PENGERTIAN PENGADAAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Pengadaan Menurut Para Ahli
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 Pasal
1, pengadaan barang/jasa merupakan bisnis atau kegiatan pengadaan barang atau jasa yg dibutuhkan sang instansi pemerintah yg meliputi: pengadaan barang, Jasa Pemborongan, Jasa Konsultasi dan jasa lainnya.

Pengertian Pengadaan juga diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan serta Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia dan Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan gabah, pengadaan pada negeri merupakan gabah yg dibeli sang pemerintah berupa Gabah Kering Giling produksi dalam negeri yang sudah memenuhi persyaratan sebagaimana yang dipengaruhi pada Pasal dua ayat 1

Pengertian Pengadaan juga diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia serta Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan beras, pengadaan dalam negeri merupakan beras yg dibeli sang pemerintah, berupa beras giling produksi dalam negeri yang sudah memenuhi persyaratan sebagaimana yg dipengaruhi pada pasal dua ayat 2 Pengertian pengadaan tetapi sang pemerintah, pengertiannya tertuang pada Keputusan Presiden Tahun 2003 tentang pedoman aplikasi pengadaan Barang/Jasa Bab 1 pasal 1, pengadaan barang/jasa pemerintah adalah aktivitas pengadaan barang/jasa yg dibiayai menggunakan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan swakelola maupun sang penyedia barang/jasa.

Dari Penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pengadaan merupakan Barang atau Jasa yang dibeli sang Pemerintah/Badan/Perusahaan. Untuk Barang yg bisa ditinjau secara fisik, batasan pengadaan tersebut biasanya digambarkan berupa Kuantitas jumlah Barang. Untuk membeli barang atau jasa, maka Pemerintah/Badan/Perusahaan melakukan pengorbanan berupa membayar harga pengadaan dengan sejumlah uang.

Sistem Pull dan Sistem Push
Hitt (2005, P 95), Pengadaan dilakukan buat membeli input yg dibutuhkan buat memproduksi produk perusahaan. Input yg dibeli meliputi barang-barang yg dikonsumsi penuh sepanjang produksi produk (contohnya, bahan baku serta perlengkapan) jua aktiva tetap – mesin, alat-alat laboratorium, peralatan kantor serta bangunan.

Kembali Hitt (2005, P 123) menerangkan, bahwa pengadaan mencangkup sistem dan mekanisme.

Maka Dalam perkembangan sistem persediaan, yang istilahnya sebenarnya hampir dapat kita samakan menggunakan pengadaan, terdapat 2 sistem yg ada. Sistem itu dinamakan Sistem Pull (Sistem Tarik) dan Sistem Push (Sistem dorong).

Bagi Render (2001, P392), Konsep pada belakang JIT merupakan sistem “tarik”. JIT merupakan sebuah sistem tarik yang menghasilkan satu unit kemudian ditarik ke tempat yang memerlukannya ketika diperlukan. Pada sistem dorong, pesanan ditumpuk di departemen pemrosesan supaya bisa dikerjakan pada satu kesempatan.

PENGERTIAN PENGADAAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Pengadaan Menurut Para Ahli
Sesuai menggunakan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 Pasal
1, pengadaan barang/jasa merupakan usaha atau aktivitas pengadaan barang atau jasa yg dibutuhkan sang instansi pemerintah yang mencakup: pengadaan barang, Jasa Pemborongan, Jasa Konsultasi dan jasa lainnya.

Pengertian Pengadaan pula diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia serta Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan gabah, pengadaan pada negeri adalah gabah yang dibeli oleh pemerintah berupa Gabah Kering Giling produksi dalam negeri yg sudah memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan pada Pasal 2 ayat 1

Pengertian Pengadaan juga diperjelas Dalam Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia serta Kepala Bagian Urusan Logistik No: 01/SKB/BPPHP/TP.830/2003 Tanggal 16 Januari 2003 KEP 07/UP/01/2003 pasal 1 dalam hal pengadaan beras, pengadaan dalam negeri adalah beras yg dibeli oleh pemerintah, berupa beras giling produksi dalam negeri yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana yg ditentukan pada pasal 2 ayat 2 Pengertian pengadaan tetapi oleh pemerintah, pengertiannya tertuang dalam Keputusan Presiden Tahun 2003 mengenai pedoman aplikasi pengadaan Barang/Jasa Bab 1 pasal 1, pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

Dari Penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pengadaan adalah Barang atau Jasa yg dibeli oleh Pemerintah/Badan/Perusahaan. Untuk Barang yang bisa dicermati secara fisik, batasan pengadaan tadi umumnya digambarkan berupa Kuantitas jumlah Barang. Untuk membeli barang atau jasa, maka Pemerintah/Badan/Perusahaan melakukan pengorbanan berupa membayar harga pengadaan dengan sejumlah uang.

Sistem Pull dan Sistem Push
Hitt (2005, P 95), Pengadaan dilakukan untuk membeli input yang dibutuhkan buat memproduksi produk perusahaan. Input yg dibeli mencakup barang-barang yang dikonsumsi penuh sepanjang produksi produk (contohnya, bahan standar serta perlengkapan) pula aktiva tetap – mesin, peralatan laboratorium, peralatan kantor dan bangunan.

Kembali Hitt (2005, P 123) memberitahuakn, bahwa pengadaan mencangkup sistem dan prosedur.

Maka Dalam perkembangan sistem persediaan, yg istilahnya sebenarnya hampir bisa kita samakan dengan pengadaan, masih ada 2 sistem yang terdapat. Sistem itu dinamakan Sistem Pull (Sistem Tarik) dan Sistem Push (Sistem dorong).

Bagi Render (2001, P392), Konsep di belakang JIT merupakan sistem “tarik”. JIT adalah sebuah sistem tarik yg menghasilkan satu unit lalu ditarik ke tempat yg memerlukannya ketika diperlukan. Pada sistem dorong, pesanan ditumpuk pada departemen pemrosesan agar dapat dikerjakan pada satu kesempatan.

PENGERTIAN PROCUREMENT PENGADAAN BARANG MENURUT PARA AHLI

Pengertian Procurement (Pengadaan Barang) Menurut Para Ahli
Pengertian mengenai procurement:
  1. Procurement merupakan aktivitas yang krusial dalam mempertahankan kelangsungan hayati perusahaan, terutama dalam industri manufaktur.
  2. Procurement merupakan proses buat mendapatkan barang dan jasa dengan kemungkinan pengeluaran yang terbaik, dalam kualitas serta kuantitas yang sempurna, ketika yg sempurna, dan pada tempat yang tepat buat membentuk laba atau kegunaan secara langsung bagi pemerintah, perusahaan atau bagi eksklusif yg dilakukan melalui sebuah kontrak.
  3. Procurement dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu secara procurement yang sederhana dan procurement yang lebih kompleks. Procurement yang sederhana adalah nir memiliki hal lain kecuali pembelian atau permintaan yg berulang-ulang, sedangkan procurement lebih kompleks yaitu bisa mencakup pencarian supplier pada jangka saat yg panjang atau tetap secara fundamental yang telah berkomitmen menggunakan satu organisasi.
Procurement dari beberapa para ahli:
1. Weele (2010)
Procurement is the acquisition of goods or services. It is favorable that the goods or services are appropriate and that they are procured at the best possible cost to meet the needs of the purchaser in terms of quality and quantity, time, and location.

Pendapat di atas sekitar memiliki arti: bahwa Pengadaan merupakan perolehan barang atau jasa. Hal ini menguntungkan bahwa barang atau jasa yg sempurna dan bahwa mereka yg dibeli menggunakan porto terbaik buat memenuhi kebutuhan pembeli pada hal kualitas dan kuantitas, saat serta lokasi.

2. Christopher & Schooner (2007)
Pengadaan atau procurement adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif serta efisien sinkron menggunakan kebutuhan serta impian penggunanya.

Dari pengertian pada atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang serta jasa atau procurement adalah suatu kegiatan buat menerima barang dan jasa yg diperlukan sang perusahaan dilihat menurut kebutuhan dan penggunaannnya, serta dilihat menurut kualitas, kuantitas, waktu pengiriman serta harga yg terjangkau.

Prinsip Dalam Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut Budiharjo Hardjowijono serta Hayie Muhammad (2008) pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yg dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi serta akuntabilitas.

1. Efisiensi 
Prinsip efisiensi pada pengadaan barang serta jasa adalah menggunakan memakai asal daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa pada jumlah, kualitas yg diharapkan, serta diperoleh pada ketika yg optimal.

2. Efektif 
Prinsip efektif pada pengadaan barang serta jasa adalah dengan asal daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa yg mempunyai nilai manfaat dengan tinggi-tingginya.

3. Persaingan Sehat
Prinsip persaingan yg sehat dalam pengadaan barang dan jasa merupakan adanya persaingan antar calon penyedia barang dan jasa menurut etika dan norma pengadaan yg berlaku, nir terjadi kecurangan dan praktek KKN (Korupsi, Kolusi serta Nepotisme).

4. Terbuka
Prinsip terbuka pada pengadaan barang dan jasa merupakan menaruh kesempatan kepada semua penyedia barang serta jasa yg kompeten buat mengikuti pengadaan.

5. Transparansi 
Prinsip transparansi pada pengadaan barang serta jasa merupakan hadiah warta yang lengkap mengenai anggaran aplikasi pengadaan barang dan jasa pada semua calon penyedia barang serta jasa yang berminat dan warga .

6. Tidak Diskriminatif 
Prinsip tidak diskriminatif dalam pengadaan barang dan jasa merupakan anugerah perlakuan yg sama pada seluruh calon penyedia barang dan jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang serta jasa.

7. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa adalah pertanggungjawaban aplikasi pengadaan barang dan jasa kepada para pihak yg terkait dan warga dari etika, kebiasaan, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yg berlaku.

Metode Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut Turban (2010, p251) setiap perusahaan menggunakan metode yg tidak sama pada memperoleh produk serta jasa yang tergantung apa serta dimana mereka membeli, kuantitas yg diperlukan, berapa jumlah uang yg terpakai dan sebagainya. Metode procurement antara lain yaitu:
  1. Membeli menurut manufaktur, penjual grosir atau pengecer dari katalog-katalog mereka serta adanya negosiasi.
  2. Membeli melalui katalog yg terhubung menggunakan memeriksa katalog penjual atau membeli melalui mal-harta benda industri.
  3. Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalog-katalog vendor termasuk konvensi harga.
  4. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana pemasok bersaing menggunakan yg lainnya. Metode ini dipakai buat pmbelian pada jumlah akbar.
  5. Membeli berdasarkan situs pelelangan dimana organisasi berpartisipasi sebagai keliru satu pembeli.
  6. Bergabung dengan suatu kelompok sistem pembeli dimana mengusut permintaan partisipasi, membentuk jumlah besar , lalu gerombolan ini bisa menegosiasikan harga.
  7. Berkolaborasi menggunakan pemasok untuk berbagi fakta mengenai penjualan serta persediaan, sebagai akibatnya bisa mengurangi persediaan, stock out dan menaikkan ketepatan pengiriman.
Tugas Dan Tanggung Jawab Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut Moch. Mizanul Achlaq (2011) tugas dari bagian pengadaan barang merupakan menyediakan barang maupun jasa dengan harga yg murah, berkualitas dan terkirim sempurna saat. Tugas-tugas bagian pengadaan barang nir terbatas hanya pada aktivitas rutin pembelian.

Tugas-tugas bagian pengadaan barang dan jasa merupakan sebagai berikut:
1. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.
a. Hubungan menggunakan supplier mampu bersifat kemitraan jangka panjang juga interaksi transaksional jangka pendek.

2. Memilih supplier.
a. Kegiatan menentukan supplier mampu memakan waktu dan asal daya yg tidak sedikit.
b. Kesulitan akan lebih tinggi jika supplier yg akan dipilih berada pada mancanegara.
c. Supplier yg berpotensi buat menjalin interaksi jangka panjang, proses pemilihan ini sanggup melibatkan penilaian awal, mengundang mereka buat presentasi, kunjungan lapangan serta sebagainya.
d. Pemilihan supplier harus sejalan dengan strategi supply chain.

3. Memilih serta mengimplentasikan teknologi yg cocok.
a. Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi.
b. Teknologi yg lebih tradisional serta wajar dipakai adalah telepon serta fax.
c. Saat ini poly perusahaan yg menggunakan electronic procurement(e-procurement) yaitu aplikasi internet buat kegiatan pengadaan.

4. Memelihara data item yg diperlukan serta data supplier.
a. Bagian pengadaan harus mempunyai data yg lengkap mengenai item-item yg dibutuhkan maupun data tentang supplier mereka.
b. Beberapa data supplier yg penting buat dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing menurut supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, pengiriman, kinerja masa kemudian, serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi misalnya ISO.

5. Melakukan proses pembelian.
a. Proses pembelian bisa dilakukan menggunakan beberapa cara, contohnya pembelian rutin serta pembelian dengan melalui tender atau lelang.
b. Pembelian rutin serta pembelian menggunakan tender melewati proses-proses yang tidak selaras.

6. Mengevaluasi kinerja supplier
a. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai masukan bagi supplier buat menaikkan kinerja mereka.
b. Kinerja yang dipakai buat menilai supplier seharusnya mencerminkan strategi supplay chain dan jenis barang yg dibeli.

PENGERTIAN PROCUREMENT PENGADAAN BARANG MENURUT PARA AHLI

Pengertian Procurement (Pengadaan Barang) Menurut Para Ahli
Pengertian tentang procurement:
  1. Procurement merupakan kegiatan yang krusial pada mempertahankan kelangsungan hayati perusahaan, terutama dalam industri manufaktur.
  2. Procurement merupakan proses buat mendapatkan barang dan jasa menggunakan kemungkinan pengeluaran yang terbaik, pada kualitas serta kuantitas yang tepat, saat yang sempurna, serta pada loka yg sempurna untuk menghasilkan laba atau kegunaan secara pribadi bagi pemerintah, perusahaan atau bagi pribadi yg dilakukan melalui sebuah kontrak.
  3. Procurement dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu secara procurement yg sederhana dan procurement yg lebih kompleks. Procurement yg sederhana adalah nir mempunyai hal lain kecuali pembelian atau permintaan yg berulang-ulang, sedangkan procurement lebih kompleks yaitu dapat meliputi pencarian supplier dalam jangka waktu yang panjang atau tetap secara fundamental yang telah berkomitmen dengan satu organisasi.
Procurement menurut beberapa para pakar:
1. Weele (2010)
Procurement is the acquisition of goods or services. It is favorable that the goods or services are appropriate and that they are procured at the best possible cost to meet the needs of the purchaser in terms of quality and quantity, time, and location.

Pendapat pada atas lebih kurang mempunyai arti: bahwa Pengadaan adalah perolehan barang atau jasa. Hal ini menguntungkan bahwa barang atau jasa yg sempurna serta bahwa mereka yg dibeli menggunakan porto terbaik untuk memenuhi kebutuhan pembeli pada hal kualitas serta kuantitas, saat serta lokasi.

2. Christopher & Schooner (2007)
Pengadaan atau procurement merupakan kegiatan buat mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif serta efisien sinkron menggunakan kebutuhan serta keinginan penggunanya.

Dari pengertian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa pengadaan barang dan jasa atau procurement adalah suatu aktivitas buat menerima barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan ditinjau menurut kebutuhan serta penggunaannnya, dan dipandang menurut kualitas, kuantitas, ketika pengiriman dan harga yang terjangkau.

Prinsip Dalam Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut Budiharjo Hardjowijono serta Hayie Muhammad (2008) pengadaan barang serta jasa wajib dilaksanakan menurut prinsip-prinsip pengadaan yang dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan, transpraransi, tidak subordinat serta akuntabilitas.

1. Efisiensi 
Prinsip efisiensi pada pengadaan barang serta jasa merupakan menggunakan memakai asal daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa dalam jumlah, kualitas yang dibutuhkan, serta diperoleh pada waktu yang optimal.

2. Efektif 
Prinsip efektif pada pengadaan barang serta jasa merupakan dengan asal daya yang tersedia diperoleh barang serta jasa yg memiliki nilai manfaat dengan tinggi-tingginya.

3. Persaingan Sehat
Prinsip persaingan yg sehat pada pengadaan barang serta jasa adalah adanya persaingan antar calon penyedia barang dan jasa berdasarkan etika dan kebiasaan pengadaan yang berlaku, nir terjadi kecurangan serta praktek KKN (Korupsi, Kolusi serta Nepotisme).

4. Terbuka
Prinsip terbuka dalam pengadaan barang dan jasa merupakan memberikan kesempatan kepada semua penyedia barang serta jasa yang kompeten buat mengikuti pengadaan.

5. Transparansi 
Prinsip transparansi pada pengadaan barang dan jasa merupakan hadiah informasi yang lengkap tentang aturan pelaksanaan pengadaan barang serta jasa kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat dan warga .

6. Tidak Diskriminatif 
Prinsip tidak diskriminatif pada pengadaan barang serta jasa merupakan pemberian perlakuan yg sama kepada seluruh calon penyedia barang serta jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang serta jasa.

7. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas dalam pengadaan barang serta jasa merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan pengadaan barang serta jasa kepada para pihak yang terkait dan warga berdasarkan etika, norma, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yg berlaku.

Metode Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut Turban (2010, p251) setiap perusahaan menggunakan metode yg tidak sinkron pada memperoleh produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yg dibutuhkan, berapa jumlah uang yg terpakai dan sebagainya. Metode procurement antara lain yaitu:
  1. Membeli berdasarkan manufaktur, penjual grosir atau pengecer menurut katalog-katalog mereka serta adanya negosiasi.
  2. Membeli melalui katalog yang terhubung menggunakan memeriksa katalog penjual atau membeli melalui mal-mal industri.
  3. Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalog-katalog vendor termasuk konvensi harga.
  4. Mengadakan penawaran tender berdasarkan sistem dimana pemasok bersaing menggunakan yg lainnya. Metode ini digunakan buat pmbelian dalam jumlah besar .
  5. Membeli dari situs pelelangan dimana organisasi berpartisipasi sebagai salah satu pembeli.
  6. Bergabung menggunakan suatu gerombolan sistem pembeli dimana menyelidiki permintaan partisipasi, membentuk jumlah akbar, kemudian grup ini bisa menegosiasikan harga.
  7. Berkolaborasi dengan pemasok buat berbagi berita tentang penjualan serta persediaan, sehingga dapat mengurangi persediaan, stock out serta menaikkan ketepatan pengiriman.
Tugas Dan Tanggung Jawab Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut Moch. Mizanul Achlaq (2011) tugas berdasarkan bagian pengadaan barang adalah menyediakan barang juga jasa dengan harga yg murah, berkualitas serta terkirim sempurna saat. Tugas-tugas bagian pengadaan barang nir terbatas hanya pada aktivitas rutin pembelian.

Tugas-tugas bagian pengadaan barang serta jasa merupakan sebagai berikut:
1. Merancang interaksi yang sempurna dengan supplier.
a. Hubungan menggunakan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun interaksi transaksional jangka pendek.

2. Memilih supplier.
a. Kegiatan memilih supplier sanggup memakan ketika serta sumber daya yang tidak sedikit.
b. Kesulitan akan lebih tinggi jika supplier yg akan dipilih berada di mancanegara.
c. Supplier yang berpotensi untuk menjalin interaksi jangka panjang, proses pemilihan ini sanggup melibatkan penilaian awal, mengundang mereka buat presentasi, kunjungan lapangan serta sebagainya.
d. Pemilihan supplier harus sejalan dengan taktik supply chain.

3. Memilih serta mengimplentasikan teknologi yg cocok.
a. Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi.
b. Teknologi yg lebih tradisional serta wajar dipakai adalah telepon dan fax.
c. Saat ini poly perusahaan yg memakai electronic procurement(e-procurement) yaitu pelaksanaan internet buat kegiatan pengadaan.

4. Memelihara data item yang diperlukan dan data supplier.
a. Bagian pengadaan wajib mempunyai data yg lengkap tentang item-item yang diperlukan maupun data tentang supplier mereka.
b. Beberapa data supplier yang penting buat dimiliki adalah nama serta alamat masing-masing dari supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, pengiriman, kinerja masa kemudian, dan kualifikasi supplier termasuk pula kualifikasi seperti ISO.

5. Melakukan proses pembelian.
a. Proses pembelian mampu dilakukan menggunakan beberapa cara, misalnya pembelian rutin dan pembelian menggunakan melalui tender atau lelang.
b. Pembelian rutin dan pembelian menggunakan tender melewati proses-proses yang tidak sama.

6. Mengevaluasi kinerja supplier
a. Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier buat menaikkan kinerja mereka.
b. Kinerja yang dipakai buat menilai supplier seharusnya mencerminkan taktik supplay chain dan jenis barang yang dibeli.

PENGERTIAN HARGA MENURUT PARA AHLI

Pengertian Harga Menurut Para Ahli
Menurut Pepadri (2002, P15), harga merupakan sejumlah uang yg ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang diperdagangkan serta sesuatu yg lain yg diadakan perusahaan buat memuaskan hasrat konsumen dan adalah salah satu faktor penting pada pengambilan keputusan pembelian.

Sahid (2002, P41), Harga adalah yg mencerminkan porto yg sebenarnya buat suatu aktivitas atau produk tertentu.
S Eddy (2002, P 32) Secara spesifik pasal 1457 BW memuat pengertian mengenai jual beli menjadi suatu persetujuan menggunakan mana pihak yg satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan ,dan pihak lain buat membayar harga yang telah dijanjikan.

Dari penerangan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa harga adalah pengorbanan berupa sejumlah uang yg harus dibayarkan oleh konsumen terhadap barang atau jasa yg telah didapatkan sang perusahaan yg bisa mencerminkan juga biaya yang dimuntahkan perusahaan buat menghasilkan barang atau jasa tersebut.

1. Pengertian Inflasi
Menurut Boediono (2001, P155) Definisi singkat menurut inflasi adalah kecenderungan menurut harga-harga buat menaik secara umum serta terus menerus. Perlu diingat, bahwa kenaikkan yg dimaksud pada sini bukan asal menurut satu atau dua barang saja. Kenaikkan yang dimaksud merupakan kenaikkan menurut sebagian besar berdasarkan barang-barang yg lain.

Berdasarkan pendapat McEachern (2001, P488) Inflasi merupakan kenaikan terus menerus pada taraf harga rata-homogen pada perekonomian Harsono (2000, P2) Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yg sama sekali tidak menghipnotis pendapatan seorang.

Simpulan peneliti Inflasi adalah kecenderungan kenaikkan harga barang-barang pada taraf homogen-homogen secara umum dan terus menerus. Hal tersebut pula nir menghipnotis pendapatan seorang.

2. Macam Inflasi
Ada banyak sekali cara mengolongkan macam inflasi serta pengolongan yang kita pilih tergantung dengan pemakaian kita.

Menurut Boediono (2001, P156) Penggolongan pertama berdasarkan atas “parah” tidaknya inflasi tersebut. Di sini kita bedakan beberapa macam inflasi:
1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang ( antara 10% - 30 % setahun)
3. Inflasi berat ( antara 30 – 100 % setahun)
4. Hiperinflasi ( di atas 100 % setahun)

Pendapat lain Boediono (2001, P156) Penggolongan kedua atas dasar sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar ini kita membedakannya menurut 2 macam inflasi:

1. Demand Inflation
Inflasi yg ditimbulkan sang rakyat yang terlalu kuat melakukan permintaan barang.
Teori Inflasi tersebut dipertegas melalui hukum permintaan McEachern (2001, P42), semakin tinggi harganya, semakin mini jumlah barang yang diminta; semakin rendah harganya, semakin besar jumlah barang yg diminta.

Beranjak dari pernyataan tadi dapat disimpulkan, naiknya pendapatan masyarakatlah yg akhirnya menciptakan mereka merasa memiliki kemampuan membeli daripada sebelumnya. Barang yg tadinya mungkin di persepsi mahal, sebagai lebih murah. Dalam hal ini nir terjadi penurunan harga, namun harga yg terdapat di pasar tadi tampak seolah- olah turun dampak kenaikkan pendapatan tersebut.

2. Cost Inflation
Istilah Cost Inflation terdapat yang menyebutnya pula sebagai Supply inflation. Cost
Inflation, merupakan inflasi yang ditimbulkan oleh naiknya ongkos produksi.

Bagi Boediono (2001, P158) penggolongan yg ketiga adalah menurut dari berdasarkan inflasi. Dibedakan menjadi:
1. Domestic Inflation, inflasi yang asal menurut pada negeri
2. Imported Inflation, inflasi yg berasal menurut luar negeri

3. Persepsi Harga
Menurut Pepadri (2002: p16), dalam ketika konsumen melakukan evaluasi serta penilaian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi sang konduite oleh konsumen sendiri.

Sementara konduite konsumen dari Kotler (2000, p135), ditentukan 4 aspek utama yaitu budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan, syarat ekonomi) dan psikologi(motivasi, persepsi, percaya).

Sedangkan balik berdasarkan Pepadri (2002, P17) yg mengutip berdasarkan Shiftman serta Kanuk, pengertian persepsi adalah suatu proses menurut seseorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan dan menterjemahkannya stimulus-stimulus atau liputan yang tiba sebagai suatu gambaran yg menyeluruh. Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja berdasarkan setiap individu tidaklah sama, lantaran tergantung berdasarkan persepsi individu yg dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.

Simpulan peneliti setiap konsumen memiliki persepsi sendiri terhadap Harga Barang juga jasa yang asalnya dari keterangan yang tiba menjadi suatu gambaran secara menyeluruh.

4. Persepsi Harga Terhadap Nilai
Pepadri (2002, P17), pengertian menurut perceived value merupakan penilaian menyeluruh dari kegunaan suatu produk yg didasari oleh persepsi konsumen terhadap sejumlah manfaat yang akan diterima dibandingkan menggunakan pengorbanan yg dilakukan atau secara generik dipikirkan konsumen value (nilai).

5. Persepsi Harga terhadap nilai pada pasar Oligopoli
Dalam industri manufaktur, pengadaan bahan baku diharapkan perolehannya gampang dan relatif murah. Alasannya buat mencapai profit yang poly, perlu dicapainya efisiensi, sehingga bahan baku buat produksi yang melibatkan variable cost selain perlunya memutuskan posisi kepemimpinan porto, Porter (2000, P113) posisi biaya : Tingkat pengupayaan buat memperoleh posisi porto rendah dalam pabrik dan distribusi melalui investasi dalam fasilitas serta peralatan yg memperkecil biaya

Namun, penetapan harga yang umumnya bertemu pada titik ekuilibrium, yang mana terjadi permintaan dan penawaran hingga tercapainya transaksi karena adanya kesepakatan harga nir berlaku untuk jenis pasar yang selain persaingan sempurna. Dalam pasar monopoli, harga ditetapkan oleh pembuat. Karena dia punya posisi yang sangat menguntungkan. Dimana konsumen tidak mempunyai hak banyak dalam pasar tadi.

Dalam Pasar Oligopoli, pasar yg masih ada sedikit penjual dan banyak pembeli. Pada jenis pasar tersebut, besar kemungkinan terjadi persaingan buat menerima bahan baku. Dengan catatan, tersedianya bahan baku yang terdapat nir mampu mencukupi semua kebutuhan industri yg membutuhkannya. Maka yg terjadi seperti menggunakan sebuah pelelangan. Bagi industri yang bisa meminta dengan harga yang lebih tinggi, maka kemungkinan dialah yang akan mendapatkan bahan standar tadi. Jadi, harga di sini bukan ditentukan sang penjual lagi, melainkan pembeli.

Dapat saja, lantaran kelangkaan tadi, penjual memilih harga. Namun, di Indonesia, terdapat undang-undang yg mengatur bahwa nir diperbolehkannya konspirasi antar penjual buat menetapkan harga.

Untuk penentuan harga yang dilakukan oleh pembeli, dalam hal ini industri, nir terdapat faktor harga pasaran yg berlaku untuk penentuannya. Dalam pasar oligopoly, kita tidak tahu industri lain menentukan taraf harga berapa untuk mendapatkan supplynya tersebut. Tetapi jelas kita akan memahami bahwa harga beli bahan baku tadi seharusnya sudah naik, jika supply yang kita dapatkan telah berkurang berdasarkan penetapan harga beli pertama tadi.

Melalui gambaran pada atas, kita dapat simpulkan bahwa harga bukan menjadi faktor masalah utama, tentunya industri yang melakukan hal tadi cukup modal buat melakukannya. Yang sebagai nilai pada sini merupakan seberapa banyak supply yang mampu dihasilkan melalui harga tadi. Perlunya poly supply terkait menggunakan terpenuhinya kebutuhan konsumen, setelah input supply tadi diproses menjadi output.

Bila kita kaitkan dengan proses produksi, waktu bahan baku yang didapat kurang berdasarkan kapasitas yg terjadi per harinya, maka kasus yg mampu ada merupakan kemacetan produksi. Hal tersebut mampu jadi adalah pekerja yg menganggur dsb.

PENGERTIAN HARGA MENURUT PARA AHLI

Pengertian Harga Menurut Para Ahli
Menurut Pepadri (2002, P15), harga merupakan sejumlah uang yg dipengaruhi perusahaan menjadi imbalan barang atau jasa yg diperdagangkan dan sesuatu yg lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan harapan konsumen serta merupakan keliru satu faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian.

Sahid (2002, P41), Harga merupakan yg mencerminkan biaya yang sebenarnya buat suatu kegiatan atau produk eksklusif.
S Eddy (2002, P 32) Secara khusus pasal 1457 BW memuat pengertian tentang jual beli sebagai suatu persetujuan menggunakan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya buat menyerahkan suatu kebendaan ,dan pihak lain buat membayar harga yang sudah dijanjikan.

Dari penerangan pada atas, peneliti menyimpulkan bahwa harga merupakan pengorbanan berupa sejumlah uang yg wajib dibayarkan sang konsumen terhadap barang atau jasa yg sudah dihasilkan sang perusahaan yang mampu mencerminkan juga porto yg dimuntahkan perusahaan buat menghasilkan barang atau jasa tadi.

1. Pengertian Inflasi
Menurut Boediono (2001, P155) Definisi singkat dari inflasi merupakan kesamaan menurut harga-harga buat menaik secara umum serta terus menerus. Perlu diingat, bahwa kenaikkan yang dimaksud di sini bukan berasal dari satu atau 2 barang saja. Kenaikkan yg dimaksud merupakan kenaikkan dari sebagian akbar berdasarkan barang-barang yg lain.

Berdasarkan pendapat McEachern (2001, P488) Inflasi merupakan kenaikan terus menerus dalam taraf harga rata-rata pada perekonomian Harsono (2000, P2) Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yg sama sekali tidak menghipnotis pendapatan seseorang.

Simpulan peneliti Inflasi adalah kesamaan kenaikkan harga barang-barang dalam tingkat homogen-homogen secara generik dan terus menerus. Hal tadi jua nir menghipnotis pendapatan seseorang.

2. Macam Inflasi
Ada berbagai cara mengolongkan macam inflasi dan pengolongan yg kita pilih tergantung dengan pemakaian kita.

Menurut Boediono (2001, P156) Penggolongan pertama berdasarkan atas “parah” tidaknya inflasi tadi. Di sini kita bedakan beberapa macam inflasi:
1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang ( antara 10% - 30 % setahun)
3. Inflasi berat ( antara 30 – 100 % setahun)
4. Hiperinflasi ( di atas 100 % setahun)

Pendapat lain Boediono (2001, P156) Penggolongan ke 2 atas dasar sebab musabab awal berdasarkan inflasi. Atas dasar ini kita membedakannya menurut 2 macam inflasi:

1. Demand Inflation
Inflasi yang ditimbulkan sang masyarakat yg terlalu kuat melakukan permintaan barang.
Teori Inflasi tersebut dipertegas melalui hukum permintaan McEachern (2001, P42), semakin tinggi harganya, semakin mini jumlah barang yang diminta; semakin rendah harganya, semakin besar jumlah barang yg diminta.

Beranjak berdasarkan pernyataan tadi bisa disimpulkan, naiknya pendapatan masyarakatlah yang akhirnya membuat mereka merasa memiliki kemampuan membeli daripada sebelumnya. Barang yg tadinya mungkin pada persepsi mahal, sebagai lebih murah. Dalam hal ini tidak terjadi penurunan harga, namun harga yang ada di pasar tersebut tampak seolah- olah turun dampak kenaikkan pendapatan tersebut.

2. Cost Inflation
Istilah Cost Inflation ada yg menyebutnya jua menjadi Supply inflation. Cost
Inflation, adalah inflasi yg disebabkan sang naiknya ongkos produksi.

Bagi Boediono (2001, P158) penggolongan yang ketiga merupakan berdasarkan berasal menurut inflasi. Dibedakan menjadi:
1. Domestic Inflation, inflasi yg dari dari dalam negeri
2. Imported Inflation, inflasi yg berasal dari luar negeri

3. Persepsi Harga
Menurut Pepadri (2002: p16), pada waktu konsumen melakukan penilaian dan evaluasi terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi sang konduite oleh konsumen sendiri.

Sementara konduite konsumen berdasarkan Kotler (2000, p135), ditentukan 4 aspek primer yaitu budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan, syarat ekonomi) serta psikologi(motivasi, persepsi, percaya).

Sedangkan kembali dari Pepadri (2002, P17) yg mengutip berdasarkan Shiftman dan Kanuk, pengertian persepsi adalah suatu proses berdasarkan seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan dan menterjemahkannya stimulus-stimulus atau informasi yang tiba sebagai suatu gambaran yg menyeluruh. Dengan demikian evaluasi terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja berdasarkan setiap individu tidaklah sama, karena tergantung dari persepsi individu yg dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan serta syarat individu.

Simpulan peneliti setiap konsumen mempunyai persepsi sendiri terhadap Harga Barang juga jasa yg asalnya dari liputan yg tiba sebagai suatu citra secara menyeluruh.

4. Persepsi Harga Terhadap Nilai
Pepadri (2002, P17), pengertian dari perceived value adalah penilaian menyeluruh berdasarkan kegunaan suatu produk yg didasari sang persepsi konsumen terhadap sejumlah manfaat yg akan diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan atau secara umum dipikirkan konsumen value (nilai).

5. Persepsi Harga terhadap nilai dalam pasar Oligopoli
Dalam industri manufaktur, pengadaan bahan baku diharapkan perolehannya mudah dan relatif murah. Alasannya buat mencapai profit yg poly, perlu dicapainya efisiensi, sebagai akibatnya bahan standar buat produksi yang melibatkan variable cost selain perlunya menetapkan posisi kepemimpinan porto, Porter (2000, P113) posisi porto: Tingkat pengupayaan buat memperoleh posisi biaya rendah dalam pabrik serta distribusi melalui investasi dalam fasilitas serta peralatan yang memperkecil biaya

Namun, penetapan harga yg umumnya bertemu pada titik ekuilibrium, yg mana terjadi permintaan serta penawaran sampai tercapainya transaksi lantaran adanya konvensi harga tidak berlaku buat jenis pasar yg selain persaingan sempurna. Dalam pasar monopoli, harga ditetapkan oleh penghasil. Karena beliau punya posisi yg sangat menguntungkan. Dimana konsumen nir mempunyai hak banyak dalam pasar tersebut.

Dalam Pasar Oligopoli, pasar yg masih ada sedikit penjual dan poly pembeli. Pada jenis pasar tersebut, akbar kemungkinan terjadi persaingan buat mendapatkan bahan baku. Dengan catatan, tersedianya bahan baku yang ada tidak sanggup mencukupi seluruh kebutuhan industri yang membutuhkannya. Maka yang terjadi seperti dengan sebuah pelelangan. Bagi industri yg bisa meminta menggunakan harga yang lebih tinggi, maka kemungkinan dialah yang akan menerima bahan baku tadi. Jadi, harga di sini bukan dipengaruhi oleh penjual lagi, melainkan pembeli.

Dapat saja, karena kelangkaan tersebut, penjual memilih harga. Namun, di Indonesia, terdapat undang-undang yg mengatur bahwa tidak diperbolehkannya konspirasi antar penjual buat tetapkan harga.

Untuk penentuan harga yang dilakukan sang pembeli, dalam hal ini industri, nir ada faktor harga pasaran yg berlaku untuk penentuannya. Dalam pasar oligopoly, kita tidak memahami industri lain menentukan tingkat harga berapa buat mendapatkan supplynya tadi. Namun kentara kita akan tahu bahwa harga beli bahan baku tadi seharusnya telah naik, jika supply yg kita dapatkan sudah berkurang menurut penetapan harga beli pertama tersebut.

Melalui citra di atas, kita bisa simpulkan bahwa harga bukan sebagai faktor masalah primer, tentunya industri yang melakukan hal tersebut relatif kapital buat melakukannya. Yang sebagai nilai di sini merupakan seberapa poly supply yg bisa dihasilkan melalui harga tersebut. Perlunya banyak supply terkait menggunakan terpenuhinya kebutuhan konsumen, selesainya input supply tersebut diproses menjadi output.

Bila kita kaitkan dengan proses produksi, waktu bahan standar yg didapat kurang dari kapasitas yg terjadi per harinya, maka masalah yg sanggup timbul adalah kemacetan produksi. Hal tersebut bisa jadi adalah pekerja yang menganggur dsb.

PENGERTIAN PURCHASING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Purchasing Menurut Para Ahli
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian adalah salah satu fungsi yang krusial pada berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab buat menerima kuantitas dan kualitas bahan-bahan yg tersedia dalam waktu dibutuhkan menggunakan harga yang sesuai menggunakan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap aplikasi fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana pada persediaan serta kelancaran arus bahan ke pada pabrik.

Sedangkan menurut Mulyadi (2007,p.711) kegiatan pada proses pembelian barang adalah:
1. Permintaan pembelian
2. Pemilihan pemasok
3. Penempatan order pembelian
4. Penerimaan barang, dan
5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembelian adalah contoh suatu aktivitas yang adalah satuan pekerjaan yg ditujukan buat memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sesuai dengan spesifikasi serta jadwal sebagaimana yg dibutuhkan oleh pemakai barang. Penerimaan barang adalah contoh kegiatan tentang penerimaan kiriman dari pemasok menjadi dampak adanya order pembelian yang dibuat oleh bagian pembelian.

Beberapa pengertian mengenai pembelian (Purchasing):
1. Purchasing merupakan aktivitas pengadaan barang atau jasa buat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan primer menurut purchasing department adalah buat menjaga kualitas serta nilai dari produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran modal yang digunakan buat penyediaan stok barang, menjaga genre barang masuk dan barang keluar, serta memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan. Purchasing pula sanggup dikatakan dalam penerimaan serta pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), menciptakan penawaran dan mencari barang, penilaian penawaran, pemeriksaan atas barang yg diterima serta mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yg sempurna.
2. Purchasing dapat diartikan menjadi usaha buat memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan sang perusahaan serta dapat diterima tepat pada waktunya menggunakan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan.
3. Purchasing merupakan galat satu fungsi primer diantara fungsi-fungsi penting lainnya yg terdapat didalam suatu perusahaan atau perhotelan, seperti: administrasi, pembukuan, penjualan serta pemasaran. Pembelian sudah banyak didefinisikan oleh para ahli dengan meninjau sudut pandang yg tidak sama namun pada dasarnya memiliki pengertian yang sama.

Dari pengertian pada atas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian adalah suatu bisnis pada memenuhi kebutuhan atas barang serta jasa yang diharapkan oleh perusahaan menggunakan melihat kualitas atau mutu, kuantitas berdasarkan barang yg dikirim, serta harga dan saat pengiriman yg tepat.

Purchasing Department
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p2) purchasing department merupakan tempat atau pusat dilakukannya transaksi pembelian segala jenis barang keperluan operasional hotel, sebagai akibatnya bagian pembelian ini acapkali dikatakan sebagai sentra pembelian pada perusahaan atau hotel yg bersangkutan. Bagian pembelian sebagai sub bagian menurut departemen akunting, yang bertugas membeli semua jenis barang keperluan operasional hotel, baik barang buat disimpan digudang menjadi barang persediaan, juga barang yang langsung digunakan oleh bagian yang meminta. Barang yang dibeli serta pribadi disimpan digudang disebut menggunakan stock items, sedangkan barang-barang yang dibeli dan kemudian eksklusif diambil serta dikonsumsi sang bagian atau departemen yang memesan barang tersebut dianggap dengan direct use items atau direct used purchased. 

Bagian pembelian pada sebuah hotel, dianggap sebagai galat satu bagian yg berperan sangat krusial pada ikut memilih kelangsungan hidup hotel itu sendiri, lantaran menggunakan menerapkan sistem serta mekanisme yg dimiliki oleh pengelola atau staf bagian pembelian, akan berpengaruh besar pula terhadap keuntunganyang akan diperoleh sang perusahaan atau hotel tadi. Yang ialah menggunakan keahlian mereka saat membeli barang dengan harga paling murah serta menggunakan kualitas bahan yg baku, sehingga sehabis diolah oleh bagian dapur akan mampu dijual dengan harga yg sinkron atau baku berdasarkan perhitungan standard cost percent kepada tamu hotel, sebagai akibatnya laba yg diperoleh akan lebih besar . Hal-hal krusial yg wajib diperhatikan dalam proses pembelian bahan makanan merupakan dengan memperhatikan kualitas produk dan menggunakan harga yg serendah-rendahnya.

Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan agar mekanisme pembelian barang dapat berjalan menggunakan efektif adalah:
  1. Dibutuhkan staf bagian pembelian yg memenuhi syarat yaitu staf yang jujur, adil terhadap semua supplier dan nir mau diajak kongkalikong sang supplier dari pihak manapun. Disamping itu, wajib mengetahui tentang dari menurut barang atau bahan yg akan dibeli, karakteristik dari bahan yg akan dibeli, cara penyimpanan dari barang yang akan dibeli, tahu cara memilih atau menyeleksi bahan serta spesifikasi barang atau bahan yang akan dibeli.
  2. Adanya pedoman yg digunakan sang staf bagian pembelian pada membeli bahan kuliner yang dikenal dengan istilah standard purchase specification yg meliputi mengenai kualitas barang, ukuran, berat, dan lain sebagainya. Dokumen standard purchase specification terutama barang atau bahan kuliner perlu disiapkan dan dimengerti benar buat dipakai menjadi pegangan sang staf bagian pembelian, staf bagian penerima barang serta tentu jua oleh pihak supplier sebagai perusahaan pemasok barang atau bahan.
  3. Penggunaan metode serta mekanisme pembelian yang efektif yaitu pada proses pembelian bahan makanan supaya diusahakan tidak terlalu banyak mempergunakan formulir-formulir yang dapat merusak kelancaran proses pembelian barang itu sendiri.
Target Bagian Pembelian
Menurut Nyoman Suarsana dalam buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi pada Perhotelan dan Restoran (2007, p23) menjadi bagian yg relatif penting pada sebuah hotel, bagian pembelian menggunakan ke tiga sub bagiannya sudah tentu dalam melakukan pekerjaannya mempunyai target atau target pada setiap kegiatannya yang berhubungan dengan transaksi pembelian barang keperluan operasional hotel. Target atau sasaran yang dimaksud merupakan pada proses pembelian barang untuk persediaan digudang, juga pembelian buat memenuhi permintaan barang sang bagian lain, semenjak pembuatan purchase requisition sampai sebagai purchase order, kapan barang akan dikirim ke hotel serta berapa usang proses yang diperlukan.

Untuk mencapai target itu, bagian pembelian diperlukan sebuah analisa dan perhitungan yg matang dan selanjutnya secara transparan dapat diinformasikan halangan-halangan yg terjadi selama proses pembelian pada bagian-bagian yg meminta barang. Dengan menaruh warta yg baik serta akurat, maka nantinya nir jadi bahan pertanyaan oleh bagian atau departemen yang bersangkutan. Untuk mengantisipasi agar barang tiba tepat pada waktunya, sesuai menggunakan lepas permintaan, maka bagian pembelian perlu buat menaruh penjelasan kepada kepala bagian lainnya atau department heads, misalnya :
1. Front Office Department
2. Food & Beverage Department
3. Housekeeping Department
4. Engineering Department
5. Dan department lainnya

Dalam melakukan pengisian purchase requisition khususnya barang-barang yang berupa spare part dengan spesifikasinya eksklusif dan bahan kuliner terutama makanan imported dan makanan musiman, supaya bagian yg meminta barang bisa mengetahui dan memahami waktu atau proses dan lepas pengirimannya. Dengan mengetahui berapa usang waktu pengiriman barang jenis spare part atau barang-barang musiman dengan spesifikasi tertentu, maka kepada bagian misalnya engineering dan bagian dapur yang memerlukan barang-barang tadi dapat menciptakan perencanaan serta jadwal pembelian barang dengan lebih tepat waktu atau lebih awal. Artinya agar nir meminta barang keperluan operasional yang spesifik pada waktu keadaan sudah sangat kritis atau krusial yg biasa diklaim dengan last minute order.

Teknik Membeli Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p25) bagian pembelian oleh manajemen atau pemilik perusahaan diberikan kepercayaan buat membeli barang-barang keperluan operasional hotel. Untuk mendapatkan barang-barang akan dibeli bagian pembelian harus memiliki cara atau teknik tertentu, dimana dengan teknik yg dimiliki tujuannya merupakan buat mendapatkan harga beli barang yg paling murah dan dengan kualitas barang yg paling baik. Selain itu dibutuhkan teknik membeli barang yg lain, misalnya melakukan pendekatan pada supplier, yaitu bagaimana caranya supaya supplier yang tadinya nir bersedia buat mengantarkan barang dagangannya ke hotel, namun selesainya melakukan pendekatan dan dengan teknik-teknik eksklusif, dalam akhirnya supplier bersedia buat mengantarkan barang-barang pesanan yang krusial, walaupun kondisi pembayarannya dilakukan secara kredit.

Sistem Atau Cara Pembelian Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p27) didalam bagian pembelian terdapat beberapa sistem atau cara pembelian barang dalam sebuah hotel yaitu:

1. Sistem Kontrak
Sistem atau pembelian barang buat bahan makanan terutama jenis sayuran, buah-buahan serta kuliner yang musiman adalah dengan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan dengan satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan dalam mengenai kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat kontrak buat bahan kuliner sanggup mencapai tiga atau 6 bulan serta pembayarannya tetap dilakukuan setiap bulan.

2. Sistem Harian serta Bulanan
Pihak perusahaan atau hotel mampu menggunakan bebas membeli barang-barang keperluannya menurut beberapa supplier atau berdasarkan beberapa toko pasar swalayan yg ada disekitarnya. Dengan cara seperti ini pihak hotel nir perlu melakukan sebuah analisa yg terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier buat dipilih. Cukup dengan berbelanja dalam toko terdekat, toko swalayan bahkan pasar tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan maupun secara utang bulanan. Tetapi sistem serta prosedurnya wajib permanen sama yaitu menggunakan mencari kabar dimana toko atau supermarket dan pasar yg kualitas serta harga barangnya paling murah.

3. Pembelian secara kontan
Di bagian pembelian sebuah hotel pada biasanya menyiapkan uang kas yang jumlahnya nir terlalu poly yg disebut dengan kas mini atau petty cash. Kas kecil ini dipergunakan buat membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan kuliner keperluan dapur yg seringkali diminta secara mendadak. Pembelian menggunakan cara kontan dengan menggunakan kas kecil dilakukan buat membeli bahan kuliner atau minuman dalam jumlah yang tidak terlalu poly. Hal seperti ini acapkali dilakukan dalam ketika gudang atau bagian dapur kehabisan bahan kuliner yang sangat diperlukan dalam ketika itu pula. Pembelian secara kontan tidak dapat dilakukan setiap hari, namun hanya dilakukan apabila keadaan sangat mendesak dan disinilah peranan seseorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat diharapkan kemampuannya.

Prinsip Dalam Purchasing (Pembelian)
Menurut Indrajit serta Djokopranoto (2009) prinsip merupakan hal utama yg dijadikan pedoman pada melakukan sesuatu, sang karenanya, yang dimaksud menggunakan prinsip-prinsip pembelian adalah hal-hal utama pada aplikasi fungsi pembelian yang perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian atau bagian pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan buat dirinya sendiri, tetapi terutama buat organisasi lain, yaitu organisasi produksi, atau fabrikasi, atau marketing atau lainnya. Fungsi pembelian diadakan buat melayani atau menunjang organisasi lain tadi. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya wajib sedemikian rupa sehingga juga berorientasi dalam kegiatan penunjang misalnya yang ditugaskan tadi serta prinsip kerja dari fungsi pembelian wajib diatur agar sanggup menaruh donasi yg besar bagi keberhasilan perusahaan.

Prinsip dari purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price adalah nilai suatu barang yg dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang generik berlaku dalam waktu serta syarat pembelian dilakukan.

2. The Right Quantity
Jumlah yg tepat bisa dikatakan menjadi suatu jumlah yang benar-benar diperlukan sang suatu perusahaan atau perhotelan pada ketika eksklusif.

3. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali diperlukan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena bila terdapat persediaan barang tentunya terdapat porto perawatan barang tadi.

4. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang yg dibeli dikirimkan atau diserahkan dalam loka yang dikehendaki sang pembeli.

5. The Right Quality
The right quality merupakan mutu barang yg dibutuhkan sang suatu perusahaan sinkron dengan ketentuan yg sudah didesain yang paling menguntungkan perusahaan.

6. The Right Source
The right source mengandung pengertian bahwa barang asal berdasarkan sumber yang sempurna. Sumber dikatakan tepat jika memenuhi prinsip-prinsip yg lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity.

Tugas Dan Tanggung Jawab Purchasing (Pembelian)
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.228) tanggung jawab bagian pembelian berbeda - beda menurut setiap perusahaan tergantung dalam luasnya aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tadi. Tanggung jawab bagian pembelian diantaranya adalah:
  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar planning operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut dalam tingkat harga yang perusahaan akan sanggup bersaing pada memasarkan produknya.
  2. Bertanggung jawab atas usaha-bisnis buat bisa mengikuti perkembangan bahan - bahan baru yg bisa mengguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga serta faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
  3. Bertanggung jawab untuk meminimalisasi investasi atau menaikkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam perusahaan dalam jumlah yang cukup buat memenuhi kebutuhan produksi.
  4. Bertanggung jawab atas aktivitas penelitian dengan menilik data dan perkembangan pasar, disparitas sumber-sumber penawaran (supply) serta menilik produk supplier buat mengetahui kapasitasnya dan kemampuan buat memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  5. Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli selesainya diterima serta bertanggung jawab atas supervisi persediaan. 
Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian pada memenuhi tanggung jawab diantaranya adalah:
  1. Membuat dan mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke supplier, agar proses pembelian bisa berjalan dengan baik sinkron menggunakan jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.
  2. Melakukan input porto- biaya yg muncul buat pengiriman barang yang dibebankan pada penerima barang.
  3. Membuat laporan bulanan buat pembelian serta outstanding PO, buat sebagai bahan fakta bagi atasan pada pengambilan keputusan.
  4. Melakukan pembelian alat-indera , barang, seperti office supplies, supaya tersedia sinkron menggunakan yang diharapkan oleh setiap departemen.
  5. Setiap nama barang atau item yang ada pada pada PR (Purchase Requisition ) harus menciptakan perbandingan harga (quotation) paling sedikit tiga supplier buat pembelian indera-indera, barang, obat dan lain-lain, yg nantinya akan dilampirkan kedalam PR tersebut.
  6. Membuat perbandingan harga buat sayuran, butir-buahan, daging, poultry, seafood, dairy serta groceries yg selau dilakukan setiap bulannya.
  7. Mencari kualitas barang dan harga barang buat keseluruhan PR berdasarkan setiap department yg tidak sama.
  8. Bertanggung jawab atas kelancaran pesanan, pengiriman serta pengembalian pembelian barang.
  9. Menjaga komunikasi yg terbuka serta efektif antara departemen lainnya.
  10. Menjaga komunikasi serta hubungan yg baik menggunakan supplier.

Standart Operational Procedure Purchasing pada ATRIA HOTEL (SOP)
  1. Make sure that the a procedure of tiga (three) quotes for every purchase in process every requisitions through purchasing division is implemented. The exception of this rule is only for a single agent.
  2. Price quotation from vendors should be attached as supporting documents to purchase requisition form and purchase order form.
  3. No orders should be placed to suppliers without completed requisition forms and purchase order.
  4. Cash purchase is allowed as long as there is prior approval from financial controller or chief accounting and it’s depend on cash float budgeted for purchasing. There are procedures for bath cash float and cash advance and it should be acknowledged by financial controller or chief accounting.
  5. If there is a recommendation vendor from other department head which proposed more expensive price upon purchasing price comparison, therefore should be attached with a form which we called it as a preferred form. Purchasing manager will issue the purchase order to recommended vendor which mentioned on the preferred form as long as get approval form financial controller and general manager.
  6. Monthly price comparison for fruits and vegetables should be implemented and copies of it should be given to executive chef, cost control, receiving and financial controller of chief accounting.
  7. Regular price comparison for beef, fish, processed meat or fish, poultry, groceries should be implemented (could be weekly, bi weekly, monthly depend on period agreed by both parties).
  8. Daily market list should be prepared through computer system (VHP), manual daily market list is not recommended.
  9. Daily market list should approved by executive chef, cost controller, purchasing manager and financial controller or chief accounting.
  10. To emphasize in processing every purchase request form or requisitions on priority scale.
  11. Maintain an efficient and effective administration system, such as purchase order, purchase requisition, quotations, capex, petty cash purchases.
  12. Check daily purchase summary (receiving report) which prepared by the receiving clerk to control that every received articles are same as mentioned on purchase order both quantity and price.
  13. Keep maintain good communication and good relationship with suppliers and coordinate sponsorship programs when required.
  14. Check missing delivery of daily market list articles to receiving latest by 12.00 noon daily, so if there are articles which needed urgently by chef ( kitchen) at the same day, at least purchasing still have time to do direct purchese to market (if vendors could not supply)

PENGERTIAN PURCHASING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Purchasing Menurut Para Ahli
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian adalah galat satu fungsi yang penting pada berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab buat menerima kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia dalam waktu diharapkan menggunakan harga yang sesuai dengan harga yg berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap aplikasi fungsi ini, lantaran pembelian menyangkut investasi dana pada persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik.

Sedangkan berdasarkan Mulyadi (2007,p.711) aktivitas dalam proses pembelian barang merupakan:
1. Permintaan pembelian
2. Pemilihan pemasok
3. Penempatan order pembelian
4. Penerimaan barang, dan
5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembelian adalah contoh suatu kegiatan yg adalah satuan pekerjaan yang ditujukan buat memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sinkron dengan spesifikasi dan jadwal sebagaimana yg diperlukan sang pemakai barang. Penerimaan barang merupakan contoh aktivitas mengenai penerimaan kiriman dari pemasok menjadi akibat adanya order pembelian yang dibuat sang bagian pembelian.

Beberapa pengertian mengenai pembelian (Purchasing):
1. Purchasing adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa buat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan primer dari purchasing department adalah buat menjaga kualitas serta nilai menurut produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran kapital yg digunakan buat penyediaan stok barang, menjaga aliran barang masuk dan barang keluar, serta memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan. Purchasing pula sanggup dikatakan dalam penerimaan serta pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), membuat penawaran dan mencari barang, penilaian penawaran, pemeriksaan atas barang yg diterima dan mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yg tepat.
2. Purchasing dapat diartikan menjadi usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang dibutuhkan sang perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya menggunakan mutu yang sinkron serta harga yang menguntungkan.
3. Purchasing merupakan galat satu fungsi utama diantara fungsi-fungsi penting lainnya yg terdapat didalam suatu perusahaan atau perhotelan, misalnya: administrasi, pembukuan, penjualan serta pemasaran. Pembelian sudah poly didefinisikan oleh para pakar menggunakan meninjau sudut pandang yg tidak sama namun pada dasarnya memiliki pengertian yg sama.

Dari pengertian pada atas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian merupakan suatu bisnis dalam memenuhi kebutuhan atas barang serta jasa yang dibutuhkan sang perusahaan dengan melihat kualitas atau mutu, kuantitas berdasarkan barang yg dikirim, dan harga dan waktu pengiriman yg sempurna.

Purchasing Department
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p2) purchasing department merupakan loka atau sentra dilakukannya transaksi pembelian segala jenis barang keperluan operasional hotel, sebagai akibatnya bagian pembelian ini sering dikatakan menjadi pusat pembelian dalam perusahaan atau hotel yang bersangkutan. Bagian pembelian sebagai sub bagian berdasarkan departemen akunting, yg bertugas membeli seluruh jenis barang keperluan operasional hotel, baik barang buat disimpan digudang menjadi barang persediaan, juga barang yg pribadi dipakai sang bagian yg meminta. Barang yg dibeli dan langsung disimpan digudang diklaim menggunakan stock items, sedangkan barang-barang yang dibeli dan lalu eksklusif diambil serta dikonsumsi oleh bagian atau departemen yang memesan barang tersebut disebut menggunakan direct use items atau direct used purchased. 

Bagian pembelian dalam sebuah hotel, dipercaya sebagai keliru satu bagian yg berperan sangat penting pada ikut menentukan kelangsungan hayati hotel itu sendiri, lantaran dengan menerapkan sistem dan prosedur yang dimiliki oleh pengelola atau staf bagian pembelian, akan berpengaruh akbar pula terhadap keuntunganyang akan diperoleh oleh perusahaan atau hotel tadi. Yang adalah dengan keahlian mereka waktu membeli barang menggunakan harga paling murah serta menggunakan kualitas bahan yg baku, sehingga sehabis diolah oleh bagian dapur akan sanggup dijual menggunakan harga yg sesuai atau baku dari perhitungan standard cost percent pada tamu hotel, sebagai akibatnya keuntungan yg diperoleh akan lebih besar . Hal-hal krusial yg wajib diperhatikan pada proses pembelian bahan kuliner merupakan menggunakan memperhatikan kualitas produk serta menggunakan harga yang serendah-rendahnya.

Ada tiga hal utama yg perlu diperhatikan supaya prosedur pembelian barang bisa berjalan menggunakan efektif merupakan:
  1. Dibutuhkan staf bagian pembelian yang memenuhi kondisi yaitu staf yang amanah, adil terhadap semua supplier dan nir mau diajak kongkalikong sang supplier dari pihak manapun. Disamping itu, wajib mengetahui mengenai berasal menurut barang atau bahan yg akan dibeli, karakteristik berdasarkan bahan yang akan dibeli, cara penyimpanan berdasarkan barang yang akan dibeli, memahami cara memilih atau menyeleksi bahan dan spesifikasi barang atau bahan yang akan dibeli.
  2. Adanya panduan yg dipakai sang staf bagian pembelian dalam membeli bahan kuliner yg dikenal dengan istilah standard purchase specification yg meliputi mengenai kualitas barang, ukuran, berat, serta lain sebagainya. Dokumen standard purchase specification terutama barang atau bahan makanan perlu disiapkan serta dimengerti benar buat digunakan sebagai pegangan oleh staf bagian pembelian, staf bagian penerima barang dan tentu pula sang pihak supplier sebagai perusahaan pemasok barang atau bahan.
  3. Penggunaan metode serta prosedur pembelian yang efektif yaitu pada proses pembelian bahan kuliner supaya diusahakan tidak terlalu poly mempergunakan formulir-formulir yang dapat Mengganggu kelancaran proses pembelian barang itu sendiri.
Target Bagian Pembelian
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p23) sebagai bagian yang cukup penting dalam sebuah hotel, bagian pembelian menggunakan ke 3 sub bagiannya sudah tentu pada melakukan pekerjaannya memiliki target atau target dalam setiap kegiatannya yg berhubungan dengan transaksi pembelian barang keperluan operasional hotel. Target atau sasaran yg dimaksud merupakan pada proses pembelian barang buat persediaan digudang, maupun pembelian buat memenuhi permintaan barang oleh bagian lain, semenjak pembuatan purchase requisition sampai sebagai purchase order, kapan barang akan dikirim ke hotel serta berapa usang proses yg dibutuhkan.

Untuk mencapai sasaran itu, bagian pembelian diharapkan sebuah analisa serta perhitungan yg matang dan selanjutnya secara transparan bisa diinformasikan halangan-halangan yg terjadi selama proses pembelian kepada bagian-bagian yg meminta barang. Dengan memberikan berita yang baik dan seksama, maka nantinya nir jadi bahan pertanyaan oleh bagian atau departemen yang bersangkutan. Untuk mengantisipasi supaya barang tiba tepat dalam waktunya, sinkron menggunakan tanggal permintaan, maka bagian pembelian perlu buat memberikan penjelasan kepada kepala bagian lainnya atau department heads, misalnya :
1. Front Office Department
2. Food & Beverage Department
3. Housekeeping Department
4. Engineering Department
5. Dan department lainnya

Dalam melakukan pengisian purchase requisition khususnya barang-barang yg berupa spare part menggunakan spesifikasinya eksklusif dan bahan makanan terutama kuliner imported dan kuliner musiman, supaya bagian yang meminta barang bisa mengetahui serta tahu waktu atau proses serta tanggal pengirimannya. Dengan mengetahui berapa usang saat pengiriman barang jenis spare part atau barang-barang musiman dengan spesifikasi tertentu, maka kepada bagian misalnya engineering serta bagian dapur yg memerlukan barang-barang tadi dapat menciptakan perencanaan dan jadwal pembelian barang menggunakan lebih sempurna saat atau lebih awal. Artinya supaya nir meminta barang keperluan operasional yg khusus pada saat keadaan telah sangat kritis atau penting yang biasa dianggap menggunakan last minute order.

Teknik Membeli Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p25) bagian pembelian oleh manajemen atau pemilik perusahaan diberikan agama untuk membeli barang-barang keperluan operasional hotel. Untuk menerima barang-barang akan dibeli bagian pembelian harus mempunyai cara atau teknik tertentu, dimana menggunakan teknik yg dimiliki tujuannya merupakan buat menerima harga beli barang yang paling murah serta menggunakan kualitas barang yang paling baik. Selain itu diperlukan teknik membeli barang yang lain, seperti melakukan pendekatan kepada supplier, yaitu bagaimana caranya agar supplier yg tadinya tidak bersedia buat mengantarkan barang dagangannya ke hotel, tetapi setelah melakukan pendekatan dan menggunakan teknik-teknik eksklusif, pada akhirnya supplier bersedia untuk mengantarkan barang-barang pesanan yg penting, walaupun syarat pembayarannya dilakukan secara kredit.

Sistem Atau Cara Pembelian Barang
Menurut Nyoman Suarsana dalam kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p27) didalam bagian pembelian terdapat beberapa sistem atau cara pembelian barang pada sebuah hotel yaitu:

1. Sistem Kontrak
Sistem atau pembelian barang buat bahan kuliner terutama jenis sayuran, butir-buahan dan makanan yang musiman merupakan menggunakan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan menggunakan satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan pada tentang kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat kontrak buat bahan kuliner bisa mencapai tiga atau 6 bulan serta pembayarannya permanen dilakukuan setiap bulan.

2. Sistem Harian dan Bulanan
Pihak perusahaan atau hotel bisa menggunakan bebas membeli barang-barang keperluannya berdasarkan beberapa supplier atau berdasarkan beberapa toko supermarket yang terdapat disekitarnya. Dengan cara misalnya ini pihak hotel tidak perlu melakukan sebuah analisa yg terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier untuk dipilih. Cukup menggunakan berbelanja pada toko terdekat, toko supermarket bahkan pasar tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan juga secara utang bulanan. Namun sistem serta prosedurnya wajib tetap sama yaitu dengan mencari informasi dimana toko atau pasar swalayan dan pasar yang kualitas serta harga barangnya paling murah.

3. Pembelian secara kontan
Di bagian pembelian sebuah hotel dalam umumnya menyiapkan uang kas yang jumlahnya nir terlalu poly yg diklaim dengan kas kecil atau petty cash. Kas mini ini dipergunakan buat membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan kuliner keperluan dapur yg seringkali diminta secara mendadak. Pembelian dengan cara kontan menggunakan memakai kas kecil dilakukan buat membeli bahan makanan atau minuman pada jumlah yang nir terlalu banyak. Hal misalnya ini seringkali dilakukan dalam saat gudang atau bagian dapur kehabisan bahan makanan yg sangat dibutuhkan dalam saat itu pula. Pembelian secara kontan nir bisa dilakukan setiap hari, tetapi hanya dilakukan jika keadaan sangat mendesak serta disinilah peranan seseorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat dibutuhkan kemampuannya.

Prinsip Dalam Purchasing (Pembelian)
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2009) prinsip merupakan hal pokok yang dijadikan panduan pada melakukan sesuatu, oleh karenanya, yg dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelian merupakan hal-hal pokok pada pelaksanaan fungsi pembelian yg perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian atau bagian pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan buat dirinya sendiri, tetapi terutama buat organisasi lain, yaitu organisasi produksi, atau fabrikasi, atau marketing atau lainnya. Fungsi pembelian diadakan buat melayani atau menunjang organisasi lain tersebut. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya harus sedemikian rupa sebagai akibatnya juga berorientasi pada aktivitas penunjang seperti yang ditugaskan tersebut serta prinsip kerja menurut fungsi pembelian harus diatur supaya bisa memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan perusahaan.

Prinsip menurut purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price adalah nilai suatu barang yang dinyatakan pada mata uang yang layak atau yg umum berlaku pada waktu dan syarat pembelian dilakukan.

2. The Right Quantity
Jumlah yg tepat bisa dikatakan sebagai suatu jumlah yg benar-benar dibutuhkan sang suatu perusahaan atau perhotelan dalam ketika tertentu.

3. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali dibutuhkan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena bila terdapat persediaan barang tentunya terdapat porto perawatan barang tersebut.

4. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang yg dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yg dikehendaki sang pembeli.

5. The Right Quality
The right quality merupakan mutu barang yg diharapkan sang suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang sudah didesain yang paling menguntungkan perusahaan.

6. The Right Source
The right source mengandung pengertian bahwa barang berasal dari sumber yg tepat. Sumber dikatakan sempurna jika memenuhi prinsip-prinsip yg lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity.

Tugas Dan Tanggung Jawab Purchasing (Pembelian)
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.228) tanggung jawab bagian pembelian berbeda - beda menurut setiap perusahaan tergantung dalam luasnya aktivitas yang dilakukan sang perusahaan tadi. Tanggung jawab bagian pembelian antara lain adalah:
  1. Bertanggung jawab atas aplikasi pembelian bahan-bahan agar planning operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga yg perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
  2. Bertanggung jawab atas bisnis-bisnis buat dapat mengikuti perkembangan bahan - bahan baru yg bisa mengguntungkan pada proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yg dapat memengaruhi produk perusahaan, harga dan desainnya.
  3. Bertanggung jawab buat meminimalisasi investasi atau menaikkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke pada perusahaan pada jumlah yang cukup buat memenuhi kebutuhan produksi.
  4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan mengusut data dan perkembangan pasar, disparitas asal-sumber penawaran (supply) serta mempelajari produk supplier buat mengetahui kapasitasnya serta kemampuan buat memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  5. Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan. 
Tugas-tugas yg dilakukan bagian pembelian pada memenuhi tanggung jawab antara lain adalah:
  1. Membuat serta mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke supplier, supaya proses pembelian bisa berjalan menggunakan baik sesuai menggunakan jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.
  2. Melakukan input porto- biaya yang muncul buat pengiriman barang yang dibebankan pada penerima barang.
  3. Membuat laporan bulanan buat pembelian dan outstanding PO, untuk menjadi bahan warta bagi atasan dalam pengambilan keputusan.
  4. Melakukan pembelian alat-alat , barang, misalnya office supplies, agar tersedia sinkron dengan yg diperlukan sang setiap departemen.
  5. Setiap nama barang atau item yang ada pada dalam PR (Purchase Requisition ) wajib membuat perbandingan harga (quotation) paling sedikit tiga supplier buat pembelian indera-alat, barang, obat serta lain-lain, yg nantinya akan dilampirkan kedalam PR tadi.
  6. Membuat perbandingan harga buat sayuran, butir-buahan, daging, poultry, seafood, dairy dan groceries yg selau dilakukan setiap bulannya.
  7. Mencari kualitas barang dan harga barang buat keseluruhan PR menurut setiap department yang tidak sama.
  8. Bertanggung jawab atas kelancaran pesanan, pengiriman serta pengembalian pembelian barang.
  9. Menjaga komunikasi yang terbuka dan efektif antara departemen lainnya.
  10. Menjaga komunikasi dan hubungan yg baik menggunakan supplier.

Standart Operational Procedure Purchasing di ATRIA HOTEL (SOP)
  1. Make sure that the a procedure of tiga (three) quotes for every purchase in process every requisitions through purchasing division is implemented. The exception of this rule is only for a single agent.
  2. Price quotation from vendors should be attached as supporting documents to purchase requisition form and purchase order form.
  3. No orders should be placed to suppliers without completed requisition forms and purchase order.
  4. Cash purchase is allowed as long as there is prior approval from financial controller or chief accounting and it’s depend on cash float budgeted for purchasing. There are procedures for bath cash float and cash advance and it should be acknowledged by financial controller or chief accounting.
  5. If there is a recommendation vendor from other department head which proposed more expensive price upon purchasing price comparison, therefore should be attached with a form which we called it as a preferred form. Purchasing manager will issue the purchase order to recommended vendor which mentioned on the preferred form as long as get approval form financial controller and general manager.
  6. Monthly price comparison for fruits and vegetables should be implemented and copies of it should be given to executive chef, cost control, receiving and financial controller of chief accounting.
  7. Regular price comparison for beef, fish, processed meat or fish, poultry, groceries should be implemented (could be weekly, bi weekly, monthly depend on period agreed by both parties).
  8. Daily market list should be prepared through computer system (VHP), manual daily market list is not recommended.
  9. Daily market list should approved by executive chef, cost controller, purchasing manager and financial controller or chief accounting.
  10. To emphasize in processing every purchase request form or requisitions on priority scale.
  11. Maintain an efficient and effective administration system, such as purchase order, purchase requisition, quotations, capex, petty cash purchases.
  12. Check daily purchase summary (receiving report) which prepared by the receiving clerk to control that every received articles are same as mentioned on purchase order both quantity and price.
  13. Keep maintain good communication and good relationship with suppliers and coordinate sponsorship programs when required.
  14. Check missing delivery of daily market list articles to receiving latest by 12.00 noon daily, so if there are articles which needed urgently by chef ( kitchen) at the same day, at least purchasing still have time to do direct purchese to market (if vendors could not supply)