PENGERTIAN DAN MODELMODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

Pengertian Dan Model-Model Perencanaan Pengembangan Sekolah 
A. Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), menggerakkan atau memimpin (actuating atau leading), dan pengendalian (controlling) adalah fungsi-fungsi yg harus dijalankan pada proses manajemen. Apabila digambarkan pada sebuah siklus, perencanaan adalah langkah pertama dari holistik proses manajemen tersebut. Perencanaan bisa dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Apapun yang dilakukan berikutnya pada proses manajemen bermula menurut perencanaan. Daft (1988:100) menyatakan: “When rencana is done well, the other management functions can be done well.”

Perencanaan pada pada dasarnya merupakan upaya pendefinisian kemana sebuah organisasi akan menuju pada masa depan serta bagaimana sampai dalam tujuan itu. Dengan istilah lain, perencanaan berarti pendefinisian tujuan yg akan dicapai sang organisasi dan pembuatan keputuan tentang tugas-tugas dan penggunaan asal daya yg diharapkan buat mencapai tujuan itu. Sedangkan rencana (plan) merupakan hasil berdasarkan proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang diperlukan, jadwal, serta tindakan-tindakan lain yg diharapkan dalam rangka pencapaian tujuan. 

Dalam pengertian tersebut, tujuan serta alokasi asal daya adalah 2 istilah kunci dalam sebuah planning. Tujuan (goal) dapat diartikan menjadi syarat masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi. Dalam organisasi, tujuan ini terdiri menurut beberapa jenis dan tingkatan. Tujuan dalam taraf yang tertinggi dianggap menggunakan tujuan strategis (strategic goal), kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan sebagai tujuan taktis (tactical objective) lalu tujuan operasional (operational objective). Tujuan strategis merupakan tujuan yg akan dicapai pada jangka panjang, sedangkan tujuan taktis serta tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yg berupa target-sasaran yang terukur.

Dalam organisasi sekolah, tujuan strategis adalah tujuan tertinggi yang akan dicapai pada taraf sekolah. Tujuan ini bersifat generik serta umumnya nir dapat diukur secara langsung. Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yg harus dicapai sang-oleh bagian-bagian primer organisasi sekolah, contohnya bidang kurikulum, kesiswaan, atau kerja sama menggunakan warga . Untuk Sekolah Menengah Kejuruan tujuan-tujuan taktis ini bisa berupa tujuan-tujuan yg harus dicapai dalam tingkat jurusan atau program keahlian. Sedangkan tujuan operasional adalah tujuan yang wajib dicapai dalam bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tadi. Tujuan mata pelajaran atau grup mata pelajaran, misalnya, dapat mengkategorikan menjadi tujuan operasional. 

Masing-masing strata tujuan tersebut terkait menggunakan proses perencanaan. Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai dalam taraf planning strategis (strategic plan). Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang wajib dicapai pada planning taktis (tactical plan) dan planning operasional (operational plan). 

Perlu dicatat bahwa semua organisasi, apapun bentuknya, ada atau diadakan atas dasar asumsi, keyakinan, sistem nilai serta mandat tertentu. Dalam kaitannya dengan perencanaan, dasar-dasar eksistensi ini diklaim dengan premis organisasi. Secara formal permis-premis perencanaan itu umumnya disajikan dalam bentuk rumusan visi, misi, dan nilai-nilai fundamental organisasi. Visi dapat dipandang menjadi alasan atas keberadaan lembaga serta adalah keadaan “ideal” yang hendak dicapai sang forum; sedangkan misi merupakan tujuan primer serta target kinerja dari forum. Keduanya wajib dirumuskan dalam kerangka filosofis, keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh organisasi yg bersangkutan serta digunakan menjadi konteks pengembangan dan penilaian atas taktik yg diinginkan.

Premis-premis tadi harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan. Tujuan serta cara buat mencapai tujuan yg tertuang pada planning harus berada pada kerangka premis-premis itu. Untuk memudahkan pemahaman, Gambar mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi, herarkhi tujuan, dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas.

Gambar Hubungan antara Premis, Tujuan, serta Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah planning buat menaikkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan. Perbedaan utama rencana pengembangan dengan planning lainnya terletak pada tujuan. Sedangkan herarkhi tujuan serta rencana sebagaimana sudah diuraikan di atas juga berlaku pada rencana pengembangan. Tujuan yang akan dicapai dalam planning pengembangan adalah output-output yg lebih baik dari apa yg selama ini telah dicapai sang sekolah. Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus menaikkan kinerjanya. Oleh karena itu, selain berdasarkan dalam visi dan misi sekolah, perencanaan pengembangan wajib berdasarkan atas pemahaman yg mendalam tentang keberadaan serta syarat sekolah pada waktu rencana pengembangan itu disusun. Pemahaman semacam ini bisa dilakukan melalui kajian serta jajak mendalam terhadap kondisi internal juga lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada.

B. Kerangka Umum Perencanaan Pengembangan Sekolah
Kerangka umum proses perencanaan pengembangan sekolah sebenarnya bisa digambarkan sebagai sebuah siklus yg bergerak mengelilingi sebuah titik sentra. Siklus itu terdiri dari empat langkah kunci: Telaah (Review) atau evaluasi diri (self evaluation), Rancangan Strategi (Strategy Design), Implementasi (Implementation), serta penilaian. Sedangkan titik pusatnya terdiri berdasarkan: Visi, Misi, dan Tujuan. Kerangka tadi bisa diilustrasikan dalam diagram sebagai Gambar.

Untuk mengoperasionalkan daur tadi, langkah-langkah dalam proses perencanaan bisa diubah sebagai sejumlah pertanyaan pokok. Ma­sing-masing langkah dapat direpresentasikan dengan sebuah pertanyaan utama yang dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan khusus. Pertanyaan-pertanyaan khusus ini lalu digunakan buat memilih tugas-tugas primer yg wajib dilaksanakan pada proses perencanaan pengembangan.

Tabel  merangkum operasionalisasi daur tadi. Uraian lebih rinci tentang langkah-langkah pelaksanaan berdasarkan masing-masing operasi tersebut tersaji dalam bab-bab selajutnya pada bahan training ini.

Gambar Kerangka Umum Proses Perencanaan

Tabel Langkah-langkah, Pertanyaan Pokok, Pertanyaan Khusus, dan Tugas dalam Proses Perencanaan Pengembangan
LANGKAH PERENCANAAN

PERTANYAAN POKOK

PERTANYAAN KHUSUS

TELAAH (REVIEW)

Dimanakah posisi sekolah kita sekarang?
Sejauh mana kita melakukan hal-hal yg berkaitan menggunakan:
·pencapaian visi, misi, serta tujuan kita?
·kinerja kita sebelumnya?
·praktik-praktik terbaik (best practices)?
·pemenuhan kebutuhan siswa?
·pemenuhan kebutuhan orang tua serta masyarakat?
·tindak lanjut terhadap tujuan pendidikan nasional?
·pengelolaan perubahan (baik internal juga eksternal)?  
Kemana kita akan membawa sekolah ini dalam akhir daur perencanaan?
·Apa yg dapat kita raih lebih berdasarkan apa yg kita capai sekarang?
·Perubahan apa yg harus kita lakukan?
·Apakah prioritas pengembangan kita?
RANCANGAN (DESIGN)

Bagaimana kita akan membawa sekolah supaya mencapai apa yg kita inginkan?
Bagaimana kita akan melakukan perubahan?
§Apa persisnya yang ingin kita capai?
§Tindakan-tindakan apa yang tersedia serta dapat kita pilih buat memampukan kita mencapai tujuan kita?
§Tindakan terbaik mana yg sinkron buat mencapai tujuan?
§Sumber daya apa yg kita butuhkan?
§Siapa yanng akan melaksanakan tindakan-tindakan itu?
§Bagaimana kemajuan tindakan akan diukur?
Bagaimana kita memastikan bahwa tujuan, kebijakan, prioritas, serta planning sekolah diketahui dan didukung sang seluruh masyarakat sekolah?
IMPLEMEN­TASI (IMPLE­MEN­TAION)

Apa yang seharusnya kita kerjakan buat menghantarkan sekolah sampai pada apa yang kita inginkan?
Bagaimana seharusnya usaha kita sehari-hari mencerminkan visi, misi, dan tujuan sekolah?
Bagaimana kita bisa mendorong kemajuan yang terkait dengan prioritas sekolah?
Apa yang harus kita lakukan buat mengklaim keberhasilan implementasi Rencana implementasi program pengembanganan?
Monitoring dan Telaah Formatif

Selama implemen­tasi, bagaimana kita akan mengecek apakah kita telah membawa sekolah ke arah yang kita inginkan?

Kemajuan apa yg kita capai buat mencapai tujuan kita?
Apakah tujuan spesifik masih sempurna pada kaitannya dengan tujuan umum dan prioritas kita?
Apakah tugas-tugas kita:
§Fisibel
§Tepat
§Tersedia asal daya yang memadai?
Apakah biaya yang dianggarkan:
§termanfaatkan?
§mampu memanfaatkan?
Berdasarkan pengalaman, apakah rentang waktu yang ditetapkan dapat diterima/relatif beralasan?
Penyesuaian-penyesuaian apa yang diharapkan buat mengklaim keberhasilan Rencana Sekolah Kita?
Telaah pengaruh (outcomes)
Pada akhir siklus perencanaan, bagaimana kita akan mengetahui apakah kita telah membawa sekolah ke loka yg kita inginkan?
Sampai dimana yang sudah kita capai?
Sejauh mana kita telah:
§Mencapai tujuan (objectives) berdasarkan planning implementasi acara pengembanganan yang kita buat?
§Mengembangkan prioritas yang kita menetapkan?
§Mengimplementasikan kebijakan yg kita menetapkan?
§Memperluas misi, visi, dan tujuan sekolah kita?
Tujuan Umum (Purpose)

Dengan cara apa kita kelak mengetahui bahwa kita sudah memilih arah yg benar?
Apakah kita telah berjalan pada jalur yang sahih? Dalam kaitannya dengan perubahan social budaya, sejauh mana ketepatan:
§Misi, visi, dan tujuan kita?
§Kebijakan kita?
§Prioritas pengembangan kita?
§Sasaran-sasaran (objectives) kita?
Proses

Bagaimana kelak kita akan mengetahui bahwa kita telah memilih kendaraan yg paling sinkron?
Apakah kita sudah memakai metode terbaik buat sampai ditujuan?
§Seberapa sesuaikah model proses perencanaan yang kita pilih?
§Seberapa efektifkah kita mengimplementaiskan model itu?
§Apa sajakah yang membantu serta mengemhambat kemajuan?

Rekomendasi

Kemana hendaknya kita menuju dari kondisi sekarang ini?
Berdasarkan pengalaman kita:
§Perubahan apa yang seharusnya kita lakukan terkait menggunakan contoh proses perencanaan kita?
§Aspek kehidupan sekolah yang mana yang wajib menjadi focus dalam daur perencanaan kita berikutnya?

C. Model-Model Alternatif Perencanaan Pengembangan Sekolah
Standar nasional pendidikan sebagaimana sudah diuraikan dalam bab sebelumnya memberitahuakn bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah. Dalam kaitannya menggunakan standar pengelolaan satuan pendidikan, sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan dalam setiap sekolah wajib bisa memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan itu : kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. 

Model perencanaan strategis (strategic planning) hingga ketika ini dilihat sebagai proses perencanaan yg demikian itu. Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis, dibutuhkan sekolah akan terdorong buat melakukan perencanaan secara sistematis. Sekolah diperlukan akan menyediakan ketika buat mentelaah serta menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya, mengidentifikasi kebutuhannya buat menerima keunggulan terhadap yg lain, dan melakukan komunikasi serta konsultasi secara terus-menerus menggunakan banyak sekali pihak baik berdasarkan dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan. Di samping itu perencanaan strategis juga diperlukan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka mencapai tujuan strategis, secara terus-menerus memantau pelaksanaan planning itu, serta secara teratur melakukan pengkajian serta pemugaran buat menjaga supaya perencanaan yg dibentuk permanen relevan terhadap aneka macam kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran, 2000). 

Perencanaan strategis merupakan bagian menurut proses managemen strategis yg terkait menggunakan proses identifikasi tujuan jangka panjang menurut sebuah forum atau organisasi, ekskavasi gagasan serta pilihan-pilihan, pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yg sudah ditentukan, serta pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan pada rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols serta Thirunamachandran, 2000). Secara historis, perencanaan strategis bermula menurut dunia militer. Perkembangan selanjutnya, perencanaan strategis diadopsi oleh global bisnis dalam tahun 1950-an serta berkembang pesat dan sangat terkenal dalam tahun 1960 sampai 1970-an, serta berkembang balik tahun 1990-an Mintzberg (1994) menjadi "process with particular benefits in particular contexts." 

Penerapan perencanaan strategis di global pendidikan baru berkembang kurang lebih satu dekade yang kemudian. Saat mana forum-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik pada pada maupun di luar lingkungan lembaga, serta dipaksa harus tanggap terhadap banyak sekali tantangan yg timbul misalnya halnya menurunnya dukungan keuangan, pesatnya perkembangan teknologi, serta berubahnya struktur kependudukan, dan tertinggalnya acara-program akademik. Sebagai dampak berdasarkan syarat ini, sejumlah lembaga pendidikan lalu menggunakan perencanaan strategis menjadi indera buat “meraih manfaat serta perubahan strategis buat mengikuti keadaan dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley, Lujan, & Dolence, 1997). 

Diantara contoh-contoh perencanaan strategis yang berkembang, yang hingga waktu ini masih banyak diterapkan dalam lembaga pendidikan antara lain: Model Dasar (Foundational Model), Perencanaan Tindakan Tahap Permulaan (Early Action Planning Model), dan Model Tiga-Unsur Sejajar (The Three-Strand Concurrent Model). Berikut diuraikan secara singkat masing-masing contoh yg tadi. Pada bagian akhir bab ini diurai sebuah contoh perencanaan pengembangan sekolah yang pernah diterapkan pada Indonesia dalam kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

1. Model Dasar (Foundational Model)
Sesuai menggunakan namanya, model dasar ini pertama-tama difokuskan dalam peletakan landasan-landasan yg diharapkan pada perencanaan pengembangan dan pengembangan prasarana yang tepat, sebelum melangkah dalam perencanaan pengembangan pada skala yg menyeluruh. Model ini didasarkan dalam premis bahwa perencanaan pengembangan akan terlaksana lebih efektif jika tujuan dan nilai-nilai mendasar sekolah sudah diklarifikasi sehinga bisa sebagai kerangka acuan, serta bila perlu memampukan tersusunnya struktur rencana pengembangan. Model tersebut terdiri berdasarkan urutan kegiatan menjadi berikut:
a. Pembentukan/pengkajian struktur kerja sama dan konsultasi dalam termin persiapan.
b. Perumuskan/pembaharuan rumusan visi, misi, serta tujuan.
c. Perumuskan/pembaharuan Kebijakan Umum Sekolah yang terkait dengan bidang-bidang kunci kehidupan sekolah, seperti kedisiplinan, kesehatan serta keselatan, serta pemeliharaan kehidupan beragama.
d. Perumuskan/pembaharuan kebijakan dan prosedur yang terkait menggunakan perencanaan terkoordinasi dalam bidang belajar mengajar yg dilakukan oleh pengajar, jurusan, kelompok-gerombolan lintas kurikulum.
e. Evaluasi/revisi kebijakan serta prosedur yang terkait dengan anggaran serta spesifikasi dan pengalokasian asal daya.
f. Merancang dan adaptasi contoh perencanaan pengembangan sekolah.
g. Penerapan struktur umum dan prosedur yg sistematis berdasarkan operasi dasar perencanaan pengembangan: kaji, rancang, implementasi termonitor, dan evaluasi.
h. Penerapan model perencanaan pengembangan.setelah evaluasi, pulang ke langkah pertama dan ulangi proses 

Gambar  Model Dasar Perencanaan Pengembangan Sekolah

Bagi sekolah yg baru pertama kali melaksanakan perencanaan strategis, buat merampungkan langkah a hingga menggunakan e di atas kemungkinan diperlukan saat selama 18 bulan. Akan namun bila sekolah telah mempunyai rencana strategis serta hanya perlu melakukan penyesuaian atau perubahan-perubahan, langkah a hingga menggunakan e bisa diselesaikan dalam kurun ketika yg sangat singkat, lantaran kemungkinan hanya memerlukan sekedar perubahan-perubahan minor terhadap apa-apa yang telah terdapat. Namun demikian, langkah-langkah itu tidak dapat diabaikan begitu saja. Model dasar itu dapat diilustrasikan pada bentuk diagram sebagaimana Gambar.

2. Model Perencanaan Tindakan Tahap Permulaan (Early Action Planning Model)
Model Perencanaan Tindakan Tahap Awal (Early Action Planning Model) pertama-tama menitik beratkan dalam identifikasi cepat sejumlah mini prioritas jangka pendek serta inisiatif rencana implementasi acara pengembanganan buat mencapai prioritas itu. Model ini didasarkan dalam premis bahwa cara terbaik buat mendorong keberterimaan (acceptance) dan penyatuan Perencanaan Pengembangan Sekolah adalah memastikan kelancaran tindakan dan capaian pada tahap permulaan sebagai penguatan yg positif bagi partisipan dalam proses perencanaan. Pengalaman berhasil dalam termin permulaan ini akan sebagai bukti kemanfaatan perencanaan pengembangan sekolah. Dengan demikian, akan terjadi penguatan yg dapat mengurangi kecenderungan munculnya banyak sekali keluhan misalnya: “kita hanya bicara dan bicara, akan namun tidak terdapat yang menjadi fenomena dan nir pernah terjadi perubahan”. 

Gambar Model Perencanaan-Tindakan Tahap Permulaan bagi Perencanaan Pengembangan Sekolah

Selain itu jua akan memperkuat komitmen terhadap proses perencanaan serta sebagai bonus bagi keteribatan pada mekanisme peren­cana­an yg lebih kompleks. Model permulaan tadi dapat mencakup tahap-termin aktivitas (1) Perencanaan Tindakan Awal; (dua) Refleksi, serta (tiga) Perencanaan Terelaborasi.

3. Model Tiga-Unsur Sejajar (The Three-Strand Concurrent Model)
The Three-Strand Concurrent Model memfokus dalam kerangka ketika perencana­an. Model ini mengakui bahwa pengembangan sekolah memiliki dimensi-dimensi jangka panjang, jangka menengah, serta jangka pendek. Model itu berdasarkan pada premis bahwa 3 dimensi saat itu wajib dicapai secara beserta-sama sang sekolah jika sekolah memang memberikan respon yg efektif terhadap kebutuhan lingkungan yg bergerak maju. Model itu menyarankan sebuah kerangka yang terdiri berdasarkan tiga langkah kegiatan perencanaan yg saling terkait tetapi bhineka yg memampukan sekolah untuk mengatasi perubahan-perubatah yg rumit dan tidak dapat diprediksikan.

Gambar  The Three-Strand Concurrent Model buat Perencanaan Pengembangan Sekolah 

Model itu meliputi unsur-unsur: (1) Berfikir Masa Depan buat mengatasi dimensi jangka panjang pada perencanaan sekolah (5-15 tahun), (2) Niatan Strategis dan Tujuan Strategis buat mengatasi dimensi jangka menengah (tiga-5 tahun), serta Perencanaan Operasional buat mengatasi dimensi jangka pendek (1-tiga tahun). Three-Strand Concurrent Model tadi dapat digambarkan pada bentuk diagram sebagaimana Gambar

4. Model Perencanaan Pengembangan Sekolah di Indonesia
Digulirkannya konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dalam tahun 1999 sebenarnya merupakan rintisan diterapkannya perencanaan strategis pada lembaga pendidikan menengah pada Indonesia. Konsep manajemen ini menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah, warga dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing - masing ini, berkembang berdasarkan kepada suatu asa anugerah kemandirian kepada sekolah buat ikut terlibat secara aktif serta dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yg ada. Sekolah wajib bisa menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta tahu kindisi lingkunganya (kelebihan dan kekurangannya) buat lalu melalui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya ke pada kebijakan mikro dalam bentuk program-program prioritas yg harus dilaksanakan serta dievaluasi sang sekolah yang bersangkutan sesuai dengan visi dan misinya masing - masing. Sekolah harus menentukan target mutu buat tahun berikutnya. Dengan demikian sekolah secara mandiri namun masih pada kerangka acuan kebijakan nasional serta ditunjang menggunakan penyediaan input yg memadai, mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya yg dimilikinya sesuai menggunakan kebutuhan belajar murid dan warga (Umaedi, 1999).

D. Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana Di Sekolah
Perencanaan pengembangan sekolah dalam dasarnya adalah proses yang berlangsung terus-menerus, bukan adalah kegiatan “sekali jadi”. Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah buat menghadapi tantangan ganda yg berkaitan menggunakan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan, perencanaan pengembangan wajib menjadi “modus operandi” normal bagi setiap sekolah. Bagi sekolah dalam biasanya, perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang terdapat sekarang. Bab ini memaparkan tantangan inovatif yg harus diatasi dengan cermat buat menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke pada kehidupan sekolah, sebagai akibatnya perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah. 

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan dalam umumnya, penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi 3 termin:
  • Pemulaan (Inisiation): tahapan ini mencakup penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah, menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan, serta penyiapan partisipan.
  • Pembiasaan (Familirialisation): termin ini mencakup daur awal berdasarkan perencanaan pengembangan sekolah, dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu.
  • Penyatuan (Embedding): tahap ini terjadi waktu perencanaan pengembangan sekolah sudah sebagai bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari pada melaksanakan segala sesuatu.
1. Tahap Pemulaan (Inisiasi)
Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif perencanaan pengembangan sekolah buat mengklaim bahwa keputusan buat menyusun rencana pengembangan sekolah sahih-sahih terlaksana dan terwujud. Akan namun, dalam praktiknya, inisiatif itu pada biasanya diambil sang ketua sekolah atau komite sekolah. 

Komitmen pengajar terhadap inovasi sekolah merupakan hal yang esensial bagi keberhasilan pada inovasi sekolah. Mereka wajib benar-sahih memahami hal-hal pokok berkaitan menggunakan apa, mengapa, dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan. Guru-pengajar wajib disadarkan tentang kiprah yang wajib mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh berdasarkan proses itu. Pemahaman mereka wajib difokuskan dalam keterkaitan antara proses dengan info-gosip yang penting bagi pengajar dalam umumnya, sehingga relevansi proses perencanaan serta kebutuhan sekolah bisa disampaikan dengan jelas. Penjelasan serupa jua wajib dilakukan kepada semua mitra kerja yang terdapat di lingkungan sekolah supaya proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka.

Kegiatan-aktivitas berikut adalah cara-cara yang bisa membantu warga sekolah buat mempersiapkan partisipasinya pada proses perencanaan pengem­bang­an sekolah.
a. Membaca aneka macam pedoman, buku-buku pegangan serta laporan-laporan output penelitian tentang perencanaan pengembangan sekolah.
b. Mencari saran-saran, masukan dan dukungan menurut forum-forum yang peduli terhadap pendidikan yg terdapat pada kurang lebih sekolah.
c. Menghadiri seminar-seminar atau training-pembinaan yg relevan menggunakan perencanaan pengembangan sekolah.
d. Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju di bidang perencanaan pengembangan sekolah buat menggali dan belajar menurut pengalaman yang mereka miliki.
e. Mengundang pembicara dari luar buat menyajikan gambaran mengenai perencanaan pengembangan sekolah pada hadapan pengajar, pengelola sekolah, komite sekolah, serta orang tua, baik secara bersama-sama atau terpisah.
f. Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah buat memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi seluruh pihak.
g. Memanfaatkan fasilitator dari luar buat membantu memulai dan mengimple­men­tasi­kan perencanaan pengembangan sekolah.

Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan mencakup: 
a. Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah.
b. Semua guru memiliki pemahaman yg benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah serta mempunyai komitmen terhadap proses itu.
c. Semua kawan sekolah sudah diberi penerangan pada termin awal proses tadi.
d. Terpilihnya fasilitator buat membantu melaksanakan proses tersebut.

2. Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
Pada tahap pembiasaan umumnya adalah langkah pertama berdasarkan daur perencanaan pengembangan sekolah secara utuh rakyat sekolah berada dalam proses belajar menurut pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut. Pengetahuan dan keterampilan yg diperlukan tumbuh dari pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang. Hasil berdasarkan tahapan ini merupakan terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan.

Selama berlangsungnya termin ini, fasilitator yg terampil, koordinasi yg cermat, serta dukungan yg relatif serta berkelanjutan, termasuk di dalamnya pembinaan dalam jabatan, akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan. Perhatian spesifik wajib diberikan supaya ada penguatan yang positif pada kalangan guru. 

3. Penyatuan (Embedding)
Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah sebagai bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu. Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan, dan menjadi bagian dari pola prilaku yg berterima (acceptable) bagi semua pihak. Terdapat begitu luas ragam penggunaan planning implementasi program pengembanganan oleh pengajar. Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi menjadi kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yg dilakukan oleh pengajar secara individual, unit-unit yg ada sekolah, tim-tim lintas kurikulum, serta dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas. Seluruh proses tersebut pada ketika itu sudah sebagai “cara kita melakukan segala sesuatu di sekolah ini” atau "the way we do things around here."

Comments