PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK



Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa konsekuensi logispada upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran yg disesuaikan dengankarakteristik serta lingkungan lebih kurang sekolah. Proses belajar yang diperlukan melaluikurikulum ini bukan sekedar membahas materi dalam kitab -buku panduan pelajaranatau menginformasikan pengetahuan pada anak didik, melainkan menekankan padapemberian pengalaman secara eksklusif kepada murid untuk memahami tanda-tanda yangterjadi sebagai akibatnya dalam pelaksanaannya dibutuhkan strategi pembelajaran yangtepat.

Permasalahan umum pada proses pembelajaran artinya lebih poly dilakukan didalam kelas, kurang bervariasi, dan kurang memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai asal belajar. Materi pelajaran disampaikan secara teoritik serta tidakberhubungan menggunakan kehidupan nyata. Proses pembelajaran tersebut menimbulkankecenderungan murid bersikap pasif. Dinamika serta hubungan dalam kelas jugabelum optimal. Akibatnya, penguasaan kompetensi masih rendah.

Oleh sebab itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upayamemperbaiki proses pembelajaran agar menjadi lebih berkualitas sehinggapenguasaan kompetensi anak didik semakin tinggi.
Penelitian tindakan merupakanperkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an menjadi keliru satu pendekatanpenelitian yg lahir di tempat kerja, tempat pada mana peneliti melakukanpekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Penelitian yg dilakukan pada tempatpeneliti bekerja atau beraktivitas adalah buat memperbaiki kinerja di mana sipeneliti bekerja tanpa wajib melakukan penelitian pada loka lain. Penelitian tindakanmerupakan penelitian yg bersifat pragmatis (mudah) tanpa wajib membutuhkanwaktu khusus. Penelitian tindakan dilakukan bersamaan waktu si peneliti sedangbekerja atau beraktivitas di tempat kerjanya, tanpa mengganggu secara berartipekerjaannya tersebut.

Perkembangan PTK di Indonesia
Perkembangan PTK diIndonesia masih relative belia. Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkanpenelitian kebijakan serta penelitian tindakan menggunakan topic ke-SD-an. Namun padawaktu itu belum ditekankan dalam penelitian tindakan kelas, karena PTK masihmerupakan “hal baru”. Kemudian pada tahun 1996-1997, proyek penelitian pengajar SDmemprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruhIndonesia, bekerja sama menggunakan pengajar-pengajar Sekolah Dasar. Sejak saat itu, penelitiantindakan kelas mulai berkembang menjadi suatu penelitian kolaboratif pada dalamkelas menjadi upaya perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran.

Akhir-akhirini action research menjadipopuler dilakukan oleh para profesional pada upaya merampungkan perkara danpeningkatan mutu. Dengan demikian, actionresearch bermula dari suatu perkara yang terjadi pada suatuaktivitas eksklusif. Demikian pula halnya pada bidang pendidikan serta pengajaran.awal mulanya actionresearch yang dikembangkan oleh seseorang psikolog yg bernama KurtLewin yang dimaksudkan buat mencari penyelesaian terhadap sosial diantaranya;pengangguran, kenakalan remaja yg berkembang  di rakyat dalam waktuitu. Action research dilakukandengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu problema tersebut secarasistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar buat menyusun suaturencana kerja sebagai upaya buat mengatasi perkara tadi. Dalam prosespelaksanaan dan rencana kerja yg telah disusun, dilakukan suatu observasi danevaluasi yang hasilnya dipakai menjadi tambahkan buat melakukan refleksi atasapa yang terjadi terdapat ketika pelaksanaan. Hasil dari proses seleksi ini kemudianmelandasi upaya pemugaran serta penyempurnaan planning tindakan selanjutnya.

PengertianPenelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli
Suharsimi (2007:dua)mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui paparan adonan definisi darikata "penelitian," "tindakan" dan "kelas."Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan . Memakai aturanmetodologi eksklusif buat memperoleh data atau liputan yg berguna untukmeningkatkan mutu suatu hal menarik minat serta krusial bagi peneliti. Tindakanadalah suatu mobilitas aktivitas yg sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yangdalam penelitian berbentuk rangkaian daur aktivitas. Kelas adalah sekelompoksiswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yg sama oleh pengajar. Jadi,Suharsimiberkesimpulan bahwa penelitiantindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap aktivitas belajar berupa sebuahtindakan, yg sengaja dimunculkan serta terjadi pada sebuah kelas secarabersama. Tindakan tadi diberikan sang pengajar atau denganarahan berdasarkan pengajar yang dilakukan sang siswa.

Suhardjono mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan penelitiantindakan yang dilakukan di kelas menggunakan tujuan memperbaiki/ menaikkan mutupraktik pembelajaran. Rustam serta Mundilarto mendefinisikan penelitian tindakankelas merupakan sebuah penelitian yang dilakukan sang pengajar pada kelasnya sendiridengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secarakolaboratif serta partisipatif menggunakan tujuan buat memperbaiki kinerjanya sebagaiguru sebagai akibatnya output belajar murid bisa meningkat. Tim PGSM (1999)mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan kajian yg bersifatreflektif oleh pelaku tindakan, ditujukan buat menaikkan kemantapanrasional menurut tindakan mereka, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yangdilakukan, dan memperbaiki praktik pembelajaran yg diselenggarakan.penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bentuk proses pengkajian berdauratau siklik.

Dari beberapa definisi tadi pada atas, penelitian tindakan kelas dapatdidefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif denganmelakukan tindakan-tindakan tertentu buat memperbaiki dan menaikkan praktikpembelajaran pada kelas secara lebih berkualitas sehingga murid dapat memperoleh hasilbelajar yg lebih baik.

Oleh karenanya, penelitian tindakan kelas pula merupakan penelitianyang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yg dilakukan buat memperbaikiproses pembelajaran supaya anak didik mampu mencapai output yg aporisma.

Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui penelitiantindakan kelas, menurut Suhardjono, mencakup:

1.Siswa, bisa dilihat objeknya saat anak didik yangbersangkutan sedang asyik mengikuti    proses pembelajaran dikelas/lapangan/laboratorium/ bengkel, waktu sedang asyik mengerjakan pekerjaanrumah pada malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
2.Guru, bisa ditinjau saat guru yg bersangkutansedang mengajar pada kelas, sedang membimbing murid-siswa yang sedangberdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke tempat tinggal murid.
3.Materi pelajaran, dapat ditinjau ketika pengajar sedangmengajar atau menjadi bahan yang ditugaskan kepada anak didik.
4.Peralatan atau sarana pendidikan, bisa dicermatiketika pengajar sedang mengajar, dengan tujuan mempertinggi mutu hasil belajar,yg diamati adalah pengajar, anak didik, atau keduanya.
5.Hasil pembelajaran, merupakan produk yg harusditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu prosespembelajaran, peralatan atau wahana pendidikan, guru, dan anak didik itu sendiri.
6.Lingkungan, baik lingkungan siswa pada kelas, sekolah,juga yang melingkungi murid pada rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yangdapat dilakukan merupakan membarui syarat lingkungan menjadi lebih aman.
7.Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkandan bisa diatur/direkayasa pada bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yangjelas-kentara .merupakan mobilitas aktivitas sehingga mudah diatur dan direkayasadalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan menjadi kegiatanpengelolaan contohnya cara pengelompokan siswa saat pengajar menaruh tugas,pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis,penataan alat-alat milik murid, serta sebagainya.


KarakteristikPenelitian Tindakan Kelas.

MenurutSuyanto, bisa ditinjau menurut bentuk konkret kegiatan penelitian tindakan kelas itusendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki ciri yang khas, yaituadanya "tindakan-tindakan eksklusif buat memperbaiki proses pembelajarandi kelas. Kemudian berdasarkan Suhardjono, mengajukan beberapa karakteristik penelitiantindakan kelas, yaitu:

