PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

Pengertian Dan Ruang Lingkup Agribisnis
Istilah “agribusiness”untuk pertama kali dikenal sang masyarakat Amerika Serikat dalam tahun 1955, waktu John H. Davis memakai kata tadi dalam makalahnya yg disampakan pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H.davis serta Ray Goldberg pulang lebih memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard University.             

Ketika itu kedua penulis bekerja menjadi pengajar besar dalam Universitas tersebut. Tahun 1957, dipercaya oleh para ahli menjadi tahun kelahiran dari konsep agribisnis.dalam buku tersebut, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis menjadi berikut:  "The sum total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them".  Berikut pengertian agribisnis menjadi suatu system menurut beberapa pakar :
  • Agribisnis merupakan suatu kesatuan aktivitas bisnis yg meliputi keliru satu atau holistik menurut mata rantai produksi, pengolahan output serta pemasaran yg ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian pada arti luas adalah kegitan usaha yang menunjang aktivitas pertanian serta kegiatan bisnis yang ditunjang oleh kegiatn pertanian.
  • Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it, all non farm firms and instituton serving them.
  • Agribisnis menjadi suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga menciptakan suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari menurut aneka macam sub sistem yg tergabung pada rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir menjadi suatu totalitas. 
Dengan definisi ini bisa diturunkan ruang lingkup agribisnis yg meliputi seluruh kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi  (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on the farm) serta pemasaran  (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini memiliki hubungan yg erat, sehingga gangguan pada galat satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam usaha.  Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari 3 subsistem.

Gambar Sistem Agribisnis
A.subsistem pengadaan dan penyaluran wahana produksi
 Sarana produksi pertanian diantaranya terdiri berdasarkan benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama serta penyakit, forum kredit, bahan bakar. Pelaku-pelaku aktivitas pengadaan dan penyaluran wahana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi.  Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari banyak sekali unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.

B.subsistem Usaha Tani
Usaha tani membentuk produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga serta flora hias, output ternak, hewan serta ikan. Pelaku aktivitas dalam subsistem ini adalah pembuat yg terdiri menurut petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tumbuhan hias dll.

C.subsistemPengolahan dan Pemasaran (Tata niaga)
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai menurut pengumpulan produk bisnis tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian berdasarkan produk yg dihasilkan menurut bisnis tani didistribusikan pribadi ke konsumen didalam atau pada luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan pada subsistem ini merupakan pengumpul produk,  pengolah, pedagang, penyalur  ke konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yang mengolah produk bisnis tani diklaim agroindustri hilir. Peranannya amat penting jika ditempatkan di pedesaan karena dapat mencipakan lapangan kerja.

Secara konsepsional sistem agribisnis bisa diartikan menjadi seluruh kegiatan, mulai menurut pengadaan dan penyaluran wahana produksi (input) hingga menggunakan pemasaran produk-produk yg dihasilkan sang usaha tani dan agroindustri, yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis adalah suatu sistem yang terdiri dari aneka macam subsistem yaitu:
  1. Subsistem pengadaan dan penyaluran wahana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya insan.
  2. Subsistem budidaya dan bisnis tani.
  3. Subsistem pengolahan output pertanian atau agroindustri, dan
  4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

Pengertian Dan Ruang Lingkup Agribisnis
Istilah “agribusiness”untuk pertama kali dikenal oleh warga Amerika Serikat dalam tahun 1955, ketika John H. Davis memakai istilah tersebut pada makalahnya yang disampakan dalam "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H.davis dan Ray Goldberg pulang lebih memasyarakatkan agribisnis melalui kitab mereka yg berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 pada Harvard University.             

Ketika itu kedua penulis bekerja menjadi pengajar besar dalam Universitas tadi. Tahun 1957, dianggap oleh para ahli menjadi tahun kelahiran berdasarkan konsep agribisnis.dalam kitab tadi, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut:  "The sum total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them".  Berikut pengertian agribisnis menjadi suatu system dari beberapa pakar :
  • Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yg meliputi keliru satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang terdapat hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian pada arti luas merupakan kegitan bisnis yang menunjang aktivitas pertanian dan kegiatan usaha yg ditunjang sang kegiatn pertanian.
  • Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it, all non farm firms and instituton serving them.
  • Agribisnis menjadi suatu sistem merupakan seperangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sebagai akibatnya membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung pada rangkaian interaksi serta interpedensi secara reguler, serta terorganisir menjadi suatu totalitas. 
Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yg meliputi seluruh aktivitas pertanian yg dimulai dengan pengadaan penyaluran wahana produksi  (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi bisnis tani (Production on the farm) serta pemasaran  (marketing) produk bisnis tani ataupun olahannya. Ketiga aktivitas ini mempunyai interaksi yang erat, sehingga gangguan pada salah satu aktivitas akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh aktivitas pada usaha.  Karenanya agribisnis digambarkan menjadi satu sistem yang terdiri berdasarkan 3 subsistem.

Gambar Sistem Agribisnis
A.subsistem pengadaan serta penyaluran wahana produksi
 Sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama serta penyakit, lembaga kredit, bahan bakar. Pelaku-pelaku aktivitas pengadaan serta penyaluran sarana produksi merupakan perorangan, perusahaan partikelir, pemerintah, koperasi.  Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari aneka macam unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.

B.subsistem Usaha Tani
Usaha tani membentuk produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga serta flora hias, hasil ternak, hewan serta ikan. Pelaku aktivitas dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri berdasarkan petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dll.

C.subsistemPengolahan serta Pemasaran (Tata niaga)
Dalam subsistem ini masih ada rangkaian aktivitas mulai menurut pengumpulan produk bisnis tani, pengolahan, penyimpanan serta distribusi. Sebagian menurut produk yg didapatkan dari usaha tani didistribusikan pribadi ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu lalu didistribusikan ke konsumen. Pelaku aktivitas dalam subsistem ini artinya pengumpul produk,  pengolah, pedagang, penyalur  ke konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yg mengolah produk usaha tani dianggap agroindustri hilir. Peranannya amat penting jika ditempatkan di pedesaan karena bisa mencipakan lapangan kerja.

Secara konsepsional sistem agribisnis bisa diartikan menjadi seluruh aktivitas, mulai berdasarkan pengadaan serta penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yg didapatkan sang bisnis tani dan agroindustri, yg saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yg terdiri berdasarkan banyak sekali subsistem yaitu:
  1. Subsistem pengadaan serta penyaluran wahana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia.
  2. Subsistem budidaya dan usaha tani.
  3. Subsistem pengolahan output pertanian atau agroindustri, dan
  4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.

PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah 
Setiap wilayah memiliki corak pertumbuhan ekonomi yg tidak sama menggunakan daerah lain. Oleh karena itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik wilayah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan wilayah lain. Dengan demikian nir terdapat taktik pembangunan ekonomi wilayah yang bisa berlaku untuk seluruh wilayah. Namun pada pihak lain, pada menyusun taktik pembangunan ekonomi wilayah, baik jangka pendek juga jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, yg dirangkum berdasarkan kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi menurut aneka macam daerah, adalah satu faktor yg relatif memilih kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah.

Keinginan bertenaga berdasarkan pemerintah wilayah buat menciptakan taktik pengembangan ekonomi wilayah bisa membuat rakyat ikut serta membentuk bangun ekonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan pembangunan ekonomi wilayah yang berkala, pembayar pajak serta penanam modal pula bisa tergerak buat mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yg mantap, misalnya, akan menciptakan pengusaha bisa melihat ada peluang buat peningkatan produksi pertanian dan perluasan ekspor. Dengan peningkatan efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan, sebagai bagian berdasarkan perencanaan pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dan retribusi tidak naik, sebagai akibatnya tersedia lebih banyak modal bagi pembangunan ekonomi daerah pada tahun depan.

Pembangunan ekonomi wilayah perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terhadap berita-isu ekonomi daerah yg dihadapi, dan perlu mengkoreksi kebijakan yang galat. Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari pembangunan wilayah secara menyeluruh. Dua prinsip dasar pengembangan ekonomi wilayah yang perlu diperhatikan merupakan (1) mengenali ekonomi daerah serta (dua) merumuskan manajemen pembangunan wilayah yang pro-usaha.

I. Mengenali Ekonomi Wilayah
Isu-isu primer pada perkembangan ekonomi daerah yang perlu dikenali adalah diantaranya sebagai berikut.

a. Perkembangan Penduduk dan Urbanisasi
Pertumbuhan penduduk merupakan faktor primer pertumbuhan ekonomi, yg sanggup mengakibatkan suatu wilayah berubah cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan dan selanjutnya menjadi kota akbar. Pertumbuhan penduduk terjadi dampak proses pertumbuhan alami serta urbanisasi. Petumbuhan alami penduduk sebagai faktor primer yang berpengaruh dalam ekonomi wilayah lantaran membangun kebutuhan akan berbagai barang serta jasa. Penduduk yang bertambah membutuhkan pangan. Rumah tangga baru pula membutuhkan rumah baru atau renovasi rumah usang berikut perabotan, alat-alat rumah tangga serta berbagai produk lain. Dari sini kegiatan pertanian serta industri berkembang. 

Urbanisasi dilakukan sang orang-orang belia usia yg pulang mencari pekerjaan di industri atau perusahaan yg jauh menurut loka dimana mereka berasal. Perpindahan ke daerah lain berdasarkan desa atau kota mini telah sebagai tren berdasarkan waktu ke waktu akibat impak berdasarkan televisi, perusahaan pengerah tenaga kerja, serta aneka macam asal lainnya. Suatu kajian menandakan bahwa pendidikan berkaitan erat dengan perpindahan ini. Secara umum meningkat tingkat pendidikan maka taraf perpindahan pun meningkat. Hal ini semakin meningkat dengan semakin majunya telekomunikasi, komputer serta aktivitas high tech lainnya yang memudahkan akses keluar daerah.

Urbanisasi orang-orang belia ini ditinjau pelakunya menjadi penyaluran kebutuhan ekonomi mereka tetapi adalah insiden yg kurang menguntungkan bagi wilayah itu jika terjadi dalam jumlah akbar. Untuk mengurangi migrasi keluar ini warga perlu buat mulai melatih angkatan kerja dalam tahun-tahun pertama usia kerja menggunakan menaruh pekerjaan sambilan, selanjutnya merencanakan masa depan mereka menjadi tenaga dewasa yg suatu ketika akan membentuk famili. Sebagai dorongan bagi mereka buat permanen tinggal merupakan menggunakan menyediakan lapangan pekerjaan yg sinkron.

Lembaga pendidikan/training serta global usaha perlu menyadari adanya kebutuhan buat membangun interaksi kerjasama. Pendidikan mencari cara agar mereka relatif berguna bagi pengusaha lokal serta pengusaha lokal mengandalkan dalam pendidikan buat menaikkan kemampuan tenaga kerja lokal. Apabila metode pendidikan yang ada nir bisa mengatasi tantangan yang dihadapi, maka ada keperluan untuk mendatangkan energi ahli dari wilayah lain buat menaruh training yang dapat mensuplai energi kerja terampil bagi pengusaha lokal. 

b. Sektor Pertanian
Di setiap daerah berpenduduk selalu terjadi kegiatan pembangunan, tetapi ada beberapa daerah yg pembangunannya berjalan di loka atau bahkan berhenti sama sekali, dan daerah ini kemudian sebagai wilayah kelas kedua pada kegiatan ekonomi. Hal ini menyebabkan penanam modal dan pelaku usaha keluar berdasarkan wilayah tadi karena daerah itu dianggap sudah tidak layak lagi buat dijadikan tempat berusaha. Akibatnya laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sebagai semakin lambat. 

Upaya pengembangan sektor agribisnis bisa menolong mengembangkan serta mempromosikan agroindustri di wilayah tertinggal. Program kerjasama dengan pemilik lahan atau pihak pengembang buat mau meminjamkan lahan yg nir dibangun atau huma tidur buat dipakai menjadi huma pertanian perlu dikembangkan. Dari jumlah lahan pertanian yg nir produktif ini bisa diciptakan pendapatan dan lapangan kerja bagi penganggur pada perdesaan. Program kerjasama mengatasi keterbatasan kapital, mengurangi resiko produksi, memungkinkan petani menggunakan bahan baku impor dan produk yg dihasilkan bisa mampu bersaing menggunakan barang impor yang homogen serta mencarikan serta membuka pasaran yang baru.

Faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi dapat berasal berdasarkan pada daerah maupun berdasarkan luar daerah. Globalisasi adalah faktor luar yg bisa mengakibatkan merosotnya kegiatan ekonomi di suatu daerah. Sebagai contoh, lantaran kebijakan AFTA, maka pada pasaran dapat terjadi kelebihan stok produk pertanian dampak impor dalam jumlah besar dari negara ASEAN yang bisa Mengganggu sistem dan harga pasar lokal. Untuk tetap dapat bersaing, target pemasaran yg baru harus segera dipengaruhi buat menyalurkan kelebihan output produksi pertanian menurut petani lokal. Salah satu strategi yg wajib dipelajari adalah bagaimana caranya supaya petani setempat dapat mengikuti dan melaksanakan proses produksi hingga ke taraf penyaluran. Namun daripada bersaing menggunakan produk impor yg masuk dengan harga murah, akan lebih baik bila petani setempat mengolah komoditi yang khusus daerah tadi dan menjadikannya produk yang bernilai jual tinggi buat lalu disebarluaskan di pasaran setempat maupun buat diekspor.

Apa yang telah terjadi pada Pulau Jawa kiranya perlu dihindari sang wilayah-wilayah lain. Pengalihan fungsi sawah menjadi fungsi lain telah terjadi tanpa sulit dicegah. Hal ini mengurangi pemasukan ekonomi menurut sektor pertanian di daerah tersebut, disamping itu juga menghilangkan kesempatan buat berakibat daerah yg berdikari dalam pengadaan pangan, termasuk mengurangi kemungkinan berkembangnya wisata ekologi yang memerlukan lahan alami.

c. Sektor Pariwisata
Pariwisata menaruh dukungan ekonomi yg kuat terhadap suatu daerah. Industri ini bisa membuat pendapatan akbar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yg higienis dapat sebagai daya tarik wilayah, serta kemudian berlanjut menggunakan menarik turis serta penduduk ke daerah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, daerah pantai dapat merupakan loka yang lebih komersial dibandingkan daerah lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yg terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah daerah pantai haruslah sebagai aset ekonomi buat suatu daerah.

Wisata ekologi memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi merupakan daerah luas dengan tempat asli yang masih orisinil yang bisa memberikan landasan bagi terbentuknya wisata ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk menarik pasar wisata ekologi. Membangun loka ini menggunakan aneka macam kegiatan seperti berkuda, surfing, berkemah, memancing dll. Akan dapat membantu ekspansi pariwisata dan mengurangi kesenjangan dampak pengganguran.

Wisata budaya merupakan segmen yg berkembang cepat menurut industri pariwisata. Karakter serta pesona menurut desa/kota mini adalah faktor utama dalam menarik turis. Tetapi kegiatan pariwisata bersifat musiman, sebagai akibatnya poly pekerjaan bersifat musiman pula, yang bisa mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran dalam saat-waktu tertentu. Hal ini menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran siklus ekonomi. 

Ekonomi daerah usahakan tidak berbasis satu sektor tertentu. Keaneka-ragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan buat menstabilkan ekonomi wilayah. Ekonomi yg beragam lebih bisa bertahan terhadap konjungtur ekonomi.

d. Kualitas Lingkungan
Persepsi atas suatu wilayah, apakah mempunyai kualitas hidup yang baik, adalah hal krusial bagi global usaha untuk melakukan investasi. Investasi pemerintah wilayah yang menaikkan kualitas hayati warga sangat krusial untuk mempertahankan daya saing. Apabila masyarakat ingin menarik modal dan investasi, maka haruslah siap buat memberi perhatian terhadap: keanekaragaman, identitas serta sikap bersahabat. Pengenalan terhadap fasilitas buat mendorong kualitas hayati yg bisa dinikmati oleh penduduk suatu wilayah dan bisa menarik bagi investor luar perlu dilakukan.

Kawasan bersejarah adalah pembentuk kualitas lingkungan yang penting. Pelestarian kawasan bersejarah berkaitan menggunakan berbagai aspek ekonomi lokal seperti keuangan wilayah, permukiman, perdagangan mini , serta pariwisata dengan menciptakan pekerjaan yang dapat signifikan. Kegiatan ini memberikan donasi terhadap kualitas hayati, menaikkan citra rakyat dan menarik kegiatan ekonomi yg membuat pendapatan bagi penduduk. Pelestarian daerah bersejarah menaruh proteksi kepada warisan budaya dan menciptakan warga memiliki tempat yang menyenangkan buat hidup. Investor dan developer umumnya menilai kekuatan wilayah melalui kualitas serta karakter menurut daerahnya, galat satunya adalah terpeliharanya tempat bersejarah.

Selain aset alam serta budaya, wahana umum merupakan penarik aktivitas usaha yang krusial. Untuk melihat serta mengukur taraf ketenangan hayati pada suatu wilayah dapat dipandang menurut ketersediaan sarana generik di daerah tersebut. Sarana generik merupakan kerangka primer dari pembangunan ekonomi dan wahana generik ini sangat krusial bagi aktivitas warga . Sarana umum yang palling dasar merupakan jalan, pelabuhan, pembangkit listrik, sistim pengairan, wahana air higienis, penampungan dan pengolahan sampah serta limbah, wahana pendidikan seperti sekolah, taman bermain, ruang terbuka hijau, wahana ibadah, dan masih banyak fasilitas lainnya yg berhubungan dengan kegiatan sehari-hari rakyat.

Kepadatan, pemanfaatan huma serta jarak merupakan tiga faktor utama pada pengembangan sarana generik yang efektif. Semakin padat serta rapat penduduk, biaya yang dimuntahkan buat pengadaan sarana generik jauh lebih murah bila dicermati daya tampung per unitnya. Pola pembangunan yg padat, kompak dan teratur, berbiaya lebih murah daripada pembangunan yg linier atau terpencar-pencar. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan buat pemeliharaan serta pengadaan sarana umum maka akan semakin memperkokoh dan memperkuat pembangunan ekonomi wilayah tadi.

Sarana generik yg baru perlu dibangun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Idealnya fasilitas sarana generik yg ada wajib bisa menampung sesuai dengan kapasitas maksimalnya, sebagai akibatnya dapat menaruh ketika buat bisa membangun sarana umum yang baru. Penggunaan lahan dan sarana generik haruslah saling berkaitan satu sama lainnya. Perencana pembangunan seharusnya bisa memprediksikan arah pembangunan yang akan berlangsung sebagai akibatnya dapat dibuat wahana umum yang baru buat menunjang kegiatan warga dalam wilayah tadi. Penyediaan sarana bisa juga dilakukan dengan memberikan potongan pajak dan ongkos kompensasi berupa pengelolaan wahana generik kepada sektor partikelir yang bersedia membentuk fasilitas generik.

Wilayah pinggiran umumnya mempunyai karakter sebagai wilayah yg nir direncanakan, berkepadatan rendah serta tergantung sekali keberadaannya pada penggunaan lahan yg terdapat. Tempat misalnya ini akan membuat penyediaan sarana generik menjadi sangat mahal. Dalam suatu wilayah antara kota, desa dan loka-tempat lainnya harus ada satu kesatuan. Pemerintah wilayah perlu mengenali pola pengadaan sarana umum pada suatu daerah yang efektif, baik di daerah lama maupun pada daerah pinggiran.

e. Keterkaitan Wilayah serta Aglomerasi
Kemampuan daerah untuk mengefisienkan pergerakan orang, barang dan jasa merupakan komponen pembangunan ekonomi yg penting. Suatu daerah perlu mempunyai akses transportasi menuju pasar secara lancar. Jalur jalan yg menghubungkan suatu wilayah menggunakan kota-kota lebih akbar adalah prasarana primer bagi pengembangan ekonomi wilayah. Pelabuhan laut dan udara berpotensi buat menaikkan interaksi transportasi selanjutnya. Pemeliharaan jaringan jalan, ekspansi jalur udara, jalur air diharapkan buat meningkatkan mobilitas penduduk serta konvoi barang. Pembangunan prasarana diharapkan buat menaikkan daya tarik dan daya saing wilayah. Mengenali kebutuhan pergerakan yg sebenarnya perlu dilakukan pada merencanakan pembangunan tarsnportasi.

Umumnya usaha yg sama cenderung beraglomerasi dan menciptakan kelompok usaha menggunakan karakter yg sama serta tipe tenaga kerja yang sama. Produk dan jasa yang didapatkan pula satu tipe. Sumber daya alam serta industri pertanian umumnya berada pada tahap awal pembangunan wilayah serta membangun kesempatan yang potensial buat perkembangan daerah. Pengelompokan usaha (aglomerasi) berarti seluruh industri yang saling berkaitan saling membagi hasil produk dan laba. Pengelompokan itu jua membentuk potensi buat menciptakan jaringan kerjasama yg dapat menciptakan aktivitas pemasaran beserta dan buat menarik aktivitas lainnya yg berkaitan ke depan atau ke belakang. 

Pertumbuhan ekonomi yang sehat sangat krusial bila suatu wilayah ingin bersaing pada pasar lokal serta nasional. Untuk mencapai tujuan ini, pendekatan daerah yang terpadu diperlukan buat mempromosikan pembangunan ekonomi. Prioritas primer adalah mengidentifikasi kawasan-kawasan yg memperlihatkan tanda-tanda aglomerasi menggunakan seluruh aktivitas dan institusi yg membentuknya. Kemungkinan tempat ini menjadi pusat bisnis dan perdagangan tergantung dalam jaringan transportasi yg baik, prasarana yg lengkap, loka kerja yg gampang dicapai, dukungan kapital, dan kesempatan pembinaan/pendidikan.

II. Manajemen Pembangunan Daerah Yang Pro-Bisnis
Pemerintah wilayah serta pengusaha adalah dua kelompok yg paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah wilayah, mempunyai kelebihan pada satu hal, dan tentu saja keterbatasan pada hal lain, demikian pula pengusaha. Sinergi antara keduanya buat merencanakan bagaimana ekonomi wilayah akan diarahkan perlu sebagai pemahaman beserta. Pemerintah wilayah memiliki kesempatan menciptakan aneka macam peraturan, menyediakan banyak sekali sarana dan peluang, serta menciptakan wawasan orang banyak. Tetapi pemerintah wilayah tidak mengetahui poly bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya berlangsung. Pengusaha memiliki kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan dengan aneka macam insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu menciptakan roda perekonomian berputar, menghasilkan gaji serta upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan menciptakan kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.

Pemerintah daerah pada mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi wilayahnya supaya membawa dampak yang menguntungkan bagi penduduk wilayah perlu tahu bahwa manajemen pembangunan wilayah dapat memberikan dampak yg baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yg diharapkan. Bila kebijakan manajemen pembangunan tidak sempurna sasaran maka akan mengakibatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Maka manajemen pembangunan daerah memiliki potensi untuk mempertinggi pembangunan ekonomi serta membentuk peluang usaha yg menguntungkan dalam meningkatkan kecepatan laju pertumbuhan ekonomi wilayah. 

Prinsip-prinsip manajemen pembangunan yang pro-usaha merupakan diantaranya menjadi berikut.
a. Menyediakan Informasi pada Pengusaha
Pemerintah wilayah dapat menaruh berita pada para pelaku ekonomi di wilayahnya ataupun pada luar daerahnya kapan, dimana, serta apa saja jenis investasi yg sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang akan tiba. Dengan cara ini maka pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan daerah yang diinginkan pemerintah wilayah, sebagai akibatnya dapat digunakan menjadi dasar pertimbangan pada memilih dalam aktivitas apa usahanya akan perlu dikembangkan. Pemerintah wilayah perlu terbuka tentang kebijakan pembangunannya, dan informasi yang diterima publik perlu diupayakan sesuai menggunakan yg diinginkan. 

b. Memberikan Kepastian dan Kejelasan Kebijakan 
Salah satu hambatan berusaha adalah pola serta arah kebijakan publik yang berubah-ubah sedangkan pihak investor memerlukan ada kepastian mengenai arah dan tujuan kebijakan pemerintah. Strategi pembangunan ekonomi daerah yg baik bisa membuat pengusaha konfiden bahwa investasinya akan menghasilkan keuntungan di lalu hari. Perhatian primer calon penanam kapital oleh karena itu adalah kasus kepastian kebijakan. Pemerintah wilayah akan harus menghindari adanya tumpang tindih kebijakan jika menghargai kiprah pengusaha pada membentuk ekonomi daerah. Ini menuntut adanya saling komunikasi diantara instansi-instansi penentu perkembangan ekonomi wilayah. Dengan cara ini, suatu instansi bisa mengetahui apa yang sedang serta akan dilakukan instansi lain, sebagai akibatnya bisa mengurangi terjadinya kemiripan aktivitas atau ketiadaan dukungan yang diharapkan. 

Pengusaha jua mengharapkan kepastian kebijakan antar ketika. Kebijakan yg berubah-ubah akan membuat pengusaha kehilangan kepercayaan tentang keseriusannya membangun ekonomi daerah. Pengusaha daerah umumnya sangat jeli dengan konduite pengambil kebijakan pada daerahnya. Kerjasama yg saling menguntungkan mensyaratkan adanya kepercayaan terhadap kawan bisnis. Membangun agama perlu dilakukan secara terjadwal dan adalah bagian dari upaya pembangunan daerah.

c. Mendorong Sektor Jasa dan Perdagangan 
Sektor ekonomi yg umumnya bekembang cepat di kota-kota merupakan sektor perdagangan kecil serta jasa. Sektor ini sangat tergantung pada jarak dan tingkat kepadatan penduduk. Persebaran penduduk yg berjauhan dan taraf kepadatan penduduk yg rendah akan memperlemah sektor jasa dan perdagangan eceran, yang menyebabkan peluang kerja berkurang. Semakin dekat penduduk, maka interaksi antar mereka akan mendorong aktivitas sektor jasa dan perdagangan. Seharusnya pedagang kecil mendapat loka yg mudah buat berusaha, karena telah membantu pemerintah daerah mengurangi pengangguran. Pada waktunya pengusaha kecil akan membayar pajak kepada pemerintah wilayah. Dengan menstimulir usaha jasa dan perdagangan eceran, pertukaran ekonomi yang lebih cepat bisa terjadi sehingga membuat investasi yg lebih besar . Adanya banyak pusat-pusat pedagang kaki 5 yang efisien dan teratur akan menarik lebih poly investasi bagi ekonomi wilayah pada jangka panjang.

Sebagian besar lapangan kerja yang ada dalam suatu daerah diciptakan sang bisnis mini serta menengah. Tetapi usaha kecil jua rentan terhadap ketidakstabilan, yang terutama berkaitan dengan pasar dan modal, walaupun secara generik dibandingkan sektor skala besar , usaha kecil dan menengah lebih tangguh menghadapi krisis ekonomi. Pemerintah wilayah perlu berupaya supaya konjungtur ekonomi tidak berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha kecil.

d. Meningkatkan Daya Saing Pengusaha Daerah
Kualitas strategi pembangunan ekonomi wilayah bisa ditinjau dari apa yang akan dilakukan pemerintah daerah dalam menyiapkan pengusaha-pengusaha di daerahnya menghadapi persaingan global. Globalisasi (atau penduniaan) akan semakin mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah dengan berlakunya perjanjian AFTA, APEC serta lain-lain. Mau tidak mau, siap atau tidak siap perdagangan bebas akan menjadi satu-satunya pilihan bagi warga di semua daerah. Upaya buat menyiapkan pengusaha daerah sang karena itu perlu dilakukan. Pengusaha berdasarkan negara maju telah siap atau disiapkan sejak usang. Pengusaha daerah pula perlu diberitahu konsekuensi eksklusif menurut ketidaksiapan menghadapi perdagangan bebas. Saat ini, pengusaha lokal mungkin masih bisa meminta pengertian manajer supermarket buat mendapatkan tempat guna menjual produksinya. Tahun depan, bisa tidak terdapat toleransi buat produksi lokal yang tidak lebih murah, tidak lebih berkualitas dan nir lebih tetap pasokannya. 

Meningkatkan daya saing merupakan menggunakan menaikkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan khusus wajib ditinggalkan. Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun sedikit demi sedikit. Pengembangan produk yang sukses merupakan yang berorientasi pasar, ini berarti pemerintah wilayah perlu mendorong pengusaha buat selalu mempertinggi efisiensi teknis dan hemat. Peraturan perdagangan internasional wajib diperkenalkan dan diterapkan. Perlu terdapat upaya terpola agar setiap pejabat pemerinah daerah mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, untuk dapat mendorong pengusaha-pengusaha daerah menjadi pemain-pemain yg andal dalam perdagangan bebas, baik pada lingkup daerah, nasional juga internasional.

e. Membentuk Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi
Membentuk ruang spesifik untuk kegiatan ekonomi akan lebih eksklusif menggerakkan aktivitas ekonomi. Pemerintah daerah perlu berusaha mengantisipasi tempat-kawasan mana yang bisa ditumbuhkan sebagai pusat-sentra perekonomian daerah. Kawasan-daerah yg strategis serta cepat tumbuh ini bisa berupa tempat yang sudah menampakan pertanda-pertanda aglomerasi, misalnya pusat-pusat produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan; klaster industri, dsb. Kawasan cepat tumbuh pula dapat berupa daerah yg sengaja dibangun buat memanfaatkan potensi SDA yang belum diolah, misalnya yang dulu dikembangkan menggunakan sistim permukiman transmigrasi. Kawasan-kawasan ini perlu dikenali serta selanjutnya ditumbuhkan menggunakan banyak sekali upaya pengembangan kegiatan ekonomi, seperti pengadaan terminal agribisnis, pengerasan jalan, training bisnis, kenaikan pangkat dsb. Pengembangan daerah-tempat strategis serta cepat tumbuh ini perlu dilakukan bersamaan dengan upaya peningkatan keterampilan, pengembangan bisnis, serta penguatan keberdayaan masyarakat

PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah 
Setiap wilayah memiliki corak pertumbuhan ekonomi yg tidak sinkron menggunakan wilayah lain. Oleh karena itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial serta fisik wilayah itu sendiri, termasuk interaksinya menggunakan wilayah lain. Dengan demikian tidak ada taktik pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk seluruh daerah. Tetapi pada pihak lain, pada menyusun taktik pembangunan ekonomi wilayah, baik jangka pendek juga jangka panjang, pemahaman tentang teori pertumbuhan ekonomi daerah, yang dirangkum menurut kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari aneka macam wilayah, adalah satu faktor yg cukup memilih kualitas rencana pembangunan ekonomi wilayah.

Keinginan kuat menurut pemerintah daerah buat menciptakan strategi pengembangan ekonomi daerah dapat menciptakan warga ikut serta menciptakan bangun ekonomi wilayah yg dicita-citakan. Dengan pembangunan ekonomi wilayah yg terencana, pembayar pajak serta penanam kapital juga bisa tergerak buat mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yg mantap, misalnya, akan membuat pengusaha dapat melihat ada peluang buat peningkatan produksi pertanian serta perluasan ekspor. Dengan peningkatan efisiensi pola kerja pemerintahan pada pembangunan, sebagai bagian dari perencanaan pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak serta retribusi nir naik, sebagai akibatnya tersedia lebih banyak kapital bagi pembangunan ekonomi daerah pada tahun depan.

Pembangunan ekonomi daerah perlu memberikan solusi jangka pendek serta jangka panjang terhadap gosip-info ekonomi wilayah yg dihadapi, serta perlu mengkoreksi kebijakan yg keliru. Pembangunan ekonomi daerah adalah bagian dari pembangunan wilayah secara menyeluruh. Dua prinsip dasar pengembangan ekonomi daerah yang perlu diperhatikan merupakan (1) mengenali ekonomi daerah serta (2) merumuskan manajemen pembangunan daerah yang pro-usaha.

I. Mengenali Ekonomi Wilayah
Isu-gosip utama pada perkembangan ekonomi wilayah yg perlu dikenali merupakan diantaranya menjadi berikut.

a. Perkembangan Penduduk dan Urbanisasi
Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang bisa menyebabkan suatu daerah berubah cepat berdasarkan desa pertanian sebagai agropolitan dan selanjutnya sebagai kota akbar. Pertumbuhan penduduk terjadi dampak proses pertumbuhan alami dan urbanisasi. Petumbuhan alami penduduk menjadi faktor primer yang berpengaruh pada ekonomi wilayah karena membentuk kebutuhan akan aneka macam barang dan jasa. Penduduk yang bertambah membutuhkan pangan. Rumah tangga baru jua membutuhkan rumah baru atau renovasi tempat tinggal usang berikut perabotan, alat-indera tempat tinggal tangga serta berbagai produk lain. Dari sini kegiatan pertanian dan industri berkembang. 

Urbanisasi dilakukan oleh orang-orang muda usia yg pulang mencari pekerjaan di industri atau perusahaan yang jauh dari loka dimana mereka asal. Perpindahan ke wilayah lain dari desa atau kota kecil telah sebagai tren berdasarkan saat ke saat dampak imbas dari televisi, perusahaan pengerah energi kerja, dan banyak sekali sumber lainnya. Suatu kajian mengindikasikan bahwa pendidikan berkaitan erat dengan perpindahan ini. Secara generik meningkat tingkat pendidikan maka tingkat perpindahan pun semakin tinggi. Hal ini semakin semakin tinggi dengan semakin majunya telekomunikasi, komputer dan aktivitas high tech lainnya yang memudahkan akses keluar wilayah.

Urbanisasi orang-orang muda ini dipandang pelakunya sebagai penyaluran kebutuhan ekonomi mereka namun merupakan peristiwa yang kurang menguntungkan bagi daerah itu bila terjadi dalam jumlah akbar. Untuk mengurangi migrasi keluar ini rakyat perlu buat mulai melatih angkatan kerja pada tahun-tahun pertama usia kerja menggunakan memberikan pekerjaan sambilan, selanjutnya merencanakan masa depan mereka menjadi energi dewasa yang suatu waktu akan membangun famili. Sebagai dorongan bagi mereka buat permanen tinggal adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan yg sesuai.

Lembaga pendidikan/training dan dunia bisnis perlu menyadari adanya kebutuhan buat membentuk hubungan kerjasama. Pendidikan mencari cara agar mereka relatif berguna bagi pengusaha lokal dan pengusaha lokal mengandalkan dalam pendidikan buat menaikkan kemampuan tenaga kerja lokal. Apabila metode pendidikan yang ada tidak bisa mengatasi tantangan yg dihadapi, maka terdapat keperluan untuk mendatangkan tenaga ahli berdasarkan wilayah lain buat menaruh pembinaan yang dapat mensuplai tenaga kerja terampil bagi pengusaha lokal. 

b. Sektor Pertanian
Di setiap daerah berpenduduk selalu terjadi aktivitas pembangunan, tetapi terdapat beberapa wilayah yg pembangunannya berjalan di loka atau bahkan berhenti sama sekali, serta daerah ini kemudian sebagai daerah kelas kedua pada kegiatan ekonomi. Hal ini menyebabkan penanam kapital serta pelaku usaha keluar berdasarkan daerah tadi lantaran daerah itu dipercaya sudah tidak layak lagi buat dijadikan tempat berusaha. Akibatnya laju pertumbuhan ekonomi daerah itu menjadi semakin lambat. 

Upaya pengembangan sektor agribisnis dapat menolong menyebarkan serta mempromosikan agroindustri pada daerah tertinggal. Program kerjasama dengan pemilik huma atau pihak pengembang buat mau meminjamkan lahan yg nir dibangun atau lahan tidur buat dipakai menjadi huma pertanian perlu dikembangkan. Dari jumlah lahan pertanian yang tidak produktif ini bisa diciptakan pendapatan dan lapangan kerja bagi penganggur pada perdesaan. Program kerjasama mengatasi keterbatasan kapital, mengurangi resiko produksi, memungkinkan petani menggunakan bahan baku impor serta produk yang didapatkan dapat sanggup bersaing menggunakan barang impor yg sejenis dan mencarikan dan membuka pasaran yang baru.

Faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi bisa berasal berdasarkan dalam daerah juga dari luar daerah. Globalisasi adalah faktor luar yang dapat mengakibatkan merosotnya kegiatan ekonomi pada suatu daerah. Sebagai model, lantaran kebijakan AFTA, maka pada pasaran dapat terjadi kelebihan stok produk pertanian dampak impor pada jumlah besar dari negara ASEAN yang mampu Mengganggu sistem dan harga pasar lokal. Untuk permanen bisa bersaing, target pemasaran yang baru harus segera dipengaruhi buat menyalurkan kelebihan hasil produksi pertanian menurut petani lokal. Salah satu taktik yang harus dipelajari adalah bagaimana caranya supaya petani setempat bisa mengikuti serta melaksanakan proses produksi hingga ke tingkat penyaluran. Tetapi daripada bersaing menggunakan produk impor yang masuk menggunakan harga murah, akan lebih baik bila petani setempat memasak komoditi yang spesifik daerah tadi dan menjadikannya produk yg bernilai jual tinggi buat lalu disebarluaskan di pasaran setempat juga buat diekspor.

Apa yg telah terjadi pada Pulau Jawa kiranya perlu dihindari oleh daerah-wilayah lain. Pengalihan fungsi sawah sebagai fungsi lain telah terjadi tanpa sulit dicegah. Hal ini mengurangi pemasukan ekonomi menurut sektor pertanian pada daerah tersebut, disamping itu pula menghilangkan kesempatan buat membuahkan wilayah yg mandiri pada pengadaan pangan, termasuk mengurangi kemungkinan berkembangnya wisata ekologi yang memerlukan lahan alami.

c. Sektor Pariwisata
Pariwisata menaruh dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu daerah. Industri ini dapat membuat pendapatan akbar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yang higienis dapat sebagai daya tarik daerah, dan kemudian berlanjut menggunakan menarik turis serta penduduk ke daerah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, daerah pantai dapat adalah tempat yg lebih komersial dibandingkan daerah lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal krusial yg harus diperhatikan merupakan daerah pantai haruslah menjadi aset ekonomi buat suatu daerah.

Wisata ekologi memfokuskan dalam pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi adalah wilayah luas menggunakan tempat asli yang masih asli yg bisa menaruh landasan bagi terbentuknya wisata ekologi. Hal ini merupakan peluang unik buat menarik pasar wisata ekologi. Membangun loka ini menggunakan aneka macam aktivitas seperti berkuda, surfing, berkemah, memancing dll. Akan dapat membantu ekspansi pariwisata serta mengurangi kesenjangan dampak pengganguran.

Wisata budaya merupakan segmen yg berkembang cepat dari industri pariwisata. Karakter dan pesona berdasarkan desa/kota kecil merupakan faktor primer dalam menarik turis. Tetapi kegiatan pariwisata bersifat musiman, sehingga banyak pekerjaan bersifat musiman juga, yang dapat mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran dalam ketika-saat tertentu. Hal ini mengakibatkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran daur ekonomi. 

Ekonomi daerah sebaiknya nir berbasis satu sektor eksklusif. Keaneka-ragaman ekonomi diharapkan buat mempertahankan lapangan pekerjaan dan buat menstabilkan ekonomi daerah. Ekonomi yang majemuk lebih sanggup bertahan terhadap konjungtur ekonomi.

d. Kualitas Lingkungan
Persepsi atas suatu daerah, apakah mempunyai kualitas hayati yang baik, adalah hal krusial bagi global bisnis buat melakukan investasi. Investasi pemerintah wilayah yang menaikkan kualitas hidup warga sangat penting buat mempertahankan daya saing. Jika rakyat ingin menarik modal dan investasi, maka haruslah siap buat memberi perhatian terhadap: keanekaragaman, bukti diri dan perilaku bersahabat. Pengenalan terhadap fasilitas buat mendorong kualitas hidup yang bisa dinikmati sang penduduk suatu wilayah serta dapat menarik bagi investor luar perlu dilakukan.

Kawasan bersejarah merupakan pembentuk kualitas lingkungan yg krusial. Pelestarian kawasan bersejarah berkaitan menggunakan aneka macam aspek ekonomi lokal misalnya keuangan wilayah, permukiman, perdagangan mini , dan pariwisata menggunakan membangun pekerjaan yg dapat signifikan. Kegiatan ini memberikan donasi terhadap kualitas hidup, menaikkan gambaran masyarakat serta menarik kegiatan ekonomi yg membentuk pendapatan bagi penduduk. Pelestarian kawasan bersejarah memberikan perlindungan kepada warisan budaya dan membuat masyarakat mempunyai tempat yang menyenangkan buat hayati. Investor dan developer umumnya menilai kekuatan daerah melalui kualitas dan karakter dari daerahnya, galat satunya adalah terpeliharanya tempat bersejarah.

Selain aset alam dan budaya, wahana generik adalah penarik kegiatan bisnis yg krusial. Untuk melihat serta mengukur tingkat ketenangan hidup dalam suatu wilayah dapat dilihat berdasarkan ketersediaan wahana generik di wilayah tadi. Sarana generik adalah kerangka primer berdasarkan pembangunan ekonomi serta wahana generik ini sangat penting bagi kegiatan masyarakat. Sarana umum yang palling dasar merupakan jalan, pelabuhan, pembangkit listrik, sistim pengairan, wahana air higienis, penampungan serta pengolahan sampah serta limbah, sarana pendidikan seperti sekolah, taman bermain, ruang terbuka hijau, wahana ibadah, dan masih banyak fasilitas lainnya yang herbi kegiatan sehari-hari masyarakat.

Kepadatan, pemanfaatan lahan serta jeda adalah tiga faktor utama dalam pengembangan sarana generik yang efektif. Semakin padat dan kedap penduduk, porto yg dimuntahkan untuk pengadaan wahana umum jauh lebih murah jika dilihat daya tampung per unitnya. Pola pembangunan yg padat, kompak serta teratur, berbiaya lebih murah daripada pembangunan yg linier atau terpencar-pencar. Semakin efisien biaya yg dikeluarkan buat pemeliharaan serta pengadaan sarana generik maka akan semakin memperkokoh dan memperkuat pembangunan ekonomi wilayah tadi.

Sarana umum yg baru perlu dibangun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Idealnya fasilitas wahana generik yg terdapat wajib dapat menampung sinkron dengan kapasitas maksimalnya, sebagai akibatnya bisa memberikan waktu untuk bisa membentuk wahana umum yg baru. Penggunaan huma dan sarana generik haruslah saling berkaitan satu sama lainnya. Perencana pembangunan seharusnya dapat memprediksikan arah pembangunan yg akan berlangsung sehingga bisa dibuat sarana umum yang baru buat menunjang kegiatan masyarakat pada wilayah tadi. Penyediaan sarana bisa juga dilakukan menggunakan memberikan rabat pajak dan ongkos kompensasi berupa pengelolaan sarana generik kepada sektor partikelir yg bersedia menciptakan fasilitas umum.

Wilayah pinggiran umumnya mempunyai karakter menjadi daerah yg tidak direncanakan, berkepadatan rendah serta tergantung sekali keberadaannya dalam penggunaan lahan yg terdapat. Tempat seperti ini akan menciptakan penyediaan sarana generik menjadi sangat mahal. Dalam suatu daerah antara kota, desa serta loka-loka lainnya sine qua non satu kesatuan. Pemerintah daerah perlu mengenali pola pengadaan sarana umum di suatu wilayah yg efektif, baik pada daerah usang maupun di daerah pinggiran.

e. Keterkaitan Wilayah serta Aglomerasi
Kemampuan daerah buat mengefisienkan pergerakan orang, barang serta jasa adalah komponen pembangunan ekonomi yg penting. Suatu wilayah perlu memiliki akses transportasi menuju pasar secara lancar. Jalur jalan yg menghubungkan suatu wilayah menggunakan kota-kota lebih akbar merupakan prasarana primer bagi pengembangan ekonomi wilayah. Pelabuhan bahari dan udara berpotensi buat meningkatkan interaksi transportasi selanjutnya. Pemeliharaan jaringan jalan, ekspansi jalur udara, jalur air diperlukan buat menaikkan gerak penduduk dan konvoi barang. Pembangunan prasarana diperlukan untuk menaikkan daya tarik serta daya saing daerah. Mengenali kebutuhan konvoi yang sebenarnya perlu dilakukan dalam merencanakan pembangunan tarsnportasi.

Umumnya usaha yg sama cenderung beraglomerasi dan menciptakan gerombolan bisnis menggunakan karakter yang sama serta tipe tenaga kerja yang sama. Produk serta jasa yg dihasilkan jua satu tipe. Sumber daya alam dan industri pertanian biasanya berada di termin awal pembangunan daerah serta menciptakan kesempatan yang potensial buat perkembangan daerah. Pengelompokan usaha (aglomerasi) berarti seluruh industri yang saling berkaitan saling membagi hasil produk dan keuntungan. Pengelompokan itu jua menciptakan potensi buat menciptakan jaringan kerjasama yang bisa membentuk aktivitas pemasaran bersama serta buat menarik aktivitas lainnya yang berkaitan ke depan atau ke belakang. 

Pertumbuhan ekonomi yang sehat sangat krusial bila suatu daerah ingin bersaing pada pasar lokal dan nasional. Untuk mencapai tujuan ini, pendekatan daerah yang terpadu diperlukan buat mempromosikan pembangunan ekonomi. Prioritas utama merupakan mengidentifikasi daerah-daerah yg menerangkan indikasi-tanda aglomerasi dengan seluruh kegiatan dan institusi yang membentuknya. Kemungkinan daerah ini sebagai sentra bisnis serta perdagangan tergantung pada jaringan transportasi yang baik, prasarana yg lengkap, tempat kerja yg gampang dicapai, dukungan kapital, serta kesempatan training/pendidikan.

II. Manajemen Pembangunan Daerah Yang Pro-Bisnis
Pemerintah daerah dan pengusaha adalah dua gerombolan yang paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah wilayah, memiliki kelebihan pada satu hal, serta tentu saja keterbatasan pada hal lain, demikian jua pengusaha. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi daerah akan diarahkan perlu sebagai pemahaman beserta. Pemerintah wilayah memiliki kesempatan menciptakan banyak sekali peraturan, menyediakan aneka macam sarana dan peluang, serta menciptakan wawasan orang banyak. Namun pemerintah daerah tidak mengetahui banyak bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya berlangsung. Pengusaha memiliki kemampuan mengenali kebutuhan orang poly serta menggunakan aneka macam insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar, membentuk honor dan upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah wilayah berkesempatan menciptakan kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.

Pemerintah daerah pada mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi wilayahnya supaya membawa impak yang menguntungkan bagi penduduk daerah perlu tahu bahwa manajemen pembangunan daerah dapat memberikan dampak yg baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Bila kebijakan manajemen pembangunan tidak sempurna target maka akan menyebabkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Maka manajemen pembangunan daerah memiliki potensi buat menaikkan pembangunan ekonomi dan menciptakan peluang usaha yg menguntungkan pada meningkatkan kecepatan laju pertumbuhan ekonomi wilayah. 

Prinsip-prinsip manajemen pembangunan yg pro-bisnis merupakan diantaranya menjadi berikut.
a. Menyediakan Informasi pada Pengusaha
Pemerintah wilayah dapat memberikan warta kepada para pelaku ekonomi pada daerahnya ataupun pada luar wilayahnya kapan, dimana, dan apa saja jenis investasi yang sinkron dengan kebutuhan pembangunan yang akan datang. Dengan cara ini maka pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan wilayah yang diinginkan pemerintah daerah, sebagai akibatnya dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan dalam aktivitas apa usahanya akan perlu dikembangkan. Pemerintah daerah perlu terbuka mengenai kebijakan pembangunannya, dan keterangan yang diterima publik perlu diupayakan sinkron menggunakan yang diinginkan. 

b. Memberikan Kepastian dan Kejelasan Kebijakan 
Salah satu hambatan berusaha adalah pola serta arah kebijakan publik yg berubah-ubah sedangkan pihak investor memerlukan terdapat kepastian mengenai arah dan tujuan kebijakan pemerintah. Strategi pembangunan ekonomi wilayah yg baik bisa menciptakan pengusaha konfiden bahwa investasinya akan membentuk keuntungan pada lalu hari. Perhatian primer calon penanam kapital sang karena itu adalah kasus kepastian kebijakan. Pemerintah daerah akan wajib menghindari adanya tumpang tindih kebijakan apabila menghargai peran pengusaha pada menciptakan ekonomi daerah. Ini menuntut adanya saling komunikasi diantara instansi-instansi penentu perkembangan ekonomi wilayah. Dengan cara ini, suatu instansi dapat mengetahui apa yang sedang serta akan dilakukan instansi lain, sebagai akibatnya dapat mengurangi terjadinya kemiripan kegiatan atau ketiadaan dukungan yg diharapkan. 

Pengusaha jua mengharapkan kepastian kebijakan antar ketika. Kebijakan yang berubah-ubah akan membuat pengusaha kehilangan kepercayaan tentang keseriusannya menciptakan ekonomi wilayah. Pengusaha wilayah umumnya sangat jeli dengan perilaku pengambil kebijakan di wilayahnya. Kerjasama yg saling menguntungkan mensyaratkan adanya agama terhadap kawan usaha. Membangun kepercayaan perlu dilakukan secara berkala dan adalah bagian menurut upaya pembangunan wilayah.

c. Mendorong Sektor Jasa dan Perdagangan 
Sektor ekonomi yang umumnya bekembang cepat di kota-kota merupakan sektor perdagangan mini serta jasa. Sektor ini sangat tergantung pada jarak dan taraf kepadatan penduduk. Persebaran penduduk yang berjauhan serta taraf kepadatan penduduk yang rendah akan memperlemah sektor jasa serta perdagangan eceran, yg menyebabkan peluang kerja berkurang. Semakin dekat penduduk, maka hubungan antar mereka akan mendorong kegiatan sektor jasa serta perdagangan. Seharusnya pedagang mini mendapat loka yang gampang buat berusaha, karena telah membantu pemerintah daerah mengurangi pengangguran. Pada waktunya pengusaha kecil akan membayar pajak pada pemerintah daerah. Dengan menstimulir bisnis jasa dan perdagangan eceran, pertukaran ekonomi yg lebih cepat dapat terjadi sehingga menghasilkan investasi yang lebih akbar. Adanya banyak sentra-sentra pedagang kaki lima yg efisien dan teratur akan menarik lebih poly investasi bagi ekonomi wilayah dalam jangka panjang.

Sebagian akbar lapangan kerja yang terdapat pada suatu wilayah diciptakan oleh bisnis mini dan menengah. Namun usaha mini juga rentan terhadap ketidakstabilan, yang terutama berkaitan dengan pasar serta kapital, walaupun secara umum dibandingkan sektor skala besar , bisnis mini dan menengah lebih tangguh menghadapi krisis ekonomi. Pemerintah wilayah perlu berupaya supaya konjungtur ekonomi tidak berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha kecil.

d. Meningkatkan Daya Saing Pengusaha Daerah
Kualitas taktik pembangunan ekonomi daerah bisa dilihat berdasarkan apa yg akan dilakukan pemerintah wilayah dalam menyiapkan pengusaha-pengusaha pada daerahnya menghadapi persaingan dunia. Globalisasi (atau penduniaan) akan semakin menghipnotis perkembangan ekonomi daerah dengan berlakunya perjanjian AFTA, APEC serta lain-lain. Mau nir mau, siap atau tidak siap perdagangan bebas akan menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat pada seluruh wilayah. Upaya buat menyiapkan pengusaha wilayah oleh sebab itu perlu dilakukan. Pengusaha dari negara maju telah siap atau disiapkan semenjak lama . Pengusaha wilayah jua perlu diberitahu konsekuensi langsung berdasarkan ketidaksiapan menghadapi perdagangan bebas. Saat ini, pengusaha lokal mungkin masih bisa meminta pengertian manajer pasar swalayan buat menerima tempat guna menjual produksinya. Tahun depan, sanggup nir terdapat toleransi buat produksi lokal yg nir lebih murah, nir lebih berkualitas dan tidak lebih tetap pasokannya. 

Meningkatkan daya saing adalah dengan menaikkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan khusus wajib ditinggalkan. Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun bertahap. Pengembangan produk yang sukses merupakan yang berorientasi pasar, ini berarti pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha untuk selalu mempertinggi efisiensi teknis serta irit. Peraturan perdagangan internasional wajib diperkenalkan serta diterapkan. Perlu terdapat upaya terencana supaya setiap pejabat pemerinah wilayah mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, buat bisa mendorong pengusaha-pengusaha daerah sebagai pemain-pemain yang tangguh pada perdagangan bebas, baik dalam lingkup wilayah, nasional maupun internasional.

e. Membentuk Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi
Membentuk ruang khusus buat kegiatan ekonomi akan lebih langsung menggerakkan kegiatan ekonomi. Pemerintah wilayah perlu berusaha mengantisipasi daerah-tempat mana yang bisa ditumbuhkan menjadi sentra-sentra perekonomian daerah. Kawasan-tempat yang strategis serta cepat tumbuh ini bisa berupa tempat yg telah menunjukkan tanda-indikasi aglomerasi, misalnya sentra-sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan; klaster industri, dsb. Kawasan cepat tumbuh juga dapat berupa daerah yg sengaja dibangun buat memanfaatkan potensi SDA yang belum diolah, misalnya yang dulu dikembangkan menggunakan sistim permukiman transmigrasi. Kawasan-tempat ini perlu dikenali serta selanjutnya ditumbuhkan dengan berbagai upaya pengembangan aktivitas ekonomi, misalnya pengadaan terminal agribisnis, pengerasan jalan, pelatihan usaha, kenaikan pangkat dsb. Pengembangan daerah-kawasan strategis dan cepat tumbuh ini perlu dilakukan bersamaan dengan upaya peningkatan keterampilan, pengembangan bisnis, dan penguatan keberdayaan warga

MAKALAH PERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.LatarBelakang


 Sektor pertanian merupakan andalan untukmeningkatkan kesejahteraan sebagian warga Indonesia lantaran sebagian besarmasyarakat Indonesia tinggal di desa dan bekerja pada sektor pertanian. Di lihatdari kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian secara makro terjadipenurunan, di mana kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada tahun 201015,3 %, kemudian turun sebagai 14,7 % . Di tinjau dari luas panen padi tahun2010 sebesar 13.253.450 ha, lalu turun sebagai 13.203.643 ha dalam 2011.sedangkan menurut produksi padi pada tahun 2010 sebanyak 66.469.394 ton, kemudianturun menjadi 65.756.904 ton padi tahun 2011. Dan dari taraf produktifitaspadi pada tahun 2010 sebanyak 50,15 (ku/ha), kemudian turun menjadi 49,80(ku/ha) pada tahun 2011. Fenomena ekonomi ini menaruh isyarat terjadinyatransformasi ekonomi dalam perekonomian Indonesia secara makro baik secaravertikal juga horisontal.

 Dengan menurunnya taraf produktifitas, luasarea huma pertanian yang secara tidak pribadi menurunkan tingkat produksipertanian khususnya dalam produksi padi. Dengan latar belakang tadi penulismengkaji sektor pertanian secara generik dengan menitikberatkan pada pertarungan,kebijakan dan taktik dalam produksi pangan khususnya produksi padi. Kitaketahui sektor pertanian ditopang sang subsektor lainnya, yakni sektorperkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan dan tanaman pangan, di manasektor tanaman pangan yang sebagai prioritas lantaran termasuk pada kategorikebutuhan primer, maka nir heran bila setiap negara khususnya negaraIndonesia yang adalah negara agraris setiap tahun berupaya untukmemaksimalkan sektor ini. Namun, kita sedikit bersedih karena sektor tersebutbukan sektor primer yg menyumbang pada laju pertumbuhan PDB. Hal ini menandakanadanya transformasi dari sektor pertanian menuju sektor terkini yg berartilahan pertanian semakin sempit lantaran pesatnya peertumbuhan serta pembangunangedung-gedung. Keadaan tadi wajib disikapi menggunakan segera mungkin menurut pusathingga wilayah, dari pejabat hingga rakyat agar tidak bertambahmasyarakat yangmelarat dikarenakan pemerintah yang sibuk dengan rapat tanpa ada tindakperbuat.

2.RumusanMasalah

a.apayang dimaksud menggunakan sektor pertanian ? Dan apa saja subsektornya ?
b.bagaimanaperkembangan dan peranan sektor pertanian terhadap perekonomian ?
c.apaproblema sektor pertanian ? Serta upaya buat mengatasinya ?
d.bagaimanakontribusi kebijakan serta strategi pada pengembangan sektor pertanian ?



3.Tujuan

a.Mengetahui pengertian serta ruang lingkupsektor pertanian bersama kontribusinya pada perekonomian.
b.Mempelajari perkembangan dan peranan sektorpertanian terhadap perekonomian
c.Mampu menganalisis pertarungan dalam sektorpertanian dan bisa mencari solusinya.
d.Mampu menilai, menimbang seberapa besarpengaruh kebijakan dan strategi pada sektor pertanian.


BAB II
PEMBAHASAN


1.Pengertian dan Lingkup Sektor Pertanian

Sektor pertanianyang dimaksudkan dalam konsep pendapatan nasional menurut lapangan bisnis atausektor produksi adalah pertanian pada arti luas yg meliputi lima subsektoryaitu :

a.subsektorTanaman Pangan

Subsektortanaman pangan tak jarang diklaim subsektor pertanian masyarakat karena flora panganbiasanya diusahakan sang rakyat.


b.subsektorPerkebunan

Subsektorperkebunan dibedakkan atas perkebunan warga dan perkebunan besar . Yangdimaksud dengan perkebunan rakyat artinya : Perkebunan yang diusahakan sendirioleh masyarakat atau warga biasanya dalam skala kecil-kecilan dan denganteknologi yg sederhana. Perkebunan besar artinya semua aktivitas perkebunan yangdijalankan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan berbadan hukum.

c.subsektorKehutanan

Subsektorkehutanan terdiri atas 3 macam kegiatan yaitu : Penebangan kayu, Pengambilanhasil hutan lain, dan perburuan.

d.subsektorPeternakan

Subsektorpeternakan meliputi kegiatan beternak itu sendiri dan pengusahaanhasil-hasilnya yang meliputi produksi ternak-ternak akbar dan kecil dan hasilpemotongan hewan.

e.subsektorPerikanan

Subsektor perikananmeliputi semua output kegiatan perikanan bahari, perairan umum, dan pengolahansederhana atas produk-produk perikanan ( pengeringan serta pengasinan )





2.Perkembangan serta Peranan Sektor PertanianDalam Perekonomian

Sektor pertanianhingga sekarang masih sebagai sumber mata pencaharian primer sebagian besar pendudukIndonesia, pola perkembangan sektor pertanian Indonesia ditempuh melalui 3kemungkinan pola atau jalur :

1.jalur kapitalistik , yakni melalui pengembanganusaha tani- usaha tani berskala akbar dan melibatkan satuan-satuan yangberskala mini .
2.jalur sosialistik, yakni melalui pembentukanusaha tani kolektif berskala besar yg diprakarsai oleh negara.
3.jalur koperasi semi kapitalistik yakni melaluipembinaan usaha tani- usaha tani kecil padat modal yang digalang pada suatukoperasi nasional dibawah pengelolaan negara.

Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2007- 2010
Sektor - Subsektor
2007
2008
2009*
2010**
Sektor Pertanian
3,47
4,83
3,98
2,86

- Tanaman Pangan

3,35
6,06
4,97
1,81

- Perkebunan

4,55
3,67
1,84
2,51

- Peternakan

2,36
3,52
3,45
4,06

- Kehutanan

-0,83
-0,03
1,82
2,07

- Perikanan

5,39
5,07
4,16
5,87
       Ket : * Angka Sementara
               ** Angka Sangat Sementara

Dari tabeldiatas dapat ditinjau bahwa tingkat laju tumbuh sektor pertanian pada membentukPDB dalam tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen sedangkan padatahun 2009 mengalami penurunan sebanyak 1,53 persen serta 1,12 persen pada tahun2010 berdasarkan perhitungan ad interim.

Salah satu teoriyang menyebutkan peranan sektor pertanian pada perekonomian adalah teoripetumbuhan ekonomi contoh lewis tentang proses tranformasi pembangunan ekonomidi negara berkembang. Teori petumbuhan ekonomi lewis diasumsikan bahwa terdapatkelebihan jumlah tenaa kerja serta perekonomian terdiridari sektor industri(kapitalis) dan sektor pertanian atau disebut dengan sektor subsisten. Sektorekonomi pertanian dicirikan menggunakan sektor yang menaruh taraf produktifitas( marginal physical produck ) relatif lebih rendah daripada sektorindustri lantaran jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian lebihbanyak dengan tingkat keterampilan lebih rendah dibandingkan yg bekerja disektor industri. Adapun menurut Kuznet sektor pertanian sanggup menghasilkansurplus atau neraca pembayaran lantaran sumbangannya terhadap ekspor maupunpengembangan produk substitusi impor dan perluasan sektor non pertanian melaluipenyediaan pangan serta bahan standar bagi industry pengolahan.

Peranan pentingpertanian antara lain adalah :

1.menyediakan kebutuhan bahan pangan yangdiperlukan masyarakat buat mengklaim ketahanan pangan.
2.menyediakan bahan standar industri.
3.sebagai pasar potensial bagi produk-produk yangdihasilkan industri.
4.sumber energi kerja dan pembentukan kapital yangdiperlukan bagi pembangunan sektor lain.
5.sumber perolehan devisa (Kuznets, 1964)
6.mengurangi taraf kemiskinan dan peningkatanketahanan pangan
7.menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarianlingkungan.


3.Problematika Sektor Pertanian

Sebagian besarpetani pada Indonesia mengkategorikan sebagai petani gurem, menggunakan penguasaan assetproduksi minimal dan jauh menurut memadai buat suatu usaha yang layak bagipemenuhan pendapatan keluarga . Dari keadaan ini tercermin bahwa peningkatankesejahteraan petani tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan dalam hasilpertaniannya. Upaya-upaya peningkatan pendapatan petani menurut bisnis tani yangdiusahakan perlu di masukkan menggunakan pendapatan yg diperoleh berdasarkan bisnis ataubekerja pada luar usaha tani atau di luar sektor pertanian.
Fenomena ekspansi sektor indutri mendorong terjadinya prosestransformasi ekonomi berdasarkan sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Prosestransformasi ini akan berhenti manakala tingkat upah pada sektor pertanianmendekati tingkat upah di sektor industri.
Fenomena inimenyebabkan luas huma pertanian produktif relatif semakin sempit karenaterjadinya alih fungsi lahan berdasarkan lahan pertanian buat kebutuhan pemukimanindustry infrakstruktur jalan dll. Ledakan jumlah penduduk menyebabkan krisisterhadap tersedianya huma pertanian karna terjadinya alih fungsi lahan yangkecendrungan semakin meningkat menurut ketika ke waktu dan menimbulkan persoalanpengangguran tersembunyi atau pengangguran tak kentara suatu keadaan yangditimbulkan lantaran petani semakin kehilangan huma pertanian dan dalam jangkapanjang kkrisis sektor pertanian akan mengakibatkan terjadinya kemiskinan dipedesaan.
Namun yang perludi kritisi adalah bahwa peningkatan produksi pertanian lebih banyak karenaupaya intensifikasi pertanian melalui panen dua atau 3 kali setahun danekstentifikasi pertanian menggunakan memperluas huma pertanian sementara relatifmasih sedikit yang berkaitan menggunakan upaya aplikasi teknologi. Hal ini cukupmerisaukan lantaran tekanan kebutuhan lahan yg relatif tinggi menyebabkan lahanpertanian semakin termarginalkan dan bergeser ke wilayah yang tingkatproduktifitasnya lebih rendah. Implikasi yang ditimbulkan dari kenyataan iniadalah terjadinya penurunan serta perlambatan produksi pertanian khususnyaproduksi padi.

Adapun kendalayang dihadapi pada pengembangan pertanian khususnya petani skala kecilantaralain:

1.lemahnyastruktur permodalan dan akses terhadap asal permodalan
Salah satufaktor produksi penting dalam bisnis tani adalah kapital. Besar-kecilnya kalausaha tani yg dilakukan tergantung berdasarkan pemilikan modal. Secara umumpemilikan kapital petani masih relatif mini , karena kapital ini umumnya bersumberdari penyisihan pendapatan bisnis tani sebelumnya. Untuk memodali bisnis taniselanjutnya petani terpaksa memilih alternatif lain, yaitu meminjam uang padaorang lain yg lebih sanggup (pedagang) atau segala kebutuhan usaha tani diambildulu menurut toko menggunakan perjanjian pembayarannya sehabis panen. Kondisi sepertiinilah yg mengakibatkan petani tak jarang terjerat pada sistem pinjaman yg secaraekonomi merugikan pihak petani.

2.ketersediaanlahan dan perkara kesuburan tanah.
Kesuburan tanahsebagai faktor produksi utama dalam pertanian. Permasalahannya bukan sajamenyangkut makin terbatasnya huma yang bisa dimanfaatkan petani, namun jugaberkaitan menggunakan perubahan perilaku petani pada berusaha tani.

3.pengadaandan penyaluran sarana produksi.
Sarana produksisangat diperlukan pada proses produksi buat menerima hasil yg memuaskan.pengadaan sarana produksi itu bukan hanya menyangkut ketersediaannya dalamjumlah yang cukup, namun yg lebih penting merupakan jenis serta kualitasnya.


4.terbatasnyakemampuan dalam penguasaan teknologi.
Usaha pertanianmerupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu tertentu. Dalam prosestersebut akan terakumulasi berbagai faktor produksi serta sarana produksi yang merupakanfaktor masukan produksi yg diharapkan dalam proses tadi buat mendapatkankeluaran yg diinginkan.

5.lemahnyaorganisasi dan manajemen bisnis tani.
Organisasimerupakan wadah yang sangat krusial pada warga , terutama kaitannya denganpenyampaian keterangan (top down) serta panyaluran inspirasi (bottom up)para anggotanya.


6.kurangnyakuantitas dan kualitas sumberdaya insan buat sektor agribisnis.
Petani merupakansumberdaya insan yang memegang peranan penting dalam memilih keberhasilansuatu kegiatan bisnis tani, karena petani merupakan pekerja dan sekaligusmanajer pada usaha tani itu sendiri.


4.Kebijakan dan Strategi PengembanganSektor Pertanian

Masa depresiekonomi tahun 1930-an adalah awal kebijakan pengendalian eksklusif hargaberas oleh pemerintah penjajahan belanda. Awal tahun 1933 pemerintahmengeluarkan kebijakan pembatasan impor beras melalui cara lesensidanpengawasan harga secara pribadi. Sekitar tahun 1939 dibuat badanpemerintah yg bertugas melaksanakan supervisi terhadap produksi danpemasaran beras yaitu stichting het voedingsmidlendsfonts (VMF) pada masa ordelama kebijakan pangan dilakukan pemerintah dalam bentuk hadiah gaji sebagianberupa beras menggunakan tujuan mempertahankan pendapatan riil warga . Padatahun 1952 dimuntahkan acara kesejahteraan kasimo buat mencapai tujuanswasembada pangan. Pada tahun 1959 digulirkan acara padi sentral untukmewujudkan sasaran swasembada pangan tetapi acara ini gagal. Pada tahun 1963diselenggarakan program penyuluhan pertanian yaitu BIMAS melalui panca usahatani yaitu penggunaan dan pengendalian air yg baik, penggunaan bibit unggul ,penggunaan pupuk serta pestisida yg rasional, cara bercocok tanam yg tepatdan forum koperasi yg bertenaga.

Pada tahun 1966pemerintah menggulirkan acara KOLOGNAS ( Komando Logistik Nasional ) yaitusuatu badan yang bertugas buat menangani kasus distribusi bahan kebutuhanpokok dan diberi wewenang tambahan yaitu menyalurkan dana kredit pertaniankepada peserta BIMAS melalui gubernur serta bupati. Pada tahun 1967 terjadikrisis beras sehingga melahirkan acara bisnis intensifikasi masalah (INMAS)yang berhasil mendorong peningkatan produksi beras namun nir diikuti denganpeningkatan kesejahteraan petani lantaran harga gabah lebih rendah dibandingharga saprodi sehingga mengurangi intensif petani buat menanam lahanpertanian. Hal ini mendorong keluarnya Rumus Tani yaitu kebijakanpengendalian harga beras wajib sekitar sama menggunakan harga pupuk supaya petanidapat terus berproduksi dan menaikkan tingkat kesejahteraannya. Pada 14 Mei1967 lahirlah Badan Urusan Logistik (Bulog), yang berfungsi sebagai agenpembeli beras tunggal. Berdirinya Bulog sejak awal diproyeksikan buat menjagaketahanan pangan Indonesia melalui dua mekanisme yakni stabilisasi harga berasdan pengadaan bulanan buat PNS serta militer. Pada Repelita 1 dan dua (1969-1979),Bulog menerima tambahan tugas menjadi manajemen stok penyangga pangan nasionaldan penggunaan neraca pangan nasional menjadi baku ketahanan pangan. Pada1971, Bulog jua memiliki tugas menjadi pengimpor gula serta gandum. Pada 1973,lahirlah Serikat Petani Indonesia (SPI). Untuk mencapai swasembada beras pada1974, dikeluarkanlah Revolusi Hijau oleh Soeharto. Namun Revolusi Hijau telahmenyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi serta sosial pedesaan. Sebab, ternyataRevolusi Hijau hanyalah menguntungkan petaniyang memiliki tanah lebih darisetengah hektare, serta petani kaya pada pedesaan, dan penyelenggara negara ditingkat pedesaan.

Pada 1977, Bulogmendapat tugas tambahan balik , yakni menjadi kontrol impor kedelai. Hingga1978 ditetapkanlah harga dasar jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.pada Repelita tiga dan 4 Orde Baru, kebijakan pangan menurut swasembada beras beralihke swasembada pangan. Dalam 1984 Indonesia mencapai level swasembada pangan danmendapat medali berdasarkan Food and Agriculture Organization (FAO). Indonesiadinyatakan sanggup mandiri pada memenuhi kebutuhan beras atau mencapaiswasembada pangan. Pada Repelita lima, 6, serta 7 rezim pemerintahan Soeharto,kebijakan pangan kembali ke swasembada beras. Tahun 1995, para pegawai Bulogdianugrahi penghargaan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pada 1997, fungsiBulog ditetapkan hanya buat mengontrol harga beras dan gula pasir. Penyempitanperan Bulog balik terjadi pada 1998, yakni hanya berfungsi menjadi pengontrolberas. Masa reformasi pada rezim pemerintahaan Habibie tahun 1998/1999, keadaanekonomi Indonesia memburuk, krisis moneter terjadi. Utang negara menggelembung,warga miskin membengkak jumlahnya mencapai lebih berdasarkan 30 juta orang. Penjualanpesawat IPTN (dahulu Industri Pesawat Terbang Nurtanio) dilakukan buat ditukardengan beras ketan Thailand. Kebijakan swasembada beras masih berlangsunghingga era pemerintahan Gus Dur. Pada 2000, tugas Bulog ditekankan untukmengatur logistik beras, mulai menurut penyediaan, distribusi, hingga kontrolharga.

Setelah masatransisi usai, bergantilah ke pemerintahaan Megawati tahun 2000-2004. Selamaempat tahun kepemimpinan Megawati, penjiplakkan kebijakan swasembada panganterus dilakukan. Statement Megawati yg terkenal merupakan ''tidak terdapat pilihanlain kecuali swasembada''. Fakta menandakan bahwa produksi pangan Indonesiatahun 2004 sanggup menaruh output yang menggembirakan, hampir menyamai era1984. Perbedaannya, keberhasilan swasembada beras tahun 1984 itu dicapaimelalui kerja keras bertahun-tahun menggunakan aneka upaya pembangunan sepertiirigasi, penyuluhan, atau bimbingan masyarakat, pembangunan pabrik pupuk,pemberdayaan petani melalui KUT, KUD, dan lain sebagainya. Lain halnya dengankeberhasilan swasembada beras pada tahun 2004 yg lebih banyak dipicu olehmembaiknya harga beras di pasar internasional yang melonjak amat drastis, dari165 dolar AS/ton tahun  1998 sebagai 270dolar Alaihi Salam/ton tahun 2005. Pada pemerintahan Megawati pula melarang impor berasdengan dikeluarkannya Inpres No 9/2002 yg berlaku semenjak Januari 2003 hinggasetahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Efek positifnya,produksi beras mengalami peningkatan.

Saat ini,pemerintahan SBY tetapkan kebijakan Revitalisasi Pertanian yg dicanangkanJuni 2005. Dalam kebijakan itu menetapkan sasaran swasembada gula tercapai tahun2008, swasembada daging 2010 serta swasembada kedelai 2015. Revitalisasipertanian adalah sebuah komitmen buat meningkatkan pendapatan pertanian,pembangunan agribisnis yg bisa menyerap tenaga kerja dan swasembada beras,jagung, dan palawija.namun sehubungan menggunakan melonjaknya harga kebutuhanpokok dalam awal 2008, maka pemerintah akhirnya mengumumkan paket kebijakanpangan buat komoditi beras, minyak goreng, kedelai serta terigu dalam rangkamenstabilkan gejolak harga ke taraf wajar. Pemerintah juga memberikan subsidipangan sebesar Rp 3,6 triliun. Yakni buat penambahan aturan raskin Rp 2,6triliun dengan volume raskin 5 kg per rumah tangga, melanjutkan operasi pasarminyak goreng Rp 0,5 triliun, serta penyusunan program bantuan eksklusif kepadaperajin tempe memahami sebanyak Rp 0,5 triliun. Selanjutnya pelaksanaan dariKebijakan Umum Ketahanan Pangan (KUKP) 2010-2014 yang telah dibuat pemerintahharus dilakukan secara mengikat. Apabila KUKP tidak diterapkan secara mengikatmaka tidak akan terjadi sebuah perubahan yang signifikan pada mengatasipersoalan kerawanan pangan.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Untuk mewujudkan sektor pertanian yang maju, terbaru, berdaya saing, danmampu memberikan kesejahteraan bagi para pelakunya diperlukan upaya-upaya yangterstruktur dan terukur. Beberapa upaya yg sudah dilakukan buat peningkatanproduksi pangan diantaranya :

1.penyusunan Roadmap Peningkatan Produksi BerasNasional (P2BN) menuju surplus beras 10 juta ton dalam tahun 2014.
2.audit lahan sawah di pulau Jawa.
3.peningkatan produktifitas melalui peningkatanmutu benih.
4.gerakan peningkatan Produksi Pangan BerbasisKorporasi ( GP3K ).
5.penelitian dan pelepasan varietas unggul.
6.introduksi teknologi pupuk berimbang.
7.perluasan areal tanam.
8.penyuluhan dan pendampingan.

Dalam rangka memilih taktik dan kebijakan pertanian dan panganpada masa depan kiranya perlu mempertimbangkan beberapa aspek berikut :

1.strategi pengembangn pertanian pada sektor hululebih di orientasikan dalam pengembangan yg berbasis pasar serta agribisnismodern sehingga terkait dengan bidang lainnya seperti penyediaan bibit unggul yangmemadai, perluasan subsidi pupuk, aplikasi dan pemantauan kredit pertanianyang murah, teknik serta manajemen pertanian yg profesional.
2.mekanisme penunjukkan rekanan impor beras harusdilakukan secara transparan agar tercapai taraf harga yg rasional ditingkat konsumen tanpa merugikan petani.
3.kebijakan diversifikasi produk pangan melaluisosialisasi dengan pendekatan ekonomi sehingga bisa mendorong motivasi petanimenanam jenis tanaman alternatif selain beras.
4.pembangunan sektor pertanian harus dilakukansecara terintegrasi dengan pembangunan di wilayah perdesaan dalam kerangkapembangunan kesejahteraaan masyarakat petani di desa.