PENGERTIAN EKONOMI DALAM DESIGN LIBERALISME

Pengertian Ekonomi Dalam Design Liberalisme
Pada masa orde lama bangsa Indonesia belum memilih system pembangunan ekonomi, karena dalam ketika itu masih disibukkan dalam hal pembangunan negara secara konstitusional (nation building), akan tetapi pada sambutan pidato Presiden Soekarno yg selalu dia dengung-dengungkan yg kita kenal dengan Nawaksara (22 Juni 1966) merupakan tentang system kemandirian ekonomi (self reliance). Dalam decade akhir kepemimpinannya arah perekonomian pun mulai bertendensi ke arah system Sosialisme. Karena dalam era itu visi para pemimpin kita tergoda oleh bangkitnya system Sosialisme ala Lenin dan Marxisme di negara Uni Soviet dan RRC dalam ketika itu, sebagai akibatnya ajaran itu merambah ke bumi pertiwi melalui sebuah gerakan yg kita kenal menggunakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Di sisi lain, Bung Hatta sering menorehkan pemikiran-pemikiran ekonominya pada sebuah koran "Kedaulatan Rakyat” yang mengungkapkan mengenai pentingnya menyelamatkan ekonomi rakyat menggunakan system demokrasi ekonomi yang termanifestasikan pada bentuk koperasi yang berdasarkan kekeluargaan. 

Pada era orde baru, system ekonomi mulai digodok yang mana visi Indonesia dalam ketika itu lebih condong dalam system Kapitalisme Barat yg menerapkan bentuk liberalisme, merkantilisme, keynesianisme dan neo-liberalisme. Lantaran Presiden Soeharto pada waktu itu menyerahkan tatanan ekonomi bangsa kepada Mafia Berkeley yang sebagian besar lulusan doktor atau master menurut University of California at Berkeley pada 1960-an atas donasi Ford Foundation.

Setalah masa reformasi yang diteruskan Presiden Habibie yang dikenal menggunakan system komparatif-kompetitive, maka pada ketika yang sangat singkat sudah menaburkan benih-benih reformasi termasuk pada dalamnya system ekonomi komparasi kerakyatan dan neo liberal. Kemudian diteruskan Gusdur yg pada saat itu tidak memikirkan visi ekonomi lantaran prioritas kebijakan dalam ketika itu tervokus pada kesatuan NKRI serta dalam masa Megawati, arah kebijakan neo-liberalisme masih kentara walaupun jua sedikit ekonomi kerakyatan mulai dipraktekkan. Pada kepemimpinan Presiden SBY agenda ekonomi kerakyatan agak gencar dilaksanakan khususnya pada menjalankan acara BLT, KUR serta PNPM, walaupun pada skala makro serta lebih akbar system ekonomi neo-libral juga permanen berjalan.

Maka dalam era sekarang perihal neo-liberalisme ada secara hangat, baik dalam forum diskusi, seminar nasional serta internasional, ulasan fakta dan media-media lainnya setelah Presiden SBY menetapkan calon wakil presiden mendatang Budiono yg sebelumnya menjabat menjadi Gubernur Bank Indonesia. Menurut para penentang mantan Gubernur Bank Indonesia tadi, Boediono seorang ekonom yg menganut paham ekonomi neoliberal, sebab itu dia sangat berbahaya bagi masa depan perekonomian Indonesia.

Dalam tulisan ini kita nir bermaksud menguliti Boediono atau paham ekonomi yang dianutnya. Tujuan tulisan ini merupakan untuk menguraikan pengertian, asal mula, dan perkembangan Liberalisme dan neoliberalisme secara singkat. Saya berharap, menggunakan tahu liberalisme dan neoliberalisme secara sahih, silang pendapat yang berkaitan menggunakan paham ekonomi ini dapat dihindarkan dari debat kusir. Sebaliknya, para ekonom yg kentara-kentara mengimani neoliberalisme, nir secara mentah-mentah jua mengelak bahwa dirinya bukan seseorang neoliberalis. Dengan demikian, juridiksi obyektivitas akan dapat ditemukan selesainya kita mengetahui dengan jelas system ini, tentunya memiliki plus dan minus, sebagai akibatnya membutuhkan system ekonomi yang lebih berkeadilan. 

A. Liberalisme
Liberalisme merupakan bentuk system ekonomi yg mengandalkan mesin pasar secara liberal, sebagai akibatnya menjustifikasi pengharaman negara dalam mengintervensi perputaran ekonomi pasar. Maka pasar ini dibiarkan begitu saja berputar secara alamiah, tanpa terdapat batasan sekat-sekat aturan, karena yg bermain di dalamnya aturan supply and dimand. Menurut paham ini tangan mistik (invisible hand) yg mengatur harga pada pasar. Untuk mengetahui secara mendalam kita akan mengulas tentang perkembangan pemikiran system ekonomi ini.

Dalam system pembangunan ekonomi konvensional mempunyai perkembangan-perkembangan pemikiran yang dimulai menurut lahirnya system ini hingga kini . Serta Liberalisme adalah bagian menurut Kapitalisme. Maka jikalau kita klasifikasikan perkembangan ekonomi ini dapat kita golongkan ke pada empat fase: ekonomi klasik, keynesianisme, neo-klasik dan neo-liberalisme. Yang akan kita jelaskan secara tafsil sebagai berikut:

a. Madzhab Ekonomi Klasik
Ekonomi klasik merupakan paham ekonomi yg sangat berpengaruh pada perkembangan pembangunan ekonomi di negara-negara maju. Sebagai founding fathers ekonomi klasik ini Adam Smith, John Malthus serta David Ricardo. Sedangkan Adam Smith memproklamirkan diri teori-teori ekonomi ini menggunakan madzhab individualisme "Laissez Faire, Laissez Passez, Et Le Monde va De Luime me”, berarti: (Biarkan dia bekerja dan tinggalkanlah, global ini akan berjalan dengan sendirinya). Dalam kaitan pembangunan ekonomi, maka teori ini berbunyi: “Biarkan masyarakat mengelola ekonominya menggunakan sendiri, sedangkan negara nir boleh mengintervensinya”.

Paham inilah yg memunculkan ghirah individualisme, yang sangat mensugesti pemikiran pembangunan ekonomi di negara-negara barat serta USA, dan pula terhadap pola hidup warga Indonesia pada perkotaan yang life style berkiblat kepada barat yang sangat bertentangan menggunakan Pancasila dan UUD 1945. Adam Smith menolak pemikiran ekonomi intervensi negara terhadap perputaran ekonomi dalam rakyat, yaitu dengan memberikan peluang perputaran ekonomi kepada warga secara liberal sebagai mekanisme pasar, sebagai akibatnya masyarakat sanggup berkonsumsi dan berproduksi yang dipengaruhi oleh harga pasar menggunakan hukum penawaran dan permintaan (supply and dimand).

Dalam hal ini, Adam Smith berkeyakinan bahwa dengan nir adanya hegemoni negara dalam pengaturan pasar akan bisa menjamin keseimbangan ekonomi dalam warga . Dan harga yang ditentukan sang prosedur pasar dalam pandangan Smith akan bisa mensugesti produksi, income/pendapatan, deposito, distribusi dan konsumsi. Dengan demikian, maka harga yang sudah ditentukan sang prosedur pasar akan dapat mengelola perencanaan produksi, tabungan deposito, serta distribusi secara natural, sehingga akan bisa mensugesti pertumbuhan ekonomi secara alami. Dengan berkeyakinan bahwa factor-faktor tangan mistik (invisible hand) akan berdampak pada natural order serta natural price dalam ekonomi. 

Dalam kenyataannya, teori individualisme ini berdampak pada kerusakan social yg mengakibatkan kesenjangan social antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin, karena teori ini berdampak dalam tatanan social yang kaya makin kaya dan yang miskin makin terhimpit serta terjepit, karena berdasar teori “Yang kaya memakan yg miskin”. Dengan demikian, teori Adam Smith ini jelas ditolak mentah-mentah lantaran meninggalkan great depression ekonomi dunia pada tahun 1929 khususnya bagi negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Para tokoh ekonomi klasik lain –Khusunya Malthus, David Ricardo serta John S. Mill- menambahkan mengenai 2 faktor yang dapat merusak pembangunan ekonomi: Tingginya pertambahan nomor penduduk dan kelangkaan sumber daya alam (SDA). Sehingga kedua factor inilah yg bila berkembang fertile pada warga akan berdampak pada keterbelakangan ekonomi rakyat, serta warga nir bertambah maju, bahkan akan terperosok ke dalam resesi ekonomi (stationary). Sekira mayoritas masyarakat hidup pada level kemiskinan yang diklaim dengan Minimum Subistence Level. Maka secara otomatis buat mendongkrak warga pada level ini, akan menggunakan pola pemikiran pembangunan ekonomi yang kita sebut dengan Gradualistic Model of Growth & Stagnation. 

Perbedaan mendasar antara teori-teori pembangunan ekonomi Ricardo, Malthus dan Smith terletak pada analisa pembangunan tentang konsep peran penduduk menjadi unsure ekonomi. Menurut Smith angka pertambahan penduduk adalah bagian berdasarkan factor-faktor produksi yg akan melahirkan perluasan pasar dan pertumbuhan ekonomi. Dengan semakin luasnya pasar, maka akan membuka penemuan-inovasi baru sebagai imbas berdasarkan bonus perluasan distribusi pekerjaan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Masih dalam frame teori-teori ekonomi Smith, John S. Mill berpendapat bahwa menggunakan system spesilisasi dan distribusi kerja (division of labor) profesionalisme para pekerja serta produktifitasnya akan meningkat, yg berdampak dalam pertumbuhan ekonomi. Sedangkan David Ricardo serta Malthus berpendapat bahwa menggunakan semakin bertambahnya penduduk maka pada jangka panjang ekonomi akan terjerembab ke pada resesi ekonomi, dikarenakan pertumbuhan penduduk melampui pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, maka sesuai dengan pendapatnya pembangunan ekonomi akan balik ke level minimal (kemiskinan), dan Ricardo menambahkan bahwa tingginya produktifitas yg disebabkan sang penggunaan tehnologi maju berdampak dalam resesi ekonomi, akan namun nir murni disebabkan oleh alih tehnologi maju. 

b. Madzhab Ekonomi Keynesianisme
Madzhab Keynesianisme ini sangat membantah tentang teori-teori ekonomi Smith sebagaimana aku jelaskan pada atas, dan pemikiran Keyn terfokus dalam upaya anugerah solusi problematika ekonomi klasik dengan teori-teori: kerja, pemberdayaan, system bunga dan moneter. Dan revolusi Keyn ini kembali berupaya untuk menerapkan kebijakan-kebijakannya dalam memberikan solusi problematika melemahnya permintaan makro secara empiris serta tetap focus pada pentingnya hegemoni pemerintah secara eksklusif melalui kebijakan-kebijakan financial. Yaitu dengan menerapkan kebijakan-kebijakan investasi publik menggunakan menutup mata tentang pentingnya kebutuhan investasi dalam era kini . Dengan demikian Pemikiran Keyn merupakan atithesa pemikiran Smith dan Mark.

Pada tahun 1936 sebagai tahun lahirnya Madzhab Keynesianisme, yg mengfokuskan pemikirannya pada analisa ekonomi jangka pendek. Yang mana global mengalami depresi ekonomi secara akbar-besaran serta pengangguran pun merajalela. Dalam general theorinya Keyn beropini bahwa krisis ekonomi yg terjadi di Amerika Serikat serta negara-negara barat itu disebabkan sang kurangnya investasi menurut para investor secara umum. Oleh karena itu, buat menaruh solusi atas krisis ini, negara harus melakukan intervensi di dalamnya. 

Dalam perkembangan theorinya, Theori Keyn mengakui teori pertumbuhan ekonomi kontemporer yg mengfokuskan diri dalam phisical capital formulation dan human capital/human invesment. Dampak menurut teori Keyn ini dalam perkembangannya melahirkan teori pertumbuhan yg dianalisis sang Harrod (1948) dan Domar (1946) yang mengfokuskan analisanya dalam permintaan makro secara realitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Menurut pendapat keduanya bahwa pertumbuhan ekonomi itu dipengaruhi oleh 2 unsure: Investasi dan Capital Output Rasio. 

Menurut teori ini rakyat diharuskan memiliki tabungan deposito sebagai asal investasi. Dan dari galat satu penelitian mengungkapkan bahwa setiap tabungan deposito dan investasi bertambah maka berdampak dalam pertumbuhan ekonomi. Dan begitu kebalikannya, setiap rendahnya capital output rasio akan berdampak dalam lemahnya pertumbuhan ekonomi. 

Menurut pemikiran Hanson, yg sangat memperhatikan bahaya tekanan inflasi –khususnya inflasi harga- terhadap kemajuan-kemajuan yang diraih negara-negara maju, yang akan berdampak dalam resesi produksi dalam jangka panjang (secular stagnation), karena nir bersesuaian antara harga-harga asal daya produksi –selanjutnya harga-harga barang produksi- dengan tingginya produktifitas yang berimbas pada lemahnya struktur ekonomi pada proses produksi. Sehingga mengharuskan hegemoni negara pada membatasi inflasi harga menggunakan cara menentukan harga secara eksklusif atau tidak pribadi melalui kebijakan-kebijakan financial. 

c. Neo-Klasik
Madzhab ekonomi Neo-Klasik mengfokuskan pemikirannya dalam solusi peroblematika ekonomi jangka pendek. Yang menekankan pentingnya peran redistribusi asal daya ekonomi (Optimum allocation of existing resources) buat menambah kualitas produksi. Menurut teori ini kemajuan tehnologi mempunyai donasi signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi, dan unsure tehnologi mempunyai imbas yang tinggi pada meningkatkan kecepatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 

Dalam teori ini kemajuan tehnologi merupakan unsure krusial yg dapat dimanfa’atkan semua negara di dunia ini. Dalam system ekonomi terbuka, seluruh factor-faktor produksi akan dapat berpindah secara gampang diantara negara-negara di global, dan indera-indera tehnologi ini akan bisa dimanfa’atkan secara lebih leluasa oleh negara-negara yg membutuhkannya. Dan sang karena itu, akan terjadi convergent pertumbuhan ekonomi pada semua negara di dunia, hal itu berarti: kesenjangan ekonomi antar negara akan menipis. 

Dalam perkembangan teori pertumbuhan ekonomi ini, pemikiran yang menyebutkan peranan perdagangan menjadi factor krusial selain factor tenaga kerja, kapital financial dan tehnologi. System dagang/perdagangan diakui menjadi factor yg sangat menghipnotis pertumbuhan ekonomi pada negara manapun. Seperti yang dikatakan tokoh ekonomi Neo-Klasik Nurkse (1953) yang menjelaskan bahwa perdagangan merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi pada abad ke –19, bagi negara-negara maju seperti USA, Canada serta Australia. Dalil realitas yg menguatkan asumsi tersebut adalah terwujudnya kemajuan ekonomi negara-negara industri baru, yg mana negara-negara ini sangat miskin akan sumber daya alam (SDA), contohnya: Korea Selatan, Taiwan, Hongkong serta Singapura, pertumbuhan ekonomi negara-negara ini didorong sang tingginya kegiatan perdagangan internasional.

Sebagai kesimpulan bahwa system ekonomi liberalisme adalah gugusan dari madzhab ekonomi klasik, keynisan serta neo-klasik yang menelurkan kebijakan-kebijakan ekonomi berupa liberalisasi pasar, kebijakan pro-pasar, individualisme, kebijakan pro-bunga (system ribawi), pertumbuhan penduduk sebagai penghambat ekonomi, liberalisasi keuangan, spesialisasi bidang menuju profesionalisme tenaga kerja, system redistribusi ekonomi yang berbentuk subsidi harga dan produk sebagai bentuk kebijakan buat kesejahteraan masyarakat, penggunaan tehnologi maju, teori pertumbuhan ekonomi, intervensi negara pada pasar menjadi produsen hokum. Dan menjadi dampak dari pemberlakuan system liberalisasi ekonomi terbangunnya system kesenjangan ekonomi rakyat yg sangat lebar, system korupsi, system monopoli serta keserakahan yang berakhir pada krisis ekonomi, pengangguran merajalela dan berujung dalam sunami social.

B. Neo-Liberalisme
Neo-Liberalisme merupakan bentuk baru dari madzhab ekonomi pasar liberal. Yang mana system ini menjadi sebuah upaya buat mengoreksi kelemahan yg terdapat pada liberalisme. Sebagaimana diketahui, pada paham ekonomi pasar liberal yg telah aku jelaskan di atas, pasar diyakini memiliki kemampuan buat mengurus dirinya sendiri. Lantaran pasar bisa mengurus dirinya sendiri, maka campur tangan negara dalam mengurus perekonomian nir diharapkan sama sekali. Tetapi sesudah perekonomian global terjerumus ke dalam depresi akbar dalam tahun 1929, kepercayaan terhadap paham ekonomi pasar liberal merosot secara drastis. Pasar ternyata nir hanya nir mampu mengurus dirinya sendiri, tetapi dapat sebagai asal malapetaka bagi kemanusiaan. 

Menyadari kelemahan ekonomi pasar liberal tersebut, pada September 1932, sejumlah ekonom Jerman yg dimotori sang Rustow dan Eucken mengusulkan dilakukannya pemugaran terhadap paham ekonomi pasar, yaitu dengan memperkuat peranan negara menjadi penghasil peraturan. Dalam perkembangannya, gagasan Rostow serta Eucken diboyong ke Chicago serta dikembangkan lebih lanjut sang Ropke dan Simon. 

Sudah menjadi maklum bahwa untuk mengegolkan system ekonomi neo-liberal, maka diharapkan pengemasan paket kebijakan ini pada bentuk paket kebijakan ekonomi ordoliberalisme, inti kebijakan ekonomi pasar neoliberal adalah menjadi berikut: 
(1) tujuan utama ekonomi neoliberal merupakan pengembangan kebebasan individu buat bersaing secara bebas-sempurna pada pasar;
(dua) kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui dan 
(tiga) pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan output dari penertiban pasar yg dilakukan sang negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961). 

Tetapi dalam konferensi moneter serta keuangan internasional yg diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Bretton Woods, Amerika Serikat (Alaihi Salam) dalam 1944, yg diselenggarakan buat mencari solusi terhadap kerentanan perekonomian dunia, konsep yang ditawarkan oleh para ekonom neoliberal tadi tersisih sang konsep negara kesejahteraan yg digagas sang John Maynard Keynes, yang selanjutnya disebut madzhab ekonomi Keynisianisme.

Sebagaimana diketahui, dalam konsep negara kesejahteraan atau keynesianisme, peranan negara dalam perekonomian tidak dibatasi hanya sebagai produsen peraturan, namun diperluas sebagai akibatnya meliputi pula wewenang buat melakukan hegemoni fiskal dan moneter, khususnya buat menggerakkan sektor riil, membentuk lapangan kerja dan menjamin stabilitas moneter. Terkait dengan penciptaan lapangan kerja, Keynes bahkan menggunakan tegas menyampaikan: ”Selama masih ada pengangguran, selama itu juga campur tangan negara pada perekonomian tetap dibenarkan.”.

Akan tetapi madzhab keynesianisme nir bertahan lama . Pada awal 1970-an, menyusul terpilihnya Reagen menjadi presiden Alaihi Salam dan Tatcher menjadi Perdana Menteri Inggris, neoliberalisme secara mengejutkan menemukan momentum buat diterapkan secara luas. Di Amerika hal itu ditandai menggunakan dilakukannya pengurangan subsidi kesehatan secara akbar-besaran, sedang pada Inggris ditandai menggunakan dilakukannya privatisasi BUMN secara massal.

Maka dalam tahun 1980-an, madzhab ekonomi Neo-Leberalisme menemukan momentumnya dengan mengaplikasikannya pada negara-negara sedang berkembang. Menyusul terjadinya krisis moneter secara luas pada negara-negara Amerika Latin. Departemen Keuangan AS bekerja sama menggunakan Dana Moneter Internasional (IMF), merumuskan sebuah paket kebijakan ekonomi neoliberal yg dikenal sebagai paket kebijakan Konsensus Washington. Inti paket kebijakan Konsensus Washington yg menjadi menu dasar program penyesuaian struktural IMF tersebut adalah menjadi berikut: 
(1) aplikasi kebijakan anggaran ketat, termasuk kebijakan penghapusan subsidi; 
(2) liberalisasi sektor keuangan; 
(3) liberalisasi perdagangan; serta 
(4) pelaksanaan privatisasi BUMN.

Bila kita melihat perputaran kegiatan ekonomi pada Indonesia, pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara masif berlangsung sehabis perekonomian Indonesia dilanda krisis moneter pada 1997/1998 kemudian. Secara naratif hal itu dapat disimak dalam aneka macam nota kesepahaman yg ditandatatangani pemerintah bersama IMF. Setelah berakhirnya keterlibatan pribadi IMF pada 2006 kemudian, aplikasi rencana-agenda tadi selanjutnya dikawal sang Bank Dunia, ADB serta USAID. Walaupun menurut ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan penerapan system ekonomi neo-liberal yg purely sangat sulit ditemukan, semuanya serba dibatasi UU sang negara dan negara pula sangat melindungi rakyat dengan menerapkan kebijakan yg membantu warga miskin. Terutama pada era Presiden SBY acara ekonomi kerakyatan sudah mulai digulirkan yang dikenal menggunakan kata triple track strategy; pro-job, pro poor serta pro-growth, yg dijabarkan pada bentuk 3 program; KUR, PNPM, BLT. Akan tetapi secara makro program neo-libralisme masih kental dilakukan oleh pemerintah walaupun secara sedikit demi sedikit masuk pada ekonomi yg pro-masyarakat lewat acara-programnya. Intinya mesin neo-liberalisme masih berputar dalam system perputaran ekonomi Indonesia yang dikomparasikan menggunakan acara pro-rakyat.

PENGERTIAN DEFINISI LOYALITAS PELANGGAN MENURUT AHLI

Pengertian, Definisi Loyalitas Pelanggan Menurut Ahli
Definisi customer (pelanggan) menaruh pandangan mendalam yg penting buat tahu mengapa perusahaan wajib menciptakan dan memelihara pelanggan serta bukan hanya menarik pembeli. Pelanggan adalah seseorang yg menjadi terbiasa buat membeli berdasarkan anda. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan hubungan yang sering selama periode ketika eksklusif. Tanpa adanya track record hubungan yg kuat dan pembelian berulang, orang tadi bukanlah pelanggan anda, ia merupakan pembeli. Pelanggan yang sejati tumbuh seiring menggunakan ketika.

Banyak pelaku bisnis akan sepakat bahwa mencapai loyalitas pelanggan merupakan hal yang baik. Pelanggan yang loyal lebih baik daripada pelanggan yg kurang loyal. Dan mempunyai pelanggan yg loyal umumnya membentuk dividen sepanjang bepergian bisnis perusahaan tersebut.

Pengertian loyalitas pelanggan berdasarkan Fandy Tjiptono (2000:110) adalah:
“loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok berdasarkan perilaku yg sangat positif serta tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.”

Menurut Amin Widjaja (2008:6) menyatakan bahwa : 
“customer loyalty adalah kelekatan pelanggan dalam suatu merek, toko, orisinil pabrik, pemberi jasa, atau entitas lain menurut sikap yg menguntungkan serta tanggapan yg baik misalnya pembelian ulang”.

Sedangkan Griffin (2005:5) menyatakan pendapatnya mengenai loyalitas pelanggan diantaranya :

”Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan konduite (Behavior) daripada menggunakan sikap. Jika seseorang adalah pelanggan loyal, ia memberitahuakn konduite pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang diungkapkan berdasarkan saat ke saat sang beberapa unit pengambilan keputusan”.

Kemudian Griffin (2005:11), mengemukakan bahwa loyalitas yg meningkat dapat berhemat porto perusahaan setidaknya pada 6 bidang, diantaranya:
  • Biaya pemasaran sebagai berkurang (biaya pengambilalihan pelanggan lebih tinggi daripada porto mempertahankan pelanggan). 
  • Biaya transaksi sebagai lebih rendah, misalnya negosiasi kontak dan pemprosesan order. 
  • Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang (lebih sedikit pelanggan hilang yg harus digantikan). 
  • Keberhasilan cross-selling sebagai meningkat, menyebabkan pangsa pelanggan yg lebih besar . 
  • Pemberitaan menurut mulut ke mulut menjadi lebih positif ; dengan perkiraan para pelanggan yang loyal juga merasa puas. 
  • Biaya kegagalan menjadi menurun (pengurangan pengerjaan ulang, klaim garansi serta sebagainya). 
Karakteristik dan Tahapan-Tahapan Loyalitas Pelanggan
Pelanggan mendemonstrasikan loyalitas mereka dalam suatu perusahaan atau merek menggunakan membeli berulangkali, membeli produk tambahan perusahaan tadi, serta merekomendasikannya dalam orang lain. Hal tersebut diperkuat menggunakan pernyataan dari Griffin (2005:31), yg menyatakan bahwa karakteristik pelanggan yang loyal diantaranya:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
2. Membeli antarlini produk serta jasa.
3. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan menurut pesaing
4. Mereferensikan pada orang lain.

Untuk sebagai pelanggan yg loyal seorang konsumen wajib melalui beberapa tahapan, pelanggan yg loyal tumbuh secara sedikit demi sedikit. Proses itu dilewati dalam jangka waktu eksklusif, menggunakan kasih sayang, serta dengan perhatian yang diberikan dalam tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap tahap memiliki kebutuhan khusus. Dengan mengenali setiap tahap serta memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih akbar buat membarui pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal.

Menurut Griffin (2005:35), ada 8 tahapan loyalitas, yaitu :
  1. Suspect : Orang yg mungkin akan membeli produk atau jasa Anda. Dalam hal ini kita percaya atau ”menyangka” mereka akan membeli tetapi kita masih belum relatif konfiden.
  2. Prospek : Orang yg membutuhkan produk atau jasa Anda serta memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli dari Anda, dia mungkin sudah mendengar mengenai Anda, membaca mengenai Anda, atau ada seorang yang merekomendasikan Anda kepadanya.
  3. Prospek Yang Diskualifikasi : Prospek yang sudah cukup Anda pelajari buat mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak mempunyai kemampuan membeli, produk Anda.
  4. Pelanggan Pertama-Kali : Orang yg sudah membeli dari Anda satu kali. Orang itu bisa jadi pelanggan Anda dan sekaligus jua pelanggan pesaing Anda.
  5. Pelanggan Berulang : Orang-orang yg sudah membeli menurut Anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin sudah membeli produk yang sama 2 kali atau membeli dua produk atau jasa yg berbeda pada dua kesempatan atau lebih.
  6. Klien : Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki interaksi yg bertenaga dan berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing.
  7. Penganjur (Advocate) : Seperti klien, pendukung membeli apapun yg Anda jual serta dapat dia pakai serta membelinya secara teratur. Tetapi, promotor juga mendorong orang lain buat membeli dari Anda. Ia mengungkapkan Anda, melakukan pemasaran bagi Anda, serta membawa pelanggan pada Anda. 
  8. Pelanggan atau Klien Yang Hilang : Seseorang yg pernah menjadi pelanggan atau klien tetapi belum membeli kembali dari Anda sedikitnya pada satu siklus pembelian yg normal.
Keterikatan Customer Relationship Management menggunakan Loyalitas Pelanggan
Sesuai menggunakan namanya CRM merupakan suatu aktivitas yg ditujukan buat memperoleh interaksi dengan pelanggan sampai dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. CRM merupakan suatu proses mengidentifikasi, memperoleh pelanggan baru, mempertahankan pelanggan usang, meyakinkan pelanggan buat terus membeli produk serta layanan yg ditawarkan dan menaruh layanan purna jual yg baik sebagai akibatnya pelanggan akan tetap loyal.

CRM berbicara tentang bagaimana memanajemeni hubungan menggunakan pelanggan, serta buat sanggup memanajemeni hubungan dengan pelanggan secara baik, tepat dan sahih, tentunya perusahaan wajib tahu terlebih dahulu siapa pelanggannya. Melalui CRM, perusahaan dapat membentuk interaksi yang lebih dekat dengan pelanggan, dimana perusahaan dapat mengetahui kebutuhan pelanggan dan menyediakan pilihan produk atau layanan yang sinkron dengan permintaan mereka.

Seperti yg diungkapkan sang Kotler serta Kevin L Keller (2007:189), CRM merupakan ”proses mengelola berita rinci tentang masing-masing pelanggan dan secara cermat mengelola seluruh titik sentuhan pelanggan demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan”.

Jadi tujuan CRM merupakan mencari serta menjaga agar konsumen selalu dipertahankan sehingga terus berkembang sebagai langganan yg profitable. CRM memerlukan suatu penekanan yang jelas terhadap atribut suatu jasa yg dapat menghasilkan nilai yg mengesankan bagi konsumen, sehingga mereka menjadi pelanggan yang loyal.

ARTI DAN PENGGOLONGAN LAPORAN BISNIS

Arti Dan Penggolongan Laporan Bisnis
1. Pengertian Laporan Bisnis
Untuk bisa melakukan suatu aktivitas operasi secara efisien, perusahaan perlu berbagai macam jenis laporan. Apapun posisi Anda, baik menjadi instruktur manajemen, akuntan, ilmuan, eksekutif junior, supervisor, wakil direktur atau peneliti, Anda mungkin wajib menulis suatu laporan pada atasan Anda. Seringkali efektivitas suatu laporan yang Anda hidangkan akan sebagai bahan pertimbangan terhadap promisi maupun gaji Anda. Untuk itu, Anda perlu mengetahui bagaimana membuat suatu laporan usaha secara efisien serta efektif.

Herta A. Murphy dan Herbert W. Hildebrandt pada bukunya “Effective Busines Communications” menaruh definisi tentang laporan bisnis (busines report) menjadi suatu laporan yang mempunyai sifat netral, tidak memihak, mempunyai tujuan yang jelas serta planning penyajian fakta kepada seseorang atau lebih buat tujuan usaha tertentu. Sedangkan Himstreet dan Baty dalam bukunya “Business Communications” mendefinisikan laporan (usaha) menjadi suatu pesan-pesan yang objektif, tersusun teratur yg digunakan buat membicarakan keterangan dari suatu bagian organisasional atau menurut satu institusi/lembaga ke forum yang lain buat membantu pengambilan keputusan atau pemecahan perkara.

Atas dasar definisi tadi, maka bisa diambil suatu kesimpulan bahwa satu laporan bisnis mempunyai berbagai ciri seperti netral, tidak memihak, objektif, penyampaian kabar baik intern maupun eksten, umumnya diminta oleh mereka yang mempunyai wewenang yang lebih tinggi serta mempunyai suatu tujuan tertentu, yaitu membantu pemecahan perkara dan pengambilan keputusan.

Biasanya suatu laporan menyajikan secara lebih rinci yang dikemas pada bentuk memo atau model satu page surat bisnis. Laporan memerlukan perhatian yg lebih pada pengorganisasian, alat bantu visual, dan teknik-teknik lain yang memungkinkan suatu laporan dapat serta gampang dibaca. Laporan jua bisa menaruh manfaat dan tujuan suatu penyajian laporan yang seksama, kabar yg logis dan nir emosional. Suatu laporan mungkin bisa ke 2-duanya, baik tertulis atau mulut. 

Bagi suatu perusahaan, pada umumnya penulisan laporan usaha digunakan buat memenuhi banyak sekali keperluan diantaranya: 
  1. § Untuk memonitor serta mengendalikan operasional perusahaan. Misaln laporan operasional, laporan kegiatan personal. 
  2. Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan prosedur-mekanisme yang telah ditetapkan perusahaan. Misalnya, kebijakan penempatan posisi kerja. 
  3. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan aturan serta peraturan-pera yang berlaku bagi perusahaan. Misalnya laporan pajak, laporan anali impak lingkungan, serta laporan ketenagakerjaan (perburuhan). 
  4. Untuk mendokumentasikan prestasi kerja yang dibutuhkan baik b keperluan internal juga eksternal. Misalnya, laporan perk mban serta laporan akhir suatu aktivitas. 
  5. Untuk menganalisis keterangan serta menaruh bimbingan agi pengambilan keputusan-keputusan atas informasi-berita tertentu. Misalnya, laporan penelitian/riset, laporan troubleshooting, serta laporan justifikasi. 
  6. Untuk memperoleh sumber pendanaan atau membuka usaha baru. Misalnya, proposal penjualan.
2. Penggolongan Laporan Bisnis
Laporan usaha bisa digolongkan ke pada aneka macam cara penggolongan baik dari fungsi, subjek, formalitas, keaslian, frekuensi, jenis atau penampilan, pelaksanaan proyek, dan aplikasi perternuan. Masing-masing penggolongan tadi secara rinci bisa dijelaskan berikut adalah.

a. Menurut Fungsinya
Menurut manfaatnya, suatu laporan bisa dibedakan apakah buat memberi kabar atau buat analisis. Suatu laporan yang bersifat memberi berita (informational report) menyajikan warta-keterangan dan rangkuman-tanpa melakukan analisis, kesimpulan, atau rekomendasi. Nama lain buat laporan informasional adalah Laporan Perkembangan (progress reports), Laporan Sementara (interm reports), serta Laporan Thwulan (quarterly Reports).

Laporan analitikal (analitycal report) menyajikan warta-warta, menganalisis dan menafsirkannya, kemudian mengambil konklusi dan memberi rekomendasi. Laporan analitikal mungkin diberi label, misalnya laporan rekomendasi (recommendation reports), usulan (proposal), atau laporan justifikasi (justification reports).

b. Menurut Subjeknya
Menurut subjeknya, suatu laporan dapat dibedakan menurut dalam departemen mana suatu laporan itu diperoleh. Sebagai model, laporan akuntAnsi, laporan periklanan, laporan pengumpulan kredit, laporan pembelanjaan, laporan asuransi, laporan pemasaran, laporan ekonomi, laporan produksi, laporan personalia, laporan statistik, serta laporan-laporan teknik.

c. Menurut Formalitasnya
Menurut formalitasnya, suatu laporan dapat dibedakan atas dasar apakah bersifat formal atau nonformal. Laporan formal tak jarang diklaim jua dengan istilah laporan panjang (long reports); sedangkan laporan nonformal acapkali diklaim pula menggunakan istilah laporan singliat (short reports). Laporan formal umumnya panjang-lebih berdasarkan 10 page-serta mencakup perkara-perkara kompleks. Namun demikian, pengertian panjang lebih menurut 10 halaman serta “panjang” atau "pendek' merupakan bervariasi, tergantung dalam situasi dan syarat yang terdapat.

Laporan formal mencakup:
Body text: pendahuluan, isi, penutup.
Prefatory parts: sampul, judul, halaman, surat wewenang, penerimaan, persetujuan, pengiriman, penghargaan, sinopsis, abstraksi, rangkuman eksekutif, daftar isi, daftar tabel.

Supplemental parts: lampiran, bibliograf, catatan akhir, daftar istilah, indeks.
Laporan informal umumnya hanya mencakup body text. Tetapi demikian, beberapa laporan informal mungkin mencakup judul laman, pengiriman, catatan akhir, serta lampiran.

d. Menurut Keasliannya
Menurut keasliannya, suatu laporan dapat dibedakan atas dasar otoritas atau sukarela; juga apakah publik atau partikelir. Laporan otoritas (authorized reports) merupakan suatu laporan yg dibentuk atas dasar permintaan atau mendapat kuasa menurut orang lain atau komite; laporan sukarela (voluntary reports) adalah suatu laporan yang dibuat atas inisiatif Anda sendiri. Laporan partikelir (private reports) adalah suatu laporan yg dibuat perusahaan-perusahaan swasta. Laporan publik (public reports) merupakan suatu laporan yang dibentuk oleh forum-lembaga pernerintah, termasuk sekolahsekolah, tempat tinggal sakit-tempat tinggal sakit, atau forum-lembaga lain yg dibiaya sang negara.

e. Menurut Frekuensinya
Menurut frekuensinya, suatu laporan dapat dibedakan atas dasar apakah secara. Bersiklus atau spesifik. Laporan bersiklus (periodic reports) dapat dimuntahkan secara harian, mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan. Yang termasuk laporan terpola diantaranya laporan bursa saharn setiap jam, laporan penjualan tiap hari, laporan biaya tiap seminggu, laporan produksi setiap bulan, laporan kegiatan komite tiap kuartar, dan laporan aturan tahunan. Laporan khusus ditulis manakala kebutuhan terhadap suatu informasi muncul. Laporan spesifik (special reports) mencakup suatu situasi atau peristiwa yang unik (spesifik) seperti munculnya krisis pada suatu perusahaan.

f. Menurut Jenisnya
Menurut jenis atau penampilannya, suatu laporan ditentukan sang formalitas dan panjangnya laporan. Jenlis laporan bisa bersifat informal (laporan singkat/short reports) juga formal (laporan panjang/long reports). Laporan informal meliputi laporan memorandum, laporan surat, serta laporan cetak. Laporan formal sering disebut dengan laporan panjang.

1) Laporan Memorandum
Laporan memorandum (memorandum reports) adalah suatu laporan yang memakai format memo yaitu pada, menurut, subjek, serta tanggal.

2) Laporan Surat
Laporan surat (letter reports) merupakan suatu laporan yg memakai format surat dengan kepala surat, di dalamnya berisi alamat, salam pembuka, penutup, tanda tangan, dan bagian surat keterangan. 

3) Laporan dalam bentuk cetakan
Laporan pada bentuk cetakan mempunyai judul yang telah tercetak, instruksi, baris-baris kosong.

4) Laporan Formal
Laporan formal (formal reports) umumnya lebih panjang daripada laporan informal. Laporan formal acapkali pula disebut dengan laporan panjang (long reports).

g. Menurut Kegiatan Proyek
Dalam melaksanakan suatu proyek, terdapat figa jenis laporan, yaitu laporan pendahutuan (preliminary reports), laporan perkembangan, (progress reports), serta laporan akhir (final reports). Laporan pendahuluan meliputi bagaimana suatu proyek disiapkan, output yang diharapkan, serta bagaimana melakukan peladhan pegawai. Selanjutnya, selesainya proyek berlangsung, perlu disusun laporan perkembangan secara terpola. Pada ketika proyek berakhir, dibuatlah laporan akhir.

h. Menurut Pelaksanaan Pertemuan
Berdasarkan aplikasi pertemuan, laporan usaha bisa dibedakan ke pada agenda (agenda), resolusi (resolutions), notulen (minutes), dan laporan perternuan (proceedings). Agenda adalah suatu dokumen yang ditulis sebelum suatu Perternuan berlangsung. La meliputi jadwal aplikasi, serta topik yg akan dibahas pada pertemuan. Hal ini akan membantu peserta dalam mempersiapkan rendezvous. Resolusi adalah laporan singkat yg secara formal berisi pengumuman output mufakat dalam suatu pertemuan. Notulen adalah laporan resmi pada suatu perternuan yang sudah berlangsung. La mencakup catatan semua hal yang terjadi pada suatu rendezvous. Laporan rendezvous adalah suatu laporan resmi yang cakupan bahasannya lebih luas dan berisi output-output rendezvous atau konferensi krusial.

A. Persiapan Sebelum Menulis Laporan Bisnis
Persiapan adalah sesuatu yg sangat krusial pada segala aspek, begitu nya menggunakan membuat laporan. Adapun persiapan yang diharapkan sebefum enulis laporan meliputi paling nir 4 tahapan sebagai berikut:

1. Definisikan Masalah, Tujuan, dan Ruang Lingkup
Tahap pertarna perencanaan adalah melakukan analisis masalah, yg encakup tujuan penyusunan laporan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan, seperti: Apa yang diinginkan?, Berapa poly?, Mengapa?, dan kapan, akan membantu Anda pada menetapkan perkara, tujuan, ruang up, keterbarasan (dana dan waktu), dan judul suatu laporan.

2. Pertimbangkan Siapa Yang Akan Menerima Laporan
Memvisualisasikan pembaca atau pendengar Anda serta kebutuhan mereka merupakan tahapan yg penting pada mempersiapkan laporan usaha. Dalam mepersiapkan laporan usaha perlu dipertimbangkan aneka macam hal yang berkaitan dengan audience. Artinya, seorang yang ingin menyusun laporan usaha perlu memperhatikan siapa yg akan mendapat laporan tadi, baik berdasarkan segi pendidikannya, pengalamannya, maupun sikap emosionalnya. Hal ini bertujuan supaya laporan bisnis yang ingin disampaikan kepada audience bisa genai sasarannya.

3. Menentukan Ide atau Gagasan
Dalam termin ini, tuliskan sernua pandangan baru yang terlintas, secara umum. Kemudian buatlah laporan menurut rencana kerja yg rind. Untuk beberapa laporan, rumuskan hipotesis sebagai dasar untuk menentukan warta apa yang Anda perlukan. Sebagai contoh, apabila tujuan Anda merupakan mencari penyebab tingginya tingkat perputaran pada perusahaan, Anda bisa menuangkan inspirasi-pandangan baru yang berkaitan dengan kondisi kerja, supervisi, honor , dan kebijakan kenaikan pangkat . Kemudian Anda mungkin mempertimbangkan subdivisi dari topik-topik tadi. Kondisi kerja dapat mencakup lingkungan fisik (lokasi tempat kerja, pabrik, kafetaria) serta faktor-faktor nonfisik, misalnya bau serta kebisingan.

4. Mengumpulkan Bahan Yang Diperlukan
Tahap keempat dalam menyiapkan laporan adalah mengumpulkan keterangan yang diharapkan dari asal-sumber yang bonafide. Untuk beberapa laporan mungkin Anda mempunyai data di pada ingatan Anda. Meskipun demikian, Anda mungkin perlu jua mencari data-data tambahan menggunakan melakukan penelitian sekunder (mencari data menurut majalah, surat warta, dolcumen pernerintah, ensiklopedia) dan penelitian utama (mencari data menurut catatan file organisasi, surat-surat, catatan harian, laporan-laporan, wawancara, daftar pertanyaan).

5. Menganalisis serta Menafsirkan Data
Untuk laporan singkat, termin ini hanya memerlukan waktu yang sangat singkat. Tetapi, buat laporan panjang seperti laporan analisis yg berdasarkan dalam berita yg diperoleh berdasarkan berbagai asal, termin ini memerlukan waktu yg lebih usang. Analisis atau penafsiran Anda haruslah seobjektif mungkin. Berusahalah jujur, serta nir pernah menghilangkan atau memanipulasi fakta relevan.

6. Mengorganisasi Data serta Mernpersiapkan Outline Akhir
Setelah menganalisis serta menafsirkan data secara hati-hati, Anda bisa mengorganisasikan hasil ternuan serta menciptakan outline akhir. Tetapi, sebelum menyiapkan outline, Anda perlu memahami tubuh laporan serta mempertimbangkan aneka macam metode pengorganisasian serta outline.

Setelah Anda menyelesaikan 6 tahap persiapan, langkah berikutnya adalah adalah menciptakan bagian pokok laporan usaha yg meliputi pendahuluan, teks (text), dan epilog.

B. Bagian Pokok Laporan Bisnis
1. Pendahuluan 
Dalam bagian pendahuluan terdapat sebelas hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
a. Pemberi Kuasa adalah orang yang merninta laporan.
b. Layout atau Rencana Presentasi menceriterakan pada pernbaca apa saja yg akan dibahas pada laporan usaha.
c. Masalah biasanya didefinisikan dalam awal-awal bab pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan.
d. Maksudpenulisan laporan usaha wajib nampak pada. Bagian. Pendahuluan. Elemen tersebut merupakan hal. Yg sangat krusial pada suatu laporan bisnis. Istilah lain yang serupa diantaranya: tujuan, misi, strategi, atau sasaran.
e. Ruang Lingkup berkaitan dengan luas cakupan atau batas suatu utama bahasan untuk sebuah laporan bisnis.
f. Metodologi mengacu pada metode pengumpulan kabar. Anda dapat memperoleh data menggunakan membaca bahan-bahan pada perpustakaan atau melakukan wawancara, survei, atau eksperimen.
g. Sumber-sumberprimer atau sekunder, yang mencakup diantaranya: publikasi (majalah, jurnal, surat informasi), catatan perusahaan, surat, memo, hasil wawancara, karyawan, dan sebagainya. Jika Anda menulis laporan tentang pengalaman. Bisnis Anda sendiri, maka pernyataan yang Anda tulis dalam. Suatu laporan usaha adalah merupakan asal.
h. Latar Belakang menurut situasi yg sedang diteliti kadangkala dimasukkan, jika pembaca perlu latar belakang liputan buat memperoleh citra menyeluruh serta pemahaman yg jelas terhadap suatu pokok bahasan.
i. Definisi Istilah perlu dicantumkan jika Anda memakai istilah yg memiliki beberapa penafsiran. Anda wajib menjelaskan pada pembaca definisi yg Anda maksudkan.
j. Keterbatasan contohnya dalam hal. Dana, ketika, asisten peneliti, atau data yg tersedia. Seorang penulis nir perlu membuat malu-membuat malu buat menyebutkan beberapa keterbatasan. Yang ada sebelurn melakukan penelitian lebih lanjut. 
k. Rekomendasi menjelaskan mengenai keputusan yg perlu pada laporkan pada pada suatu laporan bisnis, misalnya keputusan antara membeli mesin baru atau mesin 1/2 pakai, restrukturisasi karyawan, pemberian uang pesangon, menambah software (software) dan perangkat keras (hardwar~), membangun kantor perwakilan, serta sebagainya. Karena pembaca membaca secara rinci dalam laporan, ia tahu bagaimana keterangan yang ada berpengaruh terhadap keputusan yang sudah diambil.

Untuk laporan singkat, beberapa unsur tersebut, bisa digabungkan menjadi satu atau 2 paragraf menggunakan atau tanpa judul "Pendahuluan". Bahkan pada laporan terpola, judul pendahuluan dapat dihilangkan apabila isi setiap periode sama serta pembaca sudah mengetahuinya.

2. Teks
Bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis merupakan isi teks (laporan). Dalam. Bagian ini, Anda membahas dan berbagi hal-hal yg penting secara rinci. Di samping itu, bagian. Ini bisa membantu Anda mencapai maksud penulisan laporan bisnis. Penulisan laporan bisnis yg baik, wajib mencakup temuan berita yg penting serta relevan serta membuang hal-hal yang nir perlu serta tidak relevan dengan maksud penulisan laporan bisnis tersebut.

3. Penutup
Bagian epilog berfungsi umuk merangkum laporan secara menyeluruh mengambil konklusi, atau memberi rekomendasi. Pengambilan kesimpular wajib berdasarkan pada isi teksnya dan nir memasukkan bahan-bahan yan baru, yang sama sekali belum dibahas dalam bagian pembahasan. Pada bagian epilog, Informational Report disebut rangkuman dan Analytical Report disebu konklusi, rekomendasi, atau konklusi serta rekomendasi. Bagian epilog sendiri diberi j udul rencana tindakan atau proposisi.

a. Rangkuman
Rangkuman berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh. Kadang kala hanya berisi poin-poin yang penting, kekuatan serta kelemahan, atau manfaat dan kerugian.

b. Kesimpulan
Kesimpulan berisi evaluasi informasi-kabar yang dibahas, tanpa memasukkan pendapat eksklusif penulis.

C. Rekomendasi
Rekomendasi menyarankan suatu program tindakan yg berdasarkan pada konklusi yg telah dibentuk.

d. Rencana Tindakan
Rencana tindakan menjadi pernyataan terakhir yg mencakup saat pelaksanaan program, anggaran yg dibutuhkan, dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap program/proyek yang akan dilaksanakan.

e. Proposisi
Istilah proposisi belakangan ini dipakai dalam dunia akademis atau jurnal sebagai suatu pernyataan yg tegas, tuntutan yang didasarkan dalam suatu laporan atau artikel.

Bentuk penyusunan suatu laporan mempunyai daya tarik eksklusif yang akan menghipnotis pembacanya. Oleh karenanya, selain maksud dan subjek laporan, calon. Pembaca laporan juga wajib Anda pertimbangkan manaka6 Anda. Memilih rencaKia organisasional buat semua tubuh laporan (body report) dan bagian teks. Kemudian, Anda perlu menciptakan topik bahasan menggunakan benar.

C. Organisasi Tubuh Laporan Bisnis
1. Cara Menyusun Tubuh Laporan Bisnis
Ada dua cara yg dapat dipakai buat menyusun tubuh laporan usaha yaitu cara deduktif (eksklusif) serta induktif (tidak pribadi). Kebanyakan laporan bisnis disusun secara deduktif lantaran pembaca ingin memahami lebih dini tentang konklusi serta rekomendasi laporan usaha. I

a. Cara Deduktif
Kata deduktif (deductive) atau langsung (direct), berard menggambarkan laporan menurut belakang ke depan atau, menyebutkan ide pokok atau rekomendasi terlebih dahulu, sebelum hal-hal yang rinci dijelaskan. 

Dalam suatu laporan panjang, pembaca umumnya lebih suka menggunakan cara deduktif karena beliau memberikan pada pembacanya suatu citra yg cepat sebelum mereka mengetahui secara lebih rinci. Jika bagian akhir nir diungkapkan dalam awal (permulaan) laporan, mungkin pembaca akan melewati atau mengabaikan bahasan yang rinci agar da at segera mengetahui bagian akhir (terminalsection) laporan baru lalu, kembali lagi ke bagian awal. Secara generik, Anda bisa memakai cara deduktif, apabila pembaca Anda mempunyai ciri menjadi berikut:
1. Eksekutif yg sibuk.
2. Lebih senang buat memilih sesuatu menggunakan segera.
3. Ingin mengetahui good news atau liputan netral.
4. Ingin menganalisis data lebih baik, serta hal ini akan sebagai lebih gampang jika kesimpulan dan rekomendasi dicantumkan dalam awal laporan.
5. Ingin mengetahui pandangan penulis menggunakan segera.
6. Lebih menyukai laporan yg disusun dengan cara deduktif

b. Cara Induktif
Cara induktif tidak sama cara penyajiannya menggunakan cara deduktif. Dengan cara induktif Anda menyebutkan liputan-informasi yang ada sebelum wangsit-ilham pokok, konklusi atau rekomendasi dikemukakan. Anda menyajikan kabar-berita dan bahan-bahan pendukung lainnya, sebelum hingga dalam bagian kesimpulan atau rekomendasi. Anda dapat menggunakan cara induktif, bila pembaca Anda mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui penjelasan secara rinci terlebih dahulu untuk dapat tahu kesimpulan serta rekomendasinya.
2. Ingin mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan (badnews).
3. Mungkin merasa kesimpulannya nir bias dan dapat menerimanya.
4. Perlu membaca holistik laporan, bukan hanya bagian akhirnya saja.
5. Lebih menyukai laporan disusun menggunakan cara induktif

2. Cara Menyusun Teks Laporan Bisnis
Salah satu tugas yg cukup rumit dalam menciptakan laporan bisnis merupakan memutuskan cara terbaik buat menyusun warta-kabar yang tersedia sehinggaterbentuk bagian teks laporan bisnis. Anda harus menciptakan keputusan sebelum mulai menulis laporan. Anda bisa berbagi teks menggunakan cara-cara ini dia :

a. Membuat Topik-topik atau Kriteria
Cara ini merupakan hal yg generik dalam menciptakan suatu laporan.
Judul utarna laporan Anda mungkin memakai kriteria baku, faktor-faktor, pernecahan perkara, manfaat, atau karakteristik. Jika tujuan laporan Anda merupakan buat menentukan apakah suatu perusahaan wajib membeli, memproduksi sendiri, atau menyewa berdasarkan perusahaan lain, keputusan pertama merupakan bagaimana memilih kriteria yang paling krusial.

b. Menyusun Urutan suatu Peristiwa atau Kijadian-kdadian
Dalam pembuatan agenda, program konvensi, dan laporan perkembangan dapat memakai anggaran secara kronologis. Periode waktu, misalnya lepas, bulan, tahun, jam, animo akan lebih sinkron menggunakan utama bahasannya.

c. Mendeskripsikan Lokasi atau Tempat
Organisasi ini merupakan berguna buat menggambarkan lokasi atau loka, apakah mereka di tempat tinggal , pabrik, kantor, pusat perbelanjaan, perusahaan internasional menggunakan cabang-cabangnya yg beredar secara geografis ke banyak sekali penjuru global.

d. Menjelaskan suatu proses atau prosedur
Cara pengembangan ini hampir sama menggunakan pendekatan kronologis.

Metode ini menelusuri tahapan-tahapan, katakanlah suatu tahapan kebijaksanaan, operasi mesin, tahapan prosedur melakukart tabungan atau penarikan simpanan.

e. Menyusun Urutan Tingkat Pentingnya secara Alfabet
Pada urutan pertama memperlihatkan inspirasi-wangsit, kejadian-insiden, atau topik yg paling penting, selanjutnya kurang penting, atau nir penting.

f. Menyusun urutan tingkatjami & tritas
Cara pengembangannya dengan menyajikan hal-hal yg paling sederhana (simple) atau familiar lalu semakin tinggi ke hal-hal yang lebih kompleks atau yg kurang familiar. Hal ini disebabkan sang adanya kecenderungan Anda akan lebih gampang tahu hal-hal yang telah diketahui sebelumnya daripada yang tidak atau belum diketahui.

g. Menyusun asal-sumberyang digunakan
Metode ini kurang diminati, kecuali Anda konfiden terhadap pembaca bahwa mereka sangat tertarik terhadap sumber informasinya. Anda bisa menggunakan cara ini apabila, misainya, Anda melaporkan seorang pakar yg berpidato di gedung perternuan pada perusahaan Anda dan Anda diminta buat hadir.

h. Pemecahan Masalah
Cara yang terkenal ini membahas masalah terlebih dahulu, lalu diikuti menggunakan cara pernecahan masalahnya. Cara ini umum dipakai buat mengorganisasi suatu. Presentasi yang bersifat persuasi.

3. Metode Outline
Setelah Anda menyusun atau mengorganisasi tubuh dan teks laporan, Anda akan mengatur judul (headings) serta subjudul (subheadings) pada suatu outline. Suatu outline yg baik, khususnya buat laporan yang panjangnya dua page atau lebih, outline adalah alat yang paling krusial serta hemat waktu. Ia akan sebagai penuntun Anda dalam menyusun laporan. Dalam suatu laporan panj ang (laporan formal), dia j uga akan menj adi daftar isi laporan Anda.

Sebelum Anda menulis laporan, outline membantu Anda buat melihat interaksi antara topik, membandingkan proporsi dan judul, mengecek keterkaitan holistik pada pada suatu susunan yang logis, dan menghilangkan tumpang tindih (overlapping). Sebelum Anda membahas judul dan subjudul, terlebih dahulu akan dibahas jenis-jenis judul, format outline, dan paralelisme pada judul.

a. Jenis-jenis judul
Di pada penulisan laporan, jenis-jenis judul dapat digolongkan kedalam 4 judul, yaitu: (1) judul topik (topic headings), (2) judul kalimat lengkap (complete sentence headings), (3) judul kalimat imperatif (imperative sentence headings), serta (4) judul variant (variant headings). Judul topik merupakan judul yang paling familiar atau umum. Mereka terdiri atas istilah tunggal (istilah benda), beberapa kata, atau frase singkat. Judul kalimat lengkap selalu meliputi subjek dan predikat. Judul kalimat imperatif (seperti perintah) dimulai dengan suatu kata kerja dan nir mempunyai subjek. Judul variant biasanya dimulai dengan participle.

Berikut ini adalah contoh jenis-jenis judul:
  • Judul Topik: Persiapan atau Persiapan Sebelum Menulis Laporan
  • Judul Kalimat Lengkap : Persiapan Adalah Penting Sebelum Menulis Laporan atau Persiapan Adalah Penting
  • Judul Kalimat Imperatif : Siapkan Secara Efisien atau Siap Sebelum menulis Laporan
  • Judul Variant : Mempersiapkan Sebelum Menulis Laporan
  • Judul yang baik seharusnya kentara serta memberitahuakn subjek yang akan dijelaskannya. Di samping itu, bila sebuah istilah dipilih sebagai judul topik, maka usahakan ia tidak memberitahuakn pada suatu pengertian yg terlalu luas.
b. Format Outline
Untuk outline singkat/pendek (short outlines) (hanya 3 atau empat judul dan subjudul), Anda mungkin lebih baik menentukan format yg sederhana (simple). Sedangkan buat outline yg panjang, Anda dapat menggunakan keliru satu menurut ketiga cara yg tersedia.

Kombinasi angka-huruf (numerical-letter combination) merupakan yang paling terkenal pada dunia bisnis serta sekolah-sekolah. Sistem decimal (decimal system) lebih banyak dipakai dalam laporan sains serta teknik. Kombinasi alfabet -nomor lebih banyak dipakai sang mereka yg senang menggunakan huruf-alfabet sebelurn sampai pada judul utamanya.

Bila Anda menyusun judul dan subjudul, perlu diperhatikan lima hal yaitu:
1. Tempatkan inspirasi-inspirasi yg paling penting dalam strata tertinggi, pertimbangkanpanjanglaporan, subjek, dan pembaca.
2. Sedapat mungkin cobalah buat menjaga keseimbangan masingmasing bagian. 
3. Jika Anda membagi suatu topik, paling t1dak Anda memiliki dua subjudul, contohnya A. 1 dan A.2.
4. Gunakan pertimbangan dengan baik, jangan terlalu poly dan jangan terlalu sedikit buat subjudul.
5. Tidak pernah memakai judul Laporan menjadi bagian judul.

C. Paralelisme pada judul
Semua judul harus paralel, adalah memiliki taraf yg sama dalam setiap bagian outline. Ini berarti bahwa mereka harus memiliki bentuk gramatikal yang sama, misalnya merupakan kata benda, frase, atau kalimat. Sebagai model, paralelisme kombinasi angka-huruf dapat digambarkan menjadi 1, 11, 111, IV, V; A, B, C, D di bawah 1; 1, 2, 3 di bawah ILA; I serta dua di bawah ILB; a dan b dibawah II.B.dua dan seterusnya.

PENGERTIAN SERVICE MARKETING MIX BAURAN PEMASARAN JASA

Pengertian Service Marketing Mix (Bauran Pemasaran Jasa)
Bauran pemasaran jasa adalah serangkaian indera-alat pemasaran jasa yg bisa dikendalikan buat melayani Target Market Segments (Sucherly, 1999: 9). Masing-masing pemasaran memiliki kelebihan serta kelemahan sehingga buat mengatasi kelemahan menggunakan cara mencari kelebihan indera yang lain menurut bentuk bauran (mix). 

Bauran pemasaran adalah kiat gerombolan pemasaran yang dipakai perusahaan barang/ jasa buat mencapai target pemasarannya dalam pasar sasaran. Setelah perusahaan barang/ jasa menentukan pasar sasarannya serta menentukan posisi apa yang akan didudukinya pada pasar sasaran, maka langkah selanjutnya merupakan merancang taktik bauran pemasaran.

Menurut Sucherly (1999: 10) ada dua macam bauran pemasaran yaitu : 
1. Bauran pemasaran barang (Tradition marketing Mix) terdiri menurut 4 P, yaitu : Product (fisik), Price, Place, dan Promotion.
2. Bauran pemasaran jasa (The Expended Marketing Mix for service) terdiri menurut 7 P, yaitu : Product (jasa), Price, Place/ Delivery, Promotion, Physical Evidence, Process, dan People/ Participants. 

Oleh karena itu buat memasarkan indera-alat olahraga (raket, bola, stik golf, deker, serta peralatan fitness), maka perlu memperhatikan bauran pemasaran produk yaitu; 1) bentuk produk fisik alat tersebut, dua) harga serta bonus yg ditawarkan, tiga) sasaran konsumen, dan 4) saluran kenaikan pangkat lewat TV dan advertising. 

Sedang buat memasarkan jasa olahraga contohnya pada kebugaran, maka perlu memperhatikan bauran pemasaran jasa yaitu; 1) produk jasa fitness centre, dua) harga serta bonus yg diberikan, tiga) tempat latihan yg strategis, 4) saluran promosi lewat advertising, lima) dukungan fasilitas fisik yaitu; alat-alat yang modern, dan konsultasi dokter perdeo, 6) proses keterlibatan member dalam memilih program latihan, serta 7) partisipasi member pada mengikuti latihan dengan penuh semangat. 

Kualitas Jasa
Salah satu kondisi supaya barang/ jasa dapat laku serta diakui di pasar, maka wajib memiliki kualitas yang baik. Konsep kualitas jasa dalam suatu organisasi merupakan menggambarkan aktivitas yang dilakukan sang klub-klub, perkumpulan-perkumpulan yang memiliki mengenai ciri pimpinan, instruktur, serta orang-orang yg terkait pada proses latihan.

Sebagai contoh dalam waktu latihan pelatih datang terlambat sedang anak-anak sudah siap menunggu di lapangan. Selain itu latihan nir terdapat target atau sasaran, sehingga proses latihan bersifat insidential, serta seadanya dalam arti “sesuka pelatih”. Dapat dikatakan klub atau perkumpulan sebagai organisasi nir memiliki program yang jelas mengenai tujuan latihan termasuk materi latihan, rekruitmen/ seleksi atlet, alat/ fasilitas penunjang dan agunan keamanan. Dengan demikian pada perkumpulan olahraga kualitas jasa tak jarang diukur menggunakan ketepatan pada latihan, serta keramahan dan kesabaran dalam melatih. 

Gambaran di atas memperlihatkan kualitas jasa yg dilakukan klub olahraga atau perkumpulan terhadap pelanggan (member) merupakan buruk. Persepsi terhadap kualitas jasa bukanlah dari sudut pandang menurut penyedia jasa (klub), melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan (member).

Menurut Fandy Tjiptono (1996: 59), kualitas jasa berpusat dalam pemenuhan kebutuhan serta impian pelanggan dan ketepatan penyampaiannya buat mengimbangi asa pelanggan. Sedang berdasarkan Wyckof yg dikutip Fandy Tjiptono menyatakan bahwa kualitas jasa adalah taraf keunggulan yang diharapkan serta pengendalian atas taraf keunggulan tadi buat memenuhi cita-cita pelanggan. 

Dimensi Kualitas Jasa
Untuk memasarkan produk barang/ jasa yang berkualitas, maka perlu memperhatikan dimensi-dimensi yg penting. Menurut Parasuraman, Zeithml, dan Berry (1985: 41-45), mengidentifikasi sepuluh faktor utama dalam menentukan kualitas jasa yg meliputi : 
1. Reliability (keajegan), 
2. Responsiveness (tanggap),
3. Competence (terampil serta berpengetahuan),
4. Access (mudah terjangkau),
5. Courtesy (sopan dan ramah), 
6. Communication (mudah dimengerti), 
7. Credibility (dipercaya),
8. Security (keamanan),
9. Understanding/ Knowing the customer (memahami kebutuhan konsumen), 
10. Tangibles (berujud). 

Dalam perkembangannya Parasuraman et., all (1988: 12-40) menemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada bisa dirangkum sebagai 5 dimensi pokok, yg mencakup; 
1. Tangibles,
2. Realibility,
3. Responsiveness,
4. Assurance (security, credibility, courtesy, competence) 
5. Empaty (access, communication, understanding the customer).

Tidak jauh tidak selaras apa yg dikemukakan Sucherly (1999: 15), bahwa buat mengukur kualitas jasa menggunakan TERRA, yg mencakup;
1. Tangibles (berujud), yaitu alat/ fasilitas
2. Empathy (kemudahan), yaitu kemudahan dalam memperoleh barang/ jasa dan pelayanan
3. Reliability (keajegan), yaitu konsistensi pelayanan
4. Responsiveness (tanggap), yaitu kecepatan dalam merespon
5. Assurance (agunan), yaitu ketrampilan dan keramahan petugas, keamanan, serta agama.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa pada olahraga minimal wajib memenuhi kelima dimensi yg meliputi :
1. Berujud, yaitu instruktur yg berijasah, mesin pelempar bola yg handal, pelindung badan yg kondusif, serta instruktur/ instruktur yg ramah serta sabar.
2. Kemudahan, yaitu transpotasi loka latihan terjangkau, dan mudah untuk berkomunikasi.
3. Keajegan, yaitu pada melayani atlet/ member nir pilih kasih dan sesuai dengan standar.
4. Tanggap, yaitu mendapat keluhan menurut atlet/ member serta cepat merespon.
5. Memberi jaminan keamanan terhadap kecelakaan dalam latihan maupun penitipan barang.

PENGERTIAN DAN KONSEP PETANI DAN PERTANIAN

Pengertian Dan Konsep Petani dan Pertanian
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam dalam tanah pertanian. Definisi petani berdasarkan Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam menurut huma pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan buat memperoleh kehidupan menurut aktivitas itu.

Pengertian petani yg dikemukakan tadi pada atas nir terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah aktivitas insan mengusahakan terus menggunakan maksud memperoleh hasil-hasil tumbuhan ataupun output hewan, tanpa menyebabkan kerusakan alam.

Bertolak menurut pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani serta pertanian nir dapat dipisahkan antara satu menggunakan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak dalam obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yg mempunyai tanah sendiri, bukan penyakap juga penyewa. Petani orisinil contohnya ya, saya punya lahan sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yg palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu memahami kan telah habis. Kalau telah nggak mampu bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, bila seorang yang mempunyai tanah tetapi pengelolaannya dikerjakan sang buruh tani, apakah masih bisa disebut petani asli, pak Slamet mengatakan,”ya sanggup, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yg dimiliki seorang petani, dia permanen disebut petani orisinil bila beliau mempunyai tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang bisa menguasai tanah luas, tetapi tanah yg dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, beliau tidak mampu dianggap menjadi petani orisinil, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum sanggup diklaim orang kaya. Lantaran itu, nir mengherankan apabila seorang petani ketengan tidak dapat menaikkan status sosialnya dalam struktur masyarakat desa bedasarkan dominasi tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yg dimaksud dengan petani asli adalah petani yg memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap sang buruh tani.

Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi warga desa paling nir konstruksinya mengenai sosok petani yg”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan kata”asli”pada kata”petani”menunjukkan, bahwa petani yang memiliki tanah sendiri adalah citra ideal sosok petani yg hidup dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita nir mampu mendikotomikan ”asli” serta ”palsu“, melainkan”gambaran ideal” dan ”fenomena empiri”. Ideal dalam konteks ini tidak berarti hanya hayati pada dunia pandangan baru serta asa, lantaran sanggup juga lahir menurut sebuah fenomena yang pernah terdapat. Itu adalah, persepsi tersebut lahir berdasarkan sebuah pandangan historis mengenai petani yang pernah dikenal rakyat pada ketika lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam istilah”petani” mengindikasikan bahwa secara historis apa yg diklaim petani itu adalah orang yg menggarap serta mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine merupakan orang yg memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20)

Konseptualisasi petani orisinil menerangkan, bahwa tanah merupakan bagian yang nir terpisahkan berdasarkan kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak dalam soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa indera produksi itu absolut dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak mempunyai tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani absolut serta mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita sanggup mengungkapkan bahwa konsep petani orisinil memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

Pertanian (agriculture) bukan hanya adalah aktivitas ekonomi buat membuat pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani merupakan sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian akbar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian wajib menempatkan subjek petani menjadi pelaku sektor pertanian secara utuh, nir saja petani sebagai homo economicus, melainkan jua sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan dan pola interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke pada kerangka paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-15)

Konsep pertanian tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, lantaran akan selalu terkait dengan kerangka berpikir dan nilai budaya petani lokal, yg mempunyai kebenaran generik tersendiri. Oleh karena itu pemikiran sistem agribisnis yang menurut prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan balik . Paradigma pertanian tentu saja sarat menggunakan sistem nilai, budaya, dan ideologi berdasarkan loka asalnya yang patut kita kaji kesesuaiannya buat diterapkan di negara kita. Masyarakat petani kita mempunyai seperangkat nilai, falsafah, serta pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yg perlu digali serta dianggap sebagai potensi besar pada sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi berdasarkan peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum relatif jika tanpa dilandasi pada orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti dengan kebijakan struktural pemerintah di dalam pembuatan aturan/aturan, persaingan, distribusi, produksi serta konsumsi yang melindung petani tidak akan bisa mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yg lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar model keberhasilan perusahaan McDonald pada memberi”order” kelompok petani pada Jawa Barat. Industri gula dan usaha tani tebu dan usaha tani padi kini ”sangat rendah” menggunakan jumlah serta nilai impor yg makin semakin tinggi. (Moebyarto, 1997:28)

Jika kesejahteraan petani menjadi sasaran pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa istilah pertanian sekarang tidak poly dianggap-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya sekarang lebih poly mengurus agribusiness dan tidak lagi mengurus agriculture bukan Departement of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Amerika tanpa ragu-ragu acapkali berkata bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) adalah bisnis? Jawab atas pertanyaan ini dapat ya (pada Amerika) tetapi di Indonesia mampu nir. Di Indonesia farming terdapat yg telah sebagai bisnis seperti bisnis PT QSAR pada Sukabumi yg lalu bangkrut, namun mampu tetap adalah kehidupan (livehood) atau mata pencaharian di Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa sebagai bisnis.

A. Konsep Usahatani
Kegiatan ekonomi yg bisa membentuk barang serta jasa dianggap berproduksi, begitu pula pada aktivitas usahatani yg mencakup sub sektor kegiatan ekonomi pertanian tumbuhan pangan, perkebunan tumbuhan karas, perikanan serta peternakan merupakan adalah usahatani yg membentuk produksi. Untuk lebih menjelaskan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang dikemukakan oleh Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani merupakan himpunan ssumber-sumber alam yg terdapat dalam sektor pertanian itu diharapkan buat produksi pertanian, tanah serta air, perbaikan-pemugaran yg telah dilakukan di atas tanah serta sebagainya, atau bisa dikatakan bahwa pemanfaatan tanah buat kebutuhan hidup.

Pengrtian di atas bisa dijelaskan bahwa pada mulanya usahatani bertujuan buat memenuhi kebutuhan famili petani, segala jenis tumbuhan dicoba, dibudidayakan. Segala jenis ternak dicoba, dipopulasikan, sebagai akibatnya ditemukan jenis yg cocok dengan syarat alam setempat, kemudian diubahsuaikan menggunakan prasarana yg harus disiapkan guna menunjang keberhasilan produk usahatani.

Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani merupakan bagian permukaan bumi dimana seorang petani serta keluarganya atau badan hukum lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan usahatani menjadi ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang terdapat secara afektif dan efisien buat tujuan memperoleh keuntungan yg tinggi pada saat tertentu.

Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani merupakan himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yg dilakukan buat produksi pertanian. Jadi usahatani yang sesungguhnya nir sekedar hanya terbatas pada pengambilan output, melainkan sahih-benar usaha produksi, sehingga pada sini berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja serta manajemen. Tingkat keberhasilan pada pengelolaan usahatani sangat dipengaruhi oleh keempat faktor pada atas.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil pada pada suatu aktivitas usahatani tergantung pada pengelolaannya lantaran walaupun ketiga faktor yg lain tersedia, namun nir adanya manajemen yang baik, maka penggunaan menurut faktor-faktor produksi yg lain nir akan memperoleh hasi yg optimal.

Bagi seorang petani, analisa pendapatan adalah berukuran keberhasilan berdasarkan suatu usahatani yang dikelola serta pendapatan ini digunakan buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan dapat dijadikan sebagai kapital buat memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan memiliki fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani supaya bisa melanjutkan usahanya. 

Lebih lanjut dikatakan sang Hernanto (1993:50) bahwa besarnya pendapatan petani dan usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani serta besarnya taraf pendapatan ini juga digunakan buat membandingkan keberhasilan petani yang satu menggunakan petani yg lainnya.

Soeharjo serta Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan 2 hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama jangka saat yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu: 
1. Hasil penjualan tanaman , ternak, serta output ternak
2. Produksi yg dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri

B. Konsep Pendapatan 
Pendapatan atau perolehan adalah suatu kesempatan menerima hasil dari setiap bisnis yg dilakukan, baik secara pribadi juga tidak eksklusif. Pendapatan secara eksklusif diterima oleh setiap orang yang berhubungan pribadi dengan pekerjaan, sedangkan pendapatan nir langsung adalah taraf pendapatan yang diterima melalui mediator (Bambang, S. 1994:121) 


Kriteria pendapatan yg ditetapkan pada seminar pendapan nasional serta salah satu pokok merupakan batasan tingkat pendapatan buat tingkat pendapatan buat kriteria pendapatan rendah sedang serta tinggi menjadi berikut :

1. Kriteria buat pendapatan rendah 
a. Penduduk yg pendapatan rendah yaitu Rp. 1. 000.000-Rp. 10. 000.000. Pertahun atau homogen-homogen Rp. 750. 000 perkapita perbulan.
b. Tidak memiliki pekrjaan tetap
c. Tiadak mempunyai tempat tinggal tetep (Sewa)
d. Tingkat pendidikan yg tebatas

2. Kriteria untuk pendapatan sedang
a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp. 10. 000.000-Rp. 25.000.000 Rp. 1.250. 000.000 perkapita perbulan.
b. Memiliki pekerjaan tetep
c. Memiliki tepat tinggal yang sederhana.
d. Memiliki taraf pendidikan.

3. Kriteria untuk pendapatan tinggi
a. Penduduk bependapatan tinggi yaitu Rp. 25. 000.000 Rp. 50. 000.000 atau rata-rata Rp2.083.333 perkapita perbulan.
b. Memiliki huma dan lapangan kerja.
c. Memiliki temapat tinggal tetap. 
d. Memiliki tingkat pendidikan

Menurut Boediono (1992:32) mengemukakan bahwa hasil pendapatan menurut seseorang masyarakat masyrakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor yg dimiliki kepada faktor produksi. Jadi pendapatan adalah hasil penjualan faktor produksi atau aset yang dimilikinya.

Dalam pengertian sederhana bisa di artikan sebagai kapital penerimaan produksi selesainya dikurangi menggunakan biayah. Balas jasa diterima sebagai jumlah faktor produksi yg pada hitung untuk jangka waktu tertentu. Disamping itu jumlah pendaatan memiliki fungsi buat memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan produksinya.

Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula kata pendapatan kotor (gross farm income). Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produk usahatani pada jangka saat tertentu baik yang pada jual maupun yg nir di jual.

Soekartawi, (1996:82) sang karena itu pendapatan usahatani merupakan mencangkup semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yg diterima pekerja secara pribadi sebai imbalan atas jasa dalam menuntaskan suatu pekerjaan.

C. Pentingnya Peningkatan Pendapatan
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis besar pendapatan memiliki kegunaan sebagai asal pengeluaran konsumsi serta menjadi alat buat memperbaiki tingkat hidup atau menaikkan kesejahteraan seseorang.

a. Pendapatan sebagai asal pengeluaran konsumsi
Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seseorang masyarakat warga pertama-tama akan dipergunakan menjadi pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung. Hal ini sinkron menggunakan penerangan Budiyono ( 1992:64) bahwa berdasarkan segi fungsinya, pendapatan seorang digunakan buat pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan tabungan ( saving).

b. Peningkatan pendapatan menjadi usaha perbaikan tingkat hidup serta peningkatan kesejahteraan.
Menurut Poerwadarminta (1986:376) taraf hidup adalah tingkat kesejahteraan sedangkan kesejahteraan berarti kemakmuran dan kesenangan hidup lantaran serba cukup (mewah, tidak kekurangan).

D. Prinsip Biaya Dalam Usahatani
Prinsip-prinsip porto pada usahatani perlu diperhatikan dengan tujuan tetapkan alternatif tentang pengeluaran porto yang bagaimana dapat memberikan laba.

Prinsip-prinsip biaya tadi anara lain :
a. Prisip porto perimbangan (principle of oportuniti cost )
b. Prinsip laba komperatif ( priciple of comperatife advantage )
c. Prinsip kenaikan output yg berkurang ( principle of diminishingreturn )
d. Prinsip kombinasi usaha (principle of combining enterprises )

Dalam pengembangan usahatani secara umum tidak terlepas berdasarkan dilema biaya , sehingga seseorang petani jika ingin memperoleh keuntungan yg sinkron, maka dibutuhkan suatu perencanaan yg matang dalam pengambilan keputusan buat menentukan usahatani yang cocok dan sinkron bisnis tani.

Kartasapoerta (1988:65) menempatkan porto sebagai tempat yg krusial dalam berproduksi sehinga tersedianya sejumlah porto sahih-benar harus diperhitungkan sedemikian rupa supaya produksi bisa berlangsung dengan baik serta sahih, karena biaya sangat berkaitan erat menggunakan produksi serta selalu timbul dalam setiap kegiatan ekonomi.

Menurut Soeharjo dan Patong ( 1984:17 ) berkata bahwa biaya memiliki peranan krusial dalam pengambilan keputusan pada kegiatan usahatani. Besarnya porto usahatani yg dimuntahkan untuk memproduksi sangat dipengaruhi sang besaran biaya utama berdasarkan produksi yang didapatkan. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi porto umum serta biaya variabel. Menurut Soekartawi ( 1990 :76 ) mengemukakan bahwa porto permanen mencakup pajak serta sewa tanah, sedangkan yang temasuk biaya variabel seperti pembelian pupuk, obat- obatan dan upah tenaga kerja. Biaya produksi merupakan porto- porto yang terjadi buat mengelolah bahan standar menjadi produk jadi yg siap dijual. Contohnya merupakan porto depresiasi mesin dan ekuipmen, porto bahan standar, biaya bahan penolong, porto honor kariawan yg bekerja pada bagian-bagian, baik yang langsung juga yang nir eksklusif herbi proses produksi. Mulyadi (1993:14 )

Penggolongan porto berdasarkan hubungan porto dengan sesuatu yang didanai, porto bisa pada kelompokan porto pribadi dan biaya nir pribadi. Biaya eksklusif merupakan porto yang terjadi, yg mengakibatkan satu-satunya merupakan karena adanya satu yg didanai. Sedangkan porto nir pribadi merupakan porto yg terjadi tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Mulyadi (1993:15 )

Penggolongan porto menurut konduite pada hubunganya menggunakan perubahan volume perubahan volume aktivitas, biya bisa dikelompokan sebagai :
a. Biaya varibel yaitu porto yg jumlah totalnya berubah sebanding menggunakan volume kegiatan.
b. Biaya semi varibel, yaitu biaya yg berubah tidak sebanding menggunakan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifized, yaitu biayah permanen buat tingkat volume aktivitas tertentu serta berubah denga jumlah yg konstan dalam volume produksi eksklusif.
d. Biaya tetap,yaitu porto yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

E. Konsep Produksi
Penelitian ini berkaitan dengan konsep produksi yang menujukan besarnya tingkat produksi rumput bahari yang diperoleh petani, sang karena itu konsep produksi dijelaskan untuk menaruh definisi tentang produksi menurut para ahli ekonomi. Secara generik produksi diartikan sebagai aktivitas buat membentuk barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan insan. Jadi produksi merupakan aktivitas yang membangun atau menambahkan utility suatu barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sofyan Assauri (1993:54 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan aktivitas mencitakan atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa dengan mengunakan asal- sumber (energi kerja,mesin,bahan-bahan, dan kapital) yang ada.

Sedangkan Wasis (1992:40) mengungkapkan bahwa roduksi merupakan merubah bahan atau komponen (produksi) sebagai barang jadi. I Gusti Ngurah (1994:19 )mengemukakan bahwa produksi adalah sebagai hasil proses aktivitas ekonomi dengan manfaat sumberdaya yg tersedia serta mempunyai potensi sebagai faktor produksi.

Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi merupakan suatu proses buat memenuhi kebutuhan buat penyelengaran jasa-jasa lain yg dapat memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya produksi adalah tindakan insan. Oleh karenanya produksi merupakan tindakan manusia buat membentuk atau menambah nizlai guna barang sinkron menggunakan yang dikehendaki.

Menurut Mubyarto (1996 :25) menyatakan bahwa produksi petani merupakan hasil yg diperoleh sebagai dampak bekerjanya faktor produksi tanah, modal, energi kerja simultan. 

Dalam melakukan usahatani, seseorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu baerfikir untuk mengalokasikan input seefisien mungkin buat menghasilkan yang aporisma. Cara berfikir yg demikian adalah wajar, mengingat petani melkukan konsep bagaimana memaksimumkan laba. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian acapkali dianggap menggunakan pendekatan maksimumkan keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988:43) mengemukakan bahwa produksi merupakan output yang diperole yang berkaitan dengan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas dan kualitas hasil (output ) tadi tergantung pada keadaan input yang telah diberikan. Jadi antara input serta hasil terdapat kaitan yg jelas.

Dalam bidang pertanian istilah yg dimaksud yaitu output pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996:30) oleh karena itu faktor-faktor ekonomi yg berpengaruh terhadap produksi khususnya huma, serta modal, tingkat kesuburan, serta faktor-faktor lain yg melekat dalam faktor lahan itu sendiri.

Soekartawi serta Patong (1984: 78 ) mengemukakan bahwa pada menghitung produksi usahatani umumnya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha tani merupakan kualitas output yang digunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu.

PENGERTIAN RENTABILITAS MENURUT AHLI

Pengertian Rentabilitas Menurut Ahli
Rentabilitas suatu perusahaan menampakan perbandingan antara labadengan aktiva atau kapital yg menghasilkan laba tadi. Dengan istilah lain, rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan buat membuat keuntungan selama periode eksklusif.

Rentabilitas ekonomi merupakan cara yg tepat buat mengetahui tentang efesien tidaknya perusahaan pada menggunakan modal yg ada. Analisis Rentabilitas Ekonomi menekankan pada kemungkinan penggunaan dana. Analisis ini menyatakan bahwa dana sanggup digunakan kalau tingkat bunga dana tadi lebih mini menurut rentabilitas ekonomi yang mungkin diperoleh lantaran penggunaan hutang tersebut. Analisis rentabilitas ekonomi pula dipergunakan buat membuktikan peningkatan resiko karena penggunaan dana yang makin akbar. Untuk perusahaan, perhitungan rentabilitas ekonominya merupakan perbandingan antara dana yang dimuntahkan dan bunga dengan modal sendiri serta modal asing yang digunakan buat membuat keuntungan dan dinyatakan dalam persentase.

Rentabilitas adalah kemampuan dalam membentuk laba, baik menggunakan memakai data eksternal maupun menggunakan data internal. Dari ke 2 pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam membentuk laba selama periode eksklusif yg dinyatakan pada prosentase. Rentabilitas suatu koperasi diukur menggunakan kesuksesan koperasi dan kemampuan memakai aktiva yg produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu koperasi bisa diketahui menggunakan membandingkan antara laba yang diperoleh pada suatu periode dengan jumlah aktiva atau kapital koperasi tersebut.

Salah satu berukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan merupakan rentabilitas. Rentabilitas dari Sutrisno (2003 : 18) bahwa : “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan pada menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya.

Semua modal yg bekerja pada dalam perusahaan adalah modal sendiri dan kapital asing, sang karena itu buat mengukur besarnya rentabilitas (Sutrisno, 2003 : 5) adalah :
                                      Laba
Rentabilitas     =        ----------------  x 100persen
                                 Total Modal
Pengertian lain mengenai rentabilitas dikemukakan juga oleh Alma (2000 : 247) yang menyatakan bahwa pengertian rentabilitas mencakup dua hal yaitu :
1. Rentabilitas badan usaha ialah perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yg terdapat. Pendapatan ini merupakan pendapatan netto sehabis dikurangi pajak.

2. Rentabilitas perusahaan ialah perbandingan antara pendapatan perusahaan dengan kekayaan yg digunakan pada perusahaan. Ada 2 jenis kekayaan yang terpakai pada perusahaan, yaitu kekayaan sendiri dan kekayaan atas pinjaman.

Sedangkan pengertian Rentabilitas Ekonomi dari Husnan (2004:73) merupakan : “ Rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba berdasarkan operasi perusahaan karena hasil operasi yg diukur maka digunakan keuntungan sebelum bunga serta pajak “

Rentabilitas ekonomi dari Riyanto (2001:36), Bahwa : “ Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara keuntungan usaha menggunakan kapital sendiri serta modal asing yang dipakai buat membuat keuntungan tersebut dandinyatakan pada persentase “.

Demikian pula pandangan mengenai keuntungan merupakan sebagai output kerjasama antara modal sendiri dengan modal asing. Pandangan lain menyatakan bahwa laba adalah hasil berdasarkan modal sendiri dikurangi kapital asing. 

Pandangan yg pertama mengakibatkan pengertian rentabilitas ekonomi, atau return on investment, yaitu perbandingan antara :
1. Laba yang diperoleh pada perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga kapital asing.
2. Modal asing ditambah kapital sendiri yg terpakai pada perusahaan.

Pandangan ke 2 mengakibatkan pengertian rentabilitas kapital sendiri atau return on equity, yaitu perbandingan antara keuntungan dikurangi pajak dan bunga modal asing dengan kekayaan sendiri yang terpakai dalam perusahaan.

Perhitungan rentabilitas sering dipakai sebagai indera pengukur buat mengetahui apakah perusahaan telah efisien menggunakan modalnya. Untuk mengukur ini, maka rentabilitas perusahaan bisa dibandingkan berdasarkan ketika tahun yang kemudian serta tahun kini atau bisa jua dibandingkan dengan usaha homogen lainnya.

Menurut Riyanto (2001:36) faktor-faktor yg mempengaruhi rate of return (Rentabilitas) merupakan: 

1. Volume penjualan 
Salah satu indikator buat mengetahui kemajuan suatu perusahaan merupakan penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan menaikan volume pendapatan yang diperoleh perusahaan sehingga biaya -biaya akan tertutup pula. Hal ini mendorong perusahaan buat mengefektifkan kapital buat membuatkan usahanya. 

2. Efisiensi penggunaan porto 
Modal yang diperoleh perusahaan buat berbagi usahanya harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dengan kata lain penggunaan modal wajib dipakai buat usaha yang sempurna dengan pengeluaran yg hemat sehingga keberhasilan bisnis akan tercapai secara tidak pribadi juga akan mensugesti tingkat rentabilitas. 

3. Profit margin 
Profit margin merupakan laba yg diperbandingkan dengan penjualan. Profit margin dipakai buat mengukur taraf keuntungan yang dapat dicapai sang perusahaan berkaitan dengan penjualan perusahaan. 

4. Struktur kapital perusahaan 
Struktur modal merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan yg terutama pada hutang jangka panjang, saham preferen dan modal saham biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek.

Adapun beberapa cara untuk meningkatkan rentabilitas perusahaan antara lain seperti :
1. Menaikkan profit margin yaitu dengan jalan mengusahakan kenaikan net sales lebih besar daripada kenaikan operating expenses.
2. Menaikkan profit margin dengan mengusahakan penurunan sales menggunakan harapan hal ini disertai menggunakan turunnya operating expenses yg jauh lebih besar .
3. Menaikkan turnover of operating assets yaitu menggunakan mengusahakan kenaikan net sales yang jauh lebih akbar daripada kenaikan operating assets.
4. Menaikkan turnover of operating assets dengan menurunkan net sales menggunakan harapan operating assets bisa diturunkan lebih banyak.
5. Menaikkan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets yaitu mengusahakan kenaikan profit margin serta sekaligus turnover of operating assets.

Jenis-Jenis Rentabilitas
a. Rentabilitas Ekonomi
Menurut Riyanto (2001:36) mengemukakan bahwa : ”Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri serta modal asing yang dipergunakan buat membentuk laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase”. Sedangkan Munawir (2007:33) menyatakan bahwa ”rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara keuntungan bisnis menggunakan seluruh kapital yg dipakai (kapital asing serta modal sendiri)”.

Dalam perhitungan rentabilitas ekonomi keuntungan yg dihitung hanyalah keuntungan yg dari menurut operasi perusahaan yang biasa diklaim laba usaha. Dengan demikian maka keuntungan yang diperoleh menurut bisnis diluar perusahaan misalnya deviden, tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Rentabilitas = Profit Margin x Operating Assets Turnover Rentabilitas ekonomi dapat dihitung menggunakan memakai rumus, Munawir (2007 : 33) :
    Laba Usaha                   Penjualan Bersih                 
   -------------------      x      -------------------------   x 100 %
 PenjualanBersih               Modal Usaha


Laba Usaha
------------------    x 100%
Modal Usaha

Rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor yang menghipnotis tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi :
1. Operating profit margin, yaitu perbandingan antara laba operasi menggunakan penjualan higienis yg dinyatakan dalam persentase. Dimana meningkat profit margin maka meningkat rentabilitas ekonomi
2. Total assets turn over (perputaran total aktiva), yaitu kecepatan berputarnya aktiva bisnis dalam suatu periode eksklusif yang diperoleh menggunakan membandingkan penjualan menggunakan total aktiva. Dimana semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin tinggi rentabilitas ekonomi perusahaan.

Untuk dapat menaikkan rentabilitas ekonomis atau earning power dari suatu perusahaan, maka faktor-faktor yg mempengaruhi earning power merupakan menjadi berikut :

1. Profit margin
Profit margin merupakan perbandingan antara net operating income menggunakan sales atau penjualan bersih dan dinyatakan pada persentase.

2. Turnover operating asset (tingkat perputaran modal bisnis)
Yaitu dengan cara membandingkan antara net sales atau penjualan higienis dengan operating asset atau modal bisnis.

Dengan dasar kedua faktor di atas, maka secara matematis dapat diketahui besarnya rentabilitas ekonomis yaitu hasil kali antara profit margin dan turnover of operating assets. Jika ingin memperbesar rentabilitas hemat dengan memperbesar profit margin, ini berarti interaksi menggunakan bisnis buat meningkatkan efisiensi pada bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan buat memperbesar rentabilitas hemat menggunakan memperbessar turnover of operating assets, serta herbi kebihaksanaan investasi dana dalam aneka macam aktiva, baik aktiva lancar juga aktiva tetap.

b. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri merupakan perbandingan antara jumlah keuntungan yg tersedia bagi pemilik kapital sendiri disatu pihak dengan jumlah kapital sendiri yg membentuk laba tadi dilain pihak (Riyanto, 2001:44). Munawir (2007:33) menyatakan bahwa “rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara laba yg tersedia buat pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukan sang pemilik perusahaan tersebut”.

Dalam perhitungan rentabilitas modal sendiri hal ini yg wajib dicari ialah besarnya laba higienis serta jumlah kapital sendiri. Jadi rumusan dari rentabilitas modal sendiri ialah :
                              Laba Bersih
Rentabilitas =     ----------------------      x 100 %
                         Jumlah Modal Sendiri
Dalam penelitian ini yg dipakai adalah rentabilitas ekonomi. Dimana berdasarkan rumusan tersebut akan menghasilkan rasio dalam bentuk prosentase. Apabila rasio yg dihasilkan menurut analisis tersebut menunjukkan prosentase yang lebih akbar berdasarkan standar yg ditentukan maka bisnis dari perusahaan tersebut selama periode itu berjalan menggunakan baik. Namun kebalikannya jika angka rasio yg dihasilkan lebih mini berdasarkan standar yg sudah ditentukan maka perusahaan tersebut selama periode itu tidak dapat memanfaatkan modalnya dengan baik.

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas kapital sendiri adalah :

1. Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi bisa mensugesti rentabilitas modal sendiri, dalam hal ini dapat ditinjau dalam unsur yang herbi rentabilitas modal sendiri. Menurut Riyanto (2001:36), rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal sendiri dan modal pinjaman yg digunakan buat menghasilkan keuntungan tersebut serta dinyatakan dalam persentase. Maka, kentara rentabilitas ekonomi memiliki hubungan erat dengan rentabilitas kapital sendiri mengingat besar kecilnya laba atau laba sebagai hak para pemilik modal. 

2. Tingkat bunga kapital pinjaman
Laba yg diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas kapital sendiri adalah laba higienis, yaitu laba kotor selesainya dikurangi bunga modal pinjaman dan pajak perseroan. Semakin tinggi tingkat bunga modal pinjaman yang wajib dibayar, berarti akan memeperkecil laba yg menjadi bagian pemilik modal sendiri.

3. Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi seluruh porto, termasuk penyusutan serta bunga dari pendapatan kotornya. Semakin tinggi taraf pajak yg dipengaruhi pemerintah, maka akan memperkecil keuntungan yang menjadi hak bagi pemilik dan kebalikannya. Hal ini menyebabkan rentabilitas modal sendiri terpengaruh.

Tinjauan Empirik
Sebagai acuan dari penilitian ini dikemukakan juga penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu :

Faqih Nabhan (2001) melakukan penelitian terhadap impak leverage keuangan terhadap retur saham, pertumbuhan penjualan dan keuntungan operasi perusahaan go public yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Adapun jumlah sampel dari penelitian tersebut sebanyak 173 perusahaan dari populasi 281 perusahaan. Dalam penelitiannya Faqih Nabhan menampakan bahwa tidak ada efek yang berarti Leverage keuangan terhadap perubahan return harga saham, akan tetapi pada variabel terikat yg lain yaitu pertumbuhan penjualan, leverage keuangan berpengaruh positif signifikan. Sedangkan terhadap keuntungan operasi kembali Leverage keuangan berpengaruh negatif signifikan.

Nur Asida (2006) pula melakukan penelitian mengenai Leverage keuangan terhadap laba atas kapital sendiri (ROE) pada PT. Semen Tonasa. Penelitian tersebut memakai data laporan keuangan PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep periode 2000 – 2004. Dari penelitian ini memberitahuakn bahwa Leverage keuangan menurut perusahaan ternyata memilik pengaruh negatif terhadap keuntungan atas modal sendiri dari PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep.

Jaidin Ali (2007) melakukan penelitian mengenai leverage keuangan juga, Ali Jaidin meneliti tentang analisis Leverage Keuangan pada PT. Sepatu BATA, dalam penelitian ini Ali Jaidin memakai data laporan keuangan PT. Sepatu BATA tahun 1999 – 2000. Selanjutnya, Ali Jaidin mengemukakan bahwa setiap 1% perubahan EBIT akan mengakibatkan perubahan EPS sebesar dua,36% dengan arah yg sama.

Kerangka Pikir
PT. Panconin Cipta Perkasa adalah adalah perusahaan yg berkecimpung pada bidang jasa konstruksi, dimana dalam menjalankan kegiatan usahanya maka perusahaan perlu memperhatikan financial leverage, yakni kemampuan perusahaan dalam memakai aktiva atau dana yg memiliki beban menggunakan tujuan buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan, hal ini perlu dilakukan sang perusahaan mengingat sebagai perusahaan konstruksi maka perusahaan perlu melakukan analisis rasio leverage, karena sangat berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam membuat keuntungan atau laba, dimana rentabilitas perusahaan terdiri atas 2 bagian yakni : rentabilitas perusahaan dan rentabilitas modal sendiri, hal ini dimaksudkan supaya bisa dijadikan menjadi alat pengambilan keputusan keuangan perusahaan. Untuk detail akan disajikan kerangka pikir melalui skema berikut adalah :

Gambar Kerangka Pikir

Hipotesis
Mengacu pada masalah utama yang dikemukakan sebelumnya, sebagai jawaban ad interim yang bisa penulis simpulkan adalah : "Diduga bahwa financial leverage dan operating leverage yg diterapkan sang PT. Panconin Cipta Perkasa memiliki dampak yang positif serta signifikan terhadap rentabilitas perusahaan."

Analisis Rentabilitas
Rentabilitas perusahaan menerangkan perbandingan antara laba dengan modal dalam aktivitas perusahaan menjadi perusahaan general kontraktor. Oleh lantaran itulah buat melihat bagaimana perkembangan rentabilitas kapital selama 5 tahun terakhir maka diharapkan analisis rentabilitas.

Dalam kaitannya dengan uraian tadi di atas, maka rentabilitas kapital sendiri bisa dipengaruhi melalui perhitungan dibawah ini :

1. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi merupakan analisis yg digunakan buat mengukur efisiensi penggunaan kapital di pada perusahaan menggunakan menggunakan rumus :
               EBIT
      --------------------- x 100 %
              Total aktiva 

Berdasarkan formulasi tersebut di atas, maka besarnya rentabilitas ekonomis selama tahun 2006 s/d 2011 bisa ditinjau melalui perhitungan dibawah ini :

a. Tahun 2007
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2007 bisa ditentukan menjadi berikut :
2.763.196.380
RE  2007 = --------------------    x 100 %
13.713.133.340
               = 20,15%

b. Tahun 2008
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2008 dapat ditentukan sebagai berikut :
3.274.122.545
RE  2008 =  -----------------------  x 100  %
14.732.837.330        
               = 22,22%

c. Tahun 2009
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2009 bisa ditentukan sebagai berikut :
3.951.090.170
RE  2009 =  ----------------------    x 100 %
15.800.303.275
               =  25,01 %

d. Tahun 2010
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2010 bisa ditentukan menjadi berikut :
                       tiga.291.627.950
RE  2009   =  ---------------------   x100  %
 15.504.745.620
               =  21,23 %
e. Tahun 2011
Besarnya rentabilitas ekonomi selama tahun 2011 bisa ditentukan :
                     dua.859.763.040
RE  2010   =  ------------------     x 100  %
14.192.372.400
               =  20,15persen
2. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri yaitu suatu analisis buat mengetahui kemampuan perusahaan dengan kapital sendiri yg bekerja pada dalamnya buat menghasilkan laba dengan rumus :
                     E A T
    ---------------------------------- x 100 %
       Jumlah ModalSendiri
Adapun besarnya rentabilitas kapital sendiri selama tahun 2007 s/d tahun 2011 bisa ditinjau melalui perhitungan dibawah ini :

a. Tahun 2007
Besarnya rentabilitas kapital sendiri selama tahun 2007 dapat ditentukan sebagai berikut :
                              1.743.310.675
   RMS 2007   =   ---------------------  x 100 %
5.271.570.775
                     = 33,07 %
b. Tahun 2008
Besarnya rentabilitas kapital sendiri selama tahun 2008 bisa ditentukan menjadi berikut :
          2.146.497.715
   RMS 2008   =  --------------------   x 100 %
          5.774.619.215
                     = 37,17 %
c. Tahun 2009
Besarnya rentabilitas modal sendiri selama tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut :
                            2.609.223.730
   RMS 2009   =  --------------------      x 100persen
          6.466.871.180
                     =  40,35 %

d. Tahun 2010
Besarnya rentabilitas modal sendiri selama tahun 2010 bisa ditentukan menjadi berikut :
                           2.084.133.720
   RMS 2010    = --------------------    x 100%
 6.041.781.170
                     =  34,50persen

e. Tahun 2011
Besarnya rentabilitas modal sendiri selama tahun 2011 dapat ditentukan menjadi berikut :
                          1.685.230.380
   RMS 2011   = -------------------    x 100 %
5.753.922.080
                      =  29,29persen
Untuk lebih jelasnya dapat tersaji output perhitungan rentabilitas perusahaan buat dapat dicermati dalam tabel berikut adalah :

Tabel  PT. Panconin Cipta Perkasa pada Makassar Hasil Perhitungan Rentabilitas Perusahaan Tahun 2007-2011
Tahun
Rentabilitas Ekonomi (%)
Rentabilitas Modal Sendiri (%)
Rata-rata Rentabilitas Perusahaan (%)
2007
20,15
33,07
26,61
2008
22,22
37,17
29,70
2009
25,01
40,35
32,68
2010
21,23
34,50
27,86
2011
20,15
29,29
24,72
Sumber : Hasil olahan data, 2012

Berdasarkan tabel  yakni hasil pertumbuhan rentabilitas perusahaan yg menunjukkan bahwa untuk tahun 2007-2009 mengalami kenaikan yang disebabkan karena keuntungan operasional semakin tinggi sedangkan dalam tahun 2010 s/d 2011 mengalami penurunan yg ditimbulkan karena laba bisnis perusahaan mengalami penurunan.

Analisis Regresi dan Korelasi
Analisis regresi serta korelasi digunakan buat mengukur impak serta interaksi antara financial leverage (DFL) dan operating leverage (DOL) terhadap rentabilitas perusahaan. Namun sebelumnya akan disajikan data regresi yg dapat dicermati pada tabel  yaitu menjadi berikut :

Tabel Data Regresi Financial Leverage dan Operating Leverage dengan Rentabilitas Perusahaan Tahun 2007-2011
Tahun
Financial Leverage (DFL)
Operating Leverage (DOL)
Rentabilitas Perusahaan
Rata-rata
RE
RMS
2007
1,67
1,0
20,15
33,07
26,61
2008
1,25
1,57
22,22
37,17
29,70
2009
0,97
1,33
25,01
40,35
32,68
2010
1,21
-1,47
21,23
34,50
27,86
2011
1,46
-1,96
20,15
29,29
24,72
Sumber : Hasil olahan data, 2012

Berdasarkan tabel  yakni data regresi antara financial leverage serta operating leverage terhadap rentabilitas perusahaan yg menunjukkan financial leverage dan operating leverage menggunakan rentabilitas perusahaan dan financial leverage (DFL) meningkat buat setiap tahun namun operating leverage buat tahun 2007-2009 semakin tinggi, tetapi tahun 2010-2011 menurun. Sedangkan ditinjau menurut rentabilitas perusahaan nampak buat dua tahun terakhir (tahun 2010 serta 2011) meningkat. Oleh lantaran itulah perlu dilakukan pengujian regresi yaitu sebagai berikut :

Tabel Hasil Olahan Data Regresi Financial Leverage (DFL) serta Operating Leverage (DOL) menggunakan Rentabilitas Perusahaan
Model
Unstandardized Coefficient
Standart Coefficient
(Beta)
t hitung
Sig
B
Std Error
Constant
39,055




DFL
-8,256
1,19
-0,723
-6,942
0,020
DOL
1,015
0,19
-0,559
5,362
0,033
    R             = 0,989                                F hit = 46,585
    R square = 0,979                                Sig   = 0,021
Sumber : Data diolah, 2012


Berdasarkan tabel 4.9 yakni hasil olahan data regresi diperoleh persamaan regresi yaitu menjadi berikut :
Y = 39,055 – 8,256 X1 + 1,015 X2
Dari output tersebut diatas yg memberitahuakn bahwa pengaruh antara financial leverage dengan rentabilitas perusahaan yg memberitahuakn ada impak yg negatif dengan rentabilitas perusahaan. Dimana dengan adanya peningkatan financial leverage akan bisa menyebabkan rentabilitas perusahaan menurun sebesar 8,256%. Sedangkan ditinjau dari output uji parsial, nampak bahwa menggunakan nilai sig sebanyak 0,020 < 0,05, karena nilai sig < 0,05 berarti terdapat impak yg signifikan antara financial leverage dengan rentabilitas perusahaan. Faktor yg menyebabkan adanya kenaikan DFL (Financial Leverage) sebagai akibatnya rentabilitas perusahaan menurun, sebab menggunakan adanya kenaikan modal pinjaman akan berdampak terhadap peningkatan beban bunga yang dalam gilirannya akan mengurangi laba bersih sehabis pajak.

Kemudian dicermati dari output uji regresi antara operating leverage (DOL) menggunakan rentabilitas perusahaan nampak bahwa antara operating leverage (DOL) menggunakan rentabilitas perusahaan memiliki pengaruh yg positif. Dimana meningkat operating leverage maka rentabilitas perusahaan meningkat, sedangkan dilihat menurut output uji parsial terlihat nilai sig 0,033 < 0,05 berarti ada dampak yang signifikan antara operating leverage dengan rentabilitas perusahaan.

Selanjutnya dipandang dari nilai r yaitu sebanyak 0,989 yang ialah bahwa financial leverage serta operating leverage mempunyai hubungan yg kuat menggunakan rentabilitas perusahaan. Sedangkan nilai R2 = 0,979 yang adalah bahwa 97,9% variabel financial leverage serta operating leverage sanggup menyebutkan variasi naik atau turunnya nilai rentabilitas perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar (100 – 97,9 = 2,1%) dijelaskan oleh variabel lain pada luar model yg diteliti. Dari output uji serempak (uji F) yg dilakukan ternyata F hitung = 46,585 serta sig 0,021 yang berarti bahwa masih ada pengaruh secara bersama-sama / serempak financial leverage dan operating leverage terhadap rentabilitas perusahaan.