APLIKASI CARA BELAJAR YANG BAIK DALAM KEHIDUPAN NYATA
Tulisan ini sengaja aku tulis sebagai tandingan berdasarkan goresan pena sebelumnya. Tulisan yang berjudul "Cara Belajar yang Baik dan Efektif". Tulisan tadi dimaksudkan buat memenuhi materi yang mampu disampaikan ketika Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dahulu dianggap dengan MOS (Masa Orientasi Siswa).
Tulisan aku tersebut perlu aku sanggah sendiri (revisi) lantaran dalam perkembangannya tidak sepenuhnya sahih. Sebagai materi Masa Pengelanan Lingkungan Sekolah (MPLS), seharusnya bersifat aplikatif. Materi yg ada dalam tulisan 'Cara Belajar yang Baik serta Efektif' masih kurang aplikatif. Masih berupa teori normatif.
Namanya saja 'Cara Belajar'. Tentu masing-masing individu, memiliki taraf keefektifan yg berbeda-beda. Ada yang lebih suka membaca kitab . Ada yang lebih senang mendengarkan. Ada pula yg senang menghafal. Tentu taraf keefektifan belajarnya jua tidak sinkron.
Adapun 7 Cara Belajar yang sudah ditulis sebelumnya pada postingan tersebut, lebih layak dikonsumsi oleh guru. Bukan buat siswa. Jadi, tugas guru buat memunculkan 7 kondisi belajar tesebut.
1. Memunyai tujuan yang jelas (memiliki target kemampuan yang ingin dimiliki)
2. Berupa planning terprogram (mempunyai rangkaian kegiatan yg akan dilakukan)
3. Memilih taktik belajar (tempat, saat, dan suasananya wajib sempurna)
4. senang melakukan latihan-latihan (harus seringkali berlatih, misalnya terus membaca)
5. mempunyai daya saing untuk berprestasi (wajib berlomba ingin jadi yg terbaik)
6. kuat di pada berpendapat (mempertahankan pendapat sekuat energi)
7. senang bertanya (bertanya memberitahuakn kita sudah mengerti, namun belum lengkap)
Ketujuh hal di atas, harus ada pada pola pembelajaran yang efektif pada pada kelas.
1. Tujuan pembelajaran (dalam RPP) harus kentara.
2. Memiliki program pembelajaran yang kentara (apa dulu yg mau dipelajari)
3. Strategi pembelajaran yg wajib diterapkan disesuaikan dengan kondisi bahan ajar serta anak didik.
4. RPP dan aktivitas pembelajaran harus diisi menggunakan latihan (tugas)
5. Guru wajib mampu memunculkan daya saing antar-murid (berjiwa kompetitif)
6. Guru harus bisa membimbing siwa supaya mau serta sanggup mempertahankan pendapatnya.
7. Pengajar wajib membimbing murid agar mau menanyakan hal yang masih belum dipahami sepenuhnya.
Nah, apabila materi Cara Belajar yg Efektif di atas diberikan kepada murid, tentu siswa akan kesulitan. Maka, buat 'menebus dosa' di atas. Perlu disampaikan tips serta trik (cara) belajar yang efektif yang sanggup diterapkan oleh anak didik.
Cara Belajar Efektif buat Siswa
Seperti yg sudah disinggung pada depan. Cara belajar sebenarnya tidak sanggup dibakukan. Antara anak satu dengan anak yang lain. Maka, masing-masing siwa harus bisa menemukan kenyamanan dalam belajar. Perlu juga disampaikan pada peserta didik, peserta MPLS, bahwa segala sesuatu merupakan asal pelajaran. Jadi, bukan sekadar buku. Berikut ini penerangan lengkapnya.
Kondisi Nyaman sebagai Penunjang Cara Belajar yg Baik dan Efektif
Kondisi nyaman, mengandung unsur kondusif, nir membayakan, tidak ingin berpindah. Misalnya, loka belajarnya merupakan di pada kelas. Maka, syarat kelas harus diperhatikan kebersihannya, penerangannya, ventilasi udara, suhu udaranya, suasananya (tidak bising). Kalau misalnya kelasnya kurang nyaman, murid dan pengajar berhak mengganti posisi duduk, membarui penataan ruang kelas. Atau bahkan berhak memindah kelas ke bawah pohon yang rindang. Misalnya. Agar suasana nyaman.
Kalau loka belajarnya di tempat tinggal . Seorang murid sanggup belajar pada tempat yang dia senang. Di manapun. Asal tidak membahayakan. Tidak harus di meja belajar. Tidak harus menggunakan lampu belajar.
Tidak Perlu Mengulang Pelajaran pada Rumah
Sebenarnya, taraf keefektifan belajar itu ditentukan juga dengan ragam aktifitas. Untuk mencapai sebuah keberhasilan belajar (arti belajar secara umum), tidak wajib mengulang materi yg terdapat di pada kelas. Membacanya kembali pada rumah. Tidak perlu.
Yang perlu dilakukan adalah, memahami benar materi yg disampaikan oleh guru waktu pada kelas. Pahami. Cerna. Kalau tidak paham tanyakan. Di tempat tinggal , nir perlu lagi membaca hal yang telah diterima. Di tempat tinggal , baca kitab lain. Baca liputan lain. Dengan demikian, kabar yang diterima akan lebih luas.
Nonton Televisi Juga Belajar
Tentu saja, ini harus digarisbahawahi tontonlah tontonan yang berisi ilmu pengetahuan. Misalnya televisi keterangan. Atau, program-acara televisi yg mengungkapkan kabar penetahuan seperi kehidupan hewan liar.
Ini berdasarkan pengalaman eksklusif. Sejak SD telah senang nonton berita pada televisi, ikut-ikutan orang tua. Maka, buat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta Sejarah, aku tidak perlu membuka buku.
Perisitwa Reformasi contohnya, sudah paham melalui televisi. Hak-hak anggota DPR, telah acapkali dibahas jua pada liputan. Maka tidak perlu belajar hal misalnya itu.
Setiap Tindakan dalam Dasarnya merupakan Belajar
Sering kita dengar bahwa 'pengalaman adalah guru yg paling baik' tapi pengajar sering lupa mengingatkan anak didiknya buat menghormati oleh guru yang paling baik itu. Pengalaman.
Masing-masing insan niscaya mampu belajar melalui pengalaman. Kita ambil model, aktivitas menciptakan layang-layang. Seorang anak yang pernah membuat layang-layang dengan tangannya sendiri sebenarnya dia sudah belajar banyak sekali mengenai poly hal. Mulai dari memilih bambu, memotong, meraut, mengukur, melekat, hingga menerbangkan layang-layang.
Bis disimpulkan bahwa, cara belajar yang paling efektif yg bisa diterapkan pada kehidupan nyata pada dasarnya ada dua: 1) lakukan banyak hal; 2) kaitkan yang telah kita lakukan menggunakan ilmu pengetahun yang kita peroleh. Pasti akan lebih mengena, lebih paham, serta belajarnya lebih efekif.
Comments
Post a Comment