PENGERTIAN DAN KONSEP PETANI DAN PERTANIAN

Pengertian Dan Konsep Petani dan Pertanian
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam dalam tanah pertanian. Definisi petani berdasarkan Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam menurut huma pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan buat memperoleh kehidupan menurut aktivitas itu.

Pengertian petani yg dikemukakan tadi pada atas nir terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah aktivitas insan mengusahakan terus menggunakan maksud memperoleh hasil-hasil tumbuhan ataupun output hewan, tanpa menyebabkan kerusakan alam.

Bertolak menurut pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani serta pertanian nir dapat dipisahkan antara satu menggunakan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak dalam obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yg mempunyai tanah sendiri, bukan penyakap juga penyewa. Petani orisinil contohnya ya, saya punya lahan sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yg palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu memahami kan telah habis. Kalau telah nggak mampu bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, bila seorang yang mempunyai tanah tetapi pengelolaannya dikerjakan sang buruh tani, apakah masih bisa disebut petani asli, pak Slamet mengatakan,”ya sanggup, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yg dimiliki seorang petani, dia permanen disebut petani orisinil bila beliau mempunyai tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang bisa menguasai tanah luas, tetapi tanah yg dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, beliau tidak mampu dianggap menjadi petani orisinil, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum sanggup diklaim orang kaya. Lantaran itu, nir mengherankan apabila seorang petani ketengan tidak dapat menaikkan status sosialnya dalam struktur masyarakat desa bedasarkan dominasi tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yg dimaksud dengan petani asli adalah petani yg memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap sang buruh tani.

Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi warga desa paling nir konstruksinya mengenai sosok petani yg”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan kata”asli”pada kata”petani”menunjukkan, bahwa petani yang memiliki tanah sendiri adalah citra ideal sosok petani yg hidup dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita nir mampu mendikotomikan ”asli” serta ”palsu“, melainkan”gambaran ideal” dan ”fenomena empiri”. Ideal dalam konteks ini tidak berarti hanya hayati pada dunia pandangan baru serta asa, lantaran sanggup juga lahir menurut sebuah fenomena yang pernah terdapat. Itu adalah, persepsi tersebut lahir berdasarkan sebuah pandangan historis mengenai petani yang pernah dikenal rakyat pada ketika lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam istilah”petani” mengindikasikan bahwa secara historis apa yg diklaim petani itu adalah orang yg menggarap serta mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine merupakan orang yg memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20)

Konseptualisasi petani orisinil menerangkan, bahwa tanah merupakan bagian yang nir terpisahkan berdasarkan kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak dalam soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa indera produksi itu absolut dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak mempunyai tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani absolut serta mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita sanggup mengungkapkan bahwa konsep petani orisinil memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

Pertanian (agriculture) bukan hanya adalah aktivitas ekonomi buat membuat pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani merupakan sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian akbar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian wajib menempatkan subjek petani menjadi pelaku sektor pertanian secara utuh, nir saja petani sebagai homo economicus, melainkan jua sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan dan pola interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke pada kerangka paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-15)

Konsep pertanian tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, lantaran akan selalu terkait dengan kerangka berpikir dan nilai budaya petani lokal, yg mempunyai kebenaran generik tersendiri. Oleh karena itu pemikiran sistem agribisnis yang menurut prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan balik . Paradigma pertanian tentu saja sarat menggunakan sistem nilai, budaya, dan ideologi berdasarkan loka asalnya yang patut kita kaji kesesuaiannya buat diterapkan di negara kita. Masyarakat petani kita mempunyai seperangkat nilai, falsafah, serta pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yg perlu digali serta dianggap sebagai potensi besar pada sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi berdasarkan peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum relatif jika tanpa dilandasi pada orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti dengan kebijakan struktural pemerintah di dalam pembuatan aturan/aturan, persaingan, distribusi, produksi serta konsumsi yang melindung petani tidak akan bisa mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yg lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar model keberhasilan perusahaan McDonald pada memberi”order” kelompok petani pada Jawa Barat. Industri gula dan usaha tani tebu dan usaha tani padi kini ”sangat rendah” menggunakan jumlah serta nilai impor yg makin semakin tinggi. (Moebyarto, 1997:28)

Jika kesejahteraan petani menjadi sasaran pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa istilah pertanian sekarang tidak poly dianggap-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya sekarang lebih poly mengurus agribusiness dan tidak lagi mengurus agriculture bukan Departement of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Amerika tanpa ragu-ragu acapkali berkata bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) adalah bisnis? Jawab atas pertanyaan ini dapat ya (pada Amerika) tetapi di Indonesia mampu nir. Di Indonesia farming terdapat yg telah sebagai bisnis seperti bisnis PT QSAR pada Sukabumi yg lalu bangkrut, namun mampu tetap adalah kehidupan (livehood) atau mata pencaharian di Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa sebagai bisnis.

A. Konsep Usahatani
Kegiatan ekonomi yg bisa membentuk barang serta jasa dianggap berproduksi, begitu pula pada aktivitas usahatani yg mencakup sub sektor kegiatan ekonomi pertanian tumbuhan pangan, perkebunan tumbuhan karas, perikanan serta peternakan merupakan adalah usahatani yg membentuk produksi. Untuk lebih menjelaskan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang dikemukakan oleh Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani merupakan himpunan ssumber-sumber alam yg terdapat dalam sektor pertanian itu diharapkan buat produksi pertanian, tanah serta air, perbaikan-pemugaran yg telah dilakukan di atas tanah serta sebagainya, atau bisa dikatakan bahwa pemanfaatan tanah buat kebutuhan hidup.

Pengrtian di atas bisa dijelaskan bahwa pada mulanya usahatani bertujuan buat memenuhi kebutuhan famili petani, segala jenis tumbuhan dicoba, dibudidayakan. Segala jenis ternak dicoba, dipopulasikan, sebagai akibatnya ditemukan jenis yg cocok dengan syarat alam setempat, kemudian diubahsuaikan menggunakan prasarana yg harus disiapkan guna menunjang keberhasilan produk usahatani.

Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani merupakan bagian permukaan bumi dimana seorang petani serta keluarganya atau badan hukum lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan usahatani menjadi ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang terdapat secara afektif dan efisien buat tujuan memperoleh keuntungan yg tinggi pada saat tertentu.

Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani merupakan himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yg dilakukan buat produksi pertanian. Jadi usahatani yang sesungguhnya nir sekedar hanya terbatas pada pengambilan output, melainkan sahih-benar usaha produksi, sehingga pada sini berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja serta manajemen. Tingkat keberhasilan pada pengelolaan usahatani sangat dipengaruhi oleh keempat faktor pada atas.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil pada pada suatu aktivitas usahatani tergantung pada pengelolaannya lantaran walaupun ketiga faktor yg lain tersedia, namun nir adanya manajemen yang baik, maka penggunaan menurut faktor-faktor produksi yg lain nir akan memperoleh hasi yg optimal.

Bagi seorang petani, analisa pendapatan adalah berukuran keberhasilan berdasarkan suatu usahatani yang dikelola serta pendapatan ini digunakan buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan dapat dijadikan sebagai kapital buat memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan memiliki fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani supaya bisa melanjutkan usahanya. 

Lebih lanjut dikatakan sang Hernanto (1993:50) bahwa besarnya pendapatan petani dan usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani serta besarnya taraf pendapatan ini juga digunakan buat membandingkan keberhasilan petani yang satu menggunakan petani yg lainnya.

Soeharjo serta Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan 2 hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama jangka saat yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu: 
1. Hasil penjualan tanaman , ternak, serta output ternak
2. Produksi yg dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri

B. Konsep Pendapatan 
Pendapatan atau perolehan adalah suatu kesempatan menerima hasil dari setiap bisnis yg dilakukan, baik secara pribadi juga tidak eksklusif. Pendapatan secara eksklusif diterima oleh setiap orang yang berhubungan pribadi dengan pekerjaan, sedangkan pendapatan nir langsung adalah taraf pendapatan yang diterima melalui mediator (Bambang, S. 1994:121) 


Kriteria pendapatan yg ditetapkan pada seminar pendapan nasional serta salah satu pokok merupakan batasan tingkat pendapatan buat tingkat pendapatan buat kriteria pendapatan rendah sedang serta tinggi menjadi berikut :

1. Kriteria buat pendapatan rendah 
a. Penduduk yg pendapatan rendah yaitu Rp. 1. 000.000-Rp. 10. 000.000. Pertahun atau homogen-homogen Rp. 750. 000 perkapita perbulan.
b. Tidak memiliki pekrjaan tetap
c. Tiadak mempunyai tempat tinggal tetep (Sewa)
d. Tingkat pendidikan yg tebatas

2. Kriteria untuk pendapatan sedang
a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp. 10. 000.000-Rp. 25.000.000 Rp. 1.250. 000.000 perkapita perbulan.
b. Memiliki pekerjaan tetep
c. Memiliki tepat tinggal yang sederhana.
d. Memiliki taraf pendidikan.

3. Kriteria untuk pendapatan tinggi
a. Penduduk bependapatan tinggi yaitu Rp. 25. 000.000 Rp. 50. 000.000 atau rata-rata Rp2.083.333 perkapita perbulan.
b. Memiliki huma dan lapangan kerja.
c. Memiliki temapat tinggal tetap. 
d. Memiliki tingkat pendidikan

Menurut Boediono (1992:32) mengemukakan bahwa hasil pendapatan menurut seseorang masyarakat masyrakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor yg dimiliki kepada faktor produksi. Jadi pendapatan adalah hasil penjualan faktor produksi atau aset yang dimilikinya.

Dalam pengertian sederhana bisa di artikan sebagai kapital penerimaan produksi selesainya dikurangi menggunakan biayah. Balas jasa diterima sebagai jumlah faktor produksi yg pada hitung untuk jangka waktu tertentu. Disamping itu jumlah pendaatan memiliki fungsi buat memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan produksinya.

Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula kata pendapatan kotor (gross farm income). Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produk usahatani pada jangka saat tertentu baik yang pada jual maupun yg nir di jual.

Soekartawi, (1996:82) sang karena itu pendapatan usahatani merupakan mencangkup semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yg diterima pekerja secara pribadi sebai imbalan atas jasa dalam menuntaskan suatu pekerjaan.

C. Pentingnya Peningkatan Pendapatan
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis besar pendapatan memiliki kegunaan sebagai asal pengeluaran konsumsi serta menjadi alat buat memperbaiki tingkat hidup atau menaikkan kesejahteraan seseorang.

a. Pendapatan sebagai asal pengeluaran konsumsi
Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seseorang masyarakat warga pertama-tama akan dipergunakan menjadi pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung. Hal ini sinkron menggunakan penerangan Budiyono ( 1992:64) bahwa berdasarkan segi fungsinya, pendapatan seorang digunakan buat pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan tabungan ( saving).

b. Peningkatan pendapatan menjadi usaha perbaikan tingkat hidup serta peningkatan kesejahteraan.
Menurut Poerwadarminta (1986:376) taraf hidup adalah tingkat kesejahteraan sedangkan kesejahteraan berarti kemakmuran dan kesenangan hidup lantaran serba cukup (mewah, tidak kekurangan).

D. Prinsip Biaya Dalam Usahatani
Prinsip-prinsip porto pada usahatani perlu diperhatikan dengan tujuan tetapkan alternatif tentang pengeluaran porto yang bagaimana dapat memberikan laba.

Prinsip-prinsip biaya tadi anara lain :
a. Prisip porto perimbangan (principle of oportuniti cost )
b. Prinsip laba komperatif ( priciple of comperatife advantage )
c. Prinsip kenaikan output yg berkurang ( principle of diminishingreturn )
d. Prinsip kombinasi usaha (principle of combining enterprises )

Dalam pengembangan usahatani secara umum tidak terlepas berdasarkan dilema biaya , sehingga seseorang petani jika ingin memperoleh keuntungan yg sinkron, maka dibutuhkan suatu perencanaan yg matang dalam pengambilan keputusan buat menentukan usahatani yang cocok dan sinkron bisnis tani.

Kartasapoerta (1988:65) menempatkan porto sebagai tempat yg krusial dalam berproduksi sehinga tersedianya sejumlah porto sahih-benar harus diperhitungkan sedemikian rupa supaya produksi bisa berlangsung dengan baik serta sahih, karena biaya sangat berkaitan erat menggunakan produksi serta selalu timbul dalam setiap kegiatan ekonomi.

Menurut Soeharjo dan Patong ( 1984:17 ) berkata bahwa biaya memiliki peranan krusial dalam pengambilan keputusan pada kegiatan usahatani. Besarnya porto usahatani yg dimuntahkan untuk memproduksi sangat dipengaruhi sang besaran biaya utama berdasarkan produksi yang didapatkan. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi porto umum serta biaya variabel. Menurut Soekartawi ( 1990 :76 ) mengemukakan bahwa porto permanen mencakup pajak serta sewa tanah, sedangkan yang temasuk biaya variabel seperti pembelian pupuk, obat- obatan dan upah tenaga kerja. Biaya produksi merupakan porto- porto yang terjadi buat mengelolah bahan standar menjadi produk jadi yg siap dijual. Contohnya merupakan porto depresiasi mesin dan ekuipmen, porto bahan standar, biaya bahan penolong, porto honor kariawan yg bekerja pada bagian-bagian, baik yang langsung juga yang nir eksklusif herbi proses produksi. Mulyadi (1993:14 )

Penggolongan porto berdasarkan hubungan porto dengan sesuatu yang didanai, porto bisa pada kelompokan porto pribadi dan biaya nir pribadi. Biaya eksklusif merupakan porto yang terjadi, yg mengakibatkan satu-satunya merupakan karena adanya satu yg didanai. Sedangkan porto nir pribadi merupakan porto yg terjadi tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Mulyadi (1993:15 )

Penggolongan porto menurut konduite pada hubunganya menggunakan perubahan volume perubahan volume aktivitas, biya bisa dikelompokan sebagai :
a. Biaya varibel yaitu porto yg jumlah totalnya berubah sebanding menggunakan volume kegiatan.
b. Biaya semi varibel, yaitu biaya yg berubah tidak sebanding menggunakan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifized, yaitu biayah permanen buat tingkat volume aktivitas tertentu serta berubah denga jumlah yg konstan dalam volume produksi eksklusif.
d. Biaya tetap,yaitu porto yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

E. Konsep Produksi
Penelitian ini berkaitan dengan konsep produksi yang menujukan besarnya tingkat produksi rumput bahari yang diperoleh petani, sang karena itu konsep produksi dijelaskan untuk menaruh definisi tentang produksi menurut para ahli ekonomi. Secara generik produksi diartikan sebagai aktivitas buat membentuk barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan insan. Jadi produksi merupakan aktivitas yang membangun atau menambahkan utility suatu barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sofyan Assauri (1993:54 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan aktivitas mencitakan atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa dengan mengunakan asal- sumber (energi kerja,mesin,bahan-bahan, dan kapital) yang ada.

Sedangkan Wasis (1992:40) mengungkapkan bahwa roduksi merupakan merubah bahan atau komponen (produksi) sebagai barang jadi. I Gusti Ngurah (1994:19 )mengemukakan bahwa produksi adalah sebagai hasil proses aktivitas ekonomi dengan manfaat sumberdaya yg tersedia serta mempunyai potensi sebagai faktor produksi.

Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi merupakan suatu proses buat memenuhi kebutuhan buat penyelengaran jasa-jasa lain yg dapat memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya produksi adalah tindakan insan. Oleh karenanya produksi merupakan tindakan manusia buat membentuk atau menambah nizlai guna barang sinkron menggunakan yang dikehendaki.

Menurut Mubyarto (1996 :25) menyatakan bahwa produksi petani merupakan hasil yg diperoleh sebagai dampak bekerjanya faktor produksi tanah, modal, energi kerja simultan. 

Dalam melakukan usahatani, seseorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu baerfikir untuk mengalokasikan input seefisien mungkin buat menghasilkan yang aporisma. Cara berfikir yg demikian adalah wajar, mengingat petani melkukan konsep bagaimana memaksimumkan laba. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian acapkali dianggap menggunakan pendekatan maksimumkan keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988:43) mengemukakan bahwa produksi merupakan output yang diperole yang berkaitan dengan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas dan kualitas hasil (output ) tadi tergantung pada keadaan input yang telah diberikan. Jadi antara input serta hasil terdapat kaitan yg jelas.

Dalam bidang pertanian istilah yg dimaksud yaitu output pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996:30) oleh karena itu faktor-faktor ekonomi yg berpengaruh terhadap produksi khususnya huma, serta modal, tingkat kesuburan, serta faktor-faktor lain yg melekat dalam faktor lahan itu sendiri.

Soekartawi serta Patong (1984: 78 ) mengemukakan bahwa pada menghitung produksi usahatani umumnya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha tani merupakan kualitas output yang digunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu.

JENISJENIS TEH DAN CARA PENGOLAHANNYA

Jenis-Jenis Teh Dan Cara Pengolahannya
1. Karakteristik Daun Teh
Tanaman teh berupa pohon, lantaran pemangkasan kerapkali misalnya perdu, tinggi lima-10 meter. Daun muda berambut halus, beredar, tunggal, helaian daun elliptis memanjang menggunakan ujung runcing, tepinya bergerigi, duduk daun secara berselang-seling, tunas tumbuh menurut ketiak daun tua. Besarnya daun berkisar antara dua,5 cm – 25 cm, tergantung pada varietasnya. Daun tua bertekstur seperti kulit, bagian atas atasnya berkilap, serta berwarna hijau kelam. 

2.komposisi kimia daun teh segar (Arifin, 1994 serta Setyamidjaja, 2000)
Komposisi senyawa kimia daun teh terdiri atas 4 gerombolan akbar, yaitu :

2.1. Substansi Fenol
2.1.1 Tanin Katekin
Tanin katekin adalah senyawa yang nir berwarna, dan bisa menentukan sifat produk teh misalnya rasa, warna serta aroma. Tanin dalam daun teh merupakan turunan berdasarkan asam galat. Kebanyakan turunan galat dianggap tanin karena bisa menyamak kulit (tanin berasal menurut istilah tanning=menyamak). Sedangkan tanin dalam daun teh, nir bersifat menyamak kulit. Tanin katekin dalam daun teh meruapakan senyawa yang sangat kompleks, tersusun menjadi senyawa-senyawa katekin, epikatekin keliru, epigalokatekin, epigalokatekin keliru, dan galokatekin. Menurut Bruneton (1999) tanin dalam daun teh adalah tanin kondensasi atau tanin katekin. 

Kandungan katekin berkisar 20-30% berdasarkan seluruh berat kemarau daun. Diantara keenam katekin tadi epigalotekindan galatnya adalah bahan terbanyak (Kustamiyati, 1975; Hara, 1991).

Selama proses pelayuan kandungan katekin akan berkurang tiga%. Kemudian pada ketika penggulungan daun susut lagi, serta dalam oksidasi enzimatis kadar katekin susut kurang lebih 20% - 23%, dan saat pengeringan kadarnya susut lagi sebesar 5% (Adisewojo, 1982).

Menurut Pearson (1970) serta Bambang (1995) dalam output penelitiaanya tentang analisis kandungan katekin dalam produk teh yaitu : teh hitam mengandung katekin homogen-homogen 7,99%. Sedangkan teh hijau mengandung katekin rata-rata 17,68% serta teh wangi mengandung katekin rata-rata 15,13% (Gunawijaya, 1991; Bambang, 1995). 

2.1.dua. Flavanol 
Flavanol hampir serupa menggunakan katekin namun tidak sinkron dalam tingkatan oxidasi dari inti difenilpropan primernya. Flavanol dalam teh meliputi kaemferol, kuersetin, serta mirisetin. 

2.2 Substansi bukan Fenol
2.dua.1 Karbohidrat
Daun teh mengandung karbohidrat meliputi sukrosa, glukosa dan fruktosa. Keseluruhan karbodhidrat yang terkandung pada teh adalah 0,75% dari berat kering daun. Peranan karbohidrat pada pengolahan teh hitam yaitu dapat berekasi menggunakan asam-aam amino serta tanin. Pada suhu tinggi akan membangun aldehid tak jenuh dan menyebabkan aroma semacam bunga, buah, madu, dan sebagainya. 

2.dua.dua. Substansi pektin
Substansi pektin terutama terdiri atas pektin dan asam pektat, besarnya bervariasi yaitu 4,9% - 7,6% berdasarkan berat kemarau daun. Pektin akan terurai sebagai asam pektat dan metil alkohol oleh enzim pektin metil esterase. Metil alkohol ini akan menguap ke udara, tetapi sebagian yang pulang akn berubah menjadi ester-ester serta asam organik. Asam pektat dalam suasana asam akan menciptakan gel. Gel ini berfungsi buat mempertahankan bentuk gulungan daun. 

2.dua.tiga Alkaloid
Sifat penyegar teh dari dari bahan alkaloid yang menyusunnya. Terdapat tiga%-4% berdasarkan berat kering daun. Alkaloid primer pada daun the adalah kafein, theobromin, serta theofolin. Kafein nir mengalami peribahan selama pengolahan teh hitam. Kafein galat satu bahan yang menentukan kualitas. 

2.2.4 Protein dan asam-asam amino
Daun teh mengandung protein yang sangat besar peranannya pada pembentukan aroma pada teh terutama pada teh hitam. Perubahan primer selama pelayuan merupakan pembongkaran protein sebagai asam-asam amino. Asam amino bersama karbohdirat serta katekin akan menciptakan senyawa aromatis. Asam amino yang poly berpengaruh merupakan alanin, fenil alanin, valin, leusin, serta isoleusin. Seluruh protein dan asam amino bebas, berkisar antara 1,4% - lima% berdasarkan berat kering daun. 

2.dua.5 Klorofil serta zat warna yg lain.
Zat rona dalam daun sekitar 0,01% dari berat kemarau daun. Selama proses oksidasi katekin, klorofil akan terurai sebagai feofitin yang berwarna hitam. Karotenoid (zat warna jingga) pada daun teh akan teroksidasi sebagai substansi gampang menguap yang terdiri menurut aldehid dan keton tidak jauh. 

2.dua.6 Asam organik
Selama pengolahan teh, asam organik akan berekasi menggunakan metil alkohol menciptakan ester.

2.dua.7 Substansi resin
Kandungan resin sebesar 3% dari berat kemarau daun.

2.2.8 Vitamin-vitamin
Daun teh mengandung beberapa vitamin diantaranya : vitamin C, K, A, B1, B2, asam nikotinat serta asam pantotenat.

2.dua.9 Substansi mineral
Kandungan mineral dalam daun tgeh kira-kira 4% - lima% dari berat kemarau daun. Beberapa unsur mineral yaitu fosfat (mengatur pH selama oksidasi), magnesium (adalah komponen berdasarkan klorofil), serta tembaga (adalah deretan prostetik berdasarkan polifenol oksidase).

2.2.10 Substansi aromatis
Aroma berasal dari glikosida yang terurai sebagai gula sederhana, senywa beraroma, protein, minyak essensial, dan adanya oksidasi karotenoid.

2.dua.10 Enzim-enzim
Enzim daun teh antara lain merupakan invertase, amilase, glukosidase, oksimetilase, protease, dan peroksidase. Selain itu terdapat enzim polifenol oksidase yg berperan krusial pada proses pengolahan teh. 

Menurut Dekker (1995) komposisi senyawa kimia yg menyusun daun teh segar yaitu : polifenol, asam amino, kafein, nukleotida, posfat ester, karbohidrat, lipid, asam organik, klorofil, karotenoid, saponin, dan mineral. 

2.3 Produk Teh (teh hasil olahan)
Produk teh pada Indonesia, umumnya diperoleh menurut hasil pengolahan daun teh jenis Camellia sinensis L. Varietas Assam. Varietas Assam lebih banyak kandungan katekin (polifenol) daripada flora teh jenis sinensis, yang banyak dikonsumsi pada China serta Jepang. Pengolahan daun teh dimaksudkan buat mengubah komposisi kimia daun teh segar secara terkendali, sebagai akibatnya menjadi output olahan yang dapat memunculkan sifat-sifat yg dikehendaki pada air seduhannya misalnya warna, rasa, dan aroma yang baik serta disukai oleh masyarakat. Jenis produk teh yang dihasilkan antara lain : teh hitam, teh hijau, dan teh wangi (Bambang, 1995). 

Teh menjadi bahan minuman, dibentuk dari daun pucuk muda yang telah mengalami proses pengolahan eksklusif. Manfaat yg didapatkan minuman teh adalah memberikan rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan, serta terbukti tidak meniumbulkan impak negatif. Khasiat yg dimiliki sang minuman teh berasal berdasarkan kandungan bahan kimia yang masih ada pada daun teh (Setyamidjaja, 2000). 

Menurut Arifin, dkk. (1994) serta Setyamidjaja (2000) bahwa produk teh dibagi tiga jenis menurut proses pengolahannya yaitu : 

1. Teh Hitam
Teh hitam dilakukan beberapa termin pengolahan yaitu : 

a. Penyediaan pucuk daun segar
Mutu teh hitam sebagian ditentukan sang bahan bakunya, yaitu daun segar hasil petikan. Pucuk yg bermutu merupakan daun muda yg utuh, segar serta berwarna kehijauan.

b. Pelayuan
Pelayuan bertujuan buat mengurangi kandungan air serta melemaskan daun agar mudah tergulung. Setelah daun layu lalu daun digulung untuk membuka sel-sel daun sehingga tercipta syarat yang baik bagi rendezvous enzim oksidase serta polifenolnya.

Pada proses pelayuan, terjadi peningkatan enzim, penguraian protein, serta peningkatan kandungan kafein, sebagai akibatnya membentuk bau yg sedap. Pada proses penggulungan, terjadi oksidasi yg memungkinkan terjadinya rona cokelat dan bau khusus.

Kegiatan pelayuan meliputi : 
  • Pembeberan pucuk pada dalam palung, lalu dialirkan udara segar untuk menghilangkan panas dan air pada daun. 
  • Pengaturan udara, yaitu suhu nir lebih 280C, kelembaban lebih kurang 60%-75%.
  • Lama pelayuan antara 14 – 18 jam
c. Penggulungan
Penggulungan akan menciptakan daun memar dan dinding sel rusak, sehingga cairan sel keluar dipermukaan daun dengan merata, dan pada ketika itu telah mulai terjadi oksidasi enzimatis. Penggulungan dilakukan pada alat penggulung yang disebut Open Top Roller (OTR). Lama penggulungan 30-40 mnt. 

d. Penggilingan
Penggilingan bertujuan buat menghasilkan partikel yang lebih kecil sesuai kebutuhan konsumen. Lama penggilingan antara 25 – 40 mnt. 

e. Fermentasi (Oksidasi enzimatis)
Fermentasi atau oksidasi enzimatis merupakan proses oksidasi senyawa polifenol menggunakan donasi enzim polifenol oxidase. Agar oksidasi berlangsung menggunakan baik, diadakan pengaturan menjadi berikut : suhu ruanan fermentasi yang optimum 26,70C, serbuk teh disimpan pada bak aluminium, kelembabab nisbi di atas 90%, dan lama fermentasi 80-90 menit. Selama proses fermentasi dihasilkan substansi theaflavin dan theabrubigin. Substansi tadi akan memilih sifat rona, rasa dan aroma pada air seduhannya. 

f. Pengeringan 
Pengeringan bertujuan buat menghentikan proses oksidasi enzimatis sehingga zat-zat pendukung kualitas mencapai keadaan optimal. Pengeringan bisa mengurangi kadar air dalam teh serbuk, sebagai akibatnya teh tahan usang pada penyimpanan. 

Proses pengeringan dilaksanakan dalam mesin pengering. Suhu pada mesin pengering berkisar antara 820C – 990C.

g. Sortasi
Sortasi merupakan aktivitas memisah-misahkan teh serbuk kemarau sebagai jenis-jenis tertentu sesuai yang dikehendaki. 

2. Teh Hijau
Teh hijau diolah tanpa melangsungkan terjadinya oksidasi enzimatis. Beberapa tahapan pengolahan teh hijau yaitu : 

a. Pelayuan 
Pelayuan dalam pengolahan teh hijau bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase serta menurunkan kandungan air dalam pucuk daun, agar pucuk menjadi lentur serta mudah tergulung. Pelayuan dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan ke pada indera pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu 800C – 1000C. Persentase layu lebih kurang 60% dengan tingkat kerataan layuan yg baik. 

b. Penggulungan 
Penggulungan dalam teh hijau tidak bertujuan buat mempertemukan enzim menggunakan polifenol seperti pada pengolahan teh hitam, namun bertujuan buat mengeluarkan cairan sel ke bagian atas daun sebagai akibatnya lebih cepat terekstraksi pada waktu penyeduhan air panas. Lama penggulungan berkisar antara 15 – 17 mnt. 

c. Pengeringan
Pengeringan dalam pengolahan teh hijau bertujuan buat menurunkan kadar air berdasarkan pucuk yang digulung hingga tiga%-4%, memekatkan cairan sel yg melekat pada permukaan daun sampai berbentuk misalnya perekat, dan memperbaiki bentuk rol pada teh jadi. Mesin pengering menggunakan suhu 1300C – 1350C. Lama pengeringan 25 menit. 

d. Sortasi kering
Sortasi kering bertujuan buat memisahkan, memurnikan, serta membangun atau mengelompokkan jenis mutu the hijau menggunakan bentuk berukuran yg khusus sinkron menggunakan baku teh hijau. 

3. Teh Wangi
Teh wangi adalah hasil olahan lebih lanjut dari teh hijau. Menurut Kustamiyati (1975), the wangi dibentuk dari the hijau yg dicampur menggunakan bahan pewangi, sehingga seduahnnya mempunyai wangi tertentu sinkron dengan bahan pewangi pencmpurannya. Pada umumnya, bahan pewangi yang biasa dipakai yaitu : bunga melati (Jasminum sambac), bunga melati gambir (Jasminum officinale var. Grandiflorum), atau bungan culan (Aglaia odorata). 

3. Pengaruh Teh Terhadap Tubuh
Daun teh dapat dimanfaatkan menjadi tonik (obat penguat), ekspektoran, penenang, memperlancar pencernaan serta anti disentri, serta perangsang otak serta jantung (Perry & Metzger, 1980).

Teh juga memberikan imbas dalam tubuh insan, antara lain memperlancar perncernaan, dan mengatur temperatur tubuh (Perry & Metzger, 1980). Hal ini diduga lantaran kandungan tanin yang mencapai 25% (Graham, 1984). Struktur kimianya 

PENGERTIAN DAN KONSEP PETANI DAN PERTANIAN

Pengertian Dan Konsep Petani serta Pertanian
Petani adalah orang yg pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani merupakan orang yang melakukan cocok tanam berdasarkan huma pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan buat memperoleh kehidupan berdasarkan kegiatan itu.

Pengertian petani yg dikemukakan tadi pada atas tidak terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian merupakan aktivitas manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-output tumbuhan ataupun output fauna, tanpa menyebabkan kerusakan alam.

Bertolak berdasarkan pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa antara petani dan pertanian nir dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani orisinil adalah petani yg memiliki tanah sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Petani orisinil contohnya ya, saya punya huma sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yang palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu memahami kan sudah habis. Kalau sudah nggak mampu bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, jika seorang yang memiliki tanah namun pengelolaannya dikerjakan sang buruh tani, apakah masih bisa diklaim petani asli, pak Slamet mengungkapkan,”ya mampu, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yang dimiliki seseorang petani, beliau permanen disebut petani asli bila dia memiliki tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang bisa menguasai tanah luas, namun tanah yg dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, dia tidak mampu dianggap menjadi petani asli, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, beliau belum sanggup dianggap orang kaya. Lantaran itu, tidak mengherankan jika seseorang petani ketengan tidak dapat meningkatkan status sosialnya dalam struktur rakyat desa bedasarkan penguasaan tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan petani asli adalah petani yg mempunyai tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas menurut apakah tanahnya itu digarap sendiri secara pribadi maupun digarap sang buruh tani.

Istilah petani asli bisa ditafsirkan menjadi konstruksi rakyat desa paling tidak konstruksinya mengenai sosok petani yg”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan istilah”orisinil”pada istilah”petani”menerangkan, bahwa petani yg memiliki tanah sendiri merupakan citra ideal sosok petani yang hidup pada konstruksi persepsi rakyat. Di sini kita nir mampu mendikotomikan ”orisinil” serta ”palsu“, melainkan”citra ideal” serta ”fenomena empiri”. Ideal pada konteks ini tidak berarti hanya hidup pada dunia pandangan baru dan harapan, karena mampu pula lahir dari sebuah fenomena yang pernah ada. Itu adalah, persepsi tersebut lahir menurut sebuah pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal warga pada waktu lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam kata”petani” mengindikasikan bahwa secara historis apa yg diklaim petani itu merupakan orang yang menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine merupakan orang yang mempunyai serta menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20)

Konseptualisasi petani asli memberitahuakn, bahwa tanah adalah bagian yg nir terpisahkan berdasarkan kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak dalam soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa indera produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak mempunyai tanah sendiri tidak dipercaya sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan serta menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita sanggup berkata bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan kegiatan ekonomi buat membuat pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani adalah sebuah cara hayati (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, nir saja petani menjadi homo economicus, melainkan pula sebagai homo socius serta homo religius. Konsekuensi pandangan ini merupakan dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan serta pola interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka kerangka berpikir pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-15)

Konsep pertanian nir akan menjadi suatu kebenaran umum, lantaran akan selalu terkait dengan kerangka berpikir serta nilai budaya petani lokal, yang mempunyai kebenaran umum tersendiri. Oleh karenanya pemikiran sistem agribisnis yang dari prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan kembali. Paradigma pertanian tentu saja sarat menggunakan sistem nilai, budaya, dan ideologi dari loka asalnya yg patut kita kaji kesesuaiannya untuk diterapkan pada negara kita. Masyarakat petani kita mempunyai seperangkat nilai, falsafah, dan pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yang perlu digali serta dianggap menjadi potensi besar di sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi dari peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum relatif apabila tanpa dilandasi dalam orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti menggunakan kebijakan struktural pemerintah di pada pembuatan aturan/aturan, persaingan, distribusi, produksi serta konsumsi yang melindung petani nir akan sanggup mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yang lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar contoh keberhasilan perusahaan McDonald dalam memberi”order” gerombolan petani di Jawa Barat. Industri gula dan bisnis tani tebu dan bisnis tani padi sekarang”sangat rendah” dengan jumlah serta nilai impor yg makin semakin tinggi. (Moebyarto, 1997:28)

Jika kesejahteraan petani sebagai target pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa kata pertanian sekarang nir poly dianggap-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya sekarang lebih poly mengurus agribusiness dan nir lagi mengurus agriculture bukan Departement of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Amerika tanpa ragu-ragu acapkali menyampaikan bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) merupakan usaha? Jawab atas pertanyaan ini bisa ya (pada Amerika) tetapi di Indonesia bisa tidak. Di Indonesia farming ada yang telah menjadi usaha misalnya bisnis PT QSAR pada Sukabumi yg kemudian bangkrut, tetapi sanggup permanen adalah kehidupan (livehood) atau mata pencaharian pada Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa sebagai bisnis.

A. Konsep Usahatani
Kegiatan ekonomi yg dapat membentuk barang dan jasa diklaim berproduksi, begitu pula dalam kegiatan usahatani yg meliputi sub sektor kegiatan ekonomi pertanian tumbuhan pangan, perkebunan tumbuhan karas, perikanan serta peternakan merupakan merupakan usahatani yg membentuk produksi. Untuk lebih menyebutkan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang dikemukakan sang Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani adalah himpunan ssumber-asal alam yang terdapat dalam sektor pertanian itu diperlukan buat produksi pertanian, tanah serta air, pemugaran-perbaikan yg telah dilakukan pada atas tanah dan sebagainya, atau bisa dikatakan bahwa pemanfaatan tanah buat kebutuhan hidup.

Pengrtian pada atas bisa dijelaskan bahwa pada mulanya usahatani bertujuan buat memenuhi kebutuhan famili petani, segala jenis tumbuhan dicoba, dibudidayakan. Segala jenis ternak dicoba, dipopulasikan, sebagai akibatnya ditemukan jenis yg cocok dengan kondisi alam setempat, kemudian diubahsuaikan dengan prasarana yang harus disiapkan guna menunjang keberhasilan produk usahatani.

Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani merupakan bagian permukaan bumi dimana seorang petani serta keluarganya atau badan aturan lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan usahatani menjadi ilmu yang memeriksa bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang terdapat secara afektif dan efisien buat tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada ketika tertentu.

Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani adalah himpunan asal-asal alam yang terdapat pada tempat itu yg dilakukan buat produksi pertanian. Jadi usahatani yang sesungguhnya nir sekedar hanya terbatas dalam pengambilan hasil, melainkan sahih-sahih bisnis produksi, sebagai akibatnya pada sini berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja serta manajemen. Tingkat keberhasilan pada pengelolaan usahatani sangat ditentukan oleh keempat faktor pada atas.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil pada pada suatu kegiatan usahatani tergantung dalam pengelolaannya karena walaupun ketiga faktor yg lain tersedia, namun tidak adanya manajemen yg baik, maka penggunaan berdasarkan faktor-faktor produksi yg lain tidak akan memperoleh hasi yg optimal.

Bagi seseorang petani, analisa pendapatan adalah ukuran keberhasilan menurut suatu usahatani yg dikelola dan pendapatan ini dipakai buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan bisa dijadikan sebagai kapital buat memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan memiliki fungsi yg sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani agar bisa melanjutkan usahanya. 

Lebih lanjut dikatakan sang Hernanto (1993:50) bahwa besarnya pendapatan petani serta usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani serta besarnya tingkat pendapatan ini jua dipakai buat membandingkan keberhasilan petani yg satu menggunakan petani yg lainnya.

Soeharjo dan Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan dua hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan serta keadaan pengeluaran selama jangka ketika yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu: 
1. Hasil penjualan tumbuhan, ternak, serta hasil ternak
2. Produksi yg dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri

B. Konsep Pendapatan 
Pendapatan atau perolehan adalah suatu kesempatan mendapatkan output menurut setiap usaha yang dilakukan, baik secara pribadi maupun tidak langsung. Pendapatan secara langsung diterima sang setiap orang yg berafiliasi pribadi menggunakan pekerjaan, sedangkan pendapatan tidak eksklusif merupakan tingkat pendapatan yg diterima melalui mediator (Bambang, S. 1994:121) 


Kriteria pendapatan yg ditetapkan dalam seminar pendapan nasional serta keliru satu pokok merupakan batasan tingkat pendapatan buat tingkat pendapatan buat kriteria pendapatan rendah sedang serta tinggi sebagai berikut :

1. Kriteria buat pendapatan rendah 
a. Penduduk yg pendapatan rendah yaitu Rp. 1. 000.000-Rp. 10. 000.000. Pertahun atau rata-homogen Rp. 750. 000 perkapita perbulan.
b. Tidak memiliki pekrjaan tetap
c. Tiadak mempunyai loka tinggal tetep (Sewa)
d. Tingkat pendidikan yang tebatas

2. Kriteria buat pendapatan sedang
a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp. 10. 000.000-Rp. 25.000.000 Rp. 1.250. 000.000 perkapita perbulan.
b. Memiliki pekerjaan tetep
c. Memiliki tepat tinggal yg sederhana.
d. Memiliki taraf pendidikan.

3. Kriteria buat pendapatan tinggi
a. Penduduk bependapatan tinggi yaitu Rp. 25. 000.000 Rp. 50. 000.000 atau rata-rata Rp2.083.333 perkapita perbulan.
b. Memiliki huma serta lapangan kerja.
c. Memiliki temapat tinggal tetap. 
d. Memiliki tingkat pendidikan

Menurut Boediono (1992:32) mengemukakan bahwa output pendapatan dari seseorang rakyat masyrakat merupakan output penjualan berdasarkan faktor-faktor yang dimiliki kepada faktor produksi. Jadi pendapatan merupakan hasil penjualan faktor produksi atau aset yang dimilikinya.

Dalam pengertian sederhana bisa di artikan sebagai modal penerimaan produksi selesainya dikurangi dengan biayah. Balas jasa diterima menjadi jumlah faktor produksi yg pada hitung buat jangka waktu tertentu. Disamping itu jumlah pendaatan memiliki fungsi untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani agar bisa melanjutkan produksinya.

Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula kata pendapatan kotor (gross farm income). Pendapatan kotor usahatani adalah nilai produk usahatani dalam jangka saat tertentu baik yang pada jual juga yg tidak di jual.

Soekartawi, (1996:82) sang karena itu pendapatan usahatani merupakan mencangkup semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yang diterima pekerja secara pribadi sebai imbalan atas jasa pada menyelesaikan suatu pekerjaan.

C. Pentingnya Peningkatan Pendapatan
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis akbar pendapatan memiliki kegunaan menjadi asal pengeluaran konsumsi serta menjadi indera untuk memperbaiki taraf hidup atau meningkatkan kesejahteraan seorang.

a. Pendapatan menjadi asal pengeluaran konsumsi
Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seorang masyarakat warga pertama-tama akan digunakan sebagai pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung. Hal ini sesuai menggunakan penjelasan Budiyono ( 1992:64) bahwa berdasarkan segi kegunaannya, pendapatan seorang digunakan buat pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya merupakan adalah tabungan ( saving).

b. Peningkatan pendapatan menjadi usaha perbaikan taraf hidup dan peningkatan kesejahteraan.
Menurut Poerwadarminta (1986:376) tingkat hidup merupakan tingkat kesejahteraan sedangkan kesejahteraan berarti kemakmuran serta kesenangan hayati lantaran serba relatif (mewah, tidak kekurangan).

D. Prinsip Biaya Dalam Usahatani
Prinsip-prinsip biaya pada usahatani perlu diperhatikan menggunakan tujuan memutuskan cara lain tentang pengeluaran porto yang bagaimana dapat memberikan laba.

Prinsip-prinsip biaya tersebut anara lain :
a. Prisip porto perimbangan (principle of oportuniti cost )
b. Prinsip keuntungan komperatif ( priciple of comperatife advantage )
c. Prinsip kenaikan hasil yg berkurang ( principle of diminishingreturn )
d. Prinsip kombinasi bisnis (principle of combining enterprises )

Dalam pengembangan usahatani secara umum nir terlepas berdasarkan masalah porto, sebagai akibatnya seorang petani bila ingin memperoleh laba yang sesuai, maka diharapkan suatu perencanaan yg matang dalam pengambilan keputusan buat memilih usahatani yang cocok dan sinkron bisnis tani.

Kartasapoerta (1988:65) menempatkan porto menjadi tempat yg penting pada berproduksi sehinga tersedianya sejumlah biaya benar-sahih harus diperhitungkan sedemikian rupa supaya produksi dapat berlangsung menggunakan baik serta sahih, lantaran porto sangat berkaitan erat menggunakan produksi dan selalu timbul dalam setiap kegiatan ekonomi.

Menurut Soeharjo dan Patong ( 1984:17 ) mengungkapkan bahwa biaya memiliki peranan krusial dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani. Besarnya biaya usahatani yang dimuntahkan buat menghasilkan sangat dipengaruhi sang besaran porto utama menurut produksi yg didapatkan. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya generik dan porto variabel. Menurut Soekartawi ( 1990 :76 ) mengemukakan bahwa porto tetap meliputi pajak dan sewa tanah, sedangkan yang temasuk porto variabel misalnya pembelian pupuk, obat- obatan serta upah energi kerja. Biaya produksi adalah porto- biaya yang terjadi buat mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yg siap dijual. Contohnya adalah porto depresiasi mesin dan ekuipmen, porto bahan baku, porto bahan penolong, biaya gaji kariawan yg bekerja pada bagian-bagian, baik yg eksklusif juga yang tidak eksklusif berhubungan dengan proses produksi. Mulyadi (1993:14 )

Penggolongan biaya menurut hubungan porto dengan sesuatu yang didanai, porto bisa pada kelompokan porto pribadi dan biaya tidak eksklusif. Biaya pribadi adalah porto yang terjadi, yg menyebabkan satu-satunya merupakan karena adanya satu yg dibiayai. Sedangkan porto nir pribadi merupakan biaya yg terjadi tidak hanya di sebabkan sang sesuatu yang dibiayai. Mulyadi (1993:15 )

Penggolongan biaya dari konduite pada hubunganya menggunakan perubahan volume perubahan volume kegiatan, biya dapat dikelompokan menjadi :
a. Biaya varibel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan volume aktivitas.
b. Biaya semi varibel, yaitu porto yang berubah tidak sebanding menggunakan perubahan volume aktivitas.
c. Biaya semifized, yaitu biayah permanen buat tingkat volume aktivitas tertentu serta berubah denga jumlah yg kontinu pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap,yaitu biaya yg jumlah totalnya permanen dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

E. Konsep Produksi
Penelitian ini berkaitan menggunakan konsep produksi yg menujukan besarnya tingkat produksi rumput laut yg diperoleh petani, sang karenanya konsep produksi dijelaskan buat memberikan definisi tentang produksi berdasarkan para ahli ekonomi. Secara generik produksi diartikan sebagai aktivitas untuk membentuk barang serta jasa buat memenuhi kebutuhan insan. Jadi produksi adalah kegiatan yang membangun atau menambahkan utility suatu barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan insan.

Sofyan Assauri (1993:54 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan aktivitas mencitakan atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa dengan mengunakan asal- asal (energi kerja,mesin,bahan-bahan, serta modal) yg terdapat.

Sedangkan Wasis (1992:40) menyebutkan bahwa roduksi merupakan merubah bahan atau komponen (produksi) sebagai barang jadi. I Gusti Ngurah (1994:19 )mengemukakan bahwa produksi merupakan menjadi output proses aktivitas ekonomi dengan manfaat sumberdaya yg tersedia serta memiliki potensi menjadi faktor produksi.

Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi adalah suatu proses buat memenuhi kebutuhan buat penyelengaran jasa-jasa lain yg dapat memenuhi kebutuhan insan. Oleh karena itu produksi adalah tindakan manusia. Oleh karenanya produksi merupakan tindakan manusia buat menciptakan atau menambah nizlai guna barang sinkron menggunakan yang dikehendaki.

Menurut Mubyarto (1996 :25) menyatakan bahwa produksi petani adalah output yang diperoleh menjadi akibat bekerjanya faktor produksi tanah, kapital, energi kerja simultan. 

Dalam melakukan usahatani, seorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu baerfikir buat mengalokasikan input seefisien mungkin buat memproduksi yg maksimal . Cara berfikir yg demikian merupakan wajar, mengingat petani melkukan konsep bagaimana memaksimumkan laba. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian acapkali disebut dengan pendekatan maksimumkan keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988:43) mengemukakan bahwa produksi adalah hasil yang diperole yang berkaitan menggunakan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas serta kualitas hasil (hasil ) tersebut tergantung dalam keadaan input yg sudah diberikan. Jadi antara input dan hasil masih ada kaitan yang kentara.

Dalam bidang pertanian istilah yg dimaksud yaitu hasil pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996:30) sang karena itu faktor-faktor ekonomi yg berpengaruh terhadap produksi khususnya huma, serta kapital, tingkat kesuburan, serta faktor-faktor lain yg melekat pada faktor lahan itu sendiri.

Soekartawi dan Patong (1984: 78 ) mengemukakan bahwa pada menghitung produksi usahatani umumnya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha tani merupakan kualitas output yg dipergunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu.

JENISJENIS TEH DAN CARA PENGOLAHANNYA

Jenis-Jenis Teh Dan Cara Pengolahannya
1. Karakteristik Daun Teh
Tanaman teh berupa pohon, lantaran pemangkasan kerapkali misalnya perdu, tinggi 5-10 meter. Daun belia berambut halus, tersebar, tunggal, helaian daun elliptis memanjang menggunakan ujung runcing, tepinya bergerigi, duduk daun secara berselang-seling, tunas tumbuh berdasarkan ketiak daun tua. Besarnya daun berkisar antara dua,lima centimeter – 25 cm, tergantung pada varietasnya. Daun tua bertekstur seperti kulit, bagian atas atasnya berkilap, serta berwarna hijau kelam. 

2.komposisi kimia daun teh segar (Arifin, 1994 dan Setyamidjaja, 2000)
Komposisi senyawa kimia daun teh terdiri atas 4 grup besar , yaitu :

2.1. Substansi Fenol
2.1.1 Tanin Katekin
Tanin katekin adalah senyawa yg tidak berwarna, serta bisa menentukan sifat produk teh seperti rasa, warna dan aroma. Tanin dalam daun teh adalah turunan menurut asam keliru. Kebanyakan turunan galat disebut tanin karena bisa menyamak kulit (tanin dari menurut kata tanning=menyamak). Sedangkan tanin pada daun teh, nir bersifat menyamak kulit. Tanin katekin pada daun teh meruapakan senyawa yang sangat kompleks, tersusun sebagai senyawa-senyawa katekin, epikatekin galat, epigalokatekin, epigalokatekin galat, dan galokatekin. Menurut Bruneton (1999) tanin dalam daun teh adalah tanin kondensasi atau tanin katekin. 

Kandungan katekin berkisar 20-30% dari seluruh berat kering daun. Diantara keenam katekin tersebut epigalotekindan galatnya adalah bahan terbanyak (Kustamiyati, 1975; Hara, 1991).

Selama proses pelayuan kandungan katekin akan berkurang tiga%. Kemudian dalam ketika penggulungan daun susut lagi, serta dalam oksidasi enzimatis kadar katekin susut kurang lebih 20% - 23%, serta saat pengeringan kadarnya susut lagi sebanyak lima% (Adisewojo, 1982).

Menurut Pearson (1970) dan Bambang (1995) dalam output penelitiaanya tentang analisis kandungan katekin dalam produk teh yaitu : teh hitam mengandung katekin homogen-rata 7,99%. Sedangkan teh hijau mengandung katekin rata-rata 17,68% dan teh wangi mengandung katekin rata-rata 15,13% (Gunawijaya, 1991; Bambang, 1995). 

2.1.2. Flavanol 
Flavanol hampir serupa dengan katekin namun tidak sama dalam tingkatan oxidasi menurut inti difenilpropan primernya. Flavanol pada teh meliputi kaemferol, kuersetin, dan mirisetin. 

2.2 Substansi bukan Fenol
2.dua.1 Karbohidrat
Daun teh mengandung karbohidrat meliputi sukrosa, glukosa serta fruktosa. Keseluruhan karbodhidrat yg terkandung dalam teh adalah 0,75% dari berat kemarau daun. Peranan karbohidrat dalam pengolahan teh hitam yaitu dapat berekasi menggunakan asam-aam amino dan tanin. Pada suhu tinggi akan membangun aldehid tidak jenuh serta mengakibatkan aroma semacam bunga, buah, madu, serta sebagainya. 

2.2.dua. Substansi pektin
Substansi pektin terutama terdiri atas pektin dan asam pektat, besarnya bervariasi yaitu 4,9% - 7,6% dari berat kemarau daun. Pektin akan terurai menjadi asam pektat dan metil alkohol oleh enzim pektin metil esterase. Metil alkohol ini akan menguap ke udara, tetapi sebagian yang balik akn berubah sebagai ester-ester dan asam organik. Asam pektat pada suasana asam akan menciptakan gel. Gel ini berfungsi buat mempertahankan bentuk gulungan daun. 

2.dua.tiga Alkaloid
Sifat penyegar teh dari berdasarkan bahan alkaloid yang menyusunnya. Terdapat 3%-4% menurut berat kering daun. Alkaloid utama dalam daun the adalah kafein, theobromin, dan theofolin. Kafein nir mengalami peribahan selama pengolahan teh hitam. Kafein keliru satu bahan yang menentukan kualitas. 

2.dua.4 Protein dan asam-asam amino
Daun teh mengandung protein yang sangat besar peranannya dalam pembentukan aroma pada teh terutama pada teh hitam. Perubahan primer selama pelayuan adalah pembongkaran protein sebagai asam-asam amino. Asam amino beserta karbohdirat dan katekin akan membentuk senyawa aromatis. Asam amino yg poly berpengaruh merupakan alanin, fenil alanin, valin, leusin, serta isoleusin. Seluruh protein serta asam amino bebas, berkisar antara 1,4% - lima% berdasarkan berat kemarau daun. 

2.2.5 Klorofil dan zat rona yang lain.
Zat rona pada daun kurang lebih 0,01% dari berat kering daun. Selama proses oksidasi katekin, klorofil akan terurai sebagai feofitin yang berwarna hitam. Karotenoid (zat rona jingga) pada daun teh akan teroksidasi menjadi substansi mudah menguap yg terdiri dari aldehid dan keton tak jauh. 

2.dua.6 Asam organik
Selama pengolahan teh, asam organik akan berekasi menggunakan metil alkohol membangun ester.

2.2.7 Substansi resin
Kandungan resin sebanyak tiga% berdasarkan berat kemarau daun.

2.2.8 Vitamin-vitamin
Daun teh mengandung beberapa vitamin antara lain : vitamin C, K, A, B1, B2, asam nikotinat serta asam pantotenat.

2.2.9 Substansi mineral
Kandungan mineral pada daun tgeh kira-kira 4% - lima% dari berat kemarau daun. Beberapa unsur mineral yaitu fosfat (mengatur pH selama oksidasi), magnesium (merupakan komponen berdasarkan klorofil), dan tembaga (merupakan gugusan prostetik berdasarkan polifenol oksidase).

2.dua.10 Substansi aromatis
Aroma asal dari glikosida yang terurai menjadi gula sederhana, senywa beraroma, protein, minyak essensial, dan adanya oksidasi karotenoid.

2.dua.10 Enzim-enzim
Enzim daun teh diantaranya adalah invertase, amilase, glukosidase, oksimetilase, protease, serta peroksidase. Selain itu terdapat enzim polifenol oksidase yg berperan krusial pada proses pengolahan teh. 

Menurut Dekker (1995) komposisi senyawa kimia yg menyusun daun teh segar yaitu : polifenol, asam amino, kafein, nukleotida, posfat ester, karbohidrat, lipid, asam organik, klorofil, karotenoid, saponin, serta mineral. 

2.3 Produk Teh (teh hasil olahan)
Produk teh di Indonesia, umumnya diperoleh dari output pengolahan daun teh jenis Camellia sinensis L. Varietas Assam. Varietas Assam lebih banyak kandungan katekin (polifenol) daripada tanaman teh jenis sinensis, yang banyak dikonsumsi di China serta Jepang. Pengolahan daun teh dimaksudkan buat mengubah komposisi kimia daun teh segar secara terkendali, sehingga sebagai output olahan yg dapat memunculkan sifat-sifat yg dikehendaki pada air seduhannya seperti warna, rasa, dan aroma yang baik dan disukai oleh masyarakat. Jenis produk teh yang dihasilkan antara lain : teh hitam, teh hijau, dan teh wangi (Bambang, 1995). 

Teh menjadi bahan minuman, dibentuk menurut daun pucuk muda yang telah mengalami proses pengolahan eksklusif. Manfaat yg dihasilkan minuman teh merupakan menaruh rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan, serta terbukti tidak meniumbulkan impak negatif. Khasiat yg dimiliki sang minuman teh berasal berdasarkan kandungan bahan kimia yg terdapat pada daun teh (Setyamidjaja, 2000). 

Menurut Arifin, dkk. (1994) dan Setyamidjaja (2000) bahwa produk teh dibagi tiga jenis menurut proses pengolahannya yaitu : 

1. Teh Hitam
Teh hitam dilakukan beberapa tahap pengolahan yaitu : 

a. Penyediaan pucuk daun segar
Mutu teh hitam sebagian ditentukan sang bahan bakunya, yaitu daun segar hasil petikan. Pucuk yg bermutu merupakan daun belia yg utuh, segar dan berwarna kehijauan.

b. Pelayuan
Pelayuan bertujuan buat mengurangi kandungan air dan melemaskan daun agar mudah tergulung. Setelah daun layu kemudian daun digulung buat membuka sel-sel daun sehingga tercipta kondisi yg baik bagi pertemuan enzim oksidase dan polifenolnya.

Pada proses pelayuan, terjadi peningkatan enzim, penguraian protein, serta peningkatan kandungan kafein, sebagai akibatnya membuat bau yg sedap. Pada proses penggulungan, terjadi oksidasi yg memungkinkan terjadinya rona cokelat serta bau spesifik.

Kegiatan pelayuan meliputi : 
  • Pembeberan pucuk di dalam palung, lalu dialirkan udara segar buat menghilangkan panas serta air dalam daun. 
  • Pengaturan udara, yaitu suhu tidak lebih 280C, kelembaban lebih kurang 60%-75%.
  • Lama pelayuan antara 14 – 18 jam
c. Penggulungan
Penggulungan akan membuat daun memar serta dinding sel rusak, sebagai akibatnya cairan sel keluar dipermukaan daun menggunakan merata, serta dalam saat itu telah mulai terjadi oksidasi enzimatis. Penggulungan dilakukan pada indera penggulung yg dianggap Open Top Roller (OTR). Lama penggulungan 30-40 menit. 

d. Penggilingan
Penggilingan bertujuan buat membuat partikel yg lebih mini sinkron kebutuhan konsumen. Lama penggilingan antara 25 – 40 mnt. 

e. Fermentasi (Oksidasi enzimatis)
Fermentasi atau oksidasi enzimatis merupakan proses oksidasi senyawa polifenol dengan bantuan enzim polifenol oxidase. Agar oksidasi berlangsung dengan baik, diadakan pengaturan sebagai berikut : suhu ruanan fermentasi yang optimum 26,70C, serbuk teh disimpan dalam bak aluminium, kelembabab nisbi pada atas 90%, dan lama fermentasi 80-90 mnt. Selama proses fermentasi didapatkan substansi theaflavin serta theabrubigin. Substansi tersebut akan menentukan sifat rona, rasa serta aroma dalam air seduhannya. 

f. Pengeringan 
Pengeringan bertujuan buat menghentikan proses oksidasi enzimatis sebagai akibatnya zat-zat pendukung kualitas mencapai keadaan optimal. Pengeringan dapat mengurangi kadar air dalam teh serbuk, sebagai akibatnya teh tahan usang dalam penyimpanan. 

Proses pengeringan dilaksanakan dalam mesin pengering. Suhu pada mesin pengering berkisar antara 820C – 990C.

g. Sortasi
Sortasi merupakan aktivitas memisah-misahkan teh bubuk kemarau sebagai jenis-jenis eksklusif sesuai yg dikehendaki. 

2. Teh Hijau
Teh hijau diolah tanpa melangsungkan terjadinya oksidasi enzimatis. Beberapa tahapan pengolahan teh hijau yaitu : 

a. Pelayuan 
Pelayuan dalam pengolahan teh hijau bertujuan buat menginaktifkan enzim polifenol oksidase serta menurunkan kandungan air pada pucuk daun, agar pucuk sebagai lentur dan gampang tergulung. Pelayuan dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan ke pada indera pelayuan Rotary Panner pada keadaan panas menggunakan suhu 800C – 1000C. Persentase layu sekitar 60% dengan tingkat kerataan layuan yang baik. 

b. Penggulungan 
Penggulungan dalam teh hijau tidak bertujuan untuk mempertemukan enzim dengan polifenol seperti dalam pengolahan teh hitam, namun bertujuan buat mengeluarkan cairan sel ke permukaan daun sehingga lebih cepat terekstraksi pada ketika penyeduhan air panas. Lama penggulungan berkisar antara 15 – 17 mnt. 

c. Pengeringan
Pengeringan dalam pengolahan teh hijau bertujuan buat menurunkan kadar air menurut pucuk yang digulung hingga 3%-4%, memekatkan cairan sel yang menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, serta memperbaiki bentuk rol pada teh jadi. Mesin pengering dengan suhu 1300C – 1350C. Lama pengeringan 25 mnt. 

d. Sortasi kering
Sortasi kemarau bertujuan buat memisahkan, memurnikan, serta membentuk atau mengelompokkan jenis mutu the hijau menggunakan bentuk berukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau. 

3. Teh Wangi
Teh wangi adalah hasil olahan lebih lanjut dari teh hijau. Menurut Kustamiyati (1975), the wangi dibentuk dari the hijau yg dicampur menggunakan bahan pewangi, sehingga seduahnnya mempunyai wangi tertentu sinkron dengan bahan pewangi pencmpurannya. Pada umumnya, bahan pewangi yg biasa dipakai yaitu : bunga melati (Jasminum sambac), bunga melati gambir (Jasminum officinale var. Grandiflorum), atau bungan culan (Aglaia odorata). 

3. Pengaruh Teh Terhadap Tubuh
Daun teh bisa dimanfaatkan menjadi tonik (obat penguat), ekspektoran, penenang, memperlancar pencernaan serta anti disentri, serta perangsang otak serta jantung (Perry & Metzger, 1980).

Teh jua menaruh impak pada tubuh manusia, diantaranya memperlancar perncernaan, dan mengatur temperatur tubuh (Perry & Metzger, 1980). Hal ini diduga karena kandungan tanin yg mencapai 25% (Graham, 1984). Struktur kimianya