CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP TAHUN 2018

Contoh Soal UN Matematika

1. Pak Andi menjual sepeda seharga Rp. 600.000,00 dan menerima laba sebanyak 20%. Harga beli sepeda tadi merupakan.....
A. Rp. 420.000,00
B. Rp. 450.000,00
C. Rp. 500.000,00
D. Rp. 720.000,00
2. Perbandingan umur Rahma, Fadila, serta Taufik berturut - turut 8 : 3 : 10. Apabila selisih umur Rahma serta Taufik merupakan 4 tahun, maka jumlah umur mereka bertiga adalah.....
A. 52 Tahun
B. 44 Tahun
C. 42 Tahun
D. 40 Tahun
3. Seorang pemborong akan membangun tempat kerja berukuran 70m x 90m. Pada denah terlihat ukuran kantor 14cm x 18cm. Skala denah tersebut adalah.....
A. 1:5.000
B. 1:500
C. 1:50
D. 1:5
4. Burhan bisa menyelesaikan pekerjaan mencangkul sebidang huma pertanian pada saat 4 hari dan Khoidir bisa merampungkan dalam ketika 12 hari. Apabila mereka bekerja bersama - sama, waktu yang diharapkan merupakan....
A. Dua Hari
B. Tiga Hari
C. 4 Hari
D. 6 Hari
5. Perhatikan diagram pen di atas!
Relasi berdasarkan himpunan A ke himpunan B adalag...
A. Satu kurangnya dari
B. Kurang dari
C. Faktor dari
D. Lebih dari
6. Apabila k merupakan penyelesaian menurut 5(7x-4) = -3(-9x + 12) + 8, nilai k -7 adalah....
A. - 8
B. - 6
C. - 5
D. - 2
7. Persamaan garis melalui titik (-2, 3) serta bergradien -3 merupakan....
A. x + 3y + tiga = 0
B. x - 3y  + tiga = 0
C. 3x + y + tiga = 0
D. 3x -  + tiga = 0
8. Diketahui himpunan B = sapta prima kurang berdasarkan 15, Banyak himpunan bagian dari B yg memiliki tiga anggota adalah....
A. 6
B. 15
C. 16
D. 20
9.
 

10.

CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA UNTUK SMP/MTS

Contoh Soal UN IPA

1. Penggunaan formalin untuk mengawetkan bahan kuliner akan membahayakan konsumen makanan tadi karena formalin dapat.....
A. Mengakibatkan kanker dalam saat tertentu
B. Memudahkan orang terkena diare serta disentri
C. Menyebabkan ketidakseimbangan emosi
D. Menurunkan kadar gula darah pada tubuh

2. Perhatikan kegiatan sehari - hari di bawah ini:
(1) Penumpang bis terdorong ke depan ketika bis datang - datang direm
(dua) Mobil yang melaju pada jalan raya mendapat akselerasi yg sebanding dengan gaya
(3) Ketika dayung digerakkan ke belakang bahtera bergerak ke depan
(4) Saat menembakan peluru berdasarkan senapan, badan orang terdorong ke belakang

Pernyataan yang sinkron dengan Hukum Newton III adalah.....
A. (1) serta (4)
B. (1) serta (tiga)
C. (2) dan (3)
D. (3) serta (4)

3. Diantara gaya - gaya yg bekerja dalam benda serta jeda perpindahannya tampak dalam pernyataan berikut, yg membentuk bisnis terbesar adalah....
A. F=30 N benda bergeser menggunakan jarak sejauh 12 meter
B. F=50 N benda bergese menggunakan jeda sejauh 15 meter
C. F=20 N benda bergese dengan jeda sejauh 25 meter
D. F=10 N benda bergese menggunakan jarak sejauh 25 meter

4. Suatu peti peralatan berat akan dinaikan pada ketinggian dua,5 m menggunakan memakai papan sebagai bidang miring. Agar gaya dorong 1/2 menurut berat peti sesungguhnya, harus disediakan papan dengan panjang.....
A. Lima,0 m
B. 7,5 m
C. 10,0 m
D. 12,5 m
5. Beberapa anak didik sedang mengamati ekosistem kolam sekitar sekolahnya, di dalamnya terdapat 15 ekor ikan mujair, 1 ekor katak, sejumlah eceng gondok, 1 flora teratai, 2 ekor ikan mas besar , beberapa keong mas, serta seekor ikan lele.

Dari output pengamatan tersebut yang termasuk populasi mahluk hayati merupakan....
A. Ikan mujair, katak, eceng gondok serta ikan mas
B. Ikan mas, teratai, ikan lele,dan keong mas
C. Ikan mujair, eceng gondok,ikan mas serta keong mas
D. Katak, teratai, keong mas dan ikan lele

6. Upaya yang bisa dilakukan oleh manusia buat mengatasi konflik pencemaran lingkungan berdasarkan pembuangan industri berupa asap merupakan.....
A. Meninggikan cerobong asap pabrik
B. Manggantikan bahan bakar batu bara menggunakan gas
C. Melakukan uji emisi gas buangan pabrik
D. Membuat instalasi pembuangan asap dan gas yg baik

7. Di pada tulang masih ada saluran havers yg mengandung pembuluh darah, yg berfungsi buat......
A. Membuat tulang dapat beranjak menggunakan aktif
B. Memberi suplai kuliner dalam tulang
C. Memperkuat tulang supaya keras
D. Melenturkan tulang agar kuat

8. Penyakit dalam otot yang ditimbulkan karena otot melemah secara sedikit demi sedikit sebagai akibatnya menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian adalah.....
A. Miestenia gravis
B. Kram
C. Hipertropi
D. Tetanus

9. Jika terjadi gangguan pada organ ginjal, maka sistem organ lain yg akan terganggu merupakan...
A. Ekresi dan peredaran darah
B. Pernapasan serta pencernaan
C. Pernapasan dan ekresi
D. Reproduksi serta pencernaan

10. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yg ditularkan melalui kontak seksual, sehingga penderita akan merasakan sakit pada ketika urinaria, urine mengeluarkan darah dan nanah, serta bisa menghambat saluran reproduksi. Penyakit tadi dinamakan.....
A. AIDS
B. Gonnorhoeae
C. Sifilis
D. Kanker


CONTOH SOAL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMP/MTS

Contoh Soal UN

1. Bacalah teks berikut dengan seksama!
Sentra peternakan rakyat merupakan sentra pertumbuhan komoditas peternakan. Sentra ini juga berfungsi sebagai media pembangunan peternakan serta kesehatan hewan. Di pusat ini, pembibitan sapi telah berjalan menggunakan inseminasi buatan.

Arti kata komoditas dalam teks pada atas adalah.....
A. Barang dagangan utama
B. Benda output kerajinan
C. Hasil menurut bisnis peternakan
D. Aktivitas membentuk uang

2. Cermatilah kalimat berikut!
Ayah dan kakakku sedang bermain catur. Mereka duduk....pada teras tempat tinggal .

Kata bentukan yg sahih buat melengkapi kalimat tersebut merupakan....
A. Menghadap 
B. Dihadapan
C. Menghadapkan
D. Berhadapan

3. Bacalah kutipan cerpen berikut!
(1) Ini kisahku ketika masih duduk pada bangku Sekolah Menengah pertama.(2) Aku memiliki 5 orang teman yg aku sayangi, Dewi, Dian, Erna, Lezta, serta Rahma, (3) Kala itu, kami kenal akrab semenjak kelas 7 hingga pertengahan kelas 8 SMP, hingga keakraban itu membuat kami sebagai teman yang tak terpisahkan. (4) Boleh dibilang kami misalnya sekawanann burung merpati yang selalu terbang bersama, dimana terdapat saya, disitu niscaya ada mereka.

Bukti tabiat tokoh aku memiliki sifat penyayang pada kutipan teks cerpen tersebut ditandai menggunakan nomor .....
A. (4)
B. (tiga)
C. (dua)
D. (1)
4. Bacalah kutipan cerita berikut!
Asri seorang murid Sekolah Menengah pertama. Dia malu memiliki bapak seseorang tukang bubur gerobak. Dia murka ketika melihat bapaknya berjualan disekolahnya. Bapaknya permanen beropini bahwa pekerjaannya mulia tidak wajib ditinggalkan. Asri membandingkan bapaknya menggunakan ayah Shanti sahabat yg seseorang pejabat dan selalu dibangga-banggakan.

Konflik pada kutipan cerita tadi adalah....
A. Asri memalukan pada pekerjaan ayahnya
B. Shanti selalu bangga menggunakan pekerjaan ayahnya
C. Shanti suka membanggakan pekerjaan seperti orang tuanya
D. Asri ingin ayahnya menjadi pejabat misalnya ayah Shanti

5. Perhatika kutipan cerita berikut menggunakan akurat!
Hari berikutnya, Said, anak raja itu berjumpa lagi menggunakan teman barunya. Anak pencari kayu itu langsung mengajaknya makan digubuknya. Dalam hati, Said merasa kalah. Sebab sebelum beliau mengundang makan, dia telah diundang makan.

Penggambaran watak tokoh Teman baru Said digambarkan melalui....
A. Dialog tokoh aku
B. Diceritakan pribadi sang pengarang
C. Tingkah laku tokoh
D. Diceritakan orang lain

6. Bacalah paragraf berikut!
Peredaran obat [...] sudah mengkhawatirkan. Oleh karena itu, BPOM menyelidiki obat yg beredar pada [...]. BPOM pula menarik obat yang nir sinkron menggunakan [...] pemerintah.

Kata baku yg sempurna untuk melengkapi paragraf di atas merupakan....
A. Ilegal, apotek, standart
B. Illegal, apotik, standar
C. Ilegal,apotik,standar
D. Ilegal,apotek,standar

7. Bacalah kalimat-kalimat berikut!
(1) Kelas 9.B menjadi juara I, 9.E jauara II, 8.E jauara II, dan 7.F jauara IV
(2) Lomba kebersihan tadi diikuti sang semua kelas7,8, dan 9
(3) Penialaian dilaksanakan mulai hari Senin Sampai Jumat.
(4) Yang menjadi juri lomba kebersihan itu adalah guru BK serta pembina OSIS
(lima) Pada bulan September 2016 pada SMPN dua Cisayong sudah dilaksanakan lomba kebersihan

Susunan kalimat tersebut supaya sebagai paragraf laporan yg padu adalah....
A. (5)-(dua)-(4)-(3)-(1)
B. (1)-(lima)-(2)-(4)-(tiga)
C. (lima)-(3)-(2)-(4)-(1)
D. (1)-(5)-(tiga)-(dua)-(4)

8. Bacalah paragraf berikut!
Banjir yg melanda Kecamatan Langgam, Riau diakibatkan luapan air sungai Kampar. Luapan air mengakibatkan banjir hingga ketinggian tiga meter

Kata yang nir sinkron menggunakan kaidah EYD dalam paragraf tadi merupakan....
A. Sungai
B. Kecamatan
C. Ketinggian
D. Luapan

9. Bacalah kalimat berikut!
Setiap perusahaan niscaya memiliki [...] pada mengelola karyawan dan keuangannya

Istilah yang sempurna buat melengkapi kalimat pada atas adalah....
A. Manajemen
B. Manajer
C. Manajerial
D. Manager

10. Bacalah kalimat berikut!
[...] aturan proyek ini mengacu kebijakan kepala wilayah mengenai fasilitas publik

Kata yang tepat buat mengisi kalimat rumpang pada atas merupakan...
A. Menyusun
B. Supaya
C. Penyusunan
D. Penyusun

BAGAIMANA UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET A B C DI MASA DEPAN

Pengkajian dan perbaikan terhadap pelaksanaan ujian nasional, termasukUjian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK), perlu dilakukan secara komprehensif, mulai berdasarkan kelembagaan, persiapan,penyelenggaraan, hingga kepada pelaporan. Oleh karena itu, BSNP masih terus mengkajidan diperlukan dari pengkajian ini bisa diperoleh suatu model, mekanisme, dansebuah sistem ujian yang ideal serta andal.

Menurut hemat penulis, beberapa alternatif pemugaran yg bisa dilkukanterhadap pelaksanaan ujian nasional itu, termasuk UNPK sebagai berikut.

Kelembagaan

Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidkan, ujian nasional dilaksanakanoleh Bandar Standar Nasional Pendidikan. Untuk dapat mengemban fungsinya denganbaik,forum ini haruslah dikembangkan agar memenuhi kriteriasebagai berikut:
1.Melembaga, serta memiliki struktur hingga pada tingkatKabupaten/Kota, buat menjamin keterjangkauan pada pelaksanaan serta pengamanujian.
2.Memiliki wahana danprasana yg mencukupi buat menunjang kelancaran pelaksanaan ujian.
3.Memiliki sumber dayamanusia profesional yang mencukupi, baik tenaga administrasi buat mendukungadministrasi penyelenggaraan ujian profesional, juga tenaga teknis, yaknipakar pada bidang pengujian dan penilaian pendidikan.
4.Memiliki otoritas penuh dalam penyelenggaraan ujian,bebas berdasarkan hegemoni forum manapun lainnya.
Model ideal dari forum pengujianini bisa mengambil contoh menurut berbagai negara lain. Antara lain,misalnya,Malaysia Examination Syndicate) pada Malaysia, Singapore Evaluation and Assessment Board (SEAB) pada Singapura, dan Educational Testing Service (ETS) diAmerika Serikat. MES di Malaysia berada pada bawah Kementrian Pendidikan, namunbebas menurut hegemoni Menteri Pendidikan. SEAB pada Singapura, adalah lembagaswastra penuh, yg berdiri sejak tahun 2004. Sebelum lembaga ini terbentuk,Ujian Nasional pada Singapura diselenggarakan sang devisi testing, yg berada dibawah Kementrian Pendidikan. ETS di Amerika Serikat merupakan galat satulembaga pengujian, dan statusnya partikelir penuh.
Lembaga-lembaga pengujianini bertangung jawab pebuh dalam semua penyelenggaran ujian, dari A hingga Z.dengan demikian, semua proses penyelenggaraan ujian dapat dilakukan secaraprofesional, sebagai akibatnya dapat berlangsung menggunakan baik, andal, serta akuntabel.penyiapan serta penyelenggaraan ujian merupakan tugas pokok serta funsi darilembaga ini, yg harus dilakukan sebagai sesuatu yang rutin. Oleh karenanya,apabila forum ini sudah terbentuk, nir perlu lagi pembentukan panitia padaberbagai jenjang, yang sufatnya ad hoc.

Bahan Ujian
Mata pelajaran yang diujikan dalam UNPK padamasing-masing jenjang dan jenis satuan pendidikan masih bisa dipertahankanseperti mata pelajaran yang ada waktu ini, sebagai berikut.
a.Paket A setara Sekolah Dasar/MI meliputi: PendidikanKewarganegaraan,Bahasa Indonesia,Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial;
b.Paket B setara Sekolah Menengah pertama/MTs, meliputi: Pendidikan Kewarganegaraan,Bahasa Indonesia, Matematika, IlmuPengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa Inggris;
c.Paket C IPA setara Sekolah Menengah Atas, dan MA Program Studi IPAmeliputiBahasa serta Sastra Indonesia/Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, serta Biologi;
d.Paket C IPS setara SMA serta MA Program Studi IPSmeliputiBahasa dan SastraIndonesia/Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi;
e.Paket C Kejuruan meliputi: Pendidikan Kewarganegaraan,Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, danMatematika.
Adapun bahan UNPK dapat dirinci sebagai tiga macam,yakni: Standar Kompetensi Lulusan, Spesifikasi Tes, dan naskah master soal.masing-masing bahan tadi dapat diuraikan sebagai berikut.

Standar Kompetensi Lul.usan
StandarKompetensi Lulusan (SKL) merupakankualifikasi kemampuan lulusan yg meliputi perilaku, pengetahuan, dan keterampilan.skl UNPK merupakan kemampuan minimal pada mata pelajaran UNPK, yang harusdikuasai sang peserta didik, menjadi salah satu persyaratanuntuk lulus dalam suatu jalur, jenis, danjenjang pendidikan. SKL ditetapkan menggunakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasionaldan bisa dilakukan penilaian dalam jangka ketika tertentu. Sebelum dilakukanperubahan berdasarkan output evalusai, suatu SKL permanen berlaku serta digunakandalam aplikasi ujian.

1.Spesifikasi Naskah Soal
Untukmemudahkan pemilihan dan perakitan naskah soal, dariSKLdikembangkan spesifikasi tes. Spesifikasi ini memuat indakator dan measureuntuk setiap buah soal,sehinggamemudahkan perakitan naskah soal yang paralel dilihat menurut segi isi (content) dantingkat kesukarannya. Spesifikasinaskah soal memuat:
a.NomorSoal;
b.Kompetensi/Pokok Bahasan/Subpokok bahasan;
c.Indikator buah soal; dan
d.measure
Spesifikasi naskah soal jua dapat disebarluaskan,menjadi bahan bagi pesertd didik untuk mempersiapkan ujian secara lebih penekanan.

2.Master Naskah Soal
Master soal ujiannasinal dipilih serta dirakit menurut bank soal yang terdapat pada Pusat PenilaianPendidikan,yg sinkron menggunakan SKL danSpesifikasi yg ditetapkan. Adapun buah soal yg berada pada bank soal,merupakan butir soal yang bermutu baik, dan dikembangkan melalui serangkaianlangkah menjadi berikut.
a.penulisan butir soal oleh pengajar, berdasarkan ksi-kisi yg telahdisiapkan;
b.telaah kualitatif sang pengajar dan ahli konstruksi tes;
c.uji coba soal;
d.analisis statistic;
e.pemilih butir soal (pemilahan: buah soal baik, butir soal perlu revisiuntuk uji coba berikutnya, dan buah soal yang ditolak/tidak dipakai);
f.entri butir soal (yg memenuhi criteria empiric) ke dalam bank soal.
Master Soal, yang terdiridari sejumlah paket, yangisi serta tingkat kesukarannya nisbi sama.
Penggandaan Naskah Soal
Penggandaan soal UNPK dilakukan pada taraf provinsi olehperusahaan percetakan setempat yang ditetapkan dari kriteria yang ketatdilihat berdasarkan segi:
1.kelengkapan saranadan prasaran, buat menjamin kelancaran dan ketepatan saat penyelesaianpekerjaan pencetakan;
2.mutu hasilpencetakan;
3.pengamanan dalamproses pencetakan dan pendistribusian; dan
4.pengalaman.
Krriteriake-4 sebagai penting untuk dipertimbangkan, buat menghindari kekacauan dalamproses pencetakan, pengamplopan, dan pendistribusian bahan ujian.
Perusahaanpercetakan yg mencetak naskah soal ditetapkan oleh pejabat yg berwenang,dari hasil evaluasi yang ditetapkan sang Menteri Pendidikan Nasional, ,tidak ditenderkan. Naskahsoal adalah dokumen negara yg bersifat misteri, dan perlu penertiban danpengamanan yg ketat dalam proses pencetakan dan pendistribusian. Pemilihanpercetakan melalui tender seperti yg terjadi saat ini, tak jarang terpilihperusahaan percetakan yang belum berpengalaman, sebagai akibatnya sering menimbulkanbanyak dalam pencetakan serta pendistribusian bahan ujian.

Pendistribusian Naskah Soal
Perusahaan Percetakan, selesainya terselesaikan proses pencetakan, mendistribusikanbahan ujian ke lembaga penyelenggara UNPK tingkat Kabupaten/Kota, pada bawahpengawasan forum penyelenggara UNPK Tingkat Provinsi. Selanjutnya, lembagapenyelenggara UNPK Tingkat Kabupaten/Kota, mendistribusikan bahan ujian ke sekolah/madrasah,loka penyelenggaraan UNPK setiap hari sinkron menggunakan jadwal UNPK. Lembagapenyelenggara UNPK taraf Kabupaten/Kota bertangung jawab penuh dalampenyelenggaraan dan pengamanan pelaksanaan UN pada sekolah/madrasah.

Pengawasan di Ruang Ujian
Pengawasan di ruang ujiandilakukan sang tim pengawas UNPK yg ditetapkan sang forum penyelenggara UNPKtingkat Kabupaten/kota.pengawas ruangujian ditetapkan berdasarkan para guru sekolah/madrasah atau tutor, denganmemperhatikan faktor keamanan, kejujuran, dan ketelitian, buat menjaminkeamanan aplikasi ujian pada sekolah/madrasah.

