PENGERTIAN PENGADAAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Pengadaan Menurut Para Ahli
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 Pasal
1, pengadaan barang/jasa merupakan bisnis atau kegiatan pengadaan barang atau jasa yg dibutuhkan sang instansi pemerintah yg meliputi: pengadaan barang, Jasa Pemborongan, Jasa Konsultasi dan jasa lainnya.

Pengertian Pengadaan juga diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan serta Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia dan Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan gabah, pengadaan pada negeri merupakan gabah yg dibeli sang pemerintah berupa Gabah Kering Giling produksi dalam negeri yang sudah memenuhi persyaratan sebagaimana yang dipengaruhi pada Pasal dua ayat 1

Pengertian Pengadaan juga diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia serta Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan beras, pengadaan dalam negeri merupakan beras yg dibeli sang pemerintah, berupa beras giling produksi dalam negeri yang sudah memenuhi persyaratan sebagaimana yg dipengaruhi pada pasal dua ayat 2 Pengertian pengadaan tetapi sang pemerintah, pengertiannya tertuang pada Keputusan Presiden Tahun 2003 tentang pedoman aplikasi pengadaan Barang/Jasa Bab 1 pasal 1, pengadaan barang/jasa pemerintah adalah aktivitas pengadaan barang/jasa yg dibiayai menggunakan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan swakelola maupun sang penyedia barang/jasa.

Dari Penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pengadaan merupakan Barang atau Jasa yang dibeli sang Pemerintah/Badan/Perusahaan. Untuk Barang yg bisa ditinjau secara fisik, batasan pengadaan tersebut biasanya digambarkan berupa Kuantitas jumlah Barang. Untuk membeli barang atau jasa, maka Pemerintah/Badan/Perusahaan melakukan pengorbanan berupa membayar harga pengadaan dengan sejumlah uang.

Sistem Pull dan Sistem Push
Hitt (2005, P 95), Pengadaan dilakukan buat membeli input yg dibutuhkan buat memproduksi produk perusahaan. Input yg dibeli meliputi barang-barang yg dikonsumsi penuh sepanjang produksi produk (contohnya, bahan baku serta perlengkapan) jua aktiva tetap – mesin, alat-alat laboratorium, peralatan kantor serta bangunan.

Kembali Hitt (2005, P 123) menerangkan, bahwa pengadaan mencangkup sistem dan mekanisme.

Maka Dalam perkembangan sistem persediaan, yang istilahnya sebenarnya hampir dapat kita samakan menggunakan pengadaan, terdapat 2 sistem yg ada. Sistem itu dinamakan Sistem Pull (Sistem Tarik) dan Sistem Push (Sistem dorong).

Bagi Render (2001, P392), Konsep pada belakang JIT merupakan sistem “tarik”. JIT merupakan sebuah sistem tarik yang menghasilkan satu unit kemudian ditarik ke tempat yang memerlukannya ketika diperlukan. Pada sistem dorong, pesanan ditumpuk di departemen pemrosesan supaya bisa dikerjakan pada satu kesempatan.

PENGERTIAN PENGADAAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Pengadaan Menurut Para Ahli
Sesuai menggunakan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 Pasal
1, pengadaan barang/jasa merupakan usaha atau aktivitas pengadaan barang atau jasa yg dibutuhkan sang instansi pemerintah yang mencakup: pengadaan barang, Jasa Pemborongan, Jasa Konsultasi dan jasa lainnya.

Pengertian Pengadaan pula diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia serta Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan gabah, pengadaan pada negeri adalah gabah yang dibeli oleh pemerintah berupa Gabah Kering Giling produksi dalam negeri yg sudah memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan pada Pasal 2 ayat 1

Pengertian Pengadaan juga diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia serta Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan beras, pengadaan dalam negeri adalah beras yg dibeli oleh pemerintah, berupa beras giling produksi dalam negeri yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana yg ditentukan pada pasal 2 ayat 2 Pengertian pengadaan tetapi oleh pemerintah, pengertiannya tertuang dalam Keputusan Presiden Tahun 2003 mengenai pedoman aplikasi pengadaan Barang/Jasa Bab 1 pasal 1, pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

Dari Penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pengadaan adalah Barang atau Jasa yg dibeli oleh Pemerintah/Badan/Perusahaan. Untuk Barang yang bisa dicermati secara fisik, batasan pengadaan tadi umumnya digambarkan berupa Kuantitas jumlah Barang. Untuk membeli barang atau jasa, maka Pemerintah/Badan/Perusahaan melakukan pengorbanan berupa membayar harga pengadaan dengan sejumlah uang.

Sistem Pull dan Sistem Push
Hitt (2005, P 95), Pengadaan dilakukan untuk membeli input yang dibutuhkan buat memproduksi produk perusahaan. Input yg dibeli mencakup barang-barang yang dikonsumsi penuh sepanjang produksi produk (contohnya, bahan standar serta perlengkapan) pula aktiva tetap – mesin, peralatan laboratorium, peralatan kantor dan bangunan.

Kembali Hitt (2005, P 123) memberitahuakn, bahwa pengadaan mencangkup sistem dan prosedur.

Maka Dalam perkembangan sistem persediaan, yg istilahnya sebenarnya hampir bisa kita samakan dengan pengadaan, masih ada 2 sistem yang terdapat. Sistem itu dinamakan Sistem Pull (Sistem Tarik) dan Sistem Push (Sistem dorong).

Bagi Render (2001, P392), Konsep di belakang JIT merupakan sistem “tarik”. JIT adalah sebuah sistem tarik yg menghasilkan satu unit lalu ditarik ke tempat yg memerlukannya ketika diperlukan. Pada sistem dorong, pesanan ditumpuk pada departemen pemrosesan agar dapat dikerjakan pada satu kesempatan.

PENGERTIAN PURCHASING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Purchasing Menurut Para Ahli
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian adalah salah satu fungsi yang krusial pada berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab buat menerima kuantitas dan kualitas bahan-bahan yg tersedia dalam waktu dibutuhkan menggunakan harga yang sesuai menggunakan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap aplikasi fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana pada persediaan serta kelancaran arus bahan ke pada pabrik.

Sedangkan menurut Mulyadi (2007,p.711) kegiatan pada proses pembelian barang adalah:
1. Permintaan pembelian
2. Pemilihan pemasok
3. Penempatan order pembelian
4. Penerimaan barang, dan
5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembelian adalah contoh suatu aktivitas yang adalah satuan pekerjaan yg ditujukan buat memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sesuai dengan spesifikasi serta jadwal sebagaimana yg dibutuhkan oleh pemakai barang. Penerimaan barang adalah contoh kegiatan tentang penerimaan kiriman dari pemasok menjadi dampak adanya order pembelian yang dibuat oleh bagian pembelian.

Beberapa pengertian mengenai pembelian (Purchasing):
1. Purchasing merupakan aktivitas pengadaan barang atau jasa buat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan primer menurut purchasing department adalah buat menjaga kualitas serta nilai dari produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran modal yang digunakan buat penyediaan stok barang, menjaga genre barang masuk dan barang keluar, serta memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan. Purchasing pula sanggup dikatakan dalam penerimaan serta pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), menciptakan penawaran dan mencari barang, penilaian penawaran, pemeriksaan atas barang yg diterima serta mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yg sempurna.
2. Purchasing dapat diartikan menjadi usaha buat memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan sang perusahaan serta dapat diterima tepat pada waktunya menggunakan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan.
3. Purchasing merupakan galat satu fungsi primer diantara fungsi-fungsi penting lainnya yg terdapat didalam suatu perusahaan atau perhotelan, seperti: administrasi, pembukuan, penjualan serta pemasaran. Pembelian sudah banyak didefinisikan oleh para ahli dengan meninjau sudut pandang yg tidak sama namun pada dasarnya memiliki pengertian yang sama.

Dari pengertian pada atas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian adalah suatu bisnis pada memenuhi kebutuhan atas barang serta jasa yang diharapkan oleh perusahaan menggunakan melihat kualitas atau mutu, kuantitas berdasarkan barang yg dikirim, serta harga dan saat pengiriman yg tepat.

Purchasing Department
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p2) purchasing department merupakan tempat atau pusat dilakukannya transaksi pembelian segala jenis barang keperluan operasional hotel, sebagai akibatnya bagian pembelian ini acapkali dikatakan sebagai sentra pembelian pada perusahaan atau hotel yg bersangkutan. Bagian pembelian sebagai sub bagian menurut departemen akunting, yang bertugas membeli semua jenis barang keperluan operasional hotel, baik barang buat disimpan digudang menjadi barang persediaan, juga barang yang langsung digunakan oleh bagian yang meminta. Barang yang dibeli serta pribadi disimpan digudang disebut menggunakan stock items, sedangkan barang-barang yang dibeli dan kemudian eksklusif diambil serta dikonsumsi sang bagian atau departemen yang memesan barang tersebut dianggap dengan direct use items atau direct used purchased. 

Bagian pembelian pada sebuah hotel, dianggap sebagai galat satu bagian yg berperan sangat krusial pada ikut memilih kelangsungan hidup hotel itu sendiri, lantaran menggunakan menerapkan sistem serta mekanisme yg dimiliki oleh pengelola atau staf bagian pembelian, akan berpengaruh besar pula terhadap keuntunganyang akan diperoleh sang perusahaan atau hotel tadi. Yang ialah menggunakan keahlian mereka saat membeli barang dengan harga paling murah serta menggunakan kualitas bahan yg baku, sehingga sehabis diolah oleh bagian dapur akan mampu dijual dengan harga yg sinkron atau baku berdasarkan perhitungan standard cost percent kepada tamu hotel, sebagai akibatnya laba yg diperoleh akan lebih besar . Hal-hal krusial yg wajib diperhatikan dalam proses pembelian bahan makanan merupakan dengan memperhatikan kualitas produk dan menggunakan harga yg serendah-rendahnya.

Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan agar mekanisme pembelian barang dapat berjalan menggunakan efektif adalah:
  1. Dibutuhkan staf bagian pembelian yg memenuhi syarat yaitu staf yang jujur, adil terhadap semua supplier dan nir mau diajak kongkalikong sang supplier dari pihak manapun. Disamping itu, wajib mengetahui tentang dari menurut barang atau bahan yg akan dibeli, karakteristik dari bahan yg akan dibeli, cara penyimpanan dari barang yang akan dibeli, tahu cara memilih atau menyeleksi bahan serta spesifikasi barang atau bahan yang akan dibeli.
  2. Adanya pedoman yg digunakan sang staf bagian pembelian pada membeli bahan kuliner yang dikenal dengan istilah standard purchase specification yg meliputi mengenai kualitas barang, ukuran, berat, dan lain sebagainya. Dokumen standard purchase specification terutama barang atau bahan kuliner perlu disiapkan dan dimengerti benar buat dipakai menjadi pegangan sang staf bagian pembelian, staf bagian penerima barang serta tentu jua oleh pihak supplier sebagai perusahaan pemasok barang atau bahan.
  3. Penggunaan metode serta mekanisme pembelian yang efektif yaitu pada proses pembelian bahan makanan supaya diusahakan tidak terlalu banyak mempergunakan formulir-formulir yang dapat merusak kelancaran proses pembelian barang itu sendiri.
Target Bagian Pembelian
Menurut Nyoman Suarsana dalam buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi pada Perhotelan dan Restoran (2007, p23) menjadi bagian yg relatif penting pada sebuah hotel, bagian pembelian menggunakan ke tiga sub bagiannya sudah tentu dalam melakukan pekerjaannya mempunyai target atau target pada setiap kegiatannya yang berhubungan dengan transaksi pembelian barang keperluan operasional hotel. Target atau sasaran yang dimaksud merupakan pada proses pembelian barang untuk persediaan digudang, juga pembelian buat memenuhi permintaan barang sang bagian lain, semenjak pembuatan purchase requisition sampai sebagai purchase order, kapan barang akan dikirim ke hotel serta berapa usang proses yang diperlukan.

Untuk mencapai target itu, bagian pembelian diperlukan sebuah analisa dan perhitungan yg matang dan selanjutnya secara transparan dapat diinformasikan halangan-halangan yg terjadi selama proses pembelian pada bagian-bagian yg meminta barang. Dengan menaruh warta yg baik serta akurat, maka nantinya nir jadi bahan pertanyaan oleh bagian atau departemen yang bersangkutan. Untuk mengantisipasi agar barang tiba tepat pada waktunya, sesuai menggunakan lepas permintaan, maka bagian pembelian perlu buat menaruh penjelasan kepada kepala bagian lainnya atau department heads, misalnya :
1. Front Office Department
2. Food & Beverage Department
3. Housekeeping Department
4. Engineering Department
5. Dan department lainnya

Dalam melakukan pengisian purchase requisition khususnya barang-barang yang berupa spare part dengan spesifikasinya eksklusif dan bahan kuliner terutama makanan imported dan makanan musiman, supaya bagian yg meminta barang bisa mengetahui dan memahami waktu atau proses dan lepas pengirimannya. Dengan mengetahui berapa usang waktu pengiriman barang jenis spare part atau barang-barang musiman dengan spesifikasi tertentu, maka kepada bagian misalnya engineering dan bagian dapur yang memerlukan barang-barang tadi dapat menciptakan perencanaan serta jadwal pembelian barang dengan lebih tepat waktu atau lebih awal. Artinya agar nir meminta barang keperluan operasional yang spesifik pada waktu keadaan sudah sangat kritis atau krusial yg biasa diklaim dengan last minute order.

Teknik Membeli Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p25) bagian pembelian oleh manajemen atau pemilik perusahaan diberikan kepercayaan buat membeli barang-barang keperluan operasional hotel. Untuk mendapatkan barang-barang akan dibeli bagian pembelian harus memiliki cara atau teknik tertentu, dimana dengan teknik yg dimiliki tujuannya merupakan buat mendapatkan harga beli barang yg paling murah dan dengan kualitas barang yg paling baik. Selain itu dibutuhkan teknik membeli barang yg lain, misalnya melakukan pendekatan pada supplier, yaitu bagaimana caranya supaya supplier yang tadinya nir bersedia buat mengantarkan barang dagangannya ke hotel, namun selesainya melakukan pendekatan dan dengan teknik-teknik eksklusif, dalam akhirnya supplier bersedia buat mengantarkan barang-barang pesanan yang krusial, walaupun kondisi pembayarannya dilakukan secara kredit.

Sistem Atau Cara Pembelian Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p27) didalam bagian pembelian terdapat beberapa sistem atau cara pembelian barang dalam sebuah hotel yaitu:

1. Sistem Kontrak
Sistem atau pembelian barang buat bahan makanan terutama jenis sayuran, buah-buahan serta kuliner yang musiman adalah dengan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan dengan satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan dalam mengenai kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat kontrak buat bahan kuliner sanggup mencapai tiga atau 6 bulan serta pembayarannya tetap dilakukuan setiap bulan.

2. Sistem Harian serta Bulanan
Pihak perusahaan atau hotel mampu menggunakan bebas membeli barang-barang keperluannya menurut beberapa supplier atau berdasarkan beberapa toko pasar swalayan yg ada disekitarnya. Dengan cara seperti ini pihak hotel nir perlu melakukan sebuah analisa yg terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier buat dipilih. Cukup dengan berbelanja dalam toko terdekat, toko swalayan bahkan pasar tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan maupun secara utang bulanan. Tetapi sistem serta prosedurnya wajib permanen sama yaitu menggunakan mencari kabar dimana toko atau supermarket dan pasar yg kualitas serta harga barangnya paling murah.

3. Pembelian secara kontan
Di bagian pembelian sebuah hotel pada biasanya menyiapkan uang kas yang jumlahnya nir terlalu poly yg disebut dengan kas mini atau petty cash. Kas kecil ini dipergunakan buat membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan kuliner keperluan dapur yg seringkali diminta secara mendadak. Pembelian menggunakan cara kontan dengan menggunakan kas kecil dilakukan buat membeli bahan kuliner atau minuman dalam jumlah yang tidak terlalu poly. Hal seperti ini acapkali dilakukan dalam ketika gudang atau bagian dapur kehabisan bahan kuliner yang sangat diperlukan dalam ketika itu pula. Pembelian secara kontan tidak dapat dilakukan setiap hari, namun hanya dilakukan apabila keadaan sangat mendesak dan disinilah peranan seseorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat diharapkan kemampuannya.

Prinsip Dalam Purchasing (Pembelian)
Menurut Indrajit serta Djokopranoto (2009) prinsip merupakan hal utama yg dijadikan pedoman pada melakukan sesuatu, sang karenanya, yang dimaksud menggunakan prinsip-prinsip pembelian adalah hal-hal utama pada aplikasi fungsi pembelian yang perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian atau bagian pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan buat dirinya sendiri, tetapi terutama buat organisasi lain, yaitu organisasi produksi, atau fabrikasi, atau marketing atau lainnya. Fungsi pembelian diadakan buat melayani atau menunjang organisasi lain tadi. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya wajib sedemikian rupa sehingga juga berorientasi dalam kegiatan penunjang misalnya yang ditugaskan tadi serta prinsip kerja dari fungsi pembelian wajib diatur agar sanggup menaruh donasi yg besar bagi keberhasilan perusahaan.

Prinsip dari purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price adalah nilai suatu barang yg dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang generik berlaku dalam waktu serta syarat pembelian dilakukan.

2. The Right Quantity
Jumlah yg tepat bisa dikatakan menjadi suatu jumlah yang benar-benar diperlukan sang suatu perusahaan atau perhotelan pada ketika eksklusif.

3. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali diperlukan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena bila terdapat persediaan barang tentunya terdapat porto perawatan barang tadi.

4. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang yg dibeli dikirimkan atau diserahkan dalam loka yang dikehendaki sang pembeli.

5. The Right Quality
The right quality merupakan mutu barang yg dibutuhkan sang suatu perusahaan sinkron dengan ketentuan yg sudah didesain yang paling menguntungkan perusahaan.

6. The Right Source
The right source mengandung pengertian bahwa barang asal berdasarkan sumber yang sempurna. Sumber dikatakan tepat jika memenuhi prinsip-prinsip yg lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity.

Tugas Dan Tanggung Jawab Purchasing (Pembelian)
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.228) tanggung jawab bagian pembelian berbeda - beda menurut setiap perusahaan tergantung dalam luasnya aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tadi. Tanggung jawab bagian pembelian diantaranya adalah:
  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar planning operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut dalam tingkat harga yang perusahaan akan sanggup bersaing pada memasarkan produknya.
  2. Bertanggung jawab atas usaha-bisnis buat bisa mengikuti perkembangan bahan - bahan baru yg bisa mengguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga serta faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
  3. Bertanggung jawab untuk meminimalisasi investasi atau menaikkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam perusahaan dalam jumlah yang cukup buat memenuhi kebutuhan produksi.
  4. Bertanggung jawab atas aktivitas penelitian dengan menilik data dan perkembangan pasar, disparitas sumber-sumber penawaran (supply) serta menilik produk supplier buat mengetahui kapasitasnya dan kemampuan buat memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  5. Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli selesainya diterima serta bertanggung jawab atas supervisi persediaan. 
Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian pada memenuhi tanggung jawab diantaranya adalah:
  1. Membuat dan mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke supplier, agar proses pembelian bisa berjalan dengan baik sinkron menggunakan jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.
  2. Melakukan input porto- biaya yg muncul buat pengiriman barang yang dibebankan pada penerima barang.
  3. Membuat laporan bulanan buat pembelian serta outstanding PO, buat sebagai bahan fakta bagi atasan pada pengambilan keputusan.
  4. Melakukan pembelian alat-indera , barang, seperti office supplies, supaya tersedia sinkron menggunakan yang diharapkan oleh setiap departemen.
  5. Setiap nama barang atau item yang ada pada pada PR (Purchase Requisition ) harus menciptakan perbandingan harga (quotation) paling sedikit tiga supplier buat pembelian indera-indera, barang, obat dan lain-lain, yg nantinya akan dilampirkan kedalam PR tersebut.
  6. Membuat perbandingan harga buat sayuran, butir-buahan, daging, poultry, seafood, dairy serta groceries yg selau dilakukan setiap bulannya.
  7. Mencari kualitas barang dan harga barang buat keseluruhan PR berdasarkan setiap department yg tidak sama.
  8. Bertanggung jawab atas kelancaran pesanan, pengiriman serta pengembalian pembelian barang.
  9. Menjaga komunikasi yg terbuka serta efektif antara departemen lainnya.
  10. Menjaga komunikasi serta hubungan yg baik menggunakan supplier.

Standart Operational Procedure Purchasing pada ATRIA HOTEL (SOP)
  1. Make sure that the a procedure of tiga (three) quotes for every purchase in process every requisitions through purchasing division is implemented. The exception of this rule is only for a single agent.
  2. Price quotation from vendors should be attached as supporting documents to purchase requisition form and purchase order form.
  3. No orders should be placed to suppliers without completed requisition forms and purchase order.
  4. Cash purchase is allowed as long as there is prior approval from financial controller or chief accounting and it’s depend on cash float budgeted for purchasing. There are procedures for bath cash float and cash advance and it should be acknowledged by financial controller or chief accounting.
  5. If there is a recommendation vendor from other department head which proposed more expensive price upon purchasing price comparison, therefore should be attached with a form which we called it as a preferred form. Purchasing manager will issue the purchase order to recommended vendor which mentioned on the preferred form as long as get approval form financial controller and general manager.
  6. Monthly price comparison for fruits and vegetables should be implemented and copies of it should be given to executive chef, cost control, receiving and financial controller of chief accounting.
  7. Regular price comparison for beef, fish, processed meat or fish, poultry, groceries should be implemented (could be weekly, bi weekly, monthly depend on period agreed by both parties).
  8. Daily market list should be prepared through computer system (VHP), manual daily market list is not recommended.
  9. Daily market list should approved by executive chef, cost controller, purchasing manager and financial controller or chief accounting.
  10. To emphasize in processing every purchase request form or requisitions on priority scale.
  11. Maintain an efficient and effective administration system, such as purchase order, purchase requisition, quotations, capex, petty cash purchases.
  12. Check daily purchase summary (receiving report) which prepared by the receiving clerk to control that every received articles are same as mentioned on purchase order both quantity and price.
  13. Keep maintain good communication and good relationship with suppliers and coordinate sponsorship programs when required.
  14. Check missing delivery of daily market list articles to receiving latest by 12.00 noon daily, so if there are articles which needed urgently by chef ( kitchen) at the same day, at least purchasing still have time to do direct purchese to market (if vendors could not supply)

PENGERTIAN PURCHASING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Purchasing Menurut Para Ahli
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian adalah galat satu fungsi yang penting pada berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab buat menerima kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia dalam waktu diharapkan menggunakan harga yang sesuai dengan harga yg berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap aplikasi fungsi ini, lantaran pembelian menyangkut investasi dana pada persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik.

Sedangkan berdasarkan Mulyadi (2007,p.711) aktivitas dalam proses pembelian barang merupakan:
1. Permintaan pembelian
2. Pemilihan pemasok
3. Penempatan order pembelian
4. Penerimaan barang, dan
5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembelian adalah contoh suatu kegiatan yg adalah satuan pekerjaan yang ditujukan buat memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sinkron dengan spesifikasi dan jadwal sebagaimana yg diperlukan sang pemakai barang. Penerimaan barang merupakan contoh aktivitas mengenai penerimaan kiriman dari pemasok menjadi akibat adanya order pembelian yang dibuat sang bagian pembelian.

Beberapa pengertian mengenai pembelian (Purchasing):
1. Purchasing adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa buat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan primer dari purchasing department adalah buat menjaga kualitas serta nilai menurut produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran kapital yg digunakan buat penyediaan stok barang, menjaga aliran barang masuk dan barang keluar, serta memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan. Purchasing pula sanggup dikatakan dalam penerimaan serta pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), membuat penawaran dan mencari barang, penilaian penawaran, pemeriksaan atas barang yg diterima dan mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yg tepat.
2. Purchasing dapat diartikan menjadi usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang dibutuhkan sang perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya menggunakan mutu yang sinkron serta harga yang menguntungkan.
3. Purchasing merupakan galat satu fungsi utama diantara fungsi-fungsi penting lainnya yg terdapat didalam suatu perusahaan atau perhotelan, misalnya: administrasi, pembukuan, penjualan serta pemasaran. Pembelian sudah poly didefinisikan oleh para pakar menggunakan meninjau sudut pandang yg tidak sama namun pada dasarnya memiliki pengertian yg sama.

Dari pengertian pada atas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian merupakan suatu bisnis dalam memenuhi kebutuhan atas barang serta jasa yang dibutuhkan sang perusahaan dengan melihat kualitas atau mutu, kuantitas berdasarkan barang yg dikirim, dan harga dan waktu pengiriman yg sempurna.

Purchasing Department
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p2) purchasing department merupakan loka atau sentra dilakukannya transaksi pembelian segala jenis barang keperluan operasional hotel, sebagai akibatnya bagian pembelian ini sering dikatakan menjadi pusat pembelian dalam perusahaan atau hotel yang bersangkutan. Bagian pembelian sebagai sub bagian berdasarkan departemen akunting, yg bertugas membeli seluruh jenis barang keperluan operasional hotel, baik barang buat disimpan digudang menjadi barang persediaan, juga barang yg pribadi dipakai sang bagian yg meminta. Barang yg dibeli dan langsung disimpan digudang diklaim menggunakan stock items, sedangkan barang-barang yang dibeli dan lalu eksklusif diambil serta dikonsumsi oleh bagian atau departemen yang memesan barang tersebut disebut menggunakan direct use items atau direct used purchased. 

Bagian pembelian dalam sebuah hotel, dipercaya sebagai keliru satu bagian yg berperan sangat penting pada ikut menentukan kelangsungan hayati hotel itu sendiri, lantaran dengan menerapkan sistem dan prosedur yang dimiliki oleh pengelola atau staf bagian pembelian, akan berpengaruh akbar pula terhadap keuntunganyang akan diperoleh oleh perusahaan atau hotel tadi. Yang adalah dengan keahlian mereka waktu membeli barang menggunakan harga paling murah serta menggunakan kualitas bahan yg baku, sehingga sehabis diolah oleh bagian dapur akan sanggup dijual menggunakan harga yg sesuai atau baku dari perhitungan standard cost percent pada tamu hotel, sebagai akibatnya keuntungan yg diperoleh akan lebih besar . Hal-hal krusial yg wajib diperhatikan pada proses pembelian bahan kuliner merupakan menggunakan memperhatikan kualitas produk serta menggunakan harga yang serendah-rendahnya.

Ada tiga hal utama yg perlu diperhatikan supaya prosedur pembelian barang bisa berjalan menggunakan efektif merupakan:
  1. Dibutuhkan staf bagian pembelian yang memenuhi kondisi yaitu staf yang amanah, adil terhadap semua supplier dan nir mau diajak kongkalikong sang supplier dari pihak manapun. Disamping itu, wajib mengetahui mengenai berasal menurut barang atau bahan yg akan dibeli, karakteristik berdasarkan bahan yang akan dibeli, cara penyimpanan berdasarkan barang yang akan dibeli, memahami cara memilih atau menyeleksi bahan dan spesifikasi barang atau bahan yang akan dibeli.
  2. Adanya panduan yg dipakai sang staf bagian pembelian dalam membeli bahan kuliner yg dikenal dengan istilah standard purchase specification yg meliputi mengenai kualitas barang, ukuran, berat, serta lain sebagainya. Dokumen standard purchase specification terutama barang atau bahan makanan perlu disiapkan serta dimengerti benar buat digunakan sebagai pegangan oleh staf bagian pembelian, staf bagian penerima barang dan tentu pula sang pihak supplier sebagai perusahaan pemasok barang atau bahan.
  3. Penggunaan metode serta prosedur pembelian yang efektif yaitu pada proses pembelian bahan kuliner supaya diusahakan tidak terlalu poly mempergunakan formulir-formulir yang dapat Mengganggu kelancaran proses pembelian barang itu sendiri.
Target Bagian Pembelian
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p23) sebagai bagian yang cukup penting dalam sebuah hotel, bagian pembelian menggunakan ke 3 sub bagiannya sudah tentu pada melakukan pekerjaannya memiliki target atau target dalam setiap kegiatannya yg berhubungan dengan transaksi pembelian barang keperluan operasional hotel. Target atau sasaran yg dimaksud merupakan pada proses pembelian barang buat persediaan digudang, maupun pembelian buat memenuhi permintaan barang oleh bagian lain, semenjak pembuatan purchase requisition sampai sebagai purchase order, kapan barang akan dikirim ke hotel serta berapa usang proses yg dibutuhkan.

Untuk mencapai sasaran itu, bagian pembelian diharapkan sebuah analisa serta perhitungan yg matang dan selanjutnya secara transparan bisa diinformasikan halangan-halangan yg terjadi selama proses pembelian kepada bagian-bagian yg meminta barang. Dengan memberikan berita yang baik dan seksama, maka nantinya nir jadi bahan pertanyaan oleh bagian atau departemen yang bersangkutan. Untuk mengantisipasi supaya barang tiba tepat dalam waktunya, sinkron menggunakan tanggal permintaan, maka bagian pembelian perlu buat memberikan penjelasan kepada kepala bagian lainnya atau department heads, misalnya :
1. Front Office Department
2. Food & Beverage Department
3. Housekeeping Department
4. Engineering Department
5. Dan department lainnya

Dalam melakukan pengisian purchase requisition khususnya barang-barang yg berupa spare part menggunakan spesifikasinya eksklusif dan bahan makanan terutama kuliner imported dan kuliner musiman, supaya bagian yang meminta barang bisa mengetahui serta tahu waktu atau proses serta tanggal pengirimannya. Dengan mengetahui berapa usang saat pengiriman barang jenis spare part atau barang-barang musiman dengan spesifikasi tertentu, maka kepada bagian misalnya engineering serta bagian dapur yg memerlukan barang-barang tadi dapat menciptakan perencanaan dan jadwal pembelian barang menggunakan lebih sempurna saat atau lebih awal. Artinya supaya nir meminta barang keperluan operasional yg khusus pada saat keadaan telah sangat kritis atau penting yang biasa dianggap menggunakan last minute order.

Teknik Membeli Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p25) bagian pembelian oleh manajemen atau pemilik perusahaan diberikan agama untuk membeli barang-barang keperluan operasional hotel. Untuk menerima barang-barang akan dibeli bagian pembelian harus mempunyai cara atau teknik tertentu, dimana menggunakan teknik yg dimiliki tujuannya merupakan buat menerima harga beli barang yang paling murah serta menggunakan kualitas barang yang paling baik. Selain itu diperlukan teknik membeli barang yang lain, seperti melakukan pendekatan kepada supplier, yaitu bagaimana caranya agar supplier yg tadinya tidak bersedia buat mengantarkan barang dagangannya ke hotel, tetapi setelah melakukan pendekatan dan menggunakan teknik-teknik eksklusif, pada akhirnya supplier bersedia untuk mengantarkan barang-barang pesanan yg penting, walaupun syarat pembayarannya dilakukan secara kredit.

Sistem Atau Cara Pembelian Barang
Menurut Nyoman Suarsana dalam kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p27) didalam bagian pembelian terdapat beberapa sistem atau cara pembelian barang pada sebuah hotel yaitu:

1. Sistem Kontrak
Sistem atau pembelian barang buat bahan kuliner terutama jenis sayuran, butir-buahan dan makanan yang musiman merupakan menggunakan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan menggunakan satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan pada tentang kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat kontrak buat bahan kuliner bisa mencapai tiga atau 6 bulan serta pembayarannya permanen dilakukuan setiap bulan.

2. Sistem Harian dan Bulanan
Pihak perusahaan atau hotel bisa menggunakan bebas membeli barang-barang keperluannya berdasarkan beberapa supplier atau berdasarkan beberapa toko supermarket yang terdapat disekitarnya. Dengan cara misalnya ini pihak hotel tidak perlu melakukan sebuah analisa yg terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier untuk dipilih. Cukup menggunakan berbelanja pada toko terdekat, toko supermarket bahkan pasar tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan juga secara utang bulanan. Namun sistem serta prosedurnya wajib tetap sama yaitu dengan mencari informasi dimana toko atau pasar swalayan dan pasar yang kualitas serta harga barangnya paling murah.

3. Pembelian secara kontan
Di bagian pembelian sebuah hotel dalam umumnya menyiapkan uang kas yang jumlahnya nir terlalu poly yg diklaim dengan kas kecil atau petty cash. Kas mini ini dipergunakan buat membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan kuliner keperluan dapur yg seringkali diminta secara mendadak. Pembelian dengan cara kontan menggunakan memakai kas kecil dilakukan buat membeli bahan makanan atau minuman pada jumlah yang nir terlalu banyak. Hal misalnya ini seringkali dilakukan dalam saat gudang atau bagian dapur kehabisan bahan makanan yg sangat dibutuhkan dalam saat itu pula. Pembelian secara kontan nir bisa dilakukan setiap hari, tetapi hanya dilakukan jika keadaan sangat mendesak serta disinilah peranan seseorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat dibutuhkan kemampuannya.

Prinsip Dalam Purchasing (Pembelian)
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2009) prinsip merupakan hal pokok yang dijadikan panduan pada melakukan sesuatu, oleh karenanya, yg dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelian merupakan hal-hal pokok pada pelaksanaan fungsi pembelian yg perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian atau bagian pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan buat dirinya sendiri, tetapi terutama buat organisasi lain, yaitu organisasi produksi, atau fabrikasi, atau marketing atau lainnya. Fungsi pembelian diadakan buat melayani atau menunjang organisasi lain tersebut. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya harus sedemikian rupa sebagai akibatnya juga berorientasi pada aktivitas penunjang seperti yang ditugaskan tersebut serta prinsip kerja menurut fungsi pembelian harus diatur supaya bisa memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan perusahaan.

Prinsip menurut purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price adalah nilai suatu barang yang dinyatakan pada mata uang yang layak atau yg umum berlaku pada waktu dan syarat pembelian dilakukan.

2. The Right Quantity
Jumlah yg tepat bisa dikatakan sebagai suatu jumlah yg benar-benar dibutuhkan sang suatu perusahaan atau perhotelan dalam ketika tertentu.

3. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali dibutuhkan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena bila terdapat persediaan barang tentunya terdapat porto perawatan barang tersebut.

4. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang yg dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yg dikehendaki sang pembeli.

5. The Right Quality
The right quality merupakan mutu barang yg diharapkan sang suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang sudah didesain yang paling menguntungkan perusahaan.

6. The Right Source
The right source mengandung pengertian bahwa barang berasal dari sumber yg tepat. Sumber dikatakan sempurna jika memenuhi prinsip-prinsip yg lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity.

Tugas Dan Tanggung Jawab Purchasing (Pembelian)
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.228) tanggung jawab bagian pembelian berbeda - beda menurut setiap perusahaan tergantung dalam luasnya aktivitas yang dilakukan sang perusahaan tadi. Tanggung jawab bagian pembelian antara lain adalah:
  1. Bertanggung jawab atas aplikasi pembelian bahan-bahan agar planning operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga yg perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
  2. Bertanggung jawab atas bisnis-bisnis buat dapat mengikuti perkembangan bahan - bahan baru yg bisa mengguntungkan pada proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yg dapat memengaruhi produk perusahaan, harga dan desainnya.
  3. Bertanggung jawab buat meminimalisasi investasi atau menaikkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke pada perusahaan pada jumlah yang cukup buat memenuhi kebutuhan produksi.
  4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan mengusut data dan perkembangan pasar, disparitas asal-sumber penawaran (supply) serta mempelajari produk supplier buat mengetahui kapasitasnya serta kemampuan buat memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  5. Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan. 
Tugas-tugas yg dilakukan bagian pembelian pada memenuhi tanggung jawab antara lain adalah:
  1. Membuat serta mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke supplier, supaya proses pembelian bisa berjalan menggunakan baik sesuai menggunakan jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.
  2. Melakukan input porto- biaya yang muncul buat pengiriman barang yang dibebankan pada penerima barang.
  3. Membuat laporan bulanan buat pembelian dan outstanding PO, untuk menjadi bahan warta bagi atasan dalam pengambilan keputusan.
  4. Melakukan pembelian alat-alat , barang, misalnya office supplies, agar tersedia sinkron dengan yg diperlukan sang setiap departemen.
  5. Setiap nama barang atau item yang ada pada dalam PR (Purchase Requisition ) wajib membuat perbandingan harga (quotation) paling sedikit tiga supplier buat pembelian indera-alat, barang, obat serta lain-lain, yg nantinya akan dilampirkan kedalam PR tadi.
  6. Membuat perbandingan harga buat sayuran, butir-buahan, daging, poultry, seafood, dairy dan groceries yg selau dilakukan setiap bulannya.
  7. Mencari kualitas barang dan harga barang buat keseluruhan PR menurut setiap department yang tidak sama.
  8. Bertanggung jawab atas kelancaran pesanan, pengiriman serta pengembalian pembelian barang.
  9. Menjaga komunikasi yang terbuka dan efektif antara departemen lainnya.
  10. Menjaga komunikasi dan hubungan yg baik menggunakan supplier.

Standart Operational Procedure Purchasing di ATRIA HOTEL (SOP)
  1. Make sure that the a procedure of tiga (three) quotes for every purchase in process every requisitions through purchasing division is implemented. The exception of this rule is only for a single agent.
  2. Price quotation from vendors should be attached as supporting documents to purchase requisition form and purchase order form.
  3. No orders should be placed to suppliers without completed requisition forms and purchase order.
  4. Cash purchase is allowed as long as there is prior approval from financial controller or chief accounting and it’s depend on cash float budgeted for purchasing. There are procedures for bath cash float and cash advance and it should be acknowledged by financial controller or chief accounting.
  5. If there is a recommendation vendor from other department head which proposed more expensive price upon purchasing price comparison, therefore should be attached with a form which we called it as a preferred form. Purchasing manager will issue the purchase order to recommended vendor which mentioned on the preferred form as long as get approval form financial controller and general manager.
  6. Monthly price comparison for fruits and vegetables should be implemented and copies of it should be given to executive chef, cost control, receiving and financial controller of chief accounting.
  7. Regular price comparison for beef, fish, processed meat or fish, poultry, groceries should be implemented (could be weekly, bi weekly, monthly depend on period agreed by both parties).
  8. Daily market list should be prepared through computer system (VHP), manual daily market list is not recommended.
  9. Daily market list should approved by executive chef, cost controller, purchasing manager and financial controller or chief accounting.
  10. To emphasize in processing every purchase request form or requisitions on priority scale.
  11. Maintain an efficient and effective administration system, such as purchase order, purchase requisition, quotations, capex, petty cash purchases.
  12. Check daily purchase summary (receiving report) which prepared by the receiving clerk to control that every received articles are same as mentioned on purchase order both quantity and price.
  13. Keep maintain good communication and good relationship with suppliers and coordinate sponsorship programs when required.
  14. Check missing delivery of daily market list articles to receiving latest by 12.00 noon daily, so if there are articles which needed urgently by chef ( kitchen) at the same day, at least purchasing still have time to do direct purchese to market (if vendors could not supply)

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

Pengertian Dan Ruang Lingkup Agribisnis
Istilah “agribusiness”untuk pertama kali dikenal sang masyarakat Amerika Serikat dalam tahun 1955, waktu John H. Davis memakai kata tadi dalam makalahnya yg disampakan pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H.davis serta Ray Goldberg pulang lebih memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard University.             

Ketika itu kedua penulis bekerja menjadi pengajar besar dalam Universitas tersebut. Tahun 1957, dipercaya oleh para ahli menjadi tahun kelahiran dari konsep agribisnis.dalam buku tersebut, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis menjadi berikut:  "The sum total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them".  Berikut pengertian agribisnis menjadi suatu system menurut beberapa pakar :
  • Agribisnis merupakan suatu kesatuan aktivitas bisnis yg meliputi keliru satu atau holistik menurut mata rantai produksi, pengolahan output serta pemasaran yg ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian pada arti luas adalah kegitan usaha yang menunjang aktivitas pertanian serta kegiatan bisnis yang ditunjang oleh kegiatn pertanian.
  • Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it, all non farm firms and instituton serving them.
  • Agribisnis menjadi suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga menciptakan suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari menurut aneka macam sub sistem yg tergabung pada rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir menjadi suatu totalitas. 
Dengan definisi ini bisa diturunkan ruang lingkup agribisnis yg meliputi seluruh kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi  (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on the farm) serta pemasaran  (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini memiliki hubungan yg erat, sehingga gangguan pada galat satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam usaha.  Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari 3 subsistem.

Gambar Sistem Agribisnis
A.subsistem pengadaan dan penyaluran wahana produksi
 Sarana produksi pertanian diantaranya terdiri berdasarkan benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama serta penyakit, forum kredit, bahan bakar. Pelaku-pelaku aktivitas pengadaan dan penyaluran wahana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi.  Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari banyak sekali unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.

B.subsistem Usaha Tani
Usaha tani membentuk produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga serta flora hias, output ternak, hewan serta ikan. Pelaku aktivitas dalam subsistem ini adalah pembuat yg terdiri menurut petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tumbuhan hias dll.

C.subsistemPengolahan dan Pemasaran (Tata niaga)
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai menurut pengumpulan produk bisnis tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian berdasarkan produk yg dihasilkan menurut bisnis tani didistribusikan pribadi ke konsumen didalam atau pada luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan pada subsistem ini merupakan pengumpul produk,  pengolah, pedagang, penyalur  ke konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yang mengolah produk bisnis tani diklaim agroindustri hilir. Peranannya amat penting jika ditempatkan di pedesaan karena dapat mencipakan lapangan kerja.

Secara konsepsional sistem agribisnis bisa diartikan menjadi seluruh kegiatan, mulai menurut pengadaan dan penyaluran wahana produksi (input) hingga menggunakan pemasaran produk-produk yg dihasilkan sang usaha tani dan agroindustri, yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis adalah suatu sistem yang terdiri dari aneka macam subsistem yaitu:
  1. Subsistem pengadaan dan penyaluran wahana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya insan.
  2. Subsistem budidaya dan bisnis tani.
  3. Subsistem pengolahan output pertanian atau agroindustri, dan
  4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

Pengertian Dan Ruang Lingkup Agribisnis
Istilah “agribusiness”untuk pertama kali dikenal oleh warga Amerika Serikat dalam tahun 1955, ketika John H. Davis memakai istilah tersebut pada makalahnya yang disampakan dalam "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H.davis dan Ray Goldberg pulang lebih memasyarakatkan agribisnis melalui kitab mereka yg berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 pada Harvard University.             

Ketika itu kedua penulis bekerja menjadi pengajar besar dalam Universitas tadi. Tahun 1957, dianggap oleh para ahli menjadi tahun kelahiran berdasarkan konsep agribisnis.dalam kitab tadi, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut:  "The sum total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them".  Berikut pengertian agribisnis menjadi suatu system dari beberapa pakar :
  • Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yg meliputi keliru satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang terdapat hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian pada arti luas merupakan kegitan bisnis yang menunjang aktivitas pertanian dan kegiatan usaha yg ditunjang sang kegiatn pertanian.
  • Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it, all non farm firms and instituton serving them.
  • Agribisnis menjadi suatu sistem merupakan seperangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sebagai akibatnya membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung pada rangkaian interaksi serta interpedensi secara reguler, serta terorganisir menjadi suatu totalitas. 
Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yg meliputi seluruh aktivitas pertanian yg dimulai dengan pengadaan penyaluran wahana produksi  (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi bisnis tani (Production on the farm) serta pemasaran  (marketing) produk bisnis tani ataupun olahannya. Ketiga aktivitas ini mempunyai interaksi yang erat, sehingga gangguan pada salah satu aktivitas akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh aktivitas pada usaha.  Karenanya agribisnis digambarkan menjadi satu sistem yang terdiri berdasarkan 3 subsistem.

Gambar Sistem Agribisnis
A.subsistem pengadaan serta penyaluran wahana produksi
 Sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama serta penyakit, lembaga kredit, bahan bakar. Pelaku-pelaku aktivitas pengadaan serta penyaluran sarana produksi merupakan perorangan, perusahaan partikelir, pemerintah, koperasi.  Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari aneka macam unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.

B.subsistem Usaha Tani
Usaha tani membentuk produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga serta flora hias, hasil ternak, hewan serta ikan. Pelaku aktivitas dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri berdasarkan petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dll.

C.subsistemPengolahan serta Pemasaran (Tata niaga)
Dalam subsistem ini masih ada rangkaian aktivitas mulai menurut pengumpulan produk bisnis tani, pengolahan, penyimpanan serta distribusi. Sebagian menurut produk yg didapatkan dari usaha tani didistribusikan pribadi ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu lalu didistribusikan ke konsumen. Pelaku aktivitas dalam subsistem ini artinya pengumpul produk,  pengolah, pedagang, penyalur  ke konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yg mengolah produk usaha tani dianggap agroindustri hilir. Peranannya amat penting jika ditempatkan di pedesaan karena bisa mencipakan lapangan kerja.

Secara konsepsional sistem agribisnis bisa diartikan menjadi seluruh aktivitas, mulai berdasarkan pengadaan serta penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yg didapatkan sang bisnis tani dan agroindustri, yg saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yg terdiri berdasarkan banyak sekali subsistem yaitu:
  1. Subsistem pengadaan serta penyaluran wahana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia.
  2. Subsistem budidaya dan usaha tani.
  3. Subsistem pengolahan output pertanian atau agroindustri, dan
  4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.

STRATEGI DAN PERENCANAAN UNTUK MEMULAI USAHA

Strategi Dan Perencanaan Untuk Memulai Usaha
Dalam era perdagangan bebas seperti saat sekarang ini, perkara daya saing dan keunggulan saing merupakan isu kunci serta sekaligus menjadi tantangan yang tidak ringan bagi bangsa serta rakyat Indonesia. Salah satu ujud nyata tantangan globalisasi dalam produksi misalnya kita dituntut agar produk Indonesia sanggup bersaing terhadap produk luar yg masuk ke Indonesia. Ataupun pada pasar internasional produksi kita didefinisikan (bukan penyedia barang murah bersubsidi) tidak saja akan membuat murah produk yang dihasilkan namun juga akan membangun produk Indonesia yg mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantages). 

Dalam pasar global yg semakin terbuka, kasus daya saing akan menghadapi tantangan yg tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan serta keunggulan saing yg tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, nir akan mampu menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor bisa mengancam posisi pasar domestik. Dengan kata lain, pada pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantages) adalah faktor penentu dalam menaikkan kinerja perusahaan. Oleh karenanya, upaya menaikkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia nir dapat ditunda-tunda lagi serta sudah selayaknya menjadi perhatian aneka macam kalangan, bukan saja bagi para pelaku usaha itu sendiri namun pula bagi aparat birokrasi, aneka macam organisasi dan anggota rakyat yang adalah lingkungan kerja menurut aktivitas bisnis korporasi (usaha corporate).

Globalisasi ekonomi pada awal abad 21 merupakan suatu proses aktivitas ekonomi serta perdagangan, di mana negara-negara pada semua global sebagai satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Perwujudan konkret berdasarkan globalisasi ekonomi antara lain terjadi pada bentuk-bentuk berikut: Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di aneka macam negara, dengan sasaran agar porto produksi menjadi lebih rendah. Globalisasi pembiayaan, perusahaan global memiliki akses buat memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun pribadi) di seluruh negara di dunia. Globalisasi energi kerja, maka human movement akan semakin gampang dan bebas. Globalisasi jaringan kabar, rakyat suatu negara menggunakan gampang serta cepat menerima berita dari negara-negara pada global karena kemajuan teknologi. Globalisasi perdagangan, terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan aneka macam kendala nontarif. Dengan demikian aktivitas perdagangan serta persaingan menjadi semakin ketat serta fair. Bahkan, transaksi sebagai semakin cepat karena "less papers/documents" dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yg semakin canggih. 

Pada aktivitas usaha korporasi (bisnis corporate) pada atas dapat dikatakan bahwa globalisasi menunjuk pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) pada bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional (international capital flows), konvoi tenaga kerja (human movement) serta penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti sudah merupakan galat satu kekuatan yg menaruh efek terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan insan, lingkungan kerja serta kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan usaha korporasi, termasuk partikelir, BUMN/BUMD ataupun koperasi, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur serta taktik bisnis dan melandaskan strategi manajemennya menggunakan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages.

Salah satu upaya menciptakan keunggulan bersaing dalam situasi pasar bisnis yg sangat bergerak maju misalnya sekarang ini merupakan melakukan eksploitasi teknologi kabar. Pendayagunaan teknologi warta (TI) memegang peranan yg sangat penting pada menjamin kelancaran dan optimisasi layanan ke pelanggan serta menaikkan kinerja suatu perusahaan. Ada sejumlah faktor penting yg menghipnotis pentingnya peranan pendayagunaan TI dalam suatu perusahaan, seperti meningkatnya popularitas web, pertumbuhan komputasi pervasive, serta hadirnya model bisnis baru. Akibatnya, kini perusahaan mempunyai kesempatan lebih luas pada sisi penawaran dan layanan bagi pelanggannya. Dan, makin besarnya peluang yg dimiliki setiap perusahaan, tentu menciptakan tantangannya semakin berat. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan contoh usaha yg sempurna dan solusi manajemen teknologi yang sanggup mendayagunakan semua aset teknologi secara baik dan membantu perusahaan secara cepat pada menjawab kebutuhan bisnis serta pasar yang terus berkembang. 

Tulisan singkat ini mencoba mengungkap eksploitasi teknologi keterangan buat mencapai keunggulan bisnis perusahaan.

Teknologi Informasi menjadi Aplikasi Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), waktu ini merupakan istilah kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa maupun suatu perusahaan. Perjalanan sejarah serta pengalaman beberapa negara, ternyata penemuan teknologi adalah galat satu aspek yg memiliki daya dongkrak (leverage) yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini memberitahuakn adanya pergeseran yang akbar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yang semula hanya mengandalkan sumber daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah sebagai asal daya insan serta sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan telah lama membuahkan iptek menjadi penghela primer dalam pembangunan bangsanya. Konsep “knowledge base economy” (KBE atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) adalah konsep yg mencerminkan syarat tersebut. Saat ini konsep EBP banyak dikembangkan pada negara-negara maju, yg pada pada dasarnya menekankan betapa sangat berperannya teknologi serta berita dalam pembangunan suatu bangsa.

Pada dasarnya galat satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan penemuan teknologi dalam pembangunannya merupakan adanya dukungan sistem kelembagaan penemuan-difusi yg telah mapan. Antar satu forum dengan lembaga lainnya saling bersinergi, sebagai akibatnya tercipta jejaring kerjasama yg saling mengisi buat membentuk penemuan yg sahih-sahih mampu menaikkan daya saing bangsa dalam persaingan global.

Dalam dalam itu, buat mengantisipasi persaingan antar bangsa yg semakin ketat, secara sah formal Bangsa Indonesia telah memiliki landasan bertenaga untuk mendayagunakan Iptek dalam kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45 hasil Amandemen ke 4. Lebih jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia telah mempunyai UU No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (Sinasiptek).

Tujuan menurut pembuatan UU tadi merupakan buat memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan meningkatkan kecepatan pencapaian tujuan negara serta menaikkan daya saing serta kemandirian pada pergaulan antar bangsa. Kelembagaan serta jejaring kerja antar forum iptek merupakan aspek yg diatur dalam undang-undang tersebut. 

Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, serta lembaga penunjang. Lembaga litbang menjadi galat satu unsur kelembagaan pada Sinasiptek berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari aneka macam penemuan (invention) di bidang iptek dan menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang bisa berupa organisasi yg berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah wilayah, perguruan tinggi, badan bisnis, forum penunjang, dan organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja aneka macam unsur kelembagaan iptek, Undang-undang tadi menjelaskan mengenai jaringan Sinasiptek. Jaringan tadi berfungsi buat membangun jalinan interaksi interaktif yg memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek dalam menghasilkan kinerja dan manfaat lebih besar dibandingkan apabila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara indvidual-sendiri. Untuk membuatkan jaringan tersebut seluruh elemen Sinasiptek wajib mengusahakan kemitraan pada interaksi yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih yg adalah pemborosan.

Dalam suatu perusahaan keliru satu tantangan yang lazim dihadapi perusahaan pada pengelolaan teknologi merupakan kurangnya asal daya. Banyak perusahaan harus mengelola sistem TI menggunakan keterampilan, asal daya, dan aturan yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya insan (SDM) serta tingginya taraf turn-over SDM membuat perusahaan kewalahan pada mengantisipasi kebutuhan pasar dengan kemajuan teknologi yg begitu bergerak maju. Solusi manajemen yang sempurna diharapkan nir hanya buat mengelola asal daya TI, akan tetapi jua wajib memberikan keterangan yang mudah dipahami serta digunakan dalam lingkungan multiplatform. Dengan demikian, keterampilan sumber daya manusia bisa dioptimalkan buat melakukan pemikiran analitis serta strategis yg tujuan akhirnya merupakan menaikkan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, sebuah solusi manajemen yang baik sanggup menunjukkan titik-titik lemah pada sebuah jaringan personal komputer , misalnya komputer yang berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu menyelidiki/menguji secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya. 

E-Business serta E-Commerce Bentuk Optimisasi Layanan ke Pelanggan
Salah satu bentuk pendayagunaan teknologi informasi buat keunggulan bersaing adalah perwujudan pemanfaatan keunggulan teknologi informasi buat pelayanan ke pelanggan. Dalam kaitannya dengan pelanggan, solusi manajemen TI akan menjamin optimisasi (kondisi terbaik) layanan usaha ke pelanggan. Bentuk solusi manajemen ini harus menyediakan perangkat yg efektif serta terintegrasi buat mengelola infrastruktur teknologi. Di samping memiliki infrastruktur yg reliabel, solusi manajemen TI jua wajib bisa membantu perusahaan mengimplementasikan pendekatan inovatif terhadap bisnis serta memanfaatkan aset teknologi untuk menaikkan kinerja melalui pilihan aplikasi usaha strategis yang luas.

Bentuk konkret pelaksanaan teknologi liputan dalam usaha yang akhir-akhir ini banyak ditulis dan dibahas mengenai e-business baik pada media cetak juga elektronika, sebut saja Fortune, The Economist, Asian Business. Kalau beberapa ketika yang kemudian Amerika serta negara-negara pada Eropa demam internet, sekarang gilirannya di Asia, bahkan Indonesia. Internet sudah sebagai bagian menurut gaya hayati baru. Gelombang fakta yg dapat diakses menggunakan media ini berpengaruh akbar pada semua bidang, termasuk bidang ekonomi serta bisnis. Bahkan bidang ini masih ada kehadiran banyak sekali kata baru sebut saja, e-commerce, e-business, e-PR, e-marketing dan lain-lain. 

Pengertian berdasarkan beberapa istilah antara lain : Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian menurut Electronic Business (bisnis yg dilakukan dengan memakai electronic transmission), oleh para ahli serta pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya berdasarkan terminologi E-Commerce (Perniagaan Elektronik). Secara umum e-commerce dapat didefinisikan menjadi segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) menggunakan menggunakan media elektronika. Jelas, selain menurut yang sudah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tadi merupakan bagian berdasarkan kegiatan usaha. Kesimpulan: "e-commerce is a part of e-business". E-PR (Electronic Public Relations) atau humas melalui elektronik adalah bagian berdasarkan E-Marketing (Pemasaran Elektronik), karena E-Marketing membawahi seluruh jenis komunikasi pemasaran online. E-PR merupakan penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) buat keperluan public relations. Praktisi E-PR wajib seseorang yang handal pada berselancar di global maya serta tahu ke mana saja mereka harus berselancar buat membangun merk. E-PR merupakan satu-satunya cara buat membentuk merk pada global yang tidak kasat yaitu dunia maya mengingat internet sudah menghadirkan dunia maya pada samping dunia konkret.

Internet poly disadari para perilaku bisnis menjadi keliru satu tool (indera) buat mengembangkan usaha pada masa depan. Bahkan Indonesia diproyeksikan sebagai galat satu kawasan e-business primer pada daerah Asia buat masa mendatang. Banyak konglomerat Indonesia yang memilih buat terjun ke global e-business, seperti Eka Tjipta, James Riady, Peter Gonta, Grup Bakrie dan masih ada yg lainnya. Nah, bagaimana dari penuturan para ahli serta pimpinan perusahaan mengenai e-business tersebut?

Para pakar membuatkan pengalaman dan kegunaan e-business yg dibahas berdasarkan banyak sekali segi. Berbagai situs internet yang kian hari makin semarak adalah galat satu modal buat terjun ke e-business. Sebab menggunakan adanya e-business orang dapat bertransaksi pribadi dengan jangkauan dunia. Selain peluang pertumbuhan yg dicapai perusahaan sebagai lebih besar , perusahaan berarti melakukan lompatan jauh ke depan berbisnis tanpa batas wilayah. Di samping itu, e-business memungkinkan para perusahaan menjalin kerjasama dengan aneka macam perusahaan pada semua global dan dapat secara langsung menggunakan buyer melalui cara yang lebih cepat serta efisien dan ekonomis porto.

Menurut Paulus Bambang, Direktur AGIT, terjun ke e-business adalah konsekuensi logis kondisi masa depan. Lain halnya dengan Dicky Iskandar Di Nata (Business.htm), Presdir Jaring Data Informasi (JDI), beliau cenderung mengungkap data mengenai para pengguna Internet yg tentunya akan sebagai pangsa pasar yg berkaitan dengan e-business itu sendiri. Menurutnya sekarang masih ada 176.000 pelanggan perorangan, 4200 perusahaan dan diperkirakan terdapat 850.000 – 1 juta pengguna Internet. Para pengguna internet dalam umumnya terkonsentrasi di Jabotabek yg jumlahnya lebih kurang 50%, selebihnya di 5 kota akbar di Indonesia. Sedangkan akses Internet kebanyakan dilakukan berdasarkan kantor, diperkirakan mencapai 50% dan selebihnya dilakukan berdasarkan tempat tinggal serta warnet. Lebih rinci dia menyebutkan masih ada lebih kurang 37% pengguna internet tidak pernah melakukan transaksi, sang karena tidak mempunyai kartu kredit, selebihnya lantaran kasus security. Ia juga menambahkan bahwa e-business pada umumnya masih dalam termin awal development. Untuk memperoleh laba aporisma, tentunya dengan adanya Internet akan menjadi nilai tambah yang relatif berarti bagi dunia usaha di tanah air. Lantaran Internet merupakan platform komunikasi menggunakan laju pertumbuhan yang paling tinggi sejak ditemukannya telepon. Internet membentuk beragam tingkat komunikasi secara elektro antar institusi/organisasi tanpa batas. Internet merupakan “low cost delivery mechanism” buat content maupun aplikasi.

Hal lain yg diperkirakan akan tumbuh fertile merupakan Application Service Provider (ASP), yg adalah komponen penting berdasarkan “jaringan ekonomi baru” ini, yaitu sebagai fasilitator mutasi proses usaha pada dalam internet (Extended Enterprise). Perkembangan Web Based Software memungkinkan distribusi serta management penggunaan aplikasi pada multiple users menurut data center melalui “wide area network”. Ada beberapa alasan kenapa ASP akan tumbuh fertile ?. Pertama, lantaran porto investasi packaged software yg tinggi bagi skala usaha kecil serta menengah pada Indonesia. Kedua, keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam bidang TI buat implementasi dan pemeliharaan pelaksanaan serta software. Ketiga, lantaran tingginya porto investasi buat membangun infrastruktur IT dan maintenance. 

Pemanfaatan lain yg pula relatif menonjol dalam ASP Internet Banking, khususnya industri perbankan. Tanpa dukungan ASP internet banking sistem pembayaran dan settlement yang memadai maka e-business nir akan berkembang bahkan lebih banyak keraguan. Apa manfaat perbankan memakai ASP ?. Entry ke dunia e-business bagi perbankan nasional, memperkecil biaya intermediasi, wahana marketing, pergeseran dari traditional branch banking (yg nisbi mahal) ke future net banking, dan menghantarkan servis perbankan tak terbatas pada mana nasabah berada.

Sementara itu, AB Susanto, Direktur JCG antara lain mengungkapkan tujuh prinsip dalam e-business, yakni sine qua non saling pengertian di antara para customer, perusahaan wajib memandang bahwa dengan memakai internet akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak, para pemegang jabatan di perusahaan menyukai kepastian laba yg asal menurut e-business, para pemegang jabatan pada perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka, perusahaan dan pemegang jabatan di perusahaan berani menciptakan hal-hal yg mendatangkan laba, perusahaan wajib mengantisipasi serta lebih proaktif supaya tetap eksis serta sigap terhadap para pesaing baru, serta nir hanya menguntungkan programnya saja. Selain itu, diperlukan faktor pendukung pada membangun strategi e-business, yaitu menciptakan sebuah strategi team e-business yg efektif, memilih keperluan customer, menganalisis arus dan potensial pesaing yg strategis, melakukan studi serta identifikasi terhadap nilai tambah customer, merevisi serta mengevaluasi strategi e-business setiap waktu, melakukan seleksi taktik secara optimal, dan mengimplementasikan hal-hal tadi dalam tindakan nyata. 

Untuk membuat perusahaan mampu memanfaatkan sepenuhnya potensi e-business serta meraih keuntungan menurut e-business, solusi yg digunakan juga wajib menyediakan perangkat buat mempertinggi keamanan, reliabilitas, dan ketersediaan pelaksanaan e-commerce serta sistem yg mendasarinya seperti customer relationship management (CRM) serta supply chain management (SCM).

Kriteria Penerapan E-Business pada Perusahaan
Salah satu alasan perusahaan menerapkan e-business merupakan efisiensi. Kriteria evaluasi efisiensi dapat berdasarkan dalam analisis internal perusahaan buat melihat penerapan e-business terhadap kemampuan perusahaan menaikkan revenue serta menurunkan porto operasional. Adapun kriteria seberapa jauh perusahaan telah menerapkan e-business ditinjau berdasarkan beberapa indikator dan selesainya diperoleh data maka perlu dilakukan penilaian menggunakan melakukan pembobotan dari beberapa indikator yg ada. Beberapa kriteria yg ditetapkan merupakan sebagai berikut: 

1. Customer Value
Yang dimaksud customer value adalah nilai-nilai yang diterima sang konsumen dipandang menurut seluruh aspek nilai-nilai perusahaan yang melekat pada produk dan atau jasa yang diberikan kepada konsumen. Pemahaman ini berdasarkan juga pada pengertian yg disebutkan oleh Phillip Kotler (1999) yg menyatakan, ‘Total customer value is the bundle of benefits customer expect from a given product or service.’ 

Nilai-nilai yg diterima konsumen adalah berbagai benefit dalam bentuk menjadi berikut: 
a. Product Value: Konsumen memperoleh produk yang berkualitas sesuai menggunakan yang diperlukan.
b. Service Value: Konsumen memperoleh jasa yang berkualitas sinkron menggunakan yang dibutuhkan.
c. Personnel Value: Konsumen memperoleh layanan yg memuaskan berdasarkan karyawan perusahaan.
d. Image Value: Citra perusahaan yg menjadi bahan pertimbangan customer dalam menentukan suatu pembelian produk/jasa.

2. Proses Efisiensi
Melihat proses efisiensi suatu perusahaan pada aneka macam bidang industri akan sangat bervariasi. Proses efisiensi sendiri didefinisikan menjadi kemampuan perusahaan untuk mengoptimalisasi rasio input terhadap output. Pendekatan umum yg bisa digunakan buat menilai efisiensi merupakan dengan melihat kinerja keuangan. Proses efisiensi suatu perusahaan dapat ditinjau menurut rasio antara sales serta total jumlah karyawan. Rasio ini setidaknya mendeskripsikan efisiensi secara umum pada perusahaan, meskipun belum memberikan citra secara spesifik efisiensi secara mendetail.

3. Inovasi
Inovasi pada bidang teknologi berita di perusahaan dinilai berdasarkan jenis dan frekuensi penerapan inspirasi atau gagasan baru dalam proses bisnis maupun yg berafiliasi langsung dengan produk atau jasa yang diberikan. Inovasi ini dipengaruhi dalam hitungan satu tahun terakhir.

4. Human Resources
Sumber daya insan dalam konteks evaluasi aplikasi e-business di suatu perusahaan merupakan asal daya manusia pada perusahaan yg dapat menunjang serta mendukung taktik perusahaan dalam menerapkan e-business. Beberapa hal yg dievaluasi adalah:
a. Persentase karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan personal komputer terhadap total jumlah karyawan.
b. Banyaknya pelatihan buat mempertinggi kemampuan karyawan pada bidang teknologi warta yang diberikan perusahaan pada jangka waktu satu tahun.
c. Persyaratan minimum kemampuan/keahlian pada bidang teknologi fakta bagi karyawan yang akan masuk perusahaan.
5. Komitmen manajemen terhadap pengembangan teknologi informasi

Komitmen ini mampu dipandang menurut jumlah investasi yg ditanamkan buat pengembangan e-business pada perusahaan. Komitmen manajemen dalam penilaian ini diartikan menjadi besarnya perhatian manajemen perusahaan terhadap penerapan e-business perusahaan dipandang dari besarnya investasi pada bidang teknologi fakta.

6. Penggunaan Internet
Tingkat penggunaan internet buat menunjang implementasi e-business di perusahaan pula adalah salah satu indikator aplikasi e-business. Pendekatan ini dilakukan menggunakan melihat: 
a. Perbandingan penggunaan personal address dengan domain perusahaan terhadap total jumlah karyawan.
b. Tersedianya situs perusahaan.
c. Tersedianya transaksi usaha melalui internet.

Beberapa contoh perusahaan yg telah sangat maju pada pelaksanaan teknologi fakta pada Indonesia dan perusahaan-perusahaan tadi termasuk unggul dalam penerapan teknologi keterangan serta performance perusahaan tadi pula relatif baik serta sebagai pemenang E-Company Award 2002 (Sumber : Warta Ekonomi, 30 Oktober 2002) :

1. Kategori Retail: PT Matahari Putra Prima Tbk. 
Perombakan struktur bisnis dan manajemen dilakukan Lippo buat memperbaiki kinerja usaha PT Matahari Putra Prima Tbk. Lewat implementasi e-commerce B2B (Business to Business), perusahaan dengan 77 department store serta 64 supermarket ini berharap bisa menuju bisnis yang lebih efisien. . Untuk itu, perombakan pun dilakukan pada hubungan peritel ini menggunakan para pemasoknya. Caranya, menggunakan mempertinggi kinerja implementasi sistem e-commerce B2B (business to business) yang telah go live sejak tahun 1999 lalu. Saat ini, Matahari tercatat sudah bekerjasama secara elektronis menggunakan pemasok besarnya misalnya Martha Tilaar, Mustika Ratu, dan Nestle. Lewat sebuah gateway yang didirikan sang PT Indosatcom Adimarga, banyak sekali sistem menurut pemasok diintegrasikan dalam sebuah jaringan. Yang diatur merupakan alur berita menurut pemasok ke Matahari pada kaitan menggunakan pengadaan barang yang dibutuhkan sang konsumen. Yang jelas, ketika ini, menggunakan bergabung kepada gateway Indosatcom, para pemasok Matahari sanggup memangkas biaya administrasi pengadaan barang sebesar 50%. Angka ini dari menurut berkurangnya biaya pengiriman faks, pengarsipan, dan entry data. Jelasnya, jikalau sebelumnya porto pengurusan per dokumen mencapai Rp5.694, maka sehabis e-commerce B2B diterapkan, ongkosnya cuma Rp2.854 per dokumen.

2. Kategori Manufacturing: PT Unilever Indonesia Tbk.
Untuk mempertahankan dominasinya pada pasar consumer goods, PT Unilever Indonesia Tbk. Mengandalkan kemampuannya melakukan inovasi. Untuk menaikkan laba, Unilever menetapkan memanfaatkan jaringan internet pada memperoleh pasokan bahan standar.

Hadir pada Indonesia dari tahun 1933, penguasaan produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pasar consumer goods kian sulit tergoyahkan sang para kompetitornya. Bahkan cengkeraman usaha Unilever justru makin bertenaga serta kian menggurita. Unilever kini telah menghasilkan 400 macam produk dan hampir seluruhnya merupakan produk-produk pemimpin pasar. Sulit cita rasanya menjumpai orang yang tak mengenal produk Unilever, mulai menurut deterjen bubuk Rinso, pasta gigi Pepsodent, sampo Sunsilk, sabun Lux, sampai margarin Blue Band.

Bahkan terakhir Unilever berupaya menggandeng Texchem Resources Berhad Malaysia buat mendirikan perusahaan patungan bernama PT Technopia Lever. Perusahaan ini nantinya akan berkiprah di bidang pengembangan dan distribusi produk kesehatan, seperti obat nyamuk bakar, pembasmi serangga, serta oil spray. Bagi tempat kerja pusat Unilever yang berada pada Belanda, anak usahanya yang berada pada Indonesia ini memang terhitung menjadi penyumbang pendapatan Unilever yang akbar.

3. Kategori Telecommunication: PT Telkom Seluler (Telkomsel)
Dalam rangka menaruh kepuasan Pelanggan Berbasis TI, perluasan dan inovasi yang terus-menerus dilakukan sebagai kunci keberhasilan Telkomsel buat menjadi perusahaan operator angka satu di Indonesia. Tidak puas hanya sebagai jago kandang di negeri sendiri, maka Tekomsel pun berambisi menjadi yang terbaik di tempat Asia.

Menjadi perusahaan operator seluler yang terbaik di Asia adalah galat satu misi yg diemban sang Telkomsel. Misi itu pulalah yang menjadikan perusahaan yg berdiri pada 26 Mei 1995 ini makin getoll buat terus mempertinggi kualitas layanan, infrastruktur, dan teknologi yang dimilikinya. Komitmen mengenai hadiah layanan yg prima ini sepertinya terpancar dari para pucuk pimpinan Telkomsel yg menggunakan 'legowo' berjanji akan mendapat masukan berupa keluhan atau usulan berdasarkan para konsumennya. 'Selain bersifat terbuka, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana supaya kami bisa menerjemahkan harapan dan kebutuhan pelanggan.

Demi kepuasan pelanggan pulalah maka Telkomsel tidak henti-hentinya berinovasi membentuk layanan-layanan baru. Di antaranya, customer care by online (caroline), billing and customer care system (bianca), supervision network performance (superman), serta aneka kabar tagihan (anita). Meskipun layanan yang ditawarkan kelihatannya sederhana, tetapi hal itu membutuhkan kemampuan dan kesiapan sistem teknologi kabar (TI) yang kuat.

4. Kategori Transportation & Distribution: PT Birotika Semesta (DHL)
Lebih 50% berdasarkan total pengiriman DHL Indonesia dilakukan menggunakan cara otomatis. Dengan bekal sebuah scanner genggam, para kurir DHL membantu pelanggan melacak bepergian kirimannya. Ini bagian paling nyata menurut proses DHL memasuki ranah e-commerce.

Scanner serta bukan pistol. Itulah 'senjata genggam' paling terkini yg harus dimiliki sang ujung tombak berdasarkan perusahaan pengiriman barang misalnya PT Birotika Semesta (DHL). Di perusahaan ini, sebuah scanner yg digenggam sang petugas/kurir DHL sebagai titik awal perjalanan sebuah paket kiriman, sekaligus membuat paket tersebut berada pada jangkauan pemantauan pengirimnya. 

Setiap sorotan scanner yg dilakukan petugas/kurir DHL dalam tahap demi termin pengiriman merupakan fakta berharga bagi pengirimnya. Di pada scanner itu data dihimpun dan masuk ke back end system DHL dan terus ke sistem besar (service center). Dengan warta inilah mereka bisa menandai lokasi paket kirimannya.

5. Kategori Finance: Bank Central Asia Tbk.
Sebuah bank yg bersandarkan diri dalam TI. Strategi BCA terus membangun delivery channel dengan TI yang memegang peranan krusial boleh dikatakan sukses. Ia boleh dibilang berhasil tetap sebagai bank swasta ritel terbesar pada Indonesia. 

Pada 21 Februari 1957, di sentra perniagaan Jakarta berdirilah sebuah bank bernama Bank Central Asia NV. Dalam perjalanan sejarahnya, Bank Central Asia (BCA) yg kemudian menjadi sebuah bank publik ini terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Anggapan ini mampu dikatakan tidaklah berlebihan saat BCA berhasil membuktikannya melalui peningkatan total asetnya yang mencapai Rp53,36 triliun dalam akhir 1997. Angka ini meningkat hampir 50% menurut total aset pada tahun 1996. Walaupun dalam tahun 1998 total aset BCA sempat turun saat insiden rush nasabah menderanya, tetapi hingga Juli 2002, nilai aset BCA terus membengkak sebagai Rp104,229 triliun. Saat ini selain telah berhasil menciptakan jaringan ATM terbesar pada Indonesia, BCA kini jua berhasil meluncurkan layanan internet banking dan mobile banking.

Keberhasilan Pemberdayaan TI serta Prospeknya
Pemberdayaan/pendayagunaan teknologi adalah kebutuhan yang dimiliki dan harus dipenuhi sang seluruh perusahaan, baik perusahaan besar maupun mini buat memiliki daya saing yang kompetitif. Untuk perusahaan kecil diharapkan solusi manajemen TI menggunakan ketentuan antara lain: (1) mempunyai kemampuan buat mengelola pelaksanaan, sistem, jaringan, serta internet tanpa mengganggu roda perusahaan yg telah berjalan lancar; (dua) Ada agama (accountability) terhadap semua pihak yang terlibat; (3) Ada ketangguhan pada menghadapi perubahan yg cepat. 

Untuk mendukung keberhasilan dalam pengelolaan teknologi informasi wajib didukung oleh empat pilar, yaitu: 
  1. Sistem manajemen menaruh solusi bagi perusahaan buat mempermudah pengorganisasian seluruh asal TI yang beredar buat dikelola secara terpusat; 
  2. Storage manajemen adalah solusi yg memungkinkan pelanggan buat menaikkan, mengakses, membagi, serta memproteksi aset informasinya. Pengelolaan storage menjadi penting lantaran keberhasilan pada pada pasar global nir hanya berkaitan dengan kualitas produk, tetapi pula seberapa cepat pelanggan dan pemasok dapat memperoleh berita. Storage manajemen menciptakan perusahaan mempunyai kesiapan buat mengimplementasikan, mengelola, dan melindungi infrastruktur kabar untuk memasuki pasar global. Dengan revolusi web dan dinamisnya perkembangan e-business saat ini, ketersediaan fakta sebagai satu mission critical bagi suatu bisnis buat dapat terus bersaing serta dapat cepat menjawab kebutuhan pasar; 
  3. Sistem keamanan adalah solusi keamanan yg sanggup memecahkan kasus keamanan yang timbul menurut e-business, menggunakan menaruh solusi pengelolaan keamanan yang terpusat; 
  4. Pervasive manajemen. Tantangan bagi CIO (Chief Information Officer) waktu ini adalah menciptakan suatu sistem yg telah ada buat memfasilitasi pengelolaan perangkat, baik yang tradisional maupun nontradisional. Pervasive manajemen merupakan suatu solusi yang dapat menciptakan, memberikan, dan mengelola secara cepat serta sempurna kebutuhan layanan perangkat berkiprah dengan seluruh perkembangannya. 

Kondisi ketika ini dan masa-masa mendatang, para analis memprediksikan bahwa pengelolaan teknologi adalah kunci keberhasilan pada transformasi e-business. Oleh karena itu bila sebuah perusahaan tidak melakukan hal tadi akan kalah bersaing menggunakan para pesaingnya (kompetitornya). Untuk itu pengelolaan teknologi sudah adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan buat dapat meraih keunggulan yg kompetitif. 

Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dewasa ini, telah menyebabkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yg terdapat, serta semakin canggihnya produk-produk teknologi berita yang sanggup mengintegrasikan semua media warta. Di tengah globalisasi komunikasi yg semakin terpadu (global communication network) dengan semakin populernya Internet seakan telah membuat global semakin menciut (shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas negara berikut kedaulatan serta tatanan masyarakatnya. Ironisnya, dinamika rakyat Indonesia yg masih baru tumbuh serta berkembang sebagai warga industri serta masyarakat Informasi, seolah masih tampak prematur buat mengiringi perkembangan teknologi tadi. Tentunya jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kita tidak akan lagi bisa bersaing dengan negara-negara tetangga. 

Pemanfaatan ICT serta e-Business akan semakin berkembang pada Indonesia yg mempunyai penduduk 220 juta jiwa lebih serta hal ini merupakan pasar yg sangat atraktif bagi para pengusaha. Mereka, tentunya, membutuhkan aneka macam perangkat ICT buat mendukung kelangsungan bisnisnya di Indonesia, seperti telepon, faksimili juga internet. Perangkat ini bukan hanya buat menjual dan membeli, tapi pula buat melayani pelanggan dan melakukan kerja sama dengan kawan usaha masing-masing Selain itu, menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, interaksi antar penduduk yang beredar di aneka macam pulau paling efisien dengan memanfaatkan ICT. Walau perkembangannya tidak sepesat negara-negara Asia lainnya, misalnya Korea Selatan dan RRCina, ICT dan e-Business di Indonesia tetap akan berkembang serta semakin menghipnotis kehidupan personal dan usaha. Apabila dicermati sebagai pasar, tentu saja Indonesia sangat menarik. Indonesia mempunyai keunggulan komparatif pada hal jumlah penduduk. Sementara itu, sarana dan prasarana telekomunikasi yang ada masih jauh dari memadai. Dengan jumlah di atas 200 juta jiwa, densitas telepon saluran tetap pada sini hanya berkisar antara 3-4% dari total penduduknya. Faktor lain yang juga bisa mendorong pertumbuhan itu merupakan kian banyaknya jumlah kalangan terdidik di Indonesia. Tentu saja, semakin besarnya jumlah kalangan ini akan semakin menaikkan intensitas penggunaan ICT pada Indonesia. Karenanya, Indonesia jua tidak boleh melupakan faktor pendidikan pada konteks ini. Ini krusial apabila Indonesia ingin berperan menjadi pengembang dan pembuat. Bukan hanya menjadi pengguna. Pemerintah serta kalangan swasta harus mendukung upaya edukasi dalam bidang ini.