PENGERTIAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN

Pengertian Pemasaran serta Manajemen Pemasaran 
Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli sudah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan lantaran mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat tentang definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu:
  • Pemasaran adalah sistem holistik menurut aktivitas usaha yg ditujukan buat merencanakan, memilih harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pada pembeli yg terdapat juga pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut pada atas terlihat bahwa pemasaran meliputi usaha perusahaan yang dimulai diantaranya menggunakan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yg bermutu.
  • Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli sudah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan lantaran mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat tentang definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). 
Dari definisi tadi di atas terlihat bahwa pemasaran meliputi bisnis perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran memilih keberhasilan perusahaan. Untuk itu aktivitas pemasaran wajib dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran dari Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, penerapan serta pengendalian terhadap acara yg dirancang buat membangun, membangun, serta mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan pasar target dengan maksud buat mencapai tujuan organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi di atas, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yg meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan supervisi terhadap aktivitas yg dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan serta asa pasar, dan mendorong proses pertukaran secara paripurna serta menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.konsep Pemasaran Pemasaran adalah faktor krusial bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan sebagai faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep pemasaran bisa didefinisikan sebagai berikut: Konsep pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis yg menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hayati perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan definisi tersebut, dapat diambil makna bahwa semua kegiatan pada perusahaan wajib ditujukan kepada pemuas kebutuhan debitur, sebagai akibatnya dapat diperoleh laba maksimum pada jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta pada bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada 3 faktor yg mendasari konsep pemasaran, yaitu: 
1.seluruh perencanaan dan aktivitas perusahaan harus berorientasi dalam debitur atau pasar. 
2.volume penjualan yang menguntungkan wajib menjadi tujuan perusahaan.
3.seluruh aktivitas perusahaan dalam pemasaran harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.berdasarkan hal tersebut, maka konsep pemasaran ini memiliki interaksi yg erat dengan perkembangan manajemen pemasaran. Sejak terjadinya revolusi industri, manajemen pemasaran sudah mengalami beberapa tahap perkembangan, yaitu:

1.tahap Orientasi Produksi
Pada termin ini perusahaan mempunyai perkara utama bagaimana caranya untuk mempertinggi produksi, faktor layanan yang baik menggunakan harga yang layak supaya bisa diperoleh laba yg besar . Konsep yg dianut sang perusahaan yang berada pada termin ini adalah konsep produk, yang menyatakan bahwa produk yg dijual dengan harga yang layak, dan dibutuhkan sedikit bisnis pemasaran agar tercapai penjualan yg memuaskan.

2.tahap Orientasi Penjualan
Setelah masalah produksi teratasi jumlah produk menjadi berlimpah. Oleh karena pangsa pasarnya terbatas, maka muncul pertarungan bagaimana supaya bisa menjual produk-produk yg telah dihasilkan. Perusahaan yg berada pada tahap ini menganut sebuah konsep yaitu konsep penjualan, yang menyatakan bahwa debitur nir akan bersedia membeli suatu produk dalam jumlah yang cukup poly tanpa didorong menggunakan bisnis-usaha kenaikan pangkat yg kuat. Perusahaan yang mengaplikasikan konsep ini lebih mementingkan penjualan dari pada kepuasan debitur. Cara misalnya ini dalam hakekatnya justru merugikan perusahaan sendiri, sebab pembeli merasa tertipu dan kecewa sehingga nir akan mengulang pembeliannya. 

3.tahap Orientasi Pemasaran
Dengan adanya berbagai perubahan rakyat yg cepat, kemajuan teknologi yg semakin maju serta rasa jenuh debitur, maka orientasi penjualan nir bisa lagi menaruh pemecahan atau jawaban secara holistik terhadap usaha-usaha buat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan wajib lebih mementingkan kebutuhan serta asa debitur. Perusahaan yang demikian ini menganut orientasi pemasaran, yang menyatakan bahwa kunci buat mencapai tujuan perusahaan terdiri berdasarkan penentuan kebutuhan serta harapan debitur serta anugerah kepuasaan yg diinginkan secara lebih efektif dan efisien berdasarkan yang dilakukan sang pesaing. Jadi konsep pemasaran adalah suatu orientasi dalam debitur yang didukung oleh pemasaran yg terpadu dan ditujukan untu mecapai kepuasan yang semakin meningkat menjadi kunci tercapainya tujuan perusahaan.

4.orientasi Manusia serta Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yg berupaya memberikan kepuasan kepada debitur dan kemakmuran rakyat pada jangka panjang menganut konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan harus membuat kepuasan debitur serta kesejahteraan warga pada jangka panjang menjadi kunci buat mencapai tujuan perusahaan yg poly herbi masalah penciptaan dan pencapaian faktor hidup yg lebih baik, maka konsep ini ditinjau menjadi konsep pemasaran yg baru.perkembangan masyarakat serta teknlogi sudah mengakibatkan perkembangan konsep pemasaran. Sekarang ini perusahaan dituntut buat bisa menanggapi cara-cara atau kebiasaan masyarakat. Perusahaan tidak hanya berorientasi dalam debitur saja, tetapi jua harus berorientasi pada warga . Dengan konsep pemasaran sosial (Social Market Concept), perusahaan berusaha menaruh kepuasan debitur serta kesejahteraan warga buat jangka panjang.artikel from: //mm.unsoed.net/index.php

PENGERTIAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN

Pengertian Pemasaran serta Manajemen Pemasaran 
Pengertian pemasaran menurut pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya tidak selaras meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran antara lain dikemukakan sang (William J. Stanton,1994) yaitu:
  • Pemasaran merupakan sistem holistik dari kegiatan bisnis yg ditujukan buat merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang serta jasa yg dapat memuaskan kebutuhan pada pembeli yang terdapat maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tadi di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yg dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu.
  • Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran menurut pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya tidak selaras meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran antara lain dikemukakan sang (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). 
Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran meliputi usaha perusahaan yg dimulai diantaranya menggunakan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yg perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran memilih keberhasilan perusahaan. Untuk itu aktivitas pemasaran harus dikoordinasikan serta dikelola dengan cara yg baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran merupakan analisis perencanaan, penerapan serta pengendalian terhadap program yg dirancang buat membentuk, menciptakan, serta mempertahankan pertukaran serta hubungan yg menguntungkan pasar target menggunakan maksud buat mencapai tujuan organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi pada atas, manajemen pemasaran dirumuskan menjadi suatu proses manajemen yg meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan pada memenuhi kebutuhan dan hasrat pasar, dan mendorong proses pertukaran secara sempurna dan menguntungkan pihak-pihak yg terlibat.konsep Pemasaran Pemasaran merupakan faktor krusial bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan menjadi faktor krusial yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep pemasaran dapat didefinisikan menjadi berikut: Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah usaha yg menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur adalah kondisi ekonomis serta sosial bagi kelangsungan hayati perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan definisi tersebut, bisa diambil makna bahwa semua kegiatan pada perusahaan harus ditujukan pada pemuas kebutuhan debitur, sehingga bisa diperoleh keuntungan maksimum pada jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta pada bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada 3 faktor yang mendasari konsep pemasaran, yaitu: 
1.seluruh perencanaan serta aktivitas perusahaan wajib berorientasi dalam debitur atau pasar. 
2.volume penjualan yang menguntungkan wajib menjadi tujuan perusahaan.
3.seluruh kegiatan perusahaan pada pemasaran wajib dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.berdasarkan hal tersebut, maka konsep pemasaran ini memiliki hubungan yang erat menggunakan perkembangan manajemen pemasaran. Sejak terjadinya revolusi industri, manajemen pemasaran sudah mengalami beberapa tahap perkembangan, yaitu:

1.tahap Orientasi Produksi
Pada tahap ini perusahaan memiliki perkara utama bagaimana caranya buat mempertinggi produksi, faktor layanan yg baik menggunakan harga yang layak agar bisa diperoleh keuntungan yg akbar. Konsep yg dianut sang perusahaan yang berada pada tahap ini adalah konsep produk, yang menyatakan bahwa produk yang dijual dengan harga yang layak, serta diharapkan sedikit bisnis pemasaran supaya tercapai penjualan yang memuaskan.

2.tahap Orientasi Penjualan
Setelah masalah produksi teratasi jumlah produk sebagai berlimpah. Oleh lantaran pangsa pasarnya terbatas, maka muncul perseteruan bagaimana supaya dapat menjual produk-produk yg telah didapatkan. Perusahaan yg berada pada tahap ini menganut sebuah konsep yaitu konsep penjualan, yang menyatakan bahwa debitur nir akan bersedia membeli suatu produk dalam jumlah yg cukup banyak tanpa didorong menggunakan usaha-bisnis kenaikan pangkat yang bertenaga. Perusahaan yang mengaplikasikan konsep ini lebih mementingkan penjualan berdasarkan pada kepuasan debitur. Cara misalnya ini dalam hakekatnya justru merugikan perusahaan sendiri, karena pembeli merasa tertipu serta kecewa sehingga tidak akan mengulang pembeliannya. 

3.tahap Orientasi Pemasaran
Dengan adanya aneka macam perubahan rakyat yang cepat, kemajuan teknologi yang semakin maju serta rasa jenuh debitur, maka orientasi penjualan tidak dapat lagi memberikan pemecahan atau jawaban secara keseluruhan terhadap bisnis-usaha buat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan wajib lebih mementingkan kebutuhan serta keinginan debitur. Perusahaan yg demikian ini menganut orientasi pemasaran, yg menyatakan bahwa kunci buat mencapai tujuan perusahaan terdiri berdasarkan penentuan kebutuhan dan impian debitur dan anugerah kepuasaan yang diinginkan secara lebih efektif serta efisien berdasarkan yang dilakukan sang pesaing. Jadi konsep pemasaran merupakan suatu orientasi dalam debitur yang didukung sang pemasaran yg terpadu dan ditujukan untu mecapai kepuasan yang semakin semakin tinggi menjadi kunci tercapainya tujuan perusahaan.

4.orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang berupaya memberikan kepuasan pada debitur serta kemakmuran masyarakat pada jangka panjang menganut konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan harus membentuk kepuasan debitur serta kesejahteraan warga pada jangka panjang sebagai kunci buat mencapai tujuan perusahaan yg banyak herbi kasus penciptaan serta pencapaian faktor hidup yang lebih baik, maka konsep ini dilihat sebagai konsep pemasaran yang baru.perkembangan warga dan teknlogi telah mengakibatkan perkembangan konsep pemasaran. Sekarang ini perusahaan dituntut buat dapat menanggapi cara-cara atau norma warga . Perusahaan tidak hanya berorientasi pada debitur saja, namun pula harus berorientasi kepada rakyat. Dengan konsep pemasaran sosial (Social Market Concept), perusahaan berusaha memberikan kepuasan debitur dan kesejahteraan masyarakat buat jangka panjang.artikel from: //mm.unsoed.net/index.php

PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN MENURUT AHLI

Pengertian Dan Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Ahli
Manajemen keuangan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) serta bagaimana memakai dana tadi (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan menggunakan penentuan jumlah aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana buat membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan memperolehnya berdasarkan dalam maupun luar perusahaan. Sumber menurut luar perusahaan berasal menurut pasal modal, mampu berbentuk hutang atau modal sendiri.

Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Bambang Riyanto (2001:4) manajemen keuangan bisa diartikan menjadi keseluruhan kegiatan yang bersangkutan dengan usaha buat menerima serta menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut.

James C. Van Horne dan John M. Wachowichz (2005:3) mendefinisikan manajemen keuangan sebagai manajemen yang berkaitan menggunakan perolehan, pendanaan dan manajemen aktiva menggunakan beberapa tujuan generik menjadi latar belakang.

Mengacu pada pengertian pada atas, manajemen keuangan merupakan indera buat mencapai tujuan secara efisien serta efektif. Efisiensi dan efektifitas yang terbentuk pada suatu perusahaan tentunya akan menaruh nilai tambah bagi perusahaan tadi.

Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggungjawab manajer keuangan. Tugas utama manajemen keuangan diantaranya meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan aktivitas bisnis dan pembagian deviden suatu perusahaan, menggunakan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan buat memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2001:10) masih ada tiga fungsi primer dalam manajemen keuangan diantaranya yaitu:

Keputusan Investasi (investment Decision) 
Keputusan investasi adalah keputusan terhadap aktiva apa yg pada kelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini meurpakan keputusan paling penting diantara ketiga fungsi keputusan lainnya. Hal ini Karena keputusan investasi akan berpengaruh secara eksklusif terhadap besarnya rentabilitas investasi serta genre kas perusahaan buat ketika-saat berikutnya. Dengan demikian keputusan investasi ini akan memilih holistik jumlah aktiva yg terdapat dalam perusahaan, komposisi berdasarkan aktiva-aktiva tersebut bersama taraf risiko perusahaannya.

Keputusan pemenuhan kebutuhan dana 
Keputusan mengenai kebutuhan dana bersangkutan menggunakan penentuan sumber dana yang akan digunakan, penentuan pertimbangan pembelanjaan yang terbaik atau penentuan struktur modal yg optimal. Apakah perusahaan akan menggunakan sumber ekstern yang berasal dari utang atau emisi obligasi atau menggunakan cara emisi saham baru, merupakan aspek utama berdasarkan jenis keputusan mengenai kebutuhan kebutuhan pemenuhan dana.

Keputusan Dividen 
Keputusan mengenai dividen bersangkutan menggunakan penentuan persentase berdasarkan laba netto yang akan dibayarkan menjadi “cash dividend”, penentuan “stock dividend” pembelian pulang saham. Keputusan mengenai dividen ini sangat erat kaitannya menggunakan keputusan pemenuhan kebutuhan dana.

PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN MENURUT AHLI

Pengertian Dan Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Ahli
Manajemen keuangan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tadi (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva serta pemilihan sumber-sumber dana buat membelanjai aktiva tadi. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan memperolehnya menurut pada juga luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal menurut pasal kapital, bisa berbentuk hutang atau kapital sendiri.

Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Bambang Riyanto (2001:4) manajemen keuangan bisa diartikan sebagai keseluruhan aktivitas yg bersangkutan menggunakan usaha buat mendapatkan dan memakai atau mengalokasikan dana tadi.

James C. Van Horne serta John M. Wachowichz (2005:tiga) mendefinisikan manajemen keuangan menjadi manajemen yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan serta manajemen aktiva dengan beberapa tujuan generik sebagai latar belakang.

Mengacu dalam pengertian di atas, manajemen keuangan adalah alat buat mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Efisiensi serta efektifitas yang terbentuk dalam suatu perusahaan tentunya akan menaruh nilai tambah bagi perusahaan tersebut.

Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan bisa didefinisikan dari tugas serta tanggungjawab manajer keuangan. Tugas utama manajemen keuangan diantaranya mencakup keputusan tentang investasi, pembiayaan aktivitas usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, menggunakan demikian tugas manajer keuangan merupakan merencanakan buat memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2001:10) masih ada 3 fungsi primer dalam manajemen keuangan antara lain yaitu:

Keputusan Investasi (investment Decision) 
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang pada kelola sang perusahaan. Keputusan investasi ini meurpakan keputusan paling krusial diantara ketiga fungsi keputusan lainnya. Hal ini Lantaran keputusan investasi akan berpengaruh secara pribadi terhadap besarnya rentabilitas investasi serta genre kas perusahaan buat saat-ketika berikutnya. Dengan demikian keputusan investasi ini akan memilih holistik jumlah aktiva yg ada dalam perusahaan, komposisi menurut aktiva-aktiva tadi beserta tingkat risiko perusahaannya.

Keputusan pemenuhan kebutuhan dana 
Keputusan tentang kebutuhan dana bersangkutan menggunakan penentuan sumber dana yg akan digunakan, penentuan pertimbangan pembelanjaan yg terbaik atau penentuan struktur kapital yang optimal. Apakah perusahaan akan menggunakan sumber ekstern yg asal dari utang atau emisi obligasi atau dengan cara emisi saham baru, adalah aspek primer dari jenis keputusan tentang kebutuhan kebutuhan pemenuhan dana.

Keputusan Dividen 
Keputusan mengenai dividen bersangkutan menggunakan penentuan persentase berdasarkan laba netto yang akan dibayarkan menjadi “cash dividend”, penentuan “stock dividend” pembelian kembali saham. Keputusan tentang dividen ini sangat erat kaitannya dengan keputusan pemenuhan kebutuhan dana.

