BISAKAH JUMLAH JAM PERTEMUAN JP PELAJARAN DALAM K13 DIUBAH
Bisakah jumlah jam pelajaran dalam kurikulum 2013 diubah?
Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang banyak masuk melelui kolom komentar di postingan mengenai jumlah jam pelajaran kurikulum 2013. Jawaban untuk pertanyaan itu yang sebagai dasar hukumnya merupakan permendikbud angka 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar serta Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah.
Dalam lampiran Permendikbud tadi, disebutkan dengan kentara bahwa masing-masing mata pelajaran memiliki jumlah jam pelajaran (JP) masing-masing dengan jumlah pertemuan yang bervariasi.
Misalnya, jumlah jam pelajaran yang 3 merupakan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta Pendidian Agama serta Budi Pekerti. Sementara buat jam pelajaran tertinggi merupakan mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu sampai 6 JP dalam seminggu.
Sementara itu, pelajaran Matematika dan IPA mendapat jatah 5 JP dalam seminggu. Untuk Bahasa Inggris dan IPS, JP pada seminggu merupakan 4 JP.
Untuk kelompok B, yg terdiri dari Seni Budaya, Penjas Orkes (Pendidikan Jasmani Olahraga serta Kesehatan), serta Prakarya berturut-turu JP-nya adalah tiga, 3, serta dua.
Jadi, total keseluruhan minimal JP buat Sekolah Menengah pertama kurikulum 2013 adalah 38 JP pada satu minggu.
Kemudian, muncul pertanyaan lagi:
Bagaimana jika jumlah JP itu ditukar?
Bisa atau tidak jam pelajaran Bahasa Indonesia yang 6 JP ditukar dengan Matematika yg 5 JP? Jelas jawabannya TIDAK BISA.
Mungkin, guru atau pihak yg ingin menukar jumlah JP antara Bahasa Indonesia dan Matematika beranggapan bahwa matematika lebih sulit dari Bahasa Indonesia. Penentuan jumlah JP bukan kasus sulit atau mudahnya materi, tapi beban materi yang terkandung pada Standar Isi masing-masing mata pelajaran yang telah dipengaruhi pada Peraturan Menteri Pendidikan.
Jumlah JP antara satu pelajaran menggunakan pelajaran lain nir sanggup ditukar. Tetapi, ada beberapa perkara. Berdasarkan pengalaman berdiskusi dengan beberapa guru yang ada pada sekolah lain. Ada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kurikulum 2013 yg hanya diberi 4 JP pada kelas. Ini berkaitan menggunakan kebijakan masing-masing sekolah. Mungkin lantaran harus ada muatan lokal yg ditambahkan, mengingat sekolah tadi bernuansa pondok pesantren.
Akan namun, jika berprinsip dalam materi, seharusnya jumlah JP tidak boleh dikurangi. Lantaran, JP yg sudah ada saja masih kesulitan menerima jatah jam mengingat aktivitas sekolah yg tidak sedikit yang bisa mengganggu jam efektif pelajaran. Apalagi apabila JP yg terdapat justru dikurangi. Pasti kesulitan.
Alasan lain mengapa jumlah JP pada kurikulum 2013 nir mampu ditukar antara pelajaran satu menggunakan pelajaran yang lain merupakan karena sistem pada dapodik (data utama pendidikan) sudah diadaptasi dengan peraturan menteri yang sedang berlaku.
Jika semuanya sudah disingkronisasi, disingkronkan, maka akan sangat berpengaruh. Misalnya dicermati dari jadwal pelajaran. Seharusnya bahasa Indonesia dalam satu kelas pada satu minggu ada 6 JP pelajaran, kok cuma terdapat 4 atau 5 JP saja. Ini niscaya sebagai kasus.
Pertanyaan yang jua melingkupi pembagian JP buat kurikulum 2013 merupakan:
Bagaimana Pembagian Pertemuannya?
Misalnya buat pelajaran bahasa Indonesia, yg terdiri dari 6 JP, idealnya pertemuannya dilakukan dua kali tatap muka. Jadi, masing-masing tatap muka sebesar tiga JP. Untuk yang JP-nya terdiri dari lima JP, idealnya dibagi sebagai dua tatap muka, sehingga masing-masing terdapat yang 3 JP dan terdapat yang dua JP. Untuk yg 4 JP idealnya pula dibagi dua, masing-masing dua JP. Untuk yang sudah hanya tiga JP, idealnya terdapat satu kali pertemuan pada satu minggu.
Sekali lagi, itu apabila memungkinkan. Jika nir memungkin, bisa diubah diubahsuaikan dengan kondisi sekolah dan ketersediaan guru.
Ada jua yang bisa disiasati. Misalnya untuk pelajaran Penjasorkes yang terdiri berdasarkan 3 JP dalam seminggu. Apabila ada dua kelas yang melaksanakan pelajaran tersebut, mampu jadi buat kelas yg kedua mampu terlalu siang. Maka bisa disiasati. Dua JP serta 1 JP. Untuk yang dua JP dilakukan pagi hari, praktik ke lapangan. Untuk yang 1 JP penjaskes buat teori, bisa diletakkan pada jam ke-7 atau ke-8 (terakhir).
Sekian Penjelasan mengenai pembagian JP buat kurikulum 2013 dan beberapa pertanyaan yg mungkin muncul berkaitan itu.
Selamat mengajar!
Sementara itu, pelajaran Matematika dan IPA mendapat jatah 5 JP dalam seminggu. Untuk Bahasa Inggris dan IPS, JP pada seminggu merupakan 4 JP.
Untuk kelompok B, yg terdiri dari Seni Budaya, Penjas Orkes (Pendidikan Jasmani Olahraga serta Kesehatan), serta Prakarya berturut-turu JP-nya adalah tiga, 3, serta dua.
Jadi, total keseluruhan minimal JP buat Sekolah Menengah pertama kurikulum 2013 adalah 38 JP pada satu minggu.
Kemudian, muncul pertanyaan lagi:
Bagaimana jika jumlah JP itu ditukar?
Bisa atau tidak jam pelajaran Bahasa Indonesia yang 6 JP ditukar dengan Matematika yg 5 JP? Jelas jawabannya TIDAK BISA.
Mungkin, guru atau pihak yg ingin menukar jumlah JP antara Bahasa Indonesia dan Matematika beranggapan bahwa matematika lebih sulit dari Bahasa Indonesia. Penentuan jumlah JP bukan kasus sulit atau mudahnya materi, tapi beban materi yang terkandung pada Standar Isi masing-masing mata pelajaran yang telah dipengaruhi pada Peraturan Menteri Pendidikan.
Jumlah JP antara satu pelajaran menggunakan pelajaran lain nir sanggup ditukar. Tetapi, ada beberapa perkara. Berdasarkan pengalaman berdiskusi dengan beberapa guru yang ada pada sekolah lain. Ada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kurikulum 2013 yg hanya diberi 4 JP pada kelas. Ini berkaitan menggunakan kebijakan masing-masing sekolah. Mungkin lantaran harus ada muatan lokal yg ditambahkan, mengingat sekolah tadi bernuansa pondok pesantren.
Akan namun, jika berprinsip dalam materi, seharusnya jumlah JP tidak boleh dikurangi. Lantaran, JP yg sudah ada saja masih kesulitan menerima jatah jam mengingat aktivitas sekolah yg tidak sedikit yang bisa mengganggu jam efektif pelajaran. Apalagi apabila JP yg terdapat justru dikurangi. Pasti kesulitan.
Alasan lain mengapa jumlah JP pada kurikulum 2013 nir mampu ditukar antara pelajaran satu menggunakan pelajaran yang lain merupakan karena sistem pada dapodik (data utama pendidikan) sudah diadaptasi dengan peraturan menteri yang sedang berlaku.
Jika semuanya sudah disingkronisasi, disingkronkan, maka akan sangat berpengaruh. Misalnya dicermati dari jadwal pelajaran. Seharusnya bahasa Indonesia dalam satu kelas pada satu minggu ada 6 JP pelajaran, kok cuma terdapat 4 atau 5 JP saja. Ini niscaya sebagai kasus.
Pertanyaan yang jua melingkupi pembagian JP buat kurikulum 2013 merupakan:
Bagaimana Pembagian Pertemuannya?
Misalnya buat pelajaran bahasa Indonesia, yg terdiri dari 6 JP, idealnya pertemuannya dilakukan dua kali tatap muka. Jadi, masing-masing tatap muka sebesar tiga JP. Untuk yang JP-nya terdiri dari lima JP, idealnya dibagi sebagai dua tatap muka, sehingga masing-masing terdapat yang 3 JP dan terdapat yang dua JP. Untuk yg 4 JP idealnya pula dibagi dua, masing-masing dua JP. Untuk yang sudah hanya tiga JP, idealnya terdapat satu kali pertemuan pada satu minggu.
Sekali lagi, itu apabila memungkinkan. Jika nir memungkin, bisa diubah diubahsuaikan dengan kondisi sekolah dan ketersediaan guru.
Ada jua yang bisa disiasati. Misalnya untuk pelajaran Penjasorkes yang terdiri berdasarkan 3 JP dalam seminggu. Apabila ada dua kelas yang melaksanakan pelajaran tersebut, mampu jadi buat kelas yg kedua mampu terlalu siang. Maka bisa disiasati. Dua JP serta 1 JP. Untuk yang dua JP dilakukan pagi hari, praktik ke lapangan. Untuk yang 1 JP penjaskes buat teori, bisa diletakkan pada jam ke-7 atau ke-8 (terakhir).
Sekian Penjelasan mengenai pembagian JP buat kurikulum 2013 dan beberapa pertanyaan yg mungkin muncul berkaitan itu.
Selamat mengajar!