CARA MENGGUNAKAN MULTI TESTER ANALOG YANG BENAR

Untuk anda yang mempunyai profesi atau hobbi di bidang listrik, pasti tidak akan lepas menurut indera ukur yg diklaim dengan Multitester.
Multi tester atau dianggap juga dengan multi meter merupakan alat yang digunakan buat melakukan pengukuran berbagai hal yang berkaitan dengan listrik.
Multi Tester
Dari namanya, yakni Multi Tester, berarti indera ini memiliki aneka macam fungsi pengukuran, antara lain:
Fungsi Multi tester
  • Untuk mengukur besar tegangan listrik AC (AC Volt meter)
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik DC (DC Volt meter)
  • Untuk mengukur akbar Arus listrik DC (DC Ampere meter)
  • Untuk mengukur nilai tahanan atau Resistan (Ohm meter)

Berdasarkan berdasarkan Tampilan hasil pengukuran dalam Multi tester, umumnya dibagi menjadi dua jenis, yakni:
  • Multi tester Analog
  • Multi tester Digital

Multi tester Analog merupakan Multi tester yg menampilkan hasil pengukuran dengan petunjuk jarum yang beranjak sesuai menggunakan output yg diukurnya.
Multi tester Digital adalah multi tester yang lebih terbaru, lantaran hasil pengukuran akan pribadi ditampilkan pada layar dalam bentuk digital atau angka-angka.
Tips Memilih Multitester yang anda butuhkan
Untuk dapat menggunakan Multitester digital tidaklah sulit jika dibandingkan menggunakan memakai Multitester analog.
Pengukuran menggunakan memakai Multitester Digital, cukup dengan mengarahkan selektor sinkron menggunakan jenis pengukuran yg diinginkan, kemudian kita bisa melakukan pengukuran.
Dan output pengukuran akan tampil pada bentuk nomor digital yg sesuai dengan nilai yang diukur.
Sebagai model.
Pada ketika kita ingin mengukur tegangan listrik di tempat tinggal , menggunakan menggunakan Multi tester Digital.
Langkah-langkah pengukurannya, merupakan:
  1. Putar selektor dalam posisi pengukuran Tegangan AC (ACV~)
  2. Lalu arahkan Test Probe merah serta Test Probe hitam ke sumber listrik. Untuk pengukuran tegangan listrik AC nir memerlukan Polaritas atau Posisi negatif serta positif nir perlu disesuaikan.
  3. Kemudian kita bisa melihat eksklusif hasil pengukuran dalam bentuk nomor digital pada layar multitester digital tadi.

Namun, berbeda halnya jika kita melakukan pengukuran menggunakan mengunakan Multitester Analog (jarum).
Multi tester Analog mempunyai berbagai pilihan posisi selektor, serta mempunyai beberapa skala pengukuran.
Baca pula: Cara mengukur Kapasitor dengan Multitester analog
Bagaimana cara memakai Multitester analog (jarum) buat mengukur listrik?

Multi tester Analog.

Cara menggunakan Multi tester Analog (Jarum)



A. Mengukur tegangan listrik AC menggunakan Multitester Analog.
  • Putar selektor pada posisi ACV~
  • Pilih skala pengukuran besar tegangan yg sinkron menggunakan akbar tegangan listrik yg akan diukur.
Bagaimana kita memahami besaran tegangan listrik yang akan diukur, sedangkan kita belum mengukurnya?
Jika kita belum mengetahui berapa akbar tegangan listrik yg akan diukur, kita bisa mengatur selektor dalam posisi skala pengukuran tegangan terbesar terlebih dahulu.
  • Arahkan kedua Test Probe dalam asal tegangan listrik yg akan diukur.
  • Lalu lihat nomor yang ditunjukkan jarum pengukuran.
  • Hasil pengukuran tegangan listrik merupakan nomor yg ditunjukkan jarum dikali menggunakan hasil bagi skala pengukuran menggunakan skala penunjukan aporisma di layar.

Sebagai contoh,
Jika kita ingin mengukur besar tegangan listrik di tempat tinggal , maka terlebih dahulu posisikan selektor dalam skala pengukuran ACV~, serta menggunakan skala pengukuran aporisma.
Jika pada multitester analog yg dipakai terdapat beberapa skala pengukuran tegangan listrik AC, yakni, 750, 250, 50, 10. Maka kita bisa memilih posisi ACV~ 750.
Posisi ACV~ 750 adalah, multi tester dapat mengukur tegangan maksimal 750 Volt AC.
Dan buat melihat hasil pengukuran pada multitester, skala penunjuk jarum dalam layar yg kita pakai adalah 0 – 250 (V.A).
Setelah itu, kita dapat melakukan pengukuran menggunakan mengarahkan ke 2 test probe ke sumber listrik yg akan diukur.
Jika jarum pengukuran beranjak serta memperlihatkan posisi nomor 70, berarti tegangan listrik yang kita ukur hasilnya merupakan 210 Volt.
Bagaimana bisa 210 Volt?
Karena skala pengukuran yang kita pilih merupakan ACV~ 750, sedangkan skala output penunjukan maksimal yang ada dalam layar adalah 250 VAC, maka hasil pengukuran harus dikali menggunakan (750/250 = 3),
Yaitu 70 x 3 = 210 VAC.
Atau bila output pengukuran terasa kurang akurat, kita bisa mengulangi pengukuran dengan mengganti posisi selektor pada posisi skala pengukuran VAC~ 250.
Lalu arahkan balik ke 2 test probe ke sumber listrik.
Jarum pengukuran akan beranjak serta menunjukkan nomor 210 dalam layar Multitester tadi.
Karena skala selektor yang kita pilih merupakan VAC~ 250, serta skala hasil penunjukan pada layar adalah 0–250 (V.A).
Maka output pengukuran dikali menggunakan skala pengukuran dibagi menggunakan skala penunjukkan.
210 x (250/250) = 210 VAC.
Kita dapat menggunakan skala pengukuran pada posisi VAC~ 250, jika memang tegangan yang akan diukur nilainya dibawah 250 VAC.
Oleh karena itu, disarankan untuk memilih selektor pengukuran dalam skala pengukuran terbesar saat melakukan pengukuran, kemudian jika dirasa hasil kurang seksama, bisa mengganti selektor dalam posisi skala yg lebih mini .
Rumus buat mengukur tegangan listrik memakai Multitester analog, adalah:
Angka yg ditunjukkan jarum ukur x (Skala pengukuran : skala penunjukan pada layar)
B. Mengukur nilai resistan menggunakan Multi tester Analog.
Bagaimana menggunakan multi tester analog buat mengukur nilai tahanan atau resistan (Ohm)?
Cara mengetahui output pengukuran Resistan (Ohm) berbeda dengan cara mengetahui hasil pengukuran tegangan listrik.
Untuk mengetahui output pengukuran nilai resistan dengan memakai multitetser analog, caranya lebih sederhana,Yaitu:
Angka yang ditunjukkan jarum x dengan skala pengukuran.
Angka penunjukkan jarum buat mengukur nilai tahanan, kita menggunakan skala penunjukan dalam layar yang ada lambang Ω (Ohm).
Skala penunjukan tahanan/resistan mempunyai skala tebalik, yaitu dari nilai terbesar (Tak terhingga) sampai nilai terendah merupakan Nol.
Sebagai model.
Jika kita ingin mengukur besar tahanan suatu resistor, maka terlebih dahulu putar dan arahkan posisi selektor pengukuran dalam skala pengukuran Ω (Ohm).
Terdapat beberapa pilihan skala yakni, x1, x10, x100, x 1k, x100k.
Untuk memudahkan pengukuran, pertama kita dapat mengatur posisi selektor pada skala terendah yaitu x1.
Jika jarum pengukuran bergerak hanya sedikit, serta belum dapat terbaca, maka kita bisa membarui selektor dalam skala yang lebih tinggi, yaitu dalam skala x10.
Jika dirasa output pengukuran belum pula seksama, selanjutnya kita dapat membarui dalam skala yg lebih tinggi, yaitu x100.
Jika jarum pengukuran memberitahuakn nomor 50 pada skala penunjukan pada layar, maka output pengukuran nilai tahanan hambatan tersebut merupakan 50 x 100 = 5000 Ohm atau 5k.
Jika kita menginginkan hasil yang lebih akurat lagi, kita bisa mencoba mengukurnya menggunakan mengganti posisi selektor dalam skala x1k, maka hasil penunjukkan jarum akan bergeser dalam angka lima.
Jika jarum penunjukkan tepat diangka 5, maka output pengukuran adalah lima x 1k = 5k Ohm.
Namun jika kita lihat jarum pengukuran berapa dalam posisi angka lima serta 6, maka output pengukuran yg lebih seksama adalah lima,5 x 1k = 5,5 k atau 5500 ohm.
C. Mengukur Arus listrik DC menggunakan Multi tester Analog
Bagaimana cara mengukur arus listrik DC dengan menggunakan Multi tester Analog?
Multi tester analog biasanya dapat digunakan untuk mengukur akbar arus listrik DC.
Cara menggunakan Multi tester analog buat mengukur arus listrik tidak sinkron menggunakan cara mengukur tegangan atau resistan.
Untuk mengukur nilai arus DC menggunakan multi tester analog, maka suatu rangkaian listrik harus diputus, dan disambungkan dengan ke 2 probe multi tester.
Multi tester tersebut sebagai penghubung rangkaian listrik yang terputus tadi.
Selain itu, buat listrik DC, memerlukan Polaritas. Maka kita wajib menyesuaikan posisi test probe merah buat kabel positif dan test probe hitam buat kabel negatif pada rangkaian listrik yang akan diukur.
(Skema mengukur Arus sanggup lihat gambar diatas)
Besaran arus listrik DC yang dapat diukur dengan menggunakan Multi tester analog umumnya hanya untuk arus listrik menggunakan nilai yang kecil.
Skala pengukuran arus listrik DC (DCA) yg biasanya masih ada dalam Multi tester analog, antara lain, 0,25A, 25mA, 2,5mA, 0,5mA.
Skala penunjukkan yg dipakai buat menentukan penunjukan jarum ukur merupakan skala 0-250.
Hasil pengukuran nilai Arus adalah Hasil penunjukkan jarum ukur dikali menggunakan hasil bagi Skala pengukuran menggunakan Skala penunjukan di layar.
Rumus buat mengukur Arus listrik menggunakan Multitester analog, merupakan:
Angka yg ditunjukkan jarum ukur x (Skala pengukuran : skala penunjukan pada layar)
Rumus ini sama dengan rumus mengukur tegangan listrik.
Sebagai model.
Jika kita ingin mengukur besar arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik DC menggunakan memakai multi tester Analog, maka kita harus mengatur selektor ke posisi DCA.
Skala pengukuran arus DC yg kita pilih terlebih dahulu adalah skala tertinggi, yaitu 0,25A.
Lalu pakai kedua test probe sebagai penghubung rangkaian. Test Probe merah pada kabel positif, dan test probe hitam pada kabel negatif.
Lihat nomor yg ditunjukkan sang jarum ukur.
Jika jarum ukur memberitahuakn angka 200, maka hasil pengukuran arus listrik DC tersebut, merupakan :
200 x (0,25 : 250) = 0,2 Ampere.
Arus listrik DC aporisma yg dapat diukur dengan multi tester analog nisbi mini , serta ini hanya buat listrik DC, Jangan digunakan buat mengukur arus listrik AC.
Penting:
  • Sebelum mengukur Tegangan listrik AC, pastikan terlebih dahulu selektor dalam posisi ACV~, dan gunakan skala pengukuran yg lebih tinggi berdasarkan tegangan yg akan diukur.
  • Untuk mengukur tegangan listrik DC atau DCV, dibutuhkan polaritas, pastikan test probe merah untuk kabel positif, serta test probe hitam buat kabel negatif.
  • Untuk mengukur arus listrik, test probe dijadikan sebagai penghubung rangkaian listrik yang akan diukur.
  • Kesalahan mekanisme pengukuran akan mengakibatkan kerusakan pada alat ukur multi tester tadi.

