PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yg diperlukan buat memulai suatu bisnis atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yg baru dan tidak sinkron.
Dalam konteks bahasa Indonesia, kewirausahaan berasal menurut istilah "wira" yang berarti berani, gagah, utama atau perkasa serta bisnis yang berarti perbuatan yang dilakukan buat mencapai hasrat atau tujuan.
Dengan kata lain, kewirausahaan merupakan pola tingkah laris manusia yg gagah serta berani untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan. Kewirausahaan jua dapat diartikan menjadi :
a. Mental dan sikap jiwa insan yang selalu aktif untuk berusaha menaikkan output karyanya pada rangka menaikkan penghasilannya secara ekonomis
b. Suatu proses yg dilakukan oleh seorang buat mengejar peluang-peluang, memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencapai keinginannya yg dijalankan melalui proses penemuan.
c. Proses buat membentuk sesuatu yg lain dari orang lain, dengan memakai saat dan aktivitas yang efektif
d. Semangat, perilaku, tingkah laris serta kemampuan seorang dalam menangani uslaha atau aktivitas yg menunjuk dalam upaya cara kerja, teknologi dan produk baru menggunakan menaikkan efisiensi pada rangka menaruh layanan yg lebih baik serta membentuk keuntungan yang besar .
Apabila kita perhatikan pengertian mengenai kewirausahaan pada atas, maka dapat dikatakan bahwa kewirausahaan merupakan suatu pola tingkah laku manajemen yg terpadu, dengan memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan asal daya yg dimilikinya.
Dalam aktivitas usaha yang dilakukan kewirausahaan, dibutuhkan kapital yang mendukung dalam proses kegiatannya, tanpa adanya dukungan kapital maka cukup berat buat usaha bisa berkembang. Modal merupakan suatu hal yg berupa uang, barang, interaksi maupun insan yang dimiliki oleh seorang atau grup orang untuk menjalankan suatu kegiatan. Modal adalah dasar menurut seluruh kativitas bisnis yang akan dilaksanakan. Denan kata lain, bila seorang atau grup, akan melaksanakan suatu aktivitas usaha namun nir memiliki modal, maka bisnis yang akan dilaksanakannya nir akan berjalan menggunakan baik.
Sumber: disarikan dari banyak sekali sumber !!

PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA

Prestasi Belajar Kewirausahaan Dengan Minat Berwiraswasta
Istilah kewiraswastaan (entrepreneurship) sudah tidak asing lagi bagi warga , walaupun maknanya belum begitu difahami sahih. Masih poly pada antara kita belum menyadari pentingnya kewiraswastaan.

Kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan kini haruslah diwarnai sang inovasi-penemuan diberbagai bidang. Dimana setiap manusia dituntut mempunyai inovasi ,menjadi proses kreatif. Seseorang tidak dapat sukses apabila dia belum mempunyai semangat buat berwirausaha.

Di Indonesia pencerahan untuk berwirausaha masih sangat kecil. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu secara historis Indonesia merupakan negara bekas jajahan negara Belanda. Dimana sebagian akbar anggota beranggapan bahwa menjadi seseorang pekeerja(terutama sebagai pegawai negeri) merupakan Priyayi / orang yang mempunyai status sosial cukup tinggi serta disegani oleh Warga rakyat. Selain itu kurangnya perhatian dari para pendidik tentang pentingnya pendidikan kewirausahan. 

Diberbagai Negara besar termasuk Amerika Serikat mulai mengembangkan pendidikan kejuruan. Lantaran dirasa penting buat mempertinggi kualitas pendidikan yg berarah pada bisnis,guna memperbaiki posisi Amerika pada persaingan ekonomi serta militer.

Maka dirasa begitu perlu bangsa Indonesia untuk mengembangkan pendidikan kewirausahaan baik disekolah maupun pada perguruan tinggi. Lantaran Indonesia merupakan negara yg sedang berkambang. Dimana masyarakatnya wajib sanggup berfikir lebih kedepan buat menaikkan kesejahteranya dalam umumnya dan Bangsa serta Negara pada khususnya. Sehingga rakyat diharapkan juga buat tidak selalu berfikir sebagai seseorang pegawai negri atau bawahan saja.

Oleh karena itu perlu diberikan wawasan serta pemahaman dalam berwiraswasta,maka dituntut adanya penyajian pelajaran tentang kewirausahaan dan pendidikan nir hanya menunjuk pada pendidikan bersifat kognitif,namun jua afektif dan psikomotorik. Sehingga seseorang anak nir hanya memiliki kemampuan pelajaran eksak saja tetapi pula sosial termasuk pada usaha.

Memasuki milenium ke tiga serta persiapan global yang lebih beretika sangat mendesak membuat acara reorientasi semangat kewirausahaan dalam pengusaha kita supaya membarui orientasi yg sangat individualistik, menjadi orientasi yg lebih sehat sebagaimana dikatakan ahli kewirausahaan Raymond Y. Kao menurut Singapura. 

Seorang wirausaha harus memiliki karakter dasar yaitu adanya visi yang jauh kedepan yang sebagai dasar pendorong perubahan den karena kemampuan mengkombinasikan aneka macam sumberdaya untuk menndapatkan suatu yg baru. Seorang penulis menciptakan analogi bahwa mencari ciri seseorang wirausahawan sama dengan mencari binatang mitos. Orang merasa mengetahui bentuknya, tetapi jikalau dicari nir mampu ditemukan di manapun. 

Kewirausahaan ketika ini sedang digalakkan pada Indonesia baik lingkungan perguruan tinggi, masyarakat generik juga kalangan pengusaha mini serta pemerintahan. 

Besarnya peranan kewirausahaan bagi peningkatan perekonomian warga Indonesia ketika ini, berakibat wirausaha menjadi topik yang menarik buat dibahas. Masing-masing pihak mencoba meraih kesempatan-kesempatan yang terdapat buat dapat dimanfaatkan pada pengembangan kegiatan wirausaha ini. Di pada paper ini akan dibahas masalah bagaimana mendidik manusia wiraswasta lewat sekolah.

1. Pengertian Kewirausahaan 
Secara Etimologis, Wira berarti perwira, utama, teladan, berani.swa berarti sendiri,sedangkan Sta berati berdiri. Jadi wiraswasta berarti keberanian berdiri di atas kaki sendiri (dalam berusaha, bekerja buat memenuhi kebutuhan hidup).

Kewirausahaan merupakan semangat, konduite serta kemampuan buat memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan buat diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik, serta membentuk dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian merogoh resiko, kreativitas serta penemuan serta kemampuan managemen. 

Pengertian pada atas meliputi esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positip terhadap peluang buat memperoleh keuntungan buat diri sendiri serta atau pelayanan yang lebih baik dalam pelanggan dan rakyat, cara yang etis serta produktif buat mencapai tujuan serta perilaku mental untuk merealisasikan tanggapan yang positip tadi. Semangat, konduite dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan alas dasar itu wirausaha dikelompokkan sebagai tiga strata yaitu : wirausaha awal, wirausaha andal, wirausaha unggul. Wirausaha yang konduite dan kemampiannya yg lebih menonjol pada memobilisasi asal daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output serta memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya wirausaha yaitu perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreatifitas, inovasi dan mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim dianggap Innovative Entrepreneur. 

Untuk menjadi pengusaha yg sukses seseorang dituntut buat, memenuhi kualifikasi sebagai seseorang wirausahawan. Pada kenyataannya tidak semua pengusaha merupakan wirausahawan yg memiliki sifat kewirausahaan. Pada umumnya yang dimaksud dengan wirausaha sama menggunakan wiraswasta atau pengusaha yaitu seluruh orang yg memiliki bisnis atau melakukan aktivitas usaha buat memperoleh laba atau komisi. Ciri negatif akan tetapi sangat menonjol pada sebagian pengusaha kita ditahun 80-an serta 90-an adalah Semangat dan perilaku mereka mencari keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara. 

Wirausaha adalah seseorang yg merasakan adanya peluang, mengejar peluang yg sinkron dng situasi dirinya, serta percaya bahwa kesuksesan suatu hal yg dpt dicapai (Jose Charlos Jarilo-Mossi). Wiraswasta adalah seorang yg bisa menciptakan produk / jasa dengan kekuatan penemuan shg lebih efisien / efektif dan bertujuan buat kesejahteraan dirinya ( orang lain)

Kewirausahaan adalah suatu pola tingkah laku manajerial yang terpadu pada upaya pemanfaatan peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimiliki (Howard H. Stevenson). Resiko Wirausaha yaitu : Obstacle ( kendala), Hardship ( kesulitan), Very rewarding life (imbalan / hasil yang memukau).

Pengertian tersebut di atas berarti bahwa seorang wiraswastawan kapital utamanya merupakan ketekunan yg dilandasi perilaku optimis, kreatif serta melakukan usaha menjadi pendiri pertama disertai juga menggunakan keberanian menanggung resiko menurut suatu perhitungan serta perencanaan yg sempurna, adanya perhitungan serta perencanaan yg tepat sebetulnya wiraswastawan bukanlah pengambil resiko melainkan penentu resiko.

Dari beberapa pendapat tadi ternyata wiraswasta pengertiannya luas sekali oleh lantaran sangat luasnya, maka pernah sebagian orang menyarankan kata wiraswasta khusus diperuntukkan bagi lingkup swasta, sedangkan pada lingkup pemerintahan sebaiknya dipakai istilah wira karya. Namun apapun istilah yg digunakan aspek kemandirian, menggunakan keberanian, otonom berdaulat, merdeka lahir dan batin adalah aspek yang spesial serta krusial pada berwiraswasta.

2. Pendidikan Wiraswasta di Sekolah
Pendidikan kewirausahan dalam dasarnya dilaksanakan guna menumbuhkan jiwa berwirauasaha pada para siswa serta para staf guru. Tumbuhnya pendidikan ini lantaran didorong oleh impian dan semangat buat menghadapi persaingan dunia. Dimana setiap orang dituntut buat mampu menampilkan keahlian-keahlian dan inovasi baru supaya tidak kalah bersaing menggunakan negara lain.

Program Pengembangan kewirausahaan diharapkan menjadi sarana yg sinergis antara dominasi sain dan teknologi menggunakan jiwa kewirausahaan. Serta dengan berkembangan pendidikan kewirausahan dibutuhkan seseorang siswa tidak hanya akan berkembang nilai akademisnya saja. Akan namun jua akan menaruh kemandirian perekonomian pada kewirausahaan. Sebagai akibatnya akan memberikan kemampuan melihat serta menilai kesempatan-kesempatan (peluang) dalam usaha serta kemampuan mengoptimalisasikan asal daya dan mengambil tindakan dan memiliki motivasi tinggi dalam mengambil resiko pada rangka menyukseskan bisnisnya.

Minat murid terhadap kewiraswastaan perlu diketahui oleh pengajar maupun siswa irusendiri mengingat minat ini bisa mengarahkan murid buat melakukan pilihan pada menentukan cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan menurut minat dalam hubungan menggunakan proses/jangkauan masa depan bagi murid buat merencanakan serta menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau pekerjaan yang diinginkan. Siswa yg berminat pada berwirasawasta cenderung memilih karir ke sektor swasta dan berwiraswasta. Dalam kaitan ilmu pengetahuan, murid yg berminat pada wiraswasta akan tertarik dengan pengetahuan/ilmu yg berhubungan dengan minatnya tersebut.

Peranan sekolah atau peguruan tinggi adalah buat memotivasi siswa agar sesudah lulus mereka bisa menjadi seseorang wirausahaan muda yang berkualitas serta siap bersaing. Sehingga semakin poly lulusan anak didik atau mahasiswa dapat mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan kerja. Akan tetapi sekarang pertanyaannya adalah apakah sekolah atau perguruan tinggi dapat melahirkan atau mencetak wirausahawan belia? Oleh karenanya sekarang peranan sekolah dan perguruan tinggi memotivasi para lulusansekolah atau sarjana menjadi seorang wirausahawan muda buat menaikkan jumlah wiraussahawan dan diperlukan sanggup membuka lowongan baru.

Pendidikan kejuruan atau kewirausahan khususnya yng berkenaan menggunakan usaha ,bisa dilakukan dalam setiap jenjang pendidikan dimulai berdasarkan Sekolah Dasar,Sekolah Menengah Pertama,SMA sampai pada Perguruan Tinggi. Sebagai negara yg sedang berkembang ,Indonesia masih kekurangan wirausahawan. Hal ini masih bisa dipahami, karena syarat pendidikan di Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan dalam sektor Ekonomi. Hal ini terbukti bahwa hampir semua sekolah masih didominasi sang pelaksanaan pendidikan serta pembelajarang yg konvensional. Semua terjadi karena institusi pendidikan serta warga kurang mendukung pertumbuhan wirausahawan.

Sekolah serta Perguruan Tinggi juga wajib bisa memberikan motivasibagi para lulusannya menjadi young entrepreneurs adalah bagian salaah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Menurut Tomas Zimmeren,terdapat delapan faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan antara lain:

1. Wirausahawan Sebagai Pahlawan
Faktor tadi sangat mendorong setiap oranguntuk mencoba memiliki bisnis sendiri karena adanya sikap rakyat bahwa seseorang wirausahawan dipercaya menjadi seorang pahlawan dan menjadi model buat diikuti. Oleh kerena itu setatus ini akan mendorong seorang buat memulai usahanya sendiri.

2. Pendidikan Kewirausahaan 
Pendidikan wirausahaan sangat diminati pada Luar Negeri ,lantaran warga takut menggunakan berkurangnya berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia sebagai akibatnya mendorong mereka buat belajar kewirausahaan menggunakan tujuan sesudah lulus mereka bisa membuka usaha sendiri.

3. Faktor Ekonomi ddan Kependudukan
Sebagian akbar orang memulai bisnis antara umur 25 tahun sampaidengan 39 tahun. Hal ini pada dukung oleh komposisi jumlah penduduk pada suatu negara. Ter lebih lagi bahwa wira usahawan tidak dibatasi oleh umur , jenis kelamin , ras , latar belakang ekonomi , atau apaun jua pada pencapaian sukses dengan mempunyai bisnis sendiri.

4. Pergeseran ke Ekonomi Jasa
Karena sektor jasa nisbi rendah investasi awalnya sehinga menjadi terkenal dikalangan para usahawan dan mendorong mereka buat mencoba memulai usaha sendiri dalam bidang jasa.

5. Kemajuan Teknologi
Dengan donasi mesin bisnis terbaru seperti komputer , laptop , notebook , mesin fax , mesin penjawab telepon,dll seseorang dapat bekerja dirumah layaknya bisnis besar . Apalagi sekarang semua mesin-mesin tersebut harganya berada jangkauan usaha mini .

6. Gaya Hidup Bebas
Seorang usahawan memiliki waktu luang serta kebebasan buat keluarga serta teman. Memiliki banyak ketika senggang berarti mempunyai saat untuk mengendalikan stres yg herbi perkara kerja.

7. E-Commerce serta World-Wide-Web
perdagangan secara on-line tumbuh cepat sekali , sehingga membentuk perdagangan menggunakan banyak kesempatan bagi para wirwusahawan berbasis internet atau website.

8. Peluang Intenasional
Dalam pencarian pelanggan ,bisnis kecil kini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup Negara sendiri. Pergeseran Ekonomi global yg dramatis telah membuka pintu peluang usaha yg luar biasa bagi para usahawan yang bersedia menggapai seluruh global.

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa sekolah dan perguruan tinggi memiliki peranan krusial dalam memotivasi siswa supaya sanggup serta siap buat berwira bisnis sendiri. Oleh karenanya sekolah serta perguruan tinggi berperan menyadiakan wadah yg memberikan kesempatan buat memulai usaha yg dimulai sejak beliau bersekolah hingga lulus. Serta menaruh wawasan serta gambaran secara jelas mengenai manfaat berwirausaha. Lantaran bila tidak, kemungkinan akbar para murid dan mahasiswa tadak termotivasi buat memperdalam keterampilan berbisnisnya .

PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA

Prestasi Belajar Kewirausahaan Dengan Minat Berwiraswasta
Istilah kewiraswastaan (entrepreneurship) sudah tidak asing lagi bagi warga , walaupun maknanya belum begitu difahami benar. Masih banyak pada antara kita belum menyadari pentingnya kewiraswastaan.

Kenyataan memperlihatkan bahwa kehidupan sekarang haruslah diwarnai sang inovasi-penemuan diberbagai bidang. Dimana setiap manusia dituntut mempunyai penemuan ,sebagai proses kreatif. Seseorang nir bisa sukses jika ia belum memiliki semangat buat berwirausaha.

Di Indonesia kesadaran untuk berwirausaha masih sangat kecil. Hal ini disebabkan lantaran adanya beberapa faktor yang mensugesti yaitu secara historis Indonesia adalah negara bekas jajahan negara Belanda. Dimana sebagian akbar anggota beranggapan bahwa sebagai seseorang pekeerja(terutama sebagai pegawai negeri) merupakan Priyayi / orang yang mempunyai status sosial relatif tinggi serta disegani oleh Warga warga . Selain itu kurangnya perhatian menurut para pendidik mengenai pentingnya pendidikan kewirausahan. 

Diberbagai Negara besar termasuk Amerika Serikat mulai membuatkan pendidikan kejuruan. Lantaran dirasa krusial buat menaikkan kualitas pendidikan yang berarah dalam usaha,guna memperbaiki posisi Amerika pada persaingan ekonomi serta militer.

Maka dirasa begitu perlu bangsa Indonesia buat berbagi pendidikan kewirausahaan baik disekolah maupun pada perguruan tinggi. Lantaran Indonesia adalah negara yang sedang berkambang. Dimana masyarakatnya harus mampu berfikir lebih kedepan buat menaikkan kesejahteranya pada umumnya serta Bangsa dan Negara pada khususnya. Sehingga warga diperlukan pula buat tidak selalu berfikir menjadi seseorang pegawai negri atau bawahan saja.

Oleh karena itu perlu diberikan wawasan serta pemahaman pada berwiraswasta,maka dituntut adanya penyajian pelajaran mengenai kewirausahaan serta pendidikan nir hanya menunjuk dalam pendidikan bersifat kognitif,namun pula afektif dan psikomotorik. Sehingga seorang anak nir hanya mempunyai kemampuan pelajaran eksak saja tetapi jua sosial termasuk dalam bisnis.

Memasuki milenium ke 3 dan persiapan dunia yg lebih beretika sangat mendesak menciptakan acara reorientasi semangat kewirausahaan dalam pengusaha kita supaya mengubah orientasi yg sangat individualistik, sebagai orientasi yang lebih sehat sebagaimana dikatakan ahli kewirausahaan Raymond Y. Kao berdasarkan Singapura. 

Seorang wirausaha wajib memiliki karakter dasar yaitu adanya visi yang jauh kedepan yang menjadi dasar pendorong perubahan den lantaran kemampuan mengkombinasikan banyak sekali sumberdaya buat menndapatkan suatu yang baru. Seorang penulis menciptakan analogi bahwa mencari ciri seseorang wirausahawan sama menggunakan mencari hewan mitos. Orang merasa mengetahui bentuknya, tetapi jika dicari tidak mampu ditemukan di manapun. 

Kewirausahaan saat ini sedang digalakkan di Indonesia baik lingkungan perguruan tinggi, masyarakat generik maupun kalangan pengusaha mini dan pemerintahan. 

Besarnya peranan kewirausahaan bagi peningkatan perekonomian rakyat Indonesia waktu ini, mengakibatkan wirausaha menjadi topik yang menarik buat dibahas. Masing-masing pihak mencoba meraih kesempatan-kesempatan yang ada buat dapat dimanfaatkan pada pengembangan aktivitas wirausaha ini. Di pada paper ini akan dibahas kasus bagaimana mendidik manusia wiraswasta lewat sekolah.

1. Pengertian Kewirausahaan 
Secara Etimologis, Wira berarti perwira, primer, teladan, berani.swa berarti sendiri,sedangkan Sta berati berdiri. Jadi wiraswasta berarti keberanian berdiri pada atas kaki sendiri (pada berusaha, bekerja buat memenuhi kebutuhan hidup).

Kewirausahaan merupakan semangat, konduite serta kemampuan buat memberikan tanggapan yg positif terhadap peluang memperoleh keuntungan buat diri sendiri dan atau pelayanan yg lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih berguna serta menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan penemuan dan kemampuan managemen. 

Pengertian di atas mencakup esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positip terhadap peluang buat memperoleh laba buat diri sendiri serta atau pelayanan yg lebih baik dalam pelanggan dan warga , cara yg etis dan produktif buat mencapai tujuan serta sikap mental buat merealisasikan tanggapan yg positip tersebut. Semangat, konduite serta kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan alas dasar itu wirausaha dikelompokkan sebagai tiga tingkatan yaitu : wirausaha awal, wirausaha tangguh, wirausaha unggul. Wirausaha yang konduite dan kemampiannya yang lebih menonjol pada memobilisasi sumber daya dan dana, dan mentransformasikannya menjadi hasil serta memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya wirausaha yaitu perilaku dan kemampuannya menonjol pada kreatifitas, penemuan dan mengantisipasi serta menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur. 

Untuk sebagai pengusaha yang sukses seorang dituntut buat, memenuhi kualifikasi sebagai seorang wirausahawan. Pada kenyataannya nir semua pengusaha adalah wirausahawan yg mempunyai sifat kewirausahaan. Pada umumnya yg dimaksud menggunakan wirausaha sama dengan wiraswasta atau pengusaha yaitu semua orang yang mempunyai bisnis atau melakukan kegiatan bisnis buat memperoleh keuntungan atau komisi. Ciri negatif akan tetapi sangat menonjol pada sebagian pengusaha kita ditahun 80-an dan 90-an adalah Semangat serta perilaku mereka mencari keuntungan eksklusif sebanyak-banyaknya menggunakan menghalalkan segala cara. 

Wirausaha merupakan seseorang yg merasakan adanya peluang, mengejar peluang yg sinkron dng situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan suatu hal yang dpt dicapai (Jose Charlos Jarilo-Mossi). Wiraswasta merupakan seseorang yg sanggup membangun produk / jasa menggunakan kekuatan inovasi shg lebih efisien / efektif dan bertujuan buat kesejahteraan dirinya ( orang lain)

Kewirausahaan merupakan suatu pola tingkah laku manajerial yg terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang yg tersedia tanpa mengabaikan asal daya yg dimiliki (Howard H. Stevenson). Resiko Wirausaha yaitu : Obstacle ( kendala), Hardship ( kesulitan), Very rewarding life (imbalan / output yang memukau).

Pengertian tadi pada atas berarti bahwa seorang wiraswastawan modal utamanya merupakan ketekunan yg dilandasi perilaku optimis, kreatif serta melakukan bisnis sebagai pendiri pertama disertai juga dengan keberanian menanggung resiko berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang tepat, adanya perhitungan serta perencanaan yg tepat sebetulnya wiraswastawan bukanlah pengambil resiko melainkan penentu resiko.

Dari beberapa pendapat tadi ternyata wiraswasta pengertiannya luas sekali oleh lantaran sangat luasnya, maka pernah sebagian orang menyarankan kata wiraswasta khusus diperuntukkan bagi lingkup swasta, sedangkan di lingkup pemerintahan usahakan digunakan istilah wira karya. Tetapi apapun kata yg digunakan aspek kemandirian, dengan keberanian, otonom berdaulat, merdeka lahir dan batin adalah aspek yang khas serta penting pada berwiraswasta.

2. Pendidikan Wiraswasta pada Sekolah
Pendidikan kewirausahan dalam dasarnya dilaksanakan guna menumbuhkan jiwa berwirauasaha dalam para siswa serta para staf pengajar. Tumbuhnya pendidikan ini karena didorong sang harapan serta semangat untuk menghadapi persaingan dunia. Dimana setiap orang dituntut buat bisa menampilkan keahlian-keahlian serta penemuan baru agar nir kalah bersaing dengan negara lain.

Program Pengembangan kewirausahaan dibutuhkan menjadi sarana yg sinergis antara penguasaan sain serta teknologi menggunakan jiwa kewirausahaan. Serta menggunakan berkembangan pendidikan kewirausahan diperlukan seseorang siswa nir hanya akan berkembang nilai akademisnya saja. Akan tetapi jua akan menaruh kemandirian perekonomian dalam kewirausahaan. Sebagai akibatnya akan menaruh kemampuan melihat serta menilai kesempatan-kesempatan (peluang) dalam bisnis dan kemampuan mengoptimalisasikan asal daya dan mengambil tindakan dan memiliki motivasi tinggi pada mengambil resiko dalam rangka menyukseskan bisnisnya.

Minat anak didik terhadap kewiraswastaan perlu diketahui sang pengajar juga murid irusendiri mengingat minat ini bisa mengarahkan siswa buat melakukan pilihan pada menentukan cita-citanya. Cita-cita adalah perwujudan berdasarkan minat pada hubungan menggunakan proses/jangkauan masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang berminat dalam berwirasawasta cenderung memilih karir ke sektor partikelir serta berwiraswasta. Dalam kaitan ilmu pengetahuan, murid yang berminat dalam wiraswasta akan tertarik dengan pengetahuan/ilmu yg berhubungan dengan minatnya tersebut.

Peranan sekolah atau peguruan tinggi merupakan buat memotivasi siswa agar sesudah lulus mereka mampu sebagai seseorang wirausahaan muda yang berkualitas dan siap bersaing. Sehingga semakin banyak lulusan anak didik atau mahasiswa dapat mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan kerja. Akan namun kini pertanyaannya adalah apakah sekolah atau perguruan tinggi dapat melahirkan atau mencetak wirausahawan muda? Oleh karena itu sekarang peranan sekolah dan perguruan tinggi memotivasi para lulusansekolah atau sarjana menjadi seseorang wirausahawan muda buat menaikkan jumlah wiraussahawan serta dibutuhkan sanggup membuka lowongan baru.

Pendidikan kejuruan atau kewirausahan khususnya yng berkenaan menggunakan usaha ,bisa dilakukan pada setiap jenjang pendidikan dimulai berdasarkan Sekolah Dasar,SMP,Sekolah Menengah Atas hingga pada Perguruan Tinggi. Sebagai negara yang sedang berkembang ,Indonesia masih kekurangan wirausahawan. Hal ini masih dapat dipahami, lantaran syarat pendidikan di Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan pada sektor Ekonomi. Hal ini terbukti bahwa hampir semua sekolah masih didominasi sang pelaksanaan pendidikan serta pembelajarang yg konvensional. Semua terjadi karena institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan wirausahawan.

Sekolah serta Perguruan Tinggi pula harus dapat memberikan motivasibagi para lulusannya sebagai young entrepreneurs merupakan bagian salaah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Menurut Tomas Zimmeren,ada delapan faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan diantaranya:

1. Wirausahawan Sebagai Pahlawan
Faktor tersebut sangat mendorong setiap oranguntuk mencoba memiliki usaha sendiri lantaran adanya perilaku rakyat bahwa seseorang wirausahawan dianggap sebagai seseorang pahlawan dan menjadi model buat diikuti. Oleh kerena itu setatus ini akan mendorong seseorang untuk memulai usahanya sendiri.

2. Pendidikan Kewirausahaan 
Pendidikan wirausahaan sangat diminati di Luar Negeri ,lantaran rakyat takut dengan berkurangnya berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia sehingga mendorong mereka buat belajar kewirausahaan dengan tujuan selesainya lulus mereka bisa membuka usaha sendiri.

3. Faktor Ekonomi ddan Kependudukan
Sebagian akbar orang memulai bisnis antara umur 25 tahun sampaidengan 39 tahun. Hal ini pada dukung oleh komposisi jumlah penduduk dalam suatu negara. Ter lebih lagi bahwa wira usahawan nir dibatasi oleh umur , jenis kelamin , ras , latar belakang ekonomi , atau apaun jua pada pencapaian sukses dengan mempunyai usaha sendiri.

4. Pergeseran ke Ekonomi Jasa
Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehinga menjadi terkenal dikalangan para usahawan dan mendorong mereka buat mencoba memulai bisnis sendiri pada bidang jasa.

5. Kemajuan Teknologi
Dengan bantuan mesin bisnis terkini seperti komputer , laptop , notebook , mesin fax , mesin penjawab telepon,dll seorang dapat bekerja dirumah layaknya usaha akbar. Apalagi kini seluruh mesin-mesin tadi harganya berada jangkauan usaha mini .

6. Gaya Hidup Bebas
Seorang usahawan mempunyai saat luang dan kebebasan buat keluarga dan sahabat. Memiliki poly saat senggang berarti memiliki saat buat mengendalikan stres yang berhubungan dengan masalah kerja.

7. E-Commerce dan World-Wide-Web
perdagangan secara on-line tumbuh cepat sekali , sebagai akibatnya membentuk perdagangan menggunakan poly kesempatan bagi para wirwusahawan berbasis internet atau website.

8. Peluang Intenasional
Dalam pencarian pelanggan ,usaha kecil kini nir lagi dibatasi dalam ruang lingkup Negara sendiri. Pergeseran Ekonomi dunia yang dramatis sudah membuka pintu peluang usaha yang luar biasa bagi para usahawan yg bersedia menggapai semua global.

Seperti yg telah dikemukakan pada atas bahwa sekolah serta perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam memotivasi peserta didik agar sanggup dan siap buat berwira usaha sendiri. Oleh karena itu sekolah dan perguruan tinggi berperan menyadiakan wadah yg menaruh kesempatan buat memulai usaha yang dimulai sejak ia bersekolah sampai lulus. Serta memberikan wawasan dan gambaran secara jelas tentang manfaat berwirausaha. Karena bila nir, kemungkinan akbar para murid serta mahasiswa tadak termotivasi untuk memperdalam keterampilan berbisnisnya .

PENGERTIAN BREAK EVEN POINT MENURUT PARA AHLI

Pengertian Break Even Point Menurut Para Ahli
Banyak para ahli beropini tentang pengertian break even point, dimana pengertian satu dengan lainnya tidak selaras namun dalam prinsipnya memiliki konsep dasar yang sama. Menurut Alwi (1994 : 265) menyatakan bahwa “Break Even Point adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan itu nir memperoleh laba serta nir menderita rugi (Penghasilan = Total porto).

Sedang Mulyadi (1997 : 72) menyatakan bahwa “impas adalah suatu keadaan dimana suatu bisnis nir memperoleh laba dan nir menderita rugi, menggunakan istilah lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya , atau apabila keuntungan kontribusi hanya bisa digunakan untuk menutup porto tetap saja”.

Hansen dan Mowen (1994 : 16) menyatakan “Break Even Point is where total revenues equal total costs, the point is zero profits”.

Menurut Ross, Randolph, dan Bradford (1998 : 309) menyatakan “Break even analysis is popular and commonly used tool for analyzing the relationship between sales volume and profitability”.

Tetapi analisa break even point nir hanya semata-mata buat mengetahui keadaan perusahaan yg break even saja, akan namun analisa break even sanggup memberikan liputan dalam pimpinan perusahaan aneka macam tingkat volume penjulan serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut taraf penjualan yg didapatkan.

Dari pengertian tadi maka bisa disimpulkan perusahaan mencapai break even point bila pada satu periode kerja tidak memperoleh keuntungan namun pula nir menderita rugi, dimana laba adalah nol. Jadi bisa dikatakan break even point adalah hubungan antara volume penjualan, porto serta tingakat laba yg akan diperoleh pada tingkat penjualan eksklusif, sebagai akibatnya analisis Break Even Point ini sering disebut cost, volume, profit analysis. Selain itu analisa Break Even Point bermanfaat pula untuk memilih kebijaksanaan pada perusahaan, baik perusahaan yg telah maju maupun perusahaan yang baru mengadakan perencanaan.

A. Unsur-Unsur Pokok Dalam Analisa Break Even Point
Analisa unsur-unsur yg mensugesti break even point yaitu porto, volume, harga jual dan keuntungan itu sendiri.

Pengertian biaya dan beban pada pada bahasa Indonesia belum dibedakan menggunakan sempurna. Seringkali istilah cost digunakan secara sinonim menggunakan istilah expense. Mulyadi (1986:4) membedakan pengertian antara cost serta expense sebagai berikut: “cost merupakan bagian dari harga perolehan tahun harga beli aktiva yg ditunda pembebannya atau belum dimanfaatkan dalam hubungannya menggunakan realisasi penghasilan”. Sedang expense adalah cost yg dikorbankan di pada bisnis memperoleh penghasilan.

Yang dimaksud dengan volume yg terdapat pada analisa Break Even Point adalah jumlah unit produksi atau jumlah unit penjualan.

Harga jual per unit adalah sejumlah uang yang diterima atau piutang yang timbul atas penyerahan barang dan jasa kepada konsumen pada setiap unitnya. Harga jual bisa berupa harga jual higienis atau bisa harga jual kotor. Sedangkan yg digunakan dalam analisa Break Even Point merupakan harga jual bersih yg terlepas dari aneka macam macam rabat.

Laba merupakan keuntungan yg diperoleh perusahaan, dimana laba ini dari berdasarkan penghasilan selesainya dikurangi porto.

Alwi (1994:267) menyatakan: “Variabel-variabel yang membangun Break Even Point adalah harga jual dan porto (porto tetap dan biaya variabel)”. Kedua variabel tadi saling terkait antara satu menggunakan lainnya, perubahaan galat satu menurut variabel yg dimaksud menyebabkan perubahan besarnya titik Break Even Point.

Harga Jual
Pengertian harga jual menurut Kotler (1994:474) adalah sebagai berikut: “Price is what the seller feels it is worth, in terms of money to the buyer.” Di mana pengertiannya adalah harga bagi penjual merupakan suatu nilai dalam uang yang ditawarkan dalam pembeli. Kesimpulan menurut pengertian di atas bahwa harga yang dibayar sang pembeli sudah termasuk pelayanan yg diberikan sang penjual, serta penjual pula menginginkan sejumlah laba menurut harga tersebut.

Tujuan penetapan harga berdasarkan Kotler (1994:491-493) adalah: 
(1) survival,
(2) maximum current profit, 
(3) maximum current revenue,
(4) maximum sales growth,
(5) maximum market skimming,
(6) product quality leadership.

Penetapan harga jual dalam suatu produk amatlah krusial, kesalahan pada penetapan harga akan menjadikan fatal bagi segi keuangan dan akan mempengaruhi kontinuitas bisnis.

Ada beberapa metode yg umumnya digunakan pada memutuskan harga berdasarkan Kotler (1994:498-506), yaitu:

1. Cost Based Pricing
a. Mark up pricing (cost plus pricing) : adalah penetapan harga jual menggunakan menambah tingkat keuntungan dalam porto-porto yang telah dibebankan pada barang.
b. Target profit pricing : adalah penetapan harga jual yg berdasarkan atas permintaan.

2. Buyer based pricing : merupakan penetapan harga jual dari nilai / gambaran yang dirasakan konsumen terhadap produk.

3. Competition based pricing
1. Going rate pricing : merupakan penetapan harga jual berdasarkan harga yang ditetapkan oleh pesaing.
2. Sealed – bid pricing : merupakan penetapan harga jual pada situasi dimana perusahaan bersaing menggunakan cara tetapkan harga jual yg lebih rendah menurut harga yg ditetapkan pesaing.

Alwi (1994:234) menyatakan bahwa harga jual suatu produk pada umumnya adalah deretan dari biaya produksi, porto penjualan serta biaya lain-lain pada tambah menggunakan sejumlah keuntungan yang diinginkan pembuat yang ditawarkan kepada konsumen. Sedang masing-masing porto tersebut memiliki berbagai karakter yg tidak sinkron antara biaya yang satu dengan yg lain. Seperti halnya biaya permanen memiliki ciri yg berbeda dengan porto variabel.

Biaya 
Menurut Alwi (1994:44) menyatakan porto merupakan pengorbanan asal hemat. Sumber ekonomis yang dimaksudkan adalah suatu sumber yg mempunyai adanya sifat kelangkaan (scarcity).

Klasifikasi biaya
Masing-masing porto mempunyai perbedaan antara porto yang satu dengan porto lainnya. Masing-masing disparitas tadi juga tergantung dari sudut pandangnya masing-masing. Namun terkait dengan Break Even Point penjabaran dari biaya yg dimaksudkan yaitu menurut sifatnya. Halim (1995:52) menyatakan bahwa: “Biaya berdasarkan sifatnya terdiri menurut porto tetap, porto variabel dan porto semi variabel”.

1. Biaya tetap 
Menurut Alwi (1994:110) menyatakan bahwa biaya permanen merupakan biaya yg dikeluarkan yg tidak terpengaruh dengan volume produksi. Atau menggunakan kata lain, turun naiknya volume produksi nir mensugesti besarnya porto yang dimaksudkan. Untuk itu karakteristik porto permanen merupakan sebagai berikut:
a. Jumlahnya tetap dalam suatu periode
b. Biaya permanen per unit berbanding terbalik menggunakan jumlah produksi, dalam arti semakin besar jumlah produksi maka porto permanen per unit semakin mini demikian pula berlaku kebalikannya. 

2. Biaya Variabel
Alwi (1994:112) menyatakan porto variabel merupakan sejumlah biaya yang dimuntahkan yg besarnya tergantung volume produksi, semakin besar volume produksi akan diikuti menggunakan melonjaknya biaya tersebut serta demikian jua sebaliknya. Dengan demikian ciri porto variabel antara lain:
a. Jumlahnya berfluktuasi menurut volume produksi
b. Biaya variabel per unit nisbi tetap seiring menggunakan bertambahnya volume produksi, namun secara keseluruhan total biaya variabel berbanding lurus dengan jumlah produksi, dimana semakin akbar total porto variabel jumlah produksi semakin besar pula.

3. Biaya Semi Variabel
Alwi (1994:114) menyatakan bahwa biaya semi variabel yaitu porto yang merupakan kombinasi antara biaya tetap serta porto variabel. Seperti halnya upah karyawan yang didalamnya termasuk upah tetap dan intensif karyawan.

B. Keterbatasan Analisa Break Even Point
Beberapa pakar mengemukakan mengenai keterbatasan penggunaan analisa Break Even Point, diantaranya berdasarkan Horngren yg mengemukakan menjadi berikut:
1. Expenses may be classified into variable and fixed catagories. Total variable expenses very directly with volume. Total fixed expense do not change with volume.
2. The behavior of revenues and expenses is accurately potrayed and is linear over the relevant range.
3. Efficiency and productivity will be unchanged.
4. Sales mix will be constant.

C. Perhitungan Dalam Analisa Break Even Point
Alwi (1994:269) menyatakan bahwa terdapat berbagai cara buat menentukanbesarnya Break Even Point, diantaranya menggunakan memakai teknik persamaan serta pendekatan grafik.

1. Teknik Persamaan
Penentuan besarnya Break Even Point memakai teknik persamaan menggunakan memakai rumus menjadi berikut:

Keterangan:
Y = Laba
C = Harga jual per unit
x = Jumlah produk yang dijual
B = Biaya variable per unit
A = Biaya tetap

Berdasar definisi pada atas suatu perusahaan akan impas bila jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya (keuntungan = 0). Berangkat berdasarkan rumus persamaan yang sudah diungkapkan tersebut dengan menggunakan pengolahan rumus yg dimaksud, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

Berdasar persamaan tadi, dengan melalui banyak sekali penyelesaian persamaan akan diperoleh rumus turunan sebagai berikut:
Sebagai penyelesaian menurut persamaan pada atas, diperoleh rumus lebih lanjut sebagai berikut: 

Keterangan:
Dengan demikian, rumus Break Even Point yg dihasilkan berdasarkan berbagai persamaan tersebut merupakan menjadi berikut:

Sedang rumus Break Even Point dalam rupiah dari Alwi (1994:274) merupakan sebagai berikut:

2. Pendekatan Grafik
Alwi (1994:276) menyatakan bahwa: “…selain dengan teknik persamaan bisa jua dipakai pendekatan secara grafik, yaitu dengan penentuan titik pertemuan antara garis penghasilan menggunakan garis porto pada pada suatu grafik”. Titik pertemuan antara garis penghasilan dengan garis porto tersebut adalah titik Break Even Point. Untuk dapat memilih titik break even wajib dibuat grafik dengan sumbu datar memberitahuakn volume penjualan, sedangkan sumbu tegak memperlihatkan porto dan penghasilan. 

D. Margin of safety
Alwi (1994:278) menyatakan:”Margin of safety yaitu buat memilih seberapa jauh berkurangnya penjualan supaya perusahaan tidak menderita kerugian”. Atau menggunakan kata lain Margin of paling aman menaruh warta hingga seberapa jauh volume penjualan yg direncanakan tersebut boleh turun agar agar perusahaan nir menderita rugi.

Budget Sales adalah jumlah penjualan yg sudah ditargetkan.

E. Asumsi Dasar Break Even Point
Terkait menggunakan masalah-perkara asumsi dasar BEP, Riyanto (1991:279) mengemukakan:

Asumsi-asumsi dasar Break Even Point merupakan menjadi berikut:
  • Biaya dalam perusahaan dibagi pada golongan porto variabel menggunakan golongan porto tetap.
  • Besarnya porto variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi / penjualan.
  • Berdasarkan porto permanen secara totalitas nir berubah meskipun terdapat perubahan volume produksi / penjualan.
  • Harga jual per unit tidak berubah selama periode yg dianalisa.
  • Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Jika diproduksi lebih berdasarkan satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “sales mix”-nya adalah permanen konstan.
F. Kegunaan Analisa Break Even Pont
Analisa Break Even Point bisa dipakai untuk berbagai tujuan terutama bagi perusahaan yg sedang menyusun perencanaan. Di samping itu juga dapat digunakan menjadi indera pengendalian ketika perusahaan masih dalam kegiatan sebelum berakhirnya suatu periode.

Menurut Adikoesoemah (1996:359), mengemukakan bahwa analisa Break Even Point digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan buat:
  • Mengevaluasi tujuan laba berdasarkan perusahaan secara holistik.
  • Menyajikan data biaya serta laba pada top management, yg diharapkan buat mengambil keputusan serta merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan.
  • Mengganti sistem laporan yang tebal-tebal dengan suatu grafik yang mudah dibaca serta dimengerti.
Sedangkan berdasarkan Sigit (1996:tiga) juga menyatakan tentang aneka macam kegunaan analisa BEP merupakan sebagai berikut:

Kegunaan analisa Break Even Point diantaranya:
  • Sebagai alat buat merencanakan keuntungan.
  • Sebagai indera buat perencanaan budget.
  • Sebagai penentu harga jual produk.
  • Sebagai dasar memilih harga jual produk.
  • Sebagai dasar rencana pengembangan.
  • Sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dari beberapa uraian tadi tentang Break Even Point, maka bisa ditarik konklusi bahwa kegunaan analisa Break Even Point diantaranya:
a. Analisa Break Even Point bisa dipakai sebagai alat pemberi liputan kepada management secara sederhana serta singkat.
b. Analisa Break Even Point dapat dipakai sebagai indera panduan pada mengambil keputusan terutama yang menyangkut porto, pendapatan, serta perencanaan laba.
c. Analisa Break Even Point bisa jua memberikan citra mengenai porto dan hasil produknya yang diharapkan secara menyeluruh di pada aktivitas utama perusahaan di masa mendatang.
d. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai landasan buat mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu sebagai wahana untuk membandingkan antara realisasi dengan perhitungan dari analisa break even menjadi alat pengendalian atau controlling.
e. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada menentukan harga jual, yaitu selesainya diketahui output-output perhitungan dari analisa break even serta laba yang ditargetkan.

PENGERTIAN BREAK EVEN POINT MENURUT PARA AHLI

Pengertian Break Even Point Menurut Para Ahli
Banyak para ahli berpendapat tentang pengertian break even point, dimana pengertian satu menggunakan lainnya tidak selaras namun dalam prinsipnya mempunyai konsep dasar yg sama. Menurut Alwi (1994 : 265) menyatakan bahwa “Break Even Point adalah suatu keadaan dimana pada operasi perusahaan, perusahaan itu nir memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi (Penghasilan = Total porto).

Sedang Mulyadi (1997 : 72) menyatakan bahwa “impas merupakan suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh keuntungan serta nir menderita rugi, menggunakan istilah lain suatu usaha dikatakan impas apabila jumlah pendapatan (revenue) sama menggunakan jumlah porto, atau bila laba kontribusi hanya bisa dipakai buat menutup porto tetap saja”.

Hansen serta Mowen (1994 : 16) menyatakan “Break Even Point is where total revenues equal total costs, the point is zero profits”.

Menurut Ross, Randolph, dan Bradford (1998 : 309) menyatakan “Break even analysis is popular and commonly used tool for analyzing the relationship between sales volume and profitability”.

Tetapi analisa break even point nir hanya semata-mata buat mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, akan namun analisa break even mampu memberikan keterangan pada pimpinan perusahaan aneka macam taraf volume penjulan serta hubungannya menggunakan kemungkinan memperoleh keuntungan dari tingkat penjualan yang didapatkan.

Dari pengertian tadi maka bisa disimpulkan perusahaan mencapai break even point apabila dalam satu periode kerja nir memperoleh keuntungan tetapi jua nir menderita rugi, dimana laba merupakan nol. Jadi dapat dikatakan break even point merupakan interaksi antara volume penjualan, porto dan tingakat laba yang akan diperoleh pada tingkat penjualan eksklusif, sebagai akibatnya analisis Break Even Point ini sering dianggap cost, volume, profit analysis. Selain itu analisa Break Even Point berguna pula buat menentukan kebijaksanaan dalam perusahaan, baik perusahaan yg sudah maju juga perusahaan yang baru mengadakan perencanaan.

A. Unsur-Unsur Pokok Dalam Analisa Break Even Point
Analisa unsur-unsur yang mensugesti break even point yaitu biaya , volume, harga jual serta laba itu sendiri.

Pengertian biaya serta beban pada dalam bahasa Indonesia belum dibedakan dengan tepat. Seringkali istilah cost digunakan secara sinonim menggunakan istilah expense. Mulyadi (1986:4) membedakan pengertian antara cost dan expense sebagai berikut: “cost merupakan bagian berdasarkan harga perolehan tahun harga beli aktiva yg ditunda pembebannya atau belum dimanfaatkan dalam hubungannya dengan realisasi penghasilan”. Sedang expense merupakan cost yg dikorbankan pada dalam usaha memperoleh penghasilan.

Yang dimaksud menggunakan volume yg terdapat dalam analisa Break Even Point adalah jumlah unit produksi atau jumlah unit penjualan.

Harga jual per unit merupakan sejumlah uang yg diterima atau piutang yang timbul atas penyerahan barang dan jasa pada konsumen pada setiap unitnya. Harga jual bisa berupa harga jual bersih atau mampu harga jual kotor. Sedangkan yang digunakan pada analisa Break Even Point merupakan harga jual bersih yang terlepas berdasarkan berbagai macam potongan.

Laba merupakan keuntungan yg diperoleh perusahaan, dimana laba ini dari menurut penghasilan sehabis dikurangi biaya .

Alwi (1994:267) menyatakan: “Variabel-variabel yg menciptakan Break Even Point merupakan harga jual serta porto (biaya tetap serta biaya variabel)”. Kedua variabel tadi saling terkait antara satu menggunakan lainnya, perubahaan salah satu dari variabel yg dimaksud menyebabkan perubahan besarnya titik Break Even Point.

Harga Jual
Pengertian harga jual berdasarkan Kotler (1994:474) adalah sebagai berikut: “Price is what the seller feels it is worth, in terms of money to the buyer.” Di mana pengertiannya adalah harga bagi penjual adalah suatu nilai dalam uang yang ditawarkan dalam pembeli. Kesimpulan dari pengertian pada atas bahwa harga yang dibayar oleh pembeli telah termasuk pelayanan yang diberikan sang penjual, serta penjual pula menginginkan sejumlah laba dari harga tadi.

Tujuan penetapan harga dari Kotler (1994:491-493) adalah: 
(1) survival,
(2) maximum current profit, 
(tiga) maximum current revenue,
(4) maximum sales growth,
(lima) maximum market skimming,
(6) product quality leadership.

Penetapan harga jual dalam suatu produk amatlah krusial, kesalahan dalam penetapan harga akan berakibat fatal bagi segi keuangan serta akan mensugesti kontinuitas bisnis.

Ada beberapa metode yang umumnya digunakan pada memutuskan harga berdasarkan Kotler (1994:498-506), yaitu:

1. Cost Based Pricing
a. Mark up pricing (cost plus pricing) : adalah penetapan harga jual dengan menambah taraf keuntungan dalam biaya -biaya yg sudah dibebankan dalam barang.
b. Target profit pricing : adalah penetapan harga jual yg berdasarkan atas permintaan.

2. Buyer based pricing : adalah penetapan harga jual menurut nilai / citra yg dirasakan konsumen terhadap produk.

3. Competition based pricing
1. Going rate pricing : merupakan penetapan harga jual dari harga yang ditetapkan sang pesaing.
2. Sealed – bid pricing : merupakan penetapan harga jual pada situasi dimana perusahaan bersaing menggunakan cara menetapkan harga jual yang lebih rendah berdasarkan harga yg ditetapkan pesaing.

Alwi (1994:234) menyatakan bahwa harga jual suatu produk pada umumnya adalah kumpulan menurut biaya produksi, biaya penjualan serta biaya lain-lain di tambah menggunakan sejumlah keuntungan yg diinginkan penghasil yg ditawarkan kepada konsumen. Sedang masing-masing porto tadi mempunyai berbagai karakter yang tidak sinkron antara biaya yg satu menggunakan yang lain. Seperti halnya biaya permanen mempunyai karakteristik yang berbeda menggunakan porto variabel.

Biaya 
Menurut Alwi (1994:44) menyatakan biaya merupakan pengorbanan asal hemat. Sumber ekonomis yg dimaksudkan adalah suatu asal yg mempunyai adanya sifat kelangkaan (scarcity).

Klasifikasi biaya
Masing-masing porto mempunyai perbedaan antara porto yg satu menggunakan porto lainnya. Masing-masing disparitas tersebut pula tergantung berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Namun terkait menggunakan Break Even Point klasifikasi dari biaya yg dimaksudkan yaitu menurut sifatnya. Halim (1995:52) menyatakan bahwa: “Biaya dari sifatnya terdiri berdasarkan porto tetap, biaya variabel dan porto semi variabel”.

1. Biaya permanen 
Menurut Alwi (1994:110) menyatakan bahwa porto permanen adalah biaya yang dikeluarkan yang nir terpengaruh menggunakan volume produksi. Atau menggunakan kata lain, turun naiknya volume produksi tidak menghipnotis besarnya porto yang dimaksudkan. Untuk itu ciri porto tetap adalah menjadi berikut:
a. Jumlahnya tetap dalam suatu periode
b. Biaya permanen per unit berbanding terbalik dengan jumlah produksi, pada arti semakin akbar jumlah produksi maka porto tetap per unit semakin kecil demikian jua berlaku sebaliknya. 

2. Biaya Variabel
Alwi (1994:112) menyatakan biaya variabel adalah sejumlah biaya yang dimuntahkan yg besarnya tergantung volume produksi, semakin akbar volume produksi akan diikuti menggunakan melonjaknya porto tadi serta demikian pula kebalikannya. Dengan demikian ciri biaya variabel diantaranya:
a. Jumlahnya berfluktuasi menurut volume produksi
b. Biaya variabel per unit relatif permanen seiring menggunakan bertambahnya volume produksi, namun secara keseluruhan total porto variabel berbanding lurus menggunakan jumlah produksi, dimana semakin akbar total biaya variabel jumlah produksi semakin besar pula.

3. Biaya Semi Variabel
Alwi (1994:114) menyatakan bahwa porto semi variabel yaitu porto yg merupakan kombinasi antara porto permanen dan biaya variabel. Seperti halnya upah karyawan yg didalamnya termasuk upah tetap serta intensif karyawan.

B. Keterbatasan Analisa Break Even Point
Beberapa ahli mengemukakan tentang keterbatasan penggunaan analisa Break Even Point, antara lain berdasarkan Horngren yang mengemukakan menjadi berikut:
1. Expenses may be classified into variable and fixed catagories. Total variable expenses very directly with volume. Total fixed expense do not change with volume.
2. The behavior of revenues and expenses is accurately potrayed and is linear over the relevant range.
3. Efficiency and productivity will be unchanged.
4. Sales mix will be constant.

C. Perhitungan Dalam Analisa Break Even Point
Alwi (1994:269) menyatakan bahwa masih ada aneka macam cara buat menentukanbesarnya Break Even Point, diantaranya menggunakan menggunakan teknik persamaan serta pendekatan grafik.

1. Teknik Persamaan
Penentuan besarnya Break Even Point memakai teknik persamaan menggunakan memakai rumus menjadi berikut:

Keterangan:
Y = Laba
C = Harga jual per unit
x = Jumlah produk yg dijual
B = Biaya variable per unit
A = Biaya tetap

Berdasar definisi di atas suatu perusahaan akan impas bila jumlah penghasilan sama menggunakan jumlah biaya (laba = 0). Berangkat berdasarkan rumus persamaan yg sudah diungkapkan tadi dengan menggunakan pengolahan rumus yg dimaksud, maka akan diperoleh persamaan menjadi berikut:

Berdasar persamaan tadi, menggunakan melalui banyak sekali penyelesaian persamaan akan diperoleh rumus turunan sebagai berikut:
Sebagai penyelesaian dari persamaan di atas, diperoleh rumus lebih lanjut menjadi berikut: 

Keterangan:
Dengan demikian, rumus Break Even Point yang didapatkan dari aneka macam persamaan tersebut merupakan menjadi berikut:

Sedang rumus Break Even Point dalam rupiah menurut Alwi (1994:274) adalah menjadi berikut:

2. Pendekatan Grafik
Alwi (1994:276) menyatakan bahwa: “…selain dengan teknik persamaan bisa jua digunakan pendekatan secara grafik, yaitu dengan penentuan titik rendezvous antara garis penghasilan dengan garis biaya di dalam suatu grafik”. Titik rendezvous antara garis penghasilan menggunakan garis biaya tadi merupakan titik Break Even Point. Untuk bisa menentukan titik break even wajib dibuat grafik menggunakan sumbu datar menerangkan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menerangkan biaya serta penghasilan. 

D. Margin of safety
Alwi (1994:278) menyatakan:”Margin of safety yaitu buat menentukan seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian”. Atau dengan istilah lain Margin of paling aman menaruh berita hingga seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan tadi boleh turun agar agar perusahaan tidak menderita rugi.

Budget Sales merupakan jumlah penjualan yang telah ditargetkan.

E. Asumsi Dasar Break Even Point
Terkait dengan masalah-perkara asumsi dasar BEP, Riyanto (1991:279) mengemukakan:

Asumsi-perkiraan dasar Break Even Point adalah menjadi berikut:
  • Biaya pada perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel menggunakan golongan porto tetap.
  • Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional menggunakan volume produksi / penjualan.
  • Berdasarkan porto permanen secara totalitas nir berubah meskipun ada perubahan volume produksi / penjualan.
  • Harga jual per unit nir berubah selama periode yg dianalisa.
  • Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Jika diproduksi lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “sales mix”-nya merupakan permanen konstan.
F. Kegunaan Analisa Break Even Pont
Analisa Break Even Point bisa dipakai untuk aneka macam tujuan terutama bagi perusahaan yg sedang menyusun perencanaan. Di samping itu jua dapat digunakan menjadi alat pengendalian ketika perusahaan masih dalam kegiatan sebelum berakhirnya suatu periode.

Menurut Adikoesoemah (1996:359), mengemukakan bahwa analisa Break Even Point dipakai sang perusahaan-perusahaan dengan tujuan buat:
  • Mengevaluasi tujuan laba dari perusahaan secara keseluruhan.
  • Menyajikan data biaya serta laba pada top management, yg dibutuhkan buat mengambil keputusan dan merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan.
  • Mengganti sistem laporan yang tebal-tebal menggunakan suatu grafik yg gampang dibaca serta dimengerti.
Sedangkan menurut Sigit (1996:tiga) juga menyatakan tentang berbagai kegunaan analisa BEP merupakan menjadi berikut:

Kegunaan analisa Break Even Point antara lain:
  • Sebagai alat untuk merencanakan keuntungan.
  • Sebagai alat buat perencanaan budget.
  • Sebagai penentu harga jual produk.
  • Sebagai dasar menentukan harga jual produk.
  • Sebagai dasar planning pengembangan.
  • Sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dari beberapa uraian tadi tentang Break Even Point, maka dapat ditarik konklusi bahwa kegunaan analisa Break Even Point antara lain:
a. Analisa Break Even Point dapat dipakai menjadi indera pemberi kabar kepada management secara sederhana serta singkat.
b. Analisa Break Even Point dapat dipakai menjadi alat pedoman pada mengambil keputusan terutama yg menyangkut porto, pendapatan, dan perencanaan laba.
c. Analisa Break Even Point bisa pula menaruh gambaran mengenai porto dan hasil produknya yang diharapkan secara menyeluruh di dalam kegiatan utama perusahaan di masa mendatang.
d. Analisa Break Even Point dapat dipakai menjadi landasan buat mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu menjadi wahana buat membandingkan antara realisasi menggunakan perhitungan dari analisa break even sebagai alat pengendalian atau controlling.
e. Analisa Break Even Point bisa dipakai menjadi bahan pertimbangan pada menentukan harga jual, yaitu sehabis diketahui output-hasil perhitungan menurut analisa break even dan laba yang ditargetkan.

PENGERTIAN WIRAUSAHA


Wirausaha adalahkepribadian unggul yg mencerminkan budi yang luhur serta suatu sifat yang patutditeladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri bisa melahirkan suatusumbangsih serta karya buat kemajuan humanisme yang berlandaskan kebenaran dankebaikan. (Yuyun Wirasasmita, 1982).
Wirausaha menurutHeijrachman Ranupandoyo (1982) adalah seorang inovator atau individu yangmempunyai kemampuan naluriah buat melihat benda benda materi sedemikian rupayang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat serta kemampuan dan pikiranuntuk menaklukan cara berpikir yg tidak berubah dan memiliki kemampuan untukbertahan terhadap oposisi sosial.
Wirausahamempunyai peranan buat mencari kombinasi – kombinasi baru yang merupakangabungan menurut proses inovasi (menemukan pasar baru, pengenalan barang baru,metode produksi baru, asal penyediaan bahan mentah baru dan oranganisasiindustri baru).
Wirausaha menurutIbnu Soedjono (1993) merupakan seorang entrepreneurialaction yaitu seorang yg inisiator, innovator, creator dan oranganisator yg penting pada suatu kegiatan usaha,yang dicirikan : (a) selalu mengamankan investasi terhadap resiko, (b) mandiri,(c) berkreasi membangun nilai tambah, (d) selalu mencari peluang, (d)berorientasi ke masa depan.
Menurut Dusselman,1989 : 16, seseorang yg mempunyai jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola tingkahlaku sebagai berikut :
§Keinovasian (menciptakan, menemukan danmenerima inspirasi baru)
§Keberanian menghadapi resiko dalammenghadapi ketidakpastian serta pengambilan keputusan.
§Kemampuan manajerial (perencanaan,pengkoordiniran, supervisi serta pengevaluasian bisnis).
§Kepemimpinan (memotivasi, melaksanakan danmengarahkan terhadap tujuan usaha)
Para wirausahaadalah orang – orang yg berorientasi pada tindakan serta termotivasi tinggiuntuk mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.
Berwirausahaadalah suatu gaya hayati dan prinsip – prinsip eksklusif akan mensugesti strategikarir pribadi.
Para wirausahaadalah orang – orang yg mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan – kesempatanbisnis, mengumpulkan asal – asal daya yg diperlukan guna mengambilkeuntungan darinya serta mengambil tindakan yang tepat buat memastikankesuksesan.
Falsafah Wirausaha

Anda wajib belajar banyak tentang diri sendiri, jika  anda bermaksud buat mencapai tujuan yangsesuai menggunakan apa yang paling anda inginkan dalam hayati ini. Kekuatan andadatang dari tindakan – tindakan anda sendiri dan bukan menurut tindakan oranglain. Meskipun resiko kegagalan selalu terdapat, para wirausaha merogoh resikodengan jalan menerima tanggungjawab atas tindakan mereka sendiri. Kegagalanharus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar berdasarkan pengalaman lampau akanmembantu anda menyalurkan aktivitas – kegiatan anda buat mencapai output – hasilyang lebih positif serta keberhasilan merupakan butir dari usa - usaha yang tidakmengenal lelah.
Kejarlah tujuan – tujuan yg herbi kemampuan kemampuan danketerampilan – keterampilan anda. Terimalah diri anda sebagaimana adanya dancobalah tekankan kekuatan – kekuatan anda serta kurangilah kelemahan – kelemahananda. Apabila anda secara Jujuy dan agresif mengejar tujuan – tujuan ini, andaakan dapat mencapai output – hasil yg positif. Berorientasi pada tujuan akan mendorongmunculnya sifat – sifat anda yang paling baik. Lakukanlah hal – hal yangpenting bagi anda serta yg bisa anda kerjakan dengan paling baik.
Kebanyakan orang nir menyadari luasnya bidang dimana mereka dapatmenentukan tindakan – tindakannya. Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yangideal dalam mengejar tujuan, namun bukan adalah sasaran yg realistik bagikebanyakan wirausaha. Hasil-hasil yg dapat diterima lebih penting daripadahasil – output yang paripurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna demisatu tujuan dalam jangka saat yang terlalu lama hanya akan menghambatperkembangan serta pertumbuhan langsung anda.