HAKIKAT DEFINISI DAN KONTEKSKONTEKS KOMUNIKASI

Hakikat, Definisi Dan Konteks-Konteks Komunikasi
A. Hakikat, Definisi serta Konteks Komunikasi
Apakah yang anda pikirkan jika mendengar istilah “Komunikasi” ? Jawaban atas pertanyaan ini amat beraneka ragam, mulai dari berdoa (yg adalah komunikasi menggunakan Tuhan), bersenda gurau, berpidato, hingga penggunaan indera-alat elektronik atau personal komputer yang sophisticated. Komunikasi adalah suatu topik yang amat acapkali diperbincangkan, bukan hanya dikalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga pada kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri mempunyai terlalu banyak arti yang berlainan. Dalam wacana publik, kita sering mendengar kalimat atau frase yang mengandung istilah komunikasi atau turunannya, seperti “Hewan pun berkomunikasi menggunakan cara mereka masing-masing”, “Kita wajib mengkomunikasikan maslah ini pada mahasiswa pada waktu kuliah nanti”, “Komputer adalah wahana komunikasi yg tercanggih”, “Kami belum mendapat komunikasi menurut perusahaan itu”, “Orangnya tidak komunikatif”, dan sebagainya. Pendeknya istilah komunikasi telah sedemikian lazim di kalangan kita seluruh, meskipun masing-masing orang mengartikan istilah itu secara berlainan. Oleh karena itu, konvensi pada mendefinisikan kata komunikasi merupakan langkah awal buat memperbaiki pemahaman atas fenomena yg rumit ini.

Kata komunikasi atau communication pada bahasa Inggris dari berdasarkan kata Latin communis yg berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “menciptakan sama” (to make common). Istilah pertama (communis) merupakan istilah yg paling acapkali disebut menjadi asal-usul istilah komunikasi, yang merupakan akar berdasarkan kata-kata Latin lainnya yang seperti. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan namun definisi-definisi pada masa ini menyarankan bahwa komunikasi merujuk dalam cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita mengembangkan pikiran”, Kita mendiskusikan makna”, dan “Kita mengirimkan pesan”.

Kata lain yg mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yg juga menekankan kecenderungan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup beserta untuk mencapai tujuan eksklusif, serta mereka berbagi makna serta sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, serta komunikasi berperan serta mengungkapkan kebersamaan itu.

Berbicara mengenai definisi komunikasi, nir terdapat definisi yang sahih ataupun yang galat. Seperti pula model atau teori, definisi wajib dilihat dari kemanfaatannya buat menjelaskan kenyataan yg didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit serta bisa kita lihat dibawah ini :
  1. Everett M. Rogers : “Komunikasi adalah proses dimana suatu pandangan baru dialihkan dari asal kepada suatu penerima atau lebih, menggunakan maksud untuk membarui tingkah laris mereka"
  2. Harold Lassewell : “Cara terbaik buat mendeskripsikan komunikasi adalah menggunakan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect"
  3. Carl I. Hovland : “ Komunikasi merupakan proses yg memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (umumnya lambang-lambang lisan) buat mengubah konduite orang lain (komunikate)."
  4. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss : “ Komunikasi adalah proses pembentukan makna pada antara dua orang atau lebih.”
Dari beberapa pengertian tadi bila dianalisis pada prinsipnya bisa disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yg mengirim dan mendapat pesan yg terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai imbas tertentu, serta terdapat kesempatan buat melakukan umpan balik . Gambar berikut mendeskripsikan apa yg dapat kita namakan model universal komunikasi. Ini mengandung elemen-elemen yg terdapat pada setiap tindak komunikasi, terlepas berdasarkan apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, gerombolan mini , pidato terbuka, atau komunikasi massa.


Konteks-Konteks Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa-sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi eksklusif. Secara luas konteks disini berarti seluruh faktor pada luar orang-orang yg berkomunikasi, yg terdiri dari :
  1. Aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, rona dinding, penataan loka duduk, jumlah peserta dan lain-lain.
  2. Aspek psikologis, seperti : sikap, kesamaan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi 
  3. Aspek sosial, misalnya : kebiasaan kelompok, nilai sosial dan ciri budaya
  4. Aspek saat, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam)
Banyak pakar komuniaksi mengklasifikasikan komunikasi menurut konteksnya. Sebagaimana pula definisi komuniaksi, konteks komunikasi ini diuraikan secara berlainan. Istilah-kata lain jua digunakan buat merujuk kepada konteks ini.

Indikator paling generik buat mengklasifikasikan komunikasi dari konteksnya atau tingkatnya merupakan jumlah peserta yg terlibat pada komunikasi. Maka dikenallah :
1. Komunikasi intrapribadi
2. Komunikasi diadik
3. Komunikasi antarpribadi
4. Komunikasi gerombolan (mini )
5. Komunikasi publik
6. Komunikasi organisasi
7. Komunikasi massa. 

Salah satu pendekatan buat membedakan konteks-konteks komunikasi merupakan pendeketan situasional (situational approach) yg dikemukakan sang G.R.miller.

Komunikasi massa melibatkan poly komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia menggunakan jarak fisik yg rendah (merupakan jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran) serta umumnya tidak memungkinkan umpan balik segera. Sebaliknya, komunikasi antarpribadi melibatkan sejumlah komunikator yang relatif mini , berlangsung menggunakan jarak fisik yang dekat, bertatap-muka, memungkinkan jumlah maksimum saluran indrawi, dan memungkinkan unpan pulang segera. Komunikasi kelompok mini , publik serta organisasi berada diantara kedua kategori tadi.

B. Prinsip-prinsip dasar berkomunikasi
Dalam pembahasan yg lalu kita mendefinisikan komunikasi serta mengungkapkan beberapa komponen komunikasi. Selanjutnya kita akan menggali sifat atau hakikat atau ciri komunikasi dengan menyajikan delapan prinsip komunikasi. Memahami prinsip-prinsip ini sangat krusial untuk memahami komunikasi pada segala bentuk dan kegunaannya :

1. Komunikasi Adalah Paket Isyarat
Perilaku komunikasi, apakah ini melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau kombinasi dari keduanya, umumnya terjadi pada "paket". Biasanya, perilaku mulut dan nonverbal saling memperkuat serta mendukung. Semua bagian dari sistem pesan umumnya bekerja beserta-sama buat mengkomunikasikan makna tertentu. Kita nir mengutarakan rasa takut dengan istilah-istilah sementara seluruh tubuh kita bersikap kalem. Kita nir menyampaikan rasa murka sembari tersenyum. Seluruh tubuh baik secara lisan maupun nonverbal-bekerja bersama-sama untuk mengungkapkan pikiran serta perasaan kita. Dalam segala bentuk komunikasi, apakah antarpribadi, grup mini , pidato pada muka umum, atau media masa, kita kurang memperhatikan sifat paket menurut komunikasi. Ia berlalu begitu saja. Tetapi bila ada ketidakwajaran jika jabatan tangan yang lemah menyertai salam ekspresi, apabila mobilitas-gerik gugup menyertai pandangan yg tajam, bila kegelisahan menyertai ekspresi nyaman serta kalem kita memperhatikannya. Selalu saja kita mulai mempertanyakan ketulusan, serta kejujuran orang yg bersangkutan.

2. Komunikasi Adalah Proses Penyesuaian 
Komunikasi hanya bisa terjadi bila para komunikatornya memakai sistem isyarat yg sama. Ini kentara kelihatan pada orang-orang yg menggunakan bahasa tidak sama. Anda nir akan mampu berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda tidak selaras. Tetapi, prinsip ini menjadi sangat relevan bila kita menyadari bahwa nir terdapat dua orang yg memakai sistem isyarat yg persis sama. Orang tua serta anak, contohnya, bukan hanya memiliki perbedaan kata yg berbeda, melainkan jua memiliki arti yang berbeda buat istilah yg mereka pakai. Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan isyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut dipakai, dan memahami apa ialah. Mereka yg hubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali isyarat-isyarat orang lain memerlukan saat yg sangat lama serta acapkali membutuhkan kesabaran. Apabila kita ingin benar-benar tahu apa yang dimaksud seseorang, bukan sekadar mengerti apa yg dikatakan atau dilakukannya, kita harus mengenal sistem isyarat orang itu.

3. Komunikasi Mencakup Dimensi Isi Dan Hubungan
Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau sesuatu yang berada di luar (bersifat ekstern bagi) pembicara dan pendengar. Tetapi, sekaligus, komunikasi jua menyangkut hubungan pada antara ke 2 pihak. Sebagai model, seseorang atasan mungkin menyampaikan pada bawahannya, "Datanglah ke ruang saya selesainya rapat ini." Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi (kandungan, atau content) serta aspek hubungan (relational).

Aspek isi mengacu pada tanggapan konduite yg diharapkan—yaitu, bawahan menemui atasan selesainya kedap. Aspek interaksi menerangkan bagaimana komunikasi dilakukan. Bahkan penggunaan kalimat perintah yg sederhana sudah menerangkan adanya perbedaan status pada antara kedua pihak Atasan dapat memerintah bawahan. Ini barangkali akan lebih kentara terlihat apabila kita membayangkan seseorang bawahan memberi perintah kepada atasannya. Hal ini akan terasa absurd serta tidak layak lantaran melanggar interaksi normal antara atasan dan bawahan.

4. Ketidakmampuan Membedakan Dimensi Isi dan Hubungan
Banyak kasus pada antara insan ditimbulkan sang ketidakmampuan mereka mengenali disparitas antara dimensi isi dan hubungan pada komunikasi. Perbedaan/perselisihan yg menyangkut dimensi isi nisbi mudah dipecahkan: Relatif mudah buat mempelajari kabar yg dipertengkarkan. Sebagai contoh, kita bisa memeriksa kitab atau bertanya kepada seseorang mengenai apa yang sesungguhnya terjadi. Tetapi, pertengkaran yang menyangkut dimensi hubungan jauh lebih sulit diselesaikan, sebagian lantaran kita jarang sekali mau mengakui bahwa per tengkaran itu sesungguhnya menyangkut soal interaksi, bukan soal isi.

5. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer 
Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer. Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin dalam perilaku yg lainnya. Apabila keliru seorang mengangguk, yg lain mengangguk, apabila yg satu menampakkan rasa cemburu, yg lain menampakan rasa cemburu; bila yg satu pasif, yang lain pasif. Hubungan ini bersifat setara (sebanding), dengan fokus pada meminimalkan disparitas pada antara ke 2 orang yang bersangkutan.

Cara lain melihat interaksi simetris merupakan dalam bentuk persaingan serta perebutan imbas di antara dua orang. Masing-masing orang dalam interaksi simetris perlu menegaskan kesebandingan atau keunggulannya dibanding yg lain. Hubungan simetris bersifat kompetitif; masing-masing pihak berusaha mempertahankan kesetaraan atau keunggulannya menurut yg lain. Apabila, contohnya, galat satu pihak berkata bahwa sesuatu itu harus dilakukan dengan cara eksklusif, pihak yg lain akan menangkapnya sebagai pernyataan bahwa ia tidak relatif kompeten buat menetapkan bagaimana sesuatu itu harus dilakukan. Terjadilah perebutan pengaruh. Tentu saja, kericuhan ini sebenarnya nir menyangkut tentang bagaimana sesuatu itu harus dilakukan. Kericuhan lebih menyangkut mengenai siapa yg berhak memutuskan. Kericuhan ini lebih menyangkut siapa pihak yg lebih kompeten. Seperti dapat menggunakan mudah dipahami, tuntutan pengakuan akan kesetaraan (atau keunggulan) sering mengakibatkan pertengkaran serta permusuhan.

6. Rangkaian Komunikasi Dipunkuasi
Peristiwa komunikasi adalah transaksi yang kontinyu. Tidak terdapat awal serta akhir yg kentara. Sebagai pemeran dan atau menjadi pengamat tindak komunikasi, kita membagi proses kontinyu serta berputar ini ke dalam karena serta dampak, atau ke dalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan arus kontinyu komunikasi ini ke dalam rabat-potongan yang lebih mini . Kita menamai beberapa pada antaranya sebagai karena atau stimulus dan lainnya sebagai dampak atau tanggapan.

7. Komunikasi merupakan proses transaksional
Komunikasi merupakan transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, hahwa komponen-komponennya saling terkait, serta bahwa para komunikatornya beraksi serta bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan. 

8. Komunikasi adalah Proses
Komunikasi merupakan suatu proses, suatu aktivitas. Walaupun kita mungkin mengungkapkan komunikasi seakan-akan ini adalah suatu yg tidak aktif, yg diam, komunikasi nir pernah misalnya itu. Segala hal pada komunikasi selalu berubah kita, orang yang kita ajak berkomunikasi, dan lingkungan kita.

9. Komponen-komponen Komunikasi Saling Terkait
Dalam setiap proses transaksi, setiap komponen berkaitan secara integral dengan setiap komponen yg lain. Komponen komunikasi saling bergantung, nir pernah independen: Masing-masing komponen pada kaitannya dengan komponen yg lain. Sebagai model, nir mungkin terdapat sumber tanpa penerima, tidak akan ada pesan tanpa asal, dan tidak akan umpan pulang tanpa adanya penerima. Lantaran sifat saling bergantung ini, perubahan dalam sembarang komponen proses mengakibatkan perubahan dalam komponen yang lain. Misalnya, anda sedang berbincang-bincang dengan sekelompok teman, lalu ibu anda tiba masuk ke grup. Perubahan "khalayak" ini akan menyebabkan perubahan-perubahan lain. Barangkali anda atau teman-sahabat anda akan mengubah bahan pembicaraan atau mengubah cara membicarakannya. Ini jua bisa mensugesti berapa sering orang tertentu berbicara, serta seterusnya. Apa pun perubahan yang pertama, perubahan-perubahan lain akan menyusul menjadi akibatnya.

10. Komunikator bertindak menjadi satu kesatuan
Setiap orang yg terlibat dalam komunikasi beraksi serta bereaksi menjadi satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang buat bertindak sebagai makhluk yg utuh. Kita nir dapat bereaksi, contohnya, hanya dalam tingkat emosional atau intelektual saja, lantaran kita nir demikian terkotak-kotak. Kita niscaya akan bereaksi secara emosional serta intelektual, secara fisik serta kognitif. Kita bereaksi menggunakan tubuh serta pikiran. Barangkali akibat terpenting menurut karakteristik ini merupakan bahwa aksi serta reaksi kita dalam komunikasi dipengaruhi bukan hanya sang apa yang dikatakan, melainkan jua sang cara kita menafsirkan apa yg dikatakan. Reaksi kita terhadap sebuah film, misalnya, tidak hanya bergantung dalam istilah-istilah dan gambar pada film tadi melainkan dalam semua yg terdapat pada kita pengalaman masa kemudian kita, emosi kita ketika itu, pengetahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan banyak lagi faktor lain. Jadi, 2 orang yg mendengarkan sebuah pesan seringkali menerimanya dengan arti yg sangat tidak sama. Walaupun kata-istilah dan simbol yang digunakan sama, setiap orang menafsirkannya secara berbeda.

11. Komunikasi Tak Terhindarkan 
Anda mungkin menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan, dan termotivasi secara sadar. Dalam poly hal ini memang demikian. Tetapi, acapkali juga komunikasi terjadi meskipun seorang nir merasa berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Dalam situasi hubungan, anda nir sanggup nir berkomunikasi. Tidaklah berarti bahwa semua perilaku merupakan komunikasi; contohnya, bila sang siswa melihat ke luar ventilasi dan guru nir melihatnya, komunikasi nir terjadi.

Selanjutnya, jika kita dalam situasi hubungan, kita tidak sanggup tidak menanggapi pesan menurut orang lain. Contohnya, bila kita melihat seseorang melirik ke arah kita, kita pasti bereaksi menggunakan cara eksklusif. Seandainyapun kita nir bereaksi secara aktif atau secara terbuka, ketiadaan reaksi ini sendiri pun adalah reaksi, serta itu berkomunikasi. Kita nir sanggup nir bereaksi. Sekali lagi, bila kita tidak menyadari lirikan itu, jelas bahwa komunikasi nir terjadi.

12. Komunikasi Bersifat Tak Reversibel 
Anda dapat membalikkan arah proses beberapa sistem eksklusif. Sebagai contoh, anda dapat mengubah air menjadi es dan kemudian mengembalikan es sebagai air, serta anda bisa mengulang-ulang proses 2 arah ini berkali-kali sesuka anda. Proses seperti ini dinamakan proses reversibel. Tetapi terdapat sistem lain yang bersifat tidak reversibel (irreversible). Prosesnya hanya bisa berjalan dalam satu arah, nir bisa dibalik. Anda, contohnya, bisa membarui butir anggur menjadi minuman anggur (sari anggur), namun anda nir mampu mengembalikan sari anggur menjadi butir anggur. Komunikasi termasuk proses misalnya ini, proses tidak reversibel. Sekali anda mengkomunikasikan sesuatu, anda nir mampu tidak mengkomunikasikannya. Tentu saja, anda dapat berusaha mengurangi efek berdasarkan pesan yg sudah terlanjur anda sampaikan; anda dapat saja, contohnya, mengatakan, "Saya sangat marah ketika itu; saya nir sahih-benar bermaksud mengatakan seperti itu." Tetapi apa pun yg anda lakukan buat mengurangi atau meniadakan dampak dari pesan anda, pesan itu sendiri, sekali sudah dikirimkan serta diterima, nir bisa dibalikkan. (Ada pepatah Indonesia yg berkata, nasi telah sebagai bubur.) 

Prinsip ini memiliki beberapa implikasi krusial komunikasi pada segala macam bentuknya. Sebagai contoh, pada interaksi antarpribadi, khususnya dalam situasi perseteruan, kita perlu hati-hati buat nir mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik balik . Pesan yg mengandung komitmen pesan "saya cinta kepadamu" dengan segala macam variasinya pula perlu diperhatikao , lika nir, kita mungkin terpaksa mengikatkan diri kita pada suatu posisi yang mungkin nantinya kitt sesali. Dalam situasi komunikasi publik atau komunikasi masa, pada mana pesan-pesan didengar oleli ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, sangatlah krusial kita menyadari bahwa komunikasi kita bersifat tak reversibel.

C. Pengertian-pengertian Komunikasi Bisnis
Sebelum membahas tentang bentuk dasar komunikasi, terlebih dahulu kita perlu memahami tentang apa yang dimaksud menggunakan komunikasi dan komunikasi bisnis itu sendiri.

Menurut William C. Himstreet serta Wayne Murlin Baty pada Business Communications: Principles and Methods, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, frekuwensi-frekuwensi, maupun konduite atau tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih menggunakan memakai cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seorang misalnya melalui ekspresi, tulisan, maupun sinyal-frekuwensi nonverbal.

Sementara itu, komunikasi usaha tidak sinkron menggunakan komunikasi antarpribadi maupun komunikasi lintas budaya. Komunikasi antar langsung (interpersonal communications) adalah bentuk komunikasi yang lazim dijumpai pada kehidupan sehari-hari antara dua orang atau lebih buat mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya (intercultural/cross-cultural communications) adalah bentuk komunikasi yang dilakukan antara 2 orang atau lebih, yang masing-masing mempunyai budaya yg tidak sama.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi usaha merupakan komunikasi yang digunakan pada dunia bisnis yang mencakup banyak sekali macam bentuk komunikasi baik komunikasi, lisan juga nonverbal.

Dalam global usaha, seseorang komunikator yang baik tentu saja di samping wajib memiliki kemampuan berkomunikasi yg baik, beliau jua wajib mampu memakai banyak sekali macam. Alat atau media komunikasi yg terdapat buat membicarakan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara efektif serta efisien, sebagai akibatnya tujuan penyampaian pesan dapat tercapai.

Para komunikator usahakan mengetahui bagaimana menempatkan istilah yg bisa menciptakan suatu arti atau makna, bagaimana membarui situasi menjadi lebih menarik serta menyenangkan, bagaimana mengajak peserta buat berperan aktif pada diskusi, bagaimana menyisipkan humor (lelucon) yang sanggup menghidupkan suasana, bagaimana menyiapkan atau mengatur ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, serta bagaimana menentukan media komunikasi secara tepat, apakah melalui media tulisan (written) atau verbal (berkaitan dengan mulut). Di samping itu, mereka pula bisa memakai gerakan-gerakan isyarat ataupun bahasa tubuh buat memperkuat penyampaian pesan-pesan usaha.

Comments