PENGERTIAN FRASE DAN JENISJENIS FRASE

Warga Belajar Sekalian, pada pembahasan ini dia berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu tentang Frase (pengertian serta Jenis-jenis frase).

Secara umum frase bukanlah hal yg asing bagi kita, karena dalam kaidah sintaksis tak jarang disinggung mengenai frase. Sebagai unsur kajian sintaksis, frase memiliki konstruksi yang tidak selaras dengan unsur kajian sintaksis lainnya yaitu klausa dan kalimat. Frase dalam umumnya terbentuk sang adonan istilah, akan tetapi tidak menutup kemungkinan unsur frase berupa adonan frase dan frase. Bahkan, mungkin sekali berupa adonan kata serta klausa. Kemungkinan ini menyebabkan adanya pola struktur frase yang berbeda-beda antara jenis frase yg satu menggunakan jenis frase lainnya. Untuk memperjelas mengenai pengertian frase bisa dikemukakan beberapa pendapat berikut adalah.
Menurut Kridalaksana (1993),  frase merupakan gabungan 2 kata atau lebih yg sifatnya nir predikatif campuran itu bisa kedap, dapat renggang. Kridalaksana (1988 : 81) juga menguraikan frase merupakan satuan gramatikal yg berupa campuran istilah dengan kata yang bersifat non-prediktif. Hal ini dilengkapi sang Chaer (1994 : 222), frase adalah satuan gramatikal yg berupa adonan kata yg bersifat nonpredikatif, atau lazim juga dianggap adonan kata yg mengisi galat satu fungsi sintaksis dalam kalimat. Sementara itu, Ramlan (1987 : 151 ) menyebutkan bahwa frase adalah satuan gramatik yg terdiri menurut dua istilah atau lebih yg nir melampaui batas fungsi unsur klausa. Di lain pihak,  Achmad (1996 : 18) menyatakan frase adalah satuan sintaksis yang terdiri atas 2 kata atau lebih yg tidak melampaui batas fungsi yang (ditempatinya). Tarigan (1984: 93) menjelaskan frase adalah satuan linguistik yang secara potensial adalah adonan 2 istilah atau lebih yg tidak mempunyai ciri-karakteristik klausa. Dari kelima pengertian frase tadi dapat disimpulkan bahwa frase adalah campuran dua kata atau lebih yg nir melampaui batas fungsi satuan gramatikal. Hal ini berarti bahwa frase hanya terdapat satu lingkup fungsi sintaktis, baik S (subjek), P (predikat), O (objek), juga Pel (pelengkap), dan K (berita).
Jadi pada dasarnya frase ini merupakan bentuk-bentuk bebas dari suatu bahasa yg bisa diatur dengan taksem-modulasi, modifikasi fonetis, pilihan, serta urutan. (Bloomfield, 1995: 179).
Dari beberapa pengertian pada atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada intinya frase itu merupakan suatu bentuk baik berkenaan dengan pola-pola maupun struktur yg terjadi karena adanya adonan istilah menggunakan istilah atau dapat juga frase menggunakan frase yang memberikan makna  yg bisa berupa satuan gramatikal berdasarkan adonan kata-kata tadi. Gabungan kata pada frase kecuali mempunyai makna baru, karenanya frase bisa disimpulkan menjadi suatu kesatuan bahasa yg berfungsi menjadi unsur eksklusif menurut kesatuan bahasa yang lebih akbar. Penentuan unsur pribadi tadi berdasarkan dalam intonasi yg sesuai menggunakan makna strukturalnya.
Dalam mengungkapkan tentang frase pada bahasa Indonesia, umumnya dibedakan adanya frase yaitu:
(1)Frase Eksosentrik
Adalah frase yg komponen-komponennya tidak memiliki perilaku sintaksis yg sama dengan keseluruhannya.
(dua)Frase Endosentrik
Adalah frase yang keliru satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sitaksis yang sama menggunakan keseluruhannya. Artinya, salah satu komponen itu dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya.
(3)Frase Koordinatif
Adalah frase yg komponen pembentuknya terdiri menurut 2 komponen atau lebih yg sama dan sederajat, serta secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang tunggal misalnya dan, atau, namun, juga konjungsi terbagi seperti baik …..baik, makin ….makin, serta baik ….maupun ….. Frase koordinatif ini mempunyai kategori sesuai dengan kategori komponen pembentuknya.
(4)Frase Apositif
Adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya; dan sang karenanya, urutan komponennya dapat dipertukarkan
(Chaer, 1994 : 225 – 229).
Soetarno (1980 : 122) membedakan frase menjadi 2 tipe, yaitu (1) tipe konstruksi endosentris, serta (2) tipe konstruksi eksosentris. Lebih lanjut frase konstruksi endosentris dibedakan menjadi 3, yaitu :
-subtipe konstruksi endosentris atributif
-subtipe konstruksi endosentris koordinatif
-subtipe konstruksi endosentris apositif.
Frase tipe konstruksi eksosentris dibedakan menjadi 2, yaitu :
-subtipe konstruksi eksosentris preposisional
-subtipe konstruksi eksosentris objektifal.
Penentuan kedua tipe frase tadi pada atas bedasarkan lingkungan distribusi di pada kalimat. Di dalam kalimat frase menduduki distribusi subjek, predikat, objek, atau berita.
Dalam pemahaman tentang jenis-jenis frase berikutnya bisa dijelaskan bahwa pada tata bahasa Indonesia sudah sebagai kelaziman untuk membagi jenis-jenis frase atas :
(1) Frase eksosentris
adalah frase yg sebagian atau seluruhnya tidak mempunyai konduite sintaksis yg sama dengan komponen-komponennya. Frase ini memiliki dua komponen: (1) yg diklaim perangkai berupa kata depan atau partikel seperti si, para, kaum, yg; (2) yg disebut sumbu berupa istilah atau gerombolan kata. Lantaran itu frase eksosentris ini terdiri berdasarkan:
(a)Frase eksosentris direktif (frase preposisional)
(b)Frase eksosenteris non-direktif
(dua) Frase endosentris
Adalah frase yg keseluruhannya mempunyai konduite sintaksis yg sama dengan galat satu bagiannya. Pada bagian frase endosentris ini terdapat :
(a)Frase endosentris berinduk satu (frase modifikatif)
frase endosentris berinduk satu atau frase modifikatif ini terjadi dari induk yg menjadi penanda kelasnya, serta modifikator. Secara sematis moodifikator itu disebut pemeri. Dan ekspansi suatu nomina menggunakan modifikator diklaim pemerian. Penandaan kelas induk yg menetukan kelas frase numeralia pada bahasa Bakumpai sama menggunakan penandaan kelas istilah. Frase ini terdiri menurut :
-Frase nominal
-Frase adjektival
-Frase pronominal
-Frase numeralia
-Frase verbal
(b)Frase endosentris berinduk banyak
Frase endosentris berinduk poly terjadi berdasarkan beberapa komponen yang sederajat pada fungsi serta kelas. Dalam frase ini ada terbagi dua frase yaitu :
-Frase koordinatif
-Frase apositif
(Kridalaksana, 1988 : 81)

Demikian tentang pengertian frase serta jenis-jenis frase dalam bahasa Indonesia, semoga goresan pena ini bermanfaat buat lebih memahami tentang frase ini. Terimakasih.

Sumber : Dirangkum menurut berbagai sumber !!

PENGERTIAN JENIS DAN CONTOH KATA TUGAS KATA DEPAN KONJUNGSI KATA SERU KATA SANDANG DAN PARTIKEL

Pengertian Kata Tugas
Kata tugas merupakan kelas istilah tertutup selain verba,adjektiva, adverbia, dan nomina. Kata tugas adalah kata yg nir dapatmembentuk kata lain dengan proses afiksasi. Kata tugas hanya memiliki maknagramatikal, nir memiliki makna leksikal.

Contoh kata tugas antara lain merupakan dan, ke, karena, dan dari. Masing-masingkata tersebut bisa bermakna apabila digunakan dalam konteks kalimat. Tidakdapat dilekati imbuhan misalanya mengarena* ini merupakan bentuk taksa tidakditerima.


Jenis-jenis/KlasifikasiKata Tugas

Berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat, istilah tugasdapat dikelompokkan sebagai 5 jenis yaitu: preposisi, konjungtor(konjungsi), interjeksi, artikula, serta partikel penegas.



Berikut ini penjelasannya

1. Preposisi atauKata Depan

Dilihat menurut segi semantis, prepsisi menandai hubungan maknaantara konstituen pada depannya menggunakan konstituen pada belakangnya.  Contoh dalam frasa pergi ke pasar. Preposisi kemenyatakan interaksi antara pasar dan pergi.

Dilihat menurut segi sintaksisnya, preposisi berada pada depannomina, adjektiva, atau adverbia sebagai akibatnya dpat terbentuk frasa yg dinamakanfrasa preposisional seperti ke pasar,hingga penuh, dengan sempurna.


Diliahat menurut segi bentuknya, kata depan ada 2 maacam yaitupreposisi tunggal dan kata depan beragam. Preposisi tunggal merupakan  preposisi yg terbentuk berdasarkan satu istilah,ad interim kata depan beragam terbentuk dari adonan kata.


2. Konjungtor atauKonjungsi atau Kata Sambung

Konjungtor atau kata sambung adsalah kata tugas yangmenghubungkan dua satuan bahasa yang keduanya setara (sederajat), yaitu antarakata dengan kata, frasa menggunakan fras, atau klausa dengan klausa.

Contoh Konjungtor dalam Kalimat
-Ali danToni sedang belajar matematika di tempat tinggal .
-Tim Ahli Indonesia serta utusan negara tetangga sedang berunding pada Bali.
-Mahasiswa ingin berdialo tetapi idenya dianggap nir praktis buat diterapkan.
-Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah telah terselesaikan.

Kata karena; sehabis;sejak; sebelum; dan penanda yg sejenis sanggup termasuk pada preposisisekaligus jua termasuk dalam konjungtor. Bergantung pada konteks  penggunaannya


3. Interjeksi atauKata Seru

Interjeksi atau kata seru adalah istilah tugas yang berfungsiuntuk membicarakan rasa hari pembicara. Untuk memperkuat rasa hari pembicarayang sedang merasa sedih, kagum, heran, kagum, serta jijik, orang memakaikata-kata eksklusif buat lebih menegaskan pernyataannya.

Misalnya kalimat cantiksekali wanita itu. Bisa diungkapkan dengan disertai istilah seru atauinterjeksi, Aduh, anggun sekali wanitaitu!


Beberapa contoh istilah interjeksi adalah: bah, cih, cis, wow, brengsek, buset, aduh, oh, astaga, hai, halo, nah, danalhamdulillah.




4. Artikula

Artikula adalah  katatugas yang berfungsi buat membatasi makna nomina. Nominan yg awalnya mengacupada referen tidak terbatas, deng diberi artikula menjadi bermakna terbatas.ada 3 jenis artikula pada bahasa Indonesia yaitu: artikula yan bersifatgelar; artikula yg mengacu dalam makna kelompok; dan artikula yangmenominalkan.

Contoh istilah yg termasuk pada artikula adalah sebagaiberikut:
Sang

Si

Para

Yang




5. Partikel Penegas

Kategori partikel penegas meliputi kata yg tidak mengikutidan nir mengalami perubahan bentuk. Partikel penegas hanya berfungsi untukmenampilkan kata yang diiringinya. Ada empat macam partikel penegas yaitu:-kah; -lah; -tah; dan pun. Tiga partikel pertama yaitu –kah, -lah, -tah adalah partikel yang bersifat klitika. Yangdimaksud menggunakan klitika adalah inheren (tanpa spasi) menggunakan kata sebelumnyaketik digunakan pada bentuk tulis.

Contoh penggunaan partikel pada kalimat:
-Bagamanakah penggunaan partikel dalam kalimat?
-Cobalah ikut memikirkan keadaan mereka!
-Apatah adalah hayati apabila tanpa dirimu?


Baca: PenjelasanLengkap tentang Partikel Penegas

LAWAN KATA ATAU ANTONIM PENGERTIAN DAN CONTOHNYA

Lawan Kata atau Antonim Pengertian dan Contohnya

Pengertian Antonim

Dalam informasi Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesi (TABI)Pusat Bahasa, antonim memiliki pengertian: kata yg antagonis maknanya denganpasangan kata yang lain. Pengertian tersebut bisa ditinjau pada sampul belakangTesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.

Pengertian antonim tersebut adalah keliru satu dari empatpengertian berdasarkan istilah yang terdapat di pada tesaurus tadi yaitu pengertiansinonim, hipnim, dan meronim. Dalam pengertian tadi, contoh yang digunakanuntuk mendeskripsikan pasangan arti istilah yang antagonis adalah istilah baik yang antagonis maknanya menggunakan buruk.


Contoh dan pengertian antonim yang ditulis dalam tesaurusyang disusun secara alfabetis tadi merupakan contoh yang sederhana. Karenaterlalu sederhana, kurang menyebutkan tentang contoh lain, misalnya. Apabila istilah baik beralawanan menggunakan buruk, apakah juga antagonis dengankata lain?


Maka berdasarkan itu, penerangan mengenai lawan istilah alias antonim dalamtulisan ini akan lebih diperluas. Tetapi masih tetap merujuk pada pengertianyang dikeluarkan oleh forum resmi pemerintah pada bidang bahasa yaitu pusatbahasa.

Ditelaah lagi pengertian lawan istilah atau antonim dalamtesaurus, yaitu: kata yg berlawananmaknanya dengan pasangan kata yang lain. Ada 2 frasa krusial yangterdapat pada pengertian tadi yaitu istilah beralwanan maknanya dan frasa pasangankata. Jadi, sebuah istilah dapat memiliki antonim lebih berdasarkan satu, bergantungdari jenis pemasangannya.

Pasangan kata yg dimaksud adalah istilah yang homogen. Baikdari segi jenis kata, misalnya sama-sama sifat, misalnya contoh antonimsebelumnya. Sifat baik, antagonis dengan sifat buruk.

Berdasarkan jajak pengertian antonim atau lawan katatersebut, dapat diketahui bahwa tidak semua kata mempunyai antonim. Hal inidikarenakan tidak seluruh kata memiliki pasangan. Misalnya, kanan pasangannyaadalah kiri. Maka ini berlawanan maknanya, berarti antonim istilah kiri adalah kata kanan.

Depan berpasangandengan belakang, keduanya kata depan dan istilah belakang saling berlawanan makna, berarti depan antonim belakang.

Akan tetapi, pasangan kata mampu lebih menurut satu. Misalnya,istilah depan belawanan dengan belakang tetapi juga berlawanan dengankata samping. Dalam kasus ini,masing-masing istilah tadi sanggup saling dipasangkan, tetapi pasangan memilikiarti ‘yang bukan’ atau ‘yang tidak’.

Logika ‘yg bukan’ serta ‘yang nir’ sanggup diterapkan disetiap contoh antonim. Misalnya baik memilikiantonim buruk. Yang tidak baik,berarti jelek.

Dengan penggunaan akal yangbukan dan yang nir ini,pemahaman terhadap lawan istilah atau antonim akan lebih sempurnya. Misalnya kata hitam secara umum merupakan lawan istilah putih saja. Padahal hitam juga berlawanan dengan putih, merah, kuning, hijau, oranye,biru, ungu, dan seterusnya. Masing-masing warna merupakan lawan istilah dari warnayang lain. Merah tidak hanya berlawanan dengan putih, tetapi juga berlawanandengan seluruh warna.

Kembali ke pengertian pasangan kata dan sejenis. Yang bisadilawankan, adalah kata yg serupa. Sama-sama warna. Merah adalah antonimdari kuning. Tetapi warna nir bisa diantonimkan dengan ukuran, misalnya katatinggi antonimnya adalah rendah. Tinggi serta rendah merupakansama-sama ukuran. Jadi, sejenis yaitu sama-sama berukuran.

Meskipun sama-sama berukuran pula memiliki ‘tingkat’ antonimyang lebih khusus lagi. Misalnya: tinggi antonim rendah, panjang antonimpendek, besar antonim kecil. Kata tinggi dankata rendah merupakan berukuran yg ‘umumnya’diukur menurut permukaan air laut. Kata panjangdan pendek merupakan berukuran jarak(mirip menggunakan jauh serta dekat). Sementara besardan kecil merupakan berukuran isiatau volume.

Berikut diberikan beberapa contoh  antonim (lambang >< berarti ‘antonim’).

Merah >< putih >< kuning >< hijau >< hitam >< ungu >< orange >< jingga >< abu-abu

Samping >< depan >< belakang >< atas >< pada

Tengah >< ujung >< tepi

Tampan >< tidak baik >< cantik

Lembut >< halus >< kasar >< homogen >

Semoga berguna!

Salam Pustamun!

PENGERTIAN DAN JENIS KONJUNGSI ATAU KATA HUBUNG ATAU KONJUNGTOR BESERTA CONTOHNYA

Penjelasan tentang konjungsi (konjungtor) atau Kata Hubungatau Kata Sambung bersama misalnya dalam kalimat.


Istilah yg digunakan majemuk. Ada yg menyebut katasambung, istilah hubung, terdapat juga yang menyebut konjungsi, juga ada yang menyebutkonjungtor. Masing-masing kata tersebut merujuk pada satu bagian bahasa yangyang sama yang sebagai bagian menurut kata tugas.

Pengertian Konjungsi (Konjungtor)

Konjungtor yg juga diklaim menggunakan kata sambung, adalahkata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang setara. Menghubungkanantara istilah dengan istilah, menghubungkan antara frasa dengan frasa, menghubungkanantara klausa menggunakan klausa.



Bentuk karena, semenjak, dansetelah dapat menghubungkan kata,frasa, ataupun klausa. Dalam hubungannya menggunakan kata serta frasa, bentuk-bentuktersebut bertindak sebagai preposisi. Dalam hubungannya menggunakan klausa,masing-masing bentuk tadi berfungsi menjadi konjungtor (konjungsi).

Jadi, dapat disebutkan bahwa terdapat bentuk yang hanya menempatiposisi sebagai preposisi, ada pula yg berposisi sebagai konjungsi saja, namunada jua istilah yang menempati kata depan sekaligus jua sebagai konjungsi. Katayang bisa berperan ganda seperti itu antara lain karena, sehabis, sejak, sebelum.

Dilihat menurut segi sintaksisnya, konjungtor (konjungsi) dapatdibagi menjadi empat gerombolan yaitu konjungtor (konjungsi) koordinatif,konjungtor (konjungsi) korelatif, konjungtor (konjungsi) subordinatif, juga adakonjungtor (konjungsi) antar kalimat yang dipakai dalam tataran perihal.

1. Konjungtor(Konjungsi) Koordinatif


Konjungsi koordinatif merupakan konjungtor yang menghubungkanantara dua unsur atau lebih yg  samapentingnya. Dapat juga diklaim 2 unsur yang mempunyai status yang sama.istilah lainnya merupakan konjungsi kalimat majemuk setara.

Berikut ini daftar konjungtor koordinatif:

Dari     > adalahpenanda hubungan penambahan
Serta   > adalahpenanda interaksi pendampingan
Atau    > adalahpenanda interaksi  pemilihan
Tetapi             >merupakan penanda interaksi perlawanan
Melainkan     >merupakan penanda interaksi perlawanan
Padahal         >adalah penanda hubungan pertentangan
Sedangkan   > adalahpenanda interaksi pertentangan

Konjungtor dan danatau ada kalanya digunakan bersamaan.penulisan yg sahih ketika keduanya digunakan bersamaan merupakan dengan garismiring di antara keduanya, yaitu: serta/atau

Contoh: Kami mengundang kepala dan/atau sekretaris darimasing-masing pimpinan anak cabang.

Penggunaan kata dan/ataumemiliki makna penyerta sekaligus pemilihan. Misalnya dalam kalimat diatas, yang diundang merupakan ketua dan sekretarisnya. Jika tidak bisadua-duanya sanggup ketua saja, atau sekretaris saja.

Selain memiliki makna pemilihan, atau juga memilii makna penambahan. Konjungtor atau pada umumnya digunakan apabila makna kalimatnya berkaitan denganhal yg dipercaya kurang baik. Penggunaan atau juga bisadirangkai dengan partikel pun sehinggamenjadi ataupun.


Contoh kalimat:
Polisi yang lalai dalam tugas ataupun melakukanpenyelewengan akan ditindak tegas.
Penumpang dihentikan merokok ataupun meludan di dalamkendaraan!


2. Konjungsi(Konjungtor) Korelatif


Konjungtor korelatif adalah konjungtor yg  berfungsi buat menghubungkan 2 istilah,frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.  Konjungsi korelatif mempunyai 2 bagian yangdipisahkan oleh  salah satu frasa, istilah,atau klausa. Berikut contohnya:

Baik .... Juga....
Tidak hanya...., namun pula....
Bukan hanya ...., melainkan pula....
Demikian .... Sebagai akibatnya ....
Sedemikian rupa .... Sehinga....
Apakah ..... Atau ....
Entah .... Entah ....
Jangankan ...., .... Pun....

Berikut contoh pada kalimat:
Baik Pak Anwar juga Pak Chairil tidak suka merokok.
Kita nir hanya harus setuju, tetapi pula harusmelaksanakan.
Mobil itu larinya demikian cepatnya sebagai akibatnya sangat sulituntuk dipotret.
Kita harus mengerjakannya sedemikian rupa sebagai akibatnya hasilnyabenar-sahih aporisma.
Apakah anda putusan bulat atau nir, kami akan jalan terus.
Baik anda, istri anda, maupun anak anda akan menerimakenang-kenangan.
Entah disetujui entah nir, beliau akan tetap melamarnya.
Jangankan orag lain, orang tuanya sendiri pun tidakdihargai.


3. Konjungsi(Konjungtor) Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungtor yg menghubungkanantara 2 klausa, atau lebih, dan klausa itu nir memiliki status sintaksisyang sama antara satu menggunakan yg lain. Salah satu berdasarkan 2 klausa tersebut merupakan anak kalimat berdasarkan klausalainnya.

Ada 3 belas jenis konjungtor subrodinatif yaitu:
1. Konjungtor subordinatif saat:
Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, waktu, tatkala, sementar,begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum,sesudah, selesai, seusai, hingga, hingga.

2. Konjungtor subordinatif kondisi:
Jika, bila, jikalau, asalkan, dari, bila, manakala.

3. Konjungtor subordinatif pengandaian:
Manakala, andaikan, seandainya, umpanya, sekiranya.

4. Konjungtor subordinatif tujuan:
Agar, agar, izin.

5. Konjungtor subordinatif konsesif:
Biarpun, meski, meskipun, walau, walaupun, sekalipun,sungguhpun, kendati, kendatipun.

6. Konjungtor subordinatif pembandingan:
Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, sperti, sebagai,laksna, daripada, ibara, alih-alih.

7. Konjungtor subordinatif sebab:
Sebab, lantaran, sang karena, oleh sebab.

8. Konjungtor subordinatif output:
Sehingga, hingga, sampai-sampai, maka, makanya.

9. Konjungtor subordinatif indera:
Dengan, tanpa.

10. Konjungtor subordinatif cara:
Dengan, tanpa.

11. Konjungtor subordinatif komplementasi:
Bahwa

12. Konjungtor subordinatif atributif:
Yang

13. Konjungtor subordinatif perbandingan:
Sama .... Dengan, lebih .... Daripada ...

Contoh Penggunaan Konjungsi Subordinatif pada Kalimat:

-Pak Anton sudah mati waktu dokter datang.
-Saya pasti akan memaafkannya andai saja dia maumengakui kesalahannya.
-Saya akan naik haji jika tanah aku laku .
-Naito harus belajar ulet agar menerima nilaibagus.
-Ayah belum mengirim uang sehingga kami belumdapat membayar uang sekolah.
-Ali nir mau membayar utangnya padhal dia mempunyai relatif uang.
-Dia memuku menggunakan tangankirinya melayangterlebih dahulu.
-Mereka mengatakan bahwa mereka akan berkunjungbesok.
-Pembangunan tetap berjalan terus meskipun danamakin menyempit.


4. Konjungtor(Konjungsi) Antarkalimat


Jika konjungtor-konjungtor yang lain menghubungkan antaradua kata atau frasa atau klausa, konjungtor antarkalimat adalah konjungtor yangmenghubungkan antara kalimat satu menggunakan kalimat sebelumnya. Oleh karean itu,konjungtor semacam ini selalu diawali menggunakan huruf modal (alfabet akbar).berikut ini adalah daftar konjungsi antarkalimat:

Biarpun demikain
Biarpun begitu
Walaupun demikian
Walaupun begitu
Sekalipun demikian
Sekalipun begitu
Meskipun dmeikian
Meskipun begitu
Sungguhpun demikian
Sungguhpun begitu
Kemudian,
Sesudah itu,
Setelah itu,
Selanjutnya,
Tambahan jua,
Lagi jua,
Selain itu,
Sebaliknya
Sesungguhnya,
Bahwasanya,
Malahan,
Bahkan,
Tetapi,
Akan tetapi,
Kecuali itu,
Namun,
Dengan demikian,
Oleh karenanya,
Oleh karena itu,
Sebelum itu,

Jika dikelompokkan, konjungsi antarkalimat dapat dibedakanmenjadi beberapa jenis berikut adalah:
-Pertentangan;
-Kelanjutan;
-Hal, insiden, atau keadaan lain;
-Kebalikan;
-Menyatakan sebenarnya;
-Menguatkan;
-Menguatakn keadaan yang dinyatakan sebelumnya,
-Menyatakan pertentangan,
-Menyatakan keeksklusifan (kekhususan)
-Menyatakan konsekuensi,
-Menyatakan akibat,
-Menyatakan peristiwa yg mendahului

Berikut model penggunaan konjungsi antarkalimat dalamwacana.
-Penjahat itu nir mengindahkan  tembakan peringatan. Sebaliknya, diamelawan  polisi menggunakan belati.
-Masalah yang dihadapinya memang gawat.sesungguhnya masalah ini telah beliau ramaikan sebelumnya.
-Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi,kita wajib tetap waspada.

Demikian penjelasan tentang konjungsi. Silahkan download danbaca penerangan mengenai istilah tugas yg lain.


PENGERTIAN WACANA DAN ANALISIS WACANA KRITIS MENURUT AHLI

Wacana merupakan satuan bahasa yg lengkap(Chaer, 2012:265) sebagai akibatnya  dalamhierarki gramatikal adalah satuan tertinggi atau terbesar. Dalam perihal adakoherensi serta kohesi tinggi yang berkesinambungan  (Tarigan, 1987:27). Wacana pula mengandungkonsep, gagasan, pikiran, atau ide yg utuh yang dapat dipahami oleh pembacaatau pendengar.
Secara teoritis, satuan bahasa yang lebihtinggi dibuat sang satuan yang lebih rendah satu taraf di bawahnya. Fonemmembentuk morfem, morfem membentuk kata, istilah membangun frasa, frasa membentukklausa, klausa menciptakan kalimat, serta akhirnya kalimat membentuk ihwal. Namunsebuah frasa atau istilah bisa langsung menjadi kalimat (Chaer, 2012:275).peristiwa tadi diklaim menggunakan pelompatan taraf. Maka menurut itu, suatuwacana bisa pula dibentuk berdasarkan satu kata atau frasa bahkan fonem.
Wacana dapat juga didefinisikan sebagaicara tertentu buat mengungkapkan serta tahu dunia serta aspek dunia (Jorgensendan Phillips, 2007:2). Dalam pengertian ini tentang diartikan sebagai strategi.sementara Sobur menggunakan terlebih dulu memaparkan beberapa definisi wacanakemudian menyimpulkan tentang sebagai rangkaian ujar atau kata yang teratur,sistematis, dalam satu kesatuan yg koheren buat menyampaikan sesuatu hal(Sobur, 2006:11).
Pengertianwacana yang lebih luas adalah teks serta konteksnya secara bersama-sama(Eriyanto,2006:9). Jadi, yg dimaksud menggunakan perihal adalah teks yg disertaikonteks. Tidak hanya teks yang berdiri sendiri. Keberadaan teks yg tidakdihubungkan dengan konteks tidak dapat dipahami sehingga tidak dapat diketahuiide serta pesan seperti yg dimaksud sang Chaer pada atas.
Berdasarkan uraian di atas,dapat diketahui bahwa yang terpenting pada sebuah wacana adalah adanya ideatau pesan yang disampaikan (dibicarakan). Selama terdapat inspirasi dan pesan yangdisampaikan kepada pendengar atau pembaca maka satuan bahasa tersebut dapatdisebut tentang, sebagai akibatnya nir lagi memedulikan hierarki satuan bahasa. Dengandemikian, perihal dapat diartikan sebagai satuan bahasa yg mengandung pesan,pandangan baru, gagasan, pendapat yg disampaian pada pembaca atau pendengar baikberupa kata, frasa, atau kalimat pada bentuk verbal juga goresan pena. Pemahamanterhadap ihwal  perlu jua dikaitkandengan konteksnya. Hal ini dilakukan agar bisa diketahui pesan yang terkandungdi dalamnya. Untuk mendapatkan pesan yg terkandung pada tentang tersebutanalisis yang paling sempurna merupakan analisis tentang kritis.

AnalisisWacana Kritis

Menurut Eriyanto (2006) terdapat 3 pandangananalisis tentang. Pertama, pandangan positivisme-realitas yang menekankanpengkajian terhadap sahih salah berdasarkan berukuran sintaksis dan semantik. Kedua,pandangan konstruktivisme, analisis perihal dimaksudkan buat membongkar maksuddan makna-makna eksklusif. Ketiga, pandangan kritis menghubungkan analisiskebahasaan menggunakan konteks.
Jorgensen dan Phillips (2007:114)berpendapat baawa analisis tentang kritis (AWK) digunakan buat melakukankajian  mengenai hubungan-interaksi antarawacana serta perkembangan sosial dan kultural pada domain-domain sosial yangberbeda. Selaras menggunakan pendapat Fairclough dan Wodak (pada Eriyanto, 2006:7)yg melihat perihal sebagai bentuk dari praktik sosial.
Misalnya, perihal grafiti yg terdapatdalam bak truk. Wacana tersebut muncul buat menggambarkan keadaan (perilaku)sosial para sopir truk. Kemudian wacana tadi seolah sebagai ajaran(kesepakatan bersama) yang dapat memengaruhi perilaku sopir truk lain. Wacanadalam bak truk jua dapat dijadikan alat pembenaran terhadap kecenderunganperilaku sosial tertentu.
Ada beberapa model AWK yang diperkenalkanoleh para ahli. Salah satu yg poly digunakan merupakan AWK model van Dijk(Darma, 2009:86). Model AWK van Dijk pula dikenal menjadi contoh KognisiSosial. Suatu teks disusun berdasar kognisi individu pemroduksinya. Kognisiindividu tadi terbentuk oleh kognisi sosial yang sudah berlaku dalamkelompok sosial eksklusif. Kognisi sosial tadi berhubungan dengan kontekssosial. Jadi, terdapat 3 dimensi perihal yg dikemukakan oleh van Dijk yaituteks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Jadi,dari pandangan kritis, ihwal dan keadaan sosial saling memengaruhi. Keadaansosial eksklusif melahirkan sebuah wacana. Wacana tadi pula dapat menjadialat buat melegitimasi dan melanggengkan suatu keadaan sosial, bahkan dapatmenjadi indera pembenaran terhadap suatu penguasaan satu kelompok terhadap kelompoksosial lain.
Dalam AWK, teks berkaitan dengan apa yangdimaknai, dilakukan dan dikatakan oleh rakyat dalam situasi yg konkret(Darma, 2009:189). Dalam hal ini, teks adalah ujaran yang terdapat dalammasyarakat. Baik berupa ujaran lisan juga dalam bentuk turunannya (goresan pena)yang tidak berdiri sendiri.
Lebih jauh lagi, pada AWK yg dimaksuddengan teks nir hanya berupa satuan suara bahasa. Ada kecenderunganmenganalisis gambar seolah merupakan teks linguistik (Jorgensen serta Phillips,2007:116). Sejalan dengan pendapat Cook (pada Eriyanto, 2006:9) yangmenjelaskan bahwa “teks adalah seluruh bentuk bahasa yg, bukan hanya istilah-kata,tetapi juga seluruh jenis aktualisasi diri komunikasi serta salah satunya merupakan gambar”.dengan demikian, nir hanya bentuk satuan bahasa yg dapat dianalisis. DalamAWK, bila dihubungkan menggunakan konteks, gambar bisa sebagai wacana dan dapatdianalisis.
Maka menurut itu, pada AWK dikenal pulaistilah struktur mikro dan struktur makro. Struktur mikro dianggap pulaperistiwa mikro adalah insiden ekspresi (ujaran atau pun goresan pena), strukturmakro merupakan insiden sosial yang lebih luas. AWK memandang terdapat hubungantimbal pulang antara struktur mikro serta struktur makro. Hubungan timbal balikantara struktur mikro (peristiwa mulut) dan struktur-struktur makro yangmengondisikan dan menghasilkan insiden mikro (Darma, 2009:71).

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: YramaWidya.
Eriyanto. 2006. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:LkiS.
Jorgensen, M W., Phillips, L.J. 2007. Analisis Wacana Teori dan Metode.Alih bahasa oleh Suyitno, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media. cet. Ke-4. Jakarta:Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H.G. 1987. Pengajaran Analisis Wacana. Bandung: Angkasa.


PENGERTIAN DAN CONTOH PUISI KONTEMPORER

Secara harfiah pada masa ini ialah modern. Jadi, yangdimaksud dengan puisi pada masa ini merupakan bentuk menurut konvensi puisi modern,atau kesepakatan para sastrawan dan kritikus sastra mengenai bentuk puisi yangsedang ada. Karena yg puisi pada masa ini di Indonesia, maka dianggap sebagaipuisi pada masa ini Indonesia.


Dilihat menurut makna awalnya maka setiap ketika perkembanganpuisi pada masa ini jua penah mengalami perkembangan. Pada masanya puisikontemporer pada Indonesia pada tahun 1970 1980-an beredar puisi pamflet, yaitupuisi yg berisi protes-protes sosial yg panjang. Ada jua puisi balada,yang bercerita mengenai seseorang tokoh pada puisi yang ‘lengkap’ sehinggapuisinya panjang. Kedua jenis puisi itu, (puisi pamflet dan puisi balada)sebenarnya bisa pula dianggap sebagai puisi kontemporer, namun berdasarkankonvensi (konvensi) puisi kontemporer dibatasi tetapi nir hanya terbataspada model puisi yang ditulis oleh Sutardji Calzoum Bachri.

Maka Pengertian Puisi Kontemporer dapat dirumuskansebagai berikut:
Puisi pada masa ini merupakan puisi yang memiliki kebebasanekspresi, nir terikat oleh ketentuan baris, bentuk, dan rima. Bahkan bebasmembuat dan membangun kata baru meskipun kata yg digunakan adalah kata yang tidakdikenal sebelumnya. Tujuan utama puisi kontemporer adalah buat menyampaikangagasan serta tujuan.

Berdasarkan penerangan di atas dapat diketahui karakteristik-ciripuisi kontemporer adalah sebagai berikut:

Bentuk goresan pena atau tipografi yg yang unik, biasanyamembentuk gambar yang sesuai menggunakan tema puisi.
Penulisan baris, istilah, bait, tidak misalnya puisi padaumumnya. Penulisan bait bebas mau memotong pada mana dan ditulis di mana.
Terjadi stagnasi bunyai, bahkan tidak mampu dibaca. Hal inidikarenakan hanya terdiri dari satu huruf, huruf konsonan saja, bahkan hanyatanda baca.
Menggunakan kata yang tidak lazim, bisa berupa gabungankata yang nir semestinya.
Biasanya berupa pengulangan istilah, frasa, gerombolan istilah, danbuni.
Menggunakan percampuran bahasa, baik bahasa Indonesia maupunbahasa daerah.
Gaya bahasa paralelisme yg bertenaga dirangkai dengan hiperbolayang berlebihan

Ciri-Ciri pada atas bisa dipadatkan lagi menjadi empat cirikhas puisi pada masa ini yaitu:
Unsur bunyi
Unsur tipografi
Unsur enjambemen
Unsur kelakar

Pejelasan unsur puisi pada masa ini:
Unsur bunyi menjadi unsur yang juga mayoritas dalampuisi kontemporer lantaran yang terpenting pada sebuah puisi kontemporer adalahpenggunaan bunyi yg bertenaga. Bunyi nir hanya menerangkan estetika, tetapijuga sanggup memberitahuakn makna puisi.

Unsur tipografi juga saling mendukung menggunakan maknapuisi. Misalnya puisi Tragedi Sihka Winka karya Surtardji Calzoum Bachri,bentuknya zig-zag hal ini mendukung pejalanan cinta serta perkawinan yg tidaklurus. Pasti jalannya sulit, harus zig-zag.

Unsur enjambemen, yaitu mutilasi atau pemenggalankata yang sesuka pengarang. Masing-masing kalimat bahkan istilah tidak lengkap.hal ini digunakan untuk mendukung suara atau mendukung tiopgrafi.

Unsur kelakar, yang dimaksud menggunakan unsur kelakaradalah unsur kritik yang pada luar berdasarkan umumnya. Meskipun nir seluruh puisikontemporer berupa kelakar, tetapi kelakar temasuk mayoritas pada beberapa puisikontemporer.

Adapun penyair yg identik serta ditokohkan pada pola puisikontemporer merupakan:
Sutardji Calzoum Bachri, penyair ini terkanal berkat bukukumpulan puisi yg berjudul O, Amuk, dan O Amuk Kapak

Ibrahim Sattah, penyair ini populer berkat kitab kumpulanpuisi yang berjudul Hai Ti

Hamid Jabbar, penyair ini terkenal berkat kitab kumpulanpuisi yang berjudul Wajah Kita.



Baca Juga: Analisis Puisi Kontemporer Malam Lebaran Bulan di Atas Kuburan

Jenis-Jenis Puisi Kontemporer

Karena puisi pada masa ini berbasis dalam kata yang bebas, makapembagian jenis puisi pada masa ini jua menurut kata yg digunakan. Berikutpembagiannya:

a. Puisi Mantra

Mantra dalam dasarnya adalah bentuk sastra usang. Tetapi,bentuk mantra timbul lagi pada puisi kontemporer sesudah Sutardji CalzoumBachri mengenalkannya. Puisi mantra adalah puisi yang disajikan (ditulis) untukmenimbulkan pengaruh seolah-olah mempunyai kekuatan mistik dan menaruh efekkemanjuran.

Contoh Puisi Mantra

SEPISAUPA


Sepisau luka sepisau duri
Sepikul dosa sepukau sepi
Sepisau duka serisau diri
Sepisasu sepi sepisau nyanyi

Sepisaupa sepisaupi
Sepisapanya sepikau sepi
Sepisaupa sepisaupi
Sepikul diri keranjang duri

Sepisaupa sepisaupi
Sepisaupa sepisaupi
Sepisaupa sepisaupi
Sampai pisau-Nya ke pada nyanyi



b. Puisi Mbeling

Kata ‘mbeling’ dari dari istilah dalam bahasa Jawa, artinya:susah diatur, besinonim menggunakan ‘tambeng’. Karena menyalahi aturan puisi, makapuisi jenis ini diklaim dengan puisi mbeling.

Ciri-ciri puisi mbeling diantaranya: beisi kritik sosial dankritik politik buat keadaan dan kebijakan pemerintah; tidak sporadis jugadigunakan buat ‘menyerang’ penyair lain; pada puisi mbeling yang diutamakanadalah kelakar (candaan)

Contoh:

KESEJUKAN


Kesejukan
Di tengah kota
Pasti AC
Kesejukan
Di tengah kampung
Sepoi angin
Yang satu
Membuang uang
Karena kebutuhan
Yang satu
Gratis menyehatkan



c. Puisi Mini Kata

Ada yang membedakan antara puisi mini istilah dan puisi tanpakata. Seharusnya tidak ada istilah puisi yang tanpa istilah. Media yg digunakandalam puisi adalah kata. Adapun yg digunakan adalah istilah-kata yg minim.penggunaan kata yg sangat terbatas diikuti menggunakan indikasi baca, alfabet , dangaris.

Berikut model puisi kecil kata

MATI


--------------------m-----------------
-----------a---------------------------
---------------------------t------------
---------------i--------------i!!!!!!!!!!!


d. Puisi Konkret

Adalah puisi pada masa ini yang mengutamakan bentuk tipografiyang nyata. Misalnya menulis kata cinta, maka bentuk yg dipakai adalahbentuk hati. Dengan dibentuk olehkata cinta serta penggalannya (cin atau ta) yangberulang-ulang.

e. Puisi Suprakata

Puisi suprakata merupakan puisi yang menggunakan kata-katakonvensional tetapi susunannya dibolak-pulang sehingga memunculkan efek baru. Sepertidalam puisi-puisi kontemporer yang lain, aspek bunyi lebih ditonjolkan.

Contoh:

PUISI JAMAN BAHARI


YA MERJA JARAMAYA
YA MARANI NIRMAYA
YA SILAPA PALASIYA
YA MIRADO RODAMIYA
YA MIDOSA SADOMINYA
YA DAYADA DAYUDAYA
YA SIYACA CAYSIYA
YA SIHAMA MAHASIYA


f. Puisi Kontemporer Multilingual

Adalah puisi yang tidak hanya memakai bahasa Indonesia.dalam puisi dicampur-aduk rata antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Contohdalam puisi berikut memakai bahasa Indonesia yang dipadukan menggunakan bahasaJawa

Merapi

Merapi

Gagah bak penguasa

Asap putih memayungimu

Lebat hutan pengawalmu

Sejarah laharmu kekal kini


Merapi

Saumpamane kowe mampu nguri-uri

Kabeh sing kaleksana ing tanah Jawi

Prilakune manungsa

Bcik lan ora

Marang alam

Karunia sang Ilahi


Demikian penerangan singkat mengenai puisi kontemporer.semoga berguna. Mari tulis puisi pada masa ini kita sendiri.

PREPOSISI ALIAS KATA DEPAN PENGERTIAN JENIS DAN CONTOHNYA

Pengertian Preposisi, Jenis-Jenis Preposisi, dan ContohPenggunaannya pada Kalimat


Pengertian Kata Depan atau Preposisi

Presposisi dianggap pula kata depan merupakan kata yangberfungsi buat menandai adanya interaksi makna antara konstituen satu dengankonstituen lainnya. Contoh berangkat kesekolah. Kata depan ke menyatakanadanya hubungan antara berangkat dan sekolah. Pengertian ini dicermati darisegi semantisnnya.




Ditinjau berdasarkan segi sintaksisnya, kata depan terletak di depannomina, kata sifat, atau adverbia. Dengan demikian dapat terbentuk frasapreposisional sehingga didapati bentuk kesekolah, sampai penuh, menggunakan segera.

Jenis-Jenis KataDepan atau Preposisi

Ada 2 jenis kata depan atau preposisi yaitu katadepan  tunggl serta kata depan majemuk.

1. Kata Depan Tunggal

Adalah kata depan yang terdiri berdasarkan satu kata, bisa berupakata dasar atau kata berafiks (berimbuhan).

Berikut ini adalah daftar Kata Depan Tunggal yang berupa katadasar:
Akan = takut akan kedinginan
Antara = antara akudan bekas pacarmu
Bagi = bagi para siswa
Buat = buat rekan-rekan
Dari = berasal dari Jember

Demi = demi ayahdan ibu
Dengan = pulang dengan istrinya
Di = duduk di pangkuan ibu
Hingga = hingga kini
Ke = pulang ke kampus
Kecuali = kecuali kamu
Lepas =lepas pantai
Lewat = lewat dini hari
Oleh = dibeli oleh dia
Pada = terdapat pada Rina
Per = per kilogram
Peri = peri kemanusiaan
Sampai = sampai sore
Sejak = sejak dulu kala
Seperti = seperti bintang dan bulan
Serta =lemari  dan meja serta kursi
Tanpa = tanpa bicara
Tentang = bicara tentang nasionalisme
Untuk = kitab untuk Nayla

Berikut ini daftar Kata Depan yang terdiri berdasarkan satukata berafiksbaik sufiks, prefiks, maupun konfiks:

Bersama = pergibersma kakek
Beserta = ayahbeserta ibunya
Menjelang = pagimenjelang malam
Menuju = pergimenuju sekolah
Menurut = menurutrencana yang disepakati
Seantero =seantero Nusantara
Sekeliling =sekeliling kampung
Sekitar = sekitarkita
Selama = selamamasih bisa
sepanjang = sepanjangjalan kenangan
seputar = seputar Jember

seluruh = seluruhkabupaten
terhadap =terhadap anaknya
bagaikan = tampan bagaikan pangeran
melalui = dikirimmelalui surel
mengenai = berceritamengenai pengalamannya


2. Kata Depan Majemukatau Kata Depan Gabung


Kata depan beragam atau preposisi gabung adalah preposisiyang terdiri dari lebih menurut satu kata preposisi. Berdasarkan letaknya dapatdibedakan sebagai 2 jenis yaitu preposisiberdampingan  dan preposisi berkorelasi (berhubungan).


Preposisi berdampingan merupakan 2 kata depan yang letaknyabrurutan. Berikut ini misalnya:

Daripada : Menaraini lebih tinggi daripada rumah itu.
Kepada : Buku inidiberikan kepada kakanya.
Oleh lantaran : Iatidak masuk karena terdapat tugas lain.
Oleh sebab :Tanaman itu subur oleh sebab tanahgembur.
Sampai ke : Kamiberjalan sampai ke pasar.
Sampai dengan :Abdul mengerjakan soal angka satu sampai menggunakan lima
Selain dari : Selain dari adiknya dia jua mendapatdari mak .

Preposisi berkorelasi adalah kata depan yg terdiri berdasarkan duaunsur yang dipakai saling berpasangan. Kedua unsur tersebut terletak di tempatyang tidak berurutan, dipisah oleh bagian kalimat (frasa) lain.

Yang termasuk dalam preposisi berkorelasi merupakan sebagaiberikut:

Antara ..... Menggunakan .....
Antara ..... Serta .....
Dari .... Sampai .....
Dari ..... Ke ....
Dari .... Hingga dengan ......
Dari .... Hingga ke .....
Dari ..... Sampai ....
Sejak .... Hingga .....
Sejak .... Sampai .....

Contoh penggunaan preposisi atau kata depan gabung dalamkalimat. Berikut ini adalah kalimat yg mengandung kata depan:

a. Ada disparitas yg mencolok antara dia dan kembarannya.

b. Kami membanting tulang berdasarkan pagi sampai pagi lagi.
c. Seminar itu diadakan berdasarkan hari kamis sampai menggunakan jumat.
d. Kami tidk tahu berapa jauhny berdasarkan tempat tinggal kami sampai kesekolah itu.
e. Kami pindah berdasarkan jember ke Lumajang tahun kemudian.
f. Dari lahir hingga berumur sembilan tahun di tinggalbersama neneknya.
g. Saya nir bertemu menggunakan dia lagi semenjak rapati ituhingga saat ini.
h. Sejak menikah hingga menggunakan punya cucu, kami tidak pernahbertengkar.


Demikian penjelasan mengenai preposisi atau preposisi.semoga bermanfaat. Silahkan download serta baca materi mengenai kata tugas yanglain selain Preposisi. Klik tautanberikut ini!

PENGERTIAN CONTOH DAN JENISJENIS KONTAMINASI DALAM BAHASA INDONESIA

Pengertian Kontaminasi
Kontaminasi merupakan sebuah istilah yang memiliki makna dasar pengotoran atau pencemaran, atau bercampurnya seuatu dengan unsur lain. Dalam istilah bahasa, kontaminasi adalah penggabungan beberapa bentuk kata, frasa, susunan, dan kaidah bahasa yang satu dengan bahasa lain sehingg menimbulkan bentuk baru yg sebenarnya tidak lazim. 
Contoh sederhna dalam bahasa Indonesia, terdapat kata nyuci yang merujuk pada istilah mencuci. Dalam kaidah bahasa Indonesia tidak dikenal prefiks (imbuhan awal) nassal melainkan terdapat prefiks meN- (baca: meNasal). Sehingga bentuk bakunya merupakan mencuci bukan menyuci. Gejala inilah yg diklaim menggunakan kontaminasi, pencampuran kaidah dalam bahasa asing juga wilayah ke pada kaidah penulisan serta penggunaan bahasa Indonesia. Dalam contoh nyuci berarti bahasa Indonesia tercemar kaidah bahasa Jawa.

Istilah lain yang semakna merupakan menggunakan kontaminasi adalah kerancuan serta kekacauan. Yang dirancukan adalah susunan, penggunaan istilah, penggunaan frasa, penggabungan, serta rangkaian kalimat. 
Maka menurut itu, jenis-jenis kontaminasi dapat dibedakan berdsarkan struktu yang tercemar. Yaitu:
1) Kontaminasi kalimat,
2) Kontaminasi susunan kata, dan 
3) Kontaminasi bentukan istilah.
Penjelasan Jenis-Jenis Kontaminasi
1. Kontaminasi Kalimat.
adalah sebuah gejala kontaminasi yg muncul lantaran tiga kemungkinan:
kemungkinan pertama, Orang kurang menguasai penggunaan bahasa yang tepat, baik pada menyusun kalimat, frasa juga pada memakai imbuhan kompleks (lebih menurut satu imbuhan) buat membentuk kata.
Kemungkinan ke 2,  Kontaminasi terjadi karena nir sengaja. Kontaminasi ini timbul karena seseorang akan menuliskan atau mengucapkan sesuatu yg terdiri menurut 2 konsep yang berbeda. Lantaran dalam pengucapan/penulisan, keduanya digabung menjadi satu. Penggabungan dua bentuk (nir sejajar) menjadi satu mengakibatkan lahirnya susunan yg rancu.
Kemungkinan ketiga, kontaminasi terjadi karena ketidak-mampuan seseorang untuk menciptakan kalimat pasif atau aktif. Kondisi ini menyebabkan keluarnya kalimat yang mencampurkan bentuk kalimat pasif serta kalimat aktif.
2. Kontaminasi Kata.
Sebagai model, yang paling seringkali kita jumpai pada bahasa sehari-hari merupakan kata berulang kali serta seringkali kali. Kata-kata ini terjadi menurut istilah berlang-ulang dan berkali-kali. Perhatikan contoh berikut!
 Telah berulang-ulang kunasihati, namun nir juga berubah kelakuannya (=telah berkali-kali).
Kata seringkali kali kontaminasi dari tak jarang serta poly kali atau kerap kali atau acap kali.
Selain menurut kontaminasi, tampak juga tanda-tanda ‘pleonasme’ lantaran acapkali merupakan banyak kali. Jadi, sering kali berarti poly kali-kali atau kerap kali-kali.
Ucapan jangan boleh seperti dalam kalimat, “Jangan boleh beliau pulang!” dirancukan menurut jangan biarkan dan tidak boleh. Begitu pula kata belum usah dirancukan dari belum boleh atau belum bisa menggunakan nir usah atau usah.
3. Kontaminasi Bentukan Kata.
Adakalanya kita lihat bentukan istilah dengan beberapa imbuhan (afiks) sekaligus yg menerangkan tanda-tanda kontaminasi. Misalnya: kata dipelajarkan dalam kalimat, “Di sekolah kami dipelajarkan beberapa kemampuan berpikir wanita”. Kata dipelajarkan dalam kalimat tadi jelas dirancukan bentuk diajarkan menggunakan dipelajari. Bentukan yg sempurna buat kalimat tadi ialah diajarkan sehingga kalimat yg benar adalah:
 Di sekolah kami diajarkan beberapa kemampuan berpikir wanita.
Kontaminasi yg lain adalah dipertinggikan. Bentuk tadi mestinya dipertinggi atau ditinggikan. Masing-masing memiliki arti spesifik, dipertinggi = dijadikan lebih tinggi; ditinggikan = dijadikan tinggi, dibuat jadi tinggi yg tadinya rendah. Jadi, jikalau awalan per- serta akhiran –kan digabungkan pada bentukan ini sebagai dipertinggikan, maka arti khusus dipertinggikan sebagai tidak jelas.
C. Pleonasme
Pleonasme berarti pemakaian istilah-kata yg berlebihan. Penampilannya bermacam-macam. Ada penggunaan dua istilah yang searti yg sebenarnya nir perlu lantaran menggunakan keliru satu pada antara ke 2 istilah itu telah relatif. Ada penggunaan unsur yg berlebih karena dampak bahasa asing. Misalnya, di mana terbentang danau, di mana merupakan pengaruh menurut bahasa asing in which (Ruskhan, 2007). Seharusnya diganti dengan pada sana. Ada juga kelebihan penggunaan unsur itu karena ketidaktahuan si pemakai bahasa.
Menurut Badudu (1993) dalam Putrayasa (2009) pleonasme ada lantaran beberapa kemungkinan, diantaranya:
1) Dibuat menggunakan nir sengaja karena tidak tahu;
2) Dibuat karena tidak tahu bahwa istilah yg digunakan mengandung pengertian yg berlebih-lebihan;
3) Dibuat dengan sengaja menjadi gaya bahasa untuk memberikan tekanan dalam arti.
Berikut ini beberapa model tanda-tanda pleonasme.
a) Di dalam satu frasa terdapat 2 atau lebih kata yg searti, misalnya:
 Pada zaman dahulu kala poly orang menyembah berhala.
(zaman = kala)
 Mulai dari saat itu ia jera berjudi.
(mulai = menurut; jadi, muali ketika atau berdasarkan ketika)
b) Kata kedua sebenarnya tak perlu lagi karena pengertian yang terkandung pada kata itu telah terkandung pada kata yang mendahuluinya:
Naik ke atas, turun ke bawah, mundur ke belakang, maju ke muka, melihat dengan mata kepala, menendang dengan kaki, dll.
c) Bentuk jamak dinyatakan dua kali.
 Para guru-pengajar sedang kedap.
D. Sumber Data
Data yang diteliti dalam makalah ini dari berdasarkan rubrik Selamat Pagi pada Radar Jember edisi Juli 2010. Namun, nir seluruh edisi dalam bulan Juli bisa di analisis terdapat atau tidaknya kontaminasi. Hal ini ditimbulkan kurangnya terbatasnya asal yang dapat diperoleh.
Setidaknya menurut yang 5 ekslempar harian Radar Jember yg diteliti, khususnya kolom Selamat Pagi, ditemukan beberapa gejala kontaminasi, diantaranya:
1. …yang paling menyolok merupakan menurut Wushu.
(Radar Jember, 1 Juli 2010)
2. …justru malah sebagai beban dan cibiran publik
(Radar Jember, dua Juli 2010)
3. …mereka minta supaya Djalal-Kusen tidak menjadi bupatinya tim sukses saja…
(Radar Jember, 13 Juli 2010)
4. Betapa nir, dengan kunjungan tadi akan menambah semangat serta agama diri lebih besar dalam menghadapi MWBC 2010…
(Radar Jember, 26 Juli 2010)
5. …memang poly dianggap-sebut melibatkan kalangan politisi serta akademisi
(Radar Jember, 27 Juli 2010)
6. Namun faktanya hanya beberapa gelintir saja politisi yg berhasil ditangkap,…
(Radar Jember, 27 Juli 2010)
E. Analisis
1. Yang paling menyolok adalah dari Wushu.
Termasuk pada Kontaminasi bentukan kata. Menyolok merupakan bentukan dari afiks meN- serta /colok/. Fonem /s/ luluh ketika menerima awalan nassal sedangkan /c/ tidak sehingga yg sahih adalah mencolok. Kemungkinan penulis kolom ini nir memahami bahwa fonem /c/ nir luluh atau bahkan nir tahu bahwa menyolok asal dari kata colok bukan solok sebagai akibatnya terjadi kerancuan antara melesapkan fonem awalnya sebagai /-ny/ atau mempertahankan fonem awal serta nassal berubah sebagai /-n-/.
2. …justru malah sebagai beban dan cibiran publik.
Termasuk jenis Pleonasme ditandai adanya dua kata yg searti dalam sebuah kalimat, yaitu justru dan malah. Akan lebih baik apabila dipakai salah satu saja menjadi
justru sebagai beban dan cibiran publik.
atau
malah sebagai beban serta cibiran publik.
3. …mereka minta supaya Djalal-Kusen tidak menjadi bupatinya tim sukses saja…
-nya sebagai istilah ganti milik orang ketiga nir tepat dipakai pada susunan bupatinya tim sukses. Hal ini adalah efek menurut bahasa Jawa bupatine tim sukses, bukune aku , pada tata bahasa Jawa istilah ganti milik /e/ yang disertai yg digantikan adalah benar. Tapi nir begitu dengan bahasa Indonesia. Seharunya -nya dibuang menjadi
…meminta Djalal-Kusen tidak menjadi bupati tim sukses saja…
4. Betapa nir, dengan kunjungan tadi akan menambah semangat serta agama diri lebih besar dalam menghadapi MWBC 2010…
Kontaminasi di atas terbentuk saat penulis akan menulisakan kalimat tersebut terlintas pada ingatannya dua pengertian atau 2 bentukan yg sejajar yg ada sekaligus sebagai akibatnya sebagian diambil dari bentukan pertama serta sebagian lain berdasarkan bentukan yang ke 2.
Bentukan pertama yang mungkin timbul dalam pikiran penulis adalah:
Dengan dikunjungi (bupati) semangat dan kepercayaan diri menjadi lebih akbar pada menghadapi MWBC 2010…
Bentukan kedua merupakan:
Kunjungan tersebut akan menambah semangat serta kepercayaan diri dalam menghadapi MWBC 2010…
Seharusnya dipilih keliru satu saja dari kedua bentukan kalimat tadi supaya kalimat gampang dipahami oleh pembaca.
5. …memang poly dianggap-sebut melibatkan kalangan politisi serta akademisi.
Termasuk pada Pleonasme lantaran adanya bentuk jamak yg dinyatakan 2 kali. Seharusnya istilah poly dan diklaim-sebut tidak dipakai semua. Cukup dipilih galat satu saja. Dianggap-sebut pula berarti dianggap berulang-ulang yg pula berarti poly disebut. Jadi, relatif ditulis
… memang disebut-sebut melibatkan…
atau apabila tetap ingin permanen menggunaka kata poly maka istilah disebut nir perlu diulang sebagai akibatnya menjadi
… memang poly dianggap melibatkan…
6. Namun faktanya hanya beberapa gelintir saja politisi yg berhasil ditangkap…
Termasuk jenis Pleonasme ditandai adanya dua kata yg searti pada sebuah kalimat. Kata hanya serta saja memiliki makna yg sama. Hanya diam mempunyai arti yang sama dengan membisu saja. Untuk mencegah gejala pleonasme atau berlebih-lebihan, hendaknya dipakai satu saja. Menjadi
hanya beberapa gelintir politisi yg berhasil ditangkap
atau
beberapa gelintir saja politisi yg berhasil ditangkap

KLASIFIKASI PENGERTIAN DAN JENISJENIS KALIMAT



Jenis Kalimat


Sebelum masuk ke pembagian jenis kalimat, ada baiknya kita ketahui dulu mengenai pengertian kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa yg secara relatif dapat berdiri sendiri, yang memunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri berdasarkan beberapa klausa. Ada jua yg mengartikan kalimat dari segi penulisan. Misalnya, satuan bahasa yg diakhiri menggunakan titik. 
Ada empat ciri utama kalimat, yaitu: satuan bahasa; secara nisbi dapat berdiri sendiri; memunyai intonasi akhir; terdiri dari klausa. Adapun pembagian kalimat merupakan menjadi ini dia:

Klasifikasi Kalimat
1.Berdasarkan Jumlah serta Jenis Klausa

1.1 Kalimat tunggal: merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa terikat. Contoh: Saya belajar.
1.2 Kalimat bersusun: kalimat yg terdiri
berdasarkan satu klausa bebas serta sekurang-kurang satu klausa terikat. Contoh: Saya bangun sebelum ayam berkokok.
1.tiga Kalimat majemuk: kalimat yg terdiri menurut beberapa klausa bebas. Contoh: Paman membeli sebidang sawah, lantas dia menyuruh adiknya mencangkulnya.
2.Berdasarkan struktur internal klausa utama

2.1 Kalimat paripurna: kalimat yg dasarnya terdiri berdasarkan sebuah klausa bebas. Contoh: Adik menyusu.
2.dua Kalimat tidak paripurna: kalimat yg dasarnya terdiri berdasarkan klausa terikat, atau sama sekali tidak mengandung struktur klausa. Mencakup kalimat elips, sampingan, tambahan, seruan serta minor. Contoh: (mau kemana?) ke Bandung.
3.Berdasarkan jenis respon yg diharapkan

3.1 Kalimat pernyataan: kalimat yg dibuat buat menyiarkan berita tanpa mengharapkan respon eksklusif. Contoh: udara dingin.
3.dua Kalimat pertanyaan: kalimat yg dibuat buat memancing respons yg beruapa jawaban. Contoh: Apa itu? Butuh jawaban, (contohnya) itu kertas.
3.tiga Kalimat perintah: kalimat yg dibuat buat memancing respons yang berupa tindakan. Contoh: Cak Rat, duduklah!
4.Berdasarkan sifat hubungan aktor-aksi

4.1 Kalimat aktif: kalimat yang subjeknya berperanan sebagai pelaku. Contoh: Saya menulis tugas.
4.2 Kalimat pasif: kalimat yg subjeknya berperan sebagai penderita. Contoh: kue itu dimakan Cak Rat.
4.tiga Kalimat medial: kalimat yang subjeknya berperan menjadi pelaku sekaligus penderita. Contoh: Cak Rat menikmati keadaannya.
4.4 Kalimat resiprokal: kalimat yg subyek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yg berbalas-balasan. Contoh: Cak Rat tukar menukar pikiran dengan Ahmadinejad.
5.Berdasarkan terdapat atau tidaknya unsur negatif dalam frase verbal utamanya

5.1 Kalimat afirmatif/pengesahan/positif: kalimat dalam frase ekspresi utamanya tidak masih ada unsur negatif atau unsur penyangkalan. Contoh: Dia membaca kitab .
5.dua Kalimat negatif/penyangkalan: kalimat yang dalam frase verbal utamanya terdapat unsur negatif atau penyangkalan. Contoh: Dia nir membaca kitab .
6.Berdasarkan kesederhanaan serta kelengkapan dasar

6.1 Kalimat formata: kalimat yg tersusun rapi yg memenuhi lima karakteristik yaitu: tunggal, paripurna, pernyataan aktif serta afirmatif.
6.dua Kalimat transformata: kalimat lengkap tetapi bukan kalimat tunggal. Yang meliputi kalimat bersusun dan kalimat beragam. Bisa asal berdasarkan kalimat tunggal yang dirangkaikan serta digabungkan.
6.3 Kalimat deformata: kalimat tunggal yang nir sempurna, nir lengkap.
6.tiga.1 Kalimat urutan: kalimat sempurna yg mengandung konjungsi (menyatakan bahwa kalimat itu merupakan bagian berdasarkan kalimat lain) misalnya maka, jadi, namun dan sebagainya. Contoh: Maka Cak Rat menemui Pak Beye.
6.tiga.2 Kalimat sampingan: kalimat tidak sempurna yg terdiri menurut klausa terikat, serta diturunkan menurut kalimat bersusun (serta dapat digabungkan dengan kalimat tunggal yg mendahuluinya buat menciptakan sebuah kalimat bersusun). Contoh: Justru harga rumah itu kian naik.
6.tiga.tiga Kalimat elips: kalimat nir sempurna yg terjadi karena pelenyapan beberapa bagian menurut klausa serta diturunkan menurut kalimat tunggal. Contoh: Paman memasukkan kentang itu ke pada karung. Lalu memasukkannya ke pasar. (subyek dihilangkan).
6.3.4 Kalimat tambahan: kalimat nir sempurna yg terdapat dalam perihal menjadi tambahan dalam pernyataan-pernyataan yg telah dikemukakan. Cak Rat akan pergi ke Istana Merdeka. Senin depan.

6.tiga.5 Kalimat jawaban: kalimat nir sempurna yang bertindak menjadi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan. Siapa namamu? Cak Rat.
6.3.6 Kalimat seruan: kalimat seruan terbatas dalam gerombolan istilah serta frase yang sederhana saja, tanpa struktur klausa yg mendasarinya sama sekali; ketiadaan struktur klausa tadi disebabkan oleh ketiaadaan unsur predikat pada dalamnya.
Kalimat seruan mencakup:
A.struktur Nonklausa:
Kelompok 1:
(i) panggailan/vokatif (dalam biasanya berupa nama-nama orang atau pangkat panggilan orang) contoh: Cak Rat!
(ii) Salam: aktualisasi diri permanen yg dipergunakan secara ritual buat menemui orang, memulai percakapan, atau dalam waktu perpisahan. Biasanya arti istilah yg sebenarnya sudah berubah atau seringkali jua hilang samasekali. Misalnya: Apa keterangan!!
(iii) Teriakan: pendek, singkat dan bersifat ekspresif, tidak mengharapkan respon atau jawaban tertentu. Dipakai buat menyatakan perasan yg bertenaga serta dalam seperti kesakitan, kejutan dan sebagainya. Contoh: aduh!!
Kelompok dua:
(i) judul: terdiri lebih berdasarkan satu kata maka dalam umumnya menuruti peraturan struktur frase menggunakan pengarang termasuk sebagai agentif. Dalam membacanya struktur tersebut diucapkan menggunakan sebuah pola intonasi akhir tunggal.
(ii) Motto: terdiri lebih dsri satu kata memperlihatkan struktur frasa yang teratur. Contoh: Hidup mulia atau mati syahid!!
(iii) Inkripsi: bila dibatasi dalam struktur frasa misalnya pula halnya ‘toast’ ekspresi maka acapkali dimulai menggunakan buat, kepada, keharibaan, kepangkalan, bagi, demi yg bermakna ‘dipersembahkan kepada’ dan diikuti oleh nominal. Contoh: Buat Pak Beye yg terhormat.
B.struktur Istimewa
(i)Metabahasa: bahasa tentang bahsa. Dalam pemakaian bahasa misalnya ini, beberapa bentuk bahasa sebagai utama pembicaraan sebagai akibatnya kehilangan kegunaannya yang asli.
(ii)Bahasa singkat: menghilangkan sejumlah istilah tugas menggunakan tujuan menghemat penulisan umumnya buat penulisan judul dan pesan singkat.
7.Berdasarkan posisinya pada percakapan

7.1 Kalimat situasi: kalimat yang memulai suatu dialog. Dapat juga mengikuti panggilan, salam, seruan, atau jawaban yang berbentuk tetap terhadap keliru satu dari ketiganya itu. Contoh: Selamat siang!
7.dua Kalimat urutan: kalimat yg menyambung atau meneruskan suatu pembicaraan tanpa pergantian pembicara. Contoh:
Kemarin saya pergi mengunjungi nenek (kalimat situasi)
Dia sangat gembira melihat saya (kalimat urutan)
7.3 Kalimat jawaban: kalimat yg menyambung atau meneruskan suatu pembicaraan dengan pergantian pembicara. Contoh: apa informasi? Kabar baik!

8. Berdasarkan konteks dan jawaban yg diberikan

8.1 Kalimat salam: suatu formula permanen yg digunakan dalam pertemuan atau perpisahan menyebabkan suatu balasan atau jawaban yang permanen yang sering merupakan ulangan dari salam tadi.
8.dua Kalimat panggilan: kalimat pendek yang ditujukan buat mendapat perhatian serta menimbulkan jawaban yang beraneka ragam, umumnya berupa pertanyaan singkat.
8.3 Kalimat seruan: kalimat pendek yang umumnya berpola permanen dengan intonasi eksklusif, ada dari beberapa insiden yang nir diduga dalam konteks linguistk atau nonlinguistik.
8.4 Kalimat pertanyaan: kalimat yg menimbulkan suatu jawaban linguistik.
8.lima Kalimat permohonan: kalimat yg menagih respon berupa perbuatan yang dapat pula diiringi oleh respon linguistik eksklusif.
8.6 Kalimat pernyataan: kalimat yg menuntut respon linguistik atau nonlinguistik yg disebut indikasi perhatian.

Rujukan:

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

CARA MEREVISI PESANPESAN BISNIS

Cara Merevisi Pesan-Pesan Bisnis
A. Keterampilan Merevisi
Menulis pesan-pesan bisnis tidaklah semudah menulis surat kepada saudara kandung, orang tua, atau sahabat akrab. Menulis surat usaha tidak sanggup ditulis sekali jadi. Menulis surat usaha bukanlah permainan sulap, bim salabim langsung jadi. Untuk membuat surat usaha yg baik perlu suatu proses yang cukup. Apabila penulisan draft telah diselesaikan, masih diperlukan penelaahan (review) dan pemugaran lagi, baik dari sudut isi juga pengorganisasian, gaya (style) bahasa yang digunakan, susunan bahasa, serta format penulisannya :

1. Cara Mengedit Isi dan Pengorganisasiannya
Untuk mengevaluasi kegiatan suatu pesan usaha secara menyeluruh, holistik dokumen perlu terlebih dahulu dibaca menggunakan cepat. Pada waktu melakukan penilaian, perlu dipusatkan perhatian dalam isi, organisasi, serta alur surat-surat bisnis tersebut. Dilain pihak, dalam komunikasi bisnis, perlu Anda perhatikan bahan-bahan yang perlu, penting, serta relevan dengan pesan-pesan yg ingin Anda sampaikan. Jangan sekali-kali Anda memasukkan bahan-bahan yang nir perlu, nir penting, dan tidak relevan dengan pesan-pesan yg Anda sampaikan.

Pada fase awal pengeditan, perlu perhatian secara akurat terutama dalam pesan-pesan awal dan akhir, lantaran pesan-pesan tersebut mempunyai impak besar terhadap audiens. Perhatikan bahwa pembuka surat atau memo haruslah relevan, menarik, serta memberikan reaksi pada pembacanya. Untuk pesan-pesan yang lebih panjang, beberapa paragraf pertama meliputi subjek, maksud, dan organisasi bahan.

2. Mengedit Gaya Penulisan
Setelah Anda merasa konfiden terhadap isi serta pengorganisasian suatu pesan-pesan bisnis, maka Anda perlu memusatkan perhatian pada gaya penulisan. Cobalah tanya dalam diri sendiri, apakah Anda telah mendapatkan suatu kesan yg baik bagi audiens Anda? Gunakan istilah-kata frasa yang sanggup menghidupkan pesan-pesan Anda, sehingga semakin menarik bagi audiens Anda. Pada waktu yg sama, Anda perlu mencek apakah pesan-pesan yg disampaikan. Jelas, tidak membingungkan, serta gampang dipahami sang audiens, apakah keterangan krusial sudah dinyatakan, dan apakah transisi yg digunakan pada antara kalimat dinyatakan secara kentara?

Di samping itu, buat lebih memudahkan audiens Anda menangkap pesan-pesan Anda, maka perlu dibentuk judul, sub-subjudul, indentasi, huruf tebal, garis bawah, huruf miring, huruf berwarna, tabel, gambar, dan sejenisnya.

3. Mengedit Format
Langkah terakhir pada mengedit suatu pesan-pesan bisnis merupakan mengedit format secara keseluruhan. Di samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan-kesalahan tulis, serta pertanda baca, maka format penulisannya tidak boleh diabaikan begitu saja. Kalau format penulisannya menarik, maka audiens Anda akan senang membacanya. Terlebih lagi, format penulisan yang ditata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yg dipakai berkualitas baik.

B. Memilih Kata Yang Tepat
Pemilihan kata adalah cara menentukan kata-istilah yang dipergunakan untuk mencurahkan inspirasi atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yg terkandung pada kalimat yang disampaikan kepada orang lain mudah untuk dimengerti, Anda wajib dapat menentukan istilah-kata dengan sebaikbaiknya.

Dalam menyampaikan pesan-pesan usaha kepada audiens, peranan kata sebagai krusial merupakan. Penggunaan kata yang sama sekali nir diketahui atau sangat asing bagi audiens, bukan saja pemborosan atau membuang-buang ketika, namun yang lebih penting berdasarkan itu adalah penyampaian maksud/tujuan komunikasi menjacti terganggu. Oleh karenanya, agar maksud komunikasi bisa tercapai, maka perlu diperhatikan beberapa hal ini dia :

1. Pilihlah Kata yg Sudah Familiar/Dikenal
Dalam mengungkapkan pesan-pesan bisnis gunakanlah kata-istilah yg telah familiar, istilah-kata yang generik, istilah-istilah yang lazim digunakan, sehingga gampang dipahami oleh audiens. Jangan memakai istilah-kata atau istilah yg nampaknya mentereng, bombastis, tetapi justru hanya menciptakan resah audiens.

2. Pilihlah Kata-Kata yg Singkat
Di samping Anda memilih istilah-kata yg telah familiar, Anda perlu jua menentukan kata-istilah yg singkat buat penyampaian pesan-pesan Anda. Penggunaan kata-kata yang singkat, selain efisien jua mudah dipahami oleh audiens.

3. Hindarkan Kata-Kata yg Bermakna Ganda
Dalam memilih kata-kata buat menyarnpaikan pesan-pesan usaha, Anda perlu juga menghindarkan kata-kata yang memiliki aneka macam pengertian. Pernilihan terhadap istilah-kata tadi akan menyebabkan penafsiran yg bermacam-macam pada audiens. Akibat selanjutnya merupakan kernungkinan tidak tercapainya maksud penyarnpaian pesan-pesan usaha Anda.

C. Membuat Kalimat Efektif
Kalimat adalah wahana untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan kalimat Anda bisa memanggil, memarahi, menasehati, mengemukakan pendapat, menyuruh orang lain, memperingatkan orang lain, serta mengumumkan sesuatu. Agar pesan yg Anda sampaikan bisa menggunakan mudah dimengerd pembaca, kalimat wajib disusun secara efektif Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif (effective sentence)? Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yg secara sadar dan sengaja disusun buat mencapai daya warta yang sempurna serta baik.

Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan tiga hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Sebagaimana Anda ketahui bahwa senap kalimat paling tidak terdiri atas subjek serta predikat. Masing-masing subjek dalam suatu kalimat akan menjawab pertanyaan "siapa" atau "apa yang dilakukan oleh kata kerja. Subjek (subject) merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu-yang sedang dikatakan serta umumnya berupa istilah benda.

Bagaimana Anda dapat mengenali subjek suatu kalimat? Untuk dapat mengenali subjek suatu kalimat, Anda dapat mengajukan pertanyaan "siapa" atau "api" sebelum kata kerja. Sebagai model sederhana merupakan menjadi berikut:

Johni Mathis merupakan penyanyi temama pada Amerika Serikat. 
Sumarni berbelanja di Pasar Klewer Solo.

Siapa penyanyi ternama di Amerika Serikat? Siapa yg berbelanja pada Pasar Klewer Solo? Jawaban atas ke 2 pertanyaan tersebut adalah subjek kalimat. Jadi, Johni Mathis dan Sumami merupakan subjek suatu kalimat.

Predikat (predicate) umumnya kata kerja, berkaitan erat menggunakan apa yg sebagai subjeknya. Ia menyebutkan tentang apa yang dilakukan sang subjek. Bagaimana Anda dapat mengenali predikat? Anda bisa mengenali predikat iengan cara mengaJukan pertanyaan "melakukan apa" selesainya subjek.

Manto membeli permen di toko Pqjok. 
Seorang polisi menangkap pencuri ayam.

Manto melakukan aktivitas apa? Seorang polisi melakukan aktivitas apa? Jawaban atas kedua pertanyaan tadi merupakan predikat dalam kalimat tersebut. Kedua istilah tadi, membeli serta menangkap, merupakan kata. Kerja yaitu suatu istilah yang melakukan tindakan (action).

Di samping subjek dan predikat, suatu kalimat bisa dilengkapi dengan pelengkap (complements) yg akan memperjelas arti suatu istilah kerja. Ada beberapa jenis pelengkap diantaranya objek langsung (direct object) dan objek tik langsung (indirect object). Untuk dapat mengetahui objek langsung, Anda bisa mengajukan pertanyaan "siapa" atau "apa' sesudah istilah kerja. Sebagai model adalah menjadi berikut:

Jamal Mirdad menerima piala Citra.
Sumaryono terpilih sebagai kepala karang taruna.

Jamal Mirdad mendapat apa? Sumaryono terpilih menjadi apa? Jawaban terhadap ke 2 pertanyaan tersebut, adalah objek langsung.

Bagaimana dengan objek tak langsung? Objek tak pribadi adalah istilah benda yg menyebutkan kepada siapa atau aktivitas apa yg dilakukan oleh istilah kerja. Sebagai model adalah sebagai berikut:

Ia menulis surat buat Johny.
Majikan memberi bingkisan kepada karyawan.

la menulis surat buat siapa? Majikan mernberi bingkisan pada siapa? Jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut adalah objek tak eksklusif.

1. Tiga Jenis Kalimat
Secara generik, ada 3 jenis kalimat, yaitu kalimat sederhana, kalimat majernuk, dan kalimat kompleks.

a. Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana (simpk sentence) hanya mempunyai sebuah subjek dan sebuah predikat. Namun, tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi menggunakan objek baik eksklusif maupun tidak langsung.

b. Kalimat Majemuk
Kalimat majernuk (compound sentence) berisi dua atau lebih klausa independen dan nir mernpunyai klausa dependen. Klausa independen adalah anak kalimat yg bisa berdiri sendiri atau mernpunyai pengertian yang utuh. Sedangkan klausa dependen adalah anak kalimat yang nir dapat berdiri sendiri, sebagai akibatnya tidak memiliki pengertian yang utuh. Suatu kalimat majemuk dihubungkan dengan kata penghubung i serta, namun, atau.

c. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks (complex sentence) berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen.

Dalam menyusun suatu kalimat, gunakanlah jenis kalimat mana yang paling sempurna atau sesuai menggunakan pernikiran atau ide yg Anda miliki. Jika Anda mempunyai dua buah pandangan baru yg mempunyai tingkat kepentingan yang sama, maka Anda dapat menentukan kalimat majernuk atau penggabungan ke 2 kalimat sederhana. Tetapi, bila salah satu inspirasi memiliki taraf kepentingan yg lebih rendah ketimbang yang lain, maka Anda bisa memilih kalimat kompleks.

2. Cara Mengembangkan Paragraf
Secara urnum terdapat dua pendekatan yg dapat dipakai buat membuatkan suatu paragraf, yaitu pendekatan induktif serta deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan mengemukakan aneka macam alasan terlebih dahulu, kemudian baru dibuat kesimpulan. Sedangkan pendekatan deduktif dimulai berdasarkan konklusi lalu baru diikuti menggunakan alasan-alasannya adalah. Lebih lanjut, suatu paragraf bisa dikembangkan dengan memberikan gambaran atau model, perbandingan (persarnaan serta disparitas), pernbahasan sebab-dampak, klasifikasi, serta Pernbahasan pernecahan masalah. Pendekatan mana yg akan Anda pilih sangat tergantung pada subjek Anda, maksud audiens, serta maksud suatu pesan.

a. Ilustrasi
Untuk membuatkan suatu paragraf, Anda dapat memakai suatu gambaran atau contoh yang dapat menaruh citra terhadap inspirasi atau gagasan urnum.

b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)
Anda bisa menyebarkan suatu paragraf menggunakan cara membandingkan persarnaan juga disparitas terhadap suatu pemikiran.

c. Pembahasan Sebab-Akibat
Ketika Anda membuatkan suatu paragraf, Anda bisa memfokuskan perhatian. Dalam alasan-alasan terhadap sesuatu hal. Mengapa sesuatu hal. Tadi harus dipilih atau dilakukan? Apa alasan yang mendasari suatu keputusan?

d. Klasifikasi
Paragraf dapat dikembangkan menggunakan cara. Melakukan penjabaran atau pengelompokan ilham-pandangan baru urnum ke pada inspirasi-ilham yang lebih khusus.

e. Pembahasan Pemecahan Masalah
Cara lain untuk membuatkan paragraf adalah dengan menyajikan kasus, kernudian tersaji bagaimana cara pernecahan perkara tersebut.

Satu hal yang perlu diperhatikan pada kaitannya dengan pengaruh yg Anda berikan pada audiens merupakan menggunakan memusatkan inspirasi/gagasan tunggal (kesatuan ilham) buat setiap paragraf serta perlu tetap dijaga agar suatu parag penulisannya singkat saja. Oleh karena tidak terdapat ketentuan secara pasti bera kalimat buat setiap paragraf, maka Anda dapat berbagi sendid aneka macam macam variasi, jangan terlalu singkat tetapi pula jangan terlalli panjang. Yang krusial suatu paragraf wajib adalah kesatuan inspirasi atau gagasan yg utuh, kentara, serta memakai kata-istilah transisi sebagai penghubung antara kalimat yang satu menggunakan yg lainnya.