PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK



Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa konsekuensi logispada upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran yg disesuaikan dengankarakteristik serta lingkungan lebih kurang sekolah. Proses belajar yang diperlukan melaluikurikulum ini bukan sekedar membahas materi dalam kitab -buku panduan pelajaranatau menginformasikan pengetahuan pada anak didik, melainkan menekankan padapemberian pengalaman secara eksklusif kepada murid untuk memahami tanda-tanda yangterjadi sebagai akibatnya dalam pelaksanaannya dibutuhkan strategi pembelajaran yangtepat.

Permasalahan umum pada proses pembelajaran artinya lebih poly dilakukan didalam kelas, kurang bervariasi, dan kurang memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai asal belajar. Materi pelajaran disampaikan secara teoritik serta tidakberhubungan menggunakan kehidupan nyata. Proses pembelajaran tersebut menimbulkankecenderungan murid bersikap pasif. Dinamika serta hubungan dalam kelas jugabelum optimal. Akibatnya, penguasaan kompetensi masih rendah.

Oleh sebab itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upayamemperbaiki proses pembelajaran agar menjadi lebih berkualitas sehinggapenguasaan kompetensi anak didik semakin tinggi.
Penelitian tindakan merupakanperkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an menjadi keliru satu pendekatanpenelitian yg lahir di tempat kerja, tempat pada mana peneliti melakukanpekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Penelitian yg dilakukan pada tempatpeneliti bekerja atau beraktivitas adalah buat memperbaiki kinerja di mana sipeneliti bekerja tanpa wajib melakukan penelitian pada loka lain. Penelitian tindakanmerupakan penelitian yg bersifat pragmatis (mudah) tanpa wajib membutuhkanwaktu khusus. Penelitian tindakan dilakukan bersamaan waktu si peneliti sedangbekerja atau beraktivitas di tempat kerjanya, tanpa mengganggu secara berartipekerjaannya tersebut.

Perkembangan PTK di Indonesia
Perkembangan PTK diIndonesia masih relative belia. Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkanpenelitian kebijakan serta penelitian tindakan menggunakan topic ke-SD-an. Namun padawaktu itu belum ditekankan dalam penelitian tindakan kelas, karena PTK masihmerupakan “hal baru”. Kemudian pada tahun 1996-1997, proyek penelitian pengajar SDmemprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruhIndonesia, bekerja sama menggunakan pengajar-pengajar Sekolah Dasar. Sejak saat itu, penelitiantindakan kelas mulai berkembang menjadi suatu penelitian kolaboratif pada dalamkelas menjadi upaya perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran.

Akhir-akhirini action research menjadipopuler dilakukan oleh para profesional pada upaya merampungkan perkara danpeningkatan mutu. Dengan demikian, actionresearch bermula dari suatu perkara yang terjadi pada suatuaktivitas eksklusif. Demikian pula halnya pada bidang pendidikan serta pengajaran.awal mulanya actionresearch yang dikembangkan oleh seseorang psikolog yg bernama KurtLewin yang dimaksudkan buat mencari penyelesaian terhadap sosial diantaranya;pengangguran, kenakalan remaja yg berkembang  di rakyat dalam waktuitu. Action research dilakukandengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu problema tersebut secarasistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar buat menyusun suaturencana kerja sebagai upaya buat mengatasi perkara tadi. Dalam prosespelaksanaan dan rencana kerja yg telah disusun, dilakukan suatu observasi danevaluasi yang hasilnya dipakai menjadi tambahkan buat melakukan refleksi atasapa yang terjadi terdapat ketika pelaksanaan. Hasil dari proses seleksi ini kemudianmelandasi upaya pemugaran serta penyempurnaan planning tindakan selanjutnya.

PengertianPenelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli
Suharsimi (2007:dua)mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui paparan adonan definisi darikata "penelitian," "tindakan" dan "kelas."Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan . Memakai aturanmetodologi eksklusif buat memperoleh data atau liputan yg berguna untukmeningkatkan mutu suatu hal menarik minat serta krusial bagi peneliti. Tindakanadalah suatu mobilitas aktivitas yg sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yangdalam penelitian berbentuk rangkaian daur aktivitas. Kelas adalah sekelompoksiswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yg sama oleh pengajar. Jadi,Suharsimiberkesimpulan bahwa penelitiantindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap aktivitas belajar berupa sebuahtindakan, yg sengaja dimunculkan serta terjadi pada sebuah kelas secarabersama. Tindakan tadi diberikan sang pengajar atau denganarahan berdasarkan pengajar yang dilakukan sang siswa.

Suhardjono mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan penelitiantindakan yang dilakukan di kelas menggunakan tujuan memperbaiki/ menaikkan mutupraktik pembelajaran. Rustam serta Mundilarto mendefinisikan penelitian tindakankelas merupakan sebuah penelitian yang dilakukan sang pengajar pada kelasnya sendiridengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secarakolaboratif serta partisipatif menggunakan tujuan buat memperbaiki kinerjanya sebagaiguru sebagai akibatnya output belajar murid bisa meningkat. Tim PGSM (1999)mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan kajian yg bersifatreflektif oleh pelaku tindakan, ditujukan buat menaikkan kemantapanrasional menurut tindakan mereka, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yangdilakukan, dan memperbaiki praktik pembelajaran yg diselenggarakan.penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bentuk proses pengkajian berdauratau siklik.

Dari beberapa definisi tadi pada atas, penelitian tindakan kelas dapatdidefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif denganmelakukan tindakan-tindakan tertentu buat memperbaiki dan menaikkan praktikpembelajaran pada kelas secara lebih berkualitas sehingga murid dapat memperoleh hasilbelajar yg lebih baik.

Oleh karenanya, penelitian tindakan kelas pula merupakan penelitianyang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yg dilakukan buat memperbaikiproses pembelajaran supaya anak didik mampu mencapai output yg aporisma.

Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui penelitiantindakan kelas, menurut Suhardjono, mencakup:

1.Siswa, bisa dilihat objeknya saat anak didik yangbersangkutan sedang asyik mengikuti    proses pembelajaran dikelas/lapangan/laboratorium/ bengkel, waktu sedang asyik mengerjakan pekerjaanrumah pada malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2.Guru, bisa ditinjau saat guru yg bersangkutansedang mengajar pada kelas, sedang membimbing murid-siswa yang sedangberdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke tempat tinggal murid.
3.Materi pelajaran, dapat ditinjau ketika pengajar sedangmengajar atau menjadi bahan yang ditugaskan kepada anak didik.
4.Peralatan atau sarana pendidikan, bisa dicermatiketika pengajar sedang mengajar, dengan tujuan mempertinggi mutu hasil belajar,yg diamati adalah pengajar, anak didik, atau keduanya.
5.Hasil pembelajaran, merupakan produk yg harusditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu prosespembelajaran, peralatan atau wahana pendidikan, guru, dan anak didik itu sendiri.
6.Lingkungan, baik lingkungan siswa pada kelas, sekolah,juga yang melingkungi murid pada rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yangdapat dilakukan merupakan membarui syarat lingkungan menjadi lebih aman.
7.Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkandan bisa diatur/direkayasa pada bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yangjelas-kentara .merupakan mobilitas aktivitas sehingga mudah diatur dan direkayasadalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan menjadi kegiatanpengelolaan contohnya cara pengelompokan siswa saat pengajar menaruh tugas,pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis,penataan alat-alat milik murid, serta sebagainya.


KarakteristikPenelitian Tindakan Kelas.

MenurutSuyanto, bisa ditinjau menurut bentuk konkret kegiatan penelitian tindakan kelas itusendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki ciri yang khas, yaituadanya "tindakan-tindakan eksklusif buat memperbaiki proses pembelajarandi kelas. Kemudian berdasarkan Suhardjono, mengajukan beberapa karakteristik penelitiantindakan kelas, yaitu:

1.Adanya tindakan (action).tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) danditujukan buat memecahkan pertarungan simpel. Tindakan tadi merupakansesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan eksklusif.
2.Penelitian tindakan kelasmerupakan aktivitas penelitian yang nir saja berupaya buat memecahkanmasalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Penelitian tindakan kelasmerupakan bagian krusial dari upaya pengembangan profesional pengajar (tumbuhnyasikap profesional dalam diri guru) lantaran penelitian tindakan kelas mampumembelajarkan pengajar buat berpikir kritis dan sistematis, sanggup membiasakanmembelajarkan guru buat menulis dan membuat catatan.
3.Hal yg dipermasalahkanbukan dihasilkan dari kajian teoretis atau menurut output penelitian terdahulu,namun dari dari adanya perseteruan yang nyata dan aktual yg terjadidalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat Iain, penelitian tindakan kelasberfokus dalam kasus praktis bukan persoalan teoritis atau bersifat bebaskonteks.
4.Penelitian tindakan kelasdimulai menurut perseteruan yang sederhana, konkret, jelas, serta tajam mengenaihal-hal yang terjadi di pada kelas.
5.Adanya kerja sama(kerjasama) antara praktisi (pengajar, kepala sekolah, murid, serta lain-lain) danpeneliti dalam pemahaman, konvensi mengenai permasalahan, pengambilankeputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
6.Di samping itu, penelitiantindakan kelas dilakukan hanya apabila terdapat (a) keputusan grup dan komitmenuntuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasanpokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin menaikkan, dan (d) bertujuanmemperoleh pengetahuan dan/atau menjadi pemecahan kasus.


Mencermati uraian serta ilustrasi di atas,sesungguhnya dapat dikemukakan beberapa karakteristik inti dari penelitiantindakan kelas, yaitu:

1.Masalah dari menurut guru
2.Tujuannya memperbaikipembelajaran
3.Metode primer adalahrefleksi diri menggunakan permanen mengikuti kaidah-kaidah penelitian
4.Fokus penelitian berupakegiatan pembelajaran
5.Guru bertindak sebagaipengajar serta peneliti.


KelebihanPenelitian Tindakan Kelas

Ada sejumlah kelebihan penelitian tindakan kelas apabila dilaksanakan menggunakan baik,yaitu sebagai berikut.
1.Kerjasama menggunakan sahabat sejawat dalam penelitiantindakan kelas bisa mengakibatkan rasa mempunyai. Kerjasama ini memberikan wahanauntuk membangun grup dasar yg baru pada antara para guru dan mendoronglahirnya rasa keterkaitan di antara mereka buat saling tukar pikiran dan salingmemberikan masukan dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran masing-masingyang selama ini dilakukan. Pengajar akan menjadi saling termotivasi satu sama laindengan adanya kerjasama atau diskusi menggunakan sahabat sejawat buat memperbaikiproses pembelajarannya. Apalagi, jika output diskusi dengan sahabat sejawat itumampu membuat perbaikan yang konkret pada proses pembelajaran dan hasilbelajar siswanya.

2.Kerjasama pada penelitian tindakan kelas mendorongberkembangnya pemikiran kritis serta kreativitas pengajar. Melalui hubungan dandiskusi dengan sahabat sejawat atau peneliti menurut perguruan tinggi kependidikanatau orang lain pada melakukan penelitian tindakan kelas, pengajar itu akan dapatmenemukan serta membuatkan kesadaran bahwa setiap insan mempunyai kekurangan dankelebihan. Dengan cara demikian itu, guru akan dapat menerimadirinya sendiri secara lumrah. Melalui diskusi dengan sahabat sejawat ataupeneliti berdasarkan perguruan tinggi kependidikan, guru akan dapat melihat lebihbanyak cara memandang masalah, lebih poly saran-saran dan pemikiran untukpenyelesaian perkara pembelajaran yg dihadapi, lebih poly analisis dankritikan terhadap planning tindakan yg diajukan. Situasi keterbukaan sepertiini dapat mendorong berkembangnya pemikiran kritis dan kreativitas pada diriguru.


Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas

Selain memiliki sejumlah kelebihan-kelebihan seperti sudah dipaparkan pada atas,penelitian tindakan kelas, sebagaimana pula jenis penelitian lainnya, jugamengandung beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagaiberikut:

1.Kurang mendalamnya pengetahuan dan keterampilan dalamteknik-teknik dasar penelitian tindakan dalam pihak peneliti. Akibatnya, paraguru pada umumnya kurang tertarik buat melakukan penelitian sebagai akibatnya menjadikurang akrab dengan aktivitas penelitian atau bahkan cenderung mengalamikesulitan buat melakukan penelitian. Kondisi semacam ini jika dibiarkanberlarut-larut kentara tidak menguntungkan posisi para guru pada melakukan penelitiantindakan kelas.
2.Tidak gampang menemukan serta merumuskan kasus yanghendak diteliti. Karena pengajar kebanyakan selalu bekerja menggunakan kegiatan rutinpembelajaran dan jarang melakukan penelitian, maka tidak jarang pengajar mengalamikesulitan dalam menemukan serta merumuskan kasus yang hendak diteliti.
3.Tidak gampang mengelola saat antara aktivitas rutin yangsekaligus dilakukan dengan kegiatan penelitian. Karena penelitian tindakankelas memerlukan komitmen guru menjadi peneliti untuk terlibat dalam prosesnya,maka faktor saat ini bisa menjadi kendala yg berfokus.
4.Keengganan atau bahkan kesulitan buat melakukanperubahan. Pada umumnya, orang   enggan,  merasa berat, atau bahkan menentangterhadap perubahan karena perubahan berarti kerja keras.


Sumber:

PELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK

 PELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai aktivitas pembelajaran.  Ada 5 tahapan aplikasi PTK antara lain: (1) pengembangan penekanan kasus, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (tiga) pelaksanaan tindakan pemugaran, observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi,  serta (5) perencanaan tindak lanjut. Berikut ini daur PTK :

1.  Penetapan fokus kasus penelitian   (Pra PTK) 
  • Merasakan adanya masalah
Pertama-tama yang harus dimiliki pengajar adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran yg  selama  ini  dilakukannya.  Manakala  pengajar merasa  puas  terhadap  apa  yang  dia  lakukan  pada  kelasnya, meskipun sebenarnya masih ada poly kendala, sulit kiranya bagi pengajar buat memunculkan masalah yg akan memicu dimulainya sebuah PTK.
  • Identifikasi kasus PTK
Bertanyalah  kepada diri sendiri misalnya : Apa yg sedang terjadi kini ?, Apakah yang terjadi itu  mengandung konflik?, Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?.  Bila pertanyaan tersebut ada  pada  pikiran,  maka  langkah  selanjutnya  menyebarkan  beberapa  pertanyaan  seperti:  saya berkeinginan  memperbaiki  ...,  berapa  siswa  yang merasa  kurang  puas tentang ...,  aku menentukan  untuk mengujicobakan gagasan ... Dan seterusnya.

  • Analisis masalah
Setelah  mengidentifikasi  sejumlah  perkara,  maka  selanjutnya  dilakukan  analisis  terhadap masalah masalah  tersebut.  Dalam  hal  ini,  akan  ditemukan  permasalahan  yang  sangat  mendesak  buat  diatasi. Hal yang perlu diperhatikan yaitu: pilih masalah yang dirasa penting oleh guru serta murid atau topik yg melibatkan  pengajar,  jangan  memilih  kasus  yg  berada  diluar  kemampuan  atau  kekuasaan  pengajar,  pilih serta tetapkan perseteruan yang skalanya cukup kecil dan terbatas,  serta  usahakan buat bekerja secara
kolaboratif.

2.  Perencanaan tindakan 
a.  Menentukan solusi tindakan perbaikan
Beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  melilih  tindakan  pemugaran  yaitu:  tindakan  yg  dipilih berdasarkan  hasil  kajian  agar  alternatif  tindakan  memiliki  landasan  kuat  dan  mantap  secara konseptual;  tindakan pemugaran berorientasi pada proses pembelajaran meliputi suatu taktik, model, pendekatan, metode,  atau  teknik  tertentu;  tindakan yang  dipilih  dikuasai  sang pelaku  tindakan  pada pelaksanaan proses pembelajaran menurut teori, temuan, kajian, atau pengembangan sebelumnya; tindakan pemugaran dipertimbangkan, dikaji ulang, serta dievaluasi berdasarkan segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan, dan keterlaksanaannya; dan pilih alternatif tindakan dan mekanisme implementasi yg dievaluasi paling menjanjikan namun masih tetap pada jangkauan kemampuan pengajar.

b.  Merumuskan masalah

Rumuskan  perkara  secara  lebih  jelas,  khusus,  serta  operasional.  Perumusan  kasus  yang  kentara  akan membuka peluang buat tetapkan tindakan perbaikan atau cara lain solusi yang perlu dilakukannya, jenis  data  yang  perlu  dikumpulkan,   prosedur  perekamannya,  serta  cara  menginterpretasikannya. Masalah dirumuskan  pada  bentuk  pertanyaan. Contohnya:   apakah  penerapan  pembelajaran  koperatif Type STAD akan menaikkan proses serta output belajar IPA di kelas 5B SD Negeri dua Merauke?
c.  Merumuskan hipotesis tindakan
Bentuk  rumusan  hipotesis  tindakan  menyatakan  ”kita  percaya  tindakan  kita  akan  merupakan suatu solusi  yg  bisa  memecahkan  konflik  yg  diteliti”,  dirumuskan  dalam  bentuk  pernyataan. Contohnya: penerapan pembelajaran koperatif  Type STAD  dapat  menaikkan proses serta output belajar IPA pada kelas 5B SD Negeri dua Merauke.
d.  Analisis kelaikan hipotesis tindakan
Analisis  kelaikan  dilakukan  buat  mengetahui  situasi  riil  dibandingkan  situasi  ideal  yg dijadikan rujukan.  Guru  hendaknya  realistis  dalam  menghadapi  kenyataan  keseharian  di  sekolah  dalam melaksanakan  tugasnya.  Beberapa  hal  yg  perlu  diperhatikan  antara  lain:  apakah  pengajar  memiliki kemampuan dan komitmen buat melaksanakan PTK, apakah tindakan berpengaruh negatif pada siswa, apakah  fasilitas  serta  wahana  pendukungnya  tersedia,  dan  apakah  iklim  belajar  pada  kelas  atau  sekolah mendukung terlaksananya PTK.
e.  Menetapkan judul
Judul PTK minimal menggambarkan kasus, tindakan, dan subjek penelitian secara spesifik, diusahakan berkisar  15 istilah,  misalnya:  Penerapan  pembelajaran  koperatif  Type  STAD  buat  menaikkan  proses serta hasil belajar IPA pada kelas 5B Sekolah Dasar Negeri 2 Merauke.
f.  Persiapan tindakan
Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan PTK diantaranya:
  1. Membuat  skenario  pembelajaran  yang  berisikan  langkah-langkah  yg  dilakukan  pengajar  di  samping bentuk-bentuk aktivitas yg dilakukan murid dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang sudah direncanakan.
  2. Mempersiapkan fasilitas serta sarana pendukung yang diharapkan di kelas, seperti  lbr observasi, lembar kerja siswa, gambar-gambar, serta indera-alat peraga 
  3. Mempersiapkan  cara  merekam  dan  menganalisis  data  tentang  proses  serta  hasil  tindakan pemugaran.
  4. Melakukan  simulasi  pelaksanaan  tindakan  perbaikan  buat  menguji  keterlaksanaan  rancangan, sehingga  bisa  menumbuhkan  dan  mempertebal  kepercayaan   diri  dalam  pelaksanaannya  yg sebenarnya.  Sebagai  aktor  PTK,  guru  wajib   terbebas  menurut  rasa  takut  gagal  serta  takut  berbuat kesalahan.

3.  Pelaksanaan tindakan dan observasi interpretasi
a.  Pelaksanaan tindakan
Guru  melaksanakan  skenario  tindakan  perbaikan  yg  telah  direncanakan  pada  situasi   aktual.  Pada ketika  yang  bersamaan  kegiatan  pelaksanaan  ini  pula  dilakukan  menggunakan  kegiatan  observasi  dan interpretasi dan diikuti dengan kegiatan refleksi.
b.  Observasi serta interpretasi
Mengamati  serta  merekam  segala  peristiwa  serta  kegiatan  yg  terjadi  selama  tindakan  perbaikan berlangsung dengan atau tanpa indera bantu.  Observasi dalam kegiatan PTK bisa dibedakan  adanya 4 metode  observasi  yaitu  observasi  terbuka,  observasi  terfokus,  observasi  terstruktur,  serta  observasi sistematik.  Dalam  pelaksanaannya,  para  pelaksana  PTK  perlu  secara  jeli  dan  kreatif  memodifikasi metode-metode  observasi  agar  memenuhi  harapan  baik  menurut  segi  mutu  data  yg  dapat  dihasilkan maupun dari segi kelaikan implementasinya.
c.  Diskusi balikan
Diskusi balikan  bermanfaat optimal bila  diberikan tidak lebih dari 24 jam selesainya observasi, digelar dalam suasana yg saling mendukung dan tidak saling menyalahkan, bertolak dari rekaman data yg dibuat  oleh  pengamat,  diinterpretasikan  secara  bersama-sama  oleh  aktor  tindakan  dan  pengamat berdasar  kerangka  pikir  tindakan  pemugaran,  dan   pembahasan  mengacu  kepada  penetapan  target dan pengembangan taktik perbaikan buat menentukan perencanaan berikutnya.
4.  Analisis serta refleksi 
a.  Analisis data
Analisis  data  adalah  proses  menyeleksi,  menyederhanakan,  memfokuskan,  mengabstrak-sikan, mengorganisasikan  data  secara  sistematis  dan  rasional  buat  menampilkan  bahan-bahan  yang  bisa dipakai buat menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
Analisis  data  dilakukan  3  termin:  reduksi  data,  gambaran  data  serta  penyimpulan.  Reduksi  data adalah proses penyederhanaan yg dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, serta pengabstraksian data mentah sebagai kabar yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana pada bentuk paparan naratif, representatif tabular termasuk dalam format matriks, representatif grafis dan sebagainya. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari menurut hidangan data yang telah terorganisir  tersebut  pada  bentuk  pernyataan  kalimat  serta/atau  formula  yang  singkat  dan  padat  namun mengandung pengertian luas.
b.  Refleksi
Refleksi dalam PTK merupakan upaya buat mengkaji apa yg sudah dan/atau nir terjadi, apa yang sudah dihasilkan atau yg belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yg sudah dilakukan. Hasil refleksi akan digunakan untuk memutuskan langkah lebih lanjut pada upaya mencapai tujuan PTK. Atau menggunakan  kata  laian,  refleksi  adalah  pengkajian  terhadap  keberhasilan  atau  kegagalan  dalam pencapaian tujuan sementara serta buat menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalam rangka pencapaian banyak sekali tujuan.
5.  Perencanaan tindak lanjut  

     Hasil analisis dan refleksi akan memilih apakah tindakan yg telah dilaksanakan sudah bisa mengatasi perkara atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum selesai, maka dilakukan perbaikan lanjutan menggunakan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya, apabila perlu, menggunakan menyusun tindakan  perbaikan  yg  betul-benar   baru  buat  mengatasi  masalah  yg  ada.  Jika  pada  siklus  ke  2 permasalahannya  telah  selesai  (memuaskan),  maka  tidak  perlu  dilanjutkan  dengan  daur  ke  tiga, tetapi  apabila  siklus  ke  2  masalahnya  belum  selesai,  maka  perlu  dilanjutkan  dengan  siklus  ke  3  dan seterusnya.
   Jadi,  suatu  daur  pada  PTK  tidak  bisa  ditentukan  lebih  dahulu  jumlahnya,  karena  diubahsuaikan  dengan hakekatnya pertarungan yg kebetulan sebagai pemicunya.  Dapat dikatakan, poly sedikitnya jumlah daur  pada  PTK  itu  tergantung  pada  terselesaikannya  perkara  yg  diteliti  serta  munculnya  faktor-faktor lain yang berkaitan menggunakan masalah itu.

CONTOH LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK GURU SD TERBARU 2018

Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru SD Terbaru 2018 ini merupakan arsip terkini yg akan aku share dalam kesempatan kali ini khususnya untuk guru baik SD, SMP, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dalam membuat laporan atas PTK yang telah dibuatnya. PTK adalah penelitian yang dilakukan sang pengajar di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan buat memperbaiki kinerjanya menjadi guru. Contoh Laporan PTK yg aku bagikan ini hanya sekedar referensi yg mungkin sesuai dengan asa anda.

File ini sekaligus buat memenuhi Bukti Fisik Akreditasi Sekolah Dasar/MI Standar Pendidik serta Tenaga Kependidikan (PTK) khususnya pada Instrumen No.42 (Poin 4) buat sekolah/madrasah yg akan melaksanakan akreditasi. 



Kerangkat dalam Laporan PTK ini secara garis bersarnya mengandung Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan Penelitian, Hasil dan Pembahasan Penelitian, Kesimpulan dan Saran. Berikut link download buat Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas dibawah ini.





Download Juga !!!

PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU

Oleh Sigit Utomo*

Mulai tahun 2013, para pengajar dihadapkan  pada peraturan perundangan baru yg akan diberlakukan, yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun  2009  mengenai  Jabatan  Fungsional  Pengajar  dan  Angka  Kreditnya.  Esensi  menurut  peraturan  tersebut bahwa  setiap  pengajar  pada  setiap  tahun  akan  dinilai  kinerjanya  serta  melaksanakan  pengembangan keprofesian berkelanjutan yang berdampak dalam jumlah nomor kredit yg dikumpulkan buat dapat naik  pangkat  ke  jenjang  pangkat  yg  lebih  tinggi  dari  sebelumnya.  Pengembangan  keprofesian tersebut  mencakup  pengembangan  diri,  publikasi  ilmiah,  serta  karya  inovatif.  Publikasi  ilmiah  yg diperlukan  terutama  Penelitian  Tindakan  Kelas  yg  dapat  memperbaiki  kualitas  proses pembelajaran  yang  berdampak  dalam  peningkatan  hasil  belajar  murid,  disamping  bentuk  publikasi ilmiah serta karya inovatif lainnya.

A.  PENDAHULUAN
       Guru  adalah  pendidik  profesional  yang  memiliki  tugas,  fungsi,  dan  kiprah  buat mencerdaskan  anak bangsa. Pengajar yg profesional diharapkan sanggup mewujudkan  peserta didik yg bertakwa  pada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,kreatif,  berdikari,  dan sebagai  rakyat  negara  yang  demokratis  serta  bertanggung  jawab  seperti  yg  pada amanatkan  dalam Undang  Undang  Nomor  20  tahun  2003  mengenai  Sis tem  pendidikan  nasional .  Tidaklah  hiperbola  kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, serta negara, sebagaian besar    dipengaruhi oleh pengajar. Oleh sebab  itu,  profesi  guru  perlu  dikembangkan  secara  terus  menerus  serta  proporsional  berdasarkan  jabatan fungsional  pengajar.  Selain  itu,  supaya  fungsi  serta  tugas  yg  melekat  pada  jabatan  fungsional  guru dilaksanakan  sinkron  dengan  anggaran  yang   berlaku,  maka  ditetapkan  beberapa  peraturan  perundangan
yang mengatur tentang profesi guru.
          Menurut  Peraturan  Menteri  Negara  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan  Reformasi  Birokrasi Nomor  16  Tahun  2009,  tugas utama  pengajar adalah mendidik, mengajar, membimbing,  mengarahkan, melatih, menilai,  dan  mengevaluasi  peserta  didik  pada  pendidikan  anak  usia  dini  jalur  pendidikan  formal,  pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Jabatan fungsional  guru  mencakup  pengajar  pertama,  guru  muda,  guru  madya,  serta  guru  primer.  Penetapan jenjang Jabatan Fungsional Guru buat pengangkatan pada jabatan ditetapkan menurut jumlah nomor kredit yang dimiliki  sesudah  ditetapkan  oleh  pejabat yg  berwenang,  penetapan  angka  kredit  dimungkinkan  pangkat  dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan.
        Pada setiap tahun, guru akan dievaluasi kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Pengajar (PKG) sang seorang asesor PKG. PKG  adalah  evaluasi  dari tiap  buah  kegiatan  tugas  utama  Pengajar  dalam  rangka pembinaan  karier  kepangkatan dan  jabatannya  (Kemendikbud,2012b:lima).  Disamping  itu,  setiap  pengajar  juga  mengikuti  acara  Pengembangan Keprofesian Kerkelanjutan (PKB)  secara berdikari, di sekolah, pada KKG/MGMP, serta atau di forum Diklat.  PKB bagi pengajar memiliki  tujuan  buat  menaikkan  kualitas  layanan  pendidikan  pada  sekolah/madrasah  dalam  rangka menaikkan  mutu  pendidikan.  Nilai  PKG  serta  PKB  yg  diperoleh  diakumulasi  sebagai  angka  kredit  yg diperoleh buat tahun tadi.
        PKB  guru  bisa  diperoleh dari  aktivitas melaksanakan  pengembangan  diri,  membuat  publikasi  ilmiah, dan atau menciptakan karya inovatif. Dalam membuat publikasi ilmiah, seorang pengajar diharapkan sanggup membuat penelitian,  bisa  berupa  penelitian  tindakan  kelas,  penelitian  eksperimen,  atau  penelitian  diskriptif.  Sangat disarankan  seorang  pengajar  menciptakan  Penelitian  Tindakan  Kelas  (PTK),  lantaran  menggunakan  PTK,  guru  dapat memperbaiki  kualitas  pembelajarannya,  dan  melalui  PTK  dibutuhkan  sanggup  mendongkrak  prestasi  belajar siswanya.  Disamping  itu,  PTK  menaikkan  profesionalisme  sesama  guru,  karena  PTK  mempersayaratkan melakukan kolaborasi beserta pengajar lain.
         Tidaklah  mudah  bagi  sebagian  akbar  guru  buat  menciptakan  publikasi  ilmiah  dan  karya  inovatif, indikatornya  bahwa  sebagian  akbar  atau  42,31%  guru  waktu  ini  menumpuk  pada  pangkat  golongan  IV-a. Dikhawatirkan  dengan  aplikasi  Permenpan-RB  Nomor  16  Tahun  2009,  pangkat  guru  menumpuk  dalam golongan III-b, karena mulai golongan III-b, seorang pengajar sudah diwajibkan buat membuat publikasi ilmiah dan atau karya inovatif, antara lain merupakan PTK.
         Beberapa  perseteruan  yg  akan  dibahas  untuk  membatasi  tulisan  ini  antara  lain  (1)  apakah  angka kredit jabatan guru itu?, (2)  apakah pengembangan keprofesian berkelanjutan pengajar?, (tiga) apakah  PTK itu?, (4) bagaimanakah melaksanakan PTK bagi jabatan pengajar?, serta (lima) bagaimanakah menciptakan laporan PTK  untuk angka kredit jabatan guru?

B.  ANGKA KREDIT JABATAN GURU
         Angka  kredit  adalah  satuan  nilai  dari  tiap  butir  kegiatan  serta/atau  akumulasi  nilai  butir-buah  kegiatan yang  harus  dicapai  oleh  seseorang  guru  pada  rangka  pelatihan  karier  kepangkatan  serta  jabatannya.  Butir kegiatan itu mencakup unsur utama serta unsur penunjang. Nilai angka kredit yg harus dikumpulkan buat naik pangkat ke jenjang lebih tinggi berdasarkan sebelumnya mencakup minimal 90% berdasarkan unsur utama dan maksimal 10% menurut unsur penunjang (Permenpan-RB, 2009:14).
          Butir  kegiatan  unsur  primer  mencakup  pendidikan  termasuk   prajabatan  dan  program  induksi  pengajar pemula;  pembelajaran  bagi guru kelas atau mata pelajaran dan  bimbingan  bagi guru BK;  dan  pengembangan keprofesian berkelanjutan. Butir aktivitas unsur  penunjang mencakup  memperoleh gelar/ijazah yang nir sinkron menggunakan  bidang  yg  diampunya,  memperoleh  penghargaan/tanda  jasa,    dan  melaksanakan  kegiatan  yang mendukung  tugas  pengajar  antara  lain  membimbing  murid  pada  praktik  kerja  nyata/praktik industri/ekstrakurikuler,  menjadi  organisasi  profesi/  kepramukaan,  menjadi  tim  penilai  angka  kredit,  dan sebagai tutor/instruktur/instruktur.
Besarnya  nilai  nomor   kredit  buat  setiap  jenjang  pangkat  dan  golongan  pengajar  ditunjukkan  dalam  tabel
berikut ini.

C.  PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU
       Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan oleh setiap guru. Jenis kegiatan sesuai  dengan  kebutuhan  guru  buat  mencapai  standar  kompetensi  profesi  serta/atau  menaikkan kompetensinya  di  atas  baku  kompetensi  profesinya  yang  sekaligus  berimplikasi  pada  perolehan  nomor kredit buat kenaikan pangkat /jabatan fungsional guru.
          PKB  mencakup  3  hal  yaitu  pengembangan  diri,  publikasi  ilmiah,  serta  karya  inovatif (Kemendikbud,2012a:8-13).

1.  Pelaksanaan Pengembangan Diri
       Pengembangan diri adalah upaya buat meningkatkan profesionalisme  diri  supaya mempunyai  kompetensi yang sinkron dengan  peraturan perundangan supaya bisa melaksanakan tugas utama serta  kewajibannya  dalam pembelajaran/pembimbingan  termasuk  pelaksanaan  tugas-tugas  tambahan  yg  relevan  menggunakan  fungsi sekolah. Kegiatan pengembangan diri terdiri menurut diklat fungsional dan aktivitas kolektif guru.
        Diklat  fungsional  adalah  aktivitas  pengajar  dalam  mengikuti  pendidikan  atau  latihan  yang  bertujuan  buat mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan pada  kurun saat  tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif pengajar merupakan  kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan rendezvous ilmiah atau kegiatan beserta yang bertujuan  buat  mencapai  standar  atau  pada  atas  standar  kompetensi  profesi  yang  telah  ditetapkan.  Kegiatan kolektif  guru  mencakup:  aktivitas  lokakarya  atau  aktivitas  kelompok  pengajar  (KKG/ MGMP);  pembahas  atau peserta  dalam  seminar,  koloqium,  diskusi  panel  atau  bentuk  pertemuan  ilmiah  yg  lain;  dan  aktivitas kolektif lain yg sinkron dengan tugas serta kewajiban guru.
2.  Pelaksanaan Publikasi Ilmiah
Publikasi  ilmiah  adalah  karya  tulis  ilmiah  yang  telah  dipublikasikan  pada  masyarakat  menjadi  bentuk kontribusi   guru  terhadap  peningkatan  kualitas  proses  pembelajaran  pada  sekolah  dan  pengembangan dunia  pendidikan secara generik. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu: (1) presentasi pada lembaga  ilmiah,  sebagai  pemrasaran/nara  sumber  dalam  seminar,  lokakarya  ilmiah,  koloqium  atau  diskusi ilmiah;  (2)  publikasi  ilmiah  hasil  penelitian  atau  gagasan  inovatif  dalam  bidang  pendidikan  formal meliputi  pembuatan:  laporan  hasil  penelitian  pada  bidang  pendidikan  di  sekolahnya,    goresan pena  ilmiah popular  pendidikan  formal  serta  pembelajaran  pada  satuan  pendidikan ;  (3)  serta  publikasi  buku  teks pelajaran, buku pengayaan, kitab bidang pendidikan, karya output terjemahan, serta kitab panduan guru.
3.  Pelaksanaan Karya inovatif
       Karya inovatif adalah karya yang  bersifat pengembangan, modifikasi atau inovasi baru  sebagai  bentuk kontribusi   pengajar  terhadap  peningkatan  kualitas  proses  pembelajaran  pada  sekolah  serta  pengembangan  dunia pendidikan,  sains/teknologi,  dan  seni.  Karya  inovatif  ini  meliputi:  (1)  inovasi  teknologi  sempurna  guna kategori  kompleks  atau  sederhana;  (dua)  penemuan/penciptaan  atau  pengembangan  karya  seni  kategori kompleks  atau sederhana; (3)  pembuatan/modifikasi  alat  pelajaran/peraga/praktikum kategori kompleks atau sederhana; (4) penyusunan baku, panduan, serta soal dalam taraf nasional maupun provinsi.
         Karya  yang  didapatkan  secara  beserta,  dilaksanakan  maksimum sang 4 (empat) orang guru, yg terdiri  menurut  penulis  primer  serta  penulis  pembantu.  Jumlah  penulis  pembantu  paling  poly  3  (tiga)  orang.  Jika jumlah penulis pembantu lebih menurut 3  (3) orang, maka penulis pembantu nomor urut ke empat serta  seterusnya nir dapat memperoleh angka kredit.
       Besaran  nilai  nomor   kredit  buat  aktivitas  publikasi  ilmiah  serta/atau  karya  inovatif  yg  dilakukan  secara beserta oleh beberapa pengajar, diberikan nomor kredit sebagai berikut.

Besaran nilai angka kredit  menurut sub unsur  PKB menjadi kondisi kenaikan jabatan pengajar disajikan pada tabel menjadi berikut (Kemendiknas, 2010:5-6).
(* bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c, yg akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan ruang IV/d, harus melaksanakan presentasi ilmiah.
         Untuk setiap kenaikan jenjang pangkat/golongan diatur  ragam jenis publikasi ilmiah/ karya inovatif yang dapat dinilai. Hal ini diharapkan supaya macam publikasi ilmiah/karya inovatif yg diajukan, tidak didominasi sang jenis tertentu (Kemendiknas, 2010:7). Untuk kenaikan pangkat /golongan mulai III/d ke atas mencakup:
1.  Jumlah publikasi yg berbentuk dik tat, karya terjemahan, atau tulisan ilmiah populer paling banyak 3  (3) butir. Buku pedoman pengajar paling  banyak 1 (satu) buah.
2.  Untuk penulisan laporan penelitian aporisma dua laporan per tahun.
3.  Untuk karya inovatif aporisma 50% berdasarkan angka kredit yang diperlukan.


Sumber : //lpmp-papua.web.id/arsip/pdf/jurnal-lpmp-papua-Artikel-Penelitian-Tindakan-Kelas-Untuk-Angka-Kredit-Pengembangan-Keprofesian-Berkelanjutan-Bagi-Guru.pdf

PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK BAGI GURU

1.  Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

       Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau  Classroom Action Research  (CAR)  adalah suatu bentuk kajian  reflektif  sang  peneliti  (pelaku  tindakan),  yg  dilakukan  buat  menaikkan  kemampuan  rasional tindakannya  pada  melaksanakan  tugas,  memperdalam  pemahaman  atas  tindakan-tindakan  itu,  dan memperbaiki syarat-kondisi aplikasi praktik-praktik pembelajaran (Tim pelatih proyek PGSM, 1999:lima).dalam  aplikasi  PTK,  peneliti  (pelaku  tindakan)  selalu  melakukan  kajian  sistematis  reflektif  selama penelitian buat memperbaiki kondisi pembelajaran yg terjadi di dalam kelasnya.  Peneliti dalam hal ini adalah  guru  itu  sendiri.  Hasil  penelitian  tindakan  dipakai  sendiri  sekalipun  nir  tertutup  kemungkinan dimanfaatkan oleh pihak lain yang membutuhkan.
      Dalam  PTK,  guru  ikut  bertanggung  jawab  dan  berperan  serta  aktif  buat  membuatkan pengetahuan  serta  keterampilannya  melalui  tindakan  yg  dilakukan  terhadap  proses  pembelajaran  yg dikelolanya.  PTK  dibutuhkan  berpengaruh   langsung  dalam  memicu  perubahan  konduite  pengajar  dalam mengelola pembelajaran yang dibangun sendiri yang akan menghasilkan personal theory atau theory-in-use.
       PTK  dilakukan  buat  menuntaskan  bermacam-macam  permasalahan  yang  timbul  di  pada kelas/sekolah misalnya menaikkan motivasi belajar, menerapkan aneka macam macam metode pembelajaran, membuatkan  kegiatan  laboratorium,  membuatkan  bentuk  pekerjaan  tempat tinggal ,  membuatkan bentuk-bentuk  karya  ilmiah,  menyebarkan  pendekatan-pendekatan  baru  buat  pencapaian  belajar, menerapkan  berbagai  pendekatan  buat  memenuhi  kebutuhan  individual  anak didik  yang  berbeda-beda  dan sebagainya.

2.  Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas [PTK]
Prinsip penelitian tindakan kelas antara lain:
  1. Pekerjaan  utama  pengajar  adalah  mengajar,  apapun  metode  PTK  yang  dilakukan,  hendaknya  tidak mengganggu pekerjaanya sebagai pengajar.
  2. Merupakan perkara yg cukup merisaukan guru buat segera diatasi guna memberikan layanan yang terbaik pada siswa
  3. Pelaksanaan  PTK  harus  diketahui  oleh  ketua  sekolah  melalui  surat  ijin  meneliti  dan   disosialisasikan kepada rekan-rekan pengajar 
  4. Metodologi  yang  dipakai  harus  terpercaya  sehingga  guru  dapat  merumuskan  hipotesis, mengembangkan  taktik  yg  dapat  dilaksanakan  pada  situasi  kelasnya,  serta  memperoleh  data  yg bisa digunakan buat menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
  5. Metode  pengumpulan  data  tidak  menuntut  ketika  yang  hiperbola  sehingga  berpeluang  mengganggu proses pembelajaran. 
  6. Penyelenggaraan PTK harus selalu konsisten, peduli terhadap mekanisme, etika, dan alamiah (dilaksanakan sesuai alokasi saat serta tidak merubah jadwal pelajaran yg ada)
  7. Dilakukan sesuai menggunakan kaidah-kaidah kajian  ilmiah  serta  dilaporkan hasilnya sesuai menggunakan tata krama penyusunan karya tulis akademik.
3.  Manfaat Penelitian Tindakan Kelas [PTK]
Manfaat bagi pengajar yg melakukan PTK diantaranya:
  • Mengembangkan  inovasi pembelajaran.  Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu mencoba mengganti,memodifikasi,  serta  menaikkan  gaya  mengajarnya  agar  ia  sanggup  melahirkan  gaya  serta  model pembelajarn yang sesuai menggunakan tuntutan kelasnya. Guru setiap tahun  akan selalu berhadapan dengan siswa yg berbeda. Karena itu, jika guru melakukan PTK dari persoalannya sendiri, serta menghasilkan pemecahannya sendiri, maka secara tidak pribadi ia telah terlibat dalam penemuan pembelajaran. 
  • Meningkatan  profesionalisme  pengajar.  Dalam  PTK,  guru  ditantang  buat  terbuka  pada pengalaman  serta proses-proses  baru.  Dengan  demikian,  tindakan-tindakan  dalam PTK merupakan  pendidikan  bagi  guru dan secara tidak eksklusif dapat menaikkan keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di kelas.
4.  Keunggulan Dan Kelemahan PTK

    Hingga  sekarang,  PTK  masih  mendapat  pro  dan  kontra  berkaitan  menggunakan  kelayakan  jenis penelitiannya, terutama bila diperbandingkan dengan penelitian formal, karena  hasil penelitiannya berguna bagi  dimensi  simpel  pada  situasi  tertentu,  namun  secara  tidak  pribadi memperbaiki  pembelajaran  serta ilmu pengetahuan.
      Keunggulan PTK  antara lain:  praktis serta eksklusif relevan buat situasi yang aktual;  menyediakan kerangka  yg  teratur  dan  terjadwal  untuk  pemecahan  masalah  atau  pengembangan  pembelajaran; dari dalam observasi yg konkret dan obyektif, bukan menurut pada pendapat subyektif;  fleksibel serta  adaptif  yaitu  mengadakan  perubahan-perubahan  selama  dalam  masa  penelitian  serta  mengorbankan kontrol  demi  kepentingan  inovasi;  dan  sarana  inovasi  pembelajaran  dan  kepakaran  atau  profesionalisme guru
       Adapun  Kelemahan PTK  antara lain:  kurang tertib ilmiah karena validitas internal dan eksternalnya lemah,  tujuan  penelitiannya  bersifat  situasional,  sampelnya  terbatas  sehingga  kurang  representatif serta kontrol terhadap variabel bebas sangat sedikit, serta hasilnya tidak dapat digeneralisasi

PRINSIPPRINSIP PTK PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PRINSIP-PRINSIP PTK [PENELITIAN TINDAKAN KELAS], Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran,  Action Research berkembang menjadi classroom Action Research (CAR) = Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagai suatu penelitian terapan, PTK sangat berguna bagi guru buat menaikkan proses dan kualitas atau output pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru bisa menemukan penyelesaikan bagi kasus yang terjadi pada kelasnya sendiri, serta bukan di kelas pengajar yang lain. Tentu saja dengan menerapkan aneka macam ragam teori serta teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu, menjadi peneliti simpel, PTK dilaksanakan bersamaan guru melaksanakan tugas utama yaitu mengajar pada pada kelas, tidak perlu wajib meninggalkan anak didik. Dengan demikian, PTK adalah suatu penelitian yg inheren pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami sang guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, dibutuhkan guru mempunyai peran ganda, yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti
1.Tindakandan pengamatan pada proses penelitian yang dilakukan nir boleh menggangguatau Mengganggu aktivitas utama, contohnya bagi guru nir boleh sampaimengorbankan aktivitas atau proses belajar mengajar. Menurut Hopkins (1993:57-61), pekerjaan primer guru merupakan mengajar, dan apapun metode PTK yangkebetulan diterapkan, seyogyanya nir berdampak mengganggu komitmen gurusebagai pengajar. Ada tiga hal yg dapat dikemukakan berkenaan dengan prinsippertama ini. Pertama,pada mencobakansesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu terdapat kemungkinan bahwasetidak-tidaknya pada awal-awalnya hasilnya kurang memuaskan dari yangdikehendaki. Bahkan mungkin kurang menurut yg diperoleh dengan “cara lama ”Lantaran bagaimanapun tindakan perbaika tadi masih pada taraf dicobakan.pengajar harus menggunakan pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalammenimbang-nimbang : jalan keluar” yg akan mereka tempuh pada rangkamemberikan yg terbaik kepada anak didik. Kedua,iterasi menurut daur tindakan pula dilakukan dengan mempertimbangkanketerlaksanaan kurikulum secara holistik, khususnya berdasarkan segi pembentukanpemahaman yang mendalam yg ditandai sang kemampuan menerapkan pengetahuanyang dipelajari melalui analisis, sintesis serta penilaian berita, bukanterbatas dari segi tersampaikannya GBPP kepada anak didik dalam rukun saat yangtelah dipengaruhi. Ketiga,penetapansiklus tindakan pada PTK mengacu kepada penguasaan yg ditargetkan dalam tahapperancangan, dan sama sekali tidak mengacu pada kejenuhan informasisebagaimana lazim dipedomani pada proses iteratif pengumpulan data penelitiankualitatif.

2.Masalahguru. Masalah penelitian yg diusahakan sang pengajar seharusnya merupakan masalahyang cukup merisaukannya, serta berpijak menurut tanggung jawab profesionalnya. Gurusendiri harus memiliki komitmen ini jua diharapkan menjadi motivator intrinsikbagi guru buat “bertahan” dalam aplikasi kegiatan yg jelas-kentara menuntutlebih berdasarkan yang sebelumnya diperlukan dalam rangka aplikasi tugas-tugasmengajarnya secara rutin. Dengan kata lain, pendorong utama pelaksanaan PTKadalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada anak didik.dilihat berdasarkan sudut pandang ini, desakan buat sekedar mengungkapkan utama bahasansesuai menggunakan GBPP dapat serta perlu ditolak karena alasan profesional yangdimaksud .

3.Tidak terlalu menyita ketika. Metodepengumpulan data yang digunakan nir menuntut saat yang hiperbola bagi guru,sebagai akibatnya berpeluang menggangu proses pembelajaran pada kelas. Dengan kata lain,sejauh mungkin wajib digunakan prosedur pengumpulan data yg bisa ditanganisendiri sang guru, ad interim guru tetap aktif berfungsi menjadi pengajar yangbertugas secara penuh. Sebagai gambaran, penggunaan tape recorder memang akan menghasilkanrekaman yang lengkap dibanding menggunakan perekaman manual, tetapi peningkatan waktuyang dibutuhkan buat mencermati data melalui pemutaran ulang mungkin akansegera terasa berlebihan. Oleh karena itu, dikembangkan teknik-teknik perekamanyang cukup sederhana, tetapi bisa membuat keterangan yg cukup signifikanserta dapat dipercaya.

4.Metode serta teknik yangdigunakan nir boleh terlalu menuntut berdasarkan segi kemampuan juga waktunya.

5.Metodologi yg digunakan harus terpola cermat, sehingga tindakandapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji pada lapangan.pengajar bisa membuatkan strategi yg dapat diterapkan pada situasi kelasnya,serta memperoleh data yg dapat digunakan buat “menjawab” hipotesis yang dikemukakanoleh karena itu, meskipun dalam dasarnya “terpaksa” memperbolehkan “kelonggaran– kelonggaran” namun penerapan asas – asas dasar jajak taan kaidah permanen harusdipertahankan.

6.Permasalahan atau topik yang dipilih wajib benar – benar nyata, menarik,sanggup ditangani, serta berada pada jangkauan kewenangan peneliti buat melakukanperubahan. Peneliti harus merasa terpanggil buat mempertinggi diri.

7.Peneliti harus tetap memperhatikan etika serta tata krama penelitian sertarambu – rambu aplikasi yg berlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guruharus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proseduretika yang berkaitan menggunakan pekerjaannya. Hal ini krusial ditekankan karenaselain melibatkan para anak didik, PTK juga hadir pada suatu konteksorganisasional, sehingga penyelenggaraannya pun harus mengindahkan rapikan kramakehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK wajib diketahui oleh pimpinanlembaga, disosialisasikan pada rekan – rekan dalam forum terkait, dilakukansesuai menggunakan tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetapmengedepankan kemaslahatan subjek didik.

8.Kegiatan penelitian tindakan dalam dasarnya harus adalah gerakan yangberkelanjutan ( on – going ), karena skope peningkatan serta pengembangan memangmenjadi tantangan sepanjang saat. Meskipun kelas, sekaligus mata pelajaranmerupakan cakupan tanggung jawab bagi seseorang guru, tetapi pada pelaksanaan PTKsejauh mungkin harus digunakan classroom exceeding perspective dalam artipermasalahan nir dilihat terbatas dalam konteks kelas dan / atau matapelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara holistik.perspektif yg lebih luas ini akan terlebih – lebih lagi terasa urgensinya,apabila pada suatu PTK, terlibat lebih berdasarkan seseorang peneliti. Dapat jugadilakukan kolaborasi pada antara 2 atau lebihguru pada satu sekolah dan / atau pengajar berdasarkan sekolah lain, termasuk dosen LPTK.

LAPORAN HASIL PTK UNTUK ANGKA KREDIT GURU

LAPORAN HASIL PTK UNTUK ANGKA KREDIT GURU
Persyaratan laporan PTK untuk diusulkan menjadi angka kredit jabatan pengajar  (Kemendiknas, 2010:9,26) merupakan:
1.  Harus APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, serta Konsisten)
Asli  merupakan bukan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan mekanisme yg nir amanah, pertanda laporan nir  asli  contohnya:  masih ada  banyak  kecenderungan  mencolok   pada  antara   PTK  yang  dibuat  dalam  waktu   serta tempat yg  tidak sama,  sangat mirip skripsi  atau  tesis,  serta dibentuk oleh guru yg lain berdasarkan wilayah yang sama. Perlu  adalah  hal  yg  dilaporkan  atau  gagasan  yang  dituliskan  harus  sesuatu  yg  diharapkan  dan memiliki  manfaat  pada  menunjang  pengembangan keprofesian  menurut  pengajar  yang  bersangkutan  yaitu pembelajaran  di  kelas.  Ilmiah  ialah  disajikan  menggunakan  memakai  kerangka  isi  serta  mempunyai  kebenaran yang  sesuai  dengan  kaidah-kaidah  kebenaran  ilmiah  dan  mengkuti  kerangka  isi  yang  sudah  ditetapkan.konsisten  ialah  laporan  harus  sesuai  dengan  tugas  utama  penyusunnya,  apabila  penulisnya  seorang  pengajar, maka isi laporan harus berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, serta memasalahkan mengenai tugas pembelajaran yang sinkron menggunakan tugas pada sekolahnya.

2.  Minimal  2  siklus  dengam  masing-masing  siklus  minimal  2  kali  pertemuan.  dibuktikan  melalui  lampiran berupa RPP tiap rendezvous, hasil observasi tiap rendezvous, serta hasil kerja murid tiap pertemuan. Idealnya, sebuah PTK minimal 3 siklus dengan masing-masing daur 3 kali permuan.

3.  Diseminarkan pada sekolah menggunakan jumlah peserta seminar minimal 15 orang dari 3 sekolah yg tidak selaras dalam jenjang pendidikan yang sama, dibuktikan melalui: liputan acara seminar yang ditandatangani panitia seminar serta  kepala sekolah  berisi keterangan tentang waktu, loka, peserta,  dan  notulen  output  seminar;  sertifikat seminar/berita seminar berdasarkan panitia; serta  daftar hadir peserta seminar.

4.  Dipublikasikan/disimpan  di  galat  satu  perpustakaan  dibuktikan  menggunakan  surat  warta  berdasarkan  kepala perpustakaan dan cap perpustakaan

5.  Pernyataan keaslian dari ketua sekolah dan pada cap sekolah/madrasah

Adapun Format laporan PTK sangat beragam, diantaranya dicontohkan sebagai berikut:
1.  Bagian Pembuka
a.  Halaman judul
b.  Lembar pengesahan
c.  Kata pengantar
d.  Daftar isi
e.  Daftar tabel (bila terdapat)
f.  Daftar gambar (jika terdapat)
g.  Daftar lampiran
h.  Abstrak diakhiri kata kunci
2.  Bagian Isi
BAB I Pendahuluan
A.  Latar belakang masalah
Uraikan  secara  lugas  kasus-perkara  yang  terjadi  dalam  kelas  anda,  kasus  yang  ingin ditanggulangi, penyebab timbulnya perkara tersebut, dan kadar kasus yang ingin ditanggulangi
B.  Identifikasi masalah
Identifikasikan perkara sinkron latar belakang secara runtut
C.  Pembatasan masalah
Sebutkan lingkup atau batasan tindakan yg akan diambil peneliti
D.  Pemecahan Masalah
Sebutkan tindakan yg dipilih untuk mengatasi perkara yg diangkat
E.  Perumusan masalah
Rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sinkron variabel yang diteliti
F.  Tujuan penelitian
Uraikan output penelitian yg dibutuhkan dari penelitian
G.  Manfaat penelitian
Uraikan manfaat penelitian bagi siswa, pengajar, sekolah

BAB II  Kajian Pustaka dan Hipotesis
A.  Kajian Pustaka sinkron variabel
Menguraikan  kajian  pustaka  yg  memberi  arah  ke  aplikasi  PTK  serta  bisnis  peneliti membentuk argumen bahwa menggunakan tindakan tertentu dimungkinkan dapat menaikkan mutu proses serta hasil pendidikan dan pembelajaran
B.  Penelitian yang relevan
Menguraikan temuan penelitian yang relevan sesuai variabel yang diteliti dalam PTK
C.  Kerangka berfikir
Diskripsikan atau buat alur/skema tentang paradigma penelitian anda berdasar kajian pustaka serta output penelitian yang relevan.
D.  Hipotesis tindakan
Rumusan hipotesis sebagai landasan tindakan yang digunakan
BAB III  Metode penelitian
A.  Setting penelitian
lokasi  penelitian,  waktu  penyelenggaraan  penelitian  dan  karakteristik  gerombolan   target  yg sebagai subyek penelitian
B.  Subyek penelitian
Menguraikan subyek yang sebagai penekanan penelitian yaitu murid, guru, ketua sekolah
C.  Sumber data
Menguraikan asal data
D.  Teknik serta alat pengumpulan data
Diuraikan  jenis  data  yang  dikumpulkan  berkenaan  proses  dan  pengaruh  tindakan  pemugaran  serta teknik/cara  pengumpulan  datanya  seperti  melalui  pengamatan  partisipatif,  pembuatan  jurnal ,harian, observasi kegiatan di kelas, penggambaran interaksi pada  kelas, pengukuran hasil belajar, dan sebagainya
E.  Validasi data
Menguraikan upaya buat menjaga validitas data misalnya dengan triangulasi
F.  Analisis data
Menguraikan teknik analisis data buat mendapatkan kesimpulan output penelitian
G.  Indikator kinerja
Tolok  ukur  keberhasilan  tindakan  pemugaran  yg  ditetapkan  dalam  bentuk  jumlah,  jenis  atau tingkat sinkron tindakan pemugaran yang dimaksud.
H.  Prosedur penelitian

Gambaran umum penelitian yg dilakukan termasuk jumlah dan prosedur siklus penelitian yg
dilakukan), meliputi:
1.  Persiapan tindakan
Persiapan yang  dilakukan (seperti tes  diagnostik  buat  menspesifikasikan  perkara  serta  rincian penyebab timbulnya kasus), pembuatan indera-alat pada rangka tindakan, dan lain-lain yg terkait dengan aplikasi tindakan di kelas)
2.  Implementasi tindakan
Deskripsikan tindakan yang akan diambil, skenario kerja tindakan dan prosedur tindakan yang dipakai peneliti
3.  Pemantauan dan Evaluasi
Uraikan mekanisme pemantauan dan penilaian tindakan, indera-alat pemantauan serta evaluasi yg dipakai, beserta criteria keberhasilan tindakannya.
4.  Analisis serta Refleksi
Uraikan prosedur analisis output pemantauan dan refleksi terhadap tindakan yg telah diambil, tim  yg  terlibat  pada  analisis  output  pemantauan  serta  refleksi,  kriteria  dan  rencana  bagi tindakan siklus ulang

BAB IV Hasil Penelitian serta Pembahasan
A.  Deskripsi syarat awal
Mendiskripsikan syarat awal sebelum dilakukan tindakan berhubungan variabel yang diteliti.
B.  Deskripsi siklus I
Menyajikan  uraian  data  lengkap,  mulai  dari  perencanaan,  pelaksanaan  pengamatan  serta  refleksi yg berisi penjelasan mengenai aspek keberhasilan dan kelemahan yg terjadi pada siklus I
C.  Deskripsi daur II,
Menyajikan  uraian  data  lengkap,  mulai  dari  perencanaan,  pelaksanaan  pengamatan  serta  refleksi yg berisi penjelasan mengenai aspek keberhasilan dan kelemahan yg terjadi pada siklus II
D.  Deskripsi daur ke-n,
Menyajikan  uraian  data  lengkap,  mulai  menurut  perencanaan,  pelaksanaan  pengamatan  serta  refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan serta kelemahan yang terjadi pada daur ke-n
E.  Pembahasan tiap siklus serta antar siklus
Menyajikan  uraian  masing-masing  siklus  dan  output  perubahan  (kemajuan)  dalam  diri  siswa, lingkungan, guru sendiri dan aktifitas belajar, situasi kelas, output belajar. Kemungkinan grafik serta tabel  secara  optimal,  output  analisis  data  yg  menerangkan  perubahan  yg  terjadi  disertai pembahasan secara sistematik serta jelas.
F.  Hasil penelitian
Uraikan keberhasilan penelitian akibat tindakan perbaikan yg dilakukan

BAB V Penutup
A.  Simpulan
Simpulkan hasil penelitian yg diperoleh secara lengkap, sesuai menggunakan kasus yang diteliti
B.  Saran
Ajukan saran-saran buat penerapan output penelitian serta kemungkinan penelitian lebih lanjut pada masa datang
3.  Bagian Penunjang
A.  Daftar Pustaka, ditulis dengan norma eksklusif serta konsisten
B.  Lampiran-lampiran, terdiri berdasarkan:
(1)  model  program  perbaikan  yg  memberitahuakn  skenario  tindakan/RPP  tiap  tatap  muka,  (2) Instrumen penelitian, (tiga) output rekap tabulasi data  tiap siklus,  (4)  bukti  instrumen  yang telah diisi  sang pengamat,  (lima) bukti  LKS yang sudah diisi anak didik/output kerja anak didik  tiap daur,  (6) Biodata  peneliti,  (7)  bukti foto pelaksanan tindakan tiap siklus, serta (8) surat ijin penelitian.

Sebuah  laporan  PTK  sangat  rawan  buat  terjadinya  duplikasi  (Copy  Paste)  menggunakan  laporan  PTK  berdasarkan kelas, sekolah, dan wilayah lain, juga tahun pembuatan yang berbeda, lantaran permasalahan yg diangkat pada PTK adalah proses pembelajaran, oleh karenanya keabsahan/validitas sebuah  laporan PTK dipertaruhkan melalui bukti-bukti lampiran yg selengkap-lengkapnya, umumnya 40% isi laporan PTK adalah berisi lampiran. 

Mengingatkan pepatah yang disampaikan sang  Tim penilai nomor kredit pengajar  yaitu Suharsimi Arikunto, Suhardjono,  dan  Supardi  (2006:v),  bahwa    “bukan  karya  tulis  ilmiahnya,  tetapi  kegiatan  konkret  yang  telah dilakukan  guru  pada  upaya  menaikkan  profesionalismenya  sebagai  pengajar,  itulah  yg  primer,  itulah  yg diberikan nilai, itulah yg mampu mengantarkan sukses profesi kita, para guru”. Oleh karenanya, marilah kita junjung nilai-nilai mekanisme kerja ilmiah dalam melaksanakan PTK secara benar serta bertanggungjawab.

CONTOH LAPORAN PTK GURU SD PDF TERBARU TAHUN 2018

Contoh Laporan PTK Guru Sekolah Dasar Pdf Terbaru Tahun 2018 ini adalah file terkini yg akan saya bagikan dalam postingan kali ini. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah penelitian yang dilakukan sang guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan buat memperbaiki kinerjanya menjadi guru. Untuk menciptakan Laporan PTK, anda mampu menggunakan format ini menjadi tambahan referensi.

File ini sekaligus buat memenuhi Bukti Fisik Akreditasi Sekolah Dasar/MI Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) khususnya dalam Instrumen No.42 (Poin 4) buat sekolah/madrasah yg akan melaksanakan akreditasi. 


Kerangkat dalam Laporan PTK SD ini secara garis bersarnya mengandung Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan Penelitian, Hasil serta Pembahasan Penelitian, Kesimpulan dan Saran. Berikut link download buat Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas dibawah ini.


Download Juga !!!

DOWNLOAD PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SD


KATA PENGANTAR

Pusat Pengembangan serta PemberdayaanPendidik serta Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika pada melaksanakan tugas serta manfaatnya mengacu pada 3 pilar kebijakan pokok Depdiknas, yaitu:1) Pemerataan dan ekspansi akses pendidikan; dua) Peningkatan mutu, relevansi serta daya saing; 3) Penguatan rapikan kelola, akuntabilitas, serta citra publik menuju manusia Indonesia cerdas dan kompetitif. 

Dalam rangka mewujudkan pemerataan, ekspansi akses dan peningkatan mutu pendidikan, salah satu strategi yangdilakukan PPPPTK Matematika merupakan mempertinggi peran Kelompok Kerja Pengajar (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan pemberdayaan guruinti/ guru pemandu/pengajar pengembang yg ada pada setiap kecamatan, kabupaten serta kota. 

Sebagai upaya peningkatan mutu dimaksudmaka forum ini diperlukan sanggup memfasilitasi aktivitas-kegiatan yang terkait dengan implementasi pengembangan pembelajaran matematika di lapangan. Guna membantu memfasilitasi forum ini, PPPPTK Matematika menyiapkan paket berisikumpulan materi/bahan yg dapat dipakai sebagai referensi, pengayaan, serta panduan di KKG/MGMP khususnya pembelajaran matematika, dengan topik-topik/bahan atas masukan serta identifikasi permasalahan pembelajaran matematika di lapangan.

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan-Nya penyusunan Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu tiada kata yg patut diucapkan kecuali puji dan syukur kehadirat-Nya. Dengan segala kelebihan serta kekurangan yg ada, paket fasilitasi ini diharapkan bermanfaat dalam mendukung peningkatan mutu pendidik serta energi kependidikan melalui forum KKG/MGMP Matematika yangdapat berimplikasi positif terhadap peningkatan mutu pendidikan. Sebagaimana pepatah mengatakan, tiada gading yg tidak retak, demikian pula menggunakan paket fasilitasi ini walaupun sudah melalui termin identifikasi, penyusunan, penilaian, serta editing terdapat yg perlu disempurnakan. Oleh karena itu saran, kritik, serta masukan yang bersifat membentuk demi peningkatan kebermaknaan paket ini, diterima menggunakan bahagia hati teriring ucapan terima kasih. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan jua pada semua pihak yg membantu mewujudkan paket fasilitasi ini, gampang-mudahan bermanfaat buat pendidikan di masa depan.
                                                                                                             Yogyakarta,
                                                                                                             Kepala, 

                                                                                                             KASMAN SULYONO
                                                                                                             NIP.130352806

PENGERTIAN SUPERVISI AKADEMIK

Pengertian Supervisi Akademik 
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran buat mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik nir terlepas dari penilaian kinerja pengajar pada mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi mudah penilaian kinerja guru dalam pengawasan akademik adalah melihat kondisi konkret kinerja pengajar buat menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di pada kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh pengajar serta murid di pada kelas?, kegiatan-kegiatan mana berdasarkan holistik kegiatan pada dalam kelas itu yg bermakna bagi pengajar dan murid?, apa yg sudah dilakukan oleh guru pada mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru serta bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh warta mengenai kemampuan pengajar dalam mengelola pembelajaran. Tetapi satu hal yg perlu ditegaskan di sini, bahwa sesudah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan pengawasan akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan acara pengawasan akademik serta melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

1. Tujuan serta fungsi pengawasan akademik
Tujuan pengawasan akademik di antaranya merupakan membantu guru menyebarkan kompetensinya, membuatkan kurikulum, membuatkan gerombolan kerja pengajar, serta membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987). Gambar tiga tujuan pengawasan akademik sebagaimana dapat dipandang pada gambar di bawah ini.

Segitiga tujuan supervisi akademik

Supervisi akademik merupakan galat satu (fungsi mendasar (essential function) pada holistik program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; serta Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi menjadi sumber liputan bagi pengembangan profesionalisme pengajar. 

2. Prinsip-prinsip pengawasan akademik
a. Mudah, merupakan mudah dikerjakan sinkron kondisi sekolah.
b. Sistematis, ialah dikembangan sesuai perencanaan acara supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, adalah masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, adalah dari kenyataan sebenarnya. 
e. Antisipatif, ialah bisa menghadapi masalah-perkara yang mungkin akan terjadi.
f. Konstruktif, merupakan berbagi kreativitas serta inovasi guru dalam membuatkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif, adalah terdapat kolaborasi yg baik antara supervisor dan guru pada berbagi pembelajaran.
h. Kekeluargaan, merupakan mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam membuatkan pembelajaran.
i. Demokratis, artinya supervisor nir boleh mendominasi pelaksanaan pengawasan akademik.
j. Aktif, ialah pengajar dan supervisor wajib aktif berpartisipasi.
k. Humanis, ialah bisa menciptakan interaksi humanisme yang serasi, terbuka, amanah, ajeg, tabah, antusias, serta penuh humor 
l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
m. Terpadu, merupakan menyatu menggunakan dengan acara pendidikan. 
n. Komprehensif, merupakan memenuhi ketiga tujuan pengawasan akademik di atas (Dodd, 1972).

A. Teknik Supervisi Akademik
Teknik pengawasan akademik terdiri atas dua macam, yaitu teknik pengawasan individual serta teknik pengawasan gerombolan .

1. Teknik supervisi individual
Teknik supervisi individual merupakan aplikasi pengawasan perseorangan terhadap pengajar. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seseorang pengajar sebagai akibatnya dari hasil pengawasan ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual terdiri atas lima macam yaitu kunjungan kelas, observasi kelas, rendezvous individual, kunjungan antarkelas, serta menilai diri sendiri. 

a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas merupakan teknik training guru sang ketua sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah buat menolong guru pada mengatasi kasus pada pada kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas merupakan sebagai berikut:
1) dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya,
2) atas permintaan pengajar bersangkutan,
3) sudah mempunyai instrumen atau catatan-catatan, dan
4) tujuan kunjungan wajib kentara. 

Adapun tahapan kunjungan kelas mencakup: 
1) Tahap persiapan. Pada termin ini, supervisor merencanakan saat, target, serta cara mengobservasi selama kunjungan kelas. 
2) Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung. 
3) Tahap akhir kunjungan. Pada termin ini, supervisor bersama pengajar mengadakan perjanjian buat membicarakan hasil-output observasi. 
4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
Teknik supervisi individual melalui kunjungan kelas harus memakai enam kriteria, yaitu memiliki tujuan-tujuan tertentu, menyampaikan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan pengajar, menggunakan instrumen observasi buat mendapatkan data yang obyektif, terjadi interaksi antara pembina dan yg dibina sebagai akibatnya mengakibatkan perilaku saling pengertian, aplikasi kunjungan kelas nir menganggu proses pembelajaran; serta pelaksanaannya diikuti menggunakan program tindak lanjut.

b. Observasi kelas 
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti pada kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. 

Secara generik, aspek-aspek yg diobservasi merupakan usaha-usaha dan kegiatan pengajar-anak didik dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media pedagogi, variasi metode, ketepatan penggunaan media menggunakan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, serta reaksi mental para anak didik dalam proses belajar mengajar. 

Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahapan, yaitu persiapan, aplikasi, penutupan, evaluasi output observasi; serta tindak lanjut. Supervisor: 1) telah siap menggunakan instrumen observasi, 2) menguasai masalah serta tujuan pengawasan, serta tiga) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran. 

c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual merupakan satu pertemuan, dialog, obrolan, dan tukar pikiran antara supervisor pengajar. Tujuannya adalah: 
1) memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi;
2) membuatkan hal mengajar yang lebih baik;
3) memperbaiki segala kelemahan serta kekurangan pada diri pengajar; dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (dialog) individual menjadi berikut
a. Classroom-conference, yaitu percakapan individual yg dilaksanakan pada pada kelas saat murid-siswa sedang meninggalkan kelas (istirahat).
b. Office-conference. Yaitu dialog individual yang dilaksanakan pada ruang ketua sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi menggunakan indera-indera bantu yang bisa digunakan buat memberikan penerangan pada pengajar.
c. Causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu menggunakan guru
d. Observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan sehabis supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

Supervisor wajib berusaha menyebarkan segi-segi positif pengajar, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih menyangsikan.

d. Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas merupakan guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya merupakan untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas, yaitu:
1) wajib direncanakan;
2) guru-guru yang akan dikunjungi wajib diseleksi;
3) tentukan guru-guru yg akan mengunjungi;
4) sediakan segala fasilitas yg diperlukan;
5) supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yg cermat;
6) adakah tindak lanjut selesainya kunjungan antar kelas terselesaikan, misalnya dalam bentuk percakapan langsung, penegasan, serta pemberian tugas-tugas eksklusif;
7) segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, menggunakan menyesuaikan pada situasi dan syarat yg dihadapi;
8) adakan perjanjian-perjanjian buat mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

e. Menilai diri sendiri
Menilai diri merupakan penilaian diri yg dilakukan sang diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diharapkan kejujuran diri sendiri. Cara menilai diri sendiri adalah sebagai berikut.
1) Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada anak didik-siswa buat menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun pada bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan nir perlu menyebut nama.
2) Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.
3) Mencatat aktivitas murid-murid pada suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara grup.

2. Teknik Supervisi kelompok
Teknik supervisi grup adalah satu cara melaksanakan acara supervisi yang ditujukan dalam 2 orang atau lebih. Guru-pengajar yang diduga, sesuai menggunakan analisis kebutuhan, memiliki kasus atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yg sama dikelompokkan atau dikumpulkan sebagai satu/beserta-sama. Kemudian pada mereka diberikan layanan pengawasan sinkron menggunakan perseteruan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn (1961), terdapat 3 belas teknik supervisi grup yaitu kepanitiaan-kepanitiaan, kerja gerombolan , laboratorium serta kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi profesional, buletin supervisi, rendezvous guru, lokakarya atau konferensi kelompok

Tidak satupun pada antara teknik-teknik pengawasan individual atau grup pada atas yang cocok atau mampu diterapkan buat seluruh pembinaan guru di sekolah. Oleh karena itu, seseorang kepala sekolah harus bisa menetapkan teknik-teknik mana yg sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk tetapkan teknik-teknik pengawasan akademik yang tepat tidaklah gampang. Seorang ketua sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, pula harus mengetahui karakteristik setiap teknik pada atas serta sifat atau kepribadian pengajar sebagai akibatnya teknik yang digunakan benar -benar sesuai dengan pengajar yang sedang dibina melalui pengawasan akademik. Sehubungan dengan kepribadian pengajar, Lucio serta McNeil (1979) menyarankan agar ketua sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian pengajar, yaitu kebutuhan pengajar, minat pengajar, bakat pengajar, temperamen guru, perilaku guru, serta sifat-sifat somatic pengajar.