PREPOSISI ALIAS KATA DEPAN PENGERTIAN JENIS DAN CONTOHNYA

Pengertian Preposisi, Jenis-Jenis Preposisi, dan ContohPenggunaannya pada Kalimat


Pengertian Kata Depan atau Preposisi

Presposisi dianggap pula kata depan merupakan kata yangberfungsi buat menandai adanya interaksi makna antara konstituen satu dengankonstituen lainnya. Contoh berangkat kesekolah. Kata depan ke menyatakanadanya hubungan antara berangkat dan sekolah. Pengertian ini dicermati darisegi semantisnnya.




Ditinjau berdasarkan segi sintaksisnya, kata depan terletak di depannomina, kata sifat, atau adverbia. Dengan demikian dapat terbentuk frasapreposisional sehingga didapati bentuk kesekolah, sampai penuh, menggunakan segera.

Jenis-Jenis KataDepan atau Preposisi

Ada 2 jenis kata depan atau preposisi yaitu katadepan  tunggl serta kata depan majemuk.

1. Kata Depan Tunggal

Adalah kata depan yang terdiri berdasarkan satu kata, bisa berupakata dasar atau kata berafiks (berimbuhan).

Berikut ini adalah daftar Kata Depan Tunggal yang berupa katadasar:
Akan = takut akan kedinginan
Antara = antara akudan bekas pacarmu
Bagi = bagi para siswa
Buat = buat rekan-rekan
Dari = berasal dari Jember

Demi = demi ayahdan ibu
Dengan = pulang dengan istrinya
Di = duduk di pangkuan ibu
Hingga = hingga kini
Ke = pulang ke kampus
Kecuali = kecuali kamu
Lepas =lepas pantai
Lewat = lewat dini hari
Oleh = dibeli oleh dia
Pada = terdapat pada Rina
Per = per kilogram
Peri = peri kemanusiaan
Sampai = sampai sore
Sejak = sejak dulu kala
Seperti = seperti bintang dan bulan
Serta =lemari  dan meja serta kursi
Tanpa = tanpa bicara
Tentang = bicara tentang nasionalisme
Untuk = kitab untuk Nayla

Berikut ini daftar Kata Depan yang terdiri berdasarkan satukata berafiksbaik sufiks, prefiks, maupun konfiks:

Bersama = pergibersma kakek
Beserta = ayahbeserta ibunya
Menjelang = pagimenjelang malam
Menuju = pergimenuju sekolah
Menurut = menurutrencana yang disepakati
Seantero =seantero Nusantara
Sekeliling =sekeliling kampung
Sekitar = sekitarkita
Selama = selamamasih bisa
sepanjang = sepanjangjalan kenangan
seputar = seputar Jember

seluruh = seluruhkabupaten
terhadap =terhadap anaknya
bagaikan = tampan bagaikan pangeran
melalui = dikirimmelalui surel
mengenai = berceritamengenai pengalamannya


2. Kata Depan Majemukatau Kata Depan Gabung


Kata depan beragam atau preposisi gabung adalah preposisiyang terdiri dari lebih menurut satu kata preposisi. Berdasarkan letaknya dapatdibedakan sebagai 2 jenis yaitu preposisiberdampingan  dan preposisi berkorelasi (berhubungan).


Preposisi berdampingan merupakan 2 kata depan yang letaknyabrurutan. Berikut ini misalnya:

Daripada : Menaraini lebih tinggi daripada rumah itu.
Kepada : Buku inidiberikan kepada kakanya.
Oleh lantaran : Iatidak masuk karena terdapat tugas lain.
Oleh sebab :Tanaman itu subur oleh sebab tanahgembur.
Sampai ke : Kamiberjalan sampai ke pasar.
Sampai dengan :Abdul mengerjakan soal angka satu sampai menggunakan lima
Selain dari : Selain dari adiknya dia jua mendapatdari mak .

Preposisi berkorelasi adalah kata depan yg terdiri berdasarkan duaunsur yang dipakai saling berpasangan. Kedua unsur tersebut terletak di tempatyang tidak berurutan, dipisah oleh bagian kalimat (frasa) lain.

Yang termasuk dalam preposisi berkorelasi merupakan sebagaiberikut:

Antara ..... Menggunakan .....
Antara ..... Serta .....
Dari .... Sampai .....
Dari ..... Ke ....
Dari .... Hingga dengan ......
Dari .... Hingga ke .....
Dari ..... Sampai ....
Sejak .... Hingga .....
Sejak .... Sampai .....

Contoh penggunaan preposisi atau kata depan gabung dalamkalimat. Berikut ini adalah kalimat yg mengandung kata depan:

a. Ada disparitas yg mencolok antara dia dan kembarannya.

b. Kami membanting tulang berdasarkan pagi sampai pagi lagi.
c. Seminar itu diadakan berdasarkan hari kamis sampai menggunakan jumat.
d. Kami tidk tahu berapa jauhny berdasarkan tempat tinggal kami sampai kesekolah itu.
e. Kami pindah berdasarkan jember ke Lumajang tahun kemudian.
f. Dari lahir hingga berumur sembilan tahun di tinggalbersama neneknya.
g. Saya nir bertemu menggunakan dia lagi semenjak rapati ituhingga saat ini.
h. Sejak menikah hingga menggunakan punya cucu, kami tidak pernahbertengkar.


Demikian penjelasan mengenai preposisi atau preposisi.semoga bermanfaat. Silahkan download serta baca materi mengenai kata tugas yanglain selain Preposisi. Klik tautanberikut ini!

KALIMAT EFEKTIF PENGERTIAN CIRI DAN SYARAT KALIMAT EFEKTIF BAHASA INDONESIA

Kalimat Efektif

Dalam menyusun sebuah kalimat, sering kita acapkali merasamudah. Tidak pernah merasa kesulitan pada menyusun kalimat. Akan namun, jikadipikir lagi apakah kalimat yg kita susun merupakan kalimat efektif, makaperlu ditelaah lebih renik (rinci) lagi.
Lalu apa yg dimaksud menggunakan kalimat? Intinya kalimat itudapat dibentuk sang klausa predikatif (mengandung predikat). Bisa pula susunanklausa tersebut ditambah menggunakan objek, informasi, dan pelengkap. Bisa diakhiridengan tanda baca titik, pertanda tanya, serta tanda seru.


Namun begitu, bila penggunaan tanda baca dan susunanunsur-unsur kalimatnya nir tepat, sanggup jadi kalimat yg disusun menjadikaliamt nir efekti. Padahal kalimat efektif mutlak diperlukan agar tidakterjadi kesalah-pahaman serta memunculkan kemudahan bagi pembicara maupunpendengar (penulis juga pembaca) untuk tahu kalimatnya.

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif bisa juga diartikan sebagai susunan katayang mengikuti kaidah kebahasaan (tata bahasa) secara baik serta benar. Tatabahasa serta kaidah yang menjadi acuan dalam bahasa Indonesia hendaknya sesuaidengan Ejaan yg Disempurnakan (EyD). Selain itu, kaidah penyusunan kalimatagar sebagai kalimat efektif harus memenuhi beberapa syarat kalimat efektif.lebih lengkapnya tentang kalimat serta kalimat efektif mampu dibaca pada buku Tata BahasaBaku Bahasa Indonesia yg diterbitkan oleh Pusat Bahasa.

Syarat Kalimat Efektif

Pada dasarnya, terdapat empat syarat utama sebuah kalimat dapatdikatakan efektif atau tidak.

1. Sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EyD)

Kalimat efektif hendaknya ditulis menggunakan kaidah penulisanejaan yg benar. Tidak dapat dianggap kalimat efektif jika di dalamnya masihterdapat kesalahan penulisan ejaan, kesalahan penulisan indikasi baca, dankesalahan penulisan huruf modal. Meskipun yg dimaksud menggunakan kalimatefektif bukan berarti wajib kalimat menggunakan bahasa formal dan ilmiah saja.
Ragam bahasa santai pun wajib memperhatikan keefektifankalimatnya.

2. Sistematis

Kalimat efektif harus memiliki urutan yang tidakmembingungkan. Syarat minimal sebuah kalimat adalah terdiri dari subjek danpredikat. Jadi urutan awalnya merupakan subjek-predikat. Apabila hendak membuatkalimat yg lebih kompleks, maka urutannya adalah objek, pelengkap danketerangan. Jika urutannya tidak sistematis, maka kalimat tersebut sulitdisebut kalimat yang efektif.
Misalnya:
“Saya memakan kini nasi”

Kalimat pada atas nir bisa dianggap kalimat efektif karenasusunannya membingungkan. Apabila objek langsung diletakkan tepat setelahpredikat, kalimat di atas menjadi kalimat yang efektif, yaitu:
“Saya memakan nasi kini ”.

3. Tidak Boros Kata alias Bertele-tele

Kalimat yang efektif merupakan kalimat yg tidak menggunakankata yg berlebihan. Kata yg hiperbola bisa terjadi karena ketidak-pahamanpenyusun kalimatnya. Misalnya kalimat:
“Saya membeli senjata senapan laras panjang secara legal”

Dalam kalimat pada atas dipakai istilah senjata serta senapan.pada dasarnya, senapan ya senjata. Maka sanggup dipilih keliru satunya saja, agarkalimat tersebut menjadi kalimat yang efektif.

Jika kita menciptakan kalimat memakai kata yang tidakpenting, dipastikan bahwa kalimat itu bukan merupakan kalimat yang efektif.

4. Tidak Ambigu

Ambigu merupakan kondisi subuah kalimat bisa ditafisiri denganbeberapa arti. Tentu ini tidak efektif. Yang efektif merupakan kalimat yang hanyamemiliki makna lugas (satu tafsir). Maka maksud yg ada pada penyusn kalimat(penulis atau pembicara) bisa dipahami secara utuh dan semprna oleh pembacaatau pendengarnya. Untuk membuat kalimat yg tidak ambigu ini, susunan kataharus ringkas, pilihan kata harus sempurna, sistematis, dan sesuai dengan kaidahkebahasaaan.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

Susunan kalimat efektif mampu kita buat bila kita sudahmemiliki pemahaman yang relatif mengenai karakteristik-ciri kalimat efektif. Setidaknya kalimatdikatakan efektif apabila memanuhi lima ciri berikut ini:
1. Kesepadanan Struktur

Ciri kalimat efektif yang pertama ini berkaitan denganunsur-unsur kalimat. Struktur minimal sebuah kalimat yang harus terdiri dariunsur prediat dan objek harus terpenuhi. Untuk lebih memahami kesepadaanstruktur kalimat, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

- Pastikan bahwa kalimat yang kita susun mengandung minimalsubjek dan predikat. Atau klausa predikatif.

- Kata depan (preposisi) jangan diletakkan pada depan subjek.untuk kalimat aktif, hal ini absolut diperlukan. Kecuali buat kalimat pasif.

Contoh kalimat:
Untuk para peserta harus hadir sempurna waktu (kalimat tidakefektif)
Pengumuman untuk peserta. Para peserta wajib hadir tepatwaktu (kalimat efektif).
Para peserta harus hadir tepat ketika (kalimat efektif).

- Penggunaan kata sandang yg harus sempurna. Jangan digunakandi antara subjek serta predikat. Penggunan yang ‘yang’ yang tidak tidak tepatmembuat kalimat hanya terdiri dari satu subjek yang diperluas.

Contoh:
Dia yg pulang menggunakan tergesa-gesa. (tidak efektif). Kalimatini tidak efektif karena semua bagiannya menjadi subjek saja. Menjadi efektifjika begini, Dia yang pulang dengan tergesa-gesa telah balik . Jadi, ‘Dia yangpergi dengan tergesa-gesa’ merupakan predikat serta ‘telah balik ’ adalah predikat.

Kalimat pada atas sebagai kalimat efektif apabila tidakmenggunakan ‘yang’ sebagai: Dia pergi dengan tergesa-gesa.
Dia = subjek
Pergi = predikat
Dengan tergesa-gesa = keterangan

- Subjek yang sama nir perlu ditulis dua kali. Kecualijika adalah kalimat majemuk menggunakan dua subjek yang tidak selaras, maka bolehditulis 2 kali.

Contoh kalimat:
Ani sedang sakit sehingga ani tidak sanggup belajar gerombolan (tidak efektif)
Ani sedang sakit sehingga tidak sanggup belajar kelompok (efektif)
Ani sedang sakit sehingga bunda tidak mampu meninggalkannyasendiri (efektif)

 dua. Kehematan Kata

Ingat bahwa kondisi kalimat efektif merupakan singkat serta tidakbertele-tele. Maka dalam menyusun kalimat efektif kita wajib menggunakan katayang ringkas tapi lugas. Tidak memakai dua kata yg bisa diwakili olehsatu istilah saja.

Contoh kalimat:
Para pengajar-guru sedang kedap pada kantor.
Kalimat pada atas tidak efektif lantaran memakai para yangberarti poly, sekaligus dengan ‘guru-guru’. Agar menjadi efektif, kalimat diatas hanya perlu memlilih ‘para pengajar’ atau ‘guru-pengajar’.

Maka kalimat yang efektif adalah:
Para guru sedang kedap di kantor.

Guru-guru sedang rapat pada tempat kerja.


Kata yg berarti sama (sinonim) juga tidak perlu digunakandua kali, seperti model pada awal artikel ini. Perhatikan contoh berikut:
Budi masuk ke dalam rumah. (nir efektif)
Budi masuk tempat tinggal .(efektif)

Dalam kata ‘masuk’ sudah terkandung makna ‘pada dalam’. Makatidak perlu dipakai kata yang maknanya sama hingga dua kali.
Kata yang tidak irit, dalam bahasa Indonesia salah satunyajika terpengaruh oleh unsur bahasa asing. Hal ini tampak pula pada kalimatberikut ini:
Guru yang mana sedang terlibat kasus hukum sebenarnya tidakbersalah (tidak efektif)

Dalam kalimat pada atas, penggunaan kata ‘yg mana’ merupakanadanya impak bahasa inggris. Kalimat efektif dalam bahasa Indonesia yangtepat merupakan:
Guru yg sedang terlibat masalah aturan sebenarnya tidakbersalah.

3. Kesejajaran Bentuk

Dalam satu kalimat, maupun antar-kalimat imbuhan yangdigunakan harus sama (sejajar) agar menjadi kalimat yang efektif. Perhatikancontoh berikut:

Hal yang wajib diperhatikan tentang sampah adalah bagaimanacara membuang, memilah, serta mengolahnya.

Kalimat pada atas sejajar, lantaran menggunakan imbuhan yangsama yaitu me-. Menjadi tidak efektif jika akhir kalimat itu ditulis, caramembuang, memilah, dan pengolahannya.


4. Ketegasan Makna

Kalimat yang efektif merupakan kalimat yg nir ambigu, yangtidak ambigu adalah kalimat yg mempunyai makna tegas. Ketegasan makna dapatdibentuk berdasarkan penggunaan kata yang sempurna serta penggunaan indikasi baca yang sempurna(bila dalam bentuk goresan pena).

Tidak selamanya subjek wajib diletakkan pada awal kalimat,tetapi memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akantetapi, pada beberapa perkara eksklusif, kalian bisa saja meletakkan keterangandi awal kalimat buat memberi impak penegasan. Ini supaya pembaca bisa langsungmengerti gagasan utama berdasarkan kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti inibiasanya dijumpai dalam jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yangumumnya diikuti partikel lah atau pun.

Contoh:
Kamu sapulah lantai tempat tinggal agar higienis! (nir efektif)
Sapulah lantai rumahmu supaya bersih! (efektif)

5. Kelogisan Kalimat

Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat pentingberkaitan dengan kelogisan kalimat yg kita buat. Kelogisan kalimatmenghindari dari ambiguitas kalimat. Lantaran itu, buatlah kalimat menggunakan ideyang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca bisa menggunakan gampang pulamengerti maksud menurut kalimat tadi.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, ketika serta loka kamupersilakan. (nir efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan membicarakan pidatonyasekarang. (efektif)

Kalimat yang kedua jauh lebih tegas serta logis.

DI DAN KE YANG DIPISAH PENJELASAN PENGERTIAN DAN CONTOH DALAM KALIMAT

Pelajaran serta penggunaan preposisi di  dan ke acapkali (sering) menyebabkan kebingungan bagi siswa. Kapan harus dipisah, serta kapan harus disambung. Sebenarnya di- dan ke- yang disambung alias digabung sangat tidak selaras dengan di dan ke  yang dipisah.
Lihat saja penulisan pada atas, terdapat yg ditulis di- dan ke- yang disertai menggunakan tanda hubung (-), serta di dan ke yang tanpa disertai tanda hubung. Apa beda maksud penulisan tersebut.
Jadi, ketiga ditulis di dan ke tanpa indikasi hubung seperti ini, maka keduanya (di serta ke) pada sebut menggunakan kata. Definisi istilah merupakan kata yg mampu berdiri sendiri serta mempunyai makna. Sementara yang ditulis disertai pertanda hubung, (di- serta ke-) bukan sebuah kata, malaikan sebuah imbuhan. Posisi dan sifatnya sama dengan imbuhan lain, wajib ditulis inheren dengan istilah dasarnya.
Untuk lebih memudahkan penerangan mengenai kata pada dan ke yang digabung ataupun yang dipisah, perlu dijelaskan dalma contoh berikut adalah.
saya dipanggil bunda pada dapur.

Dalam kalimat di atas, masih ada kata dipanggil dan di dapur. Kata dipanggil merupakan kata berimbuhan, yg memiliki kata dasar panggil. Sementara kata di dapur terdiri menurut dua istilah, ditantai menggunakan adanya spasi pada antara keduanya.

Dari contoh di atas, mak adapat diketahui bahwa istilah di dipisah waktu diikuti menggunakan istilah benda atau istilah loka. Sementara di- yg digabung saat inheren dalam kata kerja (panggil), sesuatu yg sanggup dikerjakan oleh orang.
Begitu jua dengan istilah ke dan imbuhan ke-. Kata depan ke penulisannya wajib dipisah saat diikuti menggunakan kata benda. Misalnya: Saya telah pulang ke rumah.
Dalam kalimat pada atas, ada frasa ke rumah. Ada 2 istilah. Bandingkan menggunakan kalimat berikut adalah: kita nir boleh mengungkit-ungkit keburukan orang di masa lalu.

DAlam kalimat pada atas, terdapat istilah keburukan. Hal ini tidak bisa dipisah. Kata dasarnya adaah buruk, mendapat imbuhan ke- -an. 

Dalam kalimat pada atas masih ada jua kata di masa kemudian. Kok dipisah? Karena masa kemudian adalah kata benda. Masa lalu tidak bisa diwujudkan. Tapi masa kemudian itu ada, maka tersmasuk kata benda. Karena merupakan kata benda, mka di yang ada di situ merupakan preposisi, bukan imbuhan.