1.Adanya tindakan (action).tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) danditujukan buat memecahkan pertarungan simpel. Tindakan tadi merupakansesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan eksklusif.
2.Penelitian tindakan kelasmerupakan aktivitas penelitian yang nir saja berupaya buat memecahkanmasalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Penelitian tindakan kelasmerupakan bagian krusial dari upaya pengembangan profesional pengajar (tumbuhnyasikap profesional dalam diri guru) lantaran penelitian tindakan kelas mampumembelajarkan pengajar buat berpikir kritis dan sistematis, sanggup membiasakanmembelajarkan guru buat menulis dan membuat catatan.
3.Hal yg dipermasalahkanbukan dihasilkan dari kajian teoretis atau menurut output penelitian terdahulu,namun dari dari adanya perseteruan yang nyata dan aktual yg terjadidalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat Iain, penelitian tindakan kelasberfokus dalam kasus praktis bukan persoalan teoritis atau bersifat bebaskonteks.
4.Penelitian tindakan kelasdimulai menurut perseteruan yang sederhana, konkret, jelas, serta tajam mengenaihal-hal yang terjadi di pada kelas.
5.Adanya kerja sama(kerjasama) antara praktisi (pengajar, kepala sekolah, murid, serta lain-lain) danpeneliti dalam pemahaman, konvensi mengenai permasalahan, pengambilankeputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
6.Di samping itu, penelitiantindakan kelas dilakukan hanya apabila terdapat (a) keputusan grup dan komitmenuntuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasanpokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin menaikkan, dan (d) bertujuanmemperoleh pengetahuan dan/atau menjadi pemecahan kasus.


Mencermati uraian serta ilustrasi di atas,sesungguhnya dapat dikemukakan beberapa karakteristik inti dari penelitiantindakan kelas, yaitu:

1.Masalah dari menurut guru
2.Tujuannya memperbaikipembelajaran
3.Metode primer adalahrefleksi diri menggunakan permanen mengikuti kaidah-kaidah penelitian
4.Fokus penelitian berupakegiatan pembelajaran
5.Guru bertindak sebagaipengajar serta peneliti.


KelebihanPenelitian Tindakan Kelas

Ada sejumlah kelebihan penelitian tindakan kelas apabila dilaksanakan menggunakan baik,yaitu sebagai berikut.
1.Kerjasama menggunakan sahabat sejawat dalam penelitiantindakan kelas bisa mengakibatkan rasa mempunyai. Kerjasama ini memberikan wahanauntuk membangun grup dasar yg baru pada antara para guru dan mendoronglahirnya rasa keterkaitan di antara mereka buat saling tukar pikiran dan salingmemberikan masukan dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran masing-masingyang selama ini dilakukan. Pengajar akan menjadi saling termotivasi satu sama laindengan adanya kerjasama atau diskusi menggunakan sahabat sejawat buat memperbaikiproses pembelajarannya. Apalagi, jika output diskusi dengan sahabat sejawat itumampu membuat perbaikan yang konkret pada proses pembelajaran dan hasilbelajar siswanya.

2.Kerjasama pada penelitian tindakan kelas mendorongberkembangnya pemikiran kritis serta kreativitas pengajar. Melalui hubungan dandiskusi dengan sahabat sejawat atau peneliti menurut perguruan tinggi kependidikanatau orang lain pada melakukan penelitian tindakan kelas, pengajar itu akan dapatmenemukan serta membuatkan kesadaran bahwa setiap insan mempunyai kekurangan dankelebihan. Dengan cara demikian itu, guru akan dapat menerimadirinya sendiri secara lumrah. Melalui diskusi dengan sahabat sejawat ataupeneliti berdasarkan perguruan tinggi kependidikan, guru akan dapat melihat lebihbanyak cara memandang masalah, lebih poly saran-saran dan pemikiran untukpenyelesaian perkara pembelajaran yg dihadapi, lebih poly analisis dankritikan terhadap planning tindakan yg diajukan. Situasi keterbukaan sepertiini dapat mendorong berkembangnya pemikiran kritis dan kreativitas pada diriguru.


Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas

Selain memiliki sejumlah kelebihan-kelebihan seperti sudah dipaparkan pada atas,penelitian tindakan kelas, sebagaimana pula jenis penelitian lainnya, jugamengandung beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagaiberikut:

1.Kurang mendalamnya pengetahuan dan keterampilan dalamteknik-teknik dasar penelitian tindakan dalam pihak peneliti. Akibatnya, paraguru pada umumnya kurang tertarik buat melakukan penelitian sebagai akibatnya menjadikurang akrab dengan aktivitas penelitian atau bahkan cenderung mengalamikesulitan buat melakukan penelitian. Kondisi semacam ini jika dibiarkanberlarut-larut kentara tidak menguntungkan posisi para guru pada melakukan penelitiantindakan kelas.
2.Tidak gampang menemukan serta merumuskan kasus yanghendak diteliti. Karena pengajar kebanyakan selalu bekerja menggunakan kegiatan rutinpembelajaran dan jarang melakukan penelitian, maka tidak jarang pengajar mengalamikesulitan dalam menemukan serta merumuskan kasus yang hendak diteliti.
3.Tidak gampang mengelola saat antara aktivitas rutin yangsekaligus dilakukan dengan kegiatan penelitian. Karena penelitian tindakankelas memerlukan komitmen guru menjadi peneliti untuk terlibat dalam prosesnya,maka faktor saat ini bisa menjadi kendala yg berfokus.
4.Keengganan atau bahkan kesulitan buat melakukanperubahan. Pada umumnya, orang   enggan,  merasa berat, atau bahkan menentangterhadap perubahan karena perubahan berarti kerja keras.


Sumber:

STATISTIK TERAPAN UNTUK PENELITIAN ILMUILMU SOSIAL

Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial
Pengolahan dan analisis data adalah galat satu langkah pada Penelitian Tindakan Kelas. Mettetal (2001) mengemukakan tujuh langkah pada menyebarkan proyek Penelitian Tindakan Kelas. Langkah-langkah yg dimaksud mencakup: “statement of the dilema, review of literature, research strategy, data gathering, data analysis, taking action, and sharing the findings”. 

Agar output analisis data dapat bermakna buat langkah selanjutnya yaitu buat pengambilan keputusan (taking action) serta buat ditawarkan pada forum atau orang lain (sharing the findings) maka selain teknik analisisnya wajib sahih serta sempurna, langkah-langkah sebelum analisis data pun wajib sahih dan sempurna juga. Jangan hingga data yang dianalisis itu seperti ada dengan datang-tiba, nir kentara diperoleh dengan cara apa, bagaimana hubungannya dengan tujuan penelitian serta bagaimana taktik penelitiannya. Masalah penelitian hendaknya kentara serta bermakna, landasan teorinya tepat, strategi penelitiannya tepat serta kentara, dan cara dan alat pengumpul data pula wajib tepat serta jelas.

Strategi penelitian hendaknya berisi desain penelitian, subjek penelitian, dan tata cara penelitian. Menurut Mattetal (2001): “both quantitative and qualitative methods were appropriate to assess the outcomes of a classroom action research project. Three major research designs could be used for classroom action research projects: pretest-posttest designs atau before-after design, comparisons of similar classes atau matched-pairs design, and case studies”. 

Pretest-posttest designs adalah desain penelitian yang bertujuan untuk menguji efektifitas suatu tindakan dengan membandingkan output postes atau keadaan selesainya dilakukan tindakan menggunakan output pretes atau keadaan sebelum dilakukan tindakan.. Comparisons of similar classes merupakan desain penelitian yang bertujuan buat melihat disparitas efektifitas tindakan yang tidak sama dalam kelas-kelas yg sama. Case studies merupakan desain penelitian yang bertujuan untuk meneliti kasus-perkara eksklusif misalnya ingin mengetahui bagaimana persepsi murid terhadap penggunaan dua macam taktik pembelajaran yg tidak sama serta bagaimana hasil belajar mereka. (Lihat model PTK-1)

Mengenai analisis data Mettetal (2001) menyatakan bahwa: ”the researcher should be looking for findings with practical significance when analyzing the data, in addition to statistical significance. She further suggested that simple statistical analyses of quantitative data, such as simple t-tests, ANOVA, Chi Square (Chi Kuadrat), and correlations, were sufficient”.

Maksud Pengolahan dan Analisis Data:
1. Deskriptif.
a. Memberikan citra tentang keadaan data yg terdapat menggunakan menghitung antara lain: nilai rata-homogen serta standar deviasi, frekuensi serta proporsi, perbandingan dan interaksi atau ketergantungan antar variabel melalui analisis regresi dan korelasi. 

b. Menampilkan output perhitungan data pada bentuk diantaranya: tabel, serta grafik atau diagram sehingga dapat dibaca serta dipahami dengan gampang.

2. Inferensial.
a. Menguji sejauh mana output perhitungan data yang diperoleh berdasarkan sample itu benar-sahih bermakna (signifikan). Misalnya: PTK dengan Pretest-posttest designs ingin menguji apakah nilai rata-rata hasil postes tidak sama secara signifikan menggunakan nilai homogen-rata output pretes. Contoh lain: PTK menggunakan desain Comparisons of similar classes ingin melihat apakah perbedaan nilai homogen-homogen hasil tindakan yang tidak selaras pada kelas-kelas yg sama adalah perbedaan yg signifikan atau hanya perbedaan yg bersifat kebetulan contohnya lantaran kesalahan sampling.

b. Menguji sejauh mana output perhitungan data yang diperoleh dari sampel dapat berlaku bagi populasi menggunakan menggunakan statistik parametrik serta atau statistik non-parametrik, diantaranya menggunakan menghitung dengan memakai tingkat agama atau tingkat signifikansi eksklusif:: 
1). Keberartian nilai homogen-rata
2). Keberartian perbedaan nilai homogen-homogen memakai t-test atau uji-t.
3). Keberartian proporsi( persentasi).
4). Keberartian perbedaan frekuensi atau proporsi melalui uji-z. Atau teknik Chi Kuadrat.
5). Keberartian koefisien regresi serta koefisien korelasi.
6). Ketergantungan antara dua variabel melalui Chi-Kuadrat (Chi-Square)

3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik yg dipilih buat pengolahan dan analisis data diubahsuaikan menggunakan tujuan penelitian, sifat/bentuk dan skala pengukuran data, dan persyaratan statistik, antara lain: normalitas distribusi data, penggunaan hipotesis nol, dan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis.

Jika tujuan penelitian hanya bersifat naratif yaitu sekedar menggambarkan keadaan yg terjadi dalam sample, maka analisis datanya cukup dengan menghitung nilai homogen-rata, baku deviasi, disparitas nilai rata-homogen, frekuensi atau proporsi, perbedaan proporsi, analisis regresi serta korelasi. Tetapi bila tujuan penelitiannya bersifat inferensial yaitu ingin meramalkan keadaan populasi menurut data yg diperoleh menurut sample, maka hasil-output perhitungan pada atas perlu diuji kebermaknaannya atau tingkat signifikansinya.

Selanjutnya mengenai sifat/bentuk dan skala pengukuran data, data PTK dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif berbentuk kategori seperti tinggi/sedang/rendah, berat/sedang/ringan, baik/rusak, laki-laki /perempuan , setuju/ netral/tidak putusan bulat, serta sebagainya. Data kuantitatif berbentuk bilangan terdiri menurut data diskrit dan data konstan. Data deskrit yaitu data hasil menghitung atau membilang contohnya jumlah orang, jumlah gedung, angka/ranking 1, 2, tiga, dst., dan sebagainya. Data konstan adalah data hasil mengukur atau menimbang tinggi badan, luas gedung, berat badan, dan sebagainya.

Data deskrit terdiri dari data skala nominal dan ordinal, sedangkan data kontinu terdiri menurut data skala interval dan rasio.

Pengolahan dan analisis data output PTK bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan cara manual dan menggunakan melalui komputer dengan program SPSS atau acara statistic Microsoft Excel.

Menghitung Nilai Rata-Rata (Mean)
Menghitung secara Manual




Menghitung menggunakan Komputer
1. Masukkan data ke program Microsoft Excel sebagai berikut:

2. Click icon Tools, akan keluar tampilan sbb:

3. Click icon Data Analysis, akan keluar tampilan sebagai berikut:

4. Click icon Descriptive Statistics--- OK, akan keluar tampilan sbb:

5. Isi Imput Range misalnya berikut:

6. Click OK, akan tampil output analisis sbb:

Perhatikan: Perhitungan dengan komputer pada atas membentuk nilai homogen-homogen (Mean) sebesar 7,dua yang sama dengan output perhitungan secara manual pada atas ( = 7,dua) dan sekaligus menghasilkan baku deviasi sebanyak 1,32 yg sama betul dengan output perhitungan secara manual (S = 1,32) menjadi berikut:

Menghitung Standar Deviasi Secara Mmanual






Menguji Hipotesis
Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (uji-t atau t-Test).
Pengujian Secara Manual:
Hasil Belajar Siswa Melalui Uji Coba Strategi Pembelajaran
Pembelajaran Tradisional

(X1)

Pembelajaran On-Line

(X2)


X1²


X2²

72

87

95

67

90

84

76

79

92

80

63

66

75

84

78

69

87

81

90

72

5184

7569

9025

4489

8100

7056

5776

6241

8464

6400

3969

4356

5625

7056

6084

4769

7569

6561

8100

5184

822

765

68304

59265





Catatan: Ternyata bahwa t hitung sebanyak t = 1.41 berada di daerah penerimaan Ho, baik dalam taraf nyata 5% maupun 1%. Ini berarti bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yg berarti menurut rata-homogen output belajar menurut kedua taktik pembelajaran itu.

Dari konklusi pada atas bisa diambil keputusan sebagai tindak lanjut berdasarkan PTK ini (taking action) yaitu: terserah kepada pengajar buat memilih galat satu dari taktik itu atau mengintegrasikannya.

Pengujian Dengan Komputer
1. Masukkan Data ke Program Microsoft Excel sebagai berikut:

2. Ikuti petunjuk dalam No.4.dua. 2
3. Ikuti petunjuk dalam No.4.2. Tiga, muncul tampilan sbb:

4. Click icon t-Test: Paired Two Sample for Means-OK, muncul tampilan sbb:

5. Isi Variable 1 Range dan Variable dua Range misalnya pada atas, lalu Click OK, muncul hasil perhitungan terakhir sebagai berikut:

Perhatikan: Perhitungan menggunakan Komputer pada atas membentuk t hitung sebesar 1,42 dengan t kritis sebanyak. 2,26. Hasil ini tidak tidak sinkron jauh dengan hasil melalui perhitungan menggunakan cara manual yg menghasilkan t hitung sebanyak t = 1,41 menggunakan t kritis sebanyak 2,88. Kedua-duanya mendapat Ho serta menggunakan sendirinya menolak H1.

Uji Perbedaan Lebih dari Dua Rata-Rata (Analisis Varians / F-tes)).
Contoh: Peneliti ingin membandingkan efektivitas 3 macam cara belajar siswa, yaitu belajar menggunakan sahabat yang sama jenis kelamin, belajar dengan sahabat yang tidak sinkron jenis kelamin dan belajar mandiri, menggunakan membandingkan nilai rata-homogen hasil belajar menurut masing-masing cara belajar itu. Peneliti juga ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar dari jenis kelamin.

Datanya sebagai berikut:
SEJENIS
CAMPURAN
MANDIRI
7
9
10
12
8
14
8
11
12
10
9
11
14
9
7
6
4
5
11
3
4
5
11
8
2
10
9
4
9
8

Pengujian Dengan Komputer: 

1. Masukkan Data ke Program Microsoft Excel sebagai berikut:

2. Click berturut-turut: Tools, Data Analisis, ada tampilan sbb:

3. Click di Anova: Two Factor With Replication-OK, muncul tampilan sbb:

4. Isi Input Range serta Rows per Sample sbb:

5. Click OK, ada output sbb:

STATISTIK TERAPAN UNTUK PENELITIAN ILMUILMU SOSIAL

Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial
Pengolahan dan analisis data adalah galat satu langkah pada Penelitian Tindakan Kelas. Mettetal (2001) mengemukakan tujuh langkah pada berbagi proyek Penelitian Tindakan Kelas. Langkah-langkah yang dimaksud mencakup: “statement of the problem, review of literature, research strategy, data gathering, data analysis, taking action, and sharing the findings”. 

Agar output analisis data bisa bermakna buat langkah selanjutnya yaitu buat pengambilan keputusan (taking action) dan buat ditawarkan kepada lembaga atau orang lain (sharing the findings) maka selain teknik analisisnya wajib benar serta tepat, langkah-langkah sebelum analisis data pun harus sahih serta tepat pula. Jangan sampai data yang dianalisis itu seperti ada menggunakan tiba-tiba, tidak kentara diperoleh dengan cara apa, bagaimana hubungannya menggunakan tujuan penelitian serta bagaimana strategi penelitiannya. Masalah penelitian hendaknya kentara serta bermakna, landasan teorinya tepat, taktik penelitiannya sempurna serta kentara, dan cara serta alat pengumpul data jua wajib tepat dan kentara.

Strategi penelitian hendaknya berisi desain penelitian, subjek penelitian, dan rapikan cara penelitian. Menurut Mattetal (2001): “both quantitative and qualitative methods were appropriate to assess the outcomes of a classroom action research project. Three major research designs could be used for classroom action research projects: pretest-posttest designs atau before-after design, comparisons of similar classes atau matched-pairs design, and case studies”. 

Pretest-posttest designs merupakan desain penelitian yang bertujuan buat menguji efektifitas suatu tindakan menggunakan membandingkan output postes atau keadaan setelah dilakukan tindakan menggunakan output pretes atau keadaan sebelum dilakukan tindakan.. Comparisons of similar classes adalah desain penelitian yg bertujuan buat melihat disparitas efektifitas tindakan yang berbeda dalam kelas-kelas yg sama. Case studies merupakan desain penelitian yang bertujuan buat meneliti kasus-masalah tertentu contohnya ingin mengetahui bagaimana persepsi murid terhadap penggunaan 2 macam strategi pembelajaran yg berbeda dan bagaimana output belajar mereka. (Lihat contoh PTK-1)

Mengenai analisis data Mettetal (2001) menyatakan bahwa: ”the researcher should be looking for findings with practical significance when analyzing the data, in addition to statistical significance. She further suggested that simple statistical analyses of quantitative data, such as simple t-tests, ANOVA, Chi Square (Chi Kuadrat), and correlations, were sufficient”.

Maksud Pengolahan dan Analisis Data:
1. Deskriptif.
a. Memberikan gambaran tentang keadaan data yang ada menggunakan menghitung antara lain: nilai homogen-rata serta baku deviasi, frekuensi dan proporsi, perbandingan dan interaksi atau ketergantungan antar variabel melalui analisis regresi dan hubungan. 

b. Menampilkan output perhitungan data dalam bentuk diantaranya: tabel, serta grafik atau diagram sehingga bisa dibaca serta dipahami dengan mudah.

2. Inferensial.
a. Menguji sejauh mana hasil perhitungan data yang diperoleh berdasarkan sample itu sahih-benar bermakna (signifikan). Misalnya: PTK menggunakan Pretest-posttest designs ingin menguji apakah nilai rata-rata hasil postes berbeda secara signifikan dengan nilai homogen-homogen output pretes. Contoh lain: PTK menggunakan desain Comparisons of similar classes ingin melihat apakah disparitas nilai homogen-homogen output tindakan yg tidak selaras dalam kelas-kelas yang sama merupakan disparitas yang signifikan atau hanya disparitas yg bersifat kebetulan contohnya lantaran kesalahan sampling.

b. Menguji sejauh mana output perhitungan data yang diperoleh menurut sampel bisa berlaku bagi populasi menggunakan memakai statistik parametrik dan atau statistik non-parametrik, antara lain menggunakan menghitung dengan memakai tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi eksklusif:: 
1). Keberartian nilai rata-rata
2). Keberartian perbedaan nilai rata-homogen memakai t-test atau uji-t.
3). Keberartian proporsi( persentasi).
4). Keberartian perbedaan frekuensi atau proporsi melalui uji-z. Atau teknik Chi Kuadrat.
5). Keberartian koefisien regresi serta koefisien korelasi.
6). Ketergantungan antara dua variabel melalui Chi-Kuadrat (Chi-Square)

3. Teknik Pengolahan serta Analisis Data
Teknik yg dipilih buat pengolahan dan analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian, sifat/bentuk serta skala pengukuran data, dan persyaratan statistik, antara lain: normalitas distribusi data, penggunaan hipotesis nol, serta kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis.

Jika tujuan penelitian hanya bersifat naratif yaitu sekedar menggambarkan keadaan yang terjadi dalam sample, maka analisis datanya relatif dengan menghitung nilai homogen-rata, standar deviasi, disparitas nilai homogen-rata, frekuensi atau proporsi, disparitas proporsi, analisis regresi dan korelasi. Namun bila tujuan penelitiannya bersifat inferensial yaitu ingin meramalkan keadaan populasi dari data yang diperoleh menurut sample, maka hasil-output perhitungan di atas perlu diuji kebermaknaannya atau tingkat signifikansinya.

Selanjutnya tentang sifat/bentuk serta skala pengukuran data, data PTK dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif berbentuk kategori misalnya tinggi/sedang/rendah, berat/sedang/ringan, baik/rusak, laki-laki /perempuan , sepakat/ netral/nir putusan bulat, dan sebagainya. Data kuantitatif berbentuk sapta terdiri berdasarkan data diskrit dan data kontinu. Data deskrit yaitu data hasil menghitung atau membilang misalnya jumlah orang, jumlah gedung, angka/ranking 1, 2, tiga, dst., dan sebagainya. Data konstan merupakan data output mengukur atau menimbang tinggi badan, luas gedung, berat badan, dan sebagainya.

Data deskrit terdiri berdasarkan data skala nominal serta ordinal, sedangkan data konstan terdiri dari data skala interval dan rasio.

Pengolahan serta analisis data hasil PTK bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual serta dengan melalui personal komputer dengan program SPSS atau acara statistic Microsoft Excel.

Menghitung Nilai Rata-Rata (Mean)
Menghitung secara Manual




Menghitung menggunakan Komputer
1. Masukkan data ke acara Microsoft Excel sebagai berikut:

2. Click icon Tools, akan keluar tampilan sbb:

3. Click icon Data Analysis, akan keluar tampilan menjadi berikut:

4. Click icon Descriptive Statistics--- OK, akan keluar tampilan sbb:

5. Isi Imput Range misalnya berikut:

6. Click OK, akan tampil hasil analisis sbb:

Perhatikan: Perhitungan dengan personal komputer di atas membuat nilai homogen-homogen (Mean) sebanyak 7,dua yg sama menggunakan hasil perhitungan secara manual di atas ( = 7,2) dan sekaligus membentuk standar deviasi sebanyak 1,32 yang sama benar menggunakan hasil perhitungan secara manual (S = 1,32) sebagai berikut:

Menghitung Standar Deviasi Secara Mmanual






Menguji Hipotesis
Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (uji-t atau t-Test).
Pengujian Secara Manual:
Hasil Belajar Siswa Melalui Uji Coba Strategi Pembelajaran
Pembelajaran Tradisional

(X1)

Pembelajaran On-Line

(X2)


X1²


X2²

72

87

95

67

90

84

76

79

92

80

63

66

75

84

78

69

87

81

90

72

5184

7569

9025

4489

8100

7056

5776

6241

8464

6400

3969

4356

5625

7056

6084

4769

7569

6561

8100

5184

822

765

68304

59265





Catatan: Ternyata bahwa t hitung sebesar t = 1.41 berada pada wilayah penerimaan Ho, baik pada tingkat nyata 5% juga 1%. Ini berarti bahwa Ho diterima serta H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nir ada perbedaan yg berarti menurut homogen-rata hasil belajar dari ke 2 strategi pembelajaran itu.

Dari konklusi pada atas dapat diambil keputusan sebagai tindak lanjut berdasarkan PTK ini (taking action) yaitu: terserah pada guru buat menentukan galat satu menurut taktik itu atau mengintegrasikannya.

Pengujian Dengan Komputer
1. Masukkan Data ke Program Microsoft Excel menjadi berikut:

2. Ikuti petunjuk dalam No.4.2. 2
3. Ikuti petunjuk pada No.4.2. Tiga, muncul tampilan sbb:

4. Click icon t-Test: Paired Two Sample for Means-OK, timbul tampilan sbb:

5. Isi Variable 1 Range dan Variable dua Range seperti di atas, lalu Click OK, muncul hasil perhitungan terakhir menjadi berikut:

Perhatikan: Perhitungan menggunakan Komputer pada atas menghasilkan t hitung sebesar 1,42 dengan t kritis sebesar. 2,26. Hasil ini nir tidak sinkron jauh dengan hasil melalui perhitungan dengan cara manual yg membentuk t hitung sebanyak t = 1,41 dengan t kritis sebanyak dua,88. Kedua-duanya menerima Ho serta dengan sendirinya menolak H1.

Uji Perbedaan Lebih menurut Dua Rata-Rata (Analisis Varians / F-tes)).
Contoh: Peneliti ingin membandingkan efektivitas tiga macam cara belajar anak didik, yaitu belajar dengan sahabat yg sama jenis kelamin, belajar dengan sahabat yang tidak sama jenis kelamin serta belajar mandiri, menggunakan membandingkan nilai rata-rata hasil belajar dari masing-masing cara belajar itu. Peneliti juga ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar menurut jenis kelamin.

Datanya menjadi berikut:
SEJENIS
CAMPURAN
MANDIRI
7
9
10
12
8
14
8
11
12
10
9
11
14
9
7
6
4
5
11
3
4
5
11
8
2
10
9
4
9
8

Pengujian Dengan Komputer: 

1. Masukkan Data ke Program Microsoft Excel menjadi berikut:

2. Click berturut-turut: Tools, Data Analisis, muncul tampilan sbb:

3. Click pada Anova: Two Factor With Replication-OK, ada tampilan sbb:

4. Isi Input Range dan Rows per Sample sbb:

5. Click OK, muncul hasil sbb: