KATA KONKRET DALAM PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Salah satu cara memahami sebuah puisi, adalah tahu diksi atau pilihan istilah yg masih ada pada puisi tersebut. Ada beberapa makna istilah yg masih ada dalam puisi. Kata yg perlu dipahami dalam sebuah puisi dianggap menggunakan kata nyata. Konkret biasa pula ditulis konkrit.Tulisan yg sahih merupakan konkret meskipun tak jarang dibaca /konkrit/. 

Pengertian Kata Konkret


Kata konkret merupakan pilihan istilah yg mewakili sebuah makna wujud, makna fisik, dan makna yang sinkron dengan konteks puisinya. Bukan lagi, berupa kata abstrak yang masih belum kentara. 


Kata yang sama, jika digunakan dalam puisi tidak sama, mampu memliki makna yg tidak sama. Sebelum mengungkapkan kata nyata dalam sebuah puisi, ada baiknya kita baca menggunakan seksama puisii Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono berikut ini!




Hujan Bulan Juni
         Karya Sapardi Joko Damono

Tak terdapat yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yg berbunga itu

Tak terdapat yg lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu pada jalan itu

Taka terdapat yg lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yg tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
                    (hujan bulan juni, 1994)




Kata Konkret Puisi Hujan Bulan Juni

Ada ada beberapa istilah pada puisi di atas yg bisa digolongkan serta dijelaskan menjadi istilah nyata, diantaranya:  hujan, jalan, pohon, akar, bunga.

Berikut ini penerangan lengkap tentang masing-masing kata konkret pada puisi di atas.


Kata nyata pertama: hujan


"Hujan" mewakili manusia yg terjatuh. Konkretisasi kata hujan yang dimaknai sebagai manusia bisa dikaitkan menggunakan kata tabah dalam bait pertama puisi pada atas. Disebutkan bahwa hujan sangat tabah. Dianggap sabar lantaran jatuhnya pada Bulan Juni berarti jatuh berkali-kali nir dalam tempatnya. Secara ilmu pengetahuan, Juni biasanya musim kemarau. Tidak ada hujan.


Kata nyata ke 2: jalan 


kata jalan terdapat pada bait ke 2 baris terakhir. Dalam puisi di atas, istilah jalan bisa dikonkretisasi (dimaknai) sebagai kehidupan (jalan kehidupan). Jadi, maksud ragu-ragu di jalan itu, merupakan syarat ragu pada menghadapi kehidupan.


Kata nyata ketiga: pohon


“Pohon” mewakili manusia yg membisu saja akan tetapi latif. Yang dimaksud dengan pohon pada sini adalah sesuatu yg dirindu serta berbunga (latif). Meskipun nir beranjak bisa menyerap rindu.



Kata kongkret keempat: akar


Akar merupakan benda dan bagian pohon yang masih ada pada dalam tanah, tidak tampak oleh orang lain. Berfungsi menjadi penyerap sari kuliner yang berguna bagi pertumbuhan semua bagian pohon. Akar dalam puisi di atas bisa dikonkretisasi sebagai perasaan atau jiwa yang jua sekaligus sebagai pikiran. 


Akar juga bisa dimaknai sebagai tindakan membisu-diam. Disebutkan dalam puisi di atas bahwa, hujan itu sangat arif, yg sanggup diserap pohon secara membisu-membisu.

Kata nyata kelima: bunga

“Bunga” mewakili perempuan.

Demikian penjelasan dan analisis puisi dari kata nyata yang terdapat di dalamnya. Semoga berguna, baca serta unduh jua analisis puisi yang lainya.

ANALISIS STRUKTUR LAHIR DAN STRUKTUR BATIN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO GURUPEMBELAJAR.ID

Analisis struktural genetik puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. 

Artikel ini merupakan tugas tagihan pada program pelatihan Pengajar Pembelajar yang disususn sang M. Nasiruddin Timbul Joyo, Peserta Kelas Bahasa Indonesia D Jatim KK F Jember-1. 

Semoga dapat dijadikan bahan perbandingan.



Hujan Bulan Juni
         Karya Sapardi Joko Damono

Tak ada yg lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yg berbunga itu

Tak ada yg lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Taka ada yg lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yg tidak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
                   (hujan bulan juni, 1994)




Struktur Fisik Puisi Hujan Bulan Juni.

a. Tipologi

Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi DjokoDamono terdiri berdasarkan 3 bait yg masing-masing bait terdiri berdasarkan empat baris.masing-masing baris nir lebih berdasarkan sebelas suku istilah.

b. Diksi

Pilihan katayang dipakai oleh Sapardi Djoko Damono adalah kata-istilah yang bernas danmenunjukkan kedalaman makna. Kata yg sangat kuat adalah tabah, bijak, dan arif. Ketiganyadibandingkan menggunakan hujan bulan juni.
c. Pengiamjian/Citraan

CitraPengelihatan (Imaji Visual)
Merupakancitraan yg sangat secara umum dikuasai dalam puisi HujanBulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini. Citraan yang lain tidak tampak.masing-masing bait, mengandung citraan pengelihatan.
Salah satubaris yang paling bertenaga memberitahuakn citraan pengelihatan adalah baris berikutini:
Kepada pohon yg berbunga itu

Kondisi pohon yg berbunga dapat diketahuidengan indra pengelihatan.

Selain citrapengelihtan juga ada gambaran indera pendengaran yang mungkin bisa dilekatkan pada baitpertama, lebih tepatnya pada baris:
Dirahasiakannyarintik rindunya

Rintikmerupakan bunyi yg dapat ditangkap menggunakan indra indera pendengaran.


d. Majas / Gaya Bahasa

Puisi Hujan Bulan Juni memiliki dua majas.majas yang paling tampak adalah majas personifikasi. Yaitu seolang-olah hujan memilikif sifat tabah, bijak, dan arif seperti manusia. Baris pertama masing-masing bait mengandungmajas personifikasi ini.

Selain majaspersonfikasi, pula masih ada gaya bahasa repetisi. Repetisi penuh terdapat padabaris Dari hujan bulan Juni.

Ketiga baitpuisi tersebut mengandung baris ini di baris keduanya.

Selainrepetisi penuh, pula terdapat reptisi pengulangansebagian baris yaitu Adakah yanglebih.

e. Rima / Irama

Rima dalampuisi Hujan Bulan Juni, bisa diidentifikasi berupa aliterasi, yaitu perulangan bunyi konsonan.
Perulanganbunyi /n/ masih ada dalam baris
Hujan bulan Juni.

Masing-masingkata pada baris tersebut mengandung huruf /n/.


Perulanganbunyi /r/ terdapat pada baris:
            Dirahasiakannyarintik rindunya.

Masing-masingkata tersebut adalah rahasia, rintik, danrindu sama-sama diawali menggunakan suara /r/.


Perulangan bunyi /r/ lebih terasapada dua baris terakhir puisi Hujan BulanJuni berikut ini:
Dibiarkannyayang tidak terucapkan

Diserapakar pohon bunga itu


f. Kata Konkret

Kata konkretyang terdapat dalam Puisi Hujan BulanJuni adalah sebagai berikut:
“Pohon”mewakili manusia yg diam saja tapiindah. Yang dimaksud dengan pohon di sini adalah sesuatu yang dirindu danberbunga (indah). Meskipun nir bergerak mampu menyerap rindu.


“Bunga”mewakili perempuan.

Hujan”mewakili manusia yang terjatuh, Karenajatuhnya dalam Bulan Juni berartijatuh berkali-kali nir pada tempatnya. Juni umumnya animo kering.

Penjelasan lengkap tentang kata konkret dapat dibaca dalam artikel yg berjudul Kata Konkret pada Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono


Struktur Batin Puisi Hujan Bulan Juni

a. Tema

Tema puisi Hujan Bulan Juni adalah Cinta terpendam yang tak terungkapkan.
Meskipuncintanya tidak terungkapkan oleh insan (hujan) permanen tabah, arif, danbijaksana. Membiarkan keadaan menghapus jejak (cintanya) di jalan(kehidupan)nya. Dia ragu akan mengungkapkan ataukah nir.
Hinggaakhirnya dia membiarkan yg tidak terucapkan permanen terdapat dan diserap melalui akarpohon yang berbunga. Artinya, diserap serta diketahui secara sembunyi-sembunyi(akar tersembunyi di pada tanah) sang perempuan (pohon berbunga) yg dicintainya.

b. Perasaan

Perasaanpenyair yang tampak dalam Puisi HujanBulan Juni adalah perasaan orang yg sabar meskipun harus memendam rasa.kesabaran tersebut tampak pada penggunaan kata tabah, bijak, dan arif. Diajuga ragu membicarakan perasaannya hingga akhirnya dia menghapus jejak-jejaknya.

c. Nada

Nada puisitersebut merupakan kegetiran. Hal ini ditunjukkan menggunakan penggunaan alfabet /r/ yangberulang-ulang pada puisi. Pilihan kata yang digunakan jua memberitahuakn bahwapenyair mengalami keraguan. Hingga akhirnya menentukan diam saja. Mencintai dalamdiam.

d. Amanat


Adapun amanat puisi HujanBulan Juni adalah menjadi berikut:
1. Semua orang harus mempunyai sifat tabah, arif, dan bijakmeskipun segala sesuatu tidak misalnya yang kita harapkan.

2. Tidak semua hal yang kita inginkan mampu kita dapatkandengan gampang.

MAKALAH SASTRA SUNGAI TIBER JANTUNG KOTA ABADI OLEH CHANTAL TROPEA UNIVERSITAS NAPLES LORIENTALE TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA

TIBER: JANTUNG KOTA ABADI


CHANTAL TROPEA
B.  Bahasa dan Sastra
Universitas Naples L’Orientale
Bahasa serta Budaya Timur


Abstrak

Tulisan ini membahas mengenai konteksbudaya sungai Tiber bangsa Romawi menjadi bentuk penghargaan terhadap mitologi,cerita, etnologi, serta sastra. Zaman dulu, saat mereka membatasi danmenetapkan, tak jarang sungai-sungai membangun batasan-batasan baik secarasimbolis maupun geografis. Sejak awal puisi menggunakan gambaran alam untukmengungkapkan kebutuhan komunikasi dan simbolisnya, serta mungkin nir terdapat unsurlain yang stigma serta bisa disesuaikan buat mencapai tujuan tadi, sepertimisalnya air, secara instrinsik kekurangan bentuk yg konkret.
Sungai dipilih menjadi sebuah rasakepercaya dirian penyair, sama misalnya sungai yg mampu menjaga rahasiaperistiwa-peristiwa yg sebagai saksi mata. Ciri-ciri utama sungai adalahpergerakannya dan keberlangsungannya menghubungkannya dengan cerita sastra dankonstruksi teks-teks sastra.
Roma diklaim sebagai Kota Abadi karenatakdir  global terlihat berhubungan dengantakdir kota dan tesis  itu diperkuat olehsejarah serta berbagai peristiwa. Roma juga dikenal sebagai Caput Mundi karena sejak dulu kota ini menjadi ibukota “DuniaMediterania”. Kota tak pernah mati bisa diketahui berdasarkan sungai yg telah melahirkannya:sungai Tiber, situs perang, pencapaian teknik mesin, jalan utama perdaganganMediterania. Sumber primer puisi berdasarkan mitologi hingga sastra terbaru adalahmengeratkan hubungan dua kenyataan ini buat menyebutkan kepada kita tentangmitos, puisi, pandangan imajinasi terhadap akhirat, membicarakan perasaan yangberbeda, serta sudut pandang seta selalu menerangkan interaksi yg bertahan lamaantara Roma Cuput Mundi dan SungaiTiber.
Kata kunci: sungai, Tiber, Kota Abadidan Cuput Mundi.


PENDAHULUAN


“Demi hidup serta mangkat itu satu, bahkan seperti sungai danlaut itu”

(Khalil Gibran)
Jika sungaimerupakan loka dimana segala hal mengalir, mengganti danmemperbarui dirinya sendiri ke pada wujud yg tidak terhenti, sangatlah mudahdipahami bahwa disetiap zaman, para penyair menjelaskankembali pada nilai-nilai yg dinamik dankontrastif.hal itu selalu herbi antitesis rasa ingin larisecepatnya dan regenerasi yg dalam setiap tingkatannya (dari sejarah sampai eksistensial, berdasarkan lahiriah hinggafilisofi perubahannya akan menjadi sumberinspirasi.
Sebuahtanda awal kesuburan serta pujian pula sebuah retakan jalur geologis restriksi dan penggabungan alam serta sejarah, lingkungandan peradaban, kehidupan yang menyatu menggunakan bundar hidup serta kematian, sebuahsimbol citra ketidak sadaran. Tetapi, di saat yg sama sebuah gambaranmistis terhadap holistik bulat dominasi kesejarahan di dunia. Jadi,sungai memperlihatkan tidak hanya latar belakang atau ilusi yg gamblang, namun juga tindakan sebagai penengah antara puisi danpenyair. Ini menghubungkan masa lalu serta masa kini , serta genre sungai dapatmembantu atau menjadi bagian dari cerita. Sama halnya daftar nama-nama sungaidan bepergian sungai kemungkinan membangun bagian menurut struktur cerita. Puisidari zaman antik hingga sekarang poly berhutang budi dalam sungai dimana air mereka bisa meramalkan udara serta bumi dalamtulisannya.
Sungaimemiliki nilai simbolis yg penting dengan akar budaya yang kuat berdasarkanpentingnya sungai sebagai sebuah kebutuhan hayati (Prudence, J.2005). Semua peradabanbergantung pada ketersediaan air serta tentu saja sungai-sungai merupakan sumberyang baik pada kehidupan. Sungai-sungai pula menyediakan rakyat zaman duluakses perdagangan bukan hanya barang, tetapijugaide-ide termasuk bahasa, goresan pena serta teknologi. Sungai irigasi bisa digunakanmasyarakat buat tujuan tertentu dan mengembangkannya, bahkan di area yangkekurangan ketersediaan air hujan. Untuk budaya-budaya eksklusif hal itubergantung dalam budaya mereka sendiri, sungai merupakan jantung kehidupan. Di “awalzaman perunggu di Levant Selatan,” di NearEastern Archeology, Suzanne Richard (2003) mengungkapkan bahwa peradaban kunodidasarkan dalam, utamanya, kehidupan sungai dan ke 2 non sungai, (misalPalestina). Anda akan melihat masyarakatnya terhubung menggunakan sungai-sungaiterkenal seperti Tigris, Efrat, Nil, Sungai Kuning, dan Tiber yg menjadi intiperadaban antik (Richard, 2003:87).
Sungai-sungai memiliki sebuah tujuan mistis yangsecara terus menerus berubah meskipun mereka terlihat sama saja. Sungai-sungaijuga tak mampu diprediksi, dan lalu timbul banyak sekali cerita mitologi sungaiyang berubah bentuk, dan beberapa perkara dimana air menjadi agen perubahan.diceritakan bahwa Tiber adalah sungai istimewa yg permanen menjaga kebenarandan mitologi pada sejarah Kota Roma. Keterwakilan kekayaan dan semantiknyamemunculkan kekuatan ganda. Ini merupakan titik awal kekaisaran antik yangterbesar serta berpengaruh, secara berangsur-angsur dibanjiri sang perluasan danpertumbuhan kota itu sendiri di luar perubahan klasik pada abad itu dimanaperistiwa-peristiwa yg lain mengalami kemunduran serta perbaikan, terbengkalaidan pembangunan ulang terhadap bepergian selama berabad-abad lantaran konflikdan ketidakpastian. Sungai adalah cerminan kota yang sensitif serta setia,sungai memberi kehidupan. Mengabadikan sungai pada bentuk goresan pena bukanberarti sebuah pengakuan tetap namun secara langsung mengganti sejarah. Padakenyataannya sungai itu sendiri menciptakan sejarah.

PEMBAHASAN


Pandanganidiologis yg timbul dalam pikiran hanya menjelaskan nama Kota Roma danmengambil maknanya. Apabila kita perhatian air Sungai Tiber gelisah dan mengalirdi bawah jembatan-jembatan kota terus menerus. Semua hal krusial pada sejarahdipersyaratkan terhadap lokasi-lokasi yang berkaitan menggunakan kemenangan Roma,Kota Aeterna, kelompok menengah, menemukansungai sendiri yg sebagai jantung kota itu, alasan umum keberadaannya,konsisten terhadap berbagai aktifitas insan dalam keseharian: yangberhubungan dengan kebertahanan hidup, penggunaan, dan perawatan. Sungaimerupakan interaksi yang tak bisa dilepaskan buat kemanfaatan serta kehidupanmanusia. Lebih baik mengungkapkan daripada yang lain “meneruskan” hal-hal dannilai-nilai pada interaksi eksklusif dan interaktif antara insan danlingkungan hidup itu sendiri.
“Para ilahi serta manusia memilih loka ini buat dijadikankota bukan tanpa alasan: pondok-pondok yang terawat, sungai yg nyaman untukmengirim barang dan mendapat bahan makanan berdasarkan laut, sebuah tempat dekat lautsehingga bisa merogoh manfaat dan kesempatan tetapi bukan buat membuka yangmenimbulkan kerusakan armada-armada asing karena terlalu dekat dengan pusatItalia, sangat sesuai buat peningkatan kota, jumlah yang sama yg akhirnyamenjadi bukti”.
(Cicerone, 54A.D.)
Cicerone,dalam tulisannya De Republica1mengungkapkan bahwa rakyat zaman dahulu sudah waspada bahwa alasan pemilihan suatu tempat didasari oleh alasanekonomi. Keberadaan Sungai Tiber terhadap lahirnya sebuah kota. Servius,komentator Roma yang hayati antara abad keempat dan kelima Masehi menunjukkanbahwa nama Sungai Tiber pada zaman kuno asal berdasarkan kata Rumon atau Rumen  (berdasarkan ruo, atau “gulungan”), kemudiandijadikan nama kota itu, sebagai akibatnya Roma berarti “Kota Sungai” (Pallottino, 1993:61-68).
SungaiTiber (dalam bahasa Italia Fiume Tevere)merupakan sungai bersejarah Eropa serta terpanjangdi Italia sesudah sungai Po, yg terlihat pada lereng Gunung Fumaiolo, puncakutama Appennino Tosco-Emiliano. Sungai inipanjangnya 252 mil (405km), secara generik mengalir ke selatan melewati rangkaian jurang yg indah serta lembah-lembah yg luas. SungaiTiber mengalir melewati kota Roma serta masuk Laut Tyrrhenian Mediterania dekat Ostia Antica.
Sebuah pusaran air yg menggelora serta akbar disebabkanoleh Pulau Tiber mempengaruhi infestasi daerah-daerah sekitarnya yg menandaimulai berdirinya ibukota global. Tiber adalah Roma antik yang berbatasandengan Etruscan warga Latin. Tiber merupakan awal mula dongeng semenjak awalasal muasalnya sebagi titik lintas yang strategis.
Menurut legenda kota Roma didirikan padatahun 753 sebelum masehi pada tepi sungai Tiber kurang lebih 25 km (16 mil) berdasarkan lautdi Ostia. Pulau Tiberina di pusat Roma, antara Trastevere dan sentra kuno,merupakan sebuah situs arungan antik penting yang kemudian di temukan. Dalammitologi Roma, Romulus serta Remus merupakan saudara kembar berjenis kelaminlaki-laki. Peristiwa yang menyebabkan ditemukannya Kota Roma serta Kerajaan Romaoleh Romulus. Pembunuhan Remus yang dilakukan sang saudaranya, kisah lain daricerita mereka, sudah mengilhami para seniman menurut berbagai masa. Sejak zamankuno, gambaran saudara kembar telah disusui oleh serigala betina serta menjadisebuah simbol kota Roma serta bangsa Roma. Meskipun dongeng itu ada sebelummunculnya kota Roma kurang lebih 750 sebelum masehi, cerita awal yang populer darimitos tadi ada sebelum akhir abad ke 3 sebelum masehi. Kemungkinan dasarsejarah cerita tersebut sama halnya dengan mitos Si Kembar yang merupakanbagian mitos Roma asli atau  yg padaakhirnya menjadi bahan yg diperdebatkan.
Romulus serta Remus lahir pada Alba Longa, salahsatu kota-kota Latin antik dekat situs masa depan Roma. Ibu mereka, Rhea Silvia,adalah seseorang perawan dalam mitologi Romadanputri menurut mantan raja , Numitor, yang sudah digantikan oleh saudaralaki-lakinya Amulius. Dalam beberapa asal, Rhea Silvia mengandung merekaketika ayah mereka, Dewa Mars, mengunjunginya di sebuah hutan mini yangkeramat yang dipersembahkan untuknya. Dari silsilah bunda mereka, Si Kembarmerupakan keturunan berdasarkan bangsawan Yunani dan Latin.
Melihat Si Kembar sebagai penghalangkekuasaannya, Raja Amulius memerintahkan buat membunuh mereka serta merekaditinggalkan pada tepi sungai Tiber supaya mangkat . Mereka diselamatkan olehDewa Tiberinus, ayah sungai dan dapat bertahan hidup lantaran dirawat oleh oranglain. Situs tadi dalam akhirnya menjadi Roma. Menurut asal-asal lain,para pendiri Roma, mereka ditinggalkan pada air sungai Tiber dimana mereka diselamatkanoleh serigala betina, Lupa (Richard,J.2000:630).
SungaiTibet melambangkan pandangan Virgil terhadap dongengnya. Dalam epos Virgil Aeneid2, galat satu buku-bukupendirian budaya barat, Tiber dikatakan sudah mengambil balik kekunoannya,“sahih” nama “Albula”, meskipun dengan begitu berarti membayangkan kelanjutansebuah fenomena perang dan perang antar sesama buat Roma.
Ada salah satu sebutan terhormat Tiberdi Georgics3, menjadi penjaga lebah Aristaeus menyelam ke dasar airkerajaan ibunya Cyrene.
“...omnia sub magna labentiaflumina terra spectabat diversa locis, Phasimque Lycumque, et caput unde altusprimum se erumpit Enipeus, unde pater Tiberinus et unde Aniena fluenta…”

(G. IV, 366-369)

Beberapabaris kutipan ini adalah bentuk bagian penjelasan yg lebih akbar, baikpentingnya sungai juga cerita bidadari. Tiberinus digambarkan sebagai pater karena hubungannya dengan Roma.bagian cerita ini dalam pengertian melayani buat menyeimbangkan referensipermohonan pada air menurut georgicpertama. Kedua kiasan tadi ditujukan bagi Tiber serta dewanya yg diperlihatkandalam lakon dramatis yg diperankan oleh sungai dalam penobatan pencapaianpuisi Virgil, dari mula dan bukti diri eposnya.
Sebutanepinimus dewa didengungkan pada pembukaan bagian tengah kedua dari ceritakepahlawanan, ketika para Trojan datang di dekat muara sungai yang diceritakan,pada bagian cerita yg banyak memperlihatkan tradisi-tradisi sejarah serta sastraterdahulu tantang  pendaratan Trojan diHesperia4:
“…atque hic Aeneas ingentem ex aequore lucum

prospicit. Huncinter fluvio Tiberinus amoeno

verticibus rapidiset multa flavus harena

in mareprorumpit…”. (A. VII, 29-32).


Ada sebuahhutan mini serta tepi sungai, sebuah loka yg tenang dan tenteram. Sungai itusendiri juga memendam sebuah kekuatan serta kehidupan yg sangat sesuai untukibukota tak pernah mati dunia sebagaimana adanya (Mynors,1969).  Penting buat diingat bahwa dalam puisi-puisiVirgil sebagian mencoba buat menyebabkan sebuah adegan yang berkaitan denganpendeta serta menyampaikan pandangan penduduk desa tentang peranan sungai-sungaidan mata air pada bulat akivitas pedesaan.
Dalam bukuVIII kisah kepahlawanan Aeneid, adasebuah jarak, hal keduniawian, serta bepergian kesusastraan dimana sungaimerupakan sebuah lencana paripurna menuju ke arah kemajuan.tiber merupakan  titik pemberangkatan perjalanan Aenas diItalia dan juga menyediakan sebuah latihan menulis serta bercerita. Namun, untukmenghargai ramalan populer Tiberinus tentang takdir pencapaian Aenas nir adaperbedaan antara ramalan serta solusinya.
Tiberinusberjanji buat memandu kapal supaya dapat mendayung serta melewati arus tetapi padaakhirnya arus tersebut berkiprah sendiri. Tiberinus berjanji bahwa Trojan akanmampu mendayung ke hulu (sebuah keistimewaan arus bepergian Tiber) serta agarlebih gampang wajib dipastikan dulu bahwa sungainya damai. Tiberinus membantuAenas sesudah kedatangannya pada Italia berdasarkan Troy yg menyarankan kepadanyauntuk mencari sekutu menggunakan Evander Pallene pada peperangan melawan Turnus dansekutunya. Kedewaan sungai muncul  keAenas dalam sebuah mimpi yang mengungkapkan kepadanya bahwa beliau sudah datang dirumahyang sebenarnya. Tiberinus pula menenangkan air sehingga bahtera Aenas mampumencapai kota menggunakan aman (Moroford, Mark, Lenardon, Robert 1971:215).  Dia dipercaya sebagai keliru satu tuhan airterpenting serta orang selalu melarung sesajen diSungai Tiber setiap bulan Mei. Tiberinus diperingati menggunakan 27 boneka jeramiyang dianggap Argei.
Sungaimewakili masa peralihan berdasarkan satu fase kehidupan ke fase yang lain termasuktata cara perjalanan hingga kematian. Sungai Tiber dikutip beberapa kali olehDante Alighieri pada puisi cerita panjang terkenal Divine Comedi, karya yanglebih rupawan dalam sastra Italia dan keliru satu karya yg terbesar pada sastradunia.
Pandanganimajinatif puisi tentang akhirat dipaparkan dalam pandangan global pertengahanseperti yang telah berkembang di Gereja Barat dalam abad ke-14. Pandangan itu dibagi menjadi 3 bagian yakni; neraka,api penyucian, dan surga . Api penyucian mendeskripsikan pengetahuan pertengahan tentangbumi yg berbentuk bola. Dante mereferensi disparitas bintang-bintang yangdapat dilihat pada Hemisphere selatan, pengubahan posisi global, serta menyebarkan macamzona waktu bumi (Richard H., 2000). Berbeda menggunakan perahu Charon yg melintasi Acherondalam Inferno, jiwa-jiwa kaum Kristendikawal sang Malaikat Perahu menurut loka mereka berkumpul dekat Ostia,pelabuhan laut Roma di muara Tiber melewati pilar-pilar Herkules menyeberanglautan menuju Gunung Penyucian dosa.
[...]”Selamatiga bulan ini dia sudah berlayar misalnya yg dingainkan orang. Karena itu dipantai bahari dimana Tiber menjadi air asin, aku sudah menyatu.  Tepat pada belakang muara sungai beliau mulaibersip-siap lagi karena orang yg nir tenggelam pada sungai Acheron akanselalu terkumpul di sana”[...]
Jiwa yang menuju api penyucian berkumpul pada Romadi muara Sungai Tiber serta akan diantar sang malaikat. Orang yang akan menujuneraka akan dikumpulkan di Sungai Ancheron serta diantar sang setan. Malaikatmenggunakan sayapnya serta menerbangkan kapal dengan gembira. Charon menggunakankayuh untuk mengayuh serta kadang-kadang memukul penumpangnya dengan kayuhnya.jiwa-jiwa yg diberkati akan bernyanyi serentak, jiwa yg dikutuk akanmeratap serta memaki secara tepisah (Lindskoog,1997:10).
Penyair membayangkan bahwa jiwa-jiwa yangditakdirkan buat diselamatkan memperindah diri mereka sendiri pada muara SungaiTiber, menunggu buat disambut masuk ke pada kendi malaikat berkulit hitam danmengirim mereka ke pulau api penyucian. Makna kiasan lokalisasi jelas yakni,menjadi penentang sungai Ancheron merupakan sungai terkutuk. Tiber, secarajelas menerangkan keabadian kota Roma menjadi pusat agama Kristen dan sebagaisungai yg mengumpulkan jiwa-jiwa yg berdosa buat ditakdirkan masuk dalampembebasan tak pernah mati.
Sungai-sungai membantu menjelaskan identitasmasyarakat dengan berbagai tempat lantaran mereka merupakan lencana pemandangankarena hal itu menekankan hubungan orang-orang tertentu menggunakan sebuah loka,sebagai akibatnya sungai dapat berarti memisahkan dan menghubungkan. Ini merupakan temayang krusial bagi penulis dan penyair. Sungai Tiber cenderung sebagai sentra komunikasiyang krusial dan menurut seluruh itu dia memiliki kiprah secara emosi dan budaya hidupmasyarakat Roma. Roma adalah kota dimana semuanya saling terhubung. Jeritan para pejalan kakiberpadu menggunakan kenyamanan gedung-gedung bersejarah. Sungai Tiber perlahan-lahanmengalir dan memisahkan. Kekunoan melawan serta menyatukan  pembaharuan dimana disparitas budaya-budayamerupakan hal biasa. Selama berabad-abad Roma adalah sebuah lambang keadaanmanusia seperti sebuah sirene Homeric, suaranya selalu mempesonakan parapenulis dan penyair menurut semua penjuru dunia. Para penulis misalnya Pirandello,Gabriele D’Annunzio, Giuseppe Ungaretti sudah melihat kota abadi dan hubungannya denganTiber dan menginspirasi mereka. Para penulis tadi telah berbagi rasayang berbeda serta menerima bentu-bentuk yg tidak sinkron berdasarkan sungai tadi.melalui sejarah sastra, berdasarkan mitologi hingga awal abad 20, kota Roma dengansungainya mengungkapkan ciri-karakteristik baru.
Pirandello5 melalui puisinya memperlihatkankonsep romantik akhir menurut inti kedinginan. Penyair murka dan kecewa terhadapgambaran baru mengenai kota kekal yg sudah menjadi simbol berdasarkan korupsi dankemerosotan, menyapu keagungannya. Dia tak dapat dihibur. Roma bukan lagisebuah estetika klasik serta runtuh tanpa ada perlindungan sang orang Romasendiri. Roma dirusak sang para kurcaci pengkhianat yg menciptakan korupsi.pirandelo ingin melihat kilauan kenangan Roma antik serta memberantas kejahatanyakni korupsi sosial serta sipil yg mencengkeram kota.
Di tahun 1901 dia menulis Air Mata Tiber (“Pianto delTevere”) yg inspirasinya terlahir menurut banjir Tiber dalam 2 Desember 1900. Banjiritu hampir berisi reruntuhan bangunan sepanjang antara Cestio dan jembatanPalatine dan air yg berlumpur meluber ke kota melewati alun-alun Pantheon.
“Tak lamalagi kau takkan mampu melihatnya, melewati kota Roma, seperti yang kulakukan,suatu hari; Tiber lewat antara pelupuk mata alami yg bergetar [...] sepertisebuah perbukitan serta beliau turun menggunakan keadaan penuh perampokan, hinggatiap-tiap gelombang bisa mengatasi sudut-sudut batas yg menyesakkan, berlarimelewati jalan-jalan bawah tanah, beliau terlihat menuju Pantheon: “Apakah kamumelihat, sisa-sisa Roma kita yg suci? Aku masih di sini: Roma memerlukanpenyucian yang akbar”

(Pianto delTevere,1990)
Penyair menggunakan kata ganti “kami” lantaran diamerasa bagian menurut kota serta “dia” merujuk dalam sungai Tiber lantaran diamengumpamakan sungai menggunakan keabadian kota. Baginya banjir merupakanpemberontakan serta pelaku primer puisi ini merupakan ratapan sungai yg inginmenguasai tepi sungai buat menutupi Roma serta kelemahannya, menghapus sebuahkota yg hanya sebuah sisa-sisa menurut apa yang terjadi.
Sudut pandang yg tidak selaras dibangun pada puisi6Gabriele D’Annunzio. Roma bukan hanya sebuahkota yang antik tetapi ia merupakan sebuah kota yg bersinar menggunakan berbagaihiasan berharga yang dimilikinya serta diantara hiasan-hiasan itu Sungai Tibermenyatu pada dalamnya. Dia tidak peduli dengan korupsi yang terdapat pada Roma yangmembuat Pirandello khawatir namun dia melihat kemunduran yang sama sebagaisebuah keindahan yg agung.

“Roma bersinar pada pagihari pada bulan Mei dalam pelukan mentari , di atas jembatan muncullah arusSungai Tiber yang bersinar, lari diantara tempat tinggal -rumah hijau, sesaat kemudian,pada tanjakan muncullah kota abadi, sangat jelas terukir, misalnya sebuahakropolis, di langit yang biru”

(D’Annunzio, 1889)

D’Annunzio menghubungkan keindahan Sungai Tiber menggunakan kemunculan luasnyaRoma yg datang-datang. Baginya keagungan kota dengan “rasa” epos abadi karenakeindahan Tiber terletak dimana sungai itu lahir, menangkap perhatian pujangga,serta menjadi bagian aktif dari kota yg bersinar.
Setiap ujung kota tersenyum padanya seperti ingin memberi salam yangterakhir bahwa pelaku utama terlihat sangat memohon menggunakan matanya. Pujanggamembaca kota serta Roma membuka matanya sendiri bagi pujangga.
Bagi pujangga Giuseppe Ungaretti7, sungai-sungai selalu sebagai bagian utama dari puisinya, dari empatsungai dalam hidup Ungaretti, ditambah satu lagi “Tiber yang menimbulkanbencana” penonton menurut semua kekejian perang tetapi jua pencerahan barupujangga. Puisi “Sungaiku bahkan kau” merupakan puisi termasyhur serta palingrelijius dimana rasa sakit langsung Ungaretti menanamkan kekhawatiran yangbegitu besar terhadap masyarakat Roma karena rasa sakit dipermalukan terhadappengasingan (Perang Dunia Kedua) pada mana pengakuan terhadap keyakinannyamenjadi lebih dramatis serta tegang.
“Sungaiku, bahkan kau,“Tiber Yang Mematikan”

Ia menusuk hingga kejantungmu

Untuk menimbun rasa sakit

Lelaki itu melimpahkannyake dunia

[...] Hatimu adalah rumahyang dirindukan

Cinta yang tidak sia-sia.

Tangisku yang sunyi taklama lagi bukan milikku”

(Ungaretti, 947)
Dalam puisi ini, Tiber menjadi simbol jalan yang mematikan dari “ketakutan”malam. Sosok Yesus yang penting merupakan saudara laki-laki dari pujangga yangakhirnya memeluk semua kemanusiaannya. Di tahun 1916, Ungaretti menggubahsebuah puisi berjudul “Sungai-Sungai” dimanadia dapat tahu dirinya sendiri melalui sungai-sungai yang beliau temui dalamperjalanan ziarahnya, berdasarkan Mesir, Perancis, sampai Italia. Tiber sebagai sebuahsimbol rasa sakit bahwa cumbuan di malam hari dan memukul yg tidak bersalahdisimbolkan dalam nafsu anak domba [...] sendu yang tak terhingga”. Penderitaanyang terburuk adalah pengharapan dari ketidakpastian itu sendiri dimana penderitaanyang membuat tiap pengungsi merasa tak kondusif. Untuk mengakui situasi ini menjadi“sungai” Ungaretti mengaku bahwa rasa sakit merupakan bagian yg tidak dapatdipisahkan dari pribadinya serta manusia. Secara psikologis hal ini takcukup  buat menerima balik rasasakit buat memberi rasa sakit itu sebuah rasa, tak cukup jua untuk mencatatbukti-bukti yang menciptakan kita tak berdaya, tidak relatif jua jika rasa sakitberlanjut buat membangkitkan rasa sakit yang lebih.

PENUTUP

Sebagai sebuah kekuatan  yang secara tetap dan berubah-ubah bagian daripemandangan alam yang berkiprah, sungai-sungai berinteraksi dengan puisi yangdinamis. Terlepas menurut metafora serta gambaran yg menyenangkan, sebuah sungaidapat menyediakan sebuah inspirasi yang tiba menggunakan meminum air menurut mata airpuitis, menjadi karakteristik dalam sebuah cerita puitis, atau tindakan seperti seorangpenulis, mewakili sebuah kebebasan hidup bercerita dimana penulis dan pembacaikut berpartisipasi.
Tema sungai berhak menerima pengakuan terhadap semakin hilangnya sungaitiap zaman dengan output-output yg tidak sinkron menurut para pujangga yg tidak sama,meminjamkan dirinya sendiri menjadi simbol yg paling tidak selaras serta tafsiran.
Tiap penulis telah menggunakan gambaran sungai dengan cara yang tidak sama,selalu menghubungkan Sungai Tiber dengan Kota Abadi, mengakui ini sebagaijantung kota Roma. Tiber bukan hanya sebuah jalan krusial dalam perdagangan diwilayah Mediterania tetapi juga dipakai dalam puisi serta cerita. Tiber selaludihubungkan dengan sejarah Roma, buat memilih apa yg sastra dapatceritakan kepada kita  tentang Tiber danbagaiman sungai dapat membantu kita berfikir mengenai pengembangan sastra.
Kekuatan besar sungai-sungai seperti Tibermewakili puisi epos, tentu saja seni berpidato tidak bisa dibandingkan denganaliran sungai. Dari mitologi antik yg menceritakan pada kita tentanglahirnya Kota Abadi Roma menggunakan Romulus dan Remus yg diselamatkan olehkedewaan Tiber. Sungai memandu kita melewati insiden-peristiwa epos Virgil Aenid dimana Tiberinus dianggap pater pada hubungannya menggunakan kotaRoma. Pandangan imajinatif Dante Alighieri tentang akhirat menggunakan Tibersebagai sebuah loka awal untuk penyelamatan jiwa-jiwa.
Skenario berubah dengan datangnya sastra modernabad 20 di mana Tiber diibaratkan sebuah asal wangsit sang pujangga modernuntuk mengekspresikan perasaan-perasan yang tidak sama yang dihubungkan denganperubahan Roma. Aliran sungai Tiber dalam puisi penulis membawa khayalan danpemberontakan yang disebabkan oleh kejahatan kota karya  Pirandello. Kemakmuran, kekayaan, dankeduniawian karya D’Annunzio dan aktualisasi diri menyebarkan rasa sakit karya Ungaretti.
Hari ini Sungai Tiber merupakan sebuah jalan air latif yang  melintasi Kota Abadi, menceritakan sejarah,mitos dan puisi melalui alirannya menuju kota tak pernah mati dan ia menjadi bagiannya.
“Pesona Tiber mungkindalam alirannya yg tak pernah putus, tetap terjalin, dalam kesehariannya,menjadi sebuah perwakilan fisik sejarah Roma, menjadi sebuah jalan yang takberubah, jantung kota tak pernah mati. Ini adalah sahih, sungai-sungai merupakan sejarahkehidupan”.

(Tiziano Tiziani)




Catatan:
1 Karya tulis dalam bentuk obrolan politik yang membahasorganisasi politik dan institusi negara dan negara aroma

2 The Aenid merupakan sebuah puisi epos latin, karya Virgilantara 29 dan 9 sebelum masehi, yang menceritakan legenda sejarah Aenas, Trojanyang perjalanan menuju Italia dimana dia sebagai leluhur bangsa Roma

3  The Georgics adalahpuisi karya Latin pujangga Virgil, mungkin diterbitkan abad 29 sebelum masehidan dipercaya sebagai karya utama kedua Virgil.

4 nama dimana orang Yunani mula-mula ditunjuk negeri barat

5 dia merupakan dramawan, penulis, dan pujangga dianugerahiNobel Prize buat sastra tahun 1934. Untuk produksinya, tema-temanyaberhubungan dengan penemuan cerita teater yg dipercaya menjadi pendramaterbesar pada abad 20

6 Dia merupakan penulis, pujangga, jurnalis, dramawan, danprajurit Italia pada Perang Dunia I. Dia menduduki loka terkemuka dalamsastra Italia dari 1889 sampai 1910 serta lalu kehidupan politik dari 1914hingga 1924

7 Giuseppe Ungaretti adalah seseorang pujangga terkini Italia,jurnalis, penulis esai, kritikus, akademisi, dan penerima pengukuhan 1970 Neustadt International Prize untuk bidang sastra. Ketua Ermestimo, beliau adalah salahsatu kontributor terkemuka sastra Italia abad 20




DAFTAR PUSTAKA


Lindskoog, K . 1997. Dante's Divine Comedy: Purgatory: Journey to Joy, Part.Macon: Mercer University Press
Lindskoog, K. 1997. Dante’s DivineComedy. Macon: Mercer University Press
Moroford, Mark and Lenardon, Robert . 1971. Classical Mythology. Oxford: OxfordUniversity Press
Mynors P. 1969. Vergili Maronis Opera Oxford. Oxford:Oxford University Press
Pallottino, M. 1993. Origini e storia primitiva pada Roma.Roma: Bompiani
Prudence, J. 2005.  Reading Rivers in Roman Literature and Culture.lanham, MD: Lexington Books
R. F. Thomas, Reading Virgil and His Texts: Studies in Intertextuality,Ann Arbor, The University of Michigan Press, 1999, 135
Richard H. Lansing, Barolini, T.  2000. TheDante Encyclopedia.  New York:Garland Pub

 Richard,J. A. 2000. Barrington Atlas of the Greek and Roman World: Map-By-MapDirectory.  Princeton, NJ and Oxford, UK: Princeton University Press
Richard, S. NearEastern Archaeology: A Reader.  WinonaLake, IN: Eisenbrauns


* Makalah disampaikan padaSeminar Internasional Sastra Indonesia, Banjarmasin,  6 s.D. 9 Desember 2017

MAKALAH SASTRA SUNGAI : TIBER: JANTUNG KOTA ABADI OLEH CHANTAL TROPEA (Universitas Naples L’Orientale) Terjemahan Bahasa Inggrisnya lihat pada selengkapnya di sini !!