CONTOH MEMPERBAIKI KALIMAT YANG KURANG TEPAT MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG PELESAPAN DAN KATA ACUAN DALAM TEKS PROSEDUR

Dalam teks prosedur, kalimat yg dipakai harus singkat jelas serta padat. Istilah lainnya, kalimat pada teks prosedur wajib efektif.  Kalimat yang efektif adalah kalimat yang nir bertele-tele. Lantaran dalam teks prosedur, yang terpenting adalah petunjuk sebisa mungkin sanggup dipahami dengan gampang oleh pembaca. 

Kalimat yg efektif adalah kalimat yang nir menggunakan dua subjek atau objek, sebagai akibatnya mampu menggunakan kata acuan (pengganti). Nah, istilah acuan ini digunakan supaya tidak terlalu panjang.

Pelesapan merupakan penghilangan bagian kalimat yg sudah terwakili oleh keliru satu bagian saja. Makna lain pelesapan adalah penghilangan. Jadi, bagian kalimat yang berupa istilah atau campuran kata (frasa) yang sanggup dihilangkan tanpa mengganti makna, bisa dihilangkan supaya kalimat perintah dalam teks prosedur sanggup lebih ringkas serta efektif.

Kata penghubung diperlukan, buat memperjelas maksud kalimat sebagai akibatnya tidak tumpang tindih menggunakan petunjuk melakukan sesuatu yang lain. Misalnya penggunaan kata hubung kemudian menandakan bahwa tindakan atau hal yg dilakukan ketikan termin pertama sudah selesai dilakukan. Sementara jika kata penghubungan yg dipakai adalah sementara itu, menandakan bahwa kalimat petunjuk dilakukan bersamaan menggunakan proses yg masih berlangsung.

Contoh penggunaan kata penghubung:

Panggang daging dalam panggang, sementara itu siapkan sambalnya.
Potong daging kecil-kecil, setelah itu masukkan ke dalam tepung.

Dalam kalimat pada atas, disparitas ad interim serta sehabis itu sangat kentara. Dalam kalimat pertama dipakai kata penghubung sementara itu, artinya sambil daging dipanggang dalam oven kita siapkan sambalnya. Jadi prosesnya bersamaan. Dalam kalimat kedua, kata penghubung setelah itu, digunakan buat memperlihatkan proses selanjutnya. Tidak mampu dilakukan bersamaan.

Berikut ini model penerapan perbaikan kalimat yg tepat serta efektif dengan memakai istilah penghubung, dengan melakukan pelesapan bagian kalimat, dan dengan memakai istilah acuan.

Misalnya terdapat kalimat: 

1. Potong tempe berbentuk dadu.
2. Masukkan potongan  tempe yg berbentuk dadu  ke dalam tepung.
3. Goreng potongan tempe yang sudah dilumir tepung dalam minyak panas.

Kalimat pada atas (kalimat 2 dan kalimat 3) tidak efektif karena sanggup dipersingkat. Apabila disunting (diedit) menggunakan memakai istilah penghubung, pelespan, dan istilah acuan petunjuk menggoreng tempe tadi mampu lebih ringkas. 

Perbaikan dengan memakai Kata Penghubung dan Pelesapan.

1. potong tempe berbentuk dadu kemudian masukkan ke pada campuran tepung.

Dalam contoh kalimat perbaikan di atas, kalimat 1 dan 2 dalam model kalimat yang salah digabung sebagai satu kalimat. Penggabungan ini menggunakan istilah penghubung lalu. Dengan menggunakan istilah penghubung itu, maka nir perlu ditulis pulang objeknya (rabat tempe yang berbentuk dadu), sebagai akibatnya langsung predikatnya (tindakannya). Sehingga lebih efektif. Pembaca juga nir resah tahu maknanya, tetap paham bahwa yang dimasukkan ke pada tepung merupakan tempe yang sudah dipotong berbentuk dadu.

Penggunaan istilah acuan dalam perbaikan kalimat sanggup digunakan buat memperbaiki kalimat angka tiga. Tinggal gunakan istilah acuan 'tadi'. Sehingga pemugaran kalimatnya menjadi:

goreng tempe tadi dalam minyak panas.

Penyebutan tempe tadi merujuk pada potongan tempe yang sudah dilumuri tepung. Jika ditulis lengkap maka terlalu panjang, jika diganti menggunakan kata acuannya maka mampu lebih ringkas serta efektif.

Demikian penjelasan tentang pemugaran kalimat menggunakan kata penghubung, istilah acuan, serta pelesapan atau penghilangan bagian yang nir perlu.

PEMBAHASAN DAN KUNCI JAWABAN CONTOH SOAL TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Dalam postingan sebelumnya, Soal Bahasa Indonesia Contoh Soal Teks Laporan Hasil Observasi (LHO) Pilihan Ganda untuk PAS (UAS). Sudah ada beberapa model soal. Masing-masing soal tersebut adalah contoh soal pilihan ganda dengan materi primer teks Laporan Hasil Observasi.
Akan tetapi, pada model soal tadi belum ada jawaban dan pembahasan terhadap kemungkinan jawaban yg paling tepat. Maka berdasarkan itu, dalam artikel kali ini akan dibahas tentang soal tadi. Yang terdapat di sini hanyalah kunci jawaban dan pembahasan masing-masing nomor soal teks laporan output observasi.
Untuk mengetahui bentuk soalnya, silakan ditinjau di sini. Langsung saja kita bahas soal tadi.

Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 1

(Menemukan Informasi dalam Teks LHO)

Jawaban: D. Museum.

Pembahasanan: Yang ditanyakan pada contoh soal teks LHO nomor 1 ini merupakan objek yg dibahas. Nah, objek yg dibahas pada teks laporan output observasi memang meliputi semua aspek yang mencakup kegunaannya.
Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 2

(Memahami Informasi dalam Teks LHO)

Jawaban: D. Adanya kalimat definisi.

Pembahasan: Dalam materi teks laporan hasil observasi (LHO), keliru satu cirinya merupakan adanya kalimat definisi. Sementara itu, kata umum - kata khusus, dan seolah-oleh melihat merupakan karakteristik pada teks pelukisan. Begitu jua dengan jawaban C. Itu adalah karakteristik-ciri teks mekanisme.

Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi tiga-5

(Memahami penggunaan bahasa dalam Teks LHO)

Soal Nomor 3 
 Jawaban: C
Berdasarkan model soalnya, yg ditanyakan merupakan yang bukan adalah definisi. Nah kalimat definisi ditandai menggunakan adanya istilah 'merupakan' atau 'adalah' atau sejenisnya. Kalimat yang nir mengandung istilah itu merupakan kalimat keempat. Jadi jawaban yg paling tepat adalah C.

Soal Nomor 4

Jawaban: B
Pembahasan: Kalimat 1 dan kalimat tiga merupaan awal kalimat. Yang adalah kalimat utama berdasarkan paragrafnya.
Soal Nomor 5

Jawaban: A
Pembahasan: Kalimat penjelas adalah kalimat yg menyebutkan utama utamanya. Untuk kalimat nomor empat, yang berisi tentang fokus terhadap fungsi museum. Berarti jawaban yang paling tepat adalah kalimat keempat.
Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 6

(Menemukan ilham utama dalam kalimat teks LHO)

Ide pokok yg masih ada pada paragraf ke 2 teks pada atas adalah.....
a.       Fungsi museum merupakan melestarikan serta memanfaatkan koleksinya.
b.       Fungsi museum terdapat beberapa jenis.
c.       Ada berapa fungsi museum.
d.       Museum merupakan loka manusia menyimpan koleksinya.


Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 7

(Memahami struktur Teks LHO)

Jawaban: A
Pembahasan : Struktur teks Laporan Hasil Observasi yg paling sempurna adalah; Definsi umum; pelukisan baigan; simpulan.

Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 8
(Memahami bagian teks LHO)

Jawaban: A
Pembahasan: Paragraf di atas adalah definisi generik dari hewan serangga kunang-kunang. Dalam bagian ini, masih dijelaskan kunang-kunang secara generik. Tidak mengungkapkan bagian tubuh kunang-kunang, habitatnya, atau fungsinya di alam. Jadi, bukan deskripsi bagiannya. Bukan pula konklusi.

Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 9
(Memperbaiki kalimat/menciptakan kalimat efektif pada Teks LHO)

Jawaban: C
Pembahasan: Kesalahan (ketidak efektifan) kalimat tersebut lantaran adanya bentuk jamak yg berulang: banyak aneka macam macam-macam. Seharusnya digunakan salah satunya saja. Maka kalimat yg paling tepat merupakan: pantai mempunyai banyak manfaat, baik secara ekologi maupun secara ekonomi.

Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 10

(Menelaah Informasi dalam Teks LHO)

Jawaban: B
Pembahasan: Jawaban yang paling sempurna adalah ragam manfaat lebah. Karena pada paragraf tadi dijelaskan tentang manfaat-manfaat lebah. Baik dalam segi kesehatan (akunpunktur) maupun manfaat lebah buat kuliner (diambil madunya).
Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 11

(Menulis Teks LHO menggunakan sahih)

Jawaban: B
Pembahasan: Teks laporan hasil observasi merupakan jenis teks dengan penjelasan secara ilmiah dengan ragam bahasa ilmiah pasih. Tidak memakai kalimat aktif.
Jawaban a.       Lebah super besar datang – Cak Rat bertarung melawan Lebah – Lebah kalah.

salah lantaran ada pertanda menjadi teks cerita. Bukan teks Laporan Hasil Observasi.
Jawaban c.       Tujuan – langkah-langkah cara beternak lebah – simpulan.

Salah. Lantaran nir terdapat cara maupun tahapan melakukan cara. Cara hanya berlaku buat teks mekanisme. Bukan teks laporan output observasi.
Jawaban d.       Ciri generik lebah – karakteristik bagian lebah – penutup. Keliru. Lantaran ini merupakan bagian atau struktur dari teks Deskripsi. 
Jawaban yg paling sempurna adalah b.       Definisi lebah – manfaat lebah buat kesehatan – cara beternak lebah..

Soal Pilihan Ganda Teks Laporan Hasil Observasi 12

(Menulis Teks LHO menggunakan Benar)

Jawaban: D
Pembahasan: Kalimat-kalimat yang lain bukan karakteristik kalimat Laporan Hasil Observasi. Kalimat a adalah karakteristik kalimat fantasi. Adanya kejadian yang tidak wajar.
Kalimat b merupakan karakteristik kalimat deskripsi, lantaran ada pendeskripsian mengenai bulu kambing yang halus.
Kalimat c merupakan cara melakukan. Cara melakukan merupakan bagian menurut teks prosedur.
Jawaban yg paling tepat adalah d.  Kambing merupakan hewan herbivora, yaitu fauna yg memakan flora. Kalimat ini mendefiniskan kambing menurut segi makanannya. Jadi, merupakan kalimat definisi, ciri bahasa teks laporan hasil observasi.
Demikian kunci jawaban dan pembahasan contoh soal teks laporan hasil observasi (LHO). 

CONTOH SOAL PENGGUNAAN KATA DALAM KALIMAT EFEKTIF

Soal yang dibahas dalam tulisan ini diambil berdasarkan soal UN 2016. Dipiliha hanya soal yang berkaitan dengan kalimat efektif serta penggunaan katan.
Soal 1
Bacalah teks berikut!
Tanaman yg dipupuk denganpupuk sangkar ternyata lebih subur serta tahan terhadap penyakit. Daun serta bunga dalam tumbuhan yang dipupuk dengan pupuk kandang lebih banyak. Tanaman pun terlihat lebih kuat serta sehat. Tanaman yang dipupuk menggunakan pupuk kimia mempunyai daun dan bunga yang lebih sedikit. Selain itu, pupuk sangkar mampu menjaga unsur ekuilibrium unsur hara dalam tanah sebagai akibatnya tanaman tetaap menerima gizi secara seimbang. Berbeda menggunakan pupuk kimia yang bisa membuat tanah menjadi rusak.
Perbaikan kata gizi yg tepat dalam teks tersebut merupakan....
a. Nutrisi
b. Vitamin
c. Asupan
d. Kalori
Jawaban:
Yang dibahas pada teks soal pada atas adalah flora. Kata gizi umumnya digunakan buat manusia. Begitu jua dengann vitamin, serta asupan. Sementara istilah kalori umumnya digunakan buat zat yang dibutuhkan oleh manusia atau hewan. Jadi, kata yg paling sempurna buat mengubah istilah gizi pada bacaan di atas adalah kata nutrisi.
Nutrisi adalah  a. Nutrisi.
Soal 2

Perhatikan kalimat berikut!
Setelah mendapat penjelasan menurut pembina OSIS, akhirnya mereka [....] buat saling memaafkan.
Kata yang tepat buat melengkapi kalimat tersebut merupakan....
a. Bersalaman-bersalaman
b. Salam-salaman
c. Bersalam-salam
d. Bersalam-salaman
Jawaban
Kata dasar yg dipakai buat mengisi kekosongan kalimat pada atas adalah sama yaitu istilah 'salam'. Yang perlu dicari merupakan makna imbuhan yang paling sempurna. Dijelaskan pada kalimat, makna yg diperlukan adalah makna 'saling'.
Maka, imbuhan yg bermakna saling adalah jawaban yang paling tepat. Sementara dalam pilihan jawaban pada soal di atas yang paling memungkinkan merupakan b) salam-salaman serta d) bersalam-salaman.
Sementara jawaban a) bersalaman-bersalaman sudah nir mungkin. Karena tidak ada imbuhan ber-an untuk masing-masing istilah ulangnya. Jawaban c) bersalam-salam juga tidak mungkin lantaran nir dikenal istilah imbuhan tersebut.
Jawaban yg paling sempurna adalah d) bersalam-salaman karena ini adalah bentuk imbuhan kata standar. Kata salam-salaman mampu timbul pada ragam nir standar.
Soal 3
Perhatikan teks berikut!
Pelajaran Bahasa Indonesia krusial dalam rangka memeroleh tujuan pendidikan nasional. Pendidikan berdsasarkan Pancasila bertujuan untun menambahkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Perbaikan penggunaan istilah memeroleh dan menambahkan yang tepat adalah....
a. Mencari, menumbuhkan
b. Mencapai, meningkatkan
c. Mendapatkan, menstabilkan
d. Menggapai, mengembangkan
Jawaban:
Masing-masing jawaban merupakan sinonim dari soal. Namun wajib dipiliha kata yang paling pas dan sesuai. Kata mencapai, menerima, dan menggapai adalah sinonim atau persamaan istilah memeroleh (memperoleh). 

Kata yg paling sempurna buat dirangkai menggunakan frasa tujuan pendidikan nasional adalah kata mencapai lantaran tujuan berkaitan menggunakan tempat. Tempat atau tingkat, lebih tepat apabila memakai kata dicapai daripada didapatkan. Sementara kata menggapai lebih bersifat puitis. Biasanya, menggapai digunakan buat sesuatu yg ada pada loka lebih tinggi atau tergantung. Misalnya menggapai virtual atau menggapai butir yg ada pada dahannya.
Kemudian, jawaban yg paling tepat buat menambahkan adalah kata meningkatkan. Meskipun bersinonim, istilah menambah dan meningkatkan memiliki perbedaan medan makna. Menambah berarti memperbanyak jumlahnya. Sementara meningkatkan memiliki arti satu namun ditingkatkan kualitasnya.
Contoh, Pak Anton menambah rumahnya. Berarti rumah Pak Anton bertambah satu lagi. Beda menggunakan kalimat Pak Anton semakin tinggi rumahnya. Berarti, Lantai Rumah Pak Anton bertambah akan tetapi rumahnya permanen satu.
Begitu pula menggunakan ketakwaan. Masing-masing warga negara pemeluk agama memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang satu. Jadi, yang perlu adalah meningkatkan ketakwaan tidak menambah ketakwaan. Kualitas ketakwaan yg ditingkatkan.
Soal 4

Perhatikan kaliamt berikut!
Bantuan pada pengunsi yang pada bentuk daripada bahan makanan sangat dianjurkan.
Perbaikan kalimat tadi adalah menghilangkan kata ....
a. Yang, daripada
b. Dalam, sanat
c. Bahan, daripada
d. Bentuk, makanan
Jawaban:

Dalam menjawab pertanyaan soal kalimat efektif seperti ini, bisa dilakukan menggunakan cara bongkar pasang jawaban. Yaitu dengan cara mencoba semua kemungkinan jawaban. Misalnya yang a. Yang dihilangkan adalah istilah yang dan kata daripada. Diaplikasikan ke pada kalimatnya menjadi:
Bantuan kepada pengungsi pada bentuk bahan makanan sangat dianjurkan.
Kalimat tersebut telah efektif. Berarti jawabannya telah sahih.
Penggunaan istilah yang bertujuan buat menyebutkan subjek sehingga nir sebagai predikat. Misalnya:
Orang yg melakukan bepergian jauh tadi disambut dengan meriah.
Orang yg melakukan bepergian jauh merupakan subjek, predikatnya adalah disambut menggunakan meriah. Jika yang dihilangkan, maka akan diperikan lagi menjadi: Orang melakukan bepergian jauh. Maka, orang merupakan subjek, selanjutnya merupakan predikat yang membutuhkan pelengkap. Misalnya: Orang melakukan perjalanan jauh buat mengambil air. Mengambil air adalah pelengkap.
Soal No 5
Bacalah kalimat berikut!
Grup pemberantasan korupsi akan memeriksa pejabat yang terduga penerima suap. Pemeriksaan ini rencanaya akan diperiksakan di gedung KPK, Jakartaa.
Perbaikan kata bercetak miring yg tepat merupakan....
a. Gerombolan , menganggap, dilakukan
b. Grup, menduga, digelar
c. Tim, diduga, dilakukan
d. Tim, diduga, diperkirakan
Jawaban:

Kata yg bercetak miring adalah grup, terduga, dan diperiksakan. 

Grup pemberantasan korupsi. Penggunaan istilah grup pada frasa tersebut tidak tepat. Grup biasanya digunakan untuk menyatakan kelompok musik. Misalnya grup band. Pilihannya antara kelompok dan tim. Kelompok mampu dipakai untuk menyatakan sekumpulan orang pada lembaga tidak resmi. Yang resmi pemerintahan dipakai Tim.
Maka, kemungkinan jawabannya adalah c, dan d. Selanjutnya, istilah terduga pasti harus diganti dengan diduga karena klausa pejabat yg terduga penerima suap merupakan klausa pasif. Maka yang sahih merupakan diduga. Yang menganggap adalah Tim pemberantasan korupsi.

Kata diperiksakan tidak sesuai lantaran telah terdapat kata periksa di awal kalimat Pemeriksaan ini rencananya akan dilakukan pada gedung KPK, Jakarta. Kata diperiksakan diganti dengan istilah dilakukan. Kareka istilah pemeriksaan yang berarti proses serta aktivitas periksa sudah ditulis pada awal kalimat.
Demikian penejelasan pemugaran istilah agar sebagai kalimat efektif. Semoga berguna. Salam Pustamun!

EKSISTENSI DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Eksistensi Dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam
Pengertian Cara Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, cara merupakan jalan ( anggaran, sistem ) melakukan ( berbuat ) sesuatu, gaya, ragam, norma kebiasaan, usaha atau ikhtiar. Sedangkan belajar merupakan suatu proses bisnis yang pada lakukan seseorang buat memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang baru secara holistik, menjadi hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi menggunakan lingkungannya.

Dengan demikian cara belajar anak didik yang di maksud sang penulis, merupakan perilaku individu murid yang lebih spesifik berkaitan menggunakan bisnis yg sedang atau telah biasa dilakukan sang murid buat memperoleh ilmu pengetahuan. 

Pada umumnya setiap orang pada melakukan suatu usaha terpengaruh oleh efisiensi. Efisiensi adalah sebuah pengertaian atau konsepsi yanag mengggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha menggunakan hasilnya, yaitu kalau output yg diinginkan dapat tercapai menggunakan bisnis terkecil, atau menggunakan usaha eksklusif memberikan kwalitas dan kwantitas output terbesar

Pengertian tersebut bisa diterapkan pada banyak sekali bidang kegiatan termasuk usaha belajar. Apabila diterapkan dalam belajar, maka terdapatlah efisiensi belajar, yaitu perbandingan terbaik antara suatu bisnis belajar menggunakan hasilnya yang dicapai. ( The Liang Gie, 1985:14 ). 

Adapun dari Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam ( 1980 : 220 ) mengartikan cara belajar yang efisien, yaitu cara belajar yg tepat, simpel, irit, terarah, sinkron menggunakan situasi dan tuntutan yang ada guna mencapai tujuan belajar. 

Masing masing anak didik memiliki potensi, kemampuan, situasi, kondisi dan latar belakang individu yg berbeda beda. Dengan istilah lain, murid itu adalah individualitas yang unik. Sehingga cara belajarpun sebagai berbeda beda pula sesuai menggunakan apa adanya murid. Tugas siswa selanjutnya adalah mengembangkan dirinya, sehingga menemukan cara belajar yg cocok bagi dirinya. Bimbingan guru pada hal ini amat di perlukan. Dengan anugerah bimbingan menurut guru, anak didik akan mengenal dirinya dan segala yg memungkinkan dirinya bisa berkembang secara utuh dan menemukan gaya belajarnya sendiri. Penemuan itu wajib secepatnya dia peroleh karena tuntutan belajar itu makin usang makin semakin tinggi serta makin kompleks. 

Supaya cara belajar yg efisien tersebut dapat pada terapkan pada masing masing murid, maka murid perlu buat terus dimotivasi baik secara mental maupun psikomotorik sang guru atau orang tua. Lantaran Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 9 ) menjelaskan, bahwa rahasia sukses belajar terletak dalam pemikiran sikap mental cendekia serta satu kata kunci, yaitu penguasaan cara belajar yang baik menjadi penuntun ke arah dominasi ilmu yg optimal.

Setelah anak didik dapat memilih serta memposisikan dirinya pada kondisi yang kondusif, maka siswa perlu menggunakan cara belajar yang efektif.

Berdasarkan syarat belajarnya, cara belajar mencakup cara belajar pada tempat tinggal , di sekolah serta cara belajar beserta (kelompok)

a. Cara belajar berdikari di rumah
1. Pemenuhan fasilitas serta perabot belajar
Fasilitas serta perabot belajar merupakan indera perlengkapan belajar yang krusial untuk dipenuhi oleh seseorang pelajar, lantaran bila nir terpenuhi bisa menimbulkan dampak negatif bagi kelancaran proses belajar. Proses belajar dapat berhenti dan setidaknya mengganggu motivasi dan konsentrasi pada belajar.

Fasilitas belajar ini berdasarkan The Liang Gie (1985 :43), terdiri menurut peralatan tulis serta perabot buat kamar yaitu meja, kursi dan lemari kitab .

2. Mengatur waktu belajar
Agar belajar bisa berjalan menggunakan baik serta berhasil, perlulah murid mempunyai jadwal yg baik serta bisa melaksanakannya dengan teratur serta disiplin. Adapun cara buat menciptakan jadwal yg baik, adalah :

3. Membaca buku
Kegiatan membaca merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar. Dan persoalannya yg primer saat beliau sudah dapat membaca artinya bagaimana cara membaca yang baik serta efisien.

Hary dexter Kitson dalam bukunya How to use Your Mind, Yang dikutip the Liang Gie (1985; 94), mengemukakan ketentuan-ketentuan mengenai reading hygiene :
a. Sewaktu membaca hendaknya pembaca sekali-kali memejamkan matanya atau melihat ke loka yg jauh.
b. Cahaya penerang hendaknya datang berdasarkan arah belakang
c. Pada pagina buku tidak masih ada bayangan
d. Buku dipegang oleh tangan serta nir terletak mendatar diatas permukaan meja.

Terhadap ketentuan-ketentuan diatas ditambahkan hal-hal berikut ini 
e. Ada cahaya penerangan yang cukup, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang sebagai akibatnya menyilaukan dan bergetar.
f. Jarak antara mata serta yg dibaca kira-kira 25-30 cm
g. Tidak sembari tiduran
h. Beristirahat sementara waktu, kira-kira 1/4 jam sehabis membaca selama satu sampai satu setengah jam.

Langkah pertama (survei), siswa mengusut atau meneliti secara singkat semua struktur teks. Tujuannya agar anak didik mengetahui panjangnya teks, judul bagian, judul sub bagian, istilah serta kata kunci, serta sebagainya. Dalam melakukan survei ini siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas dan indera pembuat ciri, misalnya stabilo buat menandai bagian-bagian eksklusif yg krusial.

Langkah kedua (question), anak didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kentara, singkat serta relevan menggunakan bagian-bagian teks yg sudah ditandai dalam langkah pertama.

Langkah yang ketiga (Read), siswa membaca secara aktif pada rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Membaca secara aktif berarti membaca yg difokuskan pada paragraf-paragraf yg diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi.

Langkah selanjutnya recite, siswa menyebutkan lagi jawaban atas pertanyaan yg sudah tersusun.
Dan langkah terakhir review, siswa meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat. (Muhibbin Syah, 2004: 141). Apabila materi telah tersusun pada sebuah modul, maka hal ini lebih memudahkan bagi siswa, karena materi telah tersusun pada sebuah kompendium, tetapi buat menguatkan pemahaman serta memotivasi keingintahuan tentang materi itu, maka boleh menggunakan metode tersebut.

4. Membuat Ringkasan
Kegiatan ini tidak kalah pentingnya berdasarkan seluruh aktivitas belajar anak didik. Siswa menciptakan kompendium merupakan bertujuan buat memudahkannya pada menghafal dan mengulangi pelajaran.

Adapun langkah-langkah membuat kompendium yang baik, merupakan :
a. Membaca pelajaran yg akan diringkas dengan penuh perhatian, pengertian dan konsentrasi sembari memberi pertanda-tanda pada hal-hal yg dipercaya pokok serta penting. Dalam hal ini murid dapat menggarisbawahi kalimat-kalimat penting atau memakai stabilo atau menuliskan kata-istilah kunci pada pinggir paragraf.
b. Membuat kerangka kompendium dengan membaca sekali lagi serta menuliskan pada atas kertas hal-hal yg sudah ditandai.
c. Membaca kalimat-kalimat yang telah ditulis di kertas tersebut sambil menyelipkan istilah-istilah atau pertanda-tanda penghubung yg perlu, sehingga terdapat pertalian yang erat antara kalimat-kalimat itu.
d. Kalu masih tebal halaman luas serta banyak, maka tulisan tersebut bisa dipersempit menggunakan mengambil utama-pokoknya saja serta menghilangkan hal-hal yang dipercaya kecil atau kurang penting. (Judi Al Falansani serta Fauzan Naif,2002: 38).

5. Menghafal Bahan Pelajaran
Dalam belajar, menghafal adalah salah satu aktivitas pada rangka penguasaan bahan pelajaran.

Ada beberapa syarat buat bisa menghafal menggunakan baik, yaitu:
a. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar
b. Mengetahui benar -betul mengenai makna bahan yang dihafal
c. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal
d. Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang sebaik-baiknya dan daya serap otak terhadap bahan yg harus dihafal. (Slamento, 1995: 86).

Sedangkan berkaitan menggunakan metode menghafal supaya sesuai menggunakan karakter siswa dibagi menjadi tiga macam :
a. Menghafal melalui pandangan. Bahan pelajaran dibaca pada dalam batin penuh perhatian sambil otak bekerja buat mengingat-jangan lupa. Dapat jua dengan cara menciptakan catatan akbar yg menarik, lalu disampingkan atau ditempelkan pada loka-tempat yg sering dicermati.
b. Menghafal menggunakan telinga melalui penyimakan sendiri. Siswa dapat memakai cara lain yang bertujuan sama, seperti menyuruh temannya membacakan ringkasan atau mendengarkan rekaman kaset yg dibuat sendiri.
c. Menghafal malalui gerakan-gerakan tangan, yatu menggunakan menulis-nulis kompendium berulang-ulang hingga hafal atau menggerakkan jari tangan sambil berfikir.

Ada pula metode yg lain, yaitu metode cantol, metode lokasi, akronim serta kalimat-kalimat kreatif 

Metode cantol digunakan buat menghafal daftar apa saja. Caranya, yaitu menggunakan mencocokkan angka-angka menggunakan istilah-kata berirama sama atau petunjuk-petunjuk visual tertentu. Contohnya paku mirip dengan bunyi satu dan paku menyerupai nomor satu.

Metode lokasi adalah metode yg menggunakan loka yang paling dikenal dan paling mengesankan menjadi contoh (1) pendahuluan tentang hal yg akan dipelajari (dituliskan di pintu depan), (2) Tombol lampu membicarakan dan meyoroti mengenai karakteristik-ciri khusus suatu informasi, konsep atau suatu prinsip pada materi yang sedang dipelajari, dan seterusnya.

Akronim atau singkatan adalah istilah yang dibentuk dari alfabet atau huruf-alfabet awal atau masing-masing bagian menurut sekelompok kata atau istilah adonan Misalnya, Program Pembangunan Lima Tahun di Indonesia disebut PELITA. PSSI merupakan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.

Sedangkan kalimat-kalimat kreatif digunakan buat menghafal kata-kata yang berurutan, model : buat menghafal susunan planet maka bisa menggunakan kalimat kreatif yaitu Memainkan Violin Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Tetapi Pasti (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Uranus, Neptunus, Pluto).

6. Mengulangi Bahan Pelajaran
Siswa sepulang sekolah jangan lupa buat mengulangi bahan pelajarannya pada tempat tinggal , karena nir semua bahan ajar yg disampaikan guru terkesan dengan baik.

Cara mengulangi bahan pelajaran adalah menggunakan cara membaca kembali catatan yang sudah ditulis ketika guru sedang memperlihatkan pelajran, atau bila bahan pelajaran berupa tatacara, cara menghafalnya merupakan menggunakan cara mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari supaya pelajaran tetap pada ingatan.

7. Mengerjakan Tugas
Selama belajar, murid tidak akan pernah terlepas dari keharusan mengerjakan tugas-tugas belajar, baik itu tugas harian, pekerjaan tempat tinggal , tugas semesteran, tugas grup maupun tugas individu. Siswa wajib mengerjakan sinkron perintah pengajar menggunakan sempurna waktu. Mengabaikan tugas tadi boleh jadi murid akan menerima sangsi berdasarkan guru.

8. Persiapan Menghadapi Ujian
Dalam menghadapi ujian, murid wajib mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah-kasus perbaikan buat mengingat kembali bahan-bahan yg telah dipelajari dengan cara membaca balik , memperbaiki catatan, menciptakan ikhtisar dan menyusun pengetahuan yang lengkap serta akhirnya tinggal menghafal. Pada waktu-saat menjelang ujian siswa usahakan menghindari belajarterlalu poly karena dapat mengganggu kondisi kesehatan. Siswa juga nir boleh lupa mempersiapkan semua indera tulis buat kelancaran ujian.

9. Menempuh Ujian
Setelah siswa melaksanakan persiapan menghadapi ujian dengan matang, selanjutnya sampailah dalam saat ujian. Maka pada ketika hari ujian, siswa seharusnya datang lebih awal serta menunggu dengan tenang. Masuklah dengan tertib dan duduk di tempat yang sudah dipengaruhi, kemudian baca dan pahami petunjuk soal dengan baik dan menjawabnya sesuai petunjuk tadi. Jangan lupa murid memperhitungkan saat yg disediakan, supaya lebih berhemat ketika soal-soal yg mudah usahakan dikerjakan lebih dahulu. Tulisan wajib kentara, baik serta rapi. Apabila telah terselesaikan murid harus mempertimbangkan lagi apakah jawaban yang sudah dikerjakan sesuai menggunakan permintaannya. Segera kumpulkan jawaban, bila ketika ujian sudah habis.

Siswa dalam menempuh ujian haruslah memiliki rasa percaya diri yg tinggi. Dan rasa percaya diri itu ada saat mereka melakukan persiapan yang matang jauh sebelum ujian dan penyempurnaan waktu mendekati ujian. Sehingga nir ada kecurangan-kecurangan misalnya menyontek atau melihat pekerjaan orang.

b. Cara Belajar pada Sekolah
Adapun beberapa hal yang berkenaan dengan cara belajar yg dilakukan oleh anak didik pada sekolah.

1. Masuk kelas sempurna waktu
Masuk kelas sempurna ketika adalah suatu sikap mental yang poly mendatangkan keuntungan. Pengajar memuji lantaran disiplin, kawan-mitra tidak terganggu ketika sedang memperhatikan pelajaran guru, konsentrasi pun akan terpelihara menggunakan baik. Kondisi tubuh akan damai, jauh berdasarkan keringat dan alam pikiran murid sudah siap menerima pelajaran menurut pengajar Oleh karenanya kedisiplinan masuk kelas mempengaruhi keberhasilan belajar murid.

2. Memperhatikan penerangan guru
Setelah pelajaran dimulai, siswa harus sudah siap buat memperhatikan seluruh pelajaran pengajar, yaitu dengan melihat mobilitas-geriknya, mendengarkan penjelasannya serta jangan lupa menulis kata-kata penting berdasarkan penerangan itu.

3. Bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan menjawab setiap pertanyaan dari pengajar.
Bertanya tentang hal yang belum kentara adalah galat satu cara buat bisa mengerti bahan pelajaran yg belum dimengerti. Siswa jangan memalukan buat bertanya kepada pengajar mengenai bahan pelajaran atau informasi guru yg belum kentara, karena malu akan Mengganggu dominasi bahan yang akan diterima dari pengajar dalam pertemuan yg akan tiba. Bertanyalah menggunakan spesifik jangan berbelit-belit, bila perlu pertanyaan ditulis terlebih dahulu dengan singkat serta kentara, kemudian dibacakan atau dihafalkan.

Berkaitan menggunakan semua pertanyaan yang diutarakan sang pengajar pada ketika proses belajar mengajar, murid wajib berani menjawab semua pertanyaan itu dengan baik dan jelas sebagai bukti bahwa dirinya memperhatikan pelajaran. Cara menjawabnya menggunakan sistematis sinkron apa yg sudah diterangkan oleh guru dengan bahasa yg sederhana dan mudah dimengerti.

4. Memanfaatkan ketika istirahat
Di sekolah terdapat bebarapa ketika buat istirahat agar syarat anak didik segar pulang. Menghilangkan kelelahan mata serta pengalihan konsentrasi anak didik buat ad interim. Untuk itu anak didik harus memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara bersantai, mengarahkan pandangan mata ke angkasa biru, mengerak-gerakkan badan agar dapat memperlancar aliran darah pada pada tubuh, sebagai akibatnya rasa lelah dan rasa kantuk dapat diusir dengan segera. Apabila haus atau lapar maka segera pergi ke kantin buat minum atau makan secukupnya supaya kesehatan tubuh tetap terjaga. Atau ketika istirahat itu dimanfaatkan buat berkunjung ke perpustakaan.

5. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah memiliki 3 manfaat, yaitu :
a. Sebagai asal belajar,
b. Sebagai asal kabar,
c. Sebagai asal rekreasi (Choiruddin Hadhiri Suprapto, 2003 : 68)

Perpustakaan bisa dipakai buat memperdalam pemahaman serta pengahayatan pengetahuan yg diperoleh anak didik berdasarkan pengajar, memeperluas cakrawala pengetahuan serta keterampilan siswa serta buat menaruh hiburan, memupuk keterampilan, nilai dan sikap hidup melaluli koleksi ringan dan segar,

Sedangkan cara memanfaatkan perpustakaan tergantung juga pada kesempatan atau waktu-saat eksklusif, contohnya ketika jam-jam istirahat kalu masih ada waktu lebih menurut kepentingan yang lain, seperti makan serta minum, jam-jam kosong dan apabila ada tugas dari guru.

c. Cara Belajar Bersama (kelompok)
Belajar bersama bisa dilakukan di tempat tinggal atau pada loka lain contohnya di perpustakaan, pada sekolah atau di tempat tertentu yang disepakati beserta.

Belajar bersama pada dasarnya memecahkan duduk perkara secara beserta, merupakan setiap anggota turut memberikan sumbangan pikiran pada memecahkan dilema tadi, sebagai akibatnya diperoleh output atau jawaban yang lebih baik. Pikiran menurut banyak orang umumnya lebih paripurna daripada satu orang.

”Ada beberapa petunjuk untuk belajar bersama yg lebih efektif, yaitu :
a. Pilih teman yg cocok untuk bergabung pada satu gerombolan yg terdidri menurut tiga-5 orang. Anggota yang terlalu banyak umumnya kurang efektif.
b. Tentukan dan sepakati kapan, pada mana dan apa yang akan pada bahas serta apa yg diharapkan pada diskusi itu. Lakukan secara rutin minimal satu kali dalam seminggu.
c. Setelah berkumpul secara bergilir, tetapkan siapa pemimpin kelompok yang akan mengatur diskusi dan siapa penulis yg akan mencatat diskusi.
d. Rumuskan pertanyaan atau pertarungan yg akan dipecahkan bersama dan batasi ruang lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
e. Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu hingga tuntas, dengan cara memberi kesempatan setiap anggota mengajukan pendapat. Dari setiap pendapat yg ada dikaji secara bersama manakah yang paling tepat. Kesimpulan jawaban yg sudah disepakati bersama dicatat oleh penulis. 
f. Bila ada masalah yg tidak dapat dipecahkan, tangguhkan persoalan itu untuk dimintakan pendapatnya kepada guru. Lanjutkan saja pada dilema berikutnya supaya nir membuang ketika.
g. Kesimpulan output diskusi dicatat oleh penulis, kemudian dibagikan pada anggota kelompok buat dipelajaridirumah masing-masing.” (Nana Sudjana, 1989: 168-169).

2. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah dominasi pengetahuan atau keterampilan yg dikembangkan sang suatu pelajaran yang lazimnya ditunjukkan menggunakan nilai tes atau nomor yg diberikan sang guru. (Depdikbud, 1993 : 700).

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan murid sehabis mengikuti suatu mata pelajaran tertentu yg ditunjukkan menggunakan nilai tes berupa angka yg diberikan oleh guru, menjadi contoh nilai mid semester, nilai semester, nilai tugas, nilai ulangan, nilai raport serta sebagainya.

Prestasi dalam arti luas adalah kemampuan anak didik setelah mengalami belajar. Hal ini dapat diperoleh atau diketahui dari akhir kegiatan serta diperoleh atau diketahui dari akhir aktivitas dan diperoleh bukan karena kebetulan, tetapi prestasi diperoleh menggunakan penuh dengan kesadaran dan mengalami proses eksklusif.

Pada prinsipnya, pengungkapan output belajar mencakup 3 ranah, yaitu ranah cipta, rasa juga karsa (kognitif, afektif, psikomotorik). Walaupun pengungkapan tingkah laris semua ranah tadi, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini ditimbulkan perubahan hasil belajar itu ada yg bersifat intangible (tidak dapat diraba), tetapi yang bisa dilakukan sang guru merupakan hanya merogoh cuplikan perubahan tingkah laris yg dianggap krusial dan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi menjadi hasil belajar siswa.

Secara dunia, faktor yg mensugesti prestasi belajar murid, merupakan :
a. Faktor intern siswa
1) Fisiologis, misalnya kesehatan mata dan pendengaran.
2) Fsikologis, seperti intelegensi, perilaku, talenta, minat serta motivasi siswa

b. Faktor ekstern siswa
1). Lingkungan sosial, seperti: guru, sahabat-tema sekelas, tetangga, orang tua serta keadaan masyarakat.
2). Lingkungan non sosial, seperti: rumah, gedung sekolah, sarana dan prasarana, dan sebagainya.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learn), yakni jenis upaya belajar anak didik yang mencakup taktik dan metode yg digunakan murid buat melakukan aktivitas pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Pendekatan belajar terdapat 3 yaitu :
1) Pendekatan surface. Manusia belajar lantaran dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang menyebabkan dia malu. Oleh karena itu, gaya belajarnya kalem, asal hafal serta nir mementingkan pemahaman yg gampang.
2) Pendekatan deep. Siswa ini dimotivasi menurut pada dirinya (intrinsik). Oleh karenanya, gaya belajarnya serius serta berusaha tahu materi secara mendalam dan memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi anak didik ini yang lebih krusial adalah memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan berguna bagi kehidupannya dibanding lulus dengan nilai baik.
3) Pendekatan achieving. Pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yg dianggap ego-enhanchment, yaitu ambisi eksklusif yg besar dalam menaikkan prestasi keakuan dirinya menggunakan cara meraih indeks prestasi stinggi-tingginya. Gaya belajarnya lebih berfokus, mempunyai keterampilan belajar (study skill) pada arti sangat cerdik serta efisien pada mengatur ketika, ruang kerja dan perangkat silabus. Baginya, berkompetisi menggunakan temannya pada meraih nilai tertinggi merupakan penting, sebagai akibatnya beliau sangat disiplin, rapi dan sistematis dan berencanauntuk terus maju ke depan (plans ahead).

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Ada beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam menurut pakar pendidikan, yaitu :
a. Chabib Thoha (1999: 4), Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang diberikan dalam slaah satu pelajaran anak didik muslim pada menuntaskan pendidikannya dalam taraf eksklusif.
b. Ahmad D. Marimba (1986: 47), Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani rohani dari hukum-aturan agama Islam menuju terbentuknya kepribadian primer menurut berukuran-ukuran Islam.
c. Zuhairini dkk. (1983 : 27), Pendidikan kepercayaan berarti usaha-bisnis secara sistematis serta pragmatis pada membantu murid supaya supaya mereka hidup sesuai denagn ajaran Islam.

Jadi, Pendidikan Agama Islam, merupakan usaha-bisnis secara sistematis dan pragmatis yang telah terbentuk mata pelajaran berisi bimbingan jasmani rohani yang menurut hukum-aturan Islam menuju pada terbentuknya kepribadian muslim sejati.

SUMBER-SUMBER ARTIKEL DI ATAS :

Abin Syamsuddin Makmun, (2001), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdarkarya.
Ahmad D. Marimba, (1997), Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. AL-MA’arif
Anas Sudjiono, (2000), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bobbi De Porter, Mike Hernacki (2003), Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung : Kaifa. 
Bobbi De Porter dkk., (2001), Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung : Kaifa.
Chabib Thoha dan Abdul Muti, (1999), PBM-PAI pada Sekolah, , Yogyakarata: Pustaka Belajar.
Choiruddi Hadhiri Suprapto, (2003), Jalan Pintas Menjadi Bintang Pelajar, Panduan Untuk Pelajar Islami, Bandung: Mujahid Press.
Departemen Agama RI, (1996), Al-Qur’an Al-Karim serta Terjemahannya, Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (tanpa tahun), Laporan Penilaian Hasil Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), tanpa penerbit.
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, (1980), Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama / IAIN Pusat.
Gordon Dryen dan Jeannete Vos, (2001), The Learning Revolution (Terjemahan ration service) Bandung: Kaifa.
Muhaimin, (2002), Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah, (2004), Psikology Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada.
Nana Sudjana, (1991), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Rohmad Qomari, (1999), Insania, ”Tehnik Penentuan Ukuran Sampel Dalam Penelitian” Edisi Mei-Juli, Purwokerto : P3M STAIN.
Sanafiah Faisal, (1982), Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.
Slamento, (1995), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2004), Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, (2002), Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta.
The Liang Gie, (1985). Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Pusat Kemajuan Study.
Thursan Hakim, (2002), Belajar Secara Efektif: Panduan Menemukan Teknik Belajar, Memilih Jurusan, serta Menentukan Cita-cita, Jakarta: Puspa Swara.
Zuhairini dkk, (1983), Metodology Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani.

ANALISIS JENIS DAN BENTUK KESALAHAN BERBAHASA BESERTA PERBAIKANNYA

Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia serta Perbaikannya


Analisis Kesalahan  merupakan cabang ilmu bahasa yang bergunabagi pedagogi bahasa Indonesia. Analisis kesalahan bisa digunakan untukmengetahui kesalahan apa saja yang terdapat pada penggunaan bahasa Indonesia.setelah diketahui bentuk-bentuk kesalahan maka diberi cara lain penggunaanbahasa yg sahih.
Oleh karena manfaat yangbesar menurut analisis kesalahan tadi, banyak mahasiswa yg menjadikannyasebagai tugas akhir (skripsi). Setidaknya terdapat empat skripsi tentang analisiskesalahan berbahasa yang disusun sang mahasiswa Pendidikan Bahasa serta SastraIndonesia. Dari keempat skripsi tersebut, hanya skripsi karya Rima KintamiNuarika (angkatan 2005) yang meneliti kesalahan berbahasa pada semua tataran.

Kesalahan berbahasa merupakanpenggunaan bahasa baik secara verbal juga tulisan yg menyimpang dari faktorpenentu berkomunikasi, atau menyimpang dari kebiasaan kemasyarakatan, danmenyimpang berdasarkan kaidah tata bahasa (Setyawati, 2010:10).
Analisis kesalahanberbahasa merupakan sebuah prosedur kerja yg biasa digunakan oleh penelitiatau pengajar (guru) bahasa yang meliputi kegiatan  mengumpulkan sampel (contoh) kesalahan, mengidentifikasinya,mengklasifikasi  serta mengevaluasikeseriusan kesalahan tadi (Tarigan serta Sulistyaningsih dalam Setyawati,2010:12). Di samping tahapan tersebut analisis kesalahan pula memberikanalternatif perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi.
Dilihat dari tataran ilmubahasa (linguistik) terdapat empat tataran kesalahan berbahasa, yaitu kesalahanfonologi, kesalahan morfologi, kesalahan sintaksis, serta kesalahan semantik.
Sintaksis adalah ilmu cabanglinguistik yg menyelidiki mengenai susunan kalimat serta bagiannya. Ramlan (dalamSetyawati, 2010:53) mendefinisikan sintaksis sebagai bagian atau cabang ilmubahasa yang membicarakan seluk beluk perihal, kalimat, klausa serta frase; berbedadengan morfologi yg hanya menyampaikan seluk-beluk kata serta morfem. MenurutSetyawati (2010:53)  kesalahan dalamtataran sintaksis berkaitan erat menggunakan kesalahan pada bidang morfologi, karenakalimat berunsurkan istilah-kata. Oleh karenanya, analisis kesalahan sintaksisbisa mengandung analisis kesalahan morfologi. Kesalahan pada tataran sintaksisjuga herbi semantik, lantaran kata mampu mengandung makna lebih darisatu.
Skripsi karya Rima KintamiNuarika yg berjudul Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Karangan NarasiSiswa Kelas VII Sekolah Menengah pertama Negeri 1 Grujugan Bondowoso Berdasarkan Taksonomi SiasatPermukaan disertai poly data yang memperlihatkan kesalahan serta disertaiperbaikan berdasarkan peneliti. Akan tetapi, perbaikan yg dipaparkan sang penelitimasih mengandung kesalahan.
Kesalahan  perbaikan yang terdapat pada skripsi tersebutmerupakan kesalahan dalam tataran sintaksis. Kesalahan yang terjadi antara lain adalah penggunaan preposisi yang tidak tepat.
Data yang diperoleh Nuarika merupakan:
            Waktusaya masuk SMP Grujugan , saya mengikuti MOS.

Perbaikan yg ditawarkan sang Nuarika merupakan:
            Waktusaya masuk di SMP Grujugan, aku mengikuti MOS.

Data yg diperoleh memangdata yang keliru lantaran nir memakai kata depan. Nuarika menambahkanpreposisi di pada antara istilah masuk dan SMP. Penggunaanpreposisi di  pada susunantersebut kurang tepat. Kata masuk lebih sempurna diikuti kata depan ke karenamenunjukkan tujuan, sebagai akibatnya yg tepat merupakan masuk ke SMP.

Selain bentuk kesalahanpenggunaan preposisi misalnya model di atas, kesalahan apa saja yg terdapatdalam pembahasan skripsi Nuarika? Lalu, bagaimana cara lain pemugaran yangbisa ditawarkan? Pertanyaan tersebut akan diuraikan dalam bagian pembahasanmakalah ini.

PEMBAHASAN

Pemaparan dalam pembahasanini tidak menurut jenis kesalahan, melainkan berdasarkan data. Hal inidilakukan supaya data dapat dianalisis secara mendalam. Data yang terdapatdalam  makalah  ini didapat berdasarkan  skripsi Nuarika. Dalam tabel ditampilkan datakesalahan beserta jenis kesalahan data tersebut.
NO
Data
Jenis Kesalahan
1
Waktu saya masuk  di Sekolah Menengah pertama Grujugan, saya mengikuti MOS
kesalahan penggunaan kata depan; kesalahan penggunaan kata (diksi);
2
Aku sangat memalukan dengan teman-temanku lantaran saya ditertawakan.
kesalahan penggunaan kata depan;
3
Saya disuruh merayu wanita dengan kakak OSIS.
kesalahan penggunaan kata depan;
4
Aku sangat memalukan sekali ketika itu dengan kepala OSIS
Penyangatan (superlatif) berlebihan; kesalahan penggunaan kata depan;
5
Siswa yang tidak mengikuti ( ) akan dikenakan hukuman.
verba transitif nir diikuti objek; ketidakselarasan bentuk;
6
Saat saudara tertua OSIS masuk ke kelas salah satu teman sebangkuku, wajahnya terlihat gugup.
penggunaan 2 unsur (kata ganti) yg hiperbola; penggandaan subjek;
7
Perempuan disuruh mengepang rambutnya menjadi 2 dengan menggunakan tali rafia.
penggunaan 2 unsur (verba) yang hiperbola;
8
Besoknya saya datang pada sekolah langsung baris pada lapangan basket.
pengaruh bahasa daerah; susunan istilah yang tidak tepat;
9
Mereka tidak mematuhi rapikan tertib kemudian mereka diberi sanksi untuk berbaris pada tengah lapangan buat berjemur.
Kesalahan penggunaan konjungsi; ketidak sejajaran bentuk;

Dalam masalah no. 1, Nuarikahanya menambahkan preposisi di di antara masuk  dan  SMP.Penggunaan preposisi ini kurang sempurna. Preposisi di diikuti kata kerjayang memiliki makna diam/tinggal pada suatu tempat. Preposisi diuntuk menyatakan ‘tempat berada’serta menyatakan aspek ‘diam’ (Chaer,2006:122-123). Misalnya menunggu pada kelas, terdapat pada kampus. Kata masukmerupakan istilah kerja yg memiliki makna proses menuju, membutuhkantujuan sebagai akibatnya lebih sempurna apabila menggunakan preposis ke,  menjadi masuk ke kelas. Perbaikan yangtepat tentang preposisi adalah  masukke Sekolah Menengah pertama.

Jika hanya memperhatikanperbaikan preposisi, maka perbaikannya sebagai: Waktu saya masuk ke SMPGrujugan, aku mengikuti MOS. Kalimat ini masih tidak efektif.  Akan lebih efektif bila dipisah sebagai sayaditerima di Sekolah Menengah pertama Grujugan serta kalimat saya mengikuti MOS. Kata waktutidak dibutuhkan karena dalam dasarnya tidak ada yang menampakan keteranganwaktu. Kedua kalimat ini mampu dijadikan satu kalimat berupa kalimat majemukhubungan ketika:
            (1a) Sayamengikuti MOS setelah diterima di Sekolah Menengah pertama Grujugan.

Atau bisa pula keduaklausa tadi dijadikan kalimat majemuk interaksi akibat:
(1b) Saya diterima pada SMPGrujugan, maka saya mengikuti MOS.

Dalam kasus no. Dua, Nuarikahanya mengganti istilah sama yang dianggap nir baku dengan istilah dengan,serta menambahkan karena sebagai konjungtor antar-klausa. Kalimatperbaikan yang disarankan oleh Nuarika tidak sempurna. Preposisi dengan untukmenyatakan ‘indera’, ‘beserta’, serta ‘cara atau sifat perbuatan’ (Chaer,2006:133). Preposisi yg digunkan seharusnya bukan dengan melainkan kepada.Salah satu fungsi kata depan kepada untuk menyatakan ‘arah yangdituju’ (Chaer, 2006:131). Jadi, bila yg digunakan adalah preposisi denganmaka yg membuat malu adalah aku bersama sahabat-sahabat. Padahal yg maluhanya aku ditunjukkan pada anak kalimat: aku ditertawakan bukan kamiditertawakan.

Yang dimaksud oleh penulisadalah penulis (aku ) memalukan kepada teman-temannya lantaran dia ditertawakan. Makasalah satu alternatif pemugaran adalah:
            (2a) Akusangat membuat membuat malu kepada teman-temanku lantaran saya ditertawakan.


Kesalahan yg terdapatdalam kasus no. Tiga sama menggunakan kesalahan yang masih ada pada perkara no.2, yaitukesalahan preposisi. Tetapi, istilah ganti yg tepat bukan kepada melainkanoleh. Preposisi oleh menyatakan ‘pelaku perbuatan’ dipakai dimuka objek pelaku pada kalimat pasif (Chaer, 2006:133).  Kalimat no. Tiga adalah kalimat pasif. Subjekkalimat tersebut merupakan  aku;  disuruh sebagai predikat; merayuperempuan menjadi pelengkap; serta kakak OSIS sebagai objek. Jadi,perbaikan yang sempurna adalah menjadi berikut:
(3a) Saya disuruh merayu wanita oleh kakakOSIS.

Untuk kasus no. 4  perbaikan yg dilakukan sang  Nuarika hanya dari kesalahan penulisankata standar. Kata banget diganti menggunakan sekali. Sangat membuat membuat malu bangetdiganti dengan sangat membuat malu sekali. Bentuk ini masih galat karenamerupakan superlatif yang berlebihan.seharusnya, istilah banget nir perludiganti sekali lantaran sudah terdapat kata sangat di depat istilah malu.Jika digunakan kata sekali maka kata sangat nir perlu dipakai.
Preposisi dengan  nir sempurna lantaran ketua OSIS merupakan‘loka yang dituju’ rasa membuat malu. Oleh karena itu, lebih sempurna jika digunakanpreposisi kepada. Keterangan saat: waktu itu akan lebih baikjika diposisikan di awal atau pada akhir kalimat.perbaikan yg bisa disarankanadalah:
            (4a) Akusangat membuat malu kepada kepala OSIS waktu itu.
            (4b) Akumalu sekali kepada kepala OSIS waktu itu.

Dalam data no. 5, perbaikanyang dilakukan sang Nuarika hanya masalah penulisan istilah sangsi menjadi sanksi.Tulisan murid yang dipakai sebagai data sang Nuarika sebenarnya jua mengalamikesalahan lain yaitu nir adanya objek. Kalimat dengan predikat yg berupa verba transitif seharusnya diikutiobjek secara eksklusif. Kalimat pemugaran Nuarika masih nir mengandung objek.objek yang mungkin dimaksud dalam kalimat tadi merupakan kegiatan.dilihat menurut keselarasan/kesejajaran bentuk, dalam kalimat tersebut terdapatdua predikat yaitu mengikuti (bentuk aktif) serta dikenakan (bentukpasif). Bentuk yg sejajar menggunakan mengikuti (aktif) bukan mengenakanmelainkan mendapatkan (aktif) sebagai akibatnya perbaikan yg sahih merupakan:
(5a) Siswa yg tidakmengikuti kegiatan (MOS) akan mendapatkan hukuman.

Kasus no. 6 merupakankalimat majemuk menggunakan klausa pertama berfungsi sebagai fakta.  Klausa pertama merupakan  saat abang OSIS masuk ke kelas, klausakedua adalah salah satu teman sebangkuku, wajahnya terlihat gugup. Terdapatdua subjek pada klausa kedua yaitu salah satu teman sebangkuku dan wajahnya
Penulisan subjek klausakedua bisa diringkas agar lebih efisien menjadi wajah salah satu temansebangkuku, sehingga kalimatnya menjadi Saat kakak OSIS masuk ke kelas,wajah galat satu teman sebangkuku terlihat gugup. Kalimat ini masih memilikikesalahan, yaitu penggunaan dua istilah ganti yaitu salah satu teman dan temansebangkuku. Terjadi 2 kali pengkhususan sebagai akibatnya menyebabkan ambigu. Penulisankalimat yang benar merupakan:
(6a) Saat saudara tertua OSIS masukke kelas, wajah teman sebangkuku terlihat gugup.
(6b) Saat kakak OSIS masukkelas, wajah salah satu temanku terlihat gugup.
Dalam perkara no. 7,pengguaan dengan  serta menggunakansecara beserta-sama merupakan pleonasme. Kata menggunakan serta dengan sudahsaling menggantikan tidak saling melengkapi. Dalam KBBI (2008:312) kata denganjuga memiliki makna memakai/menggunakan di samping makna yanglainnya. Akan lebih baik apabila penulisannya sebagai berikut:
(7a) Perempuan disuruhmengepang rambutnya menjadi dua dengan tali rafia.
(7b) Perempuan disuruhmengepang rambutnya sebagai dua menggunakan tali rafia.

Dalam kasus no. 8, terjadidua kesalahan, yaitu pengaruh bahasa daerah serta susunan kalimat yang tidaktepat. Penggunaan istilah besoknya merupakan pengaruh bahasa wilayah sisuke.Yang dimaksud sang penulis merupakan hari berikutnya atau menggunakanpenghitungan hari ke 2, hari ketiga dan seterusnya.
Penggunaan istilah datangyang diikuti sang preposisi di pula kurang sesuai. Kata kerja datanglebih tepat apabila diikuti dengan preposis ke. Preposisi ke  buat menyatakan aspek ‘mobilitas’ atau‘berkiprah’. Chaer (2006:130) mencontohkan penggunaan preposisi kedirangkaikan menggunakan kata datang: datang ke sini. Kata yg bersinonimdengan tiba merupakan tiba dan sampai (Sugono, 2010:145). Kata tiba  atau sampai diikuti preposisi di lebihtepat digunakan dalam konteks kalimat no. 8 lantaran tiba dan sampaimengandung makna sudah terdapat di. Contoh: saya tiba di sekolahmemiliki makna bahwa saya sudah terdapat di sekolah; saya datang ke sekolah mengandungmakna proses menuju sekolah.
Sebelumnya, data yangdihimpun oleh Nuarika tidak mempunyai subjek: Besoknya tiba pada sekolahlangsung baris pada lapangan basket. Usaha Nuarika memasukkan saya merupakanusaha buat memunculkan unsur subjek. Namun, peletakan yg kurang tepatmengakibatkan ketidakefektifan kalimat. Kalimat tersebut akan lebih efektifjika ditulis:
(8a) Hari berikutnya,begitu  tiba di sekolah, sayalangsung berbaris pada lapangan basket.
Penambahan istilah begitu dibutuhkanuntuk kesesuaian dengan penggunaan kata langsung. Penggunaan istilah langsungmenunjukkan makna tidak terdapat jarak ketika antara tiba dan berbaris. Penambahanprefiks ber- dalam berbaris untuk memperlihatkan bahwa berbaris adalahkata kerja, bukan istilah benda.
Dalam masalah no. 9 Nuarikahanya memperbaiki istilah terus yang dianggap tidak baku diganti dengankata kemudian. Konjung kemudian berfungsi‘menggabungkan-mengurutkan’ (Chaer, 2006:150). Perbaikan yg dilakukanoleh Nuarika masih kurang sempurna lantaran hubungan antara klausa pertama: merekatidak mematuhi rapikan tertib dan klausa kedua: mereka diberi sanksi adalahhubungan sebab akibat. Muslich (1990:107) menyebut konjungsi subordinatifpenyebab ditandai menggunakan sebab, lantaran, sang karena. Juga terdapat konjungsipengakibatan mencakup: (se)sampai, sampai-sampai, dan  makanya. Jadi, pemugaran yangdisarankan merupakan:
(9a) Mereka nir mematuhitata tertib,  maka dihukumberbaris di tengah lapangan buat dijemur.
(9b) Karena tidakmematuhi tata tertib, mereka dihukum berbaris di tengah lapangan buat dijemur.
(9a) adalah kalimatsubordinatif pengakibatan ditandai dengan konjungsi maka. (9b) merupakankalimat subordinatif penyebab dintandai menggunakan konjungsi karena. Perbaikanlain adalah pengubahan bentuk diberi hukuman  menggunakan bentuk dihukum lantaran wujud hukumansudah terdapat yaitu berbaris di tengah lapangan buat dijemur. Imbuhan ber-dalam berjemur diubah di- menjadi berjemur karena merupakanbentuk kalimat pasif menggunakan mereka sebagai subjek.



KESIMPULAN

Perbaikan yang ditawarkanoleh Nuarika masih mengandung kesalahan berbahasa. Jenis-jenis kesalahannya meliputi:kesalahan penggunaan kata depan; kesalahan penggunaan konjungsi; ketidaksejajaranbentuk; ketidaklogisan kalimat; pengaruh bahasa daerah; penyangatan yangberlebihan; serta penggunaan dua unsur yang sama (pleonasme).
Kesalahan-kesalahantersebut muncul lantaran Nuarika hanya serius pada saju jenis kesalahan ketikamenganalisis sebuah kalimat. Misalnya dalam kalimat siswa yang tidakmengikuti akan dikenakan sangsi. Perbaikan yg dilakukan oleh Nuarikahanya terfokus pada penulisan kata sangsi, diperbaiki sebagai sanksi.kesalahan lain (ketidakadaan objek serta ketidaksejajaran) tidak diperbaiki.
Analisis kesalahan harusdilakukan secara komprehensif dari semua tataran sintaksis agar kalimatperbaikan yang ditawarkan tidak lagi mengandung kesalahan. Oleh karena itu,meskipun titik fokus analisis kesalahan dalam makalah ini adalah tataransintaksis,  tapi diperbaiki pulakesalahan tataran semantik (makna kata) serta tataran morfologi (prefiks ber-dalam berbaris)  yg terdapatdalam data.

SENARAI PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis BahasaIndonesia (Edisi Revisi). Cet. Ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuarika, Rima Kintami. 2010. Kesalahan BerbahasaIndonesia pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah pertama Negeri 1 Grujugan Bondowoso.Skripsi. Jember: Universitas Jember.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa:Teori & Praktik. Surakarta: Yama Pustaka.
Sugono, Dendy (peny.). 2008. Kamus Besar BahasaIndonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia & Depdikbud.
Sugono, Dendy (peny). 2010. Tesaurus Alfabetis BahasaIndonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Mizan & Depdikbud.


CONTOH SOAL MEMPERBAIKI TANDA BACA DAN KATA BAKU DALAM TRY OUT UN SMP BAHASA INDONESIA

Contoh Soal Memperbaiki Tanda Baca dan Kata Baku dalam Try Out UN Sekolah Menengah pertama Bahasa Indonesia


Berikut ini adalah deretan soal yg berkaitan dengan memperbaikitanda baca sekaligus memperbaiki kata baku serta nir baku. Diambil menurut soalUji Coba UN yg dilaksanakan pada Kabupaten Jember dalam April 2017

Soal Nomor 41

Cermatilah teks berikut!

Selama 3 hari tim medis serta rombongan Jawa Pos akanmembantu kurban banjir. Selain paketmakana dan perlengkapan spesifik perempuan , terdapat sumbangan obat-obatan. Sebab,berdasarkan pengalaman 3 tim sebelumny, kebanyakan pasen menderita deman, diari,gatal-gatal, batuk, pilek, serta kurang vitamin. Tiap hari, tim dokter menanganihingga 250 pasen dengan keluhantersebut.




Penggunaan kata-istilah bercetak miring pada teks tersebuttidak sempurna karena....

a. (1) kurban seharusnyakorban karena makna kurban dan korban berbeda yaitu kurban berarti fauna sembelihan untukpersembahan pada Than sedangkan korban bermakna negatif atau derita, (dua) diari seharusnya diare karena makna diari berarti catatan harian atau buku harian sedangkandiare bermakna nama atau jenis penyakit, serta (3) pasen seharusnya pasien karenapasen merupakan istilah tidak standar.

b. (1) kurban tetapditulis kurban karena makna kurbanadalah orang yang menderita, (2) diari tetapditulis diari lantaran kata diari seringdiucapkan warga sehari-hari, dan (3) pasentetap ditulis pasen lantaran katapasen merupakan istilah terkenal pada warga .

c. (1) kurban dan korban tidak tidak sama makna lantaran kurbandan korban saling menggantikan, (2) diaridan diare nir tidak selaras makna karenakedua istilah tersebut bersinonim, dan (3) pasendan pasien tidak tidak sinkron maknakearea keduanya saling menggantikan atau sinonim.

d. Kata kurban, diari,dan pasen tidak sempurna dalam tekstersebut lantaran istilah-istilah tersbut tiadk herbi gagasan pokok tekstersebut.

Jawababan: A


Pembasan

Sudah dijelaskan dalam jawaban A.

Soal Nomor 42

Bacalah teks berikut menggunakan cermat!

Dengan menyampingkan beberapakekurangan tadi, novel ini benarbenar kitab yg sangat dibutuhkanoleh remajanegeri ini Buku ii memberi motifasi, semangat,dan mimpi dalam anak-anak yg patah semangat supaya bersekolah dan melanjutkanke pendidikan yg lebih tinggi. Selain itu, buku ini pula mengajarkanketidakmungkinan yang bisa diwujudkan menggunakan kerja keras.

Penggunaan kaa bercetak miring dalam teks tersbut yg sesuaidengankaidah kebahasaan merupakan...
a. Mengenyampingan danmotivasi
b. Mengesampingkan serta motivasi
c. Mengsampingkan serta motipasi
d. Mengkesampingkan serta motivasi

Jawaban: B


Pembahsasan

Motivisi baku, motifasi nir standar. Jadi harus pakai hurufv. Sama halnya dengan motivator.

Menyampingkan: akar ucapnya adalah samping. Kata dasarnyaadalah dikesampingkan. Maka yang sahih merupakan mengesampingkan. Karena kesamping.Imbuhan mem- atau menN- jika melekat pada istilah dasar yangdiawali alfabet k. Imbuhan meN- menjadi meng- dan alfabet k di awalkata luluh atau lesap atau hilang. Sama dengan pada istilah dasar kesan yang berubah menjadi mengesankan.

Soal Nomor 43

Bacalah teks berikut menggunakan akurat!

Mempertahankan kesejukan bunga mawar, sangat mudahdilakukan. Anda relatif mengubah air serta memotong pangkal tangkai bunga, Andapun bisa menikmati keindaha mawar lebih usang.

Perbaiikan kesalahan penggunaan tanda baca dalam tekstersebut yg tepat adalah....

a. Pertanda koma (,) pada ke 2 kalimat tadi dihilangkandan mengganti tdanda titik (.) menggunakan tanda koma (,) dalam kalimat pertama.

b. Pertanda koma (,) pada kalimat pertama diganti degnan tandatitik dua (:) dan pada kalimat kedua dihilangkan.

c. Tanda titik (.) dalam kalimat pertama diganti tanda koma(,), sedangkan pada kalimat kedua pertanda koma (,) dihilangkan.

d. Tanda koma (,) pada kalimat pertama dihilangkan,sedangkan indikasi koma (,) dalam kalimat kedua diganti indikasi titik (.)

Jawaban: D


Pembahasan

Tanda koma dalam kalimat pertama nir diharapkan. Sementarapada kalimat ke 2, tanda titik harus dipakai buat menggantikan tanda komakarena kalimat tersebut merupakan satu kalimat yg utuh.

Soal Nomor 43

Perhatikan teks berikut ini menggunakan cermat!

Belajar adalah aktivitas murid yang pkok dan utama. Apausystem yang diterapkan oleh pemerintah, tugas utama anak didik asdalh tetap sama,yaitu belajar efektip. Kreatifitas siswa sangatn diperlukan buat menujusukses.

Perbaikan penulisan istilah yang bercetak miring agar menjadikalimat yang efektif adalah....

a. Sistim, efektif, serta kreatifitas
b. Sistem, epektif, dan kreatifitas
c. Sistem, efektif, dan kreativitas
d. Sistim, epektip, dan kreatifitas

Jawaban: C


Pembahasan

Penulisan sistem yangbaku adalalah seperti ini. Bukan system iniadalah bahasa Inggris. Bukan jua sistim,ini adalah cara bacanya. Untuk lebih mudah, misalnya pakai kata istilah yangidentik yaitu sistematis.
Kreatif yang baku memakai alfabet f. Sementarakreativitas, yang baku memakai alfabet v.

Soal Nomor 45

Bacalah teks berikut dngan cermat!

(1) Keluarga Sukartono membeli rumah baru. (2) Untukmelengkapi perabot tempat tinggal tangganya; Sukartono membeli perabot tempat tinggal tanggallemari tempa tidur kursi tamu meja makan serta lain lain. (tiga) Semua perabot itudibeli sang Sukartono dari output tabungannya. (4) Kualitas barang-barangnyasangat memuaskan famili Sukartono.

Penggunaan indikasi baca dalam kalimat (dua) yg tepat adalah....

a. Untuk melengkapi perabot tempat tinggal tangganya, Sukartonomembeli perabot tempat tinggal tangga-lemari-loka tidur-kursi tamu-meja makan-danlain-lain.

b. Untuk melengkapi perbot rumah tangganya, Sukartonomembeli perabot rumah tangga : lemari-tempat tidur-kursi tamu-meja makan-danlain-lain.

c. Untuk melengkapi perabot rumah tangganya, Sukartonomembeli perabot rumah tangga: lemari, loka tidur, kursi tamu, meja makan, danlain-lain.

d. Untuk melengkapi perabot tempat tinggal tangga; Sukartono membeliperabot rumah tangga : lemari, tempat, tidur, kursi tamu, meja makan, danlain-lain.

Jawaban: C


Pembahasan

Penggunaan indikasi koma digunakan buat memisah yg berbentukrincian.

Soal Nomor 46

Bacalah teks berikut menggunakan cermat!
Gerekan penolakan repisiUU KPK yg dilakukan warga makin massive.Bukan hanya mahasiswa dan pegiat antikorupsi berdasarkan lembaga swadayamasyarakat (LSM). Tetapi, pula melibatkan majemuk propesi dari artis hingga menggunakan pengajar besar .

Perbaikan kata bercetak miring pada teks tersebut merupakan....
a. Revisi, masif, dan provisi.
b. Rivisi, masip, serta profisi
c. Revisi, masif, dan profesi
d. Revisi, masif, serta provisi.

Jawaban: C


Pembahasan

Jawaban yg paling tepat merupakan profesi karena ada juga kalimat profesional.

Soal Nomor 47

Perhatikan teks berikut dengan cermat!

Film laskar pelangi yangdiadaptasi dari novel laris menggunakan judul sama melakukan shooting perdana di pulau Belitung.film ini diproduksi sang mira lesmana dandisutradai sang riri reza.


Perbaikan penulisan yg bercetak miring pada kalimat diatas adalah....

a. Laskar Pelangi, syuting, Pulau, Mira Lesmana serta RiriReza
b. Laskar Pelangi, shoting, Pulau, mira Lesmana dan Ririreza.
c. Laskar pelangi, syuting, Pulo, Mira lesmana serta RiriReza.
d. Laskar Pelangi, suting, Polo, Mira lesmana dan Riri Reza

Jawaban: A


Pembahasan

Penulisan Laskar Pelangi, Mira Lesmana, dan Riri Rezamasing-masing istilah wajib diawali menggunakan huruf kapital. Lantaran ketiga katatesebut adalah nama. Laskar Pelangi adala judu novel. Mira Lesaman serta RiriReza merupakan nama diri (orang).

Penulisan shooting yang sahih adalah syuting. Itu adalahproses pengindonesiaan istilah asing yang berarti proses pengambilan gambarbergerak (video).

Penulisan Pulau Belitung wajib diawali dengan alfabet besarmasing-masing kata. P akbar serta B besar . Karen Belitung adalah nama tempat.sementara pulau yang melekat padanama geografi wajib pula diawali dengan huruf besar .

Soal Nomor 48

Perhatikan teks berikut menggunakan akurat!

(1) Sudah poly telaah ilmiah yg membahas masalahteknologi. (2) Namun, masih jarang yg sudai mempelajari kasus yang mungkin timbulsebagai dampak dari teknologi itu. (tiga) Konflik yg ditimbulakan olehteknologi itu barang kali belum terhayati oleh insan. (4) Padahal manusialahyang membentuk, mengalami dan menerima akibat positif atau negatif teknologiitu.

Ketidaktepatan penggunaan pertanda baca dalam kalimat (4)karena....

a. Kalimat (4) adalah kalimat rincian tidak perlumenggunakan pertanda koma (,)
b. Kalimat (4) adalah kalimat rincian menggunkan tandatitik 2 (:) setelah istilah membentuk.
c. Kalimat (4) merupakan kalimat rincian menggunakan tandatitik koma (;)
d. Kalimat (4) adalah kalimat rincian dengan menggunakantanda koma (,) setelah kata mengalami.

Jawaban: D


Pembahasan

Pengguaan tanda koma harus digunakan pada rincian. Jadi yangbenar adalah: “Padahal manusialah yang membentuk, mengalami, dan menerimaakibat positif dan negatif teknologi itu.”

Soal Nomor 49

Bacalah teks berikut engan seksama!

Masyarakat merumuskan sejumlah kebiasaan sosial sebagai pedomanbertingkah laku . Bahkan, supaya semua rakyat mematuhi kebiasaan sosial, masyarakatjuga menyepakati sangsi bagi merka yg melanggar norma. Beberapa tindakanpelanggaran kebiasaan mengakibatkan hukum bersifat ringan bagi pelakunya.

Penggunaan istilah sangsi pada teks tadi galat karena....

a. Istilah tadi tidak sesuai dengan konteks teks.
b. Istilah tadi tidak sinkron degnan KBBI
c. Istilah tadi tidak standar.
d. Kata tersebut tidak memiliki makna ambigu.

Jawaban: C


Pembahasan

Kata sangsi penulisannyatidak baku. Kata yg baku merupakan sanksi yangberarti hukuman. Jadi, alasan yangpaling tepat adalah C.

Soal Nomor 51

Bacalah teks berikut menggunakan cermat!

(1) Pada 2017 pemerintah menaikkan: porto administrasikendaraan bermotor, tarif dasar listrik, dan bahan bakar minyak non subisidi(BBM nonsubsidi). (dua) Selain itu, bahan-bahan kebutuhan pokok warga ,khususnya cabai harganya melambung tinggi. (3) Barang serta jasa kebutuhan pokokmasyarakat tadi naik, daya beli warga sebagai menurun. (4) Akibatnya,situasi masyarakat, pemerintah, dan negara akan terganggu.

Penggunaan indikasi baca pada kalimat (1) tadi tidak tepatkarena ....

a. Kalimat tersebut merupakan pernyataan yang belum selsesaisehingga setelah istilah menaikkan teidak perlu diberi tanda baca titik 2 (:)serta indikasi koma (,) dipergunakan dalam rincian.
b. Kalimat tersebut merupakan kalimat princian. Seharusnyatanda koma (,) dihilangkan dalam rincian.
c. Kalimat tadi merupakan kalimat perincian. Oleh karenaitu, tanda titik dua (:) sehabis istilah mempertinggi diganti menggunakan pertanda titik koma(;).
d. Kalimat tadi seharusnya diberi pertanda titik 2 (:)sehabis kata menaikkan serta tanda koma (,) setelah kata rincian.

Jawaban:  A


Pembahasan

Sudah dijelaskan dalam jawaban A.

EKSISTENSI DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Eksistensi Dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam
Pengertian Cara Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, cara adalah jalan ( aturan, sistem ) melakukan ( berbuat ) sesuatu, gaya, ragam, tata cara norma, usaha atau ikhtiar. Sedangkan belajar merupakan suatu proses bisnis yang pada lakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara holistik, menjadi output pengalamannya sendiri pada berinteraksi menggunakan lingkungannya.

Dengan demikian cara belajar siswa yg di maksud sang penulis, merupakan perilaku individu siswa yang lebih khusus berkaitan dengan usaha yang sedang atau telah biasa dilakukan sang murid untuk memperoleh ilmu pengetahuan. 

Pada umumnya setiap orang pada melakukan suatu usaha terpengaruh oleh efisiensi. Efisiensi merupakan sebuah pengertaian atau konsepsi yanag mengggambarkan perbandingan terbaik antara suatu bisnis menggunakan hasilnya, yaitu jika output yg diinginkan bisa tercapai dengan usaha terkecil, atau menggunakan usaha eksklusif memberikan kwalitas serta kwantitas output terbesar

Pengertian tadi dapat diterapkan pada banyak sekali bidang aktivitas termasuk usaha belajar. Apabila diterapkan pada belajar, maka terdapatlah efisiensi belajar, yaitu perbandingan terbaik antara suatu usaha belajar menggunakan hasilnya yang dicapai. ( The Liang Gie, 1985:14 ). 

Adapun berdasarkan Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam ( 1980 : 220 ) mengartikan cara belajar yg efisien, yaitu cara belajar yang sempurna, praktis, ekonomis, terarah, sinkron dengan situasi dan tuntutan yg terdapat guna mencapai tujuan belajar. 

Masing masing siswa mempunyai potensi, kemampuan, situasi, kondisi serta latar belakang individu yg tidak sinkron beda. Dengan istilah lain, murid itu adalah individualitas yang unik. Sehingga cara belajarpun sebagai tidak sinkron beda juga sesuai dengan apa adanya siswa. Tugas siswa selanjutnya merupakan berbagi dirinya, sebagai akibatnya menemukan cara belajar yang cocok bagi dirinya. Bimbingan guru dalam hal ini amat pada perlukan. Dengan anugerah bimbingan dari pengajar, siswa akan mengenal dirinya dan segala yg memungkinkan dirinya dapat berkembang secara utuh dan menemukan gaya belajarnya sendiri. Penemuan itu wajib secepatnya beliau peroleh karena tuntutan belajar itu makin usang makin meningkat dan makin kompleks. 

Supaya cara belajar yang efisien tadi bisa pada terapkan pada masing masing anak didik, maka murid perlu buat terus dimotivasi baik secara mental juga psikomotorik oleh pengajar atau orang tua. Karena Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 9 ) mengungkapkan, bahwa misteri sukses belajar terletak pada pemikiran perilaku mental cendekia dan satu kata kunci, yaitu dominasi cara belajar yg baik sebagai penuntun ke arah dominasi ilmu yg optimal.

Setelah anak didik dapat memilih dan memposisikan dirinya dalam kondisi yg aman, maka murid perlu memakai cara belajar yg efektif.

Berdasarkan syarat belajarnya, cara belajar mencakup cara belajar pada rumah, pada sekolah dan cara belajar bersama (grup)

a. Cara belajar berdikari di rumah
1. Pemenuhan fasilitas dan perabot belajar
Fasilitas serta perabot belajar adalah indera perlengkapan belajar yang penting buat dipenuhi sang seorang pelajar, lantaran bila nir terpenuhi bisa menimbulkan impak negatif bagi kelancaran proses belajar. Proses belajar bisa berhenti dan setidaknya mengganggu motivasi serta konsentrasi pada belajar.

Fasilitas belajar ini menurut The Liang Gie (1985 :43), terdiri dari peralatan tulis dan perabot buat kamar yaitu meja, kursi serta lemari buku.

2. Mengatur waktu belajar
Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil, perlulah anak didik mempunyai jadwal yang baik dan bisa melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Adapun cara buat menciptakan jadwal yg baik, adalah :

3. Membaca buku
Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang paling poly dilakukan selama belajar. Dan persoalannya yg utama ketika dia sudah dapat membaca merupakan bagaimana cara membaca yang baik serta efisien.

Hary dexter Kitson dalam bukunya How to use Your Mind, Yang dikutip the Liang Gie (1985; 94), mengemukakan ketentuan-ketentuan mengenai reading hygiene :
a. Sewaktu membaca hendaknya pembaca sekali-kali memejamkan matanya atau melihat ke loka yang jauh.
b. Cahaya penerang hendaknya datang menurut arah belakang
c. Pada pagina buku tidak masih ada bayangan
d. Buku dipegang sang tangan dan nir terletak mendatar diatas bagian atas meja.

Terhadap ketentuan-ketentuan diatas dibubuhi hal-hal berikut ini 
e. Ada cahaya penerangan yang cukup, tidak terlalu gelap dan nir terlalu terperinci sebagai akibatnya menyilaukan dan bergetar.
f. Jarak antara mata dan yg dibaca kira-kira 25-30 cm
g. Tidak sembari tiduran
h. Beristirahat sementara waktu, kira-kira seperempat jam sesudah membaca selama satu hingga satu setengah jam.

Langkah pertama (survei), siswa memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks. Tujuannya supaya siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian, judul sub bagian, kata dan istilah kunci, serta sebagainya. Dalam melakukan survei ini murid dianjurkan menyiapkan pensil, kertas serta indera pembuat karakteristik, seperti stabilo buat menandai bagian-bagian tertentu yg penting.

Langkah ke 2 (question), siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yg jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yg sudah ditandai dalam langkah pertama.

Langkah yang ketiga (Read), siswa membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun. Membaca secara aktif berarti membaca yg difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan relevan menggunakan pertanyaan tersebut.

Langkah selanjutnya recite, anak didik menjelaskan lagi jawaban atas pertanyaan yang sudah tersusun.
Dan langkah terakhir review, siswa meninjau ulang semua pertanyaan serta jawaban secara singkat. (Muhibbin Syah, 2004: 141). Jika materi telah tersusun pada sebuah modul, maka hal ini lebih memudahkan bagi murid, karena materi sudah tersusun dalam sebuah kompendium, tetapi buat menguatkan pemahaman dan memotivasi keingintahuan mengenai materi itu, maka boleh menggunakan metode tadi.

4. Membuat Ringkasan
Kegiatan ini tidak kalah pentingnya berdasarkan seluruh aktivitas belajar anak didik. Siswa menciptakan ringkasan merupakan bertujuan buat memudahkannya dalam menghafal dan mengulangi pelajaran.

Adapun langkah-langkah menciptakan kompendium yg baik, merupakan :
a. Membaca pelajaran yang akan diringkas menggunakan penuh perhatian, pengertian serta konsentrasi sembari memberi pertanda-pertanda pada hal-hal yang dipercaya pokok dan penting. Dalam hal ini murid bisa menggarisbawahi kalimat-kalimat krusial atau menggunakan stabilo atau menuliskan kata-istilah kunci pada pinggir paragraf.
b. Membuat kerangka ringkasan menggunakan membaca sekali lagi serta menuliskan di atas kertas hal-hal yg sudah ditandai.
c. Membaca kalimat-kalimat yg sudah ditulis di kertas tadi sembari menyelipkan kata-istilah atau pertanda-tanda penghubung yang perlu, sehingga terdapat pertalian yg erat antara kalimat-kalimat itu.
d. Kalu masih tebal page luas dan banyak, maka tulisan tersebut bisa dipersempit dengan merogoh pokok-pokoknya saja serta menghilangkan hal-hal yang dipercaya kecil atau kurang penting. (Judi Al Falansani serta Fauzan Naif,2002: 38).

5. Menghafal Bahan Pelajaran
Dalam belajar, menghafal merupakan galat satu aktivitas dalam rangka penguasaan bahan pelajaran.

Ada beberapa syarat buat dapat menghafal menggunakan baik, yaitu:
a. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar
b. Mengetahui benar -benar mengenai makna bahan yg dihafal
c. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal
d. Menghafal secara teratur sinkron syarat badan yang sebaik-baiknya dan daya serap otak terhadap bahan yang wajib dihafal. (Slamento, 1995: 86).

Sedangkan berkaitan dengan metode menghafal agar sinkron menggunakan karakter siswa dibagi sebagai 3 macam :
a. Menghafal melalui pandangan. Bahan pelajaran dibaca di dalam batin penuh perhatian sembari otak bekerja untuk mengingat-ingat. Dapat juga menggunakan cara membuat catatan besar yg menarik, kemudian disampingkan atau ditempelkan pada loka-loka yang acapkali dipandang.
b. Menghafal menggunakan indera pendengaran melalui penyimakan sendiri. Siswa dapat menggunakan cara lain yg bertujuan sama, misalnya menyuruh temannya membacakan kompendium atau mendengarkan rekaman kaset yg dibuat sendiri.
c. Menghafal malalui gerakan-gerakan tangan, yatu menggunakan menulis-nulis ringkasan berulang-ulang hingga hafal atau menggerakkan jari tangan sembari berfikir.

Ada jua metode yang lain, yaitu metode cantol, metode lokasi, akronim serta kalimat-kalimat kreatif 

Metode cantol digunakan buat menghafal daftar apa saja. Caranya, yaitu menggunakan mencocokkan angka-angka menggunakan kata-istilah berirama sama atau petunjuk-petunjuk visual eksklusif. Contohnya paku mirip menggunakan suara satu dan paku menyerupai nomor satu.

Metode lokasi merupakan metode yang menggunakan tempat yg paling dikenal serta paling mengesankan sebagai model (1) pendahuluan tentang hal yg akan dipelajari (dituliskan pada pintu depan), (2) Tombol lampu mengungkapkan serta meyoroti mengenai ciri-karakteristik khusus suatu fakta, konsep atau suatu prinsip dalam materi yang sedang dipelajari, dan seterusnya.

Akronim atau singkatan adalah kata yg dibentuk berdasarkan huruf atau huruf-alfabet awal atau masing-masing bagian menurut sekelompok kata atau istilah gabungan Misalnya, Program Pembangunan Lima Tahun pada Indonesia dianggap PELITA. PSSI merupakan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.

Sedangkan kalimat-kalimat kreatif digunakan buat menghafal kata-kata yg berurutan, contoh : untuk menghafal susunan planet maka dapat menggunakan kalimat kreatif yaitu Memainkan Violin Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Tetapi Pasti (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Uranus, Neptunus, Pluto).

6. Mengulangi Bahan Pelajaran
Siswa sepulang sekolah jangan lupa buat mengulangi bahan pelajarannya di tempat tinggal , karena tidak seluruh materi pelajaran yang disampaikan guru terkesan dengan baik.

Cara mengulangi bahan pelajaran merupakan dengan cara membaca pulang catatan yg telah ditulis saat pengajar sedang menunjukkan pelajran, atau bila bahan pelajaran berupa tatacara, cara menghafalnya merupakan dengan cara mempraktekkannya pada kehidupan sehari-hari agar pelajaran tetap dalam ingatan.

7. Mengerjakan Tugas
Selama belajar, siswa tidak akan pernah terlepas berdasarkan keharusan mengerjakan tugas-tugas belajar, baik itu tugas harian, pekerjaan rumah, tugas semesteran, tugas gerombolan juga tugas individu. Siswa harus mengerjakan sinkron perintah pengajar dengan tepat waktu. Mengabaikan tugas tadi boleh jadi murid akan mendapatkan sangsi menurut pengajar.

8. Persiapan Menghadapi Ujian
Dalam menghadapi ujian, murid harus mempersiapkan segala sesuatu yg berhubungan dengan perkara-perkara perbaikan buat mengingat pulang bahan-bahan yang telah dipelajari dengan cara membaca kembali, memperbaiki catatan, menciptakan ikhtisar serta menyusun pengetahuan yg lengkap dan akhirnya tinggal menghafal. Pada saat-saat menjelang ujian siswa usahakan menghindari belajarterlalu poly lantaran bisa mengganggu syarat kesehatan. Siswa jua tidak boleh lupa mempersiapkan seluruh alat tulis untuk kelancaran ujian.

9. Menempuh Ujian
Setelah anak didik melaksanakan persiapan menghadapi ujian dengan matang, selanjutnya sampailah pada waktu ujian. Maka dalam saat hari ujian, anak didik seharusnya tiba lebih awal dan menunggu dengan tenang. Masuklah menggunakan tertib serta duduk pada tempat yang sudah dipengaruhi, kemudian baca serta pahami petunjuk soal dengan baik dan menjawabnya sinkron petunjuk tadi. Jangan lupa murid memperhitungkan ketika yang disediakan, supaya lebih berhemat saat soal-soal yg mudah usahakan dikerjakan lebih dahulu. Tulisan wajib kentara, baik serta rapi. Apabila telah terselesaikan murid wajib mempertimbangkan lagi apakah jawaban yang telah dikerjakan sinkron dengan permintaannya. Segera kumpulkan jawaban, jika waktu ujian sudah habis.

Siswa dalam menempuh ujian haruslah mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dan rasa percaya diri itu ada waktu mereka melakukan persiapan yg matang jauh sebelum ujian dan penyempurnaan ketika mendekati ujian. Sehingga nir ada kecurangan-kecurangan misalnya menyontek atau melihat pekerjaan orang.

b. Cara Belajar pada Sekolah
Adapun beberapa hal yg berkenaan dengan cara belajar yang dilakukan oleh anak didik pada sekolah.

1. Masuk kelas tepat waktu
Masuk kelas tepat ketika merupakan suatu perilaku mental yg poly mendatangkan keuntungan. Pengajar memuji lantaran disiplin, kawan-mitra nir terganggu waktu sedang memperhatikan pelajaran guru, konsentrasi pun akan terpelihara menggunakan baik. Kondisi tubuh akan tenang, jauh menurut keringat dan alam pikiran anak didik sudah siap mendapat pelajaran dari guru Oleh karena itu kedisiplinan masuk kelas mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

2. Memperhatikan penerangan guru
Setelah pelajaran dimulai, siswa wajib telah siap untuk memperhatikan semua pelajaran pengajar, yaitu dengan melihat mobilitas-geriknya, mendengarkan penjelasannya dan ingat menulis istilah-kata penting dari penjelasan itu.

3. Bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Bertanya tentang hal yang belum kentara merupakan salah satu cara buat bisa mengerti bahan pelajaran yang belum dimengerti. Siswa jangan membuat malu buat bertanya kepada pengajar mengenai bahan pelajaran atau liputan pengajar yang belum jelas, karena membuat malu akan Mengganggu penguasaan bahan yang akan diterima menurut guru dalam rendezvous yg akan tiba. Bertanyalah dengan spesifik jangan berbelit-belit, bila perlu pertanyaan ditulis terlebih dahulu menggunakan singkat serta kentara, lalu dibacakan atau dihafalkan.

Berkaitan dengan semua pertanyaan yg diutarakan oleh guru dalam waktu proses belajar mengajar, anak didik harus berani menjawab seluruh pertanyaan itu dengan baik dan jelas sebagai bukti bahwa dirinya memperhatikan pelajaran. Cara menjawabnya menggunakan sistematis sesuai apa yang telah diterangkan sang guru menggunakan bahasa yg sederhana dan mudah dimengerti.

4. Memanfaatkan waktu istirahat
Di sekolah masih ada bebarapa waktu untuk istirahat supaya syarat siswa segar kembali. Menghilangkan kelelahan mata serta pengalihan konsentrasi anak didik buat ad interim. Untuk itu murid wajib memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya, yaitu menggunakan cara bersantai, mengarahkan pandangan mata ke angkasa biru, mengerak-gerakkan badan agar bisa memperlancar peredaran darah pada pada tubuh, sehingga rasa lelah serta rasa kantuk dapat diusir dengan segera. Apabila haus atau lapar maka segera pergi ke kantin buat minum atau makan secukupnya agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Atau saat istirahat itu dimanfaatkan untuk berkunjung ke perpustakaan.

5. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah memiliki tiga manfaat, yaitu :
a. Sebagai sumber belajar,
b. Sebagai asal keterangan,
c. Sebagai asal rekreasi (Choiruddin Hadhiri Suprapto, 2003 : 68)

Perpustakaan dapat dipakai buat memperdalam pemahaman serta pengahayatan pengetahuan yang diperoleh anak didik berdasarkan pengajar, memeperluas cakrawala pengetahuan dan keterampilan siswa serta buat menaruh hiburan, memupuk keterampilan, nilai serta sikap hidup melaluli koleksi ringan dan segar,

Sedangkan cara memanfaatkan perpustakaan tergantung jua pada kesempatan atau waktu-saat eksklusif, misalnya ketika jam-jam istirahat kalu masih ada waktu lebih dari kepentingan yg lain, seperti makan dan minum, jam-jam kosong serta jika terdapat tugas dari pengajar.

c. Cara Belajar Bersama (grup)
Belajar bersama sanggup dilakukan pada tempat tinggal atau pada loka lain contohnya pada perpustakaan, di sekolah atau di loka eksklusif yg disepakati bersama.

Belajar beserta dalam dasarnya memecahkan problem secara bersama, artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pikiran pada memecahkan problem tersebut, sebagai akibatnya diperoleh output atau jawaban yang lebih baik. Pikiran dari banyak orang umumnya lebih sempurna daripada satu orang.

”Ada beberapa petunjuk buat belajar beserta yg lebih efektif, yaitu :
a. Pilih sahabat yang cocok buat bergabung pada satu grup yang terdidri berdasarkan 3-lima orang. Anggota yang terlalu poly umumnya kurang efektif.
b. Tentukan serta sepakati kapan, pada mana dan apa yang akan pada bahas dan apa yang diharapkan pada diskusi itu. Lakukan secara rutin minimal satu kali pada seminggu.
c. Setelah berkumpul secara bergilir, tetapkan siapa pemimpin gerombolan yg akan mengatur diskusi serta siapa penulis yg akan mencatat diskusi.
d. Rumuskan pertanyaan atau konflik yang akan dipecahkan bersama serta batasi ruang lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
e. Bahas serta pecahkan setiap persoalan satu persatu hingga tuntas, menggunakan cara memberi kesempatan setiap anggota mengajukan pendapat. Dari setiap pendapat yang ada dikaji secara beserta manakah yg paling sempurna. Kesimpulan jawaban yang sudah disepakati beserta dicatat sang penulis. 
f. Jika terdapat persoalan yang nir bisa dipecahkan, tangguhkan persoalan itu buat dimintakan pendapatnya pada guru. Lanjutkan saja pada duduk perkara berikutnya supaya nir membuang saat.
g. Kesimpulan hasil diskusi dicatat sang penulis, kemudian dibagikan kepada anggota kelompok buat dipelajaridirumah masing-masing.” (Nana Sudjana, 1989: 168-169).

2. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan sang suatu pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nomor yg diberikan sang guru. (Depdikbud, 1993 : 700).

Prestasi belajar merupakan berukuran keberhasilan murid sesudah mengikuti suatu mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan nilai tes berupa angka yang diberikan sang pengajar, menjadi model nilai mid semester, nilai semester, nilai tugas, nilai ulangan, nilai raport serta sebagainya.

Prestasi dalam arti luas merupakan kemampuan murid sehabis mengalami belajar. Hal ini dapat diperoleh atau diketahui dari akhir aktivitas serta diperoleh atau diketahui menurut akhir aktivitas serta diperoleh bukan lantaran kebetulan, namun prestasi diperoleh menggunakan penuh menggunakan pencerahan serta mengalami proses eksklusif.

Pada prinsipnya, pengungkapan output belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah cipta, rasa maupun karsa (kognitif, afektif, psikomotorik). Walaupun pengungkapan tingkah laris seluruh ranah tadi, khususnya ranah rasa siswa, sangat sulit. Hal ini ditimbulkan perubahan hasil belajar itu terdapat yang bersifat intangible (tak bisa diraba), tetapi yang dapat dilakukan sang guru adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yg dianggap penting dan bisa mencerminkan perubahan yg terjadi menjadi output belajar anak didik.

Secara global, faktor yg mempengaruhi prestasi belajar murid, merupakan :
a. Faktor intern siswa
1) Fisiologis, seperti kesehatan mata dan telinga.
2) Fsikologis, seperti intelegensi, sikap, bakat, minat serta motivasi siswa

b. Faktor ekstern siswa
1). Lingkungan sosial, misalnya: pengajar, sahabat-tema sekelas, tetangga, orang tua dan keadaan rakyat.
2). Lingkungan non sosial, misalnya: tempat tinggal , gedung sekolah, wahana dan prasarana, dan sebagainya.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learn), yakni jenis upaya belajar murid yang mencakup taktik serta metode yg dipakai anak didik buat melakukan aktivitas pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Pendekatan belajar terdapat tiga yaitu :
1) Pendekatan surface. Manusia belajar lantaran dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yg menyebabkan dia membuat malu. Oleh karenanya, gaya belajarnya santai, dari hafal serta nir mementingkan pemahaman yg gampang.
2) Pendekatan deep. Siswa ini dimotivasi dari dalam dirinya (intrinsik). Oleh karenanya, gaya belajarnya berfokus dan berusaha tahu materi secara mendalam dan memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi anak didik ini yg lebih penting merupakan mempunyai pengetahuan yg relatif banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya dibanding lulus dengan nilai baik.
3) Pendekatan achieving. Pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri spesifik yang dianggap ego-enhanchment, yaitu ambisi eksklusif yg akbar dalam menaikkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi stinggi-tingginya. Gaya belajarnya lebih berfokus, mempunyai keterampilan belajar (study skill) pada arti sangat cerdik dan efisien dalam mengatur saat, ruang kerja dan perangkat silabus. Baginya, berkompetisi menggunakan temannya pada meraih nilai tertinggi adalah krusial, sehingga beliau sangat disiplin, rapi serta sistematis serta berencanauntuk terus maju ke depan (plans ahead).

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Ada beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam menurut pakar pendidikan, yaitu :
a. Chabib Thoha (1999: 4), Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang diberikan dalam slaah satu pelajaran siswa muslim pada menuntaskan pendidikannya dalam tingkat eksklusif.
b. Ahmad D. Marimba (1986: 47), Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani rohani menurut hukum-aturan kepercayaan Islam menuju terbentuknya kepribadian primer berdasarkan ukuran-ukuran Islam.
c. Zuhairini dkk. (1983 : 27), Pendidikan agama berarti bisnis-usaha secara sistematis serta pragmatis dalam membantu murid supaya agar mereka hidup sesuai denagn ajaran Islam.

Jadi, Pendidikan Agama Islam, adalah usaha-usaha secara sistematis serta pragmatis yang sudah terbentuk mata pelajaran berisi bimbingan jasmani rohani yang menurut hukum-aturan Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sejati.

SUMBER-SUMBER ARTIKEL DI ATAS :

Abin Syamsuddin Makmun, (2001), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdarkarya.
Ahmad D. Marimba, (1997), Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. AL-MA’arif
Anas Sudjiono, (2000), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bobbi De Porter, Mike Hernacki (2003), Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman serta Menyenangkan, Bandung : Kaifa. 
Bobbi De Porter dkk., (2001), Mempraktekkan Quantum Learning pada Ruang-ruang Kelas, Bandung : Kaifa.
Chabib Thoha dan Abdul Muti, (1999), PBM-PAI pada Sekolah, , Yogyakarata: Pustaka Belajar.
Choiruddi Hadhiri Suprapto, (2003), Jalan Pintas Menjadi Bintang Pelajar, Panduan Untuk Pelajar Islami, Bandung: Mujahid Press.
Departemen Agama RI, (1996), Al-Qur’an Al-Karim serta Terjemahannya, Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Departemen Pendidikan serta Kebudayaan (1993), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (tanpa tahun), Laporan Penilaian Hasil Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), tanpa penerbit.
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, (1980), Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama / IAIN Pusat.
Gordon Dryen dan Jeannete Vos, (2001), The Learning Revolution (Terjemahan ration service) Bandung: Kaifa.
Muhaimin, (2002), Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah, (2004), Psikology Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada.
Nana Sudjana, (1991), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Rohmad Qomari, (1999), Insania, ”Tehnik Penentuan Ukuran Sampel Dalam Penelitian” Edisi Mei-Juli, Purwokerto : P3M STAIN.
Sanafiah Faisal, (1982), Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.
Slamento, (1995), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2004), Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, (2002), Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta.
The Liang Gie, (1985). Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Pusat Kemajuan Study.
Thursan Hakim, (2002), Belajar Secara Efektif: Panduan Menemukan Teknik Belajar, Memilih Jurusan, serta Menentukan Cita-cita, Jakarta: Puspa Swara.
Zuhairini dkk, (1983), Metodology Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani.