PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

Warga belajar serta siswa--sekalian, kita tak jarang mendengar atau membaca di aneka macam media, bahwa kemajuan ekonomi negara dapat diukur menurut pendapatan nasionalnya. Semakin besar jumlah pendapatan nasional berarti negara itu ekonominya semakin maju. Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional? Agar lebih gampang memahami mengenai pendapatan nasional terlebih dahulu kita pelajari mengenai produksi perseorangan serta pendapatan perseorangan. Jika seorang petani selama satu 1 tahun penghasilan beras 2 ton, kelapa 0,5 ton, ubi tiga ton, maka semua output berupa beras, kelapa serta ubi ini dinamakan produk perseorangan.

Selanjutnya apabila barang-barang tadi dievaluasi dengna uang, misalnya beras Rp. 1.000.000,-. Kelapa, Rp. 250.000,-, ubi Rp. 600.000,- maka jumlah nilai barang sebesar Rp. 1.850.000,- Nilai barang merupakan Rp.1.850.000,- ini dinamakan pendapatan perseorangan.
Jadi produk perseorangan yaitu jumlah barang yg didapatkan seseorang selama satu tahun. Sedangkan pendapatan perseorangan yaitu jumlah nilai barang yg didapatkan seseorang selama satu tahun. Jika barang-barang yg didapatkan semua seseorang dalam suatu negara selama satu tahun dijumlahkan, maka akan diperoleh produk nasional. Jadi yg dianggap produk nasional, merupakan semua barang yg didapatkan oleh warga pada suatu negara selama 1 tahun.
Namun demikian buat menjumlahkan barang-barang yg berbeda jenisnya, akan poly mengalami kesulitan. Misalnya lima ton beras, 5000 barel minyak, 100.000 pasang sepatu serta sebagainya. Untuk memudahkan dalam menjumlahkan barang-barang tadi, maka diukurlah dengan nilai uang. Jika semua jumlah barang yg dihasilkan warga pada suatu negara selama satu tahun, dinyatakan pada nilai uang maka disebut pendapatan nasional. Jadi yang dianggap pendapatan nasional yaitu jumlah semua barang/jasa yg didapatkan warga satu negara selama satu tahun. Yang dinyatakan dalam nilai uang.
Jadi pendapata nasional adalah nilai barang/jasa yang didapatkan oleh masyarakat selama 1 tahun. Pendapatan nasional bisa pula dipandang menurut penerimaan para pemilik faktor produksi, misalnya pemilik tenaga kerja, pemilik tanah, pemilik modal serta pengusaha. Jika selama 1 thaun penerimaan para pemilik faktor produksi ini dijumlahkan, maka akan diproleh pendapatan nasional. Jadi pendapatan nasional juga dapat dikatakan jumlah penerimaan masyarakat berupa upah sewa, bunga modal serta keuntungan pengusaha dalam suatu negara selama 1 tahun.
Pendapatan nasional acapkali pula diklaim dengan produk nasional bruto atau produk domestik bruto atau dalam bahasa Inggris pada sebut Gross Domestik Brutto yg berarti Pendapatan Nasional Kotor. Barang/jasa yg dihasilkan sang masyarakat suatu negara selama satu tahun ini, berasal menurut berbagai lapangan usaha. Khusus di Indonesia pendapatan nasional pada himpun menurut 11 sektor atau lapangan bisnis, yaitu :
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
3. Sektor Perusahaan Industri
4. Sektor Listrik, Gas serta Air Minum
5. Sektor Bangunan
6. Sektor Perdagangan Besar serta Eceran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
8. Sektor Perbankkan dan Lembaga-lembaga keuangan lainnya
9. Sektor Sewa rumah
10.sektor Pemerintahan serta Pertahanan
11.jasa-jasa lain.

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian Pendapatan Nasional 
Kerangka Analisis Ekonomi Makro 
Aspek utama kerangka analisa ekonomi makro antara lain “apa” yang disebut aktivitas ekonomi makro, “di mana” kegiatan ekonomi makro dilakukan, serta aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya. Analisa ekonomi makro akan menunjukkan kepada kita kegiatan ekonomi nasional secara lebih menyeluruh, dimana kita bisa melihat pasar-pasar barang atau jasa lainnya menjadi satu pasar besar . 

Ekonomi makro nir hanya menilik satu pasar saja. Namun, perekonomian nasional akan kita lihat sebagai suatu sistem yg terdiri dari empat pasar besar yang saling bekerjasama antara satu sama lainnya, yaitu:
a. Pasar Barang
b. Pasar Uang
c. Pasar Tenaga Kerja
d. Pasar Luar Negeri

Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro bisa digambarkan sebagai pertemuan antara permintaan (demand) serta penawaran (supply). Permintaan (total menurut rakyat) barang-barang dan jasa-jasa akan bertemu dengan semua barang-barang serta jasa-jasa yang diproduksikan (ditawarkan) sang seluruh penghasil di pasar barang (warga ) dalam suatu periode. Sedangkan permintaan warga terhadap uang akan bertemu menggunakan jumlah uang yg beredar di pasar uang. 

Permintaan total terhadap tenaga kerja dari sektor dunia bisnis serta pemerintah bertemu menggunakan jumlah angkatan kerja yg tersedia pada saat tadi pada pasar tenaga kerja. Di pasar luar negeri, permintaan global terhadap output ekspor kita bertemu menggunakan penawaran dari output-output tersebut yang sanggup disediakan oleh eksportir-eksportir kita; dan dalam sisi lain, permintaan negara kita akan barang-barang impor bertemu menggunakan penawaran barang-barang tadi oleh pihak luar negeri.

Pengertian pasar pada teori ekonomi mikro tidak terlepas dari 2 aspek yaitu harga serta kuantitas. Hal ini jua berlaku pada masing-masing pasar “makro” yang akan kita pelajari. Kita akan selalu menjumpai dua aspek primer pasar, yaitu apa yang terjadi dengan harga (P) serta kuantitas yg di-transaksi-kan (Q). Pemahaman terhadap dua aspek tadi akan membantu mengetahui tinggi rendahnya taraf inflasi serta naik turunnya GDP.

A. Alur Perputaran Ekonomi
1. Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga serta perusahaan. Sektor tempat tinggal tangga adalah pemilik faktor produksi yang nantinya diperlukan oleh sektor perusahaan. Berikut merupakan diagram alur perputaran ekonomi dua sektor.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Dua Sektor

Bagian Atas menunjukkan aliran faktor produksi yang dari berdasarkan tempat tinggal tangga dipakai perusahaan dalam kegiatan produksi menggunakan memberikan imbalan yang menjadi pendapatan bagi rumah tangga. Bagian bawah menunjukkan genre barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yg akan dikonsumsi rumah tangga. Untuk itu, tempat tinggal tangga akan membayar perusahaan atas barang dan jasa yg dikonsumsi tersebut. Tetapi jika rumah tangga membelanjakan seluruh pendapatannya maka perekonomian akan seimbang lantaran antara pengeluaran dan pendapatan sama. Apabila sektor rumah tangga tetapkan buat menabung sebagian pendapatannya, maka keseimbangan akan terjadi apabila forum keuangan menyalurkan tabungan ke perusahaan pada bentuk investasi.

2. Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian 3 sektor merupakan perekonomian makro yang hanya melibatkan tiga sektor ekonomi (pendekatan pengeluaran) yaitu sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Pengeluaran sektor tempat tinggal tangga dianggap pengeluaran konsumsi, sektor perusahaan diklaim pengeluaran investasi, dan sektor pemerintah diklaim pengeluaran pemerintah.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Tiga Sektor

Pada perekonomian tiga sektor, tempat tinggal tangga nir hanya memakai pendapatan buat konsumsi serta menabung tetapi pula membayar pajak kepada pemerintah. Keseimbangan perekonomian akan terjadi apabila investasi ditambah pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan tabungan ditambah menggunakan pajak.

3. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah salah satu konsep dan variabep penting dalam Ilmu Ekonomi Makro. Istilah lain yang seringkali diartikan mempunyai pengertian yang yg sama dengan pendapatan nasional merupakan Gross Domestic Bruto (GDP). GDP sendiri adalah galat satu konsep dalam perhitungan pendapatan nasional. 

GDP merupakan nilai seluruh hasil atau produk pada perekonomia suatu Negara. GDP pula adalah nilai uang berdasar harga pasar berdasarkan seluruh barang-barang serta jasa-jasa yg diproduksikan selama suatu periode umumnya satu tahun. Perhitungan atau pengukuran aktivitas ekonomi bisa menaruh beberapa manfaat, antara lain: (1) kita bisa mengukur tingkat produksi suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya, (2) kita dapat mengetahui arah pertumbuhan ekonomi suatu Negara dengan membandingkan pendapatan nasional sepanjang periode ketika eksklusif, (tiga) pendapatan nasional adalah dasar bagi perumusan kebijakan makro pemerintah.

4. Teknik Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional sebagai salah satu indikator penting buat melihat prestasi suatu perekonomian bisa dihitung dengan 3 (3) metode perhitungan pendapatan nasional. Tiga macam metode perhitungan pendapatan nasional :
1. Pendekatan produksi (production approach)
2. Pendekatan pendapatan (income approach)
3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan dan jumlah nilai (nilai = harga dikalikan menggunakan jumlah barang dan jasa yg dihasilkan) oleh rakyat buat suatu perekonomian atau negara dalam periode tertentu. Metode ini mempunyai kelemahan berupa double counting (perhitungan benda) perhitungan benda ini terjadi jika beberapa output menurut suatu jenis usaha ditentukan input bisnis lain.

Solusi buat menghindari menghindari double counting adalah dengan dua cara, yaitu : (1) perhitungan metode produksi hanya menghitung nilai akhir saja (final goods), atau (2) menghitung jumlah nilai tambah suatu produk (value added). Nilai akhir suatu barang adalah nilai barang yg siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk adalah selisih antara nilai suatu barang dengan porto yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tadi, termasuk nilai bahan baku yg dipakai. Contoh perhitungan metode produksi dapat dipandang di Tabel 

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi

Hasil

Nilai akhir

Nilai Tambah

Produsen I
Kapas
225
225
Produsen II
Benang
460
235
Produsen III
Kain
840
380
Produsen IV
Pakaian jadi
1.300
460

Jumlah Nilai Tambah
1.300
Sumber: Angka Hipotesis

2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh seluruh pelaku ekonomi (faktor produksi) serta kegiatan ekonominya pada suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan yang diterima sang pelaku ekonomi diantaranya : 
a. Sewa 
b. Upah
c. Bunga
d. Keuntungan (kewirausahaan)

Contoh perhitungan pendapatan nasional metode pendapatan (Income Approach) dapat dipandang pada Tabel

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari

Nilai

Kompensasi kepada pegawai
2.600
Bunga
1.000
Sewa
230
Laba perusahaan
210
Pendapatan berdasarkan kekayaan
66

Rp4.106
Sumber: Angka Hipotesis

3) Pendekatan pengeluaran
Metode ini dilakukan menggunakan menjumlahkan semua pengeluaran yg dilakukan semua pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor mencakup:
1. Sektor tempat tinggal tangga
2. Perusahaan 
3. Pemerintahan
4. Luar negeri

Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini memperlihatkan produk nasional bruto. Tabel  menampakan model metode pengeluaran.

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran
Jenis Pengeluaran

Nilai

Pengeluaran konsumsi
3500
Investasi
1250
Pengeluaran pemerintah
1000
Ekspor netto (X-M)
50
Pendapatan Nasional

5800
Sumber: Angka Hipotesis

5. Pertumbuhan Ekonomi
Analisis ekonomi makro memaknai kata pertumbuhan ekonomi pada 2 sisi yg tidak sinkron. Istilah pertumbuhan ekonomi dapat digunakan buat mendeskripsikan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi serta mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi. Makna lain kata pertumbuhan ekonomi bertujuan buat menggambarkan tentang perkara ekonomi yang dihadapi pada jangka panjang. 

Masalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang yg dihadapi suatu negara bisa dibedakan menjadi tiga aspek. Aspek pertama dari perkara pertumbuhan itu bersumber menurut perbedaan di antara tingkat pertumbuhan potensial yg dapat dicapai, serta tingkat pertumbuhan yang seharusnya tercapai. Aspek ke 2 mengenai masalah pertumbuhan ekonomi merupakan mempertinggi potensi pertumbuhan itu sendiri. Adakalanya pertambahan potensial berdasarkan kemampuan menghasilkan pendapatan nasionak adalah nir mencukupi buat masalah ekonomi yang dihadapi. Aspek yang ketiga tentang perkara pertumbuhan ekonomi merupakan mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yang berlaku menurut satu tahun ke tahun lainnya.

Teori pertumbuhan ekonomi sudah mengalami perkembangan berdasarkan pandangan klasik, neoklasik, serta modern. Teori pertumbuhan ekonomi berdasarkan klasik sendiri merupakan sumbangan pemikiran dari beberapa pemikir ekonomi, antara lain, Adam Smith, Schumpeter, serta Harrod-Domar. 

Adam Smith melalui bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,” mengemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yang penting peranannya pada pertumbuhan ekonomi. Pandangan-pandangannya yg primer merupakan (1) peranan sistem bebas, (2) perluasan pasar, dan (3) spesialisasi serta kemajuan teknologi. Smith beropini bahwa sistem mekanisme pasar (peranan system pasar bebas) akan mewujudkan kegiatan ekonomi yg efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh . Oleh sebab itu Smith merasa pemerintah nir perlu melakukan kegiatan ekonomi yang membentuk barang serta jasa

Adam smith pula mengemukakan pentingnya ekspansi pasar. Perusahaan-perusaahan melakukan kegiatan menghasilkan dengan tujuan buat menjualnya kepada rakyat dan mencari untung. Oleh karenanya, semakin luas pasar barang dan jasa, makan semakin tinggi taraf produksi serta taraf kegiatan ekonomi. Selain itu, Smith menekankan pasar luar negeri dalam berbagi kegiatan di pada negeri. Pandangan selanjutnya menurut Smith adalah ekspansi pasar dan perluasan kegiatan ekonomi yg digalakan akan memungkinkan dilakukannya spesialisasi pada kegiatan ekonomi. Selanjutnya, spesialisasi dan ekspansi kegiatan ekonomi akan memacu perkembangan teknolologi sehingga produktivitas meningkat.

6. Inflasi
Inflasi adalah kesamaan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga menurut satu atau 2 barang saja nir dapat sebut inflasi, kecuali bila kenaikan harga barang tersebut mengakibatkan kenaikan sebagian akbar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan kenaikan yg terus menerus perlu diperhatikan. Kenaikan harga-harga yg terjadi secara musiman, misalnya menjelang hari-hari besar , atau yang terjadi sekali saja serta tidak memiliki efek lanjutan tidak bisa dianggap menjadi inflasi. 

Penggolongan Inflasi 
Inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam sinkron dengan kriteria serta tujuan yang kita inginkan. Pengolongan bisa dilakukan dari kriteria taraf keparahan inflasi, penyebab terjadinya inflasi, atau asal sumber inflasi. 

Penggolongan dari tingkat keparahan bisa bedakan sebagai: 
1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
3. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
4. Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

Penentuan taraf keparahan inflasi sangat relatif (subyektif) lantaran tergantung pada selera pihak yang membaginya. 

Penggolongan yg ke 2 adalah berdasar penyebab awal menurut inflasi. Berdasar kriteria penyebab inflasi kita bisa membedakan dua macam inflasi:
1. Demand inflation. Inflasi ini ada lantaran permintaan warga akan aneka macam barang terlalu kuat. 
2. Cost inflation. Inflasi ini timbul lantaran kenaikkan ongkos produksi. 

Dampak ke 2 macam inflasi tadi, menurut segi kenaikan harga hasil, tidak tidak selaras, tetapi dari segi volume hasil (GDP riil) ada disparitas. Dalam masalah demand inflation, umumnya terdapat kesamaan buat hasil (GDP riil) meningkat beserta-sama dengan kenaikan harga generik. Sebaliknya, dalam perkara cost inflation, umumnya kenaikan harga-harga dibarengi dengan penurunan omzet penjualan barang (“kelesuan bisnis”).

Perbedaan yg lain menurut kedua proses inflasi ini terletak dalam urutan berdasarkan kenaikan harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir (output) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga-harga faktor produksi (upah serta sebagainya). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang-barang akhir (hasil) mengikuti kenaikan harga barang-barang input/faktor produksi.

Penggolongan inflasi yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi. Di sini kita bedakan:
1. Inflasi yang berasal menurut pada negeri (domestic inflation).
2. Inflasi yg berasal dari luar negeri (imported inflation).

Inflasi yg asal berdasarkan dalam negeri ada contohnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai menggunakan percetakan uang baru, panen yg gagal, serta sebagainya. Inflasi yang dari menurut luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) pada luar negeri atau pada negara-negara kawan berdagang negara kita. 

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian Pendapatan Nasional 
Kerangka Analisis Ekonomi Makro 
Aspek utama kerangka analisa ekonomi makro antara lain “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro, “di mana” kegiatan ekonomi makro dilakukan, serta aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya. Analisa ekonomi makro akan memberitahuakn kepada kita aktivitas ekonomi nasional secara lebih menyeluruh, dimana kita dapat melihat pasar-pasar barang atau jasa lainnya sebagai satu pasar akbar. 

Ekonomi makro tidak hanya memeriksa satu pasar saja. Namun, perekonomian nasional akan kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat pasar akbar yang saling berafiliasi antara satu sama lainnya, yaitu:
a. Pasar Barang
b. Pasar Uang
c. Pasar Tenaga Kerja
d. Pasar Luar Negeri

Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro bisa digambarkan menjadi pertemuan antara permintaan (demand) serta penawaran (supply). Permintaan (total berdasarkan masyarakat) barang-barang serta jasa-jasa akan bertemu menggunakan seluruh barang-barang serta jasa-jasa yg diproduksikan (ditawarkan) sang seluruh produsen pada pasar barang (warga ) dalam suatu periode. Sedangkan permintaan warga terhadap uang akan bertemu dengan jumlah uang yg tersebar di pasar uang. 

Permintaan total terhadap energi kerja menurut sektor dunia bisnis dan pemerintah bertemu dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia pada waktu tersebut pada pasar tenaga kerja. Di pasar luar negeri, permintaan dunia terhadap output ekspor kita bertemu dengan penawaran menurut output-output tadi yang bisa disediakan sang eksportir-eksportir kita; serta dalam sisi lain, permintaan negara kita akan barang-barang impor bertemu dengan penawaran barang-barang tadi oleh pihak luar negeri.

Pengertian pasar pada teori ekonomi mikro nir terlepas menurut 2 aspek yaitu harga serta kuantitas. Hal ini juga berlaku pada masing-masing pasar “makro” yg akan kita pelajari. Kita akan selalu menjumpai dua aspek primer pasar, yaitu apa yang terjadi dengan harga (P) dan kuantitas yang pada-transaksi-kan (Q). Pemahaman terhadap 2 aspek tersebut akan membantu mengetahui tinggi rendahnya taraf inflasi serta naik turunnya GDP.

A. Alur Perputaran Ekonomi
1. Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian 2 sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri berdasarkan sektor tempat tinggal tangga dan perusahaan. Sektor rumah tangga adalah pemilik faktor produksi yang nantinya dibutuhkan sang sektor perusahaan. Berikut merupakan diagram alur perputaran ekonomi 2 sektor.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Dua Sektor

Bagian Atas menunjukkan genre faktor produksi yang asal berdasarkan tempat tinggal tangga dipakai perusahaan pada aktivitas produksi dengan memberikan imbalan yang menjadi pendapatan bagi tempat tinggal tangga. Bagian bawah memberitahuakn aliran barang serta jasa yang didapatkan sang perusahaan yg akan dikonsumsi tempat tinggal tangga. Untuk itu, rumah tangga akan membayar perusahaan atas barang serta jasa yg dikonsumsi tersebut. Namun bila tempat tinggal tangga membelanjakan seluruh pendapatannya maka perekonomian akan seimbang karena antara pengeluaran serta pendapatan sama. Apabila sektor rumah tangga memutuskan buat menabung sebagian pendapatannya, maka ekuilibrium akan terjadi jika lembaga keuangan menyalurkan tabungan ke perusahaan pada bentuk investasi.

2. Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian 3 sektor merupakan perekonomian makro yg hanya melibatkan tiga sektor ekonomi (pendekatan pengeluaran) yaitu sektor tempat tinggal tangga, perusahaan, serta pemerintah. Pengeluaran sektor rumah tangga diklaim pengeluaran konsumsi, sektor perusahaan dianggap pengeluaran investasi, serta sektor pemerintah dianggap pengeluaran pemerintah.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Tiga Sektor

Pada perekonomian 3 sektor, tempat tinggal tangga tidak hanya menggunakan pendapatan buat konsumsi dan menabung tetapi juga membayar pajak kepada pemerintah. Keseimbangan perekonomian akan terjadi jika investasi ditambah pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan tabungan ditambah dengan pajak.

3. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah salah satu konsep serta variabep krusial pada Ilmu Ekonomi Makro. Istilah lain yang acapkali diartikan memiliki pengertian yang yg sama menggunakan pendapatan nasional adalah Gross Domestic Bruto (GDP). GDP sendiri merupakan keliru satu konsep pada perhitungan pendapatan nasional. 

GDP merupakan nilai seluruh output atau produk dalam perekonomia suatu Negara. GDP pula merupakan nilai uang berdasar harga pasar berdasarkan semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan selama suatu periode umumnya satu tahun. Perhitungan atau pengukuran aktivitas ekonomi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya: (1) kita bisa mengukur tingkat produksi suatu perekonomian pada suatu saat eksklusif dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya, (dua) kita bisa mengetahui arah pertumbuhan ekonomi suatu Negara dengan membandingkan pendapatan nasional sepanjang periode ketika tertentu, (3) pendapatan nasional adalah dasar bagi perumusan kebijakan makro pemerintah.

4. Teknik Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional sebagai salah satu indikator penting buat melihat prestasi suatu perekonomian bisa dihitung menggunakan tiga (3) metode perhitungan pendapatan nasional. Tiga macam metode perhitungan pendapatan nasional :
1. Pendekatan produksi (production approach)
2. Pendekatan pendapatan (income approach)
3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan serta jumlah nilai (nilai = harga dikalikan dengan jumlah barang serta jasa yang dihasilkan) oleh masyarakat buat suatu perekonomian atau negara dalam periode eksklusif. Metode ini mempunyai kelemahan berupa double counting (perhitungan benda) perhitungan benda ini terjadi bila beberapa output menurut suatu jenis bisnis dipengaruhi input bisnis lain.

Solusi buat menghindari menghindari double counting merupakan menggunakan dua cara, yaitu : (1) perhitungan metode produksi hanya menghitung nilai akhir saja (final goods), atau (2) menghitung jumlah nilai tambah suatu produk (value added). Nilai akhir suatu barang adalah nilai barang yg siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk merupakan selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan buat memproduksi barang tersebut, termasuk nilai bahan standar yg dipakai. Contoh perhitungan metode produksi bisa ditinjau pada Tabel 

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi

Hasil

Nilai akhir

Nilai Tambah

Produsen I
Kapas
225
225
Produsen II
Benang
460
235
Produsen III
Kain
840
380
Produsen IV
Pakaian jadi
1.300
460

Jumlah Nilai Tambah
1.300
Sumber: Angka Hipotesis

2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yg diperoleh seluruh pelaku ekonomi (faktor produksi) dan kegiatan ekonominya dalam suatu warga atau Negara dalam periode eksklusif. Pendapatan yang diterima oleh pelaku ekonomi antara lain : 
a. Sewa 
b. Upah
c. Bunga
d. Keuntungan (kewirausahaan)

Contoh perhitungan pendapatan nasional metode pendapatan (Income Approach) dapat ditinjau dalam Tabel

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari

Nilai

Kompensasi pada pegawai
2.600
Bunga
1.000
Sewa
230
Laba perusahaan
210
Pendapatan berdasarkan kekayaan
66

Rp4.106
Sumber: Angka Hipotesis

3) Pendekatan pengeluaran
Metode ini dilakukan dengan menjumlahkan semua pengeluaran yg dilakukan seluruh pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor mencakup:
1. Sektor tempat tinggal tangga
2. Perusahaan 
3. Pemerintahan
4. Luar negeri

Angka yg diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini memperlihatkan produk nasional bruto. Tabel  memberitahuakn model metode pengeluaran.

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran
Jenis Pengeluaran

Nilai

Pengeluaran konsumsi
3500
Investasi
1250
Pengeluaran pemerintah
1000
Ekspor netto (X-M)
50
Pendapatan Nasional

5800
Sumber: Angka Hipotesis

5. Pertumbuhan Ekonomi
Analisis ekonomi makro memaknai istilah pertumbuhan ekonomi dalam 2 sisi yg tidak selaras. Istilah pertumbuhan ekonomi dapat digunakan buat mendeskripsikan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai tingkat kemakmuran yg lebih tinggi. Makna lain kata pertumbuhan ekonomi bertujuan buat menggambarkan mengenai masalah ekonomi yang dihadapi pada jangka panjang. 

Masalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang dihadapi suatu negara dapat dibedakan sebagai 3 aspek. Aspek pertama berdasarkan masalah pertumbuhan itu bersumber dari disparitas pada antara tingkat pertumbuhan potensial yg dapat dicapai, dan taraf pertumbuhan yg seharusnya tercapai. Aspek ke 2 mengenai perkara pertumbuhan ekonomi merupakan menaikkan potensi pertumbuhan itu sendiri. Adakalanya pertambahan potensial dari kemampuan membentuk pendapatan nasionak adalah tidak mencukupi untuk kasus ekonomi yg dihadapi. Aspek yang ketiga mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yg berlaku menurut satu tahun ke tahun lainnya.

Teori pertumbuhan ekonomi telah mengalami perkembangan dari pandangan klasik, neoklasik, serta terkini. Teori pertumbuhan ekonomi menurut klasik sendiri merupakan sumbangan pemikiran menurut beberapa pemikir ekonomi, antara lain, Adam Smith, Schumpeter, dan Harrod-Domar. 

Adam Smith melalui bukunya yg berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,” mengemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yg penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangan-pandangannya yg primer merupakan (1) peranan sistem bebas, (2) perluasan pasar, dan (3) spesialisasi serta kemajuan teknologi. Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar (peranan system pasar bebas) akan mewujudkan kegiatan ekonomi yg efisien dan pertumbuhan ekonomi yg teguh . Oleh karena itu Smith merasa pemerintah tidak perlu melakukan aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa

Adam smith pula mengemukakan pentingnya ekspansi pasar. Perusahaan-perusaahan melakukan kegiatan menghasilkan dengan tujuan buat menjualnya kepada rakyat serta mencari laba . Oleh karena itu, semakin luas pasar barang dan jasa, makan meningkat taraf produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Selain itu, Smith menekankan pasar luar negeri dalam menyebarkan aktivitas pada dalam negeri. Pandangan selanjutnya dari Smith merupakan ekspansi pasar serta ekspansi aktivitas ekonomi yang digalakan akan memungkinkan dilakukannya spesialisasi dalam aktivitas ekonomi. Selanjutnya, spesialisasi serta perluasan kegiatan ekonomi akan memacu perkembangan teknolologi sehingga produktivitas semakin tinggi.

6. Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga secara generik serta terus menerus. Kenaikan harga menurut satu atau dua barang saja nir bisa sebut inflasi, kecuali bila kenaikan harga barang tersebut menyebabkan kenaikan sebagian akbar menurut harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan kenaikan yang terus menerus perlu diperhatikan. Kenaikan harga-harga yang terjadi secara musiman, seperti menjelang hari-hari besar , atau yang terjadi sekali saja dan nir mempunyai efek lanjutan nir dapat disebut sebagai inflasi. 

Penggolongan Inflasi 
Inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam sinkron menggunakan kriteria serta tujuan yang kita inginkan. Pengolongan bisa dilakukan berdasarkan kriteria tingkat keparahan inflasi, penyebab terjadinya inflasi, atau dari asal inflasi. 

Penggolongan dari taraf keparahan dapat bedakan menjadi: 
1. Inflasi ringan (pada bawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
3. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
4. Hiperinflasi (pada atas 100% setahun)

Penentuan tingkat keparahan inflasi sangat nisbi (subyektif) karena tergantung dalam kesukaan pihak yang membaginya. 

Penggolongan yg ke 2 merupakan berdasar penyebab awal dari inflasi. Berdasar kriteria penyebab inflasi kita dapat membedakan dua macam inflasi:
1. Demand inflation. Inflasi ini ada karena permintaan warga akan banyak sekali barang terlalu kuat. 
2. Cost inflation. Inflasi ini ada lantaran kenaikkan ongkos produksi. 

Dampak kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga output, tidak tidak sama, tetapi berdasarkan segi volume hasil (GDP riil) ada perbedaan. Dalam perkara demand inflation, umumnya ada kecenderungan buat hasil (GDP riil) semakin tinggi beserta-sama dengan kenaikan harga generik. Sebaliknya, pada kasus cost inflation, umumnya kenaikan harga-harga dibarengi menggunakan penurunan omzet penjualan barang (“kelesuan usaha”).

Perbedaan yg lain dari ke 2 proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir (hasil) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga-harga faktor produksi (upah serta sebagainya). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang-barang akhir (hasil) mengikuti kenaikan harga barang-barang input/faktor produksi.

Penggolongan inflasi yang ketiga merupakan berdasarkan dari berdasarkan inflasi. Di sini kita bedakan:
1. Inflasi yg dari berdasarkan dalam negeri (domestic inflation).
2. Inflasi yg berasal menurut luar negeri (imported inflation).

Inflasi yang dari dari pada negeri ada misalnya karena defisit anggaran belanja yg didanai dengan percetakan uang baru, panen yg gagal, serta sebagainya. Inflasi yang berasal menurut luar negeri merupakan inflasi yg muncul lantaran kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau pada negara-negara mitra berdagang negara kita. 

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Pembangunan Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan
Pembangunan ekonomi mencakup banyak sekali aspek perubahan dalam aktivitas ekonomi, taraf pembangunan ekonomi yang dicapai suatu negara sudah semakin tinggi, tidak mudah buat diukur secara kuantitatif

Definisi pembangunan ekonomi dasawasa tahun 1960-an :
Suatu proses yg mengakibatkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara meningkat secara berketerusan pada jangka panjang.

Indikator pembangunan ekonomi :
  • Peningkatan pendapatan perkapita warga pertambahan gdp > taraf pertambahan penduduk
  • Peningkatan gdp dibarengi menggunakan perombakan struktur ekonomi tradisional ke modernisasi pembangunan ekonomi buat menyatakan perkembangan ekonomi negara.
Sebagai citra menurut pembangunan ekonomi meningkat, Dengan memakai data pendapatan perkapita selalu menggambarkan :
1. Taraf pembangunan ekonomi yg dicapai banyak sekali negara
2. Tingkat perkembangannya dari tahun ke tahun

Pertumbuhan ekonomi
Suatu berukuran kuantitatif yg menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun eksklusif bila dibandingkan menggunakan tahun sebelumnya

Indikator :
  • kenaikan gdp tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk dan perubahan struktur organisasi ekonomi.
  • pertumbuhan ekonomi menyatakan perkembangan ekonomi negara maju.
sebab-karena akselerasi pertumbuhan ekonomi :
1. Hasrat negara buat mengejar ketinggalan
2. Pertumbuhan penduduk
3. Adanya keharusan negara maju buat membantu nysb
4. Adanya perikemanusiaan thd nysb

Pendapatan nasional :
Nilai barang serta jasa yang diproduksikan pada suatu negara dalam suatu tahun eksklusif – secara konseptual dinamakan PDB – produk domestik bruto.

Nilai PDB bisa dihitung dari :
a. Harga berlaku – nominal
Menurut harga yg berlaku dalam tahun PDB dihitung

b. Harga permanen – riil
Menurut harga yang berlaku pada tahun dasar perhitungan – base year metode penghitungan pendapatan nasional
1. Metode produksi
2. Metode pendapatan
3. Metode pengeluaran

Terdapat 11 sektor produktif dalam perhitungan pendapatan nasional :
1. Pertanian
2. Industri pengolahan
3. Pertambangan serta galian
4. Listrik
5. Air dan gas
6. Bangunan
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Perdagangan
9. Bank dan forum keuangan
10. Sewa rumah
11. Pertahanan
12. Jasa lainnya

Pendapatan perkapita pertahun perlu diketahui buat :
1. Membandingkan taraf kesejahteraan warga menurut masa ke masa
2. Membandingkan laju perkembangan ekonomi antara banyak sekali negara
3. Melihat berhasil tidaknya pembangunan ekonomi suatu negara.

Tingkat pendapatan perkapita nir sepenuhnya mencerminkan taraf kesejahteraan serta taraf pembangunan suatu negara, lantaran :
1. Kelemahan-kelemahan yang bersumber menurut ketidaksempurnaan pada menghitung pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
2. Kelemahan-kelemahan yang bersumber berdasarkan kenyataan bahwa taraf kesejahteraan warga bukan saja ditentukan sang tingkat pendapatan mereka tetapi pula sang faktor-faktor lain.

Kelemahan ad 1.
1. Kelemahan metodologis dan statistis dalam menghitung pendapatan perkapita pada nilai mata uang sendiri juga mata uang asing.
2. Terjadi penafsiran yang keliru / terlalu rendah terhadap negara miskin karena jenis-jenis kegiatan pada negara miskin terdiri berdasarkan unit-unit mini dan tersebar di banyak sekali pelosok shg nir dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan nasional.
3. Nilai tukar resmi mata uang suatu negara menggunakan valuta asing nir mencerminkan perbandingan harga kedua negara, walaupun pada teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga.

Kelemahan ad 2
faktor-faktor lain memilih pendapatan berdasarkan tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara
1. Faktor ekonomi :
- struktur umur penduduk
- distribusi pendapatan nir merata, sebagian nir menikmati hasil pembangunan.
- corak pengeluaran warga berbeda
- masa lapang / saat senggang tinggi
- pembangunan ekonomi tidak hanya buat menaikkan pendapatan warga tetapi jua harus mengurangi jumlah pengangguran.

2. Faktor non ekonomi :
- imbas adat istiadat
- keadaan iklim serta alam sekitar
- ketidakbebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat serta bertindak

Distribusi pendapatan dalam pembangunan ekonomi
Hasil analisis dari M.S. Ahluwalia ; tentang keadaan distribusi pendapatan :

1. Distribusi pendapatan relatif
Perbandingan jumlah pendapatan yg diterima sang aneka macam golongan penerima pendapatan

2. Ditribusi pendapatan mutlak
Persentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai taraf pendapatan tertentu atau kurang menurut itu

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Pembangunan Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan
Pembangunan ekonomi meliputi banyak sekali aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi, taraf pembangunan ekonomi yg dicapai suatu negara telah semakin tinggi, nir gampang buat diukur secara kuantitatif

Definisi pembangunan ekonomi dasawasa tahun 1960-an :
Suatu proses yg menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara meningkat secara berketerusan dalam jangka panjang.

Indikator pembangunan ekonomi :
  • Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat pertambahan gdp > taraf pertambahan penduduk
  • Peningkatan gdp dibarengi dengan perombakan struktur ekonomi tradisional ke modernisasi pembangunan ekonomi buat menyatakan perkembangan ekonomi negara.
Sebagai citra berdasarkan pembangunan ekonomi meningkat, Dengan menggunakan data pendapatan perkapita selalu mendeskripsikan :
1. Taraf pembangunan ekonomi yg dicapai aneka macam negara
2. Tingkat perkembangannya menurut tahun ke tahun

Pertumbuhan ekonomi
Suatu ukuran kuantitatif yg menggambarkan perkembangan suatu perekonomian pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan menggunakan tahun sebelumnya

Indikator :
  • kenaikan gdp tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk serta perubahan struktur organisasi ekonomi.
  • pertumbuhan ekonomi menyatakan perkembangan ekonomi negara maju.
sebab-karena percepatan pertumbuhan ekonomi :
1. Impian negara buat mengejar ketinggalan
2. Pertumbuhan penduduk
3. Adanya keharusan negara maju buat membantu nysb
4. Adanya perikemanusiaan thd nysb

Pendapatan nasional :
Nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu – secara konseptual dinamakan PDB – produk domestik bruto.

Nilai PDB bisa dihitung berdasarkan :
a. Harga berlaku – nominal
Menurut harga yang berlaku dalam tahun PDB dihitung

b. Harga tetap – riil
Menurut harga yang berlaku dalam tahun dasar perhitungan – base year metode penghitungan pendapatan nasional
1. Metode produksi
2. Metode pendapatan
3. Metode pengeluaran

Terdapat 11 sektor produktif pada perhitungan pendapatan nasional :
1. Pertanian
2. Industri pengolahan
3. Pertambangan serta galian
4. Listrik
5. Air serta gas
6. Bangunan
7. Pengangkutan serta komunikasi
8. Perdagangan
9. Bank serta forum keuangan
10. Sewa rumah
11. Pertahanan
12. Jasa lainnya

Pendapatan perkapita pertahun perlu diketahui buat :
1. Membandingkan tingkat kesejahteraan rakyat menurut masa ke masa
2. Membandingkan laju perkembangan ekonomi antara banyak sekali negara
3. Melihat berhasil tidaknya pembangunan ekonomi suatu negara.

Tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat kesejahteraan serta tingkat pembangunan suatu negara, karena :
1. Kelemahan-kelemahan yg bersumber menurut ketidaksempurnaan pada menghitung pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
2. Kelemahan-kelemahan yang bersumber menurut kenyataan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat bukan saja ditentukan oleh tingkat pendapatan mereka namun pula oleh faktor-faktor lain.

Kelemahan ad 1.
1. Kelemahan metodologis dan statistis dalam menghitung pendapatan perkapita pada nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing.
2. Terjadi penafsiran yg galat / terlalu rendah terhadap negara miskin lantaran jenis-jenis kegiatan pada negara miskin terdiri berdasarkan unit-unit mini dan beredar pada berbagai pelosok shg nir dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan nasional.
3. Nilai tukar resmi mata uang suatu negara menggunakan valuta asing nir mencerminkan perbandingan harga ke 2 negara, walaupun pada teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga.

Kelemahan ad 2
faktor-faktor lain menentukan pendapatan menurut tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara
1. Faktor ekonomi :
- struktur umur penduduk
- distribusi pendapatan nir merata, sebagian tidak menikmati hasil pembangunan.
- corak pengeluaran warga berbeda
- masa lapang / waktu senggang tinggi
- pembangunan ekonomi nir hanya buat menaikkan pendapatan rakyat namun pula wajib mengurangi jumlah pengangguran.

2. Faktor non ekonomi :
- impak tata cara istiadat
- keadaan iklim serta alam sekitar
- ketidakbebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat serta bertindak

Distribusi pendapatan pada pembangunan ekonomi
Hasil analisis berdasarkan M.S. Ahluwalia ; mengenai keadaan distribusi pendapatan :

1. Distribusi pendapatan relatif
Perbandingan jumlah pendapatan yg diterima sang banyak sekali golongan penerima pendapatan

2. Ditribusi pendapatan mutlak
Persentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai tingkat pendapatan tertentu atau kurang dari itu

REVITALISASI AGRIBISNIS BERBASIS SAINS TEKNOLOGI DAN REKAYASA

REVITALISASI AGRIBISNIS BERBASIS SAINS, TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Sebagai dampak berdasarkan pengaruh krisis ekonomi Amerika Serikat yang dimulai tahun 2008, banyak negara di aneka macam belahan global yg mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Hal yang menggembirakan adalah, pada pulang krisis pangan, enerji serta finansial, Indonesia ternyata termasuk ke pada sedikit negara yg masih memiliki pertumbuhan ekonomi positif selama tahun 2009 bersama India serta Cina. Secara sekilas syarat tadi seolah-olah menyiratkan baiknya syarat pembangunan ekonomi di Indonesia serta menggunakan struktur ekonomi yang relatif bertenaga. Walaupun demikian, tanggapan poly ahli yg menyatakan bahwa masih poly sekali permasalahan ekonomi yg diperlukan buat memperkuat struktur ekonomi serta kesejahteraan serta masih rentannya ekonomi Indonesia terhadap kemungkinan timbulnya balik krisis ekonomi di masa mendatang, juga dampak perluasan perekonomian dunia sesudah pulih menurut krisis, menunjukkan bahwa landasan pertumbuhan serta kualitas ekonomi Indonesia waktu ini masih lemah.

Kondisi lemah serta rapuhnya landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan Basri (2009), bisa dilihat berdasarkan menurunnya porsi investasi sebagai asal pertumbuhan, besarnya potensi gelembung sektor keuangan serta penggunaan dana asing buat menutup defisit anggaran. Di lain pihak, kondisi rendahnya kualitas pertumbuhan ekonomi saat ini ditunjukkan oleh pertumbuhan sektor yg tidak diperdagangkan (untradable) (misalnya konstruksi; komunikasi; perdagangan dan keuangan) yg lebih mayoritas menurut sektor yg dapat diperdagangkan (tradable), misalnya produksi pertanian, dan pertambangan dan manufaktur. Jika kondisi tadi terus berlanjut, maka rendahnya kualitas pertumbuhan ekonomi akan berdampak dalam semakin sulitnya upaya pengentasan kemiskinan warga dan penurunan tingkat pengangguran, dan terjadinya pembengkakan sektor informal serta semakin lebarnya kesenjangan warga .

Walaupun demikian, dalam lima tahun mendatang, menggunakan struktur pemerintah dan kepemimpinan negara yang baru, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai tujuh %, pengangguran terbuka berkurang menurut 8,1 persen menjadi 5-6 persen serta penurunan jumlah penduduk miskin dari 14 % sebagai 8-10 % (Suhartono, 2009). Dengan kondisi pertumbuhan ekonomi ketika ini yang berkisar pada rentang 4,tiga persen, maka dibutuhkan upaya keras dari pemerintah untuk mewujudkan sasaran tersebut, terutama dalam peningkatan kinerja sektor riil yang keliru satunya masih ada dalam pembangunan agribisnis. 

Bagi Indonesia, peningkatan kinerja agribisnis, atau dalam kerangka berpikir usang kinerja sektor pertanian, tidak tanggal berdasarkan acara pembangunan ekonomi. Berbagai hasil penelitian, menyimpulkan bahwa sector yang paling akbar kontribusinya dalam penurunan jumlah penduduk miskin adalah pertumbuhan sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian dalam menurunkan jumlah penduduk miskin mencapai 66%, menggunakan rincian 74% pada perdesaan dan 55% pada perkotaan (Munif, 2009). Sektor pertanian masih permanen berperan akbar dalam pembangunan ekonomi Indonesia melalui sumbangan pribadi pada pembentukan PDB, penyerapan energi kerja, peningkatan pendapatan warga , penyediaan sumber pangan serta bahan standar industri atau biofuel, pemicu pertumbuhan ekonomi pada pedesaan, perolehan devisa, juga sumbangan nir pribadi melalui penciptaan kondisi aman bagi pelaksanaan pembangunan dan interaksi sinergis menggunakan sektor lain. Oleh karena itu, dalam revitalisasi pembangunan ekonomi nasional, pembangunan agribisnis (termasuk perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan) harus diintegrasikan dengan pembangunan industri hulu dan hilir serta sektor-sektor jasa yang terkait pada dalamnya (Saragih, 2001; Gumbira-Sa’id dan Intan, 2004).

KINERJA PEMBANGUNAN AGRIBISNIS PERIODE TAHUN 2004 – 2009
Kinerja pembangunan agribisnis periode tahun 2004 – 2009 bisa bisa dikaji dari produksi hasil pertanian dan kecukupan pasokannya, dan kondisi ekspor impor komoditas pertanian strategis dan primer Indonesia. 

No Komoditas Keterangan 1 Padi (Beras) Produksi Terdapat peningkatan produksi padi setiap tahunnya secara konsisten menggunakan persentase homogen-rata peningkatan pertahun mencapai 3.6%. Produksi gabah tahun 2009 mencapai 63.8 juta ton GKG (BPS, 2009). Kecukupan kebutuhan domestik Produksi padi nasional tahun 2009 dapat mencukupi kebutuhan konsumsi nasional sebagai akibatnya pada tahun 2009 impor beras tidak dilakukan. 2 Jagung Produksi Produksi jagung semakin tinggi 14.32% per tahun menurut 11.23 juta ton jagung pipilan kemarau tahun 2004 sebagai 17.65 juta ton dalam tahun 2009 (BPS, 2009). Kecukupan kebutuhan domestik Tingkat pertumbuhan konsumsi jagung dalam negeri yg tinggi menyebabkan swasembada jagung yang ditargetkan pada tahun 2007 belum tercapai, walaupun masih ada peningkatan jumlah produksi juga produktivitas. Tetapi demikian, membaiknya tingkat produksi jagung nasional bisa membantu mengurangi ketergantungan sektor peternakan terhadap pakan impor. 3 Kedelai Produksi Rata-rata peningkatan produksi kedelai pertahun selama periode 2004-2009 merupakan 6.72%. Pada tahun 2004 dihasilkan 723.8 juta ton biji kering dan pada tahun 2009 menghasilan sebanyak 966 juta ton biji kemarau (BPS, 2009). Walaupun masih ada peningkatan produksi kedelai nasional, namun jumlah produksi baru dapat mencukupi kurang lebih 35% kebutuhan konsumsi kedelai pada negeri. Kecukupan kebutuhan domestik Kebutuhan kedelai terus meningkat menurut dua,02 juta ton pada tahun 2003 menjadi dua,71 juta ton pada tahun 2015 dan 3,35 juta ton dalam tahun 2025. Kebutuhan kedelai buat industri memahami dan tempe mencapai 1,78 juta ton, atau 88% menurut total kebutuhan nasional. Industri lainnya membutuhkan kedelai sebanyak 12% berdasarkan total kebutuhan nasional. Kedelai pula diharapkan sebagai bahan standar industri tepung, pangan olahan, dan pati.

Upaya peningkatan produksi kedelai sebanyak 15% melalui acara peningkatan produktivitas serta perluasan areal tanam hingga 2014 diproyeksikan masih belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan kedelai nasional. Jika proyeksi tersebut terwujud, pada tahun 2014, masih diperlukan impor kedelai lebih kurang 8.57% menurut kebutuhan nasional (Deptan, 2004). 4 Gula Produksi Terdapat pertumbuhan produksi gula rata-homogen 7.6% per tahun sejak 2004 hingga 2009. Tahun 2009 ditargetkan sebagai tahun swasembada gula konsumsi warga . Tetapi hingga akhir tahun 2009 diperkirakan jumlah produksi gula hanya mencapai 2.73-dua.75 juta ton, atau lebih rendah dari sasaran yang ditetapkan tiga juta ton (BPS pada Kompas, 2009). Kecukupan kebutuhan domestik Konsumsi gula nasional mencapai dua.76 juta ton per tahun dengan tingkat konsumsi gula per kapita mencapai 12 kg pertahun. Di lain pihak konsumsi gula industri diperkirakan sekitar 2,15 juta ton, terdiri menurut 1,1 juta ton buat industri akbar dan 1,05 juta ton buat industri kecil dan usaha kecil menengah (UKM). Total konsumsi gula pada Indonesia diperkirakan 4,85 juta ton atau lebih (Deptan, 2005). Jumlah produksi gula dalam negeri belum sanggup memenuhi seluruh kebutuhan gula pada negeri. Kondisi ekspor impor Dengan jumlah konsumsi yg lebih tinggi dari produksi pada tahun 2009. Impor gula buat konsumsi rakyat kurang lebih 220.000 ton akan diperlukan pada akhir tahun 2009 atau awal tahun 2000 (BPS dalam Kompas, 2009). 5 Kelapa Sawit Produksi Selama periode 2004-2008 produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan homogen-homogen 12.lima% per tahun. Pada tahun 2008 produksi CPO Indonesia berjumlah 18 juta ton, lebih poly 1.3 juta ton berdasarkan Malaysia. Pangsa atau kontribusi produksi CPO Indonesia sekarang telah mencapai 44,3 % dari total produksi CPO global, lebih tinggi menurut 41,2 % yg merupakan pangsa pasar CPO Malaysia (GAPKI (2008) pada Dewan Ketahanan Pangan, (2009)). Kecukupan kebutuhan domestik Konsumsi minyak sawit domestik diperkirakan sekitar 50%-60% berdasarkan produksi serta penggunaannya sebagian besar buat pangan (80%-85%), sedangkan buat industri oleokimia nisbi masih mini (15%-20%). Menurut perkiraan, pertumbuhan konsumsi minyak sawit dalam negeri merupakan lebih kurang 11,lima %/tahun. Pertumbuhan konsumsi untuk oleopangan merupakan 12%, lebih besar dibandingkan pertumbuhan konsumsi buat oleokimia (10%) (Deptan, 2005). Kondisi ekspor impor Indonesia merupakan negara net-exporter minyak sawit, namun pada keadaan mendesak Indonesia juga mengimpor minyak sawit. Impor itersebut umumnya terjadi pada saat harga global tinggi dimana terjadi rush export berdasarkan Indonesia.

Malaysia merupakan pesaing primer Indonesia serta umumnya CPO berasal Malaysia lebih kompetitif karena antara lain, mutu yg lebih baik dan adanya kemudahan-kemudahan yg didapat Malaysia menurut negara pengimpor yang nir didapat sang Indonesia. 6 Karet Produksi Produksi karet alam nisbi stabil yaitu antara dua.3-2.lima juta ton per tahun. Faktor rendahnya produktivitas flora karet serta harga karet di pasar global sebagai faktor yg mempengaruhi fluktuasi jumlah produksi karet alam Indonesia (Deptan, 2005). Kecukupan kebutuhan domestik Sekitar 7-10% karet alam yg dihasilkan Indonesia digunakan buat kebutuhan industri pada negeri (Deptan, 2005).

Rendahnya taraf konsumsi karet alam domestik diakibatkan belum belum berkembangnya industri hilir berbasis karet alam. Hal tadi menyebabkan perolehan nilai tambah komoditi karet masih relatif rendah. Kondisi ekspor impor Volume impor karet alam ke Indonesia nisbi sangat kecil, serta terbatas pada bentuk lateks pekat yang dibutuhkan sang industri barang jadi lateks pada negeri. Sementara itu volume ekspor karet alam mencapai lebih menurut 90% berdasarkan total produksi karet nasional menggunakan negara tujuan primer USA, China, Singapura, Jepang dan Jerman. Kondisi ekspor karet alam Indonesia sangat ditentukan harga minyak bumi, kondisi pertumbuhan ekonomi global terutama negara maju. Ekspor karet alam Indonesia pada than 2010 diperkirakan mampu mencapai nilai Rp 5 milyar dollar AS (BPS pada Kompas, 2009). 7 Daging ternak sapi Produksi Selama periode 2003-2007 terdapat peningkatan populasi sapi pedaging 2% per tahun dan produksi daging sapi 3.9% per tahun (Ditjennak, 2008). Kecukupan kebutuhan domestik Walaupun konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia masih sangat kecil, yaitu sekitar 1,15 kilogram per kapita per tahun, tetapi taraf penyediaan dalam negeri terhadap tingkat konsumsinya masih rendah. Konsumsi daging sapi mencapai 1.7 juta ekor per tahun. Kapasitas produksi hanya sanggup memenuhi dua pertiga menurut total kebutuhan. Kekurangan pasokan dipenuhi menurut impor sapi bakalan berkisar 500 ribu ekor dan daging sapi impor 70.000 ton per tahun (Ditjennak, 2008). 8 Hasil ternak unggas Produksi Perkembangan produksi daging ayam dalam periode 2003-2007 memperlihatkan adanya perkembangan sebesar 4.dua% per tahun buat ayam lokal, 8% per tahun buat ayam ras petelur, dan 4.7% per tahun buat ayam ras pedaging. Di lain pihak produksi telur juga mengalami pertumbuhan lebih kurang lima% per tahun buat telur ayam lokal serta 11% per tahun untuk telur ayam ras (Ditjennak, 2008). Kecukupan kebutuhan domestik Di Indonesia sebagian akbar produk ayam serta telur diperdagangkan dalam bentuk segar. Sebagian akbar daging ayam dipasarkan pada konsumen tempat tinggal tangga dan lebih kurang 20% daging ayam dipasarkan buat restoran franchise yg menyajikan ayam goreng. Konsumsi daging ayam perkapita merupakan kurang lebih 2,tiga kilogram per kapita buat daging ayam broiler, serta lebih kurang tiga,tiga kilogram per kapita buat telur. Dibandingkan dengan kecukupan pasokan daging unggas yang rendah, pasokan telur ayam domestik memperlihatkan surplus (Ditjennak, 2008). Kondisi Ekspor - Impor Berkebalikan dengan menurunnya nilai ekspor daging ayam dan telur, jumlah serta nilai impor daging unggas dan telur konsumsi memperlihatkan adanya peningkatan selama tahun 2002-2006. Di lain pihak, jumlah serta nilai impor bibit DOC dan unggas hayati mengalami penurunan (Ditjennak, 2008). Hortikultura

(buah serta sayur) Produksi Jenis flora sayur serta butir-buahan Indonesia yang diperdagangkan terdiri menurut 60 jenis sayura serta 80 jenis butir-buahan. Selama periode 2003-2008 masih ada peningkatan produksi homogen-rata per tahun buat komoditas sayur serta buah masing-masing dua dan 7 persen per tahun. Pada tahun 2008 jumlah produksi sayuran mencapai 9,56 juta ton sedangkan butir-buahan mencapai 18,24 juta ton (Ditjen Hortikultura, 2009). Kecukupan kebutuhan domestik Terdapat peningkatan taraf jumlah konsumsi sayur serta buah per kapita yaitu sebagai 39,39 kg/kapita/tahun serta 34,06 kg/kapita/tahun pada tahun 2007, masing-masing meningkat menurut 33.78 serta 34.56 kg/kapita/tahun dalam tahun 2006 (Ditjen Hortikultura, 2009). Kondisi ekspor - impor Ekspor maupun impor sayur serta butir Indonesia menerangkan adanya peningkatan setiap tahunnya. Sangat disayangkan jumlah impor sayur juga butir Indonesia lebih akbar dari jumlah ekspornya. Impor sayur dan buah pada tahun 2008 masing-masing berjumlah 917,19 ribu ton dan 501.96 ribu ton. Tingkat pertumbuhan ekspor sayur dan butir masing-masing mencapai 9% serta 14%, lebih rendah menurut taraf pertumbuhan impornya yang masing-masing merupakan 27% serta 24%. Komoditas butir impor primer merupakan jeruk, durian, dan nenas. Di lain pihak komoditas impor sayur utama merupakan bawang, kentang, wortel, serta cabe (Ditjen Hortikultura, 2009). 

Khusus buat bahasan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, Nilai tukar petani (NTP) sebagai salah satu indikator kesejahteraan petani secara konsisten mengalami peningkatan selama periode tahun 2006 - 2008 dengan pertumbuhan sebesar dua,52 % per tahun. Neraca perdagangan komoditas pertanian mengalami peningkatan secara konsisten selama periode 2005-2008 menggunakan rata-homogen pertumbuhan 29,29 % per tahun. Selain itu, pertumbuhan energi kerja sektor pertanian 1,56 % per tahun, lebih tinggi dari homogen-homogen pertumbuhan total angkatan kerja (1,24 persen per tahun) dan tenaga kerja non pertanian yang hanya lebih kurang 0,98 persen per tahun (Munif, 2009).

Rata-rata pertumbuhan nilai investasi sektor pertanian tahun 2005 – 2007 mencapai 172,8%/tahun. Nilai ekspor Indonesia dalam bulan September 2009 adalah 9.83 miliar dollar Alaihi Salam, menurun 6.75% dari bulan Agustus. Secara kumulatif nilai ekspor Januari-September 2009 merupakan 80.13 miliar atau menurun 25.57% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2008 (BPS, 2009). Di lain pihak, pertumbuhan industri pengolahan besar dan sedang dalam triwulan III-2009 hanya meningkat 0.02% dibandingkan tahun 2008. Hal tersebut mengindikasikan tidak ada peningkatan penyerapan pasar terhadap produk-produk industri. Dalam 10 tahun terakhir, kontribusi konsumsi pemerintah serta rumah tangga terhadap PDB semakin tinggi menurut 68% menjadi 72%, sedangkan donasi ekspor menurun dari 39% sebagai 30%.

TANTANGAN MASA DEPAN DAN PERLUNYA REVITALISASI AGRIBISNIS BERBASIS SAINS, TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Sektor pertanian diproyeksikan dapat permanen tumbuh secara moderat, meskipun diperkirakan nir lagi setinggi tahun 2008 yang mencapai 4,8 persen. Belum berhasilnya revitalisasi sektor pertanian secara holistik dan adanya ketidakpasian cuaca merupakan 2 hal utama yg mempengaruhi nomor -angka proyeksi pertumbuhan sektor pertanian tersebut. Dalam periode tahun 2010-2014 sektor pertanian diperkirakan hanya bisa tumbuh rata-homogen sekitar 3,4 % (Kadin, 2009).

Tantangan serta permasalahan mendasar pembangunan sektor pertanian menurut Munif (2009) berkaitan dengan sarana prasarana, permodalan, pasar, teknologi, dan kelembagaan petani, yang masih memerlukan penanganan yang berkelanjutan disamping keluarnya problem-masalah baru. Selain itu, Kadin (2009) menyimpulkan bahwa perseteruan primer yang dihadapi perekonomian Indonesia merupakan ketersediaan tenaga yang mencukupi, infrastruktur jalan dan logistik yang buruk, pembiayaan yang mahal, permasalahan penyelundupan, perseteruan pajak, perburuhan dan kompetensi sumberdaya manusia pekerja yang relative rendah, serta anggaran yang tumpang tindih yg adalah berbagai pertarungan yang acapkali dikeluhkan sang investor.

Selain lantaran keterangan-warta yg ditunjukkan di atas, secara generik perkembangan agribisnis pada Indonesia masih menghadapi permasalahan inti, yaitu teknis produksi serta penanganan pasca panen yang belum optimal, manajemen transportasi dan distribusi yg masih lemah, prosedur pemanfaatan teknologi mutakhir serta kecepatan inovasi yg lambat. Dengan demikian, revitalisasi agribisnis secara inovatif seyogianya dilakukan melalui perencanaan teknologi buat mencapai tujuan agribisnis yg ditetapkan, pengorganisasian elemen-elemen teknologi pada organisasi agribisnis secara serasi, pengarahan penerapan teknologi buat mencapai hasil yg optimal, pengkoordinasian setiap unit kerja pada kondisi yg terbaik, dan pengawasan teknologi yang sinkron dengan perkembangan sains, teknologi dan rekayasa.

Dalam mengimbangi kemajuan agribisnis yg didorong oleh penerapan bioteknologi, teknologi komunikasi dan berita, serta nano teknologi, maka revitalisasi agribisnis yg inovatif berbasis pengembangan ilmu pengetahuan serta teknolog dapat dilakukan melalui aneka macam strategi pada bawah ini:

Menerapkan teknologi unggulan untuk agibisnis/agroindustri yg tepat guna dan tepat terap menurut ketersediaan sumberdaya, melalui pemanfaatan aplikasi mikroelektronika (diantaranya sistem informasi agribisnis/agroindustri, teknik pertanian, serta teknologi e-commerce); bioteknologi (rekayasa genetika, kultur jaringan, bioproses, dll.); penemuan material-material baru yg non-konvesional (misalnya nano agro-materials, bioconcrete, biopolimer, biodiesel, plastik ramah lingkungan (biodegradable plastic), sabut kelapa (coco fibre), serta sebagainya; teknologi konversi enerji cara lain menurut enerji angin, matahari, air bahkan pemanfaatan arang briket, biodiesel, butanol, etanol, methanol dan bioetanol; dan teknik rekayasa alat-alat agroindustri.

Mencari, membuat, memanfaatkan serta mengelola the art of technology yg sinkron menggunakan termin pengembangan agribisnis ketika ini Negara-negara pesaing di wilayah Asia Pasifik. Dalam hal ini, penemuan dan teknologi yg diterapkan seyogianya bisa mendukung akselerasi pasar (peningkatan efisiensi dan produktivitas sistem pemasaran), distribusi, serta standarisasi produk secara bersamaan menggunakan perbaikan manajerial, teknologi, keuangan, sumberdaya manusia dan supervisi mutu dalam ruang lingkup agroindustri yg berorientasi dalam mutu produk yang tinggi.

Mengembangkan kerjasama dan jejaring riset, pengembangan dan bisnis diantara para pemangku agribisnis/agroindustri yg luas, adil, terbuka, kuat, serta saling mendukung yg digerakkan sang sumberdaya insan berkualitas unggulan.

Meningkatkan penggunaan teknologi komunikasi serta informasi mutakhir pada rangka menerima akses terhadap fakta pasar, sekaligus menaikkan promosi produk agribisnis/agroindustri, diantaranya melalui pemanfaatan system keterangan dan telekomunikasi, e-commerce, sistem warta geografi dan penginderaan jeda jauh. Dalam sektor on-farm penggunaan teknologi agribisnis presisi perlu dilakukan, sedangkan dalam sektor off-farm, pemanfaatan smart-cards berukuran nano dalam proses produksi agroindustri perlu dikedepankan.

Mengadaptasi konsep pembangunan agribisnis yg berkelanjutan dan memperhatikan ekologi industri. Dalam hal ini, agroindustri menggunakan pelaksanaan teknologi yg sempurna dibutuhkan memanfaatkan sumberdaya dan membentuk limbah seminimal mungkin, melalui efisiensi penggunaan sumberdaya, perpanjangan umur produk, pencegahan pencemaran, daur ulang dan penggunaan ulang produk, pembangunan taman-taman ekoindustri, serta sebagainya. 

PENGERTIAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Pembangunan Pendidikan Menurut Para Ahli 
Pembangunan pendidikan merupakan proses peromabakan sturktural sub sistem administratif yg berkenaan menggunakan pengolaan pendidikan dan subsitem operasional yg berkenaan dengan pengelolaan pendidikan serta aplikasi aktivitas belajar mengajar setiap satuan pendidikan agar tercapai taraf pertisipasi, efisiensi, efektifitas, serta relevansi pendidikan yang tinggi.

Masalah partisipasi pendidikan ini berkenaan dengan rasio atau perbandingan antara masukan pendidikan atau jumlah penduduk yg tertampung dalam satuan pendidikan, baiak di sekolah juga pada luar sekolah, menggunakan jumlah penduduk yang secara potensialsudah siap memasuki satuan pendidikan. Makain besar kesenjangan antara jumlah penduduk yang menjadi peserta didik menggunakan jumlah penduduk yg seharusnya memperoleh pendidikan, makin akbar juga kasus partisipasi pendidikan.

Masalah kasus tersebut juga berkenaan dengan proses pengubahan masukan produk sebagai output. Dengan demikian berafiliasi mutu transformasi administratif dengan operasional dalam sisitem pendidikan nasional. Salah satu cara menentukan mutu perubahan pendidikan adalah menghitung akbar kecilnya pengamburan pendidikan dalam arti menghitung besar kecilnya jumlah anak didik yg putus sekolah, dan mengulang(nir naik kelas). Makin akbar jumlah diatas maka menerangkan alur proses penyeleseian belajar makin nir lancar yang menyebabkan pembangunan sendiri terhambat.

A. Konsep Pembangunan Nasional
1. Batasan
Sumitro Djojohadikusuma menyatakan, “Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan struktural pada perimbangan-perimbangan ekonomi yg terdapat pada warga .” Pembamgunan ekonomi berarti suatu proses perubahan struktural produksi (pendapatan nasional). Struktur ppenduduk dan mata pencaharian (lapangan pekerjaan) serta struktur kemudian lintas barang, jasa serta modal pada interaksi internasional. Apabila konsep ini diterapkan buat pengertian pembangunan Negara-kebangsaan, maka pembangunan berarti suatu proses perubahan struktural kehidupan bernegara kebangsaan, yang tercakup didalam struktural politik serta pertahanan keamanan, struktur ekonomi, serta struktur rapikan rakyat serta budaya.

2. Tujuan (Masyarakat Masa Depan)
Pembangunan nasional Indonesia wajib bertujuan mencapai Negara kesatuan yg berkedaulatan rakyat dan adil dan makmur dari pancasila, yg bisa:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumrah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan generik, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban global yg berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial.

3. Strategi Pelaksanaan
Tujuan akhir pembangunan nasional Indonesia dilakukan menggunakan jalan melaksanakan serangkaian pembangunan. Rangkaian upaya pembangunan tadi dibagi pada tahap-termin pembangunan jangka panjang selama 25 tahun serta tahap pembangunan jangka pendek yang berlangsung selama 5 tahun. Srategi dasar pembangunan nasional nasional Indonesia selama lebih kurang 30 tahun yang bertumpu pada pembangunan ekonomi yg terkait menggunakan pembangunan dibidang lainnya.

4. Karakteristik
a. Pembangunan nasional Indonesia adalah bentuk pengamalan Pancasila secara harmonis serta kesatuan yang utuh.
b. Pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan insan Indonesia seutuhnya serta pembangunan rakyat Indonesia seluruhnya.
c. Pembangunan nasional Indonesia dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap, serta berlanjut.
d. Pembangunan nasional Indonesia merupakan pembangunan dari, sang serta buat masyarakat yg dilaksanakan di seluruh aspek kehidupan bangsa.
e. Trilogi Pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan, serta stabililitas nasional

5. Asas
a. Kemampuan dan Ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
b. Manfaat.
c. Demokrasi Pancasila
d. Adil dan Merata.
e. Keseimbangan, Keserasian, serta Keselarasan dalam Perikehidupan.
f. Hukum. 
g. Kemandirian.
h. Kejuangan.
i. Ilmu Pengetahuan serta Teknologi.

6. Kedudukan Pembangunan Pendidikan
a. Pembangunan Pendidikan adalah diskriminasi atau bagian dari keseluruhan Pembangunan Nasional Indonesia. Pembangunan Nasional Indonesia meliputi tujuh bidang yaitu bidang ekonomi; bidang kesejahtraan rakyat, pendidikan, dan kebudayaan; bidang keagamaan dan agama kepada dewa YME; bidang ilmu pengetahuan dan teknologi; bidang aturan; bidang politik, aparatur negara, penerangan, komunikasi dan media massa; bidang pertahanan serta keamanan.
b. Peranan Pembangunan Nasional

Pembangunan Nasional mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Payung Pembangunan pendidikan Nasional
2. Sumber yg menaruh masukan pada pembangunan pendidikan nasional

B. Peranan Manusia dalam Pembangunan
1. Manusia menjadi pembuat 
Manusia pada pembangunan dapat berperan menjadi masukan dalam pembangunan serta berperan menjadi penghasil, yaitu orang-orang yg secara eksklusif atau nir eksklusif menggerakkan proses produksi dalam pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, dan forum-forum sosial budaya, yg bersifat keagamaan, keilmuan, pendidikan, kesenian, dan sebagainya. Sebagai produsen insan berperan menjadi:
a. Pencipta rancang bangun atau gagasan-gagasan, baik bersifat hasrat juga teknologi baru. Mereka berperan menjadi peneliti serta pengembang gagasan-gagasan serta teknologi baru.
b. Pengelola operasi-operasi yang terjadi pada pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, forum-forum sosial budaya, politik, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Sehubungan dengan ini mereka berperan menjadi perencana, pemimpin, pengawas operasi-operasi tersebut.
c. Elaksana operasi-operasi yang terjadi pada pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, serta forum-forum sosial budaya, politik, pertahanan, dan sebagainya. Mereka berperan menjadi Tenaga kerja teknis administratif serta Tenaga kerja teknis operasional.

2. Manusia sebagai konsumen
Manusia bisa berperan menjadi konsumen. Mereka berperan menjadi pengguna atau penikmat hasil-hasil pembangunan dan sebagai penilai mutu hasil hasil pembangunan.

C. Peranan Pendidikan pada Pembangunan
Gambaran mengenai peranan pendidikan dalam pembangunan dinyatakan oleh William S. Platt dalam “Toward Strategi’s of Education” dinyatakan misalnya terlihat dalam bagan 2-XVII peranan pendidikan dalam pembangunan. Dengan demikian, peranan pendidikan pada pembangunan adalah menjadi berikut: 

Mengenbangkan Teknologi Baru. 
Hasil penldidikan merupakan orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian dan pengembangan yg dapat menghasilkan teknologi baru. Lembaga-lembaga penelitian serta pengembangan seperti lembaga ilmu pengetahuan Indonesia,badan-badan penelitian dan pengembangan pada setiap departemen, dan sebagainya, orang-orang terdidik output pendidikan bekerja, dan membentuk aneka macam teknologi baru. 

Menjadi Tenaga Produktif pada Bidang Konstruksi. 
Orang-orang terdidik dari output pendidikan, pula masuk serta aktif pada bidang konstruksi yang menghasilkan rancang bangun banyak sekali macam pabrik perusahaan. Dari pabrik-pabrik serta perusahaan-perusahaan ini akan menghasilkan banyak sekali barang kebutuhan hayati dan jasa. 

Menjadi Tenaga Produktif yg Menghasilkan Barang dan Jasa. 
Orang-orang yang terdidik hasil pendidikan menjadi juga masukan pada pabrik-pabrik serta perusahaan-perusahaan, menjadi energi kerja produktif yg memproses produksi barang-barang kebutuhan hidup dan jasa. Dengan demikian, adalah penghasilan barang serta jasa yang diharapkan masyarakat. 

Pelaku Generasi serta Penciptaan Budaya. 
Orang-orang hasil pendidikan nir hanya merevisi kebudayaan masa lampau, tetapi jua sekaligus individu-individu atau gerombolan -grup individu yg melakukan pemugaran-pemugaran serta penciptaan-penciptaan unsure-unsur budaya baru dari budaya lama yg telah dimilikinya. Mereka inilah yang memelihara dan memperbaiki nilai-nilai budaya dalam masyarakat. 

Konsumen Barang serta Jasa. 
Oaring-orang terdidik hasil pendidikan adalah generasi baru yang mengkonsumsi barang-barang serta jasa yg dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan. Sebagai konsumen, mereka adalah konsumen yg lebih poly jenis kebutuhannya serta lebih kritis pada menggunakan barang-barang keperluan hayati dan jasa, bila dibandingkan dengan orang-orang yang nir/ kurang terdidik.