CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK IPA SMP

Berikut ini model PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK] IPA SMP menggunakan judul “Peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus mobilitas melalui taktik pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur dalam siswa kelas VII- H  SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)khusunya fisika berkaitan menggunakan cara mencari memahami tentang alamsecara sistematis, sebagai akibatnya fisika bukan hanya dominasi kumpulanpengetahuan yg berupa informasi-berita, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip sajatetapi jua adalah suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006 : 5). Pendidikan fisikadi Sekolah Menengah pertama dibutuhkan dapat menjadi sarana bagi siswa buat mempelajaridiri sendiri dan alam lebih kurang, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalammenerapkannya pada pada kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankanpada anugerah pengalaman langsung untuk menyebarkan kompetensi agarmenjelajahi serta tahu alam kurang lebih secara ilmiah. Pendidikan IPA fisikadiarahkan buat inkuiridan berbuat sehingga bisa membantu pesertadidik buat memperoleh pemahaman yg lebih mendalam tentang alam lebih kurang.
Pembelajaran Fisika pada SMP Negeri 1 Baureno seharusnyamengaktifkan dan mendorong murid buat bekerja secara ilmiah, selama inipembelajaran IPA pada SMPN 1 Baureno lebihbanyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Realitas menampakan sebesar 55 % nilai IPA pada kelas VII H darihasil ulangan harian kurang dari KKM Individu yang dipengaruhi sekolah yaitu sebesar 75. Sedangkan rata – homogen nilaikelas adalah 74,50. Ini menunjukkan bahwa selama ini prestasi belajar anak didik dikelas VII H pada mata pelajaran IPA Fisika masih rendah. Hal ini ditimbulkan kurangnyamotivasi dan antusiasme murid pada belajar ekamatra. Sehingga Perlu pada terapkansuatu strategi pembelajaran inovatif yang bisa menambah motivasi danantusiasme anak didik pada belajar IPA.
Salah satujenis strategi pembelajaran yg memberikan kesempatan siswasecara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran serta membangun suasanayang menyenangkan dalam belajar adalahPembelajaran dengan menerapkan taktik QuantumTeaching. Dalam Quantum teaching,pembelajaran berusaha mengakomodir setiapbakat siswa atau dapat menjangkau setiap anak didik sehingga diharapkan siswa dapatmelibatkan seluruh emosinya pada belajar.
Menurut Bobby De Porter pada kitab Quantum Teaching (pada Ani , 2003:3) menjelaskanQuantum Teaching merupakan konsep yangmenguraikan cara-cara baru pada memudahkan proses belajar mengajar , lewatpemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yg terarah, apapun matapelajaran yg diajarkan. Dengan menerapkan quantum teaching dalam pembelajaranIPA dibutuhkan dapat lebih menggairahkan suasana pembelajaran sebagai akibatnya siswalebih termotivasi dalam belajar yang pada akhirnya dapat melejitkan prestasibelajar.
Berdasarkanuraian di atas maka penelitian ini mengambil judul :
Peningkatan prestasi belajar ekamatra materigerak lurus mobilitas melalui taktik pembelajaran Quantum Teaching menggunakan mediapapan luncur dalam murid kelas VII- H SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013

DOWNLOAD PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK] IPA Sekolah Menengah pertama

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK MATEMATIKA SD

Contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Matematika SD
BABI
PENDAHULUAN

A.LatarBelakang Masalah
Pembelajaran Matematika umumnya didominasi sang pengenalan rumus-rumusserta konsep-konsep secara verbal, tanpa ada perhatian yg cukup terhadappemahaman siswa. Disamping itu proses belajar mengajar hampir selaluberlangsung dengan metode “chalk and talk” pengajar menjadi pusat dari seluruhkegiatan di kelas (Somerset, 1997 dalam Sodikin, 2004:1).
Pembelajaran matematika seringkali diinterpretasikan sebagai kegiatan utamayang dilakukan guru, yaitu pengajar mengenalkan materi, mungkin mengajukan satuatau dua pertanyaan, dan meminta anak didik yang pasif buat aktif menggunakan memulaimelengkapi latihan dari buku teks, pelajaran diakhiri menggunakan pengorganisasianyang baik serta pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan sekenario yg serupa.
Kondisi pada atas tampak lebih parah pada pembelajaran geometri. Sebagiansiswa tidak mengetahui mengapa dan buat apa mereka belajar konsep-konsepgeometri, lantaran semua yg dipelajari terasa jauh dari kehidupan merekasehari-hari. Siswa hanya mengenal objek-objek geometri dari apa yang digambaroleh pengajar di depan papan tulis atau dalam buku paket matematika, dan hampirtidak pernah mendapat kesempatan buat memanipulasi objek-objek tadi.akibatnya banyak murid yang beropini bahwa konsep-konsep geometri sangatsukar dipelajari (Soedjadi, 1991 pada Sodikin 2004:dua).
Pada umumnya, sekelompok siswa beranggapan bahwa mata pelajaranmatematika sulit difahami. Hal ini disebabkan sang beberapa faktor, antaralain: Pertama, siswa kurang mempunyai pengetahuan prasyarat serta kurangmengetahui manfaat pelajaran matematika yg ia pelajari. Kedua, daya abstraksisiswa kurang dalam tahu konsep-konsep matematika yg bersifat abstrak.
Dalam mengajarkan matematika, usahakan diusahakan supaya siswa gampang memahamikonsep yg beliau pelajari, sebagai akibatnya siswa lebih berminat buat mempelajarinya.jika sekiranya diharapkan media atau alat peraga yg bisa membantu siswadalam memahami konsep matematika, maka seyogyanya guru menyiapkan media ataualat peraga yg dibutuhkan.
Dari pengalaman peneliti pada menaruh pembelajaran matematika pada siswaselama ini, sebagian besar siswa sulit memahami materi dimensi 3, khususnyatentang irisan bidang dengan bangun ruang. Meskipun peneliti sudah berupayamembimbing murid dalam tahu konsep irisan bidang dengan bangun ruang dengancara menunjukkan sketsa gambar, tetapi output belajar siswa belum sesuai denganyang diharapkan, yaitu masih banyak siswa yg nilainya kurang menurut standarketuntasan belajar minimal.
Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134)menyatakan bahwa setiap konsep matematika bisa difahami menggunakan mudah apabilakendala primer yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi ataudihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksiberdasasarkan bisikan hati dan pengalaman kongkrit, sehingga cara mengajarkankonsep-konsep matematika dapat dilakukan menggunakan menggunakan donasi objekkongkrit. Dengan demikian, pada mengajarkan matematika perlu adanyabenda-benda kongkrit yang adalah model menurut wangsit-inspirasi matematika, yangselanjutnya diklaim sebagai alat peraga menjadi alat bantu pembelajaran. Alatbantu pembelajaran ini dipakai dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkanpanca inderanya pada proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba,mendengar, dan mencicipi objek yang sedang dipelajari.
Untuk mengatasi kasus di atas, perlu diadakan penelitian tindakan kelastentang penggunaan media visual atau alat peraga pada pembelajaran materiirisan suatu bidang dengan bangun ruang. Dengan serangkaian tindakan, mulaidari perencanaan, aplikasi, hingga menggunakan evaluasi, dibutuhkan dapatmeningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi irisan suatu bidang denganbangun ruang.

Untuk Lebih Jelasnya Silahkan Download doc Melalui LINK INI

PROSES MENULI PTK SESUAI BUKU PEDOMAN 4

Berlakunya Permen PAN No 16 Tahun 2009 mengenai jabatan fungsional guru serta angka kreditnya menuntut pengajar buat bisa membuat karya ilmiah (penelitian). Dari golongan III/b ke III/c saja pengajar harus bisa menciptakan karya ilmiah minimal 1 karya tulis (menggunakan nomor kredit 4). Apabila ke golongan lebih tinggi, maka karya ilmiah yang harus dibuat jadi lebih banyak. 

Salah satu karya tulis yg bias guru buat merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini ditimbulkan lantaran penelitian ini sejalan menggunakan tugas guru yaitu melakukan pembelajaran di kelas. Tetapi tidak sporadis banyak pengajar yg putus harapan serta menempuh jalan singkat membeli PTK. Penyebabnya merupakan lantaran PTK yg mereka buat sendiri ditolak sang Tim Penilai Jafung Guru dengan bermacam alasan. 

Agar PTK bisa diterima sang Tim Penilai Jafung Guru, hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut pada menciptakan PTK. 

Asli 

Laporan yg dibentuk sahih-benar merupakan karya asli dalam penyusunnya, bukan adalah plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yg nir jujur. 

Ciri PTK yg tidak asli. 
adanya bagian-bagian tulisan yg dirubah di sana-sini, bentuk ketikan yg nir sama, tempelan nama, masih ada petunjuk adanya lokasi serta subyek yg nir konsisten, masih ada lepas pembuatan yg nir sesuai, terdapat aneka macam data yang nir konsisten, nir seksama; diantaranya ditandai sang: 
waktu aplikasi kegiatan yg kurang lumrah; 
danya kesamaan isi, data dan hal lain yg sangat mencolok menggunakan laporan orang lain; dan 
tidak adanya lampiran dokumen-dokumen kegiatan yg dapat memberikan bukti bahwa aktivitas itu telah dilaksanakan. 
Perlu 


Hal yg dilaporkan atau gagasan yg dituliskan, wajib sesuatu yang dibutuhkan dan memiliki manfaat pada menunjang pengembangan keprofesian dari pengajar yg bersangkutan. Manfaat tadi diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran pada satuan pendidikan guru bersangkutan. 

Ciri PTK yang dikatakan nir memenuhi kondisi Perlu 
masalah yg dikaji terlalu luas, dan 
tidak langsung herbi permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi dari guru yg bersangkutan. 
Ilmiah 

Laporan disajikan menggunakan menggunakan kerangka isi dan memiliki kebenaran yang sesuai menggunakan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. 

Ciri PTK yang tidak Ilmiah 
latar belakang perkara yang tidak kentara sehingga nir bisa menampakan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan kasus tadi dengan upayanya buat mengembangkan profesinya; diantaranya ditandai menggunakan adanya: 
kebenaran yang nir terdukung oleh kebenaran teori, kebenaran warta serta kebenaran analisisnya; 
kesimpulan yg tidak/belum menjawab perseteruan yg diajukan. 
Konsisten 

Contoh Judul PTK Pendidikan Download 

Isi laporan harus sesuai menggunakan tugas pokok penyusunnya. Jika penulisnya seorang guru, maka isi laporan haruslah berada dalam bidang tugas guru yang bersangkutan, serta memasalahkan mengenai tugas pembelajaran yg sinkron dengan tugasnya pada sekolah/madrasahnya. 


Ciri PTK yg nir Konsisten 
masalah yang dikaji nir sesuai menggunakan tugas si penulis, atau atau tugas pokok penulisnya; terlihat berdasarkan: 
masalah yg dikaji nir berkaitan menggunakan upaya penulis buat membuatkan profesinya. Jika kita sudah membuat PTK menggunakan memperhatikan hal-hal tadi di atas, maka tidak akan ada alasan lagi Tim Penilai Jafung buat menolak PTK yang dibuat.