berulangkali, membeli produk tambahan perusahaan tadi, serta merekomendasikannya dalam orang lain. Hal tersebut diperkuat menggunakan pernyataan dari Griffin (2005:31), yg menyatakan bahwa karakteristik pelanggan yang loyal diantaranya:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
2. Membeli antarlini produk serta jasa.
3. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan menurut pesaing
4. Mereferensikan pada orang lain.

Untuk sebagai pelanggan yg loyal seorang konsumen wajib melalui beberapa tahapan, pelanggan yg loyal tumbuh secara sedikit demi sedikit. Proses itu dilewati dalam jangka waktu eksklusif, menggunakan kasih sayang, serta dengan perhatian yang diberikan dalam tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap tahap memiliki kebutuhan khusus. Dengan mengenali setiap tahap serta memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih akbar buat membarui pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal.

Menurut Griffin (2005:35), ada 8 tahapan loyalitas, yaitu :
  1. Suspect : Orang yg mungkin akan membeli produk atau jasa Anda. Dalam hal ini kita percaya atau ”menyangka” mereka akan membeli tetapi kita masih belum relatif konfiden.
  2. Prospek : Orang yg membutuhkan produk atau jasa Anda serta memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli dari Anda, dia mungkin sudah mendengar mengenai Anda, membaca mengenai Anda, atau ada seorang yang merekomendasikan Anda kepadanya.
  3. Prospek Yang Diskualifikasi : Prospek yang sudah cukup Anda pelajari buat mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak mempunyai kemampuan membeli, produk Anda.
  4. Pelanggan Pertama-Kali : Orang yg sudah membeli dari Anda satu kali. Orang itu bisa jadi pelanggan Anda dan sekaligus jua pelanggan pesaing Anda.
  5. Pelanggan Berulang : Orang-orang yg sudah membeli menurut Anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin sudah membeli produk yang sama 2 kali atau membeli dua produk atau jasa yg berbeda pada dua kesempatan atau lebih.
  6. Klien : Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki interaksi yg bertenaga dan berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing.
  7. Penganjur (Advocate) : Seperti klien, pendukung membeli apapun yg Anda jual serta dapat dia pakai serta membelinya secara teratur. Tetapi, promotor juga mendorong orang lain buat membeli dari Anda. Ia mengungkapkan Anda, melakukan pemasaran bagi Anda, serta membawa pelanggan pada Anda. 
  8. Pelanggan atau Klien Yang Hilang : Seseorang yg pernah menjadi pelanggan atau klien tetapi belum membeli kembali dari Anda sedikitnya pada satu siklus pembelian yg normal.
Keterikatan Customer Relationship Management menggunakan Loyalitas Pelanggan
Sesuai menggunakan namanya CRM merupakan suatu aktivitas yg ditujukan buat memperoleh interaksi dengan pelanggan sampai dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. CRM merupakan suatu proses mengidentifikasi, memperoleh pelanggan baru, mempertahankan pelanggan usang, meyakinkan pelanggan buat terus membeli produk serta layanan yg ditawarkan dan menaruh layanan purna jual yg baik sebagai akibatnya pelanggan akan tetap loyal.

CRM berbicara tentang bagaimana memanajemeni hubungan menggunakan pelanggan, serta buat sanggup memanajemeni hubungan dengan pelanggan secara baik, tepat dan sahih, tentunya perusahaan wajib tahu terlebih dahulu siapa pelanggannya. Melalui CRM, perusahaan dapat membentuk interaksi yang lebih dekat dengan pelanggan, dimana perusahaan dapat mengetahui kebutuhan pelanggan dan menyediakan pilihan produk atau layanan yang sinkron dengan permintaan mereka.

Seperti yg diungkapkan sang Kotler serta Kevin L Keller (2007:189), CRM merupakan ”proses mengelola berita rinci tentang masing-masing pelanggan dan secara cermat mengelola seluruh titik sentuhan pelanggan demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan”.

Jadi tujuan CRM merupakan mencari serta menjaga agar konsumen selalu dipertahankan sehingga terus berkembang sebagai langganan yg profitable. CRM memerlukan suatu penekanan yang jelas terhadap atribut suatu jasa yg dapat menghasilkan nilai yg mengesankan bagi konsumen, sehingga mereka menjadi pelanggan yang loyal.

PENGERTIAN RENTABILITAS MENURUT AHLI

Pengertian Rentabilitas Menurut Ahli
Rentabilitas suatu perusahaan menampakan perbandingan antara labadengan aktiva atau kapital yg menghasilkan laba tadi. Dengan istilah lain, rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan buat membuat keuntungan selama periode eksklusif.

Rentabilitas ekonomi merupakan cara yg tepat buat mengetahui tentang efesien tidaknya perusahaan pada menggunakan modal yg ada. Analisis Rentabilitas Ekonomi menekankan pada kemungkinan penggunaan dana. Analisis ini menyatakan bahwa dana sanggup digunakan kalau tingkat bunga dana tadi lebih mini menurut rentabilitas ekonomi yang mungkin diperoleh lantaran penggunaan hutang tersebut. Analisis rentabilitas ekonomi pula dipergunakan buat membuktikan peningkatan resiko karena penggunaan dana yang makin akbar. Untuk perusahaan, perhitungan rentabilitas ekonominya merupakan perbandingan antara dana yang dimuntahkan dan bunga dengan modal sendiri serta modal asing yang digunakan buat membuat keuntungan dan dinyatakan dalam persentase.

Rentabilitas adalah kemampuan dalam membentuk laba, baik menggunakan memakai data eksternal maupun menggunakan data internal. Dari ke 2 pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam membentuk laba selama periode eksklusif yg dinyatakan pada prosentase. Rentabilitas suatu koperasi diukur menggunakan kesuksesan koperasi dan kemampuan memakai aktiva yg produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu koperasi bisa diketahui menggunakan membandingkan antara laba yang diperoleh pada suatu periode dengan jumlah aktiva atau kapital koperasi tersebut.

Salah satu berukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan merupakan rentabilitas. Rentabilitas dari Sutrisno (2003 : 18) bahwa : “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan pada menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya.

Semua modal yg bekerja pada dalam perusahaan adalah modal sendiri dan kapital asing, sang karena itu buat mengukur besarnya rentabilitas (Sutrisno, 2003 : 5) adalah :
                                      Laba
Rentabilitas     =        ----------------  x 100persen
                                 Total Modal
Pengertian lain mengenai rentabilitas dikemukakan juga oleh Alma (2000 : 247) yang menyatakan bahwa pengertian rentabilitas mencakup dua hal yaitu :
1. Rentabilitas badan usaha ialah perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yg terdapat. Pendapatan ini merupakan pendapatan netto sehabis dikurangi pajak.

2. Rentabilitas perusahaan ialah perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yg digunakan pada perusahaan. Ada 2 jenis kekayaan yang terpakai pada perusahaan, yaitu kekayaan sendiri dan kekayaan atas pinjaman.

Sedangkan pengertian Rentabilitas Ekonomi dari Husnan (2004:73) merupakan : “ Rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba berdasarkan operasi perusahaan karena hasil operasi yg diukur maka digunakan keuntungan sebelum bunga serta pajak “

Rentabilitas ekonomi dari Riyanto (2001:36), Bahwa : “ Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara keuntungan usaha menggunakan kapital sendiri serta modal asing yang dipakai buat membuat keuntungan tersebut dandinyatakan pada persentase “.

Demikian pula pandangan mengenai keuntungan merupakan sebagai output kerjasama antara modal sendiri dengan modal asing. Pandangan lain menyatakan bahwa laba adalah hasil berdasarkan modal sendiri dikurangi kapital asing. 

Pandangan yg pertama mengakibatkan pengertian rentabilitas ekonomi, atau return on investment, yaitu perbandingan antara :
1. Laba yang diperoleh pada perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga kapital asing.
2. Modal asing ditambah kapital sendiri yg terpakai pada perusahaan.

Pandangan ke 2 mengakibatkan pengertian rentabilitas kapital sendiri atau return on equity, yaitu perbandingan antara keuntungan dikurangi pajak dan bunga modal asing dengan kekayaan sendiri yang terpakai dalam perusahaan.

Perhitungan rentabilitas sering dipakai sebagai indera pengukur buat mengetahui apakah perusahaan telah efisien menggunakan modalnya. Untuk mengukur ini, maka rentabilitas perusahaan bisa dibandingkan berdasarkan ketika tahun yang kemudian serta tahun kini atau bisa jua dibandingkan dengan usaha homogen lainnya.

Menurut Riyanto (2001:36) faktor-faktor yg mempengaruhi rate of return (Rentabilitas) merupakan: 

1. Volume penjualan 
Salah satu indikator buat mengetahui kemajuan suatu perusahaan merupakan penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan menaikan volume pendapatan yang diperoleh perusahaan sehingga biaya -biaya akan tertutup pula. Hal ini mendorong perusahaan buat mengefektifkan kapital buat membuatkan usahanya. 

2. Efisiensi penggunaan porto 
Modal yang diperoleh perusahaan buat berbagi usahanya harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dengan kata lain penggunaan modal wajib dipakai buat usaha yang sempurna dengan pengeluaran yg hemat sehingga keberhasilan bisnis akan tercapai secara tidak pribadi juga akan mensugesti tingkat rentabilitas. 

3. Profit margin 
Profit margin merupakan laba yg diperbandingkan dengan penjualan. Profit margin dipakai buat mengukur taraf keuntungan yang dapat dicapai sang perusahaan berkaitan dengan penjualan perusahaan. 

4. Struktur kapital perusahaan 
Struktur modal merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan yg terutama pada hutang jangka panjang, saham preferen dan modal saham biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek.

Adapun beberapa cara untuk meningkatkan rentabilitas perusahaan antara lain seperti :
1. Menaikkan profit margin yaitu dengan jalan mengusahakan kenaikan net sales lebih besar daripada kenaikan operating expenses.
2. Menaikkan profit margin dengan mengusahakan penurunan sales menggunakan harapan hal ini disertai menggunakan turunnya operating expenses yg jauh lebih besar .
3. Menaikkan turnover of operating assets yaitu menggunakan mengusahakan kenaikan net sales yang jauh lebih akbar daripada kenaikan operating assets.
4. Menaikkan turnover of operating assets dengan menurunkan net sales menggunakan harapan operating assets bisa diturunkan lebih banyak.
5. Menaikkan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets yaitu mengusahakan kenaikan profit margin serta sekaligus turnover of operating assets.

Jenis-Jenis Rentabilitas
a. Rentabilitas Ekonomi
Menurut Riyanto (2001:36) mengemukakan bahwa : ”Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri serta modal asing yang dipergunakan buat membentuk laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase”. Sedangkan Munawir (2007:33) menyatakan bahwa ”rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara keuntungan bisnis menggunakan seluruh kapital yg dipakai (kapital asing serta modal sendiri)”.

Dalam perhitungan rentabilitas ekonomi keuntungan yg dihitung hanyalah keuntungan yg dari menurut operasi perusahaan yang biasa diklaim laba usaha. Dengan demikian maka keuntungan yang diperoleh menurut bisnis diluar perusahaan misalnya deviden, tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Rentabilitas = Profit Margin x Operating Assets Turnover Rentabilitas ekonomi dapat dihitung menggunakan memakai rumus, Munawir (2007 : 33) :
    Laba Usaha                   Penjualan Bersih                 
   -------------------      x      -------------------------   x 100 %
 PenjualanBersih               Modal Usaha


Laba Usaha
------------------    x 100%
Modal Usaha

Rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor yang menghipnotis tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi :
1. Operating profit margin, yaitu perbandingan antara laba operasi menggunakan penjualan higienis yg dinyatakan dalam persentase. Dimana meningkat profit margin maka meningkat rentabilitas ekonomi
2. Total assets turn over (perputaran total aktiva), yaitu kecepatan berputarnya aktiva bisnis dalam suatu periode eksklusif yang diperoleh menggunakan membandingkan penjualan menggunakan total aktiva. Dimana semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin tinggi rentabilitas ekonomi perusahaan.

Untuk dapat menaikkan rentabilitas ekonomis atau earning power dari suatu perusahaan, maka faktor-faktor yg mempengaruhi earning power merupakan menjadi berikut :

1. Profit margin
Profit margin merupakan perbandingan antara net operating income menggunakan sales atau penjualan bersih dan dinyatakan pada persentase.

2. Turnover operating asset (tingkat perputaran modal bisnis)
Yaitu dengan cara membandingkan antara net sales atau penjualan higienis dengan operating asset atau modal bisnis.

Dengan dasar kedua faktor di atas, maka secara matematis dapat diketahui besarnya rentabilitas ekonomis yaitu hasil kali antara profit margin dan turnover of operating assets. Jika ingin memperbesar rentabilitas hemat dengan memperbesar profit margin, ini berarti interaksi menggunakan bisnis buat meningkatkan efisiensi pada bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan buat memperbesar rentabilitas hemat menggunakan memperbessar turnover of operating assets, serta herbi kebihaksanaan investasi dana dalam aneka macam aktiva, baik aktiva lancar juga aktiva tetap.

b. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri merupakan perbandingan antara jumlah keuntungan yg tersedia bagi pemilik kapital sendiri disatu pihak dengan jumlah kapital sendiri yg membentuk laba tadi dilain pihak (Riyanto, 2001:44). Munawir (2007:33) menyatakan bahwa “rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara laba yg tersedia buat pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukan sang pemilik perusahaan tersebut”.

Dalam perhitungan rentabilitas modal sendiri hal ini yg wajib dicari ialah besarnya laba higienis serta jumlah kapital sendiri. Jadi rumusan dari rentabilitas modal sendiri ialah :
                              Laba Bersih
Rentabilitas =     ----------------------      x 100 %
                         Jumlah Modal Sendiri
Dalam penelitian ini yg dipakai adalah rentabilitas ekonomi. Dimana berdasarkan rumusan tersebut akan menghasilkan rasio dalam bentuk prosentase. Apabila rasio yg dihasilkan menurut analisis tersebut menunjukkan prosentase yang lebih akbar berdasarkan standar yg ditentukan maka bisnis dari perusahaan tersebut selama periode itu berjalan menggunakan baik. Namun kebalikannya jika angka rasio yg dihasilkan lebih mini berdasarkan standar yg sudah ditentukan maka perusahaan tersebut selama periode itu tidak dapat memanfaatkan modalnya dengan baik.

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas kapital sendiri adalah :

1. Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi bisa mensugesti rentabilitas modal sendiri, dalam hal ini dapat ditinjau dalam unsur yang herbi rentabilitas modal sendiri. Menurut Riyanto (2001:36), rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal sendiri dan modal pinjaman yg digunakan buat menghasilkan keuntungan tersebut serta dinyatakan dalam persentase. Maka, kentara rentabilitas ekonomi memiliki hubungan erat dengan rentabilitas kapital sendiri mengingat besar kecilnya laba atau laba sebagai hak para pemilik modal. 

2. Tingkat bunga kapital pinjaman
Laba yg diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas kapital sendiri adalah laba higienis, yaitu laba kotor selesainya dikurangi bunga modal pinjaman dan pajak perseroan. Semakin tinggi tingkat bunga modal pinjaman yang wajib dibayar, berarti akan memeperkecil laba yg menjadi bagian pemilik modal sendiri.

3. Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi seluruh porto, termasuk penyusutan serta bunga dari pendapatan kotornya. Semakin tinggi taraf pajak yg dipengaruhi pemerintah, maka akan memperkecil keuntungan yang menjadi hak bagi pemilik dan kebalikannya. Hal ini menyebabkan rentabilitas modal sendiri terpengaruh.

Tinjauan Empirik
Sebagai acuan dari penilitian ini dikemukakan juga penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu :

Faqih Nabhan (2001) melakukan penelitian terhadap impak leverage keuangan terhadap retur saham, pertumbuhan penjualan dan keuntungan operasi perusahaan go public yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Adapun jumlah sampel dari penelitian tersebut sebanyak 173 perusahaan dari populasi 281 perusahaan. Dalam penelitiannya Faqih Nabhan menampakan bahwa tidak ada efek yang berarti Leverage keuangan terhadap perubahan return harga saham, akan tetapi pada variabel terikat yg lain yaitu pertumbuhan penjualan, leverage keuangan berpengaruh positif signifikan. Sedangkan terhadap keuntungan operasi kembali Leverage keuangan berpengaruh negatif signifikan.

Nur Asida (2006) pula melakukan penelitian mengenai Leverage keuangan terhadap laba atas kapital sendiri (ROE) pada PT. Semen Tonasa. Penelitian tersebut memakai data laporan keuangan PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep periode 2000 – 2004. Dari penelitian ini memberitahuakn bahwa Leverage keuangan menurut perusahaan ternyata memilik pengaruh negatif terhadap keuntungan atas modal sendiri dari PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep.

Jaidin Ali (2007) melakukan penelitian mengenai leverage keuangan juga, Ali Jaidin meneliti tentang analisis Leverage Keuangan pada PT. Sepatu BATA, dalam penelitian ini Ali Jaidin memakai data laporan keuangan PT. Sepatu BATA tahun 1999 – 2000. Selanjutnya, Ali Jaidin mengemukakan bahwa setiap 1% perubahan EBIT akan mengakibatkan perubahan EPS sebesar dua,36% dengan arah yg sama.

Kerangka Pikir
PT. Panconin Cipta Perkasa adalah adalah perusahaan yg berkecimpung pada bidang jasa konstruksi, dimana dalam menjalankan kegiatan usahanya maka perusahaan perlu memperhatikan financial leverage, yakni kemampuan perusahaan dalam memakai aktiva atau dana yg memiliki beban menggunakan tujuan buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan, hal ini perlu dilakukan sang perusahaan mengingat sebagai perusahaan konstruksi maka perusahaan perlu melakukan analisis rasio leverage, karena sangat berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam membuat keuntungan atau laba, dimana rentabilitas perusahaan terdiri atas 2 bagian yakni : rentabilitas perusahaan dan rentabilitas modal sendiri, hal ini dimaksudkan supaya bisa dijadikan menjadi alat pengambilan keputusan keuangan perusahaan. Untuk detail akan disajikan kerangka pikir melalui skema berikut adalah :

Gambar Kerangka Pikir

Hipotesis
Mengacu pada masalah utama yang dikemukakan sebelumnya, sebagai jawaban ad interim yang bisa penulis simpulkan adalah : "Diduga bahwa financial leverage dan operating leverage yg diterapkan sang PT. Panconin Cipta Perkasa memiliki dampak yang positif serta signifikan terhadap rentabilitas perusahaan."

Analisis Rentabilitas
Rentabilitas perusahaan menerangkan perbandingan antara laba dengan modal dalam aktivitas perusahaan menjadi perusahaan general kontraktor. Oleh lantaran itulah buat melihat bagaimana perkembangan rentabilitas kapital selama 5 tahun terakhir maka diharapkan analisis rentabilitas.

Dalam kaitannya dengan uraian tadi di atas, maka rentabilitas kapital sendiri bisa dipengaruhi melalui perhitungan dibawah ini :

1. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi merupakan analisis yg digunakan buat mengukur efisiensi penggunaan kapital di pada perusahaan menggunakan menggunakan rumus :
               EBIT
      --------------------- x 100 %
              Total aktiva 

Berdasarkan formulasi tersebut di atas, maka besarnya rentabilitas ekonomis selama tahun 2006 s/d 2011 bisa ditinjau melalui perhitungan dibawah ini :

a. Tahun 2007
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2007 bisa ditentukan menjadi berikut :
2.763.196.380
RE  2007 = --------------------    x 100 %
13.713.133.340
               = 20,15%

b. Tahun 2008
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2008 dapat ditentukan sebagai berikut :
3.274.122.545
RE  2008 =  -----------------------  x 100  %
14.732.837.330        
               = 22,22%

c. Tahun 2009
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2009 bisa ditentukan sebagai berikut :
3.951.090.170
RE  2009 =  ----------------------    x 100 %
15.800.303.275
               =  25,01 %

d. Tahun 2010
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2010 bisa ditentukan menjadi berikut :
                       tiga.291.627.950
RE  2009   =  ---------------------   x100  %
 15.504.745.620
               =  21,23 %
e. Tahun 2011
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2011 bisa ditentukan :
                     dua.859.763.040
RE  2010   =  ------------------     x 100  %
14.192.372.400
               =  20,15persen
2. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri yaitu suatu analisis buat mengetahui kemampuan perusahaan dengan kapital sendiri yg bekerja pada dalamnya buat menghasilkan laba dengan rumus :
                     E A T
    ---------------------------------- x 100 %
       Jumlah ModalSendiri
Adapun besarnya rentabilitas kapital sendiri selama tahun 2007 s/d tahun 2011 bisa ditinjau melalui perhitungan dibawah ini :

a. Tahun 2007
Besarnya rentabilitas kapital sendiri selama tahun 2007 dapat ditentukan sebagai berikut :
                              1.743.310.675
   RMS 2007   =   ---------------------  x 100 %
5.271.570.775
                     = 33,07 %
b. Tahun 2008
Besarnya rentabilitas kapital sendiri selama tahun 2008 bisa ditentukan menjadi berikut :
          2.146.497.715
   RMS 2008   =  --------------------   x 100 %
          5.774.619.215
                     = 37,17 %
c. Tahun 2009
Besarnya rentabilitas modal sendiri selama tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut :
                            2.609.223.730
   RMS 2009   =  --------------------      x 100persen
          6.466.871.180
                     =  40,35 %

d. Tahun 2010
Besarnya rentabilitas modal sendiri selama tahun 2010 bisa ditentukan menjadi berikut :
                           2.084.133.720
   RMS 2010    = --------------------    x 100%
 6.041.781.170
                     =  34,50persen

e. Tahun 2011
Besarnya rentabilitas modal sendiri selama tahun 2011 dapat ditentukan menjadi berikut :
                          1.685.230.380
   RMS 2011   = -------------------    x 100 %
5.753.922.080
                      =  29,29persen
Untuk lebih jelasnya dapat tersaji output perhitungan rentabilitas perusahaan buat dapat dicermati dalam tabel berikut adalah :

Tabel  PT. Panconin Cipta Perkasa pada Makassar Hasil Perhitungan Rentabilitas Perusahaan Tahun 2007-2011
Tahun
Rentabilitas Ekonomi (%)
Rentabilitas Modal Sendiri (%)
Rata-rata Rentabilitas Perusahaan (%)
2007
20,15
33,07
26,61
2008
22,22
37,17
29,70
2009
25,01
40,35
32,68
2010
21,23
34,50
27,86
2011
20,15
29,29
24,72
Sumber : Hasil olahan data, 2012

Berdasarkan tabel  yakni hasil pertumbuhan rentabilitas perusahaan yg menunjukkan bahwa untuk tahun 2007-2009 mengalami kenaikan yang disebabkan karena keuntungan operasional semakin tinggi sedangkan dalam tahun 2010 s/d 2011 mengalami penurunan yg ditimbulkan karena laba bisnis perusahaan mengalami penurunan.

Analisis Regresi dan Korelasi
Analisis regresi serta korelasi digunakan buat mengukur impak serta interaksi antara financial leverage (DFL) dan operating leverage (DOL) terhadap rentabilitas perusahaan. Namun sebelumnya akan disajikan data regresi yg dapat dicermati pada tabel  yaitu menjadi berikut :

Tabel Data Regresi Financial Leverage dan Operating Leverage dengan Rentabilitas Perusahaan Tahun 2007-2011
Tahun
Financial Leverage (DFL)
Operating Leverage (DOL)
Rentabilitas Perusahaan
Rata-rata
RE
RMS
2007
1,67
1,0
20,15
33,07
26,61
2008
1,25
1,57
22,22
37,17
29,70
2009
0,97
1,33
25,01
40,35
32,68
2010
1,21
-1,47
21,23
34,50
27,86
2011
1,46
-1,96
20,15
29,29
24,72
Sumber : Hasil olahan data, 2012

Berdasarkan tabel  yakni data regresi antara financial leverage serta operating leverage terhadap rentabilitas perusahaan yg menunjukkan financial leverage dan operating leverage menggunakan rentabilitas perusahaan dan financial leverage (DFL) meningkat buat setiap tahun namun operating leverage buat tahun 2007-2009 semakin tinggi, tetapi tahun 2010-2011 menurun. Sedangkan ditinjau menurut rentabilitas perusahaan nampak buat dua tahun terakhir (tahun 2010 serta 2011) meningkat. Oleh lantaran itulah perlu dilakukan pengujian regresi yaitu sebagai berikut :

Tabel Hasil Olahan Data Regresi Financial Leverage (DFL) serta Operating Leverage (DOL) menggunakan Rentabilitas Perusahaan
Model
Unstandardized Coefficient
Standart Coefficient
(Beta)
t hitung
Sig
B
Std Error
Constant
39,055




DFL
-8,256
1,19
-0,723
-6,942
0,020
DOL
1,015
0,19
-0,559
5,362
0,033
    R             = 0,989                                F hit = 46,585
    R square = 0,979                                Sig   = 0,021
Sumber : Data diolah, 2012


Berdasarkan tabel 4.9 yakni hasil olahan data regresi diperoleh persamaan regresi yaitu menjadi berikut :
Y = 39,055 – 8,256 X1 + 1,015 X2
Dari output tersebut diatas yg memberitahuakn bahwa pengaruh antara financial leverage dengan rentabilitas perusahaan yg memberitahuakn ada impak yg negatif dengan rentabilitas perusahaan. Dimana dengan adanya peningkatan financial leverage akan bisa menyebabkan rentabilitas perusahaan menurun sebesar 8,256%. Sedangkan ditinjau dari output uji parsial, nampak bahwa menggunakan nilai sig sebanyak 0,020 < 0,05, karena nilai sig < 0,05 berarti terdapat impak yg signifikan antara financial leverage dengan rentabilitas perusahaan. Faktor yg menyebabkan adanya kenaikan DFL (Financial Leverage) sebagai akibatnya rentabilitas perusahaan menurun, sebab menggunakan adanya kenaikan modal pinjaman akan berdampak terhadap peningkatan beban bunga yang dalam gilirannya akan mengurangi laba bersih sehabis pajak.

Kemudian dicermati dari output uji regresi antara operating leverage (DOL) menggunakan rentabilitas perusahaan nampak bahwa antara operating leverage (DOL) menggunakan rentabilitas perusahaan memiliki pengaruh yg positif. Dimana meningkat operating leverage maka rentabilitas perusahaan meningkat, sedangkan dilihat menurut output uji parsial terlihat nilai sig 0,033 < 0,05 berarti ada dampak yang signifikan antara operating leverage dengan rentabilitas perusahaan.

Selanjutnya dipandang dari nilai r yaitu sebanyak 0,989 yang ialah bahwa financial leverage serta operating leverage mempunyai hubungan yg kuat menggunakan rentabilitas perusahaan. Sedangkan nilai R2 = 0,979 yang adalah bahwa 97,9% variabel financial leverage serta operating leverage sanggup menyebutkan variasi naik atau turunnya nilai rentabilitas perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar (100 – 97,9 = 2,1%) dijelaskan oleh variabel lain pada luar model yg diteliti. Dari output uji serempak (uji F) yg dilakukan ternyata F hitung = 46,585 serta sig 0,021 yang berarti bahwa masih ada pengaruh secara bersama-sama / serempak financial leverage dan operating leverage terhadap rentabilitas perusahaan.

PENGARUH KRISIS EROPA TERHADAP KERJASAMA INDONESIA UNI EROPA DALAM BIDANG PERDAGANGAN

Pengaruh Krisis Eropa Terhadap Kerjasama Indonesia – Uni Eropa Dalam Bidang Perdagangan 
Uni Eropa (UE) adalah sebuah kemitraan ekonomi serta politik yg unik di antara 27 negara Eropa. Selama setengah abad, UE telah memberikan perdamaian, stabilitas serta kesejahteraan, membantu menaikkan baku kehidupan serta menerbitkan warga , barang, jasa dan kapital dapat berkiprah bebas pada antara negara-negara anggota-anggota (layaknya dalam satu negara) sehingga UE menjadi pasar yang sangat menarik bagi negara-negara lain. Dan Indonesia adalah perekonomian terbesar pada Asia Tenggara dan kawan yang krusial bagi UE baik buat perdagangan maupun investasi bagi Indonesia, UE adalah salah satu loka perdagangan terbesar buat ekspor non-migas, dan selama beberapa tahun terakhir volume perdagangannya terus menampakan tren pertumbuhan. Investor menurut Eropa jua sudah terbukti menjadi salah satu mitra yang paling stabil serta handal bagi Indonesia. Satu tugas primer UE pada Indonesia adalah untuk memfasilitasi aliran perdagangan dan investasi antara UE dan Indonesia, dan membantu perusahaan-perusahaan dalam mencari solusi terhadap tantangan dan hambatan yg mereka hadapi ketka melakukan usaha lintas negara. Pada waktu yang sama, UE memfasilitasi ekspor berdasarkan Indonesia ke UE menggunakan menaruh akses istimewa ke pasar UE melalui skema Generalised System of Preference (GSP) buat mendukung ekspansi perdagangan antara UE serta Indonesia serta UE memberikan donasi dalam Indonesia melalui kerjasama perdagangan serta ekonomi.[1] 

UE dan Indonesia sudah menjalin hubungan dengan berbagai bidang yg berkembang secara signifikan pada beberapa tahun terakhir. Sebagai intisari hubungan ini merupakan hubungan komersial yg besar menggunakan Indonesia, interaksi komersial mencapai nilai total sebesar € 17 miliar dalam bentuk perdagangan tahunan dan € 4 miliar pada bentuk investasi dari perusahaan Uni Eropa, dengan Uni Eropa menjadi tujuan kedua yg paling krusial buat ekspor Indonesia (kecuali minyak dan gas). Kedua belah pihak jua menjalin persahabatan secara politis yang dikukuhkan pada bulan November 2009 menggunakan ditandatanganinya Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama Uni Eropa – Indonesia (PCA), yg mempererat hubungan yg telah dijalani sang Eropa serta Indonesia selama berabad-abad dan nilai-nilai serta prinsip-prinsip yg dimiliki beserta sang Indonesia – Uni Eropa. Indonesia serta Uni Eropa sama-sama sudah mengidentifikasi bidang-bidang prioritas utama pada PCA buat memperkuat interaksi ke 2 pihak yaitu pendidikan, lingkungan hayati, perdagangan serta investasi, serta hak asasi insan dan demokrasi.[2]

Sebagai sebuah reflreksi menurut kekuatan normatif Uni Eropa, Partnership and Cooperation Agreement (PCA) antara Uni Eropa serta Indonesia nir hanya memberikan laba bagi Uni Eropa serta Indonesia pada kaitannya dengan hubungan kedua belah pihak, melainkan memiliki akibat yang lebih jauh dalam kaitannya menggunakan peran Uni Eropa serta Indonesia pada interaksi internasional waktu ini. Keduanya adalah kekuatan global yang berusaha memainkan kiprah yg lebih aktif melalui kapasitas mereka sebagai negara yg mendukung inspirasi-inspirasi dan prinsip-prinsip universal pada interaksi internasional misalnya penghargaan misalnya penghargaan terhadap HAM, demokrasi dan good governance. PCA antara ke 2 belah pihak mampu memperkuat posisi serta kiprah kepemimpinan mereka dalam hubungan internasional yg berbasiskan kekuatan normatif.[3]

Uni Eropa (UE) serta Indonesia sudah menciptakan kemajuan-kemajuan yang signfikan dalam menciptakan sebuah kemitraan yg modern serta berorientasi ke luar. Hal tersebut berakar pada penguatan hubungan perdagangan, suatu keterkaitan beserta buat memajukan demokrasi serta hak asasi manusia,aksi terhadap perubahan iklim serta terorisme di pada dan pada luar negeri dan memperluas mata rantai dari orang ke orang. 

Kepentignan-kepentingan strategis yg menjadi ini hubungan tadi termasuk :
1. Indonesia adalah super besar perdagangan dan perekonomian yg sedang tumbuh, anggota G20 menggunakan pertumbuhan berkesinambungan yang diperlukan mencapai 70% dan iklim yang semakin memikat para investor. Indonesia diuntungkan menggunakan lokasi yang sangat strategis menarik: lebih dari setengah perdagangan dunia melintasi bagian utara perbatasan lautnya. 
2. Pemain primer di ASEAN: dengan populasi yg mencapai 40% dan perekonomian yg mencapai 35% menurut populasi dan perekonomian negara-negara ASEAN, Indonesia sewajarnya mengambil tampuk kepemimpinan pada organisasi tadi serta sebagai pelaku penting dalam stabilisasi daerah Asia Tenggara jangka panjang. 
3. Indonesia adalah negara dengan lebih banyak didominasi Muslim berbesar pada dunia. Indonesia adalah negara yg paling demokratis di wilayah Asia Tenggara dengan rekam jejak pada bidaang hak asasi insan yang semakin baik.[4]
4. Kerjasama dengan Indonesia sangat krusial buat mengatasi perubahan iklim. Indonesia merupakan negara terbesar ketiga produsen gas tempat tinggal kaca dan sewajarnya sebagai kawan dalam menemukan solusi-solusi dunia. 

Perhatian dan komitmen beserta kami buat menjalin kolaborasi yg lebih erat ketika ini diwujudkan pada Perjanjian Kemitraan serta Kerjasama (PCA) UE- yg ditandatangani dalam bulan November 2009. PCA ini membuka jalan menuju kerjasama yang lebih erat dalam aneka macam bidang, termasuk perdagangan, lingkungan hayati, energi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, migrasi dan anti-terorisme. Perluasan dan pendalaman kerjasama kami dilakukan melalui:
a. Upaya-upaya buat mendorong arus perdagangan, investasi serta akses pasar, termasuk menggunakan melakukan upaya ambisius buat mencapai Perjanjian Kemitraan Ekonomi secara menyeluruh yang mencakup perdagangan, investasi serta jasa.
b. Sebuah obrolan Hak Asasi Manusia EU – Indonesia yang baru diluncurkan dalam tahun 2009 buat mengintensifkan diskusi tentang topik-topik yang sebagai kepentingan beserta. 
c. Memperat mata rantai dari orang ke orang, termasuk melalui program beasiswa Erasmus Mundus, pembaruan akses sang Indonesia terhadap peluang penelitian dan pengembangan UE serta peningkatan sektor pariwisata. 
d. Pengembangan pertukaran antarbudaya serta pelibatan grup-grup Islam moderat. Hal tersebut memperkuat acara-program kerjasama pembangunan UE pada Indonesia yang substansial, yang memberikan dukungan kepada proses reformasi Indonesia di bidang demokratisasi, hak asasi insan, tata kelola pemerintahan yang baik; pengentasan kemiskinan,termasuk pendidikan; peningkatan iklim perdagangan dan investasi; mengatasi masalah-kasus lingkungan dan mempromosikan kerjasama ASEAN. 

Selain itu, UE telah menaruh dukungan kepada Indonesia di bidang-bidang yg menaruh tantangan-tantangan politik serta khusus. Kontribusi UE terhadap proses perdamaian Aceh menunjukan ikatan yg erat antara UE dan Indonesia. UE mendanai rendezvous-pertemuan mediasi serta mencanangkan Misi Pemantauan Aceh buat mengawasi aplikasi perjanjian perdamaian serta menaruh kontribusi akbar hampir €30 juta untuk membantu memastikan stabilitas proses perdamaian dalam jangka panjang. 

Kerjasama Komisi Eropa di Indonesia didesain untuk mendukung kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia, sebagaimana yg dicerminkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah. Kerja sama tersebut jua mengikuti kebijakan-kebijakan kerja sama pembangunan secara keseluruhan dari Uni Eropa. Sektor-sektor fokus dalam jumlah terbatas telah disepakati bersama dalam Counter Strategy Paper (CSP) 2007 – 2013, yaitu sektor: 1) Pendidikan; dua) Perdagangan serta Investasi; tiga) Penegakan Hukum serta Keadilan. Alokasi indikatif yg sudah disediakan buat periode tahun 2007–2013 menempatkan Indonesia sebagai penerima donasi pembangunan Komisi Eropa terbesar ke 2 pada Asia sesudah Afganistan.[5]

Pada tanggal 23 November 2007, menggunakan dihadiri sang Presiden Indonesia serta Presiden Komisi Eropa, Pemerintah Indonesia dan Komisi Eropa menandatangani sebuah Nota Kesepahaman buat merumuskan bantuan keuangan gelombang pertama sebanyak € 248 juta yg mencakup periode tahun 2007 – 2010, yaitu buat pendidikan (€ 198 juta). Bantuan gelombang ke 2 sebanyak € 200 juta buat periode tahun 2011 – 2013 telah ditentukan pada tahun 2010. Selain kerja sama bilateral pada kerangka CSP, Indonesia dapat memperoleh manfaat menurut kolaborasi regional dan program-acara tematik. Komisi Eropa jua menaruh tanggapan yang cepat dan substansial terhadap keadaan-keadaan darurat melalui Departemen Bantuan Kemanusiaan Komisi Eropa (ECHO) dan mendukung Rekonstruksi pasca tsunami/gempa bumi pada Aceh – Nias dan Yogyakarta (€ 246 juta) dan Proses Perdamaian Aceh. 

Untuk mendukung interaksi dengan Indonesia, Uni Eropa memberikan bantuan hibah yg substansial – sebanyak € 500 juta dalam bentuk bantuan gratis generik kepada negara ini pada jangka waktu lebih menurut 5 tahun, dan pada beberapa tahun terakhir ini sebagian besar asal daya (hibah sebesar lebih dari € 5400 juta) diberikan untuk rekonstrusi tsunami di Aceh. Selain itu poly acara Uni Eropa – Indonesia sebagai upaya buat menyebarkan interaksi dalam bidang-bidang yang aneka ragam misalnya kebudayaan, pertukaran mahasiswa dan program penelitian dan tehnologi serta bank investasi Eropa pula aktif pada menaruh pinjaman bagi Indonesia. 

Hubungan Indonesia – Uni Eropa sudah berlangsung semenjak adanya perjanjian Uni Eropa atau Masstricht dalam tahun 1992 di Massricht Belanda. Perjanjian ini mendorong pembentukan uero dan membentuk struktur pilar Uni Eropa, yaitu Komunitas Eropa (EC), Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama (CESP), dan Urusan Keadilan Dalam Negeri. Pilar pertama adalah tempat institusi pilar supranasional UE, yaitu Komisi Parlemen Eropa serta Mahkamah Eropa, dan mempunyai kekuasaan serta efek terbesar. Dua pilar lainnya bersifat antarpemerintah menggunakan keputusan yang dibentuk sang komite yg terdiri dari politisi dan pejabat negara-negara anggota. Ketiga pilar tersebut adalah struktur perpanjangan dari kebijakan sebelumnya, Pilar aKomunitas Eropa merupakan kelanjutan Komunitas Ekonomi Eropa menggunakan istilah “Ekonomi” dihapuskan buat mewakili dasar kebijakan yg lebih luas sesuai perjanjian Maastricht, Koordinasi kebijakan luar negeri dilaksanakan semenjak awal 1970-an di bawah nama kerjasama politik Eropa (EPC), yg telah dicantumkan pada perjanjian-perjanjian oleh undang-undang Eropa tunggal, namun bukan menjadi bagian menurut EEC. Sementara pilar Urusan Keadilan dan Dalam Negeri memperpanjang kerjasama dalam hal penegakan hukum, keadilan, kriminal, proteksi, dan imigrasi serta kerjasama yudisial pada kasus-kasus publik, sejumlah bidang tadi sudah dijadikan kerjasmaa antarpemerintah pada bawah konvensi Impelementasi Schegan 1990. 

Penciptaan pilar ini merupakan wujud berdasarkan cita-cita aneka macam negara anggota buat memperluas Komunitas Eropa ke bidang kebijakan luar negeri, militer, keadilan kriminal, kerjasama hukum, dan keraguan negara anggotalain, terutama Britania Raya, tentang bidang tambahan yang dianggap terlalu sensitif buat dikelola oleh prosedur supranatural Komunitas Ekonomi Eropa.[6]

Krisis Eropa yg bermula berdasarkan kegagalan pemerintah Yunani dalam mengelola ekonomi makro-nya, krisis berawal dari akumulasi defisit aturan yang setiap tahunnya rata-rata mencapai sebanyak 6% dari PDB selama 30 tahun. Yunani nampaknya tidak menerapkan prinsip kehati-hatian (Prudent) dalam kebijakan defisitnya, sehingga defisit anggaran mencapai 2 kali lipat berdasarkan ketentuan UE yang maksimum ditetapkan sebesar 3%. Sementara ini pasar obligasi dalam negeri masih sangat terbatas, buat itu Yunani menjual surat utang negara (SUN)-nya kepada investor di Prancis, Swiss, serta Jerman sebagai imbas akumulasi defisit, ketika ini defisit Yunani mencapai 13,6% berdasarkan PDB. Tingginya defisit Yunani di atas nampaknya dampak dari lemahnya disiplin anggaran dan buruknya administrasi perpajakan. 

Kewajiban pembayaran utang sebanyak 30 biliun uero mengalami gagal bayar. Pemerintah Yunani nampak telah pasrah dan menyatakan ketidakmampuannya buat mencari dana segar guna melunasi kewajibannya yg jatuh tempo. Hal ini memperparah derita Yunani, karena forum peringkat hutang Standard dan Poor’s menurunkan peringkat hutang Yunani dari B sebagai CCC sehingga berpotensi gagal bayar dalam 14 Juni 2010. Level kredit CCC hanya empat notch pada atas level terendah dari pengukuran lembaga pemeringkat yg berbasis pada Amerika. Akibat turunnya peringkat utang Yunani,menciptakan para investor beramai-ramai melepas Euro dan beralih ke Dollar sebagai akibatnya Euro melemah seiring ketakutan akan tidak mampunya Yunani dalam membayar utangnya.[7]

Di Irlandia sendiri sedang terbelit imbal output (yield) surat utang (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah serta keadaan anggaran negara yg mengalami defisit sampai sebesar 32 % terhadap produk domestik bruto tercatat menjadi defisit anggaran terbesar di kawasan Eropa. Melihat fakta tadi sangat masuk akal jikalau krisis Irlanida mulai menebar kekhawatiran dunia. Sebab posisi keuangan Irlandia yg nir stabil tersebut berisiko tinggi terhadap gagal bayar obligasi yg diterbitkan pemerintah.

Adapun keadaan Portugal yang nir jauh tidak sinkron dengan Yunani yg terbelit hutang mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi yang berefek terhadap kehidupan politik serta sosial di Portugal. Di langsir, dampak krisis hutang tadi 90% pekerja adonan dari pekerja tempat kerja pos, tempat tinggal sakit dan pengajar melakukan pemogokan guna menentang perluasan langkah penghematan pemerintah di dalam aturan ketat 2012 dengan tujuan membantu negeri membayar utangnya. 

Selain Irlandia dan Portugal, kini ekspansi krisis Eropa sudah menjalar ke Italia seiring melonjaknya taraf imbal output surat utang pemerintah. Tingkat imbal hasil surat berharga melonjak hingga 7,502 persen tertinggi sejak euro diperkenalkan dalam tahun 1999. Mengakibatkan para investor terpaksa menjual surat-surat berharga Italia sesudah kostosdian Eropa menaikkan kolateral yg dibutuhkan buat meminjam menggunakan surat utang itu. Investor pun semakin khawatir ketidakstabilan syarat politik selesainya mundurnya perdana menteri Italia Silvio Berlusconi sanggup mengakibatkan reformasi ekonomi tertunda. 

Tidak hanya dalam keempat negara pada atas, krisis ekonomi yg terjadi pada Eropa sekarang semakin terasa mempengaruhi negara-negara anggota Uni Eropa lainnya misalnya Spanyol sampai Prancis, kisruh ketidakstabilan ekonomi tadi semakin mengkhawatirkan negara-negara Eropa bagian utara khususnya Jerman yg mempunyai peran krusial pada prosedur perekonomian anggota Uni Eropa.[8]

Krisis Eropa ini lalu berpengaruh pada perekonomian global, terutama di negara-negara kawasan Asia yang poly melakukan perdagangan eksklusif dengan Uni Eropa. Misalnya Indonesia yang berakibat UE menjadi pasar ekspor tradisional dengan komoditas primer yg diekspor adalah kelapa sawit, tembaga, karet, batubara. Kerjasama perdagangan ini sangat rupawan serta menguntungkan ke 2 negara. Menurut data dari kementerian perdagangan kegiatan ekspor – impor antara Indonesia dan Uni Eropa selama tahun 2011 mencapai USD 33 milyar menggunakan surplus menurut pihak Indonesia sebanyak USD 8 milyar. Indonesia selalu mencapai surplus pada perdagangan antara Indonesia – Uni Eropa pada periode tahun 2007 sampai 2011 yaitu sebesar 11,49 persen. 

Krisis Eropa yang telah mengglobal ini kemudian mempengaruhi nilai ekspor Indonesia menggunakan begitu cepat pada beberapa sektor ekonomi. Penurunan nilai ekspor ini bisa dilihat dalam April 2012 ekspor Indonesia mencapai U$ 15,98 milyar atau mengalami penurunan sebanyak 7,36 persen dibanding ekspor Maret 2012. Demikian juga apabila dibanding April 2012 mengalami penurunan sebesar 3,46 %. Menurut sektor hasil industri periode Januari – April 2012 turun sebanyak 0,74 % dibanding periode yang sama pada tahun 2011, demikian jua ekspor hasil pertanian turun sebanyak dua,97 %. 

Dengan melihat fenomena di atas maka lalu penulis merogoh inisiatif buat menganalisa serta mengamati bagaimana pengaruh menurut krisis Eropa bisa berpengaruh terhadap kerjasama Indonesia – Uni Eropa pada bidang perdagangan. 

A. Gambaran Umum Krisis Uni Eropa 
Adanya krisis yang melanda Eropa sebenarnya baru terdeteksi dalam akhir 2009 yang dipicu sang melonjaknya beban utang dan defisit fiskal negara anggota Uni Eropa, utamanya Yunani. Meskipun sejak tahun 2000 sampai 2007, Yunani dikenal menjadi galat satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Eropa, akibat meningkatnya investasi asing yang membanjiri Negara tersebut.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Yunani tumbuh sebanyak 4,dua% per tahun dan rendahnya yield obligasi pemerintah menjadi refleksi menurut rendahnya country risk memungkinkan pemerintah Yunani berhutang menggunakan menerbitkan obligasi secara terus menerus guna membiayai sektor publiknya. Hal ini terus berlanjut sesudah diluncurkannya Euro, dimana pemerintah Yunani memiliki kesempatan buat melakukan pinjaman menggunakan mata uang Euro yang bernilai tinggi dengan bunga yg rendah lantaran rendahnya country risk Yunani. Pembiayaan yg tidak terkendali menciptakan Yunani terperangkap pada ratio hutang terhadap product domestic bruto (GDP) yg akbar yaitu diatas 100% pada ketika itu.

Pada tahun 2009, krisis subprime mortgage yg melanda dunia memberikan pukulan telak terhadap perekonomian Yunani, dua industri terbesar di Negara tadi yaitu industri pelayaran serta pariwisata mengalami tekanan hebat sebagai akibatnya mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan sebanyak 15% dalam tahun 2009. Pemerintah Yunani kemudian membayar beberapa bank krediturnya untuk menutupi nilai hutang Yunani yang sesungguhnya menjadi upaya buat memastikan bahwa syarat perekonomian Negara itu masih terkendali. Hingga pada akhirnya rekayasa terhadap laporan keuangan Yunani terbongkar, serta pada akhir tahun 2009 pemerintah George Papandreou merevisi defisit anggaran pemerintahnya menjadi 12.7% terhadap produk domestic bruto (GDP) berdasarkan sebelumnya 6%.[9]

Keterpurukan Yunani terus berlanjut, karena dalam lepas 27 April 2010, lembaga rating internasional Standard & Poor’s menurunkan rating hutang Yunani menjadi BB+ yang adalah rating buat junk bond dikarenakan tingginya kekhawatiran pasar terhadap ketidakmampuan Yunani untuk membayar hutangnya serta membeli pulang obligasinya. Penurunan rating hutang Yunani lalu juga dilakukan sang the Fitch serta Moody. Setelah penurunan rating tersebut kondisi perekonomian Yunani terus memburuk, dimana dalam bulan mei 2010, defisit aturan pemerintah yunani melonjak sebagai 13.6%, serta adalah defisit anggaran terbesar di global dengan rasio hutang terhadap GDP sebesar 115%.

Kondisi perekonomian Yunani yg morat marit dalam akhirnya mendorong kekhawatiran pasar bahwa syarat tadi akan berimplikasi ke Negara lainnya di Eropa, terutama ke Eropa Selatan atau yang seringkali diklaim menggunakan PIGS (Portugal, Italy, Greece and Spain). Perlu diketahui bahwa kelompok Negara tadi mempunyai syarat perekonomian yang mirip, dimana rata-rata Negara tersebut memiliki rasio hutang terhadap PDB yang akbar, serta terperangkap oleh defisit anggaran yang tinggi pada membiayai sector publiknya. Kesamaan ciri inilah yang sebagai kekhawatiran pasar, lantaran hal ini mengingatkan pasar terhadap krisis Asia 1998 dimana krisis yg terjadi pada Argentina, menjalar ke Thailand hingga ke Indonesia dampak adanya kecenderungan karakter ekonomi ketiga Negara tersebut.

Hingga akhirnya, kekhawatiran pasar terhadap akibat krisis hutang Yunani ke Negara lainnya pada Eropa sebagai fenomena, lantaran seperti diberitakanBlommberg dalam tanggal 29 Mei 2010, The fitch akhirnya menurunkan rating hutang Spanyol sebagai AA+ dengan outlook stabil. Penurunan rating hutang Spanyol dari AAA yg telah dipertahankan selama 7 tahun (sejak tahun 2003) menjadi AA+ pada tahun ini tentunya menandakan bahwa syarat perekonomian spanyol menurun.

Krisis ini ternyata juga menjalar ke Negara lain karena tepatnya dalam 4 Juni 2010, Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, berkata bahwa kondisi perekonomian Hungaria sedang berada pada syarat yang sangat kritis atauvery grave situation, akibat munculnya kekhawatiran akan defaultnya kredit perumahan pada Hungaria. Kondisi tersebut pada akhirnya menjadi trigger primer melemahnya Euro terhadap USD sebagai US$ 1.196 yang merupakan titik terendah Euro terhadap USD pada 4 tahun terakhir.

Krisis Yunani mengakibatkan imbas domino bagi Negara lain di Uni Eropa, Negara-negara Eropa khususnya Irlandia, Yunani, Spanyol, dan Portugal saat ini mengalami krisis defisit aturan yg akbar. Adanya krisis ini merembet ke negara lainnya khususnya Uni Eropa, serta dikhawatirkan menghipnotis ekonomi global secara holistik. Hal itu dikarenakan berdasarkan sisi beban utang pada Maastricht Benchmark telah disepakati bahwa rasio utang pemerintah terhadap PDB nir boleh melampaui 60 %, tetapi banyak negara Uni Eropa yang melanggar ketentuan ini, misalnya Italia (115,8 %), Yunani (115,1 %), Prancis (77,6 %), Portugal (76,8 %), Jerman (73,2 %), Inggris (68,1 %), dan Irlandia (64 %).

Sementara berdasarkan sisi defisit fiskal dimana rasionya terhadap PDB tidak boleh lebih berdasarkan menurut 3 %, pada 2010 ada 12 negara yang melanggar mufakat ini, seperti Irlandia (14,tiga %), Yunani (13,lima %), Inggris (11,3 %), Spanyol (11,2 %), Portugal (9,4 %), Prancis (7,6 %), Belanda (6,1 %), Italia (lima,2 %), Belgia (4,8 %), Austria (4,7 %), Finlandia (3,6 %), dan Jerman (tiga,3 %). [9] Akibatnya, beberapa ketika kemudian bursa saham serta pasar finansial Eropa mengalami kejatuhan yg terindikasi berdasarkan pelarian modal (capital flight) secara masif berdasarkan pasar Eropa ke negara-negara yg dianggap lebih kondusif misalnya AS. Selain itu, Krisis Eropa telah melemahkan permintaan agregat serta produktivitas industri dalam beberapa ketika terakhir.

B. Ekspor Indonesia ke Uni Eropa
Perkembangan hubungan bilateral RI-Uni Eropa dirintis dari tahun 1967 di bawah kerangka ASEAN ketika UE masih berbentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community). Dan Indonesia berakibat Uni Eropa menjadi mitra perdagangan serta pasar tujuan ekspor yg potensial. UE merupakan pasar utama terbesar bagi Indonesia setelah Amerika Serikat dan Jepang. Dalam 5 tahun terakhir, kinerja perdagangan Indonesia-Uni Eropa terus semakin tinggi serta selalu mendatangkan surplus bagi Indonesia sebesar rata-rata USD5,16 miliar per tahunnya. Tetapi terjadinya penurunan ini, dari Menteri perdagangan lebih dikarenakan adanya beberapa regulasi Uni Eropa yang menghambat ekspor Indonesia ke Eropa, termasuk ke Swedia. Ekspor yang terhambat misalnyaRenewal Energy Directive (RED) menyebabkan menurunnya ekspor CPO Indonesia ke Swedia. Namun ini akan diselesaikan melalui Working Group on Trade and Investment (WGTI) Indonesia-Uni Eropa Indonesia serta EU telah membahas dan mencari solusi yang menguntungkan kedua pihak, termasuk buat informasi standard.

Selain itu penurunan ekspor ke Uni Eropa pula lebih ditentukan oleh adanya krisis yang dialami sang Mesir yang sebagai jalur perdagangan yang membawa barang-barang ke Uni Eropa, khususnya furnitur. Potensi kehilangan itu dihitung dari potensi kehilangan ekspor menurut negara Eropa yg mencapai 40 juta dollar (Rp 360 miliar), lantaran semua barang furnitur Indonesia melalui Mesir.[10] 

Namun secara generik dilihat menurut sektor impor dan ekspor Uni Eropa dari Indonesia mengalami fluktuasi. Dalam beberapa bidang misalnya pertanian mengalami peningkatan di tiap tahunnya, hal ini berdasarkan grafik eurostat, sedangkan dalam barang setengah jadi buatan pabrik lainnya mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.

Menurut beberapa pakar ekonomi, termasuk Fauzi Budi, Krisis finansial Yunani yang dikhawatirkan menjalar ke Portugal serta Spanyol hanya terjadi pada Negara-negara Eropa Selatan. Sementara penopang utama ekonomi Eropa adalah negara-negara Eropa Utara seperti Jerman serta Prancis, Negara Skandinavia serta Benelux (Belanda,Belgia dan Luxemburg). Sehingga ini diprediksi tidak akan terlalu mensugesti ekspor Indonesia ke Uni Eropa, terlebih ekspor Indonesia ke Yunani sebagai Negara yg paling mengalami efek menurut krisis ini nir begitu besar .

Pada tahun 2011 ekonomi Indonesia diperkirakan semakin prospektif. Berbagai publikasi internasional, misalnya WEO dan Consensus Forecastmemproyeksikan laju PDB Indonesia dalam 2011 akan lebih tinggi dibanding 2010, yakni dalam tingkat 6,dua %. Meskipun diwarnai sejumlah sinyal positif, namun potensi datangnya tantangan pada tahun 2011 permanen perlu diwaspadai. Dari perspektif global, keliru satu tantangan berasal berdasarkan meluasnya pengaruh Krisis Eropa.

Bagi Indonesia, meluasnya dampak lanjutan Krisis Eropa 2011 merupakan tantangan tersendiri. Pasalnya, Uni Eropa adalah galat satu tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang potensial. Dalam lima tahun terakhir, kinerja perdagangan Indonesia-Uni Eropa terus semakin tinggi serta selalu mendatangkan surplus bagi Indonesia sebesar rata-homogen USD5,16 miliar per tahunnya. Berlanjutnya Krisis Eropa dalam 2011 berpotensi menurunkan kinerja ekspor Indonesia ke kawasan tersebut yg dalam gilirannya sanggup Mengganggu perluasan ekonomi dalam 2011.

Pengamat Ekonomi Faisal Basri menilai bahwa pengaruh krisis yang ketika ini sedang melanda kawasan Eropa nir akan signifikan terhadap sektor ekonomi dan pasar kapital Indonesia layaknya krisis Amerika dalam 2008 yg kemudian. Pasalnya, cadangan devisa Indonesia terus mengalami kenaikan hingga US$78,5 miliar di posisi bulan April 2010. Bagusnya kondisi ekonomi serta keuangan Indonesia mampu dilihat berdasarkan stabilnya tingkat inflasi serta suku bunga yg berlaku. Sementara fluktuasi pasar kapital juga cenderung mengalami menurun.

Krisis Eropa jua nir akan berpengaruh akbar terhadap perekonomian Indonesia secara menyeluruh. Sebab, ketergantungan Indonesia terhadap pasar Eropa sangat mini . Hal ini terlihat dari prosentasi ekspor Indonesia ke berbagai negara pada daerah Eropa seperti Yunani, negara di Eropa yg mengalami krisis terparah ketika ini masih sangat mini . Ekspor ke Eropa yg relatif akbar adalah ke negara Jerman serta Perancis yang kondisinya masih sangat kuat.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu jua menyampaikan hingga kini pemulihan ekonomi Eropa belum terjadi secara penuh. Sehingga potensi adanya krisis Eropa terhadap kinerja ekspor Indonesia ke Eropa masih berpotensi berdampak, meski tidak akan secara signifikan. Menurut Mari, justru negara yg patut sangat waspada adalah China, terkait krisis Eropa waktu ini. Mengingat ketergantungan ekspor China ke Eropa mencapai 30% dari total ekspor negeri tirai bambu tersebut. Ketergantungan eskpor Indonesia terhadap pasar Eropa nir sebesar China, hanya 11, 4 %.

Meskipun begitu krisis utang yg dialami oleh Yunani serta negara Eropa Selatan lainnya dikhawatirkan akan menyebabkan Jerman serta Prancis sebagai motor penggerak perekonomian Eropa melepas euro. Apabila ini terjadi maka bursa saham global akan anjlok. Investor dunia akan menarik dananya di bursa-bursa Asia, khususnya dari pasar negara-negara yg sedang berkembang, termasuk Indonesia. Namun langkah-langkah antisipasi yang diambil Eropa akan bisa meredam gejolak krisis.[11]

SUMBER-SUMBER ARTIKEL DI ATAS :

[1] Julian Wilson, Perdagangan. //eeas/europa.eu/delegations/indonesia/eu_indonesia/trade_relation/index_id.htm

[2] Julian Wilson, Tentang Uni Eropa //eeas.europa.eu/delegations/indonesia/about_us/welcome/index_id.htm.

[3] Julian Wilson, Tentang Uni Eropa //eeas.europa.eu/delegation/indonesia/about_us/welcome/index_id.htm

[4] Universitas Gadjah Mada, PCA Indonesia-Uni Eropa, //www.ugm.ac.id/index.php?Page=rilis&artikel=5270

[5] Julian Wilson, Tentang Uni Eriopa, //eeas.europa.eu/delegations/indonesia/about_us/welcome/index_id.htm

[6] http:/id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian Maastricth

[7] Jey Radcliffe, Faktor Penyebab Krisis Ekonomi Eropa serta Negara yg Terkena Dampak Krisis (//arvinradcliffe.blogspot.com/2012/01/faktor-penyebab-krisis-ekonomi-eropa.html)

[8] Jey Radcliffe, Faktor Penyebab Krisis Ekonomi Eropa serta Negara yg Terkena Dampak Krisis (//arvinradcliffe.blogspot.com/2012/01/faktor-penyebab-krisis-ekonomi-eropa.html).

[9] Kampekique,2011, KerjasamaAntaraIndonesiadanUniEropa, diakses dari //kampekique. Wordpress. Com/2011/01/18/kerjasama-antara-indonesia-serta-uni-eropa/

[10] Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Kebijaksanaan Umum dan Politik Luar Negeri RI – UniEropa (UE) diakses menurut //www.deplu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=RegionalCooperation&IDP=15&P=Regional&l=id dalam Tanggal 7 Mei 2011 dalam pukul 14.09 WITA

[11] KoranTempo.2010. AturanImporEropaAncamEksporIndonesia. Diakses dari //bataviase.co.id/node/124830 dalam Tanggal 6 Mei 2011 pada Pukul 11.59 WITA

SEJARAH PASAR MODAL

Sejarah Pasar Modal
Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah dimulai pada abad XIX. Pada lepas 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa pada Batavia. Bursa ini merupakan bursa tertua keempat pada Asia, setelah Bombay, Hongkong serta Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yg beroperasi di Indonesia, obligasi yg diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan sang kantor administrasi di negeri Belanda serta pengaruh perusahaan Belanda lainnya. 

Minat rakyat terhadap pasar modal mendorong didirikannya bursa di kota Surabaya (11 Juni 1925) serta Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan pasar kapital dalam ketika itu, terlihat dari nilai imbas yang mencapai NIF 1,4 milyar, pun demikian perkembangan pasar modal ini mengalami penyurutan dampak Perang Dunia II. Akibatnya, pemerintah Hindia Belanda merogoh kebijakan buat memusatkan perdagangan efeknya pada Batavia serta menutup bursa imbas pada Semarang dan Surabaya. Pada tanggal 17 Mei 1940, secara holistik kegiatan perdagangan imbas ditutup.

Di masa kemerdekaan, pada tahun 1950, pemerintah mengeluarkan obligasi Republik Indonesia, yg menandakan mulai aktifnya Pasar Modal Indonesia. Pada lepas 31 Juni 1952, Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali. Penyelenggaraan tadi kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efeknya (PPUE). Tetapi dalam tahun 1958, terjadi kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa, dampak konfrontasi pemerintah dengan Belanda. Pemerintah pada masa Orde Baru, berusaha buat mengembalikan agama warga terhadap nilai mata uang Rupiah. Pemerintah melakukan persiapan khusus buat membangun pasar modal. Pada tahun 1976, pemerintah membangun Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) serta PT Danareksa. 

Hal tadi menerangkan keseriusan pemerintah buat membangun Pasar Uang serta Pasar Modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977, berdasarkan Keppres RI No 52/ 1976, pasar modal diaktifkan balik . Perkembangan pasar kapital selama tahun 1977–1987, mengalami kelesuan. Pada tahun 1987-1988, pemerintah menerbitkan paket-paket deregulasi. Paket deregulasi ini adalah: Paket Desember 1987 (Pakdes 87), Paket Desember 1988 (Pakto 88), dan Paket Desember 1988 (Pakdes 88). Penerbitan paket deregulasi ini menandai liberalisasi ekonomi Indonesia. Dampak menurut adanya ketiga kebijakan tadi, pasar kapital Indonesia menjadi aktif sampai sekarang

1.ruanG LINGKUP PASAR MODAL
Pasar kapital (capital market) adalah pasar buat berbagai instrumen keuangan jangka panjang yg bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar kapital adalah wahana pendanaan bagi perusahaan juga institusi lain (misalnya pemerintah), serta sebagai wahana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar kapital memfasilitasi banyak sekali wahana serta prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Pasar Modal merupakan tempat perusahaan mencari dana segar buat mengingkatkan kegiatan usaha sebagai akibatnya dapat mencetak lebih banyak laba. Dana segar yg ada pada pasar modal asal dari masyarakat yang diklaim jua sebagai investor. Para investor melakukan banyak sekali tehnik analisis pada menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin mini resiko yg dihadapi maka semakin tinggi jua permintaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaantersebut. Pada pasar kapital pelakunya dapat berupa perseorangan juga organisasi / perusahaan.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan pada pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih berdasarkan 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, serta lain-lain.

Struktur pasar kapital di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yg melakukan pembinaan, pengaturan dan supervisi pasar modal. Sementara itu, bursa impak bertindak sebagai pihak yg menyelenggarakan serta menyediakan sistem atau sarana buat mempertemukan penawaran jual dan beli pengaruh pihak lain menggunakan tujuan buat memperdagangkan pengaruh pada antara mereka. 

Marak serta rumitnya kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat aturan sebagai akibatnya pasar lebih teratur, adil, serta sebagainya. Jadi aturan pasar modal mengatur segala segi yg berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat UU Pasar Modal yaitu Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar kapital menjadi “kegiatan yg bersangkutan menggunakan Penawaran Umum serta perdagangan Efek, Perusahaan Publik yg berkaitan menggunakan Efek yg diterbitkannya, serta lembaga serta profesi yg berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal mempunyai peran krusial bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan bisnis atau sebagai sarana bagi perusahaan buat menerima dana berdasarkan rakyat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan buat pengembangan usaha, ekspansi, penambahan kapital kerja serta lain-lain, kedua pasar modal menjadi wahana bagi masyarakat buat berinvestasi pada instrument keuangan misalnya saham, obligasi, reksa dana, serta lain-lain. Dengan demikian, warga dapat menempatkan dana yang dimilikinya sinkron menggunakan karakteristik laba dan risiko masing-masing instrument.

Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga menjadi berikut:
  • Badan Pengawas Pasar Modal
  • Bursa imbas, saat ini ada 2: Bursa Efek JakartaBursa Efek Surabaya namun semenjak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sebagai akibatnya sebagai Bursa Efek Indonesia serta 
  • Perusahaan efek
  • Lembaga Kliring dan Penjaminan, waktu ini dilakukan sang PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI) 
  • Lembaga Penyimpanan serta Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI) 
2. INVESTASI DAN PELAKU PASAR MODAL 
Dewasa ini sudah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan mengenai usul investasi yg berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan menggunakan proyek-proyek lainnya yg terdapat pada suatu perusahaan.proyek-proyek investasi itu memiliki risiko yg tidak independent Awat.

Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang menurut asa laba surat berharga yang diperbandingkan pada portofolio tadi. Para pemain utama yg terlibat pada pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung pada proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut :
1. Emiten. Perusahaan yg akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi pada bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki aneka macam tujuan dan hal ini umumnya sudah tertuang pada rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain : 
a) Perluasan bisnis, kapital yg diperoleh berdasarkan para investor akan dipakai untuk meluaskan bidang usaha, ekspansi pasar atau kapasitas produksi
b) Memperbaiki struktur kapital, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
c) Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru

2. Investor. Pemodal yg akan membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan emisi (dianggap investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor umumnya melakukan penelitian serta analisis eksklusif. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospekusahaemitendananalisislainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar kapital antara lain :
a. Memperoleh deviden. Ditujukan kepada laba yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
b. Kepemilikan perusahaan. Semakin poly saham yang dimiliki maka semakin akbar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
c. Berdagang. Saham dijual balik dalam saat harga tinggi, pengharapannya adalah dalam saham yg sahih-sahih dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

3. Lembaga Penunjang. Fungsi forum penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor pada melakukan berbagai kegiatan yg berkaitan dengan pasar kapital.

Lembaga penunjang yg memegang peranan krusial pada dalammekanisme pasar modaladalahsebagaiberikut :
  • Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang mengklaim terjualnya saham/obligasi sampai batas saat eksklusif serta bisa memperoleh dana yang di inginkan emiten. 
  • Perantara perdagangan imbas (broker / makelar). Perantaraan dalam jual beli imbas, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). 
  • Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi agama menggunakan si penerima kepercayaan . Lembaga yg dianggap sang investor sebelum menanamkan dananya. 
  • Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). 
  • Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat pada bursa dampak. Kegiatan g. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai menggunakan asa investor, terdiri menurut dua unit yaitu menjadi pengelola dana dan penyimpan dana. 
3. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL
Pasar kapital dibedakan sebagai 2 yaitu pasar perdana serta pasar sekunder : 
1. Pasar Perdana (Primary Market).pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten pada para pemodal selama ketika yang ditetapkan sang pihak penerbit (issuer) sebelum saham tadi belum diperdagangkan pada pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham pada pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yg go public berdasarkan analisis mendasar perusahaan yg bersangkutan.

Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diharapkan. Perusahaan dapat memakai dana output emisi buat membuatkan dan memperluas barang modal buat memproduksi barang serta jasa. Selain itu dapat pula digunakan buat melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan bisnis. Harga saham pasar perdana permanen, pihak yg berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, nir dikenakan komisi menggunakan pemesanan yg dilakukan melalui agen penjualan. 

2. Pasar Sekunder (Secondary Market). Pasar sekunder merupakan tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor selesainya melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari sehabis ijin emisi diberikan maka impak tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya pasar sekunder para investor bisa membeli serta menjual pengaruh setiap waktu. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna menjadi loka buat menghimpun investo rlembaga serta perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang merupakan makelar, adanya beban komisi buat penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya nir terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder pada dua loka, yaitu: Bursa reguler. Bursa reguler merupakan bursa dampak resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa paralel.bursa paralel atau over the counter merupakan suatu sistem perdagangan impak yg terorganisir pada luar bursa efek resmi, menggunakan bentuk pasar sekunder yang diatur serta diselenggarakan sang Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-dampak (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam..

Tempat bertemunya pihak yang mempunyai dana lebih (lender) dengan pihak yg memerlukan dana jangka panjang tadi (borrower). Pasar kapital memiliki 2 fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di pada ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas buat memindahkan dana dari lender ke borrower.

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return menurut penyerahan dana tadi. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat dipakai untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana menurut output operasiperusahaannya. Di pada keuangan, dengan cara menyediakan dana yang dibutuhkan oleh borrower dan para lender tanpa wajib terlibat langsung pada kepemilikan aktiva riil

4. MANFAAT PASAR MODAL 
Secara umum, manfaat berdasarkan eksistensi pasar kapital adalah sebagai berikut:
  • Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal. 
  • Memberikan wahana investasi yg beragam bagi investor sehingga memungkinkan buat melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi laba menggunakan tingkat risiko yg bisa diperhitungkan. 
  • Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara. 
  • Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. 
  • Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesi.

INSTITUSI DAN PROSEDUR INVESTASI

Institusi Dan Prosedur Investasi
Institusi yang berkaitan pasar uang serta pasar kapital sangat banyak. Tetapi demikian institusi-institusi tersebut bisa dibagi menjadi 3 bagian: pihak yang membutuhkan dana (perusahaan, pemerintah dsb), pihak yg memiliki kelebihan dana (iuran pertanggungan, dana purna tugas dsb), serta pihak yang merupakan mediator (misalnya: bank ataupun manajer investasi). 

Prosedur penerbitan surat berharga jua berbeda antara satu jenis surat berharga dengan surat berharga lain. Dalam bab ini pertama kali dibahas mediator yang paling erat kaitannya dengan investasi dai pasar uang serta pasar modal yaitu: investment banking. Setelah itu dibahas prosedur investasi di pasar uang dan pasar kapital.

I. Investement Banking 
Lingkup praktek dari investment banking meliputi seluruh aktivitas pasar modal menurut underwriting dan pembelanjaan korporasi, penggabungan serta akuisisi dan opini lumrah, hingga manajemen dana serta kapital ventura. Pengecualiannya, misalnya, penjualan sekuritas pada konsumen retail, konsumsi real estate, perantaraan hipotek, perantaraan hipotek, produk asuransi, dan semacamnya.

Perusahaan investment banking memeliki proporsi hutang yg relatif lebih akbar menurut ekuitas sehingga dianggap highly leverage firm. Derajat leverage perbankan ini mampu lebih besar lantaran kegiatannya menggantungkan menurut pinjaman jangka pendek yg cukup akbar. Namun menggunakan makin sulitnya menjual surat berharga hutang, beberapa investement banking sudah melakukan go-public buat menambah dana yang dimiliki.

Investment banking memperoleh penghasilan berdasarkan komisi, fee, spread, serta aktivitas utama lainnya. Kegiatan invesetment banking dapat dibagi menjadi:

1. Penawaran publik (underwritng) sekuritas
Fungsi underwritng meliputi fungsi-fungsi sbb:
- Memberikan jasa konsultan issuer tentang persyaratan serta waktu penawaran (offering)

Contoh: tingginya suku bunga mempertinggi biaya pinjaman bagi issuer. Untuk mengurangi biaya pinjaman bagi kliennya, investment banking mendesain sekuritas yang sifatnya lebih menarik bagi investor tetapi tidak merugikan issuer. Bank jua mendesain struktur sekuritas buat emisi obligasi kualitas rendah, yg disebut dengan struktur obligasi hasil-tinggi atau obligasi rongsokan (junk-bond).

- Membeli sekuritas menurut issuer serta mendistribusi emisi kepada publik Pembelian sekuritas berdasarkan issuer disebut underwriting. Dalam penjualan saham perdana, issuer wajib menggunakan jasa underwriting buat menjualkan sahamnya kepada investor. Namun demikian, underwiter nir harus menaggung resiko kegagalan penjualan saham tersebut kepada investor lantaran hal tadi tergantung perjanjian dengan issuer. Apabila investment banking sepakat untuk membeli seluruh saham yang ditawarkan berdasarkan issuer maka hal tersebut dianggap menggunakan full comitment. 

Sebaliknya apabila bank hanya akan berusaha menjualkan seluruh saham issuer, tapi nir membeli semua saham yang tidak bisa dijual maka hal tesebut disebut menggunakan best-effort underwriting. Kombinasi dari keduanya disebut dengan partly-commitment 

Fee yang diterima berdasarkan underwriting sekuritas adalah disparitas antara harga yang dibayar dkepada issuer menggunakan harga pada waktu bank menawarkan pulang sekuritas kepada publik. Perbedaan itu disebut dengan gross spread atau underwriter discount. 

Banyak faktor yg mempengaruhi besarnya gross-spread. Dalam hal ini dibedakan antara gross spread penawaran saham biasa menggunakan instrumen penghasilan tetap. 

Penawaran saham yg dimuntahkan oleh perusahaan yang sebelumnya belum pernah mengeluarkan saham kepada publik diklaim menggunakan Initial Public Offering (IPO), yang gross spreadnya lebih tinggi karena risiko yg berhubungan dengan harga serta lalu penempatan IPO.

Transaksi underwritng umumnya menyangkut risiko kerugian kapital yg akbar, sebagai akibatnya terlalu berat buat ditanggung oleh suatu investment banking saja. Untuk membagi risiko ini, bank akan mengundang sekelompok bank buat underwrite suatu issue. Kelompok bank ini diklaim dengan underwriting syndicate. Gross spread dibagi antara lead underwriter dengan bank lainnya pada sindikasi. Lead underwriter mengurus deal transaksi tadi. Apabila ada lebih menurut satu underwriter, maka beserta disebut menggunakan co-lead atau co-manage. Dalam transaksi obligasi, lead underwriter umumnya menerima 20% dari gross spread menjadi kompensasi buat mengurus deal.

2. Perdagangan sekuritas
Setelah semua sekuritas dari perusahaan pada pasar perdana sudah habis terjual bukan berarti hubungan antara investment banking dan issuer menjadi terputus. Dalam hal obligasi, mereka yg membeli sekuritas akan meminta bank buat menciptakan pasar. 

Hal tersebut berarti bank harus bersedia buat mengambil posisi utama dalam transaksi pasar sekunder. Penghasilan berdasarkan aktivitas ini diciptakan melalui:
- disparitas antara harga penjualan serta harga yg dibayar buat sekuritas itu (disebut bid-ask spread)
- kenaikan harga sekuritas yg dimiliki (capital gain). Apabila harga sekuritas menurun maka terjadi penurunan penghasilan

Untuk melindungi bank terhadap kerugian, investment bank melakukan transaksi hedging (rugi transaksi pada satu transaksi ditutup menggunakan laba pada transaksi yg lain). Ada beberapa taktik yang dapat digunakan oleh trader buat melakukan hedging, yaitu:

- Abritase tanpa risiko (riskless abritage)
Contoh: terdapat saham perusahaan yg diperdagangkan dalam lebih berdasarkan satu bursa (misalnya Telkom yg dijual pada BEJ dan NYSE). Jika terjadi disparitas harga pada kedua bursa, maka dimungkinkan untuk menerima keuntungan tanpa adanya risiko menggunakan menjual sekuritas pada bursa yang memiliki harga yg lebih tinggi serta membeli sekurias pada bursa yang memiliki harga yang lebih rendah. 

- Abritase berisiko
Ada dua jenis abritase berisiko.pertama muncul dalam hal memperlihatkan sekurirtas saham yang pada proses kebangkrutan. Contoh perusahaan A sedang direorganisir serta salah satu obligasinya waktu ini dijual menggunakan harga Rp. 200. Apabila trader percaya bahwa menggunakan berhasilnya proses reorganisasi harga sekuritas akan meningkat menjadi Rp. 280, maka trader akan membeli obligasi perusahaan tersebut. Risiko yang wajib ditanggung bank merupakan apabila proses reorganisasi tidak berhasil menaikkan 

Jenis lain abritase berisiko adalah apabila diumumkan merger dan akuisisi perusahaan. 
Merger dan akuisisi dapat menghipnotis transaksi kas, transaksi sekuritas atau kedua-duanya. Misalnya perusahaan A mengumumkan buat membeli saham perusahaan B menggunakan harga Rp. 100, pada ketika saham perusahaan B dijual dengan harga Rp. 70. Dengan adanya hal tadi tentu harga saham B akan naik, walaupun mungkin tidak akan sampai Rp. 100. Risiko yg timbul adalah jika merger/akuisisi tadi tidak jadi dilaksanakan.

Bila transaksinya nir terjadi dalam bentuk kas tetapi dalam bentuk sekuritas, misalnyaperusahaan A memberikan satu sahamnya menggunakan satu saham perusahaan B, pengumuman merger/akuisisi tidak akan eksklusif mempengaruhi harga sekuritas yg bersangkutan. Pada waktu pengumuman harga saham A Rp. 50 dan saham B Rp. 42. Apabila akuisisi benar-benar terjadi maka trader yang membeli saham B Rp. 42 dapat menukarkannya menggunakan saham A Rp. 50. Spread Rp. 8 merupakan laba yg mencerminkan 3 risiko: 
  • akuisisi mungkin nir terjadi
  • ada ketika keterlambatan, sebagai akibatnya ada opportunity lost dana tadi tidak bisa diinvestasikan dalam jenis investasi yg tidak berisiko
  • harga saham perusahaan A dapat turun sebagai akibatnya spreadnya mengecil
Cara buat melindungi bank terhadap risiko tersebut merupakan menggunakan melakukan short-selling yaitu menjual saham perusahaan A dimuka (bisa dilakukan dengan meminjam atau melakukan transaksi forward) serta dibayar kemudian 

3. Penempatan privat sekuritas
Penempatan privat sekuritas tidak selaras dengan penawaran umum kepada warga (public offering). Dalam penempatan privat sekuritas investment banking menunjukkan sekuritas pada investor institusional misalnya: perusahaan asuransi dan dana purna tugas. 

Investment banking bisa membantu investor institusional dengan membuat design dan pricing sekuritas atau hanya bertindak menjadi penasihat. Dalam hal ini investment banking akan menerima penghasilan dari fee yang umumnya bergantung pada jumlah issue dan kompleksitas transaksi. 

4. Sekuritisasi aset
Sekuritas asset adalah emisi sekuritas yang memililki sejumlah asset sebagai jaminan. 
Jenis asset yg biasa dijadikan jaminan adalah pinjaman mobil, rumah serta kartu kredit.
Penghasilan yg didapatkan sang investment banking dihasilkan dari duat cara. Pertama jika bank mensekuritasi asset atas nama klien serta kemudian underwrite emisi, bank menerima gross spread. Kedua apabila bank investasi membeli asset yang dijaminkan, membentuk sekuritas, bank memperoleh laba menurut disparitas antara penjualan seluruh issue dengan harga pembelian asset.

5. Penggabungan serta akuisisi
Investment bank berperan serta pada merger dan akuisisi pada berbagai cara, contohnya: 
  • mencarikan calon M&A
  • pemberian valuasi atas perusahaan yg menjadi objek pengambilalihan atau merger,  dan buat pemberian opini kewajaran
  • memberi petuah kepada perusahaan sasaran menyangkut harga dan syarat-kondisi non harga, atau membantu perusahaan target menjaga terhadap bisnis pengambilalihan yg tidak bersahabat
6. Merchant Banking
Bila investment banking memakai dananya sendiri (perbedaan dengan commercial banking adalah commercial banking menggunakan dana yg dihimpun menurut warga ) untuk menaruh pinjaman atau investasi dalam saham, maka aktivitas ini disebut merchant banking. Pemberian hutang umumnya berkatian dengan bridge financing yang bisa dipakai untuk menarik klien yg mempertimbangkan leverage buyout (suatu perusahaan dibeli menggunakan memakai dana hutang). 

7. Perdagangan serta penciptaan instrumen derivatif
Futures, options, swap serta caps adalah contoh instrumen-instrumen yang dapat dipakai buat mengendalikan risiko. Ada 2 aktivitas yang dilakukan sang investment banking berkaitan denga perdagangan derivatif: menjadi intermediaries serta merendahkan risiko yang dimiliki. Menjadi intermediaries contohnya transaksi swap antara salah satu pihak memiliki penghasilan dengan bunga (rate) yg tetap namun kewajiban menggunakan bunga (rate) yg variabel (misalnya building society, penghasilan mortgage dan kewajiban pembayaran bunga variable kepada bank) menggunakan pihak lain yg mempunyai penghasilan menggunakan taraf (rate) variable tetapi kewajiban menggunakan tingkat (rate) yg permanen (misalnya bank yg mempunyai pinjaman dengan tingkat bunga variable tetapi mempunyai kewajiban obligasi yang tetap).

Kegiatan lain yg dilakukan meminimalkan resiko yang dimiliki sang investment banking, seperti risiko penurunan obligasi yang dibeli menurut emiten yg akan ditawarkan ke publik. Risiko lain misalnya investment banking banyak memiliki posisi jangka panjang tetapi memiliki kewajiban jangka pendek. Kedua risiko tadi bisa diminimalisasi menggunakan memakai instrumen derivatif. 

8. Manajemen uang
Contoh manajemen uang merupakan menciptakan anak perusahaan yang mengelola dana buat investor individual maupun investor institusional misalnya: dana purna tugas. 

Penghasilan diperoleh berdasarkan dividen, komisi, bunga, fee dari manajemen asset dll.

Prosedur Investasi pada pasar uang
Sebagaimana disebutkan sebelumnya prosedur penempatan investasi pasar uang (Sertifikat deposito, Commercial Paper ataupun Repurchase Agreeement) di Indonesia lebih poly didominasi oleh transaksi over the counter dimana broker/bank menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Selain itu, buat bank acceptance mekanisme penerbitannya mengikuti mekanisme-mekanisme sebagai berikut:
1. Bank pemberi fasilitas menunjukkan fasilitas Bank Acceptance (BA) menggunakan beberapa ketentuan/kondisi yang kemudian bila disetujui sang bank penerima kemudian ditegaskan dalam BA agreement
2. Bank pemberi fasilitas mengirimkan sejumlah blanko draft buat ditandatangani oleh bank penerima fasilitas (Presigned Draft/PD)
3. Setelah ditandatangani sang pejabat yg berhak, bank penerima fasilitas mengirimkan PD tersebut kepada bank pemberi fasilitas menggunakan surat pengantar rangkap dua
4. Lembar kedua berdasarkan surat pengantar selesainya ditandatangani oleh bank pemberi fasilitas dikembalikan kepada bank penerima fasiltas menjadi pertanda terima. PD disimpan sang bank pemberi fasilitas dalam tempat kerja pusat atau cabangnya serta baru diisi bila fasilitas BA digunakan.

Prosedur penggunaan fasilitas BA mengikuti mekanisme sbb:
1. Setiap hari broker mencatat suku bunga pasar dan membandingkannya dengan suku bunga efektif yg dihitung menurut setiap tawaran yang masuk via telepon/fax menurut bank pemberi fasilitas
2. Apabila suku bunga efektif lebih rendah berdasarkan suku bunga pasar maka fasiltas BA dapat digunakan yang jumlahnya tergantung berdasarkan underlying transaction yang terdapat serta limit atau credit line menurut bank pemberi fasilitas.
3. Setelah ada kepastian buat placement maka broker menkonfimasi bank pemberi fasilitas per telepon serta selanjutnya ditegaskan dengan surat atau Tested Telex
4. Bank pemberi fasilitas setelah mendapat konfirmasi dari bank penerima akan memerintahkan akan mengisi PD yang telah diberikan dan mentrasfer net proceed (nominal draft dikurangi dengan bunga) pada rekening bank penerima fasilitas
5. Bank penerima fasilitas memperoleh sejumlah dana BA yg bisa dipakai buat placement melalui pasar uang atau buat cover short loan; Penggunaaan dana BA lebih digunakan buat placement pada money market dengan jangka saat yang sama, tetapi mampu dipakai buat Funding short term loan.
6. Pada maturity date dari tiap BA, bank pembayar akan membayar balik sebanyak nilai nominal draft sebagai pelunasannya pada bank pemberi fasilitas. 

Prosedur Investasi di pasar modal
Setiap perusahaan yg memperlihatkan sekuritasnya harus secara transparan tunduk dalam Undang-Undang Pasar Modal. Dalam Undang-Undang Pasar Modal disebutkan bahwa dalam menjual instrumen pasar kapital wajib memenuhi syarat keterbukaan. Biaya mematuhi syarat keterbukaan ini cukup mahal bagi perusahaan kecil. 

Pada dasarnya seluruh penempatan sekuritas pasar kapital di Indonesia wajib dilaporkan ke Bapepam kecuali buat penempatan yang memenuhi hal-hal sbb:
  • jika penawarannya kurang Rp. 1 Milyar
  • jika transaksinya nir menyangkut penawaran publik
Di luar negeri kondisi untuk penempatan Pasar Modal tidak sinkron menggunakan di Indonesia. Untuk penempatan sekuritas pasar modal, lantaran menyangkut jangka saat yang usang penempatannya umumnya dilakukan melalui proses pasar perdana dahulu sebelum akhirnya dijual di pasar sekunder

Pasar Perdana
Pasar buat memperdagangkan klaim finansial yg baru dimuntahkan, diklaim pasar perdana dan pasar buat memperdagangkan klailm finansial yg sudah dimuntahkan sebelumnya, disebut pasar sekunder.

Untuk menjual instrumen pasar kapital dibutuhkan aktivitas penjaminan penjualan yang dikenal menggunakan nama underwriting. Kegiatan underwriting diatur sang Bapepam berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal. Undang-Undang mengharuskan pernyataan registrasi diajukan kepada Bapepam oleh emiten menurut sekuritas. Jenis kabar yg dimuat pada registrasi termasuk sifat jenis berdasarkan issuer, sifat-sifat utama dari sekuritas, sifat dari resiko investasi yang berhubungan dengan sekuritas, latar belakang manajemen dilampiri menggunakan laporan keuangan.

Pendaftaran dibagi sebagai 2 bagian. Bagian I merupakan prospektus yg umumnya didistribusikan pada publik menjadi penawaran sekuritas. Bagian II memuat berita yang tidak didistribusikan ke publik tetapi publik meminta berdasarkan Bapepam. Underwriter harus mengecek ketepatan pernyataan dan kewajaran berdasarkan penawaran tadi. Pengajuan registrasi pada Bapepam nir berarti bahwa sekuritasnya nir dapat ditawarkan pada publik karena pernyataan registrasi tadi harus menerima persetujuan berdasarkan Bapepam Underwriting sekuritas bisa berupa:

- Brought Deal
Lead underwriter mengajukan suatu tawaran (bid) buat membeli sejumlah sekuritas tertentu menggunakan kupon dan jatuh tempo tertentu kepada issuer potensial. Issuer diberikan waktu beberapa hari buat menerima atau menolak tawaran tadi. Apabila tawaran diterima perusahaan underwriting telah membeli transaksi serta kemudian sanggup menjual sekuritas untuk didistribusikan kepada klien mereka.

- Auction Process
Ada dua bentuk auction proses, yg pertama disebut underwriting tawaran kompetitif (competitive bidding underwritting). Contoh: suatu perusahaan ingin mengeluarkan obligasi Rp. 200 milyar. Berbagai underwriter akan membentuk sindikasi serta mengajukan tawaran pada issue. Sindikasi yang menjukan yield terendah (porto terendah bagi issuer) memenangkan semua issue.

Alternatif lain merupakan penawar menyatakan harga yang bersedia dibayar serta jumlah yang ingin yang dibeli. Sekuritas kemudian dialokasikan kepada bidders atas harga tawaran tertinggi ke harga tawaran yang paling rendah sampai semua issue dialokasikan.pertanyaan berikutnya menyangkut yield yang wajib dibayar sang keenam bidder pemenang untguk jumlah issue yang dialokasikan kepada mereka. 

Salah satu cara lain dimana seluruh competitive bidder akan membeli jumlah yang dialokasi sinkron menggunakan bid yield yang terendah (harga terendah yg menang). Hal ini dianggap lelang harga tunggal (single price auction). Alternarif lain masing-masing bidder membayar bid-nya sendiri. Hal ini disebut menggunakan lelang harga beragam 
(multiple price auction). 

- Preemptive Right
Mem berikan hak kepada pemegang saham yang ada buat membeli proporsi eksklusif ddari saham yang baru dimuntahkan dengan harga dibawah harga pasar. Harga yg dapat digunakan untuk membeli saham baru diklaim menggunakan subscription price. Untuk saham yang dijual melalui preemptive rights nir dibutuhkan jasa underwritting. 

Namun issuer mampu menggunakan jasa bank investasi buat distribusi saham-saham yang tidak disubskripsikan, yaitu memakai standby underwritting arrangement yaitu pengaturan yang meminta underwriter membeli saham-saham yg nir disubskripsikan.

Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah pasar dimana asset finansial yg telah dikeluarkan pada perdagangan. 
Perbedaan utama antara pasar utama dan pasar sekunder adalah bahwa dalam pasar sekunder, issuer tidak mendapat dana dari pembeli. Namun surat berharga yg sudah beredar di pasar berpindah tangan dan dana mengalir berdasarkan pembeli ke penjual.

Di pasar sekunder issuer sekuritas hanya menerima kabar mengenai harga (nilai sekuritasnya). Perdagangan periodik di pasar sekunder menandakan kepada issuer konsesus terhadap nilai sekuritas atau secara nir pribadi kinerja berdasarkan perusahaan. Jadi, perusahaan bisa mengetahui berapa nilai yg diberikan investor pada sahamnya, demikian jua issuer bisa mengikuti harga obligasinya serta suku bunga tersirat yang diharapkan serta diminta oleh investor. Informasi tersebut akan membantu investor menilai efektifitas penggunaan dana yg diperoleh menurut aktivitas pasar primer sebelumnya, dan juga mengambarkan potensi penerimaan investor terhadap penawaran baru pada masa mendatang.

Di Amerika Serikat, perdagangan sekunder instrumen pasar modal terjadi pada sejumlah lokasi perdagangan. Banyak instrumen pasar modal dijual pada bursa saham nasional besar ataupun bursa saham regional, yg adalah pasar-pasar yg terorganisir serta teratur pada lokasi-lokasi geografis tertentu. Selain itu poly pula perdagangan yg dilakukan over the counter yang merupakan gerombolan pedagang yang tersebar secara geografis namun dihubungkan satu sama lain lewat sistem telekomunikasi. Obligasi merupakan keliru satu jenis instrumen pasar yg sebagian besar perdagangan di pasar sekunder dilakukan secara over the counter.

Untuk penentuan harga di bursa dapat dibedakan menjadi 3 jenis:
1. Berkelanjutan (continuous) ialah harga-harga ditentukan secara terus-menerus di sepanjang hari perdagangan dimana pembeli dan penjual mengajukan order. Contoh: menggunakan arus order eksklusif dalam jam 10.00 pagi, harga pasar suatu saham pada bursa saham eksklusif contohnya Rp.75; dalam jam 11.00 pagi harga pasar yg sama dengan arus order yang lain misalnya Rp. 100. Jadi dalam pasar yg berkelanjutan, harga-harga bisa bervariasi menggunakan pola order yg terjadi di pasar, serta nir karena adanya perubahan pada situasi dasar penawaran serta permintaan. 

2. Call market
Dalam call market order-order dikelompokkan (batched) beserta buat dilaksanakan secara simultan dengan harga yg sama. Dengan kata lain, pada saat-waktu eksklusif di hari perdagangan, pelaku pasar melakukan suatu lelang buat suatu saham.

Lelang mampu lisan sanggup tertulis. Lelang akan memilih secara fix harga kliring pasar pada suatu hari tertentu pada hari perdagangan.

3. Campuran
Menggunakan unsur-unsur continuous serta call market. Contoh: NYSE memulai perdagangan dengan call auction. Dengan harga pembukaan yg ditetapkan menggunakan cara itu, perdagangan berlangsung secara continuous hingga penutupan. Tokyo Stock Exchange juga perdagangan pada saham akbar menggunakan auction. Di lain bursa seperti Jerman serta Swis masih memakai sistem Call sedangkan di Indonesia menggunakan sistem continous.