PENGERTIAN SENI DAN SENI RUPA JENISJENIS KARYA SENI RUPA

Manusia nir mampu lepas berdasarkan seni, karena seni merupakan keliru satu kebudayaan yang mengandung nilai estetika. Sedangkan setiap manusia menyukai estetika. Melalui seni orang bisa memperoleh kenikmatan secara batiniah.

Tidak ada yg bisa memastikan kapan seni mulai dikenal manusia. Namun, jejak-jejak peninggalan manusia dari masa lampau menerangkan bahwa seni tumbuh dan berkembang sejajar menggunakan perkembangan insan.

Menurut Ensiklopedia Indonesia, pengertian seni adalah penciptaan segala hal atau benda yg lantaran estetika bentuknya orang senang melihat atau mendengarnya. Tetapi tidak seluruh estetika (keindahan) itu selalu bernilai seni (artistik), lantaran kenyataannya nir semua yang indah itu bernilai seni. Banyak keindahan keindahan yang tidak termasuk dalam karya seni.

Keindahan seni adalah estetika yg diciptakan insan. Keindahan di luar kreasi insan nir termasuk estetika yang bernilai seni, contohnya estetika pantai di Bali, estetika Gunung Bromo, serta keindahan seekor burung merak. Jadi, seni adalah kreasi manusia yang mempunyai keindahan.

Bermacam jenis seni, diantaranya seni tari, seni musik, seni teater, dan seni rupa. Seni rupa merupakan hasil karya ciptaan insan, baik berbentuk 2 dimensi maupun tiga dimensi yang mengandung atau memiliki nilai estetika yang diwujudkan dalam bentuk rupa.

Seni rupa dipandang dari segi fungsinya dibagi menjadi dua gerombolan sebagai berikut.

  1. Seni rupa murni (fine art), yaitu karya seni yang hanya buat dinikmati nilai keindahannya saja. Karya seni ini bertujuan buat memenuhi kebutuhan batiniah. Seni rupa murni banyak ditemukan pada cabang seni grafika, seni lukis, dan seni patung.
  2. Seni rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang mempunyai nilai kegunaan (fungsional) sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan buat memenuhi kebutuhan mudah atau memenuhi kebutuhan seharihari secara materi, misalnya furnitur, tekstil, serta keramik.

Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa terapan bisa digolongkan sebagai dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra), Karya seni rupa terapan 2 dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai berukuran panjang serta lebar dan hanya sanggup dipandang menurut satu arah. Misalnya, wayang kulit, tenun, dan batik.
  2.  Karya seni rupa terapan 3 dimensi (trimatra), Karya seni rupa terapan 3 dimensi, yaitu karya seni rupa yg bisa ditinjau menurut segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah norma, senjata tradisional misalnya rencong dan pedang, dan patung.

Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat

Hasil karya seni rupa terapan setiap wilayah tidak sama. Setiap daerah mempunyai karakteristik khas masing masing. Benda benda seni rupa terapan yang didapatkan di berbagai wilayah, di antaranya sebagai berikut.

1. Kerajinan batik
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit serta kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat menggunakan cara melukis dengan memakai canting dan kuas pada atas kain dengan bahan lilin yg dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.

Daerah-daerah penghasil batik pada Nusantara, antara lain sebagai berikut.

a. Jawa Tengah dan Yogyakarta
Jawa Tengah adalah daerah produsen kain batik terbesar di Nusantara. Batik Jawa Tengah mempunyai corak yang khas dan sarat dengan filosofi. Daerah produsen batik di Jawa Tengah yg paling menonjol adalah Pekalongan, Solo, serta Semarang. Pusat produsen kain batik populer lainnya merupakan Yogyakarta.

1) Batik Yogyakarta dan Solo (Surakarta)
Sejarah batik Yogyakarta adalah pengembangan dari batik Solo. Hubungan berdasarkan kedua daerah tersebut sangat erat. Batik Yogyakarta serta Solo sarat filosofi serta lebih banyak didominasi warna cokelat dan biru tua. Ada sekitar 4.000 motif batik Yogyakarta, yang cukup populer, di antaranya merupakan motif parang, babon angrem, dan wahyu tumurun. Motif batik Solo, antara lain sidomukti, sidoluruh, dan lereng

2) Batik Pekalongan dan Semarang
Batik Pekalongan mempunyai ciri pesisir menggunakan corak ragam hias alami. Corak ragam hiasnya banyak menerima dampak dari Cina yang dinamis serta kaya akan warna. Batik Pekalongan banyak didominasi rona cerah, hijau, kuning, merah, dan merah muda, dan didominasi motif bunga (buketan). Batik Semarang poly didominasi rona cokelat, kuning, hijau, dan hitam menggunakan motif alam, misalnya bunga, dedaunan, serta burung.

b. Jawa Timur
Jawa Timur termasuk daerah pembuat batik, diantaranya Madura, Tulungagung, Pacitan, Ponorogo, Mojokerto, Tuban, serta lain-lain. Batik Madura mengandalkan corak bunga yg unik menggunakan pola daun-daunan. Di daerah ini masih ada beberapa motif batik tertua, yaitu ramok, sebar jagab, rumput laut, okel, dan panji lintrik. Warna yg digunakan kebanyakan diambil dari bahan alam menggunakan warna yang mencolok.
Batik Tulungagung berwarna sogan (cokelat) serta biru tua dengan motif Lung (tumbuhan) dan bunga. Untuk batik Tuban, yang relatif dikenal adalah batik gedog yang berciri khas golongan batik pesisir. Motif ini didominasi motif burung dan bunga. Sedangkan batik Banyuwangi lebih dikenal dengan motif batik gajah uling, menggunakan dasar kain berwarna putih.

c. Jawa Barat
Daerah produsen batik di Jawa Barat, diantaranya Cirebon dan Tasikmalaya. Batik Cirebon memiliki kekhasan sendiri, yaitu motif mega mendung yg kaya akan rona seperti cokelat, ungu, biru, hijau, merah, serta hitam. Batik Tasikmalaya yang sangat terkenal merupakan batik sarian yang adalah gugusan beberapa motif adonan menurut motif kumeli, rereng, burung, kupu-kupu, serta bunga.
Batik tulis spesial Tasikmalaya banyak memakai rona dasar merah, kuning, ungu, biru, hijau, dan
sogan. Motifnya lebih poly natural (alam).

d. Bali
Daerah penghasil batik di Bali, antara lain Gianyar dan Denpasar. Corak batik Bali banyak kesamaan
gaya menggunakan batik di Jawa. Tetapi batik Bali menggunakan warna-rona yg lebih cerah.

e. Sumatra
Daerah pembuat batik Sumatra diantaranya Padang (Sumatra Barat) dan Jambi. Padang populer dengan batik tanah liek. Bahan pewarna batik Sumatra umumnya dari menurut bahan-bahan alami, termasuk akar-akaran yang dicampur tanah liat sebagai akibatnya memiliki ciri spesial tersendiri.

f. Kalimantan
Salah satu penghasil batik populer di Kalimantan merupakan Banjarmasin (Kalimantan Timur). Kain batik yg digunakan adalah berjenis santung,katun, sutra, yuyur, dan satin. Batik
Banjarmasin mempunyai motif yang bervariatif serta banyak mengambil objek alam. Motif-motif batik Banjar,antara lain berbentuk irisan daun pudak, daun bayam, serta fungi mini .

2. Kerajinan ukir
Kerajinan ukir pada Nusantara, diantaranya berupa seni ukir kayu dan seni ukir logam. Daerah-wilayah produsen kerajinan ukir kayu di Nusantara, pada antaranya adalah Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan, Papua, Madura, dan Sumatra.
Kerajinan ukir logam terbuat berdasarkan perak, tembaga, emas,serta kuningan. Proses pembuatan kerajinan logam banyak menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan penyepuhan. Daerah produsen kerajinan logam di Nusantara, antara lain Jawa Tengah dan Yogyakarta.

3. Kerajinan anyaman
Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda gunakan maupun benda hias. Anyaman dibentuk dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, diantaranya bambu, rotan, daun mendong, serta janur.
Bahan-bahan sintetis yg digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas. Daerah pembuat kerajinan
anyaman, antara lain Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya,dan Tangerang.

4. Kerajinan topeng
Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yg mampu digunakan buat keperluan perlengkapan tari serta hiasan. Kerajinan topeng umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng di Nusantara, diantaranya Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta, dan Bandung. Setiap daerah mempunyai karakteristik spesial topeng yang tidak sama.

5. Kerajinan tenun
Tenun adalah hasil kerajinan tradisional yg dibuat menggunakan teknik serta indera spesifik. Kerajinan tenun banyak masih ada pada Kalimantan, Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi, serta Palembang. Motif yg dibuat pun berlainan pada setiap wilayah. Berbagai motif tenun dari Palembang, diantaranya mawar Jepang, anggun anggun, bintang berantai, nago besaung, serta bunga cino.
Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat serta tenun songket. Keduanya tidak sama pada teknik serta bahan yang dipakai. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk serta cukit.

6. Kerajinan wayang
Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal berdasarkan budaya Hindu India. Wayang dibentuk buat seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan.jenis wayang terdiri atas wayang kulit yg terbuat berdasarkan kulit kerbau serta wayang golek yang terbuat berdasarkan kayu.
Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya Bali, Yogyakarta, serta Surakarta.

7. Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang berbahan dasar menurut tanah. Hasil kerajinan keramik sangat majemuk, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah produsen kerajinan keramik yg terkenal pada Nusantara, pada antaranya Kasongan (Yogyakarta), Sompok, dan Mayong (Jepara).


Apresiasi Keunikan Gagasan Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Taraf apresiasi rakyat terhadap karya seni perlu ditingkatkan pemahamannya melalui aneka macam aktivitas dan pendidikan seni. Apresiasi (bahasa Inggris appreciate) merupakan menghargai atau menilai. Bagi murid, pelajaran apresiasi sangat penting untuk menumbuhkan kepekaan estetis, menumbuhkan kreativitas, belajar menghargai karya seni, dan melatih murid buat menumbuhkan kecintaan dan
keaktifan dalam banyak sekali kegiatan seni.

Apresiasi muncul sehabis melihat dan mengamati aneka macam bentuk karya seni yang diciptakan, termasuk karya seni rupa terapan wilayah setempat. Kegiatan apresiasi dapat berupa apresiasi aktif serta apresiasi pasif. Seorang seniman yang aktif berkarya mampu dikatakan melakukan apresiasi aktif, sedangkan warga yg bertindak menjadi pengagum atau pengamat karya seni digolongkan dalam apresiasi pasif.

Seni rupa terapan wilayah setempat menggunakan segenap keunikan gagasannya patut mendapatkan apresiasi, baik secara aktif juga pasif. Gagasan (ilham kreatif) tersebut merupakan awal proses penciptaan karya seni, termasuk karya seni rupa terapan daerah setempat yang diciptakan menurut nilai guna tanpa mengesampingkan nilai seni.
Dalam penciptaan karya seni tadi, masing-masing wilayah memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri, baik dalam teknik maupun ketersediaan bahan yg terdapat di sekitarnya.

Teknik yang dipakai dalam pembuatan karya seni rupa terapan daerah setempat kebanyakan masih tradisional dan dibuat menggunakan keterampilan tangan. Misalnya, buat membuat keramik, seorang pengrajin keramik cukup memakai teknik putar dengan menggunakan indera yang terbuat dari kayu. Pengrajin ukir kayu cukup menggunakan indera pahat sederhana buat mengukir. Teknik pembuatan karya seni rupa terapan daerah setempat terdiri atas karya seni rupa terapan dua dimensi serta tiga dimensi.

1. Dua dimensi
Teknik pembuatan karya seni rupa terapan daerah setempat menggunakan wujud dua dimensi, diantaranya menjadi berikut.

a. Teknik kerajinan kain batik
Teknik membatik telah mengalami perkembangan tanpa meninggalkan teknik usang yg sudah diwariskan secara turun-temurun. Teknik batik yang kita kenal di Nusantara, diantaranya sebagai berikut.

  1. Batik tulis, yaitu batik yg dibentuk menggunakan teknik menggambar motif di atas kain memakai canting. Canting merupakan indera spesifik untuk menggambar motif batik di atas kain yg berisi cairan lilin atau malam panas buat menutup bagianbagian eksklusif sinkron menggunakan pola yang dibentuk. Batik tulis memiliki keunggulan nilai seni dibandingkan dengan batik yang lain.
  2. Batik cap, yaitu batik yang dibentuk menggunakan menggunakan teknik cap (stempel), umumnya dibuat berdasarkan tembaga serta ditambahkan malam (cairan lilin panas).
  3. Batik sablon, yaitu batik yang dibentuk menggunakan menggunakan klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuat klise lalu dicetak.
  4. Batik printing, yaitu batik yang dibentuk dengan teknik printing atau menggunakan indera mesin. Teknik pembuatannya mirip menggunakan batik sablon.
  5. Batik lukis, yaitu batik yg dibentuk dengan teknik melukiskan eksklusif pada atas kain. Alat yg dipakai dan motif yg dibentuk pun lebih bebas.

b. Teknik kerajinan wayang kulit
Wayang kulit dibuat dengan teknik pahat dan sungging (digambar) menggunakan bahan cat serta indera sederhana. Desain wayang kulit dibentuk sesuai menggunakan pakem yang telah ditetapkan dari warisan nenek moyang.

c. Teknik kerajinan kain tenun
Kain tenun dibentuk dengan cara memintal benang sedikit demi sedikit menggunakan alat tenun, hingga menjadi kain dengan ragam hias yg latif. Alat tenun terbuat dari kayu atau bambu.

d. Teknik kerajinan sulaman atau bordir
Sulaman atau bordir dibuat menggunakan menggunakan mesin jahit atau dengan teknik tusuk jarum.

2. Tiga dimensi
Teknik pembuatan karya seni rupa terapan wilayah setempat menggunakan wujud tiga dimensi, antara lain menjadi berikut.

a. Teknik cetak (cor tuang)
Teknik cetak untuk pembuatan karya seni terapan, yaitu tuang berulang (bivalve)serta masukkan sekali pakai (a cire perdue). Teknik bivalvemenggunakan 2 jenis cetakan yang terbuat menurut batu, gips, serta semen yg bisa dipakai berulang-ulang sinkron kebutuhan. Teknik bivalvesering dipakai untuk mencetak benda-benda sederhana yg nir terlalu rumit pembuatannya. Sedangkan teknik a cire perduebiasanya memakai benda berdasarkan logam (tembaga, besi) yg bentuk dan hiasannya lebih rumit.

b. Teknik pahat/ukir
Teknik ini dipakai buat memahat, menggores, menoreh, serta membentuk pola bagian atas benda.
Bahan-bahan yang bisa diukir atau dipahat, antara lain kayu, batu, atau bahan lain yang homogen. Alat yang dipakai untuk mengukir merupakan tatah (pahat ukir) yang terbuat dari besi atau baja. Hasil karya seni menurut pahat ukir, diantaranya masih ada dalam alat-alat kebutuhan tempat tinggal tangga, misalnya kursi, meja, lemari, serta hiasan dinding.

c. Teknik tempa
Teknik tempa umumnya digunakan buat menciptakan benda-benda menurut logam (besi, baja, serta kuningan). Logam terlebih dahulu dipanaskan di perapian spesifik lalu ditempa (dibentuk) sinkron keinginan. Contoh benda-benda tradisional menurut hasil teknik tempa adalah aneka senjata tradisional serta benda-benda perhiasan.

d. Teknik anyaman
Hasil karya seni rupa terapan yg menggunakan teknik anyaman, misalnya tikar, topi, tas, kipas, dan
benda-benda hiasan lainnya. Bahan yg digunakan buat menciptakan anyaman terdiri atas bahan alam,
seperti rotan, bambu, serat kayu, dan eceng gondok

Ringkasan
  • Seni rupa merupakan hasil karya ciptaan manusia, baik berbentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang mengandung atau memiliki nilai keindahan dan diwujudkan dalam bentuk rupa.
  • Seni rupa dilihat menurut segi fungsi dibagi sebagai 2 gerombolan , yaitu seni rupa murni serta seni rupa terapan.
  • Karya seni rupa terapan berdasarkan wujud fisiknya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu karya seni rupa terapan 2 dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimarta).
  • Seni rupa terapan daerah setempat menggunakan segenap keunikan gagasannya patut menerima apresiasi, baik secara aktif maupun pasif.
  • Teknik pembuatan karya seni dua dimensi memakai teknik batik, pahat dan sungging, pintal, dan tusuk jarum. Teknik karya seni 3 dimensi menggunakan teknik cetak, pahat atau ukir, tempa, serta anyaman

CONTOH SOAL SOSIOLOGI PAKET C SMA KELAS X SEMESTER I

Soal Essay:
Jawablah pertanyaan berikut menggunakan jelas serta tepat
1. Jelaskan pengertian kebudayaan baik secara etimologi maupun menurut konsep ilmu pengetahuan
2. Budaya berkaitan dengan situasi rakyat, Bagaimana pendapat anda tentang hal tersebut?
3. Apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa kebudayaan diperoleh berdasarkan proses belajar?
4. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan dinyatakan membantu manusia. Bagaimana berdasarkan anda?
5. Mengapa bahasa dipercaya menjadi galat satu unsur kebudayaan?
6. Apa yang dimaksud menggunakan sistem religi? Apakah sama atau berbeda dengan agama?
7. Bagaimana disparitas antara kebudayaan tandingan dan kebudayaan menyimpang?
8. Apa yang terjadi pada proses sosialisasi? Bagaimana dalam kebudayaan keseharian Anda?
9. Bagaimana disparitas internalisasi serta pengenalan?
10. Uraikan secara singkat mengenai dinamika kebudayaan
Soal Pilihan Ganda:
1. Kebudayaan dari berdasarkan kata budayah, yang ialah: ....
a. Peradaban
b. Akal
c. Gagasan
d. Peralatan
e. Ciptaan
2. Kebudayaan merupakan holistik yang kompleks termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan, kepercayaan , kesenian, moral, hukum, tata cara istiadat, dan kemampuan lainnya, dan kebiasaan yg didapatkan insan menjadi anggota warga . Pengertian tersebut adalah pengertian kebudayaan berdasarkan ...
a. Selo Soemardjan
b. Koentjaraningrat
c. E.B. Taylor
d. Ralph Linton
e. Kluckhohn dan Kelly
3. Kebudayaan yg dimiliki oleh setiap rakyat diklaim ...
a. Universal
b. Superorganik
c. Substansi
d. Substitusi
d. Khusus
4. Sistem agama muncul berdasarkan adanya keterbatasan insan buat tahu ...
a. Agama
b. Perkawinan
c. Kebudayaan
d. Kejadian alam
e. Kebiasaan
5. Beriukut yg temasuk seni rupa, yaitu ...
a. Prosa
b. Pahat
c. Tari
d. Drama
e. Novel
6. Menurut pengalaman, unsur-unsur kebudayaan yang paling sulit berubah adalah ...
a. Sistem pengetahuan
b, sistem mata pencaharian
c. Sistem organisasi kemasyarakatan
d. Sistem teknologi dan peralatan
e. Sistem agama dan relegi
7. Pengertian kebudayaan dalam bahasa Inggris, yaitu culture yg adalah ...
a. Kemampuan manusia buat berpikir
b. Memasak atau mengerjakan
c. Segala daya dan aktivitas manusia untuk mengokah alam
d. Segala kegiatan manusia buat mengganti diri
e. Segala aktivitas manusia supaya lebih baik
8. Pakaian, perumahan, dan mobil termasuk pada unsur kebudayaan ...
a. Sistem kepercayaan
b. Sistem kesenian
c. Sistem ekonomi
d. Sistem pengetahuan
e. Teknologi
9. Kepercayaan yang menganggap kudus hewan eksklusif dianggap ...
a. Totemisme
b. Sukuisme
c. Animisme
d. Shamamisme
e. Dinamisme
10. Nilai gagasan utama yang wajib sahih-benar dihayati oleh pendukung kebudayaan yg bersangkutan pada kurun ketika eksklusif adalah substansi budaya berupa ...
a. Sistem budaya
b. Sistem pengetahuan
c. Persepsi
d. Etos
e. Kepercayaan
11.kebudayaan adalah sejumlah pengetahuan, perilaku serta norma berperilaku yg bersiklus serta dimiliki serta diwariskan sang antaranggota suatu warga . Pengertian tadi dikemukakan oleh ...
a. Koentjaraningrat
b. Selo Soemardjan
c. E.B. Taylor
d. Ralph Linton
e. Kluckhohn
12. Pengertian kebudayaan berdasarkan Selo Soemardjan merupakan ...
a. Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan output karya manusia
b. Kebudayaan adlaah sejumlah pengetahuan sikap, serta norma berperilaku rakyat.
c. Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia
d. Kebudayaan merupakan seluruh rencana hidup yg tercipta secara historis
e. Kebudayaan merupakan holistik yang kompleks yg di dalamnya termasuk ilmu pengetahuan, agama, kesenian, moral, hukum, adat norma, dan kemampuan lainnya.
13. Karya manusia membuat kebudayaan
a. Ide
b. Nilai
c. Norma
d. Gagasan
e. Kebendaan
14. Kebudayaan yang disebut kebudayaan rohaniah merupakan ...
a. Rasa dan cipta
b. Rasa serta karya
c. Cipta serta karya
d. Cipta
e. Karya
15. Cultural universal merupakan ...
a. Unsur kebudayaan yg menyeluruh
b. Adonan aneka macam kompleks budaya
c. Unsur budaya yang paling kecil
e. Campuran menurut item-item
e. Campuran berdasarkan trait-trait
16. Unsur kebudayaan yang paling mini disebut ...
a. Cultural universal
b. Item
c. Trait
d. Kompleks budaya
e. Aktivitas budaya
17. Keluarga luas diklaim pula ...
a. Nuclear family
b. Entended family
c. Famili inti
d. Keluarga batih
e. Famili tunggal
18. Perkawinan yg mengharuskan seseorang menikah dengan orang yg dari dari pada grup diklaim ...
a. Poligami
b. Monogami
c. Eksogami
d. Endogami
e. Poliandri
19. Sistem hubungan yang menggunakan satu garis keturunan disebut ...
a. Bilineal
b. Blateral
c. Unilineal
d. Matrilineal
e. Patrilineal
20. Suku Jawa umumnya memakai sistem hubungan ...
a. Unilineal
b. Bilineal
c. Matrilineal
d. Patrilineal
e. Unilateral
21. Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan, serta output kerja insan yang dijadikan milik diri manusia ...
a. Sebagai warisan biologis
b. Yg dibawa sifat lahir
c. Yg inheren pada diri manusia menjadi organisme
d. Dengan belajar
e. Yg bersifat positif
22. Salah satu karakteristik kebudayaan adalah bahwa kebudayaan itu didasarkan pada simbol. Maksud menurut simbol merupakan ...
a. Sesuatu yang nilai dan maknanya dipengaruhi sang yang menggunakan
b. Sesuatu yang nilai dan maknanya ditentukan secara intrinsik
c. Sesuatu yg mempunyai makna yg sama menggunakan tanda
d. Sesuatu yang nilai dan maknanya dipengaruhi secara indrawi
e. Sesuatu yg nilai dan maknanya ditentukan bedasarkan bentuk fisiknya.
23. Kebudayaan kebendaan berupa indera-alat dan teknologi yg dibutuhkan oleh rakyat untuk menguasai alam dalam definisi kebudayaan dari Selo Soemardjan termasuk dalam bagian yang disebut ...
a. Karya
b. Rasa
c. Jiwa
d. Karsa
e. Cipta
24. Perbuatan individu yg sinkron dengan kebudayaan masyarakat dengan mudah bisa dipahami oleh individu yg lain pada rakyat yg sama. Hal ini sinkron dengan karakteristik kebudayaan sabagai ...
a. Hasil belajar
b. Milik beserta masyarakat
c. Didasarkan dalam simbol
d. Kesatuan yg saling berhubungan
e. Sifat superorganik
25. Dari sekian banyak simbol sebagai dasar kebudayaan, yang penting adalah ...
a. Bahasa
b. Benda
c. Warna
d. Tanda
e. Suara
26. Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan sang Emile Durkheim digambarkan sebagai suatu kompleks gagasan yg dimiliki oleh dan mengikat sebagian besar warga rakyat yg diklaim sebagai ...
a. Pikiran kolektif
b. Penekanan kebudayaan
c. Etos kebudayaan
d. Fungsi unsur kebudayaan
e. Kebudayaan khusus
27. Transaksi jual beli antara pedagang serta konsumen adalah wujud dari sistem ekonomi atau mata pencaharian yg beurpa ...
a. Sistem sosial
b. Wujud ideal kebudayaan
c. Artifak
d. Sistem budaya
e. Wujud kebudayaan konkret
28. Dalam struktur kebudayaan yg disusun sang Ralph Linton, ekonomi pertanian, pertanian, peternakan, perdagangan, seni rupa, seni tari, serta seni suara merupakan unsur kebudayaan ...
a. Cultural universals
b. Cultural activity
c. Trait complexes
d. Traits
e. Items
29. Konsep dinamika kebudayaan memandang kebudayaan menjadi ...
a. Bagian dari kehidupan manusia
b. Sesuatu yang pasti atau mengalami perubahan
c. Sesuatu yg bersifat statis
d. Sesuatu yang bersifat superorganik
e. Hasil interaksi sosial manusia.
30. Diantara unsur-unsur kebudayaan ada yang sangat digemari rakyat warga sehingga tampak digemari masyarakat rakyat sebagai akibatnya tampak seolah-olah paling mendominasi seluruh kehidupan masyarakat. Unsur-unsur demikian diklaim ...
a. Etos kebudayaan
b. Wujud kebudayaan
c. Penekanan kebudayaan
d. Fungsi kebudayaan
e. Jiwa kebudayaan.  

SOAL SOSIOLOGI UK DINAMIKA KEBUDAYAAN KELAS XI

Soal Essay:
Jawablah pertanyaan berikut menggunakan kentara dan tepat
1. Jelaskan pengertian kebudayaan baik secara etimologi maupun berdasarkan konsep ilmu pengetahuan
2. Budaya berkaitan menggunakan situasi masyarakat, Bagaimana pendapat anda tentang hal tadi?
3. Apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa kebudayaan diperoleh dari proses belajar?
4. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan dinyatakan membantu manusia. Bagaimana dari anda?
5. Mengapa bahasa dipercaya sebagai galat satu unsur kebudayaan?
6. Apa yg dimaksud dengan sistem religi? Apakah sama atau tidak selaras dengan agama?
7. Bagaimana perbedaan antara kebudayaan tandingan serta kebudayaan menyimpang?
8. Apa yang terjadi dalam proses sosialisasi? Bagaimana dalam kebudayaan keseharian Anda?
9. Bagaimana perbedaan internalisasi serta sosialisasi?
10. Uraikan secara singkat tentang dinamika kebudayaan!
Soal Pilihan Ganda:
1. Kebudayaan dari menurut istilah buddayah, yg ialah: ....
a. Peradaban
b. Akal
c. Gagasan
d. Peralatan
e. Ciptaan
2. Kebudayaan merupakan keseluruhan yg kompleks termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan, kepercayaan , kesenian, moral, hukum, istiadat tata cara, serta kemampuan lainnya, dan kebiasaan yang dihasilkan insan sebagai anggota masyarakat. Pengertian tadi merupakan pengertian kebudayaan dari ...
a. Selo Soemardjan
b. Koentjaraningrat
c. E.B. Taylor
d. Ralph Linton
e. Kluckhohn serta Kelly
3. Kebudayaan yg dimiliki sang setiap rakyat dianggap ...
a. Universal
b. Superorganik
c. Substansi
d. Substitusi
d. Khusus
4. Sistem kepercayaan timbul menurut adanya keterbatasan insan buat memahami ...
a. Agama
b. Perkawinan
c. Kebudayaan
d. Peristiwa alam
e. Kebiasaan
5. Beriukut yg temasuk seni rupa, yaitu ...
a. Prosa
b. Pahat
c. Tari
d. Drama
e. Novel
6. Menurut pengalaman, unsur-unsur kebudayaan yg paling sulit berubah merupakan ...
a. Sistem pengetahuan
b, sistem mata pencaharian
c. Sistem organisasi kemasyarakatan
d. Sistem teknologi dan peralatan
e. Sistem agama dan relegi
7. Pengertian kebudayaan pada bahasa Inggris, yaitu culture yg adalah ...
a. Kemampuan manusia buat berpikir
b. Mengolah atau mengerjakan
c. Segala daya dan kegiatan manusia untuk mengokah alam
d. Segala aktivitas manusia untuk mengganti diri
e. Segala aktivitas insan agar lebih baik
8. Pakaian, perumahan, dan mobil termasuk dalam unsur kebudayaan ...
a. Sistem kepercayaan
b. Sistem kesenian
c. Sistem ekonomi
d. Sistem pengetahuan
e. Teknologi
9. Kepercayaan yang menganggap kudus hewan eksklusif dianggap ...
a. Totemisme
b. Sukuisme
c. Animisme
d. Shamamisme
e. Dinamisme
10. Nilai gagasan utama yang harus benar-sahih dihayati oleh pendukung kebudayaan yg bersangkutan pada kurun saat tertentu adalah substansi budaya berupa ...
a. Sistem budaya
b. Sistem pengetahuan
c. Persepsi
d. Etos
e. Kepercayaan
11.kebudayaan merupakan sejumlah pengetahuan, sikap dan kebiasaan berperilaku yang terpola serta dimiliki dan diwariskan oleh antaranggota suatu masyarakat. Pengertian tersebut dikemukakan sang ...
a. Koentjaraningrat
b. Selo Soemardjan
c. E.B. Taylor
d. Ralph Linton
e. Kluckhohn
12. Pengertian kebudayaan berdasarkan Selo Soemardjan adalah ...
a. Kebudayaan merupakan holistik sistem gagasan, tindakan, dan output karya manusia
b. Kebudayaan adlaah sejumlah pengetahuan sikap, serta norma berperilaku rakyat.
c. Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia
d. Kebudayaan merupakan seluruh planning hidup yang tercipta secara historis
e. Kebudayaan adalah holistik yang kompleks yg di dalamnya termasuk ilmu pengetahuan, agama, kesenian, moral, aturan, adat tata cara, serta kemampuan lainnya.
13. Kebudayaan yg disebut kebudayaan rohaniah merupakan ...
a. Rasa dan cipta
b. Rasa dan karya
c. Cipta serta karya
d. Cipta
e. Karya
14. Karya manusia menghasilkan kebudayaan
a. Ide
b. Nilai
c. Norma
d. Gagasan
e. Kebendaan
15. Cultural universal merupakan ...
a. Unsur kebudayaan yang menyeluruh
b. Campuran aneka macam kompleks budaya
c. Unsur budaya yang paling kecil
e. Adonan berdasarkan item-item
e. Adonan berdasarkan trait-trait
16. Unsur kebudayaan yg paling mini disebut ...
a. Cultural universal
b. Item
c. Trait
d. Kompleks budaya
e. Aktivitas budaya
17. Keluarga luas disebut juga ...
a. Nuclear family
b. Entended family
c. Keluarga inti
d. Keluarga batih
e. Famili tunggal
18. Perkawinan yg mengharuskan seseorang menikah dengan orang yang berasal menurut dalam gerombolan dianggap ...
a. Poligami
b. Monogami
c. Eksogami
d. Endogami
e. Poliandri
19. Sistem korelasi yg memakai satu garis keturunan diklaim ...
a. Bilineal
b. Blateral
c. Unilineal
d. Matrilineal
e. Patrilineal
20. Suku Jawa umumnya memakai sistem relasi ...
a. Unilineal
b. Bilineal
c. Matrilineal
d. Patrilineal
e. Unilateral
21. Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan adalah holistik sistem gagasan tindakan, dan output kerja manusia yang dijadikan milik diri insan ...
a. Menjadi warisan biologis
b. Yang dibawa sifat lahir
c. Yang inheren pada diri insan sebagai organisme
d. Menggunakan belajar
e. Yg bersifat positif
22. Salah satu karakteristik kebudayaan merupakan bahwa kebudayaan itu berdasarkan dalam simbol. Maksud menurut simbol adlaah ...
a. Sesuatu yg nilai serta maknanya dipengaruhi oleh yang menggunakan
b. Sesuatu yg nilai serta maknanya dipengaruhi secara intrinsik
c. Sesuatu yg mempunyai makna yg sama menggunakan tanda
d. Sesuatu yg nilai dan maknanya dipengaruhi secara indrawi
e. Sesuatu yang nilai dan maknanya ditentukan bedasarkan bentuk fisiknya.
23. Kebudayaan kebendaan berupa alat-alat dan teknologi yang diharapkan sang masyarakat buat menguasai alam pada definisi kebudayaan menurut Selo Soemardjan termasuk dalam bagian yg dianggap ...
a. Karya
b. Rasa
c. Jiwa
d. Karsa
e. Cipta
24. Perbuatan individu yg sesuai menggunakan kebudayaan masyarakat dengan mudah bisa dipahami oleh individu yang lain pada rakyat yg sama. Hal ini sinkron dengan ciri kebudayaan sabagai ...
a. Hasil belajar
b. Milik bersama masyarakat
c. Didasarkan dalam simbol
d. Kesatuan yg saling berhubungan
e. Sifat superorganik
25. Dari sekian poly simbol menjadi dasar kebudayaan, yang krusial adalah ...
a. Bahasa
b. Benda
c. Warna
d. Tanda
e. Suara
26. Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan oleh Emile Durkheim digambarkan sebagai suatu kompleks gagasan yang dimiliki sang serta mengikat sebagian akbar masyarakat masyarakat yg dianggap sebagai ...
a. Pikiran kolektif
b. Penekanan kebudayaan
c. Pandangan hidup kebudayaan
d. Fungsi unsur kebudayaan
e. Kebudayaan khusus
27. Transaksi jual beli antara pedagang dan konsumen adalah wujud dari sistem ekonomi atau mata pencaharian yang beurpa ...
a. Sistem sosial
b. Wujud ideal kebudayaan
c. Artifak
d. Sistem budaya
e. Wujud kebudayaan konkret
28. Dalam struktur kebudayaan yang disusun oleh Ralph Linton, ekonomi pertanian, pertanian, peternakan, perdagangan, seni rupa, seni tari, serta seni bunyi merupakan unsur kebudayaan ...
a. Cultural universals
b. Cultural activity
c. Trait complexes
d. Traits
e. Items
29. Konsep dinamika kebudayaan memandang kebudayaan sebagai ...
a. Bagian berdasarkan kehidupan manusia
b. Sesuatu yg niscaya atau mengalami perubahan
c. Sesuatu yg bersifat statis
d. Sesuatu yang bersifat superorganik
e. Hasil interaksi sosial insan.
30. Diantara unsur-unsur kebudayaan ada yang sangat digemari rakyat masyarakat sehingga tampak digemari rakyat masyarakat sebagai akibatnya tampak seolah-olah paling mendominasi semua kehidupan rakyat. Unsur-unsur demikian diklaim ...
a. Etos kebudayaan
b. Wujud kebudayaan
c. Penekanan kebudayaan
d. Fungsi kebudayaan
e. Jiwa kebudayaan.  

MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDIDIKAN

Mengajar Dan Belajar Dalam Standar Proses Pendidikan 
Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks ( a highly complexion process). Di sebut kompleks lantaran pada tuntut dari adanya kemampuan pprofesional, personal, dan sosio cultural secara terpadu pada proses belajar- mengajar. Di katakan kompleks juga karena pada tuntut penguasaan materi serta metode, teori dan praktik pada hubungan anak didik. Di katakan kompleks pula lantaran mengandung unsur-unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai, dan keterampilan pada proses belajar- mengajar.

Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang menungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yg saling menghipnotis, yakni tujuan instruksional yg ingin di capai, materi yg pada ajarkan, guru serta murid yang wajib memainkan peranannya pada hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yg pada lakukan, dan wahana dan prasarana belajar-mengajar yg tersedia.

Setiap sistem lingkungan atau setiap insiden belajar-mengajar mempunyai profil yg unik, yg mengakibatkan tercapinya tujuan-tujuan yg tidak sinkron. Atau, jika pada katakan secara terbalik, buat mencapai tujuan belajar eksklusif wajib pada ciptakan sistem lingkungan yang eksklusif juga.

Tujuan belajar yang pencapaiannya di sebaiknya secara eksplisit dengan tindakan instruksional tertentu di namakan instruksional effect. Sedangkan tujuan – tujuan yg adalah penggiring, yang tercapainya karena siswa menghidupi suatu sistem lingkungan belajar tertentu pada namakan nurturant effect.

Proses pembelajaran itu sendiri dari Standar Proses Pendidikan merupakan aktivitas yang nir hanya menekankan kiprah pengajar di dalamnya, namun siswa harus di jadikan subjek atau prilaku dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu paradigma yg keliru mengenai pembelajaran selama itu harus pada ubah serta di sesuaikan dengan Standar Proses Pendidikan ( SPP ).

MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDIDIKAN
A. MENGAJAR
1. Konsep mengajar
Konsep mengajar pada proses perkembangannya masih di anggap sebagai suatu aktivitas penyampaian atau penyerahan ilmu pengetahuan. Pandangan semacam ini masih generik pada pakai pada kalangan guru. Hasil penelitian dan pendapat para pakar sekarang lebih menyempurnakan konsep tradisional di atas.

Mengajar menurut pengertian terkini adalah suatu perbuatan yg kompleks. Perbuatan mengajar yg kompleks bisa pada terjemahkan menjadi penggunaan secara integratif sejumlah komponen yg terkandung pada perbuatan mengajar buat mengungkapkan pesan pengajaran.

1. 1 Mengajar sebagai proses membicarakan materi pelajaran
Sebagai proses membicarakan atau menanamkan ilmu pengetahuan, maka mengajar memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

1.1.1 Proses pengajaran berpusat dalam guru
Dalam kegiatan pengajaran, pengajar memegang peran yg sangat penting. Pengajar menentukan segalanya. Mau pada apakan siswa? Apa yg wajib di kuasai murid? Bagaimana cara melihat keberhasilan mengajar? Semuanya tergantung pengajar. Oleh karena itu begitu pentingnya kiprah guru maka proses pembelajaran baru akan berlangsung apabila ada guru.

1.1.2 Siswa sebagai objek belajar
Konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran menempatkan murid sebagai objek yg harus menguasai bahan ajar. Mereka di anggap menjadi organisme pasif yang belum tahu apa yg wajib di pahami, sehingga melalui proses pembelajaran mereka di tuntut memahami segala sesuatu yang di berikan pengajar.

1.1.tiga Kegiatan pedagogi terjadi dalam tempat serta ketika tertentu
Proses pedagogi berlangsung dalam loka eksklusif, misalnya pada dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga anak didik hanya belajar jika hanya terdapat kelas yang telah pada desain sedemikian rupa buat loka pembelajaran.

1.1.4 Tujuan primer pedagogi adalah penguasaan materi pelajaran
Keberhasilan suatu proses pembelajaran pada ukur menurut sejauh mana murid bisa menguasai materi pelajaran yg pada sampaikan sang pengajar. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yg di berikan pada sekolah.

1.dua Mengajar menjadi proses mengatur lingkungan
Terdapat beberapa ciri menurut konsep mengajar menjadi proses mengatur lingkungan. Antara lain :

1.2.1 Mengajar berpusat dalam murid (Student centered)
Mengajar nir pada tentukan oleh kesukaan guru, akan namun sangat pada tentukan sang siswa itu sendiri. Hendak belajar apa murid menurut topik yg pada pelajari, bagaimana cara mempelajarinya, bukan hanya pengajar yg menetukan tetapi pula siswa

1.dua.2 Siswa sebagai subjek belajar
Siswa tidak hanya pada anggap menjadi organisme pasif yang hanya menjadi penerima fakta, akan namun pada pandang sebagai organisme yg aktif yg memiliki potensi buat berkembang.

1.2.tiga Proses pembelajaran berlangsung pada mana saja
Siswa dapat menggnakan aneka macam tempat untuk belajar. Lantaran tempat juga sangat menunjang proses pembelajaran. Intinya pembelajaran bukan hanya di laksanakan pada dalam kelas namun pada laksanakan sinkron dengan keadaan.

1.2.4 Pembelajaran berorientasi dalam pencapaian tujuan
Tujuan pembelajaran bukan hanya agar murid menguasai bahan ajar, tetapi lebih luas dari dalam itu bahwa tujuan belajar adalah agar anak didik merubah pola perilakunya menuju arah yang lebih baik.

2. Pengertian mengajar
Menurut S Nasution (2000); Mengajar merupakan suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya serta menghubungkannya menggunakan anak sebagai akibatnya terjadilah proses belajar. Di katakan juga mengajar merupakan membentuk syarat yg aman buat berlangsungnya aktivitas belajar mengajar bagi anak didik. 

3. Perlunya perubahan kerangka berpikir mengenai mengajar
Apakah mengajar menjadi proses menanamkan ilmu pengetahuan masih berlaku dalam abad teknologi kini ini ? Bagaimana seandainya guru tidak berhasil menanamkan pengetahuan kepada orang yg di ajarnya juga pada anggap orang tersebut sudah mengajar? Lalu, bila begitu apa kriteria keberhasilan mengajar ? Apakah mengajar hanya di tentukan oleh seberapa akbar pengetahuan yang telah pada sampaikan ?

Pandangan mengajar yg hanya sebatas membicarakan ilmu pengetahuan itu di anggap telah nir sesuai lagi menggunakan keadaan. Hal itu bisa kita lihat berdasarkan 3 alasan penting. Alasan inilah yag lalu menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas membicarakan bahan ajar pada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.

Pertama, anak didik bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini , tetapi mereka merupakan organisme yang sedang berkembang. Pengajar nir lagi memposisikan diri menjadi asal belajar yg bertugas menyampaikan warta, tetapi harus berperan menjadi pengelola sumber belajar buat pada manfaatkan murid itu sendiri.

Kedua, Ledakan ilmu pengetahuan menyebabkan kecenderungan setiap orang nir mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Belajar nir hanya sekadar menghafal kabar, menghafal rumus-rumus, namun bagaimana menggunakan fakta serta pengetahuan itu buat mengasah kemampuan berfikir.

Ketiga, inovasi-inovasi baru khususnya dalam bidang psikologi, menyebabkan pemahaman baru tentang konsep perubahan tingkah laris insan. Manusia dalam hakikatnya memiliki potensi dan dengan dasar potensi itulah insan mampu menyebarkan dirinya. Dengan kata lain bahwa siswa bukan lagi pada jadikan objek pasif namun siswa wajib aktif pada melakukan kegiatan belajar.

Ketiga hal di atas menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar jangan di artikan menjadi proses membicarakan materi pembelajaran, tetapi lebih pada pandang sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar sesuai menggunakan kemampuan serta potensi yg di milikinya.

4. Makna mengajar pada Standar Proses Pendidikan
Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekadar menyampaikan materi ajaran, akan namun pula pada maknai sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar. Makna lain yang demikian sering di istilahkan dalam pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar murid wajib di jadikan sentra berdasarkan aktivitas. Hal ini di maksudkan buat membentuk tabiat, peradaban dan peningkatan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi siswa buat menguasai kompetensi yang di harapkan. Pemberdayaan di arahkan buat mendorong pencapaian kompetensi serta perilaku khusus supaya setiap individu mampu sebagai pembelajar sepanjang hayat serta mewujudkan masyarakat belajar.

Dalam imlementasinya, walaupun kata yang di gunakan “pembelajaran”, nir berarti pengajar menghilangkan kiprahnya sebagai guru, karena secara konseptual dalam dasarnya mengajar itu jua bermakna membelajarkan murid. Mengajar – belajar adalah dua kata yg mempunyai makna tidak dapat di pisahkan. Mengajar merupakan suatu aktifitas yang dapat membuat anak didik belajar. Keterkaitan antara belajar dan mengajar menurut Jhon dewey ( Wina sanjaya , 2009) merupakan “teaching is to learning as selling and buying”. 

Dalam konteks pembelajaran, sama sekali nir berarti memperbesar peran siswa di satu pihak dan mengecilkan kiprah guru pada pihak lain. Dalam kata pembelajaran, guru tetap wajib berperan secara optimal, demikian halnya menggunakan murid. Perbedaan penguasaan serta aktifitas di atas, hanya membuktikan pada perbedaan tugas-tugas atau perlakuan guru dan anak didik terhadap materi serta proses pembelajaran. Sebagai model, waktu guru memilih proses belajar dengan menggunakan metode buzz class (diskusi kelompok kecil), yg lebih menekankan kepada aktifitas siswa maka tidak berarti peran pengajar mejadi mini . Ia akan permanen pada tuntut berperan secara optimal agar proses pembelajaran dengan metode itu mampu berjalan. Demikian pula saat guru memakai pendekatan ekspositori dalam pembelajaran, nir berarti kiprah siswa sebagai mini . Mereka harus tetap berperan secara optimal pada rangka menguasai dan memahami bahan ajar yg pada sampaikan sang pengajar.

Dari uraian pada atas, maka tampak jelas bahwa kata pembelajaran itu menunjukan dalam usaha anak didik menilik bahan pelajaran sebagai dampak perlakuan pengajar. Di sini jelas, proses pembelajaran yg di lakukan siswa nir mungkin terjadi tanpa perlakuan pengajar. Yang membedakannya hanya terletak pada peranannya saja.

Bruce well (1980) mengemukakan tiga prinsip penting pada proses pembelajaran semacam ini. Antara lain : 
  • Proses pembelajaran merupakan membangun kreasi lingkungan yg bisa menciptakan atau membarui struktur kognitif siswa 
  • Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang wajib pada pelajari 
  • Dalam proses pembelajaran harus melibatkan kiprah lingkungan sosial 

Dari aneka macam penerangan di atas, maka makna pembelajaran pada konteks baku proses pendidikan pada tunjukkan oleh beberapa ciri yg pada jelaskan menjadi berikut : 
  • Pembelajaran merupakan proses berfikir 
  • Proses pembelajaran merupakan memanfaatkan potensi otak 
  • Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat 
B. BELAJAR
1.makna Belajar
Usaha pemahaman tentang makna belajar ini akan di awali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa definisi mengenai belajar, antara lain dapat pada uraikan menjadi berikut : 
  • Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience 
  • Harold spears memberikan batasan : Learning is to observe , to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. 
  • Geoch mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice. 
Dari ketiga definisi pada atas maka bisa di terangkan bahwa belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laris atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik jikalau si subjek melakukan sesuatu, jadi nir terkesan verbalistik.

Dapat Juga pada lihat menurut arti luas bahwa belajar adalah kegiatan psiko – fisik menuju kepada perkembangan yang seutuhnya. Dalam arti sempit bisa di katakan bahwa belajar merupakan bisnis penguasaan materi ilmu pengetahuan yang adalah sebagaian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. 

Namun secara rinci belajar bisa pada katakan tahapan perubahan semua tingkah laris individu yang relatif menetap sebagai output pengalaman dan hubungan menggunakan lingkungan yg melibatkan proses kognitif. 

2. Faktor- faktor yg menghipnotis belajar
2.1. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kesamaan serta kegairahan yang tinggi atau impian yang akbar terhadap sesuatu. Minat mensugesti proses serta output belajar, tidak usah dipertanyakan jikalau seseorang nir berminat untuk menyelidiki sesuatu maka cenderung tidak dapat diperlukan bahwa dia akan berhasil dengan baik pada mengusut hal tadi. Sebaliknya kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka diperlukan bahwa hasilnya akan lebih baik. 

2.dua. Kecerdasan
Telah sebagai hal yg cukup terkenal bahwa kecerdasan besar peranannya dalam berhasil dan tidaknya seorang memeriksa sesuatu atau mengikuti sesuatu acara pendidikan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih sanggup belajar menurut pada orang yang kurang cerdas pada pada lingkungan. 

2.tiga. Bakat
Bakat adalah suatu kemampuan insan buat melakukan suatu aktivitas serta telah ada semenjak insan itu ada. Hal ini dekat menggunakan dilema intelligensia yg adalah struktur mental yang melahirkan “kemampuan” buat memahami sesuatu. 

Hampir tidak ada orang yang membantah, bahwa belajar dalam bidang yg sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Akan namun poly sekali hal-hal yg menghalangi buat terciptanya syarat yang sangat diinginkan oleh setiap orang. Dalam lingkup perguruan tinggi misalnya, tidak selalu perguruan tinggi loka seorang belajar menjanjikan studi yang sahih-benar sesuai menggunakan talenta orang tersebut.

2.4. Motivasi
Motivasi adalah syarat psikologis yg mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau kekuatan yg masih ada dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat.. Jadi motivasi belajar adalah syarat psikologis yang mendorong seseorang buat belajar.

2.5. Kemampuan-kemampuan Kognitif
Kemampuan-kemampuan kognitif yang utama merupakan persepsi, ingatan, serta berfikir. Kemampuan seorang dalam melakukan persepsi, pada mengingat, dan pada berfikir akbar pengaruhnya terhadap output belajar.

3. Prinsip- prinsip belajar
Belajar itu sangat kompleks. Hal itu bisa pada ketahui berdasarkan prinsip-prinsip belajar yg akan pada paparkan sebagai berikut : 
  • Agar seseorang sahih-benar belajar maka dia harus memiliki suatu tujuan 
  • Tujuan itu wajib timbul dari / atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena paksaan orang lain 
  • Orang itu wajib bersedia mengalami bermacam- macam kesukaran dan berusaha menggunakan tekun buat mencapai tujuan yang berharga baginya 
  • Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya 
  • Selain tujuan utama yang hendak di capai, pada perolehnya jua hasil-hasil sampingan. Misalnya beliau nir hanya bertambah terampil menciptakan soal-soal ilmu pengetahuan alam namun mempunyai minat yg lebih buat bidang studi itu. 
  • Belajar lebih berhasil menggunakan jalan berbuat 
  • Seseorang belajar secara keseluruhan 
  • Dalam belajar seseorang memerlukan bimbingan serta bantuan menurut orang lain 
  • Untuk belajar pada perlukan “Insight” 
  • Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang juga ingin mencapai tujuan lain 
  • Adanya kemauan dan asa. 
4. Arti penting belajar
4.1. Arti penting belajar bagi perkembangan manusia
Perubahan dan kemampuan buat berubah merupakan batasan serta makna yang terkandung dalam belajar. Di sebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah maka insan bisa berkembang lebih jauh menurut dalam makhluk-makhluk lainnya sebagai akibatnya ia terbebas dari kemandegan manfaatnya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksploitasi , menentukan serta tetapkan keputusan-keputusan krusial bagi hidupnya.

Banyak sekali bentuk-bentuk perkembangan yg masih ada pada diri manusia yang bergantung pada belajar, misalnya perkembangan kecakapan bicara.

4.dua. Arti krusial belajar bagi kehidupan manusia
Belajar pula memainkan peran penting dalam mempertahankan sekelompok manusia di tengah-tengah persaingan yg semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju lantaran belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa juga terjadi karena belajar.

Meskipun terdapat imbas negatif menurut belajar tetapi kegiatan belajar memiliki arti krusial, bahwa belajar berfungsi sebagai alat mempertahankan kehidupan manusia. Bahkan pada dalam Al-qur’an jua berkali –kali di tekankan agar manusia mau belajar, lantaran dengan belajar maka insan sanggup mengerti arti kebesaran Allah SWT.

5. Teori-teori belajar
5.1 Teori Behaviorisme 
Behaviorisme adalah salah satu genre psikologi yg memandang individu hanya berdasarkan sisi kenyataan jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan istilah lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu pada suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi norma yg dikuasai individu. Beberapa aturan belajar yang dihasilkan berdasarkan pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :

5.1.1 Connectionism ( S-R Bond) berdasarkan Thorndike. 
Dari eksperimen yg dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum - hukum belajar, diantaranya: 
  • Law of Readiness; Hubungan antara stimulus serta respon akan mudah terbentuk manakala terdapat kesiapan pada diri individu. 
  • Law of Exercise; ialah bahwa interaksi antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, apabila acapkali di pakai serta akan semakin berkurang bila nir pada gunakan. 
  • Law of effect; Hukum ini menunjuk pada kuat atau lemahnya hubungan stimulus respon tergantung pada dampak yang pada timbulkannya. 
5.1.dua. Classical Conditioning dari Ivan Pavlov
Dari eksperimen yg dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing membuat hukum-hukum belajar, diantaranya : 
  • Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Apabila dua macam stimulus dihadirkan secara stimulan (yang keliru satunya berfungsi menjadi reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat. 
  • Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Apabila refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun. 
5.1.tiga. Operant Conditioning berdasarkan B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus serta selanjutnya terhadap burung merpati membuat hukum-aturan belajar, antara lain : 
  • Law of operant conditining yaitu bila timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tadi akan meningkat. 
  • Law of operant extinction yaitu jika timbulnya konduite operant sudah diperkuat melalui proses conditioning tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tadi akan menurun bahkan musnah. 
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yg dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa imbas yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan sang pengaruh yang disebabkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri dalam dasarnya merupakan stimulus yg menaikkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons eksklusif, tetapi tidak sengaja diadakan menjadi pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

5.2 Teori Belajar Kognitif berdasarkan Piaget
Pendekatan teori kognitif lebih menekankan pada arti penting proses internal. Dikemukakan oleh Piaget bahwa belajar akan lebih berhasil bila diadaptasi menggunakan tahap perkembangan kognitif siswa. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen menggunakan obyek fisik, yg ditunjang sang interaksi menggunakan teman sebaya dan dibantu sang pertanyaan tilikan dari pengajar. Pengajar hendaknya poly memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi menggunakan lingkungan secara aktif, mencari serta menemukan banyak sekali hal menurut lingkungan.

5.3 Teori Pemrosesan Informasi menurut Robert Gagne
Asumsi yg mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yg sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan output kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan warta, buat kemudian diolah sebagai akibatnya menghasilkan keluaran pada bentuk output belajar. Dalam pemrosesan kabar terjadi adanya hubungan antara kondisi-kondisi internal serta syarat-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan pada diri individu yang diharapkan buat mencapai output belajar dan proses kognitif yang terjadi pada individu. Sedangkan syarat eksternal adalah rangsangan berdasarkan lingkungan yg mensugesti individu dalam proses pembelajaran.

5.4 Teori Belajar Gestalt
Teori ini tidak selaras menggunakan teori-teori terdahulu, berdasarkan Teori gestalt belajar adalah proses membuatkan insight. Insight merupakan pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Menurut teori ini bahwa belajar bukanlah mengulang-ulang yang harus di pelajari, namun mengerti/ mendapatkan insight. 

MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDIDIKAN

Mengajar Dan Belajar Dalam Standar Proses Pendidikan 
Mengajar merupakan suatu perbuatan yg kompleks ( a highly complexion process). Di sebut kompleks lantaran pada tuntut dari adanya kemampuan pprofesional, personal, serta sosio cultural secara terpadu dalam proses belajar- mengajar. Di katakan kompleks jua karena di tuntut penguasaan materi serta metode, teori dan praktik dalam hubungan murid. Di katakan kompleks juga lantaran mengandung unsur-unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai, serta keterampilan dalam proses belajar- mengajar.

Mengajar merupakan penciptaan sistem lingkungan yg menungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mensugesti, yakni tujuan instruksional yang ingin di capai, materi yg pada ajarkan, pengajar dan siswa yang wajib memainkan peranannya dalam hubungan sosial eksklusif, jenis aktivitas yg pada lakukan, serta wahana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia.

Setiap sistem lingkungan atau setiap insiden belajar-mengajar memiliki profil yg unik, yang mengakibatkan tercapinya tujuan-tujuan yang tidak sama. Atau, jikalau di katakan secara terbalik, buat mencapai tujuan belajar eksklusif wajib di ciptakan sistem lingkungan yang eksklusif pula.

Tujuan belajar yg pencapaiannya pada usahakan secara eksplisit dengan tindakan instruksional eksklusif di namakan instruksional effect. Sedangkan tujuan – tujuan yg merupakan penggiring, yang tercapainya karena anak didik menghidupi suatu sistem lingkungan belajar tertentu di namakan nurturant effect.

Proses pembelajaran itu sendiri menurut Standar Proses Pendidikan merupakan kegiatan yang tidak hanya menekankan peran guru pada dalamnya, namun anak didik wajib pada jadikan subjek atau prilaku pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu kerangka berpikir yg keliru mengenai pembelajaran selama itu harus di ubah dan di sesuaikan menggunakan Standar Proses Pendidikan ( SPP ).

MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDIDIKAN
A. MENGAJAR
1. Konsep mengajar
Konsep mengajar pada proses perkembangannya masih pada anggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan ilmu pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum di pakai pada kalangan guru. Hasil penelitian dan pendapat para ahli kini lebih menyempurnakan konsep tradisional pada atas.

Mengajar dari pengertian terkini merupakan suatu perbuatan yg kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks bisa di terjemahkan menjadi penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung pada perbuatan mengajar buat menyampaikan pesan pedagogi.

1. 1 Mengajar sebagai proses membicarakan materi pelajaran
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan, maka mengajar memiliki beberapa ciri menjadi berikut :

1.1.1 Proses pedagogi berpusat pada guru
Dalam kegiatan pengajaran, guru memegang peran yg sangat penting. Guru menentukan segalanya. Mau di apakan anak didik? Apa yg harus di kuasai anak didik? Bagaimana cara melihat keberhasilan mengajar? Semuanya tergantung pengajar. Oleh karenanya begitu pentingnya kiprah guru maka proses pembelajaran baru akan berlangsung jika ada guru.

1.1.2 Siswa menjadi objek belajar
Konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran menempatkan murid sebagai objek yg wajib menguasai materi ajar. Mereka di anggap sebagai organisme pasif yang belum tahu apa yang wajib di pahami, sehingga melalui proses pembelajaran mereka pada tuntut tahu segala sesuatu yang di berikan pengajar.

1.1.3 Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan ketika tertentu
Proses pedagogi berlangsung pada loka tertentu, misalnya pada pada kelas dengan penjadwalan yg ketat, sehingga murid hanya belajar bila hanya terdapat kelas yg telah pada desain sedemikian rupa buat loka pembelajaran.

1.1.4 Tujuan primer pedagogi merupakan dominasi materi pelajaran
Keberhasilan suatu proses pembelajaran pada ukur menurut sejauh mana anak didik dapat menguasai bahan ajar yg di sampaikan sang pengajar. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yg bersumber menurut mata pelajaran yang di berikan pada sekolah.

1.2 Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan
Terdapat beberapa ciri dari konsep mengajar menjadi proses mengatur lingkungan. Antara lain :

1.2.1 Mengajar berpusat pada anak didik (Student centered)
Mengajar nir di tentukan sang kesukaan guru, akan tetapi sangat pada tentukan oleh anak didik itu sendiri. Hendak belajar apa anak didik berdasarkan topik yg pada pelajari, bagaimana cara mempelajarinya, bukan hanya pengajar yang menetukan tetapi pula siswa

1.dua.2 Siswa sebagai subjek belajar
Siswa tidak hanya di anggap sebagai organisme pasif yang hanya menjadi penerima informasi, akan namun di pandang menjadi organisme yang aktif yg memiliki potensi buat berkembang.

1.dua.3 Proses pembelajaran berlangsung di mana saja
Siswa bisa menggnakan aneka macam tempat untuk belajar. Karena loka juga sangat menunjang proses pembelajaran. Intinya pembelajaran bukan hanya pada laksanakan pada pada kelas namun pada laksanakan sesuai menggunakan keadaan.

1.dua.4 Pembelajaran berorientasi dalam pencapaian tujuan
Tujuan pembelajaran bukan hanya supaya siswa menguasai materi pelajaran, tetapi lebih luas menurut pada itu bahwa tujuan belajar merupakan supaya siswa merubah pola perilakunya menuju arah yang lebih baik.

2. Pengertian mengajar
Menurut S Nasution (2000); Mengajar merupakan suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadilah proses belajar. Di katakan pula mengajar merupakan membentuk kondisi yg aman buat berlangsungnya aktivitas belajar mengajar bagi murid. 

3. Perlunya perubahan kerangka berpikir mengenai mengajar
Apakah mengajar menjadi proses menanamkan ilmu pengetahuan masih berlaku pada abad teknologi kini ini ? Bagaimana seandainya guru nir berhasil menanamkan pengetahuan pada orang yang di ajarnya jua pada anggap orang tadi sudah mengajar? Lalu, bila begitu apa kriteria keberhasilan mengajar ? Apakah mengajar hanya pada tentukan oleh seberapa akbar pengetahuan yg sudah di sampaikan ?

Pandangan mengajar yg hanya sebatas mengungkapkan ilmu pengetahuan itu pada anggap sudah nir sinkron lagi menggunakan keadaan. Hal itu dapat kita lihat dari 3 alasan penting. Alasan inilah yag lalu menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar, menurut mengajar hanya sebatas mengungkapkan bahan ajar pada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.

Pertama, siswa bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, tetapi mereka merupakan organisme yg sedang berkembang. Pengajar nir lagi memposisikan diri sebagai asal belajar yg bertugas menyampaikan berita, namun wajib berperan menjadi pengelola asal belajar buat di manfaatkan anak didik itu sendiri.

Kedua, Ledakan ilmu pengetahuan menyebabkan kesamaan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Belajar nir hanya sekadar menghafal warta, menghafal rumus-rumus, tetapi bagaimana memakai berita dan pengetahuan itu buat mengasah kemampuan berfikir.

Ketiga, inovasi-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru mengenai konsep perubahan tingkah laris insan. Manusia dalam hakikatnya mempunyai potensi serta dengan dasar potensi itulah manusia bisa menyebarkan dirinya. Dengan kata lain bahwa murid bukan lagi pada jadikan objek pasif tetapi anak didik wajib aktif pada melakukan aktivitas belajar.

Ketiga hal di atas menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar jangan pada artikan sebagai proses membicarakan materi pembelajaran, namun lebih di pandang menjadi proses mengatur lingkungan supaya anak didik belajar sesuai menggunakan kemampuan serta potensi yg di milikinya.

4. Makna mengajar dalam Standar Proses Pendidikan
Mengajar pada konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekadar mengungkapkan materi ajaran, akan tetapi juga pada maknai menjadi proses mengatur lingkungan supaya murid belajar. Makna lain yg demikian tak jarang di istilahkan dalam pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa pada proses belajar murid harus di jadikan pusat menurut aktivitas. Hal ini pada maksudkan untuk membentuk watak, peradaban serta peningkatan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran perlu memberdayakan seluruh potensi siswa buat menguasai kompetensi yg di harapkan. Pemberdayaan di arahkan buat mendorong pencapaian kompetensi dan konduite spesifik supaya setiap individu bisa sebagai pembelajar sepanjang hayat serta mewujudkan masyarakat belajar.

Dalam imlementasinya, walaupun istilah yang pada pakai “pembelajaran”, nir berarti guru menghilangkan kiprahnya menjadi guru, karena secara konseptual dalam dasarnya mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar – belajar merupakan 2 istilah yang mempunyai makna tidak bisa di pisahkan. Mengajar merupakan suatu aktifitas yang bisa membuat murid belajar. Keterkaitan antara belajar serta mengajar menurut Jhon dewey ( Wina sanjaya , 2009) merupakan “teaching is to learning as selling and buying”. 

Dalam konteks pembelajaran, sama sekali nir berarti memperbesar kiprah anak didik pada satu pihak dan mengecilkan kiprah guru di pihak lain. Dalam istilah pembelajaran, guru permanen wajib berperan secara optimal, demikian halnya dengan murid. Perbedaan dominasi serta aktifitas pada atas, hanya menandakan kepada disparitas tugas-tugas atau perlakuan pengajar serta siswa terhadap materi serta proses pembelajaran. Sebagai model, saat guru memilih proses belajar dengan memakai metode buzz class (diskusi kelompok kecil), yang lebih menekankan kepada aktifitas siswa maka nir berarti kiprah pengajar mejadi kecil. Ia akan permanen di tuntut berperan secara optimal supaya proses pembelajaran menggunakan metode itu bisa berjalan. Demikian juga saat guru memakai pendekatan ekspositori dalam pembelajaran, tidak berarti kiprah murid menjadi kecil. Mereka wajib tetap berperan secara optimal dalam rangka menguasai serta memahami materi pelajaran yang pada sampaikan oleh pengajar.

Dari uraian pada atas, maka tampak kentara bahwa kata pembelajaran itu membuktikan pada usaha siswa menyelidiki bahan pelajaran menjadi dampak perlakuan guru. Di sini jelas, proses pembelajaran yg pada lakukan anak didik nir mungkin terjadi tanpa perlakuan guru. Yang membedakannya hanya terletak pada peranannya saja.

Bruce well (1980) mengemukakan 3 prinsip penting pada proses pembelajaran semacam ini. Antara lain : 
  • Proses pembelajaran merupakan membangun kreasi lingkungan yang bisa membentuk atau mengganti struktur kognitif anak didik 
  • Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang wajib di pelajari 
  • Dalam proses pembelajaran wajib melibatkan kiprah lingkungan sosial 

Dari aneka macam penjelasan di atas, maka makna pembelajaran pada konteks baku proses pendidikan pada tunjukkan sang beberapa karakteristik yg di jelaskan sebagai berikut : 
  • Pembelajaran merupakan proses berfikir 
  • Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak 
  • Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat 
B. BELAJAR
1.makna Belajar
Usaha pemahaman tentang makna belajar ini akan pada awali dengan mengemukakan beberapa definisi mengenai belajar. Ada beberapa definisi tentang belajar, diantaranya dapat pada uraikan sebagai berikut : 
  • Cronbach menaruh definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience 
  • Harold spears menaruh batasan : Learning is to observe , to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. 
  • Geoch mengungkapkan : Learning is a change in performance as a result of practice. 
Dari ketiga definisi pada atas maka bisa di terangkan bahwa belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan menggunakan serangkaian aktivitas, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek melakukan sesuatu, jadi tidak terkesan verbalistik.

Dapat Juga pada lihat berdasarkan arti luas bahwa belajar adalah aktivitas psiko – fisik menuju kepada perkembangan yg seutuhnya. Dalam arti sempit dapat di katakan bahwa belajar merupakan bisnis penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagaian aktivitas menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. 

Namun secara rinci belajar bisa pada katakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang nisbi menetap sebagai output pengalaman serta interaksi menggunakan lingkungan yg melibatkan proses kognitif. 

2. Faktor- faktor yg menghipnotis belajar
2.1. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kesamaan serta kegairahan yang tinggi atau impian yg besar terhadap sesuatu. Minat menghipnotis proses dan hasil belajar, tidak usah dipertanyakan jika seorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka cenderung nir dapat diharapkan bahwa beliau akan berhasil menggunakan baik pada menyelidiki hal tadi. Sebaliknya kalau seorang belajar menggunakan penuh minat, maka diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik. 

2.2. Kecerdasan
Telah menjadi hal yang relatif populer bahwa kecerdasan akbar peranannya dalam berhasil serta tidaknya seseorang memeriksa sesuatu atau mengikuti sesuatu program pendidikan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih bisa belajar dari dalam orang yg kurang cerdas pada dalam lingkungan. 

2.3. Bakat
Bakat merupakan suatu kemampuan manusia buat melakukan suatu kegiatan serta sudah terdapat sejak insan itu ada. Hal ini dekat menggunakan masalah intelligensia yg adalah struktur mental yang melahirkan “kemampuan” buat tahu sesuatu. 

Hampir nir ada orang yang membantah, bahwa belajar dalam bidang yang sesuai menggunakan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Akan namun banyak sekali hal-hal yg menghalangi buat terciptanya kondisi yg sangat diinginkan oleh setiap orang. Dalam lingkup perguruan tinggi misalnya, tidak selalu perguruan tinggi loka seorang belajar menjanjikan studi yang benar-benar sinkron dengan bakat orang tersebut.

2.4. Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seorang untuk melakukan sesuatu atau kekuatan yg terdapat dalam diri organisme yg mendorong buat berbuat.. Jadi motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yg mendorong seorang buat belajar.

2.lima. Kemampuan-kemampuan Kognitif
Kemampuan-kemampuan kognitif yg utama adalah persepsi, ingatan, serta berfikir. Kemampuan seseorang dalam melakukan persepsi, dalam mengingat, serta pada berfikir besar pengaruhnya terhadap output belajar.

3. Prinsip- prinsip belajar
Belajar itu sangat kompleks. Hal itu bisa di ketahui berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang akan di paparkan sebagai berikut : 
  • Agar seseorang sahih-sahih belajar maka dia harus memiliki suatu tujuan 
  • Tujuan itu wajib ada menurut / atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan lantaran paksaan orang lain 
  • Orang itu harus bersedia mengalami bermacam- macam kesukaran serta berusaha dengan tekun buat mencapai tujuan yg berharga baginya 
  • Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya 
  • Selain tujuan utama yang hendak pada capai, di perolehnya juga hasil-output sampingan. Misalnya dia tidak hanya bertambah terampil membuat soal-soal ilmu pengetahuan alam tetapi memiliki minat yg lebih untuk bidang studi itu. 
  • Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat 
  • Seseorang belajar secara keseluruhan 
  • Dalam belajar seorang memerlukan bimbingan serta bantuan dari orang lain 
  • Untuk belajar pada perlukan “Insight” 
  • Di samping mengejar tujuan belajar yg sebenarnya, seseorang pula ingin mencapai tujuan lain 
  • Adanya kemauan serta impian. 
4. Arti penting belajar
4.1. Arti penting belajar bagi perkembangan manusia
Perubahan serta kemampuan buat berubah adalah batasan serta makna yang terkandung dalam belajar. Di sebabkan oleh kemampuan berubah lantaran belajarlah maka insan dapat berkembang lebih jauh menurut dalam makhluk-makhluk lainnya sehingga dia terbebas menurut kemandegan kegunaannya menjadi khalifah Allah pada muka bumi. Boleh jadi, lantaran kemampuan berkembang melalui belajar itu jua manusia secara bebas dapat mengeksploitasi , memilih dan memutuskan keputusan-keputusan penting bagi hidupnya.

Banyak sekali bentuk-bentuk perkembangan yg masih ada dalam diri insan yg bergantung dalam belajar, contohnya perkembangan kecakapan bicara.

4.2. Arti krusial belajar bagi kehidupan manusia
Belajar juga memainkan peran krusial dalam mempertahankan sekelompok insan di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yg lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tadi, kenyataan tragis sanggup pula terjadi karena belajar.

Meskipun ada impak negatif dari belajar namun aktivitas belajar memiliki arti penting, bahwa belajar berfungsi sebagai alat mempertahankan kehidupan manusia. Bahkan di pada Al-qur’an jua berkali –kali pada tekankan supaya manusia mau belajar, lantaran dengan belajar maka manusia bisa mengerti arti kebesaran Allah SWT.

5. Teori-teori belajar
5.1 Teori Behaviorisme 
Behaviorisme merupakan galat satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, talenta, minat serta perasaan individu pada suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga sebagai norma yg dikuasai individu. Beberapa aturan belajar yang didapatkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :

5.1.1 Connectionism ( S-R Bond) berdasarkan Thorndike. 
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing membuat hukum - aturan belajar, antara lain: 
  • Law of Readiness; Hubungan antara stimulus dan respon akan gampang terbentuk manakala terdapat kesiapan pada diri individu. 
  • Law of Exercise; merupakan bahwa interaksi antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika seringkali di gunakan serta akan semakin berkurang bila tidak pada gunakan. 
  • Law of effect; Hukum ini memilih dalam kuat atau lemahnya hubungan stimulus respon tergantung kepada dampak yg di timbulkannya. 
5.1.dua. Classical Conditioning berdasarkan Ivan Pavlov
Dari eksperimen yg dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan aturan-aturan belajar, diantaranya : 
  • Law of Respondent Conditioning yakni aturan pembiasaan yg dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara stimulan (yg salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat. 
  • Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yg dituntut. Jika refleks yg telah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun. 
5.1.tiga. Operant Conditioning dari B.F. Skinner
Dari eksperimen yg dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus serta selanjutnya terhadap burung merpati membentuk hukum-aturan belajar, antara lain : 
  • Law of operant conditining yaitu apabila timbulnya konduite diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tadi akan meningkat. 
  • Law of operant extinction yaitu apabila timbulnya konduite operant sudah diperkuat melalui proses conditioning tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tadi akan menurun bahkan musnah. 
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud menggunakan operant merupakan sejumlah konduite yg membawa imbas yang sama terhadap lingkungan. Respons pada operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan sang dampak yang disebabkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri dalam dasarnya merupakan stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons eksklusif, tetapi tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti pada classical conditioning.

5.2 Teori Belajar Kognitif dari Piaget
Pendekatan teori kognitif lebih menekankan dalam arti krusial proses internal. Dikemukakan sang Piaget bahwa belajar akan lebih berhasil bila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan buat melakukan eksperimen menggunakan obyek fisik, yg ditunjang sang hubungan menggunakan sahabat sebaya dan dibantu sang pertanyaan tilikan dari pengajar. Guru hendaknya poly memberikan rangsangan pada siswa agar mau berinteraksi menggunakan lingkungan secara aktif, mencari serta menemukan berbagai hal menurut lingkungan.

5.3 Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yg mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat krusial dalam perkembangan. Perkembangan adalah hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa pada pembelajaran terjadi proses penerimaan fakta, buat kemudian diolah sebagai akibatnya menghasilkan keluaran pada bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan liputan terjadi adanya interaksi antara kondisi-syarat internal serta syarat-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yg diharapkan buat mencapai hasil belajar dan proses kognitif yg terjadi pada individu. Sedangkan syarat eksternal adalah rangsangan berdasarkan lingkungan yg mempengaruhi individu pada proses pembelajaran.

5.4 Teori Belajar Gestalt
Teori ini tidak sama menggunakan teori-teori terdahulu, berdasarkan Teori gestalt belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight merupakan pemahaman terhadap interaksi antar bagian pada pada suatu situasi konflik. Menurut teori ini bahwa belajar bukanlah mengulang-ulang yang wajib pada pelajari, tetapi mengerti/ menerima insight.