KUMPULAN HASIL ANALISIS PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR

Sudah ada banyak output analisis puisi karya Chairil Anwar yang dikerjakan oleh para mahasiswa, para murid, dan para pelajar. Hal mungkin, setiap hari ada ratusan artikel, tugas sekolah, tugas kuliah, sampai soal-soal tentang analisis puisi-puisi karya Chairil Anwar yg tercipta. Baik analisis yg dilakukan menggunakan memperhatikan kaidah penulisan artikel atau makalah yg ilmiah, maupun karya yg dibentuk 1/2 sembarangan, bahkan output salin-tempel.
Karya Ilmiah yang membahas puisi karya Chairil Anwar sebagai objek analisis serta objek penelitian nir sedikit lantaran memang nama besar Chairil Anwar. Karya-karyanya memang fenomenal serta mampu tetap relevan hingga sekarang.
Maka, puisi-puisi Karya Chairil Anwar memang mudah dianalisis karena telah banyak contoh tentang analisis puisi Karya Pelopor Angkatan 45 ini. Contoh-model analisis ini memang sangat majemuk, baik teknik juga teori yg digunakan. Kebanyakan yang gampang dipakai merupakan teori struktural, yaitu membahas sebuah karya sastra (puisi) dengan memperhatikan struktur puisinya. Baik struktur batin maupun struktur lahir (struktur fisik).
Ada juga analisis yang 'hanya' parsial. Misalnya hanya membahas majasnya saja. Membahas pilihan katanya saja, atau membahas tentang contoh parafrase.
Berikut ini adalah daftar contoh hasil analisis puisi karya Chairil Anwar:
1. Analisis Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar Analisis Struktur Lahir dan Struktur Batin
Contoh analisis di atas membahas puisi Doa yang berisi ungkapan keterasingan menurut seorang penyair. Kata-istilah yang dipakai pula istilah-kata yg memberitahuakn kesusahan dan kesedihan. Untuk lebih lengkapnya langsung saja klik judul tautan mengenai analisis puisi Doa karya Chairil Anwar tersebut.
2. Analisis Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar yg Penuh Vitalitas dan Individualitas
Judul analisis pada atas secara eksplisit menampilkan istilah vitalitas dan individualitas. Kedua kata tadi mewakili keseluruhan isi puisi Aku karya Chairil Anwar yg semangat, bentuk, gaya penceritaan puisinya Jauh melampaui zamannya. Untuk membaca analisi puisi 'Aku' milik Chairi Tersebut langsung klik saja tautannya.
3. Parafrase Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar.
Nah, contoh analisis puisi karya Chairil Anwar yg ketiga ini merupakan contoh analisis puisi yang parsial. Maksudnya hanya dibahas berdasarkan keliru satu unsur atau bagian strukturnya saja. Jadi, dalam contoh analisis puisi karya Chairil Anwar ini 'hanya' dibahas tentang parafrasenya saja. Jadi, berkaitan menggunakan makna puisi secara pribadi. Langsung klik tautan di atas buat membacanya.
4. Analisis Struktur Batin Puisi 'Senja pada Pelabuhan Kecil' Karya Chairil Anwar
Contoh analisis yg keempat ini, menampilkan pembahasan mengenai struktur batin. Struktur batin berkaitan pribadi dengan makan. Maka yg poly dibahas adalah puisi karya Chairil Anwar pada atas.
5. Memahami Makna dan Keindahan Puisi 'Cintaku Jauh pada Pulau' Karya Chairil Anwar
Dalam model analisi puisi karya Chairil Anwar ini yg banyak dibahas adalah berkaitan makna. Juga dibahas mengenai hal yg membuat puisi Cintaku Jauh pada Pulau dianggap indah.
6. Chairil Anwar Pun Mati Miskin dan Terpaksa Mencuri
Banyak orang yang tahu bahwa, Chairil Anwar merupakan sastrawan besar . Tapi tidak poly orang memahami bahwa semasa hidupnya, dia sangat kesulitan. Terlebih dampak penyakitnya yang perlu pengobatan yg maksimal . Apa penyakitnya Chairil Anwar dan apa pula yg tela dicurinya. Bisa dibaca melalui link pada atas.

ANALISIS MAKNA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR YANG PENUH VITALITAS DAN INDIVIDUALITAS

Puisi Chairil Anwar yang berjudul Aku menjadi galat satu puisinya yang paling terkenal. Kutipan-kutipan lariknya banyak digunakan serta direproduksi pada bentuk mural, kaus, juga desain digital. Kutipan "Aku ini hewan jalang" juga kutipan "Aku ingin hayati seribu tahun lagi" menjadi yg relatif poly (buat tidak menyampaikan paling banyak) dipakai.
Puisi 'Aku' karya Cairil Anwar menjadi tonggak bagi bentuk serta semangat puisi Angkatan 45. Sebelum memublikasikan melaui cetakan, Chairil Anwar terlebih dahulu membacakan Puisi Aku di Pusat Kebudayaan Jakarta dalam 1943.
Baca Juga: Kumpulan Hasil Analisis Puisi Karya Chairil Anwar
Puisi tersebut lalu diterbitkan di Pemandangan dengan judul Semangat. Penggunaan judul Semangat sebagai pengganti judul yang sebenarnya yaitu aku diperlukan buat menghindari sensor dari pemerintah yang waktu itu diperintah sang militer Jepang. Selain perubahan judul, larik yang berbunyi Ku mau tidak seseorang kan merayu juga diubah menjadi  Ku tahu tidak seseorang kan merayu. Penggunaan Ku mau dianggap lebih radikal dibanding menggunakan Ku tahu. Jadi, penggunaan pilihan kata yg lebih 'lunak' ini bertujuan buat menghindari penyensoran oleh pemerintah.

Berikut ini puisi Aku karya Chairil Anwar Selengkapnya:
Aku
Kalau hingga waktuku
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu
Tidak pula kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku permanen meradang menerjang
Luka dan sanggup kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih nir peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!
Parafrase Puisi Aku 

Kalau (sudah) hingga waktuku (buat pulang)
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu (untuk tetap tinggal)
Tidak pula kau
Tak perlu (tangis) sedu sedan(mu) itu
Aku ini (adalah ibarat) binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang (maka wajib pulang)
Biar peluru menembus kulitku (hendak menghentikanku)
Aku permanen (akan semakin) meradang (serta permanen) menerjang
Luka (ini) dan mampu (racun ini) kubawa berlari
(terus) Berlari
(saya akan terus berlari) Hingga hilang (rasa) pedih peri (di hati)
Dan aku akan lebih nir peduli (dengan kenyinyiran orang)
(meski begini) Aku mau (karyaku tetap) hayati (sampai) seribu tahun lagi!

Dari output parafrase pada atas, dapat diketahui bahwa, puisi Aku karya Chairil Anwar tersebut menggambarkan semangat untuk terbebas dari kungkungan keadaan. Si Aku sadar bahwa, usahanya buat 'menentang zaman' niscaya akan membuatnya diasingkan (terbuang), bahkan wajib siap disakiti (ditembus peluru). 

Tapi tokoh 'Aku' akan tetap menerjang segala rintangan itu, nir memedulikan rasa sakitnya yang akan hilang menggunakan sendirinya. Bahkan beliau sama sekali tidak akan peduli, hingga suatu saat karyanya sahih-benar akan dikenang bahkan hingga seribu tahun lagi.
Baca Juga: Contoh Parafrase Lagu dan Puisi yg Lain


Analisis Diksi Puisi Aku  karya Chairil Anwar

Dilihat menurut diksi atau pilihan kata yg digunakan sang Chairil Anwar, terdapat beberapa yg bisa dianalisis. Antara lain penggunaan rima, dan istilah kiasan (makna konotasi) dalam puisi, pula karakteristik spesial Chairil Anwar.

Penggunaan Bunyi

Irama yang dipakai sang Chairil Anwar ada di hampir setiap bait puisi Aku. Hal ini tampak dalam baris-baris berikut adalah:

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Dalam bait pada atas, tampak kentara bahwa ada pengulangan bunyi sengau (ng) yg berulang-ulang dalam satu bait. Ini bukan hal yang tidak disengaja. Penggunaan suara berulang misalnya ini memberitahuakn bahwa pilihan kata yang digunakan sahih-sahih diperhatikan. Hal yang sama jua tampak pada istilah meradang menerjang dalam bait ini dia:

Biar peluru menembus kulitku
Aku permanen meradang menerjang
Penggunaan pengulangan kata yang mirip  pula tampak dalam istilah pedih peri dalam baris berikut:
Hingga hilang pedih peri
Dalam baris tadi, terdapat dua istilah yg hampir serupa bunyinya yaitu kata pedih dan istilah peri yang sama-sama diawali suku kata pe dan suku istilah ke 2 mengandung suara i.

Penggunaan Aliterasi

Aliterasi merupakan pengulangan suara vokal yg terdapat dalam satu kalimat. Dalam puisi Aku karya Chairil Anwar ini terdapat beberapa aliterasi yang dapat dianalisis.
Luka dan sanggup kubawa berlari
Dalam baris di atas, masih ada aliterasi b. Pengulangan bunyi /b/ terdapat dalam kata bisa, bawa, dan berlari. Pengulangan suara b ini memperkuat keindahan suara dalam puisi Aku.
Hingga hilang pedih peri
Puisi aku juga mengandung aliterasi h yang tampak dalam baris di atas. Ada yg digunakan sebagai awal istilah dalam hingga dan hilang juga dipakai di akhir istilah yaitu pedih. Penggunaan suara h yang berulang menampakan makna kesedihan. 

Ciri Khas Chairil Anwar

Hampir pada setiap puisinya, Chairil Anwar melakukan penghilangan bunyi untuk istilah-kata yang sudah umum diketahui. Dalam beberapa puisi yg lain, Chairil bahkan menghilangkan bunyi ma dalam kata manusia sehingga hanya menjadi 'nusia.
Dalam puisi Aku ini, si Binantang Jalang ini, 'hanya' menghilangkan bunyi 'a' dalam istilah aku dan istilah akan. Sehingga hanya sebagai 'Ku dan 'kan seperti tampak dalam baris:
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu

Pemendekan (atau lebih tepatnya pemotongan istilah) misalnya ini sebagai ciri khas Chairil Anwar dan menjadi pelopor di Zamannya.
Tema serta Amanat

Puisi merupakan karya sastra pada zamannya serta sanggup dimaknai lintas ketika menembus masa. Puisi Aku  karya Chairil Anwar ini ditulis (digubah) pada masa penjajahan Jepang yang sangat represif. Maka menurut itu, puisi ini bisa dimaknai sebagai puisi yg bertemakan kesanggupan diri melawan kemapanan, berjuang menjadi bangsa yang bebas dalam berkarya serta mengarungi hayati. Chairil menggambarkan hal itu sebagai 'berlari'. Bergerak menggunakan sangat cepat.
Meskipun sifat dan sikapnya itu akan memunculkan kesulitan serta mendapat ancaman dari banyak sekali pihak, dia nir pernah peduli. Karena beliau konfiden bahwa, suatu saat karya serta sikapnya akan tetap dikenang, bahkan hingga seribu tahun lagi.
Jadi, tema pada puisi saya merupakan menjadi diri sendiri yang bebas dari penjajahan. 

Adapun amanatnya merupakan: Mari terus berjuang, meski merasakan sakit. Lantaran pada akhir perjuangan pasti akan ada kemenangan.

Baca Juga: Karakter tokoh 'aku ' pada Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar.
Demikian contoh analisis puisi Aku karya Chairil Anwar oleh Pelopor Angkatan 45.