PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik serta Benar

Pengertian bahasa Indonesia yang baik serta sahih merupakan bahasa Indonesiayang sinkron dengan konteks situasi penuturan serta sesuai dengan kaidah (aturan)berbahasa Indonesia. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan sahih adalahkegiatan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan aturan kebahasaan sekaligussesuai menggunakan konteks penuturannya.


Contoh penggunaan bahasa Indonesia yg benar:


Saya makan nasi. Kamu duluan saja.

Penggunaan model di atas menjadi baik bila sinkron menggunakan penggunaannya.apabila yg diajak bicara merupakan temannya maka itu sahih sekaligus baik, aliasbaik dan sahih. Sementara apabila kalimat di atas dipakai seseorang penutur yangsedang berbicara menggunakan orang tua atau orang yang lebih dihormati (atasan/pengajar)contohnya: maka itu hanya sahih namun tidak baik.

Dengan istilah lain, penggunaan bahasa Indonesia harus disesuaikan dengankaidah, ragam penuturan, versus bicara, dan situasi pembicaraan.

Ada jua sebuah penggunaan bahasa Indonesia dipercaya baik tetapi masih tidakbenar. Contohnya lantaran adanya kontaminasi dari bahasa lain:

Bapak, panjenengan sudah makan?

Kata panjenengan merupakan kontaminasi bahasa Jawa yg bertujuanuntuk memperhalus sapaan. Penggunaan istilah panjenengan tersebut merupakancontoh penggunaan bahasa indonesia yg baik, namun tidak sahih berdasarkankaidah bahasa Indonesia.

Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan sahih tidak dapat diartikan sebagaiberbahasa Indonesia sesuai menggunakan EyD. EyD hanya sebatas tentang ejaan,bukan kegiatan berbahasa secara menyeluruh.

Semoga catatan singkat mengenai berbahasa Indonesia yg baik serta sahih ini dapatmemberikan penjelasan. Jika masih kurang jelas dengan penerangan tentangpenggunaan bahasa Indonesia, maka pada bawah ini diberikan contoh kalimatsekaligus penjelasannya mengenai kebaikan dan kebenaran berbahasa Indonesia.

Beberapa model bahasa Indonesia yg sahih:

-Saya nir makan.
-Kamu mau ke mana?
-Ketika hujan reda, saya pribadi berangkat kesekolah.

Contoh pada atas adalah model bahasa Indonesia yang benar. Benar secarastruktur kalimat, dan benar secara ejaan. Contoh-model tersebut menjadi salahketika ditulis:

-Tidak makan aku . (kalimat ini sebagai tidak wajar atauambigu atau taksa. Masih menimbulkan keliru tafsir, bisa berarti saya tidakmakan, atau hewan itu tidak makan saya.)
-Kamu mau ke mana. (penulisan tanda baca seharusnyadiakhiri tanda tanya, bukan indikasi titik karena itu merupakan kalimat tanya).


Berikut ini adalah model berbahasa Indonesia yang baik:
-Inggih, aku siap melaksanakan amanat tersebut.

Contoh di atas nir sahih karena pada bahasa Indonesiatidak ada istilah inggih, dalam bahasa Indonesia istilah tadi bersinonimdengan iya, dan baik. Meskipun nir sahih kalimat pada atasmerupakan kegiatan berbahasa Indonesia yg baik jika ingin menghormatilawan bicaranya serta sama-sama mengerti kata inggih tersebut.


Berikut ini model berbahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik:
-Kamu tidak makan? (apalagi kalimat tanya tersebutdiucapkan seorang menteri pada presiden, bahkan seorang presiden kepadamenteri pun nir pantas mengucapkan kalimat menggunakan istilah sapaan ‘engkau ’).meskipun sahih secara kaidah bahasa Indonesia, susunan kalimatnya sahih,masing-masing kata merupakan bahasa Indonesia, serta pertanda bacanya juga sahih tetapikalimat tersebut sangat nir sopan apalagi apabila digunakan dalam lembaga resmi.


Semoga penjelasan singkat ini bermanfaat dan terima kasih telah membacapostingan yang berjudul Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik serta Benar ini.

APAKAH BAHASA INDONESIA YANG BAIK PASTI BENAR

Pernah berpikir atau mendapat pertanyaan Apakah Bahasa Indonesia yang Baik Pasti Benar? atau pertanyaan serupa akan tetapi sebaliknya Apakah Bahasa Indonesia yg Benar Pasti Baik? Jawaban buat ke 2 pertanyaan mengenai bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang sahih itu sama. Jawabannya merupakan TIDAK.

Memang, bahasa Indonesia yg baik belum tentu adalah bahasa yg benar. Begitu jua menggunakan bahasa yg benar, belum tentu baik. Karena antara kata sahih dan istilah baik mempunyai batasan dan dimensi makna yg berbeda.
Kata 'baik' memiliki dimensi makna yang antagonis menggunakan 'buruk', ad interim istilah 'sahih' berkaitan menggunakan sesuatu yang tidak salah , versus katanya merupakan keliru.
Misalnya begini, ada orang orang mukanya buruk, apakah orang itu otomatis keliru? Lalu, apakah orang yg selalu tampak rapi dan baik apakah mungkin tindakannya pula otomatis benar? Sama halnya menggunakan itu. Kaidah bahasa Indonesia yang baik serta sahih nir mampu diterapkan serta merta dan otomatis sanggup mewakili keduanya.
Untuk penerangan mengenai pengertian bahasa Indonesia yang baik serta benar secara lebih lengkap bisa dilihat dalam artikel Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Intinya, bahasa Indonesia yang sahih adalah bahasa Indonesia yang sinkron menggunakan kaidah bahasa Indonesia. Sementara bahasa Indonesia yang baik merupakan bahasa Indonesia yg memperhatikan nilai kesopaan.
Jadi, bahasa yg baik semata-mata mendasarkan pada rapikan bahasa bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa Indonesia yg benar, selain memperhatikan rapikan bahasa Bahasa Indonesia jua memperhatikan tata krama serta kesopanan.
Untuk lebih jelasnya mengapa bahasa Indonesia yg sahih belum tentu baik serta bahasa Indonesia yang baik belum tentu benar bisa diamati dalam penggunaan contoh ini dia:
Kamu dari mana?

Kalimat tanya di atas merupakan model kalimat yg sudah mampu dikatakan menjadi bahasa Indonesia yg benar. Kalimat di atas sudah memenuhi unsur yg bisa dipahami oleh lawan bicara. Lantaran merupakan kalimat tanya, maka diakhiri menggunakan tanda tanya. Huruf K pada kata kamu ditulis dengan alfabet modal, sesuai dengan kaidah penulisan kalimat efeektif dan tanda baca yg benar.
Namun, kalimat di atas tidak otomatis bisa dikatakan menjadi kalimat yg baik. Seandainya kalimat pada atas diucapkan sang seseorang bapak pada anaknya, maka kalimat pada atas dapat dikatakan menjadi bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan namun apabila kalimat itu dipakai sang seorang pembawa program yg bertanya pada seseorang presiden, contohnya. Maka menjadi kalimat yg sahih saja, bukan kalimat yg baik.
Jadi, penggunaan kalimat serta bahasa Indonesia yanga baik serta benar harus selalu memperhatikan konteks penggunaan serta pengucapan. Memperhatikan versus bicaranya saja. Bisa jadi itu adalah bahasa benar, tetapi jelek digunakan.
Ada juga, bahasa yg galat, namun dipercaya lebih baik daripada bahasa yg galat. Misalnya, pada kalimat berikut ini:
Bapak sudah mau 'kundur'?

Anggap saja, kalimat itu diucapkan oleh seorang ajudan bupati pada oleh bupati. Kalimat pada atas nir sahih. Lantaran terdapat kontaminasi dari bahasa Jawa, 'kundur' yg pada bahasa Indonesia sebenarnya sudah terdapat padanannya yaitu 'undur diri'. Secara kaidah bahasa, penggunaan kalimat Bapak sudah mau kundur? merupakan contoh penggunaan bahasa Indonesia yg salah . Bahasa Indonesia yg nir benar. Akan tetapi, dalam konteks penggunaannya merupakan bahasa Indonesia yg baik.
Kalimat di atas menjadi contoh penggunaan bahasa Indonesia yang baik lantaran berusaha lebih sopan kepada versus bicara lantaran kedudukan yg lebih tinggi.
Berdasarkan 2 model pada atas, memang sulit memadupadankan dan menyelaraskan penggunaan bahasa Indonesia yg baik sekaligus bahasa Indonesia yg benar. Acap kali apabila dipaksakan memakai bahasa Indonesia yg baik dan bahasa Indonesia yang benar sekaligus, alih-alih sebagai bahasa yang efektif mampu jadi bahasa yang sulit dipahami.
Intinya pada berbahasa Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia sesuai dengan konteksnya. Dengan demikian, cenderung sebagai bahasa Indonesia yang baik dan benar.

