CONTOH MEMPERBAIKI KALIMAT YANG KURANG TEPAT MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG PELESAPAN DAN KATA ACUAN DALAM TEKS PROSEDUR

Dalam teks prosedur, kalimat yg dipakai harus singkat jelas serta padat. Istilah lainnya, kalimat pada teks prosedur wajib efektif.  Kalimat yang efektif adalah kalimat yang nir bertele-tele. Lantaran dalam teks prosedur, yang terpenting adalah petunjuk sebisa mungkin sanggup dipahami dengan gampang oleh pembaca. 

Kalimat yg efektif adalah kalimat yang nir menggunakan dua subjek atau objek, sebagai akibatnya mampu menggunakan kata acuan (pengganti). Nah, istilah acuan ini digunakan supaya tidak terlalu panjang.

Pelesapan merupakan penghilangan bagian kalimat yg sudah terwakili oleh keliru satu bagian saja. Makna lain pelesapan adalah penghilangan. Jadi, bagian kalimat yang berupa istilah atau campuran kata (frasa) yang sanggup dihilangkan tanpa mengganti makna, bisa dihilangkan supaya kalimat perintah dalam teks prosedur sanggup lebih ringkas serta efektif.

Kata penghubung diperlukan, buat memperjelas maksud kalimat sebagai akibatnya tidak tumpang tindih menggunakan petunjuk melakukan sesuatu yang lain. Misalnya penggunaan kata hubung kemudian menandakan bahwa tindakan atau hal yg dilakukan ketikan termin pertama sudah selesai dilakukan. Sementara jika kata penghubungan yg dipakai adalah sementara itu, menandakan bahwa kalimat petunjuk dilakukan bersamaan menggunakan proses yg masih berlangsung.

Contoh penggunaan kata penghubung:

Panggang daging dalam panggang, sementara itu siapkan sambalnya.
Potong daging kecil-kecil, setelah itu masukkan ke dalam tepung.

Dalam kalimat pada atas, disparitas ad interim serta sehabis itu sangat kentara. Dalam kalimat pertama dipakai kata penghubung sementara itu, artinya sambil daging dipanggang dalam oven kita siapkan sambalnya. Jadi prosesnya bersamaan. Dalam kalimat kedua, kata penghubung setelah itu, digunakan buat memperlihatkan proses selanjutnya. Tidak mampu dilakukan bersamaan.

Berikut ini model penerapan perbaikan kalimat yg tepat serta efektif dengan memakai istilah penghubung, dengan melakukan pelesapan bagian kalimat, dan dengan memakai istilah acuan.

Misalnya terdapat kalimat: 

1. Potong tempe berbentuk dadu.
2. Masukkan potongan  tempe yg berbentuk dadu  ke dalam tepung.
3. Goreng potongan tempe yang sudah dilumir tepung dalam minyak panas.

Kalimat pada atas (kalimat 2 dan kalimat 3) tidak efektif karena sanggup dipersingkat. Apabila disunting (diedit) menggunakan memakai istilah penghubung, pelespan, dan istilah acuan petunjuk menggoreng tempe tadi mampu lebih ringkas. 

Perbaikan dengan memakai Kata Penghubung dan Pelesapan.

1. potong tempe berbentuk dadu kemudian masukkan ke pada campuran tepung.

Dalam contoh kalimat perbaikan di atas, kalimat 1 dan 2 dalam model kalimat yang salah digabung sebagai satu kalimat. Penggabungan ini menggunakan istilah penghubung lalu. Dengan menggunakan istilah penghubung itu, maka nir perlu ditulis pulang objeknya (rabat tempe yang berbentuk dadu), sebagai akibatnya langsung predikatnya (tindakannya). Sehingga lebih efektif. Pembaca juga nir resah tahu maknanya, tetap paham bahwa yang dimasukkan ke pada tepung merupakan tempe yang sudah dipotong berbentuk dadu.

Penggunaan istilah acuan dalam perbaikan kalimat sanggup digunakan buat memperbaiki kalimat angka tiga. Tinggal gunakan istilah acuan 'tadi'. Sehingga pemugaran kalimatnya menjadi:

goreng tempe tadi dalam minyak panas.

Penyebutan tempe tadi merujuk pada potongan tempe yang sudah dilumuri tepung. Jika ditulis lengkap maka terlalu panjang, jika diganti menggunakan kata acuannya maka mampu lebih ringkas serta efektif.

Demikian penjelasan tentang pemugaran kalimat menggunakan kata penghubung, istilah acuan, serta pelesapan atau penghilangan bagian yang nir perlu.

CONTOH SOAL KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA

Berikut ini merupakan model soal Kesalahan Penggunaan Tanda Baca sekaligus pembahasannya.
Soal yg dibahas pada tulisan ini merupakan SOAL UN 2016.
SOAL PERTAMA KESALAHAN TANDA BACA
Bacalah kalimat berikut!
"Surat itu dikirimkan oleh Susilo, SH a/n PT Megah Abadi."

Perbikan indikasi baca pada kalimat tadi merupakan....

a. Surat itu dikirimkan oleh Susilo, S.H. A.N. PT Megah Abadi.

b. Surat itu dikirmkan oleh Susilo, SH a.N. PT Megah Abadi.

c. Surat itu dikirimkan sang Susilo, SH a/n. PT Megah Abadi.

d. Surat itu dikirimkan oleh Susilo, S.H. A.N. P.T. Megah Abadi.
PEMBAHASAN 

Kesalahan penulisan indikasi baca ada dalam 'a/n'. Sementara penulisan tanda baca yg lain yg terdapat pada soal telah sempurna. Jadi, penulisan tanda baca yg tepat adalah adanya pertanda koma (,) setelah nama orang pemilik gelar. Sementara, gelar nir perlu diberi tanda titik (.) apabila hanya ada 2 kata yang keduanya adalah alfabet kapital.
Misalnya:
Pulung Agus Wijaya, SH
Ahmad Ainun Najib, SE
Sementara, apabila ada gelar akademik pada akhir yang terdiri menurut tiga huruf, maka diperlukan indikasi baca koma (,) dan pertanda baca titik (.).
Misalnya:
Fusliyanto, S.pd.
Atau, Fusliyanto, M.pd.
Penulisan yang benar buat 'a/n' yang merupakan singkatan menurut atas nama adalah a.N. Sama halnya menggunakan penulisan hingga menggunakan yg sahih merupakan s.D.
BACA JUGA: Contoh Soal UN Penggunaan Kata serta Kalimat Efektif
SOAL KEDUA KESALAHAN TANDA BACA
Bacalah kalimat berikut!
"Pembina OSIS akan memimpin rapat kerja program tahunan namun datang-datang beliau ditugasi sang Kepala Sekolah buat kedap di Dinas Pendidikan Kota mewakili beliau."
Penggunaan tanda baca yg tepat pada klimat tadi adalah mencantumkan....
a. Indikasi koma (,) sehabis singkata OSIS
b. Indikasi koma (,) sesudah kata tahunan
c. Pertanda titik koma (;) sehabis singkatan OSIS
d. Indikasi titik koma (;) sesudah istilah tetapi

PEMBAHASAN

Tanda baca koma (,) digunakan buat memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat, atau juga dipakai buat memisahkan pemerian (beberapa hal yang disebutkan). Dalam kalimat contoh soal di atas, seharusnya masih ada tanda koma karena kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk. Ada anak kalimat serta induk kalimat.
Konjungsi antara klausa pertam serta klausa kedua adalah istilah tetapi. Jadi, sebelum kata tetapi perlu terdapat tanda baca koma (,). Jadi jawaban yg paling sempurna adalah B. Tanda koma (,) sesudah istilah tahunan. Jadi, istilah tetapi menjadi penanda awal klausa ke 2 pada kalimat majemuk pada atas.
SOAL KETIGA KESALAHAN TANDA BACA

Bacalah teks berikut!
(1) Irene Sukandar lahir pada Jakarta dalam tanggal 7 April 1992. (dua) Dia merupakan Gran Master Catur Putri Indonesia. (tiga) Dia telah meraih aneka macam macam gelar, baik taraf nasional maupun internasional. (4) Gelar yang berhasil diraihnya seperti: Master Percasi (MP), Master Nasional Wanita (MNW) dan Master Fide Wanita (MFW).
Perbaikan penulisan tanda baca pada kalimat (4) yg tepat adalah....
a. Gelar yang berhasil diraihnya misalnya: Master Percasi (MP), Master Nasional Wanita (MNW) dan Master Fide perempuan (MFW)
b. Gelar yg berhasil diraihnya seperti Master Percasi (MP), Master Nasional Wanita (MNW) dan Master Fide wanita (MFW)
c. Gelar yg berhasil diraihnya, seperti: Master Percasi (MP), Master Nasional Wanita (MNW) dan Master Fide wanita (MFW)
d. Gelar yg berhasil diraihnya, misalnya Master Percasi (MP), Master Nasional Wanita (MNW) serta Master Fide wanita (MFW)
PEMBAHASAN

Fokus pengamatan harus dilakukan pada kalimat keempat. Mempertimbangkan soal misalnya ini, maka perlu dibaca terlebih dahulu perintah soal sebelum membaca tek bacaannya. Dengan terlebih dahulu membaca soal, maka kalimat pertama hingga kalimat ketiga tidak perlu dibaca. Trik ini dibutuhkan supaya tidak membuang saat dan mengefektifkan membaca kalimat soal selanjutnya lebih mendalam.
Pada kalimat keempat, masih ada pertanda baca titik dua (:) yang kurang sempurna penggunaanya. Kemudian, pula terdapat tanda baca koma (,) yang seharusnya terdapat.
Penggunaan tanda titik dua (:) tidak tepat dalam kalimat keempat karena pemerian (pemaparan rincian) yg ada dalam kalimat tersebut dilakukan pada dalam kalimat. Sementara pemeriannya wajib dipisahkan menggunakan indikasi koma. Maka kalimat tadi bisa diperbaiki sebagai:
Gelar yg berhasil diraihnya seperti Master Percasi (MP), Master Nasional Wanita (MNW), dan Master Fide perempuan (MFW)
Tanda titik 2 (:) selesainya kata misalnya dihilangkan, ad interim setelah (HNW) sebelum istilah hubung 'dan' diberi indikasi baca koma (,).
BACA JUGA: Contoh Soal Teks Sastra serta Teks Non-Sastra
SOAL KEEMPAT KESALAHAN TANDA BACA

Perhatikan kaliamt berikut!
Kami duduk-duduk pada bawah pohon kelengkeng. Kami asik makan: jambu, belimbing, dan mangga.
Penggunaan tanda baca yg nir sempurna adalah....
a. Penghubung (-)
b. Titik 2 (:)
c. Koma (,)
d. Titik (.)
PEMBAHASAN

Tanda baca penghubung (-) masih ada pada kata ulang 'duduk-duduk'. Penggunaan pertanda penghubung dalam kata ulang tadi telah tepat. Yaitu memisahkan antara dua istilah yg diulang tanpa spasi.
Tanda titik 2 (:) terdapat selesainya istilah makan. Penggunaan tanda baca ini keliru karena pada satu kalimat nir perlu pertanda titik dua meskipun adalah pemerian atau pemerincian misalnya dalam kalimat tersebut.
Tanda koma (,) terdapat pada antara kata-kata pemerian. Tanda baca tersebut telah tepat sehingga nir perlu diiperbaiki.
Tanda titik (.) terpat di akhir masing-masing kaliamt. Kalimat pada contoh soal pada atas ada dua. Jadi, terdapat dua indikasi titik pada akhis masing-masing kalimat.
Demikian penerangan tentang contoh soal dan pembahasan soal yang berkaitan dengna indikasi baca. Soal ini diambil berdasarkan soal UN tahun 2016.
Jika terdapat pertanyaan mengenai kesalahan pertanda baca silahkan tulis di komentar.
Jika terdapat kesulitan mengerjakan soal dan terdapat yg perlu didiskusikan, silahkan tulis soalnya di komentar (lebih baik pula bila terdapat pilihan jawabannya :) ). Atau juga membahas dan berdiskusi soal UN (khususnya bahasa Indonesia) melalui facebook kami pada Pustamun atau kontak kami melalui 'Kontak'
Semoga Contoh dan Pembahasan Soal Kesalahan Tanda Baca in bermanfaat! Silahkan diunduh alias pada-download buat latihan soal.
Download dan baca soal lain

CONTOH SOAL MEMPERBAIKI TANDA BACA DAN KATA BAKU DALAM TRY OUT UN SMP BAHASA INDONESIA

Contoh Soal Memperbaiki Tanda Baca dan Kata Baku dalam Try Out UN Sekolah Menengah pertama Bahasa Indonesia


Berikut ini adalah deretan soal yg berkaitan dengan memperbaikitanda baca sekaligus memperbaiki kata baku serta nir baku. Diambil menurut soalUji Coba UN yg dilaksanakan pada Kabupaten Jember dalam April 2017

Soal Nomor 41

Cermatilah teks berikut!

Selama 3 hari tim medis serta rombongan Jawa Pos akanmembantu kurban banjir. Selain paketmakana dan perlengkapan spesifik perempuan , terdapat sumbangan obat-obatan. Sebab,berdasarkan pengalaman 3 tim sebelumny, kebanyakan pasen menderita deman, diari,gatal-gatal, batuk, pilek, serta kurang vitamin. Tiap hari, tim dokter menanganihingga 250 pasen dengan keluhantersebut.




Penggunaan kata-istilah bercetak miring pada teks tersebuttidak sempurna karena....

a. (1) kurban seharusnyakorban karena makna kurban dan korban berbeda yaitu kurban berarti fauna sembelihan untukpersembahan pada Than sedangkan korban bermakna negatif atau derita, (dua) diari seharusnya diare karena makna diari berarti catatan harian atau buku harian sedangkandiare bermakna nama atau jenis penyakit, serta (3) pasen seharusnya pasien karenapasen merupakan istilah tidak standar.

b. (1) kurban tetapditulis kurban karena makna kurbanadalah orang yang menderita, (2) diari tetapditulis diari lantaran kata diari seringdiucapkan warga sehari-hari, dan (3) pasentetap ditulis pasen lantaran katapasen merupakan istilah terkenal pada warga .

c. (1) kurban dan korban tidak tidak sama makna lantaran kurbandan korban saling menggantikan, (2) diaridan diare nir tidak selaras makna karenakedua istilah tersebut bersinonim, dan (3) pasendan pasien tidak tidak sinkron maknakearea keduanya saling menggantikan atau sinonim.

d. Kata kurban, diari,dan pasen tidak sempurna dalam tekstersebut lantaran istilah-istilah tersbut tiadk herbi gagasan pokok tekstersebut.

Jawababan: A


Pembasan

Sudah dijelaskan dalam jawaban A.

Soal Nomor 42

Bacalah teks berikut menggunakan cermat!

Dengan menyampingkan beberapakekurangan tadi, novel ini benarbenar kitab yg sangat dibutuhkanoleh remajanegeri ini Buku ii memberi motifasi, semangat,dan mimpi dalam anak-anak yg patah semangat supaya bersekolah dan melanjutkanke pendidikan yg lebih tinggi. Selain itu, buku ini pula mengajarkanketidakmungkinan yang bisa diwujudkan menggunakan kerja keras.

Penggunaan kaa bercetak miring dalam teks tersbut yg sesuaidengankaidah kebahasaan merupakan...
a. Mengenyampingan danmotivasi
b. Mengesampingkan serta motivasi
c. Mengsampingkan serta motipasi
d. Mengkesampingkan serta motivasi

Jawaban: B


Pembahsasan

Motivisi baku, motifasi nir standar. Jadi harus pakai hurufv. Sama halnya dengan motivator.

Menyampingkan: akar ucapnya adalah samping. Kata dasarnyaadalah dikesampingkan. Maka yang sahih merupakan mengesampingkan. Karena kesamping.Imbuhan mem- atau menN- jika melekat pada istilah dasar yangdiawali alfabet k. Imbuhan meN- menjadi meng- dan alfabet k di awalkata luluh atau lesap atau hilang. Sama dengan pada istilah dasar kesan yang berubah menjadi mengesankan.

Soal Nomor 43

Bacalah teks berikut menggunakan akurat!

Mempertahankan kesejukan bunga mawar, sangat mudahdilakukan. Anda relatif mengubah air serta memotong pangkal tangkai bunga, Andapun bisa menikmati keindaha mawar lebih usang.

Perbaiikan kesalahan penggunaan tanda baca dalam tekstersebut yg tepat adalah....

a. Pertanda koma (,) pada ke 2 kalimat tadi dihilangkandan mengganti tdanda titik (.) menggunakan tanda koma (,) dalam kalimat pertama.

b. Pertanda koma (,) pada kalimat pertama diganti degnan tandatitik dua (:) dan pada kalimat kedua dihilangkan.

c. Tanda titik (.) dalam kalimat pertama diganti tanda koma(,), sedangkan pada kalimat kedua pertanda koma (,) dihilangkan.

d. Tanda koma (,) pada kalimat pertama dihilangkan,sedangkan indikasi koma (,) dalam kalimat kedua diganti indikasi titik (.)

Jawaban: D


Pembahasan

Tanda koma dalam kalimat pertama nir diharapkan. Sementarapada kalimat ke 2, tanda titik harus dipakai buat menggantikan tanda komakarena kalimat tersebut merupakan satu kalimat yg utuh.

Soal Nomor 43

Perhatikan teks berikut ini menggunakan cermat!

Belajar adalah aktivitas murid yang pkok dan utama. Apausystem yang diterapkan oleh pemerintah, tugas utama anak didik asdalh tetap sama,yaitu belajar efektip. Kreatifitas siswa sangatn diperlukan buat menujusukses.

Perbaikan penulisan istilah yang bercetak miring agar menjadikalimat yang efektif adalah....

a. Sistim, efektif, serta kreatifitas
b. Sistem, epektif, dan kreatifitas
c. Sistem, efektif, dan kreativitas
d. Sistim, epektip, dan kreatifitas

Jawaban: C


Pembahasan

Penulisan sistem yangbaku adalalah seperti ini. Bukan system iniadalah bahasa Inggris. Bukan jua sistim,ini adalah cara bacanya. Untuk lebih mudah, misalnya pakai kata istilah yangidentik yaitu sistematis.
Kreatif yang baku memakai alfabet f. Sementarakreativitas, yang baku memakai alfabet v.

Soal Nomor 45

Bacalah teks berikut dngan cermat!

(1) Keluarga Sukartono membeli rumah baru. (2) Untukmelengkapi perabot tempat tinggal tangganya; Sukartono membeli perabot tempat tinggal tanggallemari tempa tidur kursi tamu meja makan serta lain lain. (tiga) Semua perabot itudibeli sang Sukartono dari output tabungannya. (4) Kualitas barang-barangnyasangat memuaskan famili Sukartono.

Penggunaan indikasi baca dalam kalimat (dua) yg tepat adalah....

a. Untuk melengkapi perabot tempat tinggal tangganya, Sukartonomembeli perabot tempat tinggal tangga-lemari-loka tidur-kursi tamu-meja makan-danlain-lain.

b. Untuk melengkapi perbot rumah tangganya, Sukartonomembeli perabot rumah tangga : lemari-tempat tidur-kursi tamu-meja makan-danlain-lain.

c. Untuk melengkapi perabot rumah tangganya, Sukartonomembeli perabot rumah tangga: lemari, loka tidur, kursi tamu, meja makan, danlain-lain.

d. Untuk melengkapi perabot tempat tinggal tangga; Sukartono membeliperabot rumah tangga : lemari, tempat, tidur, kursi tamu, meja makan, danlain-lain.

Jawaban: C


Pembahasan

Penggunaan indikasi koma digunakan buat memisah yg berbentukrincian.

Soal Nomor 46

Bacalah teks berikut menggunakan cermat!
Gerekan penolakan repisiUU KPK yg dilakukan warga makin massive.Bukan hanya mahasiswa dan pegiat antikorupsi berdasarkan lembaga swadayamasyarakat (LSM). Tetapi, pula melibatkan majemuk propesi dari artis hingga menggunakan pengajar besar .

Perbaikan kata bercetak miring pada teks tersebut merupakan....
a. Revisi, masif, dan provisi.
b. Rivisi, masip, serta profisi
c. Revisi, masif, dan profesi
d. Revisi, masif, serta provisi.

Jawaban: C


Pembahasan

Jawaban yg paling tepat merupakan profesi karena ada juga kalimat profesional.

Soal Nomor 47

Perhatikan teks berikut dengan cermat!

Film laskar pelangi yangdiadaptasi dari novel laris menggunakan judul sama melakukan shooting perdana di pulau Belitung.film ini diproduksi sang mira lesmana dandisutradai sang riri reza.


Perbaikan penulisan yg bercetak miring pada kalimat diatas adalah....

a. Laskar Pelangi, syuting, Pulau, Mira Lesmana serta RiriReza
b. Laskar Pelangi, shoting, Pulau, mira Lesmana dan Ririreza.
c. Laskar pelangi, syuting, Pulo, Mira lesmana serta RiriReza.
d. Laskar Pelangi, suting, Polo, Mira lesmana dan Riri Reza

Jawaban: A


Pembahasan

Penulisan Laskar Pelangi, Mira Lesmana, dan Riri Rezamasing-masing istilah wajib diawali menggunakan huruf kapital. Lantaran ketiga katatesebut adalah nama. Laskar Pelangi adala judu novel. Mira Lesaman serta RiriReza merupakan nama diri (orang).

Penulisan shooting yang sahih adalah syuting. Itu adalahproses pengindonesiaan istilah asing yang berarti proses pengambilan gambarbergerak (video).

Penulisan Pulau Belitung wajib diawali dengan alfabet besarmasing-masing kata. P akbar serta B besar . Karen Belitung adalah nama tempat.sementara pulau yang melekat padanama geografi wajib pula diawali dengan huruf besar .

Soal Nomor 48

Perhatikan teks berikut menggunakan akurat!

(1) Sudah poly telaah ilmiah yg membahas masalahteknologi. (2) Namun, masih jarang yg sudai mempelajari kasus yang mungkin timbulsebagai dampak dari teknologi itu. (tiga) Konflik yg ditimbulakan olehteknologi itu barang kali belum terhayati oleh insan. (4) Padahal manusialahyang membentuk, mengalami dan menerima akibat positif atau negatif teknologiitu.

Ketidaktepatan penggunaan pertanda baca dalam kalimat (4)karena....

a. Kalimat (4) adalah kalimat rincian tidak perlumenggunakan pertanda koma (,)
b. Kalimat (4) adalah kalimat rincian menggunkan tandatitik 2 (:) setelah istilah membentuk.
c. Kalimat (4) merupakan kalimat rincian menggunakan tandatitik koma (;)
d. Kalimat (4) adalah kalimat rincian dengan menggunakantanda koma (,) setelah kata mengalami.

Jawaban: D


Pembahasan

Pengguaan tanda koma harus digunakan pada rincian. Jadi yangbenar adalah: “Padahal manusialah yang membentuk, mengalami, dan menerimaakibat positif dan negatif teknologi itu.”

Soal Nomor 49

Bacalah teks berikut engan seksama!

Masyarakat merumuskan sejumlah kebiasaan sosial sebagai pedomanbertingkah laku . Bahkan, supaya semua rakyat mematuhi kebiasaan sosial, masyarakatjuga menyepakati sangsi bagi merka yg melanggar norma. Beberapa tindakanpelanggaran kebiasaan mengakibatkan hukum bersifat ringan bagi pelakunya.

Penggunaan istilah sangsi pada teks tadi galat karena....

a. Istilah tadi tidak sesuai dengan konteks teks.
b. Istilah tadi tidak sinkron degnan KBBI
c. Istilah tadi tidak standar.
d. Kata tersebut tidak memiliki makna ambigu.

Jawaban: C


Pembahasan

Kata sangsi penulisannyatidak baku. Kata yg baku merupakan sanksi yangberarti hukuman. Jadi, alasan yangpaling tepat adalah C.

Soal Nomor 51

Bacalah teks berikut menggunakan cermat!

(1) Pada 2017 pemerintah menaikkan: porto administrasikendaraan bermotor, tarif dasar listrik, dan bahan bakar minyak non subisidi(BBM nonsubsidi). (dua) Selain itu, bahan-bahan kebutuhan pokok warga ,khususnya cabai harganya melambung tinggi. (3) Barang serta jasa kebutuhan pokokmasyarakat tadi naik, daya beli warga sebagai menurun. (4) Akibatnya,situasi masyarakat, pemerintah, dan negara akan terganggu.

Penggunaan indikasi baca pada kalimat (1) tadi tidak tepatkarena ....

a. Kalimat tersebut merupakan pernyataan yang belum selsesaisehingga setelah istilah menaikkan teidak perlu diberi tanda baca titik 2 (:)serta indikasi koma (,) dipergunakan dalam rincian.
b. Kalimat tersebut merupakan kalimat princian. Seharusnyatanda koma (,) dihilangkan dalam rincian.
c. Kalimat tadi merupakan kalimat perincian. Oleh karenaitu, tanda titik dua (:) sehabis istilah mempertinggi diganti menggunakan pertanda titik koma(;).
d. Kalimat tadi seharusnya diberi pertanda titik 2 (:)sehabis kata menaikkan serta tanda koma (,) setelah kata rincian.

Jawaban:  A


Pembahasan

Sudah dijelaskan dalam jawaban A.

EKSISTENSI DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Eksistensi Dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam
Pengertian Cara Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, cara merupakan jalan ( anggaran, sistem ) melakukan ( berbuat ) sesuatu, gaya, ragam, norma kebiasaan, usaha atau ikhtiar. Sedangkan belajar merupakan suatu proses bisnis yang pada lakukan seseorang buat memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang baru secara holistik, menjadi hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi menggunakan lingkungannya.

Dengan demikian cara belajar anak didik yang di maksud sang penulis, merupakan perilaku individu murid yang lebih spesifik berkaitan menggunakan bisnis yg sedang atau telah biasa dilakukan sang murid buat memperoleh ilmu pengetahuan. 

Pada umumnya setiap orang pada melakukan suatu usaha terpengaruh oleh efisiensi. Efisiensi adalah sebuah pengertaian atau konsepsi yanag mengggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha menggunakan hasilnya, yaitu kalau output yg diinginkan dapat tercapai menggunakan bisnis terkecil, atau menggunakan usaha eksklusif memberikan kwalitas dan kwantitas output terbesar

Pengertian tersebut bisa diterapkan pada banyak sekali bidang kegiatan termasuk usaha belajar. Apabila diterapkan dalam belajar, maka terdapatlah efisiensi belajar, yaitu perbandingan terbaik antara suatu bisnis belajar menggunakan hasilnya yang dicapai. ( The Liang Gie, 1985:14 ). 

Adapun dari Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam ( 1980 : 220 ) mengartikan cara belajar yang efisien, yaitu cara belajar yg tepat, simpel, irit, terarah, sinkron menggunakan situasi dan tuntutan yang ada guna mencapai tujuan belajar. 

Masing masing anak didik memiliki potensi, kemampuan, situasi, kondisi dan latar belakang individu yg berbeda beda. Dengan istilah lain, murid itu adalah individualitas yang unik. Sehingga cara belajarpun sebagai berbeda beda pula sesuai menggunakan apa adanya murid. Tugas siswa selanjutnya adalah mengembangkan dirinya, sehingga menemukan cara belajar yg cocok bagi dirinya. Bimbingan guru pada hal ini amat di perlukan. Dengan anugerah bimbingan menurut guru, anak didik akan mengenal dirinya dan segala yg memungkinkan dirinya bisa berkembang secara utuh dan menemukan gaya belajarnya sendiri. Penemuan itu wajib secepatnya dia peroleh karena tuntutan belajar itu makin usang makin semakin tinggi serta makin kompleks. 

Supaya cara belajar yg efisien tersebut dapat pada terapkan pada masing masing murid, maka murid perlu buat terus dimotivasi baik secara mental maupun psikomotorik sang guru atau orang tua. Lantaran Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 9 ) menjelaskan, bahwa rahasia sukses belajar terletak dalam pemikiran sikap mental cendekia serta satu kata kunci, yaitu penguasaan cara belajar yang baik menjadi penuntun ke arah dominasi ilmu yg optimal.

Setelah anak didik dapat memilih serta memposisikan dirinya pada kondisi yang kondusif, maka siswa perlu menggunakan cara belajar yang efektif.

Berdasarkan syarat belajarnya, cara belajar mencakup cara belajar pada tempat tinggal , di sekolah serta cara belajar beserta (kelompok)

a. Cara belajar berdikari di rumah
1. Pemenuhan fasilitas serta perabot belajar
Fasilitas serta perabot belajar merupakan indera perlengkapan belajar yang krusial untuk dipenuhi oleh seseorang pelajar, lantaran bila nir terpenuhi bisa menimbulkan dampak negatif bagi kelancaran proses belajar. Proses belajar dapat berhenti dan setidaknya mengganggu motivasi dan konsentrasi pada belajar.

Fasilitas belajar ini berdasarkan The Liang Gie (1985 :43), terdiri menurut peralatan tulis serta perabot buat kamar yaitu meja, kursi dan lemari kitab .

2. Mengatur waktu belajar
Agar belajar bisa berjalan menggunakan baik serta berhasil, perlulah murid mempunyai jadwal yg baik serta bisa melaksanakannya dengan teratur serta disiplin. Adapun cara buat menciptakan jadwal yg baik, adalah :

3. Membaca buku
Kegiatan membaca merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar. Dan persoalannya yg primer saat beliau sudah dapat membaca artinya bagaimana cara membaca yang baik serta efisien.

Hary dexter Kitson dalam bukunya How to use Your Mind, Yang dikutip the Liang Gie (1985; 94), mengemukakan ketentuan-ketentuan mengenai reading hygiene :
a. Sewaktu membaca hendaknya pembaca sekali-kali memejamkan matanya atau melihat ke loka yg jauh.
b. Cahaya penerang hendaknya datang berdasarkan arah belakang
c. Pada pagina buku tidak masih ada bayangan
d. Buku dipegang oleh tangan serta nir terletak mendatar diatas permukaan meja.

Terhadap ketentuan-ketentuan diatas ditambahkan hal-hal berikut ini 
e. Ada cahaya penerangan yang cukup, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang sebagai akibatnya menyilaukan dan bergetar.
f. Jarak antara mata serta yg dibaca kira-kira 25-30 cm
g. Tidak sembari tiduran
h. Beristirahat sementara waktu, kira-kira 1/4 jam sehabis membaca selama satu sampai satu setengah jam.

Langkah pertama (survei), siswa mengusut atau meneliti secara singkat semua struktur teks. Tujuannya agar anak didik mengetahui panjangnya teks, judul bagian, judul sub bagian, istilah serta kata kunci, serta sebagainya. Dalam melakukan survei ini siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas dan indera pembuat ciri, misalnya stabilo buat menandai bagian-bagian eksklusif yg krusial.

Langkah kedua (question), anak didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kentara, singkat serta relevan menggunakan bagian-bagian teks yg sudah ditandai dalam langkah pertama.

Langkah yang ketiga (Read), siswa membaca secara aktif pada rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Membaca secara aktif berarti membaca yg difokuskan pada paragraf-paragraf yg diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi.

Langkah selanjutnya recite, siswa menyebutkan lagi jawaban atas pertanyaan yg sudah tersusun.
Dan langkah terakhir review, siswa meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat. (Muhibbin Syah, 2004: 141). Apabila materi telah tersusun pada sebuah modul, maka hal ini lebih memudahkan bagi siswa, karena materi telah tersusun pada sebuah kompendium, tetapi buat menguatkan pemahaman serta memotivasi keingintahuan tentang materi itu, maka boleh menggunakan metode tersebut.

4. Membuat Ringkasan
Kegiatan ini tidak kalah pentingnya berdasarkan seluruh aktivitas belajar anak didik. Siswa menciptakan kompendium merupakan bertujuan buat memudahkannya pada menghafal dan mengulangi pelajaran.

Adapun langkah-langkah membuat kompendium yang baik, merupakan :
a. Membaca pelajaran yg akan diringkas dengan penuh perhatian, pengertian dan konsentrasi sembari memberi pertanda-tanda pada hal-hal yg dipercaya pokok serta penting. Dalam hal ini murid dapat menggarisbawahi kalimat-kalimat penting atau memakai stabilo atau menuliskan kata-istilah kunci pada pinggir paragraf.
b. Membuat kerangka kompendium dengan membaca sekali lagi serta menuliskan pada atas kertas hal-hal yg sudah ditandai.
c. Membaca kalimat-kalimat yang telah ditulis di kertas tersebut sambil menyelipkan istilah-istilah atau pertanda-tanda penghubung yg perlu, sehingga terdapat pertalian yang erat antara kalimat-kalimat itu.
d. Kalu masih tebal halaman luas serta banyak, maka tulisan tersebut bisa dipersempit menggunakan mengambil utama-pokoknya saja serta menghilangkan hal-hal yang dipercaya kecil atau kurang penting. (Judi Al Falansani serta Fauzan Naif,2002: 38).

5. Menghafal Bahan Pelajaran
Dalam belajar, menghafal adalah salah satu aktivitas pada rangka penguasaan bahan pelajaran.

Ada beberapa syarat buat bisa menghafal menggunakan baik, yaitu:
a. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar
b. Mengetahui benar -betul mengenai makna bahan yang dihafal
c. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal
d. Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang sebaik-baiknya dan daya serap otak terhadap bahan yg harus dihafal. (Slamento, 1995: 86).

Sedangkan berkaitan menggunakan metode menghafal supaya sesuai menggunakan karakter siswa dibagi menjadi tiga macam :
a. Menghafal melalui pandangan. Bahan pelajaran dibaca pada dalam batin penuh perhatian sambil otak bekerja buat mengingat-jangan lupa. Dapat jua dengan cara menciptakan catatan akbar yg menarik, lalu disampingkan atau ditempelkan pada loka-tempat yg sering dicermati.
b. Menghafal menggunakan telinga melalui penyimakan sendiri. Siswa dapat memakai cara lain yang bertujuan sama, seperti menyuruh temannya membacakan ringkasan atau mendengarkan rekaman kaset yg dibuat sendiri.
c. Menghafal malalui gerakan-gerakan tangan, yatu menggunakan menulis-nulis kompendium berulang-ulang hingga hafal atau menggerakkan jari tangan sambil berfikir.

Ada pula metode yg lain, yaitu metode cantol, metode lokasi, akronim serta kalimat-kalimat kreatif 

Metode cantol digunakan buat menghafal daftar apa saja. Caranya, yaitu menggunakan mencocokkan angka-angka menggunakan istilah-kata berirama sama atau petunjuk-petunjuk visual tertentu. Contohnya paku mirip dengan bunyi satu dan paku menyerupai nomor satu.

Metode lokasi adalah metode yg menggunakan loka yang paling dikenal dan paling mengesankan menjadi contoh (1) pendahuluan tentang hal yg akan dipelajari (dituliskan di pintu depan), (2) Tombol lampu membicarakan dan meyoroti mengenai karakteristik-ciri khusus suatu informasi, konsep atau suatu prinsip pada materi yang sedang dipelajari, dan seterusnya.

Akronim atau singkatan adalah istilah yang dibentuk dari alfabet atau huruf-alfabet awal atau masing-masing bagian menurut sekelompok kata atau istilah adonan Misalnya, Program Pembangunan Lima Tahun di Indonesia disebut PELITA. PSSI merupakan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.

Sedangkan kalimat-kalimat kreatif digunakan buat menghafal kata-kata yang berurutan, model : buat menghafal susunan planet maka bisa menggunakan kalimat kreatif yaitu Memainkan Violin Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Tetapi Pasti (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Uranus, Neptunus, Pluto).

6. Mengulangi Bahan Pelajaran
Siswa sepulang sekolah jangan lupa buat mengulangi bahan pelajarannya pada tempat tinggal , karena nir semua bahan ajar yg disampaikan guru terkesan dengan baik.

Cara mengulangi bahan pelajaran adalah menggunakan cara membaca kembali catatan yang sudah ditulis ketika guru sedang memperlihatkan pelajran, atau bila bahan pelajaran berupa tatacara, cara menghafalnya merupakan menggunakan cara mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari supaya pelajaran tetap pada ingatan.

7. Mengerjakan Tugas
Selama belajar, murid tidak akan pernah terlepas dari keharusan mengerjakan tugas-tugas belajar, baik itu tugas harian, pekerjaan tempat tinggal , tugas semesteran, tugas grup maupun tugas individu. Siswa wajib mengerjakan sinkron perintah pengajar menggunakan sempurna waktu. Mengabaikan tugas tadi boleh jadi murid akan menerima sangsi berdasarkan guru.

8. Persiapan Menghadapi Ujian
Dalam menghadapi ujian, murid wajib mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah-kasus perbaikan buat mengingat kembali bahan-bahan yg telah dipelajari dengan cara membaca balik , memperbaiki catatan, menciptakan ikhtisar dan menyusun pengetahuan yang lengkap serta akhirnya tinggal menghafal. Pada waktu-saat menjelang ujian siswa usahakan menghindari belajarterlalu poly karena dapat mengganggu kondisi kesehatan. Siswa juga nir boleh lupa mempersiapkan semua indera tulis buat kelancaran ujian.

9. Menempuh Ujian
Setelah siswa melaksanakan persiapan menghadapi ujian dengan matang, selanjutnya sampailah dalam saat ujian. Maka pada ketika hari ujian, siswa seharusnya datang lebih awal serta menunggu dengan tenang. Masuklah dengan tertib dan duduk di tempat yang sudah dipengaruhi, kemudian baca dan pahami petunjuk soal dengan baik dan menjawabnya sesuai petunjuk tadi. Jangan lupa murid memperhitungkan saat yg disediakan, supaya lebih berhemat ketika soal-soal yg mudah usahakan dikerjakan lebih dahulu. Tulisan wajib kentara, baik serta rapi. Apabila telah terselesaikan murid harus mempertimbangkan lagi apakah jawaban yang sudah dikerjakan sesuai menggunakan permintaannya. Segera kumpulkan jawaban, bila ketika ujian sudah habis.

Siswa dalam menempuh ujian haruslah memiliki rasa percaya diri yg tinggi. Dan rasa percaya diri itu ada saat mereka melakukan persiapan yang matang jauh sebelum ujian dan penyempurnaan waktu mendekati ujian. Sehingga nir ada kecurangan-kecurangan misalnya menyontek atau melihat pekerjaan orang.

b. Cara Belajar pada Sekolah
Adapun beberapa hal yang berkenaan dengan cara belajar yg dilakukan oleh anak didik pada sekolah.

1. Masuk kelas sempurna waktu
Masuk kelas sempurna ketika adalah suatu sikap mental yang poly mendatangkan keuntungan. Pengajar memuji lantaran disiplin, kawan-mitra tidak terganggu ketika sedang memperhatikan pelajaran guru, konsentrasi pun akan terpelihara menggunakan baik. Kondisi tubuh akan damai, jauh berdasarkan keringat dan alam pikiran murid sudah siap menerima pelajaran menurut pengajar Oleh karenanya kedisiplinan masuk kelas mempengaruhi keberhasilan belajar murid.

2. Memperhatikan penerangan guru
Setelah pelajaran dimulai, siswa harus sudah siap buat memperhatikan seluruh pelajaran pengajar, yaitu dengan melihat mobilitas-geriknya, mendengarkan penjelasannya serta jangan lupa menulis kata-kata penting berdasarkan penerangan itu.

3. Bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan menjawab setiap pertanyaan dari pengajar.
Bertanya tentang hal yang belum kentara adalah galat satu cara buat bisa mengerti bahan pelajaran yg belum dimengerti. Siswa jangan memalukan buat bertanya kepada pengajar mengenai bahan pelajaran atau informasi guru yg belum kentara, karena malu akan Mengganggu dominasi bahan yang akan diterima dari pengajar dalam pertemuan yg akan tiba. Bertanyalah menggunakan spesifik jangan berbelit-belit, bila perlu pertanyaan ditulis terlebih dahulu dengan singkat serta kentara, kemudian dibacakan atau dihafalkan.

Berkaitan menggunakan semua pertanyaan yang diutarakan sang pengajar pada ketika proses belajar mengajar, murid wajib berani menjawab semua pertanyaan itu dengan baik dan jelas sebagai bukti bahwa dirinya memperhatikan pelajaran. Cara menjawabnya menggunakan sistematis sinkron apa yg sudah diterangkan oleh guru dengan bahasa yg sederhana dan mudah dimengerti.

4. Memanfaatkan ketika istirahat
Di sekolah terdapat bebarapa ketika buat istirahat agar syarat anak didik segar pulang. Menghilangkan kelelahan mata serta pengalihan konsentrasi anak didik buat ad interim. Untuk itu anak didik harus memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara bersantai, mengarahkan pandangan mata ke angkasa biru, mengerak-gerakkan badan agar dapat memperlancar aliran darah pada pada tubuh, sebagai akibatnya rasa lelah dan rasa kantuk dapat diusir dengan segera. Apabila haus atau lapar maka segera pergi ke kantin buat minum atau makan secukupnya supaya kesehatan tubuh tetap terjaga. Atau ketika istirahat itu dimanfaatkan buat berkunjung ke perpustakaan.

5. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah memiliki 3 manfaat, yaitu :
a. Sebagai asal belajar,
b. Sebagai asal kabar,
c. Sebagai asal rekreasi (Choiruddin Hadhiri Suprapto, 2003 : 68)

Perpustakaan bisa dipakai buat memperdalam pemahaman serta pengahayatan pengetahuan yg diperoleh anak didik berdasarkan pengajar, memeperluas cakrawala pengetahuan serta keterampilan siswa serta buat menaruh hiburan, memupuk keterampilan, nilai dan sikap hidup melaluli koleksi ringan dan segar,

Sedangkan cara memanfaatkan perpustakaan tergantung juga pada kesempatan atau waktu-saat eksklusif, contohnya ketika jam-jam istirahat kalu masih ada waktu lebih menurut kepentingan yang lain, seperti makan serta minum, jam-jam kosong dan apabila ada tugas dari guru.

c. Cara Belajar Bersama (kelompok)
Belajar bersama bisa dilakukan di tempat tinggal atau pada loka lain contohnya di perpustakaan, pada sekolah atau di tempat tertentu yang disepakati beserta.

Belajar bersama pada dasarnya memecahkan duduk perkara secara beserta, merupakan setiap anggota turut memberikan sumbangan pikiran pada memecahkan dilema tadi, sebagai akibatnya diperoleh output atau jawaban yang lebih baik. Pikiran menurut banyak orang umumnya lebih paripurna daripada satu orang.

”Ada beberapa petunjuk untuk belajar bersama yg lebih efektif, yaitu :
a. Pilih teman yg cocok untuk bergabung pada satu gerombolan yg terdidri menurut tiga-5 orang. Anggota yang terlalu banyak umumnya kurang efektif.
b. Tentukan dan sepakati kapan, pada mana dan apa yang akan pada bahas serta apa yg diharapkan pada diskusi itu. Lakukan secara rutin minimal satu kali dalam seminggu.
c. Setelah berkumpul secara bergilir, tetapkan siapa pemimpin kelompok yang akan mengatur diskusi dan siapa penulis yg akan mencatat diskusi.
d. Rumuskan pertanyaan atau pertarungan yg akan dipecahkan bersama dan batasi ruang lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
e. Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu hingga tuntas, dengan cara memberi kesempatan setiap anggota mengajukan pendapat. Dari setiap pendapat yg ada dikaji secara bersama manakah yang paling tepat. Kesimpulan jawaban yg sudah disepakati bersama dicatat oleh penulis. 
f. Bila ada masalah yg tidak dapat dipecahkan, tangguhkan persoalan itu untuk dimintakan pendapatnya kepada guru. Lanjutkan saja pada dilema berikutnya supaya nir membuang ketika.
g. Kesimpulan output diskusi dicatat oleh penulis, kemudian dibagikan pada anggota kelompok buat dipelajaridirumah masing-masing.” (Nana Sudjana, 1989: 168-169).

2. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah dominasi pengetahuan atau keterampilan yg dikembangkan sang suatu pelajaran yang lazimnya ditunjukkan menggunakan nilai tes atau nomor yg diberikan sang guru. (Depdikbud, 1993 : 700).

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan murid sehabis mengikuti suatu mata pelajaran tertentu yg ditunjukkan menggunakan nilai tes berupa angka yg diberikan oleh guru, menjadi contoh nilai mid semester, nilai semester, nilai tugas, nilai ulangan, nilai raport serta sebagainya.

Prestasi dalam arti luas adalah kemampuan anak didik setelah mengalami belajar. Hal ini dapat diperoleh atau diketahui dari akhir kegiatan serta diperoleh atau diketahui dari akhir aktivitas dan diperoleh bukan karena kebetulan, tetapi prestasi diperoleh menggunakan penuh dengan kesadaran dan mengalami proses eksklusif.

Pada prinsipnya, pengungkapan output belajar mencakup 3 ranah, yaitu ranah cipta, rasa juga karsa (kognitif, afektif, psikomotorik). Walaupun pengungkapan tingkah laris semua ranah tadi, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini ditimbulkan perubahan hasil belajar itu ada yg bersifat intangible (tidak dapat diraba), tetapi yang bisa dilakukan sang guru merupakan hanya merogoh cuplikan perubahan tingkah laris yg dianggap krusial dan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi menjadi hasil belajar siswa.

Secara dunia, faktor yg mensugesti prestasi belajar murid, merupakan :
a. Faktor intern siswa
1) Fisiologis, misalnya kesehatan mata dan pendengaran.
2) Fsikologis, seperti intelegensi, perilaku, talenta, minat serta motivasi siswa

b. Faktor ekstern siswa
1). Lingkungan sosial, seperti: guru, sahabat-tema sekelas, tetangga, orang tua serta keadaan masyarakat.
2). Lingkungan non sosial, seperti: rumah, gedung sekolah, sarana dan prasarana, dan sebagainya.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learn), yakni jenis upaya belajar anak didik yang mencakup taktik dan metode yg digunakan murid buat melakukan aktivitas pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Pendekatan belajar terdapat 3 yaitu :
1) Pendekatan surface. Manusia belajar lantaran dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang menyebabkan dia malu. Oleh karena itu, gaya belajarnya kalem, asal hafal serta nir mementingkan pemahaman yg gampang.
2) Pendekatan deep. Siswa ini dimotivasi menurut pada dirinya (intrinsik). Oleh karenanya, gaya belajarnya serius serta berusaha tahu materi secara mendalam dan memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi anak didik ini yang lebih krusial adalah memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan berguna bagi kehidupannya dibanding lulus dengan nilai baik.
3) Pendekatan achieving. Pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yg dianggap ego-enhanchment, yaitu ambisi eksklusif yg besar dalam menaikkan prestasi keakuan dirinya menggunakan cara meraih indeks prestasi stinggi-tingginya. Gaya belajarnya lebih berfokus, mempunyai keterampilan belajar (study skill) pada arti sangat cerdik serta efisien pada mengatur ketika, ruang kerja dan perangkat silabus. Baginya, berkompetisi menggunakan temannya pada meraih nilai tertinggi merupakan penting, sebagai akibatnya beliau sangat disiplin, rapi dan sistematis dan berencanauntuk terus maju ke depan (plans ahead).

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Ada beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam menurut pakar pendidikan, yaitu :
a. Chabib Thoha (1999: 4), Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang diberikan dalam slaah satu pelajaran anak didik muslim pada menuntaskan pendidikannya dalam taraf eksklusif.
b. Ahmad D. Marimba (1986: 47), Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani rohani dari hukum-aturan agama Islam menuju terbentuknya kepribadian primer menurut berukuran-ukuran Islam.
c. Zuhairini dkk. (1983 : 27), Pendidikan kepercayaan berarti usaha-bisnis secara sistematis serta pragmatis pada membantu murid supaya supaya mereka hidup sesuai denagn ajaran Islam.

Jadi, Pendidikan Agama Islam, merupakan usaha-bisnis secara sistematis dan pragmatis yang telah terbentuk mata pelajaran berisi bimbingan jasmani rohani yang menurut hukum-aturan Islam menuju pada terbentuknya kepribadian muslim sejati.

SUMBER-SUMBER ARTIKEL DI ATAS :

Abin Syamsuddin Makmun, (2001), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdarkarya.
Ahmad D. Marimba, (1997), Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. AL-MA’arif
Anas Sudjiono, (2000), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bobbi De Porter, Mike Hernacki (2003), Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung : Kaifa. 
Bobbi De Porter dkk., (2001), Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung : Kaifa.
Chabib Thoha dan Abdul Muti, (1999), PBM-PAI pada Sekolah, , Yogyakarata: Pustaka Belajar.
Choiruddi Hadhiri Suprapto, (2003), Jalan Pintas Menjadi Bintang Pelajar, Panduan Untuk Pelajar Islami, Bandung: Mujahid Press.
Departemen Agama RI, (1996), Al-Qur’an Al-Karim serta Terjemahannya, Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (tanpa tahun), Laporan Penilaian Hasil Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), tanpa penerbit.
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, (1980), Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama / IAIN Pusat.
Gordon Dryen dan Jeannete Vos, (2001), The Learning Revolution (Terjemahan ration service) Bandung: Kaifa.
Muhaimin, (2002), Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah, (2004), Psikology Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada.
Nana Sudjana, (1991), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Rohmad Qomari, (1999), Insania, ”Tehnik Penentuan Ukuran Sampel Dalam Penelitian” Edisi Mei-Juli, Purwokerto : P3M STAIN.
Sanafiah Faisal, (1982), Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.
Slamento, (1995), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2004), Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, (2002), Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta.
The Liang Gie, (1985). Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Pusat Kemajuan Study.
Thursan Hakim, (2002), Belajar Secara Efektif: Panduan Menemukan Teknik Belajar, Memilih Jurusan, serta Menentukan Cita-cita, Jakarta: Puspa Swara.
Zuhairini dkk, (1983), Metodology Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani.

EKSISTENSI DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Eksistensi Dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam
Pengertian Cara Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, cara adalah jalan ( aturan, sistem ) melakukan ( berbuat ) sesuatu, gaya, ragam, tata cara norma, usaha atau ikhtiar. Sedangkan belajar merupakan suatu proses bisnis yang pada lakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara holistik, menjadi output pengalamannya sendiri pada berinteraksi menggunakan lingkungannya.

Dengan demikian cara belajar siswa yg di maksud sang penulis, merupakan perilaku individu siswa yang lebih khusus berkaitan dengan usaha yang sedang atau telah biasa dilakukan sang murid untuk memperoleh ilmu pengetahuan. 

Pada umumnya setiap orang pada melakukan suatu usaha terpengaruh oleh efisiensi. Efisiensi merupakan sebuah pengertaian atau konsepsi yanag mengggambarkan perbandingan terbaik antara suatu bisnis menggunakan hasilnya, yaitu jika output yg diinginkan bisa tercapai dengan usaha terkecil, atau menggunakan usaha eksklusif memberikan kwalitas serta kwantitas output terbesar

Pengertian tadi dapat diterapkan pada banyak sekali bidang aktivitas termasuk usaha belajar. Apabila diterapkan pada belajar, maka terdapatlah efisiensi belajar, yaitu perbandingan terbaik antara suatu usaha belajar menggunakan hasilnya yang dicapai. ( The Liang Gie, 1985:14 ). 

Adapun berdasarkan Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam ( 1980 : 220 ) mengartikan cara belajar yg efisien, yaitu cara belajar yang sempurna, praktis, ekonomis, terarah, sinkron dengan situasi dan tuntutan yg terdapat guna mencapai tujuan belajar. 

Masing masing siswa mempunyai potensi, kemampuan, situasi, kondisi serta latar belakang individu yg tidak sinkron beda. Dengan istilah lain, murid itu adalah individualitas yang unik. Sehingga cara belajarpun sebagai tidak sinkron beda juga sesuai dengan apa adanya siswa. Tugas siswa selanjutnya merupakan berbagi dirinya, sebagai akibatnya menemukan cara belajar yang cocok bagi dirinya. Bimbingan guru dalam hal ini amat pada perlukan. Dengan anugerah bimbingan dari pengajar, siswa akan mengenal dirinya dan segala yg memungkinkan dirinya dapat berkembang secara utuh dan menemukan gaya belajarnya sendiri. Penemuan itu wajib secepatnya beliau peroleh karena tuntutan belajar itu makin usang makin meningkat dan makin kompleks. 

Supaya cara belajar yang efisien tadi bisa pada terapkan pada masing masing anak didik, maka murid perlu buat terus dimotivasi baik secara mental juga psikomotorik oleh pengajar atau orang tua. Karena Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 9 ) mengungkapkan, bahwa misteri sukses belajar terletak pada pemikiran perilaku mental cendekia dan satu kata kunci, yaitu dominasi cara belajar yg baik sebagai penuntun ke arah dominasi ilmu yg optimal.

Setelah anak didik dapat memilih dan memposisikan dirinya dalam kondisi yg aman, maka murid perlu memakai cara belajar yg efektif.

Berdasarkan syarat belajarnya, cara belajar mencakup cara belajar pada rumah, pada sekolah dan cara belajar bersama (grup)

a. Cara belajar berdikari di rumah
1. Pemenuhan fasilitas dan perabot belajar
Fasilitas serta perabot belajar adalah indera perlengkapan belajar yang penting buat dipenuhi sang seorang pelajar, lantaran bila nir terpenuhi bisa menimbulkan impak negatif bagi kelancaran proses belajar. Proses belajar bisa berhenti dan setidaknya mengganggu motivasi serta konsentrasi pada belajar.

Fasilitas belajar ini menurut The Liang Gie (1985 :43), terdiri dari peralatan tulis dan perabot buat kamar yaitu meja, kursi serta lemari buku.

2. Mengatur waktu belajar
Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil, perlulah anak didik mempunyai jadwal yang baik dan bisa melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Adapun cara buat menciptakan jadwal yg baik, adalah :

3. Membaca buku
Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang paling poly dilakukan selama belajar. Dan persoalannya yg utama ketika dia sudah dapat membaca merupakan bagaimana cara membaca yang baik serta efisien.

Hary dexter Kitson dalam bukunya How to use Your Mind, Yang dikutip the Liang Gie (1985; 94), mengemukakan ketentuan-ketentuan mengenai reading hygiene :
a. Sewaktu membaca hendaknya pembaca sekali-kali memejamkan matanya atau melihat ke loka yang jauh.
b. Cahaya penerang hendaknya datang menurut arah belakang
c. Pada pagina buku tidak masih ada bayangan
d. Buku dipegang sang tangan dan nir terletak mendatar diatas bagian atas meja.

Terhadap ketentuan-ketentuan diatas dibubuhi hal-hal berikut ini 
e. Ada cahaya penerangan yang cukup, tidak terlalu gelap dan nir terlalu terperinci sebagai akibatnya menyilaukan dan bergetar.
f. Jarak antara mata dan yg dibaca kira-kira 25-30 cm
g. Tidak sembari tiduran
h. Beristirahat sementara waktu, kira-kira seperempat jam sesudah membaca selama satu hingga satu setengah jam.

Langkah pertama (survei), siswa memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks. Tujuannya supaya siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian, judul sub bagian, kata dan istilah kunci, serta sebagainya. Dalam melakukan survei ini murid dianjurkan menyiapkan pensil, kertas serta indera pembuat karakteristik, seperti stabilo buat menandai bagian-bagian tertentu yg penting.

Langkah ke 2 (question), siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yg jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yg sudah ditandai dalam langkah pertama.

Langkah yang ketiga (Read), siswa membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun. Membaca secara aktif berarti membaca yg difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan relevan menggunakan pertanyaan tersebut.

Langkah selanjutnya recite, anak didik menjelaskan lagi jawaban atas pertanyaan yang sudah tersusun.
Dan langkah terakhir review, siswa meninjau ulang semua pertanyaan serta jawaban secara singkat. (Muhibbin Syah, 2004: 141). Jika materi telah tersusun pada sebuah modul, maka hal ini lebih memudahkan bagi murid, karena materi sudah tersusun dalam sebuah kompendium, tetapi buat menguatkan pemahaman dan memotivasi keingintahuan mengenai materi itu, maka boleh menggunakan metode tadi.

4. Membuat Ringkasan
Kegiatan ini tidak kalah pentingnya berdasarkan seluruh aktivitas belajar anak didik. Siswa menciptakan ringkasan merupakan bertujuan buat memudahkannya dalam menghafal dan mengulangi pelajaran.

Adapun langkah-langkah menciptakan kompendium yg baik, merupakan :
a. Membaca pelajaran yang akan diringkas menggunakan penuh perhatian, pengertian serta konsentrasi sembari memberi pertanda-pertanda pada hal-hal yang dipercaya pokok dan penting. Dalam hal ini murid bisa menggarisbawahi kalimat-kalimat krusial atau menggunakan stabilo atau menuliskan kata-istilah kunci pada pinggir paragraf.
b. Membuat kerangka ringkasan menggunakan membaca sekali lagi serta menuliskan di atas kertas hal-hal yg sudah ditandai.
c. Membaca kalimat-kalimat yg sudah ditulis di kertas tadi sembari menyelipkan kata-istilah atau pertanda-tanda penghubung yang perlu, sehingga terdapat pertalian yg erat antara kalimat-kalimat itu.
d. Kalu masih tebal page luas dan banyak, maka tulisan tersebut bisa dipersempit dengan merogoh pokok-pokoknya saja serta menghilangkan hal-hal yang dipercaya kecil atau kurang penting. (Judi Al Falansani serta Fauzan Naif,2002: 38).

5. Menghafal Bahan Pelajaran
Dalam belajar, menghafal merupakan galat satu aktivitas dalam rangka penguasaan bahan pelajaran.

Ada beberapa syarat buat dapat menghafal menggunakan baik, yaitu:
a. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar
b. Mengetahui benar -benar mengenai makna bahan yg dihafal
c. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal
d. Menghafal secara teratur sinkron syarat badan yang sebaik-baiknya dan daya serap otak terhadap bahan yang wajib dihafal. (Slamento, 1995: 86).

Sedangkan berkaitan dengan metode menghafal agar sinkron menggunakan karakter siswa dibagi sebagai 3 macam :
a. Menghafal melalui pandangan. Bahan pelajaran dibaca di dalam batin penuh perhatian sembari otak bekerja untuk mengingat-ingat. Dapat juga menggunakan cara membuat catatan besar yg menarik, kemudian disampingkan atau ditempelkan pada loka-loka yang acapkali dipandang.
b. Menghafal menggunakan indera pendengaran melalui penyimakan sendiri. Siswa dapat menggunakan cara lain yg bertujuan sama, misalnya menyuruh temannya membacakan kompendium atau mendengarkan rekaman kaset yg dibuat sendiri.
c. Menghafal malalui gerakan-gerakan tangan, yatu menggunakan menulis-nulis ringkasan berulang-ulang hingga hafal atau menggerakkan jari tangan sembari berfikir.

Ada jua metode yang lain, yaitu metode cantol, metode lokasi, akronim serta kalimat-kalimat kreatif 

Metode cantol digunakan buat menghafal daftar apa saja. Caranya, yaitu menggunakan mencocokkan angka-angka menggunakan kata-istilah berirama sama atau petunjuk-petunjuk visual eksklusif. Contohnya paku mirip menggunakan suara satu dan paku menyerupai nomor satu.

Metode lokasi merupakan metode yang menggunakan tempat yg paling dikenal serta paling mengesankan sebagai model (1) pendahuluan tentang hal yg akan dipelajari (dituliskan pada pintu depan), (2) Tombol lampu mengungkapkan serta meyoroti mengenai ciri-karakteristik khusus suatu fakta, konsep atau suatu prinsip dalam materi yang sedang dipelajari, dan seterusnya.

Akronim atau singkatan adalah kata yg dibentuk berdasarkan huruf atau huruf-alfabet awal atau masing-masing bagian menurut sekelompok kata atau istilah gabungan Misalnya, Program Pembangunan Lima Tahun pada Indonesia dianggap PELITA. PSSI merupakan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.

Sedangkan kalimat-kalimat kreatif digunakan buat menghafal kata-kata yg berurutan, contoh : untuk menghafal susunan planet maka dapat menggunakan kalimat kreatif yaitu Memainkan Violin Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Tetapi Pasti (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Uranus, Neptunus, Pluto).

6. Mengulangi Bahan Pelajaran
Siswa sepulang sekolah jangan lupa buat mengulangi bahan pelajarannya di tempat tinggal , karena tidak seluruh materi pelajaran yang disampaikan guru terkesan dengan baik.

Cara mengulangi bahan pelajaran merupakan dengan cara membaca pulang catatan yg telah ditulis saat pengajar sedang menunjukkan pelajran, atau bila bahan pelajaran berupa tatacara, cara menghafalnya merupakan dengan cara mempraktekkannya pada kehidupan sehari-hari agar pelajaran tetap dalam ingatan.

7. Mengerjakan Tugas
Selama belajar, siswa tidak akan pernah terlepas berdasarkan keharusan mengerjakan tugas-tugas belajar, baik itu tugas harian, pekerjaan rumah, tugas semesteran, tugas gerombolan juga tugas individu. Siswa harus mengerjakan sinkron perintah pengajar dengan tepat waktu. Mengabaikan tugas tadi boleh jadi murid akan mendapatkan sangsi menurut pengajar.

8. Persiapan Menghadapi Ujian
Dalam menghadapi ujian, murid harus mempersiapkan segala sesuatu yg berhubungan dengan perkara-perkara perbaikan buat mengingat pulang bahan-bahan yang telah dipelajari dengan cara membaca kembali, memperbaiki catatan, menciptakan ikhtisar serta menyusun pengetahuan yg lengkap dan akhirnya tinggal menghafal. Pada saat-saat menjelang ujian siswa usahakan menghindari belajarterlalu poly lantaran bisa mengganggu syarat kesehatan. Siswa jua tidak boleh lupa mempersiapkan seluruh alat tulis untuk kelancaran ujian.

9. Menempuh Ujian
Setelah anak didik melaksanakan persiapan menghadapi ujian dengan matang, selanjutnya sampailah pada waktu ujian. Maka dalam saat hari ujian, anak didik seharusnya tiba lebih awal dan menunggu dengan tenang. Masuklah menggunakan tertib serta duduk pada tempat yang sudah dipengaruhi, kemudian baca serta pahami petunjuk soal dengan baik dan menjawabnya sinkron petunjuk tadi. Jangan lupa murid memperhitungkan ketika yang disediakan, supaya lebih berhemat saat soal-soal yg mudah usahakan dikerjakan lebih dahulu. Tulisan wajib kentara, baik serta rapi. Apabila telah terselesaikan murid wajib mempertimbangkan lagi apakah jawaban yang telah dikerjakan sinkron dengan permintaannya. Segera kumpulkan jawaban, jika waktu ujian sudah habis.

Siswa dalam menempuh ujian haruslah mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dan rasa percaya diri itu ada waktu mereka melakukan persiapan yg matang jauh sebelum ujian dan penyempurnaan ketika mendekati ujian. Sehingga nir ada kecurangan-kecurangan misalnya menyontek atau melihat pekerjaan orang.

b. Cara Belajar pada Sekolah
Adapun beberapa hal yg berkenaan dengan cara belajar yang dilakukan oleh anak didik pada sekolah.

1. Masuk kelas tepat waktu
Masuk kelas tepat ketika merupakan suatu perilaku mental yg poly mendatangkan keuntungan. Pengajar memuji lantaran disiplin, kawan-mitra nir terganggu waktu sedang memperhatikan pelajaran guru, konsentrasi pun akan terpelihara menggunakan baik. Kondisi tubuh akan tenang, jauh menurut keringat dan alam pikiran anak didik sudah siap mendapat pelajaran dari guru Oleh karena itu kedisiplinan masuk kelas mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

2. Memperhatikan penerangan guru
Setelah pelajaran dimulai, siswa wajib telah siap untuk memperhatikan semua pelajaran pengajar, yaitu dengan melihat mobilitas-geriknya, mendengarkan penjelasannya dan ingat menulis istilah-kata penting dari penjelasan itu.

3. Bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Bertanya tentang hal yang belum kentara merupakan salah satu cara buat bisa mengerti bahan pelajaran yang belum dimengerti. Siswa jangan membuat malu buat bertanya kepada pengajar mengenai bahan pelajaran atau liputan pengajar yang belum jelas, karena membuat malu akan Mengganggu penguasaan bahan yang akan diterima menurut guru dalam rendezvous yg akan tiba. Bertanyalah dengan spesifik jangan berbelit-belit, bila perlu pertanyaan ditulis terlebih dahulu menggunakan singkat serta kentara, lalu dibacakan atau dihafalkan.

Berkaitan dengan semua pertanyaan yg diutarakan oleh guru dalam waktu proses belajar mengajar, anak didik harus berani menjawab seluruh pertanyaan itu dengan baik dan jelas sebagai bukti bahwa dirinya memperhatikan pelajaran. Cara menjawabnya menggunakan sistematis sesuai apa yang telah diterangkan sang guru menggunakan bahasa yg sederhana dan mudah dimengerti.

4. Memanfaatkan waktu istirahat
Di sekolah masih ada bebarapa waktu untuk istirahat supaya syarat siswa segar kembali. Menghilangkan kelelahan mata serta pengalihan konsentrasi anak didik buat ad interim. Untuk itu murid wajib memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya, yaitu menggunakan cara bersantai, mengarahkan pandangan mata ke angkasa biru, mengerak-gerakkan badan agar bisa memperlancar peredaran darah pada pada tubuh, sehingga rasa lelah serta rasa kantuk dapat diusir dengan segera. Apabila haus atau lapar maka segera pergi ke kantin buat minum atau makan secukupnya agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Atau saat istirahat itu dimanfaatkan untuk berkunjung ke perpustakaan.

5. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah memiliki tiga manfaat, yaitu :
a. Sebagai sumber belajar,
b. Sebagai asal keterangan,
c. Sebagai asal rekreasi (Choiruddin Hadhiri Suprapto, 2003 : 68)

Perpustakaan dapat dipakai buat memperdalam pemahaman serta pengahayatan pengetahuan yang diperoleh anak didik berdasarkan pengajar, memeperluas cakrawala pengetahuan dan keterampilan siswa serta buat menaruh hiburan, memupuk keterampilan, nilai serta sikap hidup melaluli koleksi ringan dan segar,

Sedangkan cara memanfaatkan perpustakaan tergantung jua pada kesempatan atau waktu-saat eksklusif, misalnya ketika jam-jam istirahat kalu masih ada waktu lebih dari kepentingan yg lain, seperti makan dan minum, jam-jam kosong serta jika terdapat tugas dari pengajar.

c. Cara Belajar Bersama (grup)
Belajar bersama sanggup dilakukan pada tempat tinggal atau pada loka lain contohnya pada perpustakaan, di sekolah atau di loka eksklusif yg disepakati bersama.

Belajar beserta dalam dasarnya memecahkan problem secara bersama, artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pikiran pada memecahkan problem tersebut, sebagai akibatnya diperoleh output atau jawaban yang lebih baik. Pikiran dari banyak orang umumnya lebih sempurna daripada satu orang.

”Ada beberapa petunjuk buat belajar beserta yg lebih efektif, yaitu :
a. Pilih sahabat yang cocok buat bergabung pada satu grup yang terdidri berdasarkan 3-lima orang. Anggota yang terlalu poly umumnya kurang efektif.
b. Tentukan serta sepakati kapan, pada mana dan apa yang akan pada bahas dan apa yang diharapkan pada diskusi itu. Lakukan secara rutin minimal satu kali pada seminggu.
c. Setelah berkumpul secara bergilir, tetapkan siapa pemimpin gerombolan yg akan mengatur diskusi serta siapa penulis yg akan mencatat diskusi.
d. Rumuskan pertanyaan atau konflik yang akan dipecahkan bersama serta batasi ruang lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
e. Bahas serta pecahkan setiap persoalan satu persatu hingga tuntas, menggunakan cara memberi kesempatan setiap anggota mengajukan pendapat. Dari setiap pendapat yang ada dikaji secara beserta manakah yg paling sempurna. Kesimpulan jawaban yang sudah disepakati beserta dicatat sang penulis. 
f. Jika terdapat persoalan yang nir bisa dipecahkan, tangguhkan persoalan itu buat dimintakan pendapatnya pada guru. Lanjutkan saja pada duduk perkara berikutnya supaya nir membuang saat.
g. Kesimpulan hasil diskusi dicatat sang penulis, kemudian dibagikan kepada anggota kelompok buat dipelajaridirumah masing-masing.” (Nana Sudjana, 1989: 168-169).

2. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan sang suatu pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nomor yg diberikan sang guru. (Depdikbud, 1993 : 700).

Prestasi belajar merupakan berukuran keberhasilan murid sesudah mengikuti suatu mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan nilai tes berupa angka yang diberikan sang pengajar, menjadi model nilai mid semester, nilai semester, nilai tugas, nilai ulangan, nilai raport serta sebagainya.

Prestasi dalam arti luas merupakan kemampuan murid sehabis mengalami belajar. Hal ini dapat diperoleh atau diketahui dari akhir aktivitas serta diperoleh atau diketahui menurut akhir aktivitas serta diperoleh bukan lantaran kebetulan, namun prestasi diperoleh menggunakan penuh menggunakan pencerahan serta mengalami proses eksklusif.

Pada prinsipnya, pengungkapan output belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah cipta, rasa maupun karsa (kognitif, afektif, psikomotorik). Walaupun pengungkapan tingkah laris seluruh ranah tadi, khususnya ranah rasa siswa, sangat sulit. Hal ini ditimbulkan perubahan hasil belajar itu terdapat yang bersifat intangible (tak bisa diraba), tetapi yang dapat dilakukan sang guru adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yg dianggap penting dan bisa mencerminkan perubahan yg terjadi menjadi output belajar anak didik.

Secara global, faktor yg mempengaruhi prestasi belajar murid, merupakan :
a. Faktor intern siswa
1) Fisiologis, seperti kesehatan mata dan telinga.
2) Fsikologis, seperti intelegensi, sikap, bakat, minat serta motivasi siswa

b. Faktor ekstern siswa
1). Lingkungan sosial, misalnya: pengajar, sahabat-tema sekelas, tetangga, orang tua dan keadaan rakyat.
2). Lingkungan non sosial, misalnya: tempat tinggal , gedung sekolah, wahana dan prasarana, dan sebagainya.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learn), yakni jenis upaya belajar murid yang mencakup taktik serta metode yg dipakai anak didik buat melakukan aktivitas pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Pendekatan belajar terdapat tiga yaitu :
1) Pendekatan surface. Manusia belajar lantaran dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yg menyebabkan dia membuat malu. Oleh karenanya, gaya belajarnya santai, dari hafal serta nir mementingkan pemahaman yg gampang.
2) Pendekatan deep. Siswa ini dimotivasi dari dalam dirinya (intrinsik). Oleh karenanya, gaya belajarnya berfokus dan berusaha tahu materi secara mendalam dan memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi anak didik ini yg lebih penting merupakan mempunyai pengetahuan yg relatif banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya dibanding lulus dengan nilai baik.
3) Pendekatan achieving. Pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri spesifik yang dianggap ego-enhanchment, yaitu ambisi eksklusif yg akbar dalam menaikkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi stinggi-tingginya. Gaya belajarnya lebih berfokus, mempunyai keterampilan belajar (study skill) pada arti sangat cerdik dan efisien dalam mengatur saat, ruang kerja dan perangkat silabus. Baginya, berkompetisi menggunakan temannya pada meraih nilai tertinggi adalah krusial, sehingga beliau sangat disiplin, rapi serta sistematis serta berencanauntuk terus maju ke depan (plans ahead).

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Ada beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam menurut pakar pendidikan, yaitu :
a. Chabib Thoha (1999: 4), Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang diberikan dalam slaah satu pelajaran siswa muslim pada menuntaskan pendidikannya dalam tingkat eksklusif.
b. Ahmad D. Marimba (1986: 47), Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani rohani menurut hukum-aturan kepercayaan Islam menuju terbentuknya kepribadian primer berdasarkan ukuran-ukuran Islam.
c. Zuhairini dkk. (1983 : 27), Pendidikan agama berarti bisnis-usaha secara sistematis serta pragmatis dalam membantu murid supaya agar mereka hidup sesuai denagn ajaran Islam.

Jadi, Pendidikan Agama Islam, adalah usaha-usaha secara sistematis serta pragmatis yang sudah terbentuk mata pelajaran berisi bimbingan jasmani rohani yang menurut hukum-aturan Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sejati.

SUMBER-SUMBER ARTIKEL DI ATAS :

Abin Syamsuddin Makmun, (2001), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdarkarya.
Ahmad D. Marimba, (1997), Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. AL-MA’arif
Anas Sudjiono, (2000), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bobbi De Porter, Mike Hernacki (2003), Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman serta Menyenangkan, Bandung : Kaifa. 
Bobbi De Porter dkk., (2001), Mempraktekkan Quantum Learning pada Ruang-ruang Kelas, Bandung : Kaifa.
Chabib Thoha dan Abdul Muti, (1999), PBM-PAI pada Sekolah, , Yogyakarata: Pustaka Belajar.
Choiruddi Hadhiri Suprapto, (2003), Jalan Pintas Menjadi Bintang Pelajar, Panduan Untuk Pelajar Islami, Bandung: Mujahid Press.
Departemen Agama RI, (1996), Al-Qur’an Al-Karim serta Terjemahannya, Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Departemen Pendidikan serta Kebudayaan (1993), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (tanpa tahun), Laporan Penilaian Hasil Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), tanpa penerbit.
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, (1980), Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama / IAIN Pusat.
Gordon Dryen dan Jeannete Vos, (2001), The Learning Revolution (Terjemahan ration service) Bandung: Kaifa.
Muhaimin, (2002), Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah, (2004), Psikology Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada.
Nana Sudjana, (1991), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Rohmad Qomari, (1999), Insania, ”Tehnik Penentuan Ukuran Sampel Dalam Penelitian” Edisi Mei-Juli, Purwokerto : P3M STAIN.
Sanafiah Faisal, (1982), Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.
Slamento, (1995), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2004), Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, (2002), Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta.
The Liang Gie, (1985). Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Pusat Kemajuan Study.
Thursan Hakim, (2002), Belajar Secara Efektif: Panduan Menemukan Teknik Belajar, Memilih Jurusan, serta Menentukan Cita-cita, Jakarta: Puspa Swara.
Zuhairini dkk, (1983), Metodology Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani.

HAKIKAT DEFINISI DAN KONTEKSKONTEKS KOMUNIKASI

Hakikat, Definisi Dan Konteks-Konteks Komunikasi
A. Hakikat, Definisi serta Konteks Komunikasi
Apakah yang anda pikirkan jika mendengar istilah “Komunikasi” ? Jawaban atas pertanyaan ini amat beraneka ragam, mulai dari berdoa (yg adalah komunikasi menggunakan Tuhan), bersenda gurau, berpidato, hingga penggunaan indera-alat elektronik atau personal komputer yang sophisticated. Komunikasi adalah suatu topik yang amat acapkali diperbincangkan, bukan hanya dikalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga pada kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri mempunyai terlalu banyak arti yang berlainan. Dalam wacana publik, kita sering mendengar kalimat atau frase yang mengandung istilah komunikasi atau turunannya, seperti “Hewan pun berkomunikasi menggunakan cara mereka masing-masing”, “Kita wajib mengkomunikasikan maslah ini pada mahasiswa pada waktu kuliah nanti”, “Komputer adalah wahana komunikasi yg tercanggih”, “Kami belum mendapat komunikasi menurut perusahaan itu”, “Orangnya tidak komunikatif”, dan sebagainya. Pendeknya istilah komunikasi telah sedemikian lazim di kalangan kita seluruh, meskipun masing-masing orang mengartikan istilah itu secara berlainan. Oleh karena itu, konvensi pada mendefinisikan kata komunikasi merupakan langkah awal buat memperbaiki pemahaman atas fenomena yg rumit ini.

Kata komunikasi atau communication pada bahasa Inggris dari berdasarkan kata Latin communis yg berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “menciptakan sama” (to make common). Istilah pertama (communis) merupakan istilah yg paling acapkali disebut menjadi asal-usul istilah komunikasi, yang merupakan akar berdasarkan kata-kata Latin lainnya yang seperti. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan namun definisi-definisi pada masa ini menyarankan bahwa komunikasi merujuk dalam cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita mengembangkan pikiran”, Kita mendiskusikan makna”, dan “Kita mengirimkan pesan”.

Kata lain yg mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yg juga menekankan kecenderungan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup beserta untuk mencapai tujuan eksklusif, serta mereka berbagi makna serta sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, serta komunikasi berperan serta mengungkapkan kebersamaan itu.

Berbicara mengenai definisi komunikasi, nir terdapat definisi yang sahih ataupun yang galat. Seperti pula model atau teori, definisi wajib dilihat dari kemanfaatannya buat menjelaskan kenyataan yg didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit serta bisa kita lihat dibawah ini :
  1. Everett M. Rogers : “Komunikasi adalah proses dimana suatu pandangan baru dialihkan dari asal kepada suatu penerima atau lebih, menggunakan maksud untuk membarui tingkah laris mereka"
  2. Harold Lassewell : “Cara terbaik buat mendeskripsikan komunikasi adalah menggunakan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect"
  3. Carl I. Hovland : “ Komunikasi merupakan proses yg memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (umumnya lambang-lambang lisan) buat mengubah konduite orang lain (komunikate)."
  4. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss : “ Komunikasi adalah proses pembentukan makna pada antara dua orang atau lebih.”
Dari beberapa pengertian tadi bila dianalisis pada prinsipnya bisa disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yg mengirim dan mendapat pesan yg terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai imbas tertentu, serta terdapat kesempatan buat melakukan umpan balik . Gambar berikut mendeskripsikan apa yg dapat kita namakan model universal komunikasi. Ini mengandung elemen-elemen yg terdapat pada setiap tindak komunikasi, terlepas berdasarkan apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, gerombolan mini , pidato terbuka, atau komunikasi massa.


Konteks-Konteks Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa-sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi eksklusif. Secara luas konteks disini berarti seluruh faktor pada luar orang-orang yg berkomunikasi, yg terdiri dari :
  1. Aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, rona dinding, penataan loka duduk, jumlah peserta dan lain-lain.
  2. Aspek psikologis, seperti : sikap, kesamaan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi 
  3. Aspek sosial, misalnya : kebiasaan kelompok, nilai sosial dan ciri budaya
  4. Aspek saat, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam)
Banyak pakar komuniaksi mengklasifikasikan komunikasi menurut konteksnya. Sebagaimana pula definisi komuniaksi, konteks komunikasi ini diuraikan secara berlainan. Istilah-kata lain jua digunakan buat merujuk kepada konteks ini.

Indikator paling generik buat mengklasifikasikan komunikasi dari konteksnya atau tingkatnya merupakan jumlah peserta yg terlibat pada komunikasi. Maka dikenallah :
1. Komunikasi intrapribadi
2. Komunikasi diadik
3. Komunikasi antarpribadi
4. Komunikasi gerombolan (mini )
5. Komunikasi publik
6. Komunikasi organisasi
7. Komunikasi massa. 

Salah satu pendekatan buat membedakan konteks-konteks komunikasi merupakan pendeketan situasional (situational approach) yg dikemukakan sang G.R.miller.

Komunikasi massa melibatkan poly komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia menggunakan jarak fisik yg rendah (merupakan jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran) serta umumnya tidak memungkinkan umpan balik segera. Sebaliknya, komunikasi antarpribadi melibatkan sejumlah komunikator yang relatif mini , berlangsung menggunakan jarak fisik yang dekat, bertatap-muka, memungkinkan jumlah maksimum saluran indrawi, dan memungkinkan unpan pulang segera. Komunikasi kelompok mini , publik serta organisasi berada diantara kedua kategori tadi.

B. Prinsip-prinsip dasar berkomunikasi
Dalam pembahasan yg lalu kita mendefinisikan komunikasi serta mengungkapkan beberapa komponen komunikasi. Selanjutnya kita akan menggali sifat atau hakikat atau ciri komunikasi dengan menyajikan delapan prinsip komunikasi. Memahami prinsip-prinsip ini sangat krusial untuk memahami komunikasi pada segala bentuk dan kegunaannya :

1. Komunikasi Adalah Paket Isyarat
Perilaku komunikasi, apakah ini melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau kombinasi dari keduanya, umumnya terjadi pada "paket". Biasanya, perilaku mulut dan nonverbal saling memperkuat serta mendukung. Semua bagian dari sistem pesan umumnya bekerja beserta-sama buat mengkomunikasikan makna tertentu. Kita nir mengutarakan rasa takut dengan istilah-istilah sementara seluruh tubuh kita bersikap kalem. Kita nir menyampaikan rasa murka sembari tersenyum. Seluruh tubuh baik secara lisan maupun nonverbal-bekerja bersama-sama untuk mengungkapkan pikiran serta perasaan kita. Dalam segala bentuk komunikasi, apakah antarpribadi, grup mini , pidato pada muka umum, atau media masa, kita kurang memperhatikan sifat paket menurut komunikasi. Ia berlalu begitu saja. Tetapi bila ada ketidakwajaran jika jabatan tangan yang lemah menyertai salam ekspresi, apabila mobilitas-gerik gugup menyertai pandangan yg tajam, bila kegelisahan menyertai ekspresi nyaman serta kalem kita memperhatikannya. Selalu saja kita mulai mempertanyakan ketulusan, serta kejujuran orang yg bersangkutan.

2. Komunikasi Adalah Proses Penyesuaian 
Komunikasi hanya bisa terjadi bila para komunikatornya memakai sistem isyarat yg sama. Ini kentara kelihatan pada orang-orang yg menggunakan bahasa tidak sama. Anda nir akan mampu berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda tidak selaras. Tetapi, prinsip ini menjadi sangat relevan bila kita menyadari bahwa nir terdapat dua orang yg memakai sistem isyarat yg persis sama. Orang tua serta anak, contohnya, bukan hanya memiliki perbedaan kata yg berbeda, melainkan jua memiliki arti yang berbeda buat istilah yg mereka pakai. Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan isyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut dipakai, dan memahami apa ialah. Mereka yg hubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali isyarat-isyarat orang lain memerlukan saat yg sangat lama serta acapkali membutuhkan kesabaran. Apabila kita ingin benar-benar tahu apa yang dimaksud seseorang, bukan sekadar mengerti apa yg dikatakan atau dilakukannya, kita harus mengenal sistem isyarat orang itu.

3. Komunikasi Mencakup Dimensi Isi Dan Hubungan
Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau sesuatu yang berada di luar (bersifat ekstern bagi) pembicara dan pendengar. Tetapi, sekaligus, komunikasi jua menyangkut hubungan pada antara ke 2 pihak. Sebagai model, seseorang atasan mungkin menyampaikan pada bawahannya, "Datanglah ke ruang saya selesainya rapat ini." Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi (kandungan, atau content) serta aspek hubungan (relational).

Aspek isi mengacu pada tanggapan konduite yg diharapkan—yaitu, bawahan menemui atasan selesainya kedap. Aspek interaksi menerangkan bagaimana komunikasi dilakukan. Bahkan penggunaan kalimat perintah yg sederhana sudah menerangkan adanya perbedaan status pada antara kedua pihak Atasan dapat memerintah bawahan. Ini barangkali akan lebih kentara terlihat apabila kita membayangkan seseorang bawahan memberi perintah kepada atasannya. Hal ini akan terasa absurd serta tidak layak lantaran melanggar interaksi normal antara atasan dan bawahan.

4. Ketidakmampuan Membedakan Dimensi Isi dan Hubungan
Banyak kasus pada antara insan ditimbulkan sang ketidakmampuan mereka mengenali disparitas antara dimensi isi dan hubungan pada komunikasi. Perbedaan/perselisihan yg menyangkut dimensi isi nisbi mudah dipecahkan: Relatif mudah buat mempelajari kabar yg dipertengkarkan. Sebagai contoh, kita bisa memeriksa kitab atau bertanya kepada seseorang mengenai apa yang sesungguhnya terjadi. Tetapi, pertengkaran yang menyangkut dimensi hubungan jauh lebih sulit diselesaikan, sebagian lantaran kita jarang sekali mau mengakui bahwa per tengkaran itu sesungguhnya menyangkut soal interaksi, bukan soal isi.

5. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer 
Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer. Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin dalam perilaku yg lainnya. Apabila keliru seorang mengangguk, yg lain mengangguk, apabila yg satu menampakkan rasa cemburu, yg lain menampakan rasa cemburu; bila yg satu pasif, yang lain pasif. Hubungan ini bersifat setara (sebanding), dengan fokus pada meminimalkan disparitas pada antara ke 2 orang yang bersangkutan.

Cara lain melihat interaksi simetris merupakan dalam bentuk persaingan serta perebutan imbas di antara dua orang. Masing-masing orang dalam interaksi simetris perlu menegaskan kesebandingan atau keunggulannya dibanding yg lain. Hubungan simetris bersifat kompetitif; masing-masing pihak berusaha mempertahankan kesetaraan atau keunggulannya menurut yg lain. Apabila, contohnya, galat satu pihak berkata bahwa sesuatu itu harus dilakukan dengan cara eksklusif, pihak yg lain akan menangkapnya sebagai pernyataan bahwa ia tidak relatif kompeten buat menetapkan bagaimana sesuatu itu harus dilakukan. Terjadilah perebutan pengaruh. Tentu saja, kericuhan ini sebenarnya nir menyangkut tentang bagaimana sesuatu itu harus dilakukan. Kericuhan lebih menyangkut mengenai siapa yg berhak memutuskan. Kericuhan ini lebih menyangkut siapa pihak yg lebih kompeten. Seperti dapat menggunakan mudah dipahami, tuntutan pengakuan akan kesetaraan (atau keunggulan) sering mengakibatkan pertengkaran serta permusuhan.

6. Rangkaian Komunikasi Dipunkuasi
Peristiwa komunikasi adalah transaksi yang kontinyu. Tidak terdapat awal serta akhir yg kentara. Sebagai pemeran dan atau menjadi pengamat tindak komunikasi, kita membagi proses kontinyu serta berputar ini ke dalam karena serta dampak, atau ke dalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan arus kontinyu komunikasi ini ke dalam rabat-potongan yang lebih mini . Kita menamai beberapa pada antaranya sebagai karena atau stimulus dan lainnya sebagai dampak atau tanggapan.

7. Komunikasi merupakan proses transaksional
Komunikasi merupakan transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, hahwa komponen-komponennya saling terkait, serta bahwa para komunikatornya beraksi serta bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan. 

8. Komunikasi adalah Proses
Komunikasi merupakan suatu proses, suatu aktivitas. Walaupun kita mungkin mengungkapkan komunikasi seakan-akan ini adalah suatu yg tidak aktif, yg diam, komunikasi nir pernah misalnya itu. Segala hal pada komunikasi selalu berubah kita, orang yang kita ajak berkomunikasi, dan lingkungan kita.

9. Komponen-komponen Komunikasi Saling Terkait
Dalam setiap proses transaksi, setiap komponen berkaitan secara integral dengan setiap komponen yg lain. Komponen komunikasi saling bergantung, nir pernah independen: Masing-masing komponen pada kaitannya dengan komponen yg lain. Sebagai model, nir mungkin terdapat sumber tanpa penerima, tidak akan ada pesan tanpa asal, dan tidak akan umpan pulang tanpa adanya penerima. Lantaran sifat saling bergantung ini, perubahan dalam sembarang komponen proses mengakibatkan perubahan dalam komponen yang lain. Misalnya, anda sedang berbincang-bincang dengan sekelompok teman, lalu ibu anda tiba masuk ke grup. Perubahan "khalayak" ini akan menyebabkan perubahan-perubahan lain. Barangkali anda atau teman-sahabat anda akan mengubah bahan pembicaraan atau mengubah cara membicarakannya. Ini jua bisa mensugesti berapa sering orang tertentu berbicara, serta seterusnya. Apa pun perubahan yang pertama, perubahan-perubahan lain akan menyusul menjadi akibatnya.

10. Komunikator bertindak menjadi satu kesatuan
Setiap orang yg terlibat dalam komunikasi beraksi serta bereaksi menjadi satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang buat bertindak sebagai makhluk yg utuh. Kita nir dapat bereaksi, contohnya, hanya dalam tingkat emosional atau intelektual saja, lantaran kita nir demikian terkotak-kotak. Kita niscaya akan bereaksi secara emosional serta intelektual, secara fisik serta kognitif. Kita bereaksi menggunakan tubuh serta pikiran. Barangkali akibat terpenting menurut karakteristik ini merupakan bahwa aksi serta reaksi kita dalam komunikasi dipengaruhi bukan hanya sang apa yang dikatakan, melainkan jua sang cara kita menafsirkan apa yg dikatakan. Reaksi kita terhadap sebuah film, misalnya, tidak hanya bergantung dalam istilah-istilah dan gambar pada film tadi melainkan dalam semua yg terdapat pada kita pengalaman masa kemudian kita, emosi kita ketika itu, pengetahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan banyak lagi faktor lain. Jadi, 2 orang yg mendengarkan sebuah pesan seringkali menerimanya dengan arti yg sangat tidak sama. Walaupun kata-istilah dan simbol yang digunakan sama, setiap orang menafsirkannya secara berbeda.

11. Komunikasi Tak Terhindarkan 
Anda mungkin menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan, dan termotivasi secara sadar. Dalam poly hal ini memang demikian. Tetapi, acapkali juga komunikasi terjadi meskipun seorang nir merasa berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Dalam situasi hubungan, anda nir sanggup nir berkomunikasi. Tidaklah berarti bahwa semua perilaku merupakan komunikasi; contohnya, bila sang siswa melihat ke luar ventilasi dan guru nir melihatnya, komunikasi nir terjadi.

Selanjutnya, jika kita dalam situasi hubungan, kita tidak sanggup tidak menanggapi pesan menurut orang lain. Contohnya, bila kita melihat seseorang melirik ke arah kita, kita pasti bereaksi menggunakan cara eksklusif. Seandainyapun kita nir bereaksi secara aktif atau secara terbuka, ketiadaan reaksi ini sendiri pun adalah reaksi, serta itu berkomunikasi. Kita nir sanggup nir bereaksi. Sekali lagi, bila kita tidak menyadari lirikan itu, jelas bahwa komunikasi nir terjadi.

12. Komunikasi Bersifat Tak Reversibel 
Anda dapat membalikkan arah proses beberapa sistem eksklusif. Sebagai contoh, anda dapat mengubah air menjadi es dan kemudian mengembalikan es sebagai air, serta anda bisa mengulang-ulang proses 2 arah ini berkali-kali sesuka anda. Proses seperti ini dinamakan proses reversibel. Tetapi terdapat sistem lain yang bersifat tidak reversibel (irreversible). Prosesnya hanya bisa berjalan dalam satu arah, nir bisa dibalik. Anda, contohnya, bisa membarui butir anggur menjadi minuman anggur (sari anggur), namun anda nir mampu mengembalikan sari anggur menjadi butir anggur. Komunikasi termasuk proses misalnya ini, proses tidak reversibel. Sekali anda mengkomunikasikan sesuatu, anda nir mampu tidak mengkomunikasikannya. Tentu saja, anda dapat berusaha mengurangi efek berdasarkan pesan yg sudah terlanjur anda sampaikan; anda dapat saja, contohnya, mengatakan, "Saya sangat marah ketika itu; saya nir sahih-benar bermaksud mengatakan seperti itu." Tetapi apa pun yg anda lakukan buat mengurangi atau meniadakan dampak dari pesan anda, pesan itu sendiri, sekali sudah dikirimkan serta diterima, nir bisa dibalikkan. (Ada pepatah Indonesia yg berkata, nasi telah sebagai bubur.) 

Prinsip ini memiliki beberapa implikasi krusial komunikasi pada segala macam bentuknya. Sebagai contoh, pada interaksi antarpribadi, khususnya dalam situasi perseteruan, kita perlu hati-hati buat nir mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik balik . Pesan yg mengandung komitmen pesan "saya cinta kepadamu" dengan segala macam variasinya pula perlu diperhatikao , lika nir, kita mungkin terpaksa mengikatkan diri kita pada suatu posisi yang mungkin nantinya kitt sesali. Dalam situasi komunikasi publik atau komunikasi masa, pada mana pesan-pesan didengar oleli ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, sangatlah krusial kita menyadari bahwa komunikasi kita bersifat tak reversibel.

C. Pengertian-pengertian Komunikasi Bisnis
Sebelum membahas tentang bentuk dasar komunikasi, terlebih dahulu kita perlu memahami tentang apa yang dimaksud menggunakan komunikasi dan komunikasi bisnis itu sendiri.

Menurut William C. Himstreet serta Wayne Murlin Baty pada Business Communications: Principles and Methods, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, frekuwensi-frekuwensi, maupun konduite atau tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih menggunakan memakai cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seorang misalnya melalui ekspresi, tulisan, maupun sinyal-frekuwensi nonverbal.

Sementara itu, komunikasi usaha tidak sinkron menggunakan komunikasi antarpribadi maupun komunikasi lintas budaya. Komunikasi antar langsung (interpersonal communications) adalah bentuk komunikasi yang lazim dijumpai pada kehidupan sehari-hari antara dua orang atau lebih buat mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya (intercultural/cross-cultural communications) adalah bentuk komunikasi yang dilakukan antara 2 orang atau lebih, yang masing-masing mempunyai budaya yg tidak sama.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi usaha merupakan komunikasi yang digunakan pada dunia bisnis yang mencakup banyak sekali macam bentuk komunikasi baik komunikasi, lisan juga nonverbal.

Dalam global usaha, seseorang komunikator yang baik tentu saja di samping wajib memiliki kemampuan berkomunikasi yg baik, beliau jua wajib mampu memakai banyak sekali macam. Alat atau media komunikasi yg terdapat buat membicarakan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara efektif serta efisien, sebagai akibatnya tujuan penyampaian pesan dapat tercapai.

Para komunikator usahakan mengetahui bagaimana menempatkan istilah yg bisa menciptakan suatu arti atau makna, bagaimana membarui situasi menjadi lebih menarik serta menyenangkan, bagaimana mengajak peserta buat berperan aktif pada diskusi, bagaimana menyisipkan humor (lelucon) yang sanggup menghidupkan suasana, bagaimana menyiapkan atau mengatur ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, serta bagaimana menentukan media komunikasi secara tepat, apakah melalui media tulisan (written) atau verbal (berkaitan dengan mulut). Di samping itu, mereka pula bisa memakai gerakan-gerakan isyarat ataupun bahasa tubuh buat memperkuat penyampaian pesan-pesan usaha.