PENGERTIAN SUMBER BELAJAR MANFAAT DAN MACAM MACAMNYA LENGKAP

Pengertian sumber belajar, manfaat serta macam - macamnya lengkap akan dibahas pada artikel kali ini. Setiap orang belajar pasti mempunyai acuan atau rujukan pada mengusut suatu ilmu. Baik itu ilmu sosial, ilmu alam, serta ilmu niscaya. Perkembangan pendidikan pada era globalisasi ini menuntut pembelajar buat selalu update serta mengetahui segala sesuatu pengetahuan pada suatu bidang. Oleh karenanya, acum atau acuan ilmu tersebut haruslah memiliki keakuratan, dapat dipercaya dan mampu dipertanggungjawabkan.
Untuk lebih kentara serta lengkap mengenai apa itu asal belajar? Apa manfaatnya? Dan apa saja macam - macam atau jenis - jenisnya yuk simak ulasan lengkap di bawah ini.

Pengertian Sumber Belajar

Secara umum pengertian sumber belajar adalah seluruh bahan yg dapat menaruh fakta baik berupa data, orang serta wujud eksklusif yang dipakai siswa pada proses pembelajaran buat mencapai tujuan belajar atau kompetensi tertentu.

Arti Sumber Belajar Menurut Para Ahli

Yusufhadi Miarso 

Segala sesuatu yg mencakup pesan, orang, bahan, indera, teknik, serta lingkungan, baik secara tersendiri juga terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar.

Edgar Dale

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan buat memfasilitasi belajar seorang.

Rohani

Sumber belajar (learning resources) merupakan segala macam sumber yg ada pada luar diri seseorang (siswa) dan yg memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Berdasarkan referensi berdasarkan pakar pada atas maka dapat diambil sebuah konklusi bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang asal berdasarkan luar diri peserta didik yg dapat membantu terjadinya proses belajar.

Macam-macam Sumber Belajar

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), asal belajar merupakan semua asal (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat dipakai buat memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi anak didik. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, alat-alat, teknik dan lingkungan/latar.
Berdasarkan asal usulnya, asal belajar terbagi menjadi dua yakni :
  1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu asal belajar yang memang sengaja dibuat buat tujuan pembelajaran. Contohnya merupakan : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT).
  2. Sumber belajar yg sudah tersedia serta tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang nir secara spesifik dirancang buat keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih serta dimanfaatkan buat keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat keterangan, siaran televisi, serta masih poly lagi yg lain.
Jenis - jenis asal belajar dalam biasanya misalnya :
  1. Pesan: warta, materi ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, serta sebagainya;
  2. Orang: guru, pelatih, siswa, ahli, nara asal, tokoh rakyat, pimpinan forum, tokoh karier dan sebagainya;
  3. Bahan: kitab , transparansi, film, slides, gambar, grafik yg dirancang buat pembelajaran, relief, candi, arca, komik, serta sebagainya;
  4. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng serta sebagainya;
  5. Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw serta sejenisnya;
  6. Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor serta sebagainya.
Sedangkan menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara lain meliputi:
  1. Sumber belajar cetak: kitab , majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, serta denah.
  2. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, serta audio kaset.
  3. Sumber belajar yg berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.
  4. Sumber belajar yg berupa aktivitas: wawancara, kerja gerombolan , observasi, simulasi, dan permainan.
  5. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.

Manfaat Sumber Belajar

Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi:
  1. Memberikan pengalaman belajar secara pribadi serta konkret pada pesert didik
  2. Dapat menyajikan sesuatu yg nir mungkin diadakan, dikunjungi atau dicermati secara langsung serta konkret
  3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala hidangan yang ada di dalam kelas
  4. Dapat memberi liputan yg akurat dan terbaru
  5. Dapat membantu memecahkan perkara pendidikan (instruksional) baik pada lingkup mikro maupun makro
  6. Dapat memberi liputan yang positif, jika diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat
  7. Dapat merangsang buat berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.

Fungsi Sumber Belajar

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
  • Mempercepat laju belajar dan membantu guru buat menggunakan waktu secara lebih baik; dan
  • Mengurangi beban pengajar pada menyajikan informasi, sebagai akibatnya dapat lebih poly membina serta membuatkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
  • Mengurangi kontrol pengajar yg kaku serta tradisional; dan
  • Memberikan kesempatan bagi murid buat berkembang sinkron dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yg lebih ilmiah terhadap pembelajaran menggunakan cara:
  • Merancangan program pembelajaran yg lebih sistematis; dan
  • Mengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
  • Meningkatkan kemampuan sumber belajar;
  • Menyajian kabar dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
  • Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yg bersifat verbal serta tak berbentuk dengan empiris yang sifatnya kongkrit;
  • Memberikan pengetahuan yang sifatnya eksklusif.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yg lebih luas, menggunakan menyajikan liputan yg sanggup menembus batas geografis.
Demikianlah artikel ulasan tentang pengertian sumber belajar, manfaat dan macam - macamnya lengkap menggunakan berbagai contoh serta kajian arti dari beberapa ahli. Semoga artikel pembelajaran ini bisa bermanfaat untuk anda menjadi surat keterangan dalam membantu tugas-tugas anda. Terima kasih

PENGERTIAN DAN JENISJENIS MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, masih ada beberapa faktoryang sangat berperan dalam keberhasilan pembelajaran. Faktor-faktor tersebutadalah : (1) faktor pengajar, (dua) faktor siswa, (tiga) faktor wahana dan fasilitas,serta (4) faktor lingkungan. Dalam faktor sarana dan fasilitas termasukdidalamnya media  yg berfungsi sebagaialat buat membantu kemudahan belajar bagi anak didik pada pembelajaran.
“Kata mediaberasal berdasarkan bahasa latin medius yangsecara harfiah berarti `tengah`, `mediator`, atau `pengantar`. Dalam bahasaArab, media merupakan perantara (wasaa`il)atau pengantar pesan berdasarkan pengirim kepada penerima pesan” (Azhar Arsyad,2005:3). Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad,2005:tiga) mengungkapkan bahwa, “Media bila dipahami secara garis akbar adalahmanusia, materi, atau kejadian yg membentuk syarat yang membuat murid mampumemperoleh pengetahuan, keterampilan serta perilaku”.
Pemerolehan pengetahuan, keterampilan, sikap danperilaku bisa terjadi karena hubungan antara pengalaman baru denganpengalaman sebelumnya. Menurut Bruner (pada Azhar Arsyad, 2005:7) “ Ada tigatingkatan utama proses belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), serta pengalaman abstrak (symbolic)”.
 Dengan demikianmedia pembelajaran bisa diartikan sebagai indera bantu guru dalam pembelajaranserta wahana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan (siswa).sebagai penyaji serta penyalur pesan, media pembelajaran dalam hal-hal tertentudapat mewakili pengajar menyajikan liputan belajar pada anak didik. Jika mediapembelajaran didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapatdiperankan sang media meskipun tanpa keberadaan guru.

2.ManfaatPenggunaan Media Pembelajaran

Secara generik, manfaat media dalam proses pembelajaranadalah memperlancar hubungan antara pengajar dengan anak didik sebagai akibatnya kegiatanpembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien. Secara lebih khususmanfaat media pembelajaran  dapatdijelaskan menjadi berikut :
a.media dapatmemperjelas penyajian pesan agar nir terlalu verbalistis (pada bentukkata-istilah tertulis atau mulut belaka)
b.mengatasiketerbatasan ruang, saat dan daya indera
c.penggunaanmedia secara tepat dan bervariasi bisa mengatasi sikap pasif anak didik
d.menimbulkankegairahan belajar
e.interaksilangsung antara anak didik menggunakan lingkungannya

3.Jenis-JenisMedia Pembelajaran

Media pembelajaran banyaksekali jenis serta macamnya. Mulai menurut yg paling sederhana serta murah hinggamedia yang berteknologi tinggi serta mahal harganya. Ada media yang dibuat sendiri sang pengajar danada juga media yang diproduksi sang pabrik. Ada media yg telah tersedia di lingkungandan bisa dimanfaatkan langsung, terdapat pula media yang secara spesifik sengajadirancang buat keperluan pembelajaran.
Menurut Seel serta Glasgow (dalamAzhar Arsyad, 2005:33) media dibagi ke pada dua kategori luas, yaitu pilihanmedia tradisional dan pilihan media teknologi terkini menggunakan perincian sebagaiberikut:
1.pilihan MediaTradisional yang terdiri menurut :
a.Visual diamyang diproyeksikan (proyeksi opaque/tak tembus pandang, proyeksi overhea,slide, filmstrip)

b.visual yangtak diproyeksiskan (gambar, poster, foto, charts,grafik, diagram, pameran, papan berita, papan-bulu)
c.audio(rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge)
d.penyajianMultimedia (slide plus suara, multi –image)
e.visualdinamis yang diproyeksikan ( film, televisi, video)
f.cetak (bukuteks, modul, teks terprogram, workbook, majalahilmiah, lembaran lepas/hand-out)
g.permainan(teka-teki, simulasi, permainan papan)
h.realia(contoh, specimen, manipulatif)
2.pilihanMedia Teknologi Mutakhir
a.mediaberbasis telekomunikasi (telekonfren, kuliah jarak jauh)

b.mediaberbasis mikroprosesor (Computer-assistedinstruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia, compact (video) disc)

PENGERTIAN MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengertian  Media Penyuluhan Pertanian


Kata media asal dari bahasa latin medius yg secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau“pengantar”, yaitu mediator atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepadapenerima pesan. The Association forEducational Communications Technology (AECT), menyebutkan media sebagaibentuk serta saluran yg digunakan orang buat menyalurkan pesan atau kabar.gagne (1970), mengungkapkan bahwa media merupakan aneka macam jenis komponen dalamlingkungan target yg dapat merangsang buat belajar. Sedangkan ”penyuluhan”dari berdasarkan istilah ”suluh” yaitu sesuatu yg dipakai buat memberi penerang.jadi media penyuluhan merupakan suatu benda yg dikemas sedemikian rupa untukmemudahkan penyampaian materi pada sasaran, supaya target dapat menyerap pesandengan gampang dan jelas.
            Beragamnyamedia memiliki karakteristik yang tidak selaras pula. Lantaran itu untuk setiap tujuanyang berbeda diharapkan media yg tidak sinkron juga. Dalam kaitannya denganpenyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat krusial sebagaisaluran, penyampaian pesan.

B. Manfaat Media PenyuluhanPertanian

Kemajuan tehnologi pertanian waktu ini semakin pesat, baiktehnologi produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusahadibidang pertanian semakin semakin tinggi jua. Tuntutan buat  mempertinggi kualitas produksi tidak dapatditawar lagi. Tehnologi dan kabar yg berkaitan menggunakan hal-hal tersebutperlu disalurkan dengan cepat  darisumber pesan pada sasaran, yakni petani dan keluarganya dan masyarakatpertanian lainnya. Oleh karenanya peranan media penyuluhan pertanian semakinpenting.
            Disampingitu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan menggunakan keterbatasan-keterbatasanantara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran ,contohnya taraf pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasansarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi denganmeningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui mediaPenyuluhan Pertanian petani bisa menaikkan hubungan dengan lingkungansehingga proses belajar berjalan terus walaupun nir berhadapan langsungdengan sumber komunikasi.
            Perananmedia penyuluhan pertanian dapat dilihat dari beberapa segi yakni dari proseskomunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segiproses belajar dan dari peragaan pada proses belajar.dan dari peragaan.

1.peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai SaluranKomunikasi (Channel) Dalam KegiatanPenyuluhan Pertanian
  1. Menyalurkan pesan/fakta menurut sumber/komunikator kepada sasaran yakni petani serta keluarganya sebagai akibatnya target bisa menerapkan pesan menggunakan kebutuhannya.
  2. Menyalurkan ”feed back”/umpan pulang dari target/komunikan pada sumber/komuniukator menjadi bahan penilaian buat pemugaran/ pengembangan dalam penerapan tehnologi selanjutnya.
  3. Menyebarluaskan pesan berita kemasyarakat pada jangkauan yang luas, mengatasi keterbatasan ruang, waktu serta daya indera.
  4. Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secara teratur serta sistimatik

2.peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Media BelajarDalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Pada tahap awalperanan penyuluh pertanian sangat mayoritas dalam kegiatan belajar petani, lamakelamaan berubah petani sebagai lebih bergerak maju mulai banyak belajar, melaluipengalaman. Melalui interaksi menggunakan lingkungannya serta memanfaatkan mediapenyuluhan pertanian. Sekarang penyuluh pertanian berperan sebagai kawan kerjapetani, mendampingi dan membantu petani dalam memecahkan masalah yg dihadapidilapangan bersama menggunakan petani lainnya melalui kegiatan grup tani.
Peranan mediapenyuluhan pertanian sebagai media belajar pada kegiatan penyuluhan pertaniansebagai berikut :
a.memberi pengalaman belajar yg integral dari kongkrit keabstrak.
Petani belajardimulai dari situasi konkret dilapangan melalui pengalam langsung sebagai model,kegiatan  sekolah lapangan (SL) dalamrangka memasyarakatkan Pengendalian hama terpadu (PHT) flora padi.petanisecara berkelompok belajar mengamati hama/penyakit tumbuhan pribadi menurut runpunpadi sawah. Cara  belajar tersebutdisebut cara belajar Lewat pengalaman (CBLP). Hasil pengamatan dicatat olehpetani, lalu didiskusikan bersama secara priodik.
Selanjutnya petanibelajar melalui aneka macam media penyuluhan pertanian lainnya diantaranya :spesimen, poster, leaflet, folder, gambar, slide, flm dan sebagainya. Materipelajaran tidak terbatas dalam hama/penyakit saja tetapi berkembang denganmateri yang terkait seperti ekologi flora, musuh alami, pemupukan, fisiologitanaman dan sebagainya hingga panen. Dengan demikian memberi pengalaman yangluas serta terpadu. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan kongkrit kearahabstrak penyuluh pertanian menjadi mitra petani berfungsi membantu/membimbingproses belajar tadi.
b.memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secaraterus menerus serta berkelanjutan.
Tehnologi selalu berubah serta berkembangkarena itu mediapenyuluhan pertanian wajib selalu menyalurkan pesan/fakta yg mutakhir.siaran pedesaan contohnya merupakan media penyuluhan pertanian yang wajib selalusiap menyalurkan perkembangan tehnologi yg terkini tersebut.
c.  Memungkinkanproses belajar secara berdikari.
Tersedianya aneka macam macam media penyuluhan pertanianseperti: brosur, kaset rekaman, folder, leaflet, lembaran fakta pertanian(Lptan) dan lain-lain, memungkinkan buat terjadinya proses belajar secaramandiri.

3. Peranan MediaPenyuluhan Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Peragaan merupakansalah satu faktor krusial pada mencapai keberhasilan  aktivitas penyuluhan pertanian. Mediapenyuluhan pertanian yg bersifat verbalistis akan kurang berhasil. Peragaanberkaitan erat  menggunakan penginderaan,peranan pengeinderaan sangat penting dalam proses belajar termasuk dalamkegiatan penyuluhan pertanian.
Pendapat para ahlidan hasil penelitian sepertitersebut diatas krusial ialah pada kegiatanpenyuluhan pertanian. Media wajib berperan pula sebagai peragaan petani belajarlebih efektif apabila ia belajar menggunakan melihat, mendengar dan sekaligusmengerjakannya (learning by doing).
Sejalan denganpandangan diatas, maka peranan media penyuluhan pertanian sebagai peragaandalam kegiatan penyuluhan pertanian menjadi berikut :
a.media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitasbelajar.
Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian,memusatkan perhatian serta memberi kejelasan terhadap pesan yang disampaikan ,mempermudah buat dimengerti dan kesannya bertahan usang pada ingatan.
b. Meningkatkan Interaksi Petani menggunakan Lingkungannya
Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petanibelajar eksklusif menurut lingkungannnya serta hasilnya akan meyakinkan petaniterhadap pesan yg didemonstrasikan.
c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan
Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaanlangsung mengenai langkah-langkah kerja yg wajib dilakukan. Petani harusmelakukannya sendiri sesuai dengan lembaran petunuk kerja melalui mediapenyuluhan pertanian.

C.  Jenis   Penggolongan Dan Karakteristik MediaPenyuluhan Pertanian



Dalam kaitannya menggunakan penyelenggaraanpendidikan/training serta penyuluhan, poly media pembelajaran yang bisadigunakan. Pertanyaan yg ada sekarang, bukan pada banyak tidaknya mediapenyuluhan yang tersedia, namun bagaimana merencanakan serta membuat mediavisual dalam kegiatan training dan penyuluhan yang sesuai menggunakan kebutuhanpara penggunanya.

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI PSIKOLOGI

Pengertian serta Klasifikasi Psikologi
Psikologi asal dari kata Yunani psyche = jiwa serta logos = ilmu, sebagai akibatnya psikologi bisa didefinisikan: ilmu yg memeriksa gejala-gejala kejiwaan berupa tingkah laris manusia. Gejala kejiwaan diklasifikasikan:

1. Gejala pengenalan (kognitif)
Meliputi:
Pengamatan: bisnis insan buat mengenal dunia riil, baik mengenal diri sendiri, maupun mengenal global sekitarnya melalui panca inderanya, yaitu menggunakan: melihat, mendengar, membau, meraba, dan mengecap. 

Agar orientasi pengamatan dapat berhasil menggunakan baik, maka dibutuhkan aspek pengaturan terhadap objek yang diamati, yaitu:

1) Aspek pengaturan berdasarkan sudut pandang ruang.
Dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: atas-bawah, kanan-kiri, jauh-dekat, tinggi-rendah.

2) Aspek pengaturan dari sudut pandang ketika.
Dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: masa lampau, masa kini , serta masa yang akan tiba.

3) Aspek pengaturan berdasarkan sudut pandang Gestalt.
Obyek yang diamati diberi arti menjadi suatu kesatuan yang utuh, bukan menjadi bagian yang terlepas-tanggal. Misal: dalam melihat rumah ditinjau menjadi suatu bangunan secara utuh, bukan dicermati menjadi pakunya atau batu batanya.

4) Aspek pengaturan dari sudut pandang arti.
  • Obyek yg diamati diberi arti menurut adalah bagi kita. Misal: sebuah pabrik serta sebuah sekolah dicermati berdasarkan segi bangunan banyak menampakan persamaan, namun dilihat berdasarkan segi merupakan memperlihatkan hal yg sangat tidak sama.
  • Tanggapan: bayangan atau kesan yang tertinggal pada dalam diri kita sesudah kita melakukan pengamatan terhadap suatu objek. 
Tanggapan tidak hanya dapat menghidupkan pulang apa yang telah diamati (masa lampau), namun jua bisa mengantisipasikan sesuatu yang akan tiba, atau yang mewakili waktu ini. Sehubungan menggunakan hal tadi, maka tanggapan dibedakan menjadi 3 macam:
1) Tanggapan masa lampau/ tanggapan ingatan.
2) Tanggapan masa yang akan datang/ tanggapan mengantisipasikan.
3) Tanggapan masa sekarang/ tanggapan representatif.

Berdasarkan indera yang dipergunakan buat melakukan pengamatan, tanggapan bisa dibedakan menjadi:
1) Tanggapan visual – hasil pengamatan yang dilakukan dengan alat mata.
2) Tanggapan auditif – hasil pengamatan yang dilakukan dengan indera pendengaran.
3) Tanggapan olfaktorik – hasil pengamatan yang dilakukan dengan indera hidung.
4) Tanggapan gustatif – hasil pengamatan yang dilakukan dengan alat pengecap.
5) Tanggapan taktil – hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan alat raba.

Tanggapan mempunyai peranan yang krusial dalam proses belajar, terutama dalam proses memperoleh pengertian. Proses tadi melalui urutan menjadi berikut:
1) Pengamatan
2) Bayangan pengiring – bayangan yang ada sesudah kita melihat sesuatu rona buat beberapa ketika, kemudian mengalihkan pandangan ke suatu latar belakang yg putih.
3) Bayangan eidetik – bayangan yg sangat kentara dan hayati, sebagai akibatnya orang yg memiliki tanggapan seolah-olah mengamati pulang obyek atau peristiwanya.
4) Tanggapan
5) Pengertian.
Ingatan: kemampuan rohaniah buat mencamkan, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan. 
Fantasi: kemampuan jiwa buat membangun tanggapan-tanggapan baru menggunakan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan yg baru nir harus sama atau sesuai menggunakan benda-benda yang ada. 

Fantasi dibedakan sebagai:
1) Fantasi yang tidak disadari: melamun.
2) Fantasi yang disadari: fantasi mencipta (mengarang lagu, tarian), dan fantasi terpimpin/ tuntunan (mendengarkan sandiwara radio).

Kegunaan fantasi:
1) Fantasi adalah wahana tahu orang lain.
2) Fantasi memungkinkan subyek melepaskan diri berdasarkan keterikatannya terhadap loka serta ketika, sebagai akibatnya memungkinkan bagi subyek untuk menilik ilmu bumi serta sejarah.
3) Fantasi bisa membantu subyek buat bercita-cita.
4) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yg dihadapi di alam riil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya fantasi:
1) Adanya saat yg kosong.
2) Tidak adanya kesibukan yang menentu.
3) Adanya harapan-harapan (hasrat) yg besar .
4) Adanya banyak sekali kesulitan pemecahan perkara.
5) Adanya banyak sekali macam kelemahan pribadi yang menyebabkan yg bersangkutan lari ke fantasi buat menciptakan ego defence.
6) Sedang dirundung asmara, dll.
Asosiasi: hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain. Misal: apabila kita menyebut tikus, maka kita akan teringat kucing. 

Asosiasi terjadi berdasarkan hukum asosiasi sebagai berikut:
1) Hukum berurutan: beberapa tanggapan yang dialami seorang secara berturutan, akan membangun asosiasi.
2) Hukum serentak: beberapa tanggapan yang dialami secara serentak/ pada saat yg bersamaan, cenderung berasosiasi satu dengan yg lain.
3) Hukum kesamaan/ kesesuaian: beberapa tanggapan yg serupa, atau seperti, atau identik satu menggunakan yang lain akan berasosiasi.
4) Hukum berlawanan: tanggapan yang antagonis satu menggunakan yang lain cenderung berasosiasi.
Berpikir: proses dinamis dimana subjek membuat hubungan antara objek dengan bagian-bagian pengetahuan yang telah dimiliki. 

Berpikir dibedakan menjadi:
1) Berpikir reflektif: kemampuan individu dalam menyeleksi pengetahuan (yg revelan menggunakan tujuan perkara) yg pernah diperoleh.

Proses-proses mental yang menyertai pada berpikir reflektif adalah menjadi berikut:
a) Direction – perhatian dan minat yg diarahkan dalam tujuan.
b) Interpretation – interpretasi terhadap interaksi-interaksi yang masih ada pada tujuan yang akan dicapai.
c) Selection – mengingat balik dan memilih pengetahuan-pengetahuan yg telah pernah diperoleh.
d) Insight – adanya pengertian individu tentang hubungan antara pengetahuan-pengetahuan menggunakan tujuan yg akan dicapai.
e) Creation – pembentukan pola-pola mental baru.
f) Criticism – Penilaian terhadap kesanggupan menuntaskan konflik.

Langkah-langkah berpikir reflektif:
a) Individu merasakan adanya dilema.
b) Individu melokalisasi/ memberi batasan kesukaran pemahaman terhadap masalah.
c) Individu menemukan interaksi-hubungan (memformulasikan hipotesis-hipotesis).
d) Individu mengevaluasi hipotesis-hipotesis.
e) Individu menerapkan cara pemecahan masalah lalu menyimpulkannya.

2) Berpikir kreatif: proses berpikir melalui mekanisme dengan cara-cara baru dan tak bisa dikira-kira sebelumnya sehingga memperoleh hasil yg asli. 

Langkah-langkah berpikir kreatif:
a) Tahap persiapan – bahan-bahan atau pengetahuan dikumpulkan serta disusun secara integral dan monoton.
b) Tahap inkubasi – kemungkinan besar aspek-aspek pernyataan yg kreatif bersifat samar-samar.
c) Tahap insight/ pemahaman – hasil proses berpikir yg konstan sebagai akibatnya individu sadar akan hubungan-interaksi yang sebelumnya nir diketahui sampai menemukan pemahaman baru.

Kecerdasan/ intelegensi: kemampuan mengendalikan aktivitas-aktivitas dengan ciri-ciri sukar, kompleks, tak berbentuk, ekonomis (sempurna), bertujuan, bernilai sosial, serta menampakkan adanya keaslian, dan kemampuan buat mempertahankan aktivitas-aktivitas misalnya itu dalam syarat yang memerlukan konsentrasi energi serta antagonis menggunakan kekuatan-kekuatan emosional. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan:
1) Faktor bawaan/ warisan: orang tua
2) Faktor lingkungan: gizi yg dikonsumsi serta rangsangan-rangsangan yg bersifat kognitif emosional.

2. Gejala perasaan (afektif)
è Gejala psikis yg bersifat subyektif, herbi gejala-gejala mengenal, dialami dalam kualitas senang atau nir bahagia dalam aneka macam taraf. 

Perasaan dibedakan menjadi berikut:
Perasaan jasmaniah: 
1) Perasaan indriah: sedap, asin, getir, dll.
2) Perasaan penting: segar, lemah, tidak berdaya, dll.
Perasaan rohaniah: perasaan keagamaan, intelektual, kesusilaan, estetika, sosial dan harga diri. 
3. Gejala kehendak/ psikomotorik/ motif (konatif)

è keadaan dalam eksklusif manusia yang mendorong buat melakukan kegiatan-kegiatan eksklusif guna mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan bentuknya, motif digolongkan sebagai berikut:
  • Motif bawaan: motif yg dibawa semenjak lahir tanpa dipelajari. Misal: makan, tidur, dll. 
  • Motif yang dipelajari: motif yg disebabkan lantaran dipelajari. Misal: berteman, bersahabat. 

Berdasarkan sumber rangsangan, motif dibedakan menjadi berikut:
  • Motif ekstrinsik: motif yg terjadi lantaran impak rangsangan menurut luar. 
  • Motif instrinsik: motif yang terjadi karena efek rangsangan berdasarkan pada diri sendiri. 

Berdasarkan isi, motif dibedakan sebagai berikut:
  • Motif jasmaniah. Misal: refleks, naluri, nafsu, dan harapan. 
  • Motif rohaniah yaitu kemauan. 

4. Gejala campuran (kombinasi)
è campuran berdasarkan kognitif, afektif, serta konatif. Ada tiga macam tanda-tanda campuran yaitu:
Perhatian 

Ada dua macam arti perhatian:
1) Perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis yg tertuju dalam sesuatu obyek.
2) Perhatian adalah eksploitasi pencerahan buat menyertai suatu aktivitas.

Berdasarkan cara kerjanya, perhatian dibedakan menjadi berikut:
1) Perhatian spontan: perhatian yang nir disengaja atau tidak sekehendak subyek.
2) Perhatian refleksif: perhatian yang disengaja atau sekehendak subyek.

Berdasarkan intensitasnya, perhatian dibedakan sebagai berikut:
1) Perhatian intensif: perhatian yg banyak menyertakan aspek kesadarannya.
2) Perhatian nir intensif: perhatian yg nir banyak menyertakan aspek kesadarannya.

Berdasarkan luasnya, perhatian dibedakan menjadi berikut:
1) Perhatian terpusat: perhatian yg tertuju pada lingkup obyek yg sangat terbatas.
2) Perhatian terpencar: perhatian yg tertuju dalam lingkup obyek yg luas atau tertuju kepada bermacam-macam obyek.
Sugesti – imbas yg diterima sang seorang yg datangnya menurut luar atau dalam diri sendiri yang mengesampingkan pikiran, perasaan, serta kemauan. 

Oto sugesti: efek yg datangnya berdasarkan dalam diri sendiri.
Kelelahan 
Kelelahan terjadi jika orang melakukan banyak kegiatan, baik fisik yang bersifat jasmani atau rohani, sedangkan energi yang dipakai buat melakukan kegiatan tadi terbatas. 

Kelelahan terdapat 2 macam:
1) Kelelahan jasmani: kelelahan lantaran akibat kegiatan fisik.
2) Kelelahan rohani: kelelahan menjadi dampak kegiatan otak.

Psikologi dibedakan sebagai:
Psikologi khusus diklasifikasikan menjadi:
1. Psikologi perkembangan – psikologi yang memeriksa perubahan-perubahan tingkah laris yg sejalan dengan umur (kehidupan sebelum lahir hingga usia tua).
2. Psikologi anak – psikologi yang mengusut perkembangan masa anak-anak.
3. Psikologi sosial – psikologi yg menyelidiki tingkah laku individu dalam hubungannya dengan kelompok, terutama bagaimana tingkah laris individu ditentukan kelompoknya.
4. Psikologi klinis – psikologi yg mengusut kelainan-kelainan tingkah laku , mengadakan diagnosis psikologik, serta psikoterapi, di samping mengadakan penelitian-penelitian serta pengetesan dalam bidang tadi. 
5. Psikologi industri – psikologi yg memeriksa masalah-masalah perusahaan atau industri.
6. Psikologi pendidikan – psikologi yang menyelidiki penggunaan psikologi pada perkara pendidikan.
7. Psikologi kepribadian – psikologi yang menyelidiki sifat serta tabiat manusia.
8. Psikologi abnormal – psikologi yg menilik perilaku-perilaku menyimpang berdasarkan orang-orang yg mengalami gangguan atau kelainan mental.
9. Psikometri – psikologi yg menilik pengukuran serta membuatkan tes.

A. Kedudukan Psikologi Pendidikan pada Sekolah
Psikologi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang menilik segi-segi psikologi dalam situasi pendidikan (sekolah). Psikologi pendidikan sebagai bagian menurut studi psikologi, berusaha sejauh mungkin buat lebih berhasil dalam memformulasikan tujuan pendidikan, penyususunan kurikulum dan pengorganisasian proses belajar mengajar.

Psikologi pendidikan pada sekolah berusaha memecahkan kasus-kasus, diantaranya:
1. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar.
2. Teori dan proses belajar.
3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan taraf kematangan menggunakan taraf kesiapan belajar.
4. Perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap output pendidikan.
5. Perubahan batiniah yang terjadi selama belajar.
6. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
7. Teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yg dicapai anak didik.
8. Perbandingan hasil pendidikan formal dan pendidikan informal atas individu.
9. Nilai perilaku ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki para petugas pendidikan (pengajar).
10. Pengasuh kondisi sosial siswa atas pendidikan yg diterima.

Mengingat pentingnya kiprah psikologi pendidikan pada sekolah tadi, maka kedudukan psikologi pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan menggunakan tujuan pendidikan dan tujuan proses belajar mengajar.

B. Manfaat Psikologi Pendidikan sebagai Calon Guru
Calon pengajar yg sedang menjalankan pre-service pelatihan serta guru yang menjalani in-service pembinaan perlu mempunyai pengetahuan mengenai psikologik pendidikan, mengingat syarat-syarat mengajar yg efektif bagi tercapainya tujuan. Berikut ini dikemukaan persiapan psikologis sebelum sebagai guru:
1. Calon guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar psikologi perkembangan dan konduite manusia.
2. Mempunyai keterampilan minimal pada menggunakan teknik-teknik yg sempurna untuk mempelajari kemampuan, minat dan taraf kesiapan belajar siswanya.
3. Mampu mempertimbangkan nilai-nilai psikologik dari bermacam-macam prosedur mengajar.
4. Dalam menganalisis dan meneliti cara belajar, kekuatan serta kelemahan belajarnya sendiri sesudah menyelidiki aspek-aspek psikologik berdasarkan pendidikan.

TUJUAN FUNGSI MAUPUN PROGRAM PERPUSTAKAAN UMUM DEMI MENINGKATKAN DAYA TARIK MASYARAKAT

Tujuan, Fungsi, Maupun Program Perpustakaan Umum Demi Meningkatkan Daya Tarik Masyarakat
Di era berita kini ini, pendidikan merupakan sesuatu yg krusial bagi seluruh orang karena pendidikan adalah akar menurut peradaban sebuah bangsa. Pendidikan kini sudah sebagai kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang supaya bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan ada aneka macam cara yg bisa ditempuh, diantaranya melalui pendidikan formal serta non-formal. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur non formal yang salah satunya melalui perpustakaan, khususnya perpustakaan generik. 

Secara umum, perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting bagi peningkatan kualitas asal daya manusia. Pertama, menjadi jantung pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadi pusat pengumpulan dan penyimpanan asal pengetahuan serta keterangan. Ketiga, menjadi social center, yaitu sentra aktivitas rakyat setempat.perpustakaan Umum memiliki peran sangat strategis dalam menaikkan tingkat hayati masyarakat, menjadi wahana belajar sepanjanghayat buat membuatkan potensi masyarakat supaya menjadi insan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari,serta sebagai warga negara yg demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional, dan merupakan sarana pelestarian kekayaan budaya bangsa, hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 yaitu sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa (Daryono, 2009: 1).

Di negara yg sudah maju, perpustakaan generik merupakan cermin kemajuan masyarakatnya karena perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan hayati sehari-hari. Hal itu diikuti menggunakan kemudahan memperoleh akses serta kelengkapan wahana dan ketersediaan sumber warta yg sangat memadai.sedangkan eksistensi serta perhatian rakyat terhadap perpustakaan di negara-negara berkembang masih sangat terbatas. Kalaupun perhatian itu terdapat, hanya sebatas impian dan bukan adalah galat satu kebutuhan mereka. Apalagi dengan krisis ekonomi dunia ketika ini, dimana orang lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan sosial, dan ekonomi mereka. Sehingga sedikit dari mereka yang mengetahui tujuan,fungsi juga kiprah perpustakaan generik kini ini.

Dalam hal ini rakyat generik di harapkan sahih-sahih tahu serta mampu memakai fungsi dan kiprah penting keberadaan perpustakaan umum,demi menunjang kebutuhan fakta yg di perlukan sebagaimana umumnya.

1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan generik adalah suatu unit/lembaga layanan liputan yg diselenggaran di loka tinggal penduduk baik kota/desa yg diperuntukkan bagi semua kalangan/golongan warga tanpa memandang latar belakang,kepercayaan ,pendidikan juga status sosial-ekonomi serta sebagainya guna sebagai sarana pemenuhan kebutuhan informasi yg dibutuhkan masyarakat/penduduk pada biasanya. 

Perpustakaan umum terdiri berdasarkan beberapa bagian seperti pengadaan, pengolahan serta pelayanan bahan pustaka. Masing-masing bagian saling berafiliasi serta memiliki tujuan yg sama yaitu untuk mendayagunakan agar koleksi yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sang pemustaka. 

Untuk mengetahui lebih pada, berikut ini akan dijelaskan mengenai tujuan, fungsi,maupun peran perpustakaan generik.

2. Fungsi Perpustakaan Umum
Secara generik, perpustakaan mengemban beberapa fungsi umum menjadi berikut : 

a. Fungsi Informasi
Perpustakaan menyediakan banyak sekali macam warta yg mencakup bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya supaya penggunaan perpustakaan dapat merogoh banyak sekali wangsit dari kitab yg ditulis oleh para pakar berdasarkan berbagai bidang ilmu ,menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam banyak sekali bidang serta memiliki kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sinkron kebutuhannya.

b. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan adalah wahana pendidikan nonformal serta informal,ialah perpustakaan adalah loka belajar pada luar bangku sekolahmaupun pula tempat belajar pada lingkungan pendidikan sekolah. Melalui fungsi ini manfaat yg bisa diperoleh adalah supaya pengguna perpustakaan mendapatkan kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan; buat menyebarkan dan membangkitkan minat yg telah dimiliki pengguna. 

c. Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan merupakan loka buat mendidik dan berbagi apresiasi budaya warga . Sebagai fungsi kebudayaan maka perpustakaan dimanfaatkan pengguna sebagai rekaman budaya bangsa untuk menaikkan taraf hidup dan mutu kehidupan insan baik secara individu maupun gerombolan ,membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang adalah salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni, mendorong tumbuhnya kreativitas pada kesenian; mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif dan menunjang kehidupan antar budaya secara serasi.

d. Fungsi Rekreasi
Sebagai fungsi rekreasi maka perpustakaan dimanfaatkan pengguna buat: membangun kehidupan yang seimbang antara jasmani serta rohani; mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui aneka macam bacaan dan pemanfaatan waktu senggang; menunjang aneka macam kegiatan kreatif sertahiburan yg positif.

e. Fungsi Penelitian
Sebagai fungsi penelitian maka perpustakaan menyediakan aneka macam berita buat menunjang kegiatan penelitian yg mencakup berbagaI jenis juga bentuk informasi itu sendiri.

f. Fungsi Deposit
Sebagai fungsi deposit maka perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan seluruh karya cetak serta karya rekam yang diterbitkan pada wilayah Indonesia. Perpustakaan yg menjalankan fungsi deposit secara nasional merupakan Perpustakaan Nasional.

3. Tujuan Perpustakaan Umum
Tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam 3 jenis tujuan (Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum,1992 : 6) sebagai berikut :

a. Tujuan Umum
Tujuan generik perpustakaan merupakan membina serta mengembangkan kebiasaan membaca serta belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup dan kesejukan jasmani dan rohani rakyat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang daya ciptaan dan inovasinya bagi peningkatan prestise serta produktivitas setiap rakyat masyarakat secara menyeluruh pada menunjang pembangunan nasional.

b. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah :
1. Mengembangkan minat, kemampuan dan norma membaca, dan mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, memasak dan memanfaatkan liputan.
3. Mendidik masyarakat pada umumnya agar bisa memelihara serta memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna serta berhasi.
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar berdikari.
5. Memupuk minat dan bakat rakyat.
6. Menumbuhkan kemampuan rakyat buat memecahkan perkara yang dihadapi pada kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan berbagi kemampuan membaca rakyat.
7. Berpartisipasi aktif pada menunjang pembangunan nasional yg menyediakan bahan pustaka yang diperlukan dalam pembangunan sesuai kebutuhan semua lapisan warga .

c. Tujuan Operasional
Tujuan Operasional Perpustakaan umum adalah pernyataan formal yg terang mengenai sasaran yg harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut bisa dimonitor, diukur serta dievaluasi keberhasilannya.

4. Peran Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila bisa menjalankan peranannya. Secara umum peran-kiprah yg dapat dilakukan adalah : 
1. Menjadi media antara pemakai menggunakan koleksi sebagai asal kabar pengetahuan.
2. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan komunikasi antara pemakai serta atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
4. Motivator, perantara serta fasilitator bagi pemakai pada bisnis mencari, memanfaatkan serta menyebarkan ilmu pengetahuan serta pengalaman.
5. Berperan menjadi agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.
5. Program Perpustakaan Umum

Dari pembahasan di atas mengenai tujuan, fungsi juga peran perpustakaan umum dalam kenyataan juga penerapannya nir berjalan menggunakan aporisma. Salah satu faktor penghambatnya adalah kasus ekonomi serta kurangnya kesadaran warga mengenai hakikat kiprah Perpustakaan Umum terutama masyarakat pedesaan. Sehingga hal ini nir dapat mendorong serta menyadarkan warga akan arti pentingnya Perpustakaan Umum. 

Oleh karenanya, buat mengatasi masalah tersebut adapun acara yg mendukung adanya partisipasi rakyat yang perlu pada selenggarakan, karena konsep pengambilan peran aktif perpustakaan ini merupakan menjadi konsekuensi logis buat menarik minat masyarakat. Beberapa acara yang sanggup diselenggarakan yg dapat menaikkan peran aktif anggota rakyat di Perpustakaan umum adalah:
  • Mengadakan Diskusi, seminar, dan musyawarah, baik mengenai pengetahuan-pengetahuan generik maupun berkaitan dengan perseteruan desa yang diselenggarakan di Perpustakaan Umum. 
  • Permainan, pertandingan, dan perlombaan pada bidang seni, olah raga, pendidikan dan kebudayaan yang berpusat di Perpustakaan Umum ini. 
  • Mengadakan Pameran hasil karya serta koleksi warga yang berpusat pada PerpustakaanUmum. 
  • Pengembangan grup kerja yang ditujukan sebagai penggagas pengembangan desa berbasis perpustakaan dan pelaksana kongkritnya. 
  • Education learning tentang perpustakaan yg berpusat pada Perpustakaan Umum. 
Untuk memperkenalkan dalam masyarakat tentang program Perpustakaan Umum ini maka perlu diadakan pengenalan dan sosialisasi dengan menaruh aneka macam macam perlombaan pada bidang seni, olah raga, pendidikan dan kebudayaan yg berpusat di Perpustakaan Umum.

PENGERTIAN KOMPETENSI GURU

Pengertian Kompetensi Pengajar 
Undang-undang angka 14 tahun 2005 mengenai pengajar serta dosen akan mempunyai efek yg sangat besar buat global pendidikan Indonesia. Sasaran utamanya adalah peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dibangun dari banyak sekali aspek, Pengajar adalah adalah galat satu faktor yg menentukan buat mencapai tujuan peningkatan kualitas tersebut.

Keinginan kuat pemerintah memperbaiki mutu pendidikan nir hanya ditunjukan dengan undang-undang saja melainkan penyiapan aturan buat kesejahteraan pengajar dan dosen, berbagai program dan training guru serta investasi jangka panjang menggunakan menyediakan, menciptakan dan memperbaiki wahana prasarana pendidikan.

Guru yg semula adalah jabatan, melalui Undang-undang ini ditingkatkan sebagai Profesi, adalah seorang belum sanggup dinyatakan sebagai guru apabila belum memenuhi beberapa persyaratan kondisi-syarat tadi merupakan:

Guru wajib mempunyai:
1. Kualifikasi akademik
Kualifikasi merupakan ijazah jenjang pendidikan akademik yg wajib dimiliki oleh guru sesuai menggunakan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal pada tempat penugasan. Kualifikasi akademik ditunjukkan dengan ijazah yang merefleksikan kemampuan yg dipersyaratkan bagi guru buat melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam jenjang, jenis, serta satuan pendidikan atau mata pelajaran yg diajarkannya sinkron baku nasional pendidikan, yaitu: 
a) Untuk guru pada pendidikan usia dini, memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana tingkatan satu (S-1) dengan latar belakang pendidikan tinggi pada bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan dini atau psikologi.
b) Untuk guru pada pendidikan SD/MI, memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana tingkatan satu (S-1) dengan latar belakang pendidikan tinggi pada bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi. 
c) Untuk pengajar dalam pendidikan Sekolah Menengah pertama/MTs. Atau bentuk lain yang sederajat mempunyai kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana strata satu (S-1) dengan latar belakang pendidikan tinggi menggunakan program pendidikan yg sinkron dengan mata pelajaran yg diajarkan. 
d) Untuk pengajar pada pendidikan SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana tingkatan satu (S-1) menggunakan latar belakang pendidikan tinggi pada bidang pendidikan yang sinkron menggunakan mata pelajaran yang diajarkan. 
e) Untuk guru pada pendidikan SDLB/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, mempunyai kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana strata satu (S-1) dengan latar belakang pendidikan tinggi dengan acara pendidikan spesifik atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yg diajarkan. 
f) Untuk pengajar pada pendidikan MAK/SMK atau bentuk lain yg sederajat mempunyai kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana tingkatan satu (S-1) menggunakan latar belakang pendidikan tinggi dengan acara pendidikan yang sinkron menggunakan mata pelajaran yg diajarkan.

2. Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yg harus dimiliki, dihayati, dikuasai, serta diwujudkan sang guru pada melaksanakan tugas keprofesionalan serta ditampilkan melalui unjuk kerja. Mentri Pendidikan Nasional melalui keputusannya angka 045/U/2002 menjelaskan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab pada melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Sehingga komptensi guru dapat diartikan menjadi kebulatan pengetahuan, keterampilan serta sikap yang terwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas menjadi agen pembelajaran. Menurut Undang-undang angka 14 tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 serta peraturan pemerintah angka 74 tahun 2008 mengenai pengajar disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi komptensi personal, komptensi paedagogik, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

3. Sertifikat pendidik
Sertifikat pendidik diperoleh guru melalui program tunjangan profesi guru. Program sertifikasi pengajar adalah acara yang berisi proses anugerah sertifikat pendidik buat pengajar. Pengajar yg telah mengikuti dan dinyatakan lulus akan memperoleh sertifikat pengajar sebagai tenaga professional. Secara garis besar program tunjangan profesi guru dibedakan sebagai:
a. Program tunjangan profesi buat pengajar yg telah terdapat (pengajar pada jabatan)
b. Program tunjangan profesi buat calon guru.

4. Sehat jasmani dan rohani
Seorang guru dikatakan sehat jasmani dan rohani selesainya yg bersangkutan mengikuti mekanisme uji kesehatan dan dinyatakan menggunakan surat keterangan berdasarkan dokter.

5. Kemampuan buat mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Seperti sudah diamanatkan pada Undang-undang angka 14 tahun 2005 bahwa pengajar mempunyai kiprah serta kedudukan yg strategis pada pembangunan nasional di bidang pendidikan, sang karena itu profesi keguruan perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Sebagai energi professional, guru dituntut bisa melaksanakan pendidikan nasional serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi siswa supaya sebagai manusia yg bertakwa kepada Tuhan yg Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari, dan sebagai warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sebagai kompensasi dari tuntutan tadi maka pemerintah menaruh aturan lebih buat kesejahteraan serta proteksi profesionalisme guru. Guru yg profesional wajib mempunyai kompetensi. Peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang pengajar menjelaskan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, serta konduite yg wajib dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan sang Pengajar dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru bersifat holistic. Serta kompetensi yg wajib dimiliki sang guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional, sosial serta personal. 

1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemapuan guru pada pengelolaan pembelajaran siswa yg sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
b. Pemahaman terhadap siswa;
c. Pengembangan kurikulum atau silabus;
d. Perancangan pembelajaran;
e. Pelaksanaan pembelajaran yg mendidik dan dialogis;
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
g. Evaluasi output belajar; dan
h. Pengembangan peserta didik buat mengaktualisasikan.

Secara rinci masing-masing subkompetensi dijabarkan menjadi indikator-indikator esensial menjadi berikut:
Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial tahu peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

Subkompetensi merancang pembelajaran, didalamnya termasuk tahu landasan pendidikan buat kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini mempunyai beberapa indikator, diantaranya merupakan tahu landasan kependidikan, menerapakan teori belajar serta pembelajaran, menentukan taktik pembelajaran menurut ciri peserta didik, kompetensi yg ingin dicapai menurut materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran menurut stategi yg dipilih.

Subkompetensi melaksanakan pembelajaran mempunyai indikator menata latar (setting) pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran yang aman. 

Subkompetensi merancang serta melaksanakan penilaian pembelajaran mempunyai indikator merancang serta melaksanakan penilaian proses dan output belajar secara berkesinambungan menggunakan berbagai metode, menganalisis output penilaian proses dan output untuk menentukan taraf ketuntasan belajar, dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran buat pemugaran kualitas acara pembelajaran secara generik.

Subkompetensi menyebarkan siswa buat mengaktualisasikan banyak sekali potensinya memiliki indikator memfasilitasi peserta didik buat pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik buat mengembangkan aneka macam potensi non-akademik.

Kompetensi Pedagogik adalah galat satu jenis kompetensi yang absolut perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik dalam dasarnya merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik adalah kompetensi spesial , yg akan membedakan guru dengan profesi lainnya serta akan menentukan taraf keberhasilan proses dan output pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-datang tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama pada jabatan, yang didukung oleh talenta, minat dan potensi keguruan lainnya menurut masing-masing individu yg bersangkutan.

Berkaitan dengan aktivitas Penilaian Kinerja Guru masih ada 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh lima) indikator yg berkenaan dominasi kompetensi pedagogik. Berikut ini tersaji ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya:

A. Menguasai karakteristik siswa. 
Guru mampu mencatat serta memakai warta tentang ciri siswa buat membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait menggunakan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, serta latar belakang sosial budaya:
1. Pengajar bisa mengidentifikasi ciri belajar setiap siswa pada kelasnya,
2. Guru memastikan bahwa seluruh siswa mendapatkan kesempatan yg sama buat berpartisipasi aktif pada aktivitas pembelajaran,
3. Pengajar bisa mengatur kelas buat memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik menggunakan kelainan fisik serta kemampuan belajar yg berbeda,
4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku siswa untuk mencegah supaya konduite tadi tidak merugikan siswa lainnya,
5. Guru membantu membuatkan potensi dan mengatasi kekurangan siswa,
6. Pengajar memperhatikan siswa dengan kelemahan fisik tertentu supaya bisa mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tadi nir termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).

B. Menguasasi teori belajar dan prinsip pembelajaran yg mendidik. 
Guru sanggup tetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan baku kompetensi guru. Pengajar sanggup menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka buat belajar:
1. Pengajar memberi kesempatan pada siswa buat menguasai materi pembelajaran sesuai usia serta kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran serta aktivitas yg bervariasi,
2. Pengajar selalu memastikan taraf pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran eksklusif serta menyesuaikan kegiatan pembelajaran berikutnya dari tingkat pemahaman tersebut,
3. Pengajar dapat menyebutkan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yg sesuai maupun yg tidak selaras dengan planning, terkait keberhasilan pembelajaran,
4. Guru memakai aneka macam teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik,
5. Guru merencanakan aktivitas pembelajaran yg saling terkait satu sama lain, menggunakan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar siswa,
6. Pengajar memperhatikan respon siswa yang belum/kurang tahu materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya buat memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.

C. Pengembangan kurikulum. 
Guru mampu menyusun silabus sesuai menggunakan tujuan terpenting kurikulum serta menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Pengajar mampu menentukan, menyusun, serta menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik:
1. Pengajar dapat menyusun silabus yang sesuai menggunakan kurikulum,
2. Pengajar merancang rencana pembelajaran yang sinkron dengan silabus buat membahas materi ajar tertentu supaya peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan,
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran menggunakan memperhatikan tujuan pembelajaran,
4. Guru menentukan materi pembelajaran yg: (1) sinkron menggunakan tujuan pembelajaran, (dua) tepat dan terkini, (tiga) sesuai menggunakan usia serta tingkat kemampuan belajar siswa, (4) bisa dilaksanakan pada kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.

D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. 
Guru sanggup menyusun serta melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru sanggup melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pengajar bisa menyusun dan menggunakan banyak sekali materi pembelajaran serta asal belajar sesuai menggunakan ciri peserta didik. Apabila relevan, pengajar memanfaatkan teknologi keterangan komunikasi (TIK) buat kepentingan pembelajaran:
1. Pengajar melaksanakan aktivitas pembelajaran sinkron menggunakan rancangan yg telah disusun secara lengkap serta pelaksanaan aktivitas tersebut menandakan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
2. Pengajar melaksanakan aktivitas pembelajaran yg bertujuan buat membantu proses belajar siswa, bukan buat menguji sebagai akibatnya membuat peserta didik merasa stress,
3. Guru mengkomunikasikan fakta baru (contohnya materi tambahan) sesuai menggunakan usia dan taraf kemampuan belajar siswa,
4. Guru menyikapi kesalahan yg dilakukan siswa menjadi tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang wajib dikoreksi. Misalnya: menggunakan mengetahui terlebih dahulu siswa lain yg putusan bulat/tidak setuju dengan jawaban tadi, sebelum memberikan penerangan tentang jawaban yamg sahih,
5. Pengajar melaksanakan kegiatan pembelajaran sinkron isi kurikulum serta mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari siswa,
6. Guru melakukan kegiatan pembelajaran secara bervariasi dengan saat yg cukup buat aktivitas pembelajaran yang sesuai menggunakan usia dan taraf kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian siswa,
7. Guru mengelola kelas menggunakan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar seluruh ketika peserta bisa termanfaatkan secara produktif,
8. Pengajar bisa audio‐visual (termasuk tik) buat menaikkan motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang didesain menggunakan kondisi kelas,
9. Guru memberikan poly kesempatan pada peserta didik buat bertanya, mempraktekkan serta berinteraksi menggunakan siswa lain,
10. Pengajar mengatur aplikasi kegiatan pembelajaran secara sistematis buat membantu proses belajar siswa. Sebagaicontoh: guru menambah fakta baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, dan
11. Pengajar menggunakan indera bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik) untuk menaikkan motivasi belajar pesertadidik pada mencapai tujuan pembelajaran.

E. Pengembangan potensi peserta didik. 
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap siswa serta mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui acara embelajaran yang mendukung anak didik mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, serta kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa siswa mengaktualisasikan potensi mereka: 
1. Guru menganalisis hasil belajar dari segala bentuk penilaian terhadap setiap siswa buat mengetahui taraf kemajuan masing‐masing.
2. Guru merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yg mendorong siswa buat belajar sesuai menggunakan kecakapan dan pola belajar masing‐masing.
3. Pengajar merancang serta melaksanakan kegiatan pembelajaran buat memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis siswa.
4. Guru secara aktif membantu siswa dalam proses pembelajaran menggunakan memberikan perhatian kepada setiap individu.
5. Pengajar bisa mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
6. Pengajar memberikan kesempatan belajar pada siswa sinkron dengan cara belajarnya masing-masing.
7. Guru memusatkan perhatian dalam interaksi menggunakan peserta didik dan mendorongnya untuk tahu serta menggunakan liputan yg disampaikan.

F. Komunikasi menggunakan siswa. 
Guru sanggup berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan siswa dan bersikap antusias serta positif. Pengajar bisa memberikan respon yg lengkap serta relevan pada komentar atau pertanyaan siswa:
1. Pengajar memakai pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi siswa, termasuk menaruh pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
2. Pengajar memberikan perhatian dan mendengarkan seluruh pertanyaan dan tanggapan siswa, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan buat membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tadi.
3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, sahih, serta mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran serta isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
4. Pengajar menyajikan aktivitas pembelajaran yang bisa menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.
5. Guru mendengarkan serta menaruh perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang sahih juga yg dianggap galat buat mengukur taraf pemahaman siswa.
6. Pengajar menaruh perhatian terhadap pertanyaan siswa dan meresponnya secara lengkap danrelevan buat menghilangkan kebingungan pada peserta didik.

G. Penilaian dan Evaluasi. 
Guru sanggup menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Pengajar melakukan penilaian atas efektivitas proses dan output belajar serta memakai berita output penilaian serta evaluasi untuk merancang acara remedial serta pengayaan. Pengajar mampu menggunakan output analisis penilaian dalam proses pembelajarannya:
1. Pengajar menyusun alat penilaian yg sesuai menggunakan tujuan pembelajaran buat mencapai kompetensi eksklusif seperti yang tertulis dalam RPP.
2. Pengajar melaksanakan penilaian menggunakan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, serta mengumumkan hasil serta implikasinya kepada siswa, tentang taraf pemahaman terhadap materi pembelajaran yg sudah dan akan dipelajari.
3. Pengajar menganalisis hasil evaluasi buat mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yg sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing‐masing peserta didik buat keperluan remedial serta pengayaan.
4. Guru memanfaatkan masukan berdasarkan siswa serta merefleksikannya buat menaikkan pembelajaran selanjutnya, dan bisa membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, serta sebagainya.
5. Pengajar memanfatkan output evaluasi menjadi bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Kompetensi Profesional;
Kompetensi profesional adalah kemampuan Pengajar pada menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta/atau seni serta budaya yang diampunya yg sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan baku isi acara satuan pendidikan, mata pelajaran, serta/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan acara satuan pendidikan, mata pelajaran, serta/atau gerombolan mata pelajaran yg akan diampu. 

Setiap subkompetensi tersebut diatas mempunyai indikator yg tidak selaras. Subkompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi mempunyai indikator memahami materi yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yg menanungi atau koheren menggunakan bahan ajar, memahahi interaksi konsep antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 

Subkompetensi menguasi struktur dan metode keilmuan mempunyai indikator menguasai langkah-langkah penelitian serta kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan /materi bidang studi secara profesional pada konteks secara dunia. 

3. Kompetensi Sosial 
Kemampuan pengajar pada komunikasi secara efektif menggunakan siswa, sesama pendidik, energi kependidikan, orang tua/wali, dan warga . Diharapkan pengajar bisa berkomunikasi secara simpatik dan empatik dengan peserta didik, orang tua siswa, sesama pendidik dan energi kependidikan, dan warga , dan memiliki donasi terhadap perkembangan murid, sekolah dan rakyat, serta dapat memanfaatkan teknologi warta serta komunikasi (ICT) buat berkomunikasi dan pengembangan diri.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru menjadi bagian menurut rakyat yg sekurang-kurangnya mencakup kompetensi buat:
a. Berkomunikasi mulut, tulis, serta/atau isyarat secarasantun;
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasisecara fungsional;
c. Berteman secara efektif menggunakan peserta didik, sesamapendidik, energi kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;
d. Bergaul secara santun dengan rakyat lebih kurang menggunakan mengindahkan kebiasaan serta sistem nilaiyang berlaku; dan
e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

4. Kompetensi Kepribadian (Personal)
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal pengajar yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif serta berwibawa, menjadi teladan bagi siswa serta berahlak mulia. Secara rinci subkompetensi terbebut dapat dijabarkan menjadi beikut:

Subkompetensi kepribadian yg mantap dan stabil mempunyai indikator bertindak sinkron menggunakan kebiasaan hokum, bertindak sinkron menggunakan norma sosial, bangga menjadi pengajar, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sinkron dengan norma.

Subkompetensi kepribadian yang dewasa mempunyai indikator menampilkan kemandirian pada bertindak menjadi pendidikan serta memiliki pandangan hidup kerja menjadi pengajar.

Subkompetensi kepribadian yang arif mempunyai indikator menampilkan tindakan yang didasarkan dalam kemanfaatan peserta didik, sekolah dam masyarakat serta menampakan keterbukaan dalam berpikir serta bertindak. 

Subkompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki indikator memiliki prilaku yang berpenagaruh positip terhadap siswa dan mempunyai prilaku yg disegani.

Subkompetensi berakhlak mulia serta sebagai teladan memiliko indikator bertindak sesuai dengan kebiasaan religious (iman dan takwa, amanah, lapang dada, senang menolong) dan mempunyai prilaku yg diteladani siswa.

Subkompetensi penilaian diri dan pengembangan diri mempunyai indikator memiliki kemampuan buat berintrospeksi dan bisa mengembangkan potensi diri secara maksimal .

Guru dan Kompetensi Sosial 
Keberhasilan pembelajaran kepada siswa sangat ditentukan oleh guru, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, serta sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Itulah sebabnya, pengajar harus senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya. Guru perlu memiliki baku profesi menggunakan menguasai materi serta taktik pembelajaran dan bisa mendorong siswanya buat belajar bersungguh-benar-benar. Selain standar profesi, guru perlu memiliki baku sebagai berikut:
1. Standar intelektual: guru wajib mempunyai pengetahuan serta keterampilan yg memadai supaya bisa melaksanakan tugas dan kewajibannya menggunakan baik dan profesional.
2. Standar fisik: guru wajib sehat jasmani, berbadan sehat, serta tidak mempunyai penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik serta lingkungannya.
3. Standar psikis: pengajar harus sehat rohani, artinya nir mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan yg bisa mengganggu aplikasi tugas profesionalnya.
4. Standar mental: pengajar wajib memiliki mental yang sehat, mencintai, mengabdi, dan memiliki dedikasi yg tinggi pada tugas serta jabatannya.
5. Standar moral: pengajar harus mempunyai budi pekerti luhur dan sikap moral yg tinggi.
6. Standar sosial: pengajar harus mempunyai kemampuan buat berkomunikasi dan berteman dengan warga lingkungannya.
7. Standar spiritual: guru wajib beriman pada Allah yang diwujudkan dalam ibadah pada kehidupan sehari-hari.

Untuk bisa memperoleh hasil yang baik pada suatu rangkaian aktivitas pendidikan dan pembelajaran, seorang pengajar dituntut buat memiliki kualifikasi eksklusif yg diklaim pula kompetensi. Yang dimaksud menggunakan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan konduite yg harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berarti kompetensi mengacu dalam kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan; kompetensi pengajar menunjuk pada performance dan perbuatan yang rasional buat memenuhi spesifikasi tertentu di pada aplikasi tugas-tugas pendidikan.

Kompetensi bagi pengajar buat tujuan pendidikan secara generik berkaitan menggunakan empat aspek, yaitu kompetensi: a) paedagogik, b) profesional, c) kepribadian, d) sosial. Kompetensi ini bukanlah suatu titik akhir dari suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (lifelong learning process).

Kompetensi paedagogik serta profesional meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, dan kemahiran buat melaksanakannya pada proses belajar mengajar. Kompetensi ini dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan melalui proses pendidikan akademik serta profesi suatu lembaga pendidikan. Tetapi, kompetensi kepribadian dan sosial, yg meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial, serta spiritual adalah kristalisasi pengalaman dan pergaulan seseorang pengajar, yang terbentuk dalam lingkungan keluarga, rakyat dan sekolah loka melaksanakan tugas.

Pengembangan kompetensi kepribadian (personal) dan sosial ini sulit dilakukan oleh lembaga resmi karena kualitas kompetensi ini ditempa dan dipengaruhi oleh kondisi dan situasi masyarakat luas, lingkungan dan pergaulan hidup termasuk pengalaman pada tugas. Padahal, aneka macam lingkungan tersebut seringkali merupakan “tempat yang bermasalah serta berpenyakit warga ”, misalnya hedonis, KKN, materialistis, pragmatis, jalan pintas, kecurangan, dan persaingan yg nir sehat. Dalam lingkungan yg demikian, nilai-nilai yg sudah diperoleh pada forum pendidikan, serta sudah menciptakan karakter siswa “yg baik” mampu luntur sesudah berinteraksi menggunakan warga . Siaran televisi contohnya, sangat bertenaga pengaruhnya dalam budaya dan gaya hayati anak-anak, remaja serta pemuda. Contoh konkritnya, acara “Smack Down” yg telah memakan poly korban, bahkan korbannya merupakan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah sekolah dasar. Dengan demikian pengajar nir hanya dituntut buat menguasai bidang ilmu, materi ajar, metode pembelajaran, memotivasi siswa, mempunyai keterampilan yg tinggi dan wawasan yg luas terhadap dunia pendidikan, tetapi jua wajib mempunyai pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia, serta warga .

Kompetensi Sosial Seorang Pengajar 
Ada empat pilar pendidikan yang akan menciptakan insan semakin maju:
1. Learning to know (belajar untuk mengetahui), merupakan belajar itu harus dapat tahu apa yg dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi sine qua non pengertian yg dalam.
2. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), selesainya kita tahu dan mengerti menggunakan sahih apa yang kita pelajari lalu kita melakukannya.
3. Learning to be (belajar sebagai seorang). Kita harus mengetahui diri kita sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hayati? Dengan demikian kita akan bisa mengendalikan diri dan memiliki kepribadian buat mau dibuat lebih baik lagi dan maju dalam bidang pengetahuan.
4. Learning to live together (belajar hayati beserta). Sejak Tuhan Allah menciptakan insan, wajib disadari bahwa manusia tidak bisa hayati sendiri namun saling membutuhkan seorang dengan yg lainnya, sine qua non penolong. Karena itu insan harus hayati beserta, saling membantu, saling menguatkan, saling menasehati serta saling menyayangi, tentunya saling menghargai dan saling menghormati satu menggunakan yang lain.

Pada butir ke 4 pada atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak dimiliki seorang pengajar. Yang dimaksud menggunakan kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari warga buat berkomunikasi serta bergaul secara efektif menggunakan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, serta warga lebih kurang (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat tiga buah d). Karena itu guru wajib bisa berkomunikasi dengan baik secara mulut, goresan pena, dan isyarat; memakai teknologi komunikasi serta berita; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, energi kependidikan, orang tua/wali peserta didik; bergaul secara santun menggunakan rakyat sekitar.

Memang guru wajib memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori serta praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum serta metodologi pembelajaran. Namun menjadi anggota warga , setiap pengajar harus pandai berteman menggunakan warga . Untuk itu, dia harus menguasai psikologi sosial, mempunyai pengetahuan mengenai interaksi antar manusia, mempunyai keterampilan membina gerombolan , keterampilan berhubungan dalam gerombolan , dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

Sebagai individu yang berkecimpung pada pendidikan dan juga sebagai anggota rakyat, guru wajib memiliki kepribadian yg mencerminkan seorang pendidik. Guru wajib sanggup digugu dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dianggap untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Guru seringkali dijadikan panutan sang warga , buat itu guru wajib mengenal nilai-nilai yang dianut serta berkembang di masyarakat loka melaksanakan tugas serta berdomisili.

Sebagai pribadi yg hidup di tengah-tengah rakyat, guru perlu mempunyai kemampuan untuk berbaur dengan warga contohnya melalui aktivitas olahraga, keagamaan, serta kepemudaan. Keluwesan bergaul wajib dimiliki, karena bila nir, pergaulannya akan sebagai kaku dan berakibat yg bersangkutan kurang bisa diterima oleh warga .

Bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani sang para murid. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, siswa perlu diperkenalkan menggunakan kecerdasan sosial (social intelegence), supaya mereka mempunyai hati nurani, rasa perduli, ikut merasakan serta simpati pada sesama. Pribadi yg memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya hubungan yang bertenaga dengan Allah, memberi manfaat kepada lingkungan, serta membentuk karya buat menciptakan orang lain. Mereka santun serta peduli sesama, jujur dan bersih pada berperilaku.

Sumber kecerdasan adalah intelektual menjadi pengolah pengetahuan antara hati dan logika manusia. Dari nalar muncul kecerdasan intelektual serta kecerdasan bertindak yg memandu kecerdasan bicara serta kerja. Sedangkan menurut hati ada kecerdasan spiritual, emosional dan sosial.

Sosial inteligensi membentuk manusia yg setia pada kebersamaan. Apabila ada satu warganya yang menderita merupakan penderitaan bersama. Sebaliknya bila terdapat kebahagiaan menjadi/adalah kebahagiaan seluruh warga . Dalam tingkatan nasional, sosial intelegensi membimbing para pemimpin buat selalu peka terhadap kesulitan rakyatnya menggunakan mengutamakan kesejahteraan seluruh lapisan rakyat.

Cara berbagi kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, hadap kasus, bermain kiprah, kunjungan langsung ke masyarakat serta lingkungan sosial yang majemuk. Apabila aktivitas dan metode pembelajaran tersebut dilakukan secara efektif maka akan dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi seluruh warga sekolah, sehingga mereka menjadi rakyat yg peduli terhadap syarat sosial masyarakat serta ikut memecahkan aneka macam perseteruan sosial yg dihadapi sang masyarakat.