TIPS BLOGGING PAKAI BAHASA INDONESIA ATAU INGGRIS

Bahasa indonesia vs Inggris - Blogging merupakan hal atau aktifitas yg sangat menyenangkan lantaran selain menyenangkan hal itu bisa juga buat membuat uang. Untuk membuat uang poly dari bog atau website tentu saja anda membutuhkan banyak pengunjung, sedang banyaknya pengunjung tergantung bagaimana anda mengelola blog atau web anda menggunakan baik dan penerapan SEO pada blog atau web anda. Nah kali ini kita akan membahas blogging memakai bahasa Indonesia atau Bahasa Internasional yaitu Inggris, mana yg lebih baik?
Banyak pendapat yang berbeda tentang versi ini mengenai penggunaan bahasa Indonesia dan Inggris di blog atau web mereka. Dan saya hanya share sesuai dengan pendapat serta pengalaman saya sendiri tentang hal ini, karena aku pula mengelola beberapa blog dari blogger serta wordpress yg berbahasa Indonesia serta inggris untuk blog serta web aku . Dan mengusut berdasarkan pengalaman aku tadi berikut pembahasan mengenai penggunaan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada blog atau web:

Penggunaan blog berbahasa indonesia misalnya kita ketahui akan membuat pengunjung atau user juga berdasarkan orang-orang yang mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia, kalaupun terdapat pengunjung dari luar hal itu bisa juga menggunakan translate bahasa atau mungkin juga pengunjung nyasar. Beberapa visitor lebih mungkin tiba mengunjungi blog atau web anda apabila mereka memiliki kemampuan atau mengetahui bahasa Indonesia ataupun mempunyai kesamaan Bahasa yang hampir seperti sebagai model saja bahasa melayu seperti Malaysia, Singapura, Brunei dll.
Tingkat keyword masih memungkinkan buat melakukan upaya SEO lantaran persaingan buat keyword berbahasa Indonesia umumnya lebih longgar daripada Keyword buat berbahasa Internasional sepereti bahasa Inggris. Namun untuk membentuk uang blog berbahasa Indonesia masih kalah jauh menggunakan blog berbahasa Indonesia karena umumnya Advertiser (pemasang iklan) Indonesia lebih murah, tidak sinkron menggunakan advertiser luar yg berani membayar mahal iklan atau promosi mereka.
Penggunaan bahasa Inggris diblog sebenarnya sangat baik buat berbisnis online atau menghasilkan uang dari blog atau web sangat baik karena seperti yg aku sebutkan daiatas bahwa para advertiser menurut luar berani membayar mahal atas promosi yg mereka lakukan, tetapi sulitnya merupakan menerima pengunjung karena keyword buat bahasa Inggris memiliki persaingan sangat sengit lantaran maklum saja ratusan ribu bahkan jutaan web atau blog berbahasa Inggris diluar sana.
Pakai Bahasa Indonesia Atau Inggris?
Perbedaan bahasa konten bukan hanya berpengaruh dalam jangkauan audience, tetapi juga akan menyisakan disparitas dalam sisi yg lain, dua diantaranya yaitu:
Tingkat Persaingan
Jika Anda ngeblog memakai bahasa Indonesia dimana visitor blog hanya datang menurut beberapa negara sebagaimana dijelaskan diatas, maka tingkat persaingan buat menduduki peringkat terbaik di output pencarian mesin pencari nisbi mudah. Wacana ini dikarenakan taraf persaingan relatif longgar. Berbeda menggunakan konten blog berbahasa Inggris yg notabene merupakan bahasa dunia, maka taraf persaingan yg akan Anda hadapi menjadi lebih sulit. Terlepas menurut faktor persaingan keyword, jika Anda hanya membutuhkan tiga-4 bulan buat mengoptimasi blog berbahasa Indonesia, maka nir menutup kemungkinan Anda membutuhkan saat lebih menurut satu tahun untuk proses meningkatkan secara optimal blog berbahasa Inggris.
Monetisasi Blog
Apabila tujuan Anda blogging buat mencari penghasilan online, maka masih ada perbedaan yg sangat signifikan antara blog bahasa Indonesia dengan blog bahasa Inggris sebagai media penghasil uang secara online. Blog berbahasa Inggris lebih mudah pada monetisasi. Blog berbahasa Inggris punya jangkauan pengunjung dari banyak sekali negara sebagai akibatnya hal ini membuka lebih banyak ruang bagi blog tadi buat di monetisasi. Selain lebih gampang dimonetisasi, bagi Anda yang bermain pada Pay Per Click (PPC), harga klik iklan blog bahasa Inggris juga jauh lebih mahal dibandingkan blog yg menggunakan bahasa Indonesia. Bahakan berdasarkan pengalaman saya sendiri aku pernah menerima klik seharga 500 ribu bila dikurs rupiah buat blog berbahasa Inggris, dan buat blog berbahasa Indonesia aku pernah menerima per klik harga paling tinggi yang pernah aku dapat 50 ribu rupiah.
Nah dicermati dari pengalaman saya diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa inggris akan sangat baik buat monetize blog anda, tetapi anda harus pintar pada menciptakan konten berbahasa Inggris yang baik serta sahih sesuai Grammar, menentukan keyword, penerapan SEO, peningkatan jumlah pengunjung buat membentuk uang berdasarkan blog anda nir peduli cara apapun buat membentuk uang berdasarkan blog atau web anda, semakin besar jumlah pengunjung semakin akbar peluang anda menghasilkan uang.
Namun anda juga tidak boleh menyepelekan blog berbahasa indonesia, poly juga blog atau web yg sukses mendapatkan jutaan, puluhan juta bahkan ratusan juta tiap bulan menurut blog berbahasa Indonesia. Yang terpenting anda mampu mengelola blog anda dengan lebih baik, hindari plagiat, copy paste, mencuri artikel sebagai akibatnya kualitas artikel baik. Ditambah anda rajin update konten artikel maka nir tidak mungkin anda pula sanggup sukses membuat uang menurut blog berbahasa Indonsesia.

CEK BAGUSNYA PENJELASAN BAHASA JEMBER SEBAGAI SEBUAH DIALEK

Caraflexi.blogspot.com - Bahasa Jember nir terdapat.tetapi kecenderungannya orang tahu Jember mempunyai bahasa yg khas yangkemudian diklaim menggunakan bahasa Jemberan. Sebenarnya yang dimaksud menggunakan bahasaJember ini adalah dialek.

Dialek adalah variasi bahasa yg tidak selaras-bedamenurut pemakai, baik lantaran wilayah ataupun grup sosial eksklusif, maupunwaktu tertentu. Dialek yang menurut daerah pemakaian dianggap dialekregional. Dialek yg menurut (ngetren) di saat tertentu diklaim dialektemporal.

Nah, di Jember dialeknya merupakan dialekregional. Dialek yg diucapkan sang penutur bahasa Indonesia yg khas diKabupaten Jember, tepatnya di daerah sentra kabupaten Jember. Dialek ini munculkarena rakyat Jember yg multilingual.


Bahasa Indonesia tentu dipelajari, justru di pusatkota Kabupaten Jember lebih poly yang berbahasa Indonesia serta sebagai bahasaIndonesia menjadi bahasa mak . Tetapi bahasa Indonesia yang digunakan merupakanhasil percampuran menggunakan Bahasa Madura serta Bahasa Jawa sebagai etnis mayoritasdi Jember.

Tulisan ini membahas ‘Bahasa Jemberan’ atau‘Dialek Jember’ dari segi morfologi dan leksikologi. Tulisan ini nir sedangmembahas persebaran pemakaian bahasa di Jember. Maka dari itu, buat mengetahuipersebaran penutur bahasa di Jember mampu dipandang pada postingan DIALEK BAHASADI KABUPATEN JEMBER DAN PERSEBARANNYA.

Langsung saja ke contoh frasa yg seringdigunakan sang penutur bahasa di Jember, yaitu: Cek Bagusnya. Kata tersebutmerupakan peng-Indonesia-an dari bahasa Jawa: Cek apike. Dalamkata cek apike kata utamanya adalah apik atau bagus dalam bahasaIndonesia. Susunan cek apike tidak dikenal pada Bahasa Indonesia.meskipun sudah diterjemahkan menjadi cek bagusnya.


Imbuhan -e dalam bahasa Jawa nir selalu menjadikata ganti -nya dalam bahasa Indonesia. Meskipun dalam beberapa peggunaannyabisa diterjemahkan menjadi -nya. Contoh: tambahane wis ditamnbahno. Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:Tambahannya sudah sudah ditambahkan. Tetapi, pada kalimat Iku topine Ahok, dalambahasa Indonesia yg standar bukan sebagai Itu topinya Ahok melainkanmenjadi Itu topi Ahok.


Kembali ke cek bagusnya, susunan ini memangsudah spesial Jember. Cek bukan berarti cek pada bahasa Indonesia yangmerujuk dalam kertas catatan yang bisa diuangkan pada bank. Cek dalamkalimat ini adalah Jawa di Jawa Timur yang terpengaruh bahasa Madura yangberarti sangat.


Jadi, cek bagusnya jika diterjemahkan dalambahasa Indonesia seharusnya menjadi Sangat Bagus atau Bagus Sekali ataudalam ragam kalem menjadi Bagus Banget.Rumus cek .... Nya inijuga berlaku dengan kata yang lain. Misalnya cek merahnya, cek senangnya, danseterusnya.

Selain bentuk cek .... Nya juga terdapat bentuk katanyasaya. Hampir mirip dengan bentuk cek .... Nya. Jika diterjemahkandalam bahasa Indonesia bentuk ini bersinonim menggunakan menurut saya atau sayapikir. Bentuk ini pula sama menggunakan katanya engkau , dan katanya beliau.


Imbuhan -nya dalam susunan tersebut merupakan imbuhan,bukan kata ganti. Dalam bahasa Indonesia, bentuk -nya merupakan istilah gantiuntuk orang ketiga yg melekat. Misalnya Ahok menggunakan topinya. Bentuk -nyadalam topinya merupakan kata ganti yang merujuk kepada Ahok, jadimaksudnya adalah topi Ahok.

Dalam frasa katanya saya, -nya merupakanimbuhan yang pada-Indonesia-kan berdasarkan jarene aku. Bentuk ini pun bukanmerupakan susunan bahasa Jawa yg baku (merujuk pada bahasa Jawa Mataraman),yang seharusnya jareku. Jare dalam bahasa Indonesia memang seartidengan katanya. Maka jika diterjemahkan ‘seharusnya’ sebagai menurutku,bukan katanya aku .

Ada jua susunan frasa yang terkotori bahasaMadura, yaitu penggunaan istilah mak. Mak yang ini bermakna kok, bukanyang berarti ibu. Kata ini terdapat pada kalimat kamu bunda gitu. Jadiyang dimaksud merupakan kamu kok gitu.


Kegiatan peng-Indonesia-an yang berasal-asalandari bahasa Madura serta Jawa mengakibatkan perbedaan makna Bahasa Indonesiadalam kamus  serta bahasa Indonesia yangdipakai orang Jember, dalam hal ini bahasa Jemberan.  Contoh dalam percakapan:

Guru    :Bapakmu terdapat pada mana?
Arek Jember    :Habis, Pak.
Guru    : Kemana?
Arek Jember    :Kerja.

Kata habis adalah peng-Indonesia-an daribahasa Madura: adhek, (e dibaca seperti dalam elang.) Dalam bahasaMadura, adhek ini selain sama adalah dengan gak ono (bahasa Jawaartinya: nir terdapat), pula sanggup sama artinya dengan entek (bahasa Jawaartinya: habis).

Sebenarnya yang dimaksud pada dialog antarapercakapan Arek Jember dan Pak Pengajar di atas merupakan tidak terdapat. Kesalahanpemilihan terjemahan dalam bahasa Indonesia disebabkan lantaran keterabatasanpenguasaan kosakata. Dengan gejala keterbatasan penguasaan kosakata bahasaIndonesia yg dimiliki, orang Jember mampu memunculkan kekhasannya.

Jadi, bila ada orang berbicara Indonesia tetapikadang terdapat kode-kode (susunan bahasa) Jawa dan Madura mampu jadi itu adalahorang Jember. Salam pustamun!

CONTOH KATA PENGANTAR UNTUK KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN BUKU SKRIPSI

Pengertian Kata Pengantar

Kata pengantar secara harfiah terdiri berdasarkan dua kata yaitukata dan pengantar. Kata yg digunakan dalam frasa kata pengantar bukanarti kata yg dibatasi ‘satuan bahasa terkecil yang mememiliki makna,malainkah kata yang bersinonim menggunakan ‘ucapan’.

Sementara pengantar berasal menurut istilah dasar antar.Pengantar berarti sesuatu yang mengantarkan. Maka, kata pengantaradalah kata yang berupa ucapan (kalimat-perihal) yg masih ada pada bagian awalsebuah karya ilmiah (baik proposal, laporan, juga karya penelitian) yangdigunakan sebagai gambaran umum secara singkat hasil sebuah karya tadi.



Kata pengantar dalam beberapa karya ilmiah lain juga disebutdengan prakata. Sebenarnya arti kata pengantar dan prakata samasaja. Isinya jua sama. Selain berisi citra generik serta sejarah penyusunankarya ilmiah atau laporan juga berisi ucapan terima kasih serta permohonan maafjuga berisi asa.

Intinya, istilah pengantar adalah ucapan dan gambaran singkatyang mampu mengantarkan pembaca buku (karya ilmiah) sehingga alur berpikir danlogika berpikir pembaca sesuai menggunakan akal berpikir penulis (penyusun) bukukarya ilmiah tesebut.

Bagian-Bagian Kata Pengantar


Bagian-bagian (strukur) katapengantar yg dibahas di sini merupakan istilah kata pengantar buat karya ilmiah:

1. Latar belakang penyusunankarya ilmiah.
Berisi penjelasan mengenai sejarahdan alasan penyusunan karya ilmiah.

2. Ucapan terima kasih.
Berisi ucapan terima kasih kepadapihak-pihak yg telah membantu penyusunan karya ilmiah. Apabila karya ilmiahskripsi, pembimbing serta penguji jua disebutkan jasanya di bagian ini.

3. Permohonan maaf.
Permohonan maaf dalam katapengantar sebuah karya ilmiah tak jarang bertentangan dengan kaidah ilmiah.

Contoh permohonan maaf dalam katapengantar yang salah :

Kami sadar benar bahwa masihada banyak kekurangan pada karya ilmiah ini. Maka berdasarkan itu kami mohon pembacasudi memberikan masukan.


Kalimat pada atas mengungkapkan bahwasadar terdapat poly kesalahan, tetapi kenapa diterbitkan atau dipublikasikan.seharusnya kalimat tadi diberi pengantar awal kalimat:

Karya ilmiah ini disusundengan bisnis yang aporisma serta penuh ketelitian, namun apabila masih ada banyakkekurangan pada dalamnya kami harap pembaca bisa memberikan masukan.


4. Harapan

Harapan dalam kata pengantarbiasanya berupa asa supaya karya yg disusun memberikan manfaat bagi pihakyang membutuhkan.

5. Titimangsa (Tempat, WaktuPenulisan, dan Penulis/Penyusun Kata Pengantar)


Dalam kata penantar umumnya jugaada peribahasa dan perumpamaan. Perumpamaan yang paling tak jarang dipakai dalamsebuah istilah pengantar adalah:

Tak terdapat gading yg tidak retak


Yang adalah nir segala sesuatuyang sahih-benar sempurna tanpa cacat.

Contoh Kata Pengantar


Sebagai model, pada artikel iniditampilkan contoh istilah pengantar (prakata) yg masih ada pada Kamus BesarBahasa Indonesia edisi Ketiga; Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia; Tata BahasaBaku Bahasa Indonesia. Ketiga karya ilmiah ini dipilih karena menjadi acuanstandar yg disusun oleh para ahli bahasa sebagai akibatnya diharapkan sebagai contohyang sahih.

Contoh Kata Pengantar BukuTata Bahasa Baku Bahasa Indonesia


(Disalin sepenuhnya berdasarkan: Alwi,Hasan et.al.  2010. Tata BahasaBaku Bahasa Indonesia. Cetakan Kedepalan. Jakarta: Balai Pustaka)

PRAKATA UNTUKEDISI KETIGA


Buku Tata Bahasa Baku BahasaIndonesia (TBBI) mula-mula dihimpun serta diterbitkan sebagai edisi pertamapada tahun 1988 buat menyongsong Kongers Bahasa Indonesia V yangdiselenggarakan dalam lepas 28 Oktober – 2 November 1988. Edisi pertama suatautata bahasa baku tentu nir diperlukan telah sempurna-bahkan diperkirakanbahwa buat edisi-edisi selanjutnya pun niscaya akan terdapat pemugaran danpenyempurnaan. Karena itulah pada Kongres V tadi diputuskan agar TBBIdikembangkan dan disempurnakan.

Suatu tim mini yang anggotanya(menurut abjad) terdiri atas Dr. Hasan Alwi (Pusat Bahasa). Prof. SoenjonoDardjowidjojo, Ph.D. (Unika Atma Jaya), Dr. Hans Lapoliwa, P.phil (PusatBahasa), dan Prof. Dr. Anton M. Moeliono (Universitas Indonesia) dibuat danditugasi buat merevisi TBBI edisi pertama itu. Hasil tim itu adalh buku TataBahasa Baku Bahasa Indonesia, edisi kedua. Edisi itu  diterbitkan pada jumlah yg terbatas dandiperuntukkan spesifik bagi para peserta Kongres Bahasa Indonesia VI yangdiselenggarakan pada tanggal 28 Oktober – dua November 1993. Dengan demikian,edisi ke 2 itu nir sempat masuk pasar buku.

Dalam Kongres VI jua disarankanagar TBBI edisi ke 2 dikembangkan. Tim kecil tersebut di atas melanjutkantugasnya serta hasilnya adalah Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, edisiketiga ini. Dalam usaha buat memperbaiki, menyebarkan, serta menyempurnakanTBBI ini, tim itu mencari masukan berdasarkan pelbagai ahli, baik ahli bahasa maupunpakar pengguna bahasa. Salah satu upaya tim itu buat memperoleh asukan yangdiperlukan perbaikan itu adalah pemanfaatan Pertemuan Linguistik Pusat KajianBahasa serta Budaya Unika Atma Jaya (PELBBA) 1997. Pada PELBBA itu, Prof. Dr. LiaYock Fang (Universitan Nasional Singapura) serta Prof. Dr. Mien A. Rifai (BPPTeknologi) diundang khusus buat menaruh tanggapan dan kritiknya. Di sampingpara pakar yg hadi dalam PELBBA itu, Prof. Dr. Ir. Dali S. Naga, IKIP Jakarta,pula memberikan saran-saran yang sangat berguna buat penyusunan edisi ini.

Semula anggota tim revisi hanyabermaksud buat melakukan perbaikan terhadap kesalahan yg terdapat dalam edisikedua, tetapi pada rendezvous terjadwal tim peyusun didapati bagian tertentu yangdirasakan perlu dilihat pulang serta dikembangkan. Karena itu, edisi ini memuatbeberapa perubahan yang esensial, khusunya Bab V (Adjektiva), Bab VI(Adverbia),  Bab VIII (Kata Tugas), danBab IX (Kalimat). Pada umumnya, perubahan itu berupa pendalaman pelbagai aspekbab itu masing-masing. Di samping itu, kada keabstrakan pada edisi ini jugadikurangi sehingga diharapkan lebih mudah dipahami oleh pembaca umum . Walaupundemikian, hendaknya disadari bahwa buat mencapai tingkat generalisasi yangberlaku secara generik pernyataan yang abstrak acapkali tidak bisa dihindari.untuk mengimbangi hal itu, dalam TBBI edisi ketiga ini pula ditambahkancontoh-model yang akan membantu pembaca tahu generalisasi yang dimaksuditu.

Edisi ini tidak akan terwujudtanpa bantuan teknis dua tenaga setia Pusat Bahasa: Sugiyono, M. Hum. Dan Drs.M. Nurhanadi yg menggunakan tekun serta menggunakan nir mengenal lelah telahmencurahkan waktu, kemapuan, dan tenaganya menyertai para penyusun mewujudkanedisi ini. Kepada mereka tim penyusun mengucapkan rasa terima kasih yangmendalam.

Selain itu, edisi ini nir dapatterbit tanpa bantua menurut pihak penerbit, yaitu PT (Persero) Balai Pustaka.untuk itu, tim penyusun membicarakan penghargaan yg seting0-tingginya danterima kasih atas donasi yang diberikan, khusunya pada Dr. Ir. WahyudiRuwiyanto, Direktur Utama PT (Persero) Balai Pustaka merangkap Staf AhliMenteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Ilmu bertumpu pada temuan ilmiahsebelumnya. Lantaran itu, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi ketiga iniharus dianggap hasil pada suatu perkembangan. Kajian serta penelitian yanglebih mendalam mengenai banyak sekali aspek bahasa Indonesia akan adalah bahanyang akan dimanfaatkan dalam edisi berikutnya. Oleh karenanya, segala sarandan demi perbaikan kitab ini akan disambut menggunakan senang hati.

Jakarta, 28 Oktober 1998

Penyusun:

Hasan Alwi
Soenjono Dardjowidjojo
Hans Lapoliwa
Anton M. Moeliono


CONTOH KATA PENGANTAR KAMUSBESAR BAHASA INDONESIA EDISI KEEMPAT


(Disalin sepenuhya menurut Sugono,Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.  Jakart: Gramedia & Pusat Bahasa)

Prakata EdisiKeempat


Satu bahasa besar atau bahasa primer memiliki kamus, tatabahasa, serta uji bahasa yg baku. Kamus memuat khazanah kosakata bahasa yangdapat sebagai lambang atau indikator kemajuan peradaban masyarakatpendukungnya. Demikian juga, bahasa Indonesia memiliki kekayaan kosaskata yangmemadai sebagai sarana pikir, ekspresi, serta komunikasidi berbagdai bidangkehidupan. Kosakata itu tertampung pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamusyangterbit edisi pertama tahun 1988, edisi ke 2 tahun 1991, serta edisi ketigatahun 2001 itu sekarang sudah menempuh perjalanan 20 tahun. Dari edisi pertamahingga edisi ketiga terdapat perkmbangan yang signifikan, terutama dalam halkosakata, baik generik juga khusus. Pada edisi pertama jumlah lema yang dimuatsekitar 62.000, edisi ke 2 lebih kurang 72.000, serta edisi ketiga sekitar 78.000 danperibahasa 2.034.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempatini mengalami peningkatan jumlah lema dan sublema yakni 90.049, yg terdiriatas lema utama 41.250 dan sublema 48.799, dan peribahasa sebesar dua.036,hanya menmbah 2 peribahasa dkarena peribahas memang bentuk bahsa yg tidakberkembang. Penambahan lain masih ada dalam lampiran “Kata dan Ungkapan Asing”dan “Kata serta Ungkapan Daerah”. Informasi jumlah penduduk di setiap provinsisudah dimutakhirkan berdsarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2006.

Selain mengalami perkembangan pada jumlah lema serta sublma,kamus ini mengalami perbaikan definisi atau penjelasan lema/sublemanya,termasuk penambhan makna (akibat perkembangan pemakaian bahasa), perbaikanpenulisan latin buat flora serta fauna, perubahan urutan susunan sublema, danperbaikan isi lampiran. Semua itu dilakukan atas dasar masukan dari parapengguna kamus, baik melalui surat, pos-el (e-mai), telepon, suratkabar/majalah maupun melalui lembaga atau rendezvous ilmiah. Proses perbaikandefinisi  dilakukan dengan pengelompokanlema yang mempunyai kategori yg sama, contohnya gerombolan kategori flofra,fauna, jabatan, trransportasi, dan warna, kemudian dilakukan pemugaran definisisehingga ketaatasasan dalam pendefinisian dapt terpelihara. Setelah itu, lema-lemadigabungkan lagi dan pemeriksaan dilakukan pulang menurut A-Z. Adapaun pengurutansublema yg adalah derivasi menurut lema pkok disusun menurut paradigmapembentuk istilah, tidak lagi diurutkan bedasrkan abjad. Dengan demikian, sublema petinjuditampilkan pada bawah sublema bertinju, sedangkan peninju  pada bawah meninju dan meninjukan, sertatinjuan yang merupakan hasil meninju dielatakkan pada bawah pertinjuan (hasilmeninju).

Penambahan lema baru pada kamus ini diperoleh berdasarkan kosakatabudaya wilayah pada wilayah penggunaan bahasa Indonesia. Penambahan kosakatabudaya wilayah itu mempunyai makna krusial dalam penerbitan kamus ini karena halitu berarti bahsa Indonesia menerima sumbangan akbar bahasa wilayah, idak hanyadari wilayah eksklusif, tetapi menurut hampir semua wilayah Indonesia. Kosakataitu adalah kosakata spesial yang nir bisa diterjemahkan ke pada bahasaInonesia sebagai akibatnya kata-kata tersebut dipungut menggunakan jalan diserap (baik secarautuh maupaun menggunakan penyesuaian ejaan dan/atau lafal bahasa Indoensia).

Atas penerbitan kamusi in, saaya menyampaikan ucapan terimakasih kepadsa seluruh pihak yg telah turut dan berperan dalam revisi kamusini, sejak tahap persiapan hingga menggunakan penerbitan Kamus Besar BahasaIndonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat ini. Secara spesifik aku menyampaikanpenghargaan dan ucapan terima kasih pada Badan Pengkajian serta PenerapanTeknologi yg telah membantu dalam pengolahan data (penggabubngan pulang lemakamus ini) serta pada PT Gramedia Pustaka Utama yg menerbitkan kamus ini.demiian jua aku mengungkapkan terima kasih kepada Dr. Marcus Susanto, Prof.dr. Mien A. Rifai, Dr. Muhammad Zirin Jr., serta B.J. Marwoto, yang telahmenyumbangkan data serta Dra. Yeyen Maryani, M. Hum. Yang sudah memberi duunganperencanaan penerbitan edisi ini. Ucapan terima kasih jua saya sampaikankepada mereka yg namanya nir mungkin aku sebutkan satu per satu yang telahmenyampaikan saran serta kritik sebagai galat satu bahan revisi kamus ini.

Peribahasa menaikkan air ke pengajar (melakukan pekerjaanyang sukar sekali’ sebelum ada teknologi pompa) kiranya patut diibaratkandengan  orang menyusun kamus.penyusunan  kamus yang komprehensifmemerlukan kecermatan yg tinggi, ketekunan, dan kesabaran yang luar biasa.penggaraan kamus ini bagai gunting makan di ujung (‘perlahan-lahan,tetapi tercapai apa yang dimaksudkan’). Pengerjaan dilakukan dengan penuh asaagar kamus ini bisa memenuhi asa penggunanya. Tetapi, tak ada padi yangbernas setangkai (‘tak ada sesuatu yang paripurna’). Untuk itu, sebagi bahanpertimbangan dalam penyempurnaan kamus pada masa yg akan tiba, amatdiharapkan saran, tanggapan, bahkan kritik berdasarkan para pengguna kamus ini.

Semga penerbitan kamus ini dapat memberi mafaat besar bagiupaya pencerdasan bangsa menuju manusia Indonesia yg cerdsas serta Kompetitif.

Jakarta, 28 Agustus 2008

Dendy Sugono

Kepala Pusat Bahasa
Selaku Pemimpin Redaksi


KATA PENGANTAR TESAURUSALFABETIS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA


(Disalin sepenuhnya berdasarkan: Sugono,Dendy. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta:Mizan)

Kata Pengantar


Sejalan dengan perkembangan yg terjdai dalam kehidupanmasyarakat Indonesia berdasarkan ketika ke waktu, perkembangan kosakata bahasaIndonesia menampakan kemajiuan yang signifkan. Perkembangan kosakata itutampak pada pertambahan kosakata yg terekam dalam terbitan kamus bahasaIndonesia. Dalama Kamus Umum Bahasa Indonesia yang terbit pada 1953terdapat 23.000 lema. Kamus itu diolah kembali sang Pusat Bahasa danditerbitkan dalam 1976 dengan tambahan 1.000 lema. Itu berarti, pada waktu 23tahun, seolah-olah perkembangan  kosakatabahasa Indonesisa hanya mencarapi 1.000 istilah. Sementara itu, dalam 1988diterbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi pertama yang memuat62.000 lema. Kamus itu menampakan bahwa dalam saat 12 tahun tlelah terjadiperkembangan 38000 istilah pada bahasa Indonesia. Dalam terbitaan edisi keduapada 1990, kamus itu telah menambah muatan lema menjadi 72.000 lema, serta padaedisi ketiga tercatat  78.000 lema, sedangkanpada edisi keempat, kamus itu telah menyebarkan jumlah lema sebagai lebihdari 90.000 lema.

Selain terlihat dalam perkembangan kata, perkembangan istilahturu memacau perkmbangan kosakata bahasa Indonesia. Melalui kerja sama degnanpakar bidang ilmu kurang lebih 30 tahun, sekarang Pusat Bahasa sudah menghasikan 405.000istilah aneka macam bidang ilmu. Kalau kosa kata umum termuat dalam Kamus BesarBahasa Indonesia, istilah bidang ilmu dipublikasikan pada bentuk GlosariumIstilah Asing-Indonesia. Sekalipun terdapat sejumlah istilah yg belumtermuat dalam glosariau dan istilah yg belaum terdapat pada kamus, jumlah kata danistilah tersebut memperlhatkan betapa pesat perkembangan istilah dan istilah bahsaIndonesia dalam 2 dasawarsa terkhir.

Perkembangan kata serta istilah tersebut diikuti denganperkembngan sinonim, hiponim, dan antonim. Kalau kamus menyajikan kata danpenjelasan makna serta contoh penggunananya, kamus ringkas memuat daftar isitlahasing-Indoneisa, tesaurus menyediakan kata dan sinonim serta antnimya untukmembantu para pengguna bahsa dalam menemukan istilah yang sempurna untukmengungkapkan wangsit, gagasan,pengalaman, perasaan, serta sebagainya dengan bahsaIndonesia yang sempurna.  Melalui penelitansemantik bertahun-tahun, akhrnya Pusat Bahasa mengeluarkan tesauru AlfabetisBahasa Indonesia Pusat Bahasa yang memuat kurang lebih 28.000 lema. Bku rujukanyang sudah disipakn lebih berdasarkan sepuluh tahun ini akhirnya dalam 2009 ini hadirdi tengah=tengah rakyat sebagai upaya Pusat Bahasa dalam memberikanlayanankepada masyaakat buat memperkaya buku rujukan dalam rangka pencerdasan anakbangsa.

Atas penerbitan Tesaurus ini, aku mengungkapkan penghargaandan ucapan terima kasih kepada para penyusun; demikain pula kepada pihak lainyang tak mungkin aku sebutkan satuper satu pada sini.

Semoga Tesaururs ini memberi manfaat pada para pelajar danmahsiswa dan kalangan ilmuwan, sastrwan, budayawan, wartawan, penulis,penerjemah, serta kalangan praktisi lain.


Jakarta, 28 Februari 2009
Dr. Dendy Sugono

Kepala Pusat Bahasa.

CONTOH KATA BAKU DAN KATA TIDAK BAKU DALAM BAHASA INDONESIA

Penjelasan mengenai Kata Baku dan Kata Tidak Baku dalam bahasa Indonesia disertai contoh serta  alasan ketidakbakuannya.

Kata standar merupakan istilah yg secara formal serta sah diakui menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Kata nir baku adalah kata yang lantaran kekhilafan penggunanya digunakan buat menggantikan istilah baku pada ragam tidak resmi. Kata standar jua ada karena diubahsuaikan dengan ragam pecakapannya.


Lebih gampang lagi, untuk mengetahui kebakuan sebuah kata bisa kita lihat contohnya pada kamus. Jika pada kamus ada kata tadi berarti merupakan kata baku. Sementara apabila ada penerangan sebagai ragam dialog, maka model kata tadi bukan istilah baku.

Kata standar dan istilah tidak standar pula timbul dalam penuturan bahasa Indonesia lantaran ketidaksempurnaan penyerapan. Khusunya lantaran adanya faktor penutur menjadi dwibahasawan yang tanggung. Maksudnya, penutur bahasa Indonesia pula tahu bahasa asal yg menjadi asal serapan istilah bahasa Indoensia.

Ketidaksempurnaan pemahaman bahasa ini ada berdasarkan penutur bahasa Indenesia  yg sekaligus tahu bahasa Arab serta bahasa Inggris.

Contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku karena kesalahan Penggunaan Huruf I serta E.

Kata baku:

Praktik

Apotek

Atlet

Antre


Jadi, ketika ditulis praktek, apotik, atlit, dan antri makan goresan pena tadi adalah penulisan istilah yang nir baku.

Contoh istilah standar serta nir standar lantaran kesalahan penulisan alfabet kapital.

Kata Baku:

dokter (alfabet d mini )

Indonesia (alfabet I harus selalau besar )


Jadi, waktu ditulis dalam kalimat pergi ke Dokter, adalah nir baku. Begitu jua menggunakan kalimat, Aku cinta indonesia tidak baku karena memakai alfabet kecil.


Contoh istilah baku serta tidak baku lantaran kesalahan penulisan gabung.

Kata Baku:

Pascasarjana

Pascabanjir

Malapraktik

Malapetaka

Antibiotik

Antiamerika

Anti-Amerika

Non-Blok

Nonteknis

Non-Teknis

Antarsuporter

Antar-suporter


Jadi, penulisan fonem pasca-, bencana-, anti-, non-, dan antar- harus digabung menggunakan kata yang dilekati. Jika ingin memperjelas, bisa digunakan tanda hubung pada antar keduanya seperti pada istilah Non-Blok dan non-teknis.


Adapun penulisan yg nir baku adalah sebagai berikut:

Pasca banjir

Malpraktik

Anti Amerika

Non teknis

Antar suporter


Contoh kata standar serta nir baku lantaran kesalahan penggunaan indikasi baca.

Kata Baku

Jumat

Doa

Jamaah

Ulama

Isya

Assalamualaikum


Kata-istilah pada atas seringkali kali ditulis Jum’at; Do’a; dan Jama’ah; Ulama’; isya’; assalamu’alaikum. Penggunaan tanda baca apostrof justru galat sehingga penulisannya tidak baku. Yang standar merupakan penulisan tanpa pertanda baca tersebut.

Contoh istilah standar serta nir standar lantaran memaksakan pelafalan kata bahasa asalnya. Hal ini banyak pada istilah yang diserap menurut bahasa Arab:

Kata Baku

Azan

zuhur

Magrib

Subuh

Salat

Sedekah

Selawat

Ramadan

Pikir

Ustaz


Acapkali penulisan kata pada atas ditulis begini:
Adzan;

Dzuhur; dhuhur

Maghrib

Shubuh

Sholat; Shalat; Solat

Sodakoh; Sodaqoh

Shalawat; Sholawat

Ramadhan; Ramadlan; Romadlon; Romadhon

Fikir

Ustad; Ustadz


Variasai penulisan ini adalah penulisan kata yg nir standar. Hal ini timbul lantaran penutur bahasa Indonesia mencoba menulis dengan kaidah pembacaan dalam bahasa Arab menjadi bahasa sumber penyerapan kata yg sudah diindonesiakan. Padahal bahasa Indonesia telah menyerapnya menggunakan proses penyerapan serta adaptasi yg diubahsuaikan menggunakan ejaan bahasa Indonesia.

Yang perlu menerima catatan lebih mengenai kategori istilah standar serta tidak standar yg berkaitan dengan bahasa Arab ini adalah istilah pikir. Dalam bahasa Indonesia yang baku merupakan pikir pakai alfabet  p. Sementara yang memakai alfabet  tidak standar. Sementara kata fakir yang umumnya dirangkai menggunakan miskin yang baku adalah pakai f.


Masih berkaitan menggunakan penyerapan dari bahasa Arab, ada juga penulisan kata yang tidak baku namun jamak dilakukan. Hal ini terutama yang diserap ke pada bahasa Indonesia dalam bentuk rangkaian atau kata bentukan. Berikut ini daftar kata bentukan serapan dari bahasa Arab:

Kata Baku

Assalamualaikum

Amirulmukminin

Idulfitri

Iduladha


Kata-istilah pada atas seringkali, bahkan cenderung poly yg ditulis pada bentuk yg salah yaitu menggunakan penggunaan spasi di antara kata-kata tadi. Menjadi Assalamu alaikum; Amirul Mukminin; Idul Fitri; dan Idul Adha. Padahal penulisan yg menggunakan spasi ini merupakan penulisan yang keliru. Karena keliru berarti tidak standar. Bisa dicek pada pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Ada model istilah yg masih belum dijelaskan dalam postingan ini? Silahkan posting melalui komentar bila ingin bertanya.


Selamat berbahasa Indonesia dengan baik serta benar! Salam!

BUKU PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA TERBARU EDISI KE IV DARI KEMENDIKBUD


Selamat malam rekan pengajar serta energi kependidikan yg ada pada semua nusantara.selamat tiba dan ebrjumpa balik menggunakan aku pada blog Berkas Pengajar Galeri. Pada kesempatan malam ini aku akan menyebarkan materi seputar Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Terbaru Edisi Ke IV menurut Kemendikbud.


Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa indonesia sudah dilakukan sang badan Pengemabangan serta Pembinaan Bahasa ,Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.penyempurnaan tadi menghasilkan naskah yang dalam tahun 2015 telah ditetapkan sebagai Peraturan Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yg sangat pesat sebagai impak menurut kemajuan ilmu pengetahuan ,teknologi serta seni.penggunaannya pun semakin meluas dalam majemuk ranah pemakaian ,baik secara bahasa mulut juga tulisa.

Oleh karena itu kita perlu memerlukan buku rujukan yang dapat dijadikan pedoman serta acuan aneka macam kalangan pengguna bahasa indonesia ,terutama dalam pemakaian bahasa tulis secara baik serta benar.

Sehubungan dengan itu,Badan Pengemabangan serta Pembinaan Bahasa,Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan menerbitkan Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.Pedoman ini disusun buat menyempurnakan Pedoman umu ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan(PUEYD).pedoman ini diperlukan dapat mengakomodasi perkembangan bahasa indonesia yg semakin pesat.

Semoga penerbitan Pedoman umu ejaan bahasa indonesia secara pribadi juga nir eksklusif akan meningkatkan kecepatan proses tertib berbahasa indonesia sebagai akibatnya memantapkan fungsi bahasa indonesia menjadi bahasa negara serta bahasa persatuan.

Bagi bapak/mak pengajar dan rekan tenaga kependidikan yang ingin mengunduh Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Terbaru Edisi ke IV menurut Kemendikbud,kami persilahakn buat mengunduhnya di bawah ini.

atau
Demikian materi seputar Buku Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia terbaru edisi ke IV berdasarkan Kemendikbud.semoga menggunakan kita mengunduh dan memeriksa kitab panduan tadi akan semakin paham tentang penggunaan bahasa indonesia baik secara lisan juga tertulis.

LAFAL ATAU LAFADZ ATAU LAFAZ SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA

Lafal atau Lafadz atau Lafaz

Penyerapan bahasa asing ke pada Bahasa Indonesia acap kalimemunculkan perkara. Masalah yg ada diantaranya berkaitan denganpengucapan atau adaptasi (pengindonesiaan) pula berkaitan dengan perbedaanmakna. 

Masalah yangberkaitan menggunakan pengucapan atau penulisan terutama asal dari bahasa yangmenggunakan alfabet berbeda. Misalnya, Bahasa Indonesia memakai huruf latin,ad interim Bahasa Arab menggunakan aksara Arab. Penyerapan dari Bahasa Arabmenjadi Bahasa Indonesia harus jua menyesuaikan penggunaan hurufnya. 


Masalah penyerapanini semakin kompleks bila penyerapan suatu istilah melalui 2 proses. Misalnya,proses pertama, kata dari Bahasa Arab telah terlebih dahulu diserap ke dalamBahasa Jawa. Setelah itu, seiring berjalannya waktu, kata tadi yang awalnyadari Bahasa Arab, lalu diserap ke dalam Bahasa Indonesia melalui BahasaJawa.

Contoh kataperlu, merupakan istilah yg padamulanya dari berdasarkan Bahasa Arab (فرض), apabila ditransliterasikan susunan kataasli dalam bahasa Arab adalahfardlu.Jika diterjemahkan, arti fardluadalah wajib , wajib , butuh.

Kata fardlu diserap ke dalamBahasa Jawa, menggunakan pengucapan sinkron dengan lidah Jawa menjadi parlu lambatlaun sebagai perlu. Dalam bahasa Jawa, perlu memiliki arti butuh.

Contoh pada kalimat:
Aku nduwe perlu karo awakmu. (=aku ada keperluan dengankamu)
Aku perlu duwit (=aku butuh uang).

Kata perlu dalam bahasa Jawa itukemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia tanpa proses adaptasi.

Penyerapan kata perlu menjadiBahasa Indonesia nir mengalami bentrokan dengan istilah aslinya. Hal ini disebabkankarena hubungan yg sudah jauh menggunakan kata asalnya. Seakan-akan kata perlu tidakberasal berdasarkan Bahasa Arab.

Sementara, buat beberapa katapermasalahan muncul karena terjadi bentrokanpenulisan antara yg telah Indonesia menggunakan penyesuaian serta BahasaIndonesia yg masih terasa Arab.

Misalnya, kata lohor dan lafal.Kata lohor merupakan serapan berdasarkan Bahasa Arab dzuhur (ظهر) yang berarti tengah hari(berkaitan dengan ketika salat pada siang hari). Bahasa Indonesia juga mengenalkata zuhur yang diserap langsung menurut bahasa Arab.

Kata lafal mengalami hal yangsama. Kata itu diserap pada dari bahasa Arab lafdzun (لفظ ). Sebagian orang terlanjur terbiasamengucapkan lafadz  lantaran sudahterbiasa mengaji Bahasa Arab.

Penutur Bahasa Indonesia, yang sudahterbiasa mengucapkan kata lafadz karena mengaji rapikan Bahasa Arab dipondok pesantren misalnya, akan kesulitan menulis lafal. Mereka akanmemilih menuliskan lafadz atau lafad lantaran mempunyai pendapatbahwa tulisan itulah yg benar.

Padahal, kata لفظdalamBahasa Arab diserap menjadi lafal dalam Bahasa Indonesia. Kata ini telah diakuidan sebenarnya jua sudah terasa Indonesia karena telah diperlakukanseperti kata lain pada Bahasa Indonesia, nir diperlakukan spesifik.

Bukti bahwa istilah lafal sudahsangat terasa keindonesiannya  antaralain sudah mampu mendapat imbuh dan nir lagi ditulis miring sebagai wujud carapenulisan istilah dan istilah asing. Kata lafal bisa dilekati berberapaimbuhan atau afiks, antara lainmenjadi pelafalan, dilafalkan,melafalkan.


Jadi, goresan pena yg sahih dalam BahasaIndonesia adalah lafal bukan lafadz, lafaz, atau lafad. Bagi sebagianorang permanen menulis lafaz dirasa lebih keren dan lebih benar.tidak apa. Tetapi, ini Bahasa Indonesia, lebih baik sebagai diri sendiri.diserap diadaptasi dengan Bahasa Indonesia. Tidak harus menjadi Arab.

PENGERTIAN TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian, Tujuan serta Fungsi Bimbingan serta Konseling
Penggunaan bahasa yg melibatkan kesesuaian pembicaraan pendengaran dalam suatu dialog bukan hanya gambaran bagaimana membicarakan makna serta gagasan melainkan bukti hubungan sosial. Penggunaan bahasa tadi dianggap menjadi fungsi bahasa buat membuka saluran komunikasi serta membangun interaksi diantara rakyat sekolah khususnya guru pembimbing dengan siswa.

Dalam suatu dialog antara pengajar pembimbing (konselor) menggunakan siswa (klien) dalam proses bimbingan serta konseling tidak akan mengajukan bahasa-bahasa yg tidak kontroversial tetapi dipilih secara hati-hati sesuai syarat siswa sebagai akibatnya cenderung menghasilkan persetujuan bersama pada hal mengatasi atau merampungkan suatu masalah.

Betapa pentingnya peranan bahasa pada berkomunikasi, sebagai akibatnya keterampilan berbicara bagi kehidupan manusia sangat diperlukan. Billow (Pateda, 2004:62) menyatakan “ bahasa terutama merupakan berbicara”. Berbicara berarti menggunakan bahsa lisan secara aktif. Penggunaan bahsa lisan secara aktif ini dalam kaitannya menggunakan proses bimbimgan dan konseling mampu saja berwujud perintah, pertanyaan, dorongan, asa, saran, permintaan, pengakuan, penerangan atau menaruh penerangan

Sehubungan menggunakan hal tadi secara rinci pada proses bimbingan mengandung ciri-ciri menjadi berikut : 1) adanya tujuan yg ingin dicapai, 2) terdapat bahan/pesan yg sebagai isi hubungan, 3) terdapat peserta didik yg aktif mengalami, 4) ada guru yang melaksanakan, 5) ada metode buat mencapai tujuan, 6) ada situasi yang memungkinkan proses bimbingan dan konseling berjalan dengan baik, 7) terdapat evaluasi terhadap hasil hubungan.

Ini menerangkan bahwa peranan bahasa khususnya bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling adalah suatu komunikasi atau hubungan yg melibatkan pengajar pembimbing (konselor) dan siswa (klien) menggunakan maksud buat mencapai tujuan bimbingan yaitu: 1) peserta didik bisa mengenal dirinya sendiri dan lingkungan dimana dia berada serta kekurangan/kelemahan pada dirinya, dua) dapat mendapat diri sndiri serta lingkungan secara positif dan bergerak maju atau apa adanya, 3) dapat mengambil keputusan sendiri mengenai banyak sekali hal, 4) bisa mengarahkan diri sendiri yang didasarkan dalam keputusan yang diambil sesuai apa yang terdapat padanya, lima) perwujudan diri sendiri/ siswa dapat merealisasikan dirinya sendiri. Jadi komunikasi antara siswa serta guru atau guru pembimbing menggunakan peserta didik memegang peranan penting dalam keberhasilan proses bimbingan serta konseling. Guru memiliki peran buat mengarahkan, membimbing, menaruh dorongan dan motivasi kepada pserta didik dengan bahasa instruksi yg sesuai kebutuhan serta syarat peserta didik itu sendiri.

Sesuai dengan uraian diatas, tampak jelas bahwa bimbingan dan konseling menjadi keliru satu organisasi dan kegiatan acara pendidikan pada sekolah menengah pertam perlu di kelolah serta dikembangkan agar dapat menghasilkan produk atau hasil belajar secara optimal. General A. Glad Stein (pada Sarono, 2005:6) Mengemukakan bahwa layanan bimbingan dan konseling yang bemutu itu sanggup membantu murid, nir hanya mengatasi kasus-perkara pendidikan serta pekerjaan tetapi jua bisa mengatasi kasus-masalah eksklusif anak didik.

Sesuai harapa guru mata pelajaran Robert F. Gibshon (dalam Sarono, 2005:6) berpendapat bahwa layanan bimbingan serta konseling yang bermutu itu mampu membantu guru mengurangi perilaku siswa yg sebagai penyebab keributan atau gangguan di kelas, dan membantu proses pengajaran gampang dan efektif.

Berkaitan menggunakan harapan ketua sekolah Darrel H. Hart serta Donald J. Prince (pada Sarono, 2005:6) menyatakan pendapat bahwa layanan bimbingna serta konseling yang bermutu itu wajib bisa membantu memecahkan masalah, memperlancar keberhasilan belajar anak didik , serta membantu memecahkan perkara pendidikan dan karir anak didik.

Untuk mengatasi perkara-masalah yang dihadapi siswa merupakan bekerja sama menggunakan pengajar pembimbing (konselor sekolah) dengan cara menaruh layanan konseling individual.” Konseling individual “mengandung makna bagaimana seorang berbicara menggunakan orang lain menggunakan tujuan buat membantu supaya terjadi perubahan konduite kearah positif berdasarkan orang yg dibatu.

Dalam konseling individual, ke 2 belah pihak harus bekerja sama supaya klien dapat tahu diri serta permasalahannya serta mampu berbagi potensi positif pada dirinya, dan bisa memecahkan masalahnya sendiri yg tentunya atas bantuan serta kepakaran konselor, karena itu seseorang konselor yg beranjak pada aneka macam interaksi antar insan harus di lengkapi menggunakan ilmu konseling, ilmu penunjang lain seperti psikologi, antropologi, sosiologi dan ilmu-ilmu lain yang bersinggungan menggunakan perilaku manusia. Selanjutnya konselor wajib mempunyai keterampilan konseling yaitu menguasai tekhnik-tekhnik konseling pada setiap tahapan proses konseling. Tahap awal, termin pertengahan, serta termin akhir supaya konselor mengetahui hingga pada mana kemajuan konseling yg dilakukan buat mencapai tujuan yg diperlukan.

Unruk mengoptimalakan proses bimbingan serta konseling kemampuan konselor pada penerapan bahasa instruksi baik berdasarkan segi bentuk maupun isi sangat pada perlukan sehingga sahih-benar terjalin kolaborasi yg baik pada proses bimbingan serta konseling demi tercapainya tujuan bimbingan yang dibutuhkan.

1. Bahasa Instruksi pada Proses Bimbingan serta Konseling
Dalam kamus akbar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “Bahasa merupakan (i) system lambang suara yg arbitrer yg dipergunakan sang para anggota suatu warga buat bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri, (ii) dialog (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun”. Ali Syahbana (dalam Pateda,2003:tiga) menyatakan bahwa bahasa merupakan ucapan pikiran serta perasaan manusia dengan teratur dengan memakai alat suara. Sedangkn instruksi dalam kamus Bahasa Indonesia menyetakan sebagai pelajaran atau petunjuk.

Jadi bahasa instruksi dimaksudkan sebagai suatu ungkapan dalam bentuk kalimat atau istilah berdasarkan seorang kepada orang lain sebagai akibatnya terjalin hubungan kerja sama saling berinteraksi anatara satu menggunakan lainnya buat mencapai satu tujuan tertentu menjadi akhir menurut suatu pembicaraan. Sama halnya dalam proses bimbingan dan konseling sebagaimana di kemukakan sang Muhammad (2004:4) bahwa “ Bimbingan dan konseling merupakan adalah proses bantuan psikologis serta humanisme secara ilmiah serta profesional yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada yg dibimbing (klien), agar dapat berkembang secara optimal , yaitu mampu tahu diri, mengarahkan diri, serta mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan , sifat-sifat, potensi yg dimiliki serta latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya “.

Tanpa adanya bahasa instruksi ( bahasa perintah / bahasa petunjuk) pada proses 

Bimbingan serta konseling tentunya maksud serta tujuan yang pada kehendaki sebagai akhir dari pada konseling individual tidak akan tercapai. Untuk itu sangat dibutuhkan tehnik dan keterampilan berkomunikasi yg baik dan sopan sebagai akibatnya dapat membuka hati, pikiran serta perasaan secara suka rela dan iklas mengikuti alur pembicaraan yang dalam akhirnya klien sahih-sahih merasa terbimbing oleh konselor itu sendiri.

2. Bentuk Bahasa Instruksi
Jika mendengar orang berbicara, kita mendengar suara bahasa, bunyi bahasa yg digunakannya pada sebut bahasa mulut. Terdapat empat kegiatan berbahasa yakni : 1) berbicara, 2) mendengar, 3)membaca, 4) menulis (Pateda, 2005:20). Khusus dalam proses bimbingan serta konseling bentuk bahasa yang di pakai adalah bahsa ekspresi yaitu bahasa yg disampaikan secara eksklusif antara pembicara serta pendengar. Jadi terdapat yg berbicara serta terdapat yg mendengar, antara konselor serta klien terjalin hubungan timbal kembali. 

Bentuk bahasa instruksi dalam proses bimbingan serta konseling dapat dilakukan dengan cara : 1) menangkap pesan utama , 2) bertanya buat membuka percakapan,tiga) bertanya tertutup, 4) dorongan minimal, lima) interpretasi, 7) mengarahkan, 8) memimpin, 9) fokus, 10) komprontasi, 11) menjernihkan, 12) memudahkan, 13) membisu, 14) mengambil inisiatif, 15) memberi nasehat, 16) memberi berita, 17) merencanakan, 18) dan menyimpulkan ( S.willis, 2004:187 ) 

3. Isi Bahasa instruksi
Bahasa selalu di gunakan setiap hari. Apa yang pada gunakan yg berwujud bahasa mengandung isi, mengandung jujur, serta berisi hal-hal menyangkut nama, kegiatan, proses, konsep-konsep, keyakinan, serta pikiran (Pateda, 2005:18)

Miller (dalam Pateda,2005:20) berkata bahwa buat memakai bahasa secara efektif, harus memperhatikan isi bahasa ini dia.
1. Informasi fonologis, maksudnya, kita mendengar suara-suara bahasa yang bermakna.
2. Informasi leksikal. Kita mendengar istilah atau urutan kata yg berisi pesan atau mengandung makna.
3. Informasi sintaksis. Bunyi-bunyi bahasa berhubung-interaksi menciptakan istilah berhubung-hubungan dengan kata lain yang membentuk kalimat. Kalimat yang kita gunakan mengandung makna atau memiliki pesan atau amanah.
4. Konsep yang ingin diutarakan dan kenyataannya.
5. Sistem keyakinan, baik yang berkaitan menggunakan agama yg kita yakini maupun evaluasi kita terhadap apa yg kita dengar atau kita baca.

Apa yang dikemukakan sang ke 2 ahli tadi membuktikan bahwa isi bahasa instruksi dalam proses bimbingan dan konseling merupakan nir terikat dalam suatu bentuk, tetapi bebas memilih bentuk bahasa yg dipergunakan, buat mengungkapkan apa yang difikirkan, dikehendaki atau dirasakan sebagai akibatnya proses konseling berjalan sebagaimana mestinya serta dalam akhirnya klien benar-sahih merasa terbimbing, mampu menentukan sikap buat penyelesaian suatu konflik ,tantangan serta kendala yang dihadapinya.

4. Bimbingan serta konseling
a. Pengertian bimbingan 
Bimbingan serta konseling merupakan terjemahan menurut “Guidance” dan “Conseling” dalam bahasa inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer).

Sunaryo (Syamsu Yusuf,A Juntika, 2005:6) mengemukakan bahwa bimbingan sebagai “ Proses membantu individu buat mencapai perkembangan optimal”.sedangkan Rochman Natawijaya mengartikan bimbingan menjadi proses hadiah donasi kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan , supaya individu tadi dapat memahami dirinya dan bisa bertindak secara wajar, sinkron dengan tuntutan serta keadaan lingkungan sekolah, famili, rakyat serta khidupan pada umumnya.

b. Pengertian Konseling
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa “ Konseling merupakan interaksi tatap muka yg bersifat rahasia, penuh dengan perilaku penerimaan dan pemebrian kesempatan dari konselor pada klien, konselor mempergunakan pengetahuan serta keterampilannya buat membantu kliennya mengatasi kasus-masalahnya” (Syamsu Yusuf, A. Juntika,2005:8) 

Prayitno, Erman Amti(1999: 104) mengemukakan bahwa “ Konseling adalah proses anugerah bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling sang seseorang ahli (diklaim konselor) kepada individu yg sedang mengalami sesuatu perkara (dianggap klien) yang bermuara dalam teratasinya kasus yg dihadapi oleh klien”.

Dalam wawancara konseling itu klien mengemukakan maalah –masalah yang dihadapi kepada konselor, serta konselor menciptakan suasana interaksi yang akrab menggunakan menerapkan prinsip-prinsip serta tekhnik wawancara konseling sedemikian rupa, sehingga masalahnya itu terjelajahi sgenap seginya serta langsung klien terangsang buat mengatasi maslah yang sedang di hadapi menggunakan memakai kekuatanya sendiri. Proses konseling pada dasarnya adalah bisnis menghidupkan serta mendayagunakan secara penuh fungsi-fungsi yang minimal secara potensial organismik ada dalam diri klien itu. Apabila fungsi ini berjalan dengan baik dapoat dibutuhkan dinamika hidup klien akan balik berjalan menggunakan lumrah mengarah kepada tujuan yang positif.

c. Proses Konseling
Jika menyimak pengertian bimbingan dan konseling sebagaimana pada kemukakan di atas, maka implisit pada dlamnya tujuan konseling yaitu membantu individu/ klien supaya sebagai orang yang lebih fungsionbal, mencapai integritas diri, identitas diri, dan ekspresi. Versi lain menurut tujuqan konseling merupakan supaya potensi optimal, sanggup memecahkan masalah, serta mampu beradaptasi terhadap lingkungan.

Untuk mencapai tujuan konseling dengan efektif seseorang konselor wajib sanggup: 1) menangkap informasi sentral atau pesan utama klien, dua) utamakan tujuan klien-tujuan konseling. Secara umum dikatakan bahwa tujuan konseling haruslah mencapai : a) Effectif daily living, ialah selesainya selesai proses konseling klien harus bisa menjalani kehidupan sehari-harinya secara effektif dan berdayaguna buat diri, keluarga, masyarakat , bangsa serta Tuhannya. B) Relationship with Other, merupakan klien bisa menjalin interaksi yang harmonis dengan orang lain pada keluarga, sekolah, masyarakat serta sebagainya.

Brammer pada Sofyan S.willis (2004:50) Proses konseing merupakan peristiwa yg tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tadi (konselor serta klien) agar proses konseling berjalan menggunakan lancar diperlukan keterampilan khusus secara bertahap yg dibagi pada tiga tahapan: (1) termin awal konseling, (2) tahap pertengahan /tahap kerja, serta (tiga) Tahap akhir konseling / termin tindakan

Tahap awal semenjak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai sanpai konselor serta klien menemukan defenisi masalah klien atas dasar gosip, kepedulian,atau kasus klien. Berangkat berdasarkan defenisi kasus klien yg pada sepakati pada termin awal, aktivitas selanjutnya merupakan mempokuskan pada ;(1) penjelejahan perkara klien, (dua) donasi apa yang akan di berikan menurut evaluasi kembali apa-apa yg telah dijelajah mengenai kasus klien.selanjutnya tahap akhir konseling/ termin tindakan bertujuan buat : (1) menetapkan perubahan sikap serta konduite yg memadai, (dua) terjadi transfer of learning pada diri klien, (3) melaksanakan perubahan prilaku, (4) mengakhiri interaksi konseling.

d. Teknik-teknik Konseling
Teknik konseling mengandung pengertian yakni cara yang digunakan oleh sorang konselor pada interaksi konseling buat membantu klien supaya berkembang potensinya dan bisa mengatasi masalah yg di hadapi dengan mempertimbangkan syarat-kondisi lingkungan yakni nilai-nilai sosial, budaya dan agama.

Tanggung jawab konselor dalam proses konseling merupakan mendorong untuk mengembangkan potensi klien, agar beliau bisa bekerja efektif, produktif, dan menjadi manusia berdikari. Relasi konselor kliein pada hubungan konseling ditandai menggunakan nuansa efektif. Artinya konselor berupaya membangun agar interaksi akrab, saling percaya sebagai akibatnya terjadi self-discbsure (keterbukaan diri) klien dan keterlibatan secara emosional dalam proses konseling.

Berikut ini dijelaskan ragam teknik konseling sebagai berikut: (1) konduite attending yaitu sebagai perilku menghampiri klien yg meliputi kontak mata, bahasa badan serta bahasa mulut., (dua) ikut merasakan artinya kemampuan konselor buat merasakan apa yang di rasakan klien, merasa dan berfikir beserta klien dan bukan buat atau mengenai klien, (tiga) Refleksi merupakan keterampilan konselor untuk memantulakn kembali kepada klien mengenai perasaan, pikiran serta pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap prilaku verbal serta non ekspresi, (4) eksplorasi merupakan suatu keterasmpilan konselor buat menggali perasaan , pengalaman, serta pikiran klien. Hal ini krusial lantaran kebanyakan klien menyimpan rahasia bathin, menutup diri,atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang., (lima) menangkap pesan primer (paraphrasing) yang baik merupakan dengan teliti mendengarkan pesan primer klien, nyatakan pulang dengan ringkas, amati respon klien terhadap konselor, (6) bertanya buat membuka dialog (open quetion) yg baik dimulai dengan istilah-kata ; apakah, bagaimana,bolehkah, dapatkah dll., (7) bertanya tertutup (closed question) tujuannya adalah buat mengumpulkan informasi, menjernihkan dan memperjelas sesuatu , serta menghentikan omongan klien yang melantur menyimpang jauh., (8) dorongan minimal (minimal encouragement) adalah suatu dorongan pribadi yg singkat terhadap apa yang sudah dikatakan klien, serta menaruh dorongan singkat sperti oh....,ya...., terus...., kemudian,...serta..., (9) interpretasiadalah bertujuan buat menaruh rujukan, pandangan atau konduite klien, agar klien mengerti serta berubah melalui pemahaman berdasarkan hasil acum baru tersebut, (10) mengarahkanadalah suatu keterampilan yang berkata kepada klien supaya dia berbuat sesuatu, atau menggunakan kata lain mengarahkannya agar melakukan sesuatu, (11) menyimpulkan ad interim (summarizing) tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada klien buat merogoh kilas pulang (feed back) berdasarkan hal-hal yang telah dibicarakan, menyimpulkan kemajuan output pembicaraan secara sedikit demi sedikit, buat menaikkan kualitas diskusi, mempertajam atau memperjelas fokus pada wawancara konseling, (12) memimpin (leading) bertujuan agar klien tidak menyimpang menurut penekanan pembicaraan, agar arah pembicaraan lurus kepada tujuan konseling, (13) fokus merupakan membantu klien buat memusatkan perhatian pada utama pembicaraan, (14) komprontasi merupakan suatu tehnik konseling yg menantang klien buat buat melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antara perkataan dengan bahasa badan (perbuatan), ilham awal menggunakan ide berikutnya, senyum menggunakan kepedihan serta sebagainya,(15) menjernihkan (clarifying)adalah menjernihkan ucapan-ucapan klien yg samar-samar, kurang jelas, dan relatif meragukan, (16) memudahkan (facilitating) adalah suatu keterampilan membuka komunikasi supaya klien dengan gampang berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, serta pengalamannya secara bebas, sehingga komunikasi serta partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan efektif., (17) membisu tujuannya merupakan menanti klien berfikir, menjadi protes apabila klien ngomong berbelit-belit, serta menunjang perilaku attending serta ikut merasakan sebagai akibatnya klien bebas berbicara, (18) merogoh inisiatif tujuannya merupakan mengambil inisiatif apabila klien kurang semangat, bila klien lambat berfikir buat mengambil keputusan, bila klien kehilangan arah pembicaraan, (19) memberi nasehatini sanggup dilakukan jika klien memintanya dan konselor perlu mempertimbangkannya karena pada hadiah nasehat tetap dijaga agar tujuan konseling yakni kemandirian klien harus permanen tercapai, (20) pemberian warta dalam hal ini perlu keterbukaan serta kejujuran , bila konselor mengetahui berita ataukah idak sebaiknya nir melayani klientetapi diarahkan ketempat yg lebih sinkron / kesumber fakta tadi supaya lebih jelas, (21) merencanakanyaitu membantu klien dalam akhir sesi untuk bisa membuat planning berupa suatu acara buat action, perbuatan nyata yg produktif bagi kemajuan dirinya., (22) menyimpulkan . Pada akhir sesi konseling membantu klien buat menyimpulkan hasil pembicaraan menyangkut bagaimana keadaan/perasaan klien terutama tentang kecemasan , memantapkan rencana klien, dan pokok-poko yang akan dibicarakan dalam sesi berikutnya.

Tempat serta Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama (Sekolah Menengah pertama) Negeri Luwuk Kabupaten Banggai dan dilaksanakan selama 3 bulan pada tahun 2006-2007.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif, menggunakan membuahkan peneliti menjadi instrumen penelitian. Cara ini pada pakai dalam upaya mengungkap tanda-tanda secara menyeluruh namun kontekstual menggunakan fokus penelitian.

Hasil Penelitian

1. Bahasa instruksi pada proses wawancara bimbingan dan konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Konselor serta klien duduk berhadapan
14
93,3
1
6.6
2
Klien tampak bersemangat
10
66,6
5
40
3
Konselor mengajukan Bahasa Instruksi
13
86.6
2
13.3
4
Bahasa Instruksi kelihatan dipahami sang klien
14
93,3
1
6,6
5
Klien ragu – ragu mereaksi terhadap penggunaan
Bahasa konselor
2
13,3
13
86,6
6
Klien mengajukan pertanyaan kepada konselor
8
56,6
7
46,6
7
Klien berdebat dengan konselor
2
13,3
13
86,6
8
Klien melaksanakan apa yang pada instruksikan
14
93,3
1
6,6
9
Konselor mengamati pelaksanaan pekerjaan
14
93,3
1
6,6
10
Konselor memperbaiki kesalahan
12
80
2
13,3
11
Konselor dengan klien mendiskusikan masalah
15
100
-
0

Proses wawancara konseling yg dilaksanakan antara klien serta konselor memperlihatkan bahwa Penggunaan Bahasa Instruksi memberikan hasil yang signifikan terhadap keberhasilan proses anugerah donasi. Interaksi juga terjadi secara aktif antara klien dan konselor . Kalaupun terjadi keraguan klien mereaksi Bahasa Instruksi konselor hal itu semata – mata disebabkan sang keragaman daya pikir dan daya akal klien yg dihadapi.

2. Tabel Analisis Bahasa Instruksi dalam proses Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi digunakan sewaktu – waktu
10
6,6
5
33,3
2
Bahasa Instruksi umumnya dipakai buat meminta mengerjakan sesuatu
14
93,3
1
6,6
3
Bahasa Instruksi memakai Bahasa Indonesia ragam baku
2
13,3
13
86,6
4
Bahasa Instruksi tersusun sederhana
14
93,3
1
6,6
5
Pelaksanaan Bahasa Instruksi pada suasana kekeluargaan
13
86,6
2
13,3
6
Bahasa Instruksi dipakai kalau memang ada yang diinstruksikan
6
40
9
60
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Intensitas Penggunaan Bahasa Instruksi diadaptasi dengan syarat serta pertarungan yang dialami oleh klien . Tetapi masih ada sebagian konselor yang beranggapan bahwa Bahasa Instruksi selalu identik menggunakan perintah atau permintaan melakukan sesuatu, padahal sejatinya Bahasa Instruksi mampu berupa pernyataan, penolakan , permintaan, persetujuan dan lain – lain. Kesederhanaan Bahasa Instruksi pula turut mensugesti efektifitas aplikasi Bimbingan serta Konseling , karena pemahaman klien terhadap Bahasa Instruksi yang diberikan oleh konselor sangat menghipnotis reksi klien terhadap Bahasa Instruksi tersebut.

3. Tabel : Hasil Pengamatan Bentuk Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bentuk Bahasa Instruksi sederhana
13
86,6
2
13,3
2
Bentuk Bahasa Instruksi paling banyak 5 kata
4
26,6
11
73,3
3
Bentuk Bahasa Instruksi berbentuk perintah
14
93,3
1
6,6
4
Kata-istilah buat Bahasa Instruksi umumnya berakhiran – lah
10
66,6
5
33,3
5
Bentuk Bahasa Instruksi diusahakan nir disalahtafsirkan
15
100
-
0

Bentuk Bahasa Instruksi sangat memperungaruhi keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling, kesederhanaan serta ketetpatan penggunaannya bekerjasama erat dengan keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling , lantaran kesalahan dalam menafsirkan Bahasa Instruksi menyebabkan tujuan proses Bimbingan serta Konseling tidak misalnya apa yg diharapkan.

4. Tabel Pengamatan Isi Bahasa Instruksi pada Wawancara Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Berisi tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan
3
20
12
80
2
Berisi tentang sesuatu yang akan ditiru
4
26,6
11
73,3
3
Berisi mengenai sesuatu yang kan diikuti
5
33,3
10
66,6
4
Berisi tentang sesuatu yg nir akan diikuti
2
13,3
13
86,6
5
Berisi mengenai sesuatu pilihan
2
13,3
13
86,6
6
Berisi mengenai sesuatu dorongan moral
10
66,6
5
40
7
Berisi mengenai yg herbi ajaran agama
3
20
13
86,6
8
Berisi tentang sesuatu yang herbi budi pekerti
13
86,6
2
13,3
9
Berisi mengenai sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan hayati
0
0
15
100
10
Berisi tentang tentang sesuatu yang herbi kesehatan
2
13,3
13
86,6
11
Berisi mengenai sesuatu yang berhubungan dengan kemudian lintas
1
6,6
14
93,3
12
Berisi tentang sesuatu yang herbi kesetiakawanan
2
13,3
13
86,6
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Isi Bahasa Instruksi tidak melulu berisi perintah atau permintaan atau merlakukan sesuatu, dari penelitian yang dilakukan menujjukkan output bahwa Bahasa Instruksi terdiri dari beberapa hal menggunakan prosentase terbanyak berisi tentang hal yg berhubungan dengan budi pekerti serta hal yg berhubungan dengan moral. Ini memberitahuakn bahwa kompetensi konselor yg sebagai subjek penelitian mampu dikatakan sinkron menggunakan apa yg diharapkan.

5. Tabel Penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih lantaran bahasa yg dipakai jelas
14
93,3
1
6,6
2
Bahasa Instruksi ditafsirkan dengan sahih lantaran kalimat yang digunakan pendek
4
26,6
11
73,3
3
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar karena sinkron kebutuhan klien
14
93,3
1
6,6
4
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar karena klien pernah mengalaminya
13
86,6
2
13,3
5
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena terdapat seorang yang dicontohi
1
6,6
14
93,3
6
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melafalkannya menggunakan benar
14
93,3
1
6,6
7
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melaksanakan secara santai
7
46,6
8
53,3

Kejelasan bahasa, penggunaan kalimat dan cara pengucapan serta pelafalan memegang peranan penting pada hal penggunaan Bahasa Instruksi , karena hal ini bisa menaikkan daya penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi konselor . Penelitian menerangkan , sebagian akbar konselor sudah menampakkan hasil seperti apa yg diperlukan.

6. Tabel Reaksi klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Klien mereaksi secara tepat
12
80
3
20
2
Klien tidak mereaksi lantaran Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
3
Klien tidak mereaksi lantaran Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
4
Klien nir mereaksi karena instruksi nir sesuai pengalaman
13
86,6
2
13,3
5
Klien tidak mereaksi lantaran hal yg diinstruksikan nir sinkron kebutuhan
1
6,6
14
93,3
6
Klien nir mereaksi lantaran isi instruksi dapat ditafsirkan tidak sinkron-beda
1
6,6
14
93,3
7
Klien nir mereaksi lantaran ia nir perduli
0
0
15
100

Kesesuaian pengalaman klien terhadap Bahasa Instruksi yang disampaikan adalah satu gejala menarik yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian, adalah berdasarkan semua objek penelitian, 86 % memberitahuakn reaksi negatif saat diajukan Bahasa Instruksi yang tidak sinkron menggunakan pengalaman yang pernah dilaluinya.