Demikianlah sekilas penerangan tentang cara menggunakan multi tester analog buat banyak sekali jenis pengukuran listrik.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA PALING AMAN MENGGUNAKAN MULTITESTER

CARA FLEXI - Sebagai seseorang pemula pada global elektronika , niscaya hal yang pertama pada pahami merupakan pengukuran tegangan, hambatan,arus, Yang mana ketiganya menggunakan multitester yang di jadikan satu indera yang sering kita sebut AVO METER (ampere,volt,ohm).

Multimeter memiliki dua jenis, yaitu Multimeter digital serta Multimeter analag. Dimana keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Multitester /Multimeter digital (DLM, DVOM) menerangkan nilai dengan angka sedangkan Multimeter analog membuktikan nilai menggunakan jarum penunjuk.

Mengenai keunggulan berdasarkan masing-masing multitester digital mungkin lebih baik menurut segi keakuratan menandakan nilai menurut satu pengukuran. Tetapi dibeberapa kasus kadang tester analog lebih unggul menurut pada digital.

Karena dijadikan pada satu unit maka pada mengaplikasikan nir boleh dari. Harus memperhatikan rapikan cara penggunaan multitester yg benar agar nir terjadi hal yang nir diinginkan, contohnya AVO meter cepat rusak.

Yang lebih berbaya lagi adalah bagi kita sendiri jika galat mengaplikasikan dalam pengukuran tegangan . Terkadang sayapun yang seringkali menggunakan multitester, salah mode karena saat servis pikiran kurang fokus.

#1.cara menggunakan multitester analog

Sebelum memulai pengukuran, perhatikan adjuter mode yaitu:

-DCV berfungsi mengukur arus DC atau pada rangkaian merupakan hasil power Suplai yang sudah melalui dioda dan elco.

Artikel terkait: memahami catudaya regulator tv

-ACV berfungsi mengukur tegangan bolak pulang seperti jala-jala listrik pln. Apabila dalam rangkaian ,arus belum difilter oleh elco dan dioda.

-OHM meter berfungsi sebagai pengukur hambatan (ohm) jika di dalam rangkaian buat mengukur resistor, atau sambungan apakah nyambung atau tidak.

- DC MA  berfungsi mengukur arus DC pada sekala ampere.

Perlu anda ketahui bahwa Nilai yang ada di menu saklar mode mengambarkan batas ukur maksimal , sang karenanya wajib pada perhatikan secara seksama pada hal menentukan batas ukur tegangan.

#Mengukur tegangan AC Volt

Kesalahan yang paling fatal merupakan ketika kita mengukur tegangan tetapi saklar masih dalam mode OHM meter. Maka memperhatikan arah saklar sangat penting sebelum tester anda rusak.

pastikan anda teliti pada memindahkan saklar mode , jika mengukur AC maka saklar penunjuk harus menunjuk ke AC. Dan pula perhatikan voltase Yang akan diukur,misalnya anda ingin mengukur pada atas 220 V AC Maka arahkan saklar pertanda 1000V AC. Jika anda ingin mengukur tegangan lebih menurut 220 V  apabila memakai mode maksimal 220 kemungkinan tester anda akan rusak.

Untuk mendapatkan nilai yang seksama lebih baik jika anda mengukur tegangan dibawah batas maksimal mendekati. Misalnya anda ingin mengukur tegangan 100 VAC maka mode yang digunakan batas maksimal 220 VAc.

#Mengukur Arus DC

Atur saklar ke mode DC volt. Pahami berapa kira-kira voltase yg akan diukur buat memilih batas ukur pada mode aporisma. Kemudian perhatikan probe berwarna buat ditempelkan ke dalam rangkaian. Probe hitam merupakan (-) /ground dan Probe merah menunjukan (+)/ plus. Apabila pada pengaplikasikanya terbalik maka dapat mengakibatkan tester rusak lantaran arah jarum kearah kiri. Berbeda dengan pengukuran arus AC yg boleh di bolak-pulang nir ada dampak.

# mengukur hambatan (Ohm)

Dalam mode ohm bisanya tidak hanya mengukur hambatan. Terkadang digunakan untuk memilih nyambung tidaknya sebuah jalur. 

Untuk mengukur pelawan wajib mencabut dulu dari rangkaian (offer board). Karena pelawan adalah komponen tidak berpolaritas maka Probe merah dan hitam bisa pada bolak kembali nir kasus.

Dan jua menggunakan batas maksimum agar nilai yg diperoleh lebih seksama. Oleh karenanya anda harus tahu kode warna pada resistor terlebih dahulu buat menentukan saklar batas ukur. Misalnya anda ingin mengukur sebuah hambatan maka yang wajib diperhatikan adalah kode warnanya menandakan berapa lalu baru memilih batas ukur maksimum yg mendekati nilai yang ditunjukkan oleh kode warna penahan.

Selain dipakai mengukur penahan terkadang pula digunakan buat menentukan kesehatan sebuah elco serta capacity meski tidak akurat. Hanya menjadi cara lain jga kita tidak mempunyai alat tes capacity. Hal paling mudah merupakan memilih sebuah capacity yg short. Misalnya sebuah capacity jiah di ukur memakai ohm meter analog jarum tidak akan berkiprah tetapi jika capacity diukur jarum bergerak maka , capasitor tadi short.

Berbeda jika buat mengukur elco dengan memakai ohm meter, apabila jarum tidak beranjak penuh maka elco tadi dikatakan telah mangkat . Atau bahkan tidak berkecimpung sama sekali itu adalah elco yg meninggal.

Dalam hal mengukur kapasitas elco dan capasitor menggunakan ohm meter hanyalah sebuah spekulasi. Untuk lebih tepatnya menggunakan indera ukur capasitor yang seringkali dikenal dengan kapasitas meter.

#2. Cara menggunakan multimeter digital

Sebenarnya cara menggunakan multimeter digital tidak jauh beda dengan multimeter analog. Yang membedakan hanyalah penunjukan nilai yangmana apabila analog memakai jarum menjadi penunjuk nilai, sedangkan multitester digital mengambarkan menggunakan display angka. Sehingga jika pada bandingkan akan lebih mudah memahami nilai dari sebuah pengukuran multimeter digital akan lebih baik pada pertanda nomor yg akurat dibanding multimeter analog.

Dalam pengaplikasikanya yg paling krusial dipahami supaya aman serta pengukuran akurat adalah memahami batas ukur maksimal menurut sebuah pengukuran memakai tster digital.

Pada akhirnya memakai tester paling aman merupakan ketelitian dalam memindahkan saklar mode yg paling perlu pada ingat.

Nah relatif sekian dulu topik cara paling kondusif memakai multitester /Multimeter dengan bahasa yang sederhana mudah mudahan anda bisa memahami apa yg saya tuliskan. Thx. Semoga berguna ya!

Tester digital
Multi analog

TIPS MEMILIH MULTITESTER YANG ANDA BUTUHKAN

Beberapa hal yg perlu diperhatikan sebelum membeli Produk Multitester yg rupawan dan Handal.
Tips Memilih Produk Multitester yg rupawan, Bagaimana sebenarnya Multi tester yang mengagumkan tadi?
Agar kita bisa memilih Multitester yg sinkron menggunakan kebutuhan, tentunya kita harus memahami terlebih dahulu apa saja kriteria yang sine qua non pada sebuah Multitester.
Produk Multi tester yg bagus merupakan Multitester yg Memiliki kualitas handal, awet, tahan lama , Memiliki berbagai fungsi, Praktis digunakan, nir gampang rusak, hasil pengukuran akurat, persentase error minim, tahan banting, Perawatan yang gampang menggunakan harga kompetitif.

MultiTester
Multitester adalah suatu alat ukur yang mempunyai banyak sekali fungsi (multi fungsi) buat pengukuran pada bidang kelistrikan.
Multitester biasa jua disebut dengan Multimeter atau acapkali juga dulunya disebut dengan AVOmeter (Ampere, Voltage, Ohm - Meter).

Berbagai fungsi Multitester
Berbagai fungsi yang umumnya terdapat dalam Multitester antara lain:
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik Arus bolak kembali atau AC (Alternating Current), atau disebut menggunakan Voltmeter AC
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik Arus searah atau DC (Direct Current), atau dianggap dengan Voltmeter DC.
  • Untuk mengukur nilai Resistan (Hambatan), atau dianggap menggunakan Ohm-Meter.
  • Untuk mengukur akbar Arus listrik searah (DC) atau biasa diklaim dengan DC-Amperemeter.

Berbagai produk Multitester bisa kita jumpai dijual dipasaran, menggunakan aneka macam keunggulan dan tambahan fungsi lainnya.
Baca jua: Cara mengukur Kapasitor menggunakan Multitester
2 (2) Jenis Multitester
Selain itu, terdapat dua (2) jenis multitester yang banyak digunakan buat banyak sekali keperluan pengukuran kelistrikan, yaitu:
  • Multitester Analog.
  • Multitester Digital.
Masing-masing Multi tester tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, Perbedaan yg paling primer dari Multitester Analog dan Multitester Digital adalah pada tampilan output pengukurannya.
Multitester Digital akan menampilkan output pengukuran dalam bentuk angka (Digital), sedangkan Multitester Analog memerlukan cara pada menghitung hasil pengukuran yg dibandingkan menggunakan Skala ukur serta Skala output pengukuran.
Cara membaca output pengukuran Multitester Analog
Namun secara umum, kedua jenis multitester ini memiliki fungsi / kegunaan yg sama.
Selain dua jenis Multitester diatas, sebenarnya Terdapat beberapa hal penting lainnya yg perlu kita perhatikan pada memilih Multitester yg cantik.
Seperti halnya dengan aneka macam jenis Alat ukur lainnya, tentunya kita mengharapkan sebuah Multitester menggunakan output pengukuran yg akurat (High Accuracy), dan tingkat error yg mini .
Bagaimana menentukan Multi tester yg bagus, Handal, High Accuracy, tahan usang?

Tips Memilih Multitester

Beberapa Tips tersebut antara lain:

1. Standarisasi.
Multitester yang sudah ter-tunjangan profesi baik secara nasional maupun internasional.
Standart kelayakan pada banyak sekali Multitester dapat kita lihat berupa simbol yang melekat dalam Multitester tadi, beberapa simbol standarisasi tersebut, diantaranya:
  • CE (Standar Eropa)
  • EN (Standar Eropa)
  • JIS (Standar Industri Jepang)
  • DIN (Standar industri berdasarkan Jerman
  • SNI (Standar Nasional Indonesia).
  • dan lainnya.

2. Akurasi.
Multitester yang kita gunakan usahakan adalah Multitester yg bisa mengukur dengan taraf keakuratan yang tinggi.
Tingkat akurasi hasil pengukuran Multitester bisa kita lihat pada label spesifikasinya, umumnya dituliskan pada satuan %.
Sebagai contoh:
Pada sebuah Multitester tertulis bisa mengukur nilai Resistance menggunakan Accuracy ±5persen
Karena hasil pengukuran yang paling akurat adalah 100persen, maka jika ToleransiAccuracy ±5persen
(100persen-5%) sampai (100persen+5%).
Ini berarti taraf keakuratan hasil pengukuran (Toleransi) multitester ketika mengukur Resistan merupakan diantara 95persen s/d 105persen berdasarkan hasil pengukuran.
Tentunya semakin rendah toleransi hasil pengukuran sebuah Multitester, maka akan semakin rupawan dan Akurat.
3. Resolusi.
Multitester yang bisa mengukur menggunakan hasil yang lebih presisi (tepat), Tingkat Presisi pada indera ukur multitester biasa disebut menggunakan Resolusi.
Nilai Resolusi pada alat ukur jua terdapat pada label Spesifikasi alat ukur tersebut.
Sebagai contoh:
Sebuah Multitester dapat mengukur Tegangan AC (Volt AC) menggunakan resolusi 1mV.
Ini berarti hasil pengukuran yg dapat ditampilkan alat ukur Multitester tersebut minimal adalah 1mV (1 mili Volt) atau taraf presisinya mencapai 0,001Volt.
Semakin rendah resolusinya tentu akan semakin presisi output pengukuran Multitester tersebut.
4. Range
Range pengukuran Multitester merupakan Jarak/skala pengukuran menurut terendah sampai tertinggi.
Multitester yang anda pilih sebaiknya merupakan Multitester yang dapat mengukur menggunakan Range yang relatif akbar.
Sebagai contoh:
Sebuah Multitester dapat dipakai buat mengukur nilai Resitansi (Ohm) dengan Range 1ohm sampai 200Mohm.
Ini berarti Multitester tersebut dapat mengukur nilai tahanan yang kecil dengan skala yaitu 1 Ohm, serta bisa mengukur nilai tahanan yang besarnya mencapai 200.000.000 Ohm (200Mega Ohm).
Tips Tambahan:
Fuse (Slow Blow).
Multitester yg Aman, dilengkapi menggunakan pengaman berupa fuse (Sekring), sebaiknya menggunakan tipe Slow Blow.
"Fuse Slow-Blow" berarti ketika terjadi kesalahan pengukuran atau hubung singkat (Short Circuit) pada Multitester tersebut, sekring akan putus menggunakan potensi ledakan yang kecil/pelan, sebagai akibatnya tidak menyebabkan kerusakan yang lebih fatal.
Full Cover
Multitester yg memiliki proteksi (Cover) secara menyeluruh atau memiliki Cover depan yg bisa dibuka dan ditutup.
Tahan Banting
Multitester yang terbuat berdasarkan bahan yang tidak gampang pecah dan tahan terhadap bantingan ketika tanpa sengaja terjatuh (Droop Shock-Proof).
Hemat Batere
Multitester yg tentunya yg nir boros pemakaian batere.
Ringan
Multitester yang diperlukan mempunyai bobot yang tidak terlalu berat sebagai akibatnya kita gampang untuk menggenggam serta menggunakannya, umumnya Multitester mempunyai bobot yang nir terlalu berat, berkisar 300gram-350gram.
Mudah digunakan
Multitester yg yg gampang digunakan buat melakukan pengukuran dan hasil pengukurannya yang gampang dibaca.
Data diatas dapat anda jadikan sebagai tambahan liputan, dan tentunya Multitester pilihan anda harus disesuaikan menggunakan kebutuhan masing-masing.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI
dikutip dari berbagai asal

CARA MUDAH MENGUKUR DIODA UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Cara Mengukur Dioda buat mengetahui kondisinya, apakah masih rupawan atau sudah rusak
Dioda adalah keliru satu komponen Elektronik yang paling acapkali dipakai dalam berbagai alat elektronika, dan seiring penggunaannya tentunya Dioda jua dapat mengalami kerusakan.
Dioda yang sudah rusak memang terkadang dapat dipandang eksklusif dari fisiknya, misalnya terlihat gosong, Retak, Pecak, putus serta sebagainya, namun tak sporadis kerusakan Dioda tidak terlihat secara fisik (Visual), maka perlu dilakukan pengukuran buat mengetahui kondisi sebuah Dioda, apakah masih mengagumkan atau telah rusak.
Bagaimana cara mengetahui kondisi sebuah Dioda, apakah masih cantik atau telah rusak dan tidak sanggup dipakai lagi?
Baca jua: Cara mengukur Kapasitor
Selain Dioda masih ada banyak sekali jenis Komponen Elektronika yg juga tak jarang kita temukan pada berbagai rangkaian elektro, Komponen Elektronik tadi misalnya Resistor, ELCO, Kapasitor, Transistor, dan sebagainya.
Baca jua: Mengenal 6 Jenis Komponen dasar Elektronika
Selain itu, Dioda juga mempunyai aneka macam jenis, antara lain:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

Diantara aneka macam Jenis Dioda diatas, Dioda penyearah adalah yg paling poly dipakai, serta misalnya namanya Dioda ini dipakai buat mengganti Listrik AC (Bolak-Balik), sebagai listrik searah (DC) atau Menyearahkan.
Dioda penyearah poly kita jumpai dalam banyak sekali rangkaian Elektronika, seperti Adaptor AC-DC, Power Supply, Charger, dan lainnya, selain itu Dioda penyearah pula digunakan dalam setiap Pembangkit Listrik atau Generator set (Genset).
Seperti yang kita jelaskan sebelumnya, bahwa seiring menggunakan penggunaannya, Dioda tentunya dapat mengalami kerusakan, dan kita bisa mengetahui syarat sebuah Dioda dengan cara mengukurnya menggunakan menggunakan indera ukur Ohm-meter, Multimeter, Multitester Analog juga Digital.
Baca jua: Cara menggunakan Multitester Analog
Berikut ini, Cara mengukur Dioda dengan memakai Multitester, untuk mengetahui kondisi dioda apakah masih mengagumkan atau telah rusak.

Cara mengukur Dioda


Persiapkan Alat ukur Multitester
Persiapkan indera ukur yg bisa mengukur nilai tahanan (Ohm meter), seperti misalnya Multitester Analog, dan pengukuran ini akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan Multitester analog.
Putar selektor yang ada dalam Multitester dalam posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
Baca jua: Tips memilih Mutitester yang bagus
Pastikan indera ukur dalam kondisi mengagumkan, dengan mencobanya terlebih dahulu, menggunakan cara menghubungkan kedua ujung pengukur (Probe) Merah serta Hitam.
Multi tester yang rupawan adalah:
  • Saat kedua ujung probe belum terhubung, maka jarum pengukuran berada tepat disebelah kiri, skala pengukuran ohm tidak terhingga.
  • Kemudian waktu Kedua ujung Probe dihubungkan, maka jarum akan berkecimpung ke sebelah kanan, tepat pada posisi 0 Ohm.
  • Jika terlihat nir sesuai, maka lakukan pengaturan (Kalibrasi) dengan memutar settingan Zero Position Adjuster, serta settingan Zero Ohm Adjuster.

Persiapkan Dioda yang akan diukur
Untuk melakukan pengukuran Dioda dengan sahih, maka pastikan ke 2 kaki Dioda dilepas terlebih dahulu menurut tempatnya sebelum dilakukan pengukuran.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda mempunyai dua Terminal atau Kaki, yaitu Kaki Anoda (Positif) dan Kaki Katoda (Negatif).
Kaki atau Terminal Katoda umumnya diberi tanda garis (Gelang), sedangkan Kaki atau Terminal Anoda tidak diberi indikasi (Polos).
Pengukuran Dioda menggunakan Multitester
  • Persiapkan Alat ukur Multitester yg sudah dikalibrasi.
  • Persiapkan Dioda yang sudah dilepas menurut tempatnya.
  • Putar selektor yang Multitester pada posisi pengukuran Ohm (Ω), menggunakan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah pada kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran pada Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen pada posisi sebelah kiri, berarti Dioda telah Rusak.
  • Jika jarum pengukuran dalam Multitester menurut posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, perlu dilakukan pengukuran selanjutnya menggunakan posisi terminal dibalik.

Pengukuran menggunakan terminal DIODA dibalik
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam pada kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran pada Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester dari posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, berarti Dioda telah rusak atau jebol.
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen dalam posisi sebelah kiri, berarti Dioda masih bagus.

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MUDAH MENGUKUR DIODA UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Cara Mengukur Dioda buat mengetahui kondisinya, apakah masih indah atau telah rusak
Dioda adalah keliru satu komponen Elektronik yg paling tak jarang digunakan dalam banyak sekali indera elektronika, serta seiring penggunaannya tentunya Dioda jua bisa mengalami kerusakan.
Dioda yang telah rusak memang terkadang bisa dilihat langsung menurut fisiknya, seperti terlihat gosong, Retak, Pecak, putus serta sebagainya, tetapi tak sporadis kerusakan Dioda tidak terlihat secara fisik (Visual), maka perlu dilakukan pengukuran buat mengetahui syarat sebuah Dioda, apakah masih rupawan atau sudah rusak.
Bagaimana cara mengetahui kondisi sebuah Dioda, apakah masih mengagumkan atau telah rusak serta tidak bisa digunakan lagi?
Baca pula: Cara mengukur Kapasitor
Selain Dioda terdapat berbagai jenis Komponen Elektronika yang jua acapkali kita temukan dalam berbagai rangkaian elektronik, Komponen Elektronik tersebut misalnya Resistor, ELCO, Kapasitor, Transistor, dan sebagainya.
Baca pula: Mengenal 6 Jenis Komponen dasar Elektronika
Selain itu, Dioda juga memiliki banyak sekali jenis, diantaranya:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

Diantara aneka macam Jenis Dioda diatas, Dioda penyearah adalah yg paling poly dipakai, dan seperti namanya Dioda ini dipakai buat mengganti Listrik AC (Bolak-Balik), menjadi listrik searah (DC) atau Menyearahkan.
Dioda penyearah poly kita jumpai pada berbagai rangkaian Elektronika, seperti Adaptor AC-DC, Power Supply, Charger, dan lainnya, selain itu Dioda penyearah pula dipakai dalam setiap Pembangkit Listrik atau Generator set (Genset).
Seperti yg kita jelaskan sebelumnya, bahwa seiring dengan penggunaannya, Dioda tentunya dapat mengalami kerusakan, dan kita dapat mengetahui kondisi sebuah Dioda menggunakan cara mengukurnya dengan menggunakan alat ukur Ohm-meter, Multimeter, Multitester Analog maupun Digital.
Baca pula: Cara menggunakan Multitester Analog
Berikut ini, Cara mengukur Dioda menggunakan menggunakan Multitester, buat mengetahui syarat dioda apakah masih mengagumkan atau telah rusak.

Cara mengukur Dioda


Persiapkan Alat ukur Multitester
Persiapkan indera ukur yg bisa mengukur nilai tahanan (Ohm meter), seperti contohnya Multitester Analog, serta pengukuran ini akan lebih gampang dilakukan menggunakan memakai Multitester analog.
Putar selektor yang ada dalam Multitester dalam posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
Baca pula: Tips memilih Mutitester yang bagus
Pastikan indera ukur pada syarat indah, dengan mencobanya terlebih dahulu, menggunakan cara menghubungkan kedua ujung pengukur (Probe) Merah dan Hitam.
Multi tester yg bagus adalah:
  • Saat kedua ujung probe belum terhubung, maka jarum pengukuran berada sempurna disebelah kiri, skala pengukuran ohm tak terhingga.
  • Kemudian saat Kedua ujung Probe dihubungkan, maka jarum akan berkecimpung ke sebelah kanan, tepat pada posisi 0 Ohm.
  • Jika terlihat nir sinkron, maka lakukan pengaturan (Kalibrasi) menggunakan memutar settingan Zero Position Adjuster, dan settingan Zero Ohm Adjuster.

Persiapkan Dioda yg akan diukur
Untuk melakukan pengukuran Dioda dengan sahih, maka pastikan kedua kaki Dioda dilepas terlebih dahulu dari tempatnya sebelum dilakukan pengukuran.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda mempunyai dua Terminal atau Kaki, yaitu Kaki Anoda (Positif) serta Kaki Katoda (Negatif).
Kaki atau Terminal Katoda umumnya diberi indikasi garis (Gelang), sedangkan Kaki atau Terminal Anoda nir diberi indikasi (Polos).
Pengukuran Dioda menggunakan Multitester
  • Persiapkan Alat ukur Multitester yg sudah dikalibrasi.
  • Persiapkan Dioda yang sudah dilepas menurut tempatnya.
  • Putar selektor yg Multitester pada posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran dalam Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen pada posisi sebelah kiri, berarti Dioda telah Rusak.
  • Jika jarum pengukuran dalam Multitester berdasarkan posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, perlu dilakukan pengukuran selanjutnya dengan posisi terminal dibalik.

Pengukuran dengan terminal DIODA dibalik
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran dalam Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester menurut posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, berarti Dioda sudah rusak atau jebol.
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen dalam posisi sebelah kiri, berarti Dioda masih cantik.

Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA MENGUKUR KAPASITOR UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Bagaimana cara mengukur kapasitor buat mengetahui apakah kapasitor tadi masih mengagumkan atau sudah rusak?
Sebenarnya buat mengetahui apakah kondisi sebuah kapasitor masih mengagumkan atau telah rusak tidaklah sulit.
Kondisi sebuah Kapasitor dapat diketahui menggunakan menggunakan indera khusus yg diklaim menggunakan Capasitance Meter, namun bila kita nir memiliki alat ukur tersebut, bisa jua diukur menggunakan menggunakan indera ukur multi fungsi yg diklaim dengan Multitester atau multimeter.
Cara memakai Multitester Analog (Lengkap)
Kapasitor poly kita temui dalam kehidupan sehari-hari, serta umumnya terpasang pada berbagai peralatan listrik yg kita gunakan, seperti pompa air listrik, Kipas angin, mesin cuci, AC serta sebagainya.
Apa fungsi Kapasitor?
Kapasitor adalah suatu komponen elektro yang dapat berfungsi menjadi penyimpan muatan listrik sesaat.
Seperti misalnya Kapasitor pada motor pompa air, kapasitor tadi berfungsi buat menaruh lonjakan tegangan listrik sesaat yang mengalir dalam gulungan bantu, sehingga terjadi perbedaan medan magnet antara gulungan primer dan gulungan bantu, sehingga motor pompa tadi bisa berputar menggunakan sendirinya.
Baca pula: Cara Mengukur Dioda
Apakah anda pernah mengalami pompa air yang anda miliki waktu dinyalakan tidak mau berputar, namun setelah kita bantu putar dalam porosnya maka pompa air tersebut bisa berputar menggunakan normal, apa penyebabnya?
Jika anda pernah mengalami hal diatas, ini menandakan bahwa kapasitor dalam motor pompa air tersebut telah nir berfungsi (rusak).
Namun, untuk memastikan apakah Kapasitor tersebut benar-benar rusak atau masik mengagumkan, dapat diukur menggunakan menggunakan Multitester atau multi meter analog.
Tips memilih Multitester yg bagus
Bagaimana cara mengukur kapasitor buat mengetahui kondisinya apakah masih rupawan atau telah rusak?

Cara mengukur Kapasitor

Pada kesempatan kali ini kita akan menyebarkan tentang bagaimana cara mengukur kapasitor menggunakan memakai Multitester analog, meski sebenarnya pengukuran kapasitor pula dapat dilakukan menggunakan multitester digital, atau menggunakan kapasitansi meter, tetapi karena alat ukur multitester umumnya lebih mudah kita dapatkan dibanding alat ukur lainnya, dan paling poly digunakan buat mengukur kapasitor.
Cara mengukur kapasitor menggunakan multitester analog
  1. Siapkan alat ukur multitester
  2. Atur posisi selektor pada posisi Ohm-meter (untuk mengukur nilai tahanan)
  3. Pastikan syarat Multitester yang anda pakai masih mengagumkan serta berfungsi dengan baik
  4. Siapkan kapasitor yg akan anda ukur, serta pastikan kapasitor tadi telah nir terhubung lagi dari kabel-kabel.
  5. Hubungkan jarum pengukur pada masing-masing terminal kapasitor
  6. Lihat hasil pengukuran dalam jarum penunjuk multitester

Membaca Hasil pengukuran
  • Jika jarum penunjuk multitester beranjak berdasarkan kiri ke kanan serta beberapa saat lalu jarum penunjuk balik lagi ke posisi semula, ini menandakan bahwa kapasitor tersebut masih bagus.
  • Jika jarum penunjuk multitester berkecimpung dari kiri ke kanan namun tidak balik ke posisi semula, ini mengindikasikan bahwa kapasitor tersebut telah tidak mengagumkan (rusak).
  • Jika jarum penunjuk multitester tidak beranjak sama sekali, coba pindahkan posisi jarum pengukur berdasarkan positif ke negatif atau kebalikannya.
  • Jika posisi sudah dibalik namun jarum pengukur permanen juga tidak beranjak, ini mengindikasikan bahwa kapasitor memang sudah rusak
  • Namun apabila setelah posisi jarum pengukur dibalik dan jarum penunjuk multitester berkiprah berdasarkan kiri ke kanan serta beberapa waktu kemudian jarum penunjuk balik lagi ke posisi semula ini menandakan bahwa kapasitor tadi masih rupawan.

Setelah kita mengetahui bagaimana cara mengukur kapasitor buat mengetahui kondisinya apakah masih rupawan atau telah rusak, diharapkan kita bisa memperbaiki sendiri jika peralatan listrik pada rumah kita terdapat yg rusak.
Jika alat-alat listrik yang anda pakai di rumah, misalnya Kipas angin, Pompa air listrik, tidak dapat berputar meski sudah dinyalakan, serta bila dibantu putar sesaat, bisa berputar secara normal kembali ini berarti terdapat kasus dalam kapasitornya, menggunakan mengganti kapasitor dengan yang bagus maka alat listrik kipas angin atau pompa air tersebut akan berfungsi normal kembali.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MENGUKUR KAPASITOR UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Bagaimana cara mengukur kapasitor buat mengetahui apakah kapasitor tadi masih bagus atau sudah rusak?
Sebenarnya buat mengetahui apakah syarat sebuah kapasitor masih mengagumkan atau sudah rusak tidaklah sulit.
Kondisi sebuah Kapasitor bisa diketahui menggunakan menggunakan indera spesifik yg diklaim menggunakan Capasitance Meter, namun jika kita nir mempunyai indera ukur tersebut, dapat juga diukur menggunakan menggunakan alat ukur multi fungsi yang disebut menggunakan Multitester atau multimeter.
Cara memakai Multitester Analog (Lengkap)
Kapasitor poly kita temui pada kehidupan sehari-hari, serta umumnya terpasang pada berbagai alat-alat listrik yg kita pakai, misalnya pompa air listrik, Kipas angin, mesin cuci, AC serta sebagainya.
Apa fungsi Kapasitor?
Kapasitor merupakan suatu komponen elektronika yg dapat berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik sesaat.
Seperti misalnya Kapasitor dalam motor pompa air, kapasitor tersebut berfungsi buat memberikan lonjakan tegangan listrik sesaat yang mengalir dalam gulungan bantu, sehingga terjadi perbedaan medan magnet antara gulungan utama dan gulungan bantu, sebagai akibatnya motor pompa tadi bisa berputar dengan sendirinya.
Baca pula: Cara Mengukur Dioda
Apakah anda pernah mengalami pompa air yang anda miliki waktu dinyalakan nir mau berputar, tetapi selesainya kita bantu putar dalam porosnya maka pompa air tersebut bisa berputar dengan normal, apa penyebabnya?
Jika anda pernah mengalami hal diatas, ini mengindikasikan bahwa kapasitor pada motor pompa air tersebut telah nir berfungsi (rusak).
Namun, buat memastikan apakah Kapasitor tersebut sahih-benar rusak atau masik rupawan, dapat diukur menggunakan memakai Multitester atau multi meter analog.
Tips menentukan Multitester yg bagus
Bagaimana cara mengukur kapasitor buat mengetahui kondisinya apakah masih indah atau telah rusak?

Cara mengukur Kapasitor

Pada kesempatan kali ini kita akan berbagi mengenai bagaimana cara mengukur kapasitor dengan menggunakan Multitester analog, meski sebenarnya pengukuran kapasitor juga bisa dilakukan menggunakan multitester digital, atau menggunakan kapasitansi meter, namun lantaran indera ukur multitester umumnya lebih gampang kita dapatkan dibanding indera ukur lainnya, serta paling poly digunakan untuk mengukur kapasitor.
Cara mengukur kapasitor dengan multitester analog
  1. Siapkan alat ukur multitester
  2. Atur posisi selektor pada posisi Ohm-meter (buat mengukur nilai tahanan)
  3. Pastikan kondisi Multitester yg anda pakai masih mengagumkan dan berfungsi dengan baik
  4. Siapkan kapasitor yang akan anda ukur, serta pastikan kapasitor tadi telah nir terhubung lagi menurut kabel-kabel.
  5. Hubungkan jarum pengukur dalam masing-masing terminal kapasitor
  6. Lihat output pengukuran dalam jarum penunjuk multitester

Membaca Hasil pengukuran
  • Jika jarum penunjuk multitester beranjak menurut kiri ke kanan serta beberapa waktu lalu jarum penunjuk pulang lagi ke posisi semula, ini menandakan bahwa kapasitor tersebut masih rupawan.
  • Jika jarum penunjuk multitester beranjak menurut kiri ke kanan namun nir pulang ke posisi semula, ini menandakan bahwa kapasitor tersebut sudah nir rupawan (rusak).
  • Jika jarum penunjuk multitester tidak berkecimpung sama sekali, coba pindahkan posisi jarum pengukur dari positif ke negatif atau sebaliknya.
  • Jika posisi sudah dibalik namun jarum pengukur permanen jua nir bergerak, ini mengindikasikan bahwa kapasitor memang sudah rusak
  • Namun apabila sesudah posisi jarum pengukur dibalik serta jarum penunjuk multitester beranjak menurut kiri ke kanan serta beberapa ketika lalu jarum penunjuk balik lagi ke posisi semula ini mengindikasikan bahwa kapasitor tadi masih rupawan.

Setelah kita mengetahui bagaimana cara mengukur kapasitor untuk mengetahui kondisinya apakah masih bagus atau sudah rusak, diharapkan kita bisa memperbaiki sendiri apabila alat-alat listrik pada rumah kita ada yg rusak.
Jika alat-alat listrik yang anda gunakan pada tempat tinggal , seperti Kipas angin, Pompa air listrik, nir bisa berputar meski telah dinyalakan, dan bila dibantu putar sesaat, bisa berputar secara normal pulang ini berarti terdapat masalah dalam kapasitornya, dengan mengganti kapasitor menggunakan yang mengagumkan maka indera listrik kipas angin atau pompa air tadi akan berfungsi normal pulang.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

TIPS MEMILIH MULTITESTER YANG ANDA BUTUHKAN

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli Produk Multitester yang cantik serta Handal.
Tips Memilih Produk Multitester yang indah, Bagaimana sebenarnya Multi tester yg rupawan tadi?
Agar kita dapat memilih Multitester yang sinkron dengan kebutuhan, tentunya kita harus memahami terlebih dahulu apa saja kriteria yang harus ada pada sebuah Multitester.
Produk Multi tester yang bagus adalah Multitester yg Memiliki kualitas handal, awet, tahan usang, Memiliki berbagai fungsi, Praktis digunakan, nir mudah rusak, hasil pengukuran akurat, persentase error minim, tahan banting, Perawatan yang mudah dengan harga kompetitif.

MultiTester
Multitester merupakan suatu alat ukur yg mempunyai berbagai fungsi (multi fungsi) buat pengukuran di bidang kelistrikan.
Multitester biasa jua dianggap dengan Multimeter atau seringkali jua dulunya disebut dengan AVOmeter (Ampere, Voltage, Ohm - Meter).

Berbagai fungsi Multitester
Berbagai fungsi yang biasanya masih ada pada Multitester antara lain:
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik Arus bolak kembali atau AC (Alternating Current), atau diklaim dengan Voltmeter AC
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik Arus searah atau DC (Direct Current), atau disebut menggunakan Voltmeter DC.
  • Untuk mengukur nilai Resistan (Hambatan), atau disebut menggunakan Ohm-Meter.
  • Untuk mengukur akbar Arus listrik searah (DC) atau biasa disebut menggunakan DC-Amperemeter.

Berbagai produk Multitester dapat kita jumpai dijual dipasaran, dengan banyak sekali keunggulan dan tambahan fungsi lainnya.
Baca pula: Cara mengukur Kapasitor dengan Multitester
2 (2) Jenis Multitester
Selain itu, masih ada dua (2) jenis multitester yang poly digunakan buat banyak sekali keperluan pengukuran kelistrikan, yaitu:
  • Multitester Analog.
  • Multitester Digital.
Masing-masing Multi tester tadi mempunyai kekurangan serta kelebihannya masing-masing, Perbedaan yang paling primer menurut Multitester Analog serta Multitester Digital adalah pada tampilan hasil pengukurannya.
Multitester Digital akan menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk nomor (Digital), sedangkan Multitester Analog memerlukan cara pada menghitung output pengukuran yang dibandingkan dengan Skala ukur serta Skala hasil pengukuran.
Cara membaca hasil pengukuran Multitester Analog
Namun secara umum, kedua jenis multitester ini mempunyai fungsi / kegunaan yang sama.
Selain 2 jenis Multitester diatas, sebenarnya Terdapat beberapa hal krusial lainnya yg perlu kita perhatikan pada menentukan Multitester yg cantik.
Seperti halnya menggunakan aneka macam jenis Alat ukur lainnya, tentunya kita mengharapkan sebuah Multitester menggunakan hasil pengukuran yang akurat (High Accuracy), serta tingkat error yang mini .
Bagaimana memilih Multi tester yg mengagumkan, Handal, High Accuracy, tahan usang?

Tips Memilih Multitester

Beberapa Tips tadi diantaranya:

1. Standarisasi.
Multitester yg telah ter-sertifikasi baik secara nasional maupun internasional.
Standart kelayakan pada berbagai Multitester bisa kita lihat berupa simbol yg inheren dalam Multitester tadi, beberapa simbol standarisasi tersebut, antara lain:
  • CE (Standar Eropa)
  • EN (Standar Eropa)
  • JIS (Standar Industri Jepang)
  • DIN (Standar industri dari Jerman
  • SNI (Standar Nasional Indonesia).
  • dan lainnya.

2. Akurasi.
Multitester yang kita gunakan sebaiknya adalah Multitester yg bisa mengukur menggunakan tingkat keakuratan yg tinggi.
Tingkat akurasi output pengukuran Multitester dapat kita lihat dalam label spesifikasinya, umumnya dituliskan pada satuan persen.
Sebagai model:
Pada sebuah Multitester tertulis dapat mengukur nilai Resistance menggunakan Accuracy ±5%
Karena output pengukuran yang paling akurat adalah 100%, maka apabila ToleransiAccuracy ±5%
(100%-5%) sampai (100%+5%).
Ini berarti taraf keakuratan output pengukuran (Toleransi) multitester waktu mengukur Resistan merupakan diantara 95% s/d 105% menurut hasil pengukuran.
Tentunya semakin rendah toleransi output pengukuran sebuah Multitester, maka akan semakin rupawan dan Akurat.
3. Resolusi.
Multitester yang dapat mengukur menggunakan hasil yg lebih presisi (sempurna), Tingkat Presisi pada alat ukur multitester biasa dianggap dengan Resolusi.
Nilai Resolusi dalam indera ukur jua terdapat dalam label Spesifikasi indera ukur tadi.
Sebagai model:
Sebuah Multitester bisa mengukur Tegangan AC (Volt AC) dengan resolusi 1mV.
Ini berarti hasil pengukuran yg bisa ditampilkan alat ukur Multitester tersebut minimal merupakan 1mV (1 mili Volt) atau tingkat presisinya mencapai 0,001Volt.
Semakin rendah resolusinya tentu akan semakin presisi hasil pengukuran Multitester tersebut.
4. Range
Range pengukuran Multitester adalah Jarak/skala pengukuran menurut terendah sampai tertinggi.
Multitester yang anda pilih usahakan merupakan Multitester yang dapat mengukur dengan Range yang cukup akbar.
Sebagai model:
Sebuah Multitester dapat dipakai untuk mengukur nilai Resitansi (Ohm) dengan Range 1ohm hingga 200Mohm.
Ini berarti Multitester tadi dapat mengukur nilai tahanan yg mini menggunakan skala yaitu 1 Ohm, dan dapat mengukur nilai tahanan yang besarnya mencapai 200.000.000 Ohm (200Mega Ohm).
Tips Tambahan:
Fuse (Slow Blow).
Multitester yg Aman, dilengkapi menggunakan pengaman berupa fuse (Sekring), usahakan menggunakan tipe Slow Blow.
"Fuse Slow-Blow" berarti saat terjadi kesalahan pengukuran atau hubung singkat (Short Circuit) pada Multitester tadi, sekring akan putus menggunakan potensi ledakan yang kecil/pelan, sebagai akibatnya nir menyebabkan kerusakan yg lebih fatal.
Full Cover
Multitester yg memiliki proteksi (Cover) secara menyeluruh atau mempunyai Cover depan yang dapat dibuka serta ditutup.
Tahan Banting
Multitester yg terbuat berdasarkan bahan yg tidak gampang pecah serta tahan terhadap bantingan saat tanpa sengaja terjatuh (Droop Shock-Proof).
Hemat Batere
Multitester yang tentunya yang tidak boros pemakaian batere.
Ringan
Multitester yg dibutuhkan memiliki bobot yang nir terlalu berat sehingga kita gampang buat menggenggam serta menggunakannya, umumnya Multitester mempunyai bobot yg nir terlalu berat, berkisar 300gram-350gram.
Mudah digunakan
Multitester yang yg gampang dipakai untuk melakukan pengukuran serta hasil pengukurannya yang mudah dibaca.
Data diatas dapat anda jadikan sebagai tambahan warta, serta tentunya Multitester pilihan anda harus diubahsuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan aneka macam asal

CARA MENGGUNAKAN MULTITESTER MODEL ANALOG

Hallo sobat, masih suka belajar bukan...?, karena sekarang aku akan sedikit menjelaskan tentang bagaimana cara memakai Avo Meter dengan benar.

Pada dasarnya suatu indera sangatlah pada butuhkan pada pengerjaan elektro serta keliru satunya adalah Avo Meter atau multitester, disamping memudahkan pada pengerjaan juga dapat di pastikan lebih akurat.

banyak sekali ragam bentuk menurut Avo Meter ini, namun dalam dasarnya Avo Meter  sendiri di bagi menjadi 2 bagian yaitu Analog serta Digital. Tapi sobat, pada pembelajaran kali ini kita akan membahas mengenai cara membaca Avo Meter Analog.


Berikut adalah salah satu gambar Multitester Analog :
Di dalam Avo Meter sendiri pada bagi menjadi beberapa fungsi yaitu :

1. Ohm Meter yg berfungsi sebagai pengukur hambatan resistor. Adapun fungsi lain berdasarkan ohm meter merupakan sebagai mengetahui syarat kelayakan suatu komponen.
2. Ampere Meter yang berfungsi sebagai pengukur arus tetapi pada skala yg relatif kecil.
3. DC Volt yang berfungsi sebagai pengukur tegangan DC dari sebuah sirkuit elektro.
4. AC Volt yang berfungsi buat mengetahui tegangan AC dalam sebuah sirkuit elektronika. 

Cara membaca Ohm Meter :
Pertama kita pindah range dalam fungsi ohm meter kemudian tempelkan ke 2 ujungtaspin Avo ke tiap ujung komponen yang di inginkan, menggunakan catatan ke 2 ujung kabel dalam avo tidak bloeh sambung lantaran hal ini bisa mengakibatkan tidak terdeteksinya komponen itu sendiri.
Untuk fungsi AC Volt, DC Volt dan Ampere Meter cara membacanya hampir sama, perbedaanya terdapat dalam apa yang akan kita ukur yaitu tegangan arus listrik.

Dari cara pembacaan pada atas masih banyak fungsi Avo Meter yang lain, tentunya Avo Meter yg berbeda tipe serta model.  

Sekian dulu trik dan tips menurut aku mengenai Cara Menggunakan Multitester Model Analog, semoga berguna buat kalian seluruh.

Selamat mencoba.

APA SAJA ALAT KERJA SEORANG TEKNISI LISTRIK ELECTRICIAN

Daftar aneka macam Alat kerja yg biasa dipakai oleh seorang Teknisi listrik atau tukang Listrik (Electrician), dan fungsi Alat kerja listrik tersebut.
Apa saja Alat kerja yg biasa dipakai seseorang Teknisi listrik atau tukang listrik (Electrician)?, serta apa saja fungsi menurut berbagai Alat kerja listrik, tersebut?
Setiap teknisi tentunya membutuhkan alat-alat atau indera yg digunakan buat melakukan aneka macam pekerjaan dan perbaikan.
Begitu jua halnya dengan Teknisi listrik atau tukang listrik (Electrician), takkan mampu lepas menurut berbagai alat kerja listrik yang harus dibawa waktu akan melakukan pekerjaan, baik itu saat akan memasang suatu instalasi listrik, melakukan perbaikan listrik, atau saat sekedar buat melakukan pemeriksaan dan perawatan aneka macam peralatan serta perlengkapan instalasi listrik.
Sebagai contoh, seorang teknisi atau tukang listrik takkan bisa melakukan aneka macam pekerjaan yg herbi listrik bila tidak membawa Testpen.
Testpen termasuk galat satu dari sekian banyak indera kerja listrik yg wajib dibawa serta dipakai setiap teknisi atau tukang listrik waktu melakukan banyak sekali pekerjaan listrik.
Selain Testpen, masih poly lagi aneka macam alat kerja yang umumnya dibawa serta digunakan seorang teknisi listrik.

Berbagai Alat kerja Teknisi Listrik

Berikut beberapa indera kerja listrik yg umumnya dipakai serta dibawa seseorang tukang listrik ketika bekerja, diantaranya:
1. Testpen
Tespen (testpen)
Tespen adalah suatu alat kerja yg wajib dibawa dimanapun teknisi listrik bekerja.
Testpen berfungsi menjadi indera kerja buat mendeteksi atau menilik apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak.
Cara menggunakan Testpen
Bentuknya mini , ringan, gampang dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga dipakai buat membuka sekrup-sekrup ukuran mini .
Untuk menjaga keselamatan waktu bekerja, Setiap teknisi listrik wajib memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yg akan diperiksa atau diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen, sebelum memulai pekerjaan.
2. Tang
Tang (Pliers)
Tang adalah suatu alat kerja homogen tuas, yg terbuat dari bahan logam menggunakan dilapisi karet (Isolasi) dibagian pegangan (gagang).
Sebenarnya Tang juga poly digunakan buat pekerjaan montir, mekanik, teknisi mesin, tukang kayu, serta pekerjaan lainnya.
Namun spesifik buat Teknisi Listrik, Tang yang dipakai harus yg di desain khusus buat kerja listrik, memiliki bahan isolasi/karet dalam pegangan (gagang) menggunakan kemampuan bahan isolatornya mencapai 1000Volt (tegangan tembus isolator), sehingga kondusif untuk dipakai pada pekerjaan yg herbi Tegangan Listrik.
Tang yg biasa dipakai sebagai Alat kerja Teknisi Listrik (Electrician), terdapat banyak sekali macam, sinkron dengan bentuk serta fungsinya.
  • Tang kombinasi
Tang Kombinasi (Combination Pliers)
Tang kombinasi berfungsi menjadi alat bantu untuk memegang, mencengkeram, memuntir, memotong aneka macam benda kerja.
Contoh penggunaan Tang kombinasi:
Tang kombinasi bisa dipakai buat memegang kabel, memotong kabel, memuntir kabel, menyambung kabel, membuka baut/sekrup mini yg sulit dibuka dengan obeng, dan banyak sekali fungsi lainnya.
  • Tang potong
Tang potong (Side Cutting Pliers)
Tang pangkas berfungsi menjadi alat kerja buat memotong kabel listrik, wire.
  • Tang Lancip
Tang lancip (Long-Nose Pliers)
Tang Lancip berfungsi menjadi Alat kerja listrik untuk memegang benda kerja yg berukuran mini , memuntir kabel, membuat bulatan pada ujung kabel, serta bisa pula digunakan buat memotong kabel.
  • Tang Skun
Tang skun (Crimping Pliers)
Tang Skun berfungsi sebagai indera kerja listrik buat menjepit skun kabel (Cable Scone) dalam ujung kabel listrik supaya terpasang menggunakan baik.
Selain itu Tang Skun (Crimping Pliers) pula bisa dipakai buat mengupas, dan memotong kabel yang berdiameter kecil.
3. Obeng
Obeng (Screw-Drivers)
Obeng adalah suatu alat kerja yg berbentuk bundar memanjang, berbahan logam dengan dilapisi bahan karet/isolator dibagian pegangan (Gagang).
Sama halnya menggunakan Tang, Obeng tidak hanya dipakai buat indera kerja teknisi listrik, Obeng jua digunakan oleh Teknisi mesin, Montir, Bengkel, Mekanik, tukang kayu, serta pekerjaan lainnya.
Namun Obeng yang digunakan buat Teknisi Listrik (Electrician) harus memiliki desain spesifik, terbungkus dengan bahan karet atau Isolator pada hampir semua bagian menurut obeng tersebut kecuali dalam bagian ujung (mata Obeng), dengan ketahanan tegangan tembus isolasi sebanyak 1000Volt. Sebagai akibatnya kondusif buat dipakai untuk aneka macam pekerjaan yang berhubungan dengan tegangan Listrik.
Tedapat aneka macam macam jenis, bentuk dan ukuran Obeng yang digunakan sang Teknisi Listrik, namun secara umum Obeng tadi bisa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
  • Obeng Plus (+)
Obeng Plus (Philips Screw-drivers)
Obeng Plus biasa juga dianggap dengan Obeng Kembang atau pada bahasa inggris diklaim dengan Philips Screw-Drivers.
Obeng Plus berfungsi menjadi indera kerja listrik buat membuka, memasang, mengendurkan, mengencangkan baut atau sekrup yg memiliki permukaan (Kepala) berbentuk silang (Plus).
  • Obeng Minus (-)
Obeng Minus (Slotted Screw-drivers)
Obeng Minus biasa jua dianggap menggunakan Obeng Pipih atau dalam bahasa inggris dianggap menggunakan Slotted Screw-Drivers.
Obeng Minus berfungsi menjadi alat kerja listrik buat membuka, memasang, mengendurkan, mengencangkan baut atau sekrup yg memiliki permukaan (Kepala) berbentuk Pipih (Minus).
4. Solder
Solder (Patri)
Solder merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi buat mencairkan Timah Solder, untuk keperluan sambungan kabel ukuran mini , juga pemasangan berbagai komponen listrik pada Papan rangkaian (PCB).
Solder adalah alat listrik yg mengganti energi listrik buat menghasilkan Panas.
Sambungan kabel (wire) menggunakan cara pada solder termasuk cara penyambungan yang baik serta kondusif, karena sambungan terhubung menggunakan kuat (Tidak mudah longgar).
lima. Kunci Inggris
Kunci inggris (Adjustable Wrench)
Kunci Inggris adalah suatu alat kerja yg poly digunakan sang aneka macam teknisi, baik buat teknisi listrik, teknisi mesin, montir, mekanik, serta lainnya.
Namun, spesifik buat Kunci inggris yg dipakai menjadi indera kerja Tukang listrik (Electrician), harus dirancang khusus menggunakan dilengkapi pengaman dibagian pegangan atau gagang berdasarkan bahan karet atau bahan Isolator yang nir tembus tegangan listrik, sebagai akibatnya aman dipakai.
Kunci inggris adalah suatu indera kerja yg berfungsi buat membuka, mengendurkan, mengencangkan baut, menggunakan ukuran yg dapat disesuaikan (Adjustable).
6. Cutter
Cutter (Pemotong) merupakan suatu alat kerja homogen pisau yg dapat digunakan buat memotong, bagian pegangan (Gagang) berbahan plastik (Isolator).
Khusus buat indera kerja teknisi listrik, Cutter digunakan untuk mengupas, membelah bagian isolasi kabel listrik yg mempunyai berukuran lebih akbar, yg tidak dapat dikupas dengan menggunakan Tang.
7. Isolasi
Selasiban, Isolasi, Insulation Tape (Isolasi).
Isolasi merupakan suatu alat atau bahan kerja yang pastinya dibawa sang seorang tukang listrik atau teknisi listrik.
Isolasi (Selasiban) berfungsi untuk membalut/membungkus bagian sambungan-sambungan kabel agar tegangan listriknya dapat ter-isolasi dan tidak membahayakan.
8. Tas pinggang
Tas pinggang (Bag Pouch)
Tas pinggang jua adalah suatu alat kerja yg banyak dipakai atau dibawa sang seorang teknisi listrik.
Tas pinggang (Bag Pouch) berfungsi menjadi wadah atau tempat untuk menyimpan banyak sekali peralatan dan alat kerja sehingga gampang untuk dibawa kemana-mana saat bekerja.
9. Multitester
Multitester, Multimeter, atau AVO meter
Multi tester adalah keliru satu alat kerja seseorang tukang listrik yang sangat krusial.
Cara menggunakan Multitester Analog
Multi tester bermanfaat buat melakukan aneka macam pengukuran yg menyangkut dengan kelistrikan, misalnya buat mengukur besar tegangan listrik (Volt)), buat mengukur arus listrik DC, mengukur nilai penahan (Tahanan), serta lain sebagainya.
Tips memilih Multitester yg anda butuhkan
Multi tester yang biasa digunakan oleh seorang teknisi listrik terdapat dua macam, yaitu:
  • Multi tester Analog
  • Multi tester Digital

10. Tang Ampere
Tang ampere (Clamp Meter)
Tang Ampere (Clamp-meter) adalah suatu indera kerja listrik yg berfungsi buat mengukur besaran Arus listrik AC.
Cara mengukur Arus listrik dengan menggunakan Tang ampere sangat simpel dan gampang, hanya dengan menjepit (Melingkarkan) bagian Tang ampere yang menyerupai tang (Penjepit), maka akbar arus yang mengalir pada suatu kabel bisa diketahui, tanpa wajib membuka atau tetapkan kabel tadi.
Jika Multitester dapat digunakan buat mengukur Arus (Ampere) listrik searah (DC), maka Tang Ampere (Clamp Meter) bisa dipakai buat mengukur akbar Arus listrik AC (Arus bolak-balik ).
11. ELCB Tester
ELCB Tester adalah suatu indera kerja listrik yg berfungsi buat mengetahui kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang telah terpasang pada suatu instalasi listrik. Cara menggunakan ELCB Tester
ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB (Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi indah dan dapat menaruh proteksi dalam ketika terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).
12. Insulation Tester
Insulation tester atau dianggap juga menggunakan Megger (Mega-Ohm Meter)
Insulation Tester (Megger) adalah suatu alat kerja listrik yg berfungsi untuk mengukur kondisi isolasi menurut suatu kabel penghantar listrik. Cara menggunakan Insulation tester
13. Temperature Infrared
Temperature Infrared, Temperature Non-Contact.
Temperature Infrared adalah suatu alat kerja atau indera ukur suhu dengan prinsip kerja Infra-merah. Prinsip kerja Infrared Temperature
Alat ukur Temperature Infrared ini dapat mengukur suhu suatu benda tanpa harus bersentuhan eksklusif menggunakan benda yg diukurnya.
Alat ini digunakan buat mengetahui syarat banyak sekali peralatan listrik, seperti kondisi Suhu Kabel, Suhu Transformer, Suhu sambungan-sambungan kabel, Suhu terminal-terminal kabel, suhu Capasitor, suhu motor listrik serta aneka macam alat-alat listrik lainnya.
Seperti kita ketahui, bila berbagai alat-alat listrik memiliki suhu panas yg cukup tinggi, akan mengakibatkan aneka macam kerusakan serta bahkan bisa menimbulkan api atau kebakaran.
Oleh karena itu wajib dilakukan inspeksi secara terjadwal terhadap kondisi Suhu/Panas berbagai peralatan listrik serta instalasi dengan memakai IR-Temperature.
14. Vibration Test
Vibration Test (Vibration Pen)
Vibration Test merupakan suatu alat kerja listrik yg berfungsi buat mengukur akbar getaran berbagai peralatan listrik, motor listrik, genset, dan sebagainya.
Pengukuran Getaran (Vibrasi) sangan penting buat dilakukan agar mengetahui syarat banyak sekali mesin, alat-alat listrik yang sedang beroperasi, serta selanjutnya buat bisa direncanakan perawatan serta pemugaran pada mesin-mesin tadi.
15. Grounding Tester
Grounding Tester atau Earth Tester
Grounding Tester merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi buat melakukan pengukuran terhadap kondisi Grounding atau pentanahan yang telah terpasang.
Cara menggunakan Earth Tester mengukur tahanan Grounding
Grounding ((Pentanahan) diukur buat mengetahui berapa nilai tahanan groundingnya, Nilai tahanan grounding usahakan dibawah dua ohm. (<2 ohm).
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI