PENGERTIAN DAN JENISJENIS MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, masih ada beberapa faktoryang sangat berperan dalam keberhasilan pembelajaran. Faktor-faktor tersebutadalah : (1) faktor pengajar, (dua) faktor siswa, (tiga) faktor wahana dan fasilitas,serta (4) faktor lingkungan. Dalam faktor sarana dan fasilitas termasukdidalamnya media  yg berfungsi sebagaialat buat membantu kemudahan belajar bagi anak didik pada pembelajaran.
“Kata mediaberasal berdasarkan bahasa latin medius yangsecara harfiah berarti `tengah`, `mediator`, atau `pengantar`. Dalam bahasaArab, media merupakan perantara (wasaa`il)atau pengantar pesan berdasarkan pengirim kepada penerima pesan” (Azhar Arsyad,2005:3). Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad,2005:tiga) mengungkapkan bahwa, “Media bila dipahami secara garis akbar adalahmanusia, materi, atau kejadian yg membentuk syarat yang membuat murid mampumemperoleh pengetahuan, keterampilan serta perilaku”.
Pemerolehan pengetahuan, keterampilan, sikap danperilaku bisa terjadi karena hubungan antara pengalaman baru denganpengalaman sebelumnya. Menurut Bruner (pada Azhar Arsyad, 2005:7) “ Ada tigatingkatan utama proses belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), serta pengalaman abstrak (symbolic)”.
 Dengan demikianmedia pembelajaran bisa diartikan sebagai indera bantu guru dalam pembelajaranserta wahana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan (siswa).sebagai penyaji serta penyalur pesan, media pembelajaran dalam hal-hal tertentudapat mewakili pengajar menyajikan liputan belajar pada anak didik. Jika mediapembelajaran didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapatdiperankan sang media meskipun tanpa keberadaan guru.

2.ManfaatPenggunaan Media Pembelajaran

Secara generik, manfaat media dalam proses pembelajaranadalah memperlancar hubungan antara pengajar dengan anak didik sebagai akibatnya kegiatanpembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien. Secara lebih khususmanfaat media pembelajaran  dapatdijelaskan menjadi berikut :
a.media dapatmemperjelas penyajian pesan agar nir terlalu verbalistis (pada bentukkata-istilah tertulis atau mulut belaka)
b.mengatasiketerbatasan ruang, saat dan daya indera
c.penggunaanmedia secara tepat dan bervariasi bisa mengatasi sikap pasif anak didik
d.menimbulkankegairahan belajar
e.interaksilangsung antara anak didik menggunakan lingkungannya

3.Jenis-JenisMedia Pembelajaran

Media pembelajaran banyaksekali jenis serta macamnya. Mulai menurut yg paling sederhana serta murah hinggamedia yang berteknologi tinggi serta mahal harganya. Ada media yang dibuat sendiri sang pengajar danada juga media yang diproduksi sang pabrik. Ada media yg telah tersedia di lingkungandan bisa dimanfaatkan langsung, terdapat pula media yang secara spesifik sengajadirancang buat keperluan pembelajaran.
Menurut Seel serta Glasgow (dalamAzhar Arsyad, 2005:33) media dibagi ke pada dua kategori luas, yaitu pilihanmedia tradisional dan pilihan media teknologi terkini menggunakan perincian sebagaiberikut:
1.pilihan MediaTradisional yang terdiri menurut :
a.Visual diamyang diproyeksikan (proyeksi opaque/tak tembus pandang, proyeksi overhea,slide, filmstrip)

b.visual yangtak diproyeksiskan (gambar, poster, foto, charts,grafik, diagram, pameran, papan berita, papan-bulu)
c.audio(rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge)
d.penyajianMultimedia (slide plus suara, multi –image)
e.visualdinamis yang diproyeksikan ( film, televisi, video)
f.cetak (bukuteks, modul, teks terprogram, workbook, majalahilmiah, lembaran lepas/hand-out)
g.permainan(teka-teki, simulasi, permainan papan)
h.realia(contoh, specimen, manipulatif)
2.pilihanMedia Teknologi Mutakhir
a.mediaberbasis telekomunikasi (telekonfren, kuliah jarak jauh)

b.mediaberbasis mikroprosesor (Computer-assistedinstruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia, compact (video) disc)

PENGERTIAN MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengertian  Media Penyuluhan Pertanian


Kata media asal dari bahasa latin medius yg secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau“pengantar”, yaitu mediator atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepadapenerima pesan. The Association forEducational Communications Technology (AECT), menyebutkan media sebagaibentuk serta saluran yg digunakan orang buat menyalurkan pesan atau kabar.gagne (1970), mengungkapkan bahwa media merupakan aneka macam jenis komponen dalamlingkungan target yg dapat merangsang buat belajar. Sedangkan ”penyuluhan”dari berdasarkan istilah ”suluh” yaitu sesuatu yg dipakai buat memberi penerang.jadi media penyuluhan merupakan suatu benda yg dikemas sedemikian rupa untukmemudahkan penyampaian materi pada sasaran, supaya target dapat menyerap pesandengan gampang dan jelas.
            Beragamnyamedia memiliki karakteristik yang tidak selaras pula. Lantaran itu untuk setiap tujuanyang berbeda diharapkan media yg tidak sinkron juga. Dalam kaitannya denganpenyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat krusial sebagaisaluran, penyampaian pesan.

B. Manfaat Media PenyuluhanPertanian

Kemajuan tehnologi pertanian waktu ini semakin pesat, baiktehnologi produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusahadibidang pertanian semakin semakin tinggi jua. Tuntutan buat  mempertinggi kualitas produksi tidak dapatditawar lagi. Tehnologi dan kabar yg berkaitan menggunakan hal-hal tersebutperlu disalurkan dengan cepat  darisumber pesan pada sasaran, yakni petani dan keluarganya dan masyarakatpertanian lainnya. Oleh karenanya peranan media penyuluhan pertanian semakinpenting.
            Disampingitu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan menggunakan keterbatasan-keterbatasanantara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran ,contohnya taraf pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasansarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi denganmeningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui mediaPenyuluhan Pertanian petani bisa menaikkan hubungan dengan lingkungansehingga proses belajar berjalan terus walaupun nir berhadapan langsungdengan sumber komunikasi.
            Perananmedia penyuluhan pertanian dapat dilihat dari beberapa segi yakni dari proseskomunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segiproses belajar dan dari peragaan pada proses belajar.dan dari peragaan.

1.peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai SaluranKomunikasi (Channel) Dalam KegiatanPenyuluhan Pertanian
  1. Menyalurkan pesan/fakta menurut sumber/komunikator kepada sasaran yakni petani serta keluarganya sebagai akibatnya target bisa menerapkan pesan menggunakan kebutuhannya.
  2. Menyalurkan ”feed back”/umpan pulang dari target/komunikan pada sumber/komuniukator menjadi bahan penilaian buat pemugaran/ pengembangan dalam penerapan tehnologi selanjutnya.
  3. Menyebarluaskan pesan berita kemasyarakat pada jangkauan yang luas, mengatasi keterbatasan ruang, waktu serta daya indera.
  4. Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secara teratur serta sistimatik

2.peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Media BelajarDalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Pada tahap awalperanan penyuluh pertanian sangat mayoritas dalam kegiatan belajar petani, lamakelamaan berubah petani sebagai lebih bergerak maju mulai banyak belajar, melaluipengalaman. Melalui interaksi menggunakan lingkungannya serta memanfaatkan mediapenyuluhan pertanian. Sekarang penyuluh pertanian berperan sebagai kawan kerjapetani, mendampingi dan membantu petani dalam memecahkan masalah yg dihadapidilapangan bersama menggunakan petani lainnya melalui kegiatan grup tani.
Peranan mediapenyuluhan pertanian sebagai media belajar pada kegiatan penyuluhan pertaniansebagai berikut :
a.memberi pengalaman belajar yg integral dari kongkrit keabstrak.
Petani belajardimulai dari situasi konkret dilapangan melalui pengalam langsung sebagai model,kegiatan  sekolah lapangan (SL) dalamrangka memasyarakatkan Pengendalian hama terpadu (PHT) flora padi.petanisecara berkelompok belajar mengamati hama/penyakit tumbuhan pribadi menurut runpunpadi sawah. Cara  belajar tersebutdisebut cara belajar Lewat pengalaman (CBLP). Hasil pengamatan dicatat olehpetani, lalu didiskusikan bersama secara priodik.
Selanjutnya petanibelajar melalui aneka macam media penyuluhan pertanian lainnya diantaranya :spesimen, poster, leaflet, folder, gambar, slide, flm dan sebagainya. Materipelajaran tidak terbatas dalam hama/penyakit saja tetapi berkembang denganmateri yang terkait seperti ekologi flora, musuh alami, pemupukan, fisiologitanaman dan sebagainya hingga panen. Dengan demikian memberi pengalaman yangluas serta terpadu. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan kongkrit kearahabstrak penyuluh pertanian menjadi mitra petani berfungsi membantu/membimbingproses belajar tadi.
b.memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secaraterus menerus serta berkelanjutan.
Tehnologi selalu berubah serta berkembangkarena itu mediapenyuluhan pertanian wajib selalu menyalurkan pesan/fakta yg mutakhir.siaran pedesaan contohnya merupakan media penyuluhan pertanian yang wajib selalusiap menyalurkan perkembangan tehnologi yg terkini tersebut.
c.  Memungkinkanproses belajar secara berdikari.
Tersedianya aneka macam macam media penyuluhan pertanianseperti: brosur, kaset rekaman, folder, leaflet, lembaran fakta pertanian(Lptan) dan lain-lain, memungkinkan buat terjadinya proses belajar secaramandiri.

3. Peranan MediaPenyuluhan Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Peragaan merupakansalah satu faktor krusial pada mencapai keberhasilan  aktivitas penyuluhan pertanian. Mediapenyuluhan pertanian yg bersifat verbalistis akan kurang berhasil. Peragaanberkaitan erat  menggunakan penginderaan,peranan pengeinderaan sangat penting dalam proses belajar termasuk dalamkegiatan penyuluhan pertanian.
Pendapat para ahlidan hasil penelitian sepertitersebut diatas krusial ialah pada kegiatanpenyuluhan pertanian. Media wajib berperan pula sebagai peragaan petani belajarlebih efektif apabila ia belajar menggunakan melihat, mendengar dan sekaligusmengerjakannya (learning by doing).
Sejalan denganpandangan diatas, maka peranan media penyuluhan pertanian sebagai peragaandalam kegiatan penyuluhan pertanian menjadi berikut :
a.media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitasbelajar.
Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian,memusatkan perhatian serta memberi kejelasan terhadap pesan yang disampaikan ,mempermudah buat dimengerti dan kesannya bertahan usang pada ingatan.
b. Meningkatkan Interaksi Petani menggunakan Lingkungannya
Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petanibelajar eksklusif menurut lingkungannnya serta hasilnya akan meyakinkan petaniterhadap pesan yg didemonstrasikan.
c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan
Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaanlangsung mengenai langkah-langkah kerja yg wajib dilakukan. Petani harusmelakukannya sendiri sesuai dengan lembaran petunuk kerja melalui mediapenyuluhan pertanian.

C.  Jenis   Penggolongan Dan Karakteristik MediaPenyuluhan Pertanian



Dalam kaitannya menggunakan penyelenggaraanpendidikan/training serta penyuluhan, poly media pembelajaran yang bisadigunakan. Pertanyaan yg ada sekarang, bukan pada banyak tidaknya mediapenyuluhan yang tersedia, namun bagaimana merencanakan serta membuat mediavisual dalam kegiatan training dan penyuluhan yang sesuai menggunakan kebutuhanpara penggunanya.

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Sebelum kita membahas mengenai jenis-jenis media pembelajaran ini, sebaiknya kita jua mengetahui lebih dahulu tentang pengertian kata-istilah yang digunakan pada pada proses pembelajaran ini.

Istilah-kata itu contohnya "pembelajaran", "mengajar", "pengajaran", "pelajaran", "siswa", "peserta", "metoda mengajar", "indera bantu mengajar" dan "media pembelajaran". Masing-masing memiliki pengertian menjadi berikut :
  1. "Pembelajaran" merupakan bisnis buat membuahkan orang lain melakukan aktivitas belajar.
  2. "Mengajar" merupakan aktivitas buat memberikan ilmu atau pengetahuan atau ketrampilan kepada orang lain.
  3. "Pengajaran" merupakan perihal mengenai kegiatan mengajar.
  4. "Pelajaran" adalah ilmu atau pengetahuan atau ketrampilan yang diajarkan.
  5. "Murid"merupakan orang, dewasa atau belum dewasa, yang diajar dan berada pada bawah bimbingan guru atau pengajar.
  6. "Peserta" adaiah orang yg mengikuti kegiatan pendidikan serta pembinaan, baik grup belajar, rapat, seminar, lokakarya juga yang lain. Untuk menyatakan secara lebih jelas, istilah peserta dilengkapi menggunakan warta mengenai "peserta apa."
  7. "Peserta pendidikan serta pelatihan (diklat)" adalah orang dewasa yg sedang mengikuti pendidikan yg lebih bersifat penjenjangan atau pembinaan. Walaupun demikian, pada bahan ajar ini digunakan istilah "peserta" yg berarti "peserta diklat".
  8. "Metoda mengajar" merupakan cara buat melaksanakan pembelajaran atau cara buat melaksanakan kegiatan mengajar. Metoda mengajar sering disebut jua "metoda instruksional".
  9. "Alat bantu mengajar" atau "alat bantu pembelajaran" merupakan benda nyata yang digunakan buat memperlancar proses mengajar agar materi yg diajarkan lebih gampang hingga pada peserta diklat sehingga cepat dimengerti. Beberapa alat bantu mengajar yg poly digunakan diantaranya merupakan papan tulis, proyektor bersama transparan serta pengeras bunyi.
  10. "Media" berasal menurut bahasa. Latin dan adalah bentuk jamak menurut istilah medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communicatior Technology / AECT) di Amerika contohnya membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yg dipakai orang buat menyalurkan pesan/fakta.
Gagne (1970) menyatakan bahwa media merupakan banyak sekali jenis komponen dalam lingkungan siswa yang bisa merangsangnya untuk belajar.
Hassan Shadily, ENSIKLOPEDI INDONESIA, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve; Jakarta, 1987
MEDIA (latin Medius = pada tengah) :
Sarana; bahan-bahan atau indera-alat ungkapan pada suatu bidang seni; misalnya Seni Lukis : kanvas, cat, akrilik, crayon, pastel.
Seni Patung : batu alam, pualam, perunggu, beton, kayu, semen, tanah liat dan lain-lain.
MEDIA (KOMUNIKASI) MASSA (Mass Media) :
Suatu forum organisasi yang kompleks, terdiri atas manusia, wahana-sarana material dan teknologi yang diarahkan buat produksi dan penyebaran pesan-pesan Komunikasi Massa. Secara singkat : MEDIA buat menyebarluaskan pesan-pesan pada khalayak generik:
Media massa mencakup : surat keterangan, film, radio, poster, plakat, kain rentang (spandoek) dsb.
MEDIUM (latin) : Yang tengah, penengah.
1) Fisika : Ruang berisi materi atau ruang hampa udara sebagai pembawa tanda-tanda-gejala fisik eksklusif jua zat perantara itu sendiri.
2) Para psikologi : orang yg dipakai buat percobaan dan penelitian di bidang para psikologi.
3) Spiritisme : orang-orang pada keadaan eksklusif (setengah sadar) digunakan menjadi penghubung, dimana tubuh mereka buat sementara ketika digunakan menjadi indera supaya arwah-arwah orang yang telah meninggal (mereka yang hayati pada alam lain) bisa menyatakan diri secara terbuka
Sementara itu Briggs (1970) beropini bahwa media adalah segala indera fisik yg bisa menyajikan pesan serta merangsang anak didik buat belajar. Buku, film, kaset, film bingkai (slide film), CD-Audio maupun CD-Video merupakan contohnya. Agak tidak selaras dengan semua itu adalah batasan yg diberikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Associatian/NEA). Dikatakan bahwa media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik , tercetak maupun Audio Visual dan peralatannya. Media hendaknya bisa dimanipulasi, dapat dipandang, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan pada antaranya yaitu bahwa media merupakan segala sesuatu yang bisa digunakan buat menyalurkan pesan menurut pengirim ke penerima sebagai akibatnya dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sebagai akibatnya proses belajar terjadi.
Sumber : Diambil dari aneka macam Sumber !!

PENGERTIAN ANALISIS ISI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Analisis Isi Menurut Para Ahli
Analisis Isi kuantitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau manifest). Lantaran itu tidak dipakai untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (latent). Misalnya, mengapa surat informasi A memberitakan permasalahan Ambon lebih poly berdasarkan surat liputan lainnya, mengapa RCTI memberitakan info kenaikan BBM menggunakan program tidak selaras menggunakan TRANSTV, dan lainnya. Lantaran itu dibutuhkan suatu analisis isi yg lebih mendalam dan detail buat tahu produk isi media dan mampu menghubungkannnya menggunakan konteks sosial/realitas yg terjadi sewaktu pesan dibentuk. Karena seluruh pesan (teks, symbol gambar dan sebagainya adalah produk social serta budaya rakyat. Inilah yang pada sebut analisis isi kualitatif.

Althieide (1996:dua) mengatakan bahwa analisis isi kuantitatif disebut sebagai Ethnographic Contect Analysis (ECA), yaitu gugusan analisis isi objektif dengan observasi partisipan. Artinya, istilahnya ECA adalah periset beriteraksi menggunakan material – material dokumentasi atau lebih bahkan melakukan wawancara mendalam sebagai akibatnya pernyataan – peryataan yang spesifik bisa diletakkan dalam konteks yg sempurna ntuk dianalisis. Lantaran itu beberapa yang harus diperhatikan sang periset, yaitu :

1. Isi (content) atau situasi sosial seputar dokumen (pesan/teks) yng diriset. Misalnya, periset wajib mempertimbangkan faktor ideologi institusi media, latar belakang wartawan & bisnis, lantaran faktor – factor ini menentukan isi warta berdasarkan media tersebut.

2. Proses atau bagaimana suatu produk media/isi pesannya dikreasi secara actual serta diorganisasikan secara beserta. Misalnya bagaimana warta diproses, bagaimana format pemberitaan TV yg dianalisis tadi diadaptasi menggunakan eksistensi berdasarkan tim pemberitaan, bagaimana empiris objektif diedit ke dalam empiris media massa, serta lainnya.

3. Emergence, yakni pembentukan secara gradual/sedikit demi sedikit menurut makna sebuah pesan melalui pemahaman serta interpretasi. Di sini periset memakai dokumen atau teks buat membantu tahu proses serta makna menurut aktivitas – kegiatan sosial. Dalam proses ini periset akan mengetahui apa serta bagaimana si penghasil pesan dipengaruhi sang lingkungan sosialnya atau bagaimana si penghasil pesan mendentifikasikan sebuah situasi.
(Ida, 2001:148)

Sifat Analisis Isi
Analisis isi kuantitatif ini bersifat sistematis, analisis tapi tidak kaku misalnya pada analisis isi kuantitatif. Kategorisasi digunakan hanya menjadi guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yg lain timbul selama proses riset.saat ini telah banyak metode analisis yang berpijak menurut pendekatan analisis isi kualitatif. Antara lain : analisis framing, analisis wancana, analisis tekstual, semiotik, analisis retorika, serta ideological criticism. Periset pada melakukan analisis bersikap kritis terhadap realitas yg ada dalam teks yg dianalisis.

Pendekatan kritis tersebut dipengaruhi sang pandangan Maxris yg melihat media bukanlah kesatuan yang netral, tetapi media dilihat menjadi indera kelompok dominant buat memanipulasi serta mengukuhkan kekuasaan menggunakan memarjinalkan grup yang tidak dominan. Pada dasarnya analisis isi kualitatif (kritis) memandang bahwa segala macam produksi pesan merupakan teks, seperti kabar, iklan, sinetron, lagu, serta symbol-simbol lain yang nir bias tanggal berdasarkan kepentingan – kepentingan oleh pembantu sang produsen pesan. Berita, contohnya bukanlah empiris sebenarnya. Berita adalah relalitas yang sudah diseleksi dan disusun dari pertimbangan-pertimbangan redaksi istilahnya diklaim “second-hand reality”. Artinya, terdapat factor-faktor subjektivitas awak media pada proses produksi warta. Karena itu fakta tau peristiwa adalah output kontruksi awak media.

Isi media, contohnya menurut Brian McNair (19994:39-58) bisa lebih ditentukan oleh : 
1. Kekuatan – kekuatan ekonomi dan politik (the political-economy approach).
2. Pengelolaan media menjadi pihak yg aktif pada proses produksi kabar (organizational approach).
3. Gabungan banyak sekali factor, baik internal media atau pun eksternal media (culturalist approach).

Sedangkan Pamela J. Shoemaker serta Stephen D Reese dalam buku Mediating the Massage : Theories of Infulences on Mass Media Contect (1996) memandang bahwa telah terjadi perseteruan dalam memaknai realitas dalam isi media. Pertarungan itu disebabkan sang aneka macam faktor, yaitu :
· Latar belakang awak media (wartawan, editor, kamerawan, serta lainnya)
· Rutinitas media (media routine), yaitu mekanisme dan proses penentuan keterangan. Misalnya, kabar output investigasi eksklusif akan tidak sinkron menggunakan yg pada beli menurut tempat kerja kabar.
· Struktur organisasi, bahwa media adalah formasi aneka macam jobdescriptions. Misalnya, bagian marketing bisa memengaruhi agar diproduksi isi media yang dapat dijual ke pasar.
· Kekuatan ekstramedia, yaitu lingkungan di luar media (social, budaya, politik, hokum, kebutuhan khalayak, kepercayaan , dan lainnya).
· Ideologi (misalnya ideology Negara).

Media Performance
Media performance diciptakan oleh McQuail pada tahun 1992. Media performance pernah dipakai dewan pers dalam riset tentang pemberitaan 28 surat berita di jawa pada tahun 2004. Alat ukur yang terdapat pada media performance di antaranya sebagai berikut: 

1. Faktual (Factualness)
Maint-point (apakah ada pencampuran antara keterangan dan opini), nilai warta (kedalaman kabar), kemudahan buat dipahami (readability), dapat tidaknya dikonfirmasi dengan asal liputan (checkability).

2. Keakuratan (Acuracy)
Verifikasi terhadap keterangan, relevansi sumber liputan, dan akurasi penyajian.

3. Kelengkapan isi keterangan (Completeness)
Mencangkup 5W+1H (what, who, where, why, when, how).

4. Relevansi (Relevance)
Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence, dan magnitude (menggunakan kata lain, yg dimaksud relevan adalah berkaitan menggunakan nilai informasi).

5. Keseimbangan (Balance)
Ada atau tidak terdapat “source bias” (penampilan satu sisi pada penampilan, contohnya : tidak seimbang sumber beritanya), ada serta tidak “Slant” (kesamaan/kabar miring), dan ketidakseimbangan.

6. Neurality
Sensasional, junxtaposition (membandingkan dua hal yg tidak sebanding), serta lingkages (membandingkan 2 hal yg tidak relevan).

MAKALAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KF KEAKSARAAN FUNGSIONAL


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Keaksaraan fungsional (KF) adalah sebuah pendekatan melaluiprogram pendidikan non formal buat mengatasi rakyat yg menyandang butaaksara. Keaksaraan fungsional diartikan secara sederhana sebagai kemampuanuntuk membaca, menulis dan berhitung (calistung) dan berorientasi pada kehidupansehari-hari menggunakan memanfaatkan kearifan lokal serta sumber daya alam yang terdapat dilingkungan lebih kurang buat menaikkan mutu serta taraf hayati wargabelajarnya.
Keaksaraan fungsional membantu masyarakat lebih berdayadengan cara belajar buat menambah kemampuan serta pengetahuan. Penyandang butaaksara dalam kehidupan sehari-hari akan dihadapkan pada dilema dan kasus yang sangat komplek. Seperti,kesulitan mendampingi dan membantu dalam menuntaskan tugas sekolah anaknya dirumah. Penyandang buta aksara (butahuruf) bisa dipercaya negatif dilingkungan sekitar yang berdampakpada psikologisnya karena adanya kesenjangan dalam status sosial pada baca, tulis serta berhitung mengenaiangka dan bukan hanya dalam menghitung uang saja.
Penyandang buta aksara pula mempunyai keterbatasan nir dapatmembaca serta menulis buat mengurus administrasi kependudukan, misalnya pembuatanKTP (Kartu Tanda Penduduk). Proses menerima akses pengurusan jaminankesehatan warga dengan mekanisme menciptakan kabar keluarga miskin kepadaaparatur pemerintah terendah yaitu Rukun Tetangga (RT) hingga menggunakan tingkatanteratas juga termasuk keterbatasan penyandang buta aksara. Proses tersebutdapat dipandang ketika mereka wajib mengisi absensi pertemuan atau kegiatandilingkungan. Fakta tadi, terlihat bahwa penyandang buta aksara kurangmemiliki kesempatan menggunakan istilah lain mereka haruslah bergantung pada oranglain. Adanya program keaksaraan fungsional, penyandang buta aksara memilikikekuatan buat meningkatkan mutu dan kualitas hidupnya dalam kehidupansehari-hari.
Jumlah penyandang buta aksara di Indonesia memang dapatdikatakan masih besar , hal ini dapat ditinjau menurut data Kementerian PendidikanNasional (Kemendiknas) tahun 2011 mengenai penduduk Indonesia yang buta alfabet (penyandangbuta aksara usia 15 tahun ke atas sebanyak 7,76 juta orang. Sebanyak 64% atau6,3 juta dari data Kemendiknas adalah perempuan masih menyandang buta aksarayang berusia 15 tahun ke atas (Kemendiknas, 2011).
Kemampuan baca tulis pada kenyataannya masih menjadipermasalahan bagi sebagian warga Indonesia khususnya perempuan miskin. Berdasarkanidentifikasi data dilapangan,pada kota Banjarmasin sendiri tercatat 1,760 penyandang buta aksara. Data Diknas KotaBanjarmasintahun 2011, darijumlah pendudukKotaBanjarmasinyang buta alfabet (penyandang buta aksara) usia 15 tahun ke atas ada sebanyaksebanyak 1.553orang. (Disdik Kota Banjarmasin: 2011).
Program Keaksaraan fungsional yg dilaksanakan sang SKBKota Banjarmasin menjadi salah satu upaya buat turut membantumengentaskan perkara buta aksara ini di masyarakat. Program KeaksaraanFungsional inidilaksanakan dalam periode pertama merupakan selama delapan bulan dimulai daribulan Januari 2013 – Agustus 2013 menggunakan enam bulan sebagai waktupembelajaran utamanya. Sasaran buat kegiatan keaksaraan fungsionaldilaksanakan dalam 2 kelompok belajar menggunakan 10 rakyat belajar (penyandang butaaksara yg mengikuti keaksaraan fungsional buat belajar) setiap kelompoknya.sebagai pilot project di Kota Banjarmasin untuk pembelajaran keaksaraan fungsional diwilayah kelurahan Alalak Utara dilaksanakan dalam dua grup belajar, yaitu pada RW02 Kuin Utara Kelurahan Alalak Utara Kecamatan BanjarmasinUtara.
Di RW 02 Kuin Utara Kelurahan Alalak Utara Kecamatan BanjarmasinUtara kegiatanbelajar keaksaraan yang diselenggarakan oleh SKB Kota Banjarmasin. Kelurahan Kuin Utara memiliki 1 gerombolan belajar sebagaipelaksanaan dalam periode berikutnya buat mencapai 20 rakyat belajar. Kelompok belajar keaksaraanfungsional yg direncanakan sang SKB Kota Banjarmasin akan terdapat programlanjutan yg dimaksudkan buat menjaga kemampuan baca, tulis dan berhitung (calistung) warga belajar supaya nir butahuruf pulang. Kegiatan pembelajaran lanjutan ini direncanakan akan membukapembelajaan keaksaraan fungsional lanjutan menggunakan menggunakan pengembanganmedia Pembelajaran Papan Casing.casing singkatan buat Cantol Calistungdan Gasing, yang adalah pengembangan media pembelajaran denganmengaplikasikan antara media Poster/ beberan, papan tulis, Kartu huruf danAngka, serta Game/ permainan tradisional yang berkompilasi antara permainanrakyat dan pembelajaran Calistung.
Secara umum kegiatanpembelajarankeaksaraan fungsional dasar daripengelola diKota Banjarmasinselama ini yang berusaha menerapkan critical literacy sebagai bentuk upaya memenuhiStandar Kompetensi Keaksaraan Dasar (SKKD). Ruang lingkup SKKD sinkron denganketentuan Kemendiknas yg terdiri menurut lima pokok, yaitu, 1) Mendengar; 2) Berbicara; tiga)Membaca; 4) Menulis; dan lima) Berhitung. Ternyata dalam penerapannya masihbelum efektif sepenuhnya terakomodasi pada kegiatan pembelajaran yangdilakukan, hal ini terbukti menggunakan masih adanya masyarakat belajar yangberulang-ulang mengikuti program keaksaraan fungsional tadi.
Kegiatan pembelajaran yg masihkonfensional membutuhkan ketika serta pemahaman yang berat serta lama berdasarkan wargabelajar buat mencapai SKKD tersebut. Lantaran itu perlu dilakukan pengembangan metodedan media pembelajaran yg lebih efektif buat membantu peningkatan pemahamanwarga belajar pada aktivitas belajarnya secara tutorial. Metiode ini dapat diaplikasikan dengan pengembangan media Pembelajaran Papan Casing. Casing singkatan untukCantol, Calistung serta Gasing,yang merupakan pengembangan media pembelajaran dengan mengaplikasikan antarametode belajar membaca serta aksara mencantol, media Poster/ beberan, papantulis, Kartu alfabet dan Angka, dan Game/ permainan tradisional yangberkompilasi antara permainan masyarakat dan pembelajaran Calistung tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang, maka perseteruan yg dikemukakan dalam karya tulis ini merupakan :
1.Metode serta Media pembelajaran KeaksaraanFungsional yg konfensional belum efektif dalam mempertinggi pemahaman warga belajar dalamkegiatan pembelajaran Keaksaraan Fungsional.
2.Tutor kesulitan menyediakan serta membawa mediaPembelajaran ketempat belajar warga belajar Keaksaraan Fungsional.
3.Warga belajar kurang tertarik dan kurangberminat terhadap media pembelajaran konfensional yang selama ini digunakandalam Pembelajaran Keaksaraan Fungsional.

