CARA MENGUKUR KOMPONEN ELEKTRONIKA KAPASITOR

Warga Belajar--sekalian dalam keterampilan PKH elektro kemarin sudah kita bahas tentang komponen-komponen dasar dalam elektronika, dan bagaimana service sederhana berdasarkan kerusakan alat-indera elektronik tersebut. Berikutnya kita akan coba lebih mendalami tentang bagaimana pengukuran komponen yang sahih menggunakan menggunakan indera Kapasitor atau CAPACITANCE METER seperti berikut adalah: 
KAPASITOR
Kompenen kapasitor atau dengan Nama lainnya merupakan kondensator. Adalah komponen yang terdiri menurut dua pelat logam yg dipisahkan menggunakan isolator. Isolator ini memperlihatkan nama dari kapasitor tadi. Ukuran kapasitor adalah Farad.
1 Farad (F) = 1.000.000 mikro Farad (F)
1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF)
1 nano Farad (nF) = 1.000 piko Farad (pF)
Sifat kapasitor adalah bisa menerima arus listrik serta menyimpannya dalam saat yang nisbi.
Adapun jenis – jenis kapasitor menurut isolatornya merupakan menjadi berikut :
a. Kondensator Elektrolit / ELCO (kondensator yang memiliki polaritas, kaki + dan kaki -)
b. Kondensator Keramik
c. Kondensator Mylar
d. Kondensator Mika
e. Kondensator Kertas
Penggunaan kapasitor dalam rangkaian :
• Sebagai perata arus
• Sebagai penyimpan arus listrik
Simbol Kondensator dalam Rangkaian adalah "C" dan simbol gambarnya adalah :

Cara Membaca Elco
Misalnya dibadan ELCO tertera tulisan 10uF/16v berarti ELCO tadi memiliki ukuran 10 mikro farad dan tegangan kerjanya
maksimal 16v. Jika tegangan yang diberikan lebih akbar berdasarkan tegangan kerja maka ELCO akan rusak. Sisi ELCO yang masih ada
tanda panah memperlihatkan kaki disisi tersebut merupakan kaki negatif.
Cara Membaca Kapasitor Keramik / Mika / Mylar
Misalnya di badan kapasitor tersebut tertera goresan pena 103 merupakan :
• Angka I : melambangkan angka
• Angka II : melambangkan angka
• Angka III : melambangkan jumlah nol & ukurannya dalam piko Farad.
Jadi nilai kapasitor tadi adalah 10.000 pF = 10 nF = 0,01uF.
Mengukur Elco Dengan Multitester
Sebenarnya cara yang aku sampaikan ini kurang pas buat cek elco, dan cara yang sempurna mengukur elco merupakan dengan CAPACITANCE
METER, dan dia akan memberitahuakn kapasitas yang sebenarnya yg dimiliki elco itu. Tapi cara ini pula lumayan cukup membantu,
berikut caranya :
1. Putar batas ukur dalam Ohmmeter X1 / X10 buat elco yang ukurannya besar serta X100 / X1K buat elco yang ukurannya mini .
2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki ELCO (bolak pulang sama saja)
3. Lihat penunjukan jarum dalam papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
• Jarum memilih nomor & kembali ke loka semula : elco baik
• Jarum menunjuk nomor & nir kembali ke tempat semula : elco bocor
• Jarum nir berkecimpung sama sekali : elco putus
• Jarum menunjuk nomor nol : elco short
Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester
Sebenarnya cara ini jua kurang pas untuk cek kapasitor, serta cara yang sempurna mengukur elco adalah dengan CAPACITANCE METER,
dan dia akan memberitahuakn kapasitas yg sebenarnya yang dimiliki elco itu. Tapi cara ini juga tidak mengecewakan relatif membantu, berikut
caranya :
1. Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K
2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik sama saja)
3. Lihat penunjukan jarum dalam papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
• Jarum memilih angka lalu & ke tempat semula : kapasitor baik
• Jarum memilih nomor tdk pulang ke tempat semula : kapasitor bocor
• Jarum nir bergerak : kapasitor putus
• Jarum memilih angka nol : kapasitor short

Demikian cara mengukur komponen elektronika kapasitor, semoga bermanfaat.
Source: //ekohasan.blogspot.com/2010/03/mengenal-mengukur-komponen-elektronika.html

MENGENAL 6 KOMPONEN ELEKTRONIKA SERTA PENJELASANNYA

Terdapat beraneka ragam Komponen-komponen Elektronika, antara lain terdapat 6 Komponen Elektronika dasar, yang perlu diketahui.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu mengenal berbagai jenis Alat-indera Elektronik, misalnya Televisi, DVD, Digital Receiver, Amplifier, dan sebagainya.
Alat-alat Elektronik ini dibuat menurut prinsip Elektronika, yang terdiri menurut berbagai jenis komponen-komponen Elektronika didalamnya, yg mempunyai fungsi dan fungsinya masing-masing.
Terdapat Banyak sekali jenis-jenis Komponen Elektronika, dan masing-masing Komponen Elektronika tadi memiliki kegunaan dan fungsi yg berbeda-beda.
Bagi kita yg masih termin pemula, dan ingin mulai mengenal tentang Ilmu Elektronika dan komponen-komponennya, terdapat beberapa Komponen dasar pada Elektronika yang wajib kita ketahui terlebih dahulu, sebelum lebih mendalami ilmu elektronik.
Apa saja Komponen-komponen dasar dalam Elektronika serta apa saja kegunaan berdasarkan Komponen-komponen Elektronika tersebut?, dapat kita lihat daftarnya dibawah ini.
  • Resistor
  • Kapasitor (ELCO)
  • DIODA
  • Transistor
  • Induktor
  • IC (Integrated Circuit)

Mengenal 6 Jenis Komponen Elektronik


1. Resistor

Resistor atau disebut pula Tahanan (Hambatan), adalah Komponen Elektronika yang berfungsi buat Mengganggu Arus listrik yang mengalir pada suatu Rangkaian, besaran hambatan (Tahanan) yg dimiliki Resistor dikenal menggunakan istilah Resistansi, pada satuan Ohm (Ω).
Terdapat beragam nilai besaran Ohm (Ω) dalam sebuah Resistor, seperti contohnya Resistor 10Ω, 25Ω, 50Ω, 100Ω, 1000Ω (1KΩ), 2KΩ, serta poly lainnya, dan Resistor ini termasuk pada jenis Komponen Elektronika Pasif.
Selain aneka macam berukuran Ohm pada sebuah Resistor, masih ada juga aneka macam Resistor yg mempunyai ukuran, bentuk, serta model yg berbeda-beda sesuai dengan jenis-jenisnya.
Beberapa Jenis Resistor:
Resistor menggunakan Nilai tahanan tetap
Resistor jenis ini mempunyai nilai tahanan yang telah permanen, misalnya misalnya Resistor 100Ω, berarti Resistor ini memiliki nilai tahanan permanen 100Ω.
Resistor dengan Nilai tahanan bisa diatur (Variable)
Resistor jenis ini memiliki nilai tahanan yang bervariasi, serta memiliki rentang nilai yang dapat diubahsuaikan sesuai kebutuhan, Resistor jenis ini biasa diklaim menggunakan Variable Resistor atau Potensio.
Seperti misalnya Potensio 0Ω - 5KΩ, berarti Resistor jenis ini dapat diatur nilai tahanannya mulai 0Ω sampai dengan 5000Ω (5KΩ)
Resistor dengan sensor cahaya (LDR)
Resistor menggunakan sensor cahaya, atau diklaim menggunakan LDR (Light Dependent Resistor), biasa dipakai buat Lampu otomatis menyala dimalam hari (Cahaya Gelap), serta padam saat Cahaya mulai Terang.
Resistor ini memiliki nilai Tahanan yg akan berubah sinkron menggunakan intensitas cahaya yag diterimanya.
Resistor menggunakan sensor suhu (Thermistor)
Resistor jenis ini biasa juga dianggap menggunakan Thermistor, biasa dipakai buat pengaman Motor listrik, waktu suhu Motor listrik melebihi batas normal, maka Nilai Tahanan Thermistor akan semakin besar , serta menyebabkan Rangkaian listrik menuju panel Kontrol motor listrik terputus.
Selain itu Thermistor pula poly dipakai pada Alat listrik dirumah, misalnya dalam AC, Rice cooker, Pemasak Air listrik, dan sebagainya.
Resistor dengan sensor Tegangan (Varistor)
Resistor jenis ini biasa disebut dengan VDR (Voltage Dependent Resistor), atau tak jarang disebut pula menggunakan Varistor, Nilai Hambatan Resistor ini dapat berubah sesuai menggunakan besar Tegangan yg dialiri, Semakin tinggi tegangan maka semakin rendah nilai Hambatannya.
2. Kapasitor

Kapasitor biasa juga diklaim dengan Kondensator, atau ELCO (Elektrolit Condensator), serta merupakan Komponen Elektronika yang bisa menyimpan Energi atau muatan Listrik, dalam beberapa waktu.
Baca jua: Cara mengukur Kapasitor
Kapasitor mempunyai satuan Farad (F), Satuan Farad ini diambil berdasarkan nama Michael Faraday, yg pertama kali menemukan Kapasitor.
Terdapat berbagai nilai kapasitor, misalnya Kapasitor 16 mikro Farad (16µF), 30µF, 100µF, 1000µF, dan aneka macam ukuran kapasitor lainnya.
1 F = 1.000.000 µF
1 µF = 0,000001F
Kapasitor poly digunakan dalam berbagai alat listrik pada rumah, misalnya pada Pompa air, AC, Mesin cuci, Lampu, Amplifier, Kipas Angin, dan sebagainya.
Beberapa Jenis Kapasitor:
Kapasitor Tetap Non-Polaritas
Kapasitor jenis ini diklaim pula menggunakan Kapasitor biasa, pemasangannya lebih gampang lantaran nir memerlukan Polaritas (Tidak ada Positif atau Negatif), dan memiliki nilai Farad yg sudah Tetap.
Kapasitor Tetap Polaritas
Kapasitas jenis ini biasa diklaim menggunakan ELCO (Electrolit Condensator), mempunyai nilai Farad yg permanen, serta memerlukan Polaritas sehingga pemasangannya wajib diperhatikan posisi Positif maupun Negatifnya, tidak boleh terbalik.
Variable Kapasitor
Kapasitor jenis ini mempunyai rentang nilai (Range) Farad yg bervariasi (Variable), sehingga lebih memudahkan kita buat memilih Nilai Farad sinkron menggunakan kebutuhan, seperti contohnya Variable Capasitor 100pF - 250pF, ini berarti nilai Kapasitor bisa diatur mulai 100pF sampai 250pF.
  • pF = piko Farad
  • 1Farad= 1.000.000.000.000 piko Farad

3. Dioda

Dioda (Diode) diklaim jua Semi Konduktor, yaitu komponen Elektronik yang mempunyai 2 jenis Elektroda yakni Anoda dan Katoda, Dioda bisa menghantarkan arus listrik pada satu arah, dan dalam arah kebalikannya Dioda menjadi kendala.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda mampu kita temukan dalam suatu rangkaian Elektronik sederhana, misalnya misalnya Adaptor yang menggunakan Dioda buat menyearahkan Arus (AC sebagai DC), selain itu jenis Dioda lainnya dapat dipakai sebagai Pengaman rangkaian, Saklar (Switching), Sensor, Control, dan sebagainya.
Baca jua: Cara Mengukur Dioda
Beberapa jenis Dioda
Selain jenis Dioda penyearah, terdapat banyak sekali jenis Dioda lainnya yang generik dipakai, misalnya:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

4. Transistor

Transistor termasuk bahan Semi Konduktor serta dari berdasarkan 2 kata, yaitu Transfer (pemindah) serta Resistor (Hambatan), serta Transistor merupakan Komponen Elektronika yg dapat mengalirkan arus serta menghambat pada suatu keadaan tertentu.
Transistor memiliki tiga kaki (terminal), yaitu:
  • B (Basis/Base)
  • E (Emittor)
  • C (Collector)

Transistor merupakan komponen Elektronika yang sangat krusial serta memiliki banyak sekali fungsi, diantaranya:
  • Sebagai penyearah (Rectifier)
  • Saklar (Switching)
  • Penguat arus (Amplifier)
  • Penstabil tegangan (Stabilizer)
  • Penyeimbang Arus
  • Modulasi sinyal
  • Penguat frekuensi
  • dan aneka macam fungsi Transistor lainnya.

Ada 2 jenis Transistor yang umum dipakai, yaitu:
  • Transistor NPN
Transistor jenis N-P-N disebut jua Transistor Positif, dan dapat mengalirkan arus listrik bila terminal B (Basis) diberi tegangan Positif.
  • Transistor PNP
Transistor jenis P-N-P disebut pula Transistor Negatif, serta dapat mengalirkan arus listrik jika terminal B (Basis) diberi tegangan Negatif.
5. Induktor

Induktor (Inductor) adalah suatu belitan (kumparan) kawat penghantar, buat menghasilkan beban Induktif dalam suatu rangkaian, serta Induktor ini mempunyai Nilai Induktansi dalam satuan Henry (H).
Induktor merupakan Komponen Elektronika yg mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
  • Penyimpan energi
  • Pengatur Frekuensi
  • Penyaring (Filter)
  • Penyambung (Couple)
Induktor terdapat yang mempunyai nilai Induktansi tetap, serta ada yang Variable.
6. IC (Integrated Circuit)

IC adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari Gabungan beberapa komponen lain pada dalamnya seperti Transistor, Resistor, serta komponen lainnya, serta Terintegrasi satu menggunakan lainnya.
IC adalah solusi buat menggabungkan berbagai komponen Elektronika dalam satu Komponen menggunakan ukuran yg lebih kecil, dan mempunyai aneka macam fungsi yang lebih kompleks.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

MENGENAL 6 KOMPONEN ELEKTRONIKA SERTA PENJELASANNYA

Terdapat beraneka ragam Komponen-komponen Elektronika, diantaranya masih ada 6 Komponen Elektronika dasar, yang perlu diketahui.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu mengenal aneka macam jenis Alat-indera Elektronik, seperti Televisi, DVD, Digital Receiver, Amplifier, serta sebagainya.
Alat-alat Elektronik ini dibentuk berdasarkan prinsip Elektronika, yang terdiri dari aneka macam jenis komponen-komponen Elektronika didalamnya, yg mempunyai fungsi dan manfaatnya masing-masing.
Terdapat Banyak sekali jenis-jenis Komponen Elektronika, dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut mempunyai kegunaan serta fungsi yg bhineka.
Bagi kita yang masih tahap pemula, serta ingin mulai mengenal mengenai Ilmu Elektronika dan komponen-komponennya, terdapat beberapa Komponen dasar pada Elektronika yg wajib kita ketahui terlebih dahulu, sebelum lebih mendalami ilmu elektronik.
Apa saja Komponen-komponen dasar dalam Elektronika serta apa saja kegunaan menurut Komponen-komponen Elektronika tersebut?, bisa kita lihat daftarnya dibawah ini.
  • Resistor
  • Kapasitor (ELCO)
  • DIODA
  • Transistor
  • Induktor
  • IC (Integrated Circuit)

Mengenal 6 Jenis Komponen Elektronik


1. Resistor

Resistor atau diklaim jua Tahanan (Hambatan), merupakan Komponen Elektronika yang berfungsi buat Mengganggu Arus listrik yg mengalir pada suatu Rangkaian, besaran kendala (Tahanan) yang dimiliki Resistor dikenal menggunakan kata Resistansi, dalam satuan Ohm (Ω).
Terdapat beragam nilai besaran Ohm (Ω) dalam sebuah Resistor, misalnya contohnya Resistor 10Ω, 25Ω, 50Ω, 100Ω, 1000Ω (1KΩ), 2KΩ, serta poly lainnya, serta Resistor ini termasuk pada jenis Komponen Elektronika Pasif.
Selain berbagai berukuran Ohm pada sebuah Resistor, terdapat jua berbagai Resistor yang mempunyai berukuran, bentuk, serta contoh yg berbeda-beda sinkron dengan jenis-jenisnya.
Beberapa Jenis Resistor:
Resistor menggunakan Nilai tahanan tetap
Resistor jenis ini mempunyai nilai tahanan yang sudah permanen, misalnya contohnya Resistor 100Ω, berarti Resistor ini mempunyai nilai tahanan permanen 100Ω.
Resistor dengan Nilai tahanan bisa diatur (Variable)
Resistor jenis ini mempunyai nilai tahanan yg bervariasi, serta mempunyai rentang nilai yg dapat disesuaikan sesuai kebutuhan, Resistor jenis ini biasa diklaim menggunakan Variable Resistor atau Potensio.
Seperti misalnya Potensio 0Ω - 5KΩ, berarti Resistor jenis ini dapat diatur nilai tahanannya mulai 0Ω sampai dengan 5000Ω (5KΩ)
Resistor menggunakan sensor cahaya (LDR)
Resistor menggunakan sensor cahaya, atau diklaim menggunakan LDR (Light Dependent Resistor), biasa digunakan buat Lampu otomatis menyala dimalam hari (Cahaya Gelap), dan padam saat Cahaya mulai Terang.
Resistor ini memiliki nilai Tahanan yang akan berubah sesuai menggunakan intensitas cahaya yag diterimanya.
Resistor dengan sensor suhu (Thermistor)
Resistor jenis ini biasa juga disebut menggunakan Thermistor, biasa digunakan untuk pengaman Motor listrik, ketika suhu Motor listrik melebihi batas normal, maka Nilai Tahanan Thermistor akan semakin besar , serta menyebabkan Rangkaian listrik menuju panel Kontrol motor listrik terputus.
Selain itu Thermistor juga poly digunakan dalam Alat listrik dirumah, misalnya dalam AC, Rice cooker, Pemasak Air listrik, dan sebagainya.
Resistor menggunakan sensor Tegangan (Varistor)
Resistor jenis ini biasa disebut dengan VDR (Voltage Dependent Resistor), atau acapkali disebut pula dengan Varistor, Nilai Hambatan Resistor ini dapat berubah sinkron menggunakan besar Tegangan yg dialiri, Semakin tinggi tegangan maka semakin rendah nilai Hambatannya.
2. Kapasitor

Kapasitor biasa juga diklaim dengan Kondensator, atau ELCO (Elektrolit Condensator), dan merupakan Komponen Elektronika yang dapat menyimpan Energi atau muatan Listrik, pada beberapa ketika.
Baca juga: Cara mengukur Kapasitor
Kapasitor mempunyai satuan Farad (F), Satuan Farad ini diambil berdasarkan nama Michael Faraday, yg pertama kali menemukan Kapasitor.
Terdapat berbagai nilai kapasitor, seperti Kapasitor 16 mikro Farad (16µF), 30µF, 100µF, 1000µF, serta berbagai ukuran kapasitor lainnya.
1 F = 1.000.000 µF
1 µF = 0,000001F
Kapasitor poly dipakai pada banyak sekali indera listrik pada tempat tinggal , seperti pada Pompa air, AC, Mesin cuci, Lampu, Amplifier, Kipas Angin, dan sebagainya.
Beberapa Jenis Kapasitor:
Kapasitor Tetap Non-Polaritas
Kapasitor jenis ini disebut pula menggunakan Kapasitor biasa, pemasangannya lebih mudah lantaran nir memerlukan Polaritas (Tidak ada Positif atau Negatif), dan memiliki nilai Farad yang sudah Tetap.
Kapasitor Tetap Polaritas
Kapasitas jenis ini biasa dianggap dengan ELCO (Electrolit Condensator), memiliki nilai Farad yg tetap, dan memerlukan Polaritas sehingga pemasangannya wajib diperhatikan posisi Positif juga Negatifnya, nir boleh terbalik.
Variable Kapasitor
Kapasitor jenis ini mempunyai rentang nilai (Range) Farad yang bervariasi (Variable), sebagai akibatnya lebih memudahkan kita buat memilih Nilai Farad sinkron menggunakan kebutuhan, seperti misalnya Variable Capasitor 100pF - 250pF, ini berarti nilai Kapasitor bisa diatur mulai 100pF sampai 250pF.
  • pF = piko Farad
  • 1Farad= 1.000.000.000.000 piko Farad

3. Dioda

Dioda (Diode) dianggap juga Semi Konduktor, yaitu komponen Elektronik yg mempunyai 2 jenis Elektroda yakni Anoda dan Katoda, Dioda dapat menghantarkan arus listrik dalam satu arah, dan dalam arah sebaliknya Dioda menjadi kendala.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda sanggup kita temukan dalam suatu rangkaian Elektronik sederhana, misalnya contohnya Adaptor yang menggunakan Dioda buat menyearahkan Arus (AC menjadi DC), selain itu jenis Dioda lainnya dapat dipakai menjadi Pengaman rangkaian, Saklar (Switching), Sensor, Control, serta sebagainya.
Baca juga: Cara Mengukur Dioda
Beberapa jenis Dioda
Selain jenis Dioda penyearah, masih ada aneka macam jenis Dioda lainnya yang generik dipakai, seperti:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

4. Transistor

Transistor termasuk bahan Semi Konduktor serta asal dari dua kata, yaitu Transfer (pemindah) serta Resistor (Hambatan), serta Transistor adalah Komponen Elektronika yang bisa mengalirkan arus serta merusak pada suatu keadaan eksklusif.
Transistor memiliki tiga kaki (terminal), yaitu:
  • B (Basis/Base)
  • E (Emittor)
  • C (Collector)

Transistor merupakan komponen Elektronika yang sangat krusial serta mempunyai banyak sekali fungsi, antara lain:
  • Sebagai penyearah (Rectifier)
  • Saklar (Switching)
  • Penguat arus (Amplifier)
  • Penstabil tegangan (Stabilizer)
  • Penyeimbang Arus
  • Modulasi sinyal
  • Penguat frekuensi
  • dan berbagai fungsi Transistor lainnya.

Ada 2 jenis Transistor yang umum dipakai, yaitu:
  • Transistor NPN
Transistor jenis N-P-N diklaim jua Transistor Positif, dan bisa mengalirkan arus listrik apabila terminal B (Basis) diberi tegangan Positif.
  • Transistor PNP
Transistor jenis P-N-P dianggap pula Transistor Negatif, serta dapat mengalirkan arus listrik apabila terminal B (Basis) diberi tegangan Negatif.
5. Induktor

Induktor (Inductor) adalah suatu belitan (kumparan) dawai penghantar, buat menghasilkan beban Induktif pada suatu rangkaian, serta Induktor ini memiliki Nilai Induktansi dalam satuan Henry (H).
Induktor merupakan Komponen Elektronika yg mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
  • Penyimpan energi
  • Pengatur Frekuensi
  • Penyaring (Filter)
  • Penyambung (Couple)
Induktor terdapat yg mempunyai nilai Induktansi permanen, serta terdapat yg Variable.
6. IC (Integrated Circuit)

IC adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari Gabungan beberapa komponen lain di dalamnya seperti Transistor, Resistor, serta komponen lainnya, serta Terintegrasi satu menggunakan lainnya.
IC adalah solusi buat menggabungkan banyak sekali komponen Elektronika pada satu Komponen dengan ukuran yang lebih kecil, serta mempunyai banyak sekali fungsi yg lebih kompleks.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA MUDAH MENGUKUR DIODA UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Cara Mengukur Dioda buat mengetahui kondisinya, apakah masih indah atau telah rusak
Dioda adalah keliru satu komponen Elektronik yg paling tak jarang digunakan dalam banyak sekali indera elektronika, serta seiring penggunaannya tentunya Dioda jua bisa mengalami kerusakan.
Dioda yang telah rusak memang terkadang bisa dilihat langsung menurut fisiknya, seperti terlihat gosong, Retak, Pecak, putus serta sebagainya, tetapi tak sporadis kerusakan Dioda tidak terlihat secara fisik (Visual), maka perlu dilakukan pengukuran buat mengetahui syarat sebuah Dioda, apakah masih rupawan atau sudah rusak.
Bagaimana cara mengetahui kondisi sebuah Dioda, apakah masih mengagumkan atau telah rusak serta tidak bisa digunakan lagi?
Baca pula: Cara mengukur Kapasitor
Selain Dioda terdapat berbagai jenis Komponen Elektronika yang jua acapkali kita temukan dalam berbagai rangkaian elektronik, Komponen Elektronik tersebut misalnya Resistor, ELCO, Kapasitor, Transistor, dan sebagainya.
Baca pula: Mengenal 6 Jenis Komponen dasar Elektronika
Selain itu, Dioda juga memiliki banyak sekali jenis, diantaranya:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

Diantara aneka macam Jenis Dioda diatas, Dioda penyearah adalah yg paling poly dipakai, dan seperti namanya Dioda ini dipakai buat mengganti Listrik AC (Bolak-Balik), menjadi listrik searah (DC) atau Menyearahkan.
Dioda penyearah poly kita jumpai pada berbagai rangkaian Elektronika, seperti Adaptor AC-DC, Power Supply, Charger, dan lainnya, selain itu Dioda penyearah pula dipakai dalam setiap Pembangkit Listrik atau Generator set (Genset).
Seperti yg kita jelaskan sebelumnya, bahwa seiring dengan penggunaannya, Dioda tentunya dapat mengalami kerusakan, dan kita dapat mengetahui kondisi sebuah Dioda menggunakan cara mengukurnya dengan menggunakan alat ukur Ohm-meter, Multimeter, Multitester Analog maupun Digital.
Baca pula: Cara menggunakan Multitester Analog
Berikut ini, Cara mengukur Dioda menggunakan menggunakan Multitester, buat mengetahui syarat dioda apakah masih mengagumkan atau telah rusak.

Cara mengukur Dioda


Persiapkan Alat ukur Multitester
Persiapkan indera ukur yg bisa mengukur nilai tahanan (Ohm meter), seperti contohnya Multitester Analog, serta pengukuran ini akan lebih gampang dilakukan menggunakan memakai Multitester analog.
Putar selektor yang ada dalam Multitester dalam posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
Baca pula: Tips memilih Mutitester yang bagus
Pastikan indera ukur pada syarat indah, dengan mencobanya terlebih dahulu, menggunakan cara menghubungkan kedua ujung pengukur (Probe) Merah dan Hitam.
Multi tester yg bagus adalah:
  • Saat kedua ujung probe belum terhubung, maka jarum pengukuran berada sempurna disebelah kiri, skala pengukuran ohm tak terhingga.
  • Kemudian saat Kedua ujung Probe dihubungkan, maka jarum akan berkecimpung ke sebelah kanan, tepat pada posisi 0 Ohm.
  • Jika terlihat nir sinkron, maka lakukan pengaturan (Kalibrasi) menggunakan memutar settingan Zero Position Adjuster, dan settingan Zero Ohm Adjuster.

Persiapkan Dioda yg akan diukur
Untuk melakukan pengukuran Dioda dengan sahih, maka pastikan kedua kaki Dioda dilepas terlebih dahulu dari tempatnya sebelum dilakukan pengukuran.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda mempunyai dua Terminal atau Kaki, yaitu Kaki Anoda (Positif) serta Kaki Katoda (Negatif).
Kaki atau Terminal Katoda umumnya diberi indikasi garis (Gelang), sedangkan Kaki atau Terminal Anoda nir diberi indikasi (Polos).
Pengukuran Dioda menggunakan Multitester
  • Persiapkan Alat ukur Multitester yg sudah dikalibrasi.
  • Persiapkan Dioda yang sudah dilepas menurut tempatnya.
  • Putar selektor yg Multitester pada posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran dalam Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen pada posisi sebelah kiri, berarti Dioda telah Rusak.
  • Jika jarum pengukuran dalam Multitester berdasarkan posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, perlu dilakukan pengukuran selanjutnya dengan posisi terminal dibalik.

Pengukuran dengan terminal DIODA dibalik
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran dalam Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester menurut posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, berarti Dioda sudah rusak atau jebol.
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen dalam posisi sebelah kiri, berarti Dioda masih cantik.

Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA MUDAH MENGUKUR DIODA UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Cara Mengukur Dioda buat mengetahui kondisinya, apakah masih rupawan atau sudah rusak
Dioda adalah keliru satu komponen Elektronik yang paling acapkali dipakai dalam berbagai alat elektronika, dan seiring penggunaannya tentunya Dioda jua dapat mengalami kerusakan.
Dioda yang sudah rusak memang terkadang dapat dipandang eksklusif dari fisiknya, misalnya terlihat gosong, Retak, Pecak, putus serta sebagainya, namun tak sporadis kerusakan Dioda tidak terlihat secara fisik (Visual), maka perlu dilakukan pengukuran buat mengetahui kondisi sebuah Dioda, apakah masih mengagumkan atau telah rusak.
Bagaimana cara mengetahui kondisi sebuah Dioda, apakah masih cantik atau telah rusak dan tidak sanggup dipakai lagi?
Baca jua: Cara mengukur Kapasitor
Selain Dioda masih ada banyak sekali jenis Komponen Elektronika yg juga tak jarang kita temukan pada berbagai rangkaian elektro, Komponen Elektronik tadi misalnya Resistor, ELCO, Kapasitor, Transistor, dan sebagainya.
Baca jua: Mengenal 6 Jenis Komponen dasar Elektronika
Selain itu, Dioda juga mempunyai aneka macam jenis, antara lain:
  • Dioda biasa (Penyearah)
  • Dioda Zener
  • Dioda Bridge
  • LED (Light Emitting Diode)
  • Dioda Tunnel
  • Dioda Varactor
  • dan jenis Dioda lainnya

Diantara aneka macam Jenis Dioda diatas, Dioda penyearah adalah yg paling poly dipakai, serta misalnya namanya Dioda ini dipakai buat mengganti Listrik AC (Bolak-Balik), sebagai listrik searah (DC) atau Menyearahkan.
Dioda penyearah poly kita jumpai dalam banyak sekali rangkaian Elektronika, seperti Adaptor AC-DC, Power Supply, Charger, dan lainnya, selain itu Dioda penyearah pula digunakan dalam setiap Pembangkit Listrik atau Generator set (Genset).
Seperti yang kita jelaskan sebelumnya, bahwa seiring menggunakan penggunaannya, Dioda tentunya dapat mengalami kerusakan, dan kita bisa mengetahui syarat sebuah Dioda dengan cara mengukurnya menggunakan menggunakan indera ukur Ohm-meter, Multimeter, Multitester Analog juga Digital.
Baca jua: Cara menggunakan Multitester Analog
Berikut ini, Cara mengukur Dioda dengan memakai Multitester, untuk mengetahui kondisi dioda apakah masih mengagumkan atau telah rusak.

Cara mengukur Dioda


Persiapkan Alat ukur Multitester
Persiapkan indera ukur yg bisa mengukur nilai tahanan (Ohm meter), seperti misalnya Multitester Analog, dan pengukuran ini akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan Multitester analog.
Putar selektor yang ada dalam Multitester dalam posisi pengukuran Ohm (Ω), dengan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
Baca jua: Tips memilih Mutitester yang bagus
Pastikan indera ukur dalam kondisi mengagumkan, dengan mencobanya terlebih dahulu, menggunakan cara menghubungkan kedua ujung pengukur (Probe) Merah serta Hitam.
Multi tester yang rupawan adalah:
  • Saat kedua ujung probe belum terhubung, maka jarum pengukuran berada tepat disebelah kiri, skala pengukuran ohm tidak terhingga.
  • Kemudian waktu Kedua ujung Probe dihubungkan, maka jarum akan berkecimpung ke sebelah kanan, tepat pada posisi 0 Ohm.
  • Jika terlihat nir sesuai, maka lakukan pengaturan (Kalibrasi) dengan memutar settingan Zero Position Adjuster, serta settingan Zero Ohm Adjuster.

Persiapkan Dioda yang akan diukur
Untuk melakukan pengukuran Dioda dengan sahih, maka pastikan ke 2 kaki Dioda dilepas terlebih dahulu menurut tempatnya sebelum dilakukan pengukuran.
KNAP: Katoda Negatif, Anoda Positif
Dioda mempunyai dua Terminal atau Kaki, yaitu Kaki Anoda (Positif) dan Kaki Katoda (Negatif).
Kaki atau Terminal Katoda umumnya diberi tanda garis (Gelang), sedangkan Kaki atau Terminal Anoda tidak diberi indikasi (Polos).
Pengukuran Dioda menggunakan Multitester
  • Persiapkan Alat ukur Multitester yg sudah dikalibrasi.
  • Persiapkan Dioda yang sudah dilepas menurut tempatnya.
  • Putar selektor yang Multitester pada posisi pengukuran Ohm (Ω), menggunakan skala pengukuran 1kΩ atau 100Ω.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah pada kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran pada Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen pada posisi sebelah kiri, berarti Dioda telah Rusak.
  • Jika jarum pengukuran dalam Multitester menurut posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, perlu dilakukan pengukuran selanjutnya menggunakan posisi terminal dibalik.

Pengukuran menggunakan terminal DIODA dibalik
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Hitam pada kaki dioda bertanda garis (Gelang) atau kaki Katoda.
  • Hubungkan Jarum ukur (Probe) berwarna Merah dalam kaki dioda yg lainnya, atau kaki Anoda.
Lihat Hasil pengukuran pada Multitester:
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester dari posisi sebelah kiri Bergerak ke arah kanan, berarti Dioda telah rusak atau jebol.
  • Jika Jarum pengukuran dalam Multitester Tidak bergerak atau permanen dalam posisi sebelah kiri, berarti Dioda masih bagus.

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MENGUKUR KAPASITOR UNTUK MENGETAHUI KONDISINYA

Bagaimana cara mengukur kapasitor buat mengetahui apakah kapasitor tadi masih bagus atau sudah rusak?
Sebenarnya buat mengetahui apakah syarat sebuah kapasitor masih mengagumkan atau sudah rusak tidaklah sulit.
Kondisi sebuah Kapasitor bisa diketahui menggunakan menggunakan indera spesifik yg diklaim menggunakan Capasitance Meter, namun jika kita nir mempunyai indera ukur tersebut, dapat juga diukur menggunakan menggunakan alat ukur multi fungsi yang disebut menggunakan Multitester atau multimeter.
Cara memakai Multitester Analog (Lengkap)
Kapasitor poly kita temui pada kehidupan sehari-hari, serta umumnya terpasang pada berbagai alat-alat listrik yg kita pakai, misalnya pompa air listrik, Kipas angin, mesin cuci, AC serta sebagainya.
Apa fungsi Kapasitor?
Kapasitor merupakan suatu komponen elektronika yg dapat berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik sesaat.
Seperti misalnya Kapasitor dalam motor pompa air, kapasitor tersebut berfungsi buat memberikan lonjakan tegangan listrik sesaat yang mengalir dalam gulungan bantu, sehingga terjadi perbedaan medan magnet antara gulungan utama dan gulungan bantu, sebagai akibatnya motor pompa tadi bisa berputar dengan sendirinya.
Baca pula: Cara Mengukur Dioda
Apakah anda pernah mengalami pompa air yang anda miliki waktu dinyalakan nir mau berputar, tetapi selesainya kita bantu putar dalam porosnya maka pompa air tersebut bisa berputar dengan normal, apa penyebabnya?
Jika anda pernah mengalami hal diatas, ini mengindikasikan bahwa kapasitor pada motor pompa air tersebut telah nir berfungsi (rusak).
Namun, buat memastikan apakah Kapasitor tersebut sahih-benar rusak atau masik rupawan, dapat diukur menggunakan memakai Multitester atau multi meter analog.
Tips menentukan Multitester yg bagus
Bagaimana cara mengukur kapasitor buat mengetahui kondisinya apakah masih indah atau telah rusak?

Cara mengukur Kapasitor

Pada kesempatan kali ini kita akan berbagi mengenai bagaimana cara mengukur kapasitor dengan menggunakan Multitester analog, meski sebenarnya pengukuran kapasitor juga bisa dilakukan menggunakan multitester digital, atau menggunakan kapasitansi meter, namun lantaran indera ukur multitester umumnya lebih gampang kita dapatkan dibanding indera ukur lainnya, serta paling poly digunakan untuk mengukur kapasitor.
Cara mengukur kapasitor dengan multitester analog
  1. Siapkan alat ukur multitester
  2. Atur posisi selektor pada posisi Ohm-meter (buat mengukur nilai tahanan)
  3. Pastikan kondisi Multitester yg anda pakai masih mengagumkan dan berfungsi dengan baik
  4. Siapkan kapasitor yang akan anda ukur, serta pastikan kapasitor tadi telah nir terhubung lagi menurut kabel-kabel.
  5. Hubungkan jarum pengukur dalam masing-masing terminal kapasitor
  6. Lihat output pengukuran dalam jarum penunjuk multitester

Membaca Hasil pengukuran
  • Jika jarum penunjuk multitester beranjak menurut kiri ke kanan serta beberapa waktu lalu jarum penunjuk pulang lagi ke posisi semula, ini menandakan bahwa kapasitor tersebut masih rupawan.
  • Jika jarum penunjuk multitester beranjak menurut kiri ke kanan namun nir pulang ke posisi semula, ini menandakan bahwa kapasitor tersebut sudah nir rupawan (rusak).
  • Jika jarum penunjuk multitester tidak berkecimpung sama sekali, coba pindahkan posisi jarum pengukur dari positif ke negatif atau sebaliknya.
  • Jika posisi sudah dibalik namun jarum pengukur permanen jua nir bergerak, ini mengindikasikan bahwa kapasitor memang sudah rusak
  • Namun apabila sesudah posisi jarum pengukur dibalik serta jarum penunjuk multitester beranjak menurut kiri ke kanan serta beberapa ketika lalu jarum penunjuk balik lagi ke posisi semula ini mengindikasikan bahwa kapasitor tadi masih rupawan.

Setelah kita mengetahui bagaimana cara mengukur kapasitor untuk mengetahui kondisinya apakah masih bagus atau sudah rusak, diharapkan kita bisa memperbaiki sendiri apabila alat-alat listrik pada rumah kita ada yg rusak.
Jika alat-alat listrik yang anda gunakan pada tempat tinggal , seperti Kipas angin, Pompa air listrik, nir bisa berputar meski telah dinyalakan, dan bila dibantu putar sesaat, bisa berputar secara normal pulang ini berarti terdapat masalah dalam kapasitornya, dengan mengganti kapasitor menggunakan yang mengagumkan maka indera listrik kipas angin atau pompa air tadi akan berfungsi normal pulang.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA MENGUKUR BERAPA NILAI RESISTOR DENGAN MULTITESTER

Resistor merupakan galat satu bagian komponen penting pada sirkuit elektronika dan resistor sendiri memiliki peranan yg sangat penting yaitu berfungsi menjadi hambatan arus.

Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai pelawan digambarkan sang kode warna atau yg biasa kita sebut Gelang / Cincin sebagai akibatnya kita wajib mengetahui cara membaca serta mengetahui nilai-nilai yang terkandung pada rona tadi sedangkan buat komponen chip, nilainya diwakili sang Kode eksklusif sehingga kita lebih mudah pada membacanya.

Banyak bentuk lain dari pelawan yang saat ini telah pada kembangkan, namun pada dasarnya permanen kegunaan resistor adalah sama yakni menjadi kendala.

Ada banyak sekali cara buat sanggup mengetahui akbar kecilnya nilai sebuah pelawan; keliru satunya yaitu dengan cara menghitung rona gelang / cincin dan tentunya kita harus hafal betul nilai masing masing warna gelang / cincin tersebut. Cara ini mungkin sedikit memakan saat serta jarang digunakan sang sebagian teknisi.

Adapun cara lain buat mengukur nilai penahan yaitu dengan cara memakai Avo Meter, cara ini poly di pakai oleh sebagian teknisi lantaran disamping tidak membutukkan saat usang pula memudahkan kita mengetahui nilai resistor tersebut.


Perlu kita jangan lupa bahwa satuan resistor merupakan Ohm (Ω)

Tabel dibawah ini adalah warna-warna gelang / cincin yang ada di Tubuh Resistor :


Sekian sobat sedikit trik cara mengukur nilai pada penahan semoga berguna buat kalian seluruh.
Salam : CARA FLEXI                                                 

CARA PALING AMAN MENGGUNAKAN MULTITESTER

CARA FLEXI - Sebagai seseorang pemula pada global elektronika , niscaya hal yang pertama pada pahami merupakan pengukuran tegangan, hambatan,arus, Yang mana ketiganya menggunakan multitester yang di jadikan satu indera yang sering kita sebut AVO METER (ampere,volt,ohm).

Multimeter memiliki dua jenis, yaitu Multimeter digital serta Multimeter analag. Dimana keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Multitester /Multimeter digital (DLM, DVOM) menerangkan nilai dengan angka sedangkan Multimeter analog membuktikan nilai menggunakan jarum penunjuk.

Mengenai keunggulan berdasarkan masing-masing multitester digital mungkin lebih baik menurut segi keakuratan menandakan nilai menurut satu pengukuran. Tetapi dibeberapa kasus kadang tester analog lebih unggul menurut pada digital.

Karena dijadikan pada satu unit maka pada mengaplikasikan nir boleh dari. Harus memperhatikan rapikan cara penggunaan multitester yg benar agar nir terjadi hal yang nir diinginkan, contohnya AVO meter cepat rusak.

Yang lebih berbaya lagi adalah bagi kita sendiri jika galat mengaplikasikan dalam pengukuran tegangan . Terkadang sayapun yang seringkali menggunakan multitester, salah mode karena saat servis pikiran kurang fokus.

#1.cara menggunakan multitester analog

Sebelum memulai pengukuran, perhatikan adjuter mode yaitu:

-DCV berfungsi mengukur arus DC atau pada rangkaian merupakan hasil power Suplai yang sudah melalui dioda dan elco.

Artikel terkait: memahami catudaya regulator tv

-ACV berfungsi mengukur tegangan bolak pulang seperti jala-jala listrik pln. Apabila dalam rangkaian ,arus belum difilter oleh elco dan dioda.

-OHM meter berfungsi sebagai pengukur hambatan (ohm) jika di dalam rangkaian buat mengukur resistor, atau sambungan apakah nyambung atau tidak.

- DC MA  berfungsi mengukur arus DC pada sekala ampere.

Perlu anda ketahui bahwa Nilai yang ada di menu saklar mode mengambarkan batas ukur maksimal , sang karenanya wajib pada perhatikan secara seksama pada hal menentukan batas ukur tegangan.

#Mengukur tegangan AC Volt

Kesalahan yang paling fatal merupakan ketika kita mengukur tegangan tetapi saklar masih dalam mode OHM meter. Maka memperhatikan arah saklar sangat penting sebelum tester anda rusak.

pastikan anda teliti pada memindahkan saklar mode , jika mengukur AC maka saklar penunjuk harus menunjuk ke AC. Dan pula perhatikan voltase Yang akan diukur,misalnya anda ingin mengukur pada atas 220 V AC Maka arahkan saklar pertanda 1000V AC. Jika anda ingin mengukur tegangan lebih menurut 220 V  apabila memakai mode maksimal 220 kemungkinan tester anda akan rusak.

Untuk mendapatkan nilai yang seksama lebih baik jika anda mengukur tegangan dibawah batas maksimal mendekati. Misalnya anda ingin mengukur tegangan 100 VAC maka mode yang digunakan batas maksimal 220 VAc.

#Mengukur Arus DC

Atur saklar ke mode DC volt. Pahami berapa kira-kira voltase yg akan diukur buat memilih batas ukur pada mode aporisma. Kemudian perhatikan probe berwarna buat ditempelkan ke dalam rangkaian. Probe hitam merupakan (-) /ground dan Probe merah menunjukan (+)/ plus. Apabila pada pengaplikasikanya terbalik maka dapat mengakibatkan tester rusak lantaran arah jarum kearah kiri. Berbeda dengan pengukuran arus AC yg boleh di bolak-pulang nir ada dampak.

# mengukur hambatan (Ohm)

Dalam mode ohm bisanya tidak hanya mengukur hambatan. Terkadang digunakan untuk memilih nyambung tidaknya sebuah jalur. 

Untuk mengukur pelawan wajib mencabut dulu dari rangkaian (offer board). Karena pelawan adalah komponen tidak berpolaritas maka Probe merah dan hitam bisa pada bolak kembali nir kasus.

Dan jua menggunakan batas maksimum agar nilai yg diperoleh lebih seksama. Oleh karenanya anda harus tahu kode warna pada resistor terlebih dahulu buat menentukan saklar batas ukur. Misalnya anda ingin mengukur sebuah hambatan maka yang wajib diperhatikan adalah kode warnanya menandakan berapa lalu baru memilih batas ukur maksimum yg mendekati nilai yang ditunjukkan oleh kode warna penahan.

Selain dipakai mengukur penahan terkadang pula digunakan buat menentukan kesehatan sebuah elco serta capacity meski tidak akurat. Hanya menjadi cara lain jga kita tidak mempunyai alat tes capacity. Hal paling mudah merupakan memilih sebuah capacity yg short. Misalnya sebuah capacity jiah di ukur memakai ohm meter analog jarum tidak akan berkiprah tetapi jika capacity diukur jarum bergerak maka , capasitor tadi short.

Berbeda jika buat mengukur elco dengan memakai ohm meter, apabila jarum tidak beranjak penuh maka elco tadi dikatakan telah mangkat . Atau bahkan tidak berkecimpung sama sekali itu adalah elco yg meninggal.

Dalam hal mengukur kapasitas elco dan capasitor menggunakan ohm meter hanyalah sebuah spekulasi. Untuk lebih tepatnya menggunakan indera ukur capasitor yang seringkali dikenal dengan kapasitas meter.

#2. Cara menggunakan multimeter digital

Sebenarnya cara menggunakan multimeter digital tidak jauh beda dengan multimeter analog. Yang membedakan hanyalah penunjukan nilai yangmana apabila analog memakai jarum menjadi penunjuk nilai, sedangkan multitester digital mengambarkan menggunakan display angka. Sehingga jika pada bandingkan akan lebih mudah memahami nilai dari sebuah pengukuran multimeter digital akan lebih baik pada pertanda nomor yg akurat dibanding multimeter analog.

Dalam pengaplikasikanya yg paling krusial dipahami supaya aman serta pengukuran akurat adalah memahami batas ukur maksimal menurut sebuah pengukuran memakai tster digital.

Pada akhirnya memakai tester paling aman merupakan ketelitian dalam memindahkan saklar mode yg paling perlu pada ingat.

Nah relatif sekian dulu topik cara paling kondusif memakai multitester /Multimeter dengan bahasa yang sederhana mudah mudahan anda bisa memahami apa yg saya tuliskan. Thx. Semoga berguna ya!

Tester digital
Multi analog

PENGETAHUAN DASAR ELEKTRONIKA YANG WAJIB DI KETAHUI UNTUK PEMULA

CARA FLEXI - Mungkin tujuan menurut memeriksa elektronika mempunyai tujuan yang bhineka, terdapat yang sekedar ilmu pengetahuan,terdapat pula yg ingin menjadi tukang reparasi,atau sekedar hobi dan lain sebagainya. Dan yg akan berhasil menguasai materi ini apa bila ke-dua tujuan tadi disatukan sebagai akibatnya sebagai satu komposisi yang siap diracik sebagai lebih Joss.

Pengetahuan Elektronika dasar wajib wajib kita ketahui, sebelum menginjak ke aspek yg lebih jauh. Bukan hanya ekektronika, segala ilmu apapun juga, kita memang wajib memeriksa dasar terlebih dahulu. Disini kita akan membahas tentang apa yg harus pada pelajari sebagai dasar Pengetahuan yg nantinya kita mampu kembangkan lebih jauh lagi. Berikut ini saya akan mengulas buat anda ketahui ,apa saja yg meski pada persiapkan sebelum anda benar-benar terjun ke global servis elektronika pada khususnya.

1. Mengenal arus dan tegangan listrik
Kalau kita ibaratkan di pada elektro, arus dan tegangan merupakan air yg siap dipakai sebagai penyuplay kehidupan. Oleh karenanya hal ini sangat penting pada pahami. Lalu apa itu arus dan apa itu tegangan?.mari kita pahami serta bedakan! Arus dan tegangan sangat berkaitan erat. Oleh karena itulah orang tak jarang menyebut suatu tegangan masih ada arus pada dalamnya 
penngertianya sebagai berikut;

- Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yg diakibatkan menurut pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan saat. Arus listrik bisa diukur pada satuan Ampere. Arus seringkali juga sering orang menyebutnya daya dari suatu Volt. Arus dibedakan sebagai 2 macam yaitu arus AC dan DC. 
Arus Ac merupakan arus bolak-pulang  sedangkan DC mempunyai dua muatan yaitu  positive serta negative. Sebagai pemahaman yg gampang mampu di gambarkan arus AC adalah arus yang belum disearahkan sang penyearah dioda sedangkan arus DC biasanya dalam rangkaian sudah disearahkan sang dioda menjadi 2 arah yaitu positive dan negative yang difilter oleh elko sehingga siap buat menyuplay semua rangkaian yg terdapat.

-Tegangan
Tegangan listrik merupakan disparitas potensial listrik antara 2 titik pada rangkaian listrik, serta dinyatakan pada satuan V) volt. Besaran ini mengukur energi potensial menurut sebuah medan listrik yg menyebabkan adanya genre listrik dalam sebuah konduktor listrik.

2. Memahami komponen dasar
Dalam topik ini, kita bisa mempelajari berbagai macam serta jenis komponen pada pada elektronika. Komponen dari jenisnya dibedakan sebagai dua jenis yaitu komponen aktive dan pasive. Sedangkan pengertianya sebagai berikut;

- Komponen aktif adalah  komponen-komponen pada dalam rangkaian elektronika yang memiliki penguatan atau mengarahkan aliran arus listrik. Di antaranya merupakan transistor, tiristor, diode, dan tabung vakum.
-komponen pasive adalah komponen-komponen pada pada rangkaian elektro menjadi pendukung komponen aktive atau lebih tepatnya komponen pasif bersifat nenghambat, memfilter,menyetabilkan,jenis arus. Menjadi contoh, pelawan, elco,capasitor,dll.

3. Memahami simbol-simbol komponen
Dalam rangkaian yang meski wajib pada  pahami selanjutnya yaitu Simbol komponen. Simbol sangat krusial karena berkaitan dengan pemahaman gambar skema rangkaian. Pemahaman yg galat di materi ini maka kita akan kesulitan  di skema . Faktor krusial di dalam topik simbol komponen adalah tahu simbol menurut komponen dasar aktif  serta pasif. Simbol gambar komponen aktif pada antaranya artinya simbol transistor, ic,dioda ,kaki ic, dll.
Simbol gambar komponen pasive pada antaranya simbol resistors, capasitor,elco,lilitan,dll.
Selain simbol di pada gambar skema,pada badan komponen masih ada beberapa simbol yg harus anda fahami pada antaranya adalah simbol rona, angka, no. Seri, huruf,merek.

4. Memahami gambar skema rangkaian
setelah mengenal Simbol komponen maka selanjutnya Memahami gambar skema rangkaian. Kedua hal yang sangat berkaitan tentang pemahaman gambar skema sumbol.

5. Pengggunaan AVO METER
Di pada dunia elektronika AVO sangat krusial, lantaran kegunaannya sangat vital dan pula multi fungsi.  AVO meter sering jua diklaim tester,multi tester. Avo adalah singkatan menurut; ampere,volt,ohm, jadi pada dalam indera AVO meter masih ada beberapa fungsi yaitu ampere sebagai mengukur Arus, Volt sebagai pengukur tagangan,dan Ohm sebagai pengukur kendala.
Jika anda belajar di bidang kelistrikan maka anda akan selalu bertemu menggunakan indera ini.

6. Pengukuran komponen
Yang ke enam ini kaitanya menggunakan multiteste dan komponen. Sebagai mana yang pernah anda ketahui bahwasanya pengukuran meski memakai indera. Oleh karenaanya pemahaman pengukuran komponen merupakan dasar daei pembelajaran elektronik.
Ketika suatu ketika anda telah faham serta terjun ke global elektronik maka anda akan mencicipi betapa pentingnya pengukuran komponen dasar yg pernah anda pelajari berdasarkan awal.

8. Mengenal blog di pada rangkaian
setelah anda faham dengan yg aku sebutkan di atas maka anda akan segera menginja ke bagian pemahaman blog rangkaian. Tapi sebelum tahu blog rangkaian umumnya anda wajib memahami dari satu persatu, pertama anda kenali rangkaian power suplay. Power suplay dipahami dulu  lalu anda akan mengenalinya pada sebuah rangkaian, karena di dalam sebuah mesin elektro power suplay akan selalu ada. Jadi rangkaian power suplay adalah blog yang paling wajib anda pelajari terlebih dahulu pada materi ini.

Setelah anda paham dengan PSU maka anda akan mengusut beberapa blog yg terdapat disdebuah mesin elektro yg terdapat beberapa blog yang manfaatnya berbada-beda.
Setelah anda kenal rangkaian power suplay selanjutnya pemahaman tentang blog amplifier.
Amplifier didalam elektro umumnya dianggap pula sebagai penguat. Tapi yang termudah dan dasar pelajarilah Amplifier audio. Amplifier audio jua sangat dasar sekali karena hampir seluruh perangkat menggunakanya.
Setelah penguat selanjutnya yaitu radio. Radio adalah gelombang frekwensi. Jadi hubunganya dengan signal. Setelah anda faham menggunakan sistim radio maka anda telah mendapatkan dasar dari sistim sugnal.

Kesimpulan 

Selain yg saya sebutkan di atas dasar-dasar materi elektronik mungkin lebih banyak lagi bila di bahas lebih seknifikan,namun yg harus pada pahami di atas adalah sekedar gambaran bagi anda yg ingin menilik bidang elektronika yang nantinya anda bisa mengembangkanya sendiri.

Dilihat cara mempelajarinya elektronika sangat membutuhkan ketekunan serta niat. Semua tergantung dari masing masing tujuan. Jika tujuanya hanya sekedar ilmu pengetahuan maka akan sangat tidak sinkron dari kenyataan. Secara materi elektro sangat rumit dipelajari jika hanya membaca tanpa praktek. 

Jika tujuanya adalah untuk menjadi tukanng reparasi elektronik, ini akan lebih gampang dibandingkan hanya sekedar membaca materi. Ini terbukti akan lebih gampang bila lebih poly praktek daripada hanya sekedar membaca materi. Alasanya merupakan pada dalam elektro terkadang materi menggunakan praktek nir bisa di katakan berbanding lurus. Saya pun membuktikanya hingga ketika ini sebagai seseorang tukang reparasi banyak sekali macam barang elektronik, saya berpendapat demikian. Bisa dikatakan pengalaman adalah pelajaran terbaik menurut hanya sekedar membaca materi. Saya masih ingat waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah elektronik, pengajar aku menyampaikan pelajaran teknik akan lebih mudah pada pahami apa bila diisi dengan 75% praktek dan 25% materi. Jadi bagi anda yg mungkin ketika ini sedang memulai atau ingin menjadi seseorang pakar dalam reparasi elektro maka saya sarankan pelajari materi dasar lalu terjun ke praktek, seraya anda akan di tuntun ke pada materi. Seribu pertanyaan menanti anda buat di pecahkan secara praktek dan di dorong dengan materi yg terdapat.

Demikian sedikit gambaran materi dasar jika anda ingin terjun ke global elektronika. Semoga menjadi refrensi buat anda fahami.

TUTORIAL MEMPERBAIKI SPEAKER AKTIF YANG RUSAK MATI TOTAL BERDENGUNG BERISIK

Tutorial Memperbaiki Speaker Aktif Yang Rusak Mati Total, Berdengung Berisik. Cara gampang menangani dan memperbaiki power amplifier speaker aktif rusak meninggal total, berdengung, nada pecah atau serak dan keluar nada berisik (kemresek). Speaker atau salon aktif yang mengfungsikan urutan amplifier menggunakan proses OCL (Output Capasitor Less) atau penguat yang tidak mengfungsikan capasitor dalam outputnya dan membawa karakteristik mengfungsikan sepasang atau lebih transistor pada penguat akhir. Proses ocl punya keunggulan tanggapan frekuensi yang lebih baik dibanding menggunakan proses yg mengfungsikan capasitor, tapi kekurangan proses ini sekiranya berlangsung kerusakan, tegangan vcc power supply bisa mengalir pribadi ke speaker, layaknya pada amplifier speaker aktif terkecuali berlangsung rusaknya galat satunya bisa menggeluarkan suara denggung yang keras sekiranya dibiarkan terlalu lama dapat membuat rusaknya yg lebih gawat apalagi bisa menghanguskan trafo, akan tetapi dalam speaker aktif yang ber merek layaknya polytron nir dapat berlangsung hal demikian gara-gara dalam urutan amplifier udah ditambah dengan sensor dan protektor. Beda menggunakan speaker aktif home made yg mengejar ekonomis, sehingga harga terjangkau amplifier ala kadarnya dan tanpa ditambah protektor, khususnya kelas nir mahal meriah komponen yg dipakai-pun cuman suara tanpa mengukur tenaga beban, alhasil transistor final cepat panas dan rusak, sekiranya speaker aktif mengalami rusaknya layaknya :

Kerusakan speaker aktif tewas total, ditandai menggunakan lampu indikator power tidak menyala, yang mesti di cek serta ditelusuri :
Steker serta kabel listrik mampu saja menurut rusaknya putus akibat tembaga kabel berkarat atau gara-gara fauna pengerat
Saklar power on off berkarat atau leleh dampak panas gara-gara kontak tidak relatif bagus
Transformer (trafo) putus

Kerusakan speaker aktif berdengung terbagi menjadi 2,
1. Berdengung keras akan tetapi masih mampu terdengar nada disaat di beri input musik dari player :
Kerusakan tersedia pada elko filter power supply, elko kemarau atau bisa termasuk kaki elko terlepas gara-gara solderan retak.
Speaker aktif yang mengfungsikan kit amplifier stereo berlangsung rusaknya dalam bagian L atau R, misal bagian L rusak bisa merubah kinerja amplifier R atau kebalikannya.
Jika speaker aktif berdengung disaat diberi input (tanpa input normal), rusaknya menurut kabel ground RCA input terlepas (putus) atau kabel rca itu sendiri dari player ke input speaker aktif
berdengung bawaan, tersedia sebagian produk speaker aktif yg sesungguhnya berdengung menurut sananya, penyebab dengung tersebut dalam biasanya gara-gara penempatan trafo terlalu dekat dengan kit amplifier serta berlangsung isolasi, buat mengatasinya relatif dengan memindahkan trafo dan jauhi dari kit amplifier, nada berdengung tadi bisa termasuk dari grounding atau kualitas pengkabelan tidak cukup cantik.
2. Berdengung keras dan tidak keluar nada meski udah diberi input, rusaknya layaknya ini terlalu fatal jangan terlalu lama selagi menyalakanya gara-gara rusaknya dapat jadi gawat serta menyebar ke komponen lainya (seperti dalam rusaknya serta pemugaran regulator astelo dan regulator tv cina), termasuk sanggup menciptakan trafo putus. Beberapa langkah perbaikan :
Mengukur tegangan supply vcc + dengan ground dan vcc - menggunakan ground mesti tersedia dan seimbang
Mencari rusaknya menggunakan lihat keadaan komponen dari hangus
Melepas dan menguji komponen perbagian menurut transistor final, transistor driver serta komponen pendukung lainya.
Mengganti komponen yang rusak
Menguji kit amplifier sehabis dikerjakan penggantian komponen yang rusak.

Memperbaiki urutan amplifier sesungguhnya terlalu mudah bagi yang tahu proses kerja amplifier dan tahu beberapa langkah yg benar dalam memperbaiki amplifier, akan tetapi buat yang baru studi dan baru terjun di global elektronika berakibat momok terkecuali dihadapkan dalam urutan ini, bagaimana nir tiap-tiap mengubah komponen yg rusak serta disaat pada coba komponen pengganti rusak lagi. Layaknya dalam penjelasan diatas rusaknya sanggup bertambah parah, ini disebabkan pada urutan amplifier komponen saling terhubung eksklusif layaknya transistor final dan driver, sekiranya transitor final rusak sanggup saja besar transistor driver termasuk rusak, begitu termasuk kebalikannya transistor driver rusak sanggup membuat transistor final rusak dan komponen pendukung lainya. Akan tetapi terkecuali udah tahu cara yang benar maka ihwal tadi nir dapat terjadi. Kekeliruan yang sering dikerjakan dalam memperbaiki perangkat amplifier merupakan nir cukup teliti pada melacak asal penyebab rusaknya galat dalam uji coba, akibatnya korban komponen pengganti. Buat itu tersebut solusi bagaimana cara yg sahih :
Setelah kit amplifier dikerjakan penggantian komponen jangan terburu-buru buat coba menggunakan mengfungsikan speaker
Sebaiknya pada menguji coba urutan amplifier, transistor final (Q7,Q8) dilepas khususnya dahulu
Tanpa transistor final coba urutan diberi tegangan serta ukur hasil dengan mengfungsikan multimeter, urutan amplifier udah bekerja menggunakan baik sekiranya hasil amplifier terkecuali diukur mengfungsikan multimeter pada posisi DC Volt nir terukur atau keluar tegangan DC hiperbola (0,25mV), sekiranya masih mengeluarkan tegangan DC hiperbola atau mirip dengan tegangan supply artinya masih terdapat komponen yang rusak (perlu diteliti lagi), tidak cuman outuput nir mengeluarkan DC yang berlebihan amplifier udah bekerja normal ditandai dengan terkecuali input diberi indikasi audio atau sentuhan jari hasil mengeluarkan tegangan AC serta berdenyut cocok besaran indikasi input. Untuk lebih meyakinkan dalam bagian ini urutan amplifier udah mampu diberi beban atau dihubungkan ke speaker meski tanpa transistor final, dalam pengujian jangan terlalu lama menyalakanya atau secukupnya saja dan menggunakan volume yang kecil. Sekiranya menurut output ukur udah cocok pada mana hasil tidak mengeluarkan dc berlebih serta mampu mengeluarkan tegangan ac berdenyut umumnya amplifier udah bekerja normal dan tanpa transistor final amplifier udah bisa mengeluarkan nada disaat dihubungkan dengan speaker (pengujian urutan menggunakan speaker tanpa transistor final bisa dikerjakan sekiranya urutan layaknya dalam gambar, mengfungsikan RE driver 2 butir, pelawan R12,R13). Sehabis proses pengujian tanpa transistor final terselesaikan serta berhasil bagian sehabis itu merupakan pemasangan transistor final, serta uji coba lagi layaknya proses awal, ukur tegangan DC dan AC sebelum dihubungkan ke speaker.   

Kerusakan speaker aktif nada serak (pecah) speaker aktif nada serak (pecah) berlangsung dampak kinerja amplifier abnormal di mana masih ada sebagian komponen tidak bekerja, penyebabnya :
  • Kerusakan pada keliru satu transistor final (Q7 atau Q8)
  • salah satu RE transistor final putus (R14 atau R15)
  • atau mampu termasuk rusaknya menurut speaker, spul udah mengesek magnet.

Kerusakan speaker aktif berisik (kemresek) termasuk terbagi 2 :
1. Keluar nada berisik selagi potensio diputar, Potensio udah rusak sebagai akibatnya mengeluarkan suara berisik selagi diputar sanggup termasuk berdasarkan komponen kendor
2. Keluar nada berisik meski pada keadaan diam terdapat komponen yg kendor akibat getaran kaki atau pin komponen berkarat (aus) akibat lembab.

Rasanya nir cukup lengkap terkecuali tulisan nir tersedia gambar serta tidak cocok judul blog, bagi yang nir sudi ribet maka cocok judul "Cara gampang servis elektronik" tadi ini merupakan cara paling cepat, gampang dan tanpa mesti tes komponen pada menangani amplifier rusak berdengung dan pecah. 100% persen berhasil sekiranya nir berlangsung kekeliruan pada pemasangan komponen. Jurus ini diperuntukan bagi yang tidak begitu tahu ihwal elektronika dan yg ada kasus pada melacak asal penyebab kerusakan, atau termasuk yang nir sudi ambil pengaruh rusaknya komponen pengganti. Metode ini sesungguhnya seperti saja dengan membarui nyaris 50% komponen yang tersedia dalam urutan akan tetapi pada ambil dalam bagian penguatan akhir serta bagian berarti sekaligus yg tak jarang berlangsung kerusakan, keutungan menerapkan metode ini adalah mempercepat proses pemugaran, irit selagi serta porto. Kenapa sanggup dibilang ekonomis selagi dan porto? Hemat waktu, tanpa melacak satu per satu komponen yg rusak relatif membiarkan dan membarui komponen hemat biaya , terkecuali nir tersedia kekeliruan pemasangan merupakan hanya sekali membarui komponen udah berhasil menangani kerusakan, bandingkan terkecuali memperbaiki tapi nir memahami asal penyebab kerusakan, berapa poly komponen transistor driver serta final yang dikorbankan. Jadi pribadi dalam eksekusi, lihat gambar baik-baik serta pindah komponen yg dilingkari merah. 



Keterangan :
  • D3,4,5 : ganti dioda apabila memakai jenis zener 1N4148, jenis silikon 1N4002 serta seri lainya tidak perlu, tetapi lebih baik diganti.
  • Q7   : Transistor final (NPN), umumnya  TIP3055, TIP41, TIP31
  • Q8   : Transistor final (PNP), umumnya  TIP2955, TIP42, TIP32
  • Q5   : Transistor driver (NPN), TIP31, BD139, 2N5551 dan lain-lain 
  • Q6   : Transistor driver (PNP), TIP32, BD140, 2N5401 dan lain-lain
  • Q4   : Transistor Vas (NPN), BD139, 2N5551, C1815 serta lain-lain
  • R12,13 : RE driver, memakai 330 ohm atau 300 ohm
  • R14,15 : RE final, menggunakan 0,47 ohm atau 0,5 ohm dua watt  atau lima watt
  • R10,11 : pembatas arus serta tegangan hambatan 100 ohm

Saran : agar amplifier speaker aktif lebih kuat dan tahan lama ganti transistor final dengan daya yg lebih akbar, misal aslinya menggunakan TIP41+42 ganti menggunakan transistor jenis ST TIP3055-TIP2955 yang kualitas bagus. Terima kasih telah membaca artikel kami yg berjudul