CONTOH LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK GURU SD TERBARU 2018

Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru SD Terbaru 2018 ini merupakan arsip terkini yg akan aku share dalam kesempatan kali ini khususnya untuk guru baik SD, SMP, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dalam membuat laporan atas PTK yang telah dibuatnya. PTK adalah penelitian yang dilakukan sang pengajar di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan buat memperbaiki kinerjanya menjadi guru. Contoh Laporan PTK yg aku bagikan ini hanya sekedar referensi yg mungkin sesuai dengan asa anda.

File ini sekaligus buat memenuhi Bukti Fisik Akreditasi Sekolah Dasar/MI Standar Pendidik serta Tenaga Kependidikan (PTK) khususnya pada Instrumen No.42 (Poin 4) buat sekolah/madrasah yg akan melaksanakan akreditasi. 



Kerangkat dalam Laporan PTK ini secara garis bersarnya mengandung Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan Penelitian, Hasil dan Pembahasan Penelitian, Kesimpulan dan Saran. Berikut link download buat Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas dibawah ini.





Download Juga !!!

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK IPA SMP

Berikut ini model PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK] IPA SMP menggunakan judul “Peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus mobilitas melalui taktik pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur dalam siswa kelas VII- H  SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)khusunya fisika berkaitan menggunakan cara mencari memahami tentang alamsecara sistematis, sebagai akibatnya fisika bukan hanya dominasi kumpulanpengetahuan yg berupa informasi-berita, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip sajatetapi jua adalah suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006 : 5). Pendidikan fisikadi Sekolah Menengah pertama dibutuhkan dapat menjadi sarana bagi siswa buat mempelajaridiri sendiri dan alam lebih kurang, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalammenerapkannya pada pada kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankanpada anugerah pengalaman langsung untuk menyebarkan kompetensi agarmenjelajahi serta tahu alam kurang lebih secara ilmiah. Pendidikan IPA fisikadiarahkan buat inkuiridan berbuat sehingga bisa membantu pesertadidik buat memperoleh pemahaman yg lebih mendalam tentang alam lebih kurang.
Pembelajaran Fisika pada SMP Negeri 1 Baureno seharusnyamengaktifkan dan mendorong murid buat bekerja secara ilmiah, selama inipembelajaran IPA pada SMPN 1 Baureno lebihbanyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Realitas menampakan sebesar 55 % nilai IPA pada kelas VII H darihasil ulangan harian kurang dari KKM Individu yang dipengaruhi sekolah yaitu sebesar 75. Sedangkan rata – homogen nilaikelas adalah 74,50. Ini menunjukkan bahwa selama ini prestasi belajar anak didik dikelas VII H pada mata pelajaran IPA Fisika masih rendah. Hal ini ditimbulkan kurangnyamotivasi dan antusiasme murid pada belajar ekamatra. Sehingga Perlu pada terapkansuatu strategi pembelajaran inovatif yang bisa menambah motivasi danantusiasme anak didik pada belajar IPA.
Salah satujenis strategi pembelajaran yg memberikan kesempatan siswasecara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran serta membangun suasanayang menyenangkan dalam belajar adalahPembelajaran dengan menerapkan taktik QuantumTeaching. Dalam Quantum teaching,pembelajaran berusaha mengakomodir setiapbakat siswa atau dapat menjangkau setiap anak didik sehingga diharapkan siswa dapatmelibatkan seluruh emosinya pada belajar.
Menurut Bobby De Porter pada kitab Quantum Teaching (pada Ani , 2003:3) menjelaskanQuantum Teaching merupakan konsep yangmenguraikan cara-cara baru pada memudahkan proses belajar mengajar , lewatpemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yg terarah, apapun matapelajaran yg diajarkan. Dengan menerapkan quantum teaching dalam pembelajaranIPA dibutuhkan dapat lebih menggairahkan suasana pembelajaran sebagai akibatnya siswalebih termotivasi dalam belajar yang pada akhirnya dapat melejitkan prestasibelajar.
Berdasarkanuraian di atas maka penelitian ini mengambil judul :
Peningkatan prestasi belajar ekamatra materigerak lurus mobilitas melalui taktik pembelajaran Quantum Teaching menggunakan mediapapan luncur dalam murid kelas VII- H SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013

DOWNLOAD PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK] IPA Sekolah Menengah pertama

CONTOH LAPORAN PTK GURU SD PDF TERBARU TAHUN 2018

Contoh Laporan PTK Guru Sekolah Dasar Pdf Terbaru Tahun 2018 ini adalah file terkini yg akan saya bagikan dalam postingan kali ini. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah penelitian yang dilakukan sang guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan buat memperbaiki kinerjanya menjadi guru. Untuk menciptakan Laporan PTK, anda mampu menggunakan format ini menjadi tambahan referensi.

File ini sekaligus buat memenuhi Bukti Fisik Akreditasi Sekolah Dasar/MI Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) khususnya dalam Instrumen No.42 (Poin 4) buat sekolah/madrasah yg akan melaksanakan akreditasi. 


Kerangkat dalam Laporan PTK SD ini secara garis bersarnya mengandung Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan Penelitian, Hasil serta Pembahasan Penelitian, Kesimpulan dan Saran. Berikut link download buat Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas dibawah ini.


Download Juga !!!

PENGERTIAN DAN MODELMODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

Pengertian Dan Model-Model Perencanaan Pengembangan Sekolah 
A. Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), menggerakkan atau memimpin (actuating atau leading), dan pengendalian (controlling) adalah fungsi-fungsi yg harus dijalankan pada proses manajemen. Apabila digambarkan pada sebuah siklus, perencanaan adalah langkah pertama dari holistik proses manajemen tersebut. Perencanaan bisa dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Apapun yang dilakukan berikutnya pada proses manajemen bermula menurut perencanaan. Daft (1988:100) menyatakan: “When rencana is done well, the other management functions can be done well.”

Perencanaan pada pada dasarnya merupakan upaya pendefinisian kemana sebuah organisasi akan menuju pada masa depan serta bagaimana sampai dalam tujuan itu. Dengan istilah lain, perencanaan berarti pendefinisian tujuan yg akan dicapai sang organisasi dan pembuatan keputuan tentang tugas-tugas dan penggunaan asal daya yg diharapkan buat mencapai tujuan itu. Sedangkan rencana (plan) merupakan hasil berdasarkan proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang diperlukan, jadwal, serta tindakan-tindakan lain yg diharapkan dalam rangka pencapaian tujuan. 

Dalam pengertian tersebut, tujuan serta alokasi asal daya adalah 2 istilah kunci dalam sebuah planning. Tujuan (goal) dapat diartikan menjadi syarat masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi. Dalam organisasi, tujuan ini terdiri menurut beberapa jenis dan tingkatan. Tujuan dalam taraf yang tertinggi dianggap menggunakan tujuan strategis (strategic goal), kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan sebagai tujuan taktis (tactical objective) lalu tujuan operasional (operational objective). Tujuan strategis merupakan tujuan yg akan dicapai pada jangka panjang, sedangkan tujuan taktis serta tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yg berupa target-sasaran yang terukur.

Dalam organisasi sekolah, tujuan strategis adalah tujuan tertinggi yang akan dicapai pada taraf sekolah. Tujuan ini bersifat generik serta umumnya nir dapat diukur secara langsung. Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yg harus dicapai sang-oleh bagian-bagian primer organisasi sekolah, contohnya bidang kurikulum, kesiswaan, atau kerja sama menggunakan warga . Untuk Sekolah Menengah Kejuruan tujuan-tujuan taktis ini bisa berupa tujuan-tujuan yg harus dicapai dalam tingkat jurusan atau program keahlian. Sedangkan tujuan operasional adalah tujuan yang wajib dicapai dalam bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tadi. Tujuan mata pelajaran atau grup mata pelajaran, misalnya, dapat mengkategorikan menjadi tujuan operasional. 

Masing-masing strata tujuan tersebut terkait menggunakan proses perencanaan. Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai dalam taraf planning strategis (strategic plan). Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang wajib dicapai pada planning taktis (tactical plan) dan planning operasional (operational plan). 

Perlu dicatat bahwa semua organisasi, apapun bentuknya, ada atau diadakan atas dasar asumsi, keyakinan, sistem nilai serta mandat tertentu. Dalam kaitannya dengan perencanaan, dasar-dasar eksistensi ini diklaim dengan premis organisasi. Secara formal permis-premis perencanaan itu umumnya disajikan dalam bentuk rumusan visi, misi, dan nilai-nilai fundamental organisasi. Visi dapat dipandang menjadi alasan atas keberadaan lembaga serta adalah keadaan “ideal” yang hendak dicapai sang forum; sedangkan misi merupakan tujuan primer serta target kinerja dari forum. Keduanya wajib dirumuskan dalam kerangka filosofis, keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh organisasi yg bersangkutan serta digunakan menjadi konteks pengembangan dan penilaian atas taktik yg diinginkan.

Premis-premis tadi harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan. Tujuan serta cara buat mencapai tujuan yg tertuang pada planning harus berada pada kerangka premis-premis itu. Untuk memudahkan pemahaman, Gambar mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi, herarkhi tujuan, dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas.

Gambar Hubungan antara Premis, Tujuan, serta Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah planning buat menaikkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan. Perbedaan utama rencana pengembangan dengan planning lainnya terletak pada tujuan. Sedangkan herarkhi tujuan serta rencana sebagaimana sudah diuraikan di atas juga berlaku pada rencana pengembangan. Tujuan yang akan dicapai dalam planning pengembangan adalah output-output yg lebih baik dari apa yg selama ini telah dicapai sang sekolah. Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus menaikkan kinerjanya. Oleh karena itu, selain berdasarkan dalam visi dan misi sekolah, perencanaan pengembangan wajib berdasarkan atas pemahaman yg mendalam tentang keberadaan serta syarat sekolah pada waktu rencana pengembangan itu disusun. Pemahaman semacam ini bisa dilakukan melalui kajian serta jajak mendalam terhadap kondisi internal juga lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada.

B. Kerangka Umum Perencanaan Pengembangan Sekolah
Kerangka umum proses perencanaan pengembangan sekolah sebenarnya bisa digambarkan sebagai sebuah siklus yg bergerak mengelilingi sebuah titik sentra. Siklus itu terdiri dari empat langkah kunci: Telaah (Review) atau evaluasi diri (self evaluation), Rancangan Strategi (Strategy Design), Implementasi (Implementation), serta penilaian. Sedangkan titik pusatnya terdiri berdasarkan: Visi, Misi, dan Tujuan. Kerangka tadi bisa diilustrasikan dalam diagram sebagai Gambar.

Untuk mengoperasionalkan daur tadi, langkah-langkah dalam proses perencanaan bisa diubah sebagai sejumlah pertanyaan pokok. Ma­sing-masing langkah dapat direpresentasikan dengan sebuah pertanyaan utama yang dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan khusus. Pertanyaan-pertanyaan khusus ini lalu digunakan buat memilih tugas-tugas primer yg wajib dilaksanakan pada proses perencanaan pengembangan.

Tabel  merangkum operasionalisasi daur tadi. Uraian lebih rinci tentang langkah-langkah pelaksanaan berdasarkan masing-masing operasi tersebut tersaji dalam bab-bab selajutnya pada bahan training ini.

Gambar Kerangka Umum Proses Perencanaan

Tabel Langkah-langkah, Pertanyaan Pokok, Pertanyaan Khusus, dan Tugas dalam Proses Perencanaan Pengembangan
LANGKAH PERENCANAAN

PERTANYAAN POKOK

PERTANYAAN KHUSUS

TELAAH (REVIEW)

Dimanakah posisi sekolah kita sekarang?
Sejauh mana kita melakukan hal-hal yg berkaitan menggunakan:
·pencapaian visi, misi, serta tujuan kita?
·kinerja kita sebelumnya?
·praktik-praktik terbaik (best practices)?
·pemenuhan kebutuhan siswa?
·pemenuhan kebutuhan orang tua serta masyarakat?
·tindak lanjut terhadap tujuan pendidikan nasional?
·pengelolaan perubahan (baik internal juga eksternal)?  
Kemana kita akan membawa sekolah ini dalam akhir daur perencanaan?
·Apa yg dapat kita raih lebih berdasarkan apa yg kita capai sekarang?
·Perubahan apa yg harus kita lakukan?
·Apakah prioritas pengembangan kita?
RANCANGAN (DESIGN)

Bagaimana kita akan membawa sekolah supaya mencapai apa yg kita inginkan?
Bagaimana kita akan melakukan perubahan?
§Apa persisnya yang ingin kita capai?
§Tindakan-tindakan apa yang tersedia serta dapat kita pilih buat memampukan kita mencapai tujuan kita?
§Tindakan terbaik mana yg sinkron buat mencapai tujuan?
§Sumber daya apa yg kita butuhkan?
§Siapa yanng akan melaksanakan tindakan-tindakan itu?
§Bagaimana kemajuan tindakan akan diukur?
Bagaimana kita memastikan bahwa tujuan, kebijakan, prioritas, serta planning sekolah diketahui dan didukung sang seluruh masyarakat sekolah?
IMPLEMEN­TASI (IMPLE­MEN­TAION)

Apa yang seharusnya kita kerjakan buat menghantarkan sekolah sampai pada apa yang kita inginkan?
Bagaimana seharusnya usaha kita sehari-hari mencerminkan visi, misi, dan tujuan sekolah?
Bagaimana kita bisa mendorong kemajuan yang terkait dengan prioritas sekolah?
Apa yang harus kita lakukan buat mengklaim keberhasilan implementasi Rencana implementasi program pengembanganan?
Monitoring dan Telaah Formatif

Selama implemen­tasi, bagaimana kita akan mengecek apakah kita telah membawa sekolah ke arah yang kita inginkan?

Kemajuan apa yg kita capai buat mencapai tujuan kita?
Apakah tujuan spesifik masih sempurna pada kaitannya dengan tujuan umum dan prioritas kita?
Apakah tugas-tugas kita:
§Fisibel
§Tepat
§Tersedia asal daya yang memadai?
Apakah biaya yang dianggarkan:
§termanfaatkan?
§mampu memanfaatkan?
Berdasarkan pengalaman, apakah rentang waktu yang ditetapkan dapat diterima/relatif beralasan?
Penyesuaian-penyesuaian apa yang diharapkan buat mengklaim keberhasilan Rencana Sekolah Kita?
Telaah pengaruh (outcomes)
Pada akhir siklus perencanaan, bagaimana kita akan mengetahui apakah kita telah membawa sekolah ke loka yg kita inginkan?
Sampai dimana yang sudah kita capai?
Sejauh mana kita telah:
§Mencapai tujuan (objectives) berdasarkan planning implementasi acara pengembanganan yang kita buat?
§Mengembangkan prioritas yang kita menetapkan?
§Mengimplementasikan kebijakan yg kita menetapkan?
§Memperluas misi, visi, dan tujuan sekolah kita?
Tujuan Umum (Purpose)

Dengan cara apa kita kelak mengetahui bahwa kita sudah memilih arah yg benar?
Apakah kita telah berjalan pada jalur yang sahih? Dalam kaitannya dengan perubahan social budaya, sejauh mana ketepatan:
§Misi, visi, dan tujuan kita?
§Kebijakan kita?
§Prioritas pengembangan kita?
§Sasaran-sasaran (objectives) kita?
Proses

Bagaimana kelak kita akan mengetahui bahwa kita telah memilih kendaraan yg paling sinkron?
Apakah kita sudah memakai metode terbaik buat sampai ditujuan?
§Seberapa sesuaikah model proses perencanaan yang kita pilih?
§Seberapa efektifkah kita mengimplementaiskan model itu?
§Apa sajakah yang membantu serta mengemhambat kemajuan?

Rekomendasi

Kemana hendaknya kita menuju dari kondisi sekarang ini?
Berdasarkan pengalaman kita:
§Perubahan apa yang seharusnya kita lakukan terkait menggunakan contoh proses perencanaan kita?
§Aspek kehidupan sekolah yang mana yang wajib menjadi focus dalam daur perencanaan kita berikutnya?

C. Model-Model Alternatif Perencanaan Pengembangan Sekolah
Standar nasional pendidikan sebagaimana sudah diuraikan dalam bab sebelumnya memberitahuakn bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah. Dalam kaitannya menggunakan standar pengelolaan satuan pendidikan, sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan dalam setiap sekolah wajib bisa memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan itu : kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. 

Model perencanaan strategis (strategic planning) hingga ketika ini dilihat sebagai proses perencanaan yg demikian itu. Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis, dibutuhkan sekolah akan terdorong buat melakukan perencanaan secara sistematis. Sekolah diperlukan akan menyediakan ketika buat mentelaah serta menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya, mengidentifikasi kebutuhannya buat menerima keunggulan terhadap yg lain, dan melakukan komunikasi serta konsultasi secara terus-menerus menggunakan banyak sekali pihak baik berdasarkan dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan. Di samping itu perencanaan strategis juga diperlukan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka mencapai tujuan strategis, secara terus-menerus memantau pelaksanaan planning itu, serta secara teratur melakukan pengkajian serta pemugaran buat menjaga supaya perencanaan yg dibentuk permanen relevan terhadap aneka macam kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran, 2000). 

Perencanaan strategis merupakan bagian menurut proses managemen strategis yg terkait menggunakan proses identifikasi tujuan jangka panjang menurut sebuah forum atau organisasi, ekskavasi gagasan serta pilihan-pilihan, pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yg sudah ditentukan, serta pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan pada rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols serta Thirunamachandran, 2000). Secara historis, perencanaan strategis bermula menurut dunia militer. Perkembangan selanjutnya, perencanaan strategis diadopsi oleh global bisnis dalam tahun 1950-an serta berkembang pesat dan sangat terkenal dalam tahun 1960 sampai 1970-an, serta berkembang balik tahun 1990-an Mintzberg (1994) menjadi "process with particular benefits in particular contexts." 

Penerapan perencanaan strategis di global pendidikan baru berkembang kurang lebih satu dekade yang kemudian. Saat mana forum-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik pada pada maupun di luar lingkungan lembaga, serta dipaksa harus tanggap terhadap banyak sekali tantangan yg timbul misalnya halnya menurunnya dukungan keuangan, pesatnya perkembangan teknologi, serta berubahnya struktur kependudukan, dan tertinggalnya acara-program akademik. Sebagai dampak berdasarkan syarat ini, sejumlah lembaga pendidikan lalu menggunakan perencanaan strategis menjadi indera buat “meraih manfaat serta perubahan strategis buat mengikuti keadaan dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley, Lujan, & Dolence, 1997). 

Diantara contoh-contoh perencanaan strategis yang berkembang, yang hingga waktu ini masih banyak diterapkan dalam lembaga pendidikan antara lain: Model Dasar (Foundational Model), Perencanaan Tindakan Tahap Permulaan (Early Action Planning Model), dan Model Tiga-Unsur Sejajar (The Three-Strand Concurrent Model). Berikut diuraikan secara singkat masing-masing contoh yg tadi. Pada bagian akhir bab ini diurai sebuah contoh perencanaan pengembangan sekolah yang pernah diterapkan pada Indonesia dalam kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

1. Model Dasar (Foundational Model)
Sesuai menggunakan namanya, model dasar ini pertama-tama difokuskan dalam peletakan landasan-landasan yg diharapkan pada perencanaan pengembangan dan pengembangan prasarana yang tepat, sebelum melangkah dalam perencanaan pengembangan pada skala yg menyeluruh. Model ini didasarkan dalam premis bahwa perencanaan pengembangan akan terlaksana lebih efektif jika tujuan dan nilai-nilai mendasar sekolah sudah diklarifikasi sehinga bisa sebagai kerangka acuan, serta bila perlu memampukan tersusunnya struktur rencana pengembangan. Model tersebut terdiri berdasarkan urutan kegiatan menjadi berikut:
a. Pembentukan/pengkajian struktur kerja sama dan konsultasi dalam termin persiapan.
b. Perumuskan/pembaharuan rumusan visi, misi, serta tujuan.
c. Perumuskan/pembaharuan Kebijakan Umum Sekolah yang terkait dengan bidang-bidang kunci kehidupan sekolah, seperti kedisiplinan, kesehatan serta keselatan, serta pemeliharaan kehidupan beragama.
d. Perumuskan/pembaharuan kebijakan dan prosedur yang terkait menggunakan perencanaan terkoordinasi dalam bidang belajar mengajar yg dilakukan oleh pengajar, jurusan, kelompok-gerombolan lintas kurikulum.
e. Evaluasi/revisi kebijakan serta prosedur yang terkait dengan anggaran serta spesifikasi dan pengalokasian asal daya.
f. Merancang dan adaptasi contoh perencanaan pengembangan sekolah.
g. Penerapan struktur umum dan prosedur yg sistematis berdasarkan operasi dasar perencanaan pengembangan: kaji, rancang, implementasi termonitor, dan evaluasi.
h. Penerapan model perencanaan pengembangan.setelah evaluasi, pulang ke langkah pertama dan ulangi proses 

Gambar  Model Dasar Perencanaan Pengembangan Sekolah

Bagi sekolah yg baru pertama kali melaksanakan perencanaan strategis, buat merampungkan langkah a hingga menggunakan e di atas kemungkinan diperlukan saat selama 18 bulan. Akan namun bila sekolah telah mempunyai rencana strategis serta hanya perlu melakukan penyesuaian atau perubahan-perubahan, langkah a hingga menggunakan e bisa diselesaikan dalam kurun ketika yg sangat singkat, lantaran kemungkinan hanya memerlukan sekedar perubahan-perubahan minor terhadap apa-apa yang telah terdapat. Namun demikian, langkah-langkah itu tidak dapat diabaikan begitu saja. Model dasar itu dapat diilustrasikan pada bentuk diagram sebagaimana Gambar.

2. Model Perencanaan Tindakan Tahap Permulaan (Early Action Planning Model)
Model Perencanaan Tindakan Tahap Awal (Early Action Planning Model) pertama-tama menitik beratkan dalam identifikasi cepat sejumlah mini prioritas jangka pendek serta inisiatif rencana implementasi acara pengembanganan buat mencapai prioritas itu. Model ini didasarkan dalam premis bahwa cara terbaik buat mendorong keberterimaan (acceptance) dan penyatuan Perencanaan Pengembangan Sekolah adalah memastikan kelancaran tindakan dan capaian pada tahap permulaan sebagai penguatan yg positif bagi partisipan dalam proses perencanaan. Pengalaman berhasil dalam termin permulaan ini akan sebagai bukti kemanfaatan perencanaan pengembangan sekolah. Dengan demikian, akan terjadi penguatan yg dapat mengurangi kecenderungan munculnya banyak sekali keluhan misalnya: “kita hanya bicara dan bicara, akan namun tidak terdapat yang menjadi fenomena dan nir pernah terjadi perubahan”. 

Gambar Model Perencanaan-Tindakan Tahap Permulaan bagi Perencanaan Pengembangan Sekolah

Selain itu jua akan memperkuat komitmen terhadap proses perencanaan serta sebagai bonus bagi keteribatan pada mekanisme peren­cana­an yg lebih kompleks. Model permulaan tadi dapat mencakup tahap-termin aktivitas (1) Perencanaan Tindakan Awal; (dua) Refleksi, serta (tiga) Perencanaan Terelaborasi.

3. Model Tiga-Unsur Sejajar (The Three-Strand Concurrent Model)
The Three-Strand Concurrent Model memfokus dalam kerangka ketika perencana­an. Model ini mengakui bahwa pengembangan sekolah memiliki dimensi-dimensi jangka panjang, jangka menengah, serta jangka pendek. Model itu berdasarkan pada premis bahwa 3 dimensi saat itu wajib dicapai secara beserta-sama sang sekolah jika sekolah memang memberikan respon yg efektif terhadap kebutuhan lingkungan yg bergerak maju. Model itu menyarankan sebuah kerangka yang terdiri berdasarkan tiga langkah kegiatan perencanaan yg saling terkait tetapi bhineka yg memampukan sekolah untuk mengatasi perubahan-perubatah yg rumit dan tidak dapat diprediksikan.

Gambar  The Three-Strand Concurrent Model buat Perencanaan Pengembangan Sekolah 

Model itu meliputi unsur-unsur: (1) Berfikir Masa Depan buat mengatasi dimensi jangka panjang pada perencanaan sekolah (5-15 tahun), (2) Niatan Strategis dan Tujuan Strategis buat mengatasi dimensi jangka menengah (tiga-5 tahun), serta Perencanaan Operasional buat mengatasi dimensi jangka pendek (1-tiga tahun). Three-Strand Concurrent Model tadi dapat digambarkan pada bentuk diagram sebagaimana Gambar

4. Model Perencanaan Pengembangan Sekolah di Indonesia
Digulirkannya konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dalam tahun 1999 sebenarnya merupakan rintisan diterapkannya perencanaan strategis pada lembaga pendidikan menengah pada Indonesia. Konsep manajemen ini menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah, warga dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing - masing ini, berkembang berdasarkan kepada suatu asa anugerah kemandirian kepada sekolah buat ikut terlibat secara aktif serta dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yg ada. Sekolah wajib bisa menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta tahu kindisi lingkunganya (kelebihan dan kekurangannya) buat lalu melalui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya ke pada kebijakan mikro dalam bentuk program-program prioritas yg harus dilaksanakan serta dievaluasi sang sekolah yang bersangkutan sesuai dengan visi dan misinya masing - masing. Sekolah harus menentukan target mutu buat tahun berikutnya. Dengan demikian sekolah secara mandiri namun masih pada kerangka acuan kebijakan nasional serta ditunjang menggunakan penyediaan input yg memadai, mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya yg dimilikinya sesuai menggunakan kebutuhan belajar murid dan warga (Umaedi, 1999).

D. Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana Di Sekolah
Perencanaan pengembangan sekolah dalam dasarnya adalah proses yang berlangsung terus-menerus, bukan adalah kegiatan “sekali jadi”. Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah buat menghadapi tantangan ganda yg berkaitan menggunakan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan, perencanaan pengembangan wajib menjadi “modus operandi” normal bagi setiap sekolah. Bagi sekolah dalam biasanya, perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang terdapat sekarang. Bab ini memaparkan tantangan inovatif yg harus diatasi dengan cermat buat menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke pada kehidupan sekolah, sebagai akibatnya perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah. 

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan dalam umumnya, penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi 3 termin:
  • Pemulaan (Inisiation): tahapan ini mencakup penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah, menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan, serta penyiapan partisipan.
  • Pembiasaan (Familirialisation): termin ini mencakup daur awal berdasarkan perencanaan pengembangan sekolah, dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu.
  • Penyatuan (Embedding): tahap ini terjadi waktu perencanaan pengembangan sekolah sudah sebagai bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari pada melaksanakan segala sesuatu.
1. Tahap Pemulaan (Inisiasi)
Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif perencanaan pengembangan sekolah buat mengklaim bahwa keputusan buat menyusun rencana pengembangan sekolah sahih-sahih terlaksana dan terwujud. Akan namun, dalam praktiknya, inisiatif itu pada biasanya diambil sang ketua sekolah atau komite sekolah. 

Komitmen pengajar terhadap inovasi sekolah merupakan hal yang esensial bagi keberhasilan pada inovasi sekolah. Mereka wajib benar-sahih memahami hal-hal pokok berkaitan menggunakan apa, mengapa, dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan. Guru-pengajar wajib disadarkan tentang kiprah yang wajib mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh berdasarkan proses itu. Pemahaman mereka wajib difokuskan dalam keterkaitan antara proses dengan info-gosip yang penting bagi pengajar dalam umumnya, sehingga relevansi proses perencanaan serta kebutuhan sekolah bisa disampaikan dengan jelas. Penjelasan serupa jua wajib dilakukan kepada semua mitra kerja yang terdapat di lingkungan sekolah supaya proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka.

Kegiatan-aktivitas berikut adalah cara-cara yang bisa membantu warga sekolah buat mempersiapkan partisipasinya pada proses perencanaan pengem­bang­an sekolah.
a. Membaca aneka macam pedoman, buku-buku pegangan serta laporan-laporan output penelitian tentang perencanaan pengembangan sekolah.
b. Mencari saran-saran, masukan dan dukungan menurut forum-forum yang peduli terhadap pendidikan yg terdapat pada kurang lebih sekolah.
c. Menghadiri seminar-seminar atau training-pembinaan yg relevan menggunakan perencanaan pengembangan sekolah.
d. Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju di bidang perencanaan pengembangan sekolah buat menggali dan belajar menurut pengalaman yang mereka miliki.
e. Mengundang pembicara dari luar buat menyajikan gambaran mengenai perencanaan pengembangan sekolah pada hadapan pengajar, pengelola sekolah, komite sekolah, serta orang tua, baik secara bersama-sama atau terpisah.
f. Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah buat memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi seluruh pihak.
g. Memanfaatkan fasilitator dari luar buat membantu memulai dan mengimple­men­tasi­kan perencanaan pengembangan sekolah.

Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan mencakup: 
a. Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah.
b. Semua guru memiliki pemahaman yg benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah serta mempunyai komitmen terhadap proses itu.
c. Semua kawan sekolah sudah diberi penerangan pada termin awal proses tadi.
d. Terpilihnya fasilitator buat membantu melaksanakan proses tersebut.

2. Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
Pada tahap pembiasaan umumnya adalah langkah pertama berdasarkan daur perencanaan pengembangan sekolah secara utuh rakyat sekolah berada dalam proses belajar menurut pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut. Pengetahuan dan keterampilan yg diperlukan tumbuh dari pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang. Hasil berdasarkan tahapan ini merupakan terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan.

Selama berlangsungnya termin ini, fasilitator yg terampil, koordinasi yg cermat, serta dukungan yg relatif serta berkelanjutan, termasuk di dalamnya pembinaan dalam jabatan, akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan. Perhatian spesifik wajib diberikan supaya ada penguatan yang positif pada kalangan guru. 

3. Penyatuan (Embedding)
Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah sebagai bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu. Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan, dan menjadi bagian dari pola prilaku yg berterima (acceptable) bagi semua pihak. Terdapat begitu luas ragam penggunaan planning implementasi program pengembanganan oleh pengajar. Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi menjadi kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yg dilakukan oleh pengajar secara individual, unit-unit yg ada sekolah, tim-tim lintas kurikulum, serta dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas. Seluruh proses tersebut pada ketika itu sudah sebagai “cara kita melakukan segala sesuatu di sekolah ini” atau "the way we do things around here."

PENGERTIAN DAN MODELMODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

Pengertian Dan Model-Model Perencanaan Pengembangan Sekolah 
A. Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
Perencanaan (rencana), pengorganisasian (organizing), menggerakkan atau memimpin (actuating atau leading), serta pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang wajib dijalankan pada proses manajemen. Jika digambarkan pada sebuah daur, perencanaan merupakan langkah pertama berdasarkan keseluruhan proses manajemen tersebut. Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Apapun yg dilakukan berikutnya pada proses manajemen bermula berdasarkan perencanaan. Daft (1988:100) menyatakan: “When rencana is done well, the other management functions can be done well.”

Perencanaan pada pada dasarnya merupakan upaya pendefinisian kemana sebuah organisasi akan menuju pada masa depan dan bagaimana hingga dalam tujuan itu. Dengan istilah lain, perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai sang organisasi dan pembuatan keputuan tentang tugas-tugas dan penggunaan asal daya yang diperlukan buat mencapai tujuan itu. Sedangkan rencana (plan) merupakan output menurut proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi asal daya yang diharapkan, jadwal, dan tindakan-tindakan lain yg diharapkan dalam rangka pencapaian tujuan. 

Dalam pengertian tadi, tujuan serta alokasi sumber daya merupakan 2 kata kunci dalam sebuah planning. Tujuan (goal) bisa diartikan menjadi syarat masa depan yg ingin diwujudkan sang organisasi. Dalam organisasi, tujuan ini terdiri berdasarkan beberapa jenis dan tingkatan. Tujuan dalam tingkat yg tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal), lalu berturut-turut pada bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) lalu tujuan operasional (operational objective). Tujuan strategis merupakan tujuan yg akan dicapai pada jangka panjang, sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yg berupa target-sasaran yang terukur.

Dalam organisasi sekolah, tujuan strategis adalah tujuan tertinggi yg akan dicapai pada taraf sekolah. Tujuan ini bersifat umum dan umumnya tidak dapat diukur secara pribadi. Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh-sang bagian-bagian utama organisasi sekolah, misalnya bidang kurikulum, kesiswaan, atau kerja sama menggunakan warga . Untuk SMK tujuan-tujuan taktis ini bisa berupa tujuan-tujuan yg harus dicapai dalam tingkat jurusan atau program keahlian. Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang wajib dicapai dalam bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tadi. Tujuan mata pelajaran atau grup mata pelajaran, contohnya, bisa mengkategorikan menjadi tujuan operasional. 

Masing-masing tingkatan tujuan tadi terkait menggunakan proses perencanaan. Tujuan strategis merupakan tujuan yg harus dicapai pada tingkat planning strategis (strategic plan). Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing adalah tujuan-tujuan yg harus dicapai pada planning taktis (tactical plan) serta planning operasional (operational plan). 

Perlu dicatat bahwa semua organisasi, apapun bentuknya, terdapat atau diadakan atas dasar asumsi, keyakinan, sistem nilai serta mandat eksklusif. Dalam kaitannya dengan perencanaan, dasar-dasar keberadaan ini dianggap dengan premis organisasi. Secara formal permis-premis perencanaan itu umumnya tersaji pada bentuk rumusan visi, misi, dan nilai-nilai fundamental organisasi. Visi dapat dicermati menjadi alasan atas eksistensi forum serta merupakan keadaan “ideal” yg hendak dicapai sang forum; sedangkan misi adalah tujuan primer serta target kinerja berdasarkan lembaga. Keduanya wajib dirumuskan dalam kerangka filosofis, keyakinan serta nilai-nilai dasar yang dianut oleh organisasi yg bersangkutan serta dipakai menjadi konteks pengembangan dan penilaian atas strategi yg diinginkan.

Premis-premis tadi harus sebagai titik-tolak dalam perencanaan. Tujuan dan cara buat mencapai tujuan yg tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu. Untuk memudahkan pemahaman, Gambar mengilustrasikan interaksi antara premis organisasi, herarkhi tujuan, dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan pada atas.

Gambar Hubungan antara Premis, Tujuan, dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) adalah proses pengembangan sebuah planning buat mempertinggi kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan. Perbedaan pokok planning pengembangan menggunakan planning lainnya terletak pada tujuan. Sedangkan herarkhi tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas pula berlaku dalam rencana pengembangan. Tujuan yg akan dicapai dalam rencana pengembangan adalah output-output yg lebih baik dari apa yg selama ini sudah dicapai sang sekolah. Rencana pengembangan sekolah disusun supaya sekolah monoton mempertinggi kinerjanya. Oleh karena itu, selain berdasarkan pada visi dan misi sekolah, perencanaan pengembangan wajib didasarkan atas pemahaman yg mendalam tentang eksistensi serta syarat sekolah pada ketika planning pengembangan itu disusun. Pemahaman semacam ini bisa dilakukan melalui kajian dan jajak mendalam terhadap syarat internal juga lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada.

B. Kerangka Umum Perencanaan Pengembangan Sekolah
Kerangka umum proses perencanaan pengembangan sekolah sebenarnya bisa digambarkan menjadi sebuah siklus yg berkecimpung mengelilingi sebuah titik sentra. Siklus itu terdiri berdasarkan empat langkah kunci: Telaah (Review) atau penilaian diri (self evaluation), Rancangan Strategi (Strategy Design), Implementasi (Implementation), dan penilaian. Sedangkan titik pusatnya terdiri dari: Visi, Misi, serta Tujuan. Kerangka tersebut bisa diilustrasikan dalam diagram sebagai Gambar.

Untuk mengoperasionalkan daur tadi, langkah-langkah pada proses perencanaan dapat diubah sebagai sejumlah pertanyaan pokok. Ma­sing-masing langkah dapat direpresentasikan dengan sebuah pertanyaan utama yang dijabarkan sebagai pertanyaan-pertanyaan spesifik. Pertanyaan-pertanyaan spesifik ini lalu dipakai buat memilih tugas-tugas utama yang harus dilaksanakan dalam proses perencanaan pengembangan.

Tabel  merangkum operasionalisasi daur tadi. Uraian lebih rinci tentang langkah-langkah pelaksanaan dari masing-masing operasi tadi disajikan dalam bab-bab selajutnya pada bahan pembinaan ini.

Gambar Kerangka Umum Proses Perencanaan

Tabel Langkah-langkah, Pertanyaan Pokok, Pertanyaan Khusus, serta Tugas pada Proses Perencanaan Pengembangan
LANGKAH PERENCANAAN

PERTANYAAN POKOK

PERTANYAAN KHUSUS

TELAAH (REVIEW)

Dimanakah posisi sekolah kita sekarang?
Sejauh mana kita melakukan hal-hal yang berkaitan dengan:
·pencapaian visi, misi, serta tujuan kita?
·kinerja kita sebelumnya?
·praktik-praktik terbaik (best practices)?
·pemenuhan kebutuhan siswa?
·pemenuhan kebutuhan orang tua serta masyarakat?
·tindak lanjut terhadap tujuan pendidikan nasional?
·pengelolaan perubahan (baik internal maupun eksternal)?  
Kemana kita akan membawa sekolah ini dalam akhir daur perencanaan?
·Apa yang dapat kita raih lebih menurut apa yg kita capai kini ?
·Perubahan apa yang wajib kita lakukan?
·Apakah prioritas pengembangan kita?
RANCANGAN (DESIGN)

Bagaimana kita akan membawa sekolah supaya mencapai apa yang kita inginkan?
Bagaimana kita akan melakukan perubahan?
§Apa persisnya yg ingin kita capai?
§Tindakan-tindakan apa yg tersedia serta dapat kita pilih buat memampukan kita mencapai tujuan kita?
§Tindakan terbaik mana yang sesuai buat mencapai tujuan?
§Sumber daya apa yg kita butuhkan?
§Siapa yanng akan melaksanakan tindakan-tindakan itu?
§Bagaimana kemajuan tindakan akan diukur?
Bagaimana kita memastikan bahwa tujuan, kebijakan, prioritas, dan rencana sekolah diketahui dan didukung sang semua masyarakat sekolah?
IMPLEMEN­TASI (IMPLE­MEN­TAION)

Apa yang seharusnya kita kerjakan buat menghantarkan sekolah hingga dalam apa yang kita inginkan?
Bagaimana seharusnya bisnis kita sehari-hari mencerminkan visi, misi, dan tujuan sekolah?
Bagaimana kita bisa mendorong kemajuan yg terkait menggunakan prioritas sekolah?
Apa yang wajib kita lakukan buat mengklaim keberhasilan implementasi Rencana implementasi acara pengembanganan?
Monitoring serta Telaah Formatif

Selama implemen­tasi, bagaimana kita akan mengecek apakah kita sudah membawa sekolah ke arah yg kita inginkan?

Kemajuan apa yang kita capai untuk mencapai tujuan kita?
Apakah tujuan khusus masih sempurna dalam kaitannya dengan tujuan generik dan prioritas kita?
Apakah tugas-tugas kita:
§Fisibel
§Tepat
§Tersedia sumber daya yang memadai?
Apakah biaya yg dianggarkan:
§termanfaatkan?
§bisa memanfaatkan?
Berdasarkan pengalaman, apakah rentang waktu yang ditetapkan bisa diterima/relatif beralasan?
Penyesuaian-penyesuaian apa yg dibutuhkan buat menjamin keberhasilan Rencana Sekolah Kita?
Telaah dampak (outcomes)
Pada akhir siklus perencanaan, bagaimana kita akan mengetahui apakah kita sudah membawa sekolah ke tempat yg kita inginkan?
Sampai dimana yang telah kita capai?
Sejauh mana kita telah:
§Mencapai tujuan (objectives) menurut rencana implementasi acara pengembanganan yg kita buat?
§Mengembangkan prioritas yang kita tetapkan?
§Mengimplementasikan kebijakan yg kita tetapkan?
§Memperluas misi, visi, dan tujuan sekolah kita?
Tujuan Umum (Purpose)

Dengan cara apa kita kelak mengetahui bahwa kita sudah memilih arah yg benar?
Apakah kita telah berjalan dalam jalur yg sahih? Dalam kaitannya menggunakan perubahan social budaya, sejauh mana ketepatan:
§Misi, visi, serta tujuan kita?
§Kebijakan kita?
§Prioritas pengembangan kita?
§Sasaran-target (objectives) kita?
Proses

Bagaimana kelak kita akan mengetahui bahwa kita sudah memilih kendaraan yang paling sinkron?
Apakah kita telah memakai metode terbaik buat sampai ditujuan?
§Seberapa sesuaikah contoh proses perencanaan yg kita pilih?
§Seberapa efektifkah kita mengimplementaiskan model itu?
§Apa sajakah yg membantu serta mengemhambat kemajuan?

Rekomendasi

Kemana hendaknya kita menuju dari syarat kini ini?
Berdasarkan pengalaman kita:
§Perubahan apa yang seharusnya kita lakukan terkait menggunakan contoh proses perencanaan kita?
§Aspek kehidupan sekolah yg mana yg wajib menjadi focus pada siklus perencanaan kita berikutnya?

C. Model-Model Alternatif Perencanaan Pengembangan Sekolah
Standar nasional pendidikan sebagaimana sudah diuraikan pada bab sebelumnya memperlihatkan bahwa proses perencanaan sebagai perangkat yg esensial pada pengelolaan sekolah. Dalam kaitannya dengan baku pengelolaan satuan pendidikan, sistem perencanaan pengembangan forum yang diterapkan pada setiap sekolah wajib bisa memfasilitasi serta mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan pada baku pengelolaan itu : kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. 

Model perencanaan strategis (strategic planning) hingga saat ini dicermati menjadi proses perencanaan yg demikian itu. Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis, diperlukan sekolah akan terdorong buat melakukan perencanaan secara sistematis. Sekolah diperlukan akan menyediakan ketika buat mentelaah serta menganalisis dirinya sendiri serta lingkungannya, mengidentifikasi kebutuhannya buat mendapatkan keunggulan terhadap yg lain, serta melakukan komunikasi serta konsultasi secara terus-menerus dengan banyak sekali pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan. Di samping itu perencanaan strategis juga diperlukan akan mendorong sekolah buat menyusun langkah-langkah dalam rangka mencapai tujuan strategis, secara monoton memantau pelaksanaan planning itu, dan secara teratur melakukan pengkajian serta perbaikan buat menjaga supaya perencanaan yg dibentuk tetap relevan terhadap banyak sekali kondisi yg terus berkembang (Nickols serta Thirunamachandran, 2000). 

Perencanaan strategis merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang berdasarkan sebuah lembaga atau organisasi, penggalian gagasan serta pilihan-pilihan, pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yg telah ditentukan, dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka memilih strategi pada masa depan (Nickols serta Thirunamachandran, 2000). Secara historis, perencanaan strategis bermula dari global militer. Perkembangan selanjutnya, perencanaan strategis diadopsi sang global usaha pada tahun 1950-an serta berkembang pesat dan sangat terkenal dalam tahun 1960 hingga 1970-an, serta berkembang balik tahun 1990-an Mintzberg (1994) menjadi "process with particular benefits in particular contexts." 

Penerapan perencanaan strategis di global pendidikan baru berkembang lebih kurang satu dasa warsa yg lalu. Saat mana forum-forum pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik pada dalam juga pada luar lingkungan forum, serta dipaksa wajib tanggap terhadap banyak sekali tantangan yg muncul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan, pesatnya perkembangan teknologi, dan berubahnya struktur kependudukan, dan tertinggalnya acara-acara akademik. Sebagai dampak berdasarkan syarat ini, sejumlah lembaga pendidikan lalu memakai perencanaan strategis menjadi alat buat “meraih manfaat serta perubahan strategis buat menyesuaikan diri menggunakan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley, Lujan, & Dolence, 1997). 

Diantara model-model perencanaan strategis yg berkembang, yg sampai saat ini masih poly diterapkan pada lembaga pendidikan antara lain: Model Dasar (Foundational Model), Perencanaan Tindakan Tahap Permulaan (Early Action Planning Model), serta Model Tiga-Unsur Sejajar (The Three-Strand Concurrent Model). Berikut diuraikan secara singkat masing-masing contoh yg tersebut. Pada bagian akhir bab ini diurai sebuah model perencanaan pengembangan sekolah yg pernah diterapkan pada Indonesia dalam kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

1. Model Dasar (Foundational Model)
Sesuai menggunakan namanya, model dasar ini pertama-tama difokuskan pada peletakan landasan-landasan yang diperlukan dalam perencanaan pengembangan serta pengembangan prasarana yang sempurna, sebelum melangkah dalam perencanaan pengembangan pada skala yang menyeluruh. Model ini berdasarkan pada premis bahwa perencanaan pengembangan akan terealisasi lebih efektif jika tujuan serta nilai-nilai fundamental sekolah sudah diklarifikasi sehinga dapat menjadi kerangka acuan, serta apabila perlu memampukan tersusunnya struktur planning pengembangan. Model tadi terdiri dari urutan kegiatan menjadi berikut:
a. Pembentukan/pengkajian struktur kolaborasi dan konsultasi dalam termin persiapan.
b. Perumuskan/pembaharuan rumusan visi, misi, dan tujuan.
c. Perumuskan/pembaharuan Kebijakan Umum Sekolah yang terkait menggunakan bidang-bidang kunci kehidupan sekolah, seperti kedisiplinan, kesehatan serta keselatan, serta pemeliharaan kehidupan beragama.
d. Perumuskan/pembaharuan kebijakan serta mekanisme yang terkait menggunakan perencanaan terkoordinasi dalam bidang belajar mengajar yang dilakukan sang pengajar, jurusan, gerombolan -kelompok lintas kurikulum.
e. Evaluasi/revisi kebijakan dan prosedur yang terkait dengan anggaran dan spesifikasi dan pengalokasian asal daya.
f. Merancang serta adaptasi contoh perencanaan pengembangan sekolah.
g. Penerapan struktur umum dan mekanisme yg sistematis menurut operasi dasar perencanaan pengembangan: kaji, rancang, implementasi termonitor, serta evaluasi.
h. Penerapan model perencanaan pengembangan.setelah penilaian, kembali ke langkah pertama dan ulangi proses 

Gambar  Model Dasar Perencanaan Pengembangan Sekolah

Bagi sekolah yang baru pertama kali melaksanakan perencanaan strategis, buat menuntaskan langkah a hingga menggunakan e pada atas kemungkinan diharapkan saat selama 18 bulan. Akan tetapi bila sekolah sudah mempunyai rencana strategis dan hanya perlu melakukan penyesuaian atau perubahan-perubahan, langkah a sampai dengan e bisa diselesaikan dalam kurun waktu yang sangat singkat, karena kemungkinan hanya memerlukan sekedar perubahan-perubahan minor terhadap apa-apa yang sudah terdapat. Namun demikian, langkah-langkah itu tidak dapat diabaikan begitu saja. Model dasar itu bisa diilustrasikan dalam bentuk diagram sebagaimana Gambar.

2. Model Perencanaan Tindakan Tahap Permulaan (Early Action Planning Model)
Model Perencanaan Tindakan Tahap Awal (Early Action Planning Model) pertama-tama menitik beratkan pada identifikasi cepat sejumlah mini prioritas jangka pendek dan inisiatif rencana implementasi program pengembanganan buat mencapai prioritas itu. Model ini didasarkan pada premis bahwa cara terbaik buat mendorong keberterimaan (acceptance) dan penyatuan Perencanaan Pengembangan Sekolah adalah memastikan kelancaran tindakan serta capaian pada tahap permulaan sebagai penguatan yg positif bagi partisipan dalam proses perencanaan. Pengalaman berhasil pada termin permulaan ini akan menjadi bukti kemanfaatan perencanaan pengembangan sekolah. Dengan demikian, akan terjadi penguatan yang dapat mengurangi kecenderungan munculnya berbagai keluhan seperti: “kita hanya bicara serta bicara, akan namun tidak ada yang sebagai fenomena dan nir pernah terjadi perubahan”. 

Gambar Model Perencanaan-Tindakan Tahap Permulaan bagi Perencanaan Pengembangan Sekolah

Selain itu pula akan memperkuat komitmen terhadap proses perencanaan serta sebagai insentif bagi keteribatan dalam prosedur peren­cana­an yang lebih kompleks. Model permulaan tersebut dapat meliputi tahap-termin kegiatan (1) Perencanaan Tindakan Awal; (2) Refleksi, dan (tiga) Perencanaan Terelaborasi.

3. Model Tiga-Unsur Sejajar (The Three-Strand Concurrent Model)
The Three-Strand Concurrent Model memfokus pada kerangka ketika perencana­an. Model ini mengakui bahwa pengembangan sekolah memiliki dimensi-dimensi jangka panjang, jangka menengah, serta jangka pendek. Model itu berdasarkan dalam premis bahwa 3 dimensi waktu itu wajib dicapai secara bersama-sama oleh sekolah jika sekolah memang memberikan respon yang efektif terhadap kebutuhan lingkungan yg bergerak maju. Model itu menyarankan sebuah kerangka yg terdiri dari tiga langkah aktivitas perencanaan yg saling terkait namun bhineka yang memampukan sekolah buat mengatasi perubahan-perubatah yang rumit serta nir bisa diprediksikan.

Gambar  The Three-Strand Concurrent Model buat Perencanaan Pengembangan Sekolah 

Model itu mencakup unsur-unsur: (1) Berfikir Masa Depan buat mengatasi dimensi jangka panjang dalam perencanaan sekolah (lima-15 tahun), (2) Niatan Strategis serta Tujuan Strategis buat mengatasi dimensi jangka menengah (tiga-5 tahun), dan Perencanaan Operasional buat mengatasi dimensi jangka pendek (1-3 tahun). Three-Strand Concurrent Model tersebut dapat digambarkan pada bentuk diagram sebagaimana Gambar

4. Model Perencanaan Pengembangan Sekolah pada Indonesia
Digulirkannya konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) pada tahun 1999 sebenarnya adalah rintisan diterapkannya perencanaan strategis di lembaga pendidikan menengah di Indonesia. Konsep manajemen ini memberikan kerjasama yang erat antara sekolah, rakyat dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing - masing ini, berkembang berdasarkan pada suatu hasrat hadiah kemandirian pada sekolah buat ikut terlibat secara aktif serta dinamis pada rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang ada. Sekolah harus mampu menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan dan memahami kindisi lingkunganya (kelebihan dan kekurangannya) buat kemudian melalui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya ke pada kebijakan mikro dalam bentuk program-acara prioritas yang wajib dilaksanakan dan dinilai sang sekolah yg bersangkutan sinkron dengan visi serta misinya masing - masing. Sekolah harus menentukan target mutu buat tahun berikutnya. Dengan demikian sekolah secara mandiri tetapi masih dalam kerangka acuan kebijakan nasional dan ditunjang dengan penyediaan input yg memadai, memiliki tanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya yg dimilikinya sinkron dengan kebutuhan belajar anak didik dan rakyat (Umaedi, 1999).

D. Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana Di Sekolah
Perencanaan pengembangan sekolah dalam dasarnya adalah proses yang berlangsung terus-menerus, bukan merupakan kegiatan “sekali jadi”. Agar perencanaan pengembangan itu efektif pada memampukan (enabling) sekolah buat menghadapi tantangan ganda yg berkaitan menggunakan peningkatan kualitas serta pengelolaan perubahan, perencanaan pengembangan harus sebagai “modus operandi” normal bagi setiap sekolah. Bagi sekolah dalam umumnya, perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar menurut syarat yang ada sekarang. Bab ini memaparkan tantangan inovatif yang wajib diatasi menggunakan cermat untuk mengklaim keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah, sebagai akibatnya perencanaan akan sebagai budaya pada manajemen sekolah. 

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan dalam umumnya, penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi sebagai tiga termin:
  • Pemulaan (Inisiation): tahapan ini meliputi penetapan keputusan buat memulai perencanaan pengembangan sekolah, menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan, serta penyiapan partisipan.
  • Pembiasaan (Familirialisation): tahap ini meliputi daur awal menurut perencanaan pengembangan sekolah, dimana warga sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu.
  • Penyatuan (Embedding): termin ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah sudah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari pada melaksanakan segala sesuatu.
1. Tahap Pemulaan (Inisiasi)
Secara formal seluruh pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif perencanaan pengembangan sekolah buat menjamin bahwa keputusan buat menyusun planning pengembangan sekolah benar-sahih terealisasi serta terwujud. Akan tetapi, pada praktiknya, inisiatif itu dalam umumnya diambil oleh ketua sekolah atau komite sekolah. 

Komitmen pengajar terhadap inovasi sekolah adalah hal yg esensial bagi keberhasilan pada inovasi sekolah. Mereka harus benar-benar tahu hal-hal pokok berkaitan dengan apa, mengapa, serta bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan. Pengajar-pengajar harus disadarkan mengenai kiprah yg wajib mereka ambil dalam proses perencanaan serta manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu. Pemahaman mereka wajib difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan berita-isu yg penting bagi pengajar dalam umumnya, sebagai akibatnya relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah bisa disampaikan menggunakan kentara. Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yg ada pada lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan berdasarkan mereka.

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yg bisa membantu masyarakat sekolah buat mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengem­bang­an sekolah.
a. Membaca berbagai pedoman, buku-kitab pegangan dan laporan-laporan output penelitian tentang perencanaan pengembangan sekolah.
b. Mencari saran-saran, masukan dan dukungan berdasarkan lembaga-lembaga yg peduli terhadap pendidikan yg ada pada lebih kurang sekolah.
c. Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pembinaan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah.
d. Menghubungi sekolah-sekolah lain yg dilihat lebih maju di bidang perencanaan pengembangan sekolah buat menggali serta belajar berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
e. Mengundang pembicara menurut luar buat menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru, pengelola sekolah, komite sekolah, dan orang tua, baik secara bersama-sama atau terpisah.
f. Mengundang tokoh-tokoh kunci pada lingkungan sekolah buat memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah serta mendorong partisipasi seluruh pihak.
g. Memanfaatkan fasilitator menurut luar buat membantu memulai serta mengimple­men­tasi­kan perencanaan pengembangan sekolah.

Keluaran yg dicapai menurut termin pemulaan mencakup: 
a. Telah dibuatnya keputusan buat mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah.
b. Semua guru memiliki pemahaman yg benar tentang perencanaan pengembangan sekolah serta memiliki komitmen terhadap proses itu.
c. Semua kawan sekolah telah diberi penerangan dalam tahap awal proses tersebut.
d. Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tadi.

2. Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
Pada termin pembiasaan umumnya adalah langkah pertama menurut siklus perencanaan pengembangan sekolah secara utuh rakyat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut. Pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan tumbuh dari pengalaman serta struktur kolaborasi yang berkembang. Hasil dari tahapan ini merupakan terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan.

Selama berlangsungnya tahap ini, fasilitator yang terampil, koordinasi yang cermat, serta dukungan yang cukup serta berkelanjutan, termasuk pada dalamnya pembinaan dalam jabatan, akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan. Perhatian khusus wajib diberikan supaya muncul penguatan yg positif pada kalangan guru. 

3. Penyatuan (Embedding)
Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan sudah menjadi bagian menurut cara-cara yg biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu. Tatanan manajemen sekolah telah berkembang sebagai pendukung yg baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan, serta menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak. Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana implementasi program pengembanganan sang guru. Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yg dilakukan sang guru secara individual, unit-unit yg ada sekolah, tim-tim lintas kurikulum, dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas. Seluruh proses tadi pada waktu itu telah menjadi “cara kita melakukan segala sesuatu pada sekolah ini” atau "the way we do things around here."

ARTI DAN PENGGOLONGAN LAPORAN BISNIS

Arti Dan Penggolongan Laporan Bisnis
1. Pengertian Laporan Bisnis
Untuk bisa melakukan suatu aktivitas operasi secara efisien, perusahaan perlu banyak sekali macam jenis laporan. Apapun posisi Anda, baik sebagai pelatih manajemen, akuntan, ilmuan, eksekutif junior, supervisor, wakil direktur atau peneliti, Anda mungkin harus menulis suatu laporan pada atasan Anda. Seringkali efektivitas suatu laporan yg Anda sajikan akan sebagai bahan pertimbangan terhadap promisi juga honor Anda. Untuk itu, Anda perlu mengetahui bagaimana menciptakan suatu laporan bisnis secara efisien dan efektif.

Herta A. Murphy dan Herbert W. Hildebrandt pada bukunya “Effective Busines Communications” memberikan definisi tentang laporan usaha (busines report) sebagai suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas serta planning penyajian liputan kepada seorang atau lebih buat tujuan bisnis tertentu. Sedangkan Himstreet dan Baty dalam bukunya “Business Communications” mendefinisikan laporan (usaha) menjadi suatu pesan-pesan yang objektif, tersusun teratur yang dipakai buat menyampaikan keterangan berdasarkan suatu bagian organisasional atau dari satu institusi/lembaga ke lembaga yg lain buat membantu pengambilan keputusan atau pemecahan perkara.

Atas dasar definisi tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa satu laporan bisnis mempunyai aneka macam ciri misalnya netral, tidak memihak, objektif, penyampaian keterangan baik intern maupun eksten, umumnya diminta sang mereka yang mempunyai wewenang yang lebih tinggi dan memiliki suatu tujuan tertentu, yaitu membantu pemecahan perkara serta pengambilan keputusan.

Biasanya suatu laporan menyajikan secara lebih rinci yg dikemas pada bentuk memo atau contoh satu laman surat bisnis. Laporan memerlukan perhatian yg lebih pada pengorganisasian, alat bantu visual, serta teknik-teknik lain yg memungkinkan suatu laporan bisa serta mudah dibaca. Laporan pula bisa memberikan manfaat serta tujuan suatu penyajian laporan yang akurat, informasi yg logis dan tidak emosional. Suatu laporan mungkin dapat kedua-duanya, baik tertulis atau ekspresi. 

Bagi suatu perusahaan, pada umumnya penulisan laporan usaha dipakai buat memenuhi berbagai keperluan antara lain: 
  1. § Untuk memonitor serta mengendalikan operasional perusahaan. Misaln laporan operasional, laporan kegiatan personal. 
  2. Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan mekanisme-mekanisme yg sudah ditetapkan perusahaan. Misalnya, kebijakan penempatan posisi kerja. 
  3. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan aturan dan peraturan-pera yang berlaku bagi perusahaan. Misalnya laporan pajak, laporan anali pengaruh lingkungan, dan laporan ketenagakerjaan (perburuhan). 
  4. Untuk mendokumentasikan prestasi kerja yang diharapkan baik b keperluan internal juga eksternal. Misalnya, laporan perk mban serta laporan akhir suatu kegiatan. 
  5. Untuk menganalisis liputan serta memberikan bimbingan agi pengambilan keputusan-keputusan atas berita-gosip tertentu. Misalnya, laporan penelitian/riset, laporan troubleshooting, serta laporan justifikasi. 
  6. Untuk memperoleh sumber pendanaan atau membuka usaha baru. Misalnya, proposal penjualan.
2. Penggolongan Laporan Bisnis
Laporan usaha bisa digolongkan ke pada banyak sekali cara penggolongan baik menurut fungsi, subjek, formalitas, keaslian, frekuensi, jenis atau penampilan, pelaksanaan proyek, dan aplikasi perternuan. Masing-masing penggolongan tersebut secara rinci dapat dijelaskan berikut ini.

a. Menurut Fungsinya
Menurut manfaatnya, suatu laporan bisa dibedakan apakah untuk memberi keterangan atau buat analisis. Suatu laporan yg bersifat memberi fakta (informational report) menyajikan liputan-warta serta rangkuman-tanpa melakukan analisis, konklusi, atau rekomendasi. Nama lain buat laporan informasional adalah Laporan Perkembangan (progress reports), Laporan Sementara (interm reports), serta Laporan Thwulan (quarterly Reports).

Laporan analitikal (analitycal report) menyajikan keterangan-informasi, menganalisis dan menafsirkannya, lalu mengambil konklusi serta memberi rekomendasi. Laporan analitikal mungkin diberi label, contohnya laporan rekomendasi (recommendation reports), usulan (proposal), atau laporan justifikasi (justification reports).

b. Menurut Subjeknya
Menurut subjeknya, suatu laporan bisa dibedakan berdasarkan pada departemen mana suatu laporan itu diperoleh. Sebagai contoh, laporan akuntAnsi, laporan periklanan, laporan pengumpulan kredit, laporan pembelanjaan, laporan iuran pertanggungan, laporan pemasaran, laporan ekonomi, laporan produksi, laporan personalia, laporan statistik, serta laporan-laporan teknik.

c. Menurut Formalitasnya
Menurut formalitasnya, suatu laporan bisa dibedakan atas dasar apakah bersifat formal atau nonformal. Laporan formal acapkali disebut juga dengan istilah laporan panjang (long reports); sedangkan laporan nonformal tak jarang disebut pula menggunakan istilah laporan singliat (short reports). Laporan formal umumnya panjang-lebih berdasarkan 10 laman-serta meliputi kasus-kasus kompleks. Tetapi demikian, pengertian panjang lebih berdasarkan 10 halaman serta “panjang” atau "pendek' adalah bervariasi, tergantung pada situasi dan kondisi yang terdapat.

Laporan formal meliputi:
Body text: pendahuluan, isi, epilog.
Prefatory parts: sampul, judul, laman, surat wewenang, penerimaan, persetujuan, pengiriman, penghargaan, sinopsis, abstraksi, rangkuman eksekutif, daftar isi, daftar tabel.

Supplemental parts: lampiran, bibliograf, catatan akhir, daftar istilah, indeks.
Laporan informal umumnya hanya meliputi body text. Namun demikian, beberapa laporan informal mungkin meliputi judul laman, pengiriman, catatan akhir, dan lampiran.

d. Menurut Keasliannya
Menurut keasliannya, suatu laporan bisa dibedakan atas dasar otoritas atau sukarela; pula apakah publik atau partikelir. Laporan otoritas (authorized reports) merupakan suatu laporan yg dibentuk atas dasar permintaan atau menerima kuasa berdasarkan orang lain atau komite; laporan sukarela (voluntary reports) merupakan suatu laporan yg dibuat atas inisiatif Anda sendiri. Laporan swasta (private reports) adalah suatu laporan yang dibentuk perusahaan-perusahaan partikelir. Laporan publik (public reports) adalah suatu laporan yang dibuat sang lembaga-lembaga pernerintah, termasuk sekolahsekolah, tempat tinggal sakit-rumah sakit, atau lembaga-lembaga lain yg dibiaya oleh negara.

e. Menurut Frekuensinya
Menurut frekuensinya, suatu laporan bisa dibedakan atas dasar apakah secara. Bersiklus atau khusus. Laporan terencana (periodic reports) bisa dikeluarkan secara harian, mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan. Yang termasuk laporan berkala antara lain laporan bursa saharn setiap jam, laporan penjualan tiap hari, laporan porto tiap seminggu, laporan produksi setiap bulan, laporan kegiatan komite tiap kuartar, dan laporan anggaran tahunan. Laporan khusus ditulis manakala kebutuhan terhadap suatu informasi muncul. Laporan khusus (special reports) meliputi suatu situasi atau peristiwa yang unik (spesifik) misalnya munculnya krisis dalam suatu perusahaan.

f. Menurut Jenisnya
Menurut jenis atau penampilannya, suatu laporan dipengaruhi oleh formalitas serta panjangnya laporan. Jenlis laporan dapat bersifat informal (laporan singkat/short reports) maupun formal (laporan panjang/long reports). Laporan informal mencakup laporan memorandum, laporan surat, dan laporan cetak. Laporan formal seringkali diklaim dengan laporan panjang.

1) Laporan Memorandum
Laporan memorandum (memorandum reports) merupakan suatu laporan yang menggunakan format memo yaitu pada, berdasarkan, subjek, serta tanggal.

2) Laporan Surat
Laporan surat (letter reports) merupakan suatu laporan yg menggunakan format surat dengan kepala surat, di dalamnya berisi alamat, salam pembuka, penutup, indikasi tangan, serta bagian surat keterangan. 

3) Laporan pada bentuk cetakan
Laporan pada bentuk cetakan memiliki judul yang sudah tercetak, instruksi, baris-baris kosong.

4) Laporan Formal
Laporan formal (formal reports) umumnya lebih panjang daripada laporan informal. Laporan formal sering pula diklaim menggunakan laporan panjang (long reports).

g. Menurut Kegiatan Proyek
Dalam melaksanakan suatu proyek, masih ada figa jenis laporan, yaitu laporan pendahutuan (preliminary reports), laporan perkembangan, (progress reports), dan laporan akhir (final reports). Laporan pendahuluan meliputi bagaimana suatu proyek disiapkan, output yg diharapkan, serta bagaimana melakukan peladhan pegawai. Selanjutnya, sesudah proyek berlangsung, perlu disusun laporan perkembangan secara berkala. Pada ketika proyek berakhir, dibuatlah laporan akhir.

h. Menurut Pelaksanaan Pertemuan
Berdasarkan pelaksanaan rendezvous, laporan usaha bisa dibedakan ke pada rencana (rencana), resolusi (resolutions), notulen (minutes), serta laporan perternuan (proceedings). Agenda adalah suatu dokumen yg ditulis sebelum suatu Perternuan berlangsung. La mencakup jadwal pelaksanaan, serta topik yg akan dibahas dalam pertemuan. Hal ini akan membantu peserta pada mempersiapkan rendezvous. Resolusi adalah laporan singkat yang secara formal berisi pengumuman hasil mufakat pada suatu rendezvous. Notulen adalah laporan resmi dalam suatu perternuan yang telah berlangsung. La mencakup catatan seluruh hal yg terjadi dalam suatu rendezvous. Laporan rendezvous merupakan suatu laporan resmi yg cakupan bahasannya lebih luas serta berisi output-hasil pertemuan atau konferensi krusial.

A. Persiapan Sebelum Menulis Laporan Bisnis
Persiapan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek, begitu nya menggunakan menciptakan laporan. Adapun persiapan yang dibutuhkan sebefum enulis laporan meliputi paling tidak 4 tahapan sebagai berikut:

1. Definisikan Masalah, Tujuan, serta Ruang Lingkup
Tahap pertarna perencanaan merupakan melakukan analisis masalah, yang encakup tujuan penyusunan laporan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan, misalnya: Apa yg diinginkan?, Berapa poly?, Mengapa?, serta kapan, akan membantu Anda dalam menetapkan perkara, tujuan, ruang up, keterbarasan (dana serta ketika), serta judul suatu laporan.

2. Pertimbangkan Siapa Yang Akan Menerima Laporan
Memvisualisasikan pembaca atau pendengar Anda dan kebutuhan mereka merupakan tahapan yang krusial pada mempersiapkan laporan usaha. Dalam mepersiapkan laporan usaha perlu dipertimbangkan aneka macam hal yg berkaitan menggunakan audience. Artinya, seorang yang ingin menyusun laporan bisnis perlu memperhatikan siapa yang akan menerima laporan tersebut, baik dari segi pendidikannya, pengalamannya, maupun perilaku emosionalnya. Hal ini bertujuan supaya laporan bisnis yang ingin disampaikan pada audience bisa genai sasarannya.

3. Menentukan Ide atau Gagasan
Dalam tahap ini, tuliskan sernua ilham yang terlintas, secara umum. Kemudian buatlah laporan menurut planning kerja yg rind. Untuk beberapa laporan, rumuskan hipotesis sebagai dasar buat menentukan fakta apa yg Anda perlukan. Sebagai contoh, bila tujuan Anda adalah mencari penyebab tingginya taraf perputaran pada perusahaan, Anda bisa menuangkan wangsit-wangsit yang berkaitan menggunakan kondisi kerja, pengawasan, honor , dan kebijakan promosi. Kemudian Anda mungkin mempertimbangkan subdivisi berdasarkan topik-topik tadi. Kondisi kerja dapat meliputi lingkungan fisik (lokasi tempat kerja, pabrik, kafetaria) serta faktor-faktor nonfisik, misalnya bau dan kebisingan.

4. Mengumpulkan Bahan Yang Diperlukan
Tahap keempat dalam menyiapkan laporan merupakan mengumpulkan kabar yang diperlukan berdasarkan sumber-sumber yang bonafide. Untuk beberapa laporan mungkin Anda memiliki data pada dalam ingatan Anda. Meskipun demikian, Anda mungkin perlu juga mencari data-data tambahan menggunakan melakukan penelitian sekunder (mencari data berdasarkan majalah, surat fakta, dolcumen pernerintah, ensiklopedia) serta penelitian primer (mencari data menurut catatan file organisasi, surat-surat, catatan harian, laporan-laporan, wawancara, daftar pertanyaan).

5. Menganalisis dan Menafsirkan Data
Untuk laporan singkat, termin ini hanya memerlukan waktu yg sangat singkat. Tetapi, buat laporan panjang misalnya laporan analisis yang berdasarkan dalam fakta yang diperoleh berdasarkan berbagai sumber, termin ini memerlukan ketika yang lebih lama . Analisis atau penafsiran Anda haruslah seobjektif mungkin. Berusahalah amanah, serta nir pernah menghilangkan atau memanipulasi warta relevan.

6. Mengorganisasi Data dan Mernpersiapkan Outline Akhir
Setelah menganalisis serta menafsirkan data secara hati-hati, Anda bisa mengorganisasikan output ternuan dan membuat outline akhir. Tetapi, sebelum menyiapkan outline, Anda perlu tahu tubuh laporan dan mempertimbangkan banyak sekali metode pengorganisasian dan outline.

Setelah Anda menyelesaikan 6 termin persiapan, langkah berikutnya adalah merupakan membuat bagian utama laporan bisnis yg mencakup pendahuluan, teks (text), serta epilog.

B. Bagian Pokok Laporan Bisnis
1. Pendahuluan 
Dalam bagian pendahuluan masih ada sebelas hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
a. Pemberi Kuasa adalah orang yg merninta laporan.
b. Layout atau Rencana Presentasi menceriterakan pada pernbaca apa saja yang akan dibahas dalam laporan usaha.
c. Masalah umumnya didefinisikan pada awal-awal bab pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan.
d. Maksudpenulisan laporan bisnis wajib nampak dalam. Bagian. Pendahuluan. Elemen tersebut adalah hal. Yang sangat krusial dalam suatu laporan bisnis. Istilah lain yang serupa antara lain: tujuan, misi, taktik, atau target.
e. Ruang Lingkup berkaitan menggunakan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan buat sebuah laporan bisnis.
f. Metodologi mengacu dalam metode pengumpulan informasi. Anda dapat memperoleh data menggunakan membaca bahan-bahan di perpustakaan atau melakukan wawancara, survei, atau eksperimen.
g. Sumber-sumberprimer atau sekunder, yang meliputi diantaranya: publikasi (majalah, jurnal, surat kabar), catatan perusahaan, surat, memo, output wawancara, karyawan, dan sebagainya. Apabila Anda menulis laporan mengenai pengalaman. Bisnis Anda sendiri, maka pernyataan yg Anda tulis pada. Suatu laporan bisnis merupakan merupakan sumber.
h. Latar Belakang berdasarkan situasi yg sedang diteliti kadangkala dimasukkan, apabila pembaca perlu latar belakang fakta untuk memperoleh citra menyeluruh serta pemahaman yg jelas terhadap suatu utama bahasan.
i. Definisi Istilah perlu dicantumkan apabila Anda memakai kata yang mempunyai beberapa penafsiran. Anda wajib mengungkapkan kepada pembaca definisi yg Anda maksudkan.
j. Keterbatasan misalnya pada hal. Dana, ketika, asisten peneliti, atau data yang tersedia. Seorang penulis nir perlu membuat malu-malu buat menyebutkan beberapa keterbatasan. Yg terdapat sebelurn melakukan penelitian lebih lanjut. 
k. Rekomendasi menyebutkan mengenai keputusan yg perlu pada laporkan di pada suatu laporan usaha, contohnya keputusan antara membeli mesin baru atau mesin setengah pakai, restrukturisasi karyawan, anugerah uang pesangon, menambah perangkat lunak (software) serta perangkat keras (hardwar~), menciptakan kantor perwakilan, serta sebagainya. Lantaran pembaca membaca secara rinci pada laporan, dia tahu bagaimana fakta yg ada berpengaruh terhadap keputusan yang sudah diambil.

Untuk laporan singkat, beberapa unsur tersebut, bisa digabungkan sebagai satu atau 2 paragraf menggunakan atau tanpa judul "Pendahuluan". Bahkan dalam laporan terpola, judul pendahuluan bisa dihilangkan apabila isi setiap periode sama serta pembaca telah mengetahuinya.

2. Teks
Bagian terpanjang berdasarkan suatu laporan usaha merupakan isi teks (laporan). Dalam. Bagian ini, Anda membahas serta berbagi hal-hal yg krusial secara rinci. Di samping itu, bagian. Ini bisa membantu Anda mencapai maksud penulisan laporan usaha. Penulisan laporan usaha yang baik, harus meliputi temuan keterangan yang krusial dan relevan serta membuang hal-hal yang nir perlu dan tidak relevan dengan maksud penulisan laporan usaha tersebut.

3. Penutup
Bagian epilog berfungsi umuk merangkum laporan secara menyeluruh merogoh kesimpulan, atau memberi rekomendasi. Pengambilan kesimpular wajib didasarkan pada isi teksnya dan tidak memasukkan bahan-bahan yan baru, yang sama sekali belum dibahas dalam bagian pembahasan. Pada bagian penutup, Informational Report diklaim rangkuman dan Analytical Report disebu kesimpulan, rekomendasi, atau kesimpulan serta rekomendasi. Bagian penutup sendiri diberi j udul planning tindakan atau proposisi.

a. Rangkuman
Rangkuman berisi kompendium pembahasan secara menyeluruh. Kadang kala hanya berisi poin-poin yg penting, kekuatan dan kelemahan, atau manfaat dan kerugian.

b. Kesimpulan
Kesimpulan berisi evaluasi informasi-keterangan yang dibahas, tanpa memasukkan pendapat eksklusif penulis.

C. Rekomendasi
Rekomendasi menyarankan suatu program tindakan yg didasarkan dalam kesimpulan yang telah dibuat.

d. Rencana Tindakan
Rencana tindakan menjadi pernyataan terakhir yg meliputi waktu aplikasi acara, aturan yg dibutuhkan, dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap program/proyek yg akan dilaksanakan.

e. Proposisi
Istilah proposisi belakangan ini dipakai dalam global akademis atau jurnal sebagai suatu pernyataan yg tegas, tuntutan yg berdasarkan dalam suatu laporan atau artikel.

Bentuk penyusunan suatu laporan memiliki daya tarik tertentu yang akan mensugesti pembacanya. Oleh karenanya, selain maksud serta subjek laporan, calon. Pembaca laporan juga harus Anda pertimbangkan manaka6 Anda. Menentukan rencaKia organisasional buat semua tubuh laporan (body report) dan bagian teks. Kemudian, Anda perlu menciptakan topik bahasan dengan sahih.

C. Organisasi Tubuh Laporan Bisnis
1. Cara Menyusun Tubuh Laporan Bisnis
Ada 2 cara yg dapat digunakan buat menyusun tubuh laporan bisnis yaitu cara deduktif (pribadi) dan induktif (tak langsung). Kebanyakan laporan bisnis disusun secara deduktif karena pembaca ingin memahami lebih dini mengenai konklusi dan rekomendasi laporan bisnis. I

a. Cara Deduktif
Kata deduktif (deductive) atau pribadi (direct), berard menggambarkan laporan berdasarkan belakang ke depan atau, mengungkapkan ilham pokok atau rekomendasi terlebih dahulu, sebelum hal-hal yang rinci dijelaskan. 

Dalam suatu laporan panjang, pembaca umumnya lebih senang menggunakan cara deduktif karena beliau menaruh pada pembacanya suatu gambaran yang cepat sebelum mereka mengetahui secara lebih rinci. Bila bagian akhir nir diungkapkan pada awal (permulaan) laporan, mungkin pembaca akan melewati atau mengabaikan bahasan yg rinci supaya da at segera mengetahui bagian akhir (terminalsection) laporan baru kemudian, kembali lagi ke bagian awal. Secara umum, Anda bisa menggunakan cara deduktif, apabila pembaca Anda memiliki ciri menjadi berikut:
1. Eksekutif yg sibuk.
2. Lebih suka buat memilih sesuatu menggunakan segera.
3. Ingin mengetahui good news atau berita netral.
4. Ingin menganalisis data lebih baik, serta hal ini akan sebagai lebih mudah jika konklusi dan rekomendasi dicantumkan dalam awal laporan.
5. Ingin mengetahui pandangan penulis menggunakan segera.
6. Lebih menyukai laporan yang disusun menggunakan cara deduktif

b. Cara Induktif
Cara induktif berbeda cara penyajiannya menggunakan cara deduktif. Dengan cara induktif Anda mengungkapkan kabar-fakta yang ada sebelum wangsit-inspirasi pokok, kesimpulan atau rekomendasi dikemukakan. Anda menyajikan warta-informasi dan bahan-bahan pendukung lainnya, sebelum hingga pada bagian kesimpulan atau rekomendasi. Anda dapat menggunakan cara induktif, jika pembaca Anda memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui penerangan secara rinci terlebih dahulu buat bisa tahu konklusi serta rekomendasinya.
2. Ingin mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan (badnews).
3. Mungkin merasa kesimpulannya tidak bias dan bisa menerimanya.
4. Perlu membaca holistik laporan, bukan hanya bagian akhirnya saja.
5. Lebih menyukai laporan disusun menggunakan cara induktif

2. Cara Menyusun Teks Laporan Bisnis
Salah satu tugas yang relatif rumit pada menciptakan laporan bisnis adalah memutuskan cara terbaik buat menyusun fakta-kabar yang tersedia sehinggaterbentuk bagian teks laporan bisnis. Anda harus menciptakan keputusan sebelum mulai menulis laporan. Anda bisa membuatkan teks menggunakan cara-cara berikut ini :

a. Membuat Topik-topik atau Kriteria
Cara ini merupakan hal yang umum dalam membuat suatu laporan.
Judul utarna laporan Anda mungkin memakai kriteria baku, faktor-faktor, pernecahan masalah, manfaat, atau ciri. Jika tujuan laporan Anda adalah buat memilih apakah suatu perusahaan harus membeli, menghasilkan sendiri, atau menyewa dari perusahaan lain, keputusan pertama merupakan bagaimana memilih kriteria yang paling krusial.

b. Menyusun Urutan suatu Peristiwa atau Kijadian-kdadian
Dalam pembuatan agenda, program kesepakatan , serta laporan perkembangan bisa menggunakan aturan secara kronologis. Periode waktu, misalnya tanggal, bulan, tahun, jam, animo akan lebih sinkron menggunakan utama bahasannya.

c. Mendeskripsikan Lokasi atau Tempat
Organisasi ini adalah berguna untuk menggambarkan lokasi atau tempat, apakah mereka pada tempat tinggal , pabrik, kantor, pusat perbelanjaan, perusahaan internasional menggunakan cabang-cabangnya yg beredar secara geografis ke berbagai penjuru global.

d. Menjelaskan suatu proses atau prosedur
Cara pengembangan ini hampir sama dengan pendekatan kronologis.

Metode ini menelusuri tahapan-tahapan, katakanlah suatu tahapan kebijaksanaan, operasi mesin, tahapan prosedur melakukart tabungan atau penarikan simpanan.

e. Menyusun Urutan Tingkat Pentingnya secara Alfabet
Pada urutan pertama memperlihatkan pandangan baru-inspirasi, kejadian-kejadian, atau topik yang paling penting, selanjutnya kurang penting, atau nir penting.

f. Menyusun urutan tingkatjami & tritas
Cara pengembangannya menggunakan menyajikan hal-hal yang paling sederhana (simple) atau familiar kemudian meningkat ke hal-hal yang lebih kompleks atau yang kurang familiar. Hal ini disebabkan sang adanya kesamaan Anda akan lebih mudah memahami hal-hal yang telah diketahui sebelumnya daripada yg nir atau belum diketahui.

g. Menyusun asal-sumberyang digunakan
Metode ini kurang diminati, kecuali Anda konfiden terhadap pembaca bahwa mereka sangat tertarik terhadap sumber informasinya. Anda bisa menggunakan cara ini apabila, misainya, Anda melaporkan seseorang pakar yang berpidato pada gedung perternuan dalam perusahaan Anda dan Anda diminta buat hadir.

h. Pemecahan Masalah
Cara yg terkenal ini membahas kasus terlebih dahulu, lalu diikuti menggunakan cara pernecahan masalahnya. Cara ini generik dipakai untuk mengorganisasi suatu. Presentasi yang bersifat persuasi.

3. Metode Outline
Setelah Anda menyusun atau mengorganisasi tubuh serta teks laporan, Anda akan mengatur judul (headings) serta subjudul (subheadings) dalam suatu outline. Suatu outline yg baik, khususnya buat laporan yg panjangnya 2 page atau lebih, outline merupakan alat yg paling penting serta hemat saat. Ia akan sebagai penuntun Anda pada menyusun laporan. Dalam suatu laporan panj ang (laporan formal), beliau j uga akan menj adi daftar isi laporan Anda.

Sebelum Anda menulis laporan, outline membantu Anda buat melihat interaksi antara topik, membandingkan proporsi serta judul, mengecek keterkaitan holistik di pada suatu susunan yang logis, serta menghilangkan tumpang tindih (overlapping). Sebelum Anda membahas judul serta subjudul, terlebih dahulu akan dibahas jenis-jenis judul, format outline, serta paralelisme pada judul.

a. Jenis-jenis judul
Di dalam penulisan laporan, jenis-jenis judul dapat digolongkan kedalam 4 judul, yaitu: (1) judul topik (topic headings), (2) judul kalimat lengkap (complete sentence headings), (3) judul kalimat imperatif (imperative sentence headings), dan (4) judul variant (variant headings). Judul topik adalah judul yg paling familiar atau umum. Mereka terdiri atas kata tunggal (istilah benda), beberapa kata, atau frase singkat. Judul kalimat lengkap selalu mencakup subjek serta predikat. Judul kalimat imperatif (misalnya perintah) dimulai menggunakan suatu istilah kerja serta tidak memiliki subjek. Judul variant umumnya dimulai dengan participle.

Berikut ini merupakan model jenis-jenis judul:
  • Judul Topik: Persiapan atau Persiapan Sebelum Menulis Laporan
  • Judul Kalimat Lengkap : Persiapan Adalah Penting Sebelum Menulis Laporan atau Persiapan Adalah Penting
  • Judul Kalimat Imperatif : Siapkan Secara Efisien atau Siap Sebelum menulis Laporan
  • Judul Variant : Mempersiapkan Sebelum Menulis Laporan
  • Judul yang baik seharusnya kentara dan menerangkan subjek yg akan dijelaskannya. Di samping itu, jika sebuah istilah dipilih menjadi judul topik, maka sebaiknya dia nir menunjukkan pada suatu pengertian yang terlalu luas.
b. Format Outline
Untuk outline singkat/pendek (short outlines) (hanya tiga atau empat judul serta subjudul), Anda mungkin lebih baik menentukan format yang sederhana (simple). Sedangkan buat outline yang panjang, Anda bisa menggunakan salah satu berdasarkan ketiga cara yang tersedia.

Kombinasi angka-alfabet (numerical-letter combination) adalah yang paling populer dalam dunia usaha dan sekolah-sekolah. Sistem decimal (decimal system) lebih poly dipakai pada laporan sains serta teknik. Kombinasi alfabet -angka lebih banyak dipakai oleh mereka yang senang dengan alfabet -huruf sebelurn sampai pada judul utamanya.

Bila Anda menyusun judul dan subjudul, perlu diperhatikan lima hal yaitu:
1. Tempatkan inspirasi-pandangan baru yg paling krusial pada tingkatan tertinggi, pertimbangkanpanjanglaporan, subjek, serta pembaca.
2. Sedapat mungkin cobalah buat menjaga ekuilibrium masingmasing bagian. 
3. Apabila Anda membagi suatu topik, paling t1dak Anda memiliki 2 subjudul, misalnya A. 1 serta A.dua.
4. Gunakan pertimbangan dengan baik, jangan terlalu poly dan jangan terlalu sedikit buat subjudul.
5. Tidak pernah menggunakan judul Laporan sebagai bagian judul.

C. Paralelisme dalam judul
Semua judul wajib paralel, adalah mempunyai taraf yang sama pada setiap bagian outline. Ini berarti bahwa mereka wajib mempunyai bentuk gramatikal yang sama, misalnya adalah istilah benda, frase, atau kalimat. Sebagai contoh, paralelisme kombinasi angka-huruf dapat digambarkan sebagai 1, 11, 111, IV, V; A, B, C, D di bawah 1; 1, 2, tiga di bawah ILA; I dan 2 di bawah ILB; a serta b dibawah II.B.dua serta seterusnya.