MANAJEMEN PEMASARAN KONSEP DAN STRATEGI

Manajemen Pemasaran Konsep Dan Strategi 
Pengertian Manajemen Strategis
Definisi manajemen strategi dari David (2006 : 6) adalah sebagai seni serta ilmu buat memformulasikan, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi bisa mencapai tujuannya. Seperti tersirat pada definisi, manajemen strategis berfokus dalam mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian serta pengembangan, serta sistem keterangan computer buat mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya Pearce serta Robinson (2008 : lima) mendefinisikan Manajemen strategis menjadi satu set keputusan dan tindakan yg membentuk formulasi dan impelementasi planning yg dirancang buat meraih tujuan suatu perusahaan/organisasi.

Perencanaan adalah tindakan awal dalam aktifitas manajerial setiap organisasi. Perencanaan strategis merupakan instrumen kepemimpinan serta suatu proses. Sebagai suatu proses, beliau memilih apa yang dikehendaki suatu organisasi dimasa depan dan bagaimana usaha mencapainya. Seperti yang ditegaskan sang Steiss yg disadur sang Salusu (2006 : 500) bahwa perencanaan strategis sebagai komponen menurut manajemen strategis bertugas untuk memperjelas tujuan serta sasaran, memilih banyak sekali kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh dan mengalokasikan sumber daya dan membangun suatu panduan pada menerjemahkan kebijaksanaan organiasi.

Manfaat Manajemen Strategis
Perencanaan menjadi salah satu fungsi menurut manajemen yang pertama mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan perencanaan yg rupawan, sebuah organisasi akan memiliki arah dan langkah yg kentara.

Dengan menggunakan manajemen strategis sebagai suatu kerangka kerja untuk menyelsesaikan setiap perkara strategis di pada organisasi, maka para pemimpin organisasi diajak buat berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik. Ada beberapa manfaat yg diperoleh organisasi jika menerapkan manajemen strategis, yaitu :
1) Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju
2) Membantu organisasi mengikuti keadaan pada perubahan-perubahan yg terjadi
3) Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4) Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi pada lingkungan yang semkin beresiko
5) Aktifitas pembuatan taktik akan menaikkan kemampuan organisasi buat mencegah keluarnya perkara dimasa mendatang
6) Keterlibatan karyawan/anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka dalam tahap pelaksanaannya
7) Aktifitas tumpang tindih akan dikurangi
8) Keengganan buat berubah dari karyawan/anggota organisasi akan dapat dikurangi

Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Porter yang dikutip oleh Umar (2005) Lingkungan eksternal dibagi kedalam 2 katagori yaitu lingkungan makro serta lingkungan industri. Penjelasan ke 2 katagori eksternal yakni menjadi berikut :

1) Lingkungan Makro
Elemen-elemen yang terdapat pada lingkungan ini memberikan dampak yg nir langsung pada perusahaan. Elemen-elemen yg perlu diperhatikan adalah menjadi berikut :

a) Elemen Perekonomian
Perekonomian berkaitan dengan bagaimana orang atau bangsa menghasilkan, mendistribusikan, dan mengonsumsi berbagai barang serta jasa. Perusahaan perlu memperhatikan sejauh mana perekonomian bisa menghipnotis perusahaan/organisasi berdasarkan segi upah tenaga kerja, inflasi, perpajakan, pengangguran, serta harga barang yg dikelola.

b) Elemen Politik serta Legal
Situasi politik, perpolitikan, serta perkara sah sangat terkait menggunakan keberlangsungan perusahaan buat jangka panjang. Situasi perpolitikan yang kondusif menaruh ketenangan bagi para organisasi/pelaku bisnis.

c) Elemen Sosial-Budaya
Kondisi sosial yang dimaksud merupakan misalnya syarat demografi, perilaku, gaya hayati, tata cara istiadat, serta norma dari orang-orang eksternal perusahaan. Begitupula dari kondisi budaya seperti ekologis, demografis, religious, pendidikan dan etnis.

d) Elemen Lingkungan Teknologi
Ilmu serta pengetahuan manusia terus berkembang dari waktu ke saat. Ini menciptakan teknologi juga berkembang pesat. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-inovasi yg baru saja, namun jua meliputi cara-cara pelaksanaanya atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, merupakan teknologi menaruh suatu citra yang luas mencakup mendesain, membentuk, dan mendistribusikan.

2) Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih menunjuk dalam aspek persaingan pada-mana usaha perusahaan berada. 

a) Ancaman Pelaku Bisnis Baru
Masuknya perusahaan menjadi pendatang baru akan menyebabkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada.

b) Ancaman Produk Substitusi
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri eksklusif akan bersaing pula menggunakan produk pengganti.

c) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Pembeli ini umumnya mampu memaksa perusahaan buat menurunkan harga atau menuntut mempertinggi kualitas produk/jasa, dan mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

d) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Bila pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat, maka semakin kurang menarik industrinya.

e) Persaingan Dalam Industri

Persaingan dalam industri akan menghipnotis kebijakan serta kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan memiliki kekuatan yang relatif akbar buat mensugesti pasar. Sedangkan dalam pasar persaingan sempurna umumnya akan memaksa perusahaan sebagai follower termasuk pada hal harga produk.

Analisis Lingkungan Internal
Secara garis akbar, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yg hendaknya diamati bisa ditinjau menurut beberapa pendekatan, yakni sebagai berikut :

1) Pendekatan Fungsional
Pada pendekatan ini, pegkatagorian analisis internal seringkali diarahkan pada pasar dan pemasaran, kondisi keuangan dan akunting, produksi, asal daya manusia, dan struktur organisasi serta manajemen.

2) Pendekatan Rantai Nilai (Value Chains)
Analisis dengan pendekatan Rantai Nilai didasarkan dalam serangkaian kegiatan yang berurutan menurut sekumpulan kegiatan nilai (value activities) yang dilaksanakan buat mendesain, menghasilkan, memasarkan, mengirimkan, dan mendukung produk dan jasa mereka dalam perusahaan yang terdiri berdasarkan satu SBU saja.

Analisis SWOT
Menurut David (2006), buat menganalisis penentuan taktik sebagai jelas, ada sembilan macam matriks yang bisa dipakai yakni menjadi berikut :
a. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
b. Matriks Internal Factor Evalution (IFE)
c. Matriks Competitive Profile (CP)
d. Matriks SWOT
e. Matriks Strategic Position and Action Evalution (SPACE)
f. Matriks Internal-Exsternal (IE)
g. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
h. Matriks Grand Strategy
i. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSP)

Pengertian Pemasaran 
Definisi pemasaran dari Gitosudarmo (2001 : 1) merupakan suatu aktivitas yg mengusahakan agar produknya yg dipasarkan dapat diterima dan disenangi oleh pasar.

Kemudian berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Stanton yg disadur sang Swastha (2001 : 6), pemasaran adalah sistem keseluruhan pada aktivitas bisnis yg ditujukan buat merencanakan, memilih harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang serta jasa yg dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada juga pembeli potensial.

Pengertian Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler (2000 : 9), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan aplikasi konsepsi, penentuan harga, kenaikan pangkat serta distribusi barang, jasa serta gagasan buat membangun pertukaran dengan kelompok target yang memenuhi tujuan pelanggan serta organisasi.

Bauran Pemasaran
Menurut Kotler (2000), Bauran pemasaran merupakan suatu perangkat pemasaran yg bisa dipakai oleh perusahaan dalam mencapai tujuan pemasaran pada sasaran pasarnya.

Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau aktivitas yg merupakan inti menurut sistem pemasaran perusahaan yaitu product, price, promotion, place, disingkat menjadi 4P.
1) Product (produk)
2) Price (harga)
3) Promotion (kenaikan pangkat )
4) Place (loka/saluran distribusi)

Strategi Pemasaran
Berikut taktik pemasaran menurut unsur-unsur bauran pemasaran merupakan menjadi berikut :

1) Strategi produk
Dalam bahasan ini akan diuraikan proses pengembangan dan pemasaran produk-produk baru dihubungkan menggunakan tujuh tahap daur hidup suatu produk. Ketujuh termin siklus hidup produk tersebut adalah :

a) Membangkitkan dan menyaring konsep atau gagasan
Produk-produk baru dimulai berdasarkan gagasan atau konsep. Tahap pertama pada mengembangkan produk baru meliputi membangkitkan dan menyarig konsep atau gagasan.

b) Perencanaan serta pengembangan produk
Dalam tahap ini mencakup penilaian yg lebih mendalam, perencanaan, dan pengembangan konsep produk yg lolos berdasarkan proses penyaringan konsep atau gagasan.

c) Uji pemasaran atau stimulasi pasar
Dalam tahapan ini, reaksi konsumen terhadap produk diselidiki. Produk-produk diuji pasar pada wilayah tertentu buat menentukan potensi penjualannya. Uji pasar ini berdasarkan pada sampel mini dari sebagian rakyat konsumen potensial.

d) Tahap komersialisasi atau pengenalan
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses pengembangan produk baru serta adalah termin awal dari daur hayati produk. Sasaran primer dalam produk ini adalah menciptakan konsumen mengetahui produk tersebut serta mencoba membelinya.

e) Tahap pertumbuhan pasar
Dalam tahap pertumbuhan, penjualan produk mulai meningkat secara cepat serta produk tadi mulai member sedikit laba. Pasar semakin luas disebabkan semakin meningkatnya pembelian ulang sang pembeli sebelumnya dan pembeli-pembeli baru pada jumlah akbar yang ditentukan sang para pembeli sebelumnya.

f) Tahap kejenuhan atau kedewasaan
Dalam tahap kejenuhan, pertumbuhan penjualan mulai berkurang atau melambat dan semakin usang semakin mendekati pertumbuhan nol. Kebanyakan konsumen yg pernah melakukan pembelian produk mungkin akan melanjutkan pembelian produk tadi, atau mungkin mulai mencoba produk merek lainnya.

g) Tahap penurunan atau penghapusan produk
Dalam tahap ini, pasar produk nir normal lagi serta penjualan mulai turun secara cepat atau drastis. Dalam tahap ini produk mungkin dapat dihapus atau tidak diproduksi lagi.

2) Strategi harga
Terdapat tiga hal penting yang menghipnotis strategi harga yaitu sebagai berikut:
a) Karakteristik konsumen
b) Karakteristik perusahaan
c). Karakteristik persaingan
3) Strategi saluran distribusi

Pilihan pasar, segmentasi pasar, serta sasaran pasar sangat terkait menggunakan saluran distribusi. Dalam saluran pribadi, pabrikasi atau perusahaan menjual secara pribadi kepada pemakai akhir. Dalam saluran nir langsung, pabrik atau perusahaan menggunakan satu atau lebih mediator buat menjual produk ke pemakai akhir. Jenis-jenis mediator pemasaran, yaitu :
a) Perantara
b) Agen
c) Perwakilan perusahaan
d) Pedagang besar
e) Pengecer
f) Pedagang perantara
g) Agen penjualan
h) Distributor atau perantara
i) Dealer
j) Pemborong
4) Strategi promosi
a) Periklanan
b) Promosi penjualan
c) Publisitas
d) Penjualan personal

MANAJEMEN PEMASARAN KONSEP DAN STRATEGI

Manajemen Pemasaran Konsep Dan Strategi 
Pengertian Manajemen Strategis
Definisi manajemen taktik dari David (2006 : 6) merupakan sebagai seni serta ilmu buat memformulasikan, mengimplementasi, serta mengevaluasi keputusan lintas fungsi yg memungkinkan organisasi bisa mencapai tujuannya. Seperti implisit dalam definisi, manajemen strategis serius dalam mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem liputan computer untuk mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya Pearce serta Robinson (2008 : lima) mendefinisikan Manajemen strategis sebagai satu set keputusan serta tindakan yang membentuk formulasi serta impelementasi rencana yg dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan/organisasi.

Perencanaan adalah tindakan awal pada aktifitas manajerial setiap organisasi. Perencanaan strategis merupakan instrumen kepemimpinan serta suatu proses. Sebagai suatu proses, ia menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi dimasa depan serta bagaimana bisnis mencapainya. Seperti yang ditegaskan oleh Steiss yg disadur sang Salusu (2006 : 500) bahwa perencanaan strategis menjadi komponen dari manajemen strategis bertugas buat memperjelas tujuan dan target, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama pada memperoleh dan mengalokasikan asal daya serta menciptakan suatu pedoman pada menerjemahkan kebijaksanaan organiasi.

Manfaat Manajemen Strategis
Perencanaan menjadi galat satu fungsi menurut manajemen yang pertama memiliki peranan yg sangat penting. Dengan perencanaan yang mengagumkan, sebuah organisasi akan memiliki arah serta langkah yg kentara.

Dengan menggunakan manajemen strategis sebagai suatu kerangka kerja untuk menyelsesaikan setiap kasus strategis di pada organisasi, maka para pemimpin organisasi diajak buat berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik. Ada beberapa manfaat yg diperoleh organisasi apabila menerapkan manajemen strategis, yaitu :
1) Memberikan arah jangka panjang yg akan dituju
2) Membantu organisasi mengikuti keadaan dalam perubahan-perubahan yang terjadi
3) Membuat suatu organisasi sebagai lebih efektif
4) Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi pada lingkungan yang semkin beresiko
5) Aktifitas pembuatan taktik akan menaikkan kemampuan organisasi untuk mencegah keluarnya kasus dimasa mendatang
6) Keterlibatan karyawan/anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka dalam tahap pelaksanaannya
7) Aktifitas tumpang tindih akan dikurangi
8) Keengganan buat berubah menurut karyawan/anggota organisasi akan dapat dikurangi

Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Porter yg dikutip oleh Umar (2005) Lingkungan eksternal dibagi kedalam 2 katagori yaitu lingkungan makro serta lingkungan industri. Penjelasan kedua katagori eksternal yakni menjadi berikut :

1) Lingkungan Makro
Elemen-elemen yang terdapat dalam lingkungan ini memberikan efek yg nir eksklusif dalam perusahaan. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan merupakan sebagai berikut :

a) Elemen Perekonomian
Perekonomian berkaitan menggunakan bagaimana orang atau bangsa memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi banyak sekali barang dan jasa. Perusahaan perlu memperhatikan sejauh mana perekonomian bisa mensugesti perusahaan/organisasi berdasarkan segi upah energi kerja, inflasi, perpajakan, pengangguran, serta harga barang yang dikelola.

b) Elemen Politik dan Legal
Situasi politik, perpolitikan, serta kasus sah sangat terkait menggunakan keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Situasi perpolitikan yg kondusif menaruh kenyamanan bagi para organisasi/pelaku usaha.

c) Elemen Sosial-Budaya
Kondisi sosial yang dimaksud merupakan seperti syarat demografi, perilaku, gaya hayati, adat norma, dan kebiasaan dari orang-orang eksternal perusahaan. Begitupula dari syarat budaya misalnya ekologis, demografis, religious, pendidikan dan etnis.

d) Elemen Lingkungan Teknologi
Ilmu serta pengetahuan manusia terus berkembang menurut waktu ke saat. Ini menciptakan teknologi juga berkembang pesat. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan yg baru saja, tetapi jua mencakup cara-cara pelaksanaanya atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, merupakan teknologi memberikan suatu gambaran yang luas mencakup mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan.

2) Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan pada-mana bisnis perusahaan berada. 

a) Ancaman Pelaku Bisnis Baru
Masuknya perusahaan menjadi pendatang baru akan menimbulkan sejumlah akibat bagi perusahaan yg telah ada.

b) Ancaman Produk Substitusi
Perusahaan-perusahaan yang berada pada industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti.

c) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Pembeli ini biasanya mampu memaksa perusahaan buat menurunkan harga atau menuntut menaikkan kualitas produk/jasa, dan mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

d) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Bila pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat, maka semakin kurang menarik industrinya.

e) Persaingan Dalam Industri

Persaingan pada industri akan mempengaruhi kebijakan serta kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yg oligopoly, perusahaan memiliki kekuatan yang cukup akbar buat mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar persaingan sempurna umumnya akan memaksa perusahaan sebagai follower termasuk pada hal harga produk.

Analisis Lingkungan Internal
Secara garis akbar, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang hendaknya diamati dapat dipandang menurut beberapa pendekatan, yakni menjadi berikut :

1) Pendekatan Fungsional
Pada pendekatan ini, pegkatagorian analisis internal seringkali diarahkan pada pasar serta pemasaran, syarat keuangan serta akunting, produksi, sumber daya insan, dan struktur organisasi serta manajemen.

2) Pendekatan Rantai Nilai (Value Chains)
Analisis dengan pendekatan Rantai Nilai didasarkan dalam serangkaian aktivitas yg berurutan dari sekumpulan kegiatan nilai (value activities) yg dilaksanakan buat mendesain, menghasilkan, memasarkan, mengirimkan, dan mendukung produk serta jasa mereka pada perusahaan yang terdiri dari satu SBU saja.

Analisis SWOT
Menurut David (2006), buat menganalisis penentuan strategi menjadi kentara, terdapat sembilan macam matriks yang dapat dipakai yakni menjadi berikut :
a. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
b. Matriks Internal Factor Evalution (IFE)
c. Matriks Competitive Profile (CP)
d. Matriks SWOT
e. Matriks Strategic Position and Action Evalution (SPACE)
f. Matriks Internal-Exsternal (IE)
g. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
h. Matriks Grand Strategy
i. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSP)

Pengertian Pemasaran 
Definisi pemasaran menurut Gitosudarmo (2001 : 1) merupakan suatu aktivitas yg mengusahakan agar produknya yang dipasarkan bisa diterima serta disenangi oleh pasar.

Kemudian menurut pengertian yg dikemukakan sang Stanton yang disadur sang Swastha (2001 : 6), pemasaran merupakan sistem holistik pada kegiatan usaha yg ditujukan buat merencanakan, memilih harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa yg dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yg ada juga pembeli potensial.

Pengertian Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran dari Kotler (2000 : 9), manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan serta aplikasi konsepsi, penentuan harga, kenaikan pangkat serta distribusi barang, jasa dan gagasan untuk membangun pertukaran dengan kelompok sasaran yg memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Bauran Pemasaran
Menurut Kotler (2000), Bauran pemasaran adalah suatu perangkat pemasaran yang bisa dipakai oleh perusahaan pada mencapai tujuan pemasaran dalam target pasarnya.

Bauran pemasaran adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti menurut sistem pemasaran perusahaan yaitu product, price, promotion, place, disingkat sebagai 4P.
1) Product (produk)
2) Price (harga)
3) Promotion (promosi)
4) Place (loka/saluran distribusi)

Strategi Pemasaran
Berikut strategi pemasaran menurut unsur-unsur bauran pemasaran adalah menjadi berikut :

1) Strategi produk
Dalam bahasan ini akan diuraikan proses pengembangan serta pemasaran produk-produk baru dihubungkan menggunakan tujuh tahap siklus hidup suatu produk. Ketujuh termin siklus hidup produk tadi merupakan :

a) Membangkitkan serta menyaring konsep atau gagasan
Produk-produk baru dimulai dari gagasan atau konsep. Tahap pertama dalam berbagi produk baru meliputi membangkitkan serta menyarig konsep atau gagasan.

b) Perencanaan dan pengembangan produk
Dalam termin ini mencakup evaluasi yang lebih mendalam, perencanaan, serta pengembangan konsep produk yang lolos dari proses penyaringan konsep atau gagasan.

c) Uji pemasaran atau stimulasi pasar
Dalam tahapan ini, reaksi konsumen terhadap produk diselidiki. Produk-produk diuji pasar di wilayah tertentu untuk menentukan potensi penjualannya. Uji pasar ini berdasarkan pada sampel mini menurut sebagian warga konsumen potensial.

d) Tahap komersialisasi atau pengenalan
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses pengembangan produk baru dan adalah tahap awal berdasarkan daur hidup produk. Sasaran primer dalam produk ini merupakan menciptakan konsumen mengetahui produk tersebut serta mencoba membelinya.

e) Tahap pertumbuhan pasar
Dalam termin pertumbuhan, penjualan produk mulai meningkat secara cepat serta produk tersebut mulai member sedikit laba. Pasar semakin luas disebabkan semakin meningkatnya pembelian ulang oleh pembeli sebelumnya dan pembeli-pembeli baru pada jumlah akbar yang ditentukan oleh para pembeli sebelumnya.

f) Tahap kejenuhan atau kedewasaan
Dalam termin kejenuhan, pertumbuhan penjualan mulai berkurang atau melambat dan semakin usang semakin mendekati pertumbuhan nol. Kebanyakan konsumen yg pernah melakukan pembelian produk mungkin akan melanjutkan pembelian produk tadi, atau mungkin mulai mencoba produk merek lainnya.

g) Tahap penurunan atau penghapusan produk
Dalam tahap ini, pasar produk nir normal lagi dan penjualan mulai turun secara cepat atau drastis. Dalam tahap ini produk mungkin dapat dihapus atau tidak diproduksi lagi.

2) Strategi harga
Terdapat tiga hal krusial yang mempengaruhi strategi harga yaitu menjadi berikut:
a) Karakteristik konsumen
b) Karakteristik perusahaan
c). Karakteristik persaingan
3) Strategi saluran distribusi

Pilihan pasar, segmentasi pasar, serta sasaran pasar sangat terkait menggunakan saluran distribusi. Dalam saluran eksklusif, pabrikasi atau perusahaan menjual secara pribadi pada pemakai akhir. Dalam saluran tidak pribadi, pabrik atau perusahaan memakai satu atau lebih mediator buat menjual produk ke pemakai akhir. Jenis-jenis mediator pemasaran, yaitu :
a) Perantara
b) Agen
c) Perwakilan perusahaan
d) Pedagang besar
e) Pengecer
f) Pedagang perantara
g) Agen penjualan
h) Distributor atau perantara
i) Dealer
j) Pemborong
4) Strategi promosi
a) Periklanan
b) Promosi penjualan
c) Publisitas
d) Penjualan personal

MANAJER SEBAGAI PELAKSANA MANAJEMEN

Manajer Sebagai Pelaksana Manajemen 
Peran Manajer dalam Organisasi
Sebagaimana halnya kita telah tak jarang mendengar istilah manajemen, maka kita pun tidak asing lagi dengan kata "manajer". Manajer dalam dasarnya adalah subjek dari kegiatan manajemen. Artinya, manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih lengkap lagi manajer merupakan individu yang bertanggung jawab secara langsung buat memastikan aktivitas pada sebuah organisasi dijalankan bersama para anggota berdasarkan organisasi.


Dalam setiap organisasi bisnis, para manajer ini bertugas buat memastikan bahwa keseluruhan tujuan yg telah ditetapkan sang organisasi bisa diwujudkan melalui rangkaian aktivitas manajemen, baik yang bersifat fungsional maupun bersifat operasi­onal, sebagaimana telah diterangkan pada bab sebelumnya.


Tugas manajer-atau istilah apa pun sebagai padanannya-adalah buat memastikan mewujudkan supaya tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif serta efisien melalui serangkaian kegiatan manajemen secara fungsional maupun operasional.


Keahlian-keahlian Manajemen
Untuk bisa mengimplementasikan aktivitas manajemen tadi sinkron menggunakan manfaatnya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen (managerial skills) yg diharapkan oleh setiap orang yg terlibat dalam kegiatan organisasi, khususnya organisasi usaha. Keahlian-keahlian tadi mencakup menjadi berikut:

· Keahlian teknis (technical skills), yaitu keahlian yg diharapkan buat melaku­kan pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan personal komputer , mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.

· Keahlian berkomunikasi serta berinteraksi dengan warga (human relation skills), yaitu keahlian pada memahami dan melakukan interaksi dengan ber­bagai jenis orang di masyarakat. Di antara contoh keahlian ini adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.

· Keahlian konseptual (conceptual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis ber­bagai perkara dalam situasi yg berbeda-beda, bahkan keahlian untuk mem­prediksi di masa yang akan datang.

· Keahlian dalamn pengambilan keputusan (decision making skills), yaitu keahlian untuk mengidentifikasi kasus sekaligus menawarkan aneka macam alternatif solusi atas konflik yg dihadapi.
Keahlian dalam mengelola saat (time management skills), yaitu keahlian pada memanfaatkan saat secara efektif dan efisien. 

· Beberapa keahlian lain waktu ini juga menjadi keahlian yg dibutuhkan dalam manajemen atau pengelolaan usaha, terutama bila dikaitkan dengan persaingan usaha global. Di antara keahlian tadi merupakan:

o Keahlian dalam manajemen dunia (global management skills), yaitu keahlian manajerial yang nir saja terfokus dalam satu keadaan pada negara eksklusif, akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
Keahlian dalam hat teknologi (technological skills), yaitu keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai banyak sekali perkembangan teknologi yg terjadi. 


Keseluruhan keahlian manajemen tersebut tentunya perlu buat dimiliki oleh setiap pelaku bisnis sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya. Terlebih bila dikaitkan menggunakan persaingan usaha yang semakin ketat serta perkembangan teknologi yg sangat cepat, keahlian tunggal saja tidak relatif buat memenangkan persaingan.


Tingkatan-strata Manajemen
Pada praktiknya, sangat sporadis seorang dapat menguasai secara sekaligus aneka macam keahlian manajemen tersebut. Pada praktiknya banyak sekali keahlian tersebut dibutuhkan pada aktivitas usaha berdasarkar kiprah serta tugas masing-masing orang pada sebuah organisasi bisnis. Tugas serta peran berdasarkan setiap orang tersebut secara organisasional dibagi menjadi beberapa tingkatan yg dinamakan sebagai strata-strata manajemen atau hierarki manajemen.


Ada beberapa tingkatan manajemen sebagaimana dikemukakan sang Nickels McHugh and McHugh (1997). Tingkatan-strata manajemen tadi mencakup:

· Manajemen Tingkat Puncak atau Top Management, yg umumnya terdiri berdasarkan direktur, primer, presiden direktur, atau wakil direktur. Untuk manajemen tingkat ini, keahlian yang terutama diharapkan merupakan keahlian dalam hal konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen dunia, dan manajemen ketika.

· Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Management, yang umumnya terdiri dari para manajer, kepala divisi atau departemen, atau ketua cabang. Untuk manajemen taraf menengah ini, keahlian yg diperlukan di antaranya merupakan keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, serta juga teknikal.

· Manajemen Supervisi atau Tingkat Pertama atau Supervisory or First-Lme Management, yg umumnya terdiri menurut para supervisi, kepala gerombolan , serta lain sebagainya. Di antara keahlian yg terutama perlu dimiliki merupakan keahlian komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, serta teknikal.

· Manajemen Nonsupervisi atau Non-Supervisory Management, yg umumnya terdiri berdasarkan para tenaga kerja taraf bawah dalam umumnya seperti buruh, pekerja bangunan, dan lain-lain. Keahlian yg terutama perlu dimiliki pada level ini merupakan keahlian teknikal, komunikasi, serta manajemen waktu.


Secara diagram, dapat dilihat tingkatan-strata manajemen di atas dalam Gambar dibawah ini.


Pada Gambar diatas ditunjukkan strata-tingkatan manajemen melalui gambar segitiga pada mana manajemen tingkat puncak berada pada bagian paling atas dan manajemen nonsupervisi berada di bagian yang paling bawah menurut segitiga tersebut. Hal ini me­nunjukkan bahwa manajemen tingkat zenit secara jumlah merupakan paling sedikit dari sebuah organisasi akan tetapi merupakan penanggung jawab tertinggi di sebuah organisasi. Sedangkan manajemen nonsupervisi merupakan jumlah yang paling banyak dalam sebuah organisasi serta lebih cenderung sebagai pelaksana teknis menurut sebuah organisasi. 

Dalam sebuah organisasi, posisi berdasarkan setiap tingkatan manajemen bisa pada­lihat dalam bagan organisasi sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar diatas. Contoh menurut manajemen tingkat puncak , contohnya, buat posisi direktur dan wakil direktur. Sebagai manajer taraf puncak yang jumlahnya paling sedikit di sebuah organisasi, seseorang manajer tingkat puncak bertanggung jawab atas holistik jalannya organisasi. Untuk manajer tingkat menengah umumnya ditempati oleh para manajer bagian operasional dari mulai pemasaran, personalia, produksi, serta keuangan. Masing-masing manajer dalam taraf menengah inilah yg paling bertanggung jawab atas keseluruhan aktivitas perusahaan yg terkait dengan bagian operasional tadi. Untuk manajer tingkat pertama atau supervisi umumnya bertugas sebagai pembantu manajer operasional buat mengawasi para energi teknis atau buruh supaya pekerjaan yg dibebankan kepadanya nir terbengkalai, dan apa yg telah direncanakan di setiap bagian operasional bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya. Adapun bagi manajemen nonsupervisi umumnya ditempati oleh para pekerja teknis atau buruh yg bertugas menjalankan aktivitas-aktivitas implementatif sebagaimana telah ditugaskan sang manajer tingkat zenit melalui manajer tingkat menengah dan supervisor.

Pada praktiknya, beberapa keahlian manajemen yg sangat majemuk menurut tingkatan-tingkatan manajemennya sangat bersifat relatif, serta tergantung pada budaya organisasi usaha yg dijalankan. Apabila budaya perusahaan yg dikembangkan


cenderung terbuka dan demokratis, maka mampu jadi hampir semua personel di perusahaan dituntut buat menguasai keahlian-keahlian manajemen sebagaimana diterangkan pada atas. Bahkan sulit buat dibedakan keahlian mana yang harus dimiliki sang setiap strata manajemen. Perbedaan dalam taraf manajemen hanya bisa pada­lihat pada saat masing-masing personel mengimplementasikan pekerjaan yg ditugas­kan kepadanya. Namun, sekiranya budaya perusahaan yang dikembangkan cenderung tertutup serta bersifat top-down policy, maka sanggup jadi jenis-jenis keahlian tadi akan dapat dibedakan menurut strata-strata manajemennya.


Manajemen Sebagai Seni Dan Sains 
Salah satu keunikan dari ilmu manajemen merupakan bahwa mereka yg menguasai pengetahuan manajemen belum tentu mempunyai pengalaman atau sanggup buat menjalankan aktivitas manajemen dalam praktik. Sebaliknya juga, mereka yang telah berpengalaman dalam aktivitas manajemen secara praktik, belum tentu mengerti akan kerangka teoritis atau pengetahuan tentang aktivitas manajemen yang telah di­jalankannya. Yang terbaik tentu saja apabila kedua-duanya dapat dipadukan, seorang yang poly mengetahui serta menguasai pengetahuan tentang manajemen sebaiknya mengimbangi pengetahuannya secara teoritis menggunakan pengalaman melalui praktik pada dunia konkret, contohnya pada global organisasi. Seorang mahasiswa jurusan manajemen, misalnya, sebaiknya juga mengikuti banyak sekali aktivitas organisasi agar pengetahuan manajemen yg dipelajarinya akan semakin dimengerti secara praktik.


Pengetahuan kita akan manajemen akan semakin kita pahami sekiranya kita padu menggunakan aktivitas praktik. Banyak pengusaha-pengusaha yg sudah berhasil pada aktivitas bisnisnya, padahal tidak pernah mengecap pendidikan pada jurusan manajemen. Sebaliknya poly juga lulusan sekolah manajemen nir bisa berbuat apa-apa ketika pertama kali bekerja dikarenakan miskin pengalaman secara praktik. Tidak heran mengapa sekarang sekolah-sekolah manajemen mulai mengubah kerangka berpikir pem­belajarannya menggunakan memadukan antara teori dan praktik. Salah satu caranya merupakan dengan mengundang para praktisi buat mengajar pada sekolah-sekolah manajemen atau menaruh kesempatan para mahasiswanya buat melalui proses magang di perusahaan-perusahaan supaya bisa belajar secara aplikatif. Bentuk lain jua dapat dilakukan seperti melakukan metode yang bergerak maju dalam pembelajaran manajemen di kelas. Role playing, dinamika grup, studi perkara, adalah di antara beberapa metode yang cukup efektif mendekatkan para mahasiswa menurut teori kepada pemahaman praktik.


Manajemen: Seni atau Sains?
Berdasarkan pengertian pada atas, maka sering didapati pertanyaan apakah manajemen itu seni ataukah sains? Seni di satu sisi bersifat bergerak maju, nir berpola tunggal, dan menuntut adanya kreativitas dan keterlibatan pada dalanulya. Sedangkan di sisi lain sains cenderung bersifat tidak aktif, berpola tunggal dari verifikasi ilmiah, dan menuntut adanya tahapan-tahapan yg sistematis. Kedua pendapat sebagai pedoman adaptasi organisasi terhadap lingkungan eks­tern mikro dan makro, namun juga menuntut usaha-bisnis organisasi buat mempengaruhi perilaku faktor-faktor dalam lingkungan eks­tern mikro.


Tanggung Jawab Sosial Manajer
Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertim­bangkan dampak sosial serta ekonomi di pada pembuatan keputus­annya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini adalah keliru satu tugas yg harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, karena aspek ini adalah kondisi primer bagi berhasilnya perusaha­an, terutama buat jangka panjang. Dengan demikian manajer se­karang dituntut buat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of managers), terutama dalam hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, forum-forum pendidikan, per­usahaan-perusahaan lain, para penyedia, kreditur, pemegang saham, pemerintah serta warga pada umumnya.


Etika berkenaan menggunakan pendapat mengenai benar dan salah , le­bih khusus, dengan kewajiban moral seseorang dalam warga . Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang dianggap penting dalam hidupnya. Penentuan etika sahih serta galat adalah sulit, karena pada kenyataannya baku-baku mo­ral berubah setiap waktu. Kelompok-grup yg tidak sinkron dalam masyarakat yg sama mungkin memiliki gagasan-gagasan ten­tang benar serta keliru yang saling bertentangan. Bagaimanapun jua, etika para manajer akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan dan kegiatan-aktivitas organisasi. Tentunya etika manajer wajib men­dasarkan diri pada nilai-nilai atau standar moral yg dianggap baik serta luhur pada suatu lingkungan atau warga .


Ada lima faktor yg mempengaruhi keputusan-keputusan dalam masalah etika, yaitu : (1) hukum, (2) peraturan-peraturan pemerin­tah, (tiga) kode etik industri serta perusahaan, (4) tekanan-tekanan so­sial , serta (lima) tegangan antara baku perorangan dan kebutuhan or­ganisasi. Faktor-faktor ini mempengaruhi etika manajer dengan ting­katan dan dalam bidang-bidang fungsi yang bhineka.


Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada dasa warsa kini ini, para manajer semakin dituntut buat mengikuti atau mentaati aturan dan baku-baku etika rakyat. Pada ketika yang sama, perhatian manajer wajib dipusatkan pada pemberian tanggapan-tang­gapan organisasi terhadap kasus-perkara sosial. Hal ini mempunyai dua konsekuensi primer. Pertama, banyak organisasi kini menge­sampingkan tujuan utamanya maksimalisasi laba, serta menga­lihkan ke pemenuhan kebutuhan-kebutuhan warga dengan per­olehan keuntungan yg secukupnya. Kedua, pencapaian output-hasil yg lebih baik dalam aplikasi fungsi tanggung jawab sosial per­usahaan sekarang sebagai semacam alat-alat buat membantu suk­ses orgdnisasi. Bagaimana para manajer memelihara penanganan ma­galat-kasus sosial akan mencerminkan etika pribadinya, kebijaksa­naan-kebijaksanaan organisasi, serta nilai-nilai sosial perusahaan dalam periode ketika tertentu.

MANAJER SEBAGAI PELAKSANA MANAJEMEN

Manajer Sebagai Pelaksana Manajemen 
Peran Manajer dalam Organisasi
Sebagaimana halnya kita telah tak jarang mendengar kata manajemen, maka kita pun tidak asing lagi menggunakan kata "manajer". Manajer dalam dasarnya adalah subjek dari kegiatan manajemen. Artinya, manajer merupakan orang yang melakukan aktivitas manajemen. Lebih lengkap lagi manajer merupakan individu yg bertanggung jawab secara langsung buat memastikan aktivitas pada sebuah organisasi dijalankan beserta para anggota dari organisasi.


Dalam setiap organisasi bisnis, para manajer ini bertugas buat memastikan bahwa holistik tujuan yg sudah ditetapkan oleh organisasi dapat diwujudkan melalui rangkaian aktivitas manajemen, baik yg bersifat fungsional maupun bersifat operasi­onal, sebagaimana telah diterangkan pada bab sebelumnya.


Tugas manajer-atau istilah apa pun sebagai padanannya-merupakan buat memastikan mewujudkan supaya tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif serta efisien melalui serangkaian kegiatan manajemen secara fungsional juga operasional.


Keahlian-keahlian Manajemen
Untuk bisa mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sinkron dengan manfaatnya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen (managerial skills) yang diperlukan sang setiap orang yg terlibat pada kegiatan organisasi, khususnya organisasi usaha. Keahlian-keahlian tersebut mencakup sebagai berikut:

· Keahlian teknis (technical skills), yaitu keahlian yg diharapkan buat melaku­kan pekerjaan khusus tertentu, misalnya mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, menciptakan layout perusahaan, serta lain sebagainya.

· Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan rakyat (human relation skills), yaitu keahlian dalam tahu serta melakukan interaksi menggunakan ber­bagai jenis orang di masyarakat. Di antara model keahlian ini merupakan keahlian pada bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.

· Keahlian konseptual (conceptual skills), yaitu keahlian pada berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk pada dalamnya mendiagnosa dan menganalisis ber­bagai kasus pada situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian buat mem­prediksi di masa yg akan datang.

· Keahlian dalamn pengambilan keputusan (decision making skills), yaitu keahlian buat mengidentifikasi kasus sekaligus memberikan berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Keahlian dalam mengelola ketika (time management skills), yaitu keahlian pada memanfaatkan ketika secara efektif serta efisien. 

· Beberapa keahlian lain ketika ini juga menjadi keahlian yang dibutuhkan dalam manajemen atau pengelolaan bisnis, terutama jika dikaitkan menggunakan persaingan usaha global. Di antara keahlian tersebut adalah:

o Keahlian dalam manajemen dunia (dunia management skills), yaitu keahlian manajerial yg nir saja terfokus pada satu keadaan di negara tertentu, akan namun juga lintas negara bahkan lintas budaya.
Keahlian dalam hat teknologi (technological skills), yaitu keahlian manajerial pada mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi. 


Keseluruhan keahlian manajemen tersebut tentunya perlu buat dimiliki oleh setiap pelaku usaha sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya. Terlebih apabila dikaitkan menggunakan persaingan bisnis yg semakin ketat dan perkembangan teknologi yg sangat cepat, keahlian tunggal saja nir cukup buat memenangkan persaingan.


Tingkatan-tingkatan Manajemen
Pada praktiknya, sangat jarang seseorang dapat menguasai secara sekaligus banyak sekali keahlian manajemen tadi. Pada praktiknya aneka macam keahlian tadi dibutuhkan pada aktivitas bisnis berdasarkar kiprah dan tugas masing-masing orang pada sebuah organisasi usaha. Tugas serta peran dari setiap orang tersebut secara organisasional dibagi sebagai beberapa strata yang dinamakan sebagai tingkatan-tingkatan manajemen atau hierarki manajemen.


Ada beberapa strata manajemen sebagaimana dikemukakan oleh Nickels McHugh and McHugh (1997). Tingkatan-strata manajemen tadi mencakup:

· Manajemen Tingkat Puncak atau Top Management, yg umumnya terdiri berdasarkan direktur, utama, presiden direktur, atau wakil direktur. Untuk manajemen taraf ini, keahlian yg terutama dibutuhkan merupakan keahlian pada hal konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen dunia, serta manajemen ketika.

· Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Management, yg umumnya terdiri dari para manajer, ketua divisi atau departemen, atau kepala cabang. Untuk manajemen tingkat menengah ini, keahlian yg diharapkan di antaranya adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen saat, dan jua teknikal.

· Manajemen Supervisi atau Tingkat Pertama atau Supervisory or First-Lme Management, yg umumnya terdiri menurut para pengawasan, ketua grup, serta lain sebagainya. Di antara keahlian yg terutama perlu dimiliki merupakan keahlian komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, dan teknikal.

· Manajemen Nonsupervisi atau Non-Supervisory Management, yg umumnya terdiri berdasarkan para tenaga kerja taraf bawah pada umumnya seperti buruh, pekerja bangunan, serta lain-lain. Keahlian yg terutama perlu dimiliki dalam level ini merupakan keahlian teknikal, komunikasi, dan manajemen ketika.


Secara diagram, dapat ditinjau strata-tingkatan manajemen pada atas pada Gambar dibawah ini.


Pada Gambar diatas ditunjukkan strata-tingkatan manajemen melalui gambar segitiga di mana manajemen tingkat zenit berada pada bagian paling atas serta manajemen nonsupervisi berada pada bagian yang paling bawah menurut segitiga tersebut. Hal ini me­nunjukkan bahwa manajemen taraf puncak secara jumlah adalah paling sedikit dari sebuah organisasi akan tetapi adalah penanggung jawab tertinggi di sebuah organisasi. Sedangkan manajemen nonsupervisi adalah jumlah yg paling poly dalam sebuah organisasi dan lebih cenderung menjadi pelaksana teknis menurut sebuah organisasi. 

Dalam sebuah organisasi, posisi menurut setiap tingkatan manajemen dapat pada­lihat pada bagan organisasi sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar diatas. Contoh dari manajemen taraf zenit, contohnya, buat posisi direktur serta wakil direktur. Sebagai manajer taraf zenit yang jumlahnya paling sedikit di sebuah organisasi, seorang manajer tingkat puncak bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya organisasi. Untuk manajer tingkat menengah umumnya ditempati oleh para manajer bagian operasional menurut mulai pemasaran, personalia, produksi, serta keuangan. Masing-masing manajer dalam tingkat menengah inilah yang paling bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perusahaan yang terkait menggunakan bagian operasional tadi. Untuk manajer tingkat pertama atau pengawasan biasanya bertugas sebagai pembantu manajer operasional buat mengawasi para energi teknis atau buruh supaya pekerjaan yang dibebankan kepadanya tidak terbengkalai, dan apa yang telah direncanakan di setiap bagian operasional bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya. Adapun bagi manajemen nonsupervisi biasanya ditempati sang para pekerja teknis atau buruh yg bertugas menjalankan aktivitas-aktivitas implementatif sebagaimana telah ditugaskan oleh manajer tingkat puncak melalui manajer tingkat menengah dan supervisor.

Pada praktiknya, beberapa keahlian manajemen yg sangat beragam berdasarkan strata-tingkatan manajemennya sangat bersifat nisbi, serta tergantung kepada budaya organisasi bisnis yang dijalankan. Apabila budaya perusahaan yang dikembangkan


cenderung terbuka dan demokratis, maka sanggup jadi hampir semua personel di perusahaan dituntut buat menguasai keahlian-keahlian manajemen sebagaimana diterangkan di atas. Bahkan sulit buat dibedakan keahlian mana yg harus dimiliki oleh setiap tingkatan manajemen. Perbedaan pada taraf manajemen hanya sanggup di­lihat pada saat masing-masing personel mengimplementasikan pekerjaan yg ditugas­kan kepadanya. Tetapi, sekiranya budaya perusahaan yg dikembangkan cenderung tertutup serta bersifat top-down policy, maka mampu jadi jenis-jenis keahlian tersebut akan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan manajemennya.


Manajemen Sebagai Seni Dan Sains 
Salah satu keunikan dari ilmu manajemen adalah bahwa mereka yg menguasai pengetahuan manajemen belum tentu memiliki pengalaman atau bisa buat menjalankan aktivitas manajemen pada praktik. Sebaliknya jua, mereka yang telah berpengalaman pada kegiatan manajemen secara praktik, belum tentu mengerti akan kerangka teoritis atau pengetahuan tentang kegiatan manajemen yg sudah pada­jalankannya. Yang terbaik tentu saja bila kedua-duanya dapat dipadukan, seseorang yg poly mengetahui serta menguasai pengetahuan mengenai manajemen usahakan mengimbangi pengetahuannya secara teoritis dengan pengalaman melalui praktik pada global konkret, contohnya dalam global organisasi. Seorang mahasiswa jurusan manajemen, misalnya, sebaiknya pula mengikuti aneka macam aktivitas organisasi agar pengetahuan manajemen yang dipelajarinya akan semakin dimengerti secara praktik.


Pengetahuan kita akan manajemen akan semakin kita pahami sekiranya kita padu menggunakan kegiatan praktik. Banyak pengusaha-pengusaha yang sudah berhasil dalam kegiatan bisnisnya, padahal tidak pernah mengecap pendidikan di jurusan manajemen. Sebaliknya banyak pula lulusan sekolah manajemen nir dapat berbuat apa-apa ketika pertama kali bekerja dikarenakan miskin pengalaman secara praktik. Tidak heran mengapa sekarang sekolah-sekolah manajemen mulai mengganti paradigma pem­belajarannya dengan memadukan antara teori dan praktik. Salah satu caranya adalah dengan mengundang para praktisi untuk mengajar pada sekolah-sekolah manajemen atau menaruh kesempatan para mahasiswanya buat melalui proses magang di perusahaan-perusahaan agar dapat belajar secara aplikatif. Bentuk lain jua dapat dilakukan misalnya melakukan metode yang dinamis dalam pembelajaran manajemen pada kelas. Role playing, dinamika grup, studi masalah, adalah di antara beberapa metode yang relatif efektif mendekatkan para mahasiswa menurut teori kepada pemahaman praktik.


Manajemen: Seni atau Sains?
Berdasarkan pengertian pada atas, maka tak jarang didapati pertanyaan apakah manajemen itu seni ataukah sains? Seni di satu sisi bersifat dinamis, tidak berpola tunggal, serta menuntut adanya kreativitas dan keterlibatan pada dalanulya. Sedangkan di sisi lain sains cenderung bersifat tidak aktif, berpola tunggal berdasarkan pembuktian ilmiah, dan menuntut adanya tahapan-tahapan yang sistematis. Kedua pendapat menjadi panduan adaptasi organisasi terhadap lingkungan eks­tern mikro serta makro, namun pula menuntut bisnis-bisnis organisasi untuk menghipnotis perilaku faktor-faktor dalam lingkungan eks­tern mikro.


Tanggung Jawab Sosial Manajer
Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertim­bangkan dampak sosial serta ekonomi di dalam pembuatan keputus­annya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini merupakan keliru satu tugas yg harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, karena aspek ini adalah kondisi primer bagi berhasilnya perusaha­an, terutama buat jangka panjang. Dengan demikian manajer se­karang dituntut buat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of managers), terutama dalam hubungannya menggunakan langganan, karyawan, penemu teknologi, forum-lembaga pendidikan, per­usahaan-perusahaan lain, para penyedia, kreditur, pemegang saham, pemerintah serta warga pada umumnya.


Etika berkenaan menggunakan pendapat tentang benar serta keliru, le­bih khusus, menggunakan kewajiban moral seseorang dalam rakyat. Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan perilaku insan terhadap peristiwa-peristiwa yg dipercaya penting pada hidupnya. Penentuan etika benar dan keliru adalah sulit, karena dalam kenyataannya standar-baku mo­ral berubah setiap saat. Kelompok-gerombolan yg tidak selaras pada rakyat yang sama mungkin mempunyai gagasan-gagasan ten­tang sahih dan keliru yang saling bertentangan. Bagaimanapun pula, etika para manajer akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan serta kegiatan-kegiatan organisasi. Tentunya etika manajer wajib men­dasarkan diri dalam nilai-nilai atau standar moral yg dipercaya baik serta luhur pada suatu lingkungan atau masyarakat.


Ada 5 faktor yg menghipnotis keputusan-keputusan pada kasus etika, yaitu : (1) hukum, (dua) peraturan-peraturan pemerin­tah, (3) kode etik industri serta perusahaan, (4) tekanan-tekanan so­naas, dan (5) tegangan antara baku perorangan dan kebutuhan or­ganisasi. Faktor-faktor ini mensugesti etika manajer dengan ting­katan serta pada bidang-bidang fungsi yang bhineka.


Secara ringkas bisa dikatakan bahwa dalam dasa warsa kini ini, para manajer semakin dituntut buat mengikuti atau mentaati aturan dan baku-standar etika rakyat. Pada saat yang sama, perhatian manajer wajib dipusatkan pada anugerah tanggapan-tang­gapan organisasi terhadap perkara-masalah sosial. Hal ini mempunyai 2 konsekuensi primer. Pertama, poly organisasi sekarang menge­sampingkan tujuan utamanya maksimalisasi laba, dan menga­lihkan ke pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rakyat dengan per­olehan laba yang secukupnya. Kedua, pencapaian output-output yg lebih baik pada pelaksanaan fungsi tanggung jawab sosial per­usahaan sekarang menjadi semacam peralatan buat membantu suk­ses orgdnisasi. Bagaimana para manajer memelihara penanganan ma­keliru-masalah sosial akan mencerminkan etika pribadinya, kebijaksa­naan-kebijaksanaan organisasi, dan nilai-nilai sosial perusahaan dalam periode waktu tertentu.