C. Tujuan
Mengacu padapermasalahan,maka tujuan penelitian ini merupakan untuk memperoleh citra atau informasitentang :
1Metode dan media pembelajaran KeaksaraanFungsional baru yang lebih efektif buat mempertinggi pemahaman rakyat belajardalam kegiatan pembelajaran.
2.Memudahkan tutor dalam menyediakan dan membawamedia Pembelajaran ketempat belajar masyarakat belajar Keaksaraan Fungsional.
3.Meningkatkan Minat dan ketertarikan wargabelajar terhadap media pembelajaran yg digunakan pada PembelajaranKeaksaraan Fungsional.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1.Pengertian Media Pembelajaran
IstilahmediaberasaldariBahasaLatinyangmerupakanbentukjamakdari istilah “medium”yangsecara harfiah berarti perantara atau pengantar.makna umumnyamediaadalah segala sesuatu yangdapat menyalurkan kabar dari asal kabar pada penerima warta.
Dalam penjelasan Asosiasi Teknologi serta KomunikasiPedidikan (Assosiation of Education andCommunication Technology/AECT) pada Amerika, membatasi media sebagai bentuk dansaluran yg digunakan orang buat menyalurkan pesan/kabar. Gagne (1970)menyatakan bahwa media adalah menjadi jenis komponen dalam lingkungan siswayang dapat merangsang belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwamedia merupakan segala indera fisik yang dapat menyajikan pesan dan merangsangsiswa buat belajar.
Istilahmediainisangatpopulerdalambidangkomunikasi.prosesbelajarmengajarpada dasarnyajugamerupakanproseskomunikasi,sehinggamediayangdigunakandalam 2pembelajarandisebutmediapembelajaran.mediapembelajaran adalahsegalasesuatuyang dapatdipergunakanuntukmerangsangpikiran,perasaan,perhatiandankemampuanatau ketrampilanpesertasehinggadapatmendorongterjadinyaprosesbelajarpadadiripeserta pembelajaran (Arif S. Sadiman, 2009: 6-11)
Padamulanyamediahanyaberfungsi sebagaialatbantuvisualdalamkegiatan belajar, yaitu berupa sarana yangcepat memberikan pengalaman visual pada peserta diantaranya untuk mendorongmotivasi, memperjelas dan mempermudah konsep-konsep yang tak berbentuk danmempertinggidayaserapbelajar.denganmasuknyapengaruhteknologiaudiomaka lahirlahalatbantuaudiovisualyangterutamamenekankanpenggunaanpengalamanyang konkrit buat menghindari verbalisme.

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Berdasarkanprinsip pembelajaran partisipatif dan andragogis, maka media pembelajaran yang digunakanhendaknya mengikuti alur atau siklus belajar dari pengalaman. Olehkarena itu dalam pembelajaran partisipatif, penggunaan media pembelajarantersebut di atas dalam umumnya digunakan untuk:
a.Membantumempermudah dan menstimulasi para peserta pembelajaran untukmelakukanpembahasan serta diskusi serta nir bersifat instruksional.
b.Membantudan menstimulasi proses pengungkapan pengalaman, pengungkapanpermasalahansesuai menggunakan kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
c.Membantumenimbulkan "proses mengalami" untukdapatdiungkapkan sebagai bahan diskusi lebih jauh.
d.Membantu peserta pembelajaran buat"memperkuat" serta "memperteguh" hasil-hasil pembahasan atauhasil-hasil diskusi yg sudah dilakukan sang peserta itu sendiri.
Dalamprosespembelajaran Keaksaraan Fungsional,banyakjenismediayangdapatdimanfaatkanuntuk memproseskanbahankajian.mulaidarimediayangsederhana,konvensional,danmurah harganya, hingga media yang kompleks, rumit, modern yang harganyasangat mahal. Mulai menurut yg hanya merespons indera tertentu, hingga padaperpaduan berdasarkan aneka macam alat manusia yangdapatdirespons.dariyanghanyasecaramanualdansecarakonvensionaldalam mengoperasikannya,hinggayangsangattergantungpadaperangkatkerasdankemahiran asal daya manusiatertentu pada mengoperasikannya.
Jenismediayanglazimdipergunakandalampembelajaranantaralain:medianon proyeksi, media proyeksi, media audio,media mobilitas, media personal komputer , personal komputer multi-media, hipermedia serta media jarakjauh (Heinich, Molenda, Russel, 1996 : 8).
DepartemenPendidikan Nasional 2003, mengelompokkanmedia menjadi 10 golongan yg bisa ditinjau pada daftartabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1.
Jenis-jenis Media Pembelajaran

Sementaraitu,menurut sekian poly jenis media yang dapat dimanfaatkandalam pembelajaran keaksaraan fungsionaldibuat pembagian terstruktur mengenai media yg lebih sederhana sebagai berikut: Media yang tidakdiproyeksikan, Media yangdiproyeksikan,Media audio, Mediavideo, Mediaberbasis komputer serta Multimedia kit serta sebagainya termasuk media yang diproyeksikan.
B.  Pengembangan Media Pembelajaran KeaksaraanFungsional
Dalam bidang Pendidikan Non-Formal pada umumnya dan Pendidikan Keaksaraan khususnya,sebenarnya sudah sejak usang dikenal adanya kriteria yangharusdipatuhidalamprosedurpenyusunanpengembanganmediaataubahanbelajar. Kriteria tadi lebih dikenal istilah 7-M,yaitu:
1.Mudah;adalah gampang membuatnya, mudah memperoleh bahan serta alatnya, serta mudahmenggunakannya.
2.Murah;artinyadenganbiayasedikit,jikamemungkinkanbahkantanpabiaya,media pembelajaran tersebut dapat dibuat.
3.Menarik;ialah menarik atau merangsang perhatianwarga belajar(pesertapembelajaran),baik menurut sisi bentuk, warna, jumlah, bahasamaupun isinya.
4.Mempan;artinyaefektifatauberdayagunabagiwargabelajar(pesertapembelajaran) dalammemenuhi kebutuhannya.
5.Mendorong;artinyaisinyamendorongwargabelajar(pesertapembelajaran)buat bersikapatauberbuatsesuatuyangpositif,baikuntukdirinyasendirimaupun lingkungannyasesuai tujuan belajar yg diharapkan.
6.Mustari;adalah sempurna ketika, isinya nir basi, serta sesuai menggunakan kebutuhan dan potensilokal/kurang lebih loka pembelajaran.
7.Manfaat;merupakan isinya bernilai, mengandung manfaat, tidak mubazir atau sia-sia, apalagi merusak.
Adapun langkah-langkah penyusunan serta pengembanganmedia pembelajaran keaksaraan fungsional ini juga mengacu dalam kriteriatersebut.penyusunanmedia pembelajaran dapat diartikan menciptakan media pembelajaran yang baruataubelumpernahada,sedangkanpengembanganmediapembelajarandapatdiartikansebagai upayamengadaptasi,merekayasa,ataumenyesuaikan(modifikasi) mediapembelajaranyang sudah adadengan kebutuhan pada proses pembelajaran. Dalamprosespembelajaran seringkalitidak dilengkapi menggunakan media pembelajaran yang memadai. Oleh karenaitu, pendidik (tutor/ fasilitator)ataupunpengelola/penyelenggaraprogramdituntutuntukmampumerancang, menyusunataumengembangkanmediapembelajaran efektif yg dapatdigunakandalamprosespembelajaranyang dikelolanya (Sujarwo.2012).
Secaragarisbesaratau pada umumnya, proses penyusunan atau pengembangan media pembelajaranmeliputi langkah-langkah yg bisa dilakukan sebagaimana pada Tabel dua. Berikut.
Tabel dua.
Proses Penyusunan/Pengembangan MediaPembelajaran
Sumber: DepartemenPendidikan Nasional (1989/1990).

C.  Metode danMedia Pembelajaran Papan Casing
Banyak faktor penghambat peningkatan kemampuanmembaca rakyat belajar KF antara lain yaitu pengalaman belajar warga belajaryang kurang, kualitas tutor/ narasumber dalam mengajar yg rendah, saranaprasarana dalam kegiatan pembelajaran minim, taraf kecerdasar masyarakat belajaryang memang sudah rendah, dan tidak efektifnya metode pembelajaran yangdigunakan, khususnya metode membaca kurang menarik minat belajar masyarakat.sebenarnya banyak cara buat menaikkan kemampuan membaca permulaan agarwarga belajar cepat paham serta memiliki kemampuan membaca menggunakan baik. Berikutini sebagian metode membaca yang bisa digunakan tutor dalam pembelajaran KF:
a.Metode Suku Kata
b.Metode Huruf serta Gambar
c.Metode SAS (struktur analitik sintetik/struktur urairangkai)
d.Metode Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile(VAKT)
Dalam metode cantol ini dapat diperkenalkan sukukata yang terdiri berdasarkan adonan huruf yg dibantu menggunakan cantolan berupagambar menggunakan memakai kartu bacaan buat mempermudah anak pada mengingatseluruh suku kata, lalu dilanjutkan pembelajaran menggunakan Game/permainan yangmembuat visual dan auditory masyarakat belajar ikut bekerja melalui tebak kata dalammembantu rakyat belajar mengingat bunyi dan bentuk suku istilah. Lantaran metode inimengembangkan aspek visual, auditorialdan kinestetik.
Metode membaca sistem cantol adalah sebuahmetode yang berpegang pada prinsip “belajar yg menyenangkan”. Mengapa penulismengangkat metode ini buat mendampingi media pembelajaran Papan casing, karenamenurut pengalaman penulis menjadi tutor Keaksaraan Fungsional, menemukan bahwawarga belajar lebih menyukai pembelajaran dengan hal-hal yg menyenangkan, danmelibatkan mereka pada praktik kerja langsung, sebagai akibatnya pembelajaran tidakmenimbulkan kebosanan yang menciptakan mengantuk pada kelas.


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang dan hasil pembahasan yg telahdisajikan dalam karya tulis pada atas, dapat ditarik kesimpulan menjadi berikut:
1.Metode dan media pembelajaran Keaksaraan Fungsional menggunakan memanfaatkanpapan casing, dapat menaruh aktivitas pembelajaran yang efektif untukmeningkatkan pemahaman masyarakat belajar dalam aktivitas pembelajaran KeaksaraanFungsional.
2.Metode serta media pembelajaran Keaksaraan Fungsional dengan memanfaatkanpapan casing bisa memudahkan tutor dalam menyediakan dan membawa mediaPembelajaran ketempat belajar warga belajar Keaksaraan Fungsional.
3.Media pembelajaran Keaksaraan Fungsional menggunakan memanfaatkan papan casingdapat menaikkan minat dan ketertarikan warga belajar terhadap mediapembelajaran yg dipakai dalam Pembelajaran Keaksaraan Fungsional.
B.Rekomendasi
Mengingat pentingnya  pengembangan media pembelajaran Keaksaraan Fungsional menggunakan memanfaatkanpapan casing Belajar ini untukmeningkatkan efektivitas serta kemampuanbelajar masyarakat belajar KF. Desain contoh dan kerangka acara pembuatanmedia pembelajaran papan casing seperti yg sudah diungkapkan pada karya tulis ini karenanya perludirekomendasikan untuk diterapkan pada banyak sekali aspek penyelenggaraan acara-programKeaksaraan Fungsional di masyarakatyang bersangkutan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.Motivasi kegiatan penyelenggaraan program kegiatanKeaksaraan Fungsionalyang telah baik selama ini perlu dipertahankan, ditingkatkan serta dikembangkan dengan upaya-upaya yang memperkaya pengembangan media pembelajaran KeaksaraanFungsional yg efektif dan efisien.
2.Kepada pihak terkait yang berkepentingan pada menentukankebijakan program, supaya dapat menerapkan mekanismepenyelenggaraan proyekpendidikan masyarakatyang efisiendari output masukan yang mengakomodir kebutuhan tutor dan masyarakat belajaruntuk manfaat yg lebih akbar terhadap kebutuhan tutor dan rakyat belajar itu sendiri.
3.Desain model serta kerangka program pembuatan mediapembelajaran papan casing seperti yg sudah diungkapkan pada karya tulis ini,yg mempunyai keunggulan berdasarkan segi efektifitas danefisiensi pelaksanaan, dapat diterapkan pada masing-masing wilayah kerja Pamong belajar, dantutor, penyesuaian dilakukanberdasarkan hasil analisis kebutuhan Pamong Belajar itu sendiri dengan memperhatikan potensi masing-masingwilayah pada wilayah masing-masing.

FUNGSI JENIS DAN KEGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Fungsi, Jenis Dan Kegunaan Media Pembelajaran
Kata media adalah bentuk jamak berdasarkan kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi berdasarkan pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu menjadi pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). 

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, pengajar (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, anak didik (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang bisa dipakai buat menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sebagai akibatnya bisa merangsang perhatian, minat, pikiran, serta perasaan anak didik dalam aktivitas belajar buat mencapai tujuan belajar.

A. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media mempunyai fungsi sebagai pembawa informasi menurut sumber (guru) menuju penerima (anak didik). Sedangkan metode adalah mekanisme buat membantu murid pada menerima danmengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hamalik yang pada kutip Azhar Arsyad (2002: 15) mengemukakan bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan hasrat dan minat yg baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta bahkan membawa dampak-impak psokologis terhadap murid".

Media pembelajaran, dari Kemp serta Dayton pada bukunya Azhar Arsyad(2002: 9) menyatakan bahwa “ Media pembelajaran bisa memnuhi tiga fungsi utama apabila media itu dipakai buat perorangan, gerombolan , atau kelompok pendengar yg akbar jumlahnya, yaitu:
  1. Memotivasi minat atau tindakan
  2. Menyampikan informasi
  3. Memberi instruksi.

Sumber yang lain menjelaskan bahwa, fungsi media pembelajaran antara lain:

1. Menyampaikan liputan dalam proses belajar mengajar. 
2. Melengkapi dan memperkaya liputan dalam aktivitas belajar mengajar. 
3. Mendorong motivasi belajar. 
4. Menambah variasi dalam penyajian materi. 
5. Menambah pengertian konkret mengenai suatu pengetahuan. 
6. Memungkinkan anak didik memilih aktivitas belajar sesuai menggunakan kemampuan, talenta serta minatnya. 
7. Praktis dicerna dan tahan usang pada menyerap pesan-pesan (informasinya sangat membekas serta tidak mudah lupa) (Rohani, 1997: 9). 

B. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media adalah bahan atau aplikasi (perangkat lunak) berisi pesan atau informasi pendidikan yang umumnya disajikan menggunakan memakai alat-alat. Peralatan atau perangkat keras (hardware) adalah sarana buat dapat menampilkan pesan yg terkandung pada media tadi. Dengan masuknya efek ilmu cetak-mencetak, perilaku, komunikasi, dan perkembangan teknologi elektronika, media mengalami perkembangan menggunakan menampilkan banyak sekali jenis dan karakteristiknya (modul cetak, film, televisi, film bingkai, slide, radio, komputer, serta sebagainya). Celce-Murcia (pada van Els, 1984: 289) membagi media atas dua gerombolan , yakni:
(1) perangkat pengajaran nonteknis (non-technical teaching aids)
(dua) perangkat projek teknis (technical projected aids). 

Terdapat enam jenis dasar menurut media pembelajaran menurut Heinich and Molenda (2005) yaitu:

1. Teks
· Merupakan elemen dasar bagi mengungkapkan suatu fakta yang
· Mempunyai aneka macam jenis serta bentuk tulisan yg berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian berita.

2. Media Audio
· Membantu membicarakan maklumat menggunakan lebih berkesan
· Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman bunyi dan lainnya.

3. Media Visual
Media yg bisa memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya.

4. Media Proyeksi Gerak.
Termasuk pada dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD)

5. Benda-benda Tiruan / miniatur
Seperti benda-benda 3 dimensi yg dapat disentuh dan dirabaoleh anak didik. Media ini dibentuk buat mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

6. Manusia.
Termasuk di dalamnya pengajar, anak didik, atau ahli/ahli pada bidang/materi eksklusif.

C. Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran merupakan memperlancar hubungan antara guru menggunakan murid sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif serta efisien. Secara lebih rinci, media pembelajaran mempunyai kegunaan menjadi berikut:
1. Memperjelas penyajian suatu pesan supaya nir terlalu bersifat Verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti:
a. Obyek yg terlalu besar , dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, gambar video, atau contoh.
b. Obyek yang kecil dibantu menggunakan proyektor mikro, film slide,gambar video atau gambar.
c. Gerak yg terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantudengan timelapse, highspeed photografi atau slow motionplayback video.
d. Kejadian atau insiden yg terjadi dalam masa lalu dapatditampilkan lagi melalui rekaman film, video, atau foto.
e. Obyek yg terlalu kompleks dapat disajikan menggunakan model,diagram, dll.
f. Konsep yg terlalu luas dapat divisualkan pada bentuk film,slide, gambar atau video.

3. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi bisa mengatasi perilaku pasif anak didik. Dalam hal ini mediapembelajaran bermanfaat untuk:
a. Menimbulkan gairah belajar.
b. Memungkinkan interaksi eksklusif antara murid menggunakan lingkungan serta kenyataan. 
c. Memungkinkan murid otodidak berdasarkan minat dankemampuannya.

4. Dengan sifat yang unik dalam anak didik pula dengan lingkungan dan pengalaman yg berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materipembelajaran yg sama buat setiap murid, kasus ini bisa diatasi dengan media pembelajaran dalam kemampuannya:
a. Memberikan perangsang yg sama.
b. Menyamakan pengalaman.
c. Menimbulkan persepsi yg sama.

5. Efisiensi dalam saat serta tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih gampang tercapai secara aporisma menggunakan waktu dan energi seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab menggunakan sekali hidangan memakai media, anak didik akan lebih gampang memahami pelajaran.

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja
Media pembelajaran bisa dirangsang sedemikian rupa sebagai akibatnya murid dapat melakukan aktivitas belajar menggunakan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seseorang guru.perlu kita sadari ketika belajar pada sekolah sangat terbatas dan ketika terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

7. Mengubah kiprah guru ke arah yang lebih positif serta produktif
Guru dapat menyebarkan peran dengan media sehingga banyak mamiliki ketika buat memberi perhatian dalam aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar murid, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, serta lain-lain

Sudjana serta Rivai dalam bukunya Azhar Arsyad (2002: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran pada proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian murid sebagai akibatnya bisa menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pembelajaran akan lebih kentara maknanya sehingga bisa lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran
3) Metode mengajar akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi ekspresi melalui penuturan kata-istilah oleh guru, sebagai akibatnya nir bosan da pengajar tidak kehabisan energi, apalagi kalau guru mengajar pada setiap pelajaran
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar karena hanya mendengarkan uaraian pengajar, tetapi juga kegiatan lain sperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Menurut Encyclopedia of Educatioanal Reseach dalam Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2002: 25) merincikan manfaat media pendidikan menjadi berikut:
  • Meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 
  • Memperbesar perhatian murid 
  • Meletakkan dasar-dasar yg krusial buat perkembanganbelajar, sang karenanya menciptakan pelajaran lebih mantap. 
  • Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. 
  • Menumbuhkan pemikiran yg teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup. 
  • Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa 
  • Memberikan pengalaman yg tidak mudah diperoleh dengan cara lain , dan membantu efisiensi dan keragaman yg banyak pada belajar. 
Selain itu, donasi media pembelajaran adalah: 
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 
2) Pembelajaran dapat lebih menarik. 
3) Pembelajaran sebagai lebih interaktif menggunakan menerapkan teori belajar.
4) Waktu aplikasi pembelajaran bisa diperpendek.
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diharapkan. 
7) Sikap positif murid terhadap materi pembelajaran dan proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 

PENGERTIAN SUMBER BELAJAR MANFAAT DAN MACAM MACAMNYA LENGKAP

Pengertian sumber belajar, manfaat serta macam - macamnya lengkap akan dibahas pada artikel kali ini. Setiap orang belajar pasti mempunyai acuan atau rujukan pada mengusut suatu ilmu. Baik itu ilmu sosial, ilmu alam, serta ilmu niscaya. Perkembangan pendidikan pada era globalisasi ini menuntut pembelajar buat selalu update serta mengetahui segala sesuatu pengetahuan pada suatu bidang. Oleh karenanya, acum atau acuan ilmu tersebut haruslah memiliki keakuratan, dapat dipercaya dan mampu dipertanggungjawabkan.
Untuk lebih kentara serta lengkap mengenai apa itu asal belajar? Apa manfaatnya? Dan apa saja macam - macam atau jenis - jenisnya yuk simak ulasan lengkap di bawah ini.

Pengertian Sumber Belajar

Secara umum pengertian sumber belajar adalah seluruh bahan yg dapat menaruh fakta baik berupa data, orang serta wujud eksklusif yang dipakai siswa pada proses pembelajaran buat mencapai tujuan belajar atau kompetensi tertentu.

Arti Sumber Belajar Menurut Para Ahli

Yusufhadi Miarso 

Segala sesuatu yg mencakup pesan, orang, bahan, indera, teknik, serta lingkungan, baik secara tersendiri juga terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar.

Edgar Dale

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan buat memfasilitasi belajar seorang.

Rohani

Sumber belajar (learning resources) merupakan segala macam sumber yg ada pada luar diri seseorang (siswa) dan yg memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Berdasarkan referensi berdasarkan pakar pada atas maka dapat diambil sebuah konklusi bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang asal berdasarkan luar diri peserta didik yg dapat membantu terjadinya proses belajar.

Macam-macam Sumber Belajar

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), asal belajar merupakan semua asal (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat dipakai buat memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi anak didik. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, alat-alat, teknik dan lingkungan/latar.
Berdasarkan asal usulnya, asal belajar terbagi menjadi dua yakni :
  1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu asal belajar yang memang sengaja dibuat buat tujuan pembelajaran. Contohnya merupakan : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT).
  2. Sumber belajar yg sudah tersedia serta tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang nir secara spesifik dirancang buat keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih serta dimanfaatkan buat keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat keterangan, siaran televisi, serta masih poly lagi yg lain.
Jenis - jenis asal belajar dalam biasanya misalnya :
  1. Pesan: warta, materi ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, serta sebagainya;
  2. Orang: guru, pelatih, siswa, ahli, nara asal, tokoh rakyat, pimpinan forum, tokoh karier dan sebagainya;
  3. Bahan: kitab , transparansi, film, slides, gambar, grafik yg dirancang buat pembelajaran, relief, candi, arca, komik, serta sebagainya;
  4. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng serta sebagainya;
  5. Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw serta sejenisnya;
  6. Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor serta sebagainya.
Sedangkan menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara lain meliputi:
  1. Sumber belajar cetak: kitab , majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, serta denah.
  2. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, serta audio kaset.
  3. Sumber belajar yg berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.
  4. Sumber belajar yg berupa aktivitas: wawancara, kerja gerombolan , observasi, simulasi, dan permainan.
  5. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.

Manfaat Sumber Belajar

Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi:
  1. Memberikan pengalaman belajar secara pribadi serta konkret pada pesert didik
  2. Dapat menyajikan sesuatu yg nir mungkin diadakan, dikunjungi atau dicermati secara langsung serta konkret
  3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala hidangan yang ada di dalam kelas
  4. Dapat memberi liputan yg akurat dan terbaru
  5. Dapat membantu memecahkan perkara pendidikan (instruksional) baik pada lingkup mikro maupun makro
  6. Dapat memberi liputan yang positif, jika diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat
  7. Dapat merangsang buat berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.

Fungsi Sumber Belajar

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
  • Mempercepat laju belajar dan membantu guru buat menggunakan waktu secara lebih baik; dan
  • Mengurangi beban pengajar pada menyajikan informasi, sebagai akibatnya dapat lebih poly membina serta membuatkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
  • Mengurangi kontrol pengajar yg kaku serta tradisional; dan
  • Memberikan kesempatan bagi murid buat berkembang sinkron dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yg lebih ilmiah terhadap pembelajaran menggunakan cara:
  • Merancangan program pembelajaran yg lebih sistematis; dan
  • Mengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
  • Meningkatkan kemampuan sumber belajar;
  • Menyajian kabar dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
  • Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yg bersifat verbal serta tak berbentuk dengan empiris yang sifatnya kongkrit;
  • Memberikan pengetahuan yang sifatnya eksklusif.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yg lebih luas, menggunakan menyajikan liputan yg sanggup menembus batas geografis.
Demikianlah artikel ulasan tentang pengertian sumber belajar, manfaat dan macam - macamnya lengkap menggunakan berbagai contoh serta kajian arti dari beberapa ahli. Semoga artikel pembelajaran ini bisa bermanfaat untuk anda menjadi surat keterangan dalam membantu tugas-tugas anda. Terima kasih

CARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Media dibuat menggunakan rancangan yg sistematis melalui banyak sekali langkah pengembangan serta melibatkan berbagai tenaga terampil serta ahli, serta menggunakan aneka macam jenis peralatan. Dengan cara demikian diperlukan media yang didapatkan dapat adalah media yang efektif. Namun demikian betapapun banyak kelebihan suatu media, bila cara menggunakannya nir benar tentulah tidak akan banyak manfaatnya. Lantaran itu yg perlu didesain menggunakan baik bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan serta cara penggunaan media itu pun juga perlu diatur dan didesain sebaik¬-baiknya. Lebih-lebih apabila media itu merupakan media pembelajaran. Supaya media pembelajaran itu efektif maka pemanfaatan dan penggunaan media itu harus direncanakan serta dirancang secara sistematik. Berikut ini diuraikan cara-cara penggunaan dari beberapa media serta peralatannya yg paling umum dipakai dan tersedia di forum-forum diklat pada menunjang proses pembelajaran.

1) Buku bahan ajar atau handouts.

Bila handouts yang digunakan mengikuti aktivitas proses pembelajaran, sebaiknya dibagikan pada awal aktivitas. Dan peserta diklat diinstruksikan buat melihat atau mencari halaman-page pada buku yang memuat materi yang dikehendaki bersama-sama. Bisa berupa tabel, kolom-kolom, diagram, gambar, foto, sketsa, bagan, grafik, kartun, disain huruf dan sebagainya. Akan menarik bila masing-masing peserta diberi kesempatan buat mendiskusikan suatu kasus atau membahasnya bersama-sama. Namun jika hanya menjadi surat keterangan saja usahakan dibagikan dalam akhir kegiatan pembelajaran, bila tidak peserta diklat cenderung akan membaca kearah handoutsnya saja.


2) Papan Tulis atau Blackboard.

Penggunaannya selalu dilakukan dalam waktu itu jua, baik menuliskan sesuatu atau membuat sketsa juga gambar-gambar sederhana. Sebaiknya disaat menulis di papan, hindari sambil berbicara.
Untuk memancing curah pendapat dan supaya seluruh peserta melihat pendapat peserta yg lain, setiap pendapat eksklusif dituliskan di papan tulis. Efeknya terdapat perasaan dihargai setiap apa yg diungkapkan peserta. Apalagi bila pendapatnya benar, menciptakan si perserta lebih berbangga hati.
Seandainya pengajar memiliki kemampuan menggambar atau tulisannya cantik, kesempatan ini baik dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena perhatian peserta umumnya akan tercurah kearah proses penggambaran serta akan menyebabkan respek/penghargaan pada guru.
Yang wajib diwaspadai adalah agar tidak terlalu seringkali melewatkan tatap pandang ke arah peserta, ketika menulis, bagi yang nir berbakat menulis indah merupakan kendala, dan biar apapun gambar serta goresan pena tidak sebagus yang diharapkan tampilannya, karena alat tulisnya menurut kapur,dan perlu ketika usang buat membuatnya. Juga waktu menghapus tampilan goresan pena dan gambar akan menyebabkan debu yg relatif mengganggu.


3)White board.

Prinsipnya penggunaan white board ini hampir sama menggunakan papan tulis biasa, hanya berbeda ditampilan papan dan indera tulisnya, dan dampak tampilan gambar serta tulisan yg lebih kelihatan rapih dan buat pemakaian alat tulis yang berwarna-warni. Bisa pula dimanfaatkan buat menempelkan gambar-gambar yg direkati magnit. Hati-hati menggunakan pemeliharaan alat tulisnya, karena mengandung cairan alkohol atau thiner, karena mudah menguap jika lupa memasang tutupnya, sehingga sebagai kering nir bisa dipakai lagi, harganya jadi mahal. Kemungkinan lain indera tulisnya lantaran bentuknya hampir sama dengan yg tintanya permanent bisa tertukar, sebagai akibatnya sulit dihapus. Kalau hanya beberapa coretan masih sanggup diakali menggunakan menggoreskan dalam coretan itu menggunakan spidol yg non permanen selagi basah buru-buru dihapus menggunakan penghapus. Tetapi jikalau poly usahakan memakai cairan alkohol atau thinner.

Alat tulis white board biasa dianggap board marker, namun umumnya menyebutnya menggunakan spidol biarpun kurang sempurna. Sebab spidol merupakan sebuah merk buat board marker yg lebih dahulu populer pada Indonesia. Sama seperti menyebut semua air mineral dalam kemasan botol menggunakan "aqua" padahal merknya lain. Atau "in focus" buat semua LCD (Liquid Crystal Display) proyektor. Juga menyebut "kodak" untuk seluruh kamera foto. Dan masih banyak lagi contoh-model yg lain. Tetapi justru rakyat lebih mendapat yang terlanjur galat.


4) Peta singkap / Flipchart.

Sebaiknya lembar pertama serta kedua dibiarkan kosong atau nir ditulisi, dipakai sebagai epilog pelin¬dung lembaran materi pelajaran yang akan ditampilkan agar tidak terbaca terlebih dahulu oleh peserta diklat.

Usahakan cara menyingkap lembaran kertas flipchart menggunakan melipat menurut sudut bawah berupa segitiga tegak lurus; baru disingkap keatas cukup menggunakan tangan satu agar kelihatan profesional rapih dan tidak berantakan.
Setiap sudut lembaran flipchart yg sudah ada materi pelajarannya diberi code berupa indikasi tulisan kecil saja, buat catatan bagi guru agar waktu menyingkap lembarannya sinkron yg dikehendaki tidak keliru dan berulang-ulang.
Apabila kemampuan menulis atau pun menggam¬bar terbatas, usahakan tidak usah memaksakan diri buat menciptakan tampilan bahan ajar sendiri, minta bantuan orang yg lebih ahli. Atau meman¬faatkan alat-alat OHP buat rnenayangkan goresan pena maupun gambar ke kertas flipchart serta membuat jiplakannya. Jiplakan bisa eksklusif ditulis dengan spidol atau hanya menggunakan pensil saja, dengan maksud nantinya akan ditebalkan disaat presen¬tasi pada depan kelas, sehingga seolah-olah mampu menggambar menggunakan cekatan serta seksama.
Untuk metode curah pendapat, sangat disarankan semua pendapat peserta diklat pribadi dituliskan pada kertas flipchart. Ini menaruh perhatian kepada buah pikiran peserta diklat. Lagi pula coretari-coretan ini sanggup disimpan. Untuk menampilkan juga bisa bervariasi, mau berurutan atau acak, atau diulang-ulang jika dibutuhkan. Lebih mengena lagi jika pada kegiatan diskusi gerombolan memanfaatkan lembaran-lembaran kertas flipchart ini, masalahnya mampu disimpan serta ditempel di dinding atau dimana saja.
Yang perlu diwaspadai keterbatasan berukuran kertas flipchart yg nir begitu lebar, sehingga buat ditampilkan pada depan audience yang besar jumlahnya kurang sempurna. Terlalu kecil.
Flipchart sangat tepat dipakai sebagai media cadangan yg mudah dibawa kemana-mana dengan cara hanya digulung saja, ringan dan tidak begitu makan loka, serta sanggup dipersiapkan di tempat lain dan mungkin juga oleh orang lain yang lebih ahli. Bermanfaat sekali apabila genre listrik padam, sementara media yg lain berupa alat-alat elektronik tidak mampu berfungsi. Juga apabila harus mengajar di daerah terpencil yang belum ada genre listrik atau pada loka terbuka.


5)Film bingkai (slide film) proyektornya,

Bahan bahan ajar sanggup dibentuk berupa foto, baik hitam putih maupun warna sebagai akibatnya lebih meyakinkan bagi para peserta diklat. Lantaran keterbatasan cahaya yg diproyeksikan sebagai akibatnya memerlukan pemadaman lampu ruangan dan membuatnya gelap total. Usahakan buat nir terlalu lama mempresentasikan materi ajar slide ini, buat menghindari peserta malah jatuh tertidur. Kendala yg primer adalah peserta tidak mampu menciptakan catatan lantaran gelap, juga tatap pandang menggunakan para peserta terganggu.
Sebaiknya datang lebih awal sebelum memulai presentasi untuk persiapan pemasangan film bingkainya (slide), serta mencoba tayangannya di layar apakah sudah tepat.
Namun dalam kenyataannya, media ini serta peralatannya sudah sporadis yg menyediakan dan memanfaatkannya lantaran sudah digantikan menggunakan peralatan berteknologi baru yang lebih praktis namun lebih besar kemampuannya.


6) Media Film berkiprah serta proyektornya.

Bila media filmnya sudah ada tinggal memasang¬nya sinkron menggunakan petunjuk praktisnya. Namun buat menghasilkan film berkecimpung ini cukup memakan waktu serta energi yg poly dan porto yang akbar.
Kemarnpuan buat menyampaikan gambar yang latif, nyata, beranjak dan bersuara harus kita manfaatkan semaksimal mungkin. Namun harus diwaspadai lantaran situasi ruangan dibikin gelap total, sehingga tatap pandang ke peserta terganggu, ad interim kemungkinan peserta jatuh tertidur. Lantaran merekapun nir sanggup menciptakan catatan.
Media film menggunakan proyektornya inipun sudah termasuk barang langka, selain kesulitan penampilannya, pada mana nir sembarang ruangan sanggup dimanfaatkan, spare partsnya sulit diperoleh, juga kurang praktis serta fleksibel pemakaiannya, apalagi telah ada alat-alat lain yang prinsipnya sama namun lebih menjanjikan, seperti video cassette; laser disc video atau CD video.


7) Transparerssi serta Overhead Proyektor.

Penggunaan media transparensi menggunakan proyektornya merupakan sangat gampang, praktis serta sederhana. Sebelum memulai pelajaran sebaiknya mengecek dulu    OHP    (Overhead projector) -nya, cari pada mana letak tombol on/off nya terlebih dahulu, coba nyalakan, bila nir menyala periksa kabelnya telah menyambung menggunakan stop kontak, bila nir menyala juga periksa ujung kabelnya apakah ada yang putus, bila masih tidak mampu juga hubungi panitia diklatnya. Bila sudah menyala taruh selembar OHT (overhead transparency) yg bukan berisi bahan ajar, termasuk bingkainya, pada permukaan kaca, posisikan gambar yang tertayang di layar dengan lezat , serta stel ketajaman gambar menggunakan memutar tombol focus. Setelah itu anda siap mempergunakannya.
Setiap mengubah OHT sebaiknya OHP dalam keadaan padam agar tidak mengganggu pandangan peserta waktu mengganti, posisi berdiri saat memasang OHT sejajar dengan OHP, baik pada sebelah kanan atau sebelah kiri, ini pentirig buat menghindari OHT yg dipasang nir terbalik, sebaiknya nir menghalangi pandangan peserta diklat secara holistik. Jika toh demikian pula, usahakan posisi berdiri diubah agar pula tidak menyebabkan kejenuhan pandangan peserta.
Hindari menunjuk tampilan ke arah layar, atau menggunakan penunjuk, relatif meletakkan sesuatu yang runcing, berupa lidi atau pensil, atau ballpoint pada atas lembaran OHT. Juga hindari memilih memakai jari tangan atau benda yg diputar ¬putar pada atas OHT, hal ini mengurangi kenikmatan     pandangan peserta.
OHT yang digunakan sanggup dipersiapkan sebelumnya ditempat lain mampu oleh orang lain yg sanggup supaya tampil bagus serta menarik atau ditulis ketika itu jua sendiri di bagian atas OHT.
Tetap menjaga kontak pandang menggunakan peserta dengan tidak membelakangi peserta di saat membaca kearah tayangan di layar, usahakan membaca ke arah OHT.
Sebaiknya penayangan OHT dibuat lebih variatif agar peserta nir jenuh, hindari sebagai pembantunya alat bantu, agar tampilan lebih rilek.
OHT yg digunakan dapat difotocopy buat bahan handouts bagi para peserta diklat.
Sebaiknya OHT yg sudah digunakan disimpan dengan cermat, menggunakan diberi lapisan plastik atau kertas pelindung supaya motifnya nir tergesek-gesek sehingga mengelupas dan rusak. Untuk lebih amannya serta gampang mencarinya sebaiknya dimasukkan kedalam album clear holder, tentu saja tanpa bingkainya.
Agar para peserta diklat pandangannya lebih terarah pada tampilan OHT yg ditayangkan, pakailah bingkai (frame) khusus OHT dan beri penutup agar nir ada cahaya lampu yg tidak bermanfaat bocor ikut ditayangkan. Di samping itu    bingkai berguna untuk menekan OHT supaya permanen    rata meskipun kena panasnya lampu yg kemungkinan melengkung, jua agar permanen rapih pada tempatnya. Pakailah penutup OHT yg ditempeli pemberat agar nir jatuh ketika pada posisi tepi OHP, atau diterbangkan angin dari kipas angin atau blower AC ruangan. Manfaatkan bingkai maupun epilog OHT menjadi catatan rahasia buat kita sendiri, mungkin berupa istilah asing, singkatan, kata asing, angka-angka surat kepu¬tusan atau undang-undang, urutan utama-utama bahasan atau apa saja, sebagai contekan yang nir akan diketahui sang peserta menurut dalam kita wajib mencarinya menggunakan membuka kitab catatan yg belum tentu segera ketemu, ad interim peserta melihat bahwa kita tidak siap.


8) Video cassette, Laser Video serta Compact Disc (CD) Video menggunakan peralatan penayang Pesawat Televisi atats LCD (Liquid Crystal Display) proyektor.

Sebetulnya media gambar bergerak berupa Video Cassette, Laser video dan Compact Disc (CD) Video pada awalnya adalah asal berdasarkan gambar film bergerak juga, yg di transfer sebagai media video. Namun sesudah itu memang buat pembuatan gambar video nir memakai kamera film lagi tetapi eksklusif menggunakan kamera video, yg lebih menjanjikan segalanya. Misalnya pada proses pengambilan gambar (shooting) dengan kamera telah sanggup disaksikan eksklusif hasil gambarnya, dengan cahaya yg seadanyapun bisa merekam gambar, sementara pita videonyapun sanggup digunakan berulang kali.
Maka dari sini penggunaan media video dengan perangkatnya tidak tidak selaras jauh menggunakan gambar film dengan proyektornya, pada ketika pemutaran ulang. Bedanya ruangan nir perlu digelapkan, seluruh lampu ruangan sanggup dibiarkan tetap menyala. Baik untuk memutar ulang gambar video itu melalui pesawat Televisi ataupun diproyeksikan ke layar dengan memakai LCD proyektor. Sehingga tatap pandang dengan semua peserta diklat nir terganggu.


9) Media Komputer Multi Media menggunakan LCD Proyektor.

Sebaiknya sewaktu mempergunakan media multi media menggunakan LCD proyektor, diusahakan buat datang lebih awal dari para peserta diklat, sebagai akibatnya sewaktu melakukan aktivitas mema¬sang peralatan serta menyambung kabel-kabel yg tidak sedikit jumlahnya itu termasuk setting sound systemnya nir disaksikan oleh peserta diklat. Sehingga begitu proses pembelajaran dimulai semuanya sudah siap dan eksklusif mulai tanpa pengetesan lagi.
Percaya dalam panitia/petugas diklat boleh saja namun curiga jalan terus, maksudnya seseorang Pelatih yang akan mengajar sebaiknya juga selalu siap dengan segala situasi serta kondisi pada kelas. Misalnya dianjurkan buat paling tidak membawa Testpen elektronik, buat mengecek genre sumber daya listrik, juga apabila mungkin kabel republika online listrik minimal 5 meter, sambungan "T" dua buah. Atau multi stop hubungan yang berisi 6 lobang. Karena acapkali terjadi gara-gara memerlukan beberapa stop kontak yg banyak, petugas nir siap. Sehingga menunggu dicarikan dulu, apalagi kalau petugas diklatnya pula datangnya terlambat, sementara peserta diklat sudah mulai hadir. Untuk presentasi menggunakan media komputer dengan LCD proyektornya, sebaiknya memanfaatkan personal komputer Note book atau Laptop karena penyaji mampu permanen tatap pandang menggunakan peserta diklat, meskipun sembari melihat ke layar monitor komputernya. Kalau toh harus menggunakan Desktop komputer ya sanggup saja dari ada. Layar, monitornya yang bisa tampil simultan menggunakan yg ditayangkan di layar, melalui LCD proyektor.
Selalu jangan lupa buat merubah tampiian layar tidak pada posisi. Trapesium (Keystone), atau tayangannya sudutnya nir siku menjadi siku. Sehingga tampilan gambar sesuai menggunakan skalanya, tidak memanjang atau melebar.
Sebaiknya memakai laser pointer buat memilih ke layar agar lebih kentara, tetapi nir semata-mata membelakangi peserta diklat.
Usahakan memposisikan power LCD proyektor ke posisi "Stand by" jika nir dipakai, jadi tidak eksklusif menekan tombol "Off-nya.
Efek suara jika kurang perlu sebaiknya dipelankan atau dimatikan jika mengganggu konsentrasi peserta diklat. Jangan lupa merogoh balik diskette atau CD video pelajaran yang digunakan di komputer bila alat-alat itu bukan bawaan sendiri sebab acapkali tertinggal.
Bila memakai tampilan alfabet yang khas yg di komputer yg digunakan nir ada, sebaikrnya diinstal dulu untuk menghindari tampilannya diubah oleh komputer sehingga tidak selaras sama sekali serta terkesan berantakan.
Cara lain artinya sebelumnya merubah tampilar huruf (text) itu menjadi arsip gambar (curve), atau bitmap. Atau yang paling kondusif artinya menggu¬nakan font atau huruf yg sudah standard dsemua komputer berbasis Microsoft Windows, seperti Arial atau Times New Romans.
Kemungkinan ada kesalahan ejaan atau ada saran perbaikan dari peserta mengenai tampil-annya usahakan proses perbaikannya dilakukan di depan para peserta ketika itu juga, disamping menghindari faktor lupa jua peserta yang meng¬usulkan akan mendapatkan kepuasan tersendiri.


10) Media Audio dan Radio.

Media audio serta radio berkaitan menggunakan alat telinga. Pesan yg disampaikan dituangkan ke pada lambang-lambang auditif, baik ekspresi (ke dalam kata-kata/bahasa verbal) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yg dapat dikelompokkan dalam media audio, diantaranya, radio, alat perekam pita magnetik, kaset audio, cd audio dan laboratorium bahasa. Untuk pelajaran pengenalan bunyi-bunyian misalnya sound effect, atau macam-macam irama musik, serta mengenal bunyi sendiri di saat mengajar di depan kelas, mampu dimanfaatkan alat-alat audio ini. Yaitu menggunakan merekamnya dan memutar ulang. Kita gunakan audio kaset player atau pita reel audio. Sedangkan buat pelajaran bahasa asing bisa memanfaatkan kaset ataupun cd audio. Untuk PH (piringan hitam) mungkm hanya sanggup memutar ulang lagu atau musik jua suara-bunyian.
Sedangkan radio mampu dimanfaatkan siaran-sia¬rannya buat belajar tanpa harus di depan keias, dan sembari tetap mengerjakan pekerjaan yg lain.

11) Benda konkret atau tiruan miniatur.

Manfaatkan benda nyata atau tiruannya sanggup berupa minatur untuk peragaan ataupun aktivitas praktik. Bila memakai benda miniatur sebaiknya hadirkan pembandingnya.

Demikian cara penggunaan media pembelajaran yang dapat dipakai dalam proses belajar mengajar di kelas. Semoga bermanfaat.


Sumber surat keterangan :

Radio NederlandTraining Centre, Handouts OVERHEAD PROJECTOR Alaihi Salam TEACHING AIDS. Hilversum, The Netherland, 1987.

Amir Hamzah Suleiman,MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK PENGAJARAN, PENERANGAN DAN PENYULUHAN. PT. Gramedia Jakarta 1981.

Sayling Wen, FUTUREOF THE MEDIA, Lucky Publishers, P.O.box 238, Batam Centre, 29432: Prof. Dr. AzharArsyad, MA, MEDIA PEMBELAJARAN PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2002.

Lisa Lopuck,DESIGNING MULTIMEDIA, Peachpit Press 2414 Sixth Street Berkeley, CA 94710, USA, 1996

Dr. Arif S. Sadiman, M.sc.(dkk), MEDIA PENDIDIKAN : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, PT Raja GrafindoPersada 2002.