ANALISIS MAKNA PUISI TEBING TAK TAMPAK JURANG TAK TAMPAK KARYA TAUFIQ ISMAIL PENJELASAN MAKNA

Caraflexi.blogspot.com - Puisi merupakan rekaman keadaan dalam suatu zaman. Untuk membaca sebuah zaman, bisa pula dipandang menurut karya-karya puisi yg dihasilkan  di zaman itu. Bagaimana syarat masyarakatnya, apa yg terjadi, serta pandangan para sastrawan, mampu dicermati dari karya puisinya.
Salah satu puisi yang menangkap fenomena zaman merupakan Puisi Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak karya Taufik Ismail. Puisi ini, misalnya halnya puisi-puisi karya Taufiq Ismail yg lainnya, juga sarat akan makna. Biasanya, Taufiq Ismail memakai simbol-simbol yg biasa diketahui di kehidupan sehari-hari.
Jika kita tidak tahu lapis makna selanjutnya, mampu jadi kita mampu gagal paham akan makna yg lebih pada kepada puis karya Taufiq Ismail. Maka berdasarkan itu, penjelasan mengenai puisi Taufiq Ismail dibutuhkan. Agar makna yang lebih pada mampu mendapat penjelasan yg memadai.
Sebelum kita urai penerangan tentang makna puis Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak ada baiknya kita baca dulu puisi tadi:
Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak

Untuk Anak-anak Muda Sineas,
Yang Ingin Bebas Tanpa Batas

Di tepi desa kami terdapat sebuah tebing yg curam
Menghadap ke jurang yg dalam
Di atas tebing itu terdapat tanah datar tidak mengecewakan luasnya
Di sana anak-anak mini mampu bermain-main leluasa
Berkejar-kejaran, melompat-lompat ke sini dan ke sana
Berteriak-teriak, menjerit-jerit serta tertawa-tawa


Karena penduduk desa cinta dalam anak-anak mereka
Masih waras dan tidak mau anak-anak celaka
Termasuk jua buat orang-orang dewasa
Maka pada tepi tebing dibikinkan pagar sudah lama
Terbuat menurut kayu, tua, terbatas kekuatannya
Agar tidak terdapat yg kepleset terjatuh ke jurang sana


Tebing itu 5 puluh meter tingginya
Batu-batu akbar bertabur di dasarnya
Semak serta belukar pada tepi-tepinya
Hewan buas serta ular penghuninya
Kalau orang terjatuh ke dalamnya
Akan patah, cedera, stigma dan gegar otaknya


Nah, pada suatu hari
Ada anak-anak ABG berdemonstrasi
Menuntut yang dari mereka sesuatu yang asasi
Dengan nada yg melengking serta tinggi
Tangan teracung, terayun ke kanan serta ke kiri
Dalam paduan bunyi yang diusahakan harmoni


"Kami menolak pagar tebing, apa pun bentuknya
Kami menuntut kebebasan sebebas-bebasnya
Bermain, melompat-lompat ke sini serta ke sana
Berkejar-kejaran tak terdapat batasnya
Apa itu pagar? Kenapa dibatas-batasi?
Tubuh kami ini hak kami
Kami menggunakannya semau hati sendiri
Apa itu pembatasan?
Konsep antik, melawan kemerdekaan
Cabut itu pagar, semuanya robohkan!"

Demo berlangsung, hiruk-pikuklah terdengar suara
Heboh seantero kampung dan desa
Orang-orang bertanya, ini terdapat apa
Kok jadi tegang suasana
Barulah situasi jadi agak reda, karena
Ternyata yang berdemo itu, anak-anak rabun serta buta
"Saudara-saudara, ABG-ABG ini jangan dicerca
Mereka punya kelainan pada instrumen mata
Banyak yang rabun, mungkin pula buta
Kena virus tiba menurut kota, luar desa kita
Konsep tebing serta jurang, tidak wajar mereka
Tak tampak bahaya ke 2-duanya
Beritahu mereka baik-baik, sabar-tabah senantiasa
Masih banyak urusan lain pada desa kita."
Diksi Puisi Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak

Diksi mampu dimaknai sebagi pemilihan dan penggunaan kata. Nah, istilah-istilah yg dipilih dan dipakai oleh Taufiq Ismail pada Puisi Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak adalah kata-istilah yang sederhana. Yang biasa dipakai pada kehidupan sehari-hari. Bukan berupa istilah-istilah 'puitis nan latif'.
Penggunaan istilah sehari-hari dalam puisi lebih menekankan penyampaian makna puisi, daripada sekadar keindahan puisnya.
Dari pilihan kata ini, telah tampak jelas penguatan makna yang ingin disampaikan dalam para pembaca puisi tadi.
Penggunaan istilah yg sederhana dan biasa dipakai pada kehidupan sehari-hari ini tidak lantas menghilangkan semua bentuk keindahannya. Taufiq Ismail masih memperhatikan penggunaan rima dalam bait-bait puisi tadi.
Bisa dipandang, masing-masing bait dalam puisi di atas mengandung rima yang sama. Contohnya bait pertama (anak judul):
Untuk Anak-anak Muda Sineas,
Yang Ingin Bebas Tanpa Batas

Bunyi akhir masing-masing baris sama. Sama-sama diakhiri bunyi -as. Hal ini menunjukkan, aspek estetika bunyi puisi permanen diperhatikan. Begitu juga menggunakan bait-bait puisi Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak yg lainnya.
Makna Puisi Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak

Melalui puisi ini, Taufiq Ismail sedang mengajak bicara para sineas belia. Pelaku film. Yang merasa ingin bebas.
Untuk Anak-anak Muda Sineas,
Yang Ingin Bebas Tanpa Batas

Di tepi desa kami terdapat sebuah tebing yg curam
Menghadap ke jurang yg dalam
Di atas tebing itu terdapat tanah datar tidak mengecewakan luasnya
Di sana anak-anak mini mampu bermain-main leluasa
Berkejar-kejaran, melompat-lompat ke sini dan ke sana
Berteriak-teriak, menjerit-jerit serta tertawa-tawa
Bagian bait ke 2 ini, menggambarkan kondisi desa menjadi metafor berdasarkan Indonesia. Anak-anak perumpamaan menurut masayarakat Indonesia. Bermain serta tertawa merupakan bentuk menikmati hiburan film dan televisi.
Karena penduduk desa cinta dalam anak-anak mereka
Masih waras dan tidak mau anak-anak celaka
Termasuk jua buat orang-orang dewasa
Maka pada tepi tebing dibikinkan pagar sudah lama
Terbuat menurut kayu, tua, terbatas kekuatannya
Agar tidak terdapat yg kepleset terjatuh ke jurang sana

Pada bagian ini, Taufiq Ismail membela 'penduduk desa' sebagai perumpamaan berdasarkan Negara. Yang waras. Yang membatasi anak-anaknya (rakyat) supaya nir terjerumus ke jurang (hal negatif) yang berbahaya. Bagi sikap, budi, serta pemikiran. Maka gar nir terjerumus ke situ dibuatlah pagar atau batasan. Mana yang boleh mana yang tidak. Jadi, pagar ini merupakan perumpamaan menurut sensor. Tapi kondisinya sudah tua, dari kayu (ringkih) serta kekuatan yang terbatas. Artinya masih bisa ditembus. Dilanggar.

Tebing itu 5 puluh meter tingginya
Batu-batu akbar bertabur di dasarnya
Semak serta belukar pada tepi-tepinya
Hewan buas serta ular penghuninya
Kalau orang terjatuh ke dalamnya
Akan patah, cedera, stigma dan gegar otaknya

Bait ini mendeskripsikan betapa berbahayanya jurang itu. Sangat keras. Berduri, buas. Ini mendakan bahwa kalau warga hingga terjerumus ke situ bisa berakibat sangat fatal. Tidak terdapat istilah 'mangkat ' dalam puisi itu. Karena yg jaga merupakan inspirasi serta sikap budaya yang rusak dari tayangan film dan televisi. Hingga butuh disensor. Yang paling parah merupakan gegar otaknya. Yaitu kondisi rusaknya pemikiran anak-anak generasi penerus bangsa.

Nah, pada suatu hari
Ada anak-anak ABG berdemonstrasi
Menuntut yang dari mereka sesuatu yang asasi
Dengan nada yg melengking serta tinggi
Tangan teracung, terayun ke kanan serta ke kiri
Dalam paduan bunyi yang diusahakan harmoni

Bait ini berisi citra adanaya grup yang mengatasnamakan hak asasi ingin menghilangkan pagar. Dalam puisi ini, sang Taufiq Ismail dianggap menjadi ABG. ABG identik menggunakan anak usia labil yg masih belum punya pendirian yang jelas dan pikiran yg matang. Jadi, grup orang yang ingin menghapus batasan sensor serta anggaran merupakan orang-orang labil.

"Kami menolak pagar tebing, apa pun bentuknya
Kami menuntut kebebasan sebebas-bebasnya
Bermain, melompat-lompat ke sini serta ke sana
Berkejar-kejaran tak terdapat batasnya
Apa itu pagar? Kenapa dibatas-batasi?
Tubuh kami ini hak kami
Kami menggunakannya semau hati sendiri
Apa itu pembatasan?
Konsep antik, melawan kemerdekaan
Cabut itu pagar, semuanya robohkan!"

Bait puisi Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak ini berisi mengenai nalar yg dibangun sang para penentang anggaran pembatasan (sensor). Dengan dalih bahwa anggaran itu kuno, bertentangan dengan kemerdekaan. Sehingga tidak bebas. Seharusnya tidak boleh terdapat batasan sama sekali dalam berekspresi.

Demo berlangsung, hiruk-pikuklah terdengar suara
Heboh seantero kampung dan desa
Orang-orang bertanya, ini terdapat apa
Kok jadi tegang suasana
Barulah situasi jadi agak reda, karena
Ternyata yang berdemo itu, anak-anak rabun serta buta
"Saudara-saudara, ABG-ABG ini jangan dicerca
Mereka punya kelainan pada instrumen mata
Banyak yang rabun, mungkin pula buta
Kena virus tiba menurut kota, luar desa kita
Konsep tebing serta jurang, tidak wajar mereka
Tak tampak bahaya ke 2-duanya
Beritahu mereka baik-baik, sabar-tabah senantiasa
Masih banyak urusan lain pada desa kita."

Kehebohan protes terhadap batasan ini sebagai pembicaraan semua bagian negara (seantero kampung serta desa). Tapi melalui bait ini disimpulkan jua bahwa, pihak-pihak yang protes serta mengusulkan penghapusan batasan itu merupakan orang-orang yang sedang sakit.

Sakit yang dialami sang 'para ABG' itu merupakan virus yg data menurut kota, dari luar negeri. Seharusnya, energi itu dipakai buat membahas hal lain. Yang harus diselesaikan di negeri ini. Bukan sekadar batas antara tebing dan jurang. Maksudnya, itu seharusnya tidak diperdebatkan. Karena bangsa kita masih membutuhkan batasan-batasan itu. 

Jadi, inti berdasarkan Puisi Tebing Tak Tampak, Jurang Tak Tampak karya Taufiq Ismail ini merupakan, adanya orang yg nir paham bahwa bangsa Indonesia masih membutuhkan batasan (sensor) supaya nir terjerumus dalam budaya asing yang tidak baik bagi bangsa Indonesia. Seharusnya hal itu tidak lagi diperdebatkan dan diprotes. Karena tenaga bangsa hendaknya digunakan buat menciptakan bangsa dan menyelesaikan permasalahan. Bukan justru memunculkan perkara.

ANALISIS MAKNA DAN PERMAINAN KATA PUISI &39KAMUS KECIL&39 KARYA JOKO PINURBO

Siapa nir kenal Joko Pinurbo. Salah satu penyair ternama Indonesia yang masih berkarya hingga kini . Karya-karya puisi Joko Pinurbo tidak hanya berisi makna yang sangat dalam. Keluasan dan keluwesan pilihan pungkasnya sangat menarik hati buat dibaca serta dibaca lagi. Karya puisi Joko Pinurbo juga sangat menggoda buat dianalisis.
Salah satu Puisi karya Joko Pinurbo yang sangat menggoda buat dipahamai dan dianaisis adalah yg berjudul Kamus Kecil. Dalam puisi Kamus kecil ini Joko Pinurbo seakan mencoba untuk merangkai sebuah kamus yg berisi kata menggunakan bentuk yg mirip akan tetapi saling berafiliasi.
Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai makna dan pilihan ucapnya, terdapat baiknya kita baca terlebih dahulu teks puisi lengkap karya Joko Pinurbo yg berjudul 'Kamus Kecil' ini dia:

Kamus Kecil karya Joko Pinurbo

Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yg pintar dan lucu
Walau kadang rumit dan membingungkan
Ia mengajari saya cara mengarang ilmu

Sehingga saya tahu
Bahwa asal segala kisah merupakan kasih
Bahwa ingin berawal berdasarkan angan
Bahwa ibu tidak pernah kehilangan iba
Bahwa segala yg baik akan berbiak
Bahwa orang ramah nir mudah marah
Bahwa buat menjadi gagah kau wajib sebagai gigih
Bahwa seseorang bintang wajib tahan banting
Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang pada Tuhan
Bahwa pemurung nir pernah merasa gembira
Sedangkan pemulung tidak pelnah merasa gembila
Bahwa orang putus asa senang memanggil asu
Bahwa lidah memang pandai berdalih
Bahwa kelewat paham sanggup mengakibatkan hampa
Bahwa amin yang terbuat dari iman membuahkan kau merasa aman

Bahasa Indonesiaku yg gundah
Membawaku ke sebuah paragraf yg merindukan bau tubuhmu
Malam merangkai kita menjadi kalimat beragam yang hangat
Dimana kau induk kalimat serta saya anak kalimat
Ketika induk kalimat bilang pulang
Anak kalimat paham
Bahwa pergi merupakan masuk ke pada palung
Ruang penuh raung
Segala kenang tertidur di dalam kening
Ketika akhirnya matamu mati
Kita sudah menjadi kalimat tunggal
Yang ingin tinggal
Dan berharap tidak terdapat yg bakal tanggal

Dalam puisi pada atas, jelas ada banyak sekali permainan istilah-kata menggunakan suara yg mirip akan tetapi tidak sama makna, akan tetapi masing-masing istilah yang berbeda itu memiliki interaksi makna dengan kata yg mirip. 

Mari kita kupas satu-persatu istilah yang mempunyai kemiripan suara, yg dirangkai menjadi puisi dalam Kamus Kecil karya Joko Pinurbo pada atas. 

Pada bagian awal puis Kamus Kecil, Joko Pinurbo sudah mengungkapkan bahwa bahasa Indonsia merupakan bahasa yang rumit dan lucu.

Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yg pintar dan lucu
Walau kadang rumit dan membingungkan

Mengapa bahasa Indonesia membingungkan. Coba saja kita jajak beberapa model berikut adalah. Orang Indonesia telanjur terbiasa menyebut praktek dan apotik padahal yg benar adalah praktik dan apotek. Di satu sisi, ada peluluhan k dalam mengirim dengan kata dasar kirim, tapi terdapat bentuk mengkaji dari kata dasar kaji juga terdapat bentuk mengaji padahal menurut istilah dasar yg sama. Coba, kadang memang rumit serta membingungkan. 

Akan namun, terlepas berdasarkan itu semu, Joko Pinurbo menjelaskan bahwa, Bahasa Indonesia Ia mengajari aku cara mengarang ilmu. 

Sehingga saya tahu
Bahwa asal segala kisah merupakan kasih
Bahwa ingin berawal berdasarkan angan
Bahwa ibu tidak pernah kehilangan iba
Bahwa segala yg baik akan berbiak
Bahwa orang ramah nir mudah marah
Bahwa buat menjadi gagah kau wajib sebagai gigih
Bahwa seseorang bintang wajib tahan banting
Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang pada Tuhan

Dalam rangkaian larik-larik di atas, masing-masing terdapat kata menggunakan suara yg seperti, serta memiliki interaksi makna yang sangat erat. Ada hubungan yg saling mendukung, ada pula hubungan yg saling antagonis. Contoh interaksi yang salaing mendukung alias selaras antara kata kisah dan kasih. Ibu dan iba, ingin dan angan. 

Ada pula hubungan kondisi, misalnya istilah gagah dan gigih. Untuk menjadi gagah wajib gigih, berarti gagah salah satu syaratnya merupakan gigih. Begitu pula dengan bintang. Untuk disebut bintang atau menjadi orang akbar, harus bisa menjadi tahan banting. Baik waktu proses sebagai atau ketika sudah sebagai orang yang besar .

Ada jua hubungan yang antagonis, yaitu istilah marah antonimnya merupakan ramah. Juga ada kata Tuhan yang disandingkan dengan lawannya yaitu hantu. 

Bahwa pemurung nir pernah merasa gembira
Sedangkan pemulung tidak pelnah merasa gembila
Bahwa orang putus asa senang memanggil asu

Dalam bagian ini, Joko pinurbo sedang mengajak bercanda. Ia ingin mengungkapkan bahwa pemulung itu sering sebagai pemurung. Intinya orang yang kesusahan. Jika pemurung tidak gembira, maka pemulung nir gembila. Intinya itu kan sama saja. Dia hanya sok cedal. Begitu pula menggunakan umpatan asu. Asu adalah bahasa Jawa yg adalah sama dengan anjing. Dan, orang yg mengumpat hanyalah orang-orang yg putus harapan. Bukan orang yang optimis.

Bahwa lidah memang pandai berdalih
Bahwa kelewat paham sanggup mengakibatkan hampa
Bahwa amin yang terbuat dari iman membuahkan kau merasa aman

Lidah, alias ekspresi memang dipakai buat berdalih. Berdalih sama halnya dengan berkilah. Begitupun dengan paham yang kelewat, maksudnya adalah sudah tahu, maka semua akan terasa hampa, tidak akan berkoar-koar. Pun begitu dengan 'amin' maksudnya rasa syukur yang didasari rasa iman atau percaya pada Tuhan maka akan menumbuhkan rasa kondusif dan tenteram pada jiwa.

Pada dasarnya, setiap bahasa di global mempunyai kermiripan makna serta pembentukan istilah yang semacam ini. Misalnya saja pada bahasa Arab, terdapat doa ya muqallibal qulub tsabbitna ala dinik. Kata dasar antara muqalliba dan qulub adalah sama. Ada yg bermakna hati ada yg bermakna mengubah. Jadi, hati itu mudah dibolak balik , kadang jadi baik kadang tidak baik. Mirim kan antara lidah dan dalih, murka dan ramah.

Mengutip ucapan berdasarkan Joko Pinurbo, Selamat menunaikan ibadah puisi!

KUMPULAN HASIL ANALISIS PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR

Sudah ada banyak output analisis puisi karya Chairil Anwar yang dikerjakan oleh para mahasiswa, para murid, dan para pelajar. Hal mungkin, setiap hari ada ratusan artikel, tugas sekolah, tugas kuliah, sampai soal-soal tentang analisis puisi-puisi karya Chairil Anwar yg tercipta. Baik analisis yg dilakukan menggunakan memperhatikan kaidah penulisan artikel atau makalah yg ilmiah, maupun karya yg dibentuk 1/2 sembarangan, bahkan output salin-tempel.
Karya Ilmiah yang membahas puisi karya Chairil Anwar sebagai objek analisis serta objek penelitian nir sedikit lantaran memang nama besar Chairil Anwar. Karya-karyanya memang fenomenal serta mampu tetap relevan hingga sekarang.
Maka, puisi-puisi Karya Chairil Anwar memang mudah dianalisis karena telah banyak contoh tentang analisis puisi Karya Pelopor Angkatan 45 ini. Contoh-model analisis ini memang sangat majemuk, baik teknik juga teori yg digunakan. Kebanyakan yang gampang dipakai merupakan teori struktural, yaitu membahas sebuah karya sastra (puisi) dengan memperhatikan struktur puisinya. Baik struktur batin maupun struktur lahir (struktur fisik).
Ada juga analisis yang 'hanya' parsial. Misalnya hanya membahas majasnya saja. Membahas pilihan katanya saja, atau membahas tentang contoh parafrase.
Berikut ini adalah daftar contoh hasil analisis puisi karya Chairil Anwar:
1. Analisis Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar Analisis Struktur Lahir dan Struktur Batin
Contoh analisis di atas membahas puisi Doa yang berisi ungkapan keterasingan menurut seorang penyair. Kata-istilah yang dipakai pula istilah-kata yg memberitahuakn kesusahan dan kesedihan. Untuk lebih lengkapnya langsung saja klik judul tautan mengenai analisis puisi Doa karya Chairil Anwar tersebut.
2. Analisis Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar yg Penuh Vitalitas dan Individualitas
Judul analisis pada atas secara eksplisit menampilkan istilah vitalitas dan individualitas. Kedua kata tadi mewakili keseluruhan isi puisi Aku karya Chairil Anwar yg semangat, bentuk, gaya penceritaan puisinya Jauh melampaui zamannya. Untuk membaca analisi puisi 'Aku' milik Chairi Tersebut langsung klik saja tautannya.
3. Parafrase Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar.
Nah, contoh analisis puisi karya Chairil Anwar yg ketiga ini merupakan contoh analisis puisi yang parsial. Maksudnya hanya dibahas berdasarkan keliru satu unsur atau bagian strukturnya saja. Jadi, dalam contoh analisis puisi karya Chairil Anwar ini 'hanya' dibahas tentang parafrasenya saja. Jadi, berkaitan menggunakan makna puisi secara pribadi. Langsung klik tautan di atas buat membacanya.
4. Analisis Struktur Batin Puisi 'Senja pada Pelabuhan Kecil' Karya Chairil Anwar
Contoh analisis yg keempat ini, menampilkan pembahasan mengenai struktur batin. Struktur batin berkaitan pribadi dengan makan. Maka yg poly dibahas adalah puisi karya Chairil Anwar pada atas.
5. Memahami Makna dan Keindahan Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar
Dalam model analisi puisi karya Chairil Anwar ini yg banyak dibahas adalah berkaitan makna. Juga dibahas mengenai hal yg membuat puisi Cintaku Jauh pada Pulau dianggap indah.
6. Chairil Anwar Pun Mati Miskin dan Terpaksa Mencuri
Banyak orang yang tahu bahwa, Chairil Anwar merupakan sastrawan besar . Tapi tidak poly orang memahami bahwa semasa hidupnya, dia sangat kesulitan. Terlebih dampak penyakitnya yang perlu pengobatan yg maksimal . Apa penyakitnya Chairil Anwar dan apa pula yg tela dicurinya. Bisa dibaca melalui link pada atas.

ANALISIS MAKNA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR STRUKTUR FISIK LAHIR DAN STRUKTUR BATIN PUISI DOA

Analisis Puisi Doa Berdasarkan Struktur Fisik (Lahir) dan Struktur Batinnya

Para pelajar di Indonesia, niscaya mengenal Chairil Anwar. Tokoh sastra Indonesia yg jua dikenal menjadi Pelopor Angkatan 45 ini sebagai penyair yang sangat dikenal lantaran karya-karyanya selalu sebagai model dalam Buku Pelajaran, mulai dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Bahkan Karya Chairil Anwar ini nir hanya dipelajari di Wilayah Indonesia, akan tetapi juga dipelajari serta dianalisis oleh Pelajar Bahasa serta Sastra Indonesia berdasarkan negara-negara lain.

Salah satu karya Chairil Anwar yg juga poly dibahas dan dianalisis adalah yg berjudul Doa. Berikut ini adalah analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Teknik yang dipakai dalam analisis Puisi Doa milik Chairil Anwar ini memakai analisis struktural. Yang dimaksud dengan analisis struktural Puisi Doa merupakan, menganalisis Puisi Tersebut dengan memperhatikan struktur fisik (lahir) serta struktur batin puisi.

Struktur lahir (zahir) atau juga diklaim menjadi struktur fisik, merupakan analisis terhadap karya sastra puisi dari hal ihwal yang tampak oleh mata. Jadi, analisis struktur fisik puisi Doa karya Si Binatang Jalang ini membahas tentang Diksi, Kata Konkret, Imaji (Pencitraan), Tipografi, Susunan Rima (Bunyi), dan Majas. 

Adapun yg bisa dianalisis berdasakan struktur batin pada Puisi Doa Karya Chairil Anwar adalah tema, suasana, nada, dan amanat puisi.
Sebelum kita lakukan analisis, terdapat baiknya kita baca terlebih dahulu Puisi Doa Karya Chairil Anwar.
Doa


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin pada kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara pada negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu saya mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Hasil Analisis Struktur Lahir (Struktur Fisik) Puisi Doa Karya Chairil Anwar


DIKSI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR



Yang dimaksud dengan diksi adalah pilihan serta penggunaan kata yang memperkuat estetika serta kedalaman makna serta pesan puisi. Dalam pembahasan diksi puisi, jua berkaitan dengan makna konotatif dan makna denotatif.
Pilihan kata yg spesial Chairil Anwar yang digunakannya pada Puisi 'Doa' adalah CayaMu dalam larik:
CayaMu panas suci

Diksi CayaMu menjadi sangat bertenaga lantaran tidak digunakan oleh penyair-penyair lain. Kata Caya tentu mengacu dalam kata Cahya atau Cahaya yang jua bersinonim menggunakan sinar. 

Penggunaan kata panas yang dirangkai menggunakan istilah suci juga memperkuat serta memperindah puisi. Lantaran akhir istilah panas adalah suara s yang bisa eksklusif digunakan buat mengucapkan istilah suci. Diksi ini tentu memperindah puisi Doa.

KATA KONKRET PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Kata konkret adalah istilah yg konkret serta seoalah-olah mewakili keadaan sesungguhnya yg dituangkan sang penyair ke dalam puisinya. Jadi, kata konkret yg digunakan oleh Chairil Anwar pada Puisi Doa karyanya ini bisa dianalisis menjadi berikut:
Pintu-Mu

Penggunaan kata pintu dalam larik Di pintu-Mu saya mengetuk menunjukkan sebuah makna batas. Batas antara luar dan pada. Dengan menggunakan kata pintu yang diikuti istilah ganti miliki pintuMu yang merujuk pada Tuhan, memperlihatkan arti bahwa Penyair ingin masuk ke dalam (lindungan) Tuhan. 

Tapi buat mampu masuk ke pada rumah (lindungan) Tuhan tidak bisa langsung membuka pintu. Maka, ini berkaitan dengan istilah konkret selanjutnya yaitu mengetuk.

Mengetuk menandakan upaya yg masih belum kita lakukan sepenuhnya. Hanya bisa mengetuk, bahkan memanggil pemilik tempat tinggal pun tidak berani. Ini menandakan arti bahwa, menurut kanta konkret ini puisi Doa Chairil Anwar ini berisi ketidak-berdayaan.
Baca Juga: Contoh Kata Kata Konkret pada Puisi 

TIPOGRAFI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Tipografi merupakan bentuk penulisan fisik puisi yang memperhatikan bentuk yg tampak. Dalam puisi doa di atas, bisa dianalisis menjadi berikut:
Secara tipografis, Puisi Doa karya Chairil Anwar ini terbagi menjadi dua bait. Yang masing-masing bait terdiri berdasarkan tujuh larik. Masing-masing larik disusun menggunakan sedikit kata.
Larik menggunakan kata terbanyak ada dalam bait kedua yaitu larik: Tuhanku saya mengembara di negeri asing. Sementara larik yg lain terdiri berdasarkan sedikit kata. Bahkan ada beberapa larik yg hanya terdiri dari satu istilah saja yaitu istilah Tuhanku dan istilah Remuk.


IMAJI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Imaji yang dimaksud dalam analsis puisi adalah kekuatan puisi dalam memunculkan daya khayalan pembacanya. Istilah lain yg berkaitan dengan imaji merupakan pencitraan. Istilah yang lebih mudah, bisa kita sebut menggunakan seolah-olah. Jadi ada imaji visual (selah-oleh melihat) terdapat pula imaji yang seolah-olah mendengar, dan merasakan.
Adapun Imaji atau citraan yg masih ada pada puisi Doa Karya Chairil Anwar ini, ada 2 jenis imaji, yaitu citraan yang seolah-olah mendengar, citraan pengelihatan, serta citraan peraba.
Citraan (Imaji) yg seolah melihat masih ada pada larik pusi Doa:
Tinggal kerlip lilin pada kelam sunyi

Pada kata kerlip pembaca seolah-olah melihat lilin dengan nyalanya yg nir begitu akbar. Nah, untuk mengetahui sesuatu yang menyala kita menggunakan indra pengelihatan, jadi larik tersebut bisa diklaim sebagai citraan (imaji) pengelihatan.
Masih pada larik pada atas, terdapat punya kata sunyi. Sunyi itu berkaitan menggunakan indra pengelihatan. Memang nir mendengar apa-apa, karena keadaan sunyi. Untuk mengetahui kondisi sunyi maka dibutuhkan indra telinga. Maka, larik dalam puisi Doa di atas, bisa dianggap sebagai imaji indera pendengaran.
Baca Juga: Contoh Puisi yg Mengandung Citraan atau Imaji
Selanjutnya, imaji (citraan) peraba masih ada dalam larik:
CayaMu panas suci

Adanya kata panas menunjukkan hal yg bisa diketahui menggunakan indra peraba yang ada dalam lapisan kulit manusia. Jadi, rasa panas itu didapat melalu imaji peraba. Seoalah-olah merasaka hawa panas dari CayaNya.

MAJAS PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Majas yang dipakai pada pusi Doa karya Chairil Anwar ini ada dua jenis yaitu majas berlebihan serta majas metafora.
Majas hiperbola merupakan majas yang melebih-lebihkan. Majas ini terdapat dalam larik puisi Doa milik Chairil Anwar berikut adalah:
Aku hilang bentuk
Remuk

Baca Juga: Contoh Puisi dengan Majas

Jadi, penggunakan hilang bentuk dan remuk adalah sebuah perumpamaan yg sangat berlebihan. Tidak mungkin seorang yg masih berpuisi sampai kehilangan bentuk dirinya dan dalam syarat remuk.
Majas ke 2 yang dipakai dalam Puisi Doa sang Chairil Anwar ini adalah Majas Metafora. Majas metafora masih ada dalam larik:
Di pintuMu aku mengetuk

Jadi, penggunakan istilah Pintu dan Mengetuk saling berkaitan. Pintu merupakan majas metafora buat ampunan serta lindungan. Mengetuk merupakan metafor dari memohon. Larik di atas diklaim sebagai majas metafora karena membandingkan pintu-ampunan dan mengetuk-memohon tanpa memakai kata pembanding (misalnya; bagai).
Demikian penjelasan mengenai analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Sementara masih dari struktur lahir puisi saja. Dalam postingan selanjutnya akan dibahas analisis menurut struktur batinnya.
Baca Lanjutannya: Analisis Struktur Batin Puisi Doa Karya Chairil Anwar

MAKNA PILIHAN KATA PUISI DALAM GELOMBANG KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA

Pilihan istilah dalam puisi Dalam Gelombag karya Sutan Takdir Alisjahbana (St Takdir Alisyahbana) sangat khas. Selain tentu memiliki makna yg sangat dalam, pilihan kata dalam puisi karya tokoh angkatan Pujangga Baru ini. Dengan karakteristik khas pilihan istilah yg bersayap-sayap serta masih terpengaruh sang puisi usang, puisi Dalam Gelombang karya Syahbana ini dapat dianalisis dan dipahami maknanya berdasarkan pilihan istilah.
Berikut ini adalah teks lengkap puisi Dalam Gelombang karya Sutan Takdir Alisjahbana:

Dalam Gelombang


Alun bergulung naik meninggi,
Turun melembah jauh ke bawah,
Lidah ombak menyerak buih,
Surut pulang di air gemuruh.


Kami mengalun di samud'ra-Mu,
Bersorak gembira tinggi membukit,
Sedih mengaduh jatuh ke bawah,
Silih berganti tiada berhenti.

Di dalam senang di dalam sedih,
Waktu bah'gia ketika merana,
Masa tertawa masa kecewa,
Karni berbuai pada nafasmu,
Tiada kuasa tiada berdaya,
Turun naik pada 'rama-Mu.

St. Takdir Alisjahbana (1984:4)
Dalam artikel ini, tidak lagi dibahas mengenai makna puisi Dalam Gelombang dari parafrasenya. Karena parafrase puisi Dalam Gelombang milik St Takdir Alisjahbana ini sudah terdapat dalam artikel sebelumnya yang berjudul: Memahami Isi Puisi 'Dalam Gelombang'  Karya Sutan Takdir Alisjahbana.
Dalam artikel ini dijelaskan tentang estetika serta makna puisi menurut pilihan katanya. Berikut ini output analisis puis Dalam Gelombang karya Sutan Takdir Alisyahbana:
Penggunaan Rima Puisi 'Dalam Gelombang' Karya Sutan Takdir Alisyahbana

Rima yg dimaksud pada analisis puisi ini merupakan penggunaan bunyi, baik pada satu bait, juga dalam satu larik.
Penggunaan Sinonim
Penggunaan sinonim dengan pertimbangan rima dalam satu larik, sangat tampak dalam bait pertama Puisi 'Dalam Gelombang' Milik Takdir.
Alun bergulung naik meninggi,

Turun melembah jauh ke bawah,

Lidah ombak menyerak buih,

Surut pulang di air gemuruh.

Hampir di setiap baris terdapat penggunaan sinonim dengan bunyi yg mirip. Larik perta, terdapat kata alun bergulung, kedua kata ini bersinonim, yaitu sama-sama bisa diartikan menjadi naik-turun. Dalam istilah alun dan bergulung sama-sama masih ada bunyi l dan bunyi u. Sementara keduanya sama-sama mengandung istilah nasal (n dan ng). Begitu pula menggunakan istilah naik meninggi. Kata naik otomatis meninggi, kedua istilah tersebut mengandung huruf bunyi n serta bunyi i.
Pada baris kedua, penggunaan sinonim dirangkaikan pada 3 tingkatan, yaitu turun-melembah-bawah. Ketiga rangkaian kata itu memiliki makna yang sama. melembah artinya menuju ke lembah, ad interim lembah artinya tempat yg lebih rendah, menuju tempat yang lebih rendah merupakan sama saja, turun. Kalau turun pastilah ke bawah.
Pada baris keempat, juga masih ada istilah yg bersinonim, yaitu surut - kembali. Kedua kata ini bersinonim. Artinya surut yg kembali, adalah kembali ya surut.
Penggunaan Banyak Aliterasi

Masih berkaitan dengan bunyi dalam puisi Dalam Gelombang karya St Takdir Alisyahbana, terdapat penggunaan aliterasi. Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan yang berurutan (KBBI V Luring).
Aliterasi-aliterasi yang masih ada pada puisi 'Dalam Gelombang' adalah menjadi berikut:
Alun bergulung naik meninggi,
Turun melembah jauh ke bawah,
Lidah ombak menyerak buih,
Surut pulang di air gemuruh.

Kami mengalun di samud'ra-Mu,
Bersorak gembira tinggi membukit,
Sedih mengaduh jatuh ke bawah,
Silih berganti tiada berhenti.

Di dalam senang di dalam sedih,
Waktu bah'gia ketika merana,
Masa tertawa masa kecewa,
Karni berbuai pada nafasmu,
Tiada kuasa tiada berdaya,
Turun naik pada 'rama-Mu.

Masing-masing larik yg tebal pada atas, mengandung aliterasi. Mari kita bahas larik puisi Dalam Gelombang yg mengandung aliterasi pada atas.
Turun melembah jauh ke bawah
dalam larik puisi di atas, terdapat pengulangan bunyi beruntun 3 kali dalam satu larik. Huruf yang sama pada baris itu merupakan bunyi -ah. Dalam istilah melembah, jauh, dan bawah.

Bersorak gembira tinggi membukit

dalam bari puisi tersebut, terdapat aliterasi b. Masing-masing istilah yang mengandung bunyi b adalah bersorak, gembira, dan membukit. Meskipun tidak semuanya mrupakan istilah dasar, tapi penggunaan aliterasi dalam puis itu, jua memperdalam makna serta menambah estetika puisis.
Sedih mengaduh jatuh ke bawah
Dalam baris puisi Dalam Gelombang pada atas, masih ada aliterasi h di akhir istilah yang ditulis empat kali secara beruntun.
Di pada suka pada pada duka

Jelas, aliterasi yg terdapat dalam puisi pada atas merupakan aliterasi d. 

Silih berganti tiada berhenti

Menurut penulis, ini merupakan aliterasi yg paling keren yang terdapat pada puisi 'Dalam Gelombang'. Baris tadi mengandung aliterasi /ti/. Penggunaan kata yg berurut misalnya ini, menambah keindahan dan makna puisi.
Pemenggalan Kata serta Penghilangan Huruf

Selain karena belum adanya kaidah penulisan, penggunaan tanda baca yg tidak semestinya beredar luas pada penutur bahasa Indonesia. Meskipun penggunaan tanda baca yang tidak sinkron kaidah, akan tetapi sebuah penggunaan pertanda baca telah menjadi ciri spesial seseorang penyari.
Berikut ini adalah penggunaan apostrof serta penghilangan alfabet yang menjadi ciri khas Sutan Takdir Alisjahbana, masing-masing pada istilah:
samud'ra
bah'gia
'rama
Masing-masing kata di atas, jika ditulis dengan ejaan yang sudah disempurnakan sekarang ini, merupakan menjadi berikut:
samud'ra = samudera
bah'gia = bahagia
'rama = irama
Pemenggalan-pemenggalan misalnya ini, juga sebagai ciri khas yg dimiliki sang Chairil Awar.
Demikian penjelasan tentang makna kata puisi yg berjudul 'Dalam Gelombang'. Semoga bermanfaat dan lebih mengasihi puisi. Jangan lupa, downlod serta unduh materi-materi dalam pembajaran!

PARAFRASE PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR

Puisi Cintaku Jauh pada Pulau adalah salah satu puisi percintaan karya Chairil Anwar. Serang sastrawan yg sang HB Jassin disebut menjadi Pelopor Angkatan 45.


Puisi Cintaku Jauh pada Pulau  menceritakan kisah cinta jarak jauh. Menurut istilah kini , Chairil Anwar dalam puisi ini sedang menjalani LDR-an. Puisi ini mengisahkan cinta yg terpisah oleh jarak dan terpisah sang maut. 

Dalam penggambaran dalam puisi ini, Chairil Anwar menganalogikan hayati (kisah cintanya) menggunakan bahtera serta bahari. Sesuatu yang perlu perjuangan serta pelayaran buat sanggup menyatakan rasa cintanya.


Untuk lebih gampang memahami sebuah puisi, maka bisa dilakukan menggunakan cara membuat parafrase (memparafrasekan) puisi tadi. Tetapi, sebelum membuat parafrasenya, lebih baik apabila diketahui puisi lengkapnya.


Berikut puisi lengkapnya.


Cintaku Jauh pada Pulau



Karya Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau,
gadis cantik, kini iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, bahari jelas, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yg tenang, pada angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil mengatakan:
“Tujukan bahtera ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk menggunakan cintaku?!

Manisku jauh pada pulau,
kalau ‘ku mati, beliau meninggal iseng sendiri.

(Chairil Anwar, 1946)

Parafrase puisi Cintaku Jauh pada Pulau digunakan serta dibentuk agar lebih mudah memahamipuisinya. Dengan membuat parafrase, istilah-istilah puisi yg dalam serta singkat sanggup lebih mudah dipahami. 

Parafrase Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

(gadis) Cintaku (berada) jauh pada pulau (lain),
gadis (yang )anggun, sekarang (sedang) iseng sendiri

(ketika) Perahu (sudah) melancar, (ketika) bulan memancar,
di leher(nya) (ingin) kukalungkan ole-ole buat si (gadis) pacar(ku itu).
angin membantu (perjalanan perahu), bahari terperinci (sang cahaya bulan), akan tetapi terasa
aku tidak ‘kan (pernah) sampai padanya.

Di (saat) air (laut) yg tenang, pada (waktu) angin (bertiup) mendayu,
di (saat) perasaan (rindu) penghabisan segala (rasa, dan perahu) melaju
(saat perahu berlayar, justru)Ajal (sedang) bertakhta, sembari menyampaikan:
“Tujukan bahtera ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan (buat menuju ke arah cintaku) telah bertahun ku tempuh!
Perahu yang (kunaiki) bersama (segala rasa rindu serta sang-oleh) ‘kan merapuh!
Mengapa (justru) Ajal (yg) memanggil(ku) dulu
Sebelum sempat (aku bertemu dan) berpeluk dengan cintaku?!

(gadis) Manisku (tetap) jauh di pulau,
kalau ‘ku mangkat (serta tidak sempat bertemu), (sampai) beliau mangkat (akan meninggal) iseng sendiri (buat menungguku).

Berdasarkan proses parafrase di atas, puisi Cintaku Jauh pada Pulau karya Chairil Anwar ini bisa diubah dalam bentuk paragraf narasi menjadi:

Gadis cintaku sedang berada jauh pada pulau lain. Gadis yang sangat anggun itu sedang menungguku sendirian.


Ketika bahtera yang kusiapkan buat menemui telah berlayar, di saat bulan memancarkan cahayanya. Aku berangkan menemuinya dengan membawakan kalung dan oleh-sang untuknya. Laut sangat hening, angin pun membantu menggunakan meniup perahu ke arah tujuan.laut pun sangat terang. Tapi aku justru merasa tidak akan pernah sampai kepadanya.


Saat bahari hening serta perasaan sangat rindu, justru saya merasa saya akan segera mati. 


Padahal jalan yg kulalui buat menemui gadis cintaku sudah usang kutempuh, sudah bertahun-tahun. Tapi upaya yang selama ini beserta angan-angan rindu serta oleh-sang yg sudah kusiapkan tampaknya akan hancur. Mengapa wajib bertemu ajal sebelum bertemu dengan cintaku. 


Gadis manisku masing sendiri, serta tetap sendiri. Jika saya meninggal beliau pun akan sendiri hingga mangkat .



Dari narasi di atas, bisa diketahui bahwa aku sedang berusaha menuju menemui gadis pujaan hatinya. Dalam upaya menyatakan serta menemui cintanya, seakan-akan seluruh hal mendukung. Akan tetapi dalam perjalan justru ajal yang tiba terlebih dahulu datang. Perjalanan yg sudah usang ditempuh dan diperjuangkan kalah oleh datangnya ajal tersebut.


Hingga gadis anggun akan permanen sendiri menunggu aku. 

Demikian parafrase puisi Chairil Anwar yg berjudul Cintaku Jauh pada Pulau. Semoga bermanfat pada memahami puisi karya sastrawan angkatan 45 tadi.

TEKS LENGKAP SYAIR PERAHU 40 BAIT KARYA HAMZAH FANSURI

Hamzah Fansuri adalah Ulama sekaligus penyair yg hayati di abad 16 di tanah Sumatera, tepatnya di Barus, yang juga dikenal dengan Fansur. Segagai pakar agama, Hamzah Fansuri, pula disemati gelar Syaikh oleh Krtitikus Sastra Indonesia, Abdul Hadi WM, pada Bukunya Kembali ke Akar Kembali ke Sumber.

Hamzah Fansuri disebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas banyaknya serapan bahasa Arab ke dalam Bahasa Melayu yg lalu menjadi cikal-bakal bahasa Indonesia. Oleh lantaran, Hamzah Fansuri menjadi orang yg pakar kepercayaan , meniru bentuk sastra Persia yang mirip menggunakan syair. Salah satu Syair Hamzah Fansuri merupakan yang berjudul Syair Perahu.

Syair Perahu karya Hamzah Fansuri nir hanya sebagai objek penelitian para sarjana yg menyelidiki sastra. Syair Perahu juga sebagai media dan bahan ajar buat pendidikan, khsusunya kelas 7 Sekolah Menengah pertama pada pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun sebenarnya yang merasa memiliki Hamzah Fansuri menggunakan Syair Perahu, serta pula Syair-syair karyanya yg lain bukan hanya orang Indonesia, melainkan juga orang Malaysia.
Ketika Hamzah Fansuri hidup dan berkarya, nir terdapat entitas negara serta wilayah yang bernama Indonesia juga Malaysia. Hamzah Fansuri memengaruhi keduanya, (Indonesia serta Malaysia). Lantaran (menurut Abdul Hadi WM), Hamzah Fansuri yang sudah poly menciptakan kata dalam bahasa Melayu yg diserap menurut bahasa Arab.
Perlu diketahui pula bahwa, Syair Perahu yg sebagai bahan ajar murid pada sekolah, adalah potongan syair yang hanya beberapa bait saja. Sebenarnya, Syair Perahu karya Hamzah Fansuri terdiri dari


Syair Perahu 
Karya Hamzah Fansuri
Bait 1
Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu latif,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
Bait 2
Wahai belia kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat pula kekal diammu.
Bait 3
Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi menggunakan pedoman,
alat perahumu juga kerjakan,
itulah jalan membetuli manusia.
Bait 4
Perteguh juga alat perahumu,
hasilkan bekal air serta kayu,
dayung pengayuh taruh pada situ,
supaya laju perahumu itu
Bait 5
Sudahlah output kayu serta ayar,
angkatlah juga sauh serta layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya paripurna jalan yang kabir.
Bait 6
Perteguh juga alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah pada sana ikan serta hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Bait 7
Muaranya pada, ikanpun banyak,
di sanalah bahtera tenggelam serta rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir engkau tersesak.
Bait 8
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun poly tiba menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Bait 9
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan serta rakit
jikalau ada panduan dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Bait 10
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat menggunakan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh loka berlabuh.
Bait 11
Lengkapkan pendarat serta tali sauh,
derasmu poly bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yg teguh.
Bait 12
Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yg rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat kamu ke pulau itu.
Bait 13
La ilaha illallahu jua yg kamu ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Bait 14
Laut Silan terlalu pada,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang menerima permata nilam.
Bait 15
Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar ,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Bait 16
Itulah bahari yg maha latif,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah kamu sempurna musyahadah.
Bait 17
Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan serta ribut terlalu 'azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Bait 18
Laut Kulzum terlalu pada,
ombaknya muhit dalam sekalian alam
banyaklah pada sana rusak dan tenggelam,
perbaiki na'am, siang serta malam.
Bait 19
Ingati sungguh siang serta malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.
Bait 20
Jikalau engkau ingati benar-benar,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yg cabuh
selamat kamu ke pulau itu berlabuh.
Bait 21
Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Bait 22
Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
"yakin akan Allah" nama pawangnya.
Bait 23
"Taharat serta istinja'" nama lantainya,
"kufur dan masiat" air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.
Bait 24
Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
"Allahu Akbar" nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.
Bait 25
"Wallahu a'lam" nama rantaunya,
"iradat Allah" nama bandarnya,
"kudrat Allah" nama labuhannya,
"surga jannat an naim nama negerinya.
Bait 26
Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair loka berpindah,
di pada dunia janganlah tam'ah,
di pada kubur berkhalwat telah.
Bait 27
Kenali dirimu pada dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa versus bertutur?
di kembali papan badan terhancur.
Bait 28
Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pergi,
janganlah disusahi emas serta uang,
itulah membawa badan terbuang.
Bait 29
Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana tiba,
menanyakan apabila ada kamu sembahyang.
Bait 30
Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang serta lenyap,
tanpa ada tujuan yg permanen,
Bait 31
Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya akbar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Bait 32
Kenali dirimu, hai anak dagang!
di pulang papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?
Bait 33
La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati manusia,
siang serta malam jangan dilalaikan.
Bait 34
La ilaha illallahu itu terlalu konkret,
tauhid ma'rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya homogen,
lenyapkan ke sana sekalian kita.
Bait 35
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-gampang,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da'im serta ka'im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
Bait 36
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang serta malam jangan kau sunyikan,
selama hayati pula engkau pakaikan,
Allah serta rasul jua yang membicarakan.
Bait 37
La ilaha illallahu itu istilah yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa beliau bersungguh-benar-benar.
Bait 38
La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian kasus,
hamba dan Tuhan tiada tidak sinkron.
Bait 39
La ilaha illallahu itu loka mengintai,
medan yg kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.
Bait 40
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yg mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.


Sudahkah anda baca seluruh Bait pada atas?

PUISI MALAM LEBARAN KARYA SITOR SITUMORANG

Puisi karya Sitor Situmorang yang berjudul Malam Lebaran dianggap menjadi puisi yg sangat pendek, tetapi mempunyai makna yang sangat dalam dan sukar diterjemahkan.

Puisi karya Sitor tersebut 'hanya' berbunyi begini:
Malam Lebaran

Bulan pada atas kuburan.
Saya pertama kali mengetahui Puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang ini ketika sudah kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, meskipun lebih menekankan dalam aspek pendidikan dan pengajaran, selama berkuliah pada jurusan tersebut aku juga aktif mencari-cari liputan serta buku-buku sastra.
Maka, aku mendapatkan penjelasan bahwa Malam Lebaran memiliki makna yang sangat luas. Malam Lebaran identik dengan hari raya umat Islam pada Indonesia. Lebaran yang paling sebagai perhatian merupakan malam lebaran idulfitri.
Nah, yang menjadi perkara adalah, malam lebaran itu tanggal satu. Setiap lepas satu almanak komariyah, yang mendasarkan penghitungan menurut sirkulasi bulan terhadap bumi, seharusnya bulan masih sangat mini bahkan cenderung tidak tampak.
Istilah lainnya malam lebaran adalah malam takbiran.
Maka ada penafsiran dalam puisi tersebut bahwa yg dimaksud oleh Sitor Situmorang pada karyanya yg singkat tersebut bukan malam lebaran idulfitri, melainkan malam lebaran iduladha atau idulkurban, yg jatuh pada tanggal sepuluh almanak komariyah. Jadi, wajar bila terdapat bulan pada atas kuburan.
Ada pihak yang mengatakan bahwa, Sitor menulis puisi tadi waktu berkunjung ke tempat tinggal temannya sesama sastrawan, serta melintasi sebuah taman makam alias kuburan. Saat itu malam hari dan terdapat bulan pada langit. Maka muncullah puisi tadi.
Ada jua yang beropini bahwa, malam lebaran karya Sitor Situmorang adalah bentuk pengisahan dua hal yg antagonis, tetapi selalu terdapat. Kuburan menjadi simbol dari hal yang tidak diinginkan, atau kesedihan. Bulan merupakan simbol menurut keindahan, bersinar, serta menyenangkan. Sementara malam lebaran merupakan identifikasi hal-hal yg sangat ditunggu dan penuh kegembiraan.
Jadi, puisi Sitor Situmorang yg berjudul Malam Lebaran menggambarkan kondisi manusia yg terlihat bahagia, pada pada dirinya terkandung pula kesedihan, tidak selamanya berupa kesenangan.
Demikian penjelasan singkat mengenai arti puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang. Jika terdapat pendapat lain berdasarkan pembaca mengenai makna puisi tadi, silahkan ditambahkan pada komentar.

MEMAHAMI MAKNA DAN KEINDAHAN PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR

Cintaku Jauh pada Pulau adalah salah satu puisi cinta karya Chairil Anwar.


Puisi ini menceritakan kisah cinta yg terpisah oleh jarak serta terpisah oleh maut. Dalam penggambarannya, puisi ini menganalogikan hidup (kisah cintanya) menggunakan perahu serta bahari. Berikut puisi lengkapnya.


Cintaku Jauh pada Pulau



Karya Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau,
gadis anggun, kini iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole untuk si pacar.
angin membantu, bahari terang, tapi terasa
aku nir ‘kan sampai padanya.

Di air yg tenang, pada angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan bahtera ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk menggunakan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku meninggal, beliau mati iseng sendiri.

(Chairil Anwar, 1946)

Untuk memahami makna sebuah puisi, bisa dilakukan dengan cara menciptakan parafrasenya. Dengan menciptakan parafrase, istilah-istilah puisi yang dalam serta singkat mampu lebih gampang dipahami. 

Parafrase Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

(gadis yang sebagai) Cintaku (berada) jauh di pulau (lain),
gadis (yg manis)cantik, kini (lagi) iseng sendiri

(waktu) Perahu melancar, (serta cahaya) bulan memancar,
di leher(nya) (ingin) kukalungkan ole-ole buat si (gadis) pacar(ku itu).
angin membantu (meniup), bahari terang (sang cahaya bulan), akan tetapi terasa
aku tidak ‘kan (pernah) sampai padanya.

Di air (bahari) yang hening, di (saat) angin (bertiup) mendayu,
di (waktu) perasaan (rindu) penghabisan segala (serta perahu) melaju
(saat perahu berlayar, justru)Ajal (sedang) bertakhta, sambil mengatakan:
“Tujukan bahtera ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan (buat menuju cintaku) sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang (kunaiki) beserta (segala rindu dan sang-oleh) ‘kan merapuh!
Mengapa (justru) Ajal (yang) memanggil dulu
Sebelum sempat (aku bertemu serta) berpeluk menggunakan cintaku?!

(gadis) Manisku (masih) jauh di pulau,
kalau ‘ku meninggal (serta tak sempat bertemu), (hingga) dia meninggal (akan meninggal) iseng sendiri (buat menungguku).

BACA JUGA: Parafrase Puisi Cintaku Jauh pada Pulau yang Lebih Lengkap dan Mendalam

Dari parafrase di atas bisa diketahui bahwa aku sedang menapaki jalan menuju untuk menaruh sang-sang dan melepaskan rindu karena bertahun-tahun nir bertemu. Dalam perjalanannya menuju si pacar yang berada jauh di pulau, aku menaiki bahtera. Keadaannya bahari hening, cuaca cerah, angin pun bertiup dengan hening. 

Tetapi dalam pejalanan yang damai, justru ajal yg memanggil dulu. Padahal perjalannya telah usang bertahun-tahun. Jika hingga benar-sahih ajal datang, maka aku akan mati serta tidak akan sempat bertemu menggunakan pacarnya yang sedang menunggu.

Lapis Makna

Dari penerangan parafrase, diceritakan seseorang lelaki yang sedang menuju ke arah kekasihnya. Gadis yg dicintainya ada jauh di pulau. Jauh pada sini bisa dimaknai dengan jarak yang sangat jauh. Bisa jarak harta atau status, sehingga sulit buat menuju ke arah gadis pujaannya.

Ketika beliau berusaha buat menemui (melamar/menikahi) pacarnya awalnya jalannya sangat gampang, sebagai akibatnya perahu (perjalanannya) sangat mudah. Di tengah kemudahan perjalannya, si lelaki justru merasa bahwa tujuannya nir akan tercapai. Ketika telah dalam bepergian justru tampaknya beliau merasa akan mangkat . Padahal dia sangat merindukan pacarnya.

Perjalanan cintanya yg sudah bertahun-tahun ditempuh akan segera kandas. Digambarkan dengan bahtera yang ringkih. Perahu yang rapuh pasti karam pada samudera . Padahal jika hingga beliau meninggal, sang pacar pula akan mati lantaran menyesali kesedihan dan kesendiriannya.

Tema dalam Puisi Cintaku Jauh pada Pulau Karya Chairil Anwar

Tema pada puisi di atas adalah seperti tema karya sastra angkatan 20-30an. Padahal Chiril Anwar merupakan sastrawan angkatan 45. 

Tema puisi tadi merupakan 'Kasih tidak hingga'. Yaitu perasaan cinta pada seseorang tetapi akhirnya tidak mampu hidup bersama (menikah) karena terlebih dahulu dipisahkan sang ajal. 

Bedanya dengan angkatan 20-an serta 30-an. Yang memisahkan cinta tokoh saya bukan adat atau orang tua, melainkan takdir usia.

Hal ini tampak pada baris puisi:

Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk menggunakan cintaku?!

Feeling atau Perasaan Penyair pada Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

Perasaan penyair yg digambarkan dalam puisi di atas adalah perasaan cinta yang menggebu. Awalnya cinta yang sangat bahagia. Hal ini tampak dalam bait pertama:

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole untuk si pacar.

Akan namun pada bait itu juga, penyair merasa bahwa ada sesuatu yg akan menganggu bepergian cintanya. Penyair berkata:

tapi terasa
aku nir ‘kan sampai padanya.

sampai pada akhirnya, penyair sahih-benar kecewa karena tidak bisa hidup bersama kekasihnya yg manis lantaran terlebih dahulu dipisahkan oleh ajal atau kematian.

Nada dan Suasana pada Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

Nada yang digunakan oleh penyair pada puisi tersebut adalah nada kegetiran dan kekhawatiran Hal ini tampak dengan penggunaan istilah yang mengandung alfabet r di akhir istilah yaitu: melancar, memancar, pacar. Akhir bunyi r menggambarkan suasana yang nir nyaman.

Juga terdapat suasana murung dengan digunakan suara akhir -uh pada kata rapuh, tempuh akhir bunyi -u yang berulang pada bait ketiga. Penggunaan nada u yang berulang memberitahuakn kesedihan dan ketidakberdayaan.

Amanat Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui amanat menurut puisi tadi adalah:

Ketika kita mencicipi cinta pada seseorang kita wajib memperjuangkannya. Memperjuangkan menggunakan sekuta energi dan butuh saat yg lama (jalan sudah bertahun kutempuh). 

Akan tetapi, jalan yg telah bertahun ditempuh itu bukan berarti mengindikasikan perjuangan belum berakhir dan sanggup hayati bahagia bersama, tetapi jua mampu berakhir sedih lantaran wajib berpisah serta nir melanjtkan hubungan.

Dalam syarat tersebut kita wajib siap.

Keindahan Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

Keindahan puisi di atas muncul karena penggunaan majas yang baik. Menggunakan aliterasi dan asonansi. Juga memakai rima di masing-masing baitnya. Tidak hanya itu, ciri spesial Chairil Anwar yg senang memenggal baris dan memenggal istilah juga menambah keindahan puisi tadi.

Majas Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

terdapat dalam baris:

Ajal memanggil dulu

Baris pada atas mengandung majas personifikasi karena ajal seolah-olah bertingkah seperti manusia yang bisa memanggil-manggil.


Aliterasi serta Asonansi Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

aliterasi s. adalah perulangan bunyi konsonan s yang terdapat dalam baris:

gadis anggun, kini iseng sendiri

Masing-masing istilah dalam baris tersebut mengandung alfabet s.

asonansi a merupakan iterasi bunyi vokal a yg terdapat pada bari:

Ajal bertakhta sambil berkata

Masing-masing istilah pada beris pada atas mengandung suara a yang berulang-ulang.


Rima atau Sajak Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

Rima atau sajak merupakan pengulangan bunyi bahasa dengan pola eksklusif. Rima dalam puisi Chairil Anwar tadi terdapat dalam bait dua, bait 3, serta bait 4.

Bait dua bisa dikatakan bersajak aa-bb. Hal ini tampak dalam suara akhir yang sama antara memancar dan pacar serta suara terasa dan padanya. R-R-A-A.

Bait ketiga mengandung rima yang sama yaitu menggunakan suara akhir mendayu-melaju dan berkata-saja. 

Begitu jua menggunakan bait keempat yang diakhiri menggunakan istilah tempuh dan rapuh serta dulu dan cintaku.

Pemenggalan Kata Chairil Anwar pada Cintaku Jauh pada Pulau 

Chairil Anwar dikenal sebagai penyair yg suka memenggal istilah sehingg hanya ditulis sebagian saja menggunakan memakai apostrof pada awalnya. Misalnya pada puisi Taman karyanya dia hanya menusil 'nusia padahal yang dimaksud merupakan manusia.

Pemenggalan istilah misalnya itu pula masih ada pada puisi ini, yaitu:

ole-ole
'kan
'ku

Kata ole-ole pada baris: di leher kukalungkan ole-ole untuk si pacar. Jika ditulis 'normal' adalah oleh-sang yang ialah sama dengan buah tangan.

'kan adalah bentuk pemendekan istilah akan yang terdapat pada baris keempat bait ke 2: aku nir ‘kan sampai padanya.

'ku adalah bentuk pemendekan berdasarkan kata aku yang terdapat pada baris terakhir: kalau ‘ku meninggal, beliau mati iseng sendiri.

Demikian penerangan tentang makna serta keindahan yg terdapat pada puisi Cintaku Jauh pada Pulau karya sastrawan akbar pelopor angkatan 45, Chairil Anwar.

Salam Pustamun!

ANALISIS MAKNA PUISI KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU KARYA TAUFIQ ISMAIL

Taufiq Ismail merupakan sastrawan kenamaan Inodnesia yg sudah berkarya semenjak orde baru hingga orde reformasi. Karya-karyanya merupakan puisi yg mengandung semangat nasionalisme, kritik terhadap keadaan, dan kritik sosial.

Salah satu karya puisi milik Taufiq Ismail berjudul ‘Kembalikan Indonesia Padaku’, sebauh karya sastra yg ditulis oleh Taufiq Ismail dalam 1971. Tahun ini merupakan tahun-tahun penting yang sebagai titik bangkit bangsa Indonesia selesainya geger politik serta kemanusiaan pada 1965-1966.


Taufiq Ismail dalam Sketsa
Sumber gambar: merdeka.com

Berikut adalah puisi lengkap Kembalikan Indonesia Kepadaku.


Kembalikan Indonesia PadaKu


kepada Kang Ilen


Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,


Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian

berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,


Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam

dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,


Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena

seratus juta penduduknya,


Kembalikan

Indonesia

padaku.


Hari depan Indonesia merupakan satu juta orang main ping pong siang

malam menggunakan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,


Hari depan Indonesia merupakan pulau Jawa yang pelan-pelan

tenggelam karena berat bebannya kemudian angsa-angsa

berenang-renang pada atasnya,


Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,

dan di dalam ekspresi itu ada bola-bola lampu 15 wat, sebagian putih

dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,


Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yg berenangrenang

sambil main pingpong pada atas pulau Jawa yang tenggelam

dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar samudera ,


Kembalikan

Indonesia

padaku.


Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam

dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena

seratus juta penduduknya,


Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian

berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,


Kembalikan

Indonesia

padaku.


Paris, 1971


Dari kumpulan puisi yang berulang-ulang pada atas, pada dasarnya Indonesia yg digambarkan sang Taufiq Ismail merupakan Indonesia yang ‘sekarat’ terbukti menggunakan penggunaan istilah tenggelam; verbal menganga; lampu menyala bergantian.


Itu adalah gambaran masa depan Indonesia yang sedang ‘dipinjam’ atau ‘dikuasai’ oleh orang lain, sebagai akibatnya meminta buat dikembalikan padaku.

Agar lebih mudah tahu, berikut adalah output analisis per bait puisi Kembalikan Indonesia Padaku.


Bait 1

Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,


Bait pada  atas mennggambarkan keadaan Indonesia yang terancam oleh kelaparan. Dua ratus juta adalah angka kisaran jumlah penduduk Indonesia. Menganga adalah syarat mulut yg terbuka pada syarat tidak berdaya.

Bait 2

Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian

berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,

Bait di atas mendeskripsikan kondisi masa depan Indonesia yg suram, hanya diterangi sang bola-bola lampu 15 wat. Bahkan kondisinya nir semuanya menyala, hanya sebagian serta menyala bergantian. Hal ini menunujukkan bahwa kondisi Indonesia pada masa depan akan terancam kekurangan tenaga.

Bait 3

Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam

dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,


Bait pada atas memberitahuakn bahwa masa depan Indonesia tidak kentara, dilempar ke kanan dan ke kiri. Bentuk bola bulat saja sulit ditebak arahnya, apalagi bola pingpong yang bentuknya lonjong, masa depan Indonesia akan sangat sulit pada tebak arahnya.

Bait 4

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena

seratus juta penduduknya,


Bait di atas menerangkan bahwa, kepadatan pulau jawa amat berat. Bait 1 menerangkan bahwa penduduk Indonesia adalah 2 ratus juta jiwa, ad interim setengahnya terdapat pada pulau Jawa. Pulau jawa nir akan sanggup menanggung beban kepadatan penduduknya. Pasti akan tenggelam karena nir sanggup menyediakan lahan bagi semua penduduknya.

Bait 5


Kembalikan

Indonesia

padaku.


Bait pada atas menampakan bahwa Indonesia masih belum dimiliki orang Indonesia. Tidak diatur serta dikuasai sang orang yg berjiwa Indonesia yg dikenal ramah dan tahan banting.


Bati 6


Hari depan Indonesia merupakan satu juta orang main ping pong siang

malam menggunakan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,


Bait puisi di atas menunjukkan bahwa, orang yang bermain pingpong, orang yg mempermainkan kondisi Indonesia semakin poly, satu juta orang. Kondisi semakin tidak kentara, semakin suram.

Bait 7


Hari depan Indonesia merupakan pulau Jawa yang pelan-pelan

tenggelam karena berat bebannya kemudian angsa-angsa

berenang-renang pada atasnya,


Bait pada atas menunukkan bahwa, lambat laun pulau Jawa tidak sanggup menahan beban ekologi dan beban sosial penduduknya yang padat. Ketika orang jawa (orang pribumi) karam beserta pulau jawa yang senang merupakan angsa-angsa (orang kulit mulus), orang luar negeri.

Bait 8


Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,

dan di dalam ekspresi itu ada bola-bola lampu 15 wat, sebagian putih

dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,


Bait puisi di atas mendeskripsikan bahwa, kelaparan yg melanda Indonesia nir bisa diatasi, bukannya mendapatkan asupan makanan yang mereka (masyarakat Indonesia) justru kondisi karut-marut. Mereka hanya memakan warta yang nir jelas dan syarat yg semakin terpuruk.

Bait 9


Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yg berenangrenang

sambil main pingpong pada atas pulau Jawa yang tenggelam

dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar samudera ,


Bait puisi pada atas mendeskripsikan bahwa, waktu pulau jawa yang sebagai tempat sebagain besar penduduknya semakin terpuruk bersama keburukan-keburukannya, orang asing (angsa putih) justru bersuka ria karena sanggup berenang-renang sambil memainkan syarat Indonesia, masih bermain ping pong.

Bait 10


Kembalikan

Indonesia

padaku.


Bait puisi pada atas menegaskan bait 5, yg  meminta supaya Indonesia dikembalikan pada budaya luhur bangsa Indonesia. Yang saling mencintai tidak saling mengadu domba.

Bait 11


Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam

dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,


Bait 12

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena

seratus juta penduduknya,


Bait 13

Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian

berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,


Bait 11, 12, serta 13 menegaskan pulang Indonesia yg carut marut. Kondisi yang sangat mungkin dialami Indonesia bila masih memelihara perselisihan serta permusuhan bahkan saling membunuh.

Bait 14


Kembalikan

Indonesia

padaku.


Bait pada atas menunjukkan bahwa beliau sangat ingin kembali mempunyai Indonesia. Indonesia  yang ramah, Indonesia yang telah berhasil berjuang menurut penjajahan. Indonesia yang sangat ramah dan memiliki masa depan cerah.

Makna Puisi ‘Kembalikan Indaonesia Padaku’


Puisi pada atas mendeskripsikan bahwa Indonesia sedang ‘dikuasai’ orang lain. Bukan dikuasai orang Indonesia yang sebenarnya. Puisi pada atas ditulis oleh Taufiq Ismail pada Paris, Ibu kota Perancis dalam 1971. Dalam catatan judul diberi: kepada kang Ilen. Dari namanya, diketahui bahwa itu nama Prancis, akan tetapi menggunakan kata kang sebagai sapaan, mengindikasikan yg sedang diajak bicara adalah orang yg mengerti Indonesia.

Indonesia yg kondisi saat itu masih nir kentara, karut-marut, dilemparkan ke kanan serta ke kiri oleh orang asing (angsa kulit bening), ketahanan pangan pada Indonesia sangat rawan, ketahanan energi di Indonesia sangat rawan.

Digambarkan bahwa Pulau Jawa akan tenggelam. Pulau Jawa merupakan representasi dari Inodnesia secara holistik. Pulau Jawa merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra ekonomi bangsa Indonesia. Apabila pulau Jawa tenggelam, maka semua Indonesia akan musnah.


Demikian analisis makna puisi ‘Kembalikan Indonesia Padaku’ karya Taufiq Ismail. Untuk analisis struktur yang berkaitan dengan majas, pilihan kata, gaya penulisan, bisa dibaca melalui Analisis Struktural Puisi ‘Kembalikan Indonesia Padaku’ (akan segera terbit).

ARTI DAN PESAN GURINDAM DUA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI

Arti dan Pesan ‘Gurindam Dua Belas’ Karya Raja Ali Haji


Berikut syair klasik karya Raja Ali Haji

Gurindam Dua Belas

Pasal 1

Barang siapa mengenal Allah
Suruh serta tengah-Nya tiada ia menyalah

Pasal 2

Barang siapa meninggalkan sembahyang

Bagai tempat tinggal nir bertiang

Pasal 3
Apabila terpelihara kuping
Kabar yang dursila tiada damping

Pasal 4

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya berkarat

Pasal 5
Jika hendak mengenal orang yg berbangsa
Lihat kepala budi serta bahasa

Pasal 6

Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang setiawan

Pasal 7

Apabila anak nir dilatih
Jika akbar bapaknya lebih

Pasal 8
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban sendiri hendaklah sangka

Pasal 9

Kebanyakan orang belia-muda
Di situlah loka setan menggoda

Pasal 10

Dengan mak hendaklah hormat
Supaya badan sehat selamat

Pasal 11

Hendaklah berjasa
Kepada yg berbangsa

Pasal 12

Betul hati pada raja
Tanda jadi sebarang kerja

Arti perbait (masing-masing pasal) pada Gurindam Dua Belaskarya Raja Ali Haji

Pasal 1

Barang siapa mengenal Allah
Suruh serta tengah-Nya tiada ia menyalah

Artinya:
Orang yang sudah mengenal Allah, tentu menggunakan menjalankanmemahami dan menjalankan ajarannya, (suruh dan tengah-nya), maka orang itutidak akan berbuat keliru. Baik kepad diri sendiri serta kepada orang lain.

Pasal 2

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Bagai tempat tinggal nir bertiang

Artinya:
Orang yg meninggalkan sembahyang (salat), berarti diatidak menjaga tiang kepercayaan . Diumpamakan bahwa, sembahyang adalah tiang agama.jika nir sembahyang maka ajaran agamanya akan runtuh, adalah sama saja tidakberagama.

Pasal 3
Apabila terpelihara kuping
Kabar yang dursila tiada damping

Artinya:
Jika memelihara indera pendengaran menurut yg tidak baik (menggunjing)maka nir mungkin kita mendengar warta jelek serta keburukan orang lain. Tiadadamping maksudnya nir mendekat.

Pasal 4

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya berkarat

Artinya:
Orang yang meninggalkan zakat, nir membayar zakat atasharta yg dimiliki maka harta tadi nir akan mulia (zat oksidasi yg dimaksudadalah ukuran kualitas emas)

Pasal 5
Jika hendak mengenal orang yg berbangsa
Lihat kepala budi serta bahasa

Artinya:
untuk mengetahui taraf kebaikan (kebangsawanan) seseorangmaka perlu dicermati konduite dan ucapannya.

Pasal 6

Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang setiawan

Artinya:
Jika ingin mencari kawan, maka boleh berkawan menggunakan semuaorang. Dan pada berkawan haruslah setia mitra.

Pasal 7

Apabila anak nir dilatih
Jika akbar bapaknya lebih

Artinya:
Apabila seseorang anak tidak dilatih menjadi anak yang baiksedari mini , maka waktu besar kelak bapaknya mampu lebih susah. Juga dapatdimaknai bahwa sanggup lebih jelek menurut bapaknya.

Pasal 8
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban sendiri hendaklah sangka

Artinya:
Kesalahan orang lain hendaknya tidak dibuka dan dikabarkankepada orang lain. Dari dalam memikirkan keburukan orang, lebih baik mawas diri,introspeksi dengan mengakui kesalahan diri sendiri.

Pasal 9

Kebanyakan orang belia-muda
Di situlah loka setan menggoda

Artinya:
Masa belia adalah masa yang paling mudah tergiur. Apabila hanyaberkumpul dengan sesama pemuda (pemudi) maka akan lebih gampang tergoda olehrayuan setan untuk melakukan kesalahan.

Pasal 10

Dengan mak hendaklah hormat
Supaya badan sehat selamat

Artinya:
Harus hormat kepada orang tua, terutama bunda. Dengan demikiankita akan selamat.

Pasal 11

Hendaklah berjasa
Kepada yg berbangsa

Artinya:
Kita harus menaruh kebaikan (berbuat baik) pada orangyang baik jua. Intinya saling tolong menolong.

Pasal 12

Betul hati pada raja
Tanda jadi sebarang kerja

Artinya:
Menjadi masyarakat negara yang baik (menghormati pemimpin/raja)merupakan dengan bekerja keras sinkron menggunakan kemampuannya. Tidak hanya berpangkutangan meminta uluran bantuan menurut raja/pemimpin.

Berdasarkan arti tiap pasal pada gurindam di atas, dapatditarik konklusi bahwa masing-masing pasal tadi mengandung pesan sebagaiberikut:

Pasal 1

Mengandung pesan buat buat mengingat serta beriman kepadaAllah. Selain beriman pula betakwa, menjalankan perintah ddan larangannya

Pasal 2

Manusia wajib menjalanakan ibadah salat. Agar tiang agama(ajaran agama) permanen kokoh.

Pasal 3
Manusia wajib menjaga telinga serta diri menurut menggunjing.karena menggunjing merupakan sama buruknya menggunakan memakan daging mentahsaudaranya.

Pasal 4

Manusia nir boleh meninggalkan kewajiban zakat agar hartayang dimiliki permanen mulia.

Pasal 5
Orang yg terhormat dicermati dari konduite serta ucapan, makaharus menjaga perilaku serta ucapan supaya permanen menjadi orang terhormat.

Pasal 6

Jika mencari mitra, jangan pilih-pilih. Berkawanlah dengansemua orang. Dan, jadilah mitra yang setia.

Pasal 7

Didiklah anak menjadi anak yg baik sedari kecil. Jikatidak, maka akan lebih repot bagi orang tuanya.

Pasal 8
Tutupilah keburukan orang lain, jangan dibuka danditunjukkan pada seluruh orang. Lebih baik memikirkan diri  sendiri yang masih buruk, kemudian perbaikikesalahan diri sendiri.

Pasal 9

Jangan hanya menuruti harapan diri, menggunakan bekumpul dengansesama muda-mudi saja. Ketika itu terjadi maka kita wajib waspada dan mampumenjaga diri, lantaran syarat itu itu memudahkan setan menggoda.

Pasal 10

Kita wajib menghormati bunda supaya selamat di global serta diakhirat.

Pasal 11

Kita harus menaruh penghargaan dan menghormati orang yangmenghormati orang lain. Jadi, harus saling menghormati.

Pasal 12

Kita harus sebagai rakyat negara yang baik, menghargai danmenghormati pemimpin dengan cara bekerja keras sehingga dapat berguna.

Demikian penerangan arti serta pesan Gurindam Dua Belas, semoga kita bisa memahami serta merogoh pelajaran berdasarkan karya Raja Ali Haji ini.