KUMPULAN HASIL ANALISIS PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR

Sudah ada banyak output analisis puisi karya Chairil Anwar yang dikerjakan oleh para mahasiswa, para murid, dan para pelajar. Hal mungkin, setiap hari ada ratusan artikel, tugas sekolah, tugas kuliah, sampai soal-soal tentang analisis puisi-puisi karya Chairil Anwar yg tercipta. Baik analisis yg dilakukan menggunakan memperhatikan kaidah penulisan artikel atau makalah yg ilmiah, maupun karya yg dibentuk 1/2 sembarangan, bahkan output salin-tempel.
Karya Ilmiah yang membahas puisi karya Chairil Anwar sebagai objek analisis serta objek penelitian nir sedikit lantaran memang nama besar Chairil Anwar. Karya-karyanya memang fenomenal serta mampu tetap relevan hingga sekarang.
Maka, puisi-puisi Karya Chairil Anwar memang mudah dianalisis karena telah banyak contoh tentang analisis puisi Karya Pelopor Angkatan 45 ini. Contoh-model analisis ini memang sangat majemuk, baik teknik juga teori yg digunakan. Kebanyakan yang gampang dipakai merupakan teori struktural, yaitu membahas sebuah karya sastra (puisi) dengan memperhatikan struktur puisinya. Baik struktur batin maupun struktur lahir (struktur fisik).
Ada juga analisis yang 'hanya' parsial. Misalnya hanya membahas majasnya saja. Membahas pilihan katanya saja, atau membahas tentang contoh parafrase.
Berikut ini adalah daftar contoh hasil analisis puisi karya Chairil Anwar:
1. Analisis Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar Analisis Struktur Lahir dan Struktur Batin
Contoh analisis di atas membahas puisi Doa yang berisi ungkapan keterasingan menurut seorang penyair. Kata-istilah yang dipakai pula istilah-kata yg memberitahuakn kesusahan dan kesedihan. Untuk lebih lengkapnya langsung saja klik judul tautan mengenai analisis puisi Doa karya Chairil Anwar tersebut.
2. Analisis Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar yg Penuh Vitalitas dan Individualitas
Judul analisis pada atas secara eksplisit menampilkan istilah vitalitas dan individualitas. Kedua kata tadi mewakili keseluruhan isi puisi Aku karya Chairil Anwar yg semangat, bentuk, gaya penceritaan puisinya Jauh melampaui zamannya. Untuk membaca analisi puisi 'Aku' milik Chairi Tersebut langsung klik saja tautannya.
3. Parafrase Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar.
Nah, contoh analisis puisi karya Chairil Anwar yg ketiga ini merupakan contoh analisis puisi yang parsial. Maksudnya hanya dibahas berdasarkan keliru satu unsur atau bagian strukturnya saja. Jadi, dalam contoh analisis puisi karya Chairil Anwar ini 'hanya' dibahas tentang parafrasenya saja. Jadi, berkaitan menggunakan makna puisi secara pribadi. Langsung klik tautan di atas buat membacanya.
4. Analisis Struktur Batin Puisi 'Senja pada Pelabuhan Kecil' Karya Chairil Anwar
Contoh analisis yg keempat ini, menampilkan pembahasan mengenai struktur batin. Struktur batin berkaitan pribadi dengan makan. Maka yg poly dibahas adalah puisi karya Chairil Anwar pada atas.
5. Memahami Makna dan Keindahan Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar
Dalam model analisi puisi karya Chairil Anwar ini yg banyak dibahas adalah berkaitan makna. Juga dibahas mengenai hal yg membuat puisi Cintaku Jauh pada Pulau dianggap indah.
6. Chairil Anwar Pun Mati Miskin dan Terpaksa Mencuri
Banyak orang yang tahu bahwa, Chairil Anwar merupakan sastrawan besar . Tapi tidak poly orang memahami bahwa semasa hidupnya, dia sangat kesulitan. Terlebih dampak penyakitnya yang perlu pengobatan yg maksimal . Apa penyakitnya Chairil Anwar dan apa pula yg tela dicurinya. Bisa dibaca melalui link pada atas.

ANALISIS MAKNA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR YANG PENUH VITALITAS DAN INDIVIDUALITAS

Puisi Chairil Anwar yang berjudul Aku menjadi galat satu puisinya yang paling terkenal. Kutipan-kutipan lariknya banyak digunakan serta direproduksi pada bentuk mural, kaus, juga desain digital. Kutipan "Aku ini hewan jalang" juga kutipan "Aku ingin hayati seribu tahun lagi" menjadi yg relatif poly (buat tidak menyampaikan paling banyak) dipakai.
Puisi 'Aku' karya Cairil Anwar menjadi tonggak bagi bentuk serta semangat puisi Angkatan 45. Sebelum memublikasikan melaui cetakan, Chairil Anwar terlebih dahulu membacakan Puisi Aku di Pusat Kebudayaan Jakarta dalam 1943.
Baca Juga: Kumpulan Hasil Analisis Puisi Karya Chairil Anwar
Puisi tersebut lalu diterbitkan di Pemandangan dengan judul Semangat. Penggunaan judul Semangat sebagai pengganti judul yang sebenarnya yaitu aku diperlukan buat menghindari sensor dari pemerintah yang waktu itu diperintah sang militer Jepang. Selain perubahan judul, larik yang berbunyi Ku mau tidak seseorang kan merayu juga diubah menjadi  Ku tahu tidak seseorang kan merayu. Penggunaan Ku mau dianggap lebih radikal dibanding menggunakan Ku tahu. Jadi, penggunaan pilihan kata yg lebih 'lunak' ini bertujuan buat menghindari penyensoran oleh pemerintah.

Berikut ini puisi Aku karya Chairil Anwar Selengkapnya:
Aku
Kalau hingga waktuku
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu
Tidak pula kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku permanen meradang menerjang
Luka dan sanggup kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih nir peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!
Parafrase Puisi Aku 

Kalau (sudah) hingga waktuku (buat pulang)
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu (untuk tetap tinggal)
Tidak pula kau
Tak perlu (tangis) sedu sedan(mu) itu
Aku ini (adalah ibarat) binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang (maka wajib pulang)
Biar peluru menembus kulitku (hendak menghentikanku)
Aku permanen (akan semakin) meradang (serta permanen) menerjang
Luka (ini) dan mampu (racun ini) kubawa berlari
(terus) Berlari
(saya akan terus berlari) Hingga hilang (rasa) pedih peri (di hati)
Dan aku akan lebih nir peduli (dengan kenyinyiran orang)
(meski begini) Aku mau (karyaku tetap) hayati (sampai) seribu tahun lagi!

Dari output parafrase pada atas, dapat diketahui bahwa, puisi Aku karya Chairil Anwar tersebut menggambarkan semangat untuk terbebas dari kungkungan keadaan. Si Aku sadar bahwa, usahanya buat 'menentang zaman' niscaya akan membuatnya diasingkan (terbuang), bahkan wajib siap disakiti (ditembus peluru). 

Tapi tokoh 'Aku' akan tetap menerjang segala rintangan itu, nir memedulikan rasa sakitnya yang akan hilang menggunakan sendirinya. Bahkan beliau sama sekali tidak akan peduli, hingga suatu saat karyanya sahih-benar akan dikenang bahkan hingga seribu tahun lagi.
Baca Juga: Contoh Parafrase Lagu dan Puisi yg Lain


Analisis Diksi Puisi Aku  karya Chairil Anwar

Dilihat menurut diksi atau pilihan kata yg digunakan sang Chairil Anwar, terdapat beberapa yg bisa dianalisis. Antara lain penggunaan rima, dan istilah kiasan (makna konotasi) dalam puisi, pula karakteristik spesial Chairil Anwar.

Penggunaan Bunyi

Irama yang dipakai sang Chairil Anwar ada di hampir setiap bait puisi Aku. Hal ini tampak dalam baris-baris berikut adalah:

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Dalam bait pada atas, tampak kentara bahwa ada pengulangan bunyi sengau (ng) yg berulang-ulang dalam satu bait. Ini bukan hal yang tidak disengaja. Penggunaan suara berulang misalnya ini memberitahuakn bahwa pilihan kata yang digunakan sahih-sahih diperhatikan. Hal yang sama jua tampak pada istilah meradang menerjang dalam bait ini dia:

Biar peluru menembus kulitku
Aku permanen meradang menerjang
Penggunaan pengulangan kata yang mirip  pula tampak dalam istilah pedih peri dalam baris berikut:
Hingga hilang pedih peri
Dalam baris tadi, terdapat dua istilah yg hampir serupa bunyinya yaitu kata pedih dan istilah peri yang sama-sama diawali suku kata pe dan suku istilah ke 2 mengandung suara i.

Penggunaan Aliterasi

Aliterasi merupakan pengulangan suara vokal yg terdapat dalam satu kalimat. Dalam puisi Aku karya Chairil Anwar ini terdapat beberapa aliterasi yang dapat dianalisis.
Luka dan sanggup kubawa berlari
Dalam baris di atas, masih ada aliterasi b. Pengulangan bunyi /b/ terdapat dalam kata bisa, bawa, dan berlari. Pengulangan suara b ini memperkuat keindahan suara dalam puisi Aku.
Hingga hilang pedih peri
Puisi aku juga mengandung aliterasi h yang tampak dalam baris di atas. Ada yg digunakan sebagai awal istilah dalam hingga dan hilang juga dipakai di akhir istilah yaitu pedih. Penggunaan suara h yang berulang menampakan makna kesedihan. 

Ciri Khas Chairil Anwar

Hampir pada setiap puisinya, Chairil Anwar melakukan penghilangan bunyi untuk istilah-kata yang sudah umum diketahui. Dalam beberapa puisi yg lain, Chairil bahkan menghilangkan bunyi ma dalam kata manusia sehingga hanya menjadi 'nusia.
Dalam puisi Aku ini, si Binantang Jalang ini, 'hanya' menghilangkan bunyi 'a' dalam istilah aku dan istilah akan. Sehingga hanya sebagai 'Ku dan 'kan seperti tampak dalam baris:
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu

Pemendekan (atau lebih tepatnya pemotongan istilah) misalnya ini sebagai ciri khas Chairil Anwar dan menjadi pelopor di Zamannya.
Tema serta Amanat

Puisi merupakan karya sastra pada zamannya serta sanggup dimaknai lintas ketika menembus masa. Puisi Aku  karya Chairil Anwar ini ditulis (digubah) pada masa penjajahan Jepang yang sangat represif. Maka menurut itu, puisi ini bisa dimaknai sebagai puisi yg bertemakan kesanggupan diri melawan kemapanan, berjuang menjadi bangsa yang bebas dalam berkarya serta mengarungi hayati. Chairil menggambarkan hal itu sebagai 'berlari'. Bergerak menggunakan sangat cepat.
Meskipun sifat dan sikapnya itu akan memunculkan kesulitan serta mendapat ancaman dari banyak sekali pihak, dia nir pernah peduli. Karena beliau konfiden bahwa, suatu saat karya serta sikapnya akan tetap dikenang, bahkan hingga seribu tahun lagi.
Jadi, tema pada puisi saya merupakan menjadi diri sendiri yang bebas dari penjajahan. 

Adapun amanatnya merupakan: Mari terus berjuang, meski merasakan sakit. Lantaran pada akhir perjuangan pasti akan ada kemenangan.

Baca Juga: Karakter tokoh 'aku ' pada Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar.
Demikian contoh analisis puisi Aku karya Chairil Anwar oleh Pelopor Angkatan 45.

ANALISIS MAKNA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR STRUKTUR FISIK LAHIR DAN STRUKTUR BATIN PUISI DOA

Analisis Puisi Doa Berdasarkan Struktur Fisik (Lahir) dan Struktur Batinnya

Para pelajar di Indonesia, niscaya mengenal Chairil Anwar. Tokoh sastra Indonesia yg jua dikenal menjadi Pelopor Angkatan 45 ini sebagai penyair yang sangat dikenal lantaran karya-karyanya selalu sebagai model dalam Buku Pelajaran, mulai dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Bahkan Karya Chairil Anwar ini nir hanya dipelajari di Wilayah Indonesia, akan tetapi juga dipelajari serta dianalisis oleh Pelajar Bahasa serta Sastra Indonesia berdasarkan negara-negara lain.

Salah satu karya Chairil Anwar yg juga poly dibahas dan dianalisis adalah yg berjudul Doa. Berikut ini adalah analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Teknik yang dipakai dalam analisis Puisi Doa milik Chairil Anwar ini memakai analisis struktural. Yang dimaksud dengan analisis struktural Puisi Doa merupakan, menganalisis Puisi Tersebut dengan memperhatikan struktur fisik (lahir) serta struktur batin puisi.

Struktur lahir (zahir) atau juga diklaim menjadi struktur fisik, merupakan analisis terhadap karya sastra puisi dari hal ihwal yang tampak oleh mata. Jadi, analisis struktur fisik puisi Doa karya Si Binatang Jalang ini membahas tentang Diksi, Kata Konkret, Imaji (Pencitraan), Tipografi, Susunan Rima (Bunyi), dan Majas. 

Adapun yg bisa dianalisis berdasakan struktur batin pada Puisi Doa Karya Chairil Anwar adalah tema, suasana, nada, dan amanat puisi.
Sebelum kita lakukan analisis, terdapat baiknya kita baca terlebih dahulu Puisi Doa Karya Chairil Anwar.
Doa


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin pada kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara pada negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu saya mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Hasil Analisis Struktur Lahir (Struktur Fisik) Puisi Doa Karya Chairil Anwar


DIKSI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR



Yang dimaksud dengan diksi adalah pilihan serta penggunaan kata yang memperkuat estetika serta kedalaman makna serta pesan puisi. Dalam pembahasan diksi puisi, jua berkaitan dengan makna konotatif dan makna denotatif.
Pilihan kata yg spesial Chairil Anwar yang digunakannya pada Puisi 'Doa' adalah CayaMu dalam larik:
CayaMu panas suci

Diksi CayaMu menjadi sangat bertenaga lantaran tidak digunakan oleh penyair-penyair lain. Kata Caya tentu mengacu dalam kata Cahya atau Cahaya yang jua bersinonim menggunakan sinar. 

Penggunaan kata panas yang dirangkai menggunakan istilah suci juga memperkuat serta memperindah puisi. Lantaran akhir istilah panas adalah suara s yang bisa eksklusif digunakan buat mengucapkan istilah suci. Diksi ini tentu memperindah puisi Doa.

KATA KONKRET PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Kata konkret adalah istilah yg konkret serta seoalah-olah mewakili keadaan sesungguhnya yg dituangkan sang penyair ke dalam puisinya. Jadi, kata konkret yg digunakan oleh Chairil Anwar pada Puisi Doa karyanya ini bisa dianalisis menjadi berikut:
Pintu-Mu

Penggunaan kata pintu dalam larik Di pintu-Mu saya mengetuk menunjukkan sebuah makna batas. Batas antara luar dan pada. Dengan menggunakan kata pintu yang diikuti istilah ganti miliki pintuMu yang merujuk pada Tuhan, memperlihatkan arti bahwa Penyair ingin masuk ke dalam (lindungan) Tuhan. 

Tapi buat mampu masuk ke pada rumah (lindungan) Tuhan tidak bisa langsung membuka pintu. Maka, ini berkaitan dengan istilah konkret selanjutnya yaitu mengetuk.

Mengetuk menandakan upaya yg masih belum kita lakukan sepenuhnya. Hanya bisa mengetuk, bahkan memanggil pemilik tempat tinggal pun tidak berani. Ini menandakan arti bahwa, menurut kanta konkret ini puisi Doa Chairil Anwar ini berisi ketidak-berdayaan.
Baca Juga: Contoh Kata Kata Konkret pada Puisi 

TIPOGRAFI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Tipografi merupakan bentuk penulisan fisik puisi yang memperhatikan bentuk yg tampak. Dalam puisi doa di atas, bisa dianalisis menjadi berikut:
Secara tipografis, Puisi Doa karya Chairil Anwar ini terbagi menjadi dua bait. Yang masing-masing bait terdiri berdasarkan tujuh larik. Masing-masing larik disusun menggunakan sedikit kata.
Larik menggunakan kata terbanyak ada dalam bait kedua yaitu larik: Tuhanku saya mengembara di negeri asing. Sementara larik yg lain terdiri berdasarkan sedikit kata. Bahkan ada beberapa larik yg hanya terdiri dari satu istilah saja yaitu istilah Tuhanku dan istilah Remuk.


IMAJI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Imaji yang dimaksud dalam analsis puisi adalah kekuatan puisi dalam memunculkan daya khayalan pembacanya. Istilah lain yg berkaitan dengan imaji merupakan pencitraan. Istilah yang lebih mudah, bisa kita sebut menggunakan seolah-olah. Jadi ada imaji visual (selah-oleh melihat) terdapat pula imaji yang seolah-olah mendengar, dan merasakan.
Adapun Imaji atau citraan yg masih ada pada puisi Doa Karya Chairil Anwar ini, ada 2 jenis imaji, yaitu citraan yang seolah-olah mendengar, citraan pengelihatan, serta citraan peraba.
Citraan (Imaji) yg seolah melihat masih ada pada larik pusi Doa:
Tinggal kerlip lilin pada kelam sunyi

Pada kata kerlip pembaca seolah-olah melihat lilin dengan nyalanya yg nir begitu akbar. Nah, untuk mengetahui sesuatu yang menyala kita menggunakan indra pengelihatan, jadi larik tersebut bisa diklaim sebagai citraan (imaji) pengelihatan.
Masih pada larik pada atas, terdapat punya kata sunyi. Sunyi itu berkaitan menggunakan indra pengelihatan. Memang nir mendengar apa-apa, karena keadaan sunyi. Untuk mengetahui kondisi sunyi maka dibutuhkan indra telinga. Maka, larik dalam puisi Doa di atas, bisa dianggap sebagai imaji indera pendengaran.
Baca Juga: Contoh Puisi yg Mengandung Citraan atau Imaji
Selanjutnya, imaji (citraan) peraba masih ada dalam larik:
CayaMu panas suci

Adanya kata panas menunjukkan hal yg bisa diketahui menggunakan indra peraba yang ada dalam lapisan kulit manusia. Jadi, rasa panas itu didapat melalu imaji peraba. Seoalah-olah merasaka hawa panas dari CayaNya.

MAJAS PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Majas yang dipakai pada pusi Doa karya Chairil Anwar ini ada dua jenis yaitu majas berlebihan serta majas metafora.
Majas hiperbola merupakan majas yang melebih-lebihkan. Majas ini terdapat dalam larik puisi Doa milik Chairil Anwar berikut adalah:
Aku hilang bentuk
Remuk

Baca Juga: Contoh Puisi dengan Majas

Jadi, penggunakan hilang bentuk dan remuk adalah sebuah perumpamaan yg sangat berlebihan. Tidak mungkin seorang yg masih berpuisi sampai kehilangan bentuk dirinya dan dalam syarat remuk.
Majas ke 2 yang dipakai dalam Puisi Doa sang Chairil Anwar ini adalah Majas Metafora. Majas metafora masih ada dalam larik:
Di pintuMu aku mengetuk

Jadi, penggunakan istilah Pintu dan Mengetuk saling berkaitan. Pintu merupakan majas metafora buat ampunan serta lindungan. Mengetuk merupakan metafor dari memohon. Larik di atas diklaim sebagai majas metafora karena membandingkan pintu-ampunan dan mengetuk-memohon tanpa memakai kata pembanding (misalnya; bagai).
Demikian penjelasan mengenai analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Sementara masih dari struktur lahir puisi saja. Dalam postingan selanjutnya akan dibahas analisis menurut struktur batinnya.
Baca Lanjutannya: Analisis Struktur Batin Puisi Doa Karya Chairil Anwar

ANALISIS STRUKTUR BATIN MAKNA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Analisis Makna Puisi Doa Karya Chairil Anwar Analisis Struktur Batin Puisi

Selain berdasarkan struktur lahirnya, struktur yg tampak. Analisis puisi jua mampu didasarkan pada struktur batinnya. Analisis struktur batin ini digunakan buat menemukan makna sebuah puisi. Dalam hal ini, analisis makna puisi berdasarkan struktur batinnya diterapkan buat puisi yang berjudul 'Doa' karya Chairil Anwar.
Sebelum melakukan analisis makna, kita perlu baca terlebih dahulu puisi Doa karya Chairil Anwar berikut adalah:
Doa


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara di negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu saya mengetuk
Aku nir bisa berpaling

 Analisis struktur batin sebuah puisi, bertujuan buat menentukan tema, amanat, perasaan (feeling) penyair, serta suasana kebatinan puisi tersebut. Maka menurut itu, buat memilih keempat hal tadi, sebuah puisi sanggup diparafrasekan terlebih dahulu.
Berikut ini merupakan salah satu bentuk contoh parafrase buat Puisi Doa karya Chairil Anwar.

PARAFRASE PUISI 'DOA' KARYA CHAIRIL ANWAR

Doa


(Wahai) Tuhanku
(meski) Dalam (kesusahan dan terlihat) termangu
Aku masih (ingat serta) menyebut nama-Mu
Biar (keadaan) susah sungguh
(saya tetap) Mengigat Kau (dengan) penuh (keikhlasan dan) semua (agama)
Ca(ha)yaMu (yg bersinar) panas (penuh ke)suci(an)
(sekarang) Tinggal kerlip lilin (mini ) pada kelam (malam yg) sunyi
Tuhanku
(kini ) Aku hilang bentuk
(hidupku terasa) Remuk
Tuhanku saya (laksana) mengembara di negari asing
Tuhanku (saya bingung)
(hanya) Di pintu(maaf)-Mu aku mengetuk
(sungguh) Aku nir bisa berpaling (dari kuasaMu)

Dari parafrase puisi Doa karya Chairil Anwar pada atas, dapat kita simpulkan bahwa, tokoh 'Aku' pada puisi tadi sedang kebingunan, sedang mencicipi kesunyian pada dirinya. Seakan (atau sebenarnya) dia sedang ada dalam titik lemah keimanan (tinggal kerdip lilin).
Pada ketika misalnya itu, justru beliau kehilangan bentuk kepercayaan diri dalam menghadapi kenyataan. Di saat tersesat itu, tidak ada pintu pertolongan yang sanggup dimintai pertolongan kecuali pertolongan tuhan.

TEMA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Berdasarkan parafrase puisi Doa dalam bagian sebelumnya, dapat dianggap amanat puisi tadi adalah: Kembalinya seorang hamba kepada Tuhannya. Jadi kembali mengingat Tuhan (tobat) ketika kondisi sedang dalam kesulitan.

AMANAT PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Adapun amanat yang terkandung pada puisi tersebut adalah:
- Kita harus permanen mengingat Tuhan pada setiap keadaan.
- Ketika pada kesusahan, kita berdoa kepada Tuhan karena Tuhan itu Maha Penolong serta Maha Pengampun.

SUASANA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Suasana puisi atau Feeling Penyair dalam puisi Doa tadi tampak dalam pilihan istilah yang dapat menggambarkan keadaan penyairnya. Misalnya penggunaan istilah remuk, hilang bentuk, asing. Menunjukkan suasana kebingungan.
Sementara penggunaan istilah di kelam sunyi memberitahuakn kesedihan yang sangat. Tapi pada samping suasana murung itu, suasana permanen punya keyakinan terhadap pertolongan Tuhan sehingga permanen 'mengetuk' pintu Tuhan.
Demikian penerangan mengenai analisis struktur batin makna puisi Doa karya Chairil Anwar ditinjau menurut analisis teori struktural puisi. Semoga mampu dipakai menjadi keliru satu contoh analisis puisi. 

KARAKTER TOKOH AKU DALAM PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

Dalam postingan sebelum-sebelumnya, telah dibahas mengenai puisi Aku karya Chairil Anwar. Salah satunya merupakan artikel yang berjudul Analisis Makna Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar. Dalam analisis itu, makna yg dibahas adalah makna tentang puisi aku secara keseluruhan.
Bagaimana puisi Aku menjadi tonggak puisi modern Indonesia. Bagaimana proses serta alasan perubahan judul dan larik puisi Aku juga disinggung di situ.
Namun, karena hanya membahas makna puisi berdasarkan struktur intrinsiknya, maka tidak dibahas tentang karakter 'aku ' yg disebutkan dalam puisi karya Chairil Anwar tadi. Maka dari itu, dalam goresan pena kali ini, akan dibahas spesifik tentang karakter 'Aku' dalam puisi karya Pelopor Angkatan 45 tersebut.
Sebelum membahas karakter tokoh 'Aku' yuk kita baca pulang puisinya:
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak pula kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka serta mampu kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hayati seribu tahun lagi!
Analisis Karakter Tokoh Aku pada Puisi yg berjudul 'Aku' karya Chairil Anwar
Tentu saja, karakter 'Aku' pada puisi tersebut, identik dengan oleh penyair. Yaitu Chairil Anwar. Yang ketika menulis puisi itu masih sangat muda. Maka dalam tahu karakter tokoh 'Aku' dalam puisi tersebut, nir mampu dilepaskan dari konteks Chairil sebagai pemuda, yang hayati pada zaman penjajahan Jepang.
Akan tetapi, tentu saja pada menganalisis karakter tokoh 'Aku' dalam puisi ini, nir juga dilepaskan menurut konteks puisi pada segi strukturnya. Karena yg sedang dianalisis di sini adalah karakter tokoh dalam karya. Bukan karakter penyairnya.
Berdasarkan pembacaan terhadap puisi tersebut, dapat dikatakan bahwa tokoh 'Aku' merupakan karakter 'orang' yg mempunyai sifat pantang menyerah, tidak pernah putus harapan, bahkan sedikit egois dan punya etos yg jauh ke depan.
Untuk detail, penyematan karakter-karakter atau sifat-sifat tokoh 'Aku' dalam puisi di atas akan dijelaskan dengan argumentasi berdasarkan dari larik-lariknya.
Tokoh aku tidak mampu dibujuk. Ketika telah mempunyai kemauan surut ia berpantang. Terus maju buat mengejar keinginannya. Dihalangi menggunakan bujukan dan ditangisi (mungkin oleh keluarganya) tokoh 'Aku' nir surut. Tampak dalam larik /tak perlu sedu sedan itu/.
Ketika dihalang-halangi dengan kekerasan, digambarkan menggunakan tembakan. Tokoh 'saya' jua tidak peduli. Dia akan tetap bersuaha mencapai keinginannya. Tergambar dalam larik /izin peluru menembus kulitku// aku tetap meradang menerjang//.
Kedua, karakter tokoh 'aku ' pada puisi ini dalah 'tahan banting'. Masih bekaitan dengan syarat serta karakter awalnya. Tokoh 'aku ' dapat disebut sebagai tokoh yg siap menderita demi sebuah idealismenya.
Tampak pada larik: /luka dan mampu kubawa berlari// berlari//. Dari sini tampak. Tokoh aku 'siap menerima keadaan' meskipun keadaannya sama sekali nir menyenangkan. Yaitu keadaan terluka serta sakit.
Tokoh saya jua memiliki karakter yang berpandangan luas, jauh ke depan. Tampak dalam larik: Aku mau hayati seribu tahun lagi!


Semoga analisis karakter tokoh 'saya' berdasarkan puisi karya Chairil Anwar ini sanggup memberikan citra yang kentara bagi kita buat sanggup meneladaninya.

PARAFRASE PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR

Puisi Cintaku Jauh pada Pulau adalah salah satu puisi percintaan karya Chairil Anwar. Serang sastrawan yg sang HB Jassin disebut menjadi Pelopor Angkatan 45.


Puisi Cintaku Jauh pada Pulau  menceritakan kisah cinta jarak jauh. Menurut istilah kini , Chairil Anwar dalam puisi ini sedang menjalani LDR-an. Puisi ini mengisahkan cinta yg terpisah oleh jarak dan terpisah sang maut. 

Dalam penggambaran dalam puisi ini, Chairil Anwar menganalogikan hayati (kisah cintanya) menggunakan bahtera serta bahari. Sesuatu yang perlu perjuangan serta pelayaran buat sanggup menyatakan rasa cintanya.


Untuk lebih gampang memahami sebuah puisi, maka bisa dilakukan menggunakan cara membuat parafrase (memparafrasekan) puisi tadi. Tetapi, sebelum membuat parafrasenya, lebih baik apabila diketahui puisi lengkapnya.


Berikut puisi lengkapnya.


Cintaku Jauh pada Pulau



Karya Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau,
gadis cantik, kini iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, bahari jelas, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yg tenang, pada angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil mengatakan:
“Tujukan bahtera ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk menggunakan cintaku?!

Manisku jauh pada pulau,
kalau ‘ku mati, beliau meninggal iseng sendiri.

(Chairil Anwar, 1946)

Parafrase puisi Cintaku Jauh pada Pulau digunakan serta dibentuk agar lebih mudah memahamipuisinya. Dengan membuat parafrase, istilah-istilah puisi yg dalam serta singkat sanggup lebih mudah dipahami. 

Parafrase Puisi Cintaku Jauh pada Pulau

(gadis) Cintaku (berada) jauh pada pulau (lain),
gadis (yang )anggun, sekarang (sedang) iseng sendiri

(ketika) Perahu (sudah) melancar, (ketika) bulan memancar,
di leher(nya) (ingin) kukalungkan ole-ole buat si (gadis) pacar(ku itu).
angin membantu (perjalanan perahu), bahari terperinci (sang cahaya bulan), akan tetapi terasa
aku tidak ‘kan (pernah) sampai padanya.

Di (saat) air (laut) yg tenang, pada (waktu) angin (bertiup) mendayu,
di (saat) perasaan (rindu) penghabisan segala (rasa, dan perahu) melaju
(saat perahu berlayar, justru)Ajal (sedang) bertakhta, sembari menyampaikan:
“Tujukan bahtera ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan (buat menuju ke arah cintaku) telah bertahun ku tempuh!
Perahu yang (kunaiki) bersama (segala rasa rindu serta sang-oleh) ‘kan merapuh!
Mengapa (justru) Ajal (yg) memanggil(ku) dulu
Sebelum sempat (aku bertemu dan) berpeluk dengan cintaku?!

(gadis) Manisku (tetap) jauh di pulau,
kalau ‘ku mangkat (serta tidak sempat bertemu), (sampai) beliau mangkat (akan meninggal) iseng sendiri (buat menungguku).

Berdasarkan proses parafrase di atas, puisi Cintaku Jauh pada Pulau karya Chairil Anwar ini bisa diubah dalam bentuk paragraf narasi menjadi:

Gadis cintaku sedang berada jauh pada pulau lain. Gadis yang sangat anggun itu sedang menungguku sendirian.


Ketika bahtera yang kusiapkan buat menemui telah berlayar, di saat bulan memancarkan cahayanya. Aku berangkan menemuinya dengan membawakan kalung dan oleh-sang untuknya. Laut sangat hening, angin pun membantu menggunakan meniup perahu ke arah tujuan.laut pun sangat terang. Tapi aku justru merasa tidak akan pernah sampai kepadanya.


Saat bahari hening serta perasaan sangat rindu, justru saya merasa saya akan segera mati. 


Padahal jalan yg kulalui buat menemui gadis cintaku sudah usang kutempuh, sudah bertahun-tahun. Tapi upaya yang selama ini beserta angan-angan rindu serta oleh-sang yg sudah kusiapkan tampaknya akan hancur. Mengapa wajib bertemu ajal sebelum bertemu dengan cintaku. 


Gadis manisku masing sendiri, serta tetap sendiri. Jika saya meninggal beliau pun akan sendiri hingga mangkat .



Dari narasi di atas, bisa diketahui bahwa aku sedang berusaha menuju menemui gadis pujaan hatinya. Dalam upaya menyatakan serta menemui cintanya, seakan-akan seluruh hal mendukung. Akan tetapi dalam perjalan justru ajal yang tiba terlebih dahulu datang. Perjalanan yg sudah usang ditempuh dan diperjuangkan kalah oleh datangnya ajal tersebut.


Hingga gadis anggun akan permanen sendiri menunggu aku. 

Demikian parafrase puisi Chairil Anwar yg berjudul Cintaku Jauh pada Pulau. Semoga bermanfat pada memahami puisi karya sastrawan angkatan 45 tadi.

ANALISIS PUISI TAMAN KARYA CHAIRIL ANWAR CONTOH ANALISIS INTRINSIK

Karya sastra merupakan isi kejiwaan seorang pengarang. Ini adalah output pemikiran terhadap karya salah satu tokoh puisi Indonesia yg juga dikenal sebagai Pelopor Angkatan 45.

Selamat membaca semoga berguna buat kita seluruh.
Berikut ini adalah naskah puisi lengkap Chairil Anwar yg berjudul Taman.

TAMAN
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, mini saja
satu tak kehilangan yg lain dalamnya
Bagi kau serta aku cukuplah
Taman kembangnya tidak berpuluh warna
Padang rumputnya tidak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita itu bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, saya kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil penuh matahari taman kita
tempat merenggut berdasarkan dunia dan ‘nusia
BACA JUGA: PUISI DENGAN CITRAAN
1. Bunyi
Penggunaan suara yg masih ada pada puisi Taman Karya Chairil Anwar terdapat 2 macam. Yaitu penggunaan Asonansi serta Aliterasi. Asonansi adalah perulangan suara vokal.
Dalam “Taman” terdapat asonansi a (perulangan bunyi a)yang secara umum dikuasai khususnya terdapat dalam baris pertama hingga kelima:
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan yg lain dalamnya
Bagi kau serta aku cukuplah
Taman kembangnya tidak berpuluh warna
Aliterasi adalah iterasi bunyi konsonanan. Dalam puisi taman terdapat literasi bunyi liquida; l pula ikut memperindah puisi ini terdapat dalam:
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan yg lain dalamnya
Juga masih ada aliterasi d  yg muncul tiga kali berturut-turut. Meskipun tidak dari awal baris tersebut sudah terdapat perulangan bunyi d. Aliterasi tadi masih ada baris terakhir:
dari global serta ‘nusia
sedangkan dalam bait 11 penggunaan bunyi sengau yg dipadu-kan dengan asonansi menghasilkan bunyi yg merdu (efoni). Bunyi sengau yg dimaksud adalah bunyi yg mengandung konsonan gabung /ng/. Perulangan tersebut terapat pada:
Kau kembang, saya kumbang
Aku kumbang, kau kembang
Hal ini memperkuat bahwa puisi yg berjudul Taman ini menggambarkan suasana yg ceria.
2. Irama
Irama merupakan perulangan suara, tinggi rendahnya nada, serta iterasi suara.
Irama yg terdapat dalam “Taman” ini adalah dengan membuat perulangan:
Kau kembang, saya kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Irama yg berbentuk ritme juga terbentuk karena adanya pengkombinasian yg selaras dan cocok: lebar luas (baris dua), halus lembut (baris 7); selain itu, ritme jua dibentuk menggunakan adanya pemendekan (pemenggalan) istilah menurut kata manusia sebagai ‘nusia. Dengan adanya irama ini, kentara puisi lebih terdengar merdu dan mudah buat dibaca.

Baca Juga: Contoh Puisi dengan Rima
3. Kata
Yang teramasuk kata pada analisis ini meliputi: kosa kata; pilihan istilah atau diksi; makna istilah; dan Gaya Bahasa. Semua hal tersebut merupakan unsur intrinsik yg memengaruhi keindahan dan makna sebuah puisi.
3.1 Kosa Kata
Pemilihan kata yg digunakan dalam “Taman” merupakan bahasa yg umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hal ini dapat memberi efek realistis, mudah diterima dan lebih mudah dicerna oleh pembaca. Yang dimaksud dengan bahasa umum adalah bahasa yg tidak terlalu melambai (konotatif), meskipun konotatif lebih mudah dipahami, daripada bahasa puisi yg lebih personifikasi dan terlalu banyak menggunakan majas.
3.2 Pemilihan Kata (diksi)
Chairil Anwar menggunakan istilah punya. Mengapa Chairil memilih kata ‘punya’ pada baris pertama, bukan memakai kata ‘milik’? Jika menggunakan ‘milik’
Taman milik kita berdua
tidak ada unsur satu kesatuan yg saling memiliki, karena yg memiliki hanya kita, kita yg memiliki taman. Sedangkan jika menggunkan kata ‘punya’ akan sebagai lebih menyatu antara ‘taman’ dengan ‘kita’, karena selain berarti ‘kita’ yg mempunyai ‘taman’ namun juga ‘taman’ yg ‘punya’ (memiliki) ‘kita berdua’.
Pemilihan kata “padang rumput” padahl sudah dikatan bahwa ‘tamannya’ ‘kecil saja’ tapi mengapa digunakan kata ‘padang’ yg dimana hal ini secara tidak langsung menunjukkan tempat yg luas. Hal ini kaena Sang “Binatang Jalang” ingin menunjukkan ‘rumput’ yg dimaksud adalah rumput hiasan yg merupakan bagian dari tamannya, bukan rumput liar pengganggu (gulma).
3.tiga Makna Kata Denotasi dan Konotasi
Dalam puisi, sebuah kata tidak hanya mengandung aspek denotasi saja namun juga ada aspek konotasi yg asosiasi-asosiasi yg keluar dari denotasinya. Makna denotasi adalah makna sebenarnya, sering pula disebut dengan makna kamus. Sedangkan makna konotasi adalah makna kiasan yg juga memiliki makna lain.
Berikut ini analisis makna kata yg terdapat dalam puisi taman karya Chairil Anwar:
Taman: adalah suatu tempat yg indah yg dihiasi dengan tumbuhan, namun dalam hal ini mempunyai makna konotasi sebagai ‘rumah’.
Tak kehilangan: saling melengkapi, antara yg satu dengan yg lain saling melengkapi antar penghuni didalamnya.
Kembangnya tidak berpuluh rona: hiasan/perabotan tidak poly.
Kau Kembang: kembang disini tidak lagi berarti hiasan namun berarti Istri karena dilanjutkan dengan kata selanjutanya;
Aku Kumbang: kumbang disini bisa berarti suami, jelas jika bahwa kembang adalah sang wanita dan kumbang adalah sang pria yg saling membutuhkan.
Penuh Surya: penuh dengan cahaya yg berarti penuh dengan keceriaan.
Merenggut: meninggalkan.
3. 4 Gaya Bahasa (Majas)
  • Metafora:
Majas metafora adalah pembandingan satu hal dengan hal lain. Dalam hal ini benda satu dengan benda yg lain.
Kau kembang, saya kumbang
aku kumbang, kau kembang
dalam sajak itu, ‘Kau’ disamakan menggunakan kembang (bunga) sedangkan ‘saya’ disamakan menggunakan kumbang.
  • Sinekdoke totem pro parte:
Majas sinekdoke totem pro parte adalah majas yg membandingkan satu hal secara keseluruhan tetapi yg dimaksud sebenarnya adalah sebagian saja.
Kecil penuh matahari taman kita
Yang dimaksud dengan surya sebenarnya hanyalah cahayanya saja, bukan surya atau mataharinya yg memenuhi rumah.
  • Metonimia:
Tempat merenggut menurut duniadan ‘nusia
Dunia dan manusia diartikan sebagai kesibukan yg harus dijalani.

Baca Juga: Contoh Puisi menggunakan Majas
3.lima Pencitraan
Pencitraan yg dimaksud dalam puisi adalah cara pembaca dan pengarang untuk menggambarkan sesuatu bisa diketahui dengan alat indra apa. 
  • Citra penglihatan
tak lebar luas, mini saja
Taman kembangnya tidak berpuluh warna
  • Citra perabaan:
Halus lembut dipijak kaki
Baca Juga: Contoh Puisi menggunakan Citraan

5. Parafrase
Taman punya kita berdua/
(meskipun) tidak lebar (pula tidak) luas, (cukup) mini saja/
(yang) satu tak (mungkin) kehilangan (yang) lain (bila terdapat pada) dalamnya//
Bagi kau serta aku cukuplah (taman ini)/
Taman (yg) kembangnya tak berpuluh rona/
(walaupun) padang rumputnya tidak berbanding (menggunakan) permadani
(yang) halus (dan) lembut (ketika) dipijak kaki./
Bagi kita (berdua) itu (seluruh) bukan halangan//
Karena/
(pada) dalam taman (ke-)punya(-an kita) berdua/
(di situ) Kau (jadi) kembang, (sedangkan) saya (jadi) kumbang(-nya)/
aku (jadi) kumbang, (serta) kau (jadi) kembang(-nya)//
(meskipun ) mini (namun) penuh (cahaya) mentari (yg menyinari) taman kita/
tempat (untuk) merenggut (diri kita) dari global serta (ma)‘nusia.//
sebuah rumah (taman) yg kecil, namun didalamnya saling memiliki. Taman itu sudah cukup untuk berdua (kau dan aku) meskipun hiasannya tidak banyak, meskipun tidak ada permadani yg halus dan lembut tidak sebagai halangan karena mereka (kau dan aku) sudah saling menyayangi seperti kumbang dan kembang, sehingga meskipun rumahya kecil namun sebagai tempat yg penuh akan kebahagian dan bisa sebagai tempat untuk istirahat/

BACA JUGA CONTOH PARAFRASE DALAM LAGU IWAN FALS
6. Tema
Tema buat puisi “Taman” karya Chairil Anwar ini adalah kesederhanaan pada menjalani hidup.
Tak perlu bermewah-mewah (kembangnya tak berpuluh warna// rumputnya tak berbanding permadani//) namun sudah bisa hidup bahagia (penuh surya taman kita//). Pada dasarnya manusia bisa hidup dalam keadaan yg cukup tidak perlu lebih.
7. Amanat
Amanat yg ingin disampaikan oleh Chairil Anwar adalah, jika ingin bahagia tidak harus memiliki rumah (materi) yg serba mewah. Meskipun dengan kehidupan yg sedehana asalkan disitu disertai dengan kasih sayang maka sudah cukup untuk menciptakan suatu kehidupan yg membahagian. Cukup sesuatu yg sederhana tetapi saling memiliki dan melengkapi, pasti sudah bahagia.
8. Feeling penyair
Feeling penyair, dalam hal ini adalah Chairil Anwar, adalah harapan atau keinginan yg dimiliki oleh seorang penyair melalui karyanya. Dalam puisi ini penyair menginginkan kehidupan yg sederhana saja dan tidak setuju dan berharap bisa menjalani kehidupan yg sederhana dan bahagia itu dengan ‘Kau’.

Baca Juga: Chairil Anwar yg Miskin dan Terpaksa Mencuri

ANALISIS STRUKTUR BATIN PUISI SENJA DI PELABUHAN KECIL KARYA CHAIRIL ANWAR

Tulisan ini merupakan tugas Pelatihan Daring ProgramGuru Pembelajar yang diunggah ke GuruPembelajar.id Kelas KK F Jember.
Disusun Oleh: M. Nasiruddin Timbul Joyo (Sekolah Menengah pertama PGRIJengawah)

SENJA DI PELABUHAN KECIL
Karya Chairil Anwar
Buat Sri Aryati
Ini kali tidak terdapat yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, dalam cerita
tiang serta temali. Kapal, bahtera tiada berlaut
menghembus diri pada mempercaya mau berpaut


Gerimis meningkatkan kecepatan kelam. Ada jua kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan sekarang tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali datang di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan mampu terdekap
                                                                           1946 

 Analisis Struktur Batin Puisi ‘Senja diPelabuhan Kecil’ Karya Chairil Anwar

Struktur Batin puisi adalah Struktur yg terdapat dalampuisi yg berkaitan dengan makna puisi. Makna puisi bisa dikupas berdasarkanempat jenis paparan yaitu berkaitan dengan tema, feeling atau perasaan penyairtentunya dari pengamatan pembaca puisi, nada atau suasana puisi, yangterakhir adalah amanat.
1. Tema Puisi Senjadi Pelabuhan Karya Chairil Anwar’
Tema yang ada pada puisi pada atas merupakan tema ‘Kemanusiaan’lebih spesifik lagi mengenai persaan ‘Aku’ si penyair kepada orang yg ‘tidaklagi dicintaiya’.

Merujuk pada penjelsan judul ‘Buat Sri Aryati’, makapuisi tersebut bertema mengenai perasaan cinta yg telah hilang berdasarkan seseorang ‘aku ’kepada kekasihnya yang bernama ‘Sri Aryati’.
            Ini kali tidak terdapat yang mencari cinta

Baris pertama puisi tersebut menunjukkan bahwa sudahtidak ada lagi yg mencari cinta. Inikali merupakan ciri khas Chairil buat menulis Kali ini, analisis semacam ini sanggup dilhat di caraflexi.blogspot.com.

Di bagian akhir puisi, terdapat baris yang berbunyi:
            Menyisir semenanjung, masih pengap harap

Menunjukkan bahwa harapannya masih belum terdapat, masih pengap. Sementara di akhir puisi, sedu penghabisan bisa terdekap. Menunjukkanbahwa beliau mulai sanggup menguasai diri menggunakan menahansedu atau kesedihannya yg kehilangan kekasihnya.

2. Feeling atau Perasaan Penyair dalam  Puisi Senjadi Pelabuhan Karya Chairil Anwar
Perasaan Penyair yang terdapat pada puisi di atas adalahperasaan cinta yang putus harapan. Hal itu tergambar menurut pilihan istilah yang sangatkeputus asaan.
Kapal,bahtera tiada berlaut


Tiadalagi. Aku Sendiri. Berjalan


Baris-baris pada atas menerangkan bahwa ‘aku ’ sedangkesepian serta putus harapan terhadap keadaannya. Keputus-asaan itu semakin jelastergambar dalam baris yg berbunyi
            Sekali datang di ujung serta sekalian selamatjalan

Tiba pada ujung memberitahuakn bahwa itu sebuah akhirperjalanan. Perjalanan yang dimaksud merupakan usaha buat menemukan cintanya.bahkan diakhiri ‘selamat jalan’. Selamatjalan merupakan salam perpisahan.

3. Nada danSuasana dalam Puisi Senja pada Pelabuhan KaryaChairil Anwar
Suasana yg tergambar pada puisi karya Chairil Anwartersebut merupakan susana sedih. Hal ini terlihat berdasarkan beberapa kata yangdigunakan contohnya: kelam, muram, senja,rumah tua, pengap.

Masing-masing kata di atas memberitahuakn kesedihan.
Judul puisi: ‘Senjadi Pelabuhan Kecil’

Kata senja menunjukkanakhir hari dan datangnya gelap. Beda dengan pagi hari serta siang hari yangidentik dengan keceriaan.
Gerimis meningkatkan kecepatan kelam. Ada jua kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
Kata kelam danmuram menunjukkan suasana kesedihan.seperti halnya senja, kelam menampakan kesedihan. Muram, adalah syarat yangberlawanan dengan ceria.
Begitu jua menggunakan rumahtua dan pengap adalah kondisiyang nir nyaman. Kondisi yg memunculkan kesulitan serta ketidak-nyamanan.rumah tua, yang masih mengagumkan dan nyaman ditempati niscaya disebu dengan rumah kuno atau rumah kuno sementara syarat pengapmenunjukkan kesulitan bernafas.
           

4. Amanat Puisi Senjadi Pelabuhan Karya Chairil Anwar
Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karyaPelopor Angkatan 45 tersebut merupakan:

Janganlah bersedihterus-menerus. Hentikan bisnis bagi sesuatu yang sudah tidak mungkin lagi diraih(apalagi dalam hal percintaan). Teruslah berjalan, mencari pemberhentian(kesuksesan yang lain) karena di loka lain yg terus kita jalani (“di pantaike empat”: berarti sesudah melalui beberapa usaha) baru kesedihan akanbisa ditahan (“sedu penghabisan mampu terdekap”).


Materi ini tidak dapat disalin-tempel (copy-paste) namun dapat didownload. Silahkan download menggunakan mengkeklik tautan berikut adalah: Unduh

Selamat belajar Puisi!
Teruslah mencari fakta yang sempurna tentang puisi, Salam Pustamun!

CHAIRIL ANWAR PUN MATI MISKIN DAN TEPAKSA MENCURI

Chairil Anwar Pun Mati Miskin dan Tepaksa Mencuri

Siapa yang ingin sebagai penyair? Apakah yakin ingin menjadi penyair tulen yang sanggup membuat uang menurut jualan istilah-istilah?

Judul tulisan ini merujuk dalam kisah kematian Chairil Anwar yang mati dengan penyakit komplikasi di tempat tinggal sakit. Menurut HB Jassin, kritikus sastra Indonesia yang memuji Chairil menjadi Pelopor Angkatan 45 menulis dalam bukunya yang berjudul ‘Chairil Anwar Pelopor Angkatan ‘45’ menyebutkan bahwa Chairil terpaksa mencuri karya orang lain serta diakui menjadi karyanya.

Mural Chairil Anwar pada Sebuah Tembok: "Mampus Kau Dikoyak koyak sepi"
sumber gambar: //encrypted-tbn0.gstatic.com/
Meskipun ini buan penuturan dari Chairil Anwar sendiri, namun alasan ini relatif kuat menggunakan alasan yang masuk akal. Yaitu, beliau terpaksa mencuri karya orang lain agar tulisan puisinya dimuat pada majalah, mendapat honor penulisan, kemudian gaji tersebut dipakai untuk biaya berobat.

Ironis bukan.

Chairil Anwar, setiap pengajar bahasa Indonesia niscaya mengenalnya. Setiap murid yg belajar puisi niscaya mengenalnya. Setiap peringatan hari bahasa selalu dikaitkan menggunakan namanya. Setiap terdapat lomba baca puisi baik banyak sekali kegiatan serta berbagai tingkatan selalu berkaitan dengan karya-karyanya. Fotonya yg terbatas, dijadikan objek sampul, grafiti, poster aktivitas. Tapi beliau miskin, dia bayar porto berobat sampai mencuri.

Masih konfiden mau sebagai penyair tulen? Tidak takut miskin?

Memang sebagai penyair tidak sanggup diandalkan buat hayati. Lebih-lebih sekarang. Produksi kata-istilah semakin nir terbatas. Sepuluh atau 2 puluh tahun yg kemudian mungkin orang menulis di koran selalu mendapatkan honor . Tapi kini , dimuat saja sudah untung. Karena semakin poly orang yg sanggup menulis, semakin banyak media yang menjadi tempat menempatkan goresan pena. Ditambah lagi, semakin sedikit pendapatan yang diraih sang media konvensioanal. Iklan merosot, oplah merosotnya lebih parah lagi. Bahkan tidak sedikit koran dan majalah yang telah tidak dicetak pada kertas, hanya terbit versi digitalnya saja. Tentu karena kesulitan finansial.

Jika dulu Chairil mencuri karya orang lain supaya mendapat gaji berdasarkan malajah tempatnya mengirim puisi, kini mungkin wajib mencuri menggunakan makna leksikal untuk menerima uang. Mencuri dalam arti nyata.

Tetapi, besarnya nama Chairil serta para sastrawan dan penyair lain nir mampu semata-mata hanya dilihat dari segi materi serta nominal uang. Memang Chairil nir kaya, namun karyanya adalah kekayaan tak terhingga bagi bangsa Indonesia. Memang Chairil meninggal belia karena penyakit yang nir dapat diobati maksimal karena nir mempunyai porto, tetapi karyanya masih hayati sampai kini , mungkin akan tetap hayati hingga seribu tahun lagi, seperti baris puisinya dalam ‘Aku’.
Baca Juga:
Analisis Puisi 'Taman' Karya Chairil Anwar
Analisis Puisi 'Senja di Pelabuhan Kecil' Karya Chairil Anwar

Jika ada guru yg menanyakan kepada muridnya, “Ingin menjadi seperti Chairil?” serta murid menjawab serempak: “ingggiiiiiiin...”. Ketika ditanya “Mau jadi seperti Chairil Anwar?” anak didik menjawab kompak: “Mauuuuu”.

Tentu yang diinginkan para siswa tadi adalah kepeloporannya, dan kekayaan karya sastra bagi Indonesia.

Betapa nir, puisi-puisi karyanya sudah menginspirasi, sudah turut mengobarkan semangat pejuangan. Telah turut ‘menjaga bung Karno, menjaga bung Hatta, menjaga bung Syahrir’ yang sudah mengantarkan Indonesia benar-benar lepas berdasarkan penjajahan di usia Republik yg masih sangat muda.

Lalu bagaimana bertahan hayati menggunakan permanen jualan istilah-kata?

Ada poly cara. Buka jasa. Desain kata-kata. Ada yg diaplikasikan di kaos. Ide kreatif. Kata-kata menarik. Laku dibeli orang dapat uang. Dapat berkarya bisa hidup.

Ada jua jasa penulisan grafiti bak truk, yang aneh, yang lucu, yang kerena, yang berisi, meskipun ada yg sukanya cari sensasi dan seksi. Mereka jual kata-istilah. Menarik laku , dapat uang. Dengan modal istilah-istilah.

Tidak sedikit pula yang mengakibatkan kemampuan mendesain kata-istilah berkerjasama dan nir sebatas dengan para event organizer atau jasa pengiklanan. Bikin poster bikin istilah-istilah yang menarik.

Tapi tidak hanya untuk materi, puisi misalnya halnya karya sastra yang lain adalah media buat menyucikan jiwa (katharsis) bagi para pembaca serta penulisnya. Seperti halnya juga sepeti Taufik Ismail pada ‘Dengan Puisi Aku’. Puisi bisa dipakai buat ungkapkan rasa cinta, ungkapkan rindu, ungkapkan protes, ungkapkan kesedihan, jung buat berdoa pada Tuhan.  Perkenankanlah kiranya.

Masih ingin menjadi penyair?
Masih ingin sebagai Chairil Anwar?

Semoga jawabannya lengkap dan tegas. MASIH.


Karena kita adalah penjaga Zaman, seperti Chairil yg turutu menjaga Republik Muda. Masih ingin hidup seribu tahun lagi.

PERBEDAAN PUISI LAMA DAN PUISI BARU PENGERTIAN DAN RINCIANNYA

Perbedaan Puisi Lama serta Puisi baru terletak pada unsur intrinsik serta unsur ekstrinsiknya. Penyebutan puisi usang serta puisi baru nir dibedakan berdasarkan rentang saat puisi tersebut diciptakan, melainkan dalam karakteristik maupun karakteristik-cirinya.


Misalnya puisi yang dibuat pada hari ini, mampu jadi itu merupakan puisi lama , sementara puisi yg dibentuk dua hari yang lalu merupakan puisi baru.
Untuk detail maka disebutkan pengertian kemudian perbedaan antara puisi usang serta puisi baru.
Puisi Lama

Adalah karya sastra berupa puisi yang terikat sang ketentuan-ketentuan yg bertenaga. Ketentuan tadi mencakup jumlah baris, jumlah bait, jumlah suku istilah dalam satu baris, serta bunyi atau rima atau sajak yang harus digunakan.

Puisi Baru

Adalah karya sastra yang berupa puisi yaitu kumpulan baris-baris yg singkat (biasanya) mayoritas dengan kata bermakna kias tidak lagi terikat oleh ketentuan banyaknya baris, bait, bahkan bunyinya. Akan namun masih mengandung permainan suara yg khas menggunakan puisi.
Berikut ini perbedaan antara puisi usang dan puisi baru secara lebih rinci.
Puisi Lama:
- Jumlah baris pada satu bait ditentukan
- Jumlah suku kata dalam satu baris ditentukan
- Bunyi akhir masing-masing baris ditentukan berdasarkan jenis puisi lamanya
- Penulis Anonim (Tidak diketahui penulisnya), tapi terdapat dispensasi yaitu syair karya Hamzah Fansuri.
- Beredar menurut ekspresi ke mulut secara mulut tanpa tulisan
- Menjadi bagian menurut pementasan drama tradisional
- Menjadi bagian menurut tradisi ekspresi masyarakat
- Menjadi bagian dari aktivitas norma (misalnya ritual keagamaan: mantra. Juga tradisi lamaran: pantun dalam tradisi palang pintu di Betawi)
Baca Juga: Jenis-Jenis Puisi Kontemporer Sebagai Puisi Baru
Puisi Baru:
- Jumlah baris sudah tidak dipengaruhi, bahkan terdapat puisi baru yang hanya satu baris. Misalnya puisi karya Sitor Situmorang yg berjudul 'Malam Lebaran'
- Jumlah bait jua nir dipengaruhi. Bisa satu bait panjang. Boleh juga menciptakan puisi baru dalam beberap bait.
- Jumlah suku kata pada satu baris tidak ditentukan jumlah suku ucapnya. Bisa satu istilah sebagai satu baris.
- Rima yg dipakai sinkron menggunakan kehendak penyair.
- Beredar dalam bentuk buku deretan puisi
- Nama penulis atau pengarang puisi kentara. Misalnya puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar. Meskipun sudah berubah judul, -awalnya berjudul 'semangat'  permanen ditulis nama pengarangnya yaitu, Chairil Anwar.
- Tradisi literasi terkini pada bentuk pembacaan puisi.
Baca Juga:
-   Perbedaan serta Persamaan antara Syair dan Pantun
-   Kumpulan Analisis Puisi karya Chairil Anwar
Demikian disparitas puisi usang serta puisi baru, penerangan dan rincian perbedaannya. Untuk model mampu diunduh atau pada-download pada postingan selanjutnya.

ANALISIS STRUKTURAL GENETIK PUISI SENJA DI PELABUHAN KECIL KARYA CHAIRIL ANWAR VERSI 2

Analisis struktural genetik puisi Senja pada Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar.

Artikel ini merupakan tugas Tagihan pada program GuruPembelajar.id.
Disusun Oleh M. Nasiruddin Timbul Joyo, Peserta Kelas Bahasa Indonesia D Jatim KK-F Jember-1.

Semoga berguna untuk pembanding pembelajaran.

SENJA DI PELABUHAN KECIL

(Chairil Anwar,1946)
Buat Sri Aryati
Ini kali nir ada yang mencari cinta
Di antara gudang-gudang, rumah tua, dalam cerita
Tiang dan temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung muram,desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini , tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi, aku sendiri, Berjalan
Menyisir semenanjung, masih penggap harap
Sekali tiba di ujung serta sekali selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan mampu berdekap


Struktur Fisik Puisi Senja pada Pelabuhan Kecil

a. Tipologi

Puisi Senja pada Pelabuhan Kecil denganpenjelasan judul Buat Sri Aryati, terdiridari 12 baris. Masing-masing baris berkaitan antara satu dengan yg lainnya.misalnya:
            Gerimisimempercepat kelam, ada jua kelepak elang

            Menyinggungmuram, desir hari lari berenang

Chairil Anwar sebagi Pelopor Angkatan 45 mempunyaiciri khas memenggal baris puisi tidak pada tempatnya. Chairil melakukan ini buat keseuaian baris serta suara akhir. Keduabaris pada atas dipenggal nir pada tempatnya buat memunculkan suara yg samayaitu /–ng/.

Jika ditulisdengan kaidah penulisan yg benar maka mampu ditulis Gerimis meningkatkan kecepatan kelam/ Ada jua kelepak elang menyinggung muram/


Semua barispuisi tadi, oleh Chairil dipenggal sekenanya buat memperindah suara.

b. Diksi

Pilihan katayang khas Chairil Anwar adalah ketikadia menulis sering kali membarui susunan frasa. Dalam puisi Senja pada Pelabuhan Kecil ini, hal itu tampak pada baris kedua
Ini kali nir ada yang mencari cinta

Frasa ini kali jika ditulis ‘normal’ merupakan kali ini. Jadi, Kali ini tidak terdapat yang mencari cinta.

Ciri spesial Chairil ini jua tampak dalam puisinyayang lain yg berbunyi

            Ini mukapenuh luka.

Maksudnyaadalah muka ini.


Diksi spesial Chairil adalah buat. Chairil Anwar hampir selalu memakai kata buat alih-alih kata untuk. Buat Sri Aryati sama jua dengan Buat Dien Tamaila.

Diksi khasselanjutnya merupakan sedu dan penghabisan. Kata sedu yang dimaksud Chairil Anwar adalah tangisan. Sementara kata penghabisanyang dimaksud dalah terakhir.



c. Pengiamjian / Citraan

Citraan ataupengimajian yang ada pada puisi Senja diPelabuhan Kecil adalah citraan pengelihatan (visual) dan citraanpendengaran.
Citraanpendengaran masih ada dalam baris berikut ini:
Gerimismempercepat kelam, terdapat juga kelepak elang

Kelepakmerupakan bunyi untuk menirukan hentakan sayap menggunakan badan hewan yang bisaterbang. Maka, kelepak elang dapatdiketahui dengan indra telinga.

Citraanpendengaran jua masih ada dalam baris:
Menyinggungmuram,desir hari lari berenang

Desir adalahtiruan suara angin.

Citraanpengelihatan terdapat pada beris ini dia:
Tiang sertatemali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,

Adana kapal,temali, perahu, dapat diketahui menggunakan indra pengelihatan.


d. Majas / Gaya Bahasa

Gaya bahasayang terdapat pada Puisi Senja diPelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar ini merupakan majas personifikasi.

Majaspersonifikasi yaitu majas yang menerangkan bahwa benda tewas atau hal lainbertingkah seperti insan. Dalam puisi ini masih ada dalam baris:
            .....kelepak elang

            Menyinggunmuram....

Biasanyayang dapat menyinggung perasaan adalah orang dengan ucapannya. Ini kelepakelang dipersonifikasikan misalnya ucapan manusia yg dapat menyinggung.
           
            ......desir hari lari berenang

Dalam baristersebut, desir (bunyi)dipersonifikasikan menggunakan tindakan lariberenang.

e. Rima / Irama

Permainanbunyi (rima) yg digunakan oleh Chairil Anwar dalam puisi Senja pada Pelabuhan Kecil ada dua macam, yaitu permaian bunyi aliterasi dan permainan bunyi akhir.

Aliterasiatau perulangan bunyi konsonan masih ada pada baris berikut adalah:
Menghembusdiri pada mempercaya mau berpaut

Pada barisdi atas masih ada perulangan bunyi /m/. Bunyi /m/ berulang-ulang sebanyak limakali, masing-masing pada kata menghembus,pada, mempercaya, dan mau.


Masing-masingbaris dalam puisi Senja di PelabuhanKecil memiliki pola yang sama yaitu 2 baris mempunyai rima yg sama.jadi, bunyi akhir baris satu dan 2 sama. Baris 3 sama dengan bariskeempat. Baris kelima sama dengan keenam. Baris ke 7 sama menggunakan kedelapan.
Sementaraempat baris terakhir mempunyai pola a-b-a-b.
Tiada lagi, aku sendiri, Berjalan (a)

Menyisir semenanjung, masih penggap harap (b)

Sekali tiba di ujung serta sekali selamat jalan (a)

Dari pantai keempat, sedu penghabisan mampu berdekap (b)


f. Kata Konkret

Kata konkretdalam Puisi Senja pada Pelabuhan Kecil antaralain:
Pelabuhan mewakilitempat buat menambatkan hati.

Pantai mewakilimakna loka indah yang menjadi ujung perjalanan.

Senja mewakilimakna hari telah mulai berakhir atau akhir sebuah usaha.

Perahu mewakilikehidupan. Jadi perahu yang tak lagimelaut berarti akhir sebuah kisah berumah tangga atau interaksi percintaan.


Struktur Batin Puisi Nyanyian Gerimis

a. Tema

Tema Puisi Senja pada Pelabuhan Kecil adalah putus interaksi yaitu tema humanisme.mengisahkan seoarang manusia yg kehilangan orang yg dicintai kemudianberjalan mencari tempat (cinta) yang lain.

b. Perasaan

Feeling penyairdalam puisi Senja pada Pelabuhan keciladalah perasan murung . Tampak pada penggunaan kata penggap yang berarti suasana nir nyaman buat bernafas. Selainitu, pula masih ada istilah sedu yangartinya menangis. Jadi, penyair sedang bersedih pada puisi tadi.

c. Nada

Nada puisi Senja pada Pelabuhan Kecil adalahkesedihan serta kemurungan. Hal ini tampak pada penggunaan simbol-simbolkesedihan misalnya istilah muram, senja,penggap, sedu, dan kelam.


d. Amanat


Amanat yangdapat dipetik berdasarkan puisi Senja diPelabuhan adalah:
1. Rodaharus terus berputar, kita harus terus berjalan (berjuang) buat menemukan halyang kita inginkan.
2. Untukterbebas berdasarkan kondisi tidak nyaman (tanpa cinta) kita wajib berjalan bahkan danberusaha sekuat tenaga.

3. Dalammemperjuangkan yg diinginkan sering kali manusia menerima kesulitan dantidak berhasil dalam satu kali percobaan. Dalam puisi, baru berhenti dalam pantai keempat. Jadi, pada pantaipertama hingga ketiga masih gagal menemukan yang diinginkan.

ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI JALAN KEHIDUPAN KARYA F MAULANA RIFAI

Berikut inimerupakan hasil analisis struktur batin dan struktur batin puisi yang berjudul Jalan Kehidupan karya F. Maulana Rifai.


Puisi JalanKehidupan 
Karya: FMaulana Rifa’i

 Jalan hayati ini memanglah berliku serta terjal
bagaikantebing tanpa titian dan pegangan
 hanya seutas tali yg di’ikatkan padapinggang
sebagaipenopang supaya sanggup buat mendakinya
“kehati-hatianjadi penunjuk jalan”
kewaspada’anjadi sebuah pedoman karna bila
 sekali saja terjatuh maka imanlah yangmelayang
sekaliterjerumus maka keyakinan mulai sirna 

“YA ALLAH’’
bimbinglahkami pada mengarungi perjalan hidup ini

agar kami takterjatuh dan terjerumus kedalam
jurangkehancuran
yang mungkinkelak mengakibatkan diri kami tiada arti
yang padaakhirnya iman dada kami ikut mangkat ’’
 “YA ALLAH’’ kuatkanlah tali pengikat keyakinankami
jangan sampaiterputus sang keadaan
kuatkanlahpijakan kami jangan sampai terpeleset
dan jatuhkedalam jurang kehancuran
“YAROB’’....amiin

Struktur Fisik Puisi Jalan Kehidupan


A. Tipografi

Tipografipenulisan puisi di atas menggunakan pemenggalan kalimat yg nir konsisten.khas puisi mutakhir serta modern. Puisi di atas memakai pemenggalan panjang.terdapat dalam satu baris yg berbunyi “Ya Allah”
Dalampembacaan puisi, istilah tadi membutuhkan pemenggalan yg panjang.


B. Diksi serta Pilihan Kata

Diksi ataupilihan kata yang ada dalam puisi di atas merupakan bahasa konotasi dan bahasa yangdigunakan sehari-hari. Dengan demikian makna puisi bisa dimaknai serta dipahamidengan mudah.

JalanKehidupan,

Kata jalan yang terdapat dalam judul puisi di atasadalah proses, buka tempat yang bisa dilalui. Penggunaan kata jalan tersebut memakai makna konotasinya.

Penulisanyang dilakukan oleh Rifai pula spesial (cenderung lebay) menggunakan menggunakanapostrof nir pada tempatnya. Rifai menulis: kewaspada’an alih-alih kewaspadaan. Di’ikatkanalih-alih penulisan yg benar adalah diikatkan.


Setidaknya, kesalahan tersebut menjadi karakteristik khasdari penyairnya.


C. Citraan atau Imaji

Citraan atauimaji yang terdapat pada puisi JalanKehidupan Karya F. Maulana Rifai didominasi dengan citraan visual(pengelihatan).

Citraanpengelihatan dalam puisi di atas tepatnya terdapat pada baris berikut ini:

Jalan hidup ini memanglah berliku danterjal


Kondisi jalanberliku dan terjal dapat diketahuidengan indra pengelihatan lantaran berwujud visual.


D. Gaya Bahasa atau Majas


Gaya bahasayang dipakai pada puisi di atas adalah gaya bahasa sinekdoke pars prototo,yaitu penggambaran sebagian buat mewakili holistik.

Majastersebut terdapat pada baris berikut ini:

hanya seutas tali yg di’ikatkan padapinggang


Seutasmenunjukkan sebagian kecil. Seutas menandakan bahwa tali yang sangat pendek.tidak mungkin, diikakan dipinggang jika tali yg dipakai hanya seutas. Makabaris tadi menggunakan majas Sinekdoke Pars Prototo, yaitu sebagian kecilyang diucapkan buat mewakili keseluruhan (hal yg lebih akbar dan lebihbanyak).

E. Rima dan Irama


Penggunaanbunyi (permaian suara) yang digunakan dalam puisi pada atas tampak pada bunyiakhir puisi yang lebih banyak didominasi suara /i/. Penggunaan bunyi /i/ yg secara umum dikuasai inimenunjukkan bahwa puisi tadi mendeskripsikan kesedihan atau ketidakberdayaan.lantaran vokal /i/ identik dengan sesuatu yang kecil dan lemah.

STRUKTUR BATIN PUISI

Strukturbatin puisi berikaitan menggunakan makna, amanat, serta perasaan penyairnya.

A. Makna

Makna puisitersebut merupakan harapan berdasarkan seorang hamba pada melalui kehidupannya.kehidupan yg sangat sulit (terjal). Sementara alat bantu yang digunakan hanyaseutas tali. Maka menandakan dia nir mempunyai hal lain yang bisa membantunyamendaki tali.

Selainberusaha untuk mendaki, beliau juga berdoa kepada tuhan agar nir sampaiterjatuh. Jika sampai terjatuh (maksudnya menyerah kepada kesulitan kehidupan),beliau akan meninggal dan hancur (tersiksa).

B. Perasaan Penyair

Perasaanpenyair yang tampak dalam puisi di atas adalah perasaan sedih serta gundah. Disamping kegundahan serta kesedihan tersebut terdapat ketegaran pada menjalanikehidupan meskipun sulit. Terlihat di bagian akhir puisi yang berbunyi:

kuatkanlah pijakan kami jangan sampaiterpeleset


Dari baris diatas, bisa diketahui bahwa penyair nir terpeleset (terjerumus padakesalahan) serta berharap nir pernah masuk ke pada jurang (siksa dewa).


C. Amanat

Amanat yangdapat dipetik berdasarkan puisi Jalan Kehidupan pada atas adalah:
1. Dalam menjalanikehidupan manusia niscaya mengalami kesulitan.
2. Kesulitandalam kehidupan wajib tetap dijalani dengan kesabaran.
3. Sambilberupaya menjalani hidup, manusia harus terus berdoa meminta pertolongan kepadatuhan.

Demikianpenjelasan mengenai analisis struktur fisik (lahir) serta struktur batin puisi Jalan Kehidupan. Mohon sudi membagikandan menyapa pada facebook.


SalamPustamun!