KUMPULAN HASIL ANALISIS PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR

Sudah ada banyak output analisis puisi karya Chairil Anwar yang dikerjakan oleh para mahasiswa, para murid, dan para pelajar. Hal mungkin, setiap hari ada ratusan artikel, tugas sekolah, tugas kuliah, sampai soal-soal tentang analisis puisi-puisi karya Chairil Anwar yg tercipta. Baik analisis yg dilakukan menggunakan memperhatikan kaidah penulisan artikel atau makalah yg ilmiah, maupun karya yg dibentuk 1/2 sembarangan, bahkan output salin-tempel.
Karya Ilmiah yang membahas puisi karya Chairil Anwar sebagai objek analisis serta objek penelitian nir sedikit lantaran memang nama besar Chairil Anwar. Karya-karyanya memang fenomenal serta mampu tetap relevan hingga sekarang.
Maka, puisi-puisi Karya Chairil Anwar memang mudah dianalisis karena telah banyak contoh tentang analisis puisi Karya Pelopor Angkatan 45 ini. Contoh-model analisis ini memang sangat majemuk, baik teknik juga teori yg digunakan. Kebanyakan yang gampang dipakai merupakan teori struktural, yaitu membahas sebuah karya sastra (puisi) dengan memperhatikan struktur puisinya. Baik struktur batin maupun struktur lahir (struktur fisik).
Ada juga analisis yang 'hanya' parsial. Misalnya hanya membahas majasnya saja. Membahas pilihan katanya saja, atau membahas tentang contoh parafrase.
Berikut ini adalah daftar contoh hasil analisis puisi karya Chairil Anwar:
1. Analisis Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar Analisis Struktur Lahir dan Struktur Batin
Contoh analisis di atas membahas puisi Doa yang berisi ungkapan keterasingan menurut seorang penyair. Kata-istilah yang dipakai pula istilah-kata yg memberitahuakn kesusahan dan kesedihan. Untuk lebih lengkapnya langsung saja klik judul tautan mengenai analisis puisi Doa karya Chairil Anwar tersebut.
2. Analisis Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar yg Penuh Vitalitas dan Individualitas
Judul analisis pada atas secara eksplisit menampilkan istilah vitalitas dan individualitas. Kedua kata tadi mewakili keseluruhan isi puisi Aku karya Chairil Anwar yg semangat, bentuk, gaya penceritaan puisinya Jauh melampaui zamannya. Untuk membaca analisi puisi 'Aku' milik Chairi Tersebut langsung klik saja tautannya.
3. Parafrase Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar.
Nah, contoh analisis puisi karya Chairil Anwar yg ketiga ini merupakan contoh analisis puisi yang parsial. Maksudnya hanya dibahas berdasarkan keliru satu unsur atau bagian strukturnya saja. Jadi, dalam contoh analisis puisi karya Chairil Anwar ini 'hanya' dibahas tentang parafrasenya saja. Jadi, berkaitan menggunakan makna puisi secara pribadi. Langsung klik tautan di atas buat membacanya.
4. Analisis Struktur Batin Puisi 'Senja pada Pelabuhan Kecil' Karya Chairil Anwar
Contoh analisis yg keempat ini, menampilkan pembahasan mengenai struktur batin. Struktur batin berkaitan pribadi dengan makan. Maka yg poly dibahas adalah puisi karya Chairil Anwar pada atas.
5. Memahami Makna dan Keindahan Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar
Dalam model analisi puisi karya Chairil Anwar ini yg banyak dibahas adalah berkaitan makna. Juga dibahas mengenai hal yg membuat puisi Cintaku Jauh pada Pulau dianggap indah.
6. Chairil Anwar Pun Mati Miskin dan Terpaksa Mencuri
Banyak orang yang tahu bahwa, Chairil Anwar merupakan sastrawan besar . Tapi tidak poly orang memahami bahwa semasa hidupnya, dia sangat kesulitan. Terlebih dampak penyakitnya yang perlu pengobatan yg maksimal . Apa penyakitnya Chairil Anwar dan apa pula yg tela dicurinya. Bisa dibaca melalui link pada atas.

SIAPA PRIBUMI SIAPA PENDATANG ARTI PRIBUMI DAN PENJELASANNYA

Baru dilantik, baru berpidato, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memunculkan polemik dengan menyebut-nyebut kata 'pribumi'. Kata pribumi diasosiasikan sebagai lawan berdasarkan pendatang. Karena memakai istilah pribumi maka, poly orang yg menduga bahwa, perkataan Anies Baswedan mengandung makna 'yang dulu bukan pribumi yang menguasai Jakarta'.
Lalu sebenarnya, apa arti istilah pribumi, apa penjelasannya serta bagaimana kemungkinan makna yg dimiliki sang kalimat yg diucapkan sang Anies Baswedan.
Secara etimologis, pribumi adalah kata pada bahasa Indonesia yang mempunyai arti penghuni orisinil, yg dari berdasarkan loka yang bersangkutan. Ini pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Selanjutnya pada pengertian dalam KBBI tersebut pribumi juga disamakan artiknya dengan inlander. 

Sementara, penjabaran yang masih ada dalam wikipedia berbahasa Indonesia, pribumi nir hanya perkara negara, namun kasus kewilayahan saja. Pribumi memiliki makna asala menjadi orang yg asal dari daerah atau negara yang bersangkutan. Lebih jelasnya lagi, batasan pribumi adalah orang yg lahir berdasarkan orang tua yang lahir pada tempat tadi.

Ini contoh konkret, kakek saya adalah pendatang pada dusun Mangaran desa Sukamakmur, asal berdasarkan Jepara di Zaman Kolonial Belanda. Bapak aku merupakan keturunan pendatang, lahir di dusun Mangaran. Sementara saya adalah orang yang lahir dari orang yang lahir pada dusun Mangaran. Berarti baru saya yg bisa dianggap sebagai pribumi pada dusun Mangaran. Bapak saya masih 'keturuan pendatang' dan kakek saya adalah 'pendatang'.
Sebenarnya sesederhana itu pengertian pribumi. Apabila dikembalikan pada makna asalnya, dan dikaitkan dengan posisi Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta, berarti yg dimaksud dengan Pribumi sanggup jadi memiliki batasan. Pribumi Jakarta. Karena bukan hanya kasus. Maka batasan itu bisa dijabarkan menjadi berikut: Pribumi Jakarta merupakan orang yg lahir dari orang tua yg pula lahir pada Jakarta.

Yang menjadi perkara adalah berapa persen penduduk Jakarta yang orang tuanya memang lahir di Jakarta? Sebagai kota besar , tentu poly pendatang yg masuk ke Jakarta sampai akhirnya menjadi warga Jakarta.
Nah, berkaitan menggunakan itulah kata pribumi yang dipakai sang Anies Baswedan sanggup menjadi istilah politis. Maka poly penafsiran yg bekembang berkait menggunakan pidato Anies Baswedan tersebut. Ada yang mengatakan Anies Baswedan mengorek luka usang. Karena Gubernur terpilih sebelumnya merupakan 'orang cina'.
Sebenarnya ucapan Anies Baswedan jua sanggup mampu dipahami menjadi, 'Ini saatnya orang Jakarta yang memimpin Jakarta'. Mengingat Ahok berasal menurut Belitung, dan Djarot dari Blitar. Bukan Pribumi Jakarta.
Meskipun Anies Baswedan telah mencoba 'meluruskan' kata yang dipakai, tapi terlanjur menjadi pembahasan. Setidaknya bangsa Indonesia telah peka menggunakan kata-istilah yg sensitif serta seharusnya jua lebih memahami kata secara menyeluruh termasuk di dalamnya merupakan istilah 'pribumi'. Bukan asal menggunakan apalagi mengomentari ucapan orang sebelum membaca pengertian pribumi atau istilah lainnya.
Nilai Makna serta Sinonim Pribumi

Dalam bagian ini nir lagi dikaitkan istilah Pribumi menggunakan Ucapan Anies Baswedan. Yang perlu disampaikan merupakan kata pribumi pernah menjadi suatu pujian. Dibandingkan menggunakan inlander yang adalah serapan menurut bahasa Belanda.
Inlander dianggap sebagai kata yg menghina dan merendahkan. Lantaran mempunyai arti rendahan. Sementara selain menggunakan istilah pribumi ada pula kata yang tak jarang digunakan sang penduduk Indonesia, yaitu kata Bumiputra. 

Dalam Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, istilah pribumi  bersinonim dengan dengan bumiputra, anak negeri, orisinil, bibit buwit (lihat Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia page 453). Sementara kata pribumi memiliki antonim asing.

CARA MENGGAMBAR FOTO/GAMBAR WAJAH RA KARTINI

Raden Adjeng  atau RA Kartini merupakan tokoh emansipasi wanita Indonesia. Tokoh wanita yang pemikirannya telah sangat jauh melampaui zamannya. Yang memperjuangkan hak wanita buat sanggup menerima pendidikan serta pengajaran yang layak misalnya halnya kaum laki-laki .
Maka menurut itu, atas usahanya memperjuangkan hak kaumnya, maka setiap lepas 21 April diperigati menjadi hari kartini. Hari kartini bukan sekadar sanggul, kebaya, dan sandang istiadat lainnya. Peringatan hari Kartini adalah sebagai momentum membangkitkan semangat keterdidikan bangsa Indonesia.

Untuk mengisi aktivitas hari kartini, umumnya diadakan lomba-lomba seputar kartini. Biasanya lomba make up buat para ibu. Lomba baju norma dan karnaval oleh murid. Untuk lomba sekolah paud atau TK atau sekolah dasar (SD) umumnya diadakan lomba menyanyi Ibu Kita Kartini yg pula diikuti menggunakan lomba menggambar. Tentu karena temanya adalah hari kartini umumnya tokoh yg digambar adalah Raden Ajeng Kartini (RA Kartini).
Nah, buat kasus gambar-menggambar ini umumnya siswa SD dan anak mini kesulitan. Bahkan gurunya pun kesulitan apabila harus menggambar wajah tokoh, yaitu RA Kartini. Biasanya anak kecil diajak menggambar buah, pohon, rumah. Gambar yang mempunyai garis tegas dan simbolis. Sementara apabila harus menggabar wajah tokoh, yaitu RA Kartini, niscaya kalang kabut.
Alasannya adalah, menggambar paras manusia sangat sulit dibandingkan menggambar pemandangan saja.
Nah, atas dasar itulah dalam blog ini disediakan cara menggambar RA kartini yg gampang. Memang gambar wajah insan, gambar potret RA Kartini niscaya sangat sulit. Tapi gambar itu mampu menggunakan gampang ditiru oleh anak mini , pelajar Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar apabila gambar RA Kartini telah disederhanakan.
Selama ini potret yg beredar luas merupakan potret RA Kartini yang berwarna hitam-putih, masih belum ada cetak foto warna. Nah, sekalian saja dikartunkan dengan cara yang elegan yaitu: ambil garis yang tegas. Blok hitam seluruh bagian yang menjadi bagian gelap. Dengan demikian bentuk paras yang sedang digambar wajib dibentuk semirip mungkin.
Untuk memudahkan menggambar foto pahlawan Raden Adjeng Kartini, silahkan disimak serta ditonton, video yg berisi proses dan tahap-termin menggambar RA Kartini.



BIOGRAFI SINGKAT TOTO SUDARTO BACHTIAR SASTRAWAN 1950AN

Toto Sudarto Bachtiar merupakan seorang penyair dasawarsa 1950-an yang diperkenalkan pertama kali oleh H.B. Jassin menggunakan sajaknya  yang berjudul "Ibu Kota Senja". Toto Sudarto Bachtiar lahir pada Palimanan, Cirebon, 12 Oktober 1929. Toto mati dalam hari Selasa, 9 Oktober 2007, pada tempat tinggal salah seorang familinya di Cisaga, Ciamis, Jawa Barat. Toto meninggalkan seorang istri, Zainar (80), seorang putri, Sri Adila Perikasih dan dua orang cucu. Pendidikan yg ditempuhnya HIS pada Banjar (Ciamis), Sekolah Pertanian pada Tasikmalaya, Mulo pada Bandung, serta terakhir pernah kuliah di Fakultas Hukum UI, Jakarta.



Selain dikenal menjadi penyair yang kuat pada tahun 1950-an, Toto dikenal sebagai penerjemah yang baik. Penguasaannya terhadap bahasa Belanda serta Inggris menjadi modalnya buat berkenalan dengan sastra global yg lalu dia terjemahkan.

Karya terjemahannya, diantaranya, Pelacur (drama, Jean Paul Sartre, 1954), Bayangan Memudar (1975) novel Breton de Nijs yg diterjemahkan beserta Sugiarta Sriwibawa, Pertempuran Penghabisan (1976) novel Ernest Hemingway, dan Sanyasi (1979) drama Rabindranath Tagore. 

Menurut pengakuannya pada wawancara tahun 2002 pada Bandung, beliau menunggu penerbit untuk terjemahan karya Leo Tolstoy yg berjudul Perang serta Damai. Nama Toto juga telah begitu akrab di telinga anak-anak yg masih menginjak bangku sekolah dasar. 


Namanya akrab di pendengaran anak-anak lantaran puisinya acapkali ada pada kitab -kitab pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Tidak hanya itu, beliau juga memusikalisasi puisi. Musikalisasi puisi karyanya disebar ke sekolah-sekolah untuk apresiasi sastra. Bahkan, dalam 1987, penyanyi Ari Malibu serta Reda Gaudiamo menyanyikan 2 lagu yg digubah menurut puisi karya Toto Sudarto Bachtiar yang berjudul "Gadis Peminta-minta" serta Puisi karya Goenawan Mohammad yg berjudul "Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi".


Kedua lagu itu dijadikan album mini berisi musikalisasi 5 puisi karya penyair terkenal Indonesia. Kegiatan tadi sebagai bagian berdasarkan  Proyek Pekan Apresiasi Seni. Pekan Aprersiasi Puisi tersebut digarap sang A.G.S. Arya Dipayana, yang diprakarsai Menteri Pendidikan serta Kebudayaan kala itu, Fuad Hassan dan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 


Album kecil yang berisi musikalisasi puisi tadi lalu disebar ke sekolah-sekolah buat bahan apresiasi apresiasi sastra. Konon, bahan ajar tadi disukai sang para pelajar. 


Toto Sudarto Bachtiar termasuk penyair generasi penerus Chairil dalam dasawarsa 1950-an. Toto Sudarto Bachtiar  beserta dengan Sitor Situmorang serta Harijadi S. Hartowardoyo, yg disebut menjadi generasi kisah oleh Subagio Sastrowardoyo. 


Toto Sudarto Bachtiar aktif menulis. Karyanya beredar di majalah Siasat (dalam kolom Gelanggang), Pujangga Baru, Indonesia, Zenith, serta Mimbar Indonesia. Dia jua pernah sebagai redaktur majalah AURI (Sekrang Tentara Nasional Indonesia AU) Angkasa. Beberapa kumpulan sajaknya yg sudah terbit merupakan  Suara (1956), yg memperoleh Hadiah Sastra BMKN tahun 1956. Kumpulan sajaknya yg ke 2 Etsa (1958). Dengan sajak-sajaknya yang terkumpul pada ke 2 buku itu, Toto Sudarto Bachtiar digolongkan menjadi penyair yang kuat pada dasawarsa 1950-an.

G 30 S BENAR ATAUKAH SALAH PENJELASAN BEBARAPA ISTILAHNYA

Setiap 30 September, seakan menjadi perang urat syaraf antara pihak yang pendahulunya terlibat menggunakan peristiwa penculikan para jendral angkatan darat yg dilanjut dengan penghilangan nyawa-penghilangan nyawa setelahnya. Di satu sisi, 30 September sebagai momentum bagi kaum yg berhaluan kiri buat mengembalikan kebenaran versi mereka. Di sisi yg lain, pula menjadi pengingat kekejian yang pernah dilakukan oleh PKI kepada versus-lawannya.
Terlepas menurut benar-salah kurang lebih peristiwa dalam 30 September 1965. Tidak terdapat yang sanggup disebut benar absolut serta galat mutlak. Yang terpenting merupakan, jangan pernah terjadi lagi geger humanisme semacam itu. Ngeri.
Terlepas menurut itu, poly sekali istilah-kata yg mencakup insiden itu. Ada kata gerakan 30 September, ada pula istilah-istilah lain yg meliputinya.
Berikut ini penjelasan kata-kata di sekitar insiden dalam 30 September 1965.
G30S atau G30S/PKI
Penyematan akronim PKI yang bersandingan dengan G30S merupakan sebuah kewajiban di masa Orba, mungkin jua hingga kini . Mengapa demikian? Lantaran dalam awalnya, G30S merupakan sebuah gerakan yang terdapat di tubuh Angkatan Darat, khususnya Cakrabirawa (Tjakrabirawa) yang tugas utamanya adalah mengawal keamanan Presiden Soekarno.
Kelompok ini menamakan diri Gerakan 30 September yang akhirnya disingkat dengan nama G30S. Selanjutnya, terindikasi bahwa G30S merupakan para simpatisan PKI, maka penyebutannya menjadi G30S/PKI. Istilah ini dipakai untuk semakin menguatkan pemahaman bahwa yang menculik serta membunuh para jendral angkatan darat merupakan orang-orang PKI.
Selain penggunaan istilah G30S juga digunakan istilah Gestapu. Gestapu merupakan sebuah akronim menurut Gerakan September Tiga Puluh. Bentuk lain menurut G30S. Gestapu dipakai karena identik menggunakan Gestapo (di Jerman) yang berfungsi menjadi polisi politik penguasa. G30S sempat diasosiasikan menggunakan Gestapo menggunakan menyebutnya menjadi Gestapu, yg sang pelafalan umum waktu itu biasa dibaca /gestapo/, karena bertugas menghabisi versus politik pengusa.
Juga terdapat kata Gestok yang merujuk pada insiden penculikan yang sebenarnya sudah terjadi dalam lepas 1 Oktober, lantaran telah melewati tengah malam. Istilah Gestok adalah akronim dari Gerakan Satu Oktober. Istilah ini  nir dipakai sang Soeharto selama Orba lantaran orba menahbiskan Satu Oktober sebagai hari Kesaktian Pancasila.  Kesaktian Pancasila teruji karena mampu bertahan berdasarkan rongrongan komunisme.
Lubang Buaya

Selama masih mini dulu, saya berpikir bahwa yang dimaksud menggunakan 'Lubang Buaya' tempat para Jendral AD yang diculik dan dibunuh oleh G30S adalah lubang sarang hewan reptil buaya. Karena ada pengaburan cerita ketika itu dari guru SD saya. Saya jangan lupa benar guru SD waktu pelajaran sejarah mengungkapkan bahwa, mayat para Jendral dimasukkan ke pada Lubang Buaya.
Nah, lantaran kalimat itu, maka saya beranggapan bahwa Lubang Buaya merupakan sebuah Lubang loka buaya bersembunyi. Padahal Lubang Buaya merupakan sebuah wilayah, tepatnya merupakan sebuah Kelurahan di Kecamatan Cipayung.
Seandainya Pengajar Sekolah Dasar saya ketika itu kalimatnya begini, "Mayat para Jendral dimasukkan ke dalam sumur tua di Kelurahan Lubang Buaya." mungkin kesalahan persepsi aku nir berlangsung usang.
Demikian penerangan seputar 30 September 1965 yg selalu menjadi kenangan kengerian Indonesia. Tentu saja penjelasan ini berdasarkan dalam sudut pandang bahasa, sesuai dengan fokus blog ini. Mengenai liputan sejarahnya silahkan dicari pada tempat lain. 

MEMAHAMI KALIMAT AD/ART HTI YANG DIKLAIM TIDAK ANTIPANCASILA

Memahami Kalimat AD/ART HTI yang Diklaim TidakAnti-Pancasila

Tulisan ini saya untuk karena tergelitik oleh pernyataanIsmail Yusanto yg dirilis sang Jawa Pos (Lihat Jawa Pos, Selasa 9 Mei 2017halaman 11). Berikut pernyataan Ismail Yusanto tentang AD/ART HTI yangmenurutnya tidak bertentangan menggunakan dasar negara Indonesia:

“Dalam AD/ART disebutkan HTI itu grup dakwahberasaskan  Islam pada Negara KesatuanRepubilk Indonesia yg berdasarkan Pancasila serta UUD 1945”


Melalui penyataan ini, juru bicara HTI itu menolak jikadituduh Anti-Negara dan Anti-Pancasila.

Memang aku masih belum mengonfirmasi pribadi ke AD/ARTHTI. Katakanlah, memang AD/ART-nya begitu lantaran yang berbicara adalahpengurusnya, bahkan keliru satu unsur pimpinannnya. Kita telaah saja daripernyataan tadi.

Jika dipahamai lebih lanjut, kalimat HTI adalah kelompokdakwah berasaskan Islam dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yangberdasarkan Pancasila serta UUD 1945 adalah kalimat majemuk setara.

Kalimat beragam yang terdiri menurut 2 klausa. Klausa pertamaHTI adalah gerombolan dakwah Islam, klausa ke 2 dalam Negara KesatuanRepublik Indonesia yg menurut Pancasila serta UUD 1945.

Dilihat susunan kalimatnya, jelas bahwa pada AD/ART-nya HTItidak mengakui Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi bagian menurut dasar organisasimereka. Hanya disebutkan bahwa, HTI adalah organisasi Islam yang terdapat diIndonesia, terdapat di NKRI nah NKRI itu kebetulan adalah negara yangberdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.

Lain halnya bila AD/ART HTI berbunyi begini:
HTI merupakan organisasi berasaskan Islam yg berdasarkanPancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Jika susunannya misalnya itu, maka kentara HTI berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tapi, itu tidak mungkin terjadi lantaran memang selamaini HTI itu menyarakan negara yang dari agama. Bahkan pada kalanganaktivisnya, NKRI dipelesetkan menjadi Negara Khilafah Ridlollah Indonesia.

TEKS SUMPAH PEMUDA YANG SALAH DAN AHISTORISME KITA

Teks Sumpah Pemuda yg Salah serta Ahistorisme Kita


Hari ini, Selasa (18 April 2017) melaksanakan tugas negara buat menjaga Ujian Sekolah Bestandar Nasional (USBN) di sebuah SMP yg terdapat di bawah Sub Rayon 33/09 Kecamatan Jenggawah. Bukan pada sekolah sendiri.

Seperti hari sebelumnya aku menjalankan tugas misalnya biasa. Lancar. Tanpa ada kecurangan. Peserta ujian pada Sekolah Menengah pertama ini di hari kedua, saya nir lagi menjaga kelas yang kemarin. Setelah melaksanakan tugas pengewasan mulai menurut mengisi berkas sampai mengedarkan naskah soal serta LJK dan LJU (Lembar Jawaban Uraian). Perlu sedikit pada ketahui bahwa USBN tidak hanya berupa soal pilihan ganda, tetapi pula terdapat soal uraian.

Karena hayati nir hanya wajib menentukan antara a, b, c, d. Hidup itu perlu mengusahakan atas jawaban yang akan kita tentukan. Ciee.

Ketika duduk di meja pengawas, pandangan mata aku menunjuk ke sebuah poster yang ditempel pada dinding kelas. Sebuah poster ukuran A3 menggunakan posisi potrait. Warna dominan putih menggunakan gambar bingkai berwarna kuning emas. Di bagian bawah poster tersebut masih ada gambar pahlawan serta gambar bukan pahlawan. Dari kiri masing-masing adalah Patih Gajah Mada, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, RA. Kartini, Bung Tomo, serta Ir. Soekarno.

Poster tersebut merupakan Poster ‘Sumpah Pemuda’ DENGAN TEKS YANG SALAH. Terpaksa aku tulis menggunakan terlebih dulu menekon tombol ‘caps lock’ di papan ketik saya. Gemes.

Ada tiga bait sumpah pemuda, dan bait pertama dan ketiga keliru. Teks di dinding kelas sebuah SMP itu berbunyi:

Sumpah Pemuda


Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia.


Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.


Kami putra serta putri Indonesia mengaku berbahas satu, bahasa Indonesia.


Ternyata, sesudah saya ketik saya baru sadar bahwa ketiga baitnya keliru!

Teks yg pernah diikrarkan sang para pemuda dalam 1928 merupakan menjadi berikut:
Kami putra serta putri Indonesia mengaku BERTUMPAH DARAH YANG SATU, tanah Air Indonesia.


Kami putra dan putri Indonesia mengaku BERBANGSA YANG SATU, bangsa Indonesia.


Kami putra dan putri Indonesia MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, bahasa Indonesia.

Penjelasan Lengkap Tentang Kaitannya Sumpah Pemuda dan Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia mampu dibaca dalam artikel yg berjudul: Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia dan Perkembangannya

Bait kedua poster pada dinding kelas yang saya sebutkan tadi tidak fatal, ‘hanya’ kurang ‘yg’.

Melihat kesalahan seperti ini menciptakan aku gemes. Lantaran mereka (para pemuda yg berkongres dan ditutup dalam 28 Oktober 1928, yg kemudian diklaim sebagai Sumpah Pemuda tidak main-main. Mereka merumuskan itu menggunakan penuh risiko. Bahkan risiko dibunuh oleh Belanda lantaran dianggap makar.

Kini, sesudah hampir seratus tahun berdasarkan insiden itu kita mengingatnya dengan sembarangan. Padahal itu mampu mengubah makna serta mengurangi kedalaman perjuangannya.

Kata tumpah darah lebih heroik daripada sekadar bertanah air satu. Tumpah darah mengandung arti: kelahiran. Dilahirkan pada Indonesia. Juga mengandung arti usaha, berdarah-darah, terluka, hingga mangkat dalam pertempuran merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Tumbah darah jua mengandung arti kematian. Kita rela tewas, buat negeri tercinta.

Sementara bait terakhir yang memang tak jarang galat adalah perwujudan menurut syarat yg terjadi di Indonesia. Bangsa Indonesia tidak hanya mempunyai satu bahasa. Bahkan dianggap-sebut sebagai negara dengan bahasa daerah palaing banyak pada dunia. Mereka, para pemuda yang berjuang di awal keberadaan Indonesia menjadi bangsa memeahami itu. Maka mereka memakai kata ‘Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia’. Bahasa yg menyatukan dalam ikatan bangsa dan alat komunikasi lintas wilayah yg memiliki bahasa yg bhineka.
Baca Juga: Makna Sumpah Pemuda Bagi Pelajar dan Pemuda Masa Kini

Kemudian aku jadi bertanya, akan tetapi pertanyaanku membentur tombol-tombol papan ketik. (Disadur berdasarkan Puisi ‘Sajak Sebatang Lisong WS Rendra).

Saya jadi bertanya, siapakah yang keliru atas poster sumpah pemuda dengan teks yang salah di kelas ini?

Pertama, yang salah adalah penghasil poster tadi. Saya telah mendekati poster dan mengamati mungkin terdapat identitas pembuat poster, mungkin pabrik, percetakan, atau cv. Nihil. Tidak aku temukan.

Kedua, guru pada sekolah ini. Terutama guru bahasa Indonesia serta Pengajar IPS. Guru bahasa Indonesia bersalah lantaran Sejarah Lahirnya bahasa Indonesia berkaitan erat dengan peristiwa sumpah pemuda ini. Guru IPS di SMP ini pula salah lantaran nir meluruskan kesalahan sejarah.

Ketiga, seluruh pengajar di Sekolah Menengah pertama ini (khususnya wali kelas). Sebagai bangsa Indonesia kita tidak boleh bersifat ahistoris, anti-sejarah, dan setidaknya tidak peduli menggunakan sejarah. Bukankah kita seluruh telah sepakat bahwa Bangsa yang akbar merupakan bangsa yg menghargai jasa para pahlawannya.

Keempat, aku . Lantaran telah mengetahui bahwa itu galat serta tidak berusaha memperbaiki, setidaknya menyarankan kepada pihak sekolah buat menurunkan poster itu. Jika memang nir terdapat ganti poster sumpah pemuda yang teksnya sahih.

Kelima, Anda seluruh! Yang membaca goresan pena ini. Apabila masih keliru menulis teks sumpah pemuda berarti anda salah . Jika masih membisu saja padahal tahu bahwa terdapat teks sumpah pemuda yang salah , berarti anda juga galat.

Tentu kesalahan yg dimaksud di sini bukan dibalas dengan dosa atau hukuman. Apabila kita diam saja serta nir peduli terhadap kesalahan seperti ini. Kita sudah menyalahi dan mengingkari, setidaknya nir menghargai, para pejuang konvoi kemerdekaan.

Ah, dalam menulis hal seperti ini sya memang selalu berapi-barah. Saya mohon maaf jika pembaca yang telah sulit-sulit membaca ini justru disalah-salahkan.

Ujung-ujungnya setelah aku renungi. Ternyata aku sendiri yang salah karena membawa kasus yang terdapat di pada kelas, ke ranah yg lebih luas.


Setidaknya kita adalah sesama bangsa Indonesia. Salam.

PELAJARAN MAKNA KATA ULANG DARI TWIT GUS MUS

Pelajaran dan Penjelasan Makna istilah ulang dijelek-jelekin dari twit KH. Mustofa Bisri

Akun media umum acap kali berisi informasi-berita hoax alias fitnah alias bohong. Namun, tak sedikit pula akun yang memberikan fakta ringan, menarik, bahkan bermanfaat.
Akun twitter @gusmusgusmu adalah salah satu akun penyebar kedamaian kesegaran dan kesadaran. Meskipun disayangkan, intensitas twit Kiai Sepuh tokoh NU ini tidak sebesar akun-akun nir kentara yang provokatif.
Di tengah 'iritnya' twit berdasarkan Gus Mus, namun setiapn twit berdasarkan dia selalu menaruh kesejukan. Selalu mendeskripsikan langsung yg kalem, tidak mudah murka .
Mengingatkan pun tidak memakai bahasa negatif, tetapi selalu memberitahuakn menggunakan bahasa yang positif.
Salah satunya merupakan twit buat jawaban menurut salah seseorang netizen. Sebelumnya, Gus Mus menulis setiap orang muslim harus menghormati orang lain, termasuk tetangga serta para tamu. Kemudian ada yang bertanya, seandainya kita yang dihina apakah wajib membisu saja.
Berikut twit lengkap interaksi tersebut:

Anton Rizqan Erawan bertanya, "Diam kalau dijelek-jelekin tetangga gimana?"
Gus Mus Menjawab dengan tersenyum, "Bagus dijelek-jelkin kan nir berarti tidak baik. Kalau membalas jelek-jelekin, malah sebagai tidak baik dan membenarkan ucapan orang yang jelek-jelekin."

Penjelasan arti istilah dijelek-jelekin dari Gus Mus terdapat pada kalimat pertama. Jadi, arti dijelek-jelekin atau dijelek-jelekan memiliki arti dianggap buruk oleh orang lain. Lantaran konteks kalimatnya begikut. Jadi pengulangan yg disertai menggunakan afiks atau imbuhan di- KU - in atau di- KU - kan. KU merupakan singkatan menurut Kata Ulang.

Tetapi ada kalanya di- KU -in atau di- KU -kan bisa mengubah makna menjadi dibuat jadi. Misalnya dalam kalimat:
"Tulisannya dijelek-jelekin agar nggak disuruh nulis di papan"
"Tulisannya dijelek-jelekkan supaya nir disuruh menulis di papan"
Pada model kalimat di atas, makna imbuhannya merupakan dibuat jadi tidak baik. Bukan dipercaya buruk.
Tentu nir hanya pelajaran mengenai istilah ulang yg bisa diambil menurut twit KH. Mustofa Bisri alias Gus Mus, ini. Ada yang lebih dalam. Yaitu pelajaran moral dan kepercayaan . Bagaimana konduite kita.
Karena lebih baik mengajak orang menjadi baik, daripada sekadar mengajak orang meninggalkan hal tidak baik.

TWIT ABDI SLANK SINDIR TWIT SBY

Presiden Republik Indonesia keenam pulang mencurahkan isi hatinya melalui Twitter. Setelah sebelumnya mengadakan konferensi pers dan menyatakan ingin bertemu menggunakan presiden untuk meminta kejelasan kasus 'penyadapan' dirinya.
Karena pernyataannya, SBY pulang dikritik sang poly pihak. Termasuk Wahyu Kokkang, kartunis Jawa Pos mengkritik SBY yang masuk dalam barisan para mantan. Baca: Barisan Para Mantan Ala Wahyu Kokkang.
Lama berselang, SBY lalu pulang mengetwit. Awalnya twit SBY tentang penyadapan. Dia meminta pada KH. Ma'ruf Amin buat bersabar.
"Bpk Ma'ruf Amin, senior saya, mohon sabar & tegar. Apabila kita dimata-matai, sasarannya bukan Bpk. Kita percaya Allah Maha Adil," Tulis SBY melalui akun @SBYudhoyono
Twit SBY yang pula menerima respon akbar adalah twit yg ditujukan kepada Presiden dan Kapolri. Bunyi lengkap Twit SBY adalah:
"Saya bertanya pada Bapak Presiden dan Kapolri, apakah saya nir memiliki hak buat tinggal pada negeri sendiri, menggunakan hak asasi yang aku miliki?"

Twit tadi merupakan rangkaian berdasarkan twit yg pula berkaitan, yaitu mengenai demo yang diselenggarakan pada rumahnya. Informasi ini juga menurut berdasarkan twit SBY jua. Tidak hanya itu, SBY jua mendapatkan informasi bahwa terdapat agitasi terhadap mahasiswa pada Cibubur untuk menyuarakan tangkap SBY.
Di akhir twitnya, SBY hanya sanggup memasrahkan keselamatan dirinya kepada Tuhan. Hal ini dikarenakan telah tidak percaya terhadap aparat kepolisian yg nir memberitahukan pada dirinya bahwa akan ada demo pada kediaman pribadi. Padahal itu jua melanggar undang-undang. Sudah melanggar undang-undang, tidak dijaga, serta tidak diberitahu.
Keluhan SBY tadi menerima reaksi akbar menurut pengguna twitter. Twit SBY dibalas, disukai, dan diretwet ribuan kali. Masing-masing sekitar 4000 suka , 4000 balasan, dan 4000 retweet.
Pantas saja, SBY adalah mantan presiden yg memiliki pengikut banyak. Banyak pula kader dan pendukungnya.
Akan tetapi terdapat juga tokoh yg menyindir SBY dengan cara 'menyadur' twitnya. Tokoh tersebut merupakan Abdi Negara, personel band Slank ini mengetwit dengan konten yg sama akan tetapi tidak sama. Urutan, bentuk, isi, dan goresan pena Twit Abdi Slank melalui akun @AbdeeNegara.
Ada 16 kata yg sama persis antara twit Abdi Slank menggunakan Twit SBY. Bentuk goresan pena, pilihan istilah, serta penyingkatannya juga sama persis. Bedanya, SBY menanyakan hak buat tinggal pada negeri sendiri, ad interim Abdi menanyakan hak buat manggung beserta Slank lagi.
Berikut suara lengkap Twit Abdi Slank:
"#SayaBertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah aku tidak mempunyai hak utk kangen manggung lagi bareng @slankdotcom? :)"
Bahkan Abdi menambahkan emoticon senyum di akhir twitnya. Dia sedang mengajak bercanda.
Persamaan kedua twit tadi adalah sama-sama salah alamat. SBY bertanya pada presiden serta kapolri, jelas itu sebenarnya bukan pertanyaan yg butuh jawaban. Apalagi twit Abdi Slank, kentara presiden serta kepala kepolisian republik indonesia nir sanggup menjawab. Karena, Abdi tidak manggung bukan lantaran kehilangan hak asasinya, tetapi karena kondisi kesehatannya.
Sampai kapan perang pernyataan tokoh di twitter berakhir? Mari sama-sama betanya pada Bapak Presiden & Kapolri eh, Mari tanyakan pada rumput yang bergoyang.

BLUNDER TWIT AKUN AHOKCENTER

Sebenarnya malam ini telah mau tidur. Iseng-iseng membuka twitter. Tertarik dengan status keliru satu akun pendukung calon Gubernur DKI, @AhokCenter. Pilihan istilah yg dipakai kurang pas dan justru blunder.
Akan namun sebelum menyebutkan lebih lanjut, terlebih dulu saya jelaskan bahwa aku bukan partisan. Juga bukan masyarakat Jakarta. Hanya tertarik saja membahas pilihan istilah para tokoh di twitter. Ini hanya galat satunya. Bisa dicek yang lain di BAHASA TOKOH
Twit akun @AhokCenter yang dari saya blunder adalah twit yg disertai foto Djarot Syaiful Hidayat. Twitnya berbunyi:
Jakarta perlu pemimpin "cap warga " bukan
"cap intelek" serta bukan juga "cap ningrat"
#BaDjaMerakyat

Twit pada atas diposting dalam hari Minggu malam, 5 Februari 2017 lebih kurang pukul 20.45. Tentu maunya admin akun tersebut mendukung Ahok yg selama ini mengklaim merakyat. Sementara 'Cap Intelek' ditujukan pada 'Anies-Sandi'. Anies Baswedan punya latar belakang pendidik bahkan mantan rektor. Sementara 'Cap Ningrat' sanggup mengarah ke Pasangan Nomor 1, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY merupakan putra mantan presiden.
Tetapi blundernya justru karena satu istilah, yaitu: "cap". Karena satu kata ini, yang awalnya dibangun positif sanggup berubah sebagai negatif.
Kata cap dalam Kamus Besas Bahasa Indonesia Pusat Bahasa mempunyai tujuh arti. Penggunaan kata cap bisa bermakna negatif karena kata itu bernada tuduhan. Namanya saja tuduhan, maka kemungkinan besar hal itu nir benar.
Misalnya istilah cap dalam kalimat: Pada masa Orde Baru, Budiman Sujatmiko dicap sebagai perongrong negara. 

Penggeunaan kata cap dalam kalimat di atas mengandung arti tuduhan. Menandakan bahwa kata cap merupakan bentuk legitimasi kuasa dari penguasa buat menuduh pihak lain.
Nah, penggunaan istilah cap dalam kata cap warga yang dipakai oleh akun @AhokCenter dapat dimaknai sebagai Ahok Cap Rakyat tapi bukan rakyat. Sama halnya menggunakan Budiman cap perongrong negara, padahal bukan.
Mungkin, pilihan istilah yang sempurna adalah cap ningrat. Memang, ialah ningrat merupakan bangsawan. Namun buat sebagai pemimpin sebuah birokrasi memang tidak sempurna bila dipegang oleh orang yg dianggap atau bahkan bertindak ningrat. Bukannya melayani takutnya nanti malah minta dilayani.
Selain penggunaan kata cap. Kata yang pula bisa memantik kontroversi adalah istilah intelek yang ialah terpelajar. Intelek tentu merujuk dalam kata intelektual yang ialah mempunyai kecerdasan tinggi. Nah, antonim atau lawan kata intelek adalah (maaf) bodoh.
Pernyataan akun @AhokCenter justru menyebut bahwa Jakarta tidak membutuhkan pemimpin yg intelek, sedangkan jelas itu merupakan akun milik pendukung Ahok. Jadi, kesimpulannya Ahok tidak intelek? Ahok bukan seorang intelektual? Berarti Ahok .....
Analisis ini adalah analisis berdasarkan logika bahasa. Sekali lagi, ini bukan blog partisan yang mendukung atau membenci keliru satu calon Gubernur DKI Jakarta. Toh selama ini kekuatan massa Ahok jauh lebih besar berdasarkan kedua penantangnya. Padahal didera aneka macam perkara. Sekilas, kemungkinannya Ahok merupakan pemenang, entah satu atau 2 putaran.
Kurang lebihnya minta maaf (lha koyok pidato ae...) Karena.... Kata tidak pernah bohong, insan saja yg membuatnya kehilangan makna. Salam.

CARA IWAN FALS MENGHADAPI PARA HATERS DAN PENGGORENGAN ISU

Iwan Fals itu tukang kritik. Kalau dikritik sang orang lain beliau tak murka . Justru menghadapi menggunakan candaan. 

Bukan hanya kritikan, bahkan cacian serta tuduhan tak berdasar yang dilayangkan padanya melalui twitter jua ditanggapi menggunakan santai. Bahkan, Iwan Fals mau berbaik hati dengan nir mengeblok akun yg bersangkutan. Harapannya bisa sadar serta berubah sebagai baik. Meskipun hal itu mungkin tidak mungkin.

"Jangan.. Kali aja dia insaf, luamayan ngumpul-ngumpulin pahala kan, sekalian latian tabah," tulis Iwan Fas saat diminta oleh pemilik akun @TheCatallan buat memblokir akun-akun haters penebar benci tanpa dasar.

Sebelumnya Iwan Fals pula me-retweet akun yg menuduh dirinya menjadi tim sukses salah satu calon pada pilkada DKI Jakarta. 

Bentuk tuduhan-tuduhan nir berdasar poly sekali yg dialamatkan pada Iwan Fals. Salah satunya yang diunggah sang akun Al Azhar Yusuf yang menulis, "Semenjak terjun ke politik jadi timses Ahok, jadi poly duit sekarang bung, lagunya jadi hilang gara duit".

Menurut Iwan Fals itu merupakan bentuk keyakinan berlebihan padahal salah . 

"Ini lho, sekadar contoh. Yakin akan tetapi salah . Hadehhh." Tulis Iwan Fals.

Menurutnya jua telah banyak yang bermunculan poly akun telor. Maksudnya, poly akun twitter yang baru dibentuk bahkan nir terdapat foto profilnya. Yang terdapat adalah foto profil bawaan twitter yg bentuknya berupa telur. Bukannya murka , meskipun goresan pena-tulisannya nyelekit (menyakitkan hati) Iwan Fals malah mendoakan supaya telur-telur itu segera menetas. 

"Tulisannya nyelekit. Gua sumpahin netes lo" Tulis Iwan Fals.


Tanggapan Kocak mengenai Goreng Isu

Menggoreng info adalah istilah yang digunakan buat mengembang-besarkan perkara demi kepentingan pribadi atau menyerang pihak lain. Tentunya dari sudut pandang pembuat gosip.

Tidak menanggapi dengan serius, Iwan Fals malah mengungkapkan bahwa kasihan yang menggoreng jika tidak dimakan. Maka wajib dimakan. Meskipun apabila hingga kebanyakan minyak sebagai tidak sehat.

"Gorengan uenak lah. Tapi kalo kebanyakan minyak, wuih bahaya tuh." Katanya.

Meskipun sebenarnya gorengan berminyak sanggup dikurangi kadar minyaknya menggunakan menyerapnya pada tisu. Akan tetap yang jadi kasus adalah, tisu terbuat berdasarkan pohon. Pohon wajib ditebang. Makan gorengan jua pada pinggir jalan. Banyak polusi yang mengakibatkan tubuh nir sehat. Begitu ungkapnya.

"Kalo gak dimakan kasihan penjual gorengannya, ya udah borong aja dah, entar kalo sakit ke dokter, kan perdeo (biayanya lantaran) pake BPJS." Pungkasnya.

IWAN FALS MINTA MAAF KEPADA BAJINGAN ARTI BAJINGAN DAN PERGESERAN MAKNA MENJADI UMPATAN

Ada yg menarik waktu membuka twitter hari ini. Iwan Fals meminta maaf kepada 'bajingan' karena terlalu acapkali disebut. Iwan Fals meminta maaf kepada Bajingan sehabis salah satu pengikutnya menaruh pranala yang menjelaskan bahwa bajingan adalah sebutan buat profesi pengendali cikar atau pegon.
Cikar adalah gerobak yang ditarik menggunakan tenaga sapi. Bisa satu sapi atau dua sapi. Bahasa lain menurut cikar adalah pegon. Cikar atau pegon masih ditemukan di sebagian wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia yg masih menggunakan pegon atau cikar menjadi indera angkut adalah Jember. Khususnya di wilayah Jember selatan (Kecamatan Wuluhan dan Ambulu).
Merujuk pada id.wikipedia.org Cikar atau pegon sekarang sebatas dipakai sebagai pertunjukan dan festival. Padahal pernyataan itu nir sepenuhnya sahih. Sebagian warga pada Jember masih percaya pada pegon atau cikar karena kemampuannya mengangkut beban yang sangat berat dibanding kendaraan bermesin seukurannya.
Jadi, istilah bajingan setara menggunakan kusir, pilot, masinis, nahkoda, serta para pengemudi lainnya. Hanya saja yg dikemudikan tidak selaras. Kusir mengendali kereta kuda. Sementara pilot mengendali pilot, serta seterusnya.
Bajingan pada zaman dahulu identik dengan celana yang lebar. Maka bentuk celananya jua disebut menggunakan celana bajingan.
Adapun pergeseran makna bajingan menjadi umpatan dikarenakan kondisi sosial. Pada mulanya, bajingan sang pengendalai kereta sapi tidak meentu jadwalnya. Hal ini diadaptasi dengan beban yg diangkut dan kekuatan sapi. Jadwal yang tidak menentu ini menyebabkan orang yg acapkali menunggu menjadi marah-marah dan kesal sehingga menyebutnya bajingan!
Dienten ora teko-teko, bajingan tenan iki!
(dinantikan-tunggu tak juga tiba, benar-sahih bajingan!)
Dalam perkembangannya, kata bajingan dalam umpatan tersebut tidak hanya ditujukan pada pengendali kereta sapi, tetapi juga pada seluruh orang yang menciptakan kesal. Biasanya orang yg menciptakan kesal serta jengkel merupakan para pelaku kriminal, akhirnya bajingan identik menggunakan orang-orang pelaku kriminal.
Lambat laun, istilah bajingan identik dengan pelaku kriminal secara eksklusif. Hal ini diperkuat menggunakan kata lain yg mendukung yaitu bajing loncat. Istilah ini merujuk pada pelau kriminal yg menjarah tunggangan pada jalan raya.
Jadilah kata bajingan dasosiasikan dengan kata bajing loncat dan pelaku kriminal.
Nah, ketika Iwan Fals meminta maaf pada bajingan, saya yakin dia sedang meminta maaf pada para pengendali kereta sapi yg jumlahnya masih banyak di Kabupaten Jember. Sementara dalam para bajingan yg memang bajingan perongrong keadaan, beliau niscaya permanen mengumpat: Dasar Bajingan!
Yang perlu di ingat, bajingan tidak otomatis sama menggunakan bujangan. Lebih memilih jadi bujangan atau bajingan?

MAKNA NEGATIF DIKSI JOKOWI DALAM TWIT TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018

Tulisan ini nir hendak menyerang Presiden Jokowi. Kehormatan Jokowi harus dijaga pada samping juga wajib diingatkan jika dianggap kurang pas. Sebagai salah satu tokoh yg saya idolakan, tentu boleh dong mengkritik.
Tulisan ini tidak hendak mengkritik kebijakan Jokowi, biarlah telah poly pakar yang membahasnya. Sudah sekian poly jua akun anonim yg menyerang serta menggoreng. Saya tidak mau ikut-ikutan.

Tulisan ini membahas kalimat twit Jokowi melalui akun @Jokowi. Karena yg dibahas adalah diksi serta kalimat, maka pendekatan yg dipakai merupakan pendekatan bahasa. Bukan pendekatan politik apalagi pendekatan hukum, juga bukan pendekatan ekonomi.
Berikut twit Jokowi:

Rencana Kerja Pemerintah 2018 wajib memastikan semua kementerian & forum mendukung pertumbuhan ekonomi -Jkw

Jokowi sedang mengajak warga Indonesia buat optimis. Mengajak Indonesia khususnya kementerian serta lembaga buat mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun terdapat satu istilah yg menciptakan kalimat tadi 'kurang kuat'.
Adanya diksi 'harus'. Kata 'wajib ' mengandung arti 'belum' dan 'nir'. Jadi, adanya istilah 'wajib ' tadi memunculkan makna bahwa Rencana Kerja Pemerintah 2018 masih belum mendukung pertumbuhan ekonomi. Adanya tahun '2018' jua menandakan bahwa dalam tahun ini, dan tahun lalu jua nir mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kalimat Jokowi akan lebih bernas dan mengandung makna yg kuat tanpa harus memakai kata 'harus'. Misalnya diubah menjadi:
Rencana Kerja Pemerintah 2018 memastikan seluruh kementerian dan lembaga mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kalimat di atas mengandung arti 'sudah'. Yaitu Rencana Kerja 2018 telah memastikan agar forum dan kementiran bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di luar menurut itu, Jokowi selaku presiden nir mungkin memikirkan hal remeh temeh semacam ini. Itu twit pribadi menurut Jokowi, mungkin nir sempat menyunting pilihan kata yg dipakai.
Akan tetapi menjadi seseorang Presiden, hendaknya Jokowi memperhatikan betul pilihan istilah yg dipilih. Karena setiap tindak tanduk dan ucapan Jokowi diperhatikan semua masyarakat Indonesia. Terlebih pada foto yang ikut dirilih melalui twitnya, Jokowi berada pada bawah ptotret Soekarno.
Presiden pertama yang menjadi patron pemerintahan Jokowi tersebut adalah tokoh yg sangat memperhatikan pilihan istilah. Sampai sekarang, susunan kata dan kata yang dicetuskan sang Soekarno masih lezat didengar. Misalnya Jas Merah! dan Berdikari!

Kalau Jokowi mengidolakan Soekarno serta menjadikannya patron pemerintahan, ada baiknya jua Jokowi memilih kata yg pas saat menulis, berbicara, dan berpidato layaknya Soekarno.
Terlepas dari itu semua, semangat, Pak! Majukan Kami! Majukan Indonesia!

JAWABAN UNTUK PERTANYAAN MAHFUD MD DI TWITTER BPKB JUGA BISA SEKOLAH

Kalau pernyataan politik pasti banyak yang membahas. Namun, apabila Mahfud sedang guyon begini, abaikan saya yang membahasnya.
Karena aku relatif mengagumi Mahfud MD, maka aku ikuti twitternya. Acapkali, yg diposting adalah hal-hal ringan. Di samping jua seringkali mengetwit hal berat sesuai menggunakan kapasitasnya menjadi pakar aturan tata negara.
Saya bukan ahli aturan, pula bukan praktisi aturan, jua bukan mahasiswa hukum. Namun mendengar penjelasannya saya gampang paham. Apalagi saat Mahfud MD menjelaskan dan 'ngomong' di teve. Yang paling berekesan merupakan logat Madura yang cek kentalnya.




Saya bukan orang Madura, tetapi lantaran tinggal di Jember yg pandhalungan saya pula merasa dekat dengan budaya Madura. Akhirnya merasa dekat pula dengan Mahfud MD. Saat nonton Mahfud MD di teve cita rasanya tetangga saya yang medok Madura yang sedang diwawancara. Hehehe.
Pagi ini Mahafud MD menanyakan hal remeh temeh. Tapi menarik dianalisis dari segi bahasa. Mahfud MD mengetwit begini:
Tiap hari sy dpt SMS begini: "Jgn abaikan BPKB Nganggur, suruh beliau cari uang. Kami bantu". Apa ini maksudnya? Masak BPKB bs cari uang? Nanya

Jels itu bukan pertanyaan berfokus. Mungkin Iseng saja. Mungkin kurang kerjaan (ngapunten Ra Mahfud). Mungkin pula sedang ingin bercanda di tengah penatnya silang sengkarut pendapat.


Tapi lantaran Mahfud MD telanjur bertanya maka saya akan menjawab. Meskipun ini jawaban iseng lantaran Mahfud MD pula sedang iseng.


Kalimat, jangan biarkan BPKB Nganggur, suruh pada cari uang. merupakan kalimat yang mengandung majas personifikasi.


Dalam majas personifikasi, benda atau hewan, atau flora, dianggap serta diperlakukan seolah-olah sebagai person alias manusia. Jadi, dimanusiakan. Nah, BPKB saja dimanusiakan masak Kiai enggak. #Jleb. Hahaha.


Selanjutnya, BPKB memang mampu cari uang. Tetapi masalahnya BPKB nir bisa mencari uang dalam saat yg kontinyu dan terus menerus. Sekali sanggup mendapatkan uang, setelah itu niscaya beliau akan mengeluarkan uang yang jumlahnya lebih tinggi. Plus bunga.


Cara BPKB cari uang adalah dengan dibantu menggunakan digadaikan. Tetapi terdapat cara mendapatkan uang yg lebih poly, yaitu menggunakan menjual KBnya, bukan hanya 'menyekolahkan' BP-nya. Alias menjual Kendaraan Bermotornya, bukan sekadar menggadaikan Suratnya.


Oh iya, di sekitar rumahku ada istilah disekolahkan. Jadi, BPKB atau surat berharga lainnya dianggap misalnya anak yang harus belajar di sekolah.


"Surate sepeda montormu wis disekolahno ta?"


(apakah surat motormu [maksudnya STNK] sudah disekolahkan?)


Akhirnya ada pula guyonan. "BPKB-ku wis pinter. Sekolah bolak balik ." Maksudnya, BPKB-nya sudah digadaikan berkali-kali dan ditebus berkali-kali pula. Karena berkali-kali sekolah maka dipercaya pinter.


Meskipun logikanya keliru, jika sekolahnya hingga berkali-kali di loka yg sama, berarti oleh BPKB itu tidak pinter. Tapi nir segera lulus serta harus mengulangi lagi.


Di Madura bagaimana Pak Mahfud? Ada BPKB bisa cari uang?


Di Jember, malah BPKB bisa sekolah pula, bahkan hingga pandai .



CATATAN KH MUCHITH MUZADI INI SESUAI DENGAN KONDISI INDONESIA SAAT INI

Ahmad Ainun Najib mengunggah foto tulisan tangan KH. Muchith Muzadi, Mantan Mustasyar PBNU. Najib yg pernah nyantri kepada Mbah Muchith (panggilan KH. Muchith Muzadi) sewaktu di Jember, Jawa Timur ini mengunggah foto goresan pena tangan  Mbah Muchith melalui akun twitternya @a_ainunnajib.

Tulisan tangan Mbah Muchit berbunyi lengkap:
"WAYANG dan DALANG
Seringkali sulit membedakan antara dalang menggunakan wayang, terutama jika ada wayang merasa dalang."
Kata dalang dan istilah wayang yg terdapat pada catatan tadi digunakan dua kali. Jika ditelaah lebih pada, masih berkaitan menggunakan syarat Indonesia kali ini.
Khususnya dikaitkan menggunakan ribut-ribut terakhir yg melibatkan Ahok yang dipercaya melecehkan KH. Ma'ruf Amin. Siapa dalang dan siapa wayang nir jelas.
Jika dipahami, istilah dalang berarti orang yang menggerakkan wayang. Adapun wayang adalah pihak yang digerakkan oleh dalang. Jadi, jika bahasa simbolis itu diganti dengan bahasa sederhana maka bisa ditulis, siapa sengan menggerakkan siapa atau siapa sedang digerakkan sang siapa.
Ketika perkara serumit ini, rumit karena baurnya perkara satu menggunakan perkara lain. Berkaitan menggunakan Pilkada DKI, Ahok tersangkut masalah penistaan kepercayaan . Dalam prosesnya orang yg terkait menggunakan masalah penistaan sebagian dianggap terlibat masalah muslihat. Ada juga tuduhan bahwa SBY terlibat 'menyetir' MUI.
Akhirnya ada pertanyaan. Sebenarnya perkara serta aksi aksi besar yang terjadi di Indonesia ini siapa yang mendalangi. Makar siapa yg mendalangi. Begitu pula dengan momen serta peristiwa lainya. Yang sebagai masalah adalah waktu oleh wayang, yaitu orang yang digerakkan sang kepentingan tertentu tidak sadar bahwa dirinya merupakan wayang. Justru sangat gemar merasa dirinya masing-masing merupakan dalang yg berhak mengatur orang lain.
Jika dianalisis menggunakan pendekatan yang lebih mendalam, kata dalang yang terakhir bisa juga dikaitkan dengan tuhan. Dalangnya semua alam semesta. Jadi, apabila dimaknai menjadi begini:
"WAYANG dan DALANG
Seringkali sulit membedakan antara dalang menggunakan wayang, terutama jika ada wayang merasa dalang."
Pemaknaan:
Seringkali sulit membedakan pihak mana yg digerakkan dan pihak mana yang menggerakan. Lebih sebagai perkara lagi terutama bila orang merasa menjadi yang kuasa yang mampu mengatur segalanya.
Perlu diketahui juga bahwa, KH. Muchit Muzadi adalah anak didik pribadi Hadratusysyaikh Hasyim Muzadi pada Pesantren Tebuireng. Hingga akhir hayatnya, beliau sangat penduli terhadap NU.
Mbah Muchit nir punya pesantren pada Jember. Namun terdapat beberapa anak yg tinggal pada rumahnya buat mengabdi layaknya santri pada kiainya. Salah satunya merupakan Ahmad Ainun Najib. Pemuda dari Tegalsari Banyuwangi ini nyantri di kediaman Mbah Muchith yg satu kompleks menggunakan Masjid Sunan Kalijaga Jember ketiga menempuh pendidikan S1 pada Universitas Jember.
Pemaknaan ini sekilas berdasarkan pendekatan tekstual. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan ketidaksependapatan. 

MENGUPAS PESAN GUS MUS UNTUK WARGA NU YANG MARAH

Jagat pemberitaan dihebohkan sang pernyataan Ahok serta Tim Pengacaranya yg seolah-olah mengancam KH. Ma'ruf Amin. Secara tidak langsung, Ahok mengancam akan memolisikan KH. Ma'ruf Amin lantaran dipercaya berbohong pada bawah sumpah persidangan.
Memang, KH. Ma'ruf Amin sebagai saksi pada kapasitasnya menjadi Ketua MUI. Tetapi KH Ma'ruf Amin nir sanggup dilepaskan dari jabatannya sebagai Rais Am PBNU. Maka, mengetahui bahwa Kiainya 'diancam' dan diperiksa terlalu usang sampai kelelahan banyak orang NU marah. Ansor menyatakan siaga satu. Tokoh-tokoh NU mengkritik Ahok. Bahkan Yenny Wahid, rakyat NU yg selama ini dekat menggunakan Ahok mengingatkan supaya Ahok nir melaporkan KH. Ma'ruf Amin ke polisi. Urusan sanggup semakin runyam.
Tensi sudah relatif mereda saat Ahok menyampaikan bahwa yang akan dilaporkan merupakan saksi pelapor, bukan KH. Ma'ruf Amin. Masalahnya, Ma'ruf Amin jua bisa dipercaya saksi berdasarkan pihak pelapor. Kilahan yang dilakukan oleh Ahok masih belum efektif.
Selanjutnya, Ahok mengunggah video permintaan maaf secara terbuka kepada KH. Ma'ruf Amin. Karena Ahok minta maaf, berarti Ahok merasa bersalah. Tensi ketegangan telah mulai reda. Lebih-lebih KH. Ma'ruf Amin pula sudah memaafkan Ahok.

Sementara Gus Mus, Tokoh NU yg pula sangat disegani lebih memilih mendinginkan suasana dan berpikir jernih. Dalam meme yg disebarkan sang @Alissawahid dan @Gusdurians, berisi pernyataan Gus Mus.
Berikut isi pernyataan dalam meme tersebut secara lengkap:
"Kita boleh tidak sinkron dengan siapa pun atau apa pun; boleh punya kepentingan politik apa pun, akan tetapi kita wajib permanen menjaga akhlak dan keihklasan khidmah usaha kita.
Janganlah kita termasuk bagian orang yang ingin merusak persatuan dan mengobarkan kekacauan pada negari yang selama ini kita bela-bela.
Jangan grusa-grusu. Jangan gampang terpancing. Jangan misalnya mereka yg berpolitik dengan menghalalkan apa saja."
Memahami sebuah ihwal, pernyataan Gus Mus termasuk sebuah wacana dalam pengertian ilmu linguistik, wajib dicermati berbagai aspek pendukungnya. Aspek di pada teks, serta aspek pada luar teks. Berkaitan dengan hal itu, sebuah perihal diproduksi sang siapa dan disebarkan sang siapa juga harus menjadi pertimbangan untuk mengetahui ideologi (kepentingan) dalam ideologi tadi.
Pernyataan Gus Mus tentu ideologinya lain dengan ideologi yg membuatkan meme yg berisi pernyataan Gus Mus. Gus Mus tentu tulus buat mendinginkan suasana. Toh selama ini dia memang begitu. Selalu mengajak buat bertindak baik, berlaku baik, dingin menyikapi keadaan.
Sementara yg menyebarkan meme tadi bisa punya kecenderungan lain. Salah satu orang yang meretweet meme tadi merupakan @FadjroeL. Fajrul Rahman merupakan keliru satu pendukung Ahok. Nah, bisa diketahui bahwa pernyataan Gus Mus dari sisi pendukung Ahok bisa menguntungkan Ahok. Secara nir pribadi membela Ahok supaya nir terus menerus dikutuk oleh pengikut KH. Ma'ruf Amin (rakyat Nahdliyin).
Mbak @alissawahid menulis caption 'pesan buat rakyat NU'. Sebenarnya meme tersebut tidak hanya buat rakyat NU. Kalau sebatas ditujukan pada rakyat NU seakan-akan hanya warga NU yg mudah terpancing serta grusa-grusu. Padahal pesan Gus Mus tersebut merupakan pesan bagi kita seluruh. Bagi semua bangsa Indonesia. Termasuk bagi Ahok dan Timnya.
Ada empat pokok pesan Gus Mus yg disarikan berdasarkan meme tadi, yaitu:
1) Jangan Mengganggu persatuan serta mengobarkan kekacauan.
2) Jangan grusa-grusu.
3) Jangan mudah terpancing.
4) Jangan berpolitik dengan mengahalalkan segala cara.
Keempat hal itu bisa sebagai pesan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pesan buat menjaga kerukunan. Persatuan dan tidak mengobarkan kebencian. Di satu sisi, kelompok anti-Ahok seakan-akan yg sangat pro persatuan. Namun melalui pernyataannya Ahok juga sempat memunculkan kekacauan. Karena Ahok grusa-grusu alias tergesa-gesa dengan pernyataan awal yang berkata bahwa KH. Ma'ruf Amin berbohong.
Akhirnya, seluruh pihak menjadi terpancing. Ahok terpancing sang situasi yg selalu memanas saat sidang. Orang NU terpancing marah lantaran Ulamanya pada dihina. Bahkan hingga rabu malam, pada Twitter ada tagar #AhokLecehkanUlama yang menjadi TTI. SBY pun terpancing karena pernyataan kuasa Hukum Ahok mengungkapkan bahwa mereka punya bukti rekaman telepon. SBY berpikir bahwa dirinya disadap. Terpancing lagi.
Mungkin kita perlu mendinginkan hati, meluruskan pikiran apabila wajib terlibat dalam Pilkada Paling panas pada negeri ini, yaitu Pilkada DKI Jakarta.
Semoga....

SINDIRAN IWAN FALS TERHADAP PILKADA DKI JAKARTA

Sudah poly diketahui bahwa, Iwan Fals merupakan musisi yg punya kepedulian terhadap keadaan sosial politik Indonesia. Terutama melalui lagu-lagunya yang punya kekuatan kritis dan akhirnya menjadi identifikasi diri kebanyakan orang kecil.
Dalam momentum Pilkada DKI Jakarta, Iwan Fals juga tak jarang melontarkan pernyataan serta pertanyaan seputarnya. Meskipun Iwan Fals bukan orang Jakarta, beliau tetap saja membahasnya sambil sesekali membuat poling atau jajak pendapat melalui twitter.
Meskipun jumlah pengikutnya hampir sejuata, namun yang mengikuti poling berkisar pada nomor dua ribuan. Dalam sebuah poling yang dibuat oleh Iwan Fals, dia menulis:
"Pilpres DKI"
Jajak pendapat alias poling yang dimunculkan oleh Iwan Fals yang diberi Judul 'Pilpres DKI' tersebut tidak memunculkan nama atau angka urut calon, yang ditanyakan merupakan jumlah putarannya. Dengan gaya khasnya, Iwan Fals nir serius pada memunculkan poling, pilihan jawaban yg disediakan ada empat yaitu:
a) 1 putaran
b) 2 putaran
c) muter2
d) (emoticon senyum).
4.207 pengikut yg berpartisipasi dalam poling tersebut. Hasil akhir poling, 52% dari responden berpendapat bahwa Pilpres, eh Pilkada DKI Jakarta berlangsung satu %. Yang menentukan 2 putaran sebanyak 15%. Tidak sedikit pula yg memilih 'muter2' yaitu sebesar 26%, ad interim 6% lainnya menentukan tertawa.
Dalam cuitan selanjutnya, Iwan Fals mengklarifikasi bahwa dia menulis 'Pilpres DKI' karena Pilkada DKI serasa pilpres.
Memang, strategisnya Ibu Kota Jakarta, membuat tokoh-tokoh negeri ini mencurahkan perhatian yang berlebih juga. Begitu pula denan media. Itu urusan orang di DKI Jakarta, bila cuma urusan komentar di media umum sih nir apa-apa. Sebagaian orang yang 'lebay' justru memunculkan aksi konkret.
Para calon yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan orang-orang dengan kapasitas nasional. Orang-orang yang berpengaruh dan mendukung calon juga para pemimpin negari. SBY, Presiden Keenam Republik Indonesia kentara mendukung Agus Harimurti Yudhoyono, calon gubernur DKI Jakarta angka satu. Ahok-Djarot didukung oleh partai penguasa. Selanjutnya, Anis-Sandi didukung penuh sang Ketum Gerindra yang pula calon presiden lawan Jokowi pada pilpres lalu. Anies pula kelasnya nasional karena pernah menjadi menteri pendidikan.
Selain itu, insinuasi Iwan Fals terhadap Pilkada DKI yg serasa pilpres merupakan prosesnya yang sama. Sama-sama panas. 

SEMOGA PRESIDEN PAHAM PRAGMATIK TWIT MAHFUD MD YANG DIRETWEET 1800 KALI DAN DISUKAI 1600 NETIZEN INI

Siapa yg tak kenal dengan Mahfud MD. Praktisi hukum yang pernah menduduki jabatan trias politika. Seperti pendapat para pakar, negara demokrasi disokong tiga pilar primer pemisahan kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif, serta yudikatif.
Mahfud MD pernah menjabat menjadi Menteri Pertahanan pada era Gus Dur. Pada waktu itu, Mahfud MD menduduki posisi sebagai eksekutif. Selanjutnya, dia pernah menjabat anggota DPR RI, tepatnya di Komisi III. Berarti dia menduduki posisi sebagai legislatif. Jabatannya pada posisi yudikatif (peradilan) waktu menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi.
Selain itu, jabatan di luar tugas negara pula poly diemban oleh Mahfud MD, sebagai akibatnya dia dikenal menjadi negarawan. Di samping kredibilitasnya pada setiap tugas yang diembannya. Tak ayal pengikutnya pada media sosial twitter jua sangat poly. Mulai menurut sesama tokoh sampai orang biasa saja.

Dalam biografi akun twitternya, Mahfud menuliskan dirinya sebagai Pengajar Besar FH-UII Yogya, Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013. Ketua Presidium KAHMI. Ketua Dewan Kehormatan ISNU, Ketua PP IKA-UII, Ketua Dewan Pleno PressCode.
Pengikut akun Mahfud MD pada twitter sangat banyak. Akun @MohmahfudMD dikuti oleh 1,dua juta orang. Jumlah tepatnya merupakan sebesar 1.277.137 orang per lepas 29 Januari 2017.
Maka menurut itu, banyak netizen yg bertanya kepadanya melalui akun twitter menggunakan menyebut akun twitternya alias me-mention. Pertanyaan yang poly ditujukan pada Mahfud adalah pertanyaan seputar kasus-masalah hukum. Juga konflik politik yang berkaitan menggunakan hukum atau sebaliknya.
Twit Mahfud MD lebih poly menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan netizen yg mengajukan pertanyaan kepadanya. Sementara Mahfud MD sporadis memberikan kultwit terhadap syarat modern.
Maka, sekali Mahfud MD memberikan twit pernyataan, pribadi direspon sang netizen menggunakan meretweet dan menyukai. Bahkan bisa ribuan netizen yang menyukai twitnya tersebut.
Berikut twit Mahfud MD yg diretwet sampai ribuan kali.
"Yth. Bpk Presiden. Sy td bercuit kpd Men-PAN bhw poly PNS yg stlh keluar menurut penjara sebagai PNS lg. Sy sampaikan bhw itu melanggar UU."
Twit tadi ditulis oleh Mahfud MD dalam tanggal 28 Januari 2017, khususnya pada pukul 23.31.
Tidak hanya diretweet dan disukai, status tersebut juga dikomentari sang para netizen. Kebanyakan orang menaggapi pernyataan tadi. Ada juga yg me-mention akun presiden pada @Jokowi.
Sampai dalam pukul 22.14 tanggal 29 Januari, status Mahfud MD pada atas telah disukai 1.648 netizen serta diretweet sebanyak 1.831 kali.
Meskipun Mahfud MD nir me-mention eksklusif kepada Presiden Jokowi, niscaya twit tadi tersampaikan pada Presiden.
Bukan hanya tersampaikan. Lantaran pernyataan itu tidak butuh jawaban lisan dari Jokowi, melainkan jawaban tindakan. Baik dari Jokowi pribadi, serta teknisnya, jawaban berupa tindakan dari MenPAN-RB.
Pernyataan Mahfud MD seperti itu mengingatkan bahwa PNS yg menjabat lagi setelah dipenjara, alias terpidana berarti melanggar Undang-Undang. Yang melanggar Undang-Undang adalah PNS yg bersangkutan dan Menteri PAN-RB sebagai penanggung jawabnya. Otomatis Presiden menjadi pemimpin dari menteri jua wajib bertanggung jawab.
Mahfud MD hanya mengingatkan bahwa proses dan aktivitas itu melanggar Undang-undang. Padahal orang yang melanggar Undang-undang mampu dipidana atau disanksi sesuai menggunakan ketentuan pada undang-undang yang dilanggar.
Dilihat berdasarkan segi bahasa, goresan pena Mahfud MD tersebut harus ditelaah menurut ilmu pragmatik. Makna yg terkandung dalam tulisan tersebut sama halnya dengan ucapan dari seseorang bapak pada dalam kamar mandi yg memanggil anaknya serta mengatakan,
"Nak, Handuk bapak di mana?"
Jika si anak menjawab, "Di kamar, Pak" berarti si anak gagal paham menggunakan ucapan Bapaknya. Meskipun secara sintaksis jawabannya sahih.
Tetapi, ucapan Bapak harus dipahami secara pragmatik. Jawaban yang benar adalah tindakan anak mengambilkan handuk bapaknya. Karena yg dimaksud bapak adalah: Nak ambilkan handuk bapak.
Semoga Presiden Jokowi membaca twit Mahfud MD dengan ilmu pragmatik, bukan sekadar sintaksis saja.

BAHASA GUS MUS DAN KETEDUHANNYA DALAM MENANGGAPI PENCATUTAN GAMBARNYA

Hari ini, aku kembali membuka twitter. Mengisi liburan pada rumah saja serta menghabiskan paket kuota banyak yg berbatas hari. Salah satu yang dibuka merupakan twitter. Memang sih, menurut beberapa sumber, medsos yg paling poly di baca merupakan twitter galat satunya.
Nah, pada twitter ada tulisan menarik dari Kiai berasal Rembang, KH. A. Mustofa Bisri. Melalui akun twitternya, @gusmusgusmu, beliau mengonfirmasi pertanyaan yang masuk kepadanya.
Ada seorang pengikutnya yang menanyakan kebenaran pernyataan yg dibentuk meme. Akun yang bertanya adalah Anjeli Nayenggita melalui akun twitternya @anjanayenggita. Anjeli Nayenggita menanyakan pada Gus Mus, "Gus, benarkah anda pernah mengeluarkan statement misalnya ini?"

Yang ditanyakan adalah statement (pernyataan) yg berbunyi berikut ini:
"Yang benci FPI itu ada 5: 1. Kafir Jahat; dua. Munafiqun; tiga) Bandar narkoba; 4) pelacur & LGBT; 5) Preman tengik. Rata-homogen doyan maksiat".
Menanggapi pertanyaan itu, Gus Mus menggunakan kalem membalasnya dengan pernyataan, "Kalau Anda biasa mendengar atau membaca perkataanku, seharusnya Anda nir perlu bertanya.  Dan yang bikin ini niscaya tdk biasa dg 'bahasa'ku.😄". Seperti yang ditulis sang Gus Mus dalam 28 Januari 2017 dini hari.
Bahkan Gus Mus menambahkan emoticon tertawa dalam twitnya tersebut. Benar-sahih santai dan tidak emosi terhadap pihak yg sudah mencatut namanya.
Meskipun tidak secara eksklusif mengatakan bahwa Gus Mus pernah menyampaikan hal misalnya dalam meme di atas, namun contoh penulisannya menyiratkan hal itu.
Gambar yg digunakan adalah gambar foto Gus Mus. Dilihat menurut gambarnya, misalnya saat sedang berceramah. Pemilihan gambar jua dipas-paskan. Yaitu menentukan foto Gus Mus yg seolah sedang menghitung.
Penulisan pernyataan pada meme jua memakai pertanda petik "...". Menandakan bahwa itu merupakan ucapan seseorang. Jadi, dibuat seolah-olah itu adalah ucapan berdasarkan Gus Mus.
Kami, lebih tepatnya aku yg kagum serta ngaku santrinya dia pada jagat maya, tentu ikut tersenyum. Sangat arif, bijaksana, dan teduh Kiai Tokoh NU ini pada menyikapi pencatutannya.
Jika saja Gus Mus itu model ulama yang suka lapor polisi, niscaya penghasil meme tadi bisa dipidanakan atas tuduhan Penistaan Foto. Hehehe. Gus Mus nir.
Gus Mus justru mengingatkan pada Anjani, mungkin jua kepada semua orang yang mengenal dan memahami pilihan bahasa yg selalu dipakai sang Gus Mus, seharusnya nir perlu menanyakan hal itu. Lantaran dalam pernyataan tadi sudah ada jawaban berdasarkan Gus Mus. Mungkin jika yang menjawab adalah Iwan Fals maka jawabannya begini: "Muke gile, mana mungkin gue gitu".
Kelima istilah yg digunakan pada meme memang tidak pernah keluar berdasarkan ekspresi (awalnya saya mengetik mulut. Hehehe akan tetapi gak berani) beliau.
Sejauh aku memabaca goresan pena-goresan pena beliu di buku, koran, serta twitter. Juga waktu membaca pernyataan di televisi serta video, beliau tidak pernah menggunakan istilah-istilah kasar. Selain itu, dia merupakan penutur bahasa Indonesia yang baik serta sahih. Tulisan-tulisannya selalu memakai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan sahih.
Misalnya pada menulis munafikun tidak mungkin dia menulis munafiqun. Itu goresan pena lebai dan kearab-araban. Juga penulisan rata2 yang memkai nomor dua. Jelaslah tidak mungkin.
Gus Mus itu orang Rembang, Jawa. Jadi, umumnya susunan kalimat serta pernyataannya ditentukan sang istilah-kata Jawa. Nah, bagian akhir pernyataan dalam meme Gus Mus pada atas menunjukkan bahwa itu dipengaruhi sang logat Jakarta, "Rata-homogen dalam doyan maksiat".
Penggunaan kata pada dalam kalimat tersebut nir memberitahuakn arti 'pada', melainkan sisipan istilah yg bisa digunakan buat menyatakan orang poly. Nah, istilah 'dalam' tersebut yg umumnya dipakai oleh penutur bahasa pada Jakarta.
Kalau saya, sih memang nir anti FPI, namun pula jangan menghalalkan segala cara begini dong. Jangan asal catut, apalagi yg dicatut adalah Gus Mus, tokoh yg tidak mau ribut dengan perkara dunia, kasus daging istilahnya dia.
Lha wong diminta memimpin NU sebagai Rais Syuriah aja lebih menentukan meninggal daripada harus menerimanya. Apalagi sebatas urusan FPI. NU saja gak mau ngurusi apalagi organisanya Si Habib ini.
Catatan:
Mbak Anjani Nayenggita, tolong dong jangan pakai istilah 'Anda', lantaran istilah tersebut kesan maknanya juga kurang sopan lantaran biasanya digunakan buat orang yg baru dikenal yang setara. Sementara orang yg lebih dihormati umumnya dipakai sapaan pribadi.
Dalam pertanyaan itu mungkin lebih sopan jikalau dipakai kalimat misalnya ini:
"Gus, benarkah Gus Mus pernah mengeluarkan statement misalnya ini?"
Tapi saya yakin, Gus Mus nir pernah mempermasalahkan hal ini. Sama sekali nir. Saya saja yg kurang sreg.
Ngapunten.....

MAHFUD MD DUKUNG KPK DALAM KASUS OTT PATRIALIS AKBAR

Hari ini, 28 Januari 2017 Mahfud MD menulis pernyataan pada twitter melalui akunnya @mohmahudmd. 
"Kita dukung KPK dan seluruh lembaga serta orng yg mau menumpas korupsi." tulis Mahfud MD menanggapi pertanyaan mengenai penangkapan Patrialis Akbar dari pemilik akun @masindartono.
Mahfud MD mendukung penuh KPK dan mengajak para penanya buat tidak mendebatkan masalah OTT yg tidak sedang membawa atau mendapat uang. Justru ditangkap terpisah. Mahfud MD mengajak seluruh orang buat bersabar serta menunggu proses aturan. Selain itu mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini mengajak orang buat sabar mempercayai KPK.

Menurutnya selama ini yang terjadi memang seperti itu. Orang yg ditangkap oleh KPK secara OTT mengelak menggunakan aneka macam alasannya.
Seperti telah diungkapkan sang Mahfud MD dalam wawancara menggunakan galat satu televisi partikelir, beliau mengungkapkan, pola penetapan tersangka selalu sama:
Pertama, orang akan mengelak, kemudian menyangkal dengan alasan dijebak oleh versus politik. Setelah itu KPK akan menunjukkan bukti-bukti berupa rekaman dialog dan rekaman dialog melalui pesan singkat dan sebagainya baru orang tersebut akan bungkam.
Mahfud juga tidak memercayai bahwa operasi tangkap tangan terhadap Patrialis Akbar merupakan rekayasa. Menurutnya, sebelum melakukan penangkapan KPK selalu menyadap dan membuntuti hingga terdapat bukti yang kuat untuk menangkap,
Meskipun nir sebersih malaikat, Mahfud memercayai OTT KPK selalu bisa dibuktikan dalam 3 strata pengadilan yaitu Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, hingga Mahkamah Agung. Dalam hal OTT Mahfud selalu memercayai KPK. Sejak zaman Taufiqurahman Ruki, KPK selalu sanggup membuktikannya.
Mahfud MD juga bersyukur kepada netizen yang menaruh curiga pada KPK. Itu artinya banyak orang yang masih peduli terhadap KPK. Namun, Mahfud pula mengingatkan bahwa KPK nir akan membuka bukti ke publik sebelum persidangan.
KPK pasti akan membuka bukti-bukti serta keterlibatan serta peran masing-masing tersangka di persidangan.
Sebagai mantan ketua MK, Mahfud MD mengetahui betul bahwa keputusan pada MK tidak mampu dikendalikan oleh seseorang hakim saja. Jadi, Patrialis Akbar nir sanggup membuat keputusan sendiri. Menurutnya, modus yg dilakukan sang Patrialis Akbar mampu jadi menjual keterangan.
Seperti yg telah dikatakan sang Ketua Mahkamah Konstitusi, putusan MK tentang Uji Materi UU Ternak telah diputuskan sang MK sebelum Patialis Akbar ditangkap lantaran mendapat suap. Jadi, yang dijual merupakan informasinya.
Sementara itu, Mahfud berkata bahwa kita seluruh sedang berhadap-hadapan dengan banyak koruptor.