PENGERTIAN TUGAS & TANGGUNG JAWAB QUALITY CONTROL

Pengertian Tugas & Tanggung Jawab Quality Control - Setiap perusahaan niscaya membuat produk yg baik serta berkualitas, disini kiprah seseorang quality control jelas terlihat. Kualitas produksi suatu perusahaan tergantung dari jasa karyawan pada bidang ini yaitu quality control. Untuk tujuan ini, mereka memempekerjakan staff quality control dalam organisasi tadi. Tugas seseorang quality control merupakan meneliti produk dan proses produksi perusahaan buat memperoleh baku kualitas yang diharapkan. Tugas quality control meliputi monitoring, uji-tes serta mempelajari seluruh proses produksi yang terlibat pada produksi suatu produk. Dia harus memastikan baku kualitas dipenuhi sang setiap komponen berdasarkan produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan.

Tanggung jawab dari Quality Control
  • Memantau perkembangan seluruh produk yg diproduksi sang perusahaan.
  • Bertanggung jawab buat memperoleh kualitas pada produk serta jasa perusahaannya.
  • Tugas primer Quality Control permanen sama di semua industri Namun, metode untuk memilih kualitas suatu produk bervariasi setiap perusahaan.
  • Dalam produk material, QC harus memverifikasi kualitas produk menggunakan donasi parameter seperti berat badan, tekstur serta sifat fisik lain dari perusahaan.
  • Dalam industri mekanik QC menjamin kualitas setiap bagian secara individual. Demikian jua, buat setiap industri metode ini bervariasi setiap produk.
  • QC memonitor setiap proses yang terlibat pada produksi produk.
  • Memastikan kualitas barang yang dibeli dan barang jadi.
  • Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah.
  • Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi serta tes yg dilakukan pada produk menurut sebuah perusahaan.
  • QC harus memastikan produk menurut baku perusahaan memenuhi mutu ISO seperti 9001, ISO 9002 dll
  • Menjaga checklist proses pemeriksaan serta protokol yang dipakai dalam suatu perusahaan.
  • Bertanggung jawab buat mengidentifikasi masalah dan berita-info mengenai kualitas produk dan jua harus menciptakan rekomendasi kepada otoritas yang lebih tinggi.
  • Membuat analisis catatan sejarah perangkat serta dokumentasi produk sebelumnya buat referensi pada masa mendatang.

Keahlian Yang Dibutuhkan Quality Control
QC keahliannya wajib berdasarkan dalam pemeriksaan visual menurut suatu kualitas produk. Dia wajib memiliki pendekatan profesional tentang metode agunan kualitas serta mampu memakai indera-alat sophisticated buat tujuan ini. QC pula harus memiliki keterampilan dokumentasi profesional untuk proses jaminan kualitas. Kualitas yg diinginkan dalam setiap produk saat ini. Oleh karenanya, QC diharapkan dalam setiap bidang seperti konstruksi, pertanian, barang-barang konsumen, peralatan medis, baik teknis, transportasi dan banyak sekali layanan lainnya. QC harus bekerja pada koordinasi menggunakan departemen lain seperti produksi, manufaktur, pengepakan dan pemasok.
Kualifikasi QC
Kualifikasi penting yg dibutuhkan buat menjadi QC adalah ijazah sekolah tinggi atau Diploma ataupun Sarjana bidang yg sesuai dengan pekerjaan pada atas. Dia wajib mempunyai keterampilan komunikasi yg baik ekspresi serta tertulis. Dia harus baik pada perhitungan aritmatika serta memiliki bakat mekanik jika dibutuhkan. Pengalaman lebih berdasarkan 2 tahun biasanya dibutuhkan buat sebagai QC pada lapangan dibutuhkan. Kemampuan buat memakai personal komputer dan utilitas jua wajib dimiliki  Qc. Dengan sertifikasi dan program pembinaan yg ditawarkan oleh organisasi internasional buat Kualitas bisa membantu untuk memperoleh pekerjaan sebagai QC lebih nyaman. Hal ini juga dianjurkan buat mempunyai pengetahuan kerja departemen lain berdasarkan perusahaan dan aturan dan peraturan yang bisa membantu buat mempertahankan baku kualitas menggunakan cara yang lebih efektif.

PENGERTIAN TUGAS & TANGGUNG JAWAB SUPERVISOR

Sebenarnya apa sih tugas kerja dan tanggung jawab seorang supervisor itu. Bagi anda yg telah masuk dalam global kerja mungkin sudah tak asing lagi dengan istilah ini namun bagi yang mau bekerja atau mau mendaftarkan kerja istilah supervisor mungkin masih sporadis didengar. Supervisor lebih lazim dikenal menjadi seorang yang memonitor jalannya pekerjaan, kondisi dalam suatu gerombolan maupun organisasi pekerjaan. Tugas supervisor tidak sinkron beda disetiap perusahaan juga instansi yang mempekerjakannya, tetapi secara generik supervisor mempunyai tugas utama yaitu memonitoring suatu jalannya produksi supaya berjalan lancar dan terkendali.
Supervisor wajib bertanggung jawab dalam memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan dengan baik sebagai akibatnya semua proses produksi berjalan lancar misalnya monitoring produksi, pengawasah anak buah, melakukan instruksi kerja, bertanggung jawab  keamanan, keselamatan atau kesehatan yang terancam. Ia wajib mampu menjalin kolaborasi menggunakan atasan perusahaan atau menggunakan bawahannya supaya nir terjadi permasalahan. Supervisor bisa dibagi dalam beberapa tugas sesuai bakat dan pengalamannya sebagai model supervisor produksi, marketing, management serta sebagainya. Baca pula artikel kami yang lain mengenai bagaimana cara menjadi supervisor handal & sukses.

Berikut merupakan bebarapa tugas kerja seorang supervisor secara umum.
  • Menyampaikan kebijakan yg disampaikan sang jabatan di atasnya kepada semua bawahan serta groupnya
  • Mengatur grup kerja dalam grup yang dipegangnya
  • Memberikan tugas dalam subordinatenya
  • Melaksanakan tugas, proyek, serta pekerjaan secara langsung
  • Memberikan pelatihan pada subordinate
  • Memimpin serta memotivasi subordinate atau bawahannya
  • Menegakkan aturan yg telah di tentukan oleh perusahaan
  • Mendisiplinkan bawahan/subordinate
  • Memecahkan masalah sehari hari yang rutin
  • Membuat rencana jangka pendek buat tugas yang sudah ditetapkan sang atasannya.
  • Mengontrol serta mengevaluasi kinerja bawahan
  • Memberikan gosip pada manajemen tentang kondisi bawahan, atau menjadi mediator antara pekerja menggunakan manajemen.

Supervisor dituntut mempunyai jiwa pemimpin, leader, mampu memimpin serta membina karyawan pada bawahnya, problem solver. Nah disini pentingnya sebuah perusahaan, instansi juga organisasi mempunyai seorang supervisor. Lewat supervisor inilah visi serta misi perusahaan diperlukan bisa tercapai.
Seorang supervisor harus mempunyai kriteria pemimpin yang baik serta adil, hal ini dikarenakan vitalnya peran supervisor pada kesuksesan perusahaan. Tugas supervisor dan tanggung jawabnya memang penting buat perusahaan, namun secara garis besar supervisor bisa kita bagi menjadi 5 tanggung jawab yang besar yaitu.
  • Planning, merencanakan kegiatan yg sebagai tugasnya
  • Organizing, mengordinasikan kegiatan dan tugas agar berjalan lancar
  • Staffing, memastikan setiap orang yg terlibat dalam tugas dan pekerjaan tadi.
  • Directing, Mengarahkan bagaimana agar tugas serta pekerjaan tersebut dapat berjalan lancar.
  • Controlling, melakukan kontrol terhadap aktivitas dalam kelompok serta pekerjaan yg dilakukan sang gerombolan tadi.

Tugas dan tanggung jawab supervisor memang sangat luas seperti halnya tugas HRD, dalam intinya adalah bagaimana beliau memastikan bahwa seluruh pekerjaan bisa dilakukan menggunakan baik.  Supervisor jua dituntut dapat menaruh motivasi pada karyawan atau bawahannya supaya pulang semangat bekerja dan pada jalur yg benar dalam melakukan pekerjaan.

PENGERTIAN TUGAS & TANGGUNG JAWAB FINANCIAL ACCOUNTANT

Pengertian Tugas & Tanggung Jawab Financial Accountant - Seorang financial accountant (Akuntan Keuangan) merupakan orang yg mempunyai perilaku dan talenta yang baik terhadap perhitungan dan akuntansi. Mereka membuat data keuangan dan laporan pada manajemen, otoritas pajak, pemegang saham serta orang lain yg terlibat pada keuangan perusahaan. Seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk menjaga kas, mempelajari rekening pengeluaran dan akun neraca dan membuat penyesuaian tempat yang membutuhkan. Dia menganalisis rekening aliran kas serta gaji lainnya yg krusial pada sistem keuangan. Bertanggung jawab buat meninjau output bersama menggunakan manajemen untuk mengklaim aliran kas keungan berjalan menggunakan baik serta lancar.

Tugas Akuntan Finansial
Di bawah ini adalah tugas seorang akuntan keuangan
  • Melakukan fungsi akuntansi dari bagian keuangan bisnis seperti analisis manajemen serta laporan keuangan secara bulanan dan membantu dalam persiapan bulanan.
  • Melakukan inspeksi kas serta pelaporan kas keuangan harian, mingguan serta bulanan
  • Menganalisis keuangan yg diberikan oleh Supervisor.
  • Mencari serta menghubungi menggunakan pelanggan yang mempunyai rekening tunggakan dan mengumpulkan data dalam personal komputer buat mengusut semua upaya dan kemajuan bisnis.
  • Melakukan fungsi-fungsi manajemen.
  • Membuat dan mendistribusikan laporan keuangan termasuk analisis energi kerja bulanan dan metrik keuangan primer.
Keahlian yang diperlukan Akuntan Keuangan
Untuk sebagai seorang akuntan keuangan yang baik, Anda wajib mempunyai keterampilan ataupun keahlian menjadi berikut:
  • Keahlian Berpikir sistematis
  • Mampu menuntaskan masalah yg berkaitan dengan keuangan
  • Mampu dan tahu hitungan serta akuntansi
  • Bermotivasi
  • Keterampilan pengawasan serta manajemen
  • Keterampilan interaksi interpersonal
  • Manajemen yang tepat waktu
  • Pengetahuan tentang prinsip akuntansi global yang
  • Keterampilan komunikasi yg baik
  • Manajemen risiko serta sanggup bekerja bersama dengan orang lain sebagai anggota tim
  • Terorganisasi
Biasanya lingkungan kerja akuntan keuangan berada pada kantor. Jam kerja bisa berkisar dalam 40 jam pada satu minggu serta jam tambahan lembur. Dalam akuntansi publik, Anda mungkin perlu buat bekerja 50-80 jam pada satu minggunya.
Persyaratan Pendidikan
Gelar sarjana pada bidang akuntansi, managemen, ekonomi, bisnis buat akuntan keuangan senior, serta Diploma sesuai bidang buat akuntan keuangan junior.
Master program administrasi usaha konsentrasi pada bidang keuangan dan memperlihatkan pendidikan profesi mengenai keuangan bersama dengan pelatihan manajemen.
Sertifikat yang membantu para pencari kerja akuntan keuangan mencakup:
  • CIMA
  • ACCA / ACA
  • AAT
  • CIPFA
  • IFA
  • ICAS
Tips Untuk mendaftar Lowongan Financial Accountant
Sebelum wawancara kerja, Anda wajib mempersiapkannya dengan baik. Untuk itu periksa situs perusahaan buat memastikan anda memenuhi segala persyaratan buat menerima pekerjaan akuntan keuangan pada perusahaan itu. Memahami perusahaan, layanan, tanggung jawab karyawan dan struktur yang lengkap. Komunikasi yg baik merupakan krusial dalam pekerjaan ini sebagai akibatnya Anda wajib memberikan semua informasi secara efektif dalam wawancara untuk mengambarkan bahwa Anda mempunyai kemampuan komunikasi yg baik. Mereka akan meminta Anda tentang keterampilan, keahlian, program pelatihan serta lingkungan kerja yang Anda sukai.

PENGERTIAN TUGAS & TANGGUNG JAWAB BUSINESS ANALYST

Menurut wikipedia seorang Business Analyst merupakan seorang yang menganalisis sebuah organisasi, perusahaan juga instansi secara (konkret atau hipotetis) dan mendesain proses dan sistem, menilai contoh usaha menintegrasikannya menggunakan teknologi. Nah Tugas seorang business Analyst merupakan tahu struktur, kebijakan, serta operasi menurut suatu organisasi, dan untuk merekomendasikan solusi yang memungkinkan organisasi buat mencapai tujuannya. Jadi Analis Bisnis diminta buat menganalisis, membarui dan akhirnya merampungkan perkara bisnis menggunakan bantuan teknologi baik dalam penggunaan indera teknologi terkini, pelaksanaan maupun teknologi lainnya.
Bidang analisis bisnis
Nah dicermati dari bidangnya usaha analis bisa dibedakan menurut strata bidang diantaranya menjadi berikut.
    
  • Perencanaan strategis adalah bisnis analis buat mengidentifikasi kebutuhan usaha organisasi
  • Analisis contoh usaha adalah bisnis analis yg bekerja sinkron bidang untuk menentukan kebijakan organisasi serta pendekatan pasar
  • Proses desain adalah usaha analis yg bekerja sesuai bidang kerjanya buat membakukan alur kerja organisasi
  • Analisis sistem adalah bisnis analis yg bekerja buat menginterpretasikan anggaran usaha serta persyaratan buat sistem teknis (umumnya dalam IT)

Business Analyst adalah seorang yang merupakan bagian berdasarkan operasi usaha serta bekerja dan berkaitan dengan Teknologi Informasi buat menaikkan kualitas layanan yang disampaikan, kadang-kadang membantu pada Integrasi serta Pengujian solusi baru pada perusahaan, instansi juga organisasi. Business analyst juga dapat mendukung pengembangan materi pembinaan, berpartisipasi pada pelaksanaannya, dan memberikan dukungan pasca implementasi. Hal ini mungkin melibatkan pengembangan planning proyek dan seringkali memerlukan keterampilan manajemen proyek.
Tanggung Jawab & Syarat Seorang Business Analyst
Pada umumnya Business Analyst memiliki latar belakang teknik, mempunyai pengalaman kerja sebagai programmer atau insinyur, atau menuntaskan gelar Ilmu Komputer. Bisnis analis tidak wajib selalu bekerja pada proyek-proyek yg berkaitan menggunakan IT, keahliannya jua acapkali dibutuhkan pada bidang pemasaran serta keuangan jua. Biasanya beberapa perusahaan atau industri yang membutuhkan jasa dari usaha analis umumnya yang berkecimpung pada bidang keuangan, perbankan, iuran pertanggungan, telekomunikasi, utilitas, layanan software dan sebagainya. Business analyst mempunyai tanggung jawab tahu struktur, kebijakan, serta proses produksi suatu perusahaan maupun organisasi serta merekomendasikan solusi, cara, metode yang memungkinkan organisasi buat mencapai tujuannya serta mempunyai jiwa duduk perkara solver.

PENGERTIAN PURCHASING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Purchasing Menurut Para Ahli
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian adalah galat satu fungsi yang penting pada berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab buat menerima kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia dalam waktu diharapkan menggunakan harga yang sesuai dengan harga yg berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap aplikasi fungsi ini, lantaran pembelian menyangkut investasi dana pada persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik.

Sedangkan berdasarkan Mulyadi (2007,p.711) aktivitas dalam proses pembelian barang merupakan:
1. Permintaan pembelian
2. Pemilihan pemasok
3. Penempatan order pembelian
4. Penerimaan barang, dan
5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembelian adalah contoh suatu kegiatan yg adalah satuan pekerjaan yang ditujukan buat memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sinkron dengan spesifikasi dan jadwal sebagaimana yg diperlukan sang pemakai barang. Penerimaan barang merupakan contoh aktivitas mengenai penerimaan kiriman dari pemasok menjadi akibat adanya order pembelian yang dibuat sang bagian pembelian.

Beberapa pengertian mengenai pembelian (Purchasing):
1. Purchasing adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa buat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan primer dari purchasing department adalah buat menjaga kualitas serta nilai menurut produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran kapital yg digunakan buat penyediaan stok barang, menjaga aliran barang masuk dan barang keluar, serta memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan. Purchasing pula sanggup dikatakan dalam penerimaan serta pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), membuat penawaran dan mencari barang, penilaian penawaran, pemeriksaan atas barang yg diterima dan mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yg tepat.
2. Purchasing dapat diartikan menjadi usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang dibutuhkan sang perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya menggunakan mutu yang sinkron serta harga yang menguntungkan.
3. Purchasing merupakan galat satu fungsi utama diantara fungsi-fungsi penting lainnya yg terdapat didalam suatu perusahaan atau perhotelan, misalnya: administrasi, pembukuan, penjualan serta pemasaran. Pembelian sudah poly didefinisikan oleh para pakar menggunakan meninjau sudut pandang yg tidak sama namun pada dasarnya memiliki pengertian yg sama.

Dari pengertian pada atas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian merupakan suatu bisnis dalam memenuhi kebutuhan atas barang serta jasa yang dibutuhkan sang perusahaan dengan melihat kualitas atau mutu, kuantitas berdasarkan barang yg dikirim, dan harga dan waktu pengiriman yg sempurna.

Purchasing Department
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p2) purchasing department merupakan loka atau sentra dilakukannya transaksi pembelian segala jenis barang keperluan operasional hotel, sebagai akibatnya bagian pembelian ini sering dikatakan menjadi pusat pembelian dalam perusahaan atau hotel yang bersangkutan. Bagian pembelian sebagai sub bagian berdasarkan departemen akunting, yg bertugas membeli seluruh jenis barang keperluan operasional hotel, baik barang buat disimpan digudang menjadi barang persediaan, juga barang yg pribadi dipakai sang bagian yg meminta. Barang yg dibeli dan langsung disimpan digudang diklaim menggunakan stock items, sedangkan barang-barang yang dibeli dan lalu eksklusif diambil serta dikonsumsi oleh bagian atau departemen yang memesan barang tersebut disebut menggunakan direct use items atau direct used purchased. 

Bagian pembelian dalam sebuah hotel, dipercaya sebagai keliru satu bagian yg berperan sangat penting pada ikut menentukan kelangsungan hayati hotel itu sendiri, lantaran dengan menerapkan sistem dan prosedur yang dimiliki oleh pengelola atau staf bagian pembelian, akan berpengaruh akbar pula terhadap keuntunganyang akan diperoleh oleh perusahaan atau hotel tadi. Yang adalah dengan keahlian mereka waktu membeli barang menggunakan harga paling murah serta menggunakan kualitas bahan yg baku, sehingga sehabis diolah oleh bagian dapur akan sanggup dijual menggunakan harga yg sesuai atau baku dari perhitungan standard cost percent pada tamu hotel, sebagai akibatnya keuntungan yg diperoleh akan lebih besar . Hal-hal krusial yg wajib diperhatikan pada proses pembelian bahan kuliner merupakan menggunakan memperhatikan kualitas produk serta menggunakan harga yang serendah-rendahnya.

Ada tiga hal utama yg perlu diperhatikan supaya prosedur pembelian barang bisa berjalan menggunakan efektif merupakan:
  1. Dibutuhkan staf bagian pembelian yang memenuhi kondisi yaitu staf yang amanah, adil terhadap semua supplier dan nir mau diajak kongkalikong sang supplier dari pihak manapun. Disamping itu, wajib mengetahui mengenai berasal menurut barang atau bahan yg akan dibeli, karakteristik berdasarkan bahan yang akan dibeli, cara penyimpanan berdasarkan barang yang akan dibeli, memahami cara memilih atau menyeleksi bahan dan spesifikasi barang atau bahan yang akan dibeli.
  2. Adanya panduan yg dipakai sang staf bagian pembelian dalam membeli bahan kuliner yg dikenal dengan istilah standard purchase specification yg meliputi mengenai kualitas barang, ukuran, berat, serta lain sebagainya. Dokumen standard purchase specification terutama barang atau bahan makanan perlu disiapkan serta dimengerti benar buat digunakan sebagai pegangan oleh staf bagian pembelian, staf bagian penerima barang dan tentu pula sang pihak supplier sebagai perusahaan pemasok barang atau bahan.
  3. Penggunaan metode serta prosedur pembelian yang efektif yaitu pada proses pembelian bahan kuliner supaya diusahakan tidak terlalu poly mempergunakan formulir-formulir yang dapat Mengganggu kelancaran proses pembelian barang itu sendiri.
Target Bagian Pembelian
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p23) sebagai bagian yang cukup penting dalam sebuah hotel, bagian pembelian menggunakan ke 3 sub bagiannya sudah tentu pada melakukan pekerjaannya memiliki target atau target dalam setiap kegiatannya yg berhubungan dengan transaksi pembelian barang keperluan operasional hotel. Target atau sasaran yg dimaksud merupakan pada proses pembelian barang buat persediaan digudang, maupun pembelian buat memenuhi permintaan barang oleh bagian lain, semenjak pembuatan purchase requisition sampai sebagai purchase order, kapan barang akan dikirim ke hotel serta berapa usang proses yg dibutuhkan.

Untuk mencapai sasaran itu, bagian pembelian diharapkan sebuah analisa serta perhitungan yg matang dan selanjutnya secara transparan bisa diinformasikan halangan-halangan yg terjadi selama proses pembelian kepada bagian-bagian yg meminta barang. Dengan memberikan berita yang baik dan seksama, maka nantinya nir jadi bahan pertanyaan oleh bagian atau departemen yang bersangkutan. Untuk mengantisipasi supaya barang tiba tepat dalam waktunya, sinkron menggunakan tanggal permintaan, maka bagian pembelian perlu buat memberikan penjelasan kepada kepala bagian lainnya atau department heads, misalnya :
1. Front Office Department
2. Food & Beverage Department
3. Housekeeping Department
4. Engineering Department
5. Dan department lainnya

Dalam melakukan pengisian purchase requisition khususnya barang-barang yg berupa spare part menggunakan spesifikasinya eksklusif dan bahan makanan terutama kuliner imported dan kuliner musiman, supaya bagian yang meminta barang bisa mengetahui serta tahu waktu atau proses serta tanggal pengirimannya. Dengan mengetahui berapa usang saat pengiriman barang jenis spare part atau barang-barang musiman dengan spesifikasi tertentu, maka kepada bagian misalnya engineering serta bagian dapur yg memerlukan barang-barang tadi dapat menciptakan perencanaan dan jadwal pembelian barang menggunakan lebih sempurna saat atau lebih awal. Artinya supaya nir meminta barang keperluan operasional yg khusus pada saat keadaan telah sangat kritis atau penting yang biasa dianggap menggunakan last minute order.

Teknik Membeli Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p25) bagian pembelian oleh manajemen atau pemilik perusahaan diberikan agama untuk membeli barang-barang keperluan operasional hotel. Untuk menerima barang-barang akan dibeli bagian pembelian harus mempunyai cara atau teknik tertentu, dimana menggunakan teknik yg dimiliki tujuannya merupakan buat menerima harga beli barang yang paling murah serta menggunakan kualitas barang yang paling baik. Selain itu diperlukan teknik membeli barang yang lain, seperti melakukan pendekatan kepada supplier, yaitu bagaimana caranya agar supplier yg tadinya tidak bersedia buat mengantarkan barang dagangannya ke hotel, tetapi setelah melakukan pendekatan dan menggunakan teknik-teknik eksklusif, pada akhirnya supplier bersedia untuk mengantarkan barang-barang pesanan yg penting, walaupun syarat pembayarannya dilakukan secara kredit.

Sistem Atau Cara Pembelian Barang
Menurut Nyoman Suarsana dalam kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p27) didalam bagian pembelian terdapat beberapa sistem atau cara pembelian barang pada sebuah hotel yaitu:

1. Sistem Kontrak
Sistem atau pembelian barang buat bahan kuliner terutama jenis sayuran, butir-buahan dan makanan yang musiman merupakan menggunakan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan menggunakan satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan pada tentang kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat kontrak buat bahan kuliner bisa mencapai tiga atau 6 bulan serta pembayarannya permanen dilakukuan setiap bulan.

2. Sistem Harian dan Bulanan
Pihak perusahaan atau hotel bisa menggunakan bebas membeli barang-barang keperluannya berdasarkan beberapa supplier atau berdasarkan beberapa toko supermarket yang terdapat disekitarnya. Dengan cara misalnya ini pihak hotel tidak perlu melakukan sebuah analisa yg terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier untuk dipilih. Cukup menggunakan berbelanja pada toko terdekat, toko supermarket bahkan pasar tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan juga secara utang bulanan. Namun sistem serta prosedurnya wajib tetap sama yaitu dengan mencari informasi dimana toko atau pasar swalayan dan pasar yang kualitas serta harga barangnya paling murah.

3. Pembelian secara kontan
Di bagian pembelian sebuah hotel dalam umumnya menyiapkan uang kas yang jumlahnya nir terlalu poly yg diklaim dengan kas kecil atau petty cash. Kas mini ini dipergunakan buat membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan kuliner keperluan dapur yg seringkali diminta secara mendadak. Pembelian dengan cara kontan menggunakan memakai kas kecil dilakukan buat membeli bahan makanan atau minuman pada jumlah yang nir terlalu banyak. Hal misalnya ini seringkali dilakukan dalam saat gudang atau bagian dapur kehabisan bahan makanan yg sangat dibutuhkan dalam saat itu pula. Pembelian secara kontan nir bisa dilakukan setiap hari, tetapi hanya dilakukan jika keadaan sangat mendesak serta disinilah peranan seseorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat dibutuhkan kemampuannya.

Prinsip Dalam Purchasing (Pembelian)
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2009) prinsip merupakan hal pokok yang dijadikan panduan pada melakukan sesuatu, oleh karenanya, yg dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelian merupakan hal-hal pokok pada pelaksanaan fungsi pembelian yg perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian atau bagian pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan buat dirinya sendiri, tetapi terutama buat organisasi lain, yaitu organisasi produksi, atau fabrikasi, atau marketing atau lainnya. Fungsi pembelian diadakan buat melayani atau menunjang organisasi lain tersebut. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya harus sedemikian rupa sebagai akibatnya juga berorientasi pada aktivitas penunjang seperti yang ditugaskan tersebut serta prinsip kerja menurut fungsi pembelian harus diatur supaya bisa memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan perusahaan.

Prinsip menurut purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price adalah nilai suatu barang yang dinyatakan pada mata uang yang layak atau yg umum berlaku pada waktu dan syarat pembelian dilakukan.

2. The Right Quantity
Jumlah yg tepat bisa dikatakan sebagai suatu jumlah yg benar-benar dibutuhkan sang suatu perusahaan atau perhotelan dalam ketika tertentu.

3. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali dibutuhkan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena bila terdapat persediaan barang tentunya terdapat porto perawatan barang tersebut.

4. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang yg dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yg dikehendaki sang pembeli.

5. The Right Quality
The right quality merupakan mutu barang yg diharapkan sang suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang sudah didesain yang paling menguntungkan perusahaan.

6. The Right Source
The right source mengandung pengertian bahwa barang berasal dari sumber yg tepat. Sumber dikatakan sempurna jika memenuhi prinsip-prinsip yg lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity.

Tugas Dan Tanggung Jawab Purchasing (Pembelian)
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.228) tanggung jawab bagian pembelian berbeda - beda menurut setiap perusahaan tergantung dalam luasnya aktivitas yang dilakukan sang perusahaan tadi. Tanggung jawab bagian pembelian antara lain adalah:
  1. Bertanggung jawab atas aplikasi pembelian bahan-bahan agar planning operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga yg perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
  2. Bertanggung jawab atas bisnis-bisnis buat dapat mengikuti perkembangan bahan - bahan baru yg bisa mengguntungkan pada proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yg dapat memengaruhi produk perusahaan, harga dan desainnya.
  3. Bertanggung jawab buat meminimalisasi investasi atau menaikkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke pada perusahaan pada jumlah yang cukup buat memenuhi kebutuhan produksi.
  4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan mengusut data dan perkembangan pasar, disparitas asal-sumber penawaran (supply) serta mempelajari produk supplier buat mengetahui kapasitasnya serta kemampuan buat memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  5. Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan. 
Tugas-tugas yg dilakukan bagian pembelian pada memenuhi tanggung jawab antara lain adalah:
  1. Membuat serta mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke supplier, supaya proses pembelian bisa berjalan menggunakan baik sesuai menggunakan jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.
  2. Melakukan input porto- biaya yang muncul buat pengiriman barang yang dibebankan pada penerima barang.
  3. Membuat laporan bulanan buat pembelian dan outstanding PO, untuk menjadi bahan warta bagi atasan dalam pengambilan keputusan.
  4. Melakukan pembelian alat-alat , barang, misalnya office supplies, agar tersedia sinkron dengan yg diperlukan sang setiap departemen.
  5. Setiap nama barang atau item yang ada pada dalam PR (Purchase Requisition ) wajib membuat perbandingan harga (quotation) paling sedikit tiga supplier buat pembelian indera-alat, barang, obat serta lain-lain, yg nantinya akan dilampirkan kedalam PR tadi.
  6. Membuat perbandingan harga buat sayuran, butir-buahan, daging, poultry, seafood, dairy dan groceries yg selau dilakukan setiap bulannya.
  7. Mencari kualitas barang dan harga barang buat keseluruhan PR menurut setiap department yang tidak sama.
  8. Bertanggung jawab atas kelancaran pesanan, pengiriman serta pengembalian pembelian barang.
  9. Menjaga komunikasi yang terbuka dan efektif antara departemen lainnya.
  10. Menjaga komunikasi dan hubungan yg baik menggunakan supplier.

Standart Operational Procedure Purchasing di ATRIA HOTEL (SOP)
  1. Make sure that the a procedure of tiga (three) quotes for every purchase in process every requisitions through purchasing division is implemented. The exception of this rule is only for a single agent.
  2. Price quotation from vendors should be attached as supporting documents to purchase requisition form and purchase order form.
  3. No orders should be placed to suppliers without completed requisition forms and purchase order.
  4. Cash purchase is allowed as long as there is prior approval from financial controller or chief accounting and it’s depend on cash float budgeted for purchasing. There are procedures for bath cash float and cash advance and it should be acknowledged by financial controller or chief accounting.
  5. If there is a recommendation vendor from other department head which proposed more expensive price upon purchasing price comparison, therefore should be attached with a form which we called it as a preferred form. Purchasing manager will issue the purchase order to recommended vendor which mentioned on the preferred form as long as get approval form financial controller and general manager.
  6. Monthly price comparison for fruits and vegetables should be implemented and copies of it should be given to executive chef, cost control, receiving and financial controller of chief accounting.
  7. Regular price comparison for beef, fish, processed meat or fish, poultry, groceries should be implemented (could be weekly, bi weekly, monthly depend on period agreed by both parties).
  8. Daily market list should be prepared through computer system (VHP), manual daily market list is not recommended.
  9. Daily market list should approved by executive chef, cost controller, purchasing manager and financial controller or chief accounting.
  10. To emphasize in processing every purchase request form or requisitions on priority scale.
  11. Maintain an efficient and effective administration system, such as purchase order, purchase requisition, quotations, capex, petty cash purchases.
  12. Check daily purchase summary (receiving report) which prepared by the receiving clerk to control that every received articles are same as mentioned on purchase order both quantity and price.
  13. Keep maintain good communication and good relationship with suppliers and coordinate sponsorship programs when required.
  14. Check missing delivery of daily market list articles to receiving latest by 12.00 noon daily, so if there are articles which needed urgently by chef ( kitchen) at the same day, at least purchasing still have time to do direct purchese to market (if vendors could not supply)

PENGERTIAN PURCHASING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Purchasing Menurut Para Ahli
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian adalah salah satu fungsi yang krusial pada berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab buat menerima kuantitas dan kualitas bahan-bahan yg tersedia dalam waktu dibutuhkan menggunakan harga yang sesuai menggunakan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap aplikasi fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana pada persediaan serta kelancaran arus bahan ke pada pabrik.

Sedangkan menurut Mulyadi (2007,p.711) kegiatan pada proses pembelian barang adalah:
1. Permintaan pembelian
2. Pemilihan pemasok
3. Penempatan order pembelian
4. Penerimaan barang, dan
5. Pencatatan transaksi pembelian

Permintaan pembelian adalah contoh suatu aktivitas yang adalah satuan pekerjaan yg ditujukan buat memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sesuai dengan spesifikasi serta jadwal sebagaimana yg dibutuhkan oleh pemakai barang. Penerimaan barang adalah contoh kegiatan tentang penerimaan kiriman dari pemasok menjadi dampak adanya order pembelian yang dibuat oleh bagian pembelian.

Beberapa pengertian mengenai pembelian (Purchasing):
1. Purchasing merupakan aktivitas pengadaan barang atau jasa buat mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan primer menurut purchasing department adalah buat menjaga kualitas serta nilai dari produk perusahaan, meminimalisasikan perputaran modal yang digunakan buat penyediaan stok barang, menjaga genre barang masuk dan barang keluar, serta memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan. Purchasing pula sanggup dikatakan dalam penerimaan serta pemrosesan permintaan resmi (proses pembelian barang), menciptakan penawaran dan mencari barang, penilaian penawaran, pemeriksaan atas barang yg diterima serta mengawasi atas penyimpanan dan pemakaian yg sempurna.
2. Purchasing dapat diartikan menjadi usaha buat memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan sang perusahaan serta dapat diterima tepat pada waktunya menggunakan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan.
3. Purchasing merupakan galat satu fungsi primer diantara fungsi-fungsi penting lainnya yg terdapat didalam suatu perusahaan atau perhotelan, seperti: administrasi, pembukuan, penjualan serta pemasaran. Pembelian sudah banyak didefinisikan oleh para ahli dengan meninjau sudut pandang yg tidak sama namun pada dasarnya memiliki pengertian yang sama.

Dari pengertian pada atas, maka dapat disimpulkan bahwa purchasing atau pembelian adalah suatu bisnis pada memenuhi kebutuhan atas barang serta jasa yang diharapkan oleh perusahaan menggunakan melihat kualitas atau mutu, kuantitas berdasarkan barang yg dikirim, serta harga dan saat pengiriman yg tepat.

Purchasing Department
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p2) purchasing department merupakan tempat atau pusat dilakukannya transaksi pembelian segala jenis barang keperluan operasional hotel, sebagai akibatnya bagian pembelian ini acapkali dikatakan sebagai sentra pembelian pada perusahaan atau hotel yg bersangkutan. Bagian pembelian sebagai sub bagian menurut departemen akunting, yang bertugas membeli semua jenis barang keperluan operasional hotel, baik barang buat disimpan digudang menjadi barang persediaan, juga barang yang langsung digunakan oleh bagian yang meminta. Barang yang dibeli serta pribadi disimpan digudang disebut menggunakan stock items, sedangkan barang-barang yang dibeli dan kemudian eksklusif diambil serta dikonsumsi sang bagian atau departemen yang memesan barang tersebut dianggap dengan direct use items atau direct used purchased. 

Bagian pembelian pada sebuah hotel, dianggap sebagai galat satu bagian yg berperan sangat krusial pada ikut memilih kelangsungan hidup hotel itu sendiri, lantaran menggunakan menerapkan sistem serta mekanisme yg dimiliki oleh pengelola atau staf bagian pembelian, akan berpengaruh besar pula terhadap keuntunganyang akan diperoleh sang perusahaan atau hotel tadi. Yang ialah menggunakan keahlian mereka saat membeli barang dengan harga paling murah serta menggunakan kualitas bahan yg baku, sehingga sehabis diolah oleh bagian dapur akan mampu dijual dengan harga yg sinkron atau baku berdasarkan perhitungan standard cost percent kepada tamu hotel, sebagai akibatnya laba yg diperoleh akan lebih besar . Hal-hal krusial yg wajib diperhatikan dalam proses pembelian bahan makanan merupakan dengan memperhatikan kualitas produk dan menggunakan harga yg serendah-rendahnya.

Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan agar mekanisme pembelian barang dapat berjalan menggunakan efektif adalah:
  1. Dibutuhkan staf bagian pembelian yg memenuhi syarat yaitu staf yang jujur, adil terhadap semua supplier dan nir mau diajak kongkalikong sang supplier dari pihak manapun. Disamping itu, wajib mengetahui tentang dari menurut barang atau bahan yg akan dibeli, karakteristik dari bahan yg akan dibeli, cara penyimpanan dari barang yang akan dibeli, tahu cara memilih atau menyeleksi bahan serta spesifikasi barang atau bahan yang akan dibeli.
  2. Adanya pedoman yg digunakan sang staf bagian pembelian pada membeli bahan kuliner yang dikenal dengan istilah standard purchase specification yg meliputi mengenai kualitas barang, ukuran, berat, dan lain sebagainya. Dokumen standard purchase specification terutama barang atau bahan kuliner perlu disiapkan dan dimengerti benar buat dipakai menjadi pegangan sang staf bagian pembelian, staf bagian penerima barang serta tentu jua oleh pihak supplier sebagai perusahaan pemasok barang atau bahan.
  3. Penggunaan metode serta mekanisme pembelian yang efektif yaitu pada proses pembelian bahan makanan supaya diusahakan tidak terlalu banyak mempergunakan formulir-formulir yang dapat merusak kelancaran proses pembelian barang itu sendiri.
Target Bagian Pembelian
Menurut Nyoman Suarsana dalam buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi pada Perhotelan dan Restoran (2007, p23) menjadi bagian yg relatif penting pada sebuah hotel, bagian pembelian menggunakan ke tiga sub bagiannya sudah tentu dalam melakukan pekerjaannya mempunyai target atau target pada setiap kegiatannya yang berhubungan dengan transaksi pembelian barang keperluan operasional hotel. Target atau sasaran yang dimaksud merupakan pada proses pembelian barang untuk persediaan digudang, juga pembelian buat memenuhi permintaan barang sang bagian lain, semenjak pembuatan purchase requisition sampai sebagai purchase order, kapan barang akan dikirim ke hotel serta berapa usang proses yang diperlukan.

Untuk mencapai target itu, bagian pembelian diperlukan sebuah analisa dan perhitungan yg matang dan selanjutnya secara transparan dapat diinformasikan halangan-halangan yg terjadi selama proses pembelian pada bagian-bagian yg meminta barang. Dengan menaruh warta yg baik serta akurat, maka nantinya nir jadi bahan pertanyaan oleh bagian atau departemen yang bersangkutan. Untuk mengantisipasi agar barang tiba tepat pada waktunya, sesuai menggunakan lepas permintaan, maka bagian pembelian perlu buat menaruh penjelasan kepada kepala bagian lainnya atau department heads, misalnya :
1. Front Office Department
2. Food & Beverage Department
3. Housekeeping Department
4. Engineering Department
5. Dan department lainnya

Dalam melakukan pengisian purchase requisition khususnya barang-barang yang berupa spare part dengan spesifikasinya eksklusif dan bahan kuliner terutama makanan imported dan makanan musiman, supaya bagian yg meminta barang bisa mengetahui dan memahami waktu atau proses dan lepas pengirimannya. Dengan mengetahui berapa usang waktu pengiriman barang jenis spare part atau barang-barang musiman dengan spesifikasi tertentu, maka kepada bagian misalnya engineering dan bagian dapur yang memerlukan barang-barang tadi dapat menciptakan perencanaan serta jadwal pembelian barang dengan lebih tepat waktu atau lebih awal. Artinya agar nir meminta barang keperluan operasional yang spesifik pada waktu keadaan sudah sangat kritis atau krusial yg biasa diklaim dengan last minute order.

Teknik Membeli Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada buku Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan serta Restoran (2007, p25) bagian pembelian oleh manajemen atau pemilik perusahaan diberikan kepercayaan buat membeli barang-barang keperluan operasional hotel. Untuk mendapatkan barang-barang akan dibeli bagian pembelian harus memiliki cara atau teknik tertentu, dimana dengan teknik yg dimiliki tujuannya merupakan buat mendapatkan harga beli barang yg paling murah dan dengan kualitas barang yg paling baik. Selain itu dibutuhkan teknik membeli barang yg lain, misalnya melakukan pendekatan pada supplier, yaitu bagaimana caranya supaya supplier yang tadinya nir bersedia buat mengantarkan barang dagangannya ke hotel, namun selesainya melakukan pendekatan dan dengan teknik-teknik eksklusif, dalam akhirnya supplier bersedia buat mengantarkan barang-barang pesanan yang krusial, walaupun kondisi pembayarannya dilakukan secara kredit.

Sistem Atau Cara Pembelian Barang
Menurut Nyoman Suarsana pada kitab Siklus Pengadaan Barang, Aplikasi di Perhotelan dan Restoran (2007, p27) didalam bagian pembelian terdapat beberapa sistem atau cara pembelian barang dalam sebuah hotel yaitu:

1. Sistem Kontrak
Sistem atau pembelian barang buat bahan makanan terutama jenis sayuran, buah-buahan serta kuliner yang musiman adalah dengan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan dengan satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan dalam mengenai kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat kontrak buat bahan kuliner sanggup mencapai tiga atau 6 bulan serta pembayarannya tetap dilakukuan setiap bulan.

2. Sistem Harian serta Bulanan
Pihak perusahaan atau hotel mampu menggunakan bebas membeli barang-barang keperluannya menurut beberapa supplier atau berdasarkan beberapa toko pasar swalayan yg ada disekitarnya. Dengan cara seperti ini pihak hotel nir perlu melakukan sebuah analisa yg terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier buat dipilih. Cukup dengan berbelanja dalam toko terdekat, toko swalayan bahkan pasar tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan maupun secara utang bulanan. Tetapi sistem serta prosedurnya wajib permanen sama yaitu menggunakan mencari kabar dimana toko atau supermarket dan pasar yg kualitas serta harga barangnya paling murah.

3. Pembelian secara kontan
Di bagian pembelian sebuah hotel pada biasanya menyiapkan uang kas yang jumlahnya nir terlalu poly yg disebut dengan kas mini atau petty cash. Kas kecil ini dipergunakan buat membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan kuliner keperluan dapur yg seringkali diminta secara mendadak. Pembelian menggunakan cara kontan dengan menggunakan kas kecil dilakukan buat membeli bahan kuliner atau minuman dalam jumlah yang tidak terlalu poly. Hal seperti ini acapkali dilakukan dalam ketika gudang atau bagian dapur kehabisan bahan kuliner yang sangat diperlukan dalam ketika itu pula. Pembelian secara kontan tidak dapat dilakukan setiap hari, namun hanya dilakukan apabila keadaan sangat mendesak dan disinilah peranan seseorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat diharapkan kemampuannya.

Prinsip Dalam Purchasing (Pembelian)
Menurut Indrajit serta Djokopranoto (2009) prinsip merupakan hal utama yg dijadikan pedoman pada melakukan sesuatu, sang karenanya, yang dimaksud menggunakan prinsip-prinsip pembelian adalah hal-hal utama pada aplikasi fungsi pembelian yang perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian atau bagian pembelian diadakan dalam suatu organisasi perusahaan bukan buat dirinya sendiri, tetapi terutama buat organisasi lain, yaitu organisasi produksi, atau fabrikasi, atau marketing atau lainnya. Fungsi pembelian diadakan buat melayani atau menunjang organisasi lain tadi. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya wajib sedemikian rupa sehingga juga berorientasi dalam kegiatan penunjang misalnya yang ditugaskan tadi serta prinsip kerja dari fungsi pembelian wajib diatur agar sanggup menaruh donasi yg besar bagi keberhasilan perusahaan.

Prinsip dari purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price adalah nilai suatu barang yg dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang generik berlaku dalam waktu serta syarat pembelian dilakukan.

2. The Right Quantity
Jumlah yg tepat bisa dikatakan menjadi suatu jumlah yang benar-benar diperlukan sang suatu perusahaan atau perhotelan pada ketika eksklusif.

3. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali diperlukan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena bila terdapat persediaan barang tentunya terdapat porto perawatan barang tadi.

4. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang yg dibeli dikirimkan atau diserahkan dalam loka yang dikehendaki sang pembeli.

5. The Right Quality
The right quality merupakan mutu barang yg dibutuhkan sang suatu perusahaan sinkron dengan ketentuan yg sudah didesain yang paling menguntungkan perusahaan.

6. The Right Source
The right source mengandung pengertian bahwa barang asal berdasarkan sumber yang sempurna. Sumber dikatakan tepat jika memenuhi prinsip-prinsip yg lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity.

Tugas Dan Tanggung Jawab Purchasing (Pembelian)
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.228) tanggung jawab bagian pembelian berbeda - beda menurut setiap perusahaan tergantung dalam luasnya aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tadi. Tanggung jawab bagian pembelian diantaranya adalah:
  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar planning operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut dalam tingkat harga yang perusahaan akan sanggup bersaing pada memasarkan produknya.
  2. Bertanggung jawab atas usaha-bisnis buat bisa mengikuti perkembangan bahan - bahan baru yg bisa mengguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga serta faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
  3. Bertanggung jawab untuk meminimalisasi investasi atau menaikkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam perusahaan dalam jumlah yang cukup buat memenuhi kebutuhan produksi.
  4. Bertanggung jawab atas aktivitas penelitian dengan menilik data dan perkembangan pasar, disparitas sumber-sumber penawaran (supply) serta menilik produk supplier buat mengetahui kapasitasnya dan kemampuan buat memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  5. Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli selesainya diterima serta bertanggung jawab atas supervisi persediaan. 
Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian pada memenuhi tanggung jawab diantaranya adalah:
  1. Membuat dan mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke supplier, agar proses pembelian bisa berjalan dengan baik sinkron menggunakan jadwal dan spesifikasi yang diinginkan.
  2. Melakukan input porto- biaya yg muncul buat pengiriman barang yang dibebankan pada penerima barang.
  3. Membuat laporan bulanan buat pembelian serta outstanding PO, buat sebagai bahan fakta bagi atasan pada pengambilan keputusan.
  4. Melakukan pembelian alat-indera , barang, seperti office supplies, supaya tersedia sinkron menggunakan yang diharapkan oleh setiap departemen.
  5. Setiap nama barang atau item yang ada pada pada PR (Purchase Requisition ) harus menciptakan perbandingan harga (quotation) paling sedikit tiga supplier buat pembelian indera-indera, barang, obat dan lain-lain, yg nantinya akan dilampirkan kedalam PR tersebut.
  6. Membuat perbandingan harga buat sayuran, butir-buahan, daging, poultry, seafood, dairy serta groceries yg selau dilakukan setiap bulannya.
  7. Mencari kualitas barang dan harga barang buat keseluruhan PR berdasarkan setiap department yg tidak sama.
  8. Bertanggung jawab atas kelancaran pesanan, pengiriman serta pengembalian pembelian barang.
  9. Menjaga komunikasi yg terbuka serta efektif antara departemen lainnya.
  10. Menjaga komunikasi serta hubungan yg baik menggunakan supplier.

Standart Operational Procedure Purchasing pada ATRIA HOTEL (SOP)
  1. Make sure that the a procedure of tiga (three) quotes for every purchase in process every requisitions through purchasing division is implemented. The exception of this rule is only for a single agent.
  2. Price quotation from vendors should be attached as supporting documents to purchase requisition form and purchase order form.
  3. No orders should be placed to suppliers without completed requisition forms and purchase order.
  4. Cash purchase is allowed as long as there is prior approval from financial controller or chief accounting and it’s depend on cash float budgeted for purchasing. There are procedures for bath cash float and cash advance and it should be acknowledged by financial controller or chief accounting.
  5. If there is a recommendation vendor from other department head which proposed more expensive price upon purchasing price comparison, therefore should be attached with a form which we called it as a preferred form. Purchasing manager will issue the purchase order to recommended vendor which mentioned on the preferred form as long as get approval form financial controller and general manager.
  6. Monthly price comparison for fruits and vegetables should be implemented and copies of it should be given to executive chef, cost control, receiving and financial controller of chief accounting.
  7. Regular price comparison for beef, fish, processed meat or fish, poultry, groceries should be implemented (could be weekly, bi weekly, monthly depend on period agreed by both parties).
  8. Daily market list should be prepared through computer system (VHP), manual daily market list is not recommended.
  9. Daily market list should approved by executive chef, cost controller, purchasing manager and financial controller or chief accounting.
  10. To emphasize in processing every purchase request form or requisitions on priority scale.
  11. Maintain an efficient and effective administration system, such as purchase order, purchase requisition, quotations, capex, petty cash purchases.
  12. Check daily purchase summary (receiving report) which prepared by the receiving clerk to control that every received articles are same as mentioned on purchase order both quantity and price.
  13. Keep maintain good communication and good relationship with suppliers and coordinate sponsorship programs when required.
  14. Check missing delivery of daily market list articles to receiving latest by 12.00 noon daily, so if there are articles which needed urgently by chef ( kitchen) at the same day, at least purchasing still have time to do direct purchese to market (if vendors could not supply)

KONSEP MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM SISTEM PENDIDIKAN

Konsep Manajemen Mutu Terpadu Dalam Sistem Pendidikan 
Dewasa ini perkembangan pemikiran manajemen sekolah mengarah dalam sistem manajemen yg diklaim TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu. Pada prinsipnya sistem manajemen ini adalah supervisi menyeluruh dari seluruh anggota organisasi (masyarakat sekolah) terhadap aktivitas sekolah. Penerapan TQM berarti seluruh rakyat sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan. 

Sebelum hal itu tercapai, maka semua pihak yg terlibat dalam proses akademis, mulai menurut komite sekolah, ketua sekolah, ketua tata usaha, guru, murid sampai dengan karyawan harus benar – benar mengerti hakekat dan tujuan pendidikan ini. Dengan kata lain, setiap individu yg terlibat wajib memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman yg menyeluruh menurut individu yg terlibat, nir mungkin akan diterapkan TQM. 

Dalam ajaran TQM, forum pendidikan (sekolah) harus menempatkan anak didik sebagai “klien” atau pada istilah perusahaan menjadi “ stakeholders” yg terbesar, maka bunyi siswa wajib disertakan pada setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Tanpa suasana yang demokratis manajemen tidak mampu menerapkan TQM, yg terjadi merupakan kualitas pendidikan didominasi oleh pihak-pihak tertentu yang acapkali memiliki kepentingan yang bersimpangan dengan hakekat pendidikan (Adnan Sandy Setiawan : 2000),

Penerapan TQM berarti juga adanya kebebasan buat berpendapat. Kebebasan beropini akan membangun iklim yang dialogis antara anak didik dengan guru, antara murid menggunakan kepala sekolah, antara pengajar serta ketua sekolah, singkatnya adalah kebebasan beropini dan keterbukaan antara semua rakyat sekolah. Pentransferan ilmu nir lagi bersifat one way communication, melainkan two way communication. Ini berkaitan menggunakan budaya akademis. 

Selain kebebasan beropini juga sine qua non kebebasan kabar. Harus ada berita yang kentara mengenai arah organisasi sekolah, baik secara internal organisasi maupun secara nasional. Secara internal, manajemen harus menyediakan berita seluas- luasnya bagi masyarakat sekolah. Termasuk dalam hal arah organisasi merupakan progran – acara, serta syarat finansial.

Singkatnya, TQM merupakan sistem menajemen yang menjunjung tinggi efisiensi. Sistem manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi. Sistem sekolah yang birokratis akan Mengganggu potensi perkembangan sekolah itu sendiri.

Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari pimpinan skolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin sebagai semakin efektif, pada arti sebagai semakin berguna bagi sekolah itu sendiri dan bagi warga luas penggunanya. (Thomas B. Santoso : 2001). Agar tugas dan tanggung jawab para pemimpin sekolah tersebut sebagai konkret, kiranya kepala sekolah perlu tahu, mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yg dewasa ini sudah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir dalam global bisnis. Salah satu ilmu manajemen yg dewasa ini poly diadopsi merupakan TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu.

A. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) 
Manajemen Mutu Terpadu sangat terkenal pada lingkungan organisasi profit, khususnya pada lingkungan menyebarkan badan usaha/perusahaan serta industri, yg telah terbukti keberhasilannya pada mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya masing-masing pada kondisi bisnis yg kompetitif. Kondisi seperti ini sudah mendorong berbagai pihak buat mempraktekannya pada lingkungan organisasi non profit termasuk pada lingkungan lembaga pendidikan. 

Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu merupakan manejemen fungsional dengan pendekatan yg secara terus menerus difokuskan dalam peningkatan kualitas, agar produknya sinkron menggunakan standar kualitas berdasarkan warga yang dilayani pada aplikasi tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan rakyat (community development). Konsepnya bertolak menurut manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yg harus diintegrasi jua menggunakan pentahapan aplikasi fungsi-fungsi manajemen, agar terwujud kerja menjadi kegiatan memproduksi sesuai yg berkualitas. Setiap pekerjaan pada manajemen mutu terpadu wajib dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan serta alat), pelaksanaan teknis menggunakan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, buat membentuk produk berupa barang atau jasa yang berguna bagi masyarakat.

Menurut Cassio misalnya yang dikutip sang Hadari Nawawi (2005 : 127), ia memberi pengertian bahwa “TQM, a philosophy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad components :
1. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.
2. Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s managemen philosophy.
3. Quality concept (e.G. Statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company.
4. A corporate culture, established and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement.
5. A focus on employee involvement, teamwork, and pembinaan at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement.
6. An approach to problem solving that is base on continously gathering, evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.
7. Recognition of supliers as full partners in quality management process.

Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) yg mengungkapkan bahwa “ TQM merupakan sistem manajemen yg mengangkat kualitas menjadi taktik usaha serta berorentasi dalam kepuasan pelanggan menggunakan melibatkan seluruh anggota organisasi”. Di samping itu Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) menyatakan juga bahwa “ Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan bisnis yang mencoba buat memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. 

Berdasarkan beberapa pengertian pada atas, Hadari Nawawi (2005 : 127) mengemukakan mengenai karakteristik TQM menjadi berikut :
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal juga eksternal
2. Memiliki opsesi yang tinggi terhadap kualitas
3. Menggunakan pendekatan ilmiah pada pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen jangka panjang.
5. Membutuhkan kerjasama tim
6. Memperbaiki proses secara kesinambungan
7. Menyelenggarakan pendidikan serta pelatihan
8. Memberikan kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan yang terkendali
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

B. Manajemen Mutu Terpadu pada Bidang Pendidikan
Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan kualitas produk serta kualitas proses buat mewujudkannya, merupakan bagian yg nir mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Kesulitan ini ditimbulkan oleh lantaran ukuran produktivitasnya nir sekedar bersifat kuantitatif, contohnya hanya dari jumlah lokal dan gedung sekolah atau laboratorium yg berhasil dibangun, tetapi pula berkenaan menggunakan aspek kualitas yg menyangkut manfaat serta kemampuan memanfaatkannya. 

Demikian juga jumlah lulusan yg dapat diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit buat ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan menggunakan itu pada lingkungan organisasi bidang pendidikan yg bersifat non profit, menurut Hadari Nawari (2005 : 47) ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan dapat dibedakan menjadi berikut :
1. Produktivitas Internal, berupa output yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung serta lokal yg dibangun sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan.
2. Produktivitas Eksternal, berupa output yang tidak bisa diukur secara kuantitatif, lantaran bersifat kualitatif yang hanya bisa diketahui sehabis melewati tenggang waktu tertentu yang relatif lama . 

Masih berdasarkan Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu bisa dikatakan sukses, apabila menerangkan gejala-tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tingkat konsistensi produk pada menaruh pelayanan generik serta pelaksanaan pembangunan buat kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
2. Kekeliruan pada bekerja yg berdampak menyebabkan ketidakpuasan dan komplain rakyat yang dilayani semakin berkurang.
3. Disiplin ketika serta disiplin kerja semakin meningkat
4. Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali serta tidak berkurang/hilang tanpa diketahui karena-sebabnya.
5. Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui supervisi melekat, sehingga bisa berhemat pembiayaan, mencegah penyimpangan pada anugerah pelayanan generik serta pembangunan sesuai dengan kebutuhan warga .
6. Pemborosan dana dan saat dalam bekerja dapat dicegah.
7. Peningkatan ketrampilan serta keahlian bekerja terus dilaksanakan sebagai akibatnya metode atau cara bekerja selalu bisa mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi cara bekerja yg paling efektif, efisien serta produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus semakin tinggi.

Berkenaan dengan kualitas pada pengimplementasian TQM, Wayne F. Cassio pada bukunya Hadari Nawawi menyampaikan : “Quality is the extent to which product and service conform to customer requirement”. Di samping itu Cassio juga mengutip pengertian kualitas dari The Federal Quality Institute yang menyatakan “quality as meeting the customer’s requiremet the first time and every time, where costumers can be internal as wellas external to the organization”. Senada menggunakan itu Goetsh dan Davis seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono serta Anastasia Diana (1996) yg berkata : “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berafiliasi produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yg memenuhi atau melebihi harapan”. 

Dilihat menurut pengertian kualitas yang terakhir misalnya tersebut pada atas, berarti kualitas di lingkungan organisasi profit ditentukan sang pihak luar di luar organisasi yg dianggap konsumen, yang selain tidak sama – beda, pula selalu berubah dan berkembang secara bergerak maju. 

Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan bila nir didukung dengan tersedianya asal-sumber buat mewujudkan kualitas proses serta output yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yg kondisinyan sehat, masih ada aneka macam sumber kualitas yg dapat mendukung pengimplementasian TQM secara maksimal . Menurut Hadari Nawawi (2005 : 138 – 141), beberapa pada antara sumber-asal kualitas tersebut merupakan sebagai berikut :
1. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas.
Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh eksklusif dalam setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan aplikasi program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan aplikasi kontrol. Tanpa komitmen ini nir mungkin diciptakan serta dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorentasi dalam kualitas produk serta pelayanan generik.

2. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat krusial lantaran bisnis mengimplementasikan semua fungsi manajemen yg berkualitas, sangat tergantung dalam ketersediaan liputan dan data yg seksama, relatif/lengkap serta terjamin kekiniannya sinkron menggunakan kebutuhan pada melaksanakan tugas pokok organiasi.

3. Sumberdaya manusia yg potensial
SDM di lingkungan sekolah menjadi aset bersifat kuantitatif dalam arti bisa dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM jua merupakan potensi yg berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) buat mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas utama sangat ditentukan oleh potensi yg dimiliki sang SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yg masih bersifat potensial dan bisa dikembangkan.

4. Keterlibatan semua Fungsi
Semua fungsi dalam organisasi menjadi asal kualitas, sama pentingnya satu menggunakan yg lainnnya, yg sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi wajib dilibatkan secara maksimal , sebagai akibatnya saling menunjang satu menggunakan yg lainnya. 

5. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan
Sumber-sumber kualitas yg ada bersifat sangat mendasar, lantaran tergantung dalam syarat pucuk pimpinan (ketua sekolah), yg selalu menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau bisa memohon buat dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realiasi TQM tidak boleh digantungkan dalam individu kepala sekolah menjadi asal kualitas, karena sikap serta konduite individu terhadap kualitas dapat tidak sinkron. Dengan kata lain asal kualitas ini wajib ditransformasikan dalam filsafat kualitas yg berkesinambungan pada merealisasikan TQM.

Semua asal kualitas di lingkungan organisasi pendidikan dapat ditinjau manifestasinya melalui dimensi – dimensi kualitas yang wajib direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama menggunakan warga sekolah yg terdapat pada lingkungan tadi. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 141), dimensi kualitas yg dimaksud adalah : 

1. Dimensi Kerja Organisasi
Kinerja pada arti unjuk perilaku dalam bekerja yang positif, merupakan citra konkrit dari kemampuan mendayagunakan asal-sumber kualitas, yg berdampak dalam keberhasilan mewujudkan, mempertahankan serta berbagi eksistensi organisasi (sekolah).

2. Iklim Kerja
Penggunaan sumber-asal kualitas secara intensif akan membentuk iklim kerja yang kondusif di lingkungan organisasi. Di dalam iklim kerja yg diwarnai kebersamaan akan terwujud kerjasama yang efektif melalui kerja di pada tim kerja, yg saling menghargai serta menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif dan penemuan buat selalu mempertinggi kualitas.

3. Nilai Tambah
Pendayagunaan sumber-asal kualitas secara efektif serta efisien akan menaruh nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai pelengkap pada melaksanakan tugas pokok serta hasil yg dicapai sang organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit terlihat pada rasa puas dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yg dilayani (anak didik).

4. Kesesuaian dengan Spesifikasi
Pendayagunaan sumber-asal kualitas secara efektif dan efisien bermanifestasi dalam kemampuan personil buat menyesuaikan proses aplikasi pekerjaan serta hasilnya menggunakan karakteristik operasional dan baku hasilnya dari ukuran kualitas yang disepakati.

5. Kualitas Pelayanan dan Daya Tahan Hasil Pembangunan
Dampak lain yg bisa diamati dari eksploitasi asal-sumber kualitas yg efektif dan efisien terlihat pada peningkatan kualitas pada melaksanakan tugas pelayanan pada murid.

6. Persepsi Masyarakat
Pendayagunaan asal-sumber kualitas yg sukses pada lingkungan organisasi pendidikan dapat diketahui dari persepsi warga (merk image) pada bentuk citra dan reputasi yg positip mengenai kualitas lulusan baik yg terserap sang lembaga pendidikan yang lebih tinggi ataupun oleh dunia kerja.

Secara singkat dapat digambarkan diagram komitmen kualitas dalam Manajemen Mutu Terpadu adalah sebagai berikut :

Diagram : Komitmen Kualitas pada TQM

C. Tanggapan Penulis
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah menaikkan kualitas, daya saing bagi hasil (lulusan) menggunakan indikator adanya kompetensi baik intelektual juga skill serta kompetensi sosial anak didik/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di pada organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan menggunakan sebenarnya tidak menggunakan setengah hati. Dengan memanfaatkan seluruh entitas kualitas yang terdapat pada organisasi maka pendidikan kita nir akan jalan di tempat seperti saat ini. Kualitas pendidikan kita berada dalam urutan 101 dan masih berada pada bawah vietnam yg notabene negara tersebut dapat dikatakan baru saja merdeka dibandingkan dengan kemerdekaan bangsa kita Indonesia.

Implementasi TQM pada organisasi Pendidikan khususnya negeri memang tidak mudah. Adanya kendala dalam budaya kerja, unjuk kerja berdasarkan pengajar serta karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil pada negara kita ini sangat rendah. Ini sangat menghipnotis efektifitas implementasi TQM.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sudah mengadopsi prinsip – prinsip TQM ternyata nir serta merta mendongkrak peningkatan kinerja pelaksana sekolah yang implikasinya dapat mempertinggi kompetensi anak didik kita.

Menurut penulis, yg paling pertama diperbaiki merupakan budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin menurut pelaksana sekolah (pengajar, karyawan dan kepala sekolah). Semuanya harus bisa memandang anak didik menjadi “pelanggan”, yg wajib dilayani dengan sebaik – baiknya demi kepuasan mereka. Pelaksana sekolah selalu bersemangat buat maju, bersemangat terus buat menambah kemampuan dan ketrampilannya yg pada akhirnya akan meningkatkan unjuk kerja mereka pada hadapan murid. Jika seluruh pelaksana sekolah sudah memiliki budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin yang tinggi, maka implementasi TQM bisa secara nyata berjalan serta akan berakibat organisasi pendidikan (sekolah) akan semakin maju, eksis, memiliki merk image yg meningkat dan dalam akhirnya bisa menciptakan kader – kader bangsa yg berkualitas serta dapat disejajarkan menggunakan bangsa lain.

Rendahnya budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin kerja pelaksana seokolah (PNS) memang sangat ditentukan sang sistem penghargaan negara (honor ) yang rendah terhadap PNS. Ini mengakibatkan tidak sedikit kewajiban di organisasi pendidikan khususnya menjadi “sambilan” bagi PNS serta justru yg primer berada di aktivitas luar organisasi karena adanya tuntutan ekonomi yang semakin berat. 

Angin segar telah berhembus bagi pengajar khususnya, dengan telah adanya UU Pengajar dan Dosen yang sebagai payung aturan dan menjamin peningkatan kesejahteraan Guru serta Dosen. Tetapi masih menjadi pertanyaan akbar “kapan itu dilaksanakan?”, atau “ hanya meninabobokkan guru saja supaya nir berdemo?”. 

Apabila UU tersebut benar dilaksanakan, apakah akan benar – benar bisa menaikkan kinerja pengajar? 

Pada intinya, implementasi TQM di organisasi pendidikan khususnya sekolah masih akan terasa berat. Diperlukan adanya kesungguhan berdasarkan masyarakat sekolah secara bersama, sadar, dan berkeinginan yang bertenaga buat maju.

KONSEP MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM SISTEM PENDIDIKAN

Konsep Manajemen Mutu Terpadu Dalam Sistem Pendidikan 
Dewasa ini perkembangan pemikiran manajemen sekolah mengarah pada sistem manajemen yg diklaim TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu. Pada prinsipnya sistem manajemen ini merupakan supervisi menyeluruh dari semua anggota organisasi (masyarakat sekolah) terhadap aktivitas sekolah. Penerapan TQM berarti semua rakyat sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan. 

Sebelum hal itu tercapai, maka seluruh pihak yang terlibat dalam proses akademis, mulai menurut komite sekolah, ketua sekolah, ketua rapikan usaha, guru, anak didik sampai dengan karyawan wajib benar – sahih mengerti hakekat serta tujuan pendidikan ini. Dengan istilah lain, setiap individu yg terlibat wajib memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman yang menyeluruh dari individu yang terlibat, tidak mungkin akan diterapkan TQM. 

Dalam ajaran TQM, forum pendidikan (sekolah) wajib menempatkan siswa sebagai “klien” atau dalam kata perusahaan menjadi “ stakeholders” yg terbesar, maka suara murid harus disertakan pada setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Tanpa suasana yg demokratis manajemen tidak bisa menerapkan TQM, yang terjadi adalah kualitas pendidikan didominasi sang pihak-pihak tertentu yg sering mempunyai kepentingan yang bersimpangan menggunakan hakekat pendidikan (Adnan Sandy Setiawan : 2000),

Penerapan TQM berarti jua adanya kebebasan buat beropini. Kebebasan beropini akan membangun iklim yang dialogis antara murid menggunakan guru, antara anak didik dengan ketua sekolah, antara guru serta ketua sekolah, singkatnya adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan antara seluruh rakyat sekolah. Pentransferan ilmu nir lagi bersifat one way communication, melainkan two way communication. Ini berkaitan dengan budaya akademis. 

Selain kebebasan beropini jua harus ada kebebasan berita. Harus ada fakta yang jelas tentang arah organisasi sekolah, baik secara internal organisasi juga secara nasional. Secara internal, manajemen wajib menyediakan berita seluas- luasnya bagi masyarakat sekolah. Termasuk pada hal arah organisasi adalah progran – acara, serta kondisi finansial.

Singkatnya, TQM adalah sistem menajemen yg menjunjung tinggi efisiensi. Sistem manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi. Sistem sekolah yang birokratis akan merusak potensi perkembangan sekolah itu sendiri.

Dalam era kemandirian sekolah serta era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas serta tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari pimpinan skolah merupakan membangun sekolah yg mereka pimpin sebagai semakin efektif, pada arti menjadi semakin berguna bagi sekolah itu sendiri serta bagi rakyat luas penggunanya. (Thomas B. Santoso : 2001). Agar tugas serta tanggung jawab para pemimpin sekolah tadi sebagai nyata, kiranya kepala sekolah perlu tahu, mendalami serta menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini sudah dikembang-mekarkan sang pemikir-pemikir dalam dunia bisnis. Salah satu ilmu manajemen yang dewasa ini banyak diadopsi merupakan TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu.

A. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) 
Manajemen Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di lingkungan berbagi badan bisnis/perusahaan serta industri, yg telah terbukti keberhasilannya pada mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing-masing pada kondisi usaha yang kompetitif. Kondisi seperti ini sudah mendorong banyak sekali pihak untuk mempraktekannya pada lingkungan organisasi non profit termasuk di lingkungan forum pendidikan. 

Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu adalah manejemen fungsional menggunakan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan dalam peningkatan kualitas, agar produknya sesuai menggunakan baku kualitas dari rakyat yang dilayani pada pelaksanaan tugas pelayanan generik (public service) dan pembangunan warga (community development). Konsepnya bertolak dari manajemen menjadi proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan asal daya yang dimiliki, yg harus diintegrasi pula dengan pentahapan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, agar terwujud kerja menjadi kegiatan memproduksi sesuai yg berkualitas. Setiap pekerjaan pada manajemen mutu terpadu wajib dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan serta alat), aplikasi teknis dengan metode kerja/cara kerja yg efektif dan efisien, buat membuat produk berupa barang atau jasa yg bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut Cassio misalnya yang dikutip oleh Hadari Nawawi (2005 : 127), ia memberi pengertian bahwa “TQM, a philosophy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad components :
1. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.
2. Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s managemen philosophy.
3. Quality concept (e.G. Statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company.
4. A corporate culture, established and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement.
5. A focus on employee involvement, teamwork, and pembinaan at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement.
6. An approach to problem solving that is base on continously gathering, evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.
7. Recognition of supliers as full partners in quality management process.

Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yg dikutip sang Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) yang menyampaikan bahwa “ TQM adalah sistem manajemen yg mengangkat kualitas sebagai taktik bisnis dan berorentasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan semua anggota organisasi”. Di samping itu Fandy Tjiptono serta Anastasia Diana (1998) menyatakan juga bahwa “ Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba buat memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses serta lingkungannya. 

Berdasarkan beberapa pengertian pada atas, Hadari Nawawi (2005 : 127) mengemukakan tentang ciri TQM menjadi berikut :
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal juga eksternal
2. Memiliki opsesi yg tinggi terhadap kualitas
3. Menggunakan pendekatan ilmiah pada pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen jangka panjang.
5. Membutuhkan kerjasama tim
6. Memperbaiki proses secara kesinambungan
7. Menyelenggarakan pendidikan serta pelatihan
8. Memberikan kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan yg terkendali
10. Adanya keterlibatan serta pemberdayaan karyawan.

B. Manajemen Mutu Terpadu pada Bidang Pendidikan
Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan kualitas produk dan kualitas proses buat mewujudkannya, adalah bagian yg tidak gampang pada pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Kesulitan ini ditimbulkan sang karena berukuran produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuantitatif, misalnya hanya berdasarkan jumlah lokal serta gedung sekolah atau laboratorium yg berhasil dibangun, tetapi pula berkenaan menggunakan aspek kualitas yang menyangkut manfaat dan kemampuan memanfaatkannya. 

Demikian jua jumlah lulusan yg bisa diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit buat ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu di lingkungan organisasi bidang pendidikan yg bersifat non profit, menurut Hadari Nawari (2005 : 47) ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan bisa dibedakan sebagai berikut :
1. Produktivitas Internal, berupa output yg dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung dan lokal yang dibangun sinkron dengan persyaratan yang sudah ditetapkan.
2. Produktivitas Eksternal, berupa hasil yang tidak bisa diukur secara kuantitatif, lantaran bersifat kualitatif yang hanya bisa diketahui sehabis melewati tenggang ketika tertentu yg relatif usang. 

Masih berdasarkan Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu bisa dikatakan sukses, apabila menampakan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tingkat konsistensi produk dalam menaruh pelayanan generik dan pelaksanaan pembangunan buat kepentingan peningkatan kualitas SDM terus semakin tinggi.
2. Kekeliruan pada bekerja yg berdampak menyebabkan ketidakpuasan serta komplain rakyat yg dilayani semakin berkurang.
3. Disiplin saat serta disiplin kerja semakin meningkat
4. Inventarisasi aset organisasi semakin paripurna, terkendali serta nir berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya.
5. Kontrol berlangsung efektif terutama menurut atasan eksklusif melalui pengawasan melekat, sehingga sanggup berhemat pembiayaan, mencegah penyimpangan pada anugerah pelayanan generik dan pembangunan sinkron dengan kebutuhan masyarakat.
6. Pemborosan dana dan ketika dalam bekerja bisa dicegah.
7. Peningkatan ketrampilan serta keahlian bekerja terus dilaksanakan sebagai akibatnya metode atau cara bekerja selalu sanggup mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi cara bekerja yg paling efektif, efisien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus semakin tinggi.

Berkenaan menggunakan kualitas dalam pengimplementasian TQM, Wayne F. Cassio dalam bukunya Hadari Nawawi menyampaikan : “Quality is the extent to which product and service conform to customer requirement”. Di samping itu Cassio pula mengutip pengertian kualitas berdasarkan The Federal Quality Institute yang menyatakan “quality as meeting the customer’s requiremet the first time and every time, where costumers can be internal as wellas external to the organization”. Senada dengan itu Goetsh dan Davis seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1996) yang menyampaikan : “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yg bekerjasama produk, jasa, insan, proses serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi asa”. 

Dilihat berdasarkan pengertian kualitas yg terakhir seperti tadi di atas, berarti kualitas pada lingkungan organisasi profit dipengaruhi oleh pihak luar pada luar organisasi yg disebut konsumen, yang selain berbeda – beda, jua selalu berubah dan berkembang secara dinamis. 

Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk pendidikan nir mungkin diwujudkan bila tidak didukung menggunakan tersedianya sumber-asal buat mewujudkan kualitas proses serta output yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinyan sehat, terdapat banyak sekali asal kualitas yang bisa mendukung pengimplementasian TQM secara aporisma. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 138 – 141), beberapa pada antara sumber-sumber kualitas tersebut adalah menjadi berikut :
1. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas.
Komitmen ini sangat penting lantaran berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan serta kebijakan, pemilihan serta pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini nir mungkin diciptakan serta dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yg berorentasi dalam kualitas produk dan pelayanan umum.

2. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat krusial karena usaha mengimplementasikan semua fungsi manajemen yang berkualitas, sangat tergantung dalam ketersediaan keterangan dan data yg seksama, relatif/lengkap serta terjamin kekiniannya sesuai menggunakan kebutuhan dalam melaksanakan tugas utama organiasi.

3. Sumberdaya insan yang potensial
SDM pada lingkungan sekolah sebagai aset bersifat kuantitatif pada arti bisa dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM jua adalah potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) buat mewujudkan eksistensinya. Kualitas aplikasi tugas pokok sangat dipengaruhi oleh potensi yg dimiliki sang SDM, baik yang telah diwujudkan pada prestasi kerja maupun yg masih bersifat potensial serta bisa dikembangkan.

4. Keterlibatan semua Fungsi
Semua fungsi pada organisasi sebagai asal kualitas, sama pentingnya satu dengan yg lainnnya, yang sebagai satu kesatuan yg tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi wajib dilibatkan secara maksimal , sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya. 

5. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan
Sumber-asal kualitas yang ada bersifat sangat fundamental, karena tergantung pada syarat pucuk pimpinan (kepala sekolah), yang selalu menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau dapat memohon buat dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realiasi TQM nir boleh digantungkan dalam individu kepala sekolah menjadi asal kualitas, karena sikap serta konduite individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan istilah lain asal kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat kualitas yg berkesinambungan pada merealisasikan TQM.

Semua asal kualitas pada lingkungan organisasi pendidikan dapat dilihat manifestasinya melalui dimensi – dimensi kualitas yg harus direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama menggunakan rakyat sekolah yg ada dalam lingkungan tadi. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 141), dimensi kualitas yg dimaksud merupakan : 

1. Dimensi Kerja Organisasi
Kinerja dalam arti unjuk konduite pada bekerja yg positif, adalah gambaran konkrit berdasarkan kemampuan mendayagunakan sumber-asal kualitas, yg berdampak pada keberhasilan mewujudkan, mempertahankan serta membuatkan eksistensi organisasi (sekolah).

2. Iklim Kerja
Penggunaan sumber-asal kualitas secara intensif akan menghasilkan iklim kerja yg aman di lingkungan organisasi. Di pada iklim kerja yg diwarnai kebersamaan akan terwujud kerjasama yg efektif melalui kerja pada dalam tim kerja, yang saling menghargai serta menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif serta penemuan buat selalu meningkatkan kualitas.

3. Nilai Tambah
Pendayagunaan sumber-asal kualitas secara efektif dan efisien akan memberikan nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai pelengkap pada melaksanakan tugas utama serta hasil yang dicapai sang organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit terlihat dalam rasa puas dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yg dilayani (siswa).

4. Kesesuaian menggunakan Spesifikasi
Pendayagunaan sumber-sumber kualitas secara efektif dan efisien bermanifestasi pada kemampuan personil buat menyesuaikan proses aplikasi pekerjaan serta hasilnya dengan ciri operasional serta baku hasilnya berdasarkan berukuran kualitas yg disepakati.

5. Kualitas Pelayanan serta Daya Tahan Hasil Pembangunan
Dampak lain yg dapat diamati dari eksploitasi sumber-sumber kualitas yg efektif serta efisien terlihat pada peningkatan kualitas pada melaksanakan tugas pelayanan kepada siswa.

6. Persepsi Masyarakat
Pendayagunaan asal-asal kualitas yg sukses pada lingkungan organisasi pendidikan dapat diketahui berdasarkan persepsi warga (merk image) dalam bentuk citra serta reputasi yang positip tentang kualitas lulusan baik yang terserap sang lembaga pendidikan yg lebih tinggi ataupun oleh global kerja.

Secara singkat bisa digambarkan diagram komitmen kualitas dalam Manajemen Mutu Terpadu merupakan sebagai berikut :

Diagram : Komitmen Kualitas dalam TQM

C. Tanggapan Penulis
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu pada bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah menaikkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial murid/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan menggunakan sebenarnya nir menggunakan 1/2 hati. Dengan memanfaatkan semua entitas kualitas yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di loka misalnya saat ini. Kualitas pendidikan kita berada pada urutan 101 dan masih berada di bawah vietnam yang notabene negara tersebut bisa dikatakan baru saja merdeka dibandingkan menggunakan kemerdekaan bangsa kita Indonesia.

Implementasi TQM pada organisasi Pendidikan khususnya negeri memang tidak gampang. Adanya kendala dalam budaya kerja, unjuk kerja dari pengajar dan karyawan sangat menghipnotis. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil pada negara kita ini sangat rendah. Ini sangat mensugesti efektifitas implementasi TQM.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang telah mengadopsi prinsip – prinsip TQM ternyata tidak serta merta mendongkrak peningkatan kinerja pelaksana sekolah yang implikasinya bisa menaikkan kompetensi murid kita.

Menurut penulis, yg paling pertama diperbaiki merupakan budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin berdasarkan pelaksana sekolah (pengajar, karyawan serta ketua sekolah). Semuanya harus dapat memandang siswa menjadi “pelanggan”, yang wajib dilayani menggunakan sebaik – baiknya demi kepuasan mereka. Pelaksana sekolah selalu bersemangat untuk maju, bersemangat terus buat menambah kemampuan dan ketrampilannya yang dalam akhirnya akan mempertinggi unjuk kerja mereka di hadapan murid. Apabila seluruh pelaksana sekolah sudah mempunyai budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin yang tinggi, maka implementasi TQM bisa secara nyata berjalan dan akan berakibat organisasi pendidikan (sekolah) akan semakin maju, eksis, mempunyai merk image yg meningkat dan dalam akhirnya dapat membentuk kader – kader bangsa yang berkualitas serta dapat disejajarkan dengan bangsa lain.

Rendahnya budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin kerja pelaksana seokolah (PNS) memang sangat dipengaruhi sang sistem penghargaan negara (honor ) yang rendah terhadap PNS. Ini mengakibatkan nir sedikit kewajiban pada organisasi pendidikan khususnya menjadi “sambilan” bagi PNS dan justru yang primer berada pada kegiatan luar organisasi lantaran adanya tuntutan ekonomi yang semakin berat. 

Angin segar telah berhembus bagi pengajar khususnya, menggunakan sudah adanya UU Guru dan Dosen yang sebagai payung aturan dan mengklaim peningkatan kesejahteraan Pengajar serta Dosen. Namun masih sebagai pertanyaan akbar “kapan itu dilaksanakan?”, atau “ hanya meninabobokkan guru saja agar nir berdemo?”. 

Apabila UU tadi sahih dilaksanakan, apakah akan benar – benar bisa menaikkan kinerja guru? 

Pada intinya, implementasi TQM di organisasi pendidikan khususnya sekolah masih akan terasa berat. Diperlukan adanya kesungguhan berdasarkan rakyat sekolah secara beserta, sadar, dan berkeinginan yg kuat buat maju.