Pemindaian serta penskoran Lembar JawabanUjian Nasional
Pemindai (scanning)lembar jawaban UNPK dan penskoran (scoring)dilakukan oleh Tim pemindaian taraf provinsi, yang dibentuk penyelenggaralembaga pengujian taraf provinsi.

Kriteria serta Penentuan Kelulusan
Kriteria kelulusan peserta UNPK ditetapkanoleh Lembaga Pengujian Pusat. Seluruh peserta ujian yang memenuhi kriteriakelulusan ditetapkan lulus pada UNPK.


Pelaksanaan Ujian Nasional
Ada 2 alternatif bentukpenyelengaraan Ujian Nasional yg bisa dilakukan pada masa mendatang menjadi berikut.

1.pelaksanaan dengan Pemberdayaan Bank Soal Daerah
Pelaksanaan ujian bisa dilakukan denganpemberdayaan Bank Soal pada wilayah, yaitu menggunakan merakit naskah soal menggunakanbank soal yg terdapat di masing-masing-masing provinsi. Lembaga sentra hanyamenyiapkan sejumlah buah soal inti (ancoritem) buat menyamakan skala dalam penskoran. Selain butir soal inti,forum sentra perlu menyiapkan daftar spesifikasi tes, sebagai acuan bagidaerah pada merakit buah soal. Keuntungan menurut strategi ini antara lainsebagai berikut.
a.kemampuan yang dites, sama buat seluruh daerah negara.
b. Hasil tes dapat dibandingkan antarpeserta,antar-satuan pendidkan, antardaerah, dan bahkan antar tahun
c. Jika terjadi kebocoran soal pada suatu daerahtidak perlu mengulangi ujian di semua provinsi;
d. Beban penyelenggara pusat nir terlalu berat,yang dapat mengakibatkan mudahnya terjadi kekeliruan dalam penyiapan naskahsoal.

2.pelaksanaan menggunakan ComputerAdaptive Testing (CAT)
Pelaksanaan ujian dengan CAT, peserta ujianmengerjakan soal menggunakan menggunakan perangkat personal komputer , serta buah soal akankeluar secara secara acak, dengan taraf kesukaran yang sinkron dengan kemampuanmasing-masing peserta tes.
Strategi ini mempunyai keunggulan pada beberapahal sebagai berikut.
a.mudah serta cepat dalam penskoran, lantaran hasilnya eksklusif diperoleh padasaat itu jua.
b. Hasil tes lebih akurat, lebih objektifobjektif serta kre-dibel, lantaran diskor secaraotomatis sang sistem atau personal komputer .
c.sangatefisien, karena tidak memerlukan porto pence-takan naskah soal serta lembarjawaban anak didik.
Yang menjadi perkara adalah memerlukan investasiawal yg besar dari pemerintah. Tetapi, apabila investasi awal telah tersedia,maka dalam aplikasi ujian tahun-tahun berikut akan lebih mudah, lebih murah,serta lebih lancar dalam pelaksanaannya. Masalah lain merupakan memerlukan kesiapanpeserta tes untuk mengoperasikan komputer. Namun, apabila sistem ini akan diimplementasikansistem ini bisa diujicobakan secara bertahap.

Pemanfaatan Hasil Ujian
Kegunaan output Ujian Nasional,adalahmenjadi salah satupertimbangan buat:

  1. pemetaan mutu satuan dan/atau acara pendidikan;
  2. seleksimasuk jenjang pendidikan berikutnya;
  3. penentuan kelulusan peserta didik menurut suatu satuanpendidikan;
  4. akreditasi satuan pendidikan; serta pembinaan serta pemberianbantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

BiayaPenyelenggaraan Ujian Nasional
Biaya penyelenggaraan UN, termasuk UNPK sepenuhnya menjaditanggung jawab Pemerintah serta Pemerintah Daerah. Sesuaidengan menggunakan ketentuan yg termuat dalam Pasal 69 ayat (2) PeraturanPemerintah(PP) No. 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, pesertadidik harus mengikuti satu kali ujiannasional tanpa dipungut porto. Oleh karenanya, Pemerintah danPemerintah Daerah harus menyiadakan aturan yg mencukupi untuk membiayaipenyelenggaraan ujian ini.
Bagipeserta didik nir lulus pada UNPK, berhak mengulang, sampai mencapaikelulusan. Tetapi, sinkron menggunakan ketentuan yang termuat pada Pasal 69 ayat (2)PP No. 19, buat ujian yang kedua dan seterusnya, siswa bisa dipungutbiaya. Ketentuan ini adalah krusial, buat memberi dorongan kepada pesertadidik agar belajar lebih keras buat mencapai kelulusan dalam satu kaliujian. Selain dari itu, juga krusial pada rangka penghematan porto yg harusdikeluarkan oleh pemerintah.

Penutup

Hasil UNPK yg valid, akurat, dan andal sangat diharapkan sebagai dasar dalamperumusan kebijakan pembangunan serta peningkatan mutu pendidikan secaraberkelanjutan. Hasil UNPK yang valid, seksama, dan kredibel hanya dapatdiperoleh jika tes yang digunakan bermutu baik, ujiannya terealisasi denganbaik, dan penskorannya dilakukan secara baik dan objektif. Berkaitan menggunakan halini, ditemukan masih banyak celah kelemahan pada pelaksanaan UNPK.
Disinyalir, dalam aplikasi UNPK selama inibanyak terjadi kecurangan lantaran banyak sekali kepentingan. Indikasi kecurangan inijuga diperkuat sang hasil analisis lebar jawaban peserta. Kondisi ini perludiperbaiki, karena jika nir diperbaiki, penyelenggaraan UNPK hanyamerupakan penghamburan biaya dan tenaga yg sia-sia. Data hasil UN hanya merupakansampah, yg nir sempurna digunakan dalam pengambilan keputusan dan dalamperumusan kebijakan pembangunan pendidikan.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya UNPK danpentingnya upaya untuk mengatasi kecurangan-kecurangan yg terjadi selama ini,dicermati perlu adanya upaya yg lebih serius buat memperbaiki sistem danmekanisme penyelenggaraan UNPK yang amanah dan objektif pada semua tingkatpenyelenggaraan.

* * *

DOWNLOAD SOAL TRY OUT SDMI TAHUN 2018

Soal Try Out Sekolah Dasar-MI Tahun 2018

Soal Try Out Sekolah Dasar Tahun 2018 – Saat ini Pemerintah sudah menyiapkan model pengganti Ujian Sekolah yg terdahulu acapkali juga dianggap Ujian Nasional (UN) dengan menerapkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Mulai tahun 2018 atau tepatnya tahun pelajaran 2017/2018 rencana USBN diterapkan pada seluruh jenjang mulai Sekolah Dasar (MI), SMP (MTS) dan Sekolah Menengah Atas SMK MA MAK. Pada  USBN Sekolah Dasar tahun 2018 meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PPKn, Pendidikan Agama , SBK serta Penjakes, sedangkan taraf lulusan jua yang menentukan pihak sekolah penyenggara ujian tadi.
Pada POS UN Tahun 2018 bagian ketentuan generik disebutkan bahwa USBN merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi anak didik yg dilakukan sekolah untuk semua mata pelajaran kecuali muatan lokal menggunakan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta buat memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didiknya. Pada intinya, USBN sama saja menggunakan US (Ujian Sekolah). 

Soal Try Out Sekolah Dasar-MI Tahun 2018

Yang membedakan UN dengan USBN merupakan bahwa USBN berstandar nasional, sedangkan US berstandar satuan pendidikan (sekolah). Selain itu, disparitas lainnya merupakan dalam Mata Pelajaran yg diujikan buat US hanya akan meliputi muatan lokal, sedangan USBN mengujikan seluruh Mata Pelajaran (sinkron jenjang pendidikan).

Dalam konsep Ujian Sekolah Berstandar Nasional, jenis soal terdiri menurut pilihan ganda dan esay serta jumlah soal pilihan ganda (PG) akan dikurangi, nir seperti Ujian Nasional yg seluruhnya merupakan Pilihan Ganda (PG). Hal tersebut perlu dilakukan buat mendeteksi kepandaian kritis siswa. USBN nantinya sanggup dilaksanakan tanpa kertas atau paperless, sehingga dapat menghemat anggaran, dan mencakup seluruh mata pelajaran serta akan memasukan konten lokal maupun titipan nasional.

Soal Try Out Sekolah Dasar-MI Tahun 2018

Untuk mengawali aplikasi USBN terutama pada Sekolah Dasar bakal diadakan penjajagan materi kepada siswa atau yg seringkali diklaim Try Out (Latihahn ujian). Berikut beberapa contoh Soal Try Out Sekolah Dasar Tahun 2018 yg ditujukan buat sekedar membantu pengajar Sekolah Dasar dan MI buat mempersiapkan pengayaan dalam menghadapi USBN serta membantu siswa buat memperkaya pengetahuan guna menghadapi aplikasi USBN. Tentu saja soal-soal tadi mungkin hanya sekedar prediksi atau sarana untuk berlatih.
Melaluicontoh Soal Try Out Sekolah Dasar Tahun 2018  ini diperlukan siswa akan lebih memahami aneka macam bentuk soal yg nantinya masing-masing soal nir akan melenceng jauh berdasarkan materi ini.
Download: Sooal Try Out IPA 2017.rar
Download: Sooal Try Out Bhs. Indonesia 2017.rar
Download: Sooal Try Out Matematika 2017.rar
Demikian semoga materi Soal Try Out Sekolah Dasar Tahun 2018 dapat bermanfaat secara aporisma.

KAIDAH BUKU PENULISAN SOAL SD SMP/MTS SMA/MA SMK/MAK

Berikut ini kutipan menurut Buku Pedoman penulisan soal Untuk SD, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK sekitar menggunakan uraian menjadi berikut serta kami ambil dari kitab panduan penulisan soal Sekolah Menengah pertama/MTs.


Penilaian terhadap hasil belajar siswa adalah keliru satu aktivitas rutin pada global pendidikan. Penilaian output belajar dilakukan diantaranya untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan peserta didik, memonitor perkembangan belajar peserta didik, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai peserta didik serta memilih efektivitas pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan tadi dapat dipakai berbagai bentuk dan instrumen evaluasi. Namun tes tertulis sampai waktu ini masih merupakan instrumen yang lebih banyak didominasi digunakan pada menilai hasil belajar siswa.

Tes tertulis secara generik bisa dibedakan sebagai tes menggunakan pilihan jawaban (non-constructed response test), siswa hanya memilih dari jawaban yang disediakan, serta tes tanpa pilihan jawaban (constructed response test), peserta didik wajib mengkonstruksikan jawabannya. Tes dengan pilihan jawaban acapkali dikritik lantaran dicermati tidak bisa mengukur kemampuan berpikir taraf tinggi (higher order thinking skill). Hal ini tidaklah benar, soal tes menggunakan pilihan jawaban dapat mengukur akal budi taraf tinggi, hanya penyusunannya memang tidak mudah. Di sisi lain tes tanpa pilihan jawaban (constructed response test) yang sering dilihat sinkron buat mengukur kepandaian taraf tinggi, bila tidak disusun dengan cermat sanggup jadi hanya mengukur berpikir tingkat rendah. Kedua bentuk tes tadi potensial untuk mengukur berpikir tingkat rendah dan taraf tinggi, tergantung kejelian dalam penulisan soal.

Oleh karena penulisan soal adalah proses penentu kualitas tes maka penulisan soal perlu dilakukan secara sungguh-benar-benar. Buku panduan penulisan soal ini merupakan upaya buat membantu penulis soal menghasilkan soal yang berkualitas, termasuk soal yang mengukur berpikir taraf tinggi. Kaedah penulisan soal, contoh-contoh yang diberikan diperlukan bisa menaruh gambaran bagaimana kedua bentuk tes baik tes menggunakan pilihan serta tes tanpa pilihan tersebut bisa dipakai buat menilai output belajar peserta didik serta memberi liputan yg valid.

Perlu disampaikan bahwa fokus panduan ini adalah penulisan soal tes tertulis khususnya tes berbentuk pilihan ganda dan tes uraian. Oleh karenanya bentuk penilaian lain seperti portofolio, tes lisan, projek tidak dibahas, namun bukan berarti bentuk evaluasi tadi tidak krusial.

Yang tak jarang dilakukan sang guru waktu ini waktu menyusun soal tes prestasi belajar atau tes prestasi akademik menggunakan pada tes bentuk soal Pilihan Ganda (PG) karena tes Pilihan Ganda dinilai menjadi sebuah tes objektif yang paling efisien dipakai menggunakan jumlah peserta didik yg akbar. Oleh karena itulah, tes memakai Pilihan Ganda paling banyak digunakan sang guru bahkan sekolah sekalipun pada proses evaluasi belajar, terutama waktu Ujian Semester. Bahkan pada Ujian Nasional, soal yang dipakai pula Pilihan Ganda.

Untuk mengklaim kualitas soal tes yg berkualitas dan terstandar menggunakan baik, pengembangan tes wajib melalui beberapa tahap pada melakukan penyusunan soal. Adapun langkah-langkah dalam melakukan penyusunan tes terstandar merupakan menjadi berikut:

1. Penyusunan kisi-kisi

Kisi-kisi dipakai menjadi panduan bagi penulis soal agar diperoleh soal yg sesuai dengan tujuan.

2.penulisan soal

Soal ditulis oleh beberapa penulis soal berdasarkan kisi-kisi. Soal-soal yg dihasilkan merupakan soal-soal mentah.

3.review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)

Review merupakan menyelidiki soal mentah secara kualitatif dari kaidah penulisan soal sang penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan sebagai soal baik, soal kurang baik, serta soal ditolak. Soal baik eksklusif diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sebagai akibatnya diperoleh soal yang baik, serta soal yg ditolak dikembalikan ke penulis.

4.perakitan soal

Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal buat diujicobakan. Pada waktu perakitan, dimasukkan beberapa soal yg berfungsi menjadi soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah mempunyai karakteristik soal.

5.ujicoba soal

Paket-paket soal diujicobakan pada peserta didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan yg sinkron dengan jenjang pendidikan pada tes tadi. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan pada siswa kelas VIII pada akhir tahun pelajaran atau kepada siswa kelas IX di awal tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut wajib serius seolah-olah ujian yg sebenarnya walaupun pada ujicoba ini yg akan dilihat adalah kualitas soalnya bukan kompetensi peserta didik. Ujicoba soal dipakai buat mengumpulkan data empirik mengenai soal berupa jawaban-jawaban siswa terhadap soal.

6.analisis kuantitatif

Data empirik menurut output ujicoba dianalisis secara kuantitatif menggunakan menggunakan acara analisis, baik klasik maupun terkini. Program analisis secara klasik menggunakan iteman. Hasil iteman meliputi daya beda, taraf kesukaran, penyebaran option, serta cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis memakai teori tes terkini (Item Response Theory). Program yang bisa dipakai antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan menggunakan analisis teori tes terbaru bisa diperoleh warta kesesuaian soal menggunakan contoh (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.

7.seleksi soal

Berdasarkan output analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik merupakan soal yang memiliki daya beda tinggi, ditunjukkan menggunakan hubungan point biserial pada atas 0,2 serta semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yg baik merupakan soal yang sesuai (fit) menggunakan model, ditunjukan oleh statistik fit, seperti infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal menggunakan daya beda rendah serta masih ada distraktor yg tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor nir berfungsi ditolak.
Dst .......

Lebih jelas dapatkan materinya pada formaf pdf berikut ini.
Buku Pedoman Penulisan Soal SD.pdf
Buku Pedoman Penulisan Soal Sekolah Menengah pertama, MTs.pdf
Pedoman Penulisan Soal Sekolah Menengah Atas MA Sekolah Menengah Kejuruan MAK.pdf
Dapatkan juga materinya dalam formaf docx berikut adalah.
Buku Pedoman Penulisan Soal Sekolah Dasar.docx
Buku Pedoman Penulisan Soal Sekolah Menengah pertama, MTs.docx
Pedoman Penulisan Soal SMA MA Sekolah Menengah Kejuruan MAK.doc


Link Download Terkait lainnya:

Semoga kunjungan rekan-rekan pengajar akan membawa manfaat bagi dunia pendidikan terbaru



SISTEM PENDIDIKAN JEPANG TIDAK MENGENAL UJIAN NASIONAL

Ternyata pada Jepang dunia pendidikanya, nir mengenal Ujian Nasional. Kalau pun pernah diadakan tahun kemudian, itu pun sebenarnya menjadi impak atas gempa bumi dan tsunami tanggal 11 Maret 2011 di Tohoku (Fukushima, Miyagi serta sekitarnya) yg menciptakan banyak sekali murid sekolah kehilangan sekolahnya sehingga pendidikan mereka jadi relatif terlantar. Jadi itu sifatnya ad interim selesainya 42 tahun tak terdapat UN di Jepang. Targetnya pun terbatas hanya buat kelas enam dan kelas tiga Sekolah Menengah pertama. Apakah itu akan berlanjut? Tidak.
Pendidikan Jepang sama rata di mana pun di Jepang. Pada dasarnya tidak terdapat UN karena memang semua sekolah telah didasari sang fondasi kurikulum yg dijaga sangat ketat oleh Kementerian Pendidikan Sains dan Teknologi Jepang (MEXT).
Pedoman Kurikulum Pendidikan (PKP) yg dianggap gakushuu shido youryou telah ada serta semua sekolah wajib mengacu pada hal tadi yg telah ditentukan MEXT atau Monbusho.
PKP tersebut harus diikuti oleh seluruh sekolah, baik SD, Sekolah Menengah pertama, SMA, serta sekolah Kejuruan di Jepang, yang memuat isi pendidikan dan detil pengajaran setiap mata pelajaran. Dapat dikatakan seperti manual book, dan yang dulu digunakan merupakan kurikulum tahun 2002. Mulai tahun 2011 diganti menggunakan kurikulum yg baru.
Mengapa diganti? Karena kurikulum 2002 yang diberi nama yutori kyouiku, pendidikan yang sangat menaruh kelegaan sebagai akibatnya mutu pendidikan siswa-anak didik jadi menurun. Satu contoh nyata merupakan menurunnya kualitas pendidikan matematika pelajar Jepang yg dulunya acapkali kampiun pertama matematika dunia, kini peringkat menurun drastis.
Pelajaran bahasa Inggris semakin ditekankan supaya pelajar Jepang bisa lebih siap bergaul dengan kalangan internasional. Kebijaksanaan PM Jepang Shinzo Abe ingin sebanyak mungkin pelajar Jepang pulang belajar atau internship ke luar negeri sehingga wawasan anak muda Jepang jadi luas nantinya, wawasan internasional.
Kyoukasho atau buku pelajaran Jepang dibagikan perdeo oleh pemerintah Jepang menggunakan berbagai perbaikan. Kalau dulu sejarah hitam Jepang menggunakan penjajahannya berusaha nir dimunculkan, kini sejarah Jepang telah berisi apa adanya, menuliskan sinkron sejarah pada masa lalu.
Pendidikan pada Jepang hingga menggunakan SMP Umumnya mendapat subsidi uang berdasarkan pemerintah sehingga pelajar bisa belajar perdeo. Uang buat anak kita bukan buat orangtuanya. Tetapi ditransfer uang ke rekening orangtuanya, untuk uang sekolah, beli makanan, transportasi sekolah dan sebagainya keperluan si anak.
Ada juga sekolah yg sampai dengan Sekolah Menengah Atas memberikan subsidi kepada muridnya. Namun yg Sekolah Menengah Atas itu sepertinya buat rakyat negara Jepang. Hal subsidi ini khususnya yg SMA masih lebih pada kebijaksanaan sekolah masing-masing. Tetapi sampai menggunakan SMP seluruh warga negara yg ada di Jepang, miskin, berasal visa sah serta lapor pajak menggunakan benar di Jepang, anaknya hingga menggunakan SMP akan mendapat subsidi.
Ujian masuk sekolah pada Jepang memang sangat sulit. Kalau lulus, biasanya lulus semua, bila nir lulus (ryunen) biasanya terdapat pendidikan tambahan bagi pelajar tadi. Pada dasarnya sekolah mau meluluskan seluruh murid sampai dengan SMA berasal si anak sahih-sahih belajar menggunakan baik sinkron petunjuk sekolah serta pendidikan yg diberikan gurunya. Jadi lulus bisa dikatakan menggunakan gampang. Bahkan sampai menggunakan S3 (tingkat Doktor) pun dapat lulus menggunakan mudah asal wajar-lumrah saja. Namun masuk sekolah, apalagi masuk S1, S2 dan S3 sangat sulit sekali pada Jepang.
Sehingga ada kegiatan Juken atau semacam bimbel (bimbingan belajar) di Jepang supaya si siswa bisa masuk sekolah yang diinginkan dengan baik. Orangtua siswa acapkali berjuang habis-habisan untuk memasukkan anaknya ke sebuah sekolah (favorit) lantaran tahu masa depan akan baik. Misalnya masuk ke Universitas Tokyo (seperti Universitas Indonesia), maka masa depan si anak umumnya baik. Ini salah satu sekolah impian pada Jepang.
Tapi SMA merupakan tanggung jawab masing-masing sehingga pada sinilah mulai persaingan dengan aktivitas JUKEN ang harafiahnya mengikuti ujian masuk, tetapi secara umum merujuk dalam aktivitas belajar untuk mempersiapkan ujian masuk. Dan umumnya murid akan mengikuti pelajaran tambahan di bimbingan belajar, bimbel (Aku ingat topik ini yang membawaku ke blog Bang Hery Azwan tahun 2008 kemudian).
Ada jua sistem undian atau Chuusen. Murid tertentu sanggup ikut ujian serta lulus lebih awal bila beruntung terpilih pada undian. Logika penulis, mestinya chuusen tadi dilakukan setelah ujian. Kalau terdapat yg nir lulus, masih dimungkinkan ikut undian sebagai akibatnya bisa ikut lulus, mampu masuk sekolah tadi. Tapi pada Jepang justru terbalik. Yang tidak mendapat undian, yang gagal, tentu tidak sanggup ikut ujian serta tak sanggup masuk sekolah yang diinginkan tadi. Jadi pada Jepang masuk sekolah bukan soal uang. Kalau benar sudah lulus ujian masuk sekolah, telah diterima, barulah bicara uang masuk sekolah. Lain jikalau di Amerika Serikat, yg penting terdapat uang, berapa sanggup bayar, walau mahal, niscaya bisa masuk sekolah.
Ulangan atau test mini selalu dilakukan di Jepang untuk tetap memacu kualitas dan kuantitas belajar sang anak didik supaya kualitas terjaga baik.
Inilah pendidikan Jepang yang benar-benar menekankan asal daya manusia, menekankan pendidikan bagi insan, terutama sampai menggunakan Sekolah Menengah pertama seluruh orang tak peduli warga Negara diwajibkan sekolah serta uang berdasarkan pihak pemerintah bagi yang miskin. Sangat adil sangat membantu sekali seluruh yang berdomisili apalagi rakyat Negara Jepang sendiri sebagai akibatnya taraf pendidikan di Jepang 90% tinggi dan tidak tidak sama jauh. Akibatnya, komunikasi antar insan pada Jepang berjalan dengan baik karena memiliki tingkat atau level pendidikan yg tidak berbeda jauh.
Kini ada 10 sekolah Jepang akan tiba ke Jakarta hari Sabtu, 24 Agustus 2013 di Hotel Pullman ex Nikko Hotel Jl Thamrin 59 Jakarta Pusat mulai pukul 10.00 WIB - hingga pukul 18.00 WIB, semua sanggup berkonsultasi perdeo pada sana. Datanglah beserta orangtua teman saudara dan kerabat lain. Manfaatkan kesempatan itu buat melihat jua budaya Jepang pada sana.
Sumber: Tribunnews

BULETIN BSNP NOMOR 4 TAHUN 2018

Buletin BSNP Nomor 4 Tahun 2017

Buletin BSNP Nomor 4 Tahun 2017 - Pada lepas 6 September 2017 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Perpres ini menerima sambutan positif menurut warga dan bahkan pada waktu singkat telah sebagai viral positif yg memberikan angin segar serta harapan baru. Masyarakat pula menilai Perpres ini adalah keputusan yang bijak sebagai solusi yg menguntungkan (win-win solution) terhadap isu yang bergulir, yaitu kebijakan 5 hari sekolah yg dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 
Secara tegas Pasal 9 dari Perpres tadi menyatakan bahwa pe- nyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan Jalur Pendidikan Formal dilaksanakan selama 6 (enam) atau lima (5) hari sekolah pada 1 (satu) minggu. Ketentuan hari sekolah diserahkan dalam masing-masing Satuan Pendidikan beserta-sama menggunakan Komite Sekolah /Madrasah serta dilaporkan pada Pemerintah Daerah atau tempat kerja kementerian yg menyelenggarakan urusan pemerintahan pada bidang agama setempat sesuai dengan kewenangan masingmasing. Dalam tetapkan 5 (lima) hari sekolah, Satuan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah memper timbangkan: (a) kecukupan pendidik serta energi kependidikan, (b) ketersediaan wahana dan prasarana, (c) kearifan lokal, dan (d) pendapat tokoh warga menurut/atau tokoh kepercayaan di luar Komite Sekolah/Madrasah. 

Lebih krusial lagi, dalam Perpres ini secara eksplisit disebutkan delapan belas nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter yang harus ditanamkan kepada siswa, yaitu nilai-nilai religius, amanah, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, berdikari, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta bertanggungjawab. Proses penanaman nilai-nilai tersebut, bisa dilakukan melalui pendidikan formal, nonformal, serta informal. Artinya, sekolah, warga , serta famili mempunyai tanggungjawab masing-masing dalam penguatan pendidikan karakter. 

Adapun pada teknis pelaksanaannya, secara eksplisit Perpres tadi mengamanatkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, serta Pemda sebagai pihak yang bertanggungjawab dengan dikoordinir oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 

Di satu sisi, warga perlu bersyukur karena Perpres tadi sudah sebagai solusi serta penengah atas polemik yang terdapat. Tetapi, pada sisi lain, warga tidak boleh lengah bahwa perseteruan karakter bangsa ini tidak akan selesai secara instan dengan adanya Perpres tadi. Sebab buat mewujudkan amanat Perpres tadi, aparatur pemerintah bersama warga masih wajib kerja keras buat menerjemahkannya ke pada program kerja yang konkrit dan terukur. 

Melalui tulisan ini, penulis ingin merinci benang merah dan akibat menurut Perpres PPK terhadap Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan kurikulum. Dengan demikian, mulai sekarang ini kita mesti meninggalkan polemik yang kurang sehat tentang full day school buat bekerja dan fokus pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui standarisasi dan implementasi kurikulum. 

Peran BSNP 

Sebagaimana kita maklumi bersama, negara Indonesia dari tahun 2003 menerapkan pendidikan berbasis baku.  Spirit pendidikan berbasis standar ini dituangkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Ada delapan standar nasional pendidikan (SNP) yang diamanatkan undang-undang, yaitu baku kompetensi lulusan, baku isi, baku proses, standar penilaian, baku pendidik dan energi kependidikan, baku sarana dan prasarana, baku pengelolaan, serta standar pembiayaan. 

Dari delapan standar tadi, terdapat empat standar yang menjadi acuan pengembangan kurikulum, yaitu baku kompetensi lulusan, standar isi, baku proses, dan standar penilaian. Keberadaan Perpress tadi, secara langsung memiliki akibat terhadap SNP yg sebagai wewenang BSNP dan kurikulum yg menjadi kewenangan Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan. 

Hasil evaluasi serta kajian yg dilakukan BSNP selama 2 tahun terakhir ini menunjukkan rumusan kompetensi masih terkotak-kotak dalam dimensi perilaku, pengetahuan, serta keterampilan. Selain itu keterkaitan serta keselarasan antara SKL, Standar Isi (SI), Kompetensi Inti (KI) serta Kompetensi Dasar (KD) yg ada pada dalam dokumen kurikulum, masih belum terlihat secara jelas. Artinya, masih ada missing link antar stadar. Gradasi kompetensi dari jenjang SD/MI hingga ke Sekolah Menengah Atas/MA juga masih kabur, karena hanya dibedakan menggunakan lingkup daerah (lokal, nasional, dan internasional), bukan pada substansi keilmuan serta kompetensi. Padahal keberadaan delapan baku nasional nir bisa dimaknai secara parsial atau terpisah-pisah, namun mesti dimaknai secara menyeluruh. 

Menyadari adanya kelemahan baku tersebut, SNP yg ada perlu dilihat pulang serta dilakukan penyesuaian sinkron menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan serta tuntutan masa depan. Hasil kajian BSNP jua memberitahuakn rumusan kompetensi yang selama ini terpisah-pisah antara perilaku, pengetahuan, serta keterampilan, sehingga perlu diintegrasikan sebagai satu kesatuan. Artinya, dalam sebuah rumusan kompetensi masih ada sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan porsi atau bobot yg tidak sinkron. Pada satu rumusan, sanggup jadi bobot keterampilan lebih dominan dibanding bobot pengetahuan dan sikap. Penyatuan 3 dimensi perilaku, pengetahuan, dan keterampilan perlu dilakukan sebab ketiga dimensi tadi bukan merupakan aspek yang nir saling terpisahkan tetapi saling melengkapi antara satu menggunakan yang lain. 

Selanjutnya, rumusan kompetensi perlu disusun dengan menciptakan gradasi berdasarkan Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah pertama/MTs hingga dengan SMA/ MA. Gradasi kompetensi disusun secara lebih operasional, kentara, dan terukur untuk mengidentifikasi pencapaian kemampuan peserta didik antar satuan pendidikan. Artinya, adanya gradasi ini buat memperlihatkan perbedaan kemampuan yg wajib dikuasai siswa pada masing-masing jenjang.  Selain adanya 3 dimensi kompetensi, sikap pengetahuan serta keterampilan, perlu ditetapkan area kompetensi 

Untuk memperjelas kompetensi yang harus dikuasai siswa. Dalam konteks ini, sudah diidentifikasi tujuh area kompetensi, yaitu keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan YME, kebangsaan serta cinta tanah air, karakter eksklusif serta sosial, kesehatan jasmani dan rohani, literasi, kreativitas, dan estetika. Tujuh area kompetensi tadi, jika dipetakan akan terlihat sebarannya dalam tiga dimensi kompetensi (perilaku, pengetahuan, dan keterampilan). Khusus buat SMK, selain tujuh area tadi terdapat tambahan 2 area lagi, yaitu kemampuan teknis serta kewirausahaan. 

Lebih lanjut, hasil kajian BSNP pula menampakan adanya ekspansi makna literasi dari membaca dan menulis pada literasi mengenai pengetahuan (knowledge literacy) yg meliputi bahasa serta sastra, matematika, sain, sosial budaya, teknologi, berita dan media dan literasi buat kehidupan (literacy for life survival). Berdasarkan 2 pemahaman mengenai literasi ini, maka kata literasi dijadikan satu dari tujuh area kompetensi. 

Posisi Kurikulum 

Secara konseptual, dalam rangka penerapan pendidikan karakter, ada 3 aspek yg perlu penguatan pada struktur kurikulum, yaitu substansi keilmuan, karakter, serta budaya.  Penguatan substansi keilmuan ini tercermin berdasarkan rumusan SKL dan Standar Isi dalam dokumen SNP serta rumusan kompetensi inti serta kompetensi dasar pada dokumen kurikulum. Dokumen SNP disiapkan sang BSNP sebagai lembaga  independen serta professional, sedangkan dokumen kurikulum disiapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan(Puskurbuk) Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan. Pola pikir yang perlu diluruskan merupakan kurikulum mengikuti SNP, bukan SNP mengikuti kurikulum. Peguatan karakter sanggup dilakukan melalui aktivitas kurikuler, kokurikuler serta ekstrakurikuler secara terpadu serta proporsional. Penguatan budaya sebagai tanggungjawab tiga institusi pendidikan, yaitu formal, nonformal, serta informal. Peran masyarakat, pemerintah, guru, orang tua anak didik menjadi sangat krusial. 

Oleh karena itu, pihak Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan, tepatnya Puskurbuk dan Puspendik beserta BSNP, perlu menyusun peta jalan pengembangan SNP serta implimentasinya dalam proses pembelajaran dan evaluasi, khususnya peneyiapan dokumen yang sebagai basis implementasi kurikulum. Dengan demikian, implementasi kurikulum 2013, secara efektif serta tertata menurut hulu sampai ke hilir, dapat diterapkan pada awal 2019. Hal ini akan sebagai warisan (legacy) yg akan dikenang pada sejarah pendidikan nasional. 

Setelah dokumen SNP, kurikulum, serta kitab teks pelajaran disiapkan, pekerjaan rumah berikutnya yg perlu diseesaikan adalah peningkatan kompetensi pengajar. Bagian ini menjadi tanggungjawab Direktorat Jenderal Pengajar serta Tenaga Kependidikan, Kemdikbud. Dalam penanaman karakter, keteladanan berdasarkan seseorang pengajar menjadi kunci utama. Sebab penanaman karakter nir mampu hanya sekedar diajarkan, namun harus dilakukan melalui keteladanan. (BS)

Bisa dijelaskan, bagaimana posisi Ujian Nasional pada Sistem Pendidikan Nasional?

Jawabannya masih ada pada link download berikut.

LINK DOWNLOAD atau langsung DI SINI


Demikian uraian singkat materi, semoga berguna.

Terbaru:

Admin sampaikan banyak terima kasih bagi yg telah berkunjung di blog ini, serta semoga permanen buat berkunjung dengan materi yang tidak selaras, dan jangan lupa bagikan kepada teman-sahabat baik yg telah berwujud file/dokumen maupun link blog kami ini //caraflexi.blogspot.com

PENDIDIKAN KARAKTER APA MENGAPA DAN BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DI SATUAN PENDIDIKAN

Pendidikan Karakter : Apa, Mengapa, dan Bagaimana Implementasinya di Satuan Pendidikan 
Pendidikan sesungguhnya adalah transformasi budaya, sehingga problem budaya dan karakter bangsa yang kurang baik akan menjadi sorotan tajam warga terhadap pelaksanaan pendidikan di setiap satuan pendidikan. Sorotan itu mengenai aneka macam aspek kehidupan, tertuang dalam aneka macam goresan pena di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara pada media elektronika. Selain pada media masa, para pemuka rakyat, para pakar, dan para pengamat pendidikan, serta pengamat sosial berbicara tentang masalah budaya dan karakter bangsa pada banyak sekali lembaga seminar, baik pada taraf lokal, nasional, juga internasional. Persoalan yang timbul pada rakyat misalnya korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yg konsumtif, kehidupn politik yg nir produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di aneka macam kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan misalnya peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan serta penerapan hukum yg lebih bertenaga. 

Alternatif lain yang poly dikemukakan buat mengatasi, paling nir mengurangi, masalah budaya serta karakter bangsa yang dibicarakan itu merupakan pendidikan. Pendidikan dianggap menjadi alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yg lebih baik. Sebagai cara lain yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan bisa mengembangkan kualitas generasi muda bangsa pada aneka macam aspek yang bisa memperkecil serta mengurangi penyebab berbagai kasus budaya dan karakter bangsa, mengapa tidak lantaran pendidikan sesungguhnya merupakan transformasi budaya. Memang diakui bahwa hasil menurut pendidikan akan terlihat dampaknya pada ketika yg nir segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang bertenaga di masyarakat dalam saat yang relatif usang sehingga menciptakan pendidikan sesungguhnya investasi jangka panjang.

Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education). Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), saat ini, menaruh perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya serta karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya, bepergian kurikulum pada Indonesia menurut tahun 1947 sampai dengan tahun 2004 (sebelum KTSP) adalah:

(1) pada tahun 1947 
• Perubahan terali pendidikan dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional 
• Asas Pendidikan ditetapkan: Panca Sila 
• Baru dilaksanakan pada sekolah-sekolah tahun 1950
• Memuat 2 hal pokok: 
1. Daftar mata pelajaran; 
2. Garis-garis pedagogi 
• Mengurangi pendidikan pikiran, mengutamakan pendidikan watak, pencerahan bernegara serta bermasyarakat, mteri pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian thd kesenian serta pendidikan jasmani.

(2) Tahun 1952 : 
• Lebih merinci setiap mata pelajaran 
• Silabus lebih kentara, satu guru mengajar satu mapel 

(3) Tahun 1954 (kurikulum gaya usang):
• Tujuan Pembelajaran tidak dinyatakan secara jelas 

(4) Tahun 1962 (kurikulum gaya baru 
• Mempercepat pembangunan nasional 
• Membangun interaksi dengan bangsa-bangsa lain
• Menjalankan kebijakan luar negeri negara 

(5) Tahun 1964 
• Fokus dalam pengembangan daya, cipta, rasa, karsa, serta moral (pancawardhana)
• Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 5 gerombolan bidang studi: 
1. Moral; 
2. Kecerdasan; 
3. Emosional/artistik; 
4. Keprigelan (ketrampilan); 
5. Jasmaniah 
• Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan aktivitas fungsional praktis 

(6) Tahun 1968 
• Merupakan revisi Kurikulum 1964, yang dicitrakan sebgai produk orde usang 
• Tujuan: membentuk insan Panca Sila seutuhnya. 
• Menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: grup training Panca Sila, Pengetahuan Dasar, dan Kecakapan Khusus 
• Jumlah mata pelajaran : 9. 
• Muatan materi bersifat teoritis, tdk mengaitkan dengan perseteruan faktual di lapangan 
• Titik berat: materi apa saja yg sempurna diberikan pada anak didik di tiap jenjang pendidikan

(7) Tahun 1975 
• Menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif 
• Dipengaruhi sang konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (Management by Objective)
• Metode, materi, dan tujuan pedagogi dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
• Lahir istilah Satpel (Satuan pelajaran), yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan 
• Setiap satpel dirinci lagi: Tujuan Instruksional Umum, Tujuan Instruksional Khusus, Materi Pelajaran, Alat pelajaran, Kegiatan Belajar-Mengajar, serta Evaluasi 
• Banyak dikritik lantaran pengajar poly dibentuk sibuk menulis rincian berdasarkan setiap aktivitas pembelajaran 

(8) Tahun 1984 
• Mengusung process skill approach (pendekatan ketrampilan proses), dg permanen menganggap krusial faktor tujuan 
• Sering jua diklaim ‘Kurikulum 1975 yg disempurnakan’
• Siswa diposisikan menjadi subyek belajar (mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, sampai melaporkan). 
• Model pembelajaran ini diklaim CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), atau SAL (Student Active Learning). 
• Tokoh penting dibalik lahirnya Kur. 1984 merupakan Prof. Conny R. Semiawan (Kepala Puskur1980-1986), pula Rektor IKIP Jakarta (1984-1992).
• Konsep CBSA yang indah secara teori dan indah hasilnya ketika di sekolah-sekolah yang dujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi ketika dilaksanakan secara nasional.
• Yang menonjol hanyalah kegaduhan saat diskusi, dan di sana-sini ada tempelan gambar-gambar , pengajar tidak lagi mengajar contoh ceramah. 
• Banyak bermunculan penolakan thd CBSA

(9) Tahun 1994 Suplemen tqhun 1999 
• Merupakan upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya (Kur. 1975 & Kur. 1984), yaitu pendekatan tujuan dan proses.
• Banyak mendapatkan kritik lantaran beban belajar anak didik terlalu berat, dari muatan nasional hingga muatan lokal. 
• Berbagai kepentingan grup-kelompok masyarakat mendesakkan agar info-berita tertentu masuk dalam kurikulum. 
• Menjelma menjadi kurikulum super padat 
• Diterbitkan Suplemen Kurikulum 1999, berisi pengaturan pada materi yg di Kur. 1994 diserahkan pengurutannya kepada para guru

(10) Tahun 2004 
• Juga dikenal menggunakan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi).
• Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apa yang mesti dicapai. 
• Muncul kerancuan apabila dikaitkan dengan indera ukur kompetensi anak didik, yaitu ujian!, baik yang berupa ujian nasional maupun ujian akhir sekolah menggunakan soal pilihan ganda. 
• Mestinya lebih poly pada praktek serta soal uraian terbuka buat mengukur tingkat kompetensi anak didik.
• Banyak pengajar juga belum memahami esensi menurut KBK
• Sampai akhirnya diganti, Kurikulum 2004 masih dalam tingkat uji coba 

(11)KTSP 
• Ditinjau dari segi isi dan proses pencapaian taget kompetensi pelajaran oleh anak didik dan teknis penilaiannya tidaklah (banyak) berbeda dengan Kurikulum 2004. 
• Perbedaan dengan Kurikulum 2004 yang paling tampak adalah bahwa guru lebih diberikan kebebasan utk merencanakan pembelajaran sinkron dg kondisi murid dan syarat sekolah berada. 
• Pemerintah- dalam hal ini Depdiknas, hanya tetapkan kerangka dasar, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran. 
• Selebihnya, (indikator, materi, juga penilaiannya) diserahkan pada para guru & satuan pendidikan pada bawah koordinasi serta pengawasan pemerintah kab./kota. 

Uraian di atas menampakan bahwa penyusunan KTSP sebagai landasan pengelolaan pembelajaran pada satuan pendidikan yg bisa merespon pendidikan sebagai transformasi budaya yang pada akhirnya membuat luaran pendidikan yang beriptek dan berimtaq dapat tewujud dengan cataan asal daya manusia pengelolah satuan pendidikan mempunyai kualitas yg memadai.

Pengawas sekolah yang merupakan Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab serta kewenangan buat melaksanakan aktivitas pengawasan akademik dan manajerial dalam satuan pendidikan (Permenpan serta RB no. 21 Th 2010). Oleh sebab itu maka pengawas sekolah memegang kiprah yg stragis untuk membantu satuan pendidikan pada pengelolaan buat mewujudkan luaran satuan pendidikan yg berkarakter. Olehyang itu bagaimana implementasi pendidikan karatek bangsa kedalam KTSP 

Pengertian Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi serta tujuan pendidikan nasional yang harus dipakai dalam mengembangkan upaya pendidikan pada Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas mengungkapkan, “Pendidikan nasional berfungsi berbagi serta membentuk tabiat dan peradaban bangsa yg bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman serta bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari, dan sebagai rakyat negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu adalah rumusan tentang kualitas insan Indonesia yg wajib dikembangkan sang setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa.

Untuk mendapatkan wawasan tentang arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian kata budaya, karakter bangsa, serta pendidikan. Pengertian yg dikemukakan pada sini dikemukakan secara teknis serta digunakan dalam membuatkan panduan ini. Pengajar-guru Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yang kata-istilah itu sebagai pokok bahasan dalam mata pelajaran terkait, permanen mempunyai kebebasan sepenuhnya membahas serta berargumentasi mengenai kata-istilah tadi secara akademik.

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, dan keyakinan (belief) insan yang didapatkan rakyat. Sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, serta keyakinan itu merupakan hasil berdasarkan hubungan manusia menggunakan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan pada kehidupan manusia dan membuat sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan , sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia menjadi makhluk sosial sebagai produsen sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, serta keyakinan; akan namun juga pada hubungan dengan sesama insan serta alam kehidupan, manusia diatur sang sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, dan keyakinan yg sudah dihasilkannya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yg berkembang sesungguhnya merupakan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem agama, ilmu, teknologi, dan seni. Pendidikan adalah upaya bersiklus dalam mengembangkan potensi siswa, sebagai akibatnya mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yg diwariskan masyarakatnya dan menyebarkan warisan tersebut ke arah yg sesuai buat kehidupan masa kini dan masa mendatang.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi aneka macam kebajikan (virtues) yang diyakini dan dipakai sebagai landasan buat cara pandang, berpikir, bersikap, serta bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, serta kebiasaan, seperti amanah, berani bertindak, dapat dipercaya, serta hormat pada orang lain. Interaksi seseorang menggunakan orang lain menumbuhkan karakter rakyat dan karakter bangsa. Oleh karenanya, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hayati pada ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya bisa dilakukan dalam lingkungan sosial serta budaya yg berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya bisa dilakukan pada suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, serta budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa merupakan Pancasila; jadi pendidikan budaya serta karakter bangsa haruslah menurut nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya serta karakter bangsa merupakan berbagi nilai-nilai Pancasila pada diri siswa melalui pendidikan hati, otak, serta fisik. 

Pendidikan merupakan suatu bisnis yang sadar serta sistematis dalam membuatkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu bisnis warga serta bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan rakyat serta bangsa yang lebih baik pada masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya serta karakter yang telah dimiliki masyarakat serta bangsa. Oleh karenanya, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda serta juga proses pengembangan budaya serta karakter bangsa buat peningkatan kualitas kehidupan warga dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif siswa membuatkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, serta penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka pada bergaul pada masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, dan membuatkan kehidupan bangsa yang bermartabat. 

Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa pada masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yg sesuai, serta metode belajar dan pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah bisnis beserta sekolah; oleh karena itu harus dilakukan secara bersama oleh seluruh guru dan pemimpin sekolah, melalui seluruh mata pelajaran, dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan berdasarkan budaya sekolah.

Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan adalah suatu upaya sadar buat membuatkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan berdasarkan lingkungan siswa berada, terutama dari lingkungan budayanya, lantaran peserta didik hidup tidak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sinkron menggunakan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yg nir dilandasi oleh prinsip itu akan mengakibatkan siswa tercerabut berdasarkan akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka nir akan mengenal budayanya dengan baik sehingga beliau menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain sebagai orang asing, yg lebih mengkhawatirkan merupakan dia sebagai orang yang nir menyukai budayanya.

Budaya, yg mengakibatkan peserta didik tumbuh serta berkembang, dimulai berdasarkan budaya pada lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yg lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yg dianut sang ummat manusia. Jika peserta didik menjadi asing berdasarkan budaya terdekat maka beliau nir mengenal menggunakan baik budaya bangsa serta dia nir mengenal dirinya menjadi anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap impak budaya luar serta bahkan cenderung buat mendapat budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena beliau nir memiliki kebiasaan serta nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing). 

Semakin kuat seorang mempunyai dasar pertimbangan, semakin kuat juga kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi masyarakat negara yg baik. Pada titik kulminasinya, kebiasaan dan nilai budaya secara kolektif pada taraf makro akan menjadi norma dan nilai budaya bangsa. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi masyarakat negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, serta cara menuntaskan perkara sinkron dengan kebiasaan serta nilai ciri ke-Indonesiaannya. Hal ini sesuai menggunakan fungsi utama pendidikan yg diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan menciptakan watak serta peradaban bangsa yg bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan dasar yg mengatur pendidikan nasional (Undang-Undang Dasar 1945 serta UU Sisdiknas) telah memberikan landasan yg kokoh buat berbagi keseluruhan potensi diri seorang sebagai anggota rakyat serta bangsa.

Pendidikan merupakan suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai serta prestasi itu merupakan pujian bangsa serta berakibat bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga mempunyai fungsi untuk menyebarkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu sebagai nilai-nilai budaya bangsa yg sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yg akan datang, serta berbagi prestasi baru yang sebagai karakter baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya serta karakter bangsa adalah inti menurut suatu proses pendidikan. 

Proses pengembangan nilai-nilai yang sebagai landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan yg terintegrasi disetiap mata pelajaran yg ada pada satuan pendidikan sehingga wajib ditegaskan implentasinya pada kurikulum taraf satuan pendidikan yg selanjutnya dituangkan dalam silabus serta rencana palaksanaan pembelajaran disetiap mata pelajaran. Pendidikan budaya serta karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang sebagai nilai dasar budaya serta karakter bangsa. Kebajikan yg sebagai atribut suatu karakter dalam dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yg asal menurut etos atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, serta nilai-nilai yg terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. 

Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Fungsi pendidikan budaya serta karakter bangsa adalah:
1. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik buat menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi siswa yg telah memiliki perilaku dan perilaku yang mencerminkan budaya serta karakter bangsa; 
2. Pemugaran: memperkuat peran pendidikan nasional buat bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
3. Penyaring: buat menyaring budaya bangsa sendiri serta budaya bangsa lain yg tidak sesuai menggunakan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa yg bermartabat.

Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan budaya serta karakter bangsa adalah:
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai insan dan warganegara yg memiliki nilai-nilai budaya serta karakter bangsa;
2. Menyebarkan norma dan konduite peserta didik yang terpuji dan sejalan menggunakan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;
4. Berbagi kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5. Berbagi lingkungan kehidupan sekolah menjadi lingkungan belajar yg aman, amanah, penuh kreativitas serta persahabatan, dan menggunakan rasa kebangsaan yg tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Nilai-nilai yang dikembangkan pada pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut adalah.
1. Agama: rakyat Indonesia adalah rakyat beragama. Oleh karenanya, kehidupan individu, warga , serta bangsa selalu didasari pada ajaran kepercayaan serta kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yg asal menurut agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya serta karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yg berasal berdasarkan agama.

2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan serta kenegaraan yg disebut Pancasila. Pancasila masih ada dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yg masih ada pada UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik sebagai rakyat negara yg lebih baik, yaitu rakyat negara yang mempunyai kemampuan, kemauan, serta menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kehidupannya sebagai rakyat negara.

3. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak terdapat manusia yang hidup bermasyarakat yg nir didasari oleh nilai-nilai budaya yg diakui rakyat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar pada anugerah makna terhadap suatu konsep dan arti pada komunikasi antaranggota warga itu. Posisi budaya yg demikian krusial pada kehidupan rakyat mengharuskan budaya menjadi asal nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang wajib dimiliki setiap masyarakat negara Indonesia, dikembangkan sang aneka macam satuan pendidikan pada aneka macam jenjang serta jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat banyak sekali nilai humanisme yang wajib dimiliki rakyat negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional merupakan asal yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa. 

Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai buat pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai ini dia. 

Tabel Nilai serta Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
NILAI
DESKRIPSI
1. Religius
Sikap dan konduite yang patuh pada melaksanakan ajaran agama  yg dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah kepercayaan lain, serta hidup rukun menggunakan pemeluk kepercayaan lain.
2. Jujur
Perilaku yang berdasarkan pada upaya berakibat dirinya menjadi orang yang selalu bonafide dalam perkataan, tindakan, serta pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan  tindakan yg menghargai disparitas agama, suku, etnis, pendapat, perilaku, serta tindakan orang lain yang tidak selaras berdasarkan dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yg memperlihatkan perilaku tertib serta patuh pada berbagai ketentuan serta peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yg memberitahuakn upaya sungguh-benar-benar pada mengatasi aneka macam hambatan belajar dan tugas, dan merampungkan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu buat menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan  sesuatu yg telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap serta perilaku yang nir mudah tergantung dalam orang lain dalam merampungkan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, serta bertindak yg menilai sama  hak dan kewajiban dirinya serta orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya buat mengetahui lebih mendalam dan meluas berdasarkan sesuatu yang dipelajarinya, dicermati, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yg menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri serta kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yg menerangkan kesetiaan, kepedulian, serta penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap serta tindakan yg mendorong dirinya buat membuat sesuatu yang bermanfaat bagi warga , serta mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/
       Komuniktif
Tindakan yang menunjukkan rasa bahagia berbicara, bergaul, serta bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yg menyebabkan orang lain merasa bahagia dan kondusif atas kehadiran dirinya.
15.  Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan ketika buat membaca berbagai bacaan yg memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan dalam lingkungan alam pada sekitarnya, dan membuatkan upaya-upaya buat memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap serta tindakan yang selalu ingin memberi donasi dalam orang lain dan rakyat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap serta perilaku seorang buat melaksanakan tugas serta kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial serta budaya), negara serta Tuhan Yang Maha Esa.

Prinsip serta Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 
Pada prinsipnya, pengembangan budaya serta karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan namun terintegrasi ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran, pengembangan diri, serta budaya sekolah. Oleh karena itu, guru serta sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yg dikembangkan pada pendidikan budaya dan karakter bangsa ke pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus serta Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. 

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan supaya siswa mengenal serta mendapat nilai-nilai budaya serta karakter bangsa sebagai milik mereka serta bertanggung jawab atas keputusan yg diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, memilih pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai menggunakan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk menyebarkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas sosial serta mendorong peserta didik buat melihat diri sendiri menjadi makhluk sosial. 

Berikut prinsip-prinsip yg dipakai dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa. 
1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal siswa masuk hingga terselesaikan berdasarkan suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama serta berlangsung paling nir sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa pada SMA adalah kelanjutan dari proses yang sudah terjadi selama 9 tahun.

2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, serta budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, serta pada setiap kegiatan kurikuler serta ekstrakurikuler. Gambar 1 berikut ini menerangkan pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur itu :

Gambar Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pengembangan nilai budaya serta karakter bangsa melalui berbagai mata pelajaran yg sudah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), digambarkan menjadi berikut ini.

Gambar Pengembangan Nilai Budaya dan Karakter Bangsa melalui Setiap Mata Pelajaran

3. Nilai nir diajarkan akan tetapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya serta karakter bangsa bukanlah materi ajar biasa; adalah, nilai-nilai itu nir dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan misalnya halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun kabar seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani serta kesehatan, seni, dan ketrampilan.

Materi pelajaran biasa digunakan menjadi bahan atau media untuk berbagi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengajar tidak perlu mengganti pokok bahasan yg sudah ada, tetapi memakai materi utama bahasan itu buat menyebarkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga, guru nir wajib mengembangkan proses belajar khusus buat menyebarkan nilai. Suatu hal yg selalu wajib diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat dipakai untuk menyebarkan kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 

Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya serta karakter bangsa tidak ditanyakan pada ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian berdasarkan suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan dalam diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi nir tahu dan nir paham makna nilai itu.

4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya serta karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan sang guru. Pengajar menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap konduite yg ditunjukkan siswa. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan pada suasana belajar yang menimbulkan rasa bahagia serta tidak indoktrinatif.

Diawali menggunakan perkenalan terhadap pengertian nilai yg dikembangkan maka pengajar menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa pengajar berkata kepada siswa bahwa mereka harus aktif, tapi pengajar merencanakan aktivitas belajar yang mengakibatkan siswa aktif merumuskan pertanyaan, mencari asal kabar, dan mengumpulkan kabar dari sumber, memasak kabar yg telah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan output rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter dalam diri mereka melalui aneka macam kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, serta tugas-tugas pada luar sekolah.

Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Perencanaan serta aplikasi pendidikan budaya serta karakter bangsa dilakukan sang kepala sekolah, pengajar, tenaga kependidikan (konselor) secara beserta-sama menjadi suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum melalui hal-hal ini dia.

1. Program Pengembangan Diri
Dalam acara pengembngan diri, perencanaan dan aplikasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke pada kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut.

a. Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus serta konsisten setiap waktu. Contoh kegiatan ini adalah upacara dalam hari akbar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah beserta atau shalat beserta setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa ketika mulai serta terselesaikan pelajaran, mengucap salam bila bertemu pengajar, energi kependidikan, atau teman.

b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yg dilakukan secara impulsif pada ketika itu juga. Kegiatan ini dilakukan umumnya pada waktu pengajar serta tenaga kependidikan yg lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik berdasarkan peserta didik yg harus dikoreksi pada saat itu jua. Apabila guru mengetahui adanya konduite serta sikap yang kurang baik maka dalam ketika itu juga guru wajib melakukan koreksi sebagai akibatnya siswa nir akan melakukan tindakan yg buruk itu. Contoh kegiatan itu: membuang sampah nir pada tempatnya, berteriak-teriak sebagai akibatnya mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh.

Kegiatan impulsif berlaku buat konduite dan perilaku siswa yg jelek dan yg baik sebagai akibatnya perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau mengkoreksi konduite teman yg tidak terpuji.

c. Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku serta perilaku guru dan energi kependidikan yang lain pada menaruh contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diperlukan menjadi panutan bagi peserta didik buat mencontohnya. Jika pengajar serta tenaga kependidikan yg lain menghendaki supaya siswa berperilaku dan bersikap sinkron dengan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa maka pengajar dan tenaga kependidikan yg lain adalah orang yg pertama serta primer memberikan contoh berperilaku serta bersikap sesuai menggunakan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi, tiba tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap siswa, jujur, menjaga kebersihan.

d. Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya serta karakter bangsa maka sekolah wajib dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yg selalu bersih, bak sampah terdapat pada banyak sekali tempat serta selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi serta alat belajar ditempatkan teratur.

2. Pengintegrasian pada mata pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan pada setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan pada silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara ini dia:
a. Menelaah Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Standar Isi (SI) buat memilih apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yg tercantum itu telah tercakup di dalamnya;
b. Memakai tabel 1 yg memberitahuakn keterkaitan antara SK serta KD dengan nilai dan indikator buat menentukan nilai yg akan dikembangkan;
c. Mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel 1 itu ke dalam silabus; 
d. Mencantumkan nilai-nilai yg telah tertera dalam silabus ke pada RPP; 
e. Mengembangkan proses pembelajaran siswa secara aktif yg memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya pada perilaku yang sesuai; dan memberikan donasi pada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai juga buat menunjukkannya dalam konduite.

3. Budaya Sekolah
Budaya sekolah cakupannya sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, aktivitas kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses merogoh keputusan, kebijakan juga interaksi sosial antarkomponen di sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat siswa berinteraksi dengan sesamanya, guru menggunakan guru, konselor menggunakan sesamanya, pegawai administrasi menggunakan sesamanya, serta antaranggota grup masyarakat sekolah. Interaksi internal gerombolan dan antarkelompok terikat oleh banyak sekali aturan, norma, moral dan etika beserta yang berlaku pada suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan pada budaya sekolah.

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya serta karakter bangsa dalam budaya sekolah meliputi kegiatan-aktivitas yang dilakukan kepala sekolah, pengajar, konselor, energi administrasi saat berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.

Pengembangan Proses Pembelajaran
Pembelajaran pendidikan budaya serta karakter bangsa memakai pendekatan proses belajar peserta didik secara aktif dan berpusat dalam anak; dilakukan melalui aneka macam aktivitas pada kelas, sekolah, dan masyarakat.
1. Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau aktivitas yang didesain sedemikian rupa. Setiap aktivitas belajar menyebarkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan aktivitas belajar spesifik buat mengembangkan nilai-nilai dalam pendidikan budaya serta karakter bangsa. Meskipun demikian, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, amanah, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, serta gemar membaca bisa melalui aktivitas belajar yang biasa dilakukan guru. Untuk pegembangan beberapa nilai lain seperti peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin memahami, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan buat memunculkan perilaku yang menampakan nilai-nilai itu.

2. Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yg diikuti semua siswa, guru, ketua sekolah, serta energi administrasi pada sekolah itu, direncanakan semenjak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke Kalender Akademik serta yg dilakukan sehari-hari menjadi bagian berdasarkan budaya sekolah. Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke pada program sekolah merupakan lomba vocal group antarkelas tentang lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran seni, lomba pidato bertema budaya serta karakter bangsa, pagelaran bertema budaya serta karakter bangsa, lomba olah raga antarkelas, lomba kesenian antarkelas, pameran output karya peserta didik bertema budaya serta karakter bangsa, pameran foto hasil karya siswa bertema budaya serta karakter bangsa, lomba menciptakan goresan pena, lomba mengarang lagu, melakukan wawancara kepada tokoh yang berkaitan menggunakan budaya serta karakter bangsa, mengundang banyak sekali narasumber buat berdiskusi, gelar wicara, atau berceramah yang herbi budaya dan karakter bangsa.

3. Luar sekolah, melalui aktivitas ekstrakurikuler serta kegiatan lain yg diikuti sang semua atau sebagian siswa, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke loka-loka yg menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan pengabdian warga buat menumbuhkan kepedulian serta kesetiakawanan sosial (membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan loka-tempat umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah tertentu).

Penilaian Hasil Belajar 
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya serta karakter didasarkan pada indikator. Sebagai model, indikator buat nilai amanah pada suatu semester dirumuskan dengan “mengatakan menggunakan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang ditinjau, diamati, dipelajari, atau dirasakan” maka pengajar mengamati (melalui aneka macam cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu amanah mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan perasaannya itu secara ekspresi tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan itu mungkin saja mempunyai gradasi menurut perasaan yg tidak berbeda dengan perasaan generik teman sekelasnya hingga bahkan kepada yg bertentangan dengan perasaan generik teman sekelasnya.

Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap waktu guru berada di kelas atau di sekolah. Model anecdotal record (catatan yang dibuat pengajar saat melihat adanya konduite yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu bisa dipakai guru. Selain itu, pengajar bisa pula menaruh tugas yg berisikan suatu dilema atau peristiwa yg menaruh kesempatan pada peserta didik buat memperlihatkan nilai yang dimilikinya. Sebagai model, peserta didik dimintakan menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan donasi terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial hingga pada hal yang dapat mengundang permasalahan dalam dirinya.