PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian Pendapatan Nasional 
Kerangka Analisis Ekonomi Makro 
Aspek utama kerangka analisa ekonomi makro antara lain “apa” yang disebut aktivitas ekonomi makro, “di mana” kegiatan ekonomi makro dilakukan, serta aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya. Analisa ekonomi makro akan menunjukkan kepada kita kegiatan ekonomi nasional secara lebih menyeluruh, dimana kita bisa melihat pasar-pasar barang atau jasa lainnya menjadi satu pasar besar . 

Ekonomi makro nir hanya menilik satu pasar saja. Namun, perekonomian nasional akan kita lihat sebagai suatu sistem yg terdiri dari empat pasar besar yang saling bekerjasama antara satu sama lainnya, yaitu:
a. Pasar Barang
b. Pasar Uang
c. Pasar Tenaga Kerja
d. Pasar Luar Negeri

Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro bisa digambarkan sebagai pertemuan antara permintaan (demand) serta penawaran (supply). Permintaan (total menurut rakyat) barang-barang dan jasa-jasa akan bertemu dengan semua barang-barang serta jasa-jasa yang diproduksikan (ditawarkan) sang seluruh penghasil di pasar barang (warga ) dalam suatu periode. Sedangkan permintaan warga terhadap uang akan bertemu menggunakan jumlah uang yg beredar di pasar uang. 

Permintaan total terhadap tenaga kerja dari sektor dunia bisnis serta pemerintah bertemu menggunakan jumlah angkatan kerja yg tersedia pada saat tadi pada pasar tenaga kerja. Di pasar luar negeri, permintaan global terhadap output ekspor kita bertemu menggunakan penawaran dari output-output tersebut yang sanggup disediakan oleh eksportir-eksportir kita; dan dalam sisi lain, permintaan negara kita akan barang-barang impor bertemu menggunakan penawaran barang-barang tadi oleh pihak luar negeri.

Pengertian pasar pada teori ekonomi mikro tidak terlepas dari 2 aspek yaitu harga serta kuantitas. Hal ini jua berlaku pada masing-masing pasar “makro” yang akan kita pelajari. Kita akan selalu menjumpai dua aspek primer pasar, yaitu apa yang terjadi dengan harga (P) serta kuantitas yg di-transaksi-kan (Q). Pemahaman terhadap dua aspek tadi akan membantu mengetahui tinggi rendahnya taraf inflasi serta naik turunnya GDP.

A. Alur Perputaran Ekonomi
1. Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga serta perusahaan. Sektor tempat tinggal tangga adalah pemilik faktor produksi yang nantinya diperlukan oleh sektor perusahaan. Berikut merupakan diagram alur perputaran ekonomi dua sektor.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Dua Sektor

Bagian Atas menunjukkan aliran faktor produksi yang dari berdasarkan tempat tinggal tangga dipakai perusahaan dalam kegiatan produksi menggunakan memberikan imbalan yang menjadi pendapatan bagi rumah tangga. Bagian bawah menunjukkan genre barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yg akan dikonsumsi rumah tangga. Untuk itu, tempat tinggal tangga akan membayar perusahaan atas barang dan jasa yg dikonsumsi tersebut. Tetapi jika rumah tangga membelanjakan seluruh pendapatannya maka perekonomian akan seimbang lantaran antara pengeluaran dan pendapatan sama. Apabila sektor rumah tangga tetapkan buat menabung sebagian pendapatannya, maka keseimbangan akan terjadi apabila forum keuangan menyalurkan tabungan ke perusahaan pada bentuk investasi.

2. Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian 3 sektor merupakan perekonomian makro yang hanya melibatkan tiga sektor ekonomi (pendekatan pengeluaran) yaitu sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Pengeluaran sektor tempat tinggal tangga dianggap pengeluaran konsumsi, sektor perusahaan diklaim pengeluaran investasi, dan sektor pemerintah diklaim pengeluaran pemerintah.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Tiga Sektor

Pada perekonomian tiga sektor, tempat tinggal tangga nir hanya memakai pendapatan buat konsumsi serta menabung tetapi pula membayar pajak kepada pemerintah. Keseimbangan perekonomian akan terjadi apabila investasi ditambah pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan tabungan ditambah menggunakan pajak.

3. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah salah satu konsep dan variabep penting dalam Ilmu Ekonomi Makro. Istilah lain yang seringkali diartikan mempunyai pengertian yang yg sama dengan pendapatan nasional merupakan Gross Domestic Bruto (GDP). GDP sendiri adalah galat satu konsep dalam perhitungan pendapatan nasional. 

GDP merupakan nilai seluruh hasil atau produk pada perekonomia suatu Negara. GDP pula adalah nilai uang berdasar harga pasar berdasarkan seluruh barang-barang serta jasa-jasa yg diproduksikan selama suatu periode umumnya satu tahun. Perhitungan atau pengukuran aktivitas ekonomi bisa menaruh beberapa manfaat, antara lain: (1) kita bisa mengukur tingkat produksi suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya, (2) kita dapat mengetahui arah pertumbuhan ekonomi suatu Negara dengan membandingkan pendapatan nasional sepanjang periode ketika eksklusif, (tiga) pendapatan nasional adalah dasar bagi perumusan kebijakan makro pemerintah.

4. Teknik Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional sebagai salah satu indikator penting buat melihat prestasi suatu perekonomian bisa dihitung dengan 3 (3) metode perhitungan pendapatan nasional. Tiga macam metode perhitungan pendapatan nasional :
1. Pendekatan produksi (production approach)
2. Pendekatan pendapatan (income approach)
3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan dan jumlah nilai (nilai = harga dikalikan menggunakan jumlah barang dan jasa yg dihasilkan) oleh rakyat buat suatu perekonomian atau negara dalam periode tertentu. Metode ini mempunyai kelemahan berupa double counting (perhitungan benda) perhitungan benda ini terjadi jika beberapa output menurut suatu jenis usaha ditentukan input bisnis lain.

Solusi buat menghindari menghindari double counting adalah dengan dua cara, yaitu : (1) perhitungan metode produksi hanya menghitung nilai akhir saja (final goods), atau (2) menghitung jumlah nilai tambah suatu produk (value added). Nilai akhir suatu barang adalah nilai barang yg siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk adalah selisih antara nilai suatu barang dengan porto yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tadi, termasuk nilai bahan baku yg dipakai. Contoh perhitungan metode produksi dapat dipandang di Tabel 

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi

Hasil

Nilai akhir

Nilai Tambah

Produsen I
Kapas
225
225
Produsen II
Benang
460
235
Produsen III
Kain
840
380
Produsen IV
Pakaian jadi
1.300
460

Jumlah Nilai Tambah
1.300
Sumber: Angka Hipotesis

2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh seluruh pelaku ekonomi (faktor produksi) serta kegiatan ekonominya pada suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan yang diterima sang pelaku ekonomi diantaranya : 
a. Sewa 
b. Upah
c. Bunga
d. Keuntungan (kewirausahaan)

Contoh perhitungan pendapatan nasional metode pendapatan (Income Approach) dapat dipandang pada Tabel

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari

Nilai

Kompensasi kepada pegawai
2.600
Bunga
1.000
Sewa
230
Laba perusahaan
210
Pendapatan berdasarkan kekayaan
66

Rp4.106
Sumber: Angka Hipotesis

3) Pendekatan pengeluaran
Metode ini dilakukan menggunakan menjumlahkan semua pengeluaran yg dilakukan semua pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor mencakup:
1. Sektor tempat tinggal tangga
2. Perusahaan 
3. Pemerintahan
4. Luar negeri

Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini memperlihatkan produk nasional bruto. Tabel  menampakan model metode pengeluaran.

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran
Jenis Pengeluaran

Nilai

Pengeluaran konsumsi
3500
Investasi
1250
Pengeluaran pemerintah
1000
Ekspor netto (X-M)
50
Pendapatan Nasional

5800
Sumber: Angka Hipotesis

5. Pertumbuhan Ekonomi
Analisis ekonomi makro memaknai kata pertumbuhan ekonomi pada 2 sisi yg tidak sinkron. Istilah pertumbuhan ekonomi dapat digunakan buat mendeskripsikan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi serta mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi. Makna lain kata pertumbuhan ekonomi bertujuan buat menggambarkan tentang perkara ekonomi yang dihadapi pada jangka panjang. 

Masalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang yg dihadapi suatu negara bisa dibedakan menjadi tiga aspek. Aspek pertama dari perkara pertumbuhan itu bersumber menurut perbedaan di antara tingkat pertumbuhan potensial yg dapat dicapai, serta tingkat pertumbuhan yang seharusnya tercapai. Aspek ke 2 mengenai masalah pertumbuhan ekonomi merupakan mempertinggi potensi pertumbuhan itu sendiri. Adakalanya pertambahan potensial berdasarkan kemampuan menghasilkan pendapatan nasionak adalah nir mencukupi buat masalah ekonomi yang dihadapi. Aspek yang ketiga tentang perkara pertumbuhan ekonomi merupakan mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yang berlaku menurut satu tahun ke tahun lainnya.

