CARA MENGGUNAKAN MULTI TESTER ANALOG YANG BENAR

Untuk anda yang mempunyai profesi atau hobbi di bidang listrik, pasti tidak akan lepas menurut indera ukur yg diklaim dengan Multitester.
Multi tester atau dianggap juga dengan multi meter merupakan alat yang digunakan buat melakukan pengukuran berbagai hal yang berkaitan dengan listrik.
Multi Tester
Dari namanya, yakni Multi Tester, berarti indera ini memiliki aneka macam fungsi pengukuran, antara lain:
Fungsi Multi tester
  • Untuk mengukur besar tegangan listrik AC (AC Volt meter)
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik DC (DC Volt meter)
  • Untuk mengukur akbar Arus listrik DC (DC Ampere meter)
  • Untuk mengukur nilai tahanan atau Resistan (Ohm meter)

Berdasarkan berdasarkan Tampilan hasil pengukuran dalam Multi tester, umumnya dibagi menjadi dua jenis, yakni:
  • Multi tester Analog
  • Multi tester Digital

Multi tester Analog merupakan Multi tester yg menampilkan hasil pengukuran dengan petunjuk jarum yang beranjak sesuai menggunakan output yg diukurnya.
Multi tester Digital adalah multi tester yang lebih terbaru, lantaran hasil pengukuran akan pribadi ditampilkan pada layar dalam bentuk digital atau angka-angka.
Tips Memilih Multitester yang anda butuhkan
Untuk dapat menggunakan Multitester digital tidaklah sulit jika dibandingkan menggunakan memakai Multitester analog.
Pengukuran menggunakan memakai Multitester Digital, cukup dengan mengarahkan selektor sinkron menggunakan jenis pengukuran yg diinginkan, kemudian kita bisa melakukan pengukuran.
Dan output pengukuran akan tampil pada bentuk nomor digital yg sesuai dengan nilai yang diukur.
Sebagai model.
Pada ketika kita ingin mengukur tegangan listrik di tempat tinggal , menggunakan menggunakan Multi tester Digital.
Langkah-langkah pengukurannya, merupakan:
  1. Putar selektor dalam posisi pengukuran Tegangan AC (ACV~)
  2. Lalu arahkan Test Probe merah serta Test Probe hitam ke sumber listrik. Untuk pengukuran tegangan listrik AC nir memerlukan Polaritas atau Posisi negatif serta positif nir perlu disesuaikan.
  3. Kemudian kita bisa melihat eksklusif hasil pengukuran dalam bentuk nomor digital pada layar multitester digital tadi.

Namun, berbeda halnya jika kita melakukan pengukuran menggunakan mengunakan Multitester Analog (jarum).
Multi tester Analog mempunyai berbagai pilihan posisi selektor, serta mempunyai beberapa skala pengukuran.
Baca pula: Cara mengukur Kapasitor dengan Multitester analog
Bagaimana cara memakai Multitester analog (jarum) buat mengukur listrik?

Multi tester Analog.

Cara menggunakan Multi tester Analog (Jarum)



A. Mengukur tegangan listrik AC menggunakan Multitester Analog.
  • Putar selektor pada posisi ACV~
  • Pilih skala pengukuran besar tegangan yg sinkron menggunakan akbar tegangan listrik yg akan diukur.
Bagaimana kita memahami besaran tegangan listrik yang akan diukur, sedangkan kita belum mengukurnya?
Jika kita belum mengetahui berapa akbar tegangan listrik yg akan diukur, kita bisa mengatur selektor dalam posisi skala pengukuran tegangan terbesar terlebih dahulu.
  • Arahkan kedua Test Probe dalam asal tegangan listrik yg akan diukur.
  • Lalu lihat nomor yang ditunjukkan jarum pengukuran.
  • Hasil pengukuran tegangan listrik merupakan nomor yg ditunjukkan jarum dikali menggunakan hasil bagi skala pengukuran menggunakan skala penunjukan aporisma di layar.

Sebagai contoh,
Jika kita ingin mengukur besar tegangan listrik di tempat tinggal , maka terlebih dahulu posisikan selektor dalam skala pengukuran ACV~, serta menggunakan skala pengukuran aporisma.
Jika pada multitester analog yg dipakai terdapat beberapa skala pengukuran tegangan listrik AC, yakni, 750, 250, 50, 10. Maka kita bisa memilih posisi ACV~ 750.
Posisi ACV~ 750 adalah, multi tester dapat mengukur tegangan maksimal 750 Volt AC.
Dan buat melihat hasil pengukuran pada multitester, skala penunjuk jarum dalam layar yg kita pakai adalah 0 – 250 (V.A).
Setelah itu, kita dapat melakukan pengukuran menggunakan mengarahkan ke 2 test probe ke sumber listrik yg akan diukur.
Jika jarum pengukuran beranjak serta memperlihatkan posisi nomor 70, berarti tegangan listrik yang kita ukur hasilnya merupakan 210 Volt.
Bagaimana bisa 210 Volt?
Karena skala pengukuran yang kita pilih merupakan ACV~ 750, sedangkan skala output penunjukan maksimal yang ada dalam layar adalah 250 VAC, maka hasil pengukuran harus dikali menggunakan (750/250 = 3),
Yaitu 70 x 3 = 210 VAC.
Atau bila output pengukuran terasa kurang akurat, kita bisa mengulangi pengukuran dengan mengganti posisi selektor pada posisi skala pengukuran VAC~ 250.
Lalu arahkan balik ke 2 test probe ke sumber listrik.
Jarum pengukuran akan beranjak serta menunjukkan nomor 210 dalam layar Multitester tadi.
Karena skala selektor yang kita pilih merupakan VAC~ 250, serta skala hasil penunjukan pada layar adalah 0–250 (V.A).
Maka output pengukuran dikali menggunakan skala pengukuran dibagi menggunakan skala penunjukkan.
210 x (250/250) = 210 VAC.
Kita dapat menggunakan skala pengukuran pada posisi VAC~ 250, jika memang tegangan yang akan diukur nilainya dibawah 250 VAC.
Oleh karena itu, disarankan untuk memilih selektor pengukuran dalam skala pengukuran terbesar saat melakukan pengukuran, kemudian jika dirasa hasil kurang seksama, bisa mengganti selektor dalam posisi skala yg lebih mini .
Rumus buat mengukur tegangan listrik memakai Multitester analog, adalah:
Angka yg ditunjukkan jarum ukur x (Skala pengukuran : skala penunjukan pada layar)
B. Mengukur nilai resistan menggunakan Multi tester Analog.
Bagaimana menggunakan multi tester analog buat mengukur nilai tahanan atau resistan (Ohm)?
Cara mengetahui output pengukuran Resistan (Ohm) berbeda dengan cara mengetahui hasil pengukuran tegangan listrik.
Untuk mengetahui output pengukuran nilai resistan dengan memakai multitetser analog, caranya lebih sederhana,Yaitu:
Angka yang ditunjukkan jarum x dengan skala pengukuran.
Angka penunjukkan jarum buat mengukur nilai tahanan, kita menggunakan skala penunjukan dalam layar yang ada lambang Ω (Ohm).
Skala penunjukan tahanan/resistan mempunyai skala tebalik, yaitu dari nilai terbesar (Tak terhingga) sampai nilai terendah merupakan Nol.
Sebagai model.
Jika kita ingin mengukur besar tahanan suatu resistor, maka terlebih dahulu putar dan arahkan posisi selektor pengukuran dalam skala pengukuran Ω (Ohm).
Terdapat beberapa pilihan skala yakni, x1, x10, x100, x 1k, x100k.
Untuk memudahkan pengukuran, pertama kita dapat mengatur posisi selektor pada skala terendah yaitu x1.
Jika jarum pengukuran bergerak hanya sedikit, serta belum dapat terbaca, maka kita bisa membarui selektor dalam skala yang lebih tinggi, yaitu dalam skala x10.
Jika dirasa output pengukuran belum pula seksama, selanjutnya kita dapat membarui dalam skala yg lebih tinggi, yaitu x100.
Jika jarum pengukuran memberitahuakn nomor 50 pada skala penunjukan pada layar, maka output pengukuran nilai tahanan hambatan tersebut merupakan 50 x 100 = 5000 Ohm atau 5k.
Jika kita menginginkan hasil yang lebih akurat lagi, kita bisa mencoba mengukurnya menggunakan mengganti posisi selektor dalam skala x1k, maka hasil penunjukkan jarum akan bergeser dalam angka lima.
Jika jarum penunjukkan tepat diangka 5, maka output pengukuran adalah lima x 1k = 5k Ohm.
Namun jika kita lihat jarum pengukuran berapa dalam posisi angka lima serta 6, maka output pengukuran yg lebih seksama adalah lima,5 x 1k = 5,5 k atau 5500 ohm.
C. Mengukur Arus listrik DC menggunakan Multi tester Analog
Bagaimana cara mengukur arus listrik DC dengan menggunakan Multi tester Analog?
Multi tester analog biasanya dapat digunakan untuk mengukur akbar arus listrik DC.
Cara menggunakan Multi tester analog buat mengukur arus listrik tidak sinkron menggunakan cara mengukur tegangan atau resistan.
Untuk mengukur nilai arus DC menggunakan multi tester analog, maka suatu rangkaian listrik harus diputus, dan disambungkan dengan ke 2 probe multi tester.
Multi tester tersebut sebagai penghubung rangkaian listrik yang terputus tadi.
Selain itu, buat listrik DC, memerlukan Polaritas. Maka kita wajib menyesuaikan posisi test probe merah buat kabel positif dan test probe hitam buat kabel negatif pada rangkaian listrik yang akan diukur.
(Skema mengukur Arus sanggup lihat gambar diatas)
Besaran arus listrik DC yang dapat diukur dengan menggunakan Multi tester analog umumnya hanya untuk arus listrik menggunakan nilai yang kecil.
Skala pengukuran arus listrik DC (DCA) yg biasanya masih ada dalam Multi tester analog, antara lain, 0,25A, 25mA, 2,5mA, 0,5mA.
Skala penunjukkan yg dipakai buat menentukan penunjukan jarum ukur merupakan skala 0-250.
Hasil pengukuran nilai Arus adalah Hasil penunjukkan jarum ukur dikali menggunakan hasil bagi Skala pengukuran menggunakan Skala penunjukan di layar.
Rumus buat mengukur Arus listrik menggunakan Multitester analog, merupakan:
Angka yg ditunjukkan jarum ukur x (Skala pengukuran : skala penunjukan pada layar)
Rumus ini sama dengan rumus mengukur tegangan listrik.
Sebagai model.
Jika kita ingin mengukur besar arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik DC menggunakan memakai multi tester Analog, maka kita harus mengatur selektor ke posisi DCA.
Skala pengukuran arus DC yg kita pilih terlebih dahulu adalah skala tertinggi, yaitu 0,25A.
Lalu pakai kedua test probe sebagai penghubung rangkaian. Test Probe merah pada kabel positif, dan test probe hitam pada kabel negatif.
Lihat nomor yg ditunjukkan sang jarum ukur.
Jika jarum ukur memberitahuakn angka 200, maka hasil pengukuran arus listrik DC tersebut, merupakan :
200 x (0,25 : 250) = 0,2 Ampere.
Arus listrik DC aporisma yg dapat diukur dengan multi tester analog nisbi mini , serta ini hanya buat listrik DC, Jangan digunakan buat mengukur arus listrik AC.
Penting:
  • Sebelum mengukur Tegangan listrik AC, pastikan terlebih dahulu selektor dalam posisi ACV~, dan gunakan skala pengukuran yg lebih tinggi berdasarkan tegangan yg akan diukur.
  • Untuk mengukur tegangan listrik DC atau DCV, dibutuhkan polaritas, pastikan test probe merah untuk kabel positif, serta test probe hitam buat kabel negatif.
  • Untuk mengukur arus listrik, test probe dijadikan sebagai penghubung rangkaian listrik yang akan diukur.
  • Kesalahan mekanisme pengukuran akan mengakibatkan kerusakan pada alat ukur multi tester tadi.

Demikianlah sekilas penerangan tentang cara menggunakan multi tester analog buat banyak sekali jenis pengukuran listrik.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA MENGGUNAKAN MULTITESTER MODEL ANALOG

Hallo sobat, masih suka belajar bukan...?, karena sekarang aku akan sedikit menjelaskan tentang bagaimana cara memakai Avo Meter dengan benar.

Pada dasarnya suatu indera sangatlah pada butuhkan pada pengerjaan elektro serta keliru satunya adalah Avo Meter atau multitester, disamping memudahkan pada pengerjaan juga dapat di pastikan lebih akurat.

banyak sekali ragam bentuk menurut Avo Meter ini, namun dalam dasarnya Avo Meter  sendiri di bagi menjadi 2 bagian yaitu Analog serta Digital. Tapi sobat, pada pembelajaran kali ini kita akan membahas mengenai cara membaca Avo Meter Analog.


Berikut adalah salah satu gambar Multitester Analog :
Di dalam Avo Meter sendiri pada bagi menjadi beberapa fungsi yaitu :

1. Ohm Meter yg berfungsi sebagai pengukur hambatan resistor. Adapun fungsi lain berdasarkan ohm meter merupakan sebagai mengetahui syarat kelayakan suatu komponen.
2. Ampere Meter yang berfungsi sebagai pengukur arus tetapi pada skala yg relatif kecil.
3. DC Volt yang berfungsi sebagai pengukur tegangan DC dari sebuah sirkuit elektro.
4. AC Volt yang berfungsi buat mengetahui tegangan AC dalam sebuah sirkuit elektronika. 

Cara membaca Ohm Meter :
Pertama kita pindah range dalam fungsi ohm meter kemudian tempelkan ke 2 ujungtaspin Avo ke tiap ujung komponen yang di inginkan, menggunakan catatan ke 2 ujung kabel dalam avo tidak bloeh sambung lantaran hal ini bisa mengakibatkan tidak terdeteksinya komponen itu sendiri.
Untuk fungsi AC Volt, DC Volt dan Ampere Meter cara membacanya hampir sama, perbedaanya terdapat dalam apa yang akan kita ukur yaitu tegangan arus listrik.

Dari cara pembacaan pada atas masih banyak fungsi Avo Meter yang lain, tentunya Avo Meter yg berbeda tipe serta model.  

Sekian dulu trik dan tips menurut aku mengenai Cara Menggunakan Multitester Model Analog, semoga berguna buat kalian seluruh.

Selamat mencoba.

TIPS MEMILIH MULTITESTER YANG ANDA BUTUHKAN

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli Produk Multitester yang cantik serta Handal.
Tips Memilih Produk Multitester yang indah, Bagaimana sebenarnya Multi tester yg rupawan tadi?
Agar kita dapat memilih Multitester yang sinkron dengan kebutuhan, tentunya kita harus memahami terlebih dahulu apa saja kriteria yang harus ada pada sebuah Multitester.
Produk Multi tester yang bagus adalah Multitester yg Memiliki kualitas handal, awet, tahan usang, Memiliki berbagai fungsi, Praktis digunakan, nir mudah rusak, hasil pengukuran akurat, persentase error minim, tahan banting, Perawatan yang mudah dengan harga kompetitif.

MultiTester
Multitester merupakan suatu alat ukur yg mempunyai berbagai fungsi (multi fungsi) buat pengukuran di bidang kelistrikan.
Multitester biasa jua dianggap dengan Multimeter atau seringkali jua dulunya disebut dengan AVOmeter (Ampere, Voltage, Ohm - Meter).

Berbagai fungsi Multitester
Berbagai fungsi yang biasanya masih ada pada Multitester antara lain:
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik Arus bolak kembali atau AC (Alternating Current), atau diklaim dengan Voltmeter AC
  • Untuk mengukur akbar tegangan listrik Arus searah atau DC (Direct Current), atau disebut menggunakan Voltmeter DC.
  • Untuk mengukur nilai Resistan (Hambatan), atau disebut menggunakan Ohm-Meter.
  • Untuk mengukur akbar Arus listrik searah (DC) atau biasa disebut menggunakan DC-Amperemeter.

Berbagai produk Multitester dapat kita jumpai dijual dipasaran, dengan banyak sekali keunggulan dan tambahan fungsi lainnya.
Baca pula: Cara mengukur Kapasitor dengan Multitester
2 (2) Jenis Multitester
Selain itu, masih ada dua (2) jenis multitester yang poly digunakan buat banyak sekali keperluan pengukuran kelistrikan, yaitu:
  • Multitester Analog.
  • Multitester Digital.
Masing-masing Multi tester tadi mempunyai kekurangan serta kelebihannya masing-masing, Perbedaan yang paling primer menurut Multitester Analog serta Multitester Digital adalah pada tampilan hasil pengukurannya.
Multitester Digital akan menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk nomor (Digital), sedangkan Multitester Analog memerlukan cara pada menghitung output pengukuran yang dibandingkan dengan Skala ukur serta Skala hasil pengukuran.
Cara membaca hasil pengukuran Multitester Analog
Namun secara umum, kedua jenis multitester ini mempunyai fungsi / kegunaan yang sama.
Selain 2 jenis Multitester diatas, sebenarnya Terdapat beberapa hal krusial lainnya yg perlu kita perhatikan pada menentukan Multitester yg cantik.
Seperti halnya menggunakan aneka macam jenis Alat ukur lainnya, tentunya kita mengharapkan sebuah Multitester menggunakan hasil pengukuran yang akurat (High Accuracy), serta tingkat error yang mini .
Bagaimana memilih Multi tester yg mengagumkan, Handal, High Accuracy, tahan usang?

Tips Memilih Multitester

Beberapa Tips tadi diantaranya:

1. Standarisasi.
Multitester yg telah ter-sertifikasi baik secara nasional maupun internasional.
Standart kelayakan pada berbagai Multitester bisa kita lihat berupa simbol yg inheren dalam Multitester tadi, beberapa simbol standarisasi tersebut, antara lain:
  • CE (Standar Eropa)
  • EN (Standar Eropa)
  • JIS (Standar Industri Jepang)
  • DIN (Standar industri dari Jerman
  • SNI (Standar Nasional Indonesia).
  • dan lainnya.

2. Akurasi.
Multitester yang kita gunakan sebaiknya adalah Multitester yg bisa mengukur menggunakan tingkat keakuratan yg tinggi.
Tingkat akurasi output pengukuran Multitester dapat kita lihat dalam label spesifikasinya, umumnya dituliskan pada satuan persen.
Sebagai model:
Pada sebuah Multitester tertulis dapat mengukur nilai Resistance menggunakan Accuracy ±5%
Karena output pengukuran yang paling akurat adalah 100%, maka apabila ToleransiAccuracy ±5%
(100%-5%) sampai (100%+5%).
Ini berarti taraf keakuratan output pengukuran (Toleransi) multitester waktu mengukur Resistan merupakan diantara 95% s/d 105% menurut hasil pengukuran.
Tentunya semakin rendah toleransi output pengukuran sebuah Multitester, maka akan semakin rupawan dan Akurat.
3. Resolusi.
Multitester yang dapat mengukur menggunakan hasil yg lebih presisi (sempurna), Tingkat Presisi pada alat ukur multitester biasa dianggap dengan Resolusi.
Nilai Resolusi dalam indera ukur jua terdapat dalam label Spesifikasi indera ukur tadi.
Sebagai model:
Sebuah Multitester bisa mengukur Tegangan AC (Volt AC) dengan resolusi 1mV.
Ini berarti hasil pengukuran yg bisa ditampilkan alat ukur Multitester tersebut minimal merupakan 1mV (1 mili Volt) atau tingkat presisinya mencapai 0,001Volt.
Semakin rendah resolusinya tentu akan semakin presisi hasil pengukuran Multitester tersebut.
4. Range
Range pengukuran Multitester adalah Jarak/skala pengukuran menurut terendah sampai tertinggi.
Multitester yang anda pilih usahakan merupakan Multitester yang dapat mengukur dengan Range yang cukup akbar.
Sebagai model:
Sebuah Multitester dapat dipakai untuk mengukur nilai Resitansi (Ohm) dengan Range 1ohm hingga 200Mohm.
Ini berarti Multitester tadi dapat mengukur nilai tahanan yg mini menggunakan skala yaitu 1 Ohm, dan dapat mengukur nilai tahanan yang besarnya mencapai 200.000.000 Ohm (200Mega Ohm).
Tips Tambahan:
Fuse (Slow Blow).
Multitester yg Aman, dilengkapi menggunakan pengaman berupa fuse (Sekring), usahakan menggunakan tipe Slow Blow.
"Fuse Slow-Blow" berarti saat terjadi kesalahan pengukuran atau hubung singkat (Short Circuit) pada Multitester tadi, sekring akan putus menggunakan potensi ledakan yang kecil/pelan, sebagai akibatnya nir menyebabkan kerusakan yg lebih fatal.
Full Cover
Multitester yg memiliki proteksi (Cover) secara menyeluruh atau mempunyai Cover depan yang dapat dibuka serta ditutup.
Tahan Banting
Multitester yg terbuat berdasarkan bahan yg tidak gampang pecah serta tahan terhadap bantingan saat tanpa sengaja terjatuh (Droop Shock-Proof).
Hemat Batere
Multitester yang tentunya yang tidak boros pemakaian batere.
Ringan
Multitester yg dibutuhkan memiliki bobot yang nir terlalu berat sehingga kita gampang buat menggenggam serta menggunakannya, umumnya Multitester mempunyai bobot yg nir terlalu berat, berkisar 300gram-350gram.
Mudah digunakan
Multitester yang yg gampang dipakai untuk melakukan pengukuran serta hasil pengukurannya yang mudah dibaca.
Data diatas dapat anda jadikan sebagai tambahan warta, serta tentunya Multitester pilihan anda harus diubahsuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan aneka macam asal

BAGAIMANA CARA VERIFIKASI ALAT UKUR TEKANAN PRESSURE TRANSMITTER

Cara gampang melakukan pembuktian alat ukur tekanan Pressure Transmitter, menggunakan indera sederhana, serta mudah dilakukan
Apakah anda menggunakan indera ukur tekanan, baik itu alat ukur tekanan analog misalnya Pressure Gauge, maupun indera ukur tekanan digital seperti Pressure Transmitter.
Mungkin dalam kehidupan sehari-hari, indera ukur tekanan tidak terlalu sering kita pakai, tetapi pada dunia Industri Alat ukur Tekanan memiliki peranan yg penting dalam berbagai proses produksi industri, namun sebagian mini Alat ukur tekanan ini jua bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa model indera ukur tekanan yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari adalah:
  • Alat ukur tekanan kompresor buat mengetahui seberapa besar tekanan angin yg terdapat pada pada tabung kompresor tersebut.
  • Alat ukur tekanan yg biasa kita gunakan buat mengetahui tekanan angin ban tunggangan.
  • Alat ukur tekanan untuk mengetahui isi tabung gas elpiji.

Penggunaan alat ukur tekanan dalam umumnya lebih poly dijumpai di berbagai bidang industri atau pabrik-pabrik.
Alat ukur Tekanan ini mempunyai peranan yg sangat krusial, karena kesalahan hasil pengukuran yang ditampilkan indera ukur tekanan bisa mengakibatkan berbagai kerusakan bahkan bisa mengakibatkan bahaya yang sangat fatal.
Sebagai model: jika sebuah tabung angin kompresor mempunyai kemampuan menunda tekanan angin sebanyak 10 kg/cm2 (10 bar), oleh karena itu dipasang indera ukur tekanan buat mengontrol tekanan angin yg ada pada dalam tabung tersebut.
Namun apabila alat ukur tadi ternyata memberikan output yang nir seksama, dan ternyata tekanan di dalam tabung sebenarnya sudah melebihi 10 bar, namun indera ukur tersebut menampakan nilai tekanan yang lebih kecil, maka akan terjadi kesalahan pengawasan.
Akibat yang sangat fatal bila hal ini terus berlanjut, akan mengakibatkan tabung menanggung tekanan melebihi kapasitasnya, serta bisa menyebabkan tabung meledak.
Oleh karena itulah, maka setiap bejana atau tabung yg memiliki tekanan wajib dilengkapi menggunakan indera ukur yg akurat, serta harus dilengkapi menggunakan pengaman misalnya paling aman Valve atau sistem pengaman lainnya.
Pada artikel kali ini, kita tidak terlalu jauh membahas mengenai bagaimana memasang sistem pengaman pada bejana bertekanan.
Kita hanya membahas bagaimana melakukan Verifikasi buat mengetahui keakuratan hasil pengukuran berdasarkan suatu alat ukur tekanan, baik pressure gauge analog juga yg digital misalnya Pressure Transmitter.
Terkadang sebagian orang salah mengartikan bahwa Kalibrasi adalah Verifikasi atau Verifikasi merupakan Kalibrasi.
Namun kedua istilah ini sebenarnya sangat tidak sama.
Verifikasi alat ukur
Verifikasi adalah melakukan pengujian terhadap suatu indera ukur menggunakan membandingkan output pengukuran alat ukur tadi dengan alat ukur lainnya yang telah teruji keakuratan hasil pengukurannya.
Jika hasil pembuktian memperlihatkan hasil yg tidak sinkron antara ke 2 indera ukur tersebut, maka bisa diambil tindakan selanjutnya seperti, mengubah alat ukur tadi dengan yang baru atau melakukan kalibrasi terhadap alat ukur tadi.
Kalibrasi indera ukur
Kalibrasi merupakan melakukan tindakan perbaikan atau pengaturan ulang terhadap suatu indera ukur yang sudah terbukti tidak akurat saat diverifikasi buat menerima output pengukuran yang sinkron serta akurat.

Lalu bagaimana cara melakukan pembuktian alat ukur tekanan?

Sebenarnya buat melakukan pembuktian suatu indera ukur, kita bisa memakai jasa verifikasi berdasarkan pihak ketiga (pihak eksternal) yg spesifik melakukan verifikasi indera ukur.
Namun, khusus buat indera ukur yg sifatnya tidak terlalu kritikal, kita dapat melakukan pembuktian sendiri atau secara internal.

Cara Verifikasi alat ukur tekanan:
Persiapan peralatan:
  • Persiapkan alat ukur tekanan "Pressure gauge" analog yg sudah teruji keakuratan hasil pengukurannya (pastikan range tekanan sama menggunakan indera ukur yang akan pada verifikasi).
  • Persiapkan indera ukur tekanan atau presuure transmitter yg akan di pembuktian.
  • Siapkan hydro test yang pula dilengkapi pressure gauge buat memberikan tekanan pengujian alat ukur.
  • Persiapkan pula indera ukur analog 4mA – 20mA (bisa memakai multi tester untuk mengukur arus DC).
  • Alat ukur 4mA – 20mA akan dipakai buat melakukan pengukuran nilai analog hasil dari alat ukur pressure transmitter yg akan diverifikasi.
  • Persiapkan jua power supply 24 Vdc, untuk supply tegangan ke indera ukur pressure transmitter.
  • Persiapkan tabung yg sudah dipasangi pipa-pipa buat loka memasang indera-alat ukur tekanan (Lihat gambar)

Verifikasi alat ukur:
  • Pasang kedua alat ukur pada tempatnya.
  • Lalu hubungkan alat hydro test dalam tabung pengujian.
  • Pompa hydrotest hingga tekanan yang diinginkan tercapai, pedomannya adalah alat ukur pembanding yang kita yakini keakuratannya.
  • Jika dalam tekanan eksklusif, output pengukuran tekanan pada indera ukur yang diverifikasi menampakan nilai yg berbeda menggunakan indera ukur pembandingnya, maka pembuktian sudah selesai serta hasilnya indera ukur tidak lulus pembuktian.
  • Tindakan selanjutnya, apakah alat ukur tersebut bisa dilakukan kalibrasi atau perlu diganti menggunakan yg baru.
  • Jika waktu pembuktian, tekanan aporisma telah tercapai sesuai menggunakan range tekanan alat ukur tadi, dan didapat output pengukuran yg sama menggunakan alat ukur pembandingnya berarti indera ukur tadi pada keadaan bagus serta lulus pembuktian. (Atau apabila anda masih ragu dapat mengulangi proses verifikasi sekali lagi).
  • Namun buat indera ukur tekanan digital atau Pressure transmitter, selesainya didapat hasil pengukuran tekanan yang sama menggunakan indera ukur pembandingnya, terdapat langkah selanjutnya yang perlu dilakukan.
  • Untuk indera ukur digital Pressure transmitter, waktu tekanan aporisma tercapai, output pengukuran sama dengan indera ukur tekanan pembanding, maka perlu dilakukan pengukuran hasil menurut pressure transmitter tersebut.
  • Pressure transmitter biasanya membuat output arus sebanyak 4mA – 20mA, ialah:
Saat output pengukuran memberitahuakn nilai tekanan terendah sinkron dengan range yg tertera dalam pressure transmitter tadi maka nilai arus Output menampakan nilai 4mA pada multi tester (alat ukur analog), dan waktu pengukuran tekanan tertinggi sesuai rangenya, pressure transmitter akan menghasilkan arus analog hasil sebanyak 20mA.
  • Saat pembuktian indera ukur pressure transmitter, tekanan aporisma tercapai serta hasil pengukuran yg ditunjukkan sinkron atau sama menggunakan indera ukur tekanan pembandingnya, maka pastikan juga pressure transmitter membentuk hasil arus sebanyak 20mA yg diukur dengan multitester (Alat ukur analog).

Sebagai model:
Pressure Transmitter memiliki Range (Rentang pengukuran) sebesar 0-20bar adalah tekanan terendah pengukuran adalah 0bar, dan tekanan tertinggi pengukurannya adalah 20bar.
Pressure Transmitter membuat analog hasil range 4mA-20mA, merupakan waktu diberi tekanan 0bar pressure transmitter tersebut akan membuat output arus sebesar 4mA, waktu diberi tekanan 20bar pressure transmitter tersebut akan membentuk hasil arus sebesar 20mA.
Begitu perhitungannya, atau apabila tekanan yg diukur pressure transmitter merupakan 10Bar, maka pressure transmitter tadi akan membentuk hasil arus sebesar 12mA.
  • Pressure transmitter dapat dinyatakan telah diverifikasi bila output pengukurannya sama dengan output pengukuran alat ukur pembandingnya, serta membentuk output arus yang perhitungannya sesuai menggunakan range dan tekanan yang diukurnya.

Demikianlah sedikit penerangan tentang cara melakukan Verifikasi indera ukur tekanan Pressure Transmiiter.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MENGUKUR BERAPA NILAI RESISTOR DENGAN MULTITESTER

Resistor merupakan galat satu bagian komponen penting pada sirkuit elektronika dan resistor sendiri memiliki peranan yg sangat penting yaitu berfungsi menjadi hambatan arus.

Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai pelawan digambarkan sang kode warna atau yg biasa kita sebut Gelang / Cincin sebagai akibatnya kita wajib mengetahui cara membaca serta mengetahui nilai-nilai yang terkandung pada rona tadi sedangkan buat komponen chip, nilainya diwakili sang Kode eksklusif sehingga kita lebih mudah pada membacanya.

Banyak bentuk lain dari pelawan yang saat ini telah pada kembangkan, namun pada dasarnya permanen kegunaan resistor adalah sama yakni menjadi kendala.

Ada banyak sekali cara buat sanggup mengetahui akbar kecilnya nilai sebuah pelawan; keliru satunya yaitu dengan cara menghitung rona gelang / cincin dan tentunya kita harus hafal betul nilai masing masing warna gelang / cincin tersebut. Cara ini mungkin sedikit memakan saat serta jarang digunakan sang sebagian teknisi.

Adapun cara lain buat mengukur nilai penahan yaitu dengan cara memakai Avo Meter, cara ini poly di pakai oleh sebagian teknisi lantaran disamping tidak membutukkan saat usang pula memudahkan kita mengetahui nilai resistor tersebut.


Perlu kita jangan lupa bahwa satuan resistor merupakan Ohm (Ω)

Tabel dibawah ini adalah warna-warna gelang / cincin yang ada di Tubuh Resistor :


Sekian sobat sedikit trik cara mengukur nilai pada penahan semoga berguna buat kalian seluruh.
Salam : CARA FLEXI                                                 

MENGHITUNG TOTAL HAMBATAN RESISTOR SECARA SERI PARALEL DAN CAMPURAN SERI PARALEL

Bagaimana cara Menghitung Total Nilai Hambatan (Rt) beberapa Resistor yang dihubungkan secara Seri, Paralel dan Campuran dalam satu Rangkaian?
Nilai Resistan (kendala) pada sebuah Resistor dapat diukur dengan Menggunakan alat ukur Ohm-meter, atau dengan menggunakan Multitester analog.
Baca pula: Cara Menggunakan Multitester Analog
Untuk Resistor yang dilengkapi kode warna bisa diketahui berapa nilai hambatannya (Ohm), dengan membaca kode warna yg tertera pada pelawan tadi.
Baca pula: Kode warna Resistor dan cara menghitungnya
Selain itu, Resistor yg terhubung baik secara Seri, Paralel maupun Campuran jua dapat dihitung, lalu bagaimana cara menghitung Total Hambatan (Ohm), apabila beberapa pelawan dihubungkan satu dengan yang lainnya, baik secara seri, paralel atau seri paralel (Campuran)?
Total Hambatan beberapa Resistor yg yg dihubungkan menggunakan rangkaian Seri, akan tidak sama nilainya menggunakan Rangkaian Paralel, begitu pula menggunakan Nilai Hambatan pada rangkaian Seri Paralel (Campuran).
Rangkaian Seri merupakan Susunan beberapa komponen yg dihubungkan satu dengan lainnya secara berurutan, sebagai akibatnya aliran listrik akan melewati keliru satu komponen terlebih dahulu sebelum dialirkan dalam komponen selanjutnya.
Rangkaian Paralel merupakan Susunan beberapa komponen yg dihubungkan satu menggunakan lainnya secara sejajar, sebagai akibatnya seluruh komponen akan menerima aliran listrik yg sama.
Begitu juga dengan Resistor, Total Nilai Hambatan beberapa Resistor yang dihubungkan secara Seri akan lebih besar , dibanding jika beberapa Resistor yg sama dihubungkan secara Paralel, Benarkah demikian?
Untuk lebih tahu bagaimana cara menghitung total kendala beberapa Resistor yang dihubungkan secara Rangkaian Seri, Paralel serta Seri Paralel (Campuran), ini dia Rumus dan contoh perhitungannya.

Menghitung Total Hambatan Rangkaian Seri, Paralel dan Campuran


Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Seri

Contoh Perhitungan:
Sebanyak 4 butir Resistor dihubungkan secara Seri, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 16 Ohm
  • R3 = 32 Ohm
  • R4 = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) menurut beberapa penahan yg terhubung secara seri tersebut?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Seri:
Rt = R1 + R2 + R3 +..............dst
Rt = R1 + R2 + R3 + R4
Rt = 4 ohm + 16 ohm + 32 ohm + 64 ohm
Rt = 116 ohm
Jadi Nilai Hambatan menurut 4 buah Resistor yang terhubung secara seri diatas, merupakan 116 Ohm, jika kita ingin menggantikan keempat Resistor tadi dengan hanya 1 buah Resistor bisa memakai 1 butir Resistor 116 Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
Lalu, berapa Total hambatan keempat Resistor tersebut apabila dihubungkan secara Paralel pada satu rangkaian?
Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Paralel

Contoh perhitungan:
Sebanyak 4 butir Resistor dihubungkan secara Paralel dalam satu rangkaian, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 16 Ohm
  • R3 = 32 Ohm
  • R4 = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) berdasarkan beberapa hambatan yang terhubung secara Paralel tadi?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Paralel:

Jadi Nilai Hambatan dari 4 butir Resistor yg terhubung secara Paralel diatas, merupakan 2,782 Ohm, apabila kita ingin menggantikan keempat Resistor tersebut menggunakan hanya 1 butir Resistor bisa memakai Resistor 2,782 Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
Lalu, berapa Total hambatan keempat Resistor tersebut apabila dua buah Resistor dihubungkan secara paralel dan 2 buah Resistor lainnya dihubungkan secara seri pada satu rangkaian?
Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Campuran (Seri Paralel)

Contoh perhitungan:
Terdapat 4 Buah Resistor yang dihubungkan secara Campuran (Seri Paralel), 2 buah Resistor yakni R1p serta R2p dihubungkan secara Paralel serta dua buah resistor lainnya yakni R1s serta R2s dihubungkan secara Seri dalam satu rangkaian, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1p = 4 Ohm
  • R2p = 16 Ohm
  • R1s = 32 Ohm
  • R2s = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) dari beberapa hambatan yg terhubung secara Campuran (Seri Paralel) tadi?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Campuran (Seri Paralel):

Jadi Nilai Hambatan dari 4 butir Resistor yg terhubung secara Seri dan Paralel, (2 butir Resistor yakni R1p serta R2p dihubungkan secara Paralel serta dua buah resistor lainnya yakni R1s serta R2s dihubungkan secara Seri) dalam satu rangkaian diatas, merupakan 99,dua Ohm, apabila kita ingin menggantikan keempat Resistor tersebut menggunakan hanya 1 butir Resistor bisa memakai Resistor 99,dua Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
  • R1p (Resistor yg terhubung Paralel)
  • R1s (Resistor yg terhubung Seri)

Demikianlah,Rumus serta model perhitungan Nilai Hambatan Total Beberapa Resistor yg terhubung pada satua Rangkaian Seri, Paralel maupun Campuran.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGHITUNG TOTAL HAMBATAN RESISTOR SECARA SERI PARALEL DAN CAMPURAN SERI PARALEL

Bagaimana cara Menghitung Total Nilai Hambatan (Rt) beberapa Resistor yg dihubungkan secara Seri, Paralel serta Campuran pada satu Rangkaian?
Nilai Resistan (kendala) dalam sebuah Resistor bisa diukur menggunakan Menggunakan indera ukur Ohm-meter, atau dengan memakai Multitester analog.
Baca pula: Cara Menggunakan Multitester Analog
Untuk Resistor yang dilengkapi kode rona dapat diketahui berapa nilai hambatannya (Ohm), menggunakan membaca kode warna yg tertera pada penahan tadi.
Baca pula: Kode warna Resistor dan cara menghitungnya
Selain itu, Resistor yang terhubung baik secara Seri, Paralel juga Campuran pula dapat dihitung, kemudian bagaimana cara menghitung Total Hambatan (Ohm), jika beberapa resistor dihubungkan satu menggunakan yg lainnya, baik secara seri, paralel atau seri paralel (Campuran)?
Total Hambatan beberapa Resistor yang yang dihubungkan dengan rangkaian Seri, akan tidak sinkron nilainya dengan Rangkaian Paralel, begitu pula dengan Nilai Hambatan dalam rangkaian Seri Paralel (Campuran).
Rangkaian Seri adalah Susunan beberapa komponen yg dihubungkan satu menggunakan lainnya secara berurutan, sehingga genre listrik akan melewati salah satu komponen terlebih dahulu sebelum dialirkan dalam komponen selanjutnya.
Rangkaian Paralel merupakan Susunan beberapa komponen yg dihubungkan satu dengan lainnya secara sejajar, sehingga semua komponen akan menerima aliran listrik yang sama.
Begitu jua dengan Resistor, Total Nilai Hambatan beberapa Resistor yang dihubungkan secara Seri akan lebih akbar, dibanding jika beberapa Resistor yg sama dihubungkan secara Paralel, Benarkah demikian?
Untuk lebih memahami bagaimana cara menghitung total hambatan beberapa Resistor yg dihubungkan secara Rangkaian Seri, Paralel dan Seri Paralel (Campuran), berikut ini Rumus serta model perhitungannya.

Menghitung Total Hambatan Rangkaian Seri, Paralel serta Campuran


Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Seri

Contoh Perhitungan:
Sebanyak 4 buah Resistor dihubungkan secara Seri, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 16 Ohm
  • R3 = 32 Ohm
  • R4 = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) menurut beberapa pelawan yg terhubung secara seri tadi?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Seri:
Rt = R1 + R2 + R3 +..............dst
Rt = R1 + R2 + R3 + R4
Rt = 4 ohm + 16 ohm + 32 ohm + 64 ohm
Rt = 116 ohm
Jadi Nilai Hambatan berdasarkan 4 buah Resistor yang terhubung secara seri diatas, adalah 116 Ohm, bila kita ingin menggantikan keempat Resistor tersebut dengan hanya 1 buah Resistor bisa menggunakan 1 buah Resistor 116 Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
Lalu, berapa Total hambatan keempat Resistor tadi apabila dihubungkan secara Paralel dalam satu rangkaian?
Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Paralel

Contoh perhitungan:
Sebanyak 4 buah Resistor dihubungkan secara Paralel dalam satu rangkaian, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 16 Ohm
  • R3 = 32 Ohm
  • R4 = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) dari beberapa resistor yang terhubung secara Paralel tersebut?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Paralel:

Jadi Nilai Hambatan menurut 4 butir Resistor yg terhubung secara Paralel diatas, adalah 2,782 Ohm, apabila kita ingin menggantikan keempat Resistor tersebut menggunakan hanya 1 butir Resistor bisa memakai Resistor 2,782 Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
Lalu, berapa Total hambatan keempat Resistor tadi apabila 2 buah Resistor dihubungkan secara paralel serta dua butir Resistor lainnya dihubungkan secara seri dalam satu rangkaian?
Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Campuran (Seri Paralel)

Contoh perhitungan:
Terdapat 4 Buah Resistor yg dihubungkan secara Campuran (Seri Paralel), 2 buah Resistor yakni R1p serta R2p dihubungkan secara Paralel dan dua butir resistor lainnya yakni R1s serta R2s dihubungkan secara Seri dalam satu rangkaian, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1p = 4 Ohm
  • R2p = 16 Ohm
  • R1s = 32 Ohm
  • R2s = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) dari beberapa hambatan yg terhubung secara Campuran (Seri Paralel) tersebut?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Campuran (Seri Paralel):

Jadi Nilai Hambatan menurut 4 butir Resistor yg terhubung secara Seri dan Paralel, (2 butir Resistor yakni R1p serta R2p dihubungkan secara Paralel dan dua butir resistor lainnya yakni R1s serta R2s dihubungkan secara Seri) pada satu rangkaian diatas, adalah 99,2 Ohm, apabila kita ingin menggantikan keempat Resistor tersebut menggunakan hanya 1 butir Resistor bisa memakai Resistor 99,2 Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
  • R1p (Resistor yg terhubung Paralel)
  • R1s (Resistor yg terhubung Seri)

Demikianlah,Rumus serta contoh perhitungan Nilai Hambatan Total Beberapa Resistor yang terhubung pada satua Rangkaian Seri, Paralel maupun Campuran.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI