STRATEGI DAN PERENCANAAN UNTUK MEMULAI USAHA

Strategi Dan Perencanaan Untuk Memulai Usaha
Dalam era perdagangan bebas seperti saat sekarang ini, perkara daya saing dan keunggulan saing merupakan isu kunci serta sekaligus menjadi tantangan yang tidak ringan bagi bangsa serta rakyat Indonesia. Salah satu ujud nyata tantangan globalisasi dalam produksi misalnya kita dituntut agar produk Indonesia sanggup bersaing terhadap produk luar yg masuk ke Indonesia. Ataupun pada pasar internasional produksi kita didefinisikan (bukan penyedia barang murah bersubsidi) tidak saja akan membuat murah produk yang dihasilkan namun juga akan membangun produk Indonesia yg mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantages). 

Dalam pasar global yg semakin terbuka, kasus daya saing akan menghadapi tantangan yg tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan serta keunggulan saing yg tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, nir akan mampu menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor bisa mengancam posisi pasar domestik. Dengan kata lain, pada pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantages) adalah faktor penentu dalam menaikkan kinerja perusahaan. Oleh karenanya, upaya menaikkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia nir dapat ditunda-tunda lagi serta sudah selayaknya menjadi perhatian aneka macam kalangan, bukan saja bagi para pelaku usaha itu sendiri namun pula bagi aparat birokrasi, aneka macam organisasi dan anggota rakyat yang adalah lingkungan kerja menurut aktivitas bisnis korporasi (usaha corporate).

Globalisasi ekonomi pada awal abad 21 merupakan suatu proses aktivitas ekonomi serta perdagangan, di mana negara-negara pada semua global sebagai satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Perwujudan konkret berdasarkan globalisasi ekonomi antara lain terjadi pada bentuk-bentuk berikut: Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di aneka macam negara, dengan sasaran agar porto produksi menjadi lebih rendah. Globalisasi pembiayaan, perusahaan global memiliki akses buat memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun pribadi) di seluruh negara di dunia. Globalisasi energi kerja, maka human movement akan semakin gampang dan bebas. Globalisasi jaringan kabar, rakyat suatu negara menggunakan gampang serta cepat menerima berita dari negara-negara pada global karena kemajuan teknologi. Globalisasi perdagangan, terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan aneka macam kendala nontarif. Dengan demikian aktivitas perdagangan serta persaingan menjadi semakin ketat serta fair. Bahkan, transaksi sebagai semakin cepat karena "less papers/documents" dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yg semakin canggih. 

Pada aktivitas usaha korporasi (bisnis corporate) pada atas dapat dikatakan bahwa globalisasi menunjuk pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) pada bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional (international capital flows), konvoi tenaga kerja (human movement) serta penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti sudah merupakan galat satu kekuatan yg menaruh efek terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan insan, lingkungan kerja serta kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan usaha korporasi, termasuk partikelir, BUMN/BUMD ataupun koperasi, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur serta taktik bisnis dan melandaskan strategi manajemennya menggunakan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages.

Salah satu upaya menciptakan keunggulan bersaing dalam situasi pasar bisnis yg sangat bergerak maju misalnya sekarang ini merupakan melakukan eksploitasi teknologi kabar. Pendayagunaan teknologi warta (TI) memegang peranan yg sangat penting pada menjamin kelancaran dan optimisasi layanan ke pelanggan serta menaikkan kinerja suatu perusahaan. Ada sejumlah faktor penting yg menghipnotis pentingnya peranan pendayagunaan TI dalam suatu perusahaan, seperti meningkatnya popularitas web, pertumbuhan komputasi pervasive, serta hadirnya model bisnis baru. Akibatnya, kini perusahaan mempunyai kesempatan lebih luas pada sisi penawaran dan layanan bagi pelanggannya. Dan, makin besarnya peluang yg dimiliki setiap perusahaan, tentu menciptakan tantangannya semakin berat. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan contoh usaha yg sempurna dan solusi manajemen teknologi yang sanggup mendayagunakan semua aset teknologi secara baik dan membantu perusahaan secara cepat pada menjawab kebutuhan bisnis serta pasar yang terus berkembang. 

Tulisan singkat ini mencoba mengungkap eksploitasi teknologi keterangan buat mencapai keunggulan bisnis perusahaan.

Teknologi Informasi menjadi Aplikasi Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), waktu ini merupakan istilah kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa maupun suatu perusahaan. Perjalanan sejarah serta pengalaman beberapa negara, ternyata penemuan teknologi adalah galat satu aspek yg memiliki daya dongkrak (leverage) yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini memberitahuakn adanya pergeseran yang akbar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yang semula hanya mengandalkan sumber daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah sebagai asal daya insan serta sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan telah lama membuahkan iptek menjadi penghela primer dalam pembangunan bangsanya. Konsep “knowledge base economy” (KBE atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) adalah konsep yg mencerminkan syarat tersebut. Saat ini konsep EBP banyak dikembangkan pada negara-negara maju, yg pada pada dasarnya menekankan betapa sangat berperannya teknologi serta berita dalam pembangunan suatu bangsa.

Pada dasarnya galat satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan penemuan teknologi dalam pembangunannya merupakan adanya dukungan sistem kelembagaan penemuan-difusi yg telah mapan. Antar satu forum dengan lembaga lainnya saling bersinergi, sebagai akibatnya tercipta jejaring kerjasama yg saling mengisi buat membentuk penemuan yg sahih-sahih mampu menaikkan daya saing bangsa dalam persaingan global.

Dalam dalam itu, buat mengantisipasi persaingan antar bangsa yg semakin ketat, secara sah formal Bangsa Indonesia telah memiliki landasan bertenaga untuk mendayagunakan Iptek dalam kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45 hasil Amandemen ke 4. Lebih jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia telah mempunyai UU No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (Sinasiptek).

Tujuan menurut pembuatan UU tadi merupakan buat memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan meningkatkan kecepatan pencapaian tujuan negara serta menaikkan daya saing serta kemandirian pada pergaulan antar bangsa. Kelembagaan serta jejaring kerja antar forum iptek merupakan aspek yg diatur dalam undang-undang tersebut. 

Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, serta lembaga penunjang. Lembaga litbang menjadi galat satu unsur kelembagaan pada Sinasiptek berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari aneka macam penemuan (invention) di bidang iptek dan menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang bisa berupa organisasi yg berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah wilayah, perguruan tinggi, badan bisnis, forum penunjang, dan organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja aneka macam unsur kelembagaan iptek, Undang-undang tadi menjelaskan mengenai jaringan Sinasiptek. Jaringan tadi berfungsi buat membangun jalinan interaksi interaktif yg memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek dalam menghasilkan kinerja dan manfaat lebih besar dibandingkan apabila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara indvidual-sendiri. Untuk membuatkan jaringan tersebut seluruh elemen Sinasiptek wajib mengusahakan kemitraan pada interaksi yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih yg adalah pemborosan.

Dalam suatu perusahaan keliru satu tantangan yang lazim dihadapi perusahaan pada pengelolaan teknologi merupakan kurangnya asal daya. Banyak perusahaan harus mengelola sistem TI menggunakan keterampilan, asal daya, dan aturan yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya insan (SDM) serta tingginya taraf turn-over SDM membuat perusahaan kewalahan pada mengantisipasi kebutuhan pasar dengan kemajuan teknologi yg begitu bergerak maju. Solusi manajemen yang sempurna diharapkan nir hanya buat mengelola asal daya TI, akan tetapi jua wajib memberikan keterangan yang mudah dipahami serta digunakan dalam lingkungan multiplatform. Dengan demikian, keterampilan sumber daya manusia bisa dioptimalkan buat melakukan pemikiran analitis serta strategis yg tujuan akhirnya merupakan menaikkan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, sebuah solusi manajemen yang baik sanggup menunjukkan titik-titik lemah pada sebuah jaringan personal komputer , misalnya komputer yang berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu menyelidiki/menguji secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya. 

E-Business serta E-Commerce Bentuk Optimisasi Layanan ke Pelanggan
Salah satu bentuk pendayagunaan teknologi informasi buat keunggulan bersaing adalah perwujudan pemanfaatan keunggulan teknologi informasi buat pelayanan ke pelanggan. Dalam kaitannya dengan pelanggan, solusi manajemen TI akan menjamin optimisasi (kondisi terbaik) layanan usaha ke pelanggan. Bentuk solusi manajemen ini harus menyediakan perangkat yg efektif serta terintegrasi buat mengelola infrastruktur teknologi. Di samping memiliki infrastruktur yg reliabel, solusi manajemen TI jua wajib bisa membantu perusahaan mengimplementasikan pendekatan inovatif terhadap bisnis serta memanfaatkan aset teknologi untuk menaikkan kinerja melalui pilihan aplikasi usaha strategis yang luas.

Bentuk konkret pelaksanaan teknologi liputan dalam usaha yang akhir-akhir ini banyak ditulis dan dibahas mengenai e-business baik pada media cetak juga elektronika, sebut saja Fortune, The Economist, Asian Business. Kalau beberapa ketika yang kemudian Amerika serta negara-negara pada Eropa demam internet, sekarang gilirannya di Asia, bahkan Indonesia. Internet sudah sebagai bagian menurut gaya hayati baru. Gelombang fakta yg dapat diakses menggunakan media ini berpengaruh akbar pada semua bidang, termasuk bidang ekonomi serta bisnis. Bahkan bidang ini masih ada kehadiran banyak sekali kata baru sebut saja, e-commerce, e-business, e-PR, e-marketing dan lain-lain. 

Pengertian berdasarkan beberapa istilah antara lain : Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian menurut Electronic Business (bisnis yg dilakukan dengan memakai electronic transmission), oleh para ahli serta pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya berdasarkan terminologi E-Commerce (Perniagaan Elektronik). Secara umum e-commerce dapat didefinisikan menjadi segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) menggunakan menggunakan media elektronika. Jelas, selain menurut yang sudah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tadi merupakan bagian berdasarkan kegiatan usaha. Kesimpulan: "e-commerce is a part of e-business". E-PR (Electronic Public Relations) atau humas melalui elektronik adalah bagian berdasarkan E-Marketing (Pemasaran Elektronik), karena E-Marketing membawahi seluruh jenis komunikasi pemasaran online. E-PR merupakan penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) buat keperluan public relations. Praktisi E-PR wajib seseorang yang handal pada berselancar di global maya serta tahu ke mana saja mereka harus berselancar buat membangun merk. E-PR merupakan satu-satunya cara buat membentuk merk pada global yang tidak kasat yaitu dunia maya mengingat internet sudah menghadirkan dunia maya pada samping dunia konkret.

Internet poly disadari para perilaku bisnis menjadi keliru satu tool (indera) buat mengembangkan usaha pada masa depan. Bahkan Indonesia diproyeksikan sebagai galat satu kawasan e-business primer pada daerah Asia buat masa mendatang. Banyak konglomerat Indonesia yang memilih buat terjun ke global e-business, seperti Eka Tjipta, James Riady, Peter Gonta, Grup Bakrie dan masih ada yg lainnya. Nah, bagaimana dari penuturan para ahli serta pimpinan perusahaan mengenai e-business tersebut?

Para pakar membuatkan pengalaman dan kegunaan e-business yg dibahas berdasarkan banyak sekali segi. Berbagai situs internet yang kian hari makin semarak adalah galat satu modal buat terjun ke e-business. Sebab menggunakan adanya e-business orang dapat bertransaksi pribadi dengan jangkauan dunia. Selain peluang pertumbuhan yg dicapai perusahaan sebagai lebih besar , perusahaan berarti melakukan lompatan jauh ke depan berbisnis tanpa batas wilayah. Di samping itu, e-business memungkinkan para perusahaan menjalin kerjasama dengan aneka macam perusahaan pada semua global dan dapat secara langsung menggunakan buyer melalui cara yang lebih cepat serta efisien dan ekonomis porto.

Menurut Paulus Bambang, Direktur AGIT, terjun ke e-business adalah konsekuensi logis kondisi masa depan. Lain halnya dengan Dicky Iskandar Di Nata (Business.htm), Presdir Jaring Data Informasi (JDI), beliau cenderung mengungkap data mengenai para pengguna Internet yg tentunya akan sebagai pangsa pasar yg berkaitan dengan e-business itu sendiri. Menurutnya sekarang masih ada 176.000 pelanggan perorangan, 4200 perusahaan dan diperkirakan terdapat 850.000 – 1 juta pengguna Internet. Para pengguna internet dalam umumnya terkonsentrasi di Jabotabek yg jumlahnya lebih kurang 50%, selebihnya di 5 kota akbar di Indonesia. Sedangkan akses Internet kebanyakan dilakukan berdasarkan kantor, diperkirakan mencapai 50% dan selebihnya dilakukan berdasarkan tempat tinggal serta warnet. Lebih rinci dia menyebutkan masih ada lebih kurang 37% pengguna internet tidak pernah melakukan transaksi, sang karena tidak mempunyai kartu kredit, selebihnya lantaran kasus security. Ia juga menambahkan bahwa e-business pada umumnya masih dalam termin awal development. Untuk memperoleh laba aporisma, tentunya dengan adanya Internet akan menjadi nilai tambah yang relatif berarti bagi dunia usaha di tanah air. Lantaran Internet merupakan platform komunikasi menggunakan laju pertumbuhan yang paling tinggi sejak ditemukannya telepon. Internet membentuk beragam tingkat komunikasi secara elektro antar institusi/organisasi tanpa batas. Internet merupakan “low cost delivery mechanism” buat content maupun aplikasi.

Hal lain yg diperkirakan akan tumbuh fertile merupakan Application Service Provider (ASP), yg adalah komponen penting berdasarkan “jaringan ekonomi baru” ini, yaitu sebagai fasilitator mutasi proses usaha pada dalam internet (Extended Enterprise). Perkembangan Web Based Software memungkinkan distribusi serta management penggunaan aplikasi pada multiple users menurut data center melalui “wide area network”. Ada beberapa alasan kenapa ASP akan tumbuh fertile ?. Pertama, lantaran porto investasi packaged software yg tinggi bagi skala usaha kecil serta menengah pada Indonesia. Kedua, keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam bidang TI buat implementasi dan pemeliharaan pelaksanaan serta software. Ketiga, lantaran tingginya porto investasi buat membangun infrastruktur IT dan maintenance. 

Pemanfaatan lain yg pula relatif menonjol dalam ASP Internet Banking, khususnya industri perbankan. Tanpa dukungan ASP internet banking sistem pembayaran dan settlement yang memadai maka e-business nir akan berkembang bahkan lebih banyak keraguan. Apa manfaat perbankan memakai ASP ?. Entry ke dunia e-business bagi perbankan nasional, memperkecil biaya intermediasi, wahana marketing, pergeseran dari traditional branch banking (yg nisbi mahal) ke future net banking, dan menghantarkan servis perbankan tak terbatas pada mana nasabah berada.

Sementara itu, AB Susanto, Direktur JCG antara lain mengungkapkan tujuh prinsip dalam e-business, yakni sine qua non saling pengertian di antara para customer, perusahaan wajib memandang bahwa dengan memakai internet akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak, para pemegang jabatan di perusahaan menyukai kepastian laba yg asal menurut e-business, para pemegang jabatan pada perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka, perusahaan dan pemegang jabatan di perusahaan berani menciptakan hal-hal yg mendatangkan laba, perusahaan wajib mengantisipasi serta lebih proaktif supaya tetap eksis serta sigap terhadap para pesaing baru, serta nir hanya menguntungkan programnya saja. Selain itu, diperlukan faktor pendukung pada membangun strategi e-business, yaitu menciptakan sebuah strategi team e-business yg efektif, memilih keperluan customer, menganalisis arus dan potensial pesaing yg strategis, melakukan studi serta identifikasi terhadap nilai tambah customer, merevisi serta mengevaluasi strategi e-business setiap waktu, melakukan seleksi taktik secara optimal, dan mengimplementasikan hal-hal tadi dalam tindakan nyata. 

Untuk membuat perusahaan mampu memanfaatkan sepenuhnya potensi e-business serta meraih keuntungan menurut e-business, solusi yg digunakan juga wajib menyediakan perangkat buat mempertinggi keamanan, reliabilitas, dan ketersediaan pelaksanaan e-commerce serta sistem yg mendasarinya seperti customer relationship management (CRM) serta supply chain management (SCM).

Kriteria Penerapan E-Business pada Perusahaan
Salah satu alasan perusahaan menerapkan e-business merupakan efisiensi. Kriteria evaluasi efisiensi dapat berdasarkan dalam analisis internal perusahaan buat melihat penerapan e-business terhadap kemampuan perusahaan menaikkan revenue serta menurunkan porto operasional. Adapun kriteria seberapa jauh perusahaan telah menerapkan e-business ditinjau berdasarkan beberapa indikator dan selesainya diperoleh data maka perlu dilakukan penilaian menggunakan melakukan pembobotan dari beberapa indikator yg ada. Beberapa kriteria yg ditetapkan merupakan sebagai berikut: 

1. Customer Value
Yang dimaksud customer value adalah nilai-nilai yang diterima sang konsumen dipandang menurut seluruh aspek nilai-nilai perusahaan yang melekat pada produk dan atau jasa yang diberikan kepada konsumen. Pemahaman ini berdasarkan juga pada pengertian yg disebutkan oleh Phillip Kotler (1999) yg menyatakan, ‘Total customer value is the bundle of benefits customer expect from a given product or service.’ 

Nilai-nilai yg diterima konsumen adalah berbagai benefit dalam bentuk menjadi berikut: 
a. Product Value: Konsumen memperoleh produk yang berkualitas sesuai menggunakan yang diperlukan.
b. Service Value: Konsumen memperoleh jasa yang berkualitas sinkron menggunakan yang dibutuhkan.
c. Personnel Value: Konsumen memperoleh layanan yg memuaskan berdasarkan karyawan perusahaan.
d. Image Value: Citra perusahaan yg menjadi bahan pertimbangan customer dalam menentukan suatu pembelian produk/jasa.

2. Proses Efisiensi
Melihat proses efisiensi suatu perusahaan pada aneka macam bidang industri akan sangat bervariasi. Proses efisiensi sendiri didefinisikan menjadi kemampuan perusahaan untuk mengoptimalisasi rasio input terhadap output. Pendekatan umum yg bisa digunakan buat menilai efisiensi merupakan dengan melihat kinerja keuangan. Proses efisiensi suatu perusahaan dapat ditinjau menurut rasio antara sales serta total jumlah karyawan. Rasio ini setidaknya mendeskripsikan efisiensi secara umum pada perusahaan, meskipun belum memberikan citra secara spesifik efisiensi secara mendetail.

3. Inovasi
Inovasi pada bidang teknologi berita di perusahaan dinilai berdasarkan jenis dan frekuensi penerapan inspirasi atau gagasan baru dalam proses bisnis maupun yg berafiliasi langsung dengan produk atau jasa yang diberikan. Inovasi ini dipengaruhi dalam hitungan satu tahun terakhir.

4. Human Resources
Sumber daya insan dalam konteks evaluasi aplikasi e-business di suatu perusahaan merupakan asal daya manusia pada perusahaan yg dapat menunjang serta mendukung taktik perusahaan dalam menerapkan e-business. Beberapa hal yg dievaluasi adalah:
a. Persentase karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan personal komputer terhadap total jumlah karyawan.
b. Banyaknya pelatihan buat mempertinggi kemampuan karyawan pada bidang teknologi warta yang diberikan perusahaan pada jangka waktu satu tahun.
c. Persyaratan minimum kemampuan/keahlian pada bidang teknologi fakta bagi karyawan yang akan masuk perusahaan.
5. Komitmen manajemen terhadap pengembangan teknologi informasi

Komitmen ini mampu dipandang menurut jumlah investasi yg ditanamkan buat pengembangan e-business pada perusahaan. Komitmen manajemen dalam penilaian ini diartikan menjadi besarnya perhatian manajemen perusahaan terhadap penerapan e-business perusahaan dipandang dari besarnya investasi pada bidang teknologi fakta.

6. Penggunaan Internet
Tingkat penggunaan internet buat menunjang implementasi e-business di perusahaan pula adalah salah satu indikator aplikasi e-business. Pendekatan ini dilakukan menggunakan melihat: 
a. Perbandingan penggunaan personal address dengan domain perusahaan terhadap total jumlah karyawan.
b. Tersedianya situs perusahaan.
c. Tersedianya transaksi usaha melalui internet.

Beberapa contoh perusahaan yg telah sangat maju pada pelaksanaan teknologi fakta pada Indonesia dan perusahaan-perusahaan tadi termasuk unggul dalam penerapan teknologi keterangan serta performance perusahaan tadi pula relatif baik serta sebagai pemenang E-Company Award 2002 (Sumber : Warta Ekonomi, 30 Oktober 2002) :

1. Kategori Retail: PT Matahari Putra Prima Tbk. 
Perombakan struktur bisnis dan manajemen dilakukan Lippo buat memperbaiki kinerja usaha PT Matahari Putra Prima Tbk. Lewat implementasi e-commerce B2B (Business to Business), perusahaan dengan 77 department store serta 64 supermarket ini berharap bisa menuju bisnis yang lebih efisien. . Untuk itu, perombakan pun dilakukan pada hubungan peritel ini menggunakan para pemasoknya. Caranya, menggunakan mempertinggi kinerja implementasi sistem e-commerce B2B (business to business) yang telah go live sejak tahun 1999 lalu. Saat ini, Matahari tercatat sudah bekerjasama secara elektronis menggunakan pemasok besarnya misalnya Martha Tilaar, Mustika Ratu, dan Nestle. Lewat sebuah gateway yang didirikan sang PT Indosatcom Adimarga, banyak sekali sistem menurut pemasok diintegrasikan dalam sebuah jaringan. Yang diatur merupakan alur berita menurut pemasok ke Matahari pada kaitan menggunakan pengadaan barang yang dibutuhkan sang konsumen. Yang jelas, ketika ini, menggunakan bergabung kepada gateway Indosatcom, para pemasok Matahari sanggup memangkas biaya administrasi pengadaan barang sebesar 50%. Angka ini dari menurut berkurangnya biaya pengiriman faks, pengarsipan, dan entry data. Jelasnya, jikalau sebelumnya porto pengurusan per dokumen mencapai Rp5.694, maka sehabis e-commerce B2B diterapkan, ongkosnya cuma Rp2.854 per dokumen.

2. Kategori Manufacturing: PT Unilever Indonesia Tbk.
Untuk mempertahankan dominasinya pada pasar consumer goods, PT Unilever Indonesia Tbk. Mengandalkan kemampuannya melakukan inovasi. Untuk menaikkan laba, Unilever menetapkan memanfaatkan jaringan internet pada memperoleh pasokan bahan standar.

Hadir pada Indonesia dari tahun 1933, penguasaan produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pasar consumer goods kian sulit tergoyahkan sang para kompetitornya. Bahkan cengkeraman usaha Unilever justru makin bertenaga serta kian menggurita. Unilever kini telah menghasilkan 400 macam produk dan hampir seluruhnya merupakan produk-produk pemimpin pasar. Sulit cita rasanya menjumpai orang yang tak mengenal produk Unilever, mulai menurut deterjen bubuk Rinso, pasta gigi Pepsodent, sampo Sunsilk, sabun Lux, sampai margarin Blue Band.

Bahkan terakhir Unilever berupaya menggandeng Texchem Resources Berhad Malaysia buat mendirikan perusahaan patungan bernama PT Technopia Lever. Perusahaan ini nantinya akan berkiprah di bidang pengembangan dan distribusi produk kesehatan, seperti obat nyamuk bakar, pembasmi serangga, serta oil spray. Bagi tempat kerja pusat Unilever yang berada pada Belanda, anak usahanya yang berada pada Indonesia ini memang terhitung menjadi penyumbang pendapatan Unilever yang akbar.

3. Kategori Telecommunication: PT Telkom Seluler (Telkomsel)
Dalam rangka menaruh kepuasan Pelanggan Berbasis TI, perluasan dan inovasi yang terus-menerus dilakukan sebagai kunci keberhasilan Telkomsel buat menjadi perusahaan operator angka satu di Indonesia. Tidak puas hanya sebagai jago kandang di negeri sendiri, maka Tekomsel pun berambisi menjadi yang terbaik di tempat Asia.

Menjadi perusahaan operator seluler yang terbaik di Asia adalah galat satu misi yg diemban sang Telkomsel. Misi itu pulalah yang menjadikan perusahaan yg berdiri pada 26 Mei 1995 ini makin getoll buat terus mempertinggi kualitas layanan, infrastruktur, dan teknologi yang dimilikinya. Komitmen mengenai hadiah layanan yg prima ini sepertinya terpancar dari para pucuk pimpinan Telkomsel yg menggunakan 'legowo' berjanji akan mendapat masukan berupa keluhan atau usulan berdasarkan para konsumennya. 'Selain bersifat terbuka, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana supaya kami bisa menerjemahkan harapan dan kebutuhan pelanggan.

Demi kepuasan pelanggan pulalah maka Telkomsel tidak henti-hentinya berinovasi membentuk layanan-layanan baru. Di antaranya, customer care by online (caroline), billing and customer care system (bianca), supervision network performance (superman), serta aneka kabar tagihan (anita). Meskipun layanan yang ditawarkan kelihatannya sederhana, tetapi hal itu membutuhkan kemampuan dan kesiapan sistem teknologi kabar (TI) yang kuat.

4. Kategori Transportation & Distribution: PT Birotika Semesta (DHL)
Lebih 50% berdasarkan total pengiriman DHL Indonesia dilakukan menggunakan cara otomatis. Dengan bekal sebuah scanner genggam, para kurir DHL membantu pelanggan melacak bepergian kirimannya. Ini bagian paling nyata menurut proses DHL memasuki ranah e-commerce.

Scanner serta bukan pistol. Itulah 'senjata genggam' paling terkini yg harus dimiliki sang ujung tombak berdasarkan perusahaan pengiriman barang misalnya PT Birotika Semesta (DHL). Di perusahaan ini, sebuah scanner yg digenggam sang petugas/kurir DHL sebagai titik awal perjalanan sebuah paket kiriman, sekaligus membuat paket tersebut berada pada jangkauan pemantauan pengirimnya. 

Setiap sorotan scanner yg dilakukan petugas/kurir DHL dalam tahap demi termin pengiriman merupakan fakta berharga bagi pengirimnya. Di pada scanner itu data dihimpun dan masuk ke back end system DHL dan terus ke sistem besar (service center). Dengan warta inilah mereka bisa menandai lokasi paket kirimannya.

5. Kategori Finance: Bank Central Asia Tbk.
Sebuah bank yg bersandarkan diri dalam TI. Strategi BCA terus membangun delivery channel dengan TI yang memegang peranan krusial boleh dikatakan sukses. Ia boleh dibilang berhasil tetap sebagai bank swasta ritel terbesar pada Indonesia. 

Pada 21 Februari 1957, di sentra perniagaan Jakarta berdirilah sebuah bank bernama Bank Central Asia NV. Dalam perjalanan sejarahnya, Bank Central Asia (BCA) yg kemudian menjadi sebuah bank publik ini terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Anggapan ini mampu dikatakan tidaklah berlebihan saat BCA berhasil membuktikannya melalui peningkatan total asetnya yang mencapai Rp53,36 triliun dalam akhir 1997. Angka ini meningkat hampir 50% menurut total aset pada tahun 1996. Walaupun dalam tahun 1998 total aset BCA sempat turun saat insiden rush nasabah menderanya, tetapi hingga Juli 2002, nilai aset BCA terus membengkak sebagai Rp104,229 triliun. Saat ini selain telah berhasil menciptakan jaringan ATM terbesar pada Indonesia, BCA kini jua berhasil meluncurkan layanan internet banking dan mobile banking.

Keberhasilan Pemberdayaan TI serta Prospeknya
Pemberdayaan/pendayagunaan teknologi adalah kebutuhan yang dimiliki dan harus dipenuhi sang seluruh perusahaan, baik perusahaan besar maupun mini buat memiliki daya saing yang kompetitif. Untuk perusahaan kecil diharapkan solusi manajemen TI menggunakan ketentuan antara lain: (1) mempunyai kemampuan buat mengelola pelaksanaan, sistem, jaringan, serta internet tanpa mengganggu roda perusahaan yg telah berjalan lancar; (dua) Ada agama (accountability) terhadap semua pihak yang terlibat; (3) Ada ketangguhan pada menghadapi perubahan yg cepat. 

Untuk mendukung keberhasilan dalam pengelolaan teknologi informasi wajib didukung oleh empat pilar, yaitu: 
  1. Sistem manajemen menaruh solusi bagi perusahaan buat mempermudah pengorganisasian seluruh asal TI yang beredar buat dikelola secara terpusat; 
  2. Storage manajemen adalah solusi yg memungkinkan pelanggan buat menaikkan, mengakses, membagi, serta memproteksi aset informasinya. Pengelolaan storage menjadi penting lantaran keberhasilan pada pada pasar global nir hanya berkaitan dengan kualitas produk, tetapi pula seberapa cepat pelanggan dan pemasok dapat memperoleh berita. Storage manajemen menciptakan perusahaan mempunyai kesiapan buat mengimplementasikan, mengelola, dan melindungi infrastruktur kabar untuk memasuki pasar global. Dengan revolusi web dan dinamisnya perkembangan e-business saat ini, ketersediaan fakta sebagai satu mission critical bagi suatu bisnis buat dapat terus bersaing serta dapat cepat menjawab kebutuhan pasar; 
  3. Sistem keamanan adalah solusi keamanan yg sanggup memecahkan kasus keamanan yang timbul menurut e-business, menggunakan menaruh solusi pengelolaan keamanan yang terpusat; 
  4. Pervasive manajemen. Tantangan bagi CIO (Chief Information Officer) waktu ini adalah menciptakan suatu sistem yg telah ada buat memfasilitasi pengelolaan perangkat, baik yang tradisional maupun nontradisional. Pervasive manajemen merupakan suatu solusi yang dapat menciptakan, memberikan, dan mengelola secara cepat serta sempurna kebutuhan layanan perangkat berkiprah dengan seluruh perkembangannya. 

Kondisi ketika ini dan masa-masa mendatang, para analis memprediksikan bahwa pengelolaan teknologi adalah kunci keberhasilan pada transformasi e-business. Oleh karena itu bila sebuah perusahaan tidak melakukan hal tadi akan kalah bersaing menggunakan para pesaingnya (kompetitornya). Untuk itu pengelolaan teknologi sudah adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan buat dapat meraih keunggulan yg kompetitif. 

Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dewasa ini, telah menyebabkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yg terdapat, serta semakin canggihnya produk-produk teknologi berita yang sanggup mengintegrasikan semua media warta. Di tengah globalisasi komunikasi yg semakin terpadu (global communication network) dengan semakin populernya Internet seakan telah membuat global semakin menciut (shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas negara berikut kedaulatan serta tatanan masyarakatnya. Ironisnya, dinamika rakyat Indonesia yg masih baru tumbuh serta berkembang sebagai warga industri serta masyarakat Informasi, seolah masih tampak prematur buat mengiringi perkembangan teknologi tadi. Tentunya jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kita tidak akan lagi bisa bersaing dengan negara-negara tetangga. 

Pemanfaatan ICT serta e-Business akan semakin berkembang pada Indonesia yg mempunyai penduduk 220 juta jiwa lebih serta hal ini merupakan pasar yg sangat atraktif bagi para pengusaha. Mereka, tentunya, membutuhkan aneka macam perangkat ICT buat mendukung kelangsungan bisnisnya di Indonesia, seperti telepon, faksimili juga internet. Perangkat ini bukan hanya buat menjual dan membeli, tapi pula buat melayani pelanggan dan melakukan kerja sama dengan kawan usaha masing-masing Selain itu, menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, interaksi antar penduduk yang beredar di aneka macam pulau paling efisien dengan memanfaatkan ICT. Walau perkembangannya tidak sepesat negara-negara Asia lainnya, misalnya Korea Selatan dan RRCina, ICT dan e-Business di Indonesia tetap akan berkembang serta semakin menghipnotis kehidupan personal dan usaha. Apabila dicermati sebagai pasar, tentu saja Indonesia sangat menarik. Indonesia mempunyai keunggulan komparatif pada hal jumlah penduduk. Sementara itu, sarana dan prasarana telekomunikasi yang ada masih jauh dari memadai. Dengan jumlah di atas 200 juta jiwa, densitas telepon saluran tetap pada sini hanya berkisar antara 3-4% dari total penduduknya. Faktor lain yang juga bisa mendorong pertumbuhan itu merupakan kian banyaknya jumlah kalangan terdidik di Indonesia. Tentu saja, semakin besarnya jumlah kalangan ini akan semakin menaikkan intensitas penggunaan ICT pada Indonesia. Karenanya, Indonesia jua tidak boleh melupakan faktor pendidikan pada konteks ini. Ini krusial apabila Indonesia ingin berperan menjadi pengembang dan pembuat. Bukan hanya menjadi pengguna. Pemerintah serta kalangan swasta harus mendukung upaya edukasi dalam bidang ini.

Comments