CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK IPA SMP
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Berikut ini model PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK] IPA SMP menggunakan judul “Peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus mobilitas melalui taktik pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur dalam siswa kelas VII- H SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)khusunya fisika berkaitan menggunakan cara mencari memahami tentang alamsecara sistematis, sebagai akibatnya fisika bukan hanya dominasi kumpulanpengetahuan yg berupa informasi-berita, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip sajatetapi jua adalah suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006 : 5). Pendidikan fisikadi Sekolah Menengah pertama dibutuhkan dapat menjadi sarana bagi siswa buat mempelajaridiri sendiri dan alam lebih kurang, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalammenerapkannya pada pada kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankanpada anugerah pengalaman langsung untuk menyebarkan kompetensi agarmenjelajahi serta tahu alam kurang lebih secara ilmiah. Pendidikan IPA fisikadiarahkan buat inkuiridan berbuat sehingga bisa membantu pesertadidik buat memperoleh pemahaman yg lebih mendalam tentang alam lebih kurang.
Pembelajaran Fisika pada SMP Negeri 1 Baureno seharusnyamengaktifkan dan mendorong murid buat bekerja secara ilmiah, selama inipembelajaran IPA pada SMPN 1 Baureno lebihbanyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Realitas menampakan sebesar 55 % nilai IPA pada kelas VII H darihasil ulangan harian kurang dari KKM Individu yang dipengaruhi sekolah yaitu sebesar 75. Sedangkan rata – homogen nilaikelas adalah 74,50. Ini menunjukkan bahwa selama ini prestasi belajar anak didik dikelas VII H pada mata pelajaran IPA Fisika masih rendah. Hal ini ditimbulkan kurangnyamotivasi dan antusiasme murid pada belajar ekamatra. Sehingga Perlu pada terapkansuatu strategi pembelajaran inovatif yang bisa menambah motivasi danantusiasme anak didik pada belajar IPA.
Salah satujenis strategi pembelajaran yg memberikan kesempatan siswasecara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran serta membangun suasanayang menyenangkan dalam belajar adalahPembelajaran dengan menerapkan taktik QuantumTeaching. Dalam Quantum teaching,pembelajaran berusaha mengakomodir setiapbakat siswa atau dapat menjangkau setiap anak didik sehingga diharapkan siswa dapatmelibatkan seluruh emosinya pada belajar.
Menurut Bobby De Porter pada kitab Quantum Teaching (pada Ani , 2003:3) menjelaskanQuantum Teaching merupakan konsep yangmenguraikan cara-cara baru pada memudahkan proses belajar mengajar , lewatpemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yg terarah, apapun matapelajaran yg diajarkan. Dengan menerapkan quantum teaching dalam pembelajaranIPA dibutuhkan dapat lebih menggairahkan suasana pembelajaran sebagai akibatnya siswalebih termotivasi dalam belajar yang pada akhirnya dapat melejitkan prestasibelajar.
Berdasarkanuraian di atas maka penelitian ini mengambil judul :
“Peningkatan prestasi belajar ekamatra materigerak lurus mobilitas melalui taktik pembelajaran Quantum Teaching menggunakan mediapapan luncur dalam murid kelas VII- H SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013”
DOWNLOAD PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK] IPA Sekolah Menengah pertama
Baca Juga
- Contoh Penelitian Tindakan Kelas Ptk Guru
- Contoh Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Ptk Penelitian Tindakan Kelas Sd
- Contoh Judul Ptk Penelitian Tindakan Kelas
CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK MATEMATIKA SD
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Matematika SD
BABI
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang Masalah
Pembelajaran Matematika umumnya didominasi sang pengenalan rumus-rumusserta konsep-konsep secara verbal, tanpa ada perhatian yg cukup terhadappemahaman siswa. Disamping itu proses belajar mengajar hampir selaluberlangsung dengan metode “chalk and talk” pengajar menjadi pusat dari seluruhkegiatan di kelas (Somerset, 1997 dalam Sodikin, 2004:1).
Pembelajaran matematika seringkali diinterpretasikan sebagai kegiatan utamayang dilakukan guru, yaitu pengajar mengenalkan materi, mungkin mengajukan satuatau dua pertanyaan, dan meminta anak didik yang pasif buat aktif menggunakan memulaimelengkapi latihan dari buku teks, pelajaran diakhiri menggunakan pengorganisasianyang baik serta pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan sekenario yg serupa.
Kondisi pada atas tampak lebih parah pada pembelajaran geometri. Sebagiansiswa tidak mengetahui mengapa dan buat apa mereka belajar konsep-konsepgeometri, lantaran semua yg dipelajari terasa jauh dari kehidupan merekasehari-hari. Siswa hanya mengenal objek-objek geometri dari apa yang digambaroleh pengajar di depan papan tulis atau dalam buku paket matematika, dan hampirtidak pernah mendapat kesempatan buat memanipulasi objek-objek tadi.akibatnya banyak murid yang beropini bahwa konsep-konsep geometri sangatsukar dipelajari (Soedjadi, 1991 pada Sodikin 2004:dua).
Pada umumnya, sekelompok siswa beranggapan bahwa mata pelajaranmatematika sulit difahami. Hal ini disebabkan sang beberapa faktor, antaralain: Pertama, siswa kurang mempunyai pengetahuan prasyarat serta kurangmengetahui manfaat pelajaran matematika yg ia pelajari. Kedua, daya abstraksisiswa kurang dalam tahu konsep-konsep matematika yg bersifat abstrak.
Dalam mengajarkan matematika, usahakan diusahakan supaya siswa gampang memahamikonsep yg beliau pelajari, sebagai akibatnya siswa lebih berminat buat mempelajarinya.jika sekiranya diharapkan media atau alat peraga yg bisa membantu siswadalam memahami konsep matematika, maka seyogyanya guru menyiapkan media ataualat peraga yg dibutuhkan.
Dari pengalaman peneliti pada menaruh pembelajaran matematika pada siswaselama ini, sebagian besar siswa sulit memahami materi dimensi 3, khususnyatentang irisan bidang dengan bangun ruang. Meskipun peneliti sudah berupayamembimbing murid dalam tahu konsep irisan bidang dengan bangun ruang dengancara menunjukkan sketsa gambar, tetapi output belajar siswa belum sesuai denganyang diharapkan, yaitu masih banyak siswa yg nilainya kurang menurut standarketuntasan belajar minimal.
Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134)menyatakan bahwa setiap konsep matematika bisa difahami menggunakan mudah apabilakendala primer yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi ataudihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksiberdasasarkan bisikan hati dan pengalaman kongkrit, sehingga cara mengajarkankonsep-konsep matematika dapat dilakukan menggunakan menggunakan donasi objekkongkrit. Dengan demikian, pada mengajarkan matematika perlu adanyabenda-benda kongkrit yang adalah model menurut wangsit-inspirasi matematika, yangselanjutnya diklaim sebagai alat peraga menjadi alat bantu pembelajaran. Alatbantu pembelajaran ini dipakai dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkanpanca inderanya pada proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba,mendengar, dan mencicipi objek yang sedang dipelajari.
Untuk mengatasi kasus di atas, perlu diadakan penelitian tindakan kelastentang penggunaan media visual atau alat peraga pada pembelajaran materiirisan suatu bidang dengan bangun ruang. Dengan serangkaian tindakan, mulaidari perencanaan, aplikasi, hingga menggunakan evaluasi, dibutuhkan dapatmeningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi irisan suatu bidang denganbangun ruang.
Untuk Lebih Jelasnya Silahkan Download doc Melalui LINK INI
Baca Juga
- Contoh Penelitian Tindakan Kelas Ptk Guru
- Contoh Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (ptk)
- Contoh Ptk Penelitian Tindakan Kelas Sd
- Contoh Judul Ptk Penelitian Tindakan Kelas
CONTOH LAPORAN PTK GURU SD PDF TERBARU TAHUN 2018
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Contoh Laporan PTK Guru Sekolah Dasar Pdf Terbaru Tahun 2018 ini adalah file terkini yg akan saya bagikan dalam postingan kali ini. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah penelitian yang dilakukan sang guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan buat memperbaiki kinerjanya menjadi guru. Untuk menciptakan Laporan PTK, anda mampu menggunakan format ini menjadi tambahan referensi.
File ini sekaligus buat memenuhi Bukti Fisik Akreditasi Sekolah Dasar/MI Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) khususnya dalam Instrumen No.42 (Poin 4) buat sekolah/madrasah yg akan melaksanakan akreditasi.
Kerangkat dalam Laporan PTK SD ini secara garis bersarnya mengandung Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan Penelitian, Hasil serta Pembahasan Penelitian, Kesimpulan dan Saran. Berikut link download buat Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas dibawah ini.
Download Juga !!!
CONTOH ARTIKEL PTK MAPEL IPA SEKOLAH DASAR
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Abstrak : Penelitianini dilakukan menggunakan pembelajaran secara individu dan kelompok.tujuanpenelitian ini merupakan buat menaikkan pemahaman danprestasi siswa dalam mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya pada benda dengan menggunakanalat peraga ilmiah.penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada 3 siklus, menggunakan tahapan planing,ackting,observing danreflekting dalam setiap siklusnya. Hasil penelitian tindakan kelas disimpulkan bahwa penggunaan alatperaga ilmiah dapat mempertinggi pemahaman dan prestasi sisw pada materipengaruh gaya dalam benda mata pelajaran IPA. Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1)Dalampembelajaran guru harus menggunakan aneka macam macam indera peraga supaya siswa dapatmemahami materi menggunakan baik.(2) Dalam pembelajaran guru perlumempersiapkan perangkat pembelajaran menggunakan baik, sebagai akibatnya pelaksanakan pembelajaran bisa efektif dan efisien.(3)Kesulitan-kesulitan anak didik dalam tahu materi itumenjadi tanggung jawab guru bagaimanan caranya agar siswa sanggup mendapat materidengan optimal.
Kata Kunci : Alat Peraga, Pemahaman Materi Gaya, Hasil Belajar
Abstract : This research was conducted with individual and group learning. The purpose of this study was to improve understanding and student achievement in science subjects material effect on the body style using scientific props. Classroom action research conducted in three cycles, the planing stage, ackting, observing and reflekting in each cycle. Results of action research concluded that the use of scientific props can increase understanding and achievement sisw the influence of a force on the material science subjects. Furthermore, researchers recommend: (1) In lessons teachers should use a variety of props for students to understand the material well. (2) In lessons teachers need to prepare properly learning device, so that the implementation of a learning can be effective and efficient. (tiga) The difficulties of the students to understand the material it is the responsibility of teachers bagaimanan way that students are able to receive optimal material
Keywords: Viewer tool, Understanding of Materials Style, Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Denganperkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, dan saran dan pendapat para gurumaka pembelajaran sains disajikan dengan menerapkan aneka macam pendekatansehingga relevan dengan tujuan pembelajaran IPA yakni: menyajikan berbagaifakta atau percobaan sehingga dapat menambah pengalaman siswa baik dirumah maupun pada sekolah. Dalam pemahaman dan kemampuan menjadi perkara bagisiswa kelas IV SDNegeri 3 Tarub UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo. Terbukti dalam satu kelas menurut 42 siswa yg memperoleh nilai 67 keatas 20 anak, siswa yang lainnya hanya menerima 60 kebawah.oleh karena itu penulis selaku peneliti melakukan pemugaran pembelajaranmelalui penelitian tindakan kelas buat menaikkan pemahaman serta prestasisiswa dan buat memenuhi unsur pengembangan profesi berkelanjutan guru.
Guru atausiswa selalu mengharapkan setiap proses belajar mengajar dapat mencapai hasilbelajar yang baik. Pengajar pada menyampaiakan materi mengharapkan murid bisa memahamisetiap materi yg diajarkan, sebagai akibatnya memperoleh output belajar sinkron KKM, akan namun harapan-harapan itu nir selalu bisa terwujud dan masih masih ada murid yang kurang memahamipenjelasan guru. Ada anak didik yg nilainya selalu rendah, bahkan terdapat anak didik yangtidak sanggup mengerjakan soal atau apabila mengerjakan soalpun jawabannyaasal–asalan. Semua itu menerangkan bahwa guru wajib selalu mengadakan perbaikansecara terus menerus pada pembelajarannya, supaya kasus kasus kesulitanbelajar siswa bisa diatasi, sebagai akibatnya hasil belajar anak didik mencapai tujuanyang diharapkan.
Masalah masalah yg dialami sang siswa dalampembelajaran tidak ada begitu saja, namun ada factor faktor penyebabnya. Apabila guru bisa mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah yangdialami sang anak didik , maka guru tadi akan bisa melakukanpenanganan–penanganan yang sempurna dalam memecahkan kasus pembelajarannya.
Sejujurnya penggunaan alat peraga untuk pembelajaranIPA di Sekolah Dasar sporadis bahkan hampir tidak pernah digunakan sang pengajar-guru SD,padahal alat peraga itu terdapat. Akhirnya indera peraga itu hanya jadi pajangankantor atau tersimpan rapi di lemari. Alat peraga IPA tidak perlu mahal,kita bisa menemukannya di sekitar kita misalnya kebun sekolah, sawah, sungai,dan semua yang kita lihat pada alam raya ini. Oleh karenanya tugas Penelitian Tindakan Kelas yg saya laksanakanini menggunakan cara menerapkan“ Penggunaan Alat Peraga Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Kompetensi Dasar Menyimpulkan output percobaan bahwa gaya (dorongan atautarikan) bisa membarui gerak suatu benda pada SDNegeri 3 Tarub KecamatanTawangharjo Kabupaten Grobogan”.
Berdasarkan Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20 menyatakanPerencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran yg memuat sekurang-skurangnya tujuan pembelajaran , bahan ajar,metode pedagogi, asal belajar, dan evaluasi hasil belajar.
Permasalahannya pada melakukanproses pembelajaran siswa-siswi belum optimal , sebagai akibatnya dalam pembelajaran hasilnyadibawah KKM sekolah. Hal ini ditimbulkan dalam pembelajaran penggunaan alatperaganya belum optimal.
Berdasarkan fenomena tersebut makapeneliti mencoba melakukan observasi output belajar anak didik dengan tindak lanjutmemberikan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga alamiah yang mudah dijumpai oleh anak-anak sebagai akibatnya bisa mengexplore kemampuan dan daya ingatsiswa.
Alat peraga pada mengajar memegangperanan penting sebagai indera bantu buat membangun proses belajar mengajarIPA yang efektif (Sujana, 2002 : 99). “Dalam kaitannya buat meningkatan hasilbelajar IPA, eksistensi indera peraga jelas mempunyai efek terhadap hasilbelajar siswa. Beberapa fungsi / manfaat indera peraga pada pedagogi IPA,yaitu :
a)Memperjelasinformasi atau pesan pembelajaran pada pembelajaran IPA.
b)Memotivasibelajar murid dalam pembelajaran IPA.
c)Memberivariasi dalam pedagogi IPA.
Siswa lebih cepat serta mudahmemahami pelajaran bahan ajar IPA.
Denganadanya indera peraga, anak-anak akan lebih poly mengikuti pelajaran dengangembira, sebagai akibatnya minatnya dalam mempelajari IPA semakin akbar. Anak akansenang, terangsang, tertarik serta bersikap positif terhadap pedagogi IPA. Menurut Sujana, 2002: 99). Poly ragamjenis indera peraga IPA yang bisa digunakan pada pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar.alat peraga dicermati berdasarkan jenis alat bisa digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a)Mediaaudio, yaitu indera perga yang didengar
b)Mediavisual, yaitu alat peraga yang bisa dilihat
c)Mediaaudio visual, yaitu alat peraga yg bisa didengar serta dilihat
Selain itu alat peraga dari dipandang darisumbernya dapat digolongkan sebagai dua yaitu: (a) Alat peraga alamiah (Natural),yaitu alat peraga yg sinkron menggunakan benda aslinya di alam. (b) Alat peragabuatan (Artificial), yaitu alat peraga output modifikasi atau menirubenda aslinya.
Dalam belajar sangat diperlukanya kegiatan, tanpaaktivitas aktivitas belajar dan mengajar tak mungkin berlangsung secara baik,keberhasilan siswa pada belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannyaselama proses pembelajaran. Menurut Rohani (2004) ”aktivitas belajar dilakukanoleh kegiatan fisik dan psikis. Aktivitas fisik merupakan siswa giat aktifdengan anggota badan. Siswa mendengarkan, mengamati, memeriksa, mengingat,menguraikan serta sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis adalah jiwanya, sepertiberpikir, mengingat serta lain-lain”. Menurut Oemar Hamalik (2001: 175)”menyampaikan penggunaan kegiatan besar nilainya pada pembelajaran, sebabdengan melakukan kegiatan pada proses belajar murid bisa mencari pengalamansendiri, memupuk kerjasama yang serasi dikalangan siswa, anak didik bisa berhubungan menrut minat serta kemampuannya sendiri, murid dapat menyebarkan pemahamandan berfikir kritis, bisa membuatkan semua aspek langsung anak didik, suasanabelajar menjadi hayati sebagai akibatnya aktivitas yg dilakukan selama pembelajaranmenyenangkan bagi anak didik”. Dengan demikian, aktivitas belajar yang dimaksuddalam penelitian ini merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa setelahmengamati aktivitas pembelajaran yg pada lakukan oleh pengajar dalam KBM, kemudiansiswa berlatih dengan alat peraga yang sama yang dipakai sang guru. Indikatorkeberhasilan aktivitas belajar pada penelitian ini merupakan
1)Kemauan anak didik buat mendapat pelajaran sudahmenunjukkan peningkatan.
2)Perhatian siswa telah baik dalam memperhatikanpelajaran yg disampaikan oleh guru.
3)Siswa aktif dalam pembelajaran.
Dua pertiga dari holistik murid sudah beranimengajukan pertanyaan danb pendapat.
Menurut Oemar Hamalik, (2008:36)“Belajar adalahmodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is difinedas the modification or strengthening of behavior through experience)”.menurut Slameto, (2003:dua) “Berpendapat Secara psikologis belajar merupakansuatu proses perubahan tingkah laris sebagai output interaksi denganlingkungannya pada memenuhi kebutuhan hidupnya”. Perubahan-perubahan tersebutakan nyata pada seluruh aspek tingkah laris. Winataputra (2002) “belajar adalahproses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorangdikatakan belajar apabila pikiran serta perasaannya aktif”. Contohnya : siswabertanya, anak didik menjawab pertanyaan, anak didik diskusi, dll. Sedangkan Surya(2001), “beropini bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh perilakusecara keseluruhan. Proses perilaku tersebut mencakup beberapa pola dasar,yaitu: generalisi, diskriminasi, pembentukan serta penghapusan”. Dari pendapatpara ahli tadi bisa disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatanyang sengaja dilakukan individu buat memperoleh perubahan tingkah laku yangbaru secara holistik. Sebagai output latihan pengalaman individu sendiridalam interaksinya menggunakan lingkungan yg ditandai menggunakan adanya perubahantingkah laris.
Surya, (2001), ”beropini bahwa output belajarditandai menggunakan perubahan tingkah laris. Prinsip ini mengandung makna bahwaperubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yg mencakup seluruh aspek tingkahlaku dan bukan hanya satu atau 2 saja. Perubahan tingkah laris meliputiaspek-aspek kognitif, afektif”. Selama output proses pembelajaran belum baik,latihan aneka macam cara wajib diupayakan supaya menjadikan hasil yg baik. Hasilproses pembelajaran tidak hanya mengenai kecerdasan (kognitif), akan tetapi jugakepribadian dan ketrampilan” Nasution, (2002). Dari uraian disimpulkan bahwahasil belajar merupakan suatu hasil belajar yang sudah dicapai sang siswasetelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar tersebut diwujudkandalam bentuk nilai angka juga alfabet yg ditulis dalam buku laporan nilaiatau rapor yang diberikan selesainya selesai mengikuti tes.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakanmulai dari perencanaan hingga menggunakan seminar output penelitian kurang lebihempat bulan lebih. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis danJumat lantaran disesuaikan jadwal pelajaran Kelas IV. Subjek penelitian dalampenelitian tindakan ini adalah siswa-siswi SD Negeri 3 Tarub Kelas IV TahunPelajaran 2015/2016 semester II. Subjek penelitian ini berjumlah 42 orang yangterdiri dari pria sebanyak 20 orang dan perempuan sebanyak 22 orang
Demikian mengenai contoh Artikel PTK Mapel IPA SD bisa bermanfaat dalam penyusunan bapak/mak
PROSES MENULI PTK SESUAI BUKU PEDOMAN 4
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Berlakunya Permen PAN No 16 Tahun 2009 mengenai jabatan fungsional guru serta angka kreditnya menuntut pengajar buat bisa membuat karya ilmiah (penelitian). Dari golongan III/b ke III/c saja pengajar harus bisa menciptakan karya ilmiah minimal 1 karya tulis (menggunakan nomor kredit 4). Apabila ke golongan lebih tinggi, maka karya ilmiah yang harus dibuat jadi lebih banyak.
Salah satu karya tulis yg bias guru buat merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini ditimbulkan lantaran penelitian ini sejalan menggunakan tugas guru yaitu melakukan pembelajaran di kelas. Tetapi tidak sporadis banyak pengajar yg putus harapan serta menempuh jalan singkat membeli PTK. Penyebabnya merupakan lantaran PTK yg mereka buat sendiri ditolak sang Tim Penilai Jafung Guru dengan bermacam alasan.
Agar PTK bisa diterima sang Tim Penilai Jafung Guru, hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut pada menciptakan PTK.
Asli
Laporan yg dibentuk sahih-benar merupakan karya asli dalam penyusunnya, bukan adalah plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yg nir jujur.
Ciri PTK yg tidak asli.
adanya bagian-bagian tulisan yg dirubah di sana-sini, bentuk ketikan yg nir sama, tempelan nama, masih ada petunjuk adanya lokasi serta subyek yg nir konsisten, masih ada lepas pembuatan yg nir sesuai, terdapat aneka macam data yang nir konsisten, nir seksama; diantaranya ditandai sang:
waktu aplikasi kegiatan yg kurang lumrah;
danya kesamaan isi, data dan hal lain yg sangat mencolok menggunakan laporan orang lain; dan
tidak adanya lampiran dokumen-dokumen kegiatan yg dapat memberikan bukti bahwa aktivitas itu telah dilaksanakan.
Perlu
Hal yg dilaporkan atau gagasan yg dituliskan, wajib sesuatu yang dibutuhkan dan memiliki manfaat pada menunjang pengembangan keprofesian dari pengajar yg bersangkutan. Manfaat tadi diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran pada satuan pendidikan guru bersangkutan.
Ciri PTK yang dikatakan nir memenuhi kondisi Perlu
masalah yg dikaji terlalu luas, dan
tidak langsung herbi permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi dari guru yg bersangkutan.
Ilmiah
Laporan disajikan menggunakan menggunakan kerangka isi dan memiliki kebenaran yang sesuai menggunakan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan.
Ciri PTK yang tidak Ilmiah
latar belakang perkara yang tidak kentara sehingga nir bisa menampakan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan kasus tadi dengan upayanya buat mengembangkan profesinya; diantaranya ditandai menggunakan adanya:
kebenaran yang nir terdukung oleh kebenaran teori, kebenaran warta serta kebenaran analisisnya;
kesimpulan yg tidak/belum menjawab perseteruan yg diajukan.
Konsisten
Contoh Judul PTK Pendidikan Download
Isi laporan harus sesuai menggunakan tugas pokok penyusunnya. Jika penulisnya seorang guru, maka isi laporan haruslah berada dalam bidang tugas guru yang bersangkutan, serta memasalahkan mengenai tugas pembelajaran yg sinkron dengan tugasnya pada sekolah/madrasahnya.
Ciri PTK yg nir Konsisten
masalah yang dikaji nir sesuai menggunakan tugas si penulis, atau atau tugas pokok penulisnya; terlihat berdasarkan:
masalah yg dikaji nir berkaitan menggunakan upaya penulis buat membuatkan profesinya. Jika kita sudah membuat PTK menggunakan memperhatikan hal-hal tadi di atas, maka tidak akan ada alasan lagi Tim Penilai Jafung buat menolak PTK yang dibuat.
Subscribe to:
Posts (Atom)