Teori pertumbuhan ekonomi sudah mengalami perkembangan berdasarkan pandangan klasik, neoklasik, serta modern. Teori pertumbuhan ekonomi berdasarkan klasik sendiri merupakan sumbangan pemikiran dari beberapa pemikir ekonomi, antara lain, Adam Smith, Schumpeter, serta Harrod-Domar. 

Adam Smith melalui bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,” mengemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yang penting peranannya pada pertumbuhan ekonomi. Pandangan-pandangannya yg primer merupakan (1) peranan sistem bebas, (2) perluasan pasar, dan (3) spesialisasi serta kemajuan teknologi. Smith beropini bahwa sistem mekanisme pasar (peranan system pasar bebas) akan mewujudkan kegiatan ekonomi yg efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh . Oleh sebab itu Smith merasa pemerintah nir perlu melakukan kegiatan ekonomi yang membentuk barang serta jasa

Adam smith pula mengemukakan pentingnya ekspansi pasar. Perusahaan-perusaahan melakukan kegiatan menghasilkan dengan tujuan buat menjualnya kepada rakyat dan mencari untung. Oleh karenanya, semakin luas pasar barang dan jasa, makan semakin tinggi taraf produksi serta taraf kegiatan ekonomi. Selain itu, Smith menekankan pasar luar negeri dalam berbagi kegiatan di pada negeri. Pandangan selanjutnya menurut Smith adalah ekspansi pasar dan perluasan kegiatan ekonomi yg digalakan akan memungkinkan dilakukannya spesialisasi pada kegiatan ekonomi. Selanjutnya, spesialisasi dan ekspansi kegiatan ekonomi akan memacu perkembangan teknolologi sehingga produktivitas meningkat.

6. Inflasi
Inflasi adalah kesamaan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga menurut satu atau 2 barang saja nir dapat sebut inflasi, kecuali bila kenaikan harga barang tersebut mengakibatkan kenaikan sebagian akbar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan kenaikan yg terus menerus perlu diperhatikan. Kenaikan harga-harga yg terjadi secara musiman, misalnya menjelang hari-hari besar , atau yang terjadi sekali saja serta tidak memiliki efek lanjutan tidak bisa dianggap menjadi inflasi. 

Penggolongan Inflasi 
Inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam sinkron dengan kriteria serta tujuan yang kita inginkan. Pengolongan bisa dilakukan dari kriteria taraf keparahan inflasi, penyebab terjadinya inflasi, atau asal sumber inflasi. 

Penggolongan dari tingkat keparahan bisa bedakan sebagai: 
1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
3. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
4. Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

Penentuan taraf keparahan inflasi sangat relatif (subyektif) lantaran tergantung pada selera pihak yang membaginya. 

Penggolongan yg ke 2 adalah berdasar penyebab awal menurut inflasi. Berdasar kriteria penyebab inflasi kita bisa membedakan dua macam inflasi:
1. Demand inflation. Inflasi ini ada lantaran permintaan warga akan aneka macam barang terlalu kuat. 
2. Cost inflation. Inflasi ini timbul lantaran kenaikkan ongkos produksi. 

Dampak ke 2 macam inflasi tadi, menurut segi kenaikan harga hasil, tidak tidak selaras, tetapi dari segi volume hasil (GDP riil) ada disparitas. Dalam masalah demand inflation, umumnya terdapat kesamaan buat hasil (GDP riil) meningkat beserta-sama dengan kenaikan harga generik. Sebaliknya, dalam perkara cost inflation, umumnya kenaikan harga-harga dibarengi dengan penurunan omzet penjualan barang (“kelesuan bisnis”).

Perbedaan yg lain menurut kedua proses inflasi ini terletak dalam urutan berdasarkan kenaikan harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir (output) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga-harga faktor produksi (upah serta sebagainya). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang-barang akhir (hasil) mengikuti kenaikan harga barang-barang input/faktor produksi.

Penggolongan inflasi yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi. Di sini kita bedakan:
1. Inflasi yang berasal menurut pada negeri (domestic inflation).
2. Inflasi yg berasal dari luar negeri (imported inflation).

Inflasi yg asal berdasarkan dalam negeri ada contohnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai menggunakan percetakan uang baru, panen yg gagal, serta sebagainya. Inflasi yang dari menurut luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) pada luar negeri atau pada negara-negara kawan berdagang negara kita. 

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian Pendapatan Nasional 
Kerangka Analisis Ekonomi Makro 
Aspek utama kerangka analisa ekonomi makro antara lain “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro, “di mana” kegiatan ekonomi makro dilakukan, serta aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya. Analisa ekonomi makro akan memberitahuakn kepada kita aktivitas ekonomi nasional secara lebih menyeluruh, dimana kita dapat melihat pasar-pasar barang atau jasa lainnya sebagai satu pasar akbar. 

Ekonomi makro tidak hanya memeriksa satu pasar saja. Namun, perekonomian nasional akan kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat pasar akbar yang saling berafiliasi antara satu sama lainnya, yaitu:
a. Pasar Barang
b. Pasar Uang
c. Pasar Tenaga Kerja
d. Pasar Luar Negeri

Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro bisa digambarkan menjadi pertemuan antara permintaan (demand) serta penawaran (supply). Permintaan (total berdasarkan masyarakat) barang-barang serta jasa-jasa akan bertemu menggunakan seluruh barang-barang serta jasa-jasa yg diproduksikan (ditawarkan) sang seluruh produsen pada pasar barang (warga ) dalam suatu periode. Sedangkan permintaan warga terhadap uang akan bertemu dengan jumlah uang yg tersebar di pasar uang. 

Permintaan total terhadap energi kerja menurut sektor dunia bisnis dan pemerintah bertemu dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia pada waktu tersebut pada pasar tenaga kerja. Di pasar luar negeri, permintaan dunia terhadap output ekspor kita bertemu dengan penawaran menurut output-output tadi yang bisa disediakan sang eksportir-eksportir kita; serta dalam sisi lain, permintaan negara kita akan barang-barang impor bertemu dengan penawaran barang-barang tadi oleh pihak luar negeri.

Pengertian pasar pada teori ekonomi mikro nir terlepas menurut 2 aspek yaitu harga serta kuantitas. Hal ini juga berlaku pada masing-masing pasar “makro” yg akan kita pelajari. Kita akan selalu menjumpai dua aspek primer pasar, yaitu apa yang terjadi dengan harga (P) dan kuantitas yang pada-transaksi-kan (Q). Pemahaman terhadap 2 aspek tersebut akan membantu mengetahui tinggi rendahnya taraf inflasi serta naik turunnya GDP.

A. Alur Perputaran Ekonomi
1. Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian 2 sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri berdasarkan sektor tempat tinggal tangga dan perusahaan. Sektor rumah tangga adalah pemilik faktor produksi yang nantinya dibutuhkan sang sektor perusahaan. Berikut merupakan diagram alur perputaran ekonomi 2 sektor.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Dua Sektor

Bagian Atas menunjukkan genre faktor produksi yang asal berdasarkan tempat tinggal tangga dipakai perusahaan pada aktivitas produksi dengan memberikan imbalan yang menjadi pendapatan bagi tempat tinggal tangga. Bagian bawah memberitahuakn aliran barang serta jasa yang didapatkan sang perusahaan yg akan dikonsumsi tempat tinggal tangga. Untuk itu, rumah tangga akan membayar perusahaan atas barang serta jasa yg dikonsumsi tersebut. Namun bila tempat tinggal tangga membelanjakan seluruh pendapatannya maka perekonomian akan seimbang karena antara pengeluaran serta pendapatan sama. Apabila sektor rumah tangga memutuskan buat menabung sebagian pendapatannya, maka ekuilibrium akan terjadi jika lembaga keuangan menyalurkan tabungan ke perusahaan pada bentuk investasi.

2. Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian 3 sektor merupakan perekonomian makro yg hanya melibatkan tiga sektor ekonomi (pendekatan pengeluaran) yaitu sektor tempat tinggal tangga, perusahaan, serta pemerintah. Pengeluaran sektor rumah tangga diklaim pengeluaran konsumsi, sektor perusahaan dianggap pengeluaran investasi, serta sektor pemerintah dianggap pengeluaran pemerintah.

Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Tiga Sektor

Pada perekonomian 3 sektor, tempat tinggal tangga tidak hanya menggunakan pendapatan buat konsumsi dan menabung tetapi juga membayar pajak kepada pemerintah. Keseimbangan perekonomian akan terjadi jika investasi ditambah pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan tabungan ditambah dengan pajak.

3. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah salah satu konsep serta variabep krusial pada Ilmu Ekonomi Makro. Istilah lain yang acapkali diartikan memiliki pengertian yang yg sama menggunakan pendapatan nasional adalah Gross Domestic Bruto (GDP). GDP sendiri merupakan keliru satu konsep pada perhitungan pendapatan nasional. 

GDP merupakan nilai seluruh output atau produk dalam perekonomia suatu Negara. GDP pula merupakan nilai uang berdasar harga pasar berdasarkan semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan selama suatu periode umumnya satu tahun. Perhitungan atau pengukuran aktivitas ekonomi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya: (1) kita bisa mengukur tingkat produksi suatu perekonomian pada suatu saat eksklusif dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya, (dua) kita bisa mengetahui arah pertumbuhan ekonomi suatu Negara dengan membandingkan pendapatan nasional sepanjang periode ketika tertentu, (3) pendapatan nasional adalah dasar bagi perumusan kebijakan makro pemerintah.

4. Teknik Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional sebagai salah satu indikator penting buat melihat prestasi suatu perekonomian bisa dihitung menggunakan tiga (3) metode perhitungan pendapatan nasional. Tiga macam metode perhitungan pendapatan nasional :
1. Pendekatan produksi (production approach)
2. Pendekatan pendapatan (income approach)
3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan serta jumlah nilai (nilai = harga dikalikan dengan jumlah barang serta jasa yang dihasilkan) oleh masyarakat buat suatu perekonomian atau negara dalam periode eksklusif. Metode ini mempunyai kelemahan berupa double counting (perhitungan benda) perhitungan benda ini terjadi bila beberapa output menurut suatu jenis bisnis dipengaruhi input bisnis lain.

Solusi buat menghindari menghindari double counting merupakan menggunakan dua cara, yaitu : (1) perhitungan metode produksi hanya menghitung nilai akhir saja (final goods), atau (2) menghitung jumlah nilai tambah suatu produk (value added). Nilai akhir suatu barang adalah nilai barang yg siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk merupakan selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan buat memproduksi barang tersebut, termasuk nilai bahan standar yg dipakai. Contoh perhitungan metode produksi bisa ditinjau pada Tabel 

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi

Hasil

Nilai akhir

Nilai Tambah

Produsen I
Kapas
225
225
Produsen II
Benang
460
235
Produsen III
Kain
840
380
Produsen IV
Pakaian jadi
1.300
460

Jumlah Nilai Tambah
1.300
Sumber: Angka Hipotesis

2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yg diperoleh seluruh pelaku ekonomi (faktor produksi) dan kegiatan ekonominya dalam suatu warga atau Negara dalam periode eksklusif. Pendapatan yang diterima oleh pelaku ekonomi antara lain : 
a. Sewa 
b. Upah
c. Bunga
d. Keuntungan (kewirausahaan)

Contoh perhitungan pendapatan nasional metode pendapatan (Income Approach) dapat ditinjau dalam Tabel

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari

Nilai

Kompensasi pada pegawai
2.600
Bunga
1.000
Sewa
230
Laba perusahaan
210
Pendapatan berdasarkan kekayaan
66

Rp4.106
Sumber: Angka Hipotesis

3) Pendekatan pengeluaran
Metode ini dilakukan dengan menjumlahkan semua pengeluaran yg dilakukan seluruh pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor mencakup:
1. Sektor tempat tinggal tangga
2. Perusahaan 
3. Pemerintahan
4. Luar negeri

Angka yg diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini memperlihatkan produk nasional bruto. Tabel  memberitahuakn model metode pengeluaran.

Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran
Jenis Pengeluaran

Nilai

Pengeluaran konsumsi
3500
Investasi
1250
Pengeluaran pemerintah
1000
Ekspor netto (X-M)
50
Pendapatan Nasional

5800
Sumber: Angka Hipotesis

5. Pertumbuhan Ekonomi
Analisis ekonomi makro memaknai istilah pertumbuhan ekonomi dalam 2 sisi yg tidak selaras. Istilah pertumbuhan ekonomi dapat digunakan buat mendeskripsikan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai tingkat kemakmuran yg lebih tinggi. Makna lain kata pertumbuhan ekonomi bertujuan buat menggambarkan mengenai masalah ekonomi yang dihadapi pada jangka panjang. 

Masalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang dihadapi suatu negara dapat dibedakan sebagai 3 aspek. Aspek pertama berdasarkan masalah pertumbuhan itu bersumber dari disparitas pada antara tingkat pertumbuhan potensial yg dapat dicapai, dan taraf pertumbuhan yg seharusnya tercapai. Aspek ke 2 mengenai perkara pertumbuhan ekonomi merupakan menaikkan potensi pertumbuhan itu sendiri. Adakalanya pertambahan potensial dari kemampuan membentuk pendapatan nasionak adalah tidak mencukupi untuk kasus ekonomi yg dihadapi. Aspek yang ketiga mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yg berlaku menurut satu tahun ke tahun lainnya.

Teori pertumbuhan ekonomi telah mengalami perkembangan dari pandangan klasik, neoklasik, serta terkini. Teori pertumbuhan ekonomi menurut klasik sendiri merupakan sumbangan pemikiran menurut beberapa pemikir ekonomi, antara lain, Adam Smith, Schumpeter, dan Harrod-Domar. 

Adam Smith melalui bukunya yg berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,” mengemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yg penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangan-pandangannya yg primer merupakan (1) peranan sistem bebas, (2) perluasan pasar, dan (3) spesialisasi serta kemajuan teknologi. Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar (peranan system pasar bebas) akan mewujudkan kegiatan ekonomi yg efisien dan pertumbuhan ekonomi yg teguh . Oleh karena itu Smith merasa pemerintah tidak perlu melakukan aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa

Adam smith pula mengemukakan pentingnya ekspansi pasar. Perusahaan-perusaahan melakukan kegiatan menghasilkan dengan tujuan buat menjualnya kepada rakyat serta mencari laba . Oleh karena itu, semakin luas pasar barang dan jasa, makan meningkat taraf produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Selain itu, Smith menekankan pasar luar negeri dalam menyebarkan aktivitas pada dalam negeri. Pandangan selanjutnya dari Smith merupakan ekspansi pasar serta ekspansi aktivitas ekonomi yang digalakan akan memungkinkan dilakukannya spesialisasi dalam aktivitas ekonomi. Selanjutnya, spesialisasi serta perluasan kegiatan ekonomi akan memacu perkembangan teknolologi sehingga produktivitas semakin tinggi.

6. Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga secara generik serta terus menerus. Kenaikan harga menurut satu atau dua barang saja nir bisa sebut inflasi, kecuali bila kenaikan harga barang tersebut menyebabkan kenaikan sebagian akbar menurut harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan kenaikan yang terus menerus perlu diperhatikan. Kenaikan harga-harga yang terjadi secara musiman, seperti menjelang hari-hari besar , atau yang terjadi sekali saja dan nir mempunyai efek lanjutan nir dapat disebut sebagai inflasi. 

Penggolongan Inflasi 
Inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam sinkron menggunakan kriteria serta tujuan yang kita inginkan. Pengolongan bisa dilakukan berdasarkan kriteria tingkat keparahan inflasi, penyebab terjadinya inflasi, atau dari asal inflasi. 

Penggolongan dari taraf keparahan dapat bedakan menjadi: 
1. Inflasi ringan (pada bawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
3. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
4. Hiperinflasi (pada atas 100% setahun)

Penentuan tingkat keparahan inflasi sangat nisbi (subyektif) karena tergantung dalam kesukaan pihak yang membaginya. 

Penggolongan yg ke 2 merupakan berdasar penyebab awal dari inflasi. Berdasar kriteria penyebab inflasi kita dapat membedakan dua macam inflasi:
1. Demand inflation. Inflasi ini ada karena permintaan warga akan banyak sekali barang terlalu kuat. 
2. Cost inflation. Inflasi ini ada lantaran kenaikkan ongkos produksi. 

Dampak kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga output, tidak tidak sama, tetapi berdasarkan segi volume hasil (GDP riil) ada perbedaan. Dalam perkara demand inflation, umumnya ada kecenderungan buat hasil (GDP riil) semakin tinggi beserta-sama dengan kenaikan harga generik. Sebaliknya, pada kasus cost inflation, umumnya kenaikan harga-harga dibarengi menggunakan penurunan omzet penjualan barang (“kelesuan usaha”).

Perbedaan yg lain dari ke 2 proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir (hasil) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga-harga faktor produksi (upah serta sebagainya). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang-barang akhir (hasil) mengikuti kenaikan harga barang-barang input/faktor produksi.

Penggolongan inflasi yang ketiga merupakan berdasarkan dari berdasarkan inflasi. Di sini kita bedakan:
1. Inflasi yg dari berdasarkan dalam negeri (domestic inflation).
2. Inflasi yg berasal menurut luar negeri (imported inflation).

Inflasi yang dari dari pada negeri ada misalnya karena defisit anggaran belanja yg didanai dengan percetakan uang baru, panen yg gagal, serta sebagainya. Inflasi yang berasal menurut luar negeri merupakan inflasi yg muncul lantaran kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau pada negara-negara mitra berdagang negara kita. 

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Pembangunan Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan
Pembangunan ekonomi mencakup banyak sekali aspek perubahan dalam aktivitas ekonomi, taraf pembangunan ekonomi yang dicapai suatu negara sudah semakin tinggi, tidak mudah buat diukur secara kuantitatif

Definisi pembangunan ekonomi dasawasa tahun 1960-an :
Suatu proses yg mengakibatkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara meningkat secara berketerusan pada jangka panjang.

Indikator pembangunan ekonomi :
  • Peningkatan pendapatan perkapita warga pertambahan gdp > taraf pertambahan penduduk
  • Peningkatan gdp dibarengi menggunakan perombakan struktur ekonomi tradisional ke modernisasi pembangunan ekonomi buat menyatakan perkembangan ekonomi negara.
Sebagai citra menurut pembangunan ekonomi meningkat, Dengan memakai data pendapatan perkapita selalu menggambarkan :
1. Taraf pembangunan ekonomi yg dicapai banyak sekali negara
2. Tingkat perkembangannya dari tahun ke tahun

Pertumbuhan ekonomi
Suatu berukuran kuantitatif yg menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun eksklusif bila dibandingkan menggunakan tahun sebelumnya

Indikator :
  • kenaikan gdp tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk dan perubahan struktur organisasi ekonomi.
  • pertumbuhan ekonomi menyatakan perkembangan ekonomi negara maju.
sebab-karena akselerasi pertumbuhan ekonomi :
1. Hasrat negara buat mengejar ketinggalan
2. Pertumbuhan penduduk
3. Adanya keharusan negara maju buat membantu nysb
4. Adanya perikemanusiaan thd nysb

Pendapatan nasional :
Nilai barang serta jasa yang diproduksikan pada suatu negara dalam suatu tahun eksklusif – secara konseptual dinamakan PDB – produk domestik bruto.

Nilai PDB bisa dihitung dari :
a. Harga berlaku – nominal
Menurut harga yg berlaku dalam tahun PDB dihitung

b. Harga permanen – riil
Menurut harga yang berlaku pada tahun dasar perhitungan – base year metode penghitungan pendapatan nasional
1. Metode produksi
2. Metode pendapatan
3. Metode pengeluaran

Terdapat 11 sektor produktif dalam perhitungan pendapatan nasional :
1. Pertanian
2. Industri pengolahan
3. Pertambangan serta galian
4. Listrik
5. Air dan gas
6. Bangunan
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Perdagangan
9. Bank dan forum keuangan
10. Sewa rumah
11. Pertahanan
12. Jasa lainnya

Pendapatan perkapita pertahun perlu diketahui buat :
1. Membandingkan taraf kesejahteraan warga menurut masa ke masa
2. Membandingkan laju perkembangan ekonomi antara banyak sekali negara
3. Melihat berhasil tidaknya pembangunan ekonomi suatu negara.

Tingkat pendapatan perkapita nir sepenuhnya mencerminkan taraf kesejahteraan serta taraf pembangunan suatu negara, lantaran :
1. Kelemahan-kelemahan yang bersumber menurut ketidaksempurnaan pada menghitung pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
2. Kelemahan-kelemahan yang bersumber berdasarkan kenyataan bahwa taraf kesejahteraan warga bukan saja ditentukan sang tingkat pendapatan mereka tetapi pula sang faktor-faktor lain.

Kelemahan ad 1.
1. Kelemahan metodologis dan statistis dalam menghitung pendapatan perkapita pada nilai mata uang sendiri juga mata uang asing.
2. Terjadi penafsiran yang keliru / terlalu rendah terhadap negara miskin karena jenis-jenis kegiatan pada negara miskin terdiri berdasarkan unit-unit mini dan tersebar di banyak sekali pelosok shg nir dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan nasional.
3. Nilai tukar resmi mata uang suatu negara menggunakan valuta asing nir mencerminkan perbandingan harga kedua negara, walaupun pada teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga.

Kelemahan ad 2
faktor-faktor lain memilih pendapatan berdasarkan tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara
1. Faktor ekonomi :
- struktur umur penduduk
- distribusi pendapatan nir merata, sebagian nir menikmati hasil pembangunan.
- corak pengeluaran warga berbeda
- masa lapang / saat senggang tinggi
- pembangunan ekonomi tidak hanya buat menaikkan pendapatan warga tetapi jua harus mengurangi jumlah pengangguran.

2. Faktor non ekonomi :
- imbas adat istiadat
- keadaan iklim serta alam sekitar
- ketidakbebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat serta bertindak

Distribusi pendapatan dalam pembangunan ekonomi
Hasil analisis dari M.S. Ahluwalia ; tentang keadaan distribusi pendapatan :

1. Distribusi pendapatan relatif
Perbandingan jumlah pendapatan yg diterima sang aneka macam golongan penerima pendapatan

2. Ditribusi pendapatan mutlak
Persentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai taraf pendapatan tertentu atau kurang menurut itu

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Pembangunan Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan
Pembangunan ekonomi meliputi banyak sekali aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi, taraf pembangunan ekonomi yg dicapai suatu negara telah semakin tinggi, nir gampang buat diukur secara kuantitatif

Definisi pembangunan ekonomi dasawasa tahun 1960-an :
Suatu proses yg menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara meningkat secara berketerusan dalam jangka panjang.

Indikator pembangunan ekonomi :
  • Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat pertambahan gdp > taraf pertambahan penduduk
  • Peningkatan gdp dibarengi dengan perombakan struktur ekonomi tradisional ke modernisasi pembangunan ekonomi buat menyatakan perkembangan ekonomi negara.
Sebagai citra berdasarkan pembangunan ekonomi meningkat, Dengan menggunakan data pendapatan perkapita selalu mendeskripsikan :
1. Taraf pembangunan ekonomi yg dicapai aneka macam negara
2. Tingkat perkembangannya menurut tahun ke tahun

Pertumbuhan ekonomi
Suatu ukuran kuantitatif yg menggambarkan perkembangan suatu perekonomian pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan menggunakan tahun sebelumnya

Indikator :
  • kenaikan gdp tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk serta perubahan struktur organisasi ekonomi.
  • pertumbuhan ekonomi menyatakan perkembangan ekonomi negara maju.
sebab-karena percepatan pertumbuhan ekonomi :
1. Impian negara buat mengejar ketinggalan
2. Pertumbuhan penduduk
3. Adanya keharusan negara maju buat membantu nysb
4. Adanya perikemanusiaan thd nysb

Pendapatan nasional :
Nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu – secara konseptual dinamakan PDB – produk domestik bruto.

Nilai PDB bisa dihitung berdasarkan :
a. Harga berlaku – nominal
Menurut harga yang berlaku dalam tahun PDB dihitung

b. Harga tetap – riil
Menurut harga yang berlaku dalam tahun dasar perhitungan – base year metode penghitungan pendapatan nasional
1. Metode produksi
2. Metode pendapatan
3. Metode pengeluaran

Terdapat 11 sektor produktif pada perhitungan pendapatan nasional :
1. Pertanian
2. Industri pengolahan
3. Pertambangan serta galian
4. Listrik
5. Air serta gas
6. Bangunan
7. Pengangkutan serta komunikasi
8. Perdagangan
9. Bank serta forum keuangan
10. Sewa rumah
11. Pertahanan
12. Jasa lainnya

Pendapatan perkapita pertahun perlu diketahui buat :
1. Membandingkan tingkat kesejahteraan rakyat menurut masa ke masa
2. Membandingkan laju perkembangan ekonomi antara banyak sekali negara
3. Melihat berhasil tidaknya pembangunan ekonomi suatu negara.

Tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat kesejahteraan serta tingkat pembangunan suatu negara, karena :
1. Kelemahan-kelemahan yg bersumber menurut ketidaksempurnaan pada menghitung pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
2. Kelemahan-kelemahan yang bersumber menurut kenyataan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat bukan saja ditentukan oleh tingkat pendapatan mereka namun pula oleh faktor-faktor lain.

Kelemahan ad 1.
1. Kelemahan metodologis dan statistis dalam menghitung pendapatan perkapita pada nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing.
2. Terjadi penafsiran yg galat / terlalu rendah terhadap negara miskin lantaran jenis-jenis kegiatan pada negara miskin terdiri berdasarkan unit-unit mini dan beredar pada berbagai pelosok shg nir dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan nasional.
3. Nilai tukar resmi mata uang suatu negara menggunakan valuta asing nir mencerminkan perbandingan harga ke 2 negara, walaupun pada teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga.

Kelemahan ad 2
faktor-faktor lain menentukan pendapatan menurut tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara
1. Faktor ekonomi :
- struktur umur penduduk
- distribusi pendapatan nir merata, sebagian tidak menikmati hasil pembangunan.
- corak pengeluaran warga berbeda
- masa lapang / waktu senggang tinggi
- pembangunan ekonomi nir hanya buat menaikkan pendapatan rakyat namun pula wajib mengurangi jumlah pengangguran.

2. Faktor non ekonomi :
- impak tata cara istiadat
- keadaan iklim serta alam sekitar
- ketidakbebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat serta bertindak

Distribusi pendapatan pada pembangunan ekonomi
Hasil analisis berdasarkan M.S. Ahluwalia ; mengenai keadaan distribusi pendapatan :

1. Distribusi pendapatan relatif
Perbandingan jumlah pendapatan yg diterima sang banyak sekali golongan penerima pendapatan

2. Ditribusi pendapatan mutlak
Persentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai tingkat pendapatan tertentu atau kurang dari itu

PENGERTIAN DAN KONSEP PETANI DAN PERTANIAN

Pengertian Dan Konsep Petani serta Pertanian
Petani adalah orang yg pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani merupakan orang yang melakukan cocok tanam berdasarkan huma pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan buat memperoleh kehidupan berdasarkan kegiatan itu.

Pengertian petani yg dikemukakan tadi pada atas tidak terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian merupakan aktivitas manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-output tumbuhan ataupun output fauna, tanpa menyebabkan kerusakan alam.

Bertolak berdasarkan pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa antara petani dan pertanian nir dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani orisinil adalah petani yg memiliki tanah sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Petani orisinil contohnya ya, saya punya huma sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yang palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu memahami kan sudah habis. Kalau sudah nggak mampu bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, jika seorang yang memiliki tanah namun pengelolaannya dikerjakan sang buruh tani, apakah masih bisa diklaim petani asli, pak Slamet mengungkapkan,”ya mampu, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yang dimiliki seseorang petani, beliau permanen disebut petani asli bila dia memiliki tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang bisa menguasai tanah luas, namun tanah yg dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, dia tidak mampu dianggap menjadi petani asli, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, beliau belum sanggup dianggap orang kaya. Lantaran itu, tidak mengherankan jika seseorang petani ketengan tidak dapat meningkatkan status sosialnya dalam struktur rakyat desa bedasarkan penguasaan tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan petani asli adalah petani yg mempunyai tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas menurut apakah tanahnya itu digarap sendiri secara pribadi maupun digarap sang buruh tani.

Istilah petani asli bisa ditafsirkan menjadi konstruksi rakyat desa paling tidak konstruksinya mengenai sosok petani yg”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan istilah”orisinil”pada istilah”petani”menerangkan, bahwa petani yg memiliki tanah sendiri merupakan citra ideal sosok petani yang hidup pada konstruksi persepsi rakyat. Di sini kita nir mampu mendikotomikan ”orisinil” serta ”palsu“, melainkan”citra ideal” serta ”fenomena empiri”. Ideal pada konteks ini tidak berarti hanya hidup pada dunia pandangan baru dan harapan, karena mampu pula lahir dari sebuah fenomena yang pernah ada. Itu adalah, persepsi tersebut lahir menurut sebuah pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal warga pada waktu lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam kata”petani” mengindikasikan bahwa secara historis apa yg diklaim petani itu merupakan orang yang menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine merupakan orang yang mempunyai serta menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20)

Konseptualisasi petani asli memberitahuakn, bahwa tanah adalah bagian yg nir terpisahkan berdasarkan kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak dalam soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa indera produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak mempunyai tanah sendiri tidak dipercaya sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan serta menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita sanggup berkata bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan kegiatan ekonomi buat membuat pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani adalah sebuah cara hayati (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, nir saja petani menjadi homo economicus, melainkan pula sebagai homo socius serta homo religius. Konsekuensi pandangan ini merupakan dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan serta pola interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka kerangka berpikir pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-15)

Konsep pertanian nir akan menjadi suatu kebenaran umum, lantaran akan selalu terkait dengan kerangka berpikir serta nilai budaya petani lokal, yang mempunyai kebenaran umum tersendiri. Oleh karenanya pemikiran sistem agribisnis yang dari prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan kembali. Paradigma pertanian tentu saja sarat menggunakan sistem nilai, budaya, dan ideologi dari loka asalnya yg patut kita kaji kesesuaiannya untuk diterapkan pada negara kita. Masyarakat petani kita mempunyai seperangkat nilai, falsafah, dan pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yang perlu digali serta dianggap menjadi potensi besar di sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi dari peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum relatif apabila tanpa dilandasi dalam orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti menggunakan kebijakan struktural pemerintah di pada pembuatan aturan/aturan, persaingan, distribusi, produksi serta konsumsi yang melindung petani nir akan sanggup mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yang lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar contoh keberhasilan perusahaan McDonald dalam memberi”order” gerombolan petani di Jawa Barat. Industri gula dan bisnis tani tebu dan bisnis tani padi sekarang”sangat rendah” dengan jumlah serta nilai impor yg makin semakin tinggi. (Moebyarto, 1997:28)

Jika kesejahteraan petani sebagai target pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa kata pertanian sekarang nir poly dianggap-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya sekarang lebih poly mengurus agribusiness dan nir lagi mengurus agriculture bukan Departement of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Amerika tanpa ragu-ragu acapkali menyampaikan bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) merupakan usaha? Jawab atas pertanyaan ini bisa ya (pada Amerika) tetapi di Indonesia bisa tidak. Di Indonesia farming ada yang telah menjadi usaha misalnya bisnis PT QSAR pada Sukabumi yg kemudian bangkrut, tetapi sanggup permanen adalah kehidupan (livehood) atau mata pencaharian pada Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa sebagai bisnis.

A. Konsep Usahatani
Kegiatan ekonomi yg dapat membentuk barang dan jasa diklaim berproduksi, begitu pula dalam kegiatan usahatani yg meliputi sub sektor kegiatan ekonomi pertanian tumbuhan pangan, perkebunan tumbuhan karas, perikanan serta peternakan merupakan merupakan usahatani yg membentuk produksi. Untuk lebih menyebutkan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang dikemukakan sang Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani adalah himpunan ssumber-asal alam yang terdapat dalam sektor pertanian itu diperlukan buat produksi pertanian, tanah serta air, pemugaran-perbaikan yg telah dilakukan pada atas tanah dan sebagainya, atau bisa dikatakan bahwa pemanfaatan tanah buat kebutuhan hidup.

Pengrtian pada atas bisa dijelaskan bahwa pada mulanya usahatani bertujuan buat memenuhi kebutuhan famili petani, segala jenis tumbuhan dicoba, dibudidayakan. Segala jenis ternak dicoba, dipopulasikan, sebagai akibatnya ditemukan jenis yg cocok dengan kondisi alam setempat, kemudian diubahsuaikan dengan prasarana yang harus disiapkan guna menunjang keberhasilan produk usahatani.

Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani merupakan bagian permukaan bumi dimana seorang petani serta keluarganya atau badan aturan lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan usahatani menjadi ilmu yang memeriksa bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang terdapat secara afektif dan efisien buat tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada ketika tertentu.

Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani adalah himpunan asal-asal alam yang terdapat pada tempat itu yg dilakukan buat produksi pertanian. Jadi usahatani yang sesungguhnya nir sekedar hanya terbatas dalam pengambilan hasil, melainkan sahih-sahih bisnis produksi, sebagai akibatnya pada sini berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja serta manajemen. Tingkat keberhasilan pada pengelolaan usahatani sangat ditentukan oleh keempat faktor pada atas.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil pada pada suatu kegiatan usahatani tergantung dalam pengelolaannya karena walaupun ketiga faktor yg lain tersedia, namun tidak adanya manajemen yg baik, maka penggunaan berdasarkan faktor-faktor produksi yg lain tidak akan memperoleh hasi yg optimal.

Bagi seseorang petani, analisa pendapatan adalah ukuran keberhasilan menurut suatu usahatani yg dikelola dan pendapatan ini dipakai buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan bisa dijadikan sebagai kapital buat memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan memiliki fungsi yg sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani agar bisa melanjutkan usahanya. 

Lebih lanjut dikatakan sang Hernanto (1993:50) bahwa besarnya pendapatan petani serta usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani serta besarnya tingkat pendapatan ini jua dipakai buat membandingkan keberhasilan petani yg satu menggunakan petani yg lainnya.

Soeharjo dan Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan dua hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan serta keadaan pengeluaran selama jangka ketika yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu: 
1. Hasil penjualan tumbuhan, ternak, serta hasil ternak
2. Produksi yg dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri

B. Konsep Pendapatan 
Pendapatan atau perolehan adalah suatu kesempatan mendapatkan output menurut setiap usaha yang dilakukan, baik secara pribadi maupun tidak langsung. Pendapatan secara langsung diterima sang setiap orang yg berafiliasi pribadi menggunakan pekerjaan, sedangkan pendapatan tidak eksklusif merupakan tingkat pendapatan yg diterima melalui mediator (Bambang, S. 1994:121) 


Kriteria pendapatan yg ditetapkan dalam seminar pendapan nasional serta keliru satu pokok merupakan batasan tingkat pendapatan buat tingkat pendapatan buat kriteria pendapatan rendah sedang serta tinggi sebagai berikut :

1. Kriteria buat pendapatan rendah 
a. Penduduk yg pendapatan rendah yaitu Rp. 1. 000.000-Rp. 10. 000.000. Pertahun atau rata-homogen Rp. 750. 000 perkapita perbulan.
b. Tidak memiliki pekrjaan tetap
c. Tiadak mempunyai loka tinggal tetep (Sewa)
d. Tingkat pendidikan yang tebatas

2. Kriteria buat pendapatan sedang
a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp. 10. 000.000-Rp. 25.000.000 Rp. 1.250. 000.000 perkapita perbulan.
b. Memiliki pekerjaan tetep
c. Memiliki tepat tinggal yg sederhana.
d. Memiliki taraf pendidikan.

3. Kriteria buat pendapatan tinggi
a. Penduduk bependapatan tinggi yaitu Rp. 25. 000.000 Rp. 50. 000.000 atau rata-rata Rp2.083.333 perkapita perbulan.
b. Memiliki huma serta lapangan kerja.
c. Memiliki temapat tinggal tetap. 
d. Memiliki tingkat pendidikan

Menurut Boediono (1992:32) mengemukakan bahwa output pendapatan dari seseorang rakyat masyrakat merupakan output penjualan berdasarkan faktor-faktor yang dimiliki kepada faktor produksi. Jadi pendapatan merupakan hasil penjualan faktor produksi atau aset yang dimilikinya.

Dalam pengertian sederhana bisa di artikan sebagai modal penerimaan produksi selesainya dikurangi dengan biayah. Balas jasa diterima menjadi jumlah faktor produksi yg pada hitung buat jangka waktu tertentu. Disamping itu jumlah pendaatan memiliki fungsi untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani agar bisa melanjutkan produksinya.

Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula kata pendapatan kotor (gross farm income). Pendapatan kotor usahatani adalah nilai produk usahatani dalam jangka saat tertentu baik yang pada jual juga yg tidak di jual.

Soekartawi, (1996:82) sang karena itu pendapatan usahatani merupakan mencangkup semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yang diterima pekerja secara pribadi sebai imbalan atas jasa pada menyelesaikan suatu pekerjaan.

C. Pentingnya Peningkatan Pendapatan
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis akbar pendapatan memiliki kegunaan menjadi asal pengeluaran konsumsi serta menjadi indera untuk memperbaiki taraf hidup atau meningkatkan kesejahteraan seorang.

a. Pendapatan menjadi asal pengeluaran konsumsi
Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seorang masyarakat warga pertama-tama akan digunakan sebagai pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung. Hal ini sesuai menggunakan penjelasan Budiyono ( 1992:64) bahwa berdasarkan segi kegunaannya, pendapatan seorang digunakan buat pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya merupakan adalah tabungan ( saving).

b. Peningkatan pendapatan menjadi usaha perbaikan taraf hidup dan peningkatan kesejahteraan.
Menurut Poerwadarminta (1986:376) tingkat hidup merupakan tingkat kesejahteraan sedangkan kesejahteraan berarti kemakmuran serta kesenangan hayati lantaran serba relatif (mewah, tidak kekurangan).

D. Prinsip Biaya Dalam Usahatani
Prinsip-prinsip biaya pada usahatani perlu diperhatikan menggunakan tujuan memutuskan cara lain tentang pengeluaran porto yang bagaimana dapat memberikan laba.

Prinsip-prinsip biaya tersebut anara lain :
a. Prisip porto perimbangan (principle of oportuniti cost )
b. Prinsip keuntungan komperatif ( priciple of comperatife advantage )
c. Prinsip kenaikan hasil yg berkurang ( principle of diminishingreturn )
d. Prinsip kombinasi bisnis (principle of combining enterprises )

Dalam pengembangan usahatani secara umum nir terlepas berdasarkan masalah porto, sebagai akibatnya seorang petani bila ingin memperoleh laba yang sesuai, maka diharapkan suatu perencanaan yg matang dalam pengambilan keputusan buat memilih usahatani yang cocok dan sinkron bisnis tani.

Kartasapoerta (1988:65) menempatkan porto menjadi tempat yg penting pada berproduksi sehinga tersedianya sejumlah biaya benar-sahih harus diperhitungkan sedemikian rupa supaya produksi dapat berlangsung menggunakan baik serta sahih, lantaran porto sangat berkaitan erat menggunakan produksi dan selalu timbul dalam setiap kegiatan ekonomi.

Menurut Soeharjo dan Patong ( 1984:17 ) mengungkapkan bahwa biaya memiliki peranan krusial dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani. Besarnya biaya usahatani yang dimuntahkan buat menghasilkan sangat dipengaruhi sang besaran porto utama menurut produksi yg didapatkan. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya generik dan porto variabel. Menurut Soekartawi ( 1990 :76 ) mengemukakan bahwa porto tetap meliputi pajak dan sewa tanah, sedangkan yang temasuk porto variabel misalnya pembelian pupuk, obat- obatan serta upah energi kerja. Biaya produksi adalah porto- biaya yang terjadi buat mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yg siap dijual. Contohnya adalah porto depresiasi mesin dan ekuipmen, porto bahan baku, porto bahan penolong, biaya gaji kariawan yg bekerja pada bagian-bagian, baik yg eksklusif juga yang tidak eksklusif berhubungan dengan proses produksi. Mulyadi (1993:14 )

Penggolongan biaya menurut hubungan porto dengan sesuatu yang didanai, porto bisa pada kelompokan porto pribadi dan biaya tidak eksklusif. Biaya pribadi adalah porto yang terjadi, yg menyebabkan satu-satunya merupakan karena adanya satu yg dibiayai. Sedangkan porto nir pribadi merupakan biaya yg terjadi tidak hanya di sebabkan sang sesuatu yang dibiayai. Mulyadi (1993:15 )

Penggolongan biaya dari konduite pada hubunganya menggunakan perubahan volume perubahan volume kegiatan, biya dapat dikelompokan menjadi :
a. Biaya varibel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan volume aktivitas.
b. Biaya semi varibel, yaitu porto yang berubah tidak sebanding menggunakan perubahan volume aktivitas.
c. Biaya semifized, yaitu biayah permanen buat tingkat volume aktivitas tertentu serta berubah denga jumlah yg kontinu pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap,yaitu biaya yg jumlah totalnya permanen dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

E. Konsep Produksi
Penelitian ini berkaitan menggunakan konsep produksi yg menujukan besarnya tingkat produksi rumput laut yg diperoleh petani, sang karenanya konsep produksi dijelaskan buat memberikan definisi tentang produksi berdasarkan para ahli ekonomi. Secara generik produksi diartikan sebagai aktivitas untuk membentuk barang serta jasa buat memenuhi kebutuhan insan. Jadi produksi adalah kegiatan yang membangun atau menambahkan utility suatu barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan insan.

Sofyan Assauri (1993:54 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan aktivitas mencitakan atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa dengan mengunakan asal- asal (energi kerja,mesin,bahan-bahan, serta modal) yg terdapat.

Sedangkan Wasis (1992:40) menyebutkan bahwa roduksi merupakan merubah bahan atau komponen (produksi) sebagai barang jadi. I Gusti Ngurah (1994:19 )mengemukakan bahwa produksi merupakan menjadi output proses aktivitas ekonomi dengan manfaat sumberdaya yg tersedia serta memiliki potensi menjadi faktor produksi.

Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi adalah suatu proses buat memenuhi kebutuhan buat penyelengaran jasa-jasa lain yg dapat memenuhi kebutuhan insan. Oleh karena itu produksi adalah tindakan manusia. Oleh karenanya produksi merupakan tindakan manusia buat menciptakan atau menambah nizlai guna barang sinkron menggunakan yang dikehendaki.

Menurut Mubyarto (1996 :25) menyatakan bahwa produksi petani adalah output yang diperoleh menjadi akibat bekerjanya faktor produksi tanah, kapital, energi kerja simultan. 

Dalam melakukan usahatani, seorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu baerfikir buat mengalokasikan input seefisien mungkin buat memproduksi yg maksimal . Cara berfikir yg demikian merupakan wajar, mengingat petani melkukan konsep bagaimana memaksimumkan laba. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian acapkali disebut dengan pendekatan maksimumkan keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988:43) mengemukakan bahwa produksi adalah hasil yang diperole yang berkaitan menggunakan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas serta kualitas hasil (hasil ) tersebut tergantung dalam keadaan input yg sudah diberikan. Jadi antara input dan hasil masih ada kaitan yang kentara.

Dalam bidang pertanian istilah yg dimaksud yaitu hasil pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996:30) sang karena itu faktor-faktor ekonomi yg berpengaruh terhadap produksi khususnya huma, serta kapital, tingkat kesuburan, serta faktor-faktor lain yg melekat pada faktor lahan itu sendiri.

Soekartawi dan Patong (1984: 78 ) mengemukakan bahwa pada menghitung produksi usahatani umumnya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha tani merupakan kualitas output yg dipergunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu.

PENGERTIAN DAN KONSEP PETANI DAN PERTANIAN

Pengertian Dan Konsep Petani dan Pertanian
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam dalam tanah pertanian. Definisi petani berdasarkan Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam menurut huma pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan buat memperoleh kehidupan menurut aktivitas itu.

Pengertian petani yg dikemukakan tadi pada atas nir terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah aktivitas insan mengusahakan terus menggunakan maksud memperoleh hasil-hasil tumbuhan ataupun output hewan, tanpa menyebabkan kerusakan alam.

Bertolak menurut pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani serta pertanian nir dapat dipisahkan antara satu menggunakan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak dalam obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yg mempunyai tanah sendiri, bukan penyakap juga penyewa. Petani orisinil contohnya ya, saya punya lahan sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yg palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu memahami kan telah habis. Kalau telah nggak mampu bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, bila seorang yang mempunyai tanah tetapi pengelolaannya dikerjakan sang buruh tani, apakah masih bisa disebut petani asli, pak Slamet mengatakan,”ya sanggup, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yg dimiliki seorang petani, dia permanen disebut petani orisinil bila beliau mempunyai tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang bisa menguasai tanah luas, tetapi tanah yg dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, beliau tidak mampu dianggap menjadi petani orisinil, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum sanggup diklaim orang kaya. Lantaran itu, nir mengherankan apabila seorang petani ketengan tidak dapat menaikkan status sosialnya dalam struktur masyarakat desa bedasarkan dominasi tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yg dimaksud dengan petani asli adalah petani yg memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap sang buruh tani.

Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi warga desa paling nir konstruksinya mengenai sosok petani yg”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan kata”asli”pada kata”petani”menunjukkan, bahwa petani yang memiliki tanah sendiri adalah citra ideal sosok petani yg hidup dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita nir mampu mendikotomikan ”asli” serta ”palsu“, melainkan”gambaran ideal” dan ”fenomena empiri”. Ideal dalam konteks ini tidak berarti hanya hayati pada dunia pandangan baru serta asa, lantaran sanggup juga lahir menurut sebuah fenomena yang pernah terdapat. Itu adalah, persepsi tersebut lahir berdasarkan sebuah pandangan historis mengenai petani yang pernah dikenal rakyat pada ketika lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam istilah”petani” mengindikasikan bahwa secara historis apa yg diklaim petani itu adalah orang yg menggarap serta mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine merupakan orang yg memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20)

Konseptualisasi petani orisinil menerangkan, bahwa tanah merupakan bagian yang nir terpisahkan berdasarkan kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak dalam soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa indera produksi itu absolut dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak mempunyai tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani absolut serta mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita sanggup mengungkapkan bahwa konsep petani orisinil memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

Pertanian (agriculture) bukan hanya adalah aktivitas ekonomi buat membuat pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani merupakan sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian akbar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian wajib menempatkan subjek petani menjadi pelaku sektor pertanian secara utuh, nir saja petani sebagai homo economicus, melainkan jua sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan dan pola interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke pada kerangka paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-15)

Konsep pertanian tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, lantaran akan selalu terkait dengan kerangka berpikir dan nilai budaya petani lokal, yg mempunyai kebenaran generik tersendiri. Oleh karena itu pemikiran sistem agribisnis yang menurut prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan balik . Paradigma pertanian tentu saja sarat menggunakan sistem nilai, budaya, dan ideologi berdasarkan loka asalnya yang patut kita kaji kesesuaiannya buat diterapkan di negara kita. Masyarakat petani kita mempunyai seperangkat nilai, falsafah, serta pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yg perlu digali serta dianggap sebagai potensi besar pada sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi berdasarkan peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum relatif jika tanpa dilandasi pada orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti dengan kebijakan struktural pemerintah di dalam pembuatan aturan/aturan, persaingan, distribusi, produksi serta konsumsi yang melindung petani tidak akan bisa mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yg lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar model keberhasilan perusahaan McDonald pada memberi”order” kelompok petani pada Jawa Barat. Industri gula dan usaha tani tebu dan usaha tani padi kini ”sangat rendah” menggunakan jumlah serta nilai impor yg makin semakin tinggi. (Moebyarto, 1997:28)

Jika kesejahteraan petani menjadi sasaran pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa istilah pertanian sekarang tidak poly dianggap-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya sekarang lebih poly mengurus agribusiness dan tidak lagi mengurus agriculture bukan Departement of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Amerika tanpa ragu-ragu acapkali berkata bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) adalah bisnis? Jawab atas pertanyaan ini dapat ya (pada Amerika) tetapi di Indonesia mampu nir. Di Indonesia farming terdapat yg telah sebagai bisnis seperti bisnis PT QSAR pada Sukabumi yg lalu bangkrut, namun mampu tetap adalah kehidupan (livehood) atau mata pencaharian di Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa sebagai bisnis.

A. Konsep Usahatani
Kegiatan ekonomi yg bisa membentuk barang serta jasa dianggap berproduksi, begitu pula pada aktivitas usahatani yg mencakup sub sektor kegiatan ekonomi pertanian tumbuhan pangan, perkebunan tumbuhan karas, perikanan serta peternakan merupakan adalah usahatani yg membentuk produksi. Untuk lebih menjelaskan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang dikemukakan oleh Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani merupakan himpunan ssumber-sumber alam yg terdapat dalam sektor pertanian itu diharapkan buat produksi pertanian, tanah serta air, perbaikan-pemugaran yg telah dilakukan di atas tanah serta sebagainya, atau bisa dikatakan bahwa pemanfaatan tanah buat kebutuhan hidup.

Pengrtian di atas bisa dijelaskan bahwa pada mulanya usahatani bertujuan buat memenuhi kebutuhan famili petani, segala jenis tumbuhan dicoba, dibudidayakan. Segala jenis ternak dicoba, dipopulasikan, sebagai akibatnya ditemukan jenis yg cocok dengan syarat alam setempat, kemudian diubahsuaikan menggunakan prasarana yg harus disiapkan guna menunjang keberhasilan produk usahatani.

Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani merupakan bagian permukaan bumi dimana seorang petani serta keluarganya atau badan hukum lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan usahatani menjadi ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang terdapat secara afektif dan efisien buat tujuan memperoleh keuntungan yg tinggi pada saat tertentu.

Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani merupakan himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yg dilakukan buat produksi pertanian. Jadi usahatani yang sesungguhnya nir sekedar hanya terbatas pada pengambilan output, melainkan sahih-benar usaha produksi, sehingga pada sini berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja serta manajemen. Tingkat keberhasilan pada pengelolaan usahatani sangat dipengaruhi oleh keempat faktor pada atas.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil pada pada suatu aktivitas usahatani tergantung pada pengelolaannya lantaran walaupun ketiga faktor yg lain tersedia, namun nir adanya manajemen yang baik, maka penggunaan menurut faktor-faktor produksi yg lain nir akan memperoleh hasi yg optimal.

Bagi seorang petani, analisa pendapatan adalah berukuran keberhasilan berdasarkan suatu usahatani yang dikelola serta pendapatan ini digunakan buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan dapat dijadikan sebagai kapital buat memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan memiliki fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani supaya bisa melanjutkan usahanya. 

Lebih lanjut dikatakan sang Hernanto (1993:50) bahwa besarnya pendapatan petani dan usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani serta besarnya taraf pendapatan ini juga digunakan buat membandingkan keberhasilan petani yang satu menggunakan petani yg lainnya.

Soeharjo serta Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan 2 hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama jangka saat yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu: 
1. Hasil penjualan tanaman , ternak, serta output ternak
2. Produksi yg dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri

B. Konsep Pendapatan 
Pendapatan atau perolehan adalah suatu kesempatan menerima hasil dari setiap bisnis yg dilakukan, baik secara pribadi juga tidak eksklusif. Pendapatan secara eksklusif diterima oleh setiap orang yang berhubungan pribadi dengan pekerjaan, sedangkan pendapatan nir langsung adalah taraf pendapatan yang diterima melalui mediator (Bambang, S. 1994:121) 


Kriteria pendapatan yg ditetapkan pada seminar pendapan nasional serta salah satu pokok merupakan batasan tingkat pendapatan buat tingkat pendapatan buat kriteria pendapatan rendah sedang serta tinggi menjadi berikut :

1. Kriteria buat pendapatan rendah 
a. Penduduk yg pendapatan rendah yaitu Rp. 1. 000.000-Rp. 10. 000.000. Pertahun atau homogen-homogen Rp. 750. 000 perkapita perbulan.
b. Tidak memiliki pekrjaan tetap
c. Tiadak mempunyai tempat tinggal tetep (Sewa)
d. Tingkat pendidikan yg tebatas

2. Kriteria untuk pendapatan sedang
a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp. 10. 000.000-Rp. 25.000.000 Rp. 1.250. 000.000 perkapita perbulan.
b. Memiliki pekerjaan tetep
c. Memiliki tepat tinggal yang sederhana.
d. Memiliki taraf pendidikan.

3. Kriteria untuk pendapatan tinggi
a. Penduduk bependapatan tinggi yaitu Rp. 25. 000.000 Rp. 50. 000.000 atau rata-rata Rp2.083.333 perkapita perbulan.
b. Memiliki huma dan lapangan kerja.
c. Memiliki temapat tinggal tetap. 
d. Memiliki tingkat pendidikan

Menurut Boediono (1992:32) mengemukakan bahwa hasil pendapatan menurut seseorang masyarakat masyrakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor yg dimiliki kepada faktor produksi. Jadi pendapatan adalah hasil penjualan faktor produksi atau aset yang dimilikinya.

Dalam pengertian sederhana bisa di artikan sebagai kapital penerimaan produksi selesainya dikurangi menggunakan biayah. Balas jasa diterima sebagai jumlah faktor produksi yg pada hitung untuk jangka waktu tertentu. Disamping itu jumlah pendaatan memiliki fungsi buat memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan produksinya.

Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula kata pendapatan kotor (gross farm income). Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produk usahatani pada jangka saat tertentu baik yang pada jual maupun yg nir di jual.

Soekartawi, (1996:82) sang karena itu pendapatan usahatani merupakan mencangkup semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yg diterima pekerja secara pribadi sebai imbalan atas jasa dalam menuntaskan suatu pekerjaan.

C. Pentingnya Peningkatan Pendapatan
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis besar pendapatan memiliki kegunaan sebagai asal pengeluaran konsumsi serta menjadi alat buat memperbaiki tingkat hidup atau menaikkan kesejahteraan seseorang.

a. Pendapatan sebagai asal pengeluaran konsumsi
Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seseorang masyarakat warga pertama-tama akan dipergunakan menjadi pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung. Hal ini sinkron menggunakan penerangan Budiyono ( 1992:64) bahwa berdasarkan segi fungsinya, pendapatan seorang digunakan buat pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan tabungan ( saving).

b. Peningkatan pendapatan menjadi usaha perbaikan tingkat hidup serta peningkatan kesejahteraan.
Menurut Poerwadarminta (1986:376) taraf hidup adalah tingkat kesejahteraan sedangkan kesejahteraan berarti kemakmuran dan kesenangan hidup lantaran serba cukup (mewah, tidak kekurangan).

D. Prinsip Biaya Dalam Usahatani
Prinsip-prinsip porto pada usahatani perlu diperhatikan dengan tujuan tetapkan alternatif tentang pengeluaran porto yang bagaimana dapat memberikan laba.

Prinsip-prinsip biaya tadi anara lain :
a. Prisip porto perimbangan (principle of oportuniti cost )
b. Prinsip laba komperatif ( priciple of comperatife advantage )
c. Prinsip kenaikan output yg berkurang ( principle of diminishingreturn )
d. Prinsip kombinasi usaha (principle of combining enterprises )

Dalam pengembangan usahatani secara umum tidak terlepas berdasarkan dilema biaya , sehingga seseorang petani jika ingin memperoleh keuntungan yg sinkron, maka dibutuhkan suatu perencanaan yg matang dalam pengambilan keputusan buat menentukan usahatani yang cocok dan sinkron bisnis tani.

Kartasapoerta (1988:65) menempatkan porto sebagai tempat yg krusial dalam berproduksi sehinga tersedianya sejumlah porto sahih-benar harus diperhitungkan sedemikian rupa supaya produksi bisa berlangsung dengan baik serta sahih, karena biaya sangat berkaitan erat menggunakan produksi serta selalu timbul dalam setiap kegiatan ekonomi.

Menurut Soeharjo dan Patong ( 1984:17 ) berkata bahwa biaya memiliki peranan krusial dalam pengambilan keputusan pada kegiatan usahatani. Besarnya porto usahatani yg dimuntahkan untuk memproduksi sangat dipengaruhi sang besaran biaya utama berdasarkan produksi yang didapatkan. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi porto umum serta biaya variabel. Menurut Soekartawi ( 1990 :76 ) mengemukakan bahwa porto permanen mencakup pajak serta sewa tanah, sedangkan yang temasuk biaya variabel seperti pembelian pupuk, obat- obatan dan upah tenaga kerja. Biaya produksi merupakan porto- porto yang terjadi buat mengelolah bahan standar menjadi produk jadi yg siap dijual. Contohnya merupakan porto depresiasi mesin dan ekuipmen, porto bahan standar, biaya bahan penolong, porto honor kariawan yg bekerja pada bagian-bagian, baik yang langsung juga yang nir eksklusif herbi proses produksi. Mulyadi (1993:14 )

Penggolongan porto berdasarkan hubungan porto dengan sesuatu yang didanai, porto bisa pada kelompokan porto pribadi dan biaya nir pribadi. Biaya eksklusif merupakan porto yang terjadi, yg mengakibatkan satu-satunya merupakan karena adanya satu yg didanai. Sedangkan porto nir pribadi merupakan porto yg terjadi tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Mulyadi (1993:15 )

Penggolongan porto menurut konduite pada hubunganya menggunakan perubahan volume perubahan volume aktivitas, biya bisa dikelompokan sebagai :
a. Biaya varibel yaitu porto yg jumlah totalnya berubah sebanding menggunakan volume kegiatan.
b. Biaya semi varibel, yaitu biaya yg berubah tidak sebanding menggunakan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifized, yaitu biayah permanen buat tingkat volume aktivitas tertentu serta berubah denga jumlah yg konstan dalam volume produksi eksklusif.
d. Biaya tetap,yaitu porto yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

E. Konsep Produksi
Penelitian ini berkaitan dengan konsep produksi yang menujukan besarnya tingkat produksi rumput bahari yang diperoleh petani, sang karena itu konsep produksi dijelaskan untuk menaruh definisi tentang produksi menurut para ahli ekonomi. Secara generik produksi diartikan sebagai aktivitas buat membentuk barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan insan. Jadi produksi merupakan aktivitas yang membangun atau menambahkan utility suatu barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sofyan Assauri (1993:54 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan aktivitas mencitakan atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa dengan mengunakan asal- sumber (energi kerja,mesin,bahan-bahan, dan kapital) yang ada.

Sedangkan Wasis (1992:40) mengungkapkan bahwa roduksi merupakan merubah bahan atau komponen (produksi) sebagai barang jadi. I Gusti Ngurah (1994:19 )mengemukakan bahwa produksi adalah sebagai hasil proses aktivitas ekonomi dengan manfaat sumberdaya yg tersedia serta mempunyai potensi sebagai faktor produksi.

Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi merupakan suatu proses buat memenuhi kebutuhan buat penyelengaran jasa-jasa lain yg dapat memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya produksi adalah tindakan insan. Oleh karenanya produksi merupakan tindakan manusia buat membentuk atau menambah nizlai guna barang sinkron menggunakan yang dikehendaki.

Menurut Mubyarto (1996 :25) menyatakan bahwa produksi petani merupakan hasil yg diperoleh sebagai dampak bekerjanya faktor produksi tanah, modal, energi kerja simultan. 

Dalam melakukan usahatani, seseorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu baerfikir untuk mengalokasikan input seefisien mungkin buat menghasilkan yang aporisma. Cara berfikir yg demikian adalah wajar, mengingat petani melkukan konsep bagaimana memaksimumkan laba. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian acapkali dianggap menggunakan pendekatan maksimumkan keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988:43) mengemukakan bahwa produksi merupakan output yang diperole yang berkaitan dengan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas dan kualitas hasil (output ) tadi tergantung pada keadaan input yang telah diberikan. Jadi antara input serta hasil terdapat kaitan yg jelas.

Dalam bidang pertanian istilah yg dimaksud yaitu output pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996:30) oleh karena itu faktor-faktor ekonomi yg berpengaruh terhadap produksi khususnya huma, serta modal, tingkat kesuburan, serta faktor-faktor lain yg melekat dalam faktor lahan itu sendiri.

Soekartawi serta Patong (1984: 78 ) mengemukakan bahwa pada menghitung produksi usahatani umumnya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha tani merupakan kualitas output yang digunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu.