ANALISIS MAKNA PUISI KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU KARYA TAUFIQ ISMAIL
Taufiq Ismail merupakan sastrawan kenamaan Inodnesia yg sudah berkarya semenjak orde baru hingga orde reformasi. Karya-karyanya merupakan puisi yg mengandung semangat nasionalisme, kritik terhadap keadaan, dan kritik sosial.
Salah satu karya puisi milik Taufiq Ismail berjudul ‘Kembalikan Indonesia Padaku’, sebauh karya sastra yg ditulis oleh Taufiq Ismail dalam 1971. Tahun ini merupakan tahun-tahun penting yang sebagai titik bangkit bangsa Indonesia selesainya geger politik serta kemanusiaan pada 1965-1966.
Sumber gambar: merdeka.com
Berikut adalah puisi lengkap Kembalikan Indonesia Kepadaku.
Kembalikan Indonesia PadaKu
kepada Kang Ilen
Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,
Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena
seratus juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku.
Hari depan Indonesia merupakan satu juta orang main ping pong siang
malam menggunakan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia merupakan pulau Jawa yang pelan-pelan
tenggelam karena berat bebannya kemudian angsa-angsa
berenang-renang pada atasnya,
Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam ekspresi itu ada bola-bola lampu 15 wat, sebagian putih
dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yg berenangrenang
sambil main pingpong pada atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar samudera ,
Kembalikan
Indonesia
padaku.
Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena
seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
padaku.
Paris, 1971
Dari kumpulan puisi yang berulang-ulang pada atas, pada dasarnya Indonesia yg digambarkan sang Taufiq Ismail merupakan Indonesia yang ‘sekarat’ terbukti menggunakan penggunaan istilah tenggelam; verbal menganga; lampu menyala bergantian.
Itu adalah gambaran masa depan Indonesia yang sedang ‘dipinjam’ atau ‘dikuasai’ oleh orang lain, sebagai akibatnya meminta buat dikembalikan padaku.
Agar lebih mudah tahu, berikut adalah output analisis per bait puisi Kembalikan Indonesia Padaku.
Bait 1
Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,
Bait pada atas mennggambarkan keadaan Indonesia yang terancam oleh kelaparan. Dua ratus juta adalah angka kisaran jumlah penduduk Indonesia. Menganga adalah syarat mulut yg terbuka pada syarat tidak berdaya.
Bait 2
Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,
Bait di atas mendeskripsikan kondisi masa depan Indonesia yg suram, hanya diterangi sang bola-bola lampu 15 wat. Bahkan kondisinya nir semuanya menyala, hanya sebagian serta menyala bergantian. Hal ini menunujukkan bahwa kondisi Indonesia pada masa depan akan terancam kekurangan tenaga.
Bait 3
Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,
Bait pada atas memberitahuakn bahwa masa depan Indonesia tidak kentara, dilempar ke kanan dan ke kiri. Bentuk bola bulat saja sulit ditebak arahnya, apalagi bola pingpong yang bentuknya lonjong, masa depan Indonesia akan sangat sulit pada tebak arahnya.
Bait 4
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena
seratus juta penduduknya,
Bait di atas menerangkan bahwa, kepadatan pulau jawa amat berat. Bait 1 menerangkan bahwa penduduk Indonesia adalah 2 ratus juta jiwa, ad interim setengahnya terdapat pada pulau Jawa. Pulau jawa nir akan sanggup menanggung beban kepadatan penduduknya. Pasti akan tenggelam karena nir sanggup menyediakan lahan bagi semua penduduknya.
Bait 5
Kembalikan
Indonesia
padaku.
Bait pada atas menampakan bahwa Indonesia masih belum dimiliki orang Indonesia. Tidak diatur serta dikuasai sang orang yg berjiwa Indonesia yg dikenal ramah dan tahan banting.
Bati 6
Hari depan Indonesia merupakan satu juta orang main ping pong siang
malam menggunakan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Bait puisi di atas menunjukkan bahwa, orang yang bermain pingpong, orang yg mempermainkan kondisi Indonesia semakin poly, satu juta orang. Kondisi semakin tidak kentara, semakin suram.
Bait 7
Hari depan Indonesia merupakan pulau Jawa yang pelan-pelan
tenggelam karena berat bebannya kemudian angsa-angsa
berenang-renang pada atasnya,
Bait pada atas menunukkan bahwa, lambat laun pulau Jawa tidak sanggup menahan beban ekologi dan beban sosial penduduknya yang padat. Ketika orang jawa (orang pribumi) karam beserta pulau jawa yang senang merupakan angsa-angsa (orang kulit mulus), orang luar negeri.
Bait 8
Hari depan Indonesia merupakan dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam ekspresi itu ada bola-bola lampu 15 wat, sebagian putih
dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,
Bait puisi di atas mendeskripsikan bahwa, kelaparan yg melanda Indonesia nir bisa diatasi, bukannya mendapatkan asupan makanan yang mereka (masyarakat Indonesia) justru kondisi karut-marut. Mereka hanya memakan warta yang nir jelas dan syarat yg semakin terpuruk.
Bait 9
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yg berenangrenang
sambil main pingpong pada atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar samudera ,
Bait puisi pada atas mendeskripsikan bahwa, waktu pulau jawa yang sebagai tempat sebagain besar penduduknya semakin terpuruk bersama keburukan-keburukannya, orang asing (angsa putih) justru bersuka ria karena sanggup berenang-renang sambil memainkan syarat Indonesia, masih bermain ping pong.
Bait 10
Kembalikan
Indonesia
padaku.
Bait puisi pada atas menegaskan bait 5, yg meminta supaya Indonesia dikembalikan pada budaya luhur bangsa Indonesia. Yang saling mencintai tidak saling mengadu domba.
Bait 11
Hari depan Indonesia merupakan pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yg bentuknya misalnya telur angsa,
Bait 12
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang karam karena
seratus juta penduduknya,
Bait 13
Hari depan Indonesia merupakan bola-bola lampu 15 wat, sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam, yg menyala bergantian,
Bait 11, 12, serta 13 menegaskan pulang Indonesia yg carut marut. Kondisi yang sangat mungkin dialami Indonesia bila masih memelihara perselisihan serta permusuhan bahkan saling membunuh.
Bait 14
Kembalikan
Indonesia
padaku.
Bait pada atas menunjukkan bahwa beliau sangat ingin kembali mempunyai Indonesia. Indonesia yang ramah, Indonesia yang telah berhasil berjuang menurut penjajahan. Indonesia yang sangat ramah dan memiliki masa depan cerah.
Makna Puisi ‘Kembalikan Indaonesia Padaku’
Puisi pada atas mendeskripsikan bahwa Indonesia sedang ‘dikuasai’ orang lain. Bukan dikuasai orang Indonesia yang sebenarnya. Puisi pada atas ditulis oleh Taufiq Ismail pada Paris, Ibu kota Perancis dalam 1971. Dalam catatan judul diberi: kepada kang Ilen. Dari namanya, diketahui bahwa itu nama Prancis, akan tetapi menggunakan kata kang sebagai sapaan, mengindikasikan yg sedang diajak bicara adalah orang yg mengerti Indonesia.
Indonesia yg kondisi saat itu masih nir kentara, karut-marut, dilemparkan ke kanan serta ke kiri oleh orang asing (angsa kulit bening), ketahanan pangan pada Indonesia sangat rawan, ketahanan energi di Indonesia sangat rawan.
Digambarkan bahwa Pulau Jawa akan tenggelam. Pulau Jawa merupakan representasi dari Inodnesia secara holistik. Pulau Jawa merupakan sentra pemerintahan sekaligus sentra ekonomi bangsa Indonesia. Apabila pulau Jawa tenggelam, maka semua Indonesia akan musnah.
Demikian analisis makna puisi ‘Kembalikan Indonesia Padaku’ karya Taufiq Ismail. Untuk analisis struktur yang berkaitan dengan majas, pilihan kata, gaya penulisan, bisa dibaca melalui Analisis Struktural Puisi ‘Kembalikan Indonesia Padaku’ (akan segera terbit).
Comments